Modul ke:
PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT Review Teori Perkembangan
Fakultas
Psikologi
Program Studi
Psikologi http://www.mercubuana.ac.id
Tenny Septiani Rachman, M. Psi, Psi
Perkembangan Psikoseksual Freud berpendapat bahwa kepribadian berkembang melalui beberapa fase. Fase-fase atau tingkat-tingkat perkembangan itu sejalan dengan perubahan daerah-daerah erogen. Jadi, kepribadian mengikuti perkembangan seksual, disamping itu juga bersifat dinamis. Sejalan dengan perkembangan psikoseksual, berkembang pula struktur kepribadian id, ego, dan superego.
• Tingkat Oral Bayi yang baru lahir, sampai usia 1-1 ½ tahun terutama merupakan makhluk biologis. Pengalamannya hanyalah kenikmatan, kesakitan dan perubahan-perubahan ketegangan. Jiwanya hanya dikedalikan oleh id karena ego dan superego belum ada. Dalam yang pertama ini, pusat kenikmatan bayi adalah mulut.
• Tingkat Anal Tingkat ini berlangsung kira-kira antara usia 1 atau 1 ½ tahun sampai 4 tahun. Daerah erogen ada di anus (pelepasan). Pada periode ini anak maupun orang tua sama-sama disibukan dengan fungsi membuang air besar dan menahan diri untuk tidak membuang air besar.
• Tingkat Falik Tingkat falik mulai terjadi pada usia 3 atau 4 tahun. Daerah erogen yang utama adalah alat kelamin. • Tingkat Laten Tingkat laten adalah masa konsolidasi dalam perkembangan psikoseksual. Tidak ada perkembangan atau pertumbuhan baru.
• Tingkat Genital Tingkat genital adalah penghubung antara masa kanak-kanak dan dewasa. Ada tiga tahapan pada tingkat ini yaitu sebagai berikut : 1. Tahap prapuber 2. Tahap puber 3. Tahap adaptasi
Perkembangan Psikososial Erikson
merupakan teori psikososial, teori yang terkait dengan perkembangan yang berarti dari lahirmati - tahap-tahap kehidupan seseorang dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial - ada hubungan/kecocokan timbal balik antara individu dengan lingkungan • teori Erikson menjangkau masa tua, teori-teori lain hanya membahas sampai masa dewasa
• Tahap-tahap Perkembangan 1. Kepercayaaaan Vs kecurigaan * trust - terbentuk selama tahap sensorik awal - ditunjukkan lewat rasa aman yang dimiliki - diperoleh dari hasil hubungan yang aman & nyaman dengan lingkungan * mistrust -sisi lain dari rasa aman & nyaman -kepercayaan & kecurigaan menumbuhkan pengharapan -anak belajar menepis kekecewaan & menemukan pengharapan -sisi negatif Æ kultus/pemujaan terhadap pahlawan yang berlebihan
2. Otonomi vs perasaan malu & keragu-raguan - merupakan tahap kedua kehidupan - tahap muscular anal dalam psikoseksual - anak mempelajari yang diharap dari dirinya, kewajiban, hak & pembatasan - mendorong anak mengontrol diri sendiri dan menerima kontrol dari orang lain - rasa kehilangan kontrol diri menyebabkan perasaan malu-malu dan ragu-ragu * kemauan merupakan hal yang muncul pada tahap ke dua * kemauan muncul bersumber pada latihan & contoh/ model dari lingkungan * kemauan membuat anak menerima peraturan, hukum & kewajiban
3.Inisiatif vs Kesalahan - setahap dengan tahap lokomotor-genital - tahap anak menampilan diri - berorientasi pada tujuan 4. Kerajinan Vs inferioritas - dalam skema Freud = masa laten - anak mulai menempuh pendidikan formal, mulai mengembangkan sikap rajin - perhatian mulai berpindah dari kegiatan bermain ke situasi-situasi produktif - nilai kompetensi muncul pada tahap ini
5. Identitas vs kekacauan identitas - pada masa adolesen, individu mulai merasakan identitasnya, merasa sebagai individu yang unik & siap berperan di masyarakat - ego merupakan daya penggerak batin dalam pembentukan identitas - masa peralihan yang sulit, akan menumbuhkan kekacauan identitas - pada masa remaja, nilai kesetiaan berkembang - ritualisasi yang menyertai adalah ritualisasi ideologi
6. Keintiman vs Isolasi - orang-orang dewasa awal (young adults) siap dan ingin menyatukan identitasnya dengan orang lain - mendambakan hubungan yang akrab-intim, dan persaudaraan - siap mengembangkan daya-daya untuk memenuhi komitmen meski harus berkorban - bahaya tahap keintiman adalah isolasi, kecenderungan menghindari hubungan karena orang tidak mau melibatkan diri dalam keintiman - nilai cinta muncul selama tahap keintiman - ritualisasi tahap ini adalah afiliatif, berbagi bersama dalam pekerjaan, persahabatan, dan cinta.
