Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
PROSPEK BUAH APEL AFKIR DI DAERAH TUMPANG KABUPATEN MALANG SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN PROSPECTS CULLED APPLES IN TUMPANG REGION AN ALTERNATIVE RENEWABLE ENERGY Rini Kartika Dewi, Evy Hendriarianti, Boediyanto Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Nasional Malang Jl. Bendungan Sigura-gura no. 2 Malang Telp. 0341 551431 Email :
[email protected]
Abstrak. Daerah Poncokusumo Tumpang Kabupaten Malang, merupakan salah satu potensi besar penghasil apel selain Kota Batu. Dengan adanya curah hujan yang tinggi dan perubahan musim yang tidak menentu menjadikan apel yang dihasilkan tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan.. Peneliti mencoba menngunakan apel afkir ini untuk diproses menjadi sumber energi alternatif
bahan bakar terbarukan dengan proses Reaksi Simultan
Sakarifikasi dan Fermentasi (SSF) yang selanjutnya dilakukan proses destilasi. Waktu dalam Proses Fermentasi yang dilaksanakan selama 7 hari dengan kondisi temperatur 30 oC dan pH 4-4.5 sedangkan temperatur destilasi yang digunakan mulai dari 50, 60, 70, 80 oC. Analisa yang dilakukan adalah analisa etanol dengan menggunakan Gas Kromatografi. Dari hasil didapatkan konsentrasi etanol tertinggi adalah sebanyak 30.066 % dengan temperatur 80 oC. Kata kunci : Apel, Destilasi, Energi Terbarukan Abstract. Tumpang region is one of great potential producer apples another Batu city. High rainfall and seasonal changes that make the apples produced does not match the expected quality.
Researches used salvage for
processing apples into alternative energy renewable fuels with Sacarification Simultan of Reaction process and Fermentation, distillation process is the performed. Fermentation process carried out for 7 days with temperature 30 oC and pH 4-4.5, while the distillation temperature used ranging from 50, 60, 70 and 80 oC. Analysis was performed using analysis of ethanol by Gas Cromatography. Result obtained the highest ethanol concentration was 30.066% with temperature 80 oC. Keyword : Apples, Distillation, renewable energy
persediaannya terbatas. Oleh karena itu, kita
PENDAHULUAN
sebagai peneliti
Kebutuhan bahan bakar minyak
perlu adanya upaya atau
inovasi untuk mendapatkan sumber energi
bumi semakin terus meningkat, sedangkan
yang dapat diperbaruhi (renewable) sebagai B - 211
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
alternatif pengganti bahan bakar minyak. Untuk
mengatasi
hal
tersebut,
maka
BAHAN DN METODE PENELITIAN
penelitian mengenai energi terbarukan harus selalu
terus
dikembangkan
Alat
untuk
Beberapa peralatan yang dipakai
mengurangi ketergantungan terhadap bahan
dalam penelitian ini adalah fermentor atau
bakar minyak maupun untuk mengurangi
bioreaktor, pH meter, timbangan digital,
dampak terhadap lingkungan. Pada saat ini
gelas ukur, beaker glass, autoclave, pipet
produk energi alternatif yang berpeluang
ukur, corong, blender, magnetic hot plate
untuk dikembangkan
stirerr, spektrofotometer, Gas Kromatografi.
adalah bioethanol
dengan menggunakan bahan biomassa. Tumpang
merupakan
daerah
potensi
Bahan
penghasil apel yang terbesar selain batu,
Bahan-bahan
karena dengan adanya curah hujan yang
penelitian ini adalah apel afkir, aquadest,
tinggi
merusaknya
HCl, beaker yeast, NaOH, Asam sitrat,
bunga yang akan menjadi buah, kerusakan
Na3PO4 pa, Etanol pa, larutan Luff school,
yang terjadi sekitar 60 % dari sistem
KI, glukosa.
