Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
BAB VIII
Komunikasi & Sosialisasi Gagasan: VIII
Obrol Informal (Jurnal Harian) - PKT 2009: D.VIII-01 Pertemuan Sosialisasi Program PKT (30-08-2009): D.VIII-02 Laporan Pendahuluan
T.A. Arsitektur-PKT (09-09-2009): D.VIII-03
Laporan Tengah T.A. Arsitektur-PKT (18-10-2009): D.VIII-04 Suluh Rumah Sehat & Perumahan Swadaya - PKT 2009: D.VIII-05
Draft Laporan Akhir T.A. Arsitektur–PKT (24-11-2009): D.VIII-07 Dokumen Usulan CSR - PKT 2009: D.VIII-08 Pertemuan BKM & Faskel PNPM Mandiri Perkotaan: D.VIII-09 Pertemuan Informal dengan Dekel dan Tokoh2 Lokal: D.VIII-10 Diskusi di Milis Forkimnas & Forkimja: D.VIII-10 Sosialisasi Penyusunan Raperda RTRW DKI di DPGP: D.VIII-11 Kunjungan Anggota DPR di RW 06 Kel. Jatipulo: D.VIII-12 Usulan P2M Univ. Indonesia: D.VIII-13 Pertemuan Pengukuhan Pembentukan KSM Perumahan : D.VIII-14 Obrol di Pertemuan SUD (Sri Probo ke Ridwan Kamil): D.VIII-15
Hal.
Diskusi di Forkimja: D.VIII-16
1 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Pendampingan Warga Menyusun RTK – PKT 2009: D.VIII-06
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Email/SMS Pemerhati Permukiman ke Grup Japri: D.VIII-17 Pertemuan P2M Univ. Indonesia: D.VIII-18 Upaya Pensinergian Program Pemprov dan Pemkot: D.VIII-19 SWARA WARGA – Media 2mingguan RW 06 Kel. Jatipulo: D.VIII-20 JURNAL PERKIM – Media Bulanan Perkim DKI Jakarta: D.VIII-21 Kunjungan ke Kantor Kelurahan Jatipulo: D.VIII-22 Pelatihan Pemasangan Port. Arch. Unit Rumah Sementara:D.VIII-23
Hal.
2 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Sosialisasi Pengenalan Masalah dan Upaya Pembenahan Diri:D.VIII-23
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Obrol Informal (Jurnal Harian) - PKT 2009: D.VIII-01
Sabtu/22 Agustus 2009, di Studio Kontrakan Pak Astaja Potensi penataan ruang (fisik-lingkungan) Berdasarkan kepadatan dan kebutuhan akan ruang2 terbuka publik/ komunal, arah pengembangan perlu juga secara vertical. Dicontohkan RT 016 RW 06 untuk bedah kampong. Luas = 1,224.12 m2 dengan jumlah rumah 54. 54 rumah, ada beberapa yang besarannya 2x rumah biasa, dianggap 2 unit atau 2 modul. Diusulkan untuk membuat 3 blok sehingga diasumsikan ada 72 unit rumah, 36 unit di lapis atas, dan 36 unit di lapis bawah
Hal.
3 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Luas satu unit rumah = 4.5 m x 8 m = 36 m2 untuk lapis bawah dan 4.5 m x 7 m = 31,5 m untuk lapis atas. Terlapir sketsa.
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Pertemuan Sosialisasi Program -PKT (30-08-2009): D.VIII-02 --------------------------------------------------------------------------------
LEMBAR MONITORING KEGIATAN Nama Kegiatan
: Sosialisasi Program di RW 06
Tgl Pelaksanaan
: Minggu/30 Agustus 2009
Wkt Pelaksanaan
: Pk. 09.00 sd 22.30
Tempat Kegiatan
: Ged. Pertemuan RW 06, Teras samping (Karang Taruna), Gabung lagi dalam Ged. Pertemuan
-------------------------------------------------------------------------------Pertemuan dibuka oleh Sdr. Yasin, Sekretaris II RW, Sekapur sirih oleh Bp. Idrus, Ka. RW 06, tentang keberadaan Tim Konsultan untuk Perbaikan Kampung Terpadu, yang perlu didukung juga di samping program2 lain yang sedang dan akan berlangsung di RWnya. Paparan oleh Sdr. Syairoji, sebagai mana bahan paparan sebelumnya di tingkat kelurahan, namun sekarang lebih menekankan pada poin kelompok motivator komunitas, fungsi dan perannya, serta pembentukannya pada akhir pertemuan.
Senang melihat antusiasme para pemberdaya masyarakat, atau motivator local yang sudah ada, dan ternyata terbentuk secara alamiah dalam beberapa decade, antara lain Kang Maja, Bu Jumadi, Pak Juned, Pak Idrus yang sudah peduli dengan kampong ini dan warganya sejak masih remaja di Karang Taruna. Karena itu, saya sebagai TA Arsitektur merasa sangat terbantu dengan sikap terbuka warga aktivis ini dan berharap setiap warga juga bersikap terbuka dalam menjalin komunikasi guna mengungkapkan aspirasinya.
•
Berkaitan dengan bidang saya, tata ruang kampong dan fisik lingkungan adalah penekanannya, di samping standar rumah sehat, namun tanpa pemahaman akan sosial-budaya yang menjadi karakter kampong ini, perencanaan dan desain tata ruang bisa tidak tepat-guna atau tidak tepat-sasaran.
•
Rumah sebagai skala lebih kecil dari kampong, adalah habitat, yang mana sangat ditentukan oleh kebiasaan2, pola hidup penghuninya. Itulah sebabnya saya merasa perlu untuk lebih mengenal warga ini dengan kebiasaan2nya. Jadi, saya mohon kerjasama dan sikap keterbukaannya. Kita akan merencanakan dan mengembangkan kampong ini bersama-sama.
Bp. Astaja, alias Kang Maja : •
Perlu ada perbaikan jalan contoh untuk kondisi jalannya, penghijauan dan pengelolaan kebersihannya.
•
Menghilangkan kesan kumuh, khususnya di sekitar daerah tanggul dan kali penghubung.
•
Diusulkan untuk percontohan bedah kampong di RT 016/06, agar, jika benar2 ada pelebaran jalan inspeksi, warga sudah ada alternative huniannya, tetap di RT yang sama, namun hanya akan terjadi pengelolaan lahan secara bersama. Bagusnya, dengan begini, kualitas lingkungan bisa ditingkatkan juga. Namun ini butuh waktu, tidak segera, namun perlu dipersiapkan dari sekarang, mumpung momennya juga pas, sedang ada pengajuan prona di pertanahan.
Dilanjutkan sesi tanya-jawab: 1.
Bp. Hendro (RT 010): Bagaimana masalah pendanaan kegiatan2 yang berkaitan dengan keberadaan program PKT ini?
2.
Bp. Suharno (RT 012): Kita perlu tahu Rencana Umum Tata Ruang agar perencanaan kampong kite ke depannya bisa sejalan dan tidak ada yang tersia-siakan. Misalnya pelebaran jalan inspeksi. Dan perlu juga lebih focus pada target.
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Hal.
•
4 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
TA Arsitektur diberi kesempatan untuk bicara :
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman 3.
Bp. Sugandhi (RT 002): Bagaimana dengan rencana penataan RT 016, sedangkan batas dari Dinas Tata Air hampir semua ada hunian?
Jawab oleh Sdr. Syairoji : 1.
Masalah pendanaan kegiatan2 yang berkaitan dengan keberadaan program PKT, pada dasarnya adalah ad dana APBD, namun sifatnya hanya penggerak atau motivasi di awal proses, diharapkan proses berlanjut dengan keberdayaan dari warga, misalnya pemeliharaan lingkungan bersih dan hijau
2.
Memang sejak 2002, sudah ada pemasangan patok batas pelebaran jalan inspeksi. inspeksi. Jadi, dipersiapkan saja untuk sewaktusewaktu waktu hak atas jalan itu direalisasikan.
3.
Masih berkaitan dengan no. 2, karena itu, perencanaan penataan ruang kampong, misalnya seperti yang diusulkan Kang Maja dan TA Arsitektur kita, RT 016 itu, sudah memperhitungkan agar area pelebaran jalan maupun area sutet tidak dibanguni hunian, tapi dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau, di bawahnya bisa untuk septic-tank septic tank komunnal, dsb. Ruang hunian tidak berkurang, malah bisa bertambah untuk unit2 yang direntalkan, direntalkan, Namun pengembangan mau gak mau perlu secara vertical, bukan rusun, tapi maksimal 3 lantai yang tetap sesuai sebagai habitat warga setempat.
Pembentukan Kelompok Motivator Komunitas.
Bp. Suharno (RT 012) sebagai ketua Bp. H. Husen (RT 006) sebagai sekretaris Bp. Jamhari (RT 009) sebagai bendahara Ibu Suharsih Jumadi (RT 006) sebagai anggota Ibu Rini (RT 015) sebagai anggota Bp. Amsari/Aceng (RT 016) sebagai anggota Bp. Kuspiadi (RT 010) sebagai anggota Bp. Atam (RT T 017) sebagai anggota
Pertemuan ditutup oleh Sdr. Yasin. Salam2an. Namun beberapa pengurus RW dan RT masih ngobrol dengan Tim Konsultan. Di pekarangan samping sedang ada juga pertemuan informal Karang Taruna Kelurahan. Sdr. Yasin yang juga masih pengurus Karang Taruna, bergabung ke situ. TA Arsitektur pun ikut bergabung. Ada Maya & Supri (RW 06), Andi Rossa (RW 007), Ahmad (Ketua Umum), Nungki, Rahmat, Iwan Kurniawan (RW 007). Karang Taruna ini perlu juga diajak komunikasi, mereka-lah mereka nantinya yang akan berperan erperan dalam keberlanjutan program. Pak RW, Kang Maja, Bang Aceng yang pengelola MCK, dan beberapa pengurus RW dan RT, dan Tim Konsultan masih duduk lesehan di karpet, sambil ngopi, disertai cerita2 lucu seputar dialek, ciri dan cara khas para imam traweh. traweh. Tertawa2 bersama ini yang menumbuhkan kualitas kebersamaan komunitas ini.
Hasil untuk ditindak-lanjuti : •
Pembentukan CDAG (Community Development Action Plan) atau Kelompok Kerja Terfokus.
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Hal.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
5 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Khusus di RW 06 ini, terlihat karakter komunitasnya yang lebih solid solid dan menghargai kepemimpinan Pak RW yang memang sifatnya sangat mengayomi dan mengenali warganya, sehingga para pengurus RW berembug menentukan anggota2 kelompok MK. Ternyata yang di”todong” juga bersedia dan antusias. Yaitu:
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman •
Pendekatan kepada Karang Taruna dan Bu Jumadi serta Kang Maja sebagai figure Motivator Komunitas Lokal.
•
Pemantauan terhadap perbaikan dan pembangunan fisik lingkungan yang sedang berjalan, termasuk yang bukan oleh Sudin Perumahan.
•
Meneruskan penggarapan rencana usulan bedah kampong bersama para aktifis, baik dari pihak pengurus RW dan RT, maupun Karang Taruna, melalui komunikasi2 yang intensif namun informal.
Laporan Pendahuluan
T.A. Arsitektur-PKT (09-09-2009): F.VIII-03
Pada 9 September 2009, Tim Konsultan Pendamping memaparkan Laporan Pendahuluan. TA Arsitektur berbicara tentang penataan ruang kawasan pinggir kali sebagai water-front kampung, dan penataan ruang kampung skala RT, sebagai model perintisan peremajaan lingkungan permukiman. ------------------------------------------------------------------------
: Paparan Laporan Pendahuluan
Tgl Pelaksanaan
: Rabu/9 September 2009
Wkt Pelaksanaan
: Pk. 10.15 sd 11.45
Tempat Kegiatan
: Rg. Rapat Ka.Sudin Perumahan dan Gedung Pemda, Kotif Jakarta Barat
-----------------------------------------------------------------------Pak Syairoji, Team Leader kami, memaparkan pada pk. 11.00 sd 11.10, dilanjutkan beberapa pertanyaan dari Bapak Edy Marlan sebagai Kepala Dinas Perumahan DGP. Kami membagikan buku Laporan Pendahuluan kepada ketiga bapak yang memakai seragam. Pak Syairoji memaparkan materi laporan dengan pointers yang diproyeksikan dengan in-focus. Mulai dari materi KAK hingga pembentukan CDAG yang sudah dilaksanakan di dua RW. Pak Edy Marlan (komentar dan pertanyaan) : 1. Para Team Leader perlu membaca dan menguasai bahan laporan sebelum melakukan paparan, karena kesan yang ada sekarang, kebanyakan laporan dibuat oleh tukang ketik, dan Team Leader langsung memaparkan dengan cara menyajikan dengan in-focus tapi dengan membaca kembali laptop atau tayangan. Seharusnya, yang melakukan paparan perlu tatap mata kepada siapa materi laporan dipaparkan. Juga perlu adanya hilite atau masalah&solusi yang ditonjolkan berdasarkan kenyataan di lapangan, jangan memberi kesan saling nyontek dengan sesama pembuat laporan yang sejenis. Saya gak suka jika ada kesan hanya basa-basi saja. Kita bekerja ini “padamu negeri”. 2. Coba tayangkan jadual pelaksanaan… Nah, itu yang no. 4. Pembentukan Kelompok, apa benar perlu waktu 4 minggu? Berapa hari itu? Jawab TL : Pembentukan kelompok MK masing2 dalam satu pertemuan sosialisasi di tingkat RW, semuanya ada 4 RW Fokus, sedangkan pembentukan Kelompok Aksi Komunitas juga butuh 4 kali pertemuan untuk semua RW fokus. Jadi, kami mengalokasi waktu untuk keseluruhan kegiatan pembentukan kelompok dalam 4 minggu, walaupun secara simultan kami tetap melakukan kegiatan lain, seperti pengenalan lebih dalam terhadap social kemasyarakatan, pengawasan terhadap kegiatan pembangunan/perbaikan oleh SKPD terkait, seperti perbaikan jalan yang sudah dan sedang berjalan di RW fokus. 3. Yang no. 6, Pelatihan Kelompok. Itu butuh 6 minggu, apa dilakukan setiap hari? Pelatihan apa saja?
