Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
PROSPEK PENGEMBANGAN AYAM BURAS BERWAWASAN AGRIBISNIS DI KALIMANTAN TENGAH SALFINA NURDIN AHMAD dan DEDDY DJAUHARI SISWANSYAH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah
ABSTRAK Kalimantan Tengah dengan wilayah lahan kering seluas 114.511 km2 atau hampir 75% dari luas propinsi (153.843 km2) sangat berpotensi untuk pengembangan ternak ayam buras. Ayam buras sebagai salah satu ternak unggulan daerah memiliki populasi lebih tinggi daripada ternak unggas lainnya, baik ayam petelur, ayam pedaging maupun itik. Permintaan akan produk ternak (daging dan telur) di pasar lokal diperkirakan akan meningkat sejalan dengan meningkatnya pendapatan per kapita dan pertumbuhan jumlah penduduk. Oleh karena itu, untuk mengembangkan usaha sekaligus meningkatkan daya saing usaha ternak ayam buras di Kalimantan Tengah, dengan mempertimbangkan keragaan biofisik wilayah dan potensi sosial ekonomi, diperlukan pengembangan teknologi spesifik lokasi untuk usaha ternak ayam buras pola intensif yang berorientasi pada permintaan pasar lokal, yang sekaligus juga memfasilitasi usaha ternak unggas lainnya, seperti ayam ras petelur, ayam ayam ras pedaging dan itik. Penerapan model ini di lahan kering yang memiliki bahan pakan lokal berlimpah akan memberikan prospek besar untuk pengembangan ayam buras berwawasan agribisnis di kawasan tersebut Kata kunci: Ayam buras, agribisnis, lahan kering
PENDAHULUAN Ayam buras sebagai penghasil daging dan telur mempunyai peluang cukup besar untuk dikembangkan di Kalimantan Tengah. Populasi, pemotongan dan produksi ayam buras di Kalimantan Tengah lebih tinggi dibandingkan dengan ternak unggas lainnya. Berdasarkan data Kalimantan Tengah Dalam Angka (ANON, 2003) populasi ayam buras pada tahun 2003 adalah 4.715.815 ekor, sedangkan ayam petelur, ayam pedaging dan itik masing-masing 26.232 ekor, 1.938.329 ekor dan 171.394 ekor. Ayam buras di Kalimantan Tengah sebagian besar dipelihara di pedesaan sebagai usaha sampingan dan produknya relatif masih rendah. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sistem pemeliharaan yang masih tradisional dan kurangnya pengetahuan petani tentang pengendalian dan penanggulangan penyakit. Potensi usaha ternak ayam buras di perdesaan perlu dikembangkan dari pola tradisional menjadi semi intensif sampai intensif. Keberhasilan intensifikasi ayam buras ini sangat tergantung dengan teknologi yang diintroduksikan, baik pengadaan bibit, penyediaan pakan, sistem perkandangan,
penanggulangan penyakit maupun pengelolaan hasil. Pemeliharan ternak ayam buras semi intensif atau intensif perlu diarahkan pada tujuan usaha yang jelas, yaitu sebagai penghasil ayam bibit, telur konsumsi atau ayam potong. Selanjutnya dalam mengembangkan usaha ternak menjadi berwawasan agribisnis perlu terciptanya sistem pemasaran yang kondusif dengan melibatkan peran aktif kelembagaan yang ada di pedesaan, antara lain berupa pasar kelompok. Hasil pengkajian sistem usaha ternak ayam buras berwawasan agribisnis di lahan kering Kalimantan Tengah menunjukkan introduksi teknologi pada ayam buras yang dipelihara secara intensif dengan skala rumah tangga (50100 ekor/KK) dapat meningkatkan pendapatan petani 3,5 kali lebih tinggi daripada pola petani (SALFINA dkk., 2004). Selanjutnya dengan terbentuknya sistem pasar kelompok yang terdiri dari usaha penghasil bibit, telur konsumsi dan ayam potong dapat dipenuhinya kebutuhan bibit, telur dan daging ayam buras secara berkesinambungan, terciptanya lapangan kerja baru dan meningkatnya perekonomian rakyat di pedesaan (SALFINA et al., 2004).
