PROSES PEMBELAJARAN PADA PELATIHAN TEKNIK SURVIVAL DASAR DI SAR DARAT GUNUNGKIDUL
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Wuri Global Nur Apik NIM 11105241040
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MEI 2016
Proses Pembelajaran pada .... (Wuri Global Nur Apik) 1
PROSES PEMBELAJARAN PADA PELATIHAN TEKNIK SURVIVAL DASAR DI SAR DARAT GUNUNGKIDUL LEARNING PROCESS OF BASIC SURVIVAL TECHNIQUE TRAINING IN SAR DARAT GUNUNGKIDUL Oleh : wuri global nur apik, fip, universitas negeri yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran pada pelatihan teknik survival dasar di SAR Darat Gunungkidul. Peneliti menggunakan metode penelitian jenis deskriptif kualitatif dengan pendekatan penelitian studi kasus.melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada pelatihan teknik survival dasar menggunakan metode simulasi sebagai metode paling utama yang dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu tahap perencanan, persiapan, pelaksanaan dan tahap evaluasi. Metode simulasi telah membentuk sikap tanggungjawab, kerjasama, cekatan, ketelitian, kepedulian, keberanian dan sikap saling berbagi pada peserta pelatihan melalui kegiatan membuat bivak, mencari bahan makanan, membuat api, mencari air dan membuat jerat. Media yang digunakan yaitu papan tulis, LCD, labtop, powerpoint, foto, gambar, video, koran, buku materi, ensiklopedi dan instruktur berperan penting dalam proses pembelajaran sebagai alat untuk memperjelas materi, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta sebagai alat membangkitkan keinginan peserta untuk belajar dengan baik. Evaluasi pada pelatihan teknik survival dasar mencakup aspek pengetahuan, kemampuan dan sikap para peserta pelatihan yang dilaksanakan pada sesi materi lapangan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Kata kunci: proses pembelajaran, metode simulasi, media, evaluasi Abstract This study aimed to describe the learning process in basic survival technique training in SAR Darat Gunungkidul. Researchers used descriptive research method qualitative case study research approach through interviews and observations. The results showed that the learning process in basic survival technique training using simulation methods as the foremost method is carried out through four phases: planning, preparation, implementation and evaluation stage. Simulation method has formed an attitude of responsibility, cooperation, deft, accuracy, caring, courage and mutual sharing on training participants through activities make bivouac, finding food, making fire, finding water and making a noose. The media used is whiteboard, LCD, labtop, PowerPoint, photos, images, videos, newspapers, books material, encyclopedias and instructors play an important role in the learning process as a tool to clarify the matter, overcoming the limitations of space and time as well as a tool of the desire of participants to study well. Evaluation of a basic survival technique training covers aspects of knowledge, abilities and attitudes of trainees conducted in the field of material session using observation and interview techniques.
Keywords : learning process, simulation method, media, evaluation
2 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
Pelatihan teknik survival dasar menekankan pada
PENDAHULUAN Belajar merupakan suatu proses usaha
pengembangan kemampuan dan keterampilan
untuk memperoleh suatu perubahan baik dalam
potensi SAR Darat Gunungkidul yang menjadi
bentuk pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.
peserta pelatihan.
Belajar tidak dibatasi oleh faktor usia maupun
Faktor penyelenggaraan pelatihan ini
faktor lainnya, dapat dilakukan dimana saja dan
antara lain tingginya angka bunuh diri yang
kapan saja. Sebagai seorang manusia, belajar
terjadi di Gunungkidul baik dengan cara gantung
tanpa henti adalah sesuatu yang tidak dapat
diri, terjun ke goa/luweng, naik tower, masuk ke
dihindari yang merupakan makna dari pendidikan
dalam sumur, hilang di sungai saat musim hujan
sepanjang
manusia
selain itu untuk membekali para penggiat alam
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
yang sering melakukan kegiatan di alam bebas
pendidikan,
dan
karena kegiatan di alam bebas sangat beresiko
keterampilannya. Asas pendidikan sepanjang
terhadap bahaya-bahaya yang bisa terjadi tanpa
hayat diterapkan dalam semua penyelenggaraan
diduga. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi saat
pendidikan
pendidikan
melakukan kegiatan di alam bebas bisa terjadi
nonformal. Menurut surat keputusan menteri
mulai dari hal yang kecil seperti dehidrasi,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan nomor :
terkilir, kram, hingga bahaya yang lebih besar
079/O/1975 tanggal 17 April 1975, bidang
seperti digigit ular, terkena tumbuhan beracun,
pendidikan
pendidikan
hypothermia dan bahaya lainnya yang bisa
pembinaan
berakibat fatal. Untuk menghadapi resiko yang
masyarakat,
hayat
karena
meningkatkan
termasuk
nonformal
setiap
pengetahuan
dalam
meliputi
keolahragaan
dan
generasi muda (Abu Ahmadi, 2001:165). Berdasarkan
Undang-Undang
mungkin terjadi diperlukan pengetahuan dan No.20
Tahun 2003, yang dimaksud dengan pendidikan nonformal
adalah
Berbagai
program
pelatihan
yang
yang
diselenggarakan oleh SAR Darat Gunungkidul
diselenggarakan di luar jalur formal yang dapat
pada awalnya mendapatkan respon yang kurang
diselenggarakan secara terstruktur dan berjenjang.
