EMBRYO VOL. 6 NO. 1
JUNI 2009
ISSN 0216-0188
PROSES TRANSFORMASI PERTANIAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA MASYARAKAT SAMIN DI BOJONEGORO Slamet Widodo Dosen Jurusan Agribisnis Fak. Pertanian Unijoyo
Abstract The aim of this paper is to explain agricultural transformation in Samin society at Jepang Subvillage, Margomulyo Village, Margomulyo Subdistrict, Bojonegoro Regency. Agricultural transformation can be seen by the changing in production mode from subsistence to commercial. Agricultural transformation can be identified by introduction of agricultural technology or agricultural mechanization. It causes the changing of life style which is more consumptive. Besides this, agricultural modernization reduces labour demand because of labour migration from agriculture sector to others, especially industry and service sectors in big cities arround Jepang Subvillage. It is interesting that traditional institutions, such as “sambatan” and “bawon” are still exist in Samin society. Nowdays, Samin society has not applied a wage system yet in agricultural activities. Keywords ; agricultural transformation, modernization
kelompok etnik yang ada di Indonesia.
PENDAHULUAN Pembangunan dasarnya
adalah
pertanian
proses
Bahkan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah
pada
telah mengakui masyarakat Samin ini
transformasi
sebagai salah satu kelompok etnik yang
pertanian, yaitu suatu proses perubahan
ada di Jawa Tengah dari empat etnik yang
pada berbagai aspek di bidang pertanian.
ada. Komunitas Samin ialah sekelompok
Perubahan tersebut tidak hanya berupa
orang
mekanisasi dan teknologi namun lebih jauh
kolonial
pertanian. Sebagai negara agraris, sebagian
sebagai
menggantungkan hidupnya dari bidang demikian
Belanda.
Pada
masa
lalu
masyarakat
yang
ingin
besar yang dikuasai oleh elit penguasa. Pada masyarakat pedesaan yang
sebagai proses transformasi pedesaan.
tingkat perkembangan ekonominya belum
Proses ini menyentuh seluruh lapisan
maju dan didominasi oleh sektor pertanian,
masyarakat di penjuru Indonesia. Samin
Samin
membebaskan dirinya dari ikatan tradisi
proses
transformasi pertanian dapat dikatakan
Masyarakat
ajaran
masyarakat Samin dapat diidentifikasikan
besar penduduk pedesaan di Indonesia
Dengan
mengikuti
Surosentiko yang muncul pada masa
lagi pada kelembagaan ekonomi dan sosial
pertanian.
yang
transformasi pertaniannya sekaligus dapat
dengan
dipandang sebagai cerminan transformasi
berbagai tradisi dan budayanya serta
masyarakat desanya. Dalam pengertian
memiliki ciri-ciri yang diungkapkan oleh
yang lebih luas yang dikaitkan dengan
Barth (1996), bisa dikatakan salah satu
57
Proses Transformasi Pertanian ...
perekayaan
sosial-budaya
57 – 66
(Slamet Widodo)
Tjondronegoro (1978), mengungkapkan
pedesaan,
transformasi masyarakat pedesaan dapat
bahwa
dipandang sebagai proses modernisasi atau
pedesaan
pembangunan (Dumont dalam Pranadji,
pelapisan antara golongan pemimpin yang
1999).
mempunyai
Dalam
pembangunan,
sektor
modernisasi telah
kelembagaan
berhasil
orientasi
menyusun
berbeda
kesatuan
dipandang sebagai leading sector-nya.
masyarakat lokal yang otonom sangat sulit
Pranadji
tentang
untuk dibuktikan. Pengambilan keputusan
yang
bersama sangat didominasi oleh kekuatan
transformasi
menjelaskan
ekonomi
berciri
pertanian
budaya
tradisional/subsisten budaya
Tansformasi
Kesatuan
pemimpin kelembagaan modern desa.
agribisnis berciri
Perubahan pola penguasaan tanah
modern/komersial.
dan hubungan kerja yang terjadi mengarah
ke
agribisnis
masyarakat.
dengan
pertanian atau kegiatan agribisnis dapat
(1995),
kecil
di
yang
agribisnis
di
pada
pedesaan
pola
hubungan
kapitalis.
merupakan respon dan antisipasi terhadap
Pembangunan pertanian yang dilaksanakan
tuntutan kemajuan untuk hidup lebih baik,
oleh pemerintah menghasilkan kapitalis-
dan globalisasi pasar. Dengan demikian
kapitalis baru yang menguasai alat-alat
proses
dipandang
produksi. Petani kecil dan buruh tani yang
sebagai gejala alamiah dan proses aktif
merupakan kelompok mayoritas akhirnya
dari sistem sosial yang berada di belakang
tetap harus menerima kenyataan berupa
kegiatan agribisnis di pedesaan.