171
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
Tabel 1. Populasi, pemotongan dan produksi ternak unggas di Kalimantan Tengah tahun 2003 Jenis unggas No
Parameter
Ayam ras
Ayam buras
Petelur
Pedaging
Itik
1.
Populasi (ekor)
4.715.815
26.232
1.938.329
171.394
2.
Pemotongan (ekor)
3.326.480
7.273
1.663.601
94.088
3.
Produksi (kg) : a. Daging (berat karkas digunakan)
3.261.098 (1,00)
2.322 (0,90)
3.707.343 (1,35)
82.348 (0,80)
b. Telur
2.910.611
228.573
--
591.546
Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2003 Badan Pusat Statistik Propinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya Tabel 2. Populasi ternak unggas di empat belas kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada tahun 2003 (ekor) Populasi per jenis unggas (ekor) Kabupaten/Kota Ayam buras
Ayam ras Petelur
Pedaging
Itik
1. Kotawaringin Barat
436.213
4.373
197.105
78.602
2. Kotawaringin Timur
417.131
3.982
235.500
9.684
1.276.541
12.930
285.931
12.182
4. Barito Selatan
410.818
1.210
161.500
28.800
5. Barito Utara
519.215
-
-
5.176
6. Sukamara
104.402
-
132.000
4.732
7. Lamandau
96.106
-
-
2.803
8. Seruyan
158.108
-
3.523
5.538
9. Katingan
230.108
-
-
2.623
10. Pulang Pisau
428.122
-
-
2.925
11. Gunung Mas
185.220
-
-
388
12. Barito Timur
148.280
3.737
8.610
13.428
13. Murung Raya
98.739
-
-
1.878
14. Palangkaray
206.812
-
914.160
2.635
4.715.815
26.232
1.938.329
171.394
3. Kapuas
Jumlah
Sumber: Kalimantan Tengah dalam angka 2003 Badan Pusat Statistik Propinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya
172
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang : (1) Potensi Peternakan Unggas di Kalimantan Tengah; (2) Perkembangan Ternak Ayam Buras di Kalimantan Tengah; dan (3) Prospek Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras Berwawasan Agribisnis di Lahan Kering Kalimantan Tengah. POTENSI PETERNAKAN UNGGAS DI KALIMANTAN TENGAH Ternak unggas di Kalimantan Tengah tersebar di empat belas kabupaten/ kota dengan populasi yang bervariasi, tergantung pada kondisi biofisik dan sosial ekonomi di wilayah bersangkutan. Pada Tabel 1 menunjukkan populasi jenis unggas di Kalimantan Tengah. Demikian pula pada Tabel 2 ditunjukkan ayam buras dan itik terdapat di seluruh kabupaten/kota dengan populasi masingmasing 4.715.815 dan 171.394 ekor, sedangkan ayam ras hanya di beberapa kabupaten/kota dengan populasi 1.964.561 ekor. Berdasarkan zona agroekosistem (AEZ), Kalimantan Tengah terdiri dari lahan basah (pasang surut; rawa; gambut) dan lahan kering
(Lampiran 1), dengan persentase luas lahan kering dan lahan basah berbeda-beda pada setiap kabupaten/kota (Lampiran 2). Penyebaran ternak unggas banyak terdapat di kabupaten/kota yang memiliki lahan basah lebih luas daripada lahan keringnya. Pada kabupaten/kota yang wilayahnya didominasi oleh lahan basah seperti Pulang Pisau (96%), Palangka Raya (88%), Barito Selatan (78%), Kapuas (69%) dan Sukamara (52%) terdapat ternak unggas sebanyak 3.985.700 ekor, yaitu terdiri dari ayam buras sebanyak 2.426.695 ekor, ayam ras 1.507.731 ekor dan itik 51.274 ekor. Sedangkan pada kabupaten/kota yang didominasi lahan kering seperti Lamandau (100%), Murung Raya (99%), Gunung Mas (96%), Barito Utara (90%), Kotawaringin Timur (71%), Barito Timur (61%), Seruyan (58%), Katingan (57%) dan Kotawaringin Barat (56%) terdapat ternak unggas sebanyak 2.866.070 ekor, yang terdiri dari ayam buras sebanyak 2.289.120 ekor, ayam ras 456.830 ekor dan itik 120.120 ekor (Tabel 3). Total persentase populasi unggas di lahan basah (58,2%) relatif lebih tinggi daripada di lahan kering (41,8%).