akan
menyebabkan
yang
digunakan
dalam
tanaman yang dilakukan oleh petani. Hal ini menyebabkan penurunan hasil panen yang
Prosedur Penelitian
sangat drastis, serta buah
A. Sterilisasi Peralatan
dihasilkan
memiliki tekstur yang tidak baik, ukuran
Peralatan yang digunakan disterilkan
yang
sangat
terlebih dahulu menggunakan proses
merugikan petani. Selain itu kerusakan apel
sterilisasi kering. Sterilisasi dilakukan
dapet juga disebabkan hama, sehingga
dengan Hot Air Oven pada suhu 180 oC
mempengaruhi tampilan dan warna kulit
selama 2 jam.
tidak
standar,
sehingga
dari apel.
B. Tahap Penelitian
Pada penelitian ini peneliti mencoba
-
memberikan solusi dari permasalahan diatas,
Mencuci buah apel sampai bersih dan menimbang sebanyak 500 gram.
dengan metode reaksi Simultan Sakarifikasi
-
Dipotong
kecil-kecil
dan Fermentasi (SSF) menggunakan bahan
dengan
baku dari buah apel afkir menjadi bahan
kemudian
bakar alternatif.
mengunakan blender. B - 212
aqudest
dan
sebanyak
dihaluskan
ditambah 800
ml
dengan
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
-
Dilakukan penyaringan dan filtratnya
- Siapkan larutan glukosa standard (1
dimasukkan ke dalam alat fermentor. -
mg glukosa anhidrat / ml).
Menambahkan HCl sampai kondisi pH
- Encerkan larutan standard tersebut
larutan berkisar 1 – 2 dengan temperatur
dalam labu ukur 50 ml, sehingga
o
-
-
110 C selama 1 jam.
diperoleh larutan standard dengan
Setelah 1 jam diambil sedikit sampel
kadar glukosa : 2, 4, 6, dan 8 mg/
untuk dialukan analisa glukosa.
100 ml.
Temperatur
diturunkan
- Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih,
Setelah temperatur
masing-masing diisi sengan 2 ml
larutan telah tercapai di cek kembali
larutan standard tersebut diatas. Satu
pHnya. pH yang dibutuhkan untuk
tabung diisi 2 ml air suling sebagai
proses fermentasi adalah 4 – 4,5
blanko.
menjadi 30
kemudian o
C.
sehingga untuk mencapai pH tersebut
-
-
-
-
- Masukkan tabung-tabung tersebut
ditambahkan HCl atau H2SO4.
dalam pemanas air yang suhunya
Kemudian ditambahkan nutrisi dan yeast
dijaga konstan pada 30 oC selama 5
beaker.
menit.
Selama proses fermentasi kondisi adalah
- Kemudian
ke
dalam
tabung
anaerob. Waktu proses fermentasi adalah
ditambahkan 1 ml larutan “glocose
selama 7 hari. Dimana sampel diambil
test”,
setiap hari untuk dilakukan analisa
penambahan larutan tersebut. Untuk
etanol
ketepatan waktu dianjurkan selang
dengan
menggunakan
gas
catatlah
wwktu
saat
kromatografi.
waktu antara penambahan larutan
Setelah proses fermentasi dilanjutkan ke
“glocose test” pada satu tabung
proses destilasi dengan temperatur yang
dengan tabung berikutnya dibuat
bervariasi.
waktunya sama misalnya 30 detik.
Kemudian hasil destilatnya dilakukan
Jadi mula-mula tabung pertama, 30
analisa etanolnya.
detik kemudian tabung kedua dan seterusnya. - Tabung-tabung tetap berada pada
Analisa Glukosa
pemanas
1. Persiapan kurva standard
(inkubasi). B - 213
air
selama
30
menit
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
- Setelah
30
menit
sejak
saat
menggunakan Pb-asetat atau bubur
penambahan larutan “glocose test”, reaksi
dihentikan
Aluminium hidroksida.
dengan
- Pipetlah 2 ml larutan contoh yang
menambahkan 10 ml larutan H2SO4
jernih tersebut ke dalam tabung
(1+3). Selang waktu penambahan
reaksi yang bersih.
larutan asam sulfat pada satu tabung
- Masukkan tabung tersebut dalam
dengan
tabung
berikutnya
juga
pemanas air yang suhunya dijaga
dibuat
sama
seperti
pada
konstan pada 30 oC selama 5 menit
penambahan larutan “glocose test” di
dan selanjutnya diperlakukan sama
atas, sehingga lamanya inkubasi
seperti
pada setiap tabung adalah sama yaitu
standard diatas.
30 menit. - Bilas
penyiapan
kurva
- Jumlah glukosa dapat ditentukan
sampai
homogen
dan
berdasarkan OD larutan contoh dan
didinginkan sampai mmencapai suhu
kurva standard larutan glukosa.
ruangan. - Teralah
pada
Analisa Etanol “optical
density”
larutan-larutan
(OD)
Dengan menggunakan gas kromatografi.
tersebut
Yang terlebih dahulu dilakukan pembuatan
menggunakan tabung kuvet 1 cm
kurva standar etanol.
pada panjang gelombang 540 nm.
Pembuatan kurva standar menggunakan
- Buatlah
kurva
menunjukkan
standard hubungan
yang
etanol merck dengan berbagai konsentrasi
antara
(% berat).
konsentrasi glukosa dan OD. 2. Penentuan glukosa pada sampel - Siapkan
larutan
contoh
HASIL DAN PEMBAHASAN yang
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
mempunyai kadar glukosa sekitar
Laboratorium Mikrobiologi Industri dan
2,5-7,5
Teknik Kimia ITN Malang.
mg
/
100
ml.
Perlu
diperhatikan bahwa larutan contoh
Dari penelitian ini, proses awal yang kami
ini harus jernih, karena itu bila
lakukan adalah
dijumpai larutan contoh yang keruh
mengetahui kadar karbohidrat dalam buah
atau berwarna, maka perlu dilakukan
apel.
penjernihan terlebih dahulu dengan
kandungan karbohidrat yang ada di buah B - 214
Hasil
analisa karbohidrat untuk
yang
didapatkan
ternyata
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
apel adalah sekitar 38,69%. Selanjutnya
lambat sekali prosesnya apabila tanpa
proses kami lanjutkan ke proses hidrolisa
perlakuan
dengan menggunakan asam HCl.
mempercepat
Tabel 1.Data Hasil Glukosa Dari Proses Hidrolisa Sampel
1
2
3
Konsentrasi asam 1% 3% 5% 7% 9% 1% 3% 5% 7% 9% 1% 3% 5% 7% 9%
Perbandingan
1:9
1:10
1:12
apapun.
Sehingga
terjadinya
untuk
reaksi
selain
pengaruh jumlah pelarut yang ditambahkan seperti yang sudah dijelaskan diatas maka
Kadar glukosa 80,256 85,099 86,386 87,212 87,212 86,212 80,256 82,445 84,512 82,445 77,792 87,212 86,386 88,228 89,845
adanya
penambahan
merupakan
faktor
katalisator
yang
juga
mempengaruhi
proses hidrolisa. Katalisator yang kami gunakan pada penelitian ini adalah berupa larutan asam HCl, HCl merupakan asam yang bersifat paling kuat sehingga lebih mudah terionisasi dalam H2O selain itu HCl juga mempunyai sifat elektronegatifannya
Dari hasil penelitian yang kami
lebih besar, sehingga lebih memudahkan
lakukan, dapat diketahui bahwa dengan
terlepasnya ion hidrogen. Karena mudah
semakin banyak jumlah pelarut air (rasio
tidak terlepasnya H+ dipengaruhi oleh sifat
perbandingan
yang
keelektronegatifan suatu bahan. Dilihat dari
digunakan dalam proses hidrolisa (proses
konsentrasi asam yang dipergunakan, maka
dimana
dari hasil penelitian terlihat semakin tinggi
terjadi
bahan
dan
penguraian
air)
karbohidrat
menjadi maltose dan glukosa) maka jumlah
konsentrasi
glukosa yang dihasilkan semakin tinggi. Hal
semakin
ini dikarenakan dengan jumlah pelarut air
dihasilkan, hal ini dikarenakan dengan
yang semakin banyak akan menjadikan
konsentrasi asam yang semakin tinggi akan
proses
yang
mempercepat terjadinya reaksi, sehingga
terkandung dalam buah apel afkir semakin
menyebabkan konversi karbohidrat menjadi
cepat.