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Hal.
Nama Kegiatan
6 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
LEMBAR MONITORING KEGIATAN
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Jawab TL : Pelatihan2 tidak tiap hari, kami menyesuaikan dengan kesempatan dan kesediaan warga, misalnya sabtu dan minggu. Adapun pelatihan2 yang sudah kami rencanakan antara lain : Pengolahan sampah dan limbah menjadi pupuk kompos, pupuk cair, dan bataco press. Selain itu juga pembuatan pot2 gantung dari botol2 plastik, serta penghijauan dengan tanaman hydrophonic. Tidak tertutup kemungkinan ada jenis pelatihan lain jika dibutuhkan oleh warga. 4. Kegiatan no.7, Pengembangan Kemitraan. Itu maksudnya apa? Ngapain aja? Jawab TL : Maksudnya, Tim Konsultan memfasilitasi terjalinnya kerjasama dengan pihak2 lembaga yang berkaitan dengan pengembangan keberdayaan masyarakat, baik fisik lingkungan, social-budaya, maupun ekonomi-bisnis. Misalnya pihak yang bisa membantu pemasaran produk2 home industry, dsb. 5. Jadi, perlu merincikan lagi poin no. 6 dan no. 7. Pak Edy Marlan mempersilakan Pak Kasman dan Pak Rokman untuk bertanya atau memberi komentar atas paparan yang sudah dilakukan oleh para konsultan.
•
Penyempurnaan penyajian laporan, perlu daftar isi yang rinci, daftar pustaka, struktur organisasi dan garis komando.
•
Perda2 yang dicantumkan perlu diperiksa, apa masih berlaku atau sudah ada yang lebih baru.
•
Nama2 tabel/sumber/organisasi juga perlu diperhatikan.
•
Pengelompokan permasalahan dan peningkatan2 yang ditargetkan perlu dipaparkan dengan jelas dan terfokus.
Pak Edy Marlan mempersilakan hadirin untuk bertanya atau memberi masukan kepada Suku PDGP. Dari Tim Jatipulo : Di tahap Studi perlu sediki lebih mendalam mengenai masalah social-budaya masyarakatnya, agar di tahap Pengembangan Masyarakat, yang pada intinya adalah membangun keberdayaan masyarakat, bisa lebih nyecah. Karena, bagaimana mungkin memberdayakan masyarakat, jika belum mengenal masyarakatnya. Aspek social budaya masyarakat akan sangat mewarnai permasalahan serta karakter kampong, yang mana juga akan berdampak terhadap pendekatan pemecahan masalah secara bijak. Jika pemecahan masalah atau solusi yang ditawari atau diberikan tidak sesuai dengan karakter komunitasnya, kecil harapan untuk menjaga keberlanjutan program. Dari aspek tata ruang, kampong Jatipulo, dengan masalah kepadatan penduduk yang makin tinggi, punya potensi untuk dilakukan suatu percontohan bedah kampong berupa transformasi penataan ruang secara horizontal maupun vertical bagi satu RT. Untuk saat ini, yang paling memungkinkan adalah RT 016/06. Komentar Pak Kasudin (Bp. Edy Marlan): Anda mesti memperhitungkan masalah waktu jika mengusulkan solusi rumah susun… setidaknya itu perlu waktu 5 tahun mulai dari sosialisasinya. Lebih baik difokuskan pada perbaikan2 dan peningkatan kualitas lingkungan yang sudah ada. Argumen Tim Jatipulo :
Hal.
Penataan ruang kampong yang kami maksudkan horizontal dan vertical tidak serta merta berwujud rumah susun atau rumah bertingkat banyak sebagaimana yang banyak dibangun oleh dinas perumahan. Solusi ini pun merupakan hasil rembug dengan beberapa tokoh masyarakat yang sangat mengenali karakter warga dan kampungnya. Desainnya pun kami kerjakan bersama. Ini, lebih mirip dengan apa yang diistilahkan sebagai maizonette 2 lantai yang masih bisa dikembangkan menjadi 3 lantai.
7 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Pak Kasman K.S. :
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman Dulunya ada budaya jemputan atau preleg, yaitu kaleng susu yang digantungkan di pintu depan, tiap minggu diisi segenggam beras atau uang. Pengurus anak yatim, akan menjeput, misalnya tiap kamis atau jumat, atau hari lain, tergantung masing2 kesepatan di
tingkat RT atau RW. Namun, sekarang, setelah informasi begitu pesat, tingkat konsumerisme warga meningkat, dibarengi banyaknya tukang kredit yang menawarkan barang2 konsumtif seperti baju, TV, HP, dll. yang bisa dicicil harian atau mingguan. Jadi kemampuan dan upaya untuk menyantuni anak yatim beralih. Sebenarnya, potensi ini menunjukkan adanya kemampuan warga untuk mengupayakan tabungan perumahan yang bersifat micro-financing. Komentar Pak Rokman Lizar : Yah, memang selama ini kita lebih banyak menyentuh masalah fisik lingkungan. Untuk suatu perubahan tataruang yang signifikan memang perlu pengkajian masalah social-budaya serta ekonomi yang lebih mendalam. Pertanyaan Pak Edy Marlan : Kalau seandainya dilakukan pembangunan perumahan maizonette itu, biaya dari mana? Bangunan jadi milik siapa? Jawaban Tim Jatipulo : Dari hasil observasi dan analisa social-budaya dan ekonomi masyarakat, kami bersama beberapa tokoh masyarakat melihat adanya potensi warga untuk menjadi pelaku utama dalam pembangunan dan pengelolaan permukiman dan perumahan mereka. Pemerintah hanya perlu memberi stimulant atau membiayai di awal pembangunan.
Meningkatnya kualitas lingkungan, mengakibatkan nilai sewa rumah kosan (disediakan beberapa unit tiap bloknya) dengan sendirinya akan meningkat pula.
-
Penyediaan fasum dan fasos yang juga bisa meningkatkan produksi serta pemasaran produk2 home-industry.
-
Pembangunan atau konstruksi dilakukan bersama warga, sehingga biaya pembangunan bisa lebih rendah.
-
Struktur yang sederhana, dan bahan bangunan bisa memanfaatkan material local, misalnya bataco press yang diproduksi dari lumpur endapan got/saluran serta puing2 bangunan yang dibongkar, sehingga biaya pembangunan bisa lebih rendah.
Komentar Pak Edy Marlan : -
Baiklah, mungkin masalah ini perlu kita pikirkan lagi, aspek social-budaya dan ekonomi, nantinya kami akan minta contekan dari Tim Jatipulo bagi paparan di Dinas Perumahan dan SKPD terkait. Pertemuan ditutup dengan salam2an.
Pak Syairoji, Team Leader Pengembangan Masyarakat dalam Program PKT Kampung Jatipulo, Jakarta Barat, sedang paparan. Terlihat di kepala meja rapat, Bp. Edy Marlan, Ka. Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda, Kotif Jakarta Selatan menymak paparan oleh TL Prog. PKT Kampung Jatipulo. Hasil untuk ditindak-lanjuti :
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Hal.
-
8 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Potensi ekonomi dari hasil penataan ruang kampong berupa perumahan maizonette itu antara lain :
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
•
Upaya sungguh2 untuk memahami persoalan yang sebenarnya di masing2 lokal program PKT.
•
Solusi dan sasaran yang tepat, yang tidak menutup kemungkinan terjadinya transformasi kampong, yang mana perlu penyesuaian alokasi waktu untuk setiap tahapan dari multi-years Program PKT.
•
Perlu model untuk pilot-project transformasi kampong, diusulkan agar RT 016, RW 06 sebagai model, secara bertahap dilakukan pendekatan desain fisik lingkungan, berdasarkan studi non fisik (social-budaya dan ekonomi-bisnis)
Hal yang bisa dilakukan oleh TA Arsitektur untuk saat ini, adalah menjalin komunikasi dengan warga untuk dikit2 membangun impian bersama. Bagusnya, di RW 06 ini, ada beberapa motivator komunitas yang secara alami telah membangun dikit2 pola pikir warganya. Dibandingkan 3 RW focus lainnya, warga di RW 06 ini lebih organized, lebih solid, dan lebih terbuka untuk suatu perubahan yang bersifat membangun. Selain itu, TA Arsitektur beserta beberapa tokoh masyarakat yang berlaku sebagai motivator komunitas local, telah mencoba merancang dan merencanakan suatu proyek percontohan di RT 016 yang diharapkan bisa ditularkan ke RT-RT lainnya, khususnya yang berhadapan dengan jalan inspeksi Banjir Kanal.Gambaran eksiting Water-Front Kampung Jatipulo (di kertas A2) telah dibuatkan dan telah diperlihatkan kepada Bp. Edy Marlan, Ka Sudin Perumahan & Gedung Pemda Kotif Jakarta Barat.
Laporan Tengah T.A. Arsitektur-PKT (18-10-2009): D.VIII-04
-----------------------------------------------------------------------LAPORAN TENGAH TA ARSITEKTUR – PT. Diast Mitra Utama PROYEK PENGEMBANGAN MASYARAKAT dalam Program PKT, KEL. JATIPULO, KEC. PALMERAH , KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT — DKI Kegiatan : • Penyusunan Konsep Tata Ruang Kampung di RW Fokus
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Hal.
Namun, semua ini hanya bisa tercapai jika manusianya, warga kampong ini bisa mencapai kesadaran lingkungan yang cukup, juga pihak lembaga2 pemerintah terkait bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
9 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Pemandangan ini menggambarkan karakter warga yang senang ber- ada dekat dengan air. Area tanggul ini berpotensi sebagai wisata jajanan tradisional yang uniq, jika saja bisa di tata dengan baik. Pemandangan ini, bisa menjadi dasar dari suatu impian indah : seperti Sungai2 di Eropah dengan Gondola, dan bantaran Sungai ditata hijau dengan tanaman obat dan bumbu, di beberapa titik dibuatkan saung2 untuk jajanan tradisional. Sangat potensial sebagai objek wisata yang uniq.
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman • Penyusunan Konsep Sistem Drainase & Daur Hidrologik Kampung di RW Fokus, dan sekitarnya
• Penyusunan Konsep PengHIJAUan Kampung di RW Fokus • Penyusunan Pedoman Tata Bangunan di Kampung RW Fokus Waktu
: Minggu VII sd IX (13 Sept sd 3 Okt 2009)
Tempat
: RW Fokus: RW 04, 05, 06, 07 Kekurahan Jatipulo
Lampiran : Foto2, Peta2, SitePlan RT Percontohan, Denah Blok & Sketsa Perspektif Bangunan
-----------------------------------------------------------------------Ruang dalam TataRuang Kampung & Rencana Pembanguan Wilayah Wilayah dapat dilihat sebagai suatu ruang pada permukaan bumi. Pengertiang permukaan bumi adalah menunjuk pada tempat atau lokasi yang dilihat secara horizontal, maupun vertical. Perlu dibuat batasan bahwa ruang pada permukaan bumi itu adalah sejauh manusia masih bisa menjangkaunya atau masih berguna bagi manusia. 1) Dalam kecenderungan perubahannya, sebagai konsekuensi meningkat-nya kepadatan penduduk di wilayah RW-RW di kelurahan ini, perlu penataan yang komprehensif berdasarkan kebijakan perundang-undangan Tata Ruang maupun kearifan local yang akan menjadi jaminan keberlanjutan pembangunannya. Untuk itu disadari perlunya suatu percontohan untuk satu wilayah RT, analisa perencanaan yang sementara ini dilakukan yaitu pada RT 016 RW 06. Konsep Tata Ruang Kampung di RW Fokus
Tatanan Waterfront Kampung, terpampang di horizon berupa permukiman perumahan tiga susun yang di depannya, di bawah sutet terhampar lapangan hijau, dihiasi pohon-pohon flamboyan di titik-titik interval tertentu, di sisi tanggul, jalan inspeksi yang rata tanpa lubang-lubang, antara tanggul dan RTH bawah sutet dilengkapi trotoar. Mulut gang dihiasi gapura yang didominasi oleh tanaman rambat. Di beberapa titik, yaitu antara mulut gang ada tong2 sampah yang ditata apik dengan pembagian organik dan anorganik. Fasade tanggul sebelah kali di bawah balok memanjang, merupakan turap pasangan batu kali, sampai batas bantaran yang dihijaukan dengan tanaman2 bumbu dan obat2 serta bunga2, hamparan di level tengah ditahan lagi dengan turap batukali yang menerus sampai level terendah tepian kali. Perahu2 penyebrangan diganti dengan perahu wisata yang mengantar ke Museum Tekstil di sebelah selatan hingga ke Pusat Bisnis Roxi Mas di Sebelah utara. Rumah pada bagian terkecil RDH (Ruang Daur Hidup) yang sangat esensial untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan fisik dan psikologis secara utuh dari setiap anggota keluarga yang menghuni rumah. RDH manusia yang lebih luas dari rumah adalah kota atau desa. Dalam hal ini, lebih spesifik, yaitu Kampung Kota. 3). Konsep Sistem Drainase dan Daur Hidrologik Kampung di RW Fokus dan Sekitarnya Dari tiap rumah tangga atau blok maisonette, sebelum air buangan (KM, cuci dan dapur) perlu melalui Drain & Greese Trap Treatment dialirkan ke sumur resapan komunal.