Tabel 3. Populasi ternak unggas di lahan basah dan lahan kering Kalimantan Tengah pada tahun 2003 (ekor) Populasi per jenis unggas (ekor)
Total populasi
Tipe lahan Ayam buras
Ayam ras
Itik
(ekor)
%
Lahan basah
2.426.695
1.507.731
51.274
3.985.700
58,2
Lahan kering
2.289.120
456.830
120.120
2.866.070
41,8
Total
4.715.815
1.964.561
171.394
6.851.770
100,0
Sumber: Kalimantan Tengah dalam angka 2003 Badan Pusat Statistik Propinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya
Permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar peternak unggas adalah mahalnya harga pakan. Hal ini wajar karena hampir 70% biaya produksi ternak unggas digunakan untuk membeli pakan. Dalam upaya menekan biaya pakan perlu adanya sumber bahan pakan lokal yang harganya murah, tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, tersedia secara berkesinambungan sepanjang tahun dan ramah lingkungan. Faktor yang mendukung tingginya populasi ternak unggas di lahan basah terutama
tersedianya sumber bahan pakan lokal yang berlimpah, seperti dedak padi, sagu (pohon rumbia) dan ubi kayu. Walaupun demikian, lahan kering di Kalimantan Tengah yang luasnya 114.511 km2 atau ± 75% dari total propinsi (153.843 km2) memiliki prospek yang cukup besar untuk pengembangan ternak unggas di masa-masa mendatang. Hal ini mengingat di lahan kering Kalimantan Tengah seperti di kabupaten Barito Utara, Barito Timur, Kotawaringin Barat dan
173
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
Kotawaringin Timur banyak terdapat bahan pakan lokal, baik berupa hasil pertanian, limbah pertanian maupun hasil ikutan industri pertanian. Jagung sebagai salah satu bahan pakan unggas banyak diusahakan oleh petani di lahan kering Kalimantan Tengah,. Hasil pengkajian SURIANSYAH dkk. (1999) menunjukkan jagung varietas Arjuna yang ditanam di lahan sela pohon karet belum berproduksi di kabupaten Barito Utara dapat menghasilkan jagung muda sebanyak 6.825 tongkol/ha. Jagung varietas Sukmaraga yang ditanam dalam bentuk hamparan di lahan kering kabupaten Barito Timur dihasilkan jagung pipilan kering 4,5 ton/ha (UTOMO dkk., 2004). Pemasaran jagung di lahan kering umumnya dijual dalam bentuk jagung muda (sayuran), karena pada saat ini belum terdapat usaha pembuatan pakan ternak, sehingga penjualan dalam bentuk pipilan tidak ekonomis. Sumber pakan lain yang banyak terdapat di lahan kering Kalimantan Tengah adalah limbah atau hasil ikutan dari industri pertanian, seperti bungkil kelapa yang dihasilkan oleh pabrik minyak kelapa dan limbah solid dari pabrik minyak kelapa sawit. Industri perkebunan tersebut banyak terdapat di lahan kering, terutama di kabupaten Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat. Hasil pengkajian UTOMO (2003) menunjukkan penambahan solid pada ransum ayam pedaging diperoleh nilai konsumsi pakan 2.473,2 gram dan konversi pakan 1,84 yang lebih rendah daripada ransum komersial dengan nilai kosumsi 3.642,16 gram dan konversi pakan 2,22. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan solid sebagai bahan pakan alternatif dapat memberikan keuntungan bagi peternak. Pada pengkajian sistem usaha ternak ayam buras di lahan kering Kotawaringin Timur menunjukkan bahwa penambahan bungkil kelapa pada ransum produksi telur dari 3,0 butir/minggu menjadi 5,8 butir/minggu dan berat telur meningkat dari 40,58 gram menjadi 47,56 gram (SALFINA, 2004).