maksimal dari peserta pelatihan. Hal tersebut
Pendidikan nonformal diselenggarakan untuk
terjadi karena beberapa faktor yaitu minimnya
melayani
media yang digunakan, materi pelatihan sulit
kebutuhan
pendidikan
keahlian khusus yang cukup.
masyarakat
sebagai
pengganti, penambah atau pelengkap pendidikan
dipahami
oleh
peserta,
formal dalam mendukung pendidikan atau belajar
menerapkan 1-2 jenis metode dan metode yang
sepanjang hayat (BP Sitepu, 2014:142). Salah
diterapkan kurang sesuai dengan tujuan pelatihan,
satu bentuk pendidikan non formal terdapat di
lingkungan belajar yang tidak kondusif, tidak
kabupaten Gunungkidul berupa pelatihan teknik
adanya evaluasi sehingga tujuan pelatihan tidak
survival dasar yang diselenggarakan oleh SAR
tercapai dan peserta tidak merasakan manfaat dari
Darat Gunungkidul. Pelatihan teknik survival
pelatihan. Sulitnya memahami materi pelatihan
dasar merupakan salah satu pelatihan yang masih
menjadikan peserta belum mampu menguasai
jarang dan berbeda dengan pelatihan lainnya.
keterampilan
dari
instruktur
pelatihan.
hanya
Faktor-faktor
Proses Pembelajaran pada .... (Wuri Global Nur Apik) 3
tersebut menjadi acuan bagi pihak penyelenggara
mengenai materi yang disampaikan. Selain
pelatihan untuk mencari solusi dan membuat
terdapat banyak pilihan jenis media
perencanaan dengan lebih baik bagi pelatihan
digunakan, media juga harus digunakan sesuai
selanjutnya.
dengan prosedur penggunaannya.
Pelatihan
teknik
survival
dasar
yang
Kemp & Dayton dalam Azhar Arsyad
mengutamakan kemampuan dan keterampilan
(2011:21-23) mengemukakan
peserta pelatihan sehingga pihak penyelenggara
penelitian yang menunjukkan dampak positif dari
dan instruktur merancang pelatihan dengan
penggunaan media sebagai berikut :
menggunakan metode dan media yang paling
1. Penyampaian materi menjadi lebih baku.
tepat agar tujuan pelatihan tercapai. Permasalahan
Setiap pebelajar yang melihat atau mendengar
dalam proses pembelajaran yaitu peserta sulit
penyajian melalui media menerima pesan yang
memahami dan menguasai materi diatasi dengan
sama. Meskipun para pendidik menafsirkan
merancang metode yang tepat dan sesuai. Adapun
materi dengan cara yang berbeda, dengan
metode yang paling utama dari pelatihan teknik
penggunaan media beragam hasil tafsiran dapat
survival dasar adalah metode simulasi. Metode
dikurangi sehingga informasi yang sama dapat
simulasi diterapkan oleh instruktur karena dapat
disampaikan kepada pebelajar.
membentuk
dan
2. Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat
keterampilan peserta, selain itu metode simulasi
diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan
dapat digunakan untuk membentuk aspek-aspek
membuat pebelajar tetap memperhatikan.
afektif seperti toleransi, kepedulian, kerjasama,
3. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
ketelitian, cekatan dan tanggungjawab yang harus
apabila integrasi kata dan gambar sebagai media
dimiliki
pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-
kompetensi
oleh
setiap
kemampuan
potensi
SAR
Darat
Gunungkidul.
elemen
Wina Sanjaya (2006:60) mengungkapkan bahwa
metode
adalah
komponen
yang
pengetahuan
dengan
beberapa hasil
cara
yang
terorganisasikan. 4. Pembelajaran dapat diberikan dimana saja dan
mempunyai fungsi yang sangat menentukan
kapan saja.
keberhasilan pencapaian tujuan. Bagaimanapun
5. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan
lengkap dan jelasnya komponen lain tanpa dapat
diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip
diimplementasikan melalui metode yang tepat,
psikologis yang diterima pebelajar dalam hal
maka komponen-komponen tersebut tidak akan
partisipasi, umpan balik dan penguatan.
memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan.