7. Generativitas vs stagnasi - ciri generativitas adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan (keturunan, ide-ide, produk-produk, dsb) - perhatian terhadap pembentukan dan penetapan pedoman untuk generasi-generasi mendatang - nilai pemeliharaaan (care) berkembang dalam tahap ini - pemeliharaan terungkap lewat kepedulian pada orang lain, pemeliharaan anak, meneladani, dsb. - generativitas yang lemah/tidak diungkapkan akan menumbuhkan pemunduran dan pemiskinan, mendorong munculnya stagnasi - ritualisasi tahap ini adalah sesuatu yang generasional peranan-peranan orang dewasa sebagai penerus nilainilai ideal
Teori Perkembangan Kognitif Piaget • Skema Æ kerangka kognitif / kerangka referensi • Asimilasi Æproses sso memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yg sudah ada • Akomodasi Æmenyesuaikan diri dengan infomasi yg baru • Organisasi Æ mengelompokkan perilaku/ konsep kedalam kelompok2 yg terpisah ke dalm sistem kognitif yang lebih tertib, lancar; dengan menggunakan kategori2 Æ meningkatkan LTM • Ekulibirasi Æ bergerak dari satu tahap ke tahap yg lain Æ rawan konflik dalam usahanya memahami unia (dsekulibium). Jika berhasil akan mendapatkan keseimbangan pemikiran
Tahap-tahap perkembangan Piaget 1. 2. 3. 4.
Tahap sensorimotorik (0-2 tahun) Tahap praoperasional (2-7 tahun) Tahap operasi konkret (7-11 tahun) Tahap operasi formal (mulai 11 atau 12 tahun) Tahap-tahap ini secara kualitatif sangat berbeda.
Tahap 1: sensorimotorik 1. Berlangsung pada usia 0 – 2 tahun. 2. Perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang pesat dalam kemampuan bayi mengorganisasikan & mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan2 dan tindakan2 fisik.
Tahap praoperasional (2-7 tahun) • Dicirikan dengan adanya fungsi semiotik (simbol) Æ 2-4 tahun. • Berkembangnya pemikiran intuitif Æ 4-7 tahun.
Tahap operasi konkret (7-11 tahun) • Logika tentang sifat reversibilitas dan kekekalan. • Berpikir decentering, seriasi, klasifikasi, kesimpulan probalistis. • Tidak lagi egosentris. • Masih terbatas pada hal-hal konkret. • Belum dpt memecahkan persoalan yang abstrak.
Tahap operasi formal (mulai 11-15 tahun) • Mulai perkembangan reasoning dan logika remaja. • Asimilasi dan akomodasi berperan membentuk skema lebih menyeluruh. • Pemikiran remaja = dewasa secara kualitas, namun beda kuantitas, skema org dewasa lebih banyak. • Pemikiran deduktif, induktif dan abstraktif.