apabila
glukosa semakin baik. Selain itu dengan
dilakukan proses hidrolisa akan terurai
bertambahnya konsentrasi asam sebagai
menghasilkan glukosa.
katalis akan menyebabkan tumbukan antara
ekstraksi
Karbohidrat
karbohidrat
tersebut
Proses penguraian karbohidrat dalam
asam tinggi
yang pula
ditambahkan glukosa
yang
molekul-molekul air dan molekul pati
buah apel afkir dapat dihidrolisa membentuk
semakin
glukosa, dimana proses tersebut dapat sangat B - 215
cepat
dan
banyak
sehingga
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
mengakibatkan energy aktivasi reaksi turun
produk ethanol. Di dalam proses fermentasi
sehingga laju reaksinya semakin cepat.
ethanol selain jenis mikroorganisme juga dipengaruhi oleh suhu, pH, waktu reaksi,
Tabel. 2. Data Pengamatan Kadar Etanol
nutrisi
Hasil Fermentasi Rasio
HCl
5%
yang
ada dalam bahan.
Pada
penelitian ini kondisi proses fermentasi
1%
3%
7%
24
1,102
1,624
3,450
2,340
2,340
48
1,825
2,246
4,567
4,125
4,125
dijaga pada suhu 30 oC dan pH 4,5 dengan
9%
Bahan :Air Jam
1:9
1:10
1:12
kondisi anaerobik
Kadar Ethanol (%)
72
2,123
3,562
5,215
5,606
5,606
120
2,561
3,684
5,653
7,237
7,237
148
3,455
4,565
7,235
8,656
8,656
24
2,240
1,102
1,143
2,300
1,143
48
4,100
1,825
2,105
4,123
2,105
72
5,622
2,123
3,566
5,602
3,566
120
7,453
2,561
4,218
7,384
4,218
148
8,623
3,455
4,402
8,202
4,402
24
1,250
2,240
2,340
3,800
3,854
48
1,886
4,100
4,125
5,202
5,503
72
1,886
5,622
5,606
7,804
8,022
120
2,105
7,453
7,237
9,125
10,502
148
2,456
8,623
8,656
10,480
11,602
Jumlah
beaker yeast yang ditambahkan
dalam penelitian ini adalah 4,5 gram. Dikarenakan apabila jumlah beaker yeast yang ditambahkan terlalu sedikit, maka hanya sedikit glukosa yang dapat dirubah menjadi ethanol atau bisa juga substrat yang ada
masih
banyak
sehingga
produk
ethanolnya kecil. Begitu juga apabila jumlah beaker yeast yang ditambahkan terlalu banyak tidak akan dihasilkan ethanol yang
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa
tinggi, karena akan menghambat perubahan
semakin
glukosa menjadi ethanol. Sehingga jumlah
besar
jumlah
glukosa
yang
dihasilkan didapatkan kadar ethanol yang
beaker
besar
penelitian sudah cukup
pula.