“kekalahan”
transformasi
Hayami
dan
harus
Kikuchi
Indonesia
menjelaskan pertanian
dan
kedudukan
yang
kaum
pemilik
modal.
dalam
Tujuan penelitian ini adalah untuk
penelitiannya yang dilakukan di daerah pedesaan
terhadap
menerangkan
Filipina
proses
transformasi
modernisasi
pertanian dan gejala perubahan sosial
perluasan
budaya yang terjadi pada masyarakat
membawa
ekonomi pasar dan pertumbuhan penduduk
Samin.
Selain
menerangkan
diatas sumber dyaa tanah pertanian yang
perubahan
terbatas. Modernisasi pertanian membawa
penelitian
dampak pada tergantikannya tenaga kerja
menganalisis faktor penyebab perubahan
manusia dan hewan menjadi tenaga mesin
sosial budaya pada masyarakat Samin.
sosial ini
juga
budaya
gejala tersebut,
bertujuan
untuk
pertanian. Proses ini disertai perubahan METODE PENELITIAN
dalam kelembagaan di desa, mengenai hak milik lahan dan ikatan kontrak antara
Penelitian ini dilakukan pada bulan
petani, buruh tani dan pelaku lainnya di desa
dan
kota
(Salim,
Maret hingga Juni tahun 2007 di Dusun
2002).
Jepang Desa Margomulyo Kecamatan
58
EMBRYO VOL. 6 NO. 1
Margomulyo Penentuan
Kabupaten daerah
JUNI 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bojonegoro.
penelitian
ini
Sejarah Masyarakat Samin
berdasarkan pertimbangan bahwa di lokasi tersebut
merupakan
lokasi
Masyarakat Samin masih banyak
dimana
dijumpai dan mereka bertempat tinggal di
masyarakat Samin masih bertahan hingga
desa-desa
saat ini dengan berbagai tradisi dan perilakunya perubahan
serta yang
dengan
dan Kudus. Masyarakat Samin sebenarnya adalah etnis Jawa namun karena mereka
berdasarkan
memiliki tata cara kehidupan bahkan
informasi yang diperoleh dari responden
tradisi yang berbeda dengan masyarakat
sebelumnya (Arikunto, 1995). Pertama kali yang
dilakukan
adalah
Jawa maka masyarakat Samin dianggap
menentukan
sebagai etnis tersendiri.
terlebih dahulu informan kunci. Informan kunci
dipilih
pengetahuan
berdasarkan
mereka
terhadap
Pencetus ajaran Saminisme adalah
tingkat
Samin Surosentiko yang lahir di Blora
budaya
pada tahun 1859. Nama asli Samin
Samin serta kedekatannya dengan silsilah
Surosentiko
Samin Surosentiko. ini
menggunakan
cucu
metode analisis deskriptif kualitatif yaitu atau
berkuasa
lingkungan
hubungan antara fenomena yang dihadapi. menganalisis
menggunakan disusun
Kohar
yang
kata-kata dalam
teks
Brotodiningrat
Bupati pada
Sumoroto
tahun
sejak keraton
yang yang
1802-1826.
kecil
dididik
dengan
R di
segala
perlawanan karena mengetahui rakyatnya sengsara oleh penjajahan Belanda. Pada
Huberman (1992), bahwa analisis kualitatif
biasanya
R
kemewahan. Namun dalam hatinya timbul
data
berpedoman pada pandangan Milles dan
tetap
RM
Surowidjoyo
akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta
dalam
dari
merupakan
menggambarkan
dengan kata-kata yang sistematis dan
Peneliti
adalah
merupakan anak dari R Surowidjoyo dan
Penelitian
mendeskripsikan
Kabupaten
Tengah tersebar di Kabupaten Blora, Pati
sampling. Metode ini merupakan prosedur responden
wilayah
Timur. Sedangkan untuk wilayah Jawa
Responden
ditentukan dengan metode snow ball
penentuan
dalam
Bojonegoro dan Ngawi Propinsi Jawa
berbagai
terjadi.