Untuk mengetahui keberhasilan suatu
Seperti halnya fungsi dari metode, media juga
pelatihan harus diadakan evaluasi yang tepat.
digunakan sebagai perantara atau segala sesuatu
Melalui evaluasi dapat diketahui sejauh mana
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
program-program pelatihan dapat dilaksanakan
dan merangsang terjadinya proses belajar pada
dan sejauh mana tujuan dapat tercapai. Hasil dari
pebelajar. Media dapat membantu para peserta
evaluasi digunakan untuk memperbaiki aspek-
pelatihan
aspek pelatihan yang masih kurang efektif dan
dalam
meningkatkan
pemahaman
4 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
efisien. Hal penting dalam suatu proses pelatihan
pelatihan. Alasan pemilihan subjek tersebut,
adalah mengetahui dampak dari evaluasi yang
karena instruktur, penyelenggara dan peserta
diterapkan. Jika evaluasi sudah tepat dapat
adalah pihak yang terlibat langsung dalam
digunakan untuk melakukan tindak lanjut pada
pelatihan.
pelatihan selanjutnya. Subagio Atmodiwiro dalam Mustofa Kamil (2010:58) bahwa tujuan evaluasi
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
pelatihan adalah untuk mengetahui pengaruh
Data
program
pelatihan
terhadap
efisiensi
dan
efektivitas pelaksanaan tugas.
Data
penelitian
diambil
dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu
Perumusan masalah dalam penelitian ini
observasi dan wawancara. Observasi dalam
adalah bagaimana proses pembelajaran yang
penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati
terdiri dari metode, media dan evaluasi pada
secara langsung kondisi yang terjadi selama
pelatihan teknik survival
dasar di SAR Darat
pelaksanaan pelatihan teknik survival dasar, baik
Gunungkidul. Berdasarkan rumusan masalah
kondisi fisik maupun perilaku yang terjadi selama
yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan
berlangsungnya penelitian. Peneliti menggunakan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
alat pengumpul data berupa pedoman observasi
mendeskripsikan
pada
dengan tujuan untuk memperoleh data dan
dasar di SAR Darat
informasi yang lengkap secara mendalam sejak
proses
pelatihan teknik survival
pembelajaran
Gunungkidul.
awal penelitian dengan mengamati kondisi fisik, sarana prasarana, lingkungan, ruang kelas dan
METODE PENELITIAN
proses
Jenis Penelitian
survival dasar.
Metode penelitian ini menggunakan metode
pembelajaran
Wawancara
pada
dilakukan
pelatihan
teknik
peneliti
untuk
deskriptif kualitatif dengan jenis pendekatan
menggali sebanyak mungkin data dan informasi
penelitian studi kasus.
dari semua pelaku yang terkait pelaksanaan pelatihan
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai bulan November 2015 di sekertariat SAR Darat Gunungkidul. Subjek Penelitian Sumber data berupa orang yaitu sumber data yang dapat memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Subjek dalam penelitian ini adalah instruktur, penyelenggara dan peserta
teknik
survival
dasar.
Proses
wawancara dalam penelitian ini adalah dengan tanya jawab menggunakan pedoman wawancara yang
berbentuk
pertanyaan-pertanyaan
yang
ditujukan kepada penyelenggara, instruktur dan peserta pelatihan teknik survival dasar di SAR Darat Gunungkidul. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang bagaimana pelaksanaan pelatihan dan proses pembelajarannya.
Proses Pembelajaran pada .... (Wuri Global Nur Apik) 5
Teknik Analisis Data Analisis
Uji Keabsahan Data
data
pada
penelitian
ini
Menurut
Sugiyono,
(2009:273)
uji
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif,
keabsahan data salah satunya dengan teknik
yaitu
tujuannya
triangulasi, yaitu pengecekan data dari berbagai
mendeskripsikan mengenai situasi dan kejadian-
sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
kejadian. Dalam penelitian ini mendeskripsikan
waktu, dengan demikian terdapat triangulasi
mengenai proses pembelajaran pada pelatihan
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan
teknik survival dasar di SAR Darat Gunungkidul.
triangulasi waktu. Peneliti menggunakan teknik
Sesuai dengan teknik tersebut, maka peneliti
triangulasi yang dilakukan dengan tiga strategi
mengacu pada beberapa tahapan menurut Miles
yaitu sumber, metode dan waktu. Triangulasi
and
metode/teknik
suatu
Huberman
metode
yang
(1984)
dalam
Sugiyono
dengan
menggunakan
cara
(2009:246-253) yaitu :
wawancara, observasi dan analisis dokumen.