•
Got / saluran pinggir jalan perlu ditutup dengan decker (di atasnya sebagai tempat penghijauan, dan sebelum ditutup maupun secara berkala diadakan pengerukan atau pengangkatan lumpur2 sampah), namun tetap ada lubang pada interval tertentu untuk memudahkan angkat dan masuknya air hujan 4).
•
Pembuatan lubang-lubang Biopori pada titik-titik tertentu di perkerasan halaman rumah dan tepi-tepi jalan lingkungan.
Hal.
•
10 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Sebagai Water-Front Urban-Kampong atau BAKIN (Bantaran Kali Indah) Jatipulo. 2).
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
•
Adanya sumur dalam dengan jarak tertentu(±15 m) dari sumur resapan, bisa di RTH atau MCK Umum, maupun di tiap blok maisonette sebagai sumber air bersih alternative.
•
Kali Penghubung di sisi yang rendah daripada sisi yang berbatasan Kali Banjir Kanal merupakan tujuan aliran dari saluransaluran / got-got di RW2 Fokus dan sekitarnya. Namun pada saat hujan besar yang menyebabkan debet air hujan melimpah, maka difungsikan pompa yang berada di Kelurahan KBU dan Kelurahan Tomang untuk dialihkan ke Kali Banjir Kanal.
Saluran / Got
Kali Penghubung
Rumah Pompa
Pipa Pembuangan dari Pompa
Konsep PengHIJAUan Kampung di RW Fokus 1. Sistem Vegetasi -
tanaman pelindung (bisa tanaman buah) di sisi jalan inspeksi dan jalan kendaraan, halaman rumah dan/atau RTH maisonette Flamboyan sebagai cirri khas RTH Kampung
-
tanaman hias dan tanaman obat/bumbu/sayur (di pot bawah, di pot/botol gantung untuk tanaman hidrphonik)
-
Tanaman pelindung sekaligus tanaman hias (bisa tanaman buah, misalmnya anggur), berupa tanaman hias rambat yang dibuatkan jarring rambat yang melindungi sebagian jalan orang dengan interval tertentu.
2. Sistem Pengelolaan Sampah & Limbah Rumah Tangga dan Pasar Lingkungan -
Reuse (pemakaian kembali), adalah pembiasaan untuk memakai kembali apa saja, misalnya kantong kresek, kertas bekas, kotak kemasan makanan, dsb.
-
Reduce (pengurangan/pengecilan pemakaian), adalah efisiensi pemakaian energi dan materi, misalnya menggunakan termos untuk cadangan air panas, sebagai pengganti pemakaian dispenser air panas, menyetrika pakaian sekaligus banyak daripada satu-satu, menggunakan kertas dengan page-layout 2 atau 3 kolom, dengan ukuran font 9 atau 10, halaman bolak balik. Mengurangi pemakaian tissue dengan pemakaian saputangan
-
Recycle (daur ulang), adalah mengolah kembali sampah atau limbah menjadi suatu materi/produk baru, misalnya kertas daur ulang dari sampah2 kertas koran atau cetakan lainnya, sampah (pasar) basah menjadi kompos atau pupuk cair,
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Hal.
Adanya beberapa sumur resapan komunal di tiap RT, bisa di RTH. Sebagai tujuan aliran air dari Treatment Plant air buangan dan dari saluran air hujan.
11 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman •
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman lumpur got dan puing2 bangunan menjadi batako press, limbah konveksi menjadi keset kaki, selimut, lap kain perca, tas kain perca, dll.
-
Replant (menanam kembali), adalah menanam sampah atau limbah yang bisa terurai dalam tanah, misalnya beberapa kemasan produk yang dirancang biodegradable, seperti kantong kresek dari beberapa supermarket, dan botol suplemen,
daun2 kering, dsb. 5). Selain itu, juga penanaman pohon2 baik di area terbuka, maupun dengan pemanfaatan secara vertical (pot gantung, tempelan di dinding, rambatan, dsb.) 3. Pola dan Gaya Hidup •
Membiasakan membuang sampah secara baik dan benar yaitu penempatan sesuai pembagian sampah kering dan sampah basah atau sampah anorganik dan sampah organik.
•
Penggunaan ruang, peralatan/fasilitas secara komunal, lebih baik jika bisa diterapkan co-housing atau rumah bersama pada penataan maisonette 2 sd 3 lantai.
•
Mengurangi konsumerisme, dengan kreatifitas menciptakan sendiri barang2 kebutuhan sehari2, dan membatasi jumlahnya, secukupnya saja.
Konsep Pedoman Tata Bangunan di Kampung RW Fokus
•
Ada pintu dan daun pintu yang proporsional.
•
Ada jendela dan ventilasi untuk pengkondisian alami (penerangan dan penganginan).
•
Tersedianya air bersih.
•
Sistem sanitasi (kamar mandi, kakus, dan cuci), buangan limbah atau air kotor sebelum dialirkan ke got/saluran lingkungan dan/atau ke sumur resapan.
•
Kondisi lantai, dinding dan langit2 tidak lembab, tidak berdebu (misalnya oleh serbuk2 material yang bisa mengganggu system pernapasan).
•
Penataan ruang yang apik dan bersih, mengantisipasi muncul dan berkembangnya serangga2 dan binatang hama penyakit.
•
Ada organisasi ruang, area privat, semi privat dan public secara proporsional, sesuai keadaan dan jumlah anggota keluarga.
•
Secara umum, memenuhi standar RDH untuk rumah dan sekitarnya.
2. Untuk (lingkungan) bangunan rumah bersama (co-housing), atau bangunan maisonette 2 sampai 3 lantai dengan konsep cohousing. Untuk perencanaan ini, komunikasi dalam komunitas perlu efektif, dalam arti benar-benar menghasilkan kesepakatankesepakatan yang dapat dikomitmenkan. Antara lain, masalah : Standar RDH / orang sebesar 10 m². Termasuk ruang interaksi social, seperti ruang atau lapangan olahraga.
Hal.
-
12 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
1. Standar rumah sehat:
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
-
Struktur diperuntukkan sebagai bangunan 3 lantai, namun pada awalnya dibangun 2 lantai saja.
-
Organisasi ruang (area privat, semi privat dan public) secara proporsional, kecenderungan pada ruang2 komunal dengan porsi yang lebih besar, berdasarkan hasil kesepakatan komunitas.
3. Khusus di daerah tanggul/bantaran kali, boleh berdiri bangunan semi permanent tanpa dinding yang difungsikan untuk fasilitas social dan fasilitas umum, maupun wadah usaha ekonomi kecil dengan syarat-syarat syarat syarat tertentu yang disepakati bersama (secara komunal).
Misalnya saung yang digunakan sebagai tempat jajanan tradisional, tempat bermain dan belajar bagi anak2. Hal ini, perlu komitmen berupa: -
Tidak menimbulkan masalah pencemaran lingkungan, baik ke kali maupun ke area jalan atau RTH.
-
Penggunaan fasos dan fasum itu secara pembagian waktu dan kelompok usia berdasarkan kesepakatan bersama dalam komunitas.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Daftar Sumber Rujukan : Prof. Drs. Robinson Tarigan, MRP., Rencana Pembangunan Wilayah, Bumi Aksara, 2005.
Hal.
1)
13 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman 2)
Idrus, Ketua RW 06, Tentang Kampung Kite, Pertemuan Sosialisasi Program PKT, 30 Agustus 2009 di Gedung Serbaguna RW 06, Kel. Jatipulo.
3)
Prof. DR. Triatno Yudo Hardjoko, Msc PhD., Kampong Urban: Its Genesis dan Transformation into Metropolis.PDM, 2009
4)
Astaja Maja, Seksi Pembangunan RW 06 – Kelompok Swadaya Masyarakat, Proposal Pembangunan Wilayah RW 06 Kepada BKM dalam Program PNPM, 2008
5)
Tamanto Fajar, Pengelolaan Sampah dengan 4R, Milis Green Lifestyle 2009
-----------------------------------------------------------------------TA Arsitektu untuk Program Pemberdayaan Masyarakat dalam PKT Keluranhan Jatipulo, Kec. Palmerah, Kotif Jakarta Barat. Nama : Ir. Anita Syafitri Arif
Rumah Jl. Siaga II A no. 49 c, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jaksel Basecamp Jl. Delima/ Gg 4 no. 18, RT 006/05, Kampung Tomang Pulo, Kelurahan Jatipulo, Kec. Palmerah, Kotif Jakarta Barat KTP
: 09.5307.420269.7006, NPWP : 78.991.640.0-017.000, Mobile : 087887751781
-----------------------------------------------------------------------Jakarta, 09 Oktober 2009
(Ketua Tim)
Bp. Siswanto Imam Prabowo (Direksi PT. Diast Mitra Utama)
Suluh Rumah Sehat & Perumahan Swadaya - PKT(1 Nov 2009): D.VIII-05
Hal.
Masih dalam rangka pelaksanaan PKT 2009, Tim Konsultan menghadirkan beberapa pakar perumahan, yaitu Bp.Sapto dari DPGP DKI dan Bp. SriProbo dari Forkim/WorldBank, hadir juga sebagai bintang tamu, Ibu Lana Winayanti dari Seknas Habitat.Pada pertemuan di tanggal 1 November 2009 ini, beberapa warga mengemukakan, bahwa standar rumah sehat yang dipaparkan Pak Sapto dari DPGP DKI, agak susah diterapkan di kampung ini, karena kondisinya begitu padat.
14 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Bp.Syaroji Hamid
Mengetahui :
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Hal.
Dalam suluh PePak SriProbo memperkenalkan pendekatan P2BPK (Pembangunan Perumahan Bertumpu pada Kelompok). Contoh kasus adalah permukiman di Bukit Duri dekat Kali Ciliwung. Dipaparkan beberapa slide, antara lain:
15 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Hal.
16 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Hal.
Dalam kesempatan ini juga, Pak Astaja sempat meceritakan potensi peremajaan kampung di RT. 016, khususnya kepada Pak SriProbo yang agak belakangan pulang.
17 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Hal.
18 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Pendampingan Warga Menyusun RTK – PKT 2009: D.VIII-06
Hal.
Dari 2 sd 7 November 2009 diadakan pendampingan komunitas di RW 04, RW 05, RW 06 dan RW 07 untuk menyusun Rencana Tindak Komunitas (RTK) sebagai masukan dari masyarakat, melalui konsultan,
19 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Hal.
20 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
dilaporkan kepada Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Jakarta Barat untuk ditindaklanjuti di tahun berikutnya.
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Draft Laporan Akhir T.A. Arsitektur–PKT (24-11-2009): D.VIII-07
(khusus dari TA Arsitektur) : Permukiman dengan Pendekatan Perumahan Swadaya untuk mencapai kondisi yang mendekati ideal dipandang perlu upaya mensosialisasikan Konsep Penataan Ulang. Yaitu secara bertahap dilakukan penataan ulang perumahan dan permukiman di kampong ini secara swadaya berbasis komunitas dengan alternative rumah-bersama atau maizonette sebagai solusi terhadap masalah keterbatasan lahan Hal ini demi mencapai kualita dan kualitas hunian yang memenuhi standar Ruang Daur Hidup yang menjadi dasar bagi perbaikan dan peningkatan kualitas manusianya secara fisik maupun psikis dan social. Adolescence: 12-18
Play Age: 3-5
School Age: 5-12
Early Childhood: 1.5-3
Young Adulthood: 19-40
Adulthood: 40-65 Old Age:
Spatial Issues:
Infancy: Birth – 1.5
•
Pre-natal
Neighborhood -
Decease
Urban area
Figure 1. Human Life-cycle and its implication on their living space
Neighborhood Area
Hal.
HomeNeighborhood area
21 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Paparan Laporan Draft-Final PKT di Ruang Rapat Kasudin PGP di Kantor Walikota Jakarta Barat.
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman Telah diupayakan sosialisasi informal mengenai perencanaan percontohan bersama warga khususnya warga RT 016 RW 06 dengan dukungan seorang motivator local yang juga berperan dalam seksi pembangunan RW 06, Bp. Astaja. Pra-desain blok-blok maizonette dua lantai yang bisa ditumbuhkan jadi tiga lantai. Sketsa draft ini pun sudah dituangkan dalam gambar pra-desain bangunan dua lantai (struktur untuk 3 lantai) secara lebih terukur dan lebih presisi agar lebih aplikatif. Adapun pendekatan yang bisa diupayakan untuk realisasi proyek percontohan ini adalah: •
Melakukan penguatan kelompok/komunitas untuk rembug dan memunculkan alternative-alternatif desain yang sesuai dengan habitat warga pengguna.