ISSN 0216-0188
tahun 1840, R. Surowidjoyo meninggalkan
yang
keraton dan membentuk kelompok pemuda
yang
yang dinamakan Tiyang Sami Amin.
diperluas. Analisis kualitatif terdiri dari
Kelompok pemuda yang dipimpinnya ini
tiga alur kegiatan yang terjadi secara
melakukan berbagai perampokan terhadap
bersamaan antara reduksi data, penyajian
antek-antek Belanda dan membagikan
data dan penarikan kesimpulan.
hasilnya kepada orang miskin.
59
Proses Transformasi Pertanian ...
57 – 66
kepemimpinan Samin di Dusun Jepang
Tahun 1859 lahirlah R Kohar yang kemudian ayahnya
melanjutkan dan
memakai
digantikan oleh anaknya, Hardjo Kardi
perjuangan nama
(Slamet Widodo)
hingga saat ini.
Samin
Surosentiko atau Samin Anom. Berbagai ajaran yang menyimpang dari kehidupan
Transformasi Pertanian Transformasi
wajar etnis Jawa dan pembangkangan
pertanian
yang
penjajah
terjadi di Dusun Jepang tidak dapat lepas
Belanda terus disebarluaskan kepada para
dari peran pemerintah, terutama orde baru.
pengikutnya. Pada tanggal 8 Nopember
Kebijakan
1907, Samin Surosentiko ditangkap oleh
mengedepankan
Belanda dan diasingkan ke Digul. Empat
produksi
puluh hari sebelum penangkapan itu,
menggunakan berbagai teknologi. Tidak
Samin
mengherankan
terhadap
segala
kebijakan
Surosentiko
memproklamirkan
pemerintah pada
yang peningkatan
mengharuskan
apabila
selama
orde
untuk
pembangunan
dirinya sebagai Raja Tanah Jawa. Pada
pertanian
tahun 1914, Samin Surosentiko meninggal
gencarnya,
dalam pengasingannya.
pedesaan. Pembentukan kelompok tani
bahkan
baru
hingga
begitu pelosok
Sepeninggal Samin Surosentiko,
serta berbagai program yang diarahkan
kepemimpinan Samin diwariskan kepada
untuk meningkatkan produktivitas hasil
Suro Kidin dan Mbah Engkrek. Suro Kidin
pertanian
adalah
Surosentiko,
pertanian yang digunakan juga telah maju,
sedangkan Mbah Engkrek adalah salah
hal ini terbukti dengan telah tersedianya
seorang murid setia Samin Surosentiko.
beberapa
Pola kepemimpinan pada masa ini tidak
Kelompok tani “Panggih Mulyo” telah
lagi bersifat sentralistik namun lebih
mempunyai mesin traktor sebanyak empat
bergantung
unit, pompa air sebanyak sembilan unit,
menantu
pada
Samin
pemimpin
lokal
di
terutama
mesin
beras.
Teknologi
pertanian
modern.
mesin perontok padi sebanyak satu unit
masing-masing wilayah. adalah
dan sebuah mesin penggilingan padi.
Surokarto Kamidin, anak dari Suro Kidin.
Mesin-mesin modern ini sebagian besar
Surokarto Kamidin merupakan pemimpin
merupakan hasil bantuan dari pemerintah
Samin generasi ke-3 dan menetap di Dusun
melalui
Jepang. Surokarto Kamidin memegang
pertanian yang dilaksanakan di Dusun
kepemimpinan
peralihan
Jepang. Mekanisasi di bidang pertanian
pendudukan Belanda dan Jepang hingga
dimulai pada tahun 1997 atas bantuan
pada masa kemerdekaan. Pada tahun 1986,
pemerintah propinsi Jawa Timur. Saat itu
Surokarto Kamidin meninggal dunia dan
masyarakat
Generasi
berikutnya
pada
masa
60
proyek-proyek
Samin
di
pembangunan
Dusun
Jepang
EMBRYO VOL. 6 NO. 1
JUNI 2009
ISSN 0216-0188
mendapatkan bantuan berupa satu unit
luar. Berbagai program pembangunan
traktor dan dua unit mesin pompa air.
