Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
PENYERAPAN KOSAKATA BAHASA MADURA SEBAGAI STRATEGI PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA Iqbal Nurul Azhar* iqbalnurulazhar.dikti.net
[email protected]
Abstract : Our custom to use foreign languages terms in our daily communication brings bad impact to our society. Not only it decreases our pride as Indonesian, but also endangers bahasa Indonesia. The more we use foreign languages terms, and absorb them to be one of kosakata bahasa Indonesia, the less unique and essential bahasa Indonesia will be. If most of kosakata bahasa Indonesia are borrowing words, then the existance of bahasa Indonesia is in danger. One day, bahasa Indonesia will be “conquered” by the foreign languages. To protect bahasa Indonesia from being vanished, Indonesian people must take actions. Promoting the program: “I love bahasa Indonesia“ is far from sufficient. The ideas to use local terms, such as Madurese terms, to replace foreign languages terms need to be considered. Not only it can conserve and develop bahasa Indonesia, but also can promote the local cultures and languages themselves. Keywords : penyerapan, kosakata, pelestarian, pengembangan, bahasa Madura
Pendahuluan Bahasa Indonesia yang berinduk pada rumpun bahasa Melayu dikenal sebagai bahasa perdagangan antar bangsa, atau yang dikenal sebagai ''Lingua Franca''. Bahasa ini kemudian disahkan dalam Sumpah Pemuda sebagai Bahasa Pemersatu dan telah lama menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Sayangnya bahasa ini memiliki sebuah kelemahan. Kelemahan ini terletak pada perbendaharaan katanya yang sedikit. Karena sedikitnya perbendaharaan kata inilah maka bahasa Indonesia meminjam banyak kata dari bahasa lain. Semakin lama pinjaman ini semakin banyak dan jumlahnya bahkan nyaris sama dengan jumlah kosakata asli bahasa Indonesia. Sejalan dengan waktu, akhirnya bahasa Indonesia “terjajah” oleh bahasa asing tersebut. Bahasa Indonesiapun mulai kehilangan jati dirinya. Seringnya kita menggunakan istilah asing tidak bisa dipungkiri dapat menggeser nilai identitas keindonesiaan dan nilai kesatuan kita. Padahal, nilai luhur ini sangat mahal harganya. Salah satu jalan untuk mengembalikan bahasa *
Iqbal Nurul Azhar adalah dosen, praktisi Ethnolinguistics, dan pengamat bahasa Madura
Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
Indonesia menjadi Bahasa Persatuan adalah dengan cara memberi kesempatan kepada kekayaan dan keragaman bahasa lokal di tanah air untuk menambah perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Jika ada kata yang tidak dikenal atau tidak ada istilah bahasa Indonesianya, sudah selayaknyalah kita merujuk kepada perbendaharaan kata bahasa daerah, bukan kepada bahasa asing. Bahasa Madura yang kaya akan istilah kedaerahan bisa diandalkan untuk urusan ini. Seperti contoh kata tandem yang berarti pasangan dalam bahasa Inggris, jika bangsa Indonesia kesulitan menemukan padanan katanya, maka bangsa Indonesia bisa mengambil kata kante’ dalam bahasa Madura. Demikian juga kata airplane atau aircraft, yang artinya pesawat terbang, bisa digantikan dengan kata tormolok yang memiliki arti sama. Dengan partisipasi dari bahasa Madura inilah justru akan timbul rasa turut ikut mendukung dan mewakili kekayaan dan ketinggian bahasa Indonesia, serta juga akan dapat menimbul perasaan turut memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Inilah yang bisa menjadi salah satu solusi mempersatukan bangsa kita. Berdasarkan latar belakang inilah artikel ini ditulis. Artikel ini secara umum memaparkan dua hal yaitu (a) alasan mengapa bahasa Madura layak dijadikan sumber kosakata yang dapat diserap dalam kaitannya mengembangkan bahasa Indonesia, dan (b) beberapa contoh kosakata bahasa Madura yang mampu menggantikan kosakata bahasa Inggris yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia dan beberapa kata dalam bahasa Madura untuk diserap sebagai kosakata nasional karena tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia, dan (c) strategi pelestarian dan pengembangan bahasa Indonesia melalui penyerapan kosakata bahasa Madura. Informasi yang dipaparkan dalam artikel ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pelestarian dan pengembangan bahasa Indonesia di masa yang akan datang.
Potensi Bahasa Madura Tertumpunya perhatian pembangunan nasional pada bahasa Indonesia secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap kurangnya perhatian yang
Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
dicurahkan pada bahasa Madura. Padahal bahasa Madura memiliki peranan yang signifikan dalam mempertahankan dan mengembangkan bahasa Indonesia. Ada dua peranan besar yang dapat dimainkan bahasa Madura yaitu: (a) eksistensi bahasa Madura adalah pelindung bahasa Indonesia dari serangan bahasa asing (b) bahasa Madura merupakan komponen penyumbang kosakata terhadap bahasa Indonesia, (Azhar, 2008: 16-19) a. Keberadaan Bahasa Madura Adalah Pelindung Bahasa Indonesia Dari Serangan Bahasa Asing Bahasa Madura memiliki peranan vital yaitu sebagai baju pelindung bahasa Indonesia dari serangan bahasa asing. Baju pelindung dalam hal ini didefinisikan sebagai watak masyarakat Madura dalam menjaga dan melindungi apa-apa yang dimilikinya. Jika bahasa Madura mampu bertahan hidup, semata-mata itu karena watak penggunanya yang bertanggungjawab dan berkepribadian baik. Jika masyarakat Madura memiliki watak yang baik, maka mereka tidak akan pernah rela kehilangan bahasa yang telah mereka punyai dan mereka gunakan yaitu bahasa Madura. Jika masyarakat Madura hanya berdiam diri saja dan tidak mau perduli terhadap keberlangsungan bahasa ibu mereka, maka bahasa Madura akan berada diambang kemusnahan. Jika bahasa ini benar-benar punah, maka bangsa Indonesia dan juga bahasa Indonesia akan rugi besar. Logikanya, jika bahasa Madura punah maka ini jelas menunjukan betapa tidak bertanggungjawabnya masyarakat Madura terhadap budaya, bahasa lokal dan lingkungan mereka sendiri. Kepribadian buruk ini apabila dipertahankan dan tidak diambil tindakan akan berimbas pada bahasa Indonesia. Memang, apabila bahasa Madura punah masih akan ada bahasa Indonesia yang akan menggantikan bahasa Madura tersebut. Namun apakah ada jaminan bahasa Indonesia inipun tidak akan punah, sedang kita semua paham bahwa orang Madura ternyata tidak mampu menjaga bahasanya dan membiarkannya punah? Apakah akan ada jaminan bahwa orang Madura akan tetap mempertahankan bahasa Indonesia dari serangan gencar bahasa internasional seperti bahasa Inggris dan China, sedangkan pengalaman
Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
telah menjelaskan bahwa masyarakat Madura tidak mengambil satu tindakanpun ketika bahasa ibu mereka berangsur menghilang? Mempertahankan keberlangsungan hidup bahasa Madura secara tidak langsung
telah
mengajarkan
kepada
masyarakat
Madura
untuk
bertanggungjawab terhadap kondisi sosial masyarakat mereka sendiri. Jika mereka
mampu
melakukan
ini,
maka
mereka
akan
mampu
pula
mempertahankan bahasa Indonesia.