Dari aspek sosial ekonomi menunjukkan penyebaran ternak unggas terkait dengan penyebaran penduduk di suatu wilayah. Penyebaran penduduk di Kalimantan Tengah banyak terdapat di sepanjang aliran sungai, karena sungai merupakan jalur penting untuk perdagangan dan perpindahan penduduk antar kabupaten/kota. Sampai saat ini masih terdapat kabupaten yang hanya bisa ditempuh melalui sungai, yaitu Gunung Mas, Seruyan, Sukamara dan Lamandau. Berdasarkan data Kalimantan Tengah Dalam Angka (ANON, 2003), jumlah penduduk pada tahun 2003 adalah 1.872.152 jiwa dengan kepadatan antara 3,65-62,89 jiwa/km2 (Lampiran 3). Penyebaran penduduk lebih banyak terdapat di lahan basah daripada di lahan kering, dengan rata-rata kepadatan penduduk pada masing-masing zona tersebut 19, 3 dan 9,7 jiwa/km2 (Lampiran 4). PERKEMBANGAN AYAM BURAS DI KALIMANTAN TENGAH Ayam buras merupakan salah satu komoditas unggulan daerah yang tersebar di empat belas kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Berdasarkan data Kalimantan Tengah Dalam Angka (ANON, 2003) tingkat populasi dan jumlah ayam buras yang dipotong pada tahun 2003 masing-masing sebanyak 4.715.815 ekor dan 3.326.480 ekor, dengan produksi daging dan telur masing-masing sebanyak 3.261.098 kg dan 2.910.611 kg (Lampiran 5). Populasi ternak ayam buras di Kalimantan Tengah pada tahun 2000-2003 mengalami peningkatan 87,6% (Gambar 1) lebih tinggi daripada ayam petelur (36,9%), ayam pedaging (19,9%) dan itik (14,0%). Sedangkan jumlah ayam buras dipotong pada tahun 2000-2003 meningkat 8,0% (Gambar 2) lebih rendah daripada ayam petelur (73,7%) dan ayam pedaging (27,7%), tetapi lebih tinggi daripada itik (-0,2%).
174
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
Populasi (ekor) 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 2000
2001
2002
2003
Ayam Buras
Ayam Petelur
Ayam Pedaging
Itik
Gambar 1. Grafik perkembangan populasi ternak unggas di Kalimantan Tengah pada tahun 2000-2003 Jumlah dipotong (ekor) 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 2000
2001
2002
Ayam Buras
Ayam Petelur
Ayam Pedaging
Itik
2003
Gambar 2. Grafik perkembangan jumlah ternak unggas dipotong di Kalimantan Tengah pada tahun 20002003
Produksi daging ayam buras di Kalimantan Tengah pada tahun 2000-2003 mengalami peningkatan rata-rata 27,1% (Gambar 3) lebih tinggi daripada ayam petelur (-51,1%) dan itik (7,2 %), tetapi lebih rendah dari pedaging (161,7%) Produksi telur ayam buras pada tahun 2000-2003 meningkat 149,8.% (Gambar 4) lebih tinggi daripada ayam petelur (127,7%) dan itik (19,7%).
