ISSN 2460-6472
Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015
Pengaruh Pemberian Infusa Biji Kacang Hijau (Vigna Radiata (L.) R. Wiclzek) terhadap Daya Ingat Mencit Swiss Webster Jantan Menggunakan Metode Labirin Y 1
1,2,3
Linda Nurul Qodariyah, 2Fetri Lestari, 3Suwendar Prodi Farmasi, Fakultas MIPA, Unisba, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail:
[email protected], 2
[email protected], 3
[email protected]
Abstrak. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) terhadap daya ingat mencit Swiss Webster jantan menggunakan metode Labirin Y. Mencit dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4 ekor mencit. Kelompok kontrol diberikan CMC-Na, kelompok uji 1 diberikan infusa biji kacang hijau dengan dosis 1,25 g/kg BB, kelompok uji 2 diberikan infusa biji kacang hijau dengan dosis 2,5 g/kg BB, dan kelompok uji 3 diberikan infusa biji kacang hijau dengan dosis 5 g/kg BB. Parameter pengamatan meliputi waktu yang ditempuh mencit dalam menemukan makanan pada alat Labirin Y. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian infusa biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) memberikan efek yang signifikan dalam meningkatkan daya ingat mencit Swiss Webster jantan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan evaluasi statistika (P<0.05), menunjukkan bahwa pemberian infusa biji kacang hijau dengan dosis 1,25 g/kg BB sudah memiliki efek dalam meningkatkan daya ingat. Kandungan kimia yang terdapat pada biji kacang hijau adalah flavonoid, polifenol, alkaloid, tannin, monoterpen dan sesquiterpen. Kata Kunci : Biji Kacang Hijau, Vigna radiata (L.) R. Wilczek, Daya Ingat, Mencit, Labirin Y
A.
Pendahuluan
Daya ingat merupakan kemampuan otak untuk dapat menerima, menyimpan dan mencari kembali informasi yang telah tersimpan di dalam pusat memori (Hartati, 2010). Seiring dengan bertambahnya usia, daya ingat seseorang dapat mengalami penurunan. Dalam penelitian Tantomi (2013) disebutkan bahwa akhir-akhir ini banyak anak dan remaja yang mengalami penurunan daya ingat atau dikenal dengan istilah “pikun usia dini”, hal tersebut disebabkan oleh pola hidup yang tidak seimbang seperti pola makan dan tidur yang tidak teratur, merokok, stress dan konsumsi alkohol. Umumnya upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko penurunan daya ingat yaitu dengan mengkonsumsi makanan bernutrisi yang dapat membantu kinerja otak dalam meningkatkan daya ingat (Harianti,2008:92). Selain itu, penggunaan obat yang berasal dari bahan alam seperti sediaan yang mengandung ekstrak daun Ginkgo biloba telah teruji secara klinis mampu meningkatkan daya ingat (Mahadevan et al, 2008). Salah satu bahan alam lainnya yang berpotensi untuk meningkatkan daya ingat adalah biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek). Indonesia merupakan negara penghasil biji kacang hijau terbesar ke empat didunia (Puslittan, 2012). Namun pemanfaatan biji kacang hijau didunia pengobatan masih cukup terbatas. Kandungan yang terdapat pada biji kacang hijau adalah protein, asam lemak oleat, asam lemak linolenat, asam lemak linoleat, berbagai vitamin dan mineral (Astawan, 2009:35). Dimana, zat-zat tersebut berperan sebagai nutrisi otak yang diduga dapat digunakan untuk meningkatkan daya ingat. Hal ini juga diperkuat dalam penelitian Aruna et al (2012) yang menyatakan bahwa pemberian ekstrak etanol biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) dapat meningkatkan daya ingat mencit yang sebelumnya telah diinduksi oleh skopolamin.
205
206 |
Linda Nurul Qodariyah, et al.
Berdasarkan uraian diatas, diperoleh rumusan masalah yaitu bagaimana hasil penapisan fitokimia dari biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) yang digunakan, apakah pemberian infusa biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) dapat meningkatkan daya ingat mencit Swiss Webster jantan yang tidak diinduksi demensia, dan berapakah dosis efektif infusa biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) yang dapat memiliki efektivitas tersebut. Tujuan dilakukaknnya penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penapisan fitokimia dari biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) yang digunakan, mengetahui pengaruh pemberian infusa biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) terhadap peningkatan daya ingat mencit Swiss Webster jantan yang tidak diinduksi demensia, serta mengetahui dosis efektif dari infusa biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) yang dapat memberikan efektivitas tersebut. Sehingga dengan dilakukannya penelitian ini, dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat memberikan informasi mengenai penggunaan infusa biji kacang hijau sebagai obat yang dapat meningkatkan daya ingat. B.