•
Sosialisasi dan penyampaian aspirasi masyarakat kepada dinas-dinas terkait
•
Menciptakan peluang pemanfaatan CSR untuk dukungan pendanaannya, mulai dari tahap perencanaan, desain, pembangunannya, hingga ke pemeliharaannya.
•
Sosialisasi mengenai cara-cara pembiayaan perumahan secara swadaya berbasis komunitas.
•
Melihat kemungkinan dan mengupayakan pemanfaatan SDM dan SDA local, mungkin dengan mengupayakan adanya bengkel warga, dimana bisa dilakukan produksi unit perumahan masal skala besar (minimal skala RW)
Pada tanggal 26 November 2009, DPGP DKI mengundang semua Konsultan yang sedang menyusun Laporan Akhir PKT di semua wilayah Kota Administrasi. PT. Diast yang mendapat tugas di Kelurahan Jatipulo, diwakili oleh Pak Siswanto dan Anita. Pertemuan dimaksudkan untuk mensosialisasikan
Hal.
Draft PerGub DKI tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Hidup Dunia Usaha di Provinsi DKI. Beberapa kalangan dunia usaha yang tergabung dalam CFCD (Corporate Forum for Community Development) hadir. Ibu Meli Budiastuti selaku Kepala Seksi PPSM Bid. PPPM menghimbau para tim konsultan yang sedang mendampingi warga dalam PKT di wilayah, agar membantu warga untuk membuatkan proposal guna diajukan untuk mendapatkan
22 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Dokumen Usulan CSR - PKT 2009: D.VIII-08
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Pertemuan BKM dan Faskel PNPM Mandiri Perkotaan: D.VIII-09
Hal.
Berlangsung di Puncak (Bogor) pada Desember 2009. Pada kesempatan ini, Bp. Astaja selaku anggota TPP RW.06 menceritakan tentang perjalanan pembangunan di RT,016 dan rencana ke depannya, yaitu peremajaan perumahan/permukimannya.
23 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
bantuan CSR. Adapun dari Kel. Jatipulo, seminggu kemudian menyerahkan cetakan proposal, lengkap dengan softcopy kepada Ibu Meli dan juga ke wilayah Jakarta Barat (Bp. Henrdi). Resume filenya, yaitu:
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman Pertemuan Informal dengan Dekel dan Tokoh2 Lokal: D.VIII-10
Pada Tgl. 31 Januari 2010, berkumpul lima orang warga RW 06, yaitu: Pak Suleman (anggota DeKel), Pak Heryadi (Ka RT 016/06), Pak Amsari/Bang Aceng (kordinator pengurus MCK Komunal), Pak Astaja (TPP RW 06), dan Franky (Pembina Remaja Masjid)
Hal.
Dalam sosialisasi penyusunan Raperda RTRW DKI pada tgl. 4 Februari 2010, hadir berbagai stakeholder/shareholder, baik Pemerintah Pusat (Kemenpera), Pemda Prov. DKI, LSM, Perguruan Tinggi, UN Habitat, dan Tokoh Masyarakat. Acara ini dimoderatori oleh Bp. SriProbo Sudarmo dari Forkim. Dalam kesempatan ini, Bp. Astaja, salah seorang tokoh masyarakat Kampung Tomangpulo, Kel. Jatipulo hadir dan berbicara. Masalah yang diangkat adalah tentang kepadatan yang tidak tertata dan kondisi lingkungan yang makin memburuk. Beliau menyatakan sanggup memberi solusi bagi permasalahan Kampung Kota, jika pihak Pemerintah menjamin rasa aman dan mendukung upaya-upaya masyarakat dalam proses peremajaan kampungnya.
24 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Sosialisasi Penyusunan Raperda RTRW DKI di DPGP: D.VIII-11
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman Kunjungan Anggota DPRD di RW 06 Kel. Jatipulo: D.VIII-12 (data peristiwa, tanggal, foto-foto ada pada salah seorang pengurus RW)
Usulan P2M Univ. Indonesia: D.VIII-13 Proses proposal P2M UI, pertemuan dengan Prof. Triatno Yudo Harjoko, dilakukan 2x di Kampus UI Salemba.
Kemis, 18 Februari 2010
Selasa, 2 Maret 2010
Hal.
Untuk mengukuhkan pembentukan KSM Perumahan Karya Bakti II, maka Pak Astaja selaku anggota TPP RW 06 – BKM Jatipulo Mandiri berinisiatif mengundang warga RT. 016 untuk menentukan orgnaisasi KSM, yaitu menyepakati Ketua, Sekretaris dan Bendaharanya. Pertemuan ini dilaksanakan pada 18 Agustus 2010 di malam yang hujan, total yang hadir 23 orang, Sebagai terlampir.
25 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Pertemuan Pengukuhan Pembentukan KSM Perumahan: D.VIII-14
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Pada suatu kesempatan pertemuan Sustainable Urban Development di bulan Agustus 2010, Pak SriProbo bertemu dengan Pak Ridwan Kamil. Obrolan seputar upaya bukaan-bukaan hijau di lingkungan permukiman yang bisa didukung oleh CSR. Pak SriProbo menceritakan tentang upaya peremajaan permukiman di Kampung Tomangpulo Kel. Jatipulo. Pak Ridwan Kamil menanggapi, dan menyatakan bisa diusulkan juga untuk dapat CSR bidang lingkungan. Kemudian ada komunikasi sms antara Anita dan Pak SriProbo mengenai hal ini dan terbentuknya KSM Perumahan di RT.016/06 Jatipulo. Anita lalu search Ridwan Kamil di facebook, ketemu, request friend sebagai teman Pak SriProbo, add, dan di-confirm. Di inbox fb, Anita menceritakan sepintas tentang Jatipulo dan Pak Ridwan Kamil menanggapi dengan baik, dan memberi alamat emailnya. Setiap penerbitan SWARA WARGA, Anita juga mengirimkan media ini ke Pak RK.
Diskusi di Forkimja: D.VIII-16 Kemis/24 Juni 2010 di Sekretariat Forkimja. Hadir : Pak Suhadi, Pak SriProbo, Anita, Pak Rommel Pasaribu, Sdr. Daris Sugianto, Sdri. Baruni Destiranti, dan Sdri. Fajaresthy Dwijayanti.
Hal.
Langkah-langkah dalam menindaklanjuti kesempatan belajar dan kerjasama dengan tim peneliti/pengabdi pada masyarakat UI mengenai Peremajaan Kampung di Kel. Jatipulo: 1) Bentuk semacam tim yang t.d. para ahli dalam tim UI (anggota forkim, secara personal bisa terlibat), ada sekretariat untuk mengorganisasikan setiap kegiatan, dan memonitor dan melaporkan/mendistribusikan catatan perkembangan kegiatan.
26 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman Obrol di Pertemuan SUD (Sri Probo ke Ridwan Kamil): D.VIII-15
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
2) Berangkat dari data yang ada (sosial, ekonomi, lingkungan), tim perlu banyak menemukan alternatif2 perencanaan dan desain, termasuk penyelesaian masalah lahan dan skema pembiayaan). 3) Buat gambaran yang jelas untuk tiap2 alternatif pendekatan dan pemecahan masalah serta perencanaan dan desainnya (sebagai bahan yang akan ditawarkan kepada komunitas, dengan asumsi komunitas belum punya visi yang jelas). 4) Penyiapan fasilitator pembangunan perumahan, yaitu perlu betul2 punya bekal berupa konsep2 pembangunan ke depannya, di samping mampu mengorganisasikan komunitas. 5) Jika komunitas sudah memahami dan menyepakati suatu alternative dari perubahan signifikan yang dituju, maka pertama-tama, menyelesaikan urusan lahan dengan BPN, atas nama komunitas. 6) Selanjutnya bergantung dari studi dan metodologi dari tim
Usulan peremajaan Kampung Tomangpulo, Kel. Jatipulo
Hal.
a) Terjadi diskusi maya antara beberapa anggota Forkim mengenai usulan peremajaan Kampung ini. Dan perkembangan terakhir Pak SriProbo membuatkan itungan dan desain rusun untuk kebutuhan sekarang dengan desain 3,5 lantai,
27 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Kamis/01 Juli 2010 di Sekretariat Forkimja, hadir dengan spontanis Pak Gotty, Bu Inne, Pak SriProbo, Anita, Ivana, dan Pak Suhadi
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
b) dan perencanaan jauh ke depan (futuristic) sebagai apartmen 25 lantai. Karena itu, perencanaan perlu diperluas dari satu RT menjadi beberapa RW untuk mengatasi masalah spasialnya. c) Jatipulo potensial juga menjadi pilot, karena adanya kesiapan warga sebagai modal sosial. Namun perlu segera diupayakan/dicarikan kejelasan masalah lahannya, simultan dengan persiapan warga untuk sistem pembiayaannya. d) Usulan ini dijadikan obyek penelitian dan pengabdian pd masyarakat oleh mahasiswa S1 dan S2 arsitektur dan politeknik UI, yaitu penerapan Portable Architecture dalam peremajaan kampung dengan relokasi sementara setempat atau on-site resettlement . e) Portable Architecture ini dengan sistem rangka baja, yang kemungkinan dipadukan dengan beton pada landasannya. Hal ini pernah hampir diujicobakan oleh Pak Hasan Poerbo pada pemukiman warga Kemayoran. Penelitian Pak Gotty dan teman2 merupakan hardware yang bisa disumbangkan bagi masalah2 perumahan.
g) Tambahan di luar pertemuan, ada usulan dari Pak Astaja: agar dalam pertemuan Forkimja menyangkut usulan pilot2 pembenahan kampung dsb, mengundang wakil dari DPRD, antara lain ada Pak Rois Sadayana yang cukup dekat dengan warga kampung Jatipulo. Kamis, 23 September 2010, 15:00-18:00 di Sekretariat Forkimja. Hadir : SriProbo, Gotty, Inne, Anita, dan Triyanto. Pilot Model Peremajaan Kampung 1. Diperlukan perencanaan tata ruang yang agak makro, minimal satu RW dengan pelaksanaan secara bertahap satu atau dua RT; 2. Peremajaan Kampung ini mengintegrasikan system daur hidrologik mandiri, termasuk untuk keperluan pemadam kebakaran yang menjadi isu potensial pembebahan kampung2 kota; 3. Diharapkan Hibah Pengabdian Masyarakat yang diadakan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Univ. Indonesia dengan judul : “Portable Architecture : Unit Rumah Sementara untuk Pengembangan Peremajaan Kampung Mandiri – Komunitas Jatipulo, RT 016/RW 06 – Kampung Tomang – Kel. Jatipulo – Jakarta Barat, bisa menjadi pemicu bagi pembenahan kampung2 yang berada di sepanjang pinggir badan air (kali/sungai/kanal). 4. Pak Triyanto bersikap mendukung, dan berharap agar DPGP dapat membantu mendorong diterbitkannya SK Gubernur untuk mengembangkan potensi perencanaan & pembangunan permukiman yang bersifat bottom-up.
Hal.
Kamis , 30 September 2010, 15:00-18:30 di Sekretariat Forkimja, hadir a.l. Suhadi, Triatno, Agus Subardono, Triyanto, Kusnindar, Rommel, tim Konsultan RP4D, dll.
28 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
f)
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kamis , 07 Oktober 2010, 15:00-18:30 di Sekretariat Forkimja Bedah Mikro sebagai Solusi Antara dalam Pilot Model Peremajaan Kampung (PKT) – Contoh Kasus : RT 16/06 Kamp. Tomangpulo – Kel. Jatipulo – Jakarta Brt 1. Dari pembahasan mengenai permasalahan perkotaan, perumahan dan permukiman, dipandang perlu melakukan pendekatan urban-acupuncture berupa micro-surgery sebagai solusi antara untuk sedikit demi sedikit membuka ruang hijau; 2. Diusulkan melakukan suatu pilot di lingkungan yang masyarakatnya cukup siap, misalnya di RT 16/06 Kampung Tomangpulo Kel. Jatipulo – JakBar. 3. Studi kasus ini (yang juga menjadi obyek Riset & Pengabdian Pada Masyarakat – Univ. Indonesia) bisa menjadi bahan ujicoba untuk selanjutnya menjadi acuan bagi disusunnya kebijakan yang berangkat dari upaya solusi bagi permasalahan per-mukiman kampung-kota yang kompleks; 4. Lokasi site, ¼ bagian di bawah jalur sutet, dengan penataan kembali akan dibuka untuk RTH, sedangkan rumah2nya dipindahkan di site itu juga berupa rumah bersusun dengan konsolidasi lahan;
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Hal.