pertanian
yang
pemerintah
Selain mekanisasi, pertanian yang
dilaksanakan
telah
merubah
oleh kondisi
dilaksanakan oleh masyarakat Samin juga
pertanian di masyarakat Samin. Proses
menggunakan
bahan-bahan
persentuhan dengan dunia luar membuat
seperti
dan
pupuk
anorganik
pestisida.
masyarakat
Namun
Samin
dapat
mengenal
penggunaannya masih dalam jumlah yang
berbagai teknologi baru yang telah lebih
terbatas. Masyarakat Samin menyadari
dulu berkembang. Masuknya teknologi
bahwa penggunaan bahan kimia secara
baru merupakan akibat dari keterbukaan
berlebih dapat merusak lingkungan. Untuk
pada
mencukupi kebutuhan unsur hara bagi
kepemimpinan
tanaman, masyarakat Samin menggunakan
Keterbukaan ini yang kemudian mampu
pupuk kandang sebagai bahan penyubur
merubah
tanah. Penggunaan pupuk kandang telah
terhadap masyarakat Samin. Berbagai
berlangsung sejak lama dan diwariskan
proyek pembangunan yang dilaksanakan
secara turun temurun, terlebih sudah
oleh pemerintah ternyata dapat berjalan
menjadi kebiasaan di daerah pedesaan
dengan
apabila petani memiliki hewan ternak.
Masyarakat Samin yang masih tetap
Hewan ternak ini selain digunakan sebagai
memegang teguh budaya non materialnya,
hewan
seperti
kerja
juga
dijadikan
sebagai
masyarakat
Mbah
berbagai
baik
nilai
menyebabkan
tabungan pada musim paceklik.
Samin
di
pada
Hardjo
pandangan
Dusun
dan
masa Kardi.
negatif
Jepang
ini.
kepercayaan
keberhasilan
proyek
pembangunan tersebut.
Proses pembuatan pupuk kandang mengalami pergeseran dari waktu ke
Modernisasi pertanian membawa
waktu. Pada masa lalu pembuatannya
dampak pada berkurangnya kebutuhan
dilakukan
tanpa
tenaga kerja. Tenaga kerja manusia dan
penambahan bahan lain, namun kini
hewan dapat digantikan oleh mesin-mesin
masyarakat Samin telah mengenal bahan
modern seperti traktor, pompa air dan
organik yang mampu meningkatkan mutu
mesin perontok padi. Ramalan Marx
pupuk kandang dan mempersingkat proses
tentang
pembuatannya. Pengetahuan ini diperoleh
kapitalis pada masyarakat Samin ternyata
dari tenaga penyuluh lapang yang bertugas
tidak terbukti. Konsep kepemilikan alat
di Desa Margomulyo.
produksi masih tetap mempertahankan
secara
sederhana
pembentukan
moda
produksi
yang
tradisi yang telah ada. Kepemilikan alat
terjadi pada masyarakat Samin tidak lepas
produksi didasarkan oleh kepemilikan
dari hubungan yang terjadi dengan dunia
komunitas, sehingga tidak ada satu pihak
Transformasi
pertanian
61
Proses Transformasi Pertanian ...
57 – 66
(Slamet Widodo)
pun yang akan menjadi penguasa alat
kehadiran teknologi di bidang pertanian,
produksi.
yang
namun di sisi lainnya mereka masih tetap
menyatakan adanya pembentukan kelas
memegang teguh nilai-nilai tradisional
baru sebagai akibat adanya teknologi tidak
yang mereka anut. Transformasi pertanian
terjadi pada masyarakat Samin.
yang terjadi hanya sebatas pada cara
Teori
kelas
Marx
produksi tanpa merubah struktur sosial
Masyarakat Samin tidak mengenal konsep majikan dan buruh. Tenaga kerja
masyarakat.
yang dibutuhkan dalam proses produksi
terbentuk
pertanian dilaksanakan dengan cara-cara
pertanian, yaitu kelas pemilik tanah dan
tradisional. Kelembagaan gotong royong
buruh tani tidak terbentuk pada masyarakat
berupa
Samin.
sambatan
masih
senantiasa
Kelas-kelas dengan
sosial
adanya
yang
tranformasi
Pespektif idealis yang memandang
terpelihara hingga saat ini. Kebutuhan tenaga kerja dalam bidang pertanian
proses
perubahan
disebabkan
oleh
diperoleh dengan cara saling membantu
perubahan budaya non material tampaknya
antar
petani
secara
lebih bisa diterima apabila digunakan
pengupahan
dalam
untuk membedah kasus masyarakat Samin.
pertanian tidak dikenal dalam masyarakat
Perubahan budaya non material yang
Samin. Sebagai gantinya adalah pola saling
paling tampak adalah sikap keterbukaan
meminjam
sehingga
pada masyarakat Samin. Terlebih ketika
pengeluaran berupa upah tenaga kerja
pendidikan formal mulai masuk ke Dusun
digantikan juga dengan tenaga kerja.