Pesatnya perkembangan ayam buras di berbagai kabupaten/kota ini disebabkan oleh petani lebih menyukai memelihara ayam buras daripada ayam ras. Ditinjau dari aspek biofisik ayam buras lebih mudah dipelihara karena relatif tahan terhadap penyakit infeksius dan cukup adatif terhadap berbagai bahan pakan yang diberikan. Sedangkan dari aspek sosial ekonomi, daging ayam buras lebih disukai konsumen dan telurnya mudah dijual dengan harga relatif lebih mahal.
175
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
Produksi daging (kg) 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 2000
2001
2002
Ayam Buras
Ayam Petelur
Ayam Pedaging
Itik
2003
Gambar 3. Grafik perkembangan produksi daging unggas di Kalimantan Tengah pada tahun 2000-2003 Produksi telur (kg)
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
2000 Ayam Buras
2001
2002 Ayam Petelur
2003 Itik
Gambar 4. Grafik perkembangan produksi telur unggas di Kalimantan Tengah pada tahun 2000-2003
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TERNAK AYAM BURAS BERWAWASAN AGRIBISNIS DI LAHAN KERING Berdasarkan rekomendasi Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG VI) tahun 1998 tingkat konsumsi protein hewani adalah 6 gram/kapita/hari atau setara dengan daging
10,3 kg, telur 6,5 kg dan susu 7,2 kg/kapita/tahun. Sesuai dengan rekomendasi tersebut, Dinas Kehewanan Propinsi Kalimantan Tengah telah menetapkan sasaran konsumsi daging dan telur per kapita pada tahun 2005 di Kalimantan Tengah seperti pada Tabel 5.
176
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
Tabel 4. Sasaran konsumsi daging dan telur per kapita di Kalimantan Tengah pada tahun 2005 No.
Komoditas
Volume (Kg)
1.
Konsumsi daging
1.811.150,00
2.
Konsumsi telur
3.
Konsumsi daging/kapita/tahun
8,80
4.
Konsumsi telur/kapita/tahun
3,78
613.800,00
Sumber : DINAS KEHEWANAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH. 2004. Program Pembangunan Pertanian di Kalimantan Tengah Tahun 2005 Sub Sektor Peternakan/Kehewanan
Dalam rangka penyediaan konsumsi untuk masyarakat di Kalimantan Tengah, dengan berdasarkan faktor pertumbuhan penduduk sebesar 3,09% per tahun dan faktor daya beli serta elastisitas permintaan, DINAS KEHEWANAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH (2004) telah menetapkan sasaran konsumsi daging dan telur ayam buras untuk tahun 2005 masing-masing 4.525.528 kg dan 3.308.185 kg yang jauh lebih tinggi dari pada ternak lainnya (Lampiran 6). Dalam upaya pencapaian sasaran produksi tersebut perlu diciptakannya sistem usaha ternak ayam buras berwawasan agribisnis, dengan berbagai masukan teknologi. Dengan demikian selain dapat meningkatkan pendapatan petani dan perekonomi di pedesaan, juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan daging daerah dan pendapatan asli daerah (PAD). Berdasarkan hasil pengkajian SALFINA dkk. (2004) di lahan kering kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menunjukan bahwa introduksi pada kelompok usaha pembibitan berupa penetasan dengan menggunakan mesin tetas dapat memenuhi kebutuhan bibit ayam buras di pedesaan secara mandiri. Introduksi teknologi pada fase pembesaran anak dengan menggunakan kandang litter dan kandang umbaran yang diikuti dengan pemberian pakan berkualitas dan vaksinasi serta pengobatan secara teratur sesuai umur ayam telah dihasilkan bibit ayam buras berkualitas dengan potensi berproduksi tinggi dan relatif tahan terhadap penyakit. Penjualan bibit ayam berupa induk siap bertelur kepada kelompok usaha penghasil telur konsumsi dan penjualan anak ayam jantan umur 2 bulan kepada usaha penghasil ayam potong telah menciptakan sistem pasar kelompok, seperti model pada Lampiran 7. Melalui pemberdayaan kelembagaan yang ada di pedesaan diharapkan