b. Bahasa Madura Sebagai Bahasa Sumber Serapan Bahasa Madura memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan sebagai Bahasa Sumber Serapan (BSS) bahasa Indonesia. Ada dua hal yang dapat dijadikan alasan mengapa bahasa Madura layak dijadikan BSS bahasa Indonesia antara lain: (a) posisi bahasa Madura sebagai bahasa lokal dengan jumlah penutur terbanyak keempat di Indonesia, dan (b) ikatan budaya masyarakat Madura yang kuat menyebabkan bahasa Madura diyakini memiliki kemampuan bertahan hidup yang tinggi 1. Posisi Bahasa Madura Diantara beragam bahasa daerah yang ada di Indonesia, bahasa Madura merupakan salah satu bahasa daerah yang terhitung besar. Hal ini disebabkan karena penuturnya berada dalam posisi ke empat setelah penutur Jawa,
Melayu, dan Sunda. Penutur bahasa ini diperkirakan
berjumlah lebih dari 7% dari keseluruhan populasi bangsa Indonesia. Dewasa ini, sekitar tiga hingga empat juta orang Madura mendiami pulau Madura, sedang sisanya, sebanyak sembilan hingga sepuluh juta orang Madura tinggal di Jawa (Wikipedia, 2006). Kantong masyarakat Madura juga dapat dijumpai di Jakarta, Kalimantan, dan Sulawesi. (PJRN: 2006). Tersebarnya masyarakat Madura di seluruh Indonesia menyebabkan bahasa Madura menjadi bahasa yang “tidak asing di Indonesia.” Salain karena faktor interaksi penutur bahasa Madura dengan penutur bahasa lain, faktor media massa terutama film, sinetron dan lagu juga turut membantu proses pengenalan bahasa ini. Bintang film dan sinetron seperti Kadir, dan
Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
Buk
Bariyah
secara
tidak
sengaja,
meskipun
kadang
tidak
merepresentasikan bahasa Madura yang sesungguhnya, menjadi sosialisator bahasa Madura sehingga bahasa Madura menjadi lebih dikenal luas masyarakat Indonesia. Demikian juga lagu-lagu, telah turut serta mempromosikan bahasa Madura. Lirik lagu Ancor pessena tellor, yang dinyanyikan oleh Imam S. Arifin dengan genre musik dangdut pernah demikian terkenal sehingga banyak orang menjadi paham beberapa kosakata bahasa Madura. Dengan jumlah penutur yang banyak, tingkat sosialisasi dan interaksi yang tinggi bahasa dan masyarakat Madura dengan masyarakan daerah lain menyebabkan kosakata bahasa Madura dapat diserap dengan mudah oleh bahasa Indonesia. 2. Kekuatan Ikatan Budaya Madura Orang Madura membangun budaya yang besar dan kuat dalam masyarakat mereka. Mereka menjunjung tinggi ikatan kesukuan dan budaya. Mereka juga dikenal memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Karena faktor inilah, orang Madura jarang meninggalkan bahasa ibu mereka ketika berkomunikasi dengan seseorang yang sesuku dengan mereka. (PJRN: 2006) Greenberg mendefinisikan bahasa sebagai kumpulan budaya turun temurun yang terwujud dalam pola-pola kebiasaan yang dilaksanakan oleh sekumpulan individu (Greenberg in Bell, 1981:23). Karena itulah bahasa akan digunakan dengan cara yang sama oleh pengunanya seperti digunakannya bahasa itu di masa lampau. Bahasa akan bertahan hidup selama proses transmisi bahasa ini terjadi dalam masyarakat. Cara penggunaan bahasa oleh masyarakat jaman dahulu adalah sama dengan cara penggunaan masyarakat jaman modern. Holmes (1992:3) menyebutkan bahwa “bahasa menyediakan variasi cara untuk menyebutkan sebuah objek, menyapa dan memanggil seseorang, menggambarkan sesuatu, dan memberikan pujian” dan menurunkan variasi cara tersebut pada generasi muda mereka. Apabila dikaitkan dengan budaya masyarakat Madura yang
Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
dikenal kuat ikatan kesukuannya, maka diyakini proses transmisi bahasa pada generasi penerus akan dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama selama ikatan kesukuan itu masih kuat. Hal ini berarti, meskipun bahasa Madura dikhawatirkan telah mulai menghilang penggunaannya dalam beberapa situasi seperti proses pengajaran di kelas, rapat-rapat dan kegiatan penting lainnya, kepunahan bahasa Madura tidak akan pernah terjadi selama proses transmisi budaya berlangsung. Andaikata kepunahan ini terjadi, proses kepunahannya pun diyakini tidak akan terjadi dalam jangka waktu dekat. Kemampuan penutur Madura untuk mempertahankan bahasanya dapat menjadi faktor pertimbangan mengapa bahasa Indonesia dapat menyerap kosakata bahasa Madura. Menjadi hal aneh apabila bahasa Indonesia banyak menyerap kosa kata bahasa Madura padahal bahasa Madura
sendiri
telah
punah
karena
penuturnya
tidak
mampu
melestarikannya.