1. Dari pembahasan mengenai permasalahan perkotaan, perumahan dan permukiman, dipandang perlu melakukan pendekatan urban-acupuncture berupa micro-surgery sebagai solusi antara untuk sedikit demi sedikit membuka ruang hijau; 2. Diusulkan melakukan suatu pilot di lingkungan yang masyarakatnya cukup siap, misalnya di RT 16/06 Kampung Tomangpulo Kel. Jatipulo – JakBar. 3. Studi kasus ini (yang juga menjadi obyek Riset & Pengabdian Pada Masyarakat – Univ. Indonesia) bisa menjadi bahan ujicoba untuk selanjutnya menjadi acuan bagi disusunnya kebijakan yang berangkat dari upaya solusi bagi permasalahan per-mukiman kampung-kota yang kompleks; 4. Lokasi site, ¼ bagian di bawah jalur sutet, dengan penataan kembali akan dibuka untuk RTH, sedangkan rumah2nya dipindahkan di site itu juga berupa rumah bersusun dengan konsolidasi lahan; 5. Lokasi site ini juga strategis sebagai model resettlement pemukiman kampung pinggir kali dan pinggir rel kereta; 6. Di site RT ini juga sudah ada MCK dan septic-tank komunal yang berpotensi dikembangkan sebagai sistem daur hidrologik mandiri dengan salah satu fungsinya adalah sebagai IPAL (instalasi pengolahan air limbah), yang juga bermanfaat sebagai fire-hydrant untuk pengamanan dari bencana kebakaran.
29 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Bedah Mikro sebagai Solusi Antara dalam Pilot Model Peremajaan Kampung – Contoh Kasus : RT 16/06 Kampung Tomangpulo – Kel. Jatipulo – Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
5. Lokasi site ini juga strategis sebagai model resettlement pemukiman kampung pinggir kali dan pinggir rel kereta; 6. Di site RT ini juga sudah ada MCK dan septic-tank komunal yang berpotensi dikembangkan sebagai sistem daur hidrologik mandiri dengan salah satu fungsinya adalah sebagai IPAL (instalasi pengolahan air limbah), yang juga bermanfaat sebagai fire-hydrant untuk pengamanan dari bencana kebakaran. 7. Perlu adanya kesepakatan informal dari Dinas-dinas terkait; 8. Perlu penyusunan Road Map dengan goal : Pelaksanaan Pilot Model : Rusun 3 lantai yang “legal” di lingkungan kampung kota dengan Community-Based Dev.
Kamis , 14 Oktober 2010, 15:00-17:30 di Sekretariat Forkimja Bedah Mikro sebagai Solusi Antara dalam Pilot Model Peremajaan Kampung (PKT) – Contoh Kasus : RT 16/06 Kamp. Tomangpulo – Kel. Jatipulo – Jakarta Barat Mendapat tanggapan cukup serius dari DPGP - DKI, akan melibatkan tenaga2 ahli PNS sebagai “relawan” untuk duduk bersama warga dengan kesetaraan untuk menggali dan mendengar aspirasi warga, dan bersama-sama melakukan perencanaan bagi masa depan kampung (partisipatory spatsial planning).
Kamis , 04 November 2010, 15:00-17:15 di Sekretariat Forkimja. Hadir : Suhadi, Koeswasi, Anita, Kusnindar, dan Dian P.S.
(Suhadi) Sejauh mana kesiapan Tim Pak Gotty untuk Kampung di Jatipulo? Waktu terus berjalan; (Anita) Sudah pernah ada pertemuan di Lab Perencanaan UI, ada enam orang yang hadir, termasuk desainer konstruksi dari Politeknik. Sampai saat ini yang sudah turun lapangan dan juga melakukan rembug dengan KSM dan warga pada umumnya baru Prof Gotty dan fasilitator lokal (Astaja dan Anita); 3. (Kusnindar) DPGP akan bersinergi dengan Tim Pak Gotty dan masyarakat untuk Peremajaan Kampung di Jatipulo. Rencananya, Pak Agus (Kadis) akan berkunjung dalam waktu dekat untuk mendengar langsung aspirasi warga dan menyaksikan sendiri kondisi di lapangan; 4. (Suhadi) Baiknya saling melengkapi dan menggalang kebersamaan dan keharmonisan antar berbagai pihak yang terlibat, dan perlu ada 4 tim, yaitu tim desain, tim pertanahan/perizinan, tim pembiayaan, dan tim pengorganisasian komunitas & masalah2 sosial; (Kus) Kebersamaan dan keharmonisan bisa digalang dengan transparansi dalam komunikasi, dan perlu dibuatkan peta permasalahan dalam power-point agar teman2 yang terlibat sama-sama mengetahui, agar bisa ditindaklanjuti secara efisien dan efektif;
Hal.
1. 2.
30 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Bedah Mikro sebagai Solusi Antara dalam Pilot Model Peremajaan Kampung (PKT) – Contoh Kasus : RT 16/06 Kamp. Tomangpulo – Kel. Jatipulo – Jakarta Brt
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kamis , 02 Desember 2010, 14:30-17:20 di Sekretariat Forkimja Bedah Mikro Solusi Antara dalam Pilot Model Peremajaan Kampung (MHT Plus) – Contoh Kasus : RT 16/06 Kamp. Tomangpulo – Kel. Jatipulo – Jakarta Brt 1. Tujuan dari penataan kampung ini, terutama agar secara spasial bisa lebih efektif; rumah-rumah disusun dan area lantai 3 bisa dikaryakan dan ada sepertiga lahan terbuka; Adanya kesediaan warga untuk melakukan penataan kampungnya merupakan momentum, dan momentum ini perlu digunakan secara tepat, karena bisa jadi inilah pemicu awal untuk kota ini bisa diatur secara spasial (Gotty); 2. Adanya sinkronisasi antara gerakan masyarakat dan gerakan pemerintah, serta pelibatan pihak swasta adalah yang diperlukan bagi keberlanjutan pembangunan suatu kawasan permukiman. (Kusnindar); 3. Perlu segera disiapkan konsep desain blok rumah bersusun bagi peremajaan kampung ini, agar para pihak yang akan terlibat dalam pendanaannya punya gambaran untuk membantu atau berperan di bagian mana. (Kusnindar); 4. Sudah ada satu alternative desain, perlu alternative lain dan juga perlu dirembugkan dengan warga untuk penyempurnaannya. (Astaja);
6. Usulan tentang bangunan maizonette di kel. Jatipulo itu sudah masuk juga di laporan PKT tahun 2009. Kami tidak tinggalkan Jatipulo. 2011 ini ada pendampingan dalam MHT Plus. Anita bisa terlibat lagi, supaya ada kelanjutan. (Henry); 7. Iya, kita perlu teman-teman yang bisa bergerak dan terlibat dalam membangun kam-pung masa depan bersama warga, tidak hanya sebatas proyek; Dan kita juga dukung dengan banyak disiplin ilmu, ada planologi, ada arsitek, ada akuntansi, ada teknik lingkungan…(Kusnindar). 8. Senang, kita bisa mengubah “image” kebanyakan orang tentang PNS. Bahwa teman-teman PNS juga sangat peduli dan mau turun lapangan, seperti Pak Sapto yg sudah memberi penyuluhan rumah sehat di Jatipulo, Pak Henry dan Sdr. Akbar yang masuk keluar gang tikus di kampung-kampung di Tambota. (Anita);
Hal.
9. Jadi, gambar dan semua konsepnya disiapkan saja, jika perlu peta atau data lainnya silakan hubungi kami, jika semua usulan langkap sudah siap, kita paparkan ke Pak Kadis. Pertemuan ditutup dengan do’a (Kusnindar).
31 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
5. Agar system daur hidrologik mandiri bisa benar-benar berfungsi/bekerja, diper-timbangkan untuk desain fisik bangunan berupa blok rumah panggung tiga lantai; desain ini bisa diistilahkan “Kampung Melayang”, yaitu sesedikit mungkin lahan ditapaki bangunan, agar daerah resapan air lebih banyak . Ini juga masih perlu disosialisasikan, dipahamkan dan dirembugkan bersama warga (Anita );
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kamis , 09 Desember 2010, 13:00-16:45 di Sekretariat Forkimja. Hadir : SriProbo, Gotty, Suhadi, Anita, Rommel Pasaribu. 1. Kesiapan warga untuk bersama-sama melakukan penataan kampung adalah momentum yang baik untuk melakukan perbaikan skala kecil (RT) dengan perencanaan lebih luas yaitu skala RW, atau kelurahan, atau kawasan, misalnya kawasan permukiman bantaran kali. (TJH & ASA);
4. Skema pembiayaan perlu dipikirkan dan dimatangkan, termasuk sumberdaya dari warga sendiri, karena itu perlu mempersiapkan dan membangun keberdayaan ekonomi. (SH & ASA); 5. Ada masukan dari Dekopin, bahwa untuk pembiayaan pembangunan bagi Perbaikan Kampung MHT-Plus bisa diusahan dari berbagai pihak terkait perumahan, jadi bukan hanya dari DPGP. Bantuan dari Pemda, yaitu minimal sudah membebaskan biaya-biaya perijinan. (RP); 6. Jika di Thailand ada CODI yang mengatur pembiayaan dan fasilitasi bagi pembangunan perumahan berbasis komunitas; Sebenarnya CODI pun dulunya belajar dari pola MHT. Bagusnya CODI diakui dan didukung oleh pemerintahnya (TJH); 7. Perbaikan Kampung yang kemarin sudah tidak efektif seperti 30tahun lalu yang hanya sekadar memperbaiki saluran, jalan dan penghijauan; MHT Plus, adanya penambahan kualitas perumahan maupun housing-stock dengan skema perumahan swadaya (SH); 8. Masyarakat perlu dibantu untuk alternatif-alternatif desain fisik blok-blok rumah susun 3 lantai, yaitu: lantai dasar = public area untuk kegiatan sosial dan ekonomi, lantai 1 dan lantai 2 untuk hunian penduduk menetap, lantai 3 untuk hunian penduduk musiman berupa unit sewa/kontrakan. Jadi ada nilai ekonomi yang dihasilkan dari bangunan itu sendiri. (TJH & ASA);
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Hal.
3. Kegagalan atau kurang berhasilnya pembangunan rusun bagi penyediaan perumahan bagi MBR perlu mencari terobosan baru, misalnya bermula dari “dalam” yaitu dari warga kampung-nya sendiri. (RP)
32 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
2. Perlu mengetahui secara pasti rencana perkotaan (RTRW/RP4D) yang berkaitan dengan Kel. Jatipulo agar ada kesesuaian. (SP);
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman 9. Beberapa alternative desain maupun skema pembangunan akan dirembugkan bersama-sama warga lokal (sebagai Tuan Rumah dan juga pengambil keputusan), dan wakil-wakil dari para pemangku kepentingan; Perlu mempersiapkan skenario awal untuk melihat permasalahan dari semua sisi, karena itu diperlukan data yang lengkap dan akurat -- menuliskan rincian data yang diperlukan (SP); 10. Selain sebagai kegiatan pengabdian masyarakat, Tim UI maupun kita sebagai pemerhati permukiman perlu melakukan beberapa penelitian dari berbagai aspek, namun ini membutuhkan “resource”. (SH); 11. Akan dicoba mengajukan usulan penelitian ke UI jika pihak DPGP/Pemda bersedia melakukan kerjasama. (TJH); 12. Untuk Kelurahan Jatipulo, memang 2011 ada kegiatan MHT Plus. (RP);
Bedah Mikro Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus) – Penataan Ruang RT 16/06 Kamp. Tomangpulo – Kel. Jatipulo – Jakarta Barat 1. Mendudukkan RTK mengenai upaya penataan ruang kampung dalam kerangka PLP (MHT Plus) sebagaimana dalam PerGub DKI no. 190 tahun 2009 Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus) adalah Perbaikan kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur; 2. Bahwa Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus) merupakan Program Strategis Provinsi DKI Jakarta yang memerlukan penanganan khusus dan terpadu agar tercapai hasil yang optimal; 3. Dengan penataan ruang kampung secara vertical dimaksudkan terciptanya bukaan-bukaan untuk “hijau” tanaman penghasil O2 dan area resapan air (dalam skema daur hidrologik) bagi perbaikan lingkungannya secara terstruktur, begitu juga terciptanya ruang2 publik yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan sosial – ekonomi sehingga secara keseluruhan memberi valourisasi (peningkatan nilai) ruang yang mana merupakan Ruang Daur Hidup bagi setiap manusia pemukim kampung ini;
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Hal.
Kamis , 16 Desember 2010, 14:00-16:30 di Sekretariat Forkimja. Hadir : SriProbo, Gotty, Koeswadi, Anita, Daris, Baruni, Fajaresthy, Triwahyani (mhs. ITB)
33 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
13. Seharusnya konsultan atau Pokja yang menangani kegiatan atau program itu yang benar-benar berkualitas. Forkim bersedia membuatkan KAK untuk Kegiatan/Proyek/Program bagi MHT Plus tersebut. (SP).
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
4. Perlu ada testing di atas meja untuk melihat kelayakan penyediaan ruang bagi kepadatannya, karena konsolidasi lahan yang dimaksudkan pada prinsipnya “Jangan ada warga yang terusir”; 5. Warga juga perlu buat bisnis plan yang memungkinkan kelayakan “proyek” ini bisa terlaksana, bisa menjalankan pengembalian investasi, serta pemeliharaannya. Pendampingan (Penataan Permukiman) Kampung Tomangpulo di Kelurahan Jatipulo 1. Belajar kembali dengan konsep CODI, yang sebenarnya mengambil gagasan dari prinsip MHT dulu yang dikembangkan dalam Community Organizing yang lebih terstruktur (terlampir pointer CODI sebagai bahan pembelajaran); 2. Perlu adanya suatu lembaga/kelompok “semacam CODI” yang bisa menyediakan resource, di samping Pemda, yaitu Tim Fasilitator multi-disiplin, multi-level yang mendampingi warga dalam analisis dan membantu kaitkan mereka dengan kebijakan & RTRW, sumberdaya Pemda/swasta/dst. Universitas/Perguruan Tinggi bisa dukung denngan studinya tentang beberapa topik, maupun kirim mahasiswa dan peneliti; 3. Setiap tahap dalam proses Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus) ini perlu pendampingan;
Hal.