dapat diperluasnya sistem pasar kelompok, yang pada akhirnya terciptanya model usaha ternak ayam buras berwawasan agribisnis berbasis ayam buras. Keberhasilan pengembangan model intensifikasi ayam buras dengan sistem pasar ini sangat tergantung pada dukungan dan peran aktif instansi pemerintah/dinas teknis terkait, baik berupa peningkatan program penyuluhan maupun kemudahan dalam proses penyaluran pinjaman modal usaha kepada petani/pengguna. KESIMPULAN Kalimantan Tengah dengan luas wilayah lahan kering 114.511 km2 atau hampir 75% dari luas propinsi (153.843 km2) memiliki prospek yang sangat baik untuk pengembangan usaha ternak ayam buras berwawasan agribisnis. Pada saat ini permintaan konsumen akan produk ayam buras berupa daging dan telur sangat tinggi, sementara sistem usaha ternak yang ada umumnya masih berisifat tradisonal dengan tingkat produksi rendah. Program intensifikasi ayam buras sudah berlangsung lebih dari satu dasawarsa, tetapi belum menunjukkan keberhasilan yang berarti. Hal ini disebabkan pemeliharaan ayam buras umumnya hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan dipelihara dengan tujuan ganda, yaitu sebagai penghasil bibit, telur konsumsi dan sekaligus juga ayam potong. Selain itu belum diterapkannya teknologi tepat guna spesifik lokasi oleh petani. Keberhasilan usaha ternak ayam buras berwawasan agribisnis sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu secara biofsiik dapat disediakannya bibit berkualitas dan pakan lokal secara berkesinambungan serta meningkatnya pengetahuan petani mengenai sistem perkandangan, penanggulangan penyakit dan
177
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
pengelolaan hasil. Sedangkan dari aspek sosek adalah terjaminnya sistem pemasaran yang kondusif. Potensi lahan kering di Kalimantan Tengah belum dimanfaat secara optimal, terutama bahan pakan dari sumberdaya lokal yang berlimpah. Dengan demikian sistem usaha ternak ayam buras berwawasan agribisnis dengan sistem pasar kelompok memiliki prospek yang cukup besar untuk dikembangkan di wilayah ini. DAFTAR PUSTAKA ANON. 2003. Kalimantan Tengah Dalam Angka 2003. Badan Pusat Statistik Propinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya. ANON. 2002. Kalimantan Tengah Dalam Angka 2002. Badan Pusat Statistik Propinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya. ANON. 2001. Kalimantan Tengah Dalam Angka 2001. Badan Pusat Statistik Propinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya. BHERMANA, A. 2005. Peta Zona Agroekosistem Wilayah Kalimantan Tengah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah, Palangkaraya.
DINAS KEHEWANAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH. 2004. Program Pembangunan Pertanian di Kalimantan Tengah Tahun 2005 Sub Sektor Peternakan/Kehewanan. Makalah Rakorbangtan Propinsi Kalimantan Tengah, Tanggal 4-5 Oktober 2004, Palangkaraya. SALFINA, N. A., B. N. UTOMO, R. RAMLI dan D. D. SISWANSYAH. 2004. Sistem Usaha Ternak Ayam Buras di Kalimantan Tengah. Laporan Pengkajian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah, Palangkaraya. SURIANSYAH, SUNARDI, M. S. MOKHTAR dan A. HARTONO. 1999. Hasil Pengkajian Sistem Usaha Pertanian Berbasis Karet Berwawasan Agribisnis di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Prosiding Lokakarya Nasional Hasil Litkaji Teknologi Pertanian. Palangkaraya, 26-27 Agustus 1998. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Palangkaraya, Palangkaraya. Hal 65-72. UTOMO, B. N., A. KRISMAWATI, SURIANSYAH, R. RAMLI dan ARDIANSYAH. 2004. Integrasi Ternak Sapi-Padi/Jagung Di Lahan Kering Kalimantan Tengah. Laporan Pengkajian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah, Palangkaraya. UTOMO, B.N. dan E. WIDJAYA. 2004. Pemanfaatan Solid Sebagai Pakan Ayam. Laporan Gelar Teknologi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah, Palangkaraya.