Keunikan dan Kekayaan Bahasa Madura Bahasa Madura adalah bahasa yang unik. Selain karena mengenal tingkatan bahasa yaitu Enja’-Iyah (bahasa kasar), Enggi-Enten (bahasa menengah) dan Enggi-Bunten (bahasa halus), bahasa Madura memiliki karakter khusus terutama dalam kosakatanya yang banyak mengenal bunyi “letup” seperti kata saba’ (meletakkan) dan lagghu’ (besok). Karakter khusus yang lain adalah banyaknya konsonan yang muncul dalam sebuah kata semisal lebbhak (muara) dan bhajjrah (mujur). Dua keunikan ini menjadikan bahasa Madura berbeda dengan bahasa daerah lainnya. Apabila seseorang yang berasal dari suku bangsa lain mempelajari bahasa Madura, pada mulanya mungkin dia akan mendapati hambatan yang berhubungan dengan dua karakter tadi. Namun sisi positifnya, karena keunikan bahasa Madura inilah, sebuah kosakata dalam bahasa Madura apabila telah diingat dan dipahami maknanya tidak akan pernah dapat dilupakan oleh orang yang belajar bahasa Madura tersebut.
Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
Secara umum, bahasa Madura juga memiliki kelemahan seperti bahasa Indonesia yaitu kosa katanya yang terbatas. Terbatasnya kosa kata ini banyak terjadi dalam aspek kosakata yang berhubungan dengan teknologi dan sains. Sama seperti bahasa Indonesia, kelemahan ini diatasi dengan cara meminjam kosa kata dari bahasa lain semisal bahasa Indonesia, Arab dan beberapa kata dari bahasa Inggris. Meskipun demikian, dalam hal-hal tertentu bahasa Madura lebih kaya dari bahasa Indonesia, Inggris maupun Arab. Seperti contoh dalam aspek mistik dan supranatural, bahasa Madura memiliki perbendaharaan lebih banyak dari bahasa lain utamanya bahasa Indonesia. Bahasa Madura memiliki lebih dari 7 kata asli Madura untuk merujuk pada sebuah objek yaitu “hantu.” Kosakata seperti Bi ibih, Din dhadin, Li’ balik bukkak, Tang makong, Dano, Tak cetak, Temangmang, adalah kata-kata asli bahasa Madura yang merepresentasikan objek “hantu.” Dalam konteks pertanianpun bahasa Madura lebih kaya dari bahasa Indonesia, Arab maupun bahasa Inggris. Bahasa Madura kaya kosa kata dalam menjelaskan tumbuhan kelapa. Ada setidaknya 16 kata digunakan untuk menyebut bagian-bagian dari pohon kelapa seperti Janor, Manggar, Bluluk, Cengker, Ro’ merro’, Beggan, Klareh, Ombu’, Baluggung, Karocok, Lenteh, Ompay, Ramo’, Seppet, Bhetok, Tapes dan Parseh. Bahasa Madura juga kaya akan kosakata yang mengacu pada nama hewan. Setidaknya ada 14 kosakata yang dimiliki bahasa Madura untuk menamai nama anak hewan seperti Kapendhit (anak gajah), Dil gudhil (anak kerbau), Bellu’ (anak kuda), Cemmeng (anak kucing), Pejji (anak burng dara), Re-merre (Anak itik), Empe’ (anak sapi) Demikian juga dalam hal yang berhubungan dengan kelautan, bahasa Madura terkenal dengan kosakatanya yang luas seperti ebi (udang kering), tatapan (lantai kapal), solo (mencari ikan di malam hari dengan memakai lampu petromak), polangan (kayu ukuran 8x20 m x lebar perahu yang digunakan sebagai penyekat bagian atas di atas sekaligus sebagai tempat duduk), Senggi’ (makhluk kecil yang biasa ada dipantai), pordo (tulang perahu yang berada pada bagian atas sebagai batas papan), te’ lente’ (as panjang yang ada pada mesin perahu)
Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
Jika dikaji lebih mendalam berdasarkan contoh-contoh di atas, maka akan semakin jelas terlihat potensi dan kekayaan bahasa Madura dalam hal kosakata. Dalam tataran tertentu, kosa kata bahasa Madura lebih kaya daripada kosa kata bahasa Indonesia. Bahkan untuk hal-hal yang berbau jorok dan tidak sopan sekalipun pun semisal kosakata untuk menyebut jenis kotoran dan membuat kalimat makian, bahasa Madura jauh lebih kaya dari pada bahasa Indonesia. Bahasa Madura mengenal sedikitnya 4 kata untuk menyebut kotoran yaitu clattong (kotoran sapi, kuda, unta dan kerbau) temanco’ (untuk unggas), cerek dan taeh untuk manusia. Bandingkan dengan bahasa Indonesia yang hanya mengenal kata (maaf) tahi untuk merujuk pada semua jenis kotoran. Demikian juga dalam hal makian, bahasa Madura mengenal setidak-tidaknya 34 jenis makian yang berbeda (Damanhuri, 2008)
Penyerapan Kosakata Bahasa Madura Dengan bekal kekayaan kosakata inilah, adalah aneh apabila bahasa Indonesia menyerap bahasa Asing meskipun ada padanannya dalan bahasa Indonesia. Di bawah ini adalah daftar kata yang perlu dipertimbangkan untuk diserap kedalam bahasa karena memiliki keistimewaan yaitu (a) ada padanannya dalam bahasa Inggris, namun dalam bahasa Indonesia tidak ada, atau (b) dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tidak ada padanannya. Kata-kata tersebut adalah: NO
DAFTAR KATA BAHASA MADURA
1.