34 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
4. Diharapkan semua pihak menjalin koordinasi, baik di dalam DPGP (semua bidang dan seksi), maupun antar Dinas (SKPD/UKPD), demikian juga masyarakat dan pendamping.
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kamis , 23 Desember 2010, 15:00-17:15 di Sekretariat Forkimja. Hadir: Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus) – Penataan Ruang Kampung sebagai Rusun Swadaya di Kel. Jatipulo – Jakarta Barat
a)
Bahwa Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus) merupakan Program Strategis Provinsi DKI Jakarta yang memerlukan penanganan khusus dan terpadu agar tercapai hasil yang optimal;
b)
Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus) adalah Perbaikan kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur;
c)
Kebijakan yang diambil dalam rangka kegiatan Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus) adalah menggunakan pendekatan penataan kawasan secara terpadu yang meliputi : (a) aspek penataan fisik lingkungan; dan (b) aspek pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat;
4. Untuk melaksanakan kegiatan Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus) pada masing-masing Kota Administrasi dan Kabupaten Administrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) dibentuk Kelompok Kerja Perbaikan Lingkungan Permukiman pada tingkat Provinsi dan masing-masing Kota Administrasi dan Kabupaten Administrasi; (2) Keanggotaan Kelompok Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari SKPD/UKPD terkait, yang penetapannya lebih lanjut dilakukan dengan Keputusan Gubernur SK Gub. Pro. DKI Jakarta no. 1907/2009; dan untuk Kelurahan Jatipulo yang termasuk dalam wil. Kota Administrasi Jakarta Barat, ada SK Walikota (Administrasi) Jakarta Barat no. 1124/2010 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Perencana dan Evaluasi serta Kelompok Kerja Pelaksanaan Kegiatan Perbaikan Lingkungan (MHT Plus) Tingkat Kota Adminstrasi Jakarta Barat; 5. Dalam diktum KETIGA SK Gub. Pro. DKI Jakarta no. 1907/2009, disebutkan : “Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas , PokJa sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU, dapat mengikutsertakan Instansi Terkait, Pihak Ketiga/Konsultan Independen, Lembaga-lembaga sosial, Asosiasi Profesi atau Perguruan Tinggi atau elemen masyarakat lainnya sesuai ketentuan perundang-undangan;
6. Mengenai perizinan dan legalitas, pihak DPGP bisa membantu dengan Surat Resmi antar Dinas, seperti yang pernah dilakukan ketika proses pembangunan maizonette bagi komunitas di Kelurahan … (maaf, kurang nangkap).
KAK Pendampingan Jatipulo KAK Pendampingan menjadi bagian dari KAK Induk;
2.
Didorong oleh niat merintis suatu inovasi perencanaan dan penataan ruang yang berbasis masyarakat;
Hal.
1.
35 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
1. Sudah menjadi konsekuensi ruang dan kepentingan perbaikan lingkungan untuk melakukan konsolidasi lahan dan penataan ruang secara horizontal & vertikal di permukiman kampung dengan kepadatan tinggi seperti di kampungkampung di Kel. Jatipulo; 2. Dengan konsolidasi lahan dan penataan ruang secara horizontal & vertikal, terjadi valorisasi lahan: PBB naik (tambahan pemasukan bagi Pemda); menciptakan ruang2 usaha ekonomi masyarakat (tambahan income bagi warga setempat); menciptakan unit-unit hunian sewa di lapis atas hunian warga/penduduk tetap (skema pembiayaan & pengembalian investasi pembangunan); menciptakan bukaan2 hijau (kualitas lingkungan meningkat); 3. Perlu membuat KAK Induk Program Perbaikan Lingkungan Perumahan (MHT Plus) di Kelurahan Jatipulo, dengan perencanaan berbasis kawasan. Berikutnya ada KAK Proyek yang cakupannya lebih kecil, dan seterusnya, mungkin ada juga KAK Kegiatan. Jadi, sesuai dengan arahan dalam PerGub DKI Jakarta no. 190 tahun 2009 ttg Perbaikan Lingkungan Perumahan (MHT Plus) :
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
3.
Dipandang perlunya pendampingan bagi kegiatan warga yang mencakup juga analisis kelayakan ekonomi yang dipahami dan diputuskan juga oleh warga, karena warga atau komunitas setempat perlu diposisikan sebagai stakeholder utama dan shareholder utama salah satu prinsip pembangunan berkelanjutan (people-centered development);
4.
Dalam Tim Pendamping, selain yang sudah disebutkan dalam draft KAK (ahli Teknis Planologi, ahli Teknik Lingkungan, ahli Teknik Arsitektur, ahli Pengembangan Masyarakat, ahli Teknik Sipil, ahli Ekonomi, ahli Sosial), dibutuhkan juga tenaga ahli di bidang bisnis dan property, sehingga warga bisa muncul dengan suatu businessplan;
5.
Meskipun proyek perintisan secara fisik dimulai dengan beberapa RT saja, dibutuhkan rencana skala kawasan yang lebih luas daripada RW, bahkan mungkin lintas kelurahan, sehingga aspek pendampingan dan advokasi (ke Pemda & DPRD) menjadi begitu perlu;
6.
Tim Pendamping bisa memberi alternative2 desain dari yang paling sedehana, misalnya: Kampung susun 2 level; Ruang peruntukan susun 4 level dengan peruntukan bisnis di ground level, peruntukan hunian warga tetap di level 1 dan 2, dan peruntukan hunian sewa di level 3; atau ekstrimnya, jika perhitungan/analisa ruang dan pembiayaan menuntut untuk lebih, bisa jadi merupakan desain gedung tinggi yang dilengkapi lift untuk keperluan level-level bisnis komersial di atas level hunian warga local. Pada prinsipnya, desain /penataan ruang permukiman ini secara ekologi-lingkungan baik, dan juga meningkatkan aspek sosial dan ekonomi warga local;
7.
Diusakan juga kerjasama Penelitian antara Universitas Indonesia dengan DPGP DKI, yang akan ditindaklanjuti pada Senin/27 Des 2010.
Rencana Kunjungan Lapangan ke Kelurahan Jatipulo 1. Para CPNS DPGP dengan berbagai disiplin ilmu, akan berkunjung ke Kampung Tomangpulo Kel. Jatipulo untuk memotret permasalahan di permukiman ini dengan kacamata disiplin masing-masing, sehingga bisa diperoleh gambaran yang sebenarnya dan lebih objektif; 2. Kunjungan akan dilaksanakan pada hari Selasa/28 Desember 2010, yaitu pk. 13.00 – 13.30 : pertemuan koordinasi persiapan di sekr. ForkimJa pemantapan pembacaan lokasi di peta; pk. 13.30 berangkat dari ged. DPGP (dipandu oleh Anita), jalankaki nyebrang jalan, nyebrang rel kereta, naik perahu getek nyebrang Kali Banjir Kanal Barat; Kira-kira 10 menit bisa sampai di Lapangan Bulutangkis depan Ged. Serbaguna RW 06, di tempat ini bisa kenalan dengan beberapa pengurus RW, maupun warga pada umumnya (karena tempat ini merupakan area komunal yang paling strategis, ada Pak Astaja, Pak Kasiran dan Bu Jumadi yang mungkin akan menyambut); Kegiatan ini selanjutnya bisa disesuaikan dengan kondisi di lapangan, karena membangun hubungan sosial bisa jadi sangat fleksibel, perlu mengembangkan kemampuan komunikasi (banyak senyum, kata Pak SriProbo…); 3. Peta Eksis wilayah RW 06 dan Peta RT 016 serta data2 pendukung dilampirkan di email ini. Peta tata guna lahan Kec. Palmerah yang terbaru telah diberikan kepada Prof. Gotty oleh Pak Kusnindar;
Hal.
4. Teman-teman DPGP yang berkunjung ke lapangan akan menyusun paper, masing-masing dengan tinjauan disiplin ilmunya.
36 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Kunjungan Lapangan pada Selasa/28 Desember 2010 ke Kelurahan Jatipulo telah dilakukan bersama 12 orang staf DPGP sesuai daftar di bawah ini:
Hal.
Persiapan dengan info sekilas tentang lokasi dan kondisi lokasi kunjungan.
37 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Di depan rumah Pak Asmuni, di samping Masjid AtTawwabin
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Hal.
Menyeberangi batas wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat (Kali Banjir Kanal Barat)
38 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Menuju Kel. Jatipulo di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. Melewati pemukiman squatter gubug-gubug kardus dan terpal plastik di bantaran rel kereta dan pinggir tanggul kali.
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Meninjau Gedung Sekr. PAUD, Posyandu RW.
Hal.
Kunjungan ke Pos RW
39 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Kondisi RT. 016 yang pada umumnya tidak layak
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Tanya jawab tentang sejarah, kondisi dan upaya-upaya warga RW dalam pembangunan permukimannya, termasuk membahas tentang Peta Siaga RW 06 Kel. Jatipulo.
Kamis , 30 Desember 2010, 14:15 - 16:15 di Sekretariat Forkimja. Hadir, antara lain: Suhadi, Gotty, Anita, Astaja, Dian, Fajaresthy, Baruni, Arie Fernando, dan Daris.
1. Target capaian DPGP 2012, yaitu sudah tertanganinya 426 RW kumuh di seluruh wilayah DKI Jakarta. (Dian); 2. Penanganan RW Kumuh di DKI Jakarta dengan Program Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus) yang diPerGub-kan pada 2009, namun di 2010 belum diterapkan (Dian); Ada kekhawatiran yang sangat besar, bahwa DPGP belum siap menjalankan Program Strategis PemProv itu jika tidak segera dilakukan ujicoba dengan hasil yang benar-benar terukur. (Suhadi); 3. Di dalam PerGub itu dan juga SK Gub. yang menyusulnya, ditegaskan banyaknya pihak (SKPD/UKPD) terkait permukiman, pihak ketiga (konsultan/pendamping) yang perlu dijalinkan koordinasi dengan DPGP sebagai pengendali program. (Anita); 4. Dengan pilot project di Kel. Jatipulo, ada pembelajaran yang sangat berharga dalam menghadapi langsung permasalahan di lapangan (problem based learning) bagi setiap pihak yang terlibat. (Gotty); 5. Mengapa Kel. Jatipulo? Mengapa bukan permukiman kampung lainnya yang lebih kumuh dan lebih padat? (Arie)
Hal.
Jawabnya (Anita & Astaja): (1) RT 016 RW 06 hanya sample, yang “kebetulan” sebagian besar warganya cukup siap untuk adanya suatu penataan kampung; (2) RW 06 adalah satu dari 4 RW yang tergolong kumuh dalam daftar BPS, sudah dilakukan PKT tahap Studi (2008), PKT tahap Pengembangan Masyarakat (2009), dan menurut sumber di wilayah Jakarta Barat akan dikenakan Program PLP (MHT Plus) sebagai lanjutan tahapan2 sebelumnya; (3) Masalahnya cukup kompleks, demikian juga potensi pengembangannya, mencakup :
40 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus) – Penataan Ruang Kampung sebagai Rusun Swadaya di Kel. Jatipulo – Jakarta Barat
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
6. Perlu menyusun dan menginventarisir semua daftar pertanyaan dan jawaban bagi upaya penataan kampung sebagai Program Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus) ini. Dan merupakan tantangan bagi kita untuk berpikir mencari solusi-solusi konkrit bagi permasalahan permukiman yang dihadapi. Mungkin solusi itu merupakan terobosan inovatif, namun tetap punya landasan peraturan perundangan yang berlaku. (Suhadi); 7. Kemis lalu (pertemuan 23 des 2010), memang kita sepakat untuk sama-sama (Forkim dan DPGP) membuat suatu KAK Induk bagi Program Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus), dengan mengacu pada contoh kasus Kel. Jatipulo. (Anita). Kunjungan Lapangan ke Kelurahan Jatipulo : 1. Beberapa komentar/pertanyaan lisan hasil kunjungan :
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Hal.
namun belum bisa melayani kebanyakan kakus di rumah penduduk karena kondisi ketinggian lahan; (e) Ditinjau dari studi kawasan, lokasi kampung ini sangat strategis bagi pembangunan perekonomian masyarakat lokal, maupun sebagai sarana hunian bagi para pekerja di kawasan2 bisnis/komersial di sekitar Kampung Tomangpulo – Kel, Jatipulo ini; Aspek sosial budaya : (a) sudah adanya modal sosial, berupa kelembagaan KSM Perumahan yang didukung pengorganisasiannya oleh BKM dan TPP Jatipulo Mandiri; (b) Warganya masih punya ikatan sosial yang cukup kuat, kebersamaan dan kekeluargaan, berjiwa gotongroyong; Aspek ekonomi; (a) kebanyakan KK adalah pekerja informal yang penghasilannya sangat minim, namun banyak juga anak yang sudah remaja/dewasa yang bekerja sebagai SPG dan semacamnya di kawasan2 bisnis/komersial di sekitar Kampung Tomangpulo ini; (b) Sekitar 25 persen warga adalah penduduk musiman yang juga bekerja di kawasan2 bisnis/komersial di sekitar Kampung Tomangpulo Kel. Jatipulo ini; (c) Ada potensi untuk pengembangan ekonomi dengan usaha mikro dan usaha kecil secara koperatif menjadi sebuat Koperasi Serba Usaha, karena aspek sosial-budaya cukup mendukung; Aspek Tata Ruang dan Legalitas; (a) Kelurahan Jatipulo, sesuai peruntukan ruang bagi kawasan permukiman (dominan kuning), namun diperlukan area hijau sepanjang pinggir jalan inspeksi di bawah jalur tegangan tinggi, sehingga perlu dilakukan “reblocking” atau penataan ruang kampung untuk bukaan hijau yang dimaksud; (b) Lahan di RT-RT sebelah barat tidak dikenakan PRONA untuk sertifikasi seperti RT-RT di sebelah timur yang kebanyakan berdiri rumah permanen, namun semua lahan ada PBBnya, ini baik untuk upaya pemanfaatan lahan secara bersama (berbasis komunitas atas nama koperasi), hal ini perlu upaya koordinasi dari SKPD-SKPD terkait, misalnya DPGP, Dinas Koperasi, dan Dinas BPN; (c) Jaminan keamanan bermukim tidak harus dalam bentuk sertifikat kepemilikan lahan, namun bisa berupa perjanjian sewa/kontrak jangka panjang (20 sd 30 tahun) antara Pemda dengan Lembaga (Koperasi) komunitas yang bersangkutan; (4) Mengubah mind-set warga dari gambaran ttg pembangunan rusun dengan penggusuran warga lokal pemukiman kumuh menjadi suatu upaya warga secara ber-sama2 dalam menata dan mengelola permukimannya demi meningkatkan kualitas lingkungan, ikatan sosial dan kesejahteraan ekonomi merupakan tahapan tersulit dalam perbaikan lingkungan permukiman sebagai suatu pebangunan perkotaan berkelanjutan, dan ini sedang dilakukan oleh beberapa relawan (Astaja, Anita, Edi, Aceng), jadi sudah ada proses perubahan dengan “soft approach”.