178
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
Lampiran 1. Peta penyebaran lahan kering di Wilayah Kalimantan Tengah
Sumber : BHERMANA, A. 2005. Peta Zona Agroekosistem Wilayah Kalimantan Tengah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah
179
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
Lampiran 2. Perbandingan luas penyebaran lahan kering dan lahan basah di Kalimantan Tengah No.
Kabupaten/Kota
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Kotawaringin Barat Kotawaringin Timur Kapuas Barito Selatan Barito Utara Sukamara Lamandau Seruyan Katingan Pulang Pisau Gunung Mas Barito Timur Murung Raya Palangka Raya
Perbandingan tipe lahan (%) Kering Basah 56 44 71 29 31 69 22 78 90 10 48 52 100 58 42 57 43 4 96 96 4 61 39 99 1 12 88
Sumber: Hasil analisis GIS berdasarkan peta sistem lahan dan peta zona agroekologi (AEZ) skala tinjau (BHERMANA, 2005). Lampiran 3. Luas wilayah dan jumlah penduduk Propinsi Kalimantan Tengah menurut kabupaten pada tahun 2003 No
Kabupaten/Kota
Luas (Km2) % terhadap Propinsi Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km2)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Kotawaringin Barat Kotawaringin Timur Kapuas Barito Selatan Barito Utara Sukamara Lamandau Seruyan Katingan Pulang Pisau Gunung Mas Barito Timur Murung Raya Palangka Raya
10.759 16.496 14.999 8.830 8.300 3.827 6.414 16.404 17.800 8.997 10.804 3.834 23.700 2.679
6,99 10,72 9,75 5,74 5,40 2,49 4,17 10,66 11,57 5,85 7,02 2,49 15,41 1,74
188.544 287.161 329.480 115.609 110.982 33.417 48.489 102.944 125.828 113.772 83.215 77.757 86.505 168.449
17,52 17,41 21,97 13,09 13,37 8,73 7,56 6,28 7,07 12,65 7,70 20,28 3,65 62,89
Total
153.843
100,00
1.872.152
12,17
Sumber: Rekapitulasi data dari Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah dalam angka tahun 2003, Badan Pusat Statistik Kabupaten/Kota
180
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
Lampiran 4. Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di lahan basah dan lahan kering di Kalimantan Tengah tahun 2003 No.
Tipe Lahan
1. 2.
Lahan Basah Lahan Kering
Jumlah
Luas Wilayah (%) (km2) 39.332 25,6 114.511 74,4 153.843
100,0
Penduduk (jiwa)
Kepadatan (jiwa/km2)
760.727 1.111.425
19,3 9,7
1.872.152
12,2
Sumber: Rekapitulasi data dari Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah dalam angka tahun 2003, Badan Pusat Statistik Kabupaten/Kota Lampiran 5. Populasi, jumlah dipotong dan produksi ayam buras di empat belas kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada tahun 2003 No.