tormolok
2. 3.
lampang kanthe’
4.
bangkalan
5.
rambanan
ARTI
PADANAN KATA DALAM BAHASA INDONESIA sejenis alat pesawat terbang transportasi udara (leksikalisasi yang tidak equivalen) bekas luka berurutan duapasangan dua, berdua-dua, (tidak equivalen) berpasangan Papan mendatar di buritan sampan atau perahu untuk landasan kemudi Pakan ternak -
PADANAN KATA DALAM BAHASA INGGRIS airplane
scar tandem
-
-
Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
selain rumput
Daftar kata di bawah ini perlu juga dipertimbangkan untuk diserap karena tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Sebenarnya masih banyak lagi kosa kata dalam bahasa Madura yang bisa dijumpai dan tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Yang tercantum dalam daftar di bawah ini hanyalah beberapa kata yang mudah dijumpai dalam masyarakat. NO 1. 2. 3.
DAFTAR KATA BAHASA MADURA Ader Aghur Ajalabhir
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Ajalamper Ajat Asat Ata Banger Berrem Berteng Bhisbhis
ARTI mandi junub/besar jenis suara yang besar minuman yang bertumpahan di sekitar mulut
buah yang berjatuhan disekitar pohonnya melempar dengan keras diarahkan ke badan kering karena menguap bulu sapi yang berwarna merah bau air yang tidak sedap siwalan yang sudah tua rasanya kemmeng seperti bisul mau pecah tepi kain yang mulai terjurai benangnya karena sudah lapuk 12. Bluluk buah kelapa yang masih sangat muda dan kecil 13. Bungkaladhan tanah yang baru dibajak 14. Cemot ketinggalan jauh 15. Congkla’ lubang tanah sedalm cangkul untuk menanam bibit 16. Du-mondu muncul sedikit ujungnya 17. weng-soweng rasa rokok yang tidak ena 18. Ta’al nama buah siwala 19. Tembhung ayam yang mengejar musuhnya 20. Sa’ ar sisa kopi yang belum hancur ditumbuk 21. Saler zakar yang berat sebelah 22. Pakel mangga muda 23. Pandara ayam betina yang hampir bertelur 24. Ondhu menggerakkan pohon supaya buahnya/benda yang ada didaunnya jatuh 25. Nyennye borok yang bernanah 26. Nyapok masih dapat mengejar 27. Kar-kar membuat sesuati jadi berantakan 28. Ker-ker kulit yang tidak mulus karena bekas luka, atau cacar 29. Babbal buah nangka yang masih sangat muda Sumber: Kamus Bahasa Madura (Madura-Indonesia) penerbit tim Pakem Maddhu 2007
Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
Penyerapan Kosakata Bahasa Madura Sebagai Strategi Pelestarian Dan Pengembangan Bahasa Indonesia Sebagaimana diketahui, kebugaran (fitness) dan sintasan (survival) suatu bahasa selain sangat bergantung pada frekuensi pemakaiannya juga bergantung pada karakteristik intern bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan bahasa Madura karena bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi dan frekuensi penggunanannya semakin hari semakin meningkat. Meskipun demikian, bahasa Indonesia juga memiliki kekurangan yang tidak bisa disangkal yaitu jumlah kosakatanya yang sedikit. Untuk mengatasi hal ini, secara alamiah penutur bahasa Indonesia meminjam kosa kata bahasa asing utamanya bahasa Inggris. Proses peminjaman ini terjadi secara berkesinambungan dan tanpa disadari kosakata yang dipinjam berjumlah ratusan dan sebagian besar telah diserap kedalam bahasa Indonesia. Semakin lama kosakata yang diserap semakin banyak dan akhirnya menghilangkan jati diri bahasa Indonesia yang unik. Kekhasan bahasa Indonesia yang bersumberkan dari bahasa Melayu akan hilang dan pada akhirnya, bahasa Indonesia tidak lagi menjadi bahasa yang murni. Hal ini apabila benar terjadi tentulah akan menjadi hal yang sangat memprihatinkan dan karena itulah segala cara yang dapat melestarikan dn mengembangkan bahasa Indonesia perlu diambil. Ada beberapa cara yang bisa diambil untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia. Salah satunya adalah dengan memberikan kesempatan kepada kosakata bahasa lokal, khususnya bahasa Madura untuk diserap ke dalam bahasa Indonesia. Penyerapan kosakata bahasa lokal adalah hal yang lumrah mengingat Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan bahasa. Penyerapan bahasa Madura ini tidak bisa dilakukan dan memerlukan tahapan yang jelas agar dapat diterima oleh bangsa Indonesia secara keseluruhan. Tahapan-tahapan ini tidak bisa dilakukan tanpa melibatkan pemerintah daerah dan segenap lapisan masyarakat Madura utamanya masyarakat terdidik. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
1. Revitalisasi
bahasa
madura.
Bahasa
Madura
harus
dioptimalkan
penggunannya dalam segenap aspek kehidupan, utamanya penggunaan bahasa Madura Enggi-Bunten. Segenap penutur asli bahasa Madura dianjurkan untuk menggunakan bahasa Madura baik lisan maupun tulisan. Tahapan ini harus melibatkan Pemerintah Daerah yang mayoritas penuturnya adalah penutur bahasa Madura, karena Pemerintah Kabupaten adalah satusatunya institusi yang mampu mengeluarkan kebijaksanaan formal tentang konservasi bahasa Madura dalam bentuk Peraturan Daerah. Dalam dunia pendidikan di pulau Madura atau daerah lain yang mayoritas penduduknya adalah penutur bahasa Madura, pengajaran bahasa Madura harus ditetapkan sebagai materi wajib yang diajarkan mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Pertama. Lagu-lagu berbahasa Madura wajib dinyanyikan pada acara yang mengandung dimensi budaya seperti lomba-lomba, festifal, dan seminar budaya 2. Standarisasi Bahasa Madura. Tahapan ini dilakukan dengan cara merumuskan kodifikasi atau pembakuan bahasa Madura dibidang ejaan, istilah, tatabahasa dan leksikon (Kusnadi, 2008), sehingga kerancuan yang terjadi dalam masyarakat tentang bagaimana seharusnya menuliskan kata dalam bahasa Madura tidak terjadi lagi. Kamus bahasa Madura yang diterima dan digunakan seluruh masyarakat Madura haruslah ada. 3. Renaisansi (kebangkitan kembali) buku berbahasa Madura. Ketika tahap revitalisasi sukses, dan semua penduduk Madura dan penutur bahasa Madura telah mulai kembali menggunakan bahasa Madura, maka tahap yang kedua ini dapat dilaksanakan. Tahap ini dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada kaum intelektual, sastrawan, pendidik,
ekonom,
budayawan Madura untuk menulis buku berbahasa Madura, atau buku tentang Madura secara massive seperti biografi, kajian-kajian budaya, dan novel (baik yang berbahasa Madura atau yang bersettingkan Madura). Buku-buku ini haruslah beredar tidak hanya di pulau Madura saja tapi harus didistribusikan ke seluruh kawasan Nusantara. Tujuan tahapan ini adalah pengenalan bahasa Madura secara intensif kepada masyarakat Nusantara. Ketika bahasa Madura
Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