41 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Aspek fisik lingkungan : (a) kepadatan yang sangat tinggi, yaitu 2242 jiwa/Ha bagi RT 016 (dalam keadaan tidak tertata) dan 791 jiwa/Ha bagi RW 06; (b) terutama di RT-RT di sebelah barat, berbatasan langsung dengan jalan inspeksi Kali Banjir Kanal yang posisinya jauh lebih rendah dari jalan, ada Kali Penghubung yang lebih rendah dan sedang dinormalisasi; (c) ada jalur tegangan tinggi, yang juga sejajar dengan rel kereta; (d) sudah ada IPAL,
Laporan Kemajuan
Hal.
(a) Terlihat cukup banyak rumah-rumah yang permanen dan cukup tertata, apa iya, penduduk setuju untuk dilakukan penataan dengan pembangunan rusun? (Dian); (b) Perlu sangat hati-hati untuk melontarkan “rencana pembangunan rusun” kepada warga, karena akan dianggap sebagai janji Pemda dan akan menjadi beban bagi Pemda (Arie); (c) Rumah-rumah padat dan kurang tertata justru ada di bawah jalur sutet, bagaimana jika itu ditata secara vertikal? (Fajaresthy); (d) Jika benar2 dilakukan penataan permukiman, pada saat pembangunan berlangsung, dimanakah unit rumah sementara (portable architecture) akan didirikan? (Baruni); (e) Ada berapa banyak dan berapa lama pemakaian unit rumah sementara (portable architecture) itu digunakan? (Daris); (f) Bagaimana masalah pembiayaan pembangunan dan status kepemilikan bangunan rusun nantinya? (Dian); (g) Kelihatannya Kampung Tomangpulo Kel. Jatipulo tidak parah-parah banget untuk dilakukan penataan ruang fisik, karena ada beberapa kampung yang lebih kumuh dan lebih padat. (Arie). 2. Jawaban : (a) Kita tidak secara gamblang mengatakan akan membangun rumah susun, juga tidak meminta agar 100% warga langsung menyetujui upaya penataan kampungnya, karena perlu memberi gambaran atau visi dan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan penataan kampung dalam rangka perbaikan lingkungan permukiman ini. Pak Astaja dkk yang lebih mengenal psikologis dan sosial-budaya warganya sedang berupaya membangun komunikasi interaktif dan rasa kebersamaan yang lebih kompak di antara warga untuk kelangsungan dan keberlanjutan pembangunan di RW ini, khususnya di RT-RT kumuh-padat, seperti RT. 016 ini, ini justru tahap yang paling krusial dan berat. (Anita); (b) Samadengan poin (a), bahkan dengan pembangunan berbasis keswadayaan masyarakat ini merupakan upaya untuk meringankan beban Pemda. (Anita); (c) Justru di situlah permasalahan yang akan ditangani, area di bawah jalur sutet dimaksudkan sebagai ruang/jalur terbuka hijau dan ruang rekreasi komunal, di bawah tanah bisa sebagai IPAL komunal, biogas, dsb. Dengan sendirinya, rumah2 yang tadinya berdiri di area itu perlu ditumpuk dengan rumah-rumah lainnya, sehingga terbentuklah rumah bertumpuk/ rumah susun / kampung susun, apa pun istilahnya, namun pada prinsipnya ada pemanfaatan ruang secara vertikal. (Anita); (d) Bisa di lapangan bulu-tangkis, bisa juga di atas gang, atau di pinggir –atas jalan inspeksi/tanggul, karena unit rumah sementara ini dibuat sedemikian rupa, sehingga bisa memanfaatkan ruang minimal dengan penyesuaian kondisi lapangan. (Gotty); (e) Untuk tahap pengabdian masyarakat ini unit rumah susun hanya sebagai bahan latihan keterampilan bagi warga; Untuk pertanyaan itu tidak bisa dijawab sebelum ada analisa perencanaan pelaksanaan pembangunan, itu bisa dilakukan dalam penelitian yang dimaksudkan, namun perlu “secarik kertas” dari DPGP yang menyatakan bersedia berkolaborasi untuk upaya ini. (Gotty); (f) Samadengan poin (e). (Gotty); (g) Sudah terjawab dalam persoalan 01poin 5 di atas. (Anita)
42 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kamis , 06 Januari 2011, 14:15 - 18:00 di Sekretariat Forkimja. Hadir: SriProbo, Gotty, Suhadi, Anita, Astaja, Dian, Budi, Sugeng, Rany, Wedmaerti
1. Dalam perumusan PKT (Penataan Kampung Terpadu) oleh Bu Inne dkk di Forkimja disebutkan beberapa tipologi perbaikan permukiman, yaitu peremajaan, perbaikan dan pemugaran, yang semuanya didasari oleh prinsip2 : a) Masyarakat sebagai pelaku dan tujuan utama; b) Dinamika Tata Ruang; c) Keberlanjutan pembangunan. Jadi masih sejalan dengan PerGub DKI tentang Pelaksanaan Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus); 2. Dengan prinsip “masyarakat sebagai pelaku dan tujuan utama” yang sangat sesuai dengan pemberdayaan sosial sebagai salah satu aspek dalam pendekatan penataan kawasan secara terpadu ((BAB II KEBIJAKAN UMUM, Pasal 2), maka dilihat pentingnya pendam-pingan bagi masyarakat dalam pembangunan perumahan swadaya; 3. Pendampingan di Jatipulo diperlukan sebagai suatu perintisan model bagi suatu tipologi perbaikan lingkungan permukiman yang dapat menerapkan prinsip “masyarakat sebagai pelaku dan tujuan utama” atau pemberdayaan sosial, karena adanya peluang berupa kesadaran warga untuk melakukan penataan ruang permukimannya; 4. Pemerintah dan Pemda berkewajiban menstimulasi supaya roda pembangunan berputar, namun masyarakat merupakan sentral pembangunan, karena pembangunan berkelanjutan dilandasi prinsip ini (people centered development), masyarakat tumbuh kesadaran untuk ikut memikirkan perencanaan permukimannya, pelaksanaan pembangunannya, masyarakat juga sebagai pemegang system control, termasuk pemeliharaan hasil-hasil pembangunan, dan bisa mengikuti dinamika tata ruang; 5. Sudah permakluman bahwa jumlah lahan tetap, sedangkan permintaan/kebutuhan ruang/unit hunian terus bertambah. Walaupun rusun bukan tujuan, tetapi merupakan suatu cara atau solusi yang paling rasional, gagasan tentang Rusun Swadaya merupakan suatu terobosan inovatif (bagi DKI Jakarta yang mempunyai karakter permukiman yang sangat kompleks), sehingga perlu suatu model perintisan, ada peluang di Kel. Jatipulo; 6. Paradigma “penggusuran” perlu dihapus, karena itu pembangunan/pengorganisasian komunitas untuk menata ruang permukimannya menjadi penting, yang dalam tahap2 prosesnya diperlukan adanya pendampingan untuk memberikan pandangan2, bantuan teknis, dan mengaitkan dengan kebijakan/peraturan perundangan yang berlaku; 7. Mengapa Jatipulo? Sudah dijawab dan dibahas pada pertemuan Kemis sebelumnya;
Hal.
Kemis , 20 Januari 2011, 14:00 - 16:45 di Sekretariat Forkimja. Hadir: Anita, Arie, Astaja, Bayu, Budhi, Dian, Eka, Imerdy, Lita, Mella, SriProbo, Sugeng, Gotty.
43 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
KAK Pendampingan dalam Program Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus) di Kel. Jatipulo
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Upaya peremajaan permukiman Kampung Tomangpulo di Kel. Jatipulo merupakan suatu peluang untuk proyek/model rintisan dimana semua pihak terkait bisa “learning by doing together”;
2.
Bahwa suatu proses pembangunan (permukiman) dimana masyarakat sebagai pelaku dan tujuan sentral tidak bisa hanya diasumsikan dan dirumuskan di atas kertas, namun perlu dilakukan, untuk dapat mengetahui banyak aspek sosial, budaya dan ekonomi yang hanya bisa diketahui secara pasti di lapangan;
3.
Bahwa komunitas MBR dalam pembangunan perumahan dan permukimannya, perlu didampingi oleh suatu tim multi disiplin, multi level untuk mengkaitkan mereka dengan berbagai peraturan perundangan dan kebijakan yang berlaku, serta sumber daya yang ada, baik dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi, dan sumber daya lainnya.
Kemis , 27 Januari 2011, 14:00 - 16:45 di Sekretariat Forkimja. Hadir: Anita, Baruni, Budhi, Dian, Fajaresthy, Imerdy, Lutfi, SriProbo, Suhadi. Peremajaan Permukiman di Jatipulo sebagai suatu wujud Program PLP (MHT Plus)
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Hal.
1.
44 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Peremajaan Permukiman di Jatipulo sebagai suatu wujud Program PLP (MHT Plus)
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
2.
3.
Upaya peremajaan permukiman Kampung Tomangpulo di Kel. Jatipulo merupakan suatu peluang untuk proyek/model rintisan dimana semua pihak terkait bisa “learning by doing together”; Kembali pihak DPGP mempertanyakan, mengapa Kel. Jatipulo yang diusulkan untuk dijadikan “pilot” atau proyek perintis bagi peremajaan lingkungan permukiman (MHT Plus), pada kesempatan yang sama menyerahkan lembaran dari Direktori RW Kumuh, untuk wilayah Kec. Palmerah, serta lembaran Peta Dasar untuk Rencana Penataan Kawasan Kel. Jatipulo; Telah dijawab, dan dijawab lagi : 1) Adanya prakarsa/inisiatif/kesiapan dari warganya, 2) Punya banyak ‘masalah’ untuk jadi ‘bahan pelajaran’ dalam membenahi kawasan kumuh; 3) Sebelum beredarnya PerGub tersebut, sudah mulai ditanggapi oleh Forkim, dan juga pihak DPGP; 4) Pak Kusnindar menawarkan agar MHT Plus dijadikan ‘payung’, namun perlu membuat Kerangka Acuan Induk bagi Peremajaan Permukiman di Kel. Jatipulo, dan KAK Pendampingan menjadi Sub-nya; Bisa balik bertanya kepada pihak DPGP, mengapa RW 04, 05, 06, dan 07 yang dijadikan sasaran PKT (Perbaikan Kampung Terpadu pada 2008 dan 2009)? Padahal yang termasuk RW Kumuh versi BPS adalah RW 04, 05, 08 dan 09. Dan kondisi di lapangan, kawasan kumuh justru seluruh RW 04, sebagian RW 05, sebagian RW 06, sebagian RW 07, sebagian RW 08 dan sebagian besar RW 10. Jadi, kawasan kumuh Kel. Jatipulo adalah RT-RT yang berada di pinggir jalan inspeksi Kali Banjir Kanal dan sebagian wilayahnya berada di bawah jaringan SUTET. Jadi, ada tiga cara pandang. Namun, jika benar mengikuti Pasal 2 PerGub, perlu mengambil cara pandang ketiga, yaitu kawasan pinggir kali;
5.
Proyek perintis ini perlu dilakukan untuk men-test pendekatan dan strategi yang diambil di tiap tahapan prosesnya, bisa diteruskan, atau ganti strategi, karena itu perlu pendampingan untuk aspek teknis, manajerial dan legalitas, karena itu bisa menjadi ‘proses belajar’ multi tahun;
6.