Landasan Teori
Ingatan adalah proses mengambil kembali informasi yang telah disimpan didalam otak. Proses mengingat terbagi menjadi tiga tahapan. Tahap pertama adalah proses untuk mempelajari informasi yang diterima, lalu mencatat informasi tersebut (encoding). Pada tahap kedua, informasi yang telah dipelajari akan disimpan. Dan tahap terakhir merupakan proses mengingat atau proses memanggil kembali informasi yang telah disimpan (retrieval) (Guyton, 2013: 493). Organ yang berperan penting dalam proses mengingat adalah otak, tepatnya pada bagian sistem limbik. Sistem limbik merupakan kompleks hubungan dari elemenelemen dasar pada otak yang beperan dalam pengaturan emosi serta motivasi untuk proses belajar. Sistem limbik terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya seperti hipotalamus, talamus, hipokampus, amigdala dan korteks limbik. Hipotalamus merupakan bagian utama dari sistem limbik yang berperan dalam pengaturan kardiovaskular, pengaturan suhu tubuh, pengontrolan cairan tubuh, pengaturan nafsu makan serta pengaturan fungsi endokrin tubuh seperti perilaku emosional. Talamus berperan mengatur aktivitas sensasi dan emosi. Hipokampus dan amigdala berperan dalam proses memori yaitu dengan cara menentukan makna dari suatu informasi sensoris yang diterima. Sedangkan korteks limbik berfungsi sebagai area asosiasi serebral untuk mengatur perilaku seseorang (Guyton, 2013: 508-513). Kacang Hijau merupakan salah satu tanaman Leguminaceae yang cukup penting di Indonesia (Puslittan, 2012). Kandungan biji kacang hijau terdiri dari senyawa golongan flavonoid, alkaloid, terpenoid dan polifenol. Selain itu, biji kacang hijau juga memiliki kandungan nutrisi yang kaya akan protein, asam lemak oleat, asam lemak linolenat, asam lemak linoleat, vitamin A, vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B6 (piridoksin), vitamin C, mineral seperti kalsium, fosfor, besi, natrium, dan kalium (N, Kavya et al, 2014:238). C.
Metode Penelitian
Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah simplisia biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) yang diperoleh dari daerah Kalijati, Sumedang
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan dan Farmasi)
Pengaruh Pemberian Infusa Biji Kacang Hijau (Vigna Radiata (L.) R. Wiclzek) terhadap Daya Ingat ... | 207
dan determinasi dilakukan di Herbarium Jatinangor, Laboratorium Taksonomi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Prodi Biologi, Universitas Padjajaran. Selanjutnya dilakukan skrining fitokimia terhadap simplisia dan infusa biji kacang hijau, meliputi skrining alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, polifenolat, tanin, monoterpen dan sesquiterpen, triterpenoid dan steroid. Kemudian, sediaan infusa dibuat dengan konsentrasi 5%, 10% dan 20 %. Uji daya ingat pada penelitian ini dilakukan terhadap 4 kelompok mencit yang masing-masing terdiri dari 4 ekor mencit yang berumur 2-3 bulan dan memiliki berat badan 20-40 gram. Pengukuran kemampuan daya ingat mencit dilakukan dengan tes mendapatkan makanan menggunakan alat labirin pengujian kemampuan belajar. Tahap awal dilakukan pembelajaran mencit pada hari ke-0 hingga hari ke-7 pada alat labirin Y. Kemudian, pembelajaran mencit dilanjutkan kembali disertai dengan pemberian sediaan uji selama 10 hari. Kelompok kontrol diberikan CMC-Na 0.5%. Kelompok uji 1 diberikan infusa biji kacang hijau 5% yang setara dengan dosis 1,25 g/kg BB mencit. Kelompok uji 2 diberikan infusa biji kacang hijau 10% yang setara dengan dosis 2,5 g/kg BB mencit. Dan kelompok uji 3 diberikan infusa 20% yang setara dengan dosis 5 g/kg BB mencit. Pengujian aktivitas daya ingat dilakukan setelah pemberian sediaan uji dihentikan, yaitu pada hari ke-18. Parameter yang dilihat adalah waktu yang ditempuh mencit untuk menemukan makanan pada ujung labirin Y. Waktu pengamatan setiap mencit dibatasi hingga 10 menit. Apabila sampai batas waktu tersebut mencit belum dapat menemukan makanan, maka pengamatan dihentikan dan dianggap bahwa waktu yang ditempuh mencit adalah 11 menit (Suwendar dkk, 2012:23). Analisis data dilakukan dengan ANOVA (α=0.05) dan dilanjutkan dengan uji LSD. D.