Sehingga
bisa
dikatakan
yeast
yang
ditambahkan
pada
yaitu apabila
konsentrasi asam meruapakan salah satu
mikroorganisme yang ditambahkan tidak
faktor
perubahan
melebihi dari jumlah substrat yang ada maka
karbohidrat menjadi glukosa yang diproses
hasil fermentasi akan terus meningkat
lebih lanjut menjadi ethanol. Dilihat dari
hingga pada suatu titik optimum (jumlah
waktu fermentasi maka semakin lama
mikroorganisme sama dengan substrat),
semakin besar ethanol yang dihasilkan, hal
karena kemudian hasil fermentasi akan turun
ini dikarenakan mikroorganisme atau beaker
setelah terjadi fase stasioner atau konstan
yeast yang ditambahkan berkembang biak
yang kemudian fase kematian, hal ini sesuai
dengan baik dan mampu merombak glukosa
dengan kurva pertumbuhan mikrrorganisme.
yang
mempengaruhi
yang ada dalam sampel menghasilkan B - 216
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
Reaksi yang terjadi dalam proses fermentasi
UCAPAN TERIMA KASIH
adalah :
-
C6H12O6
2C2H5OH
Kami sangat bersyukur dengan adanya
+ 2CO2
dana hibah desentralisasi 2014 dari
Pada penelitian ini hasil ethanol tertinggi
DIKTI maka kami dapat melaksanakan
yang didapatkan adalah 11,602 %.
penelitian ini.
Dari hasil fermentasi yang tinggi kemudian
-
dilanjutkan ke proses destilasi dengan berbagai
variasi
temperatur,
(ITN) Malang
ternyata
-
didapatkan hasil yang paling optimal adalah -
Serta Mahasiswa/I yang membantu kelancaran penelitian ini.
KESIMPULAN hasil
penelitian
dapat
disimpulkan bahwa : 1. Perbandingan
Kepada Jurusan Teknik Kimia ITN dan teman-teman Dosen
pada 80 oC yaitu sebesar 30,066 %.
Berdasarkan
Kepada Institut Teknologi Nasional
DAFTAR PUSTAKA air
1. D. Endah Retno, K.A. Enny, Fadilah,
berpengaruh
2009, Studi Awal Reaksi Simultan
terhadap glukosa, hasil glukosa yang
Sakarifikasi dan Fermentasi Tepung
tinggi didapatkan pada perbandingan
Sorgum ( Sorghum Bicolor L. Moench)
1:12.
Dengan Katalis Enzim Glocoamylase
(jumlah
antara bahan dan
pelarut)
juga
2. Konsetrasi asam juga mempengaruhi
dan Yeast (Saccharomyces cereviseae),
hasil glukosa, semakin tinggi konsentrasi
Seminar
asam maka semakin tinggi pula glukosa
Indonesia – SNTKI, Bandung
yang
dihasilkan.
Glukosa
tertinggi
ethanol
Alternatif
yang
Bahan
Bakar,
Seminar
Nasional Universitas Diponegoro
didapatkan.. 4. Pada proses destilasi temperature
Kimia
Ethanol Untuk Ethanol Sebagai Energi
3. Pada proses fermentasi waktu fermentasi hasil
Teknik
2. Dewi, R.K., 2008, Kinetika Dehidrasi
didapatkan pada konsentrasi asam 9%.
mempengaruhi
Nasional
3. Permatasari, juga
Shella.
2011.
“Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai
mempengaruhi etanol yang dihasilkan.
Bahan
Baku
Pembuatan
Sodium
Karboksimetil Selulosa”. Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 11, No. 3, 2012, 124-131 B - 217
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
4. Samsuri M. dkk, 2007, Pemanfaatan Sellulose Ethanol
Bagas Untuk Produksi melalui
Sakarifikasi
Dan
Fermentasi Serentak Dengan Enzim Xylanase, Makara Teknologi vol 11 No. 1. 5. T. Neelakandan, G. Usharani, C. Sekar, 2010, Bioethanol Production From Cashew Juice Using Saccharomyces cerevisiae,
International
Journal
of
Current Research, vol.11, ISSN 0975833X
B - 218