telah mulai dikenal, daya serap bahasa Madura kedalam bahasa Indonesia akan makin maksimal 4. Promosi bahasa dan budaya. Tahapan ini dilakukan melalui berbagai media seperti surat kabar dan televisi. Forum-forum resmi seperti seminar, lokakarya dan konfrensi tentang Madura harus diagendakan secara rutin tiap tahun di setiap daerah yang mayoritas penuturnya adalah penutur bahasa Madura. Ruang pemberitaan, siaran-siaran berbahasa Madura harus diusahakan ada pada tiap daerah di Madura atau daerah yang mayoritas penduduknya penutur asli bahasa Madura. Kegiatan promosi lainnya seperti lomba-lomba berpidato, mendongeng, membuat puisi dan prosa berbahasa Madura atau tentang Madura haruslah diselenggarakan setiap tahun. 5. Konservasi Bahasa Madura. Ketika empat tahapan di atas telah dilewati dengan sukses, hal ini menunjukkan kepada kita bahwa bahasa Madura telah berkembang dengan baik. Perkembangan ini harus dicermati dengan seksama agar eksistensi dan kemurnian bahasa Madura tetap terjaga. Konservasi ini dilakukan dengan cara melakukan kegiatan inventarisasi, penelitian di bidang bahasa utamanya bahasa Madura, dan diskusi-diskusi tentang bahasa Madura. 6. Ketika bahasa Madura telah dikenal secara luas, maka asimilasi bahasa Madura ke dalam bahasa Indonesia tidak akan terelakkan lagi.
C. Penutup Dari apa yang telah didiskusikan di bagian sebelumnya, kita dapat menyimpulkan bahwa globalisasi dan perdagangan bebas telah memberikan angin segar pada masuknya pengaruh yang dapat merubah kondisi bangsa Indonesia. Salah satu aspek yang masuk tersebut adalah istilah-istilah bahasa asing yang kemudian dipinjam dan diserap ke dalam bahasa Indonesia. Karena minimnya aturan yang membatasi peminjaman dan penyerapan bahasa asing ini, menyebabkan bahasa pinjaman tersebut semakin lama semakin meningkat jumlahnya hingga akhirnya mempengaruhi kemurnian bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional bangsa Indonesia. Jika terus dibiarkan, bahasa Indonesia akan
Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
kehilangan jati dirinya dan pada akhirnya akan memusnahkan bahasa Indonesia itu sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut, segala tindakan yang berhubungan dengan konservasi bahasa Indonesia harus segera dilaksanakan. Promosi ” Aku Cinta Bahasa Indonesia” tidaklah cukup untuk melakukan tindakan konservasi ini. Ideide tentang penyerapan bahasa lokal seperti bahasa Madura sebagai pengganti bahasa asing harus juga dipertimbangkan. Hal ini wajar karena bahasa Madura meskipun hanya berstatus bahasa daerah, tidak dapat dipungkiri memiliki keistimewaan yang luar biasa yaitu kekayaan kosa-kata bermuatan lokal yang tidak dimiliki bahasa Indonesia. Dengan menyerap kosa kata bahasa Madura, selain hal ini dapat mempertahankan dan mengembangkan bahasa Indonesia, turut pula mempromosikan salah satu budaya dan bahasa yang dimiliki oleh negara Indonesia.
Referensi Azhar, Iqbal Nurul. 2008. Ketika Bahasa Madura Tidak Lagi Bersahabat Dengan Kertas dan Tinta dalam Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara Wacana. pp.16-18 Bell, Roger. T. 1981. An Introduction to Applied Linguistics: Approaches and Methods in Language Teaching. London: B.T Batsford Ltd Damanhuri, Adam. 2008. Makian Dalam Bahasa Madura. Makalah dipresentasikan dalam Kongres I bahasa Madura 15-19 Desember 2008. Holmes, Janet. 1992. An introduction to Sociolinguistics. London: Longman Tim Pakem Maddhu. 2007. Kamus Bahasa Madura: Madura-Indonesia. Pamekasan: Pemkab Pamekasan
Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book
Kusnadi, Drs, M.A. 2008. Strategi Pelestarian dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Madura. Makalah dipresentasikan dalam Kongres I bahasa Madura 15-19 Desember 2008 PJRN . 2006. Madura of Indonesia. www.joshuaproject.net. diakses 3 Mei 2006 Wikipedia. 2006. Madurese Language. www.answers.com.diakses 3 May 2006