Hasil Penelitian
Hasil determinasi menyatakan bahwa sampel tanaman yang digunakan merupakan Vigna radiata (L.) R. Wilczek yang termasuk ke dalam suku Leguminacae dengan nama umum kacang hijau (Indonesia). Tabel 1. Rata-rata waktu yang diperlukan mencit untuk menemukan makanan setelah pemberian sediaan uji dihentikan Kelompok
Rata-Rata Waktu Menemukan Makanan (menit) ± Standar deviasi
P
4,96 ± 3,95
-
0,36 ± 0,20
0,000*
0,28 ± 0,10
0,000*
0,25 ± 0,05
0,000*
Kontrol n=4 Infusa Dosis 1,25g/kg BB n=4 Infusa Dosis 2,5g/kg BB n=4 Infusa Dosis 5g/kg BB n=4
Farmasi Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
208 |
Linda Nurul Qodariyah, et al.
Berdasarkan hasil penapisan fitokimia, simplisia dan infusa biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, polifenolat, saponin, kuinon, tanin, monoterpen dan sesquiterpen. Dari data tersebut, dapat dilihat baik simplisia maupun infusa biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) memiliki kandungan metabolit sekunder yang sama, sehingga hal ini menunjukkan bahwa metode ekstraksi yang digunakan tidak menyebabkan hilangnya senyawa metabolit sekunder akibat pemanasan. Hasil pengamatan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa waktu tempuh yang dibutuhkan mencit untuk menemukan makanan pada kelompok kontrol adalah 4,96 menit. Sedangkan untuk kelompok mencit yang diberikan infusa biji kacang hijau dengan dosis 1,25 g/kg BB, waktu yang dibutuhkan untuk menemukan makanan adalah 0,36 menit. Pada kelompok mencit yang diberikan infusa biji kacang hijau dengan dosis 2,5 g/kg BB, waktu yang dibutuhkan untuk menemukan makanan adalah 0,28 menit. Dan pada kelompok mencit yang diberikan infusa biji kacang hijau dengan dosis 5 g/kg BB, waktu yang dibutuhkan untuk menemukan makanan adalah 0,25 menit. Dari data tersebut menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan mencit untuk menemukkan makanan pada kelompok uji infusa, lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan evaluasi secara statistika (p<0.05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok uji. Dan berdasarkan uji lanjut LSD, tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok uji infusa untuk setiap dosisnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian infusa biji kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wiczek) untuk setiap dosisnya memberikan efek yang sama dalam meningkatkan daya ingat. Proses pembentukan ingatan terdiri dari 3 tahap, yaitu proses pencatatan (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali informasi yang disimpan (retrieval) oleh area hipokampus. Proses pembelajaran mencit terhadap alat labirin Y pada hari ke-0 hingga hari ke-7 dianggap sebagai proses adaptasi mencit terhadap alat. Selain itu, pada tahap ini juga terjadi proses encoding serta penyimpanan informasi yang baru diperoleh. Kemudian, informasi yang diperoleh tersebut akan disimpan didalam otak dalam bentuk ingatan jangka pendek. Informasi yang diperoleh dari ingatan jangka pendek dapat mengalami konsolidasi atau perubahan menjadi ingatan jangka panjang melalui latihan aktif atau pengulangan (Sherwood, 2009: 172). Proses konsolidasi ini dilakukan melalui latihan aktif mencit setiap harinya selama 10 hari untuk dapat menemukan makanan pada salah satu ujung labirin Y. Dimana, proses peletakkan makanan pada labirin menggunakan salah satu ujung labirin yang sama seperti kondisi yang akan digunakan pada saat pengujian daya ingat. Pada proses konsolidasi terjadi proses pemindahan ingatan ke bagian hipokampus agar ingatan yang diperoleh lebih bertahan dalam jangka waktu yang lama (Sherwood, 2009: 178). Senyawa yang berpengaruh dalam