Jepang.
rumah
bergiliran.
tangga
Pola
tenaga
kerja,
Nilai-nilai
Sambatan ini berlangsung mulai
yang
berlaku
pada
pada masa tanam hingga panen. Khusus
masyarakat Samin pada masa lampau
pada
merupakan
masa
panen,
tenaga
kerja
perwujudan
perlawanan
mendapatkan “upah” berupa sebagian dari
terhadap pemerintah kolonial Belanda.
hasil panen yaitu bawon. Model ini juga
Perlawanan
dapat diartikan sebagai suatu bentuk
masyarakat Samin tidak diwujudkan dalam
asuransi sosial masyarakat Samin. Ketika
bentuk perlawanan fisik, namun dalam
salah satu rumah tangga petani mengalami
bentuk
kegagalan
dapat
Samin menolak membayar pajak dan
mengandalkan hasil bawon dari rumah
berlaku seenaknya ketika menghadapi
tangga yang lain sebagai hasil “upah”
Belanda. Pembangkangan ini bahkan dapat
tenaga kerja yang diberikannya.
dikatakan sebagai bentuk perilaku yang
panen
Suatu
maka
yang
masih
menarik
yang
dilakukan
pembangkangan.
nyeleneh atau kurang waras.
ketika
masyarakat Samin di satu sisi menerima
62
oleh
Masyarakat
EMBRYO VOL. 6 NO. 1
Weber wilayah
melihat
Eropa
JUNI 2009
bahwa
yang
pada
ISSN 0216-0188
Faktor Penyebab dan Proses Perubahan
mempunyai
Sosial Pada Masyarakat Samin
perkembangan industrial kapital pesat
Penyebab perubahan sosial dalam
adalah wilayah yang mempunyai penganut
perspektif materialis dan idealis pada
protestan. Bagi Weber, ini bukan suatu
dasarnya
kebetulan semata. Nilai-nilai protestan
menurut pandangan peneliti keduanya akan
menghasilkan etik budaya yang menunjang
saling melengkapi. Faktor material dan non
perkembangan
material tidak dapat dipisahkan karena
Protestan
industrial
Calvinis
pemikiran
keduanya memiliki peranan yang penting
protestan
yang
dalam perubahan sosial di masyarakat.
bekerja
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
untuk
keras, hidup hemat dan menabung. Pada
terdapat
kondisi
menyebabkan
industrial
Namun
dasar
manusia
material
bertentangan.
merupakan
etika
menganjurkan
kapitalis.
saling
yang
kapital
hampir ternyata
sama,
beberapa
faktor
perubahan
yang
sosial
pada
masyarakat Samin, yaitu :
tidak
1. Masuknya agama Islam di Dusun
berkembang di wilayah dengan mayoritas
Jepang.
Katholik, yang tentu saja tidak mempunyai
2. Masuknya teknologi.
etika protestan (Harper, 1989).
3. Migrasi
Harper (1989), menjelaskan bahwa
tenaga
kerja
yang
Lewy sependapat dengan Weber tentang
dilakukan oleh generasi muda
peranan ideologi dalam perubahan sosial.
masyarakat Samin. 4. Masuknya
Lewy mengambil contoh sejarah yang
informasi
melalui
menggambarkan bahwa nilai-nilai ideologi
media massa.
mempengaruhi
Dia
Masyarakat Samin pada dasarnya
pemberontakan
mengacu pada konsep agama atau ajaran
menyebutkan
arah adanya
perubahan.
Puritan di Inggris, kebangkitan kembali
tradisional. Masyarakat
Islam di Sudan, pemberontakan taiping dan
menamai agamanya sebagai “Ageman
bokser di China. Seperti halnya Weber,
Adam”.
Lewy tidak menyangkal bahwa kondisi
masyarakat
material mempengaruhi perubahan sosial.
agama Islam, namun mereka hanya sebatas
Namun demikian kita tidak dapat hanya
pada formalitas semata. Tekanan politik
memahami perubahan sosial yang terjadi
yang
hanya dari faktor material saja.
menyebabkan mereka mau tidak mau harus
Walaupun
kuat
Samin
Samin sendiri
sejak
orde
sudah
“memeluk”
pemerintahan
baru,
Soeharto
memilih menjadi “pemeluk” salah satu agama yang diakui oleh pemerintah. Terlebih label komunis menjadi salah satu
63
Proses Transformasi Pertanian ...
57 – 66
(Slamet Widodo)
bagi
dengan mudah mengakses informasi yang
masyarakat pada masa itu. Tekanan politik
berasal dari televisi. Hadirnya televisi
ini
Samin
membawa konsekuensi pada perubahan
“memeluk” Islam, namun sama tidak
budaya pada masyarakat Samin, terutama
menjalankan ajaran Islam dengan baik.
pada generasi muda. Penampilan serta
ancaman
yang
menakutkan
menyebabkan
masyarakat
ekspresi
Pemahaman Islam semakin lama semakin
meningkat
terlebih
seni
generasi
muda
sudah
mengikuti selera generasi muda di kota-
dengan
kota besar.
masuknya informasi dari luar terutama pada
Akses dengan masyarakat dan
pemahaman nilai Islam juga dipengaruhi
kebudayaan luar menjadi semakin mudah
oleh pengalaman yang diperoleh dari
dengan jalan yang telah diaspal. Mobilitas
kelompok masyarakat di luar Dusun
warga juga semakin meningkat, terlebih
Jepang. Banyaknya generasi muda yang
lagi banyak penduduk yang telah memiliki
melakukan migrasi ke kota-kota besar turut
kendaraan
mendukung perkembangan Islam di Dusun
daerah perkotaan menjadi lebih mudah
Jepang ini.
dilakukan. Pendidikan generasi muda juga
melalui
televisi.
Perubahan
mengalami
Teknologi yang berupa mekanisasi pertanian
telah
membawa
dampak
perubahan
pada
masyarakat
Samin.
Masyarakat
harus beralih dari sektor pertanian ke Apalagi
dan
Sebagaimana
shared
proverty
perubahan
juga
telah
membawa
yang
Dusun
akan
terus
berlangsung
seiring
pertanian yang dicirikan oleh perubahan moda produksi dari yang semula subsisten menjadi
(kemiskinan berbagi). Listrik
di
perubahan yang terjadi berupa transformasi
bentuk involusi pertanian yang membawa bentuk
Samin
dilaksanakan oleh pemerintah. Sejauh ini
yang
disampaikan oleh Geertz sebagai suatu
kepada
dengan
pembangunan “ala” modernisasi yang
dengan bertambahnya lahan pertanian yang diusahakan.
seiring
Jepang telah mengalami banyak perubahan
semakin
bertambahnya penduduk tidak diimbangi
dapat
kemajuan
menuju
SIMPULAN
menyebabkan banyak tenaga kerja yang
lainnya.
Migrasi
lancarnya akses jalan di Dusun Jepang ini.
Berkurangnya kebutuhan tenaga kerja
sektor
bermotor.
komersialis.
Transformasi
pertanian yang terjadi ditandai pula dengan
sangat
besar
masuknya
bagi
mekanisasi
masyarakat Samin. Listrik mulai masuk ke
teknologi
pertanian
pertanian.
berupa
Mekanisasi
pertanian atau lebih tepatnya modernisasi
Dusun Jepang tahun 1997. Seiring dengan
pertanian merupakan salah satu kebijakan
masuknya listrik, masyarakat Samin dapat
pembangunan pertanian pemerintah orde
64
EMBRYO VOL. 6 NO. 1
JUNI 2009
ISSN 0216-0188
baru yang bertujuan untuk meningkatkan
akses informasi dan komunikasi di Dusun
produktivitas pertanian di Indonesia.
Jepang. Arus migrasi yang terjadi di Dusun
Modernisasi pertanian membawa kebutuhan
Jepang membawa dampak pada munculnya
tenaga kerja pada sektor pertanian. Siring
agen perubahan pada masyarakat Samin.
dengan modernisasi pertanian tersebut
Pelaku migrasi seringkali membawa nilai
semakin banyak warga masyarakat Samin
budaya baru yang mereka dapatkan dari
yang melakukan migrasi ke sektor non
daerah lain yang kemudian menyebar pada
pertanian terutama industri dan jasa di
masyarakat. Masuknya informasi dari luar
kota-kota besar di sekitar Dusun Jepang.
terutama
Suatu temuan yang menarik adalah tidak
menyebabkan perubahan pada masyarakat
berubahnya sistem kelembagaan sambatan.
Samin. Tingkat pendidikan masyarakat
Sampai saat ini masyarakat Samin tidak
Samin mengalami peningkatan dengan
menerapkan sistem kerja upahan pada
diaspalnya jalan yang menghubungkan
sektor pertaniannya.
Dusun Jepang dan daerah lain. Hubungan
dampak
pada
menurunnya
melalui
televisi
juga
sistem
dengan masyarakat lain lebih intensif,
kepercayaan masyarakat Samin berjalan
mobilitas penduduk di Dusun Jepang juga
dengan
semakin meningkat.
Perubahan
dalam
masuknya
Islam.
Keyakinan
ageman adam menjadi semakin luntur dan digantikan
dengan
ajaran
SARAN
Islam.
Pemerintahan orde baru yang seringkali
Pembangunan yang dilaksanakan
memaksa warga negaranya untuk memeluk
oleh
salah satu agama yang diakui oleh pemerintah Samin
meyebabkan
harus
identik dengan westernisasi perlu ditinjau ulang oleh pemerintah. Telah banyak
turun temurun. Pada awal orde baru, ajaran
penelitian yang menunjukkan bahwa nilai
Islam kurang berkembang di masyarakat
budaya
Samin. Islam hanya sebatas menjadi agama saja.
Pemahaman
tetap
Model pembangunan ala modernisasi yang
sistem
kepercayaan yang telah dianutnya secara
formalitas
hendaknya
memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal.
masyarakat
meninggalkan
pemerintah
tradisional
tidak
bertentangan
dengan pembangunan bahkan mendukung
Islam
pembangunan
mengalami peningkatan pada tahun 1980-
itu
sendiri.
Walaupun
dilema lokalitas masih menjadi kendal
an, dengan masuknya kegiatan dakwah
dalam memilih pemberdayaan sebagai
yang dilakukan oleh Departemen Agama.
sebuah konsep pembangunan alternatif
Perkembangan pemahaman Islam semakin
berbasis lokalitas, namun pemberdayaan
meningkat dengan semakin terbukanya
merupakan salah satu solusi menghadapi
65
Proses Transformasi Pertanian ...
57 – 66
keragaman
Isu
masyarakat
Indonesia.
(Slamet Widodo)
DAFTAR PUSTAKA
lokalitas menjadi sebuah isu yang menarik Arikunto, S. 1995. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
untuk dijadikan bahan diskursus dalam pencarian model pembangunan alternatif. Sebagai
sebuah
bentuk
Barth, Frederik. 1996. Kelompok Etnis dan Batasannya. UI Press. Jakarta.
perlawanan,
pemberdayaan mungkin akan mengalami Harper, Charles L. 1989. Exploring Social Change. Prentice Hall. New Jersey.
berbagai resistensi dari berbagai pihak yang tidak rela berbagi kekuasaan dengan masyarakat.
Namun
trend
perubahan
Milles dan Huberman. 1992. Analisa Data Kualitatif. UI Press. Jakarta.
model pembangunan berbasis lokalitas mau tidak mau akan memaksa kita untuk
Pranadji, T. 1995. Wirausaha, kemitraan Dan Pengembangan Agribisnis Secara Berkelanjutan. Analisis CSIS, XIV (5): 332-343. Center of Strategic and International Studies. Jakarta.
menerapkannya. Penghargaan nilai-nilai lokal dan kesetaraan antar umat manusia menjadi sebuah misi mulia model pembangunan ala
, T. 1999. Perekayaan Sosio – Budaya Dalam Percepatan Tranformasi Masyarakat Pedesaan Secara Berkelanjutan. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
pemberdayaan ini. Semoga kita dapat membuat
sebuah
varian
model
pemberdayaan yang memiliki ciri keIndonesiaan, setelah kita mengalami “cuci otak” oleh modernisasi.
Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial. Tiara Wacana. Yogyakarta. Tjondronegoro, Sediono MP. 1978. Social Organization and Planed Development in Rural Java. Oxford University Press. New York
66