Kabupaten/Kota
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Produksi (kg) Daging Telur
Populasi (ekor)
Pemotongan (ekor)
Kotawaringin Barat Kotawaringin Timur Kapuas Barito Selatan Barito Utara Sukamara Lamandau Seruyan Katingan Pulang Pisau Gunung Mas Barito Timur Murung Raya Palangka Raya
436.213 417.131 1.276.541 410.818 519.215 104.402 96.106 158.108 230.108 428.122 185.220 148.280 98.739 206.812
357.165 318.729 944.302 354.500 392.744 720 878 86.951 118.216 376.805 96.134 16.875 84.814 177.647
350.464 312.430 925.640 347.494 384.982 706 861 85.233 115.880 369.358 94.234 16.542 83.138 174.136
370.781 354.562 916.837 26.559 289.263 191.226 72.892 22.388 138.281 307.486 133.029 19.671 17.706 49.930
Jumlah
4.715.815
3.326.480
3.261.098
2.910.611
Sumber: Kalimantan Tengah dalam angka 2003, Badan Pusat Statistik Propinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya
181
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
Lampiran 6. Produksi daging dan telur ternak dan unggas di Kalimantan Tengah tahun 2000-2003 serta sasaran produksi tahun 2005 Produksi (kg)
Jenis ternak
Sasaran produksi 2005
2000
2001
2002
2003
2.472.901
1.857.985
2.977.822
3.536.320
2. Kerbau
129.327
112.802
84.106
98.875
99.226
3. Kambing
67.430
118.649
213.495
237.612
261.375
A. Daging: 1. Sapi
4. Domba 5. Babi
3.588.120
8.244
9.187
29.996
34.000
37.400
1.003.318
1.034.043
1.248.928
1.592.370
2.070.016
2.566.526
1.245.364
2.336.778
3.261.098
4.525.528
6. Unggas: a. Ayam buras b. Ayam petelur c. Ayam pedaging d. Itik
4.752
5.779
1.824
2.322
2.635
1.416.814
1.995.021
2.903.351
3.707.343
4.065.922
76.828
74.881
76.508
82.348
102.936
B. Telur: 1. Ayam buras
1.165.236
1.424.657
2.034.808
2.910.611
3.308.185
2. Ayam petelur
100.376
96.135
211.407
228.573
297.330
3. Itik
494.284
508.752
520.442
591.546
715.783
Sumber: - Kalimantan Tengah dalam angka 2001; 2002; 2003. Badan Pusat Statistik Propinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya - Dinas Kehewanan Propinsi Kalimantan Tengah 2004. Program Pembangunan Pertanian di Kalimantan Tengah Tahun 2005 Sub Sektor Peternakan/Kehewanan
182
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
Lampiran 7. Bagan model sistem usaha ternak ayam buras dengan pasar kelompok
Lembaga Penelitian dan Instansi Terkait
PENGHASIL TELUR TETAS/AYAM BIBIT (Kandang Umbaran) Telur Tetas l
Uk 15 m /unit ; Kap 60 ekor/unit Umur 4 bulan s/d 2,5 tahun
Telur Tetas Anak Utk ay pot
Ayam Bibit
- Pakan - Obat/Vak - Modal
- Ayam Afkir - Pupuk kdg - Karung bks
- Ayam Petelur - Pakan - Obat - Modal
Ayam Petelur
Umur 4 bulan s/d 2,5 tahun
Pulet
Rumbia (Sagu) --------------------------Lahan Usaha
Ayam Pedaging
Anak
- Anak - Pakan - Obt/Vak - Modal
KELOMPOK
- Ayam afkir - Pupuk kdg - Karung bks
Telur konsumsi, telur tetas, DOC, ayam pedaging, ayam petelur, ayam afkir, pupuk kandang, karung bekas dsb.
- Ayam afkir - Pupuk kdg - Karung bks
Dedak Padi ------------------------------------Penggilingan Padi
Uk : 15 m2/unit Kap : 60 e/unit
Anak Jantan 2 bulan
Dipelihara s/d 4 bulan
PENGHASIL AYAM POTONG (Kandang Litter)
PENGHASIL TELUR KONSUMSI (Kandang Battery
Telur Konsumsi
Ayam Bibit Sex Ratio Jtn : Btn 1:9
Mesin Tetas
DOC
Uk : 8 m2/unit Kap : 120 e/unit
- Anggota Baru - Konsumen/Umum - Peternak Luar Desa
2
Konsentrat, obat-obatan/vaksin -----------------------------------------Poultry Shop
183
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
184