proses meningkatkan daya ingat adalah flavonoid, polifenol, dan terpenoid (Aruna et al, 2012 : 107). Polifenol, flavonoid, dan terpenoid dapat memberikan efek neuroprotektif dengan cara mencegah terjadinya kerusakan pada sel-sel neuron. Mekanisme kerja lainnya dari flavonoid yaitu berperan dalam mengendalikan penyimpanan memori dalam area hipokampus dan korteks limbik melalui interaksi penghantaran sinyal atau sensitisasi pada sistem saraf (Spencer, 2009: 1152). Kandungan nutrisi lainnya yang terdapat dalam biji kacang hijau adalah vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B6 (piridoksin) (N, Kavya et al, 2014:238-239). Vitamin B1 (thiamin) berperan dalam memodulasi mood
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan dan Farmasi)
Pengaruh Pemberian Infusa Biji Kacang Hijau (Vigna Radiata (L.) R. Wiclzek) terhadap Daya Ingat ... | 209
dan kemampuan belajar. Vitamin B2 (riboflavin) dan vitamin B3 (niasin) berperan dalam mengaktifkan fungsi otak salah satunya dengan memperkuat penyimpanan memori. Dan vitamin B6 (piridoksin) berperan dalam meningkatkan konsentrasi, serta berperan dalam sintesis neurotransmiter seperti serotonin (Bourre, 2006: 378-379). E.
Kesimpulan
Biji kacang hijau yang digunakan pada penelitian ini mengandung senyawa golongan flavonoid, polifenol, alkaloid, tanin, monoterpen dan sesquiterpen. Infusa biji kacang hijau memiliki efek dalam meningkatkan daya ingat pada mencit Swiss Webster jantan dengan dilihat dari adanya perbedaan bermakna (p<0.05) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pemberian infusa biji kacang hijau dosis 1.25g/kg BB mencit sudah memiliki efek dalam meningkatkan daya ingat. Daftar Pustaka Aruna, B., P, Sachin B., N, Kshirshagar S and S, Pratapwar. (2012). ‘Learning and Memory Enhancing Activity of Vigna Radiata Linn Extract in Mice Using Scopolamine Induced Amnesia’, International Journal of Drug Formulation And Research, February, Vol.3, No.1, pp.98-109. Astawan, M. (2009). Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-Bijian, Penebar Swadaya, Depok. Bourre, J.M. (2006). ‘Effect of Nutrients (In Food) on The Structure And Function of The Nervous System: Update on Dietary Requirements For Brain Part 1: Micronutrients’, Journal of Nutrition Health And Aging, Vol.10, No.5, pp.377385. Guyton, A.C. (2013). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi Revisi, EGC, Jakarta. Harianti, D. (2008). Metode Jitu Meningkatkan Daya Ingat, PT Tangga Pusaka, Tanggerang. Hartati, S dan Widayanti, C.G. (2010). ‘Clock Drawing Assemen Untuk Demensia’, Jurnal Psikologi Universitas Dipenogoro, April, Vol.7, No.1, pp.1-10. Mahadevan, S and Park, Y .(2008). ‘Multifaceted Theurapeeutic Benefits of Ginkgo Biloba L.: Chemistry, Efficacy, Safety, and Uses’, Journal of Food Sciene, Vol.73, No.1 pp.14-19. N, Kavya., B, Kavya., V, Ramaro., R, Kishore Kumar., and G, Venskateshwarlu. (2014). ‘Nutritional and Therapeutic of Mudga (Vigna radiata (L.) R. Wilczek : A Potential Interventional Dietary Compent’, International Journal of Research Ayuverda and Pharmacy, March-April, Vol.5, No.2 pp.238-241. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. (2012). ‘VIMA 1, VUB Kacang Hijau Umur Genjah, Masak Serempak, dan Tahan Penyakit Embun Tepung’ [Artikel]. Tersedia pada : www.puslittan.bogor.net (diakses tanggal :24 November 2014). Sherwood. (2009). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6, EGC, Jakarta. Spencer, J.P. (2009). ‘The Impact of Flavonoids on Memory: Physiological and Molecular Considerations’, Chemical Society Reviews, Vol.4, No.34, pp. 11521161.
Farmasi Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015