Perlu juga menghubungi Pokja MHT Plus Tingkat Kota Administrasi Jakarta Barat (yang terbentuk sesuai SK Walikota), untuk mensinergikan upaya pihak Pemda (seluruh UKPD terkait) dan pihak-pihak lainnya.
Hal.
4.
45 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
1.
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman Kemis , 17 Februari 2011, 14:00 00 - 16:15 di Sekretariat Forkimja.. Hadir: Anita, Astaja, Suhadi, Gotty
Kegiatan P2M – UI berupa pelatihan portable architecture – unit rumah sementara telah disosialisasikan juga sampai ke tingkat kelurahan, dan mendapat respons positif;
2.
Pengorganisasian komunitas/masyarakat menjadi tahap yang paling penting dan juga paling palin berat;
3.
Perlunya pengembangan survey swadaya berbasis komunitas, dan seterusnya setiap tahap peremajaan dilakukan bersama/oleh komunitas; Diupayakan metoda dan alat peraga 3 dimensi dalam proses desain bersama komunitas;
4.
Pelatihan pemasangan rangka baja baja untuk unit rumah sementara telah dilaksanakan, menyusul pemasangan infill dari bahan lokal (sedang diupayakan oleh komunitas); Menyaksikan ‘bangunan’ rangka baja rumah sementara, warga di RT/RW tetangga bertanya-tanya, bertanya tanya, dan beberapa antusias juga agar ada a perubahan bagi perbaikan permukiman di RT/RW-nya; RT/RW
5.
Kemajuan dalam permasalahan lahan di RW-RW RW RW berbatasan Kali BKB di Jatipulo: Pelaksanaan PRONA Agraria, Sebagian RT sudah diukur, sebagian yang sudah diukur sdh menerima Serifikasi Lahan : Hak Milik/Hak Pakai; RT-RT RT selanjutnya, terutama yang berbatasan Kali BKB, disyaratkan pengajuan sertifikasi lahan atas nama kelompok dan diutamakan kelompok yang berber UMKM sumber: Pengurus RW 06 (Ka. RW) dan BKM Jatipulo Mandiri (UPK - Suharsih Jumadi);
6.
Beberapa Korporasi telah mengajukan CSR kepada RW 06 Kel. Jatipulo untuk bantuan perbaikan lingkungan, dan menunggu gambaran program Perbaikan Lingkungan Permukiman untuk menindak lanjuti bantuan tsb.
Hal.
1.
46 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
03 – Review Upaya Peremajaan Permukiman di Kel. Jatipulo
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Email/SMS Anggota Forkimnas & Forkimja: D.VIII-17
Email Kelompok-Japri dari Inne ke Teman2 Tim Inti Forkimja (akhir Januari 2011)
Hal.
47 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Itung2an RT.016/06 Jatipulo oleh Sri Probo Sudarmo ke teman2 Forkimja:
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Dari Bu Inne : Saya hanya berusaha objektif saja Anita, Rasionalisasi: 1. Untuk Muara Angke, apa yg dikatakan pak Gotty itu betul, spt apa yg sdg diperjuangkan teman2 LSM Lingkungan (Walhi, dll), bahwa Pantura akan tenggelam & rencana reklamasi pantai yg sudah di book oleh ijin2 private sector raksasa/sarat muatan politis akan menambah parah bagian hulu kota Jakarta; Juga intervensi kepentingan pemerintah untuk dapat mewujudkan program JEDI dng anggaran World Bank yg akan mempercepat kepentingan Swasta di PAntura..pun.... bisa menjadi bumerang bagi Forkimja jika forkimja tdk bisa berperan secara independent & konsultan yg dilibatkannya tidak profesional; (rentan konflik sosial-politik skala besar); Yang saya heran, kita sudah kena imbas dibilang 'goblok' akibat kinerja konsultan Muara Angke, tapi kok masih niat berlanjut dari kedua belah pihak.....??? (irrasional...!!, jadi tukang cuci piring/alat/bemper kah forkimja ini?) 2. Jatipulo dng jumlah penduduk yang sedikit, tidak rentan pertentangan ideologi & politik private sector, lebih rasional & aman untuk dijadikan uji-coba bagi kapasitas SDM Aparat DPGP yang masih memble tsb; (maaf kalau rada ekstrim); Meskipun saya & Ivana punya dampingan di Kali Ciliwungpun, kami tidak berbasis kpd ambisi yg tdk realistis untuk mengusulkannya kpd pemda, karena lingkupnya terlalu besar (1.200 an KK) & solidaritas warganya belum siap/belum matang; ... (mengukur kemampuan warga, pendamping & aparat pemda). 3. Jatipulo pernah diintervensi kegiatan/proyek oleh DPGP (tahap studi kawasan) th lalu. Jadi Warga berhak mengajukan 'tindak lanjut' dari intervensi tsb;
Email Kelompok-Japri dari Sri Probo ke Teman2 Tim Inti Forkimja (akhir Januari 2011) Rekan-rekan Forkimja yg baik, Sistem informasi yang berbasis komunitas sudah mulai menjadi nyata, dan banyak yang setuju bahwa penguasaan informasi adalah sebuah awal dari pemberdayaan masyarakat. Contohnya di Solo - a.l. yg berikut: http://www.youtube.com/watch?v=pXy_8yhxES8 Sebagian dari kita sudah kenal pak Rifai dan pak John Taylor yang mengembangkan ini di Solo (tentunya juga berkat walikota yang progresif dan dekat dengan rakyat). Mereka juga siap untuk membantu bila ada yang ingin mengembangkannya di sini. Bagaimana kalau kita ajak DPGP untuk merintisnya di Jatipulo? Salam, SriProbo
Hal.
Ada beberapa judul postingan di Milis Forkimnas yang menyinggung tentang Jatipulo dan mendapat tanggapan dari Pak Antonio, Pak SriProbo, Pak Marco, Pak Gotty, Pak Suhadi, Pak Sujana Royat, dll.
48 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Wass, Inne NB: saya belum sempat baca, nanti ya....
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Pertemuan Warga dan Tim P2M Univ. Indonesia: D.VIII-18
Upaya Pensinergian Program Pemprov dan Pemkot: D.VIII-19 Dilakukan dengan mensosialisasikan (ke para pemerhati permukiman) dan menelaah PerGub DKI no. 190 thn 2009 ttg Perbaikan Lingkungan Permukiman (MHT Plus), juga SK Gub DKI no.1907 th.2009 ttg Pembentukan Pokja Perbaikan Lingkungan Perumahan(MHT Plus), dan SK Walikota Jakarta Barat no. 1124 th. 2010 ttg Pembentukan Pokja Perencanaan & Evaluasi Serta Pokja Pelaksanaan Keg. Plp (Mht Plus) Tk. Kota Adm. Jakarta Barat. Disusunlah satu set pointers sebagai bahan untuk melihat permasalahan, secara lebih menyeluruh dan terpadu, dimana siapa bisa berperan apa dan tahap-tahap apa saja yang perlu dijalani.
Hal.
Lebih jelasnya dicuplik beberapa slide dari pointers yang dimaksud:
49 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Pada 10 Oktober 2010, dilakukan pertemuan warga RT 016 dengan Tim P2M UI di Lapangan Bulutangkis, depan MCK Komunal
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Hal.
50 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Hal.
51 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Hal.
52 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Hal.
53 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Hal.
54 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Hal.
55 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
SWARA WARGA – Media 2mingguan RW 06 Kel. Jatipulo: D.VIII-20
JURNAL PERKIM – Media Bulanan Perkim DKI Jakarta: D.VIII-21
Hal.
Media JURNAL PERKIM juga dimaksudkan sebagai wadah informasi dan komunikasi bidang permukiman dengan skop 6 wilayah kota/kabupaten adminstrasi di DKI Jakarta. Di tiap penerbitannya, ada berita/artikel dari/tentang Kampung Tomangpulo Kel. Jatipulo. Hal ini juga dimaksudkan untuk mensosialisasikan keberadaan Kampung tsb. dalam kancah permukiman Jakarta dan menunjukkan potensi pengembangannya sebagai bagian integral dari pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan Jakarta. Terbit setiap akhir bulan, mulai bulan November 2010.
56 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Media SWARA WARGA merupakan suatu upaya sosialisasi gagasan dan pembangunan visi dan misi bersama untuk tujuan bersama - permukiman yang adil dan layak buat semua (khususnya para MBR). Media ini juga sebagai wadah informasi dan komunikasi antar warga dalam komunitas permukiman Kampung Tomangpulo RW 06 Kel. Jatipulo, dan juga sosialisasi ke atas dan ke samping tentang aspirasi, impian, rencana dan progres upaya pencapaian/pewujudan visi bersama. Volume pertama diterbitkan pada Selasa, 12 Oktober 2010. Volume-volume selanjutnya terbit tiap Selasa, dua pekan sekali.
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan
Kunjungan ke Kantor Kelurahan Jatipulo: D.VIII-22
Hal.
Pada 15 Februari, Anita sebagai reporter SW, maupun sebagai relawan pengembangan organisasi komunitas dalam upaya pembangunan perumahan/permukiman swadaya di Kel. Jatipulo berkunjung ke Kantor Kelurahan Jatipulo, bertemu Ibu Sri SekKel, Ibu Atik, dan Pak Ilman. Kinjungan ini dimaksudkan untuk mengecek efektifitas upaya sosialisasi yang dilakukan dengan pengiriman SW ke Kantor Kelurahan oleh kurir warga RW.06. Ternyata mampet di laci meja, tidak sampai terbaca oleh Pak Lurah dll. Dari hasil evaluasi ini, dilakukan perubahan metode penyampaian info dan jalinan komunikasi. Melalui Pak Ilman sebagai staf IT, SW dikirimkan berupa lampiran email, diprint sejumlah kebutuhan dan didistribusikan di kalangan kantor kelurahan tsb.
57 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Pelatihan Pemasangan Port. Arch. Unit Rumah Sementara:D.VIII-23 Sementara: Pk. 10 tepat pada Selasa 15 Februari 2011, sebagian besar kepala keluarga warga RT.016 RW 06 hadir di aula Masjid At Tawwabin, untuk ngobrol, diskusi tentang kondisi perumahan dan kampung, serta masalah ma yang dihadapi saat ini dan ke depannya. nya. Di antaranya, ada Heriyadi, Pendi, Eko, Amsari, Odih. Ada juga hansip RW, Anin. Bersama bangun rasa saling percaya, bangun kekompakan dan persatuan untuk “ber benah diri”. Sebagai warga yang tergolong MBR dan miskin hanya bisa berdaya jika berber kelompok. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Karya Bakti II yang baru 22 KK, bisa nambah sebelum KSM ini diaktenotariskan.
Hal.
58 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Hadir juga pada kesempatan ini, Triatno Yudo Harjoko yang akrab disapa Prof. Gotty, dari Univ. Indonesia, Suhadi Ketua Tim Perumahan Pe Swadaya dalam penyusunan RPP PKP, Retno ahli perumahan dan permukiman, permu dan Antonio Ismael, pemerhati, pegiat permukiman dan arsitek komunitas. Selain berbagi pengalaman, para pakar ini mencoba mencoba menyemangati warga untuk bersama-sama sama menggali aspirasi dan nantinya juga secara realistis (kemampuan & upaya membangun perekonomian) dapat mewujudkan bersama apa yang diaspirasikan itu. itu
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Sosialisasi Pengenalan Masalah dan Upaya Pembenahan Diri:D.VIII-24 Setelah adanya contoh rangka bedeng (penampungan sementara selama proses resettlement on-site) berbagai reaksi dari masyarakat muncul, segelintir yang sudah paham tidak masalah, yang masalah adalah yang belum paham dan mengembangkan prasangka yang lebih cenderung buruk. Seolah-olah ‘confort zone’ mereka akan diambil. Pendamping, dengan persiapan yang didukung oleh pengurus RW mengadakan sosialisasi di lapangan bulu tangkis RT.016. Bahan tayangannya adalah tentang posisi lokasi Jatipulo dalam perencanaan makro RTRW DKI Jakarta dan RTRW Jakarta Barat 2030. Dan posisi lokasi dalam kawasan strategis (jalur transportasi, kanal, dan sentra-sentra bisnis).
Hal.
59 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Kegiatan ini berlangsung pada 26 Februari 2011 pk. 20.55 sd 22.45 ditambah diskusi kecil antara pengurus RW, dan Pendamping Komunitas yang berlangsung sekitar 15 menit.
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat
Laporan Kemajuan Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman
Hal.
Setelah massa bubar, tinggal para pengurus RW, seorang anggota BKM, Pengurus MCK Komunal dan Pemrakarsa/Motivator Komunitas/Pendamping, Pak Astaja, dan Anita, di tengah lapangan itu duduk membentuk lingkaran kecil, diskusi. Disepakati untuk mencoba memberi pemahaman kepada warga tentang permasalahan yang sebenarnya, dengan komunikasi yang lebih informal, per keluarga. Dan pembuatan model/maket yang menggambarkan goal-final gagasan peremajaan ini.
60 BAB VIII : Komunikasi dan Sosialisasi Gagasan (60 halaman)
Aksi unjuk rasa dengan tulisan-tulisan bernada penolakan terhadap rencana peremajaan kampung muncul di tengah sesi Tanya jawab. Yang kemudian diredakan oleh Komandan Peleton – Seksi Keamanan.
Kampung Tomangpulo Kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah - Kota Administrasi Jakarta Barat