1. Pengumpulan data
Peneliti menggunakan data yang didapat lebih
Pengumpulan data melalui wawancara terhadap
dari satu sumber untuk mendapatkan data yang
penyelenggara, instruktur dan peserta kemudian
valid. Selain itu, dengan menggunakan berbagai
observasi langsung di lapangan.
metode yang berbeda dan menggali data di waktu
2. Reduksi data
yang berbeda-beda.
Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
penting, mencari tema dan polanya. Dengan demikian
data
yang
telah
akan
metode simulasi dilaksanakan melalui 4 tahap
memberikan gambaran yang lebih jelas dan
yaitu tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan
mempermudah
dan tahap evaluasi. Tahap perencanaan mencakup
peneliti
direduksi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
untuk
melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
tentang pemilihan metode simulasi untuk seluruh
3. Penyajian data
program
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian
koordinator evaluasi, peralatan untuk simulasi
singkat, hubungan antar kategori dan sejenisnya
dan evaluasi dari pelatihan yang dibuat di awal
untuk mempermudah memahami apa yang terjadi
tahun
serta merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
Gunungkidul.
apa yang telah dipahami. Penyajian data dalam
mencakup segala sesuatu yang harus dipersiapkan
penelitian ini menggunakan teks bersifat naratif.
oleh pihak penyelenggara dan peserta pelatihan
4. Penarikan kesimpulan
sebelum
Dari data yang telah direduksi dan disajikan,
selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan yang menjadi
selanjutnya peneliti membuat kesimpulan yang
tahap penting dari simulasi karena pada tahap
didukung oleh bukti yang valid dan konsisten
tersebut seluruh persiapan selesai dilakukan dan
pada tahap pengumpulan data.
peserta siap melakukan simulasi.
pelatihan,
oleh
seluruh
pelaksanaan
pengurus
Kemudian
simulasi
simulasi,
SAR
tahap
dilaksanakan.
Darat
persiapan
Tahap
6 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
Simulasi pertama yang dilakukan oleh
pengurus lainnya melakukan evaluasi dengan
peserta adalah membuat bivak. Pada simulasi
para
membuat bivak, peserta dilatih untuk bisa saling
mengetahui apakah tujuan simulasi telah tercapai,
bekerjasama, cekatan dan bertanggungjawab pada
manfaat
tugasnya. Setelah itu simulasi tentang makanan,
pendukung serta faktor penghambat pelaksanaan
peserta diharuskan mencari bahan makanan di
simulasi. Evaluasi penting dilakukan untuk
sekitar
jenis-jenis
memperbaiki kekurangan sehingga pada simulasi
tumbuhan yang berbeda sehingga mereka harus
pelatihan selanjutnya kekurangan yang terjadi
teliti, saling bekerjasama dan sabar. Selain itu
tidak akan terulang. Pada pelatihan teknik
peserta juga harus mengambil air di sungai untuk
survival tahun 2015, evaluasi dilakukan setelah
dimasak terlebih dahulu sebelum digunakan
selesai melaksanakan simulasi di sekertariat SAR
sebagai air minum dan untuk memasak. Membuat
Darat Gunungkidul. Setiap peserta dan pengurus
jerat disimulasikan untuk menangkap hewan-
berhak memberikan pendapat dan saran untuk
hewan kecil seperti serangga, belalang yang bisa
simulasi selanjutnya.
area
simulasi,
mencari
peserta.
Evaluasi
simulasi
bagi
dilakukan
peserta
dan
untuk
faktor
dijadikan sebagai bahan makanan. Adapun
Simulasi dilaksanakan sesuai dengan
peserta harus mengumpulkan kayu bakar terlebih
prinsip yang diungkapkan oleh Hamzah B. Uno
dahulu sebelum membuat api yang digunakan
(2011:29-30) yang mengemukakan bahwa proses
untuk memasak.
simulasi
tergantung
pada
peran
fasilitator.
Meskipun masih dalam proses pelatihan,
Adapun empat prinsip yang harus dipegang oleh
pak ABS menekankan pada para peserta bahwa
fasilitator yaitu penjelasan, mengawasi, melatih
metode simulasi merupakan inti dari pelatihan
dan
teknik survival dasar yang menjadi penentu
penyelenggara dan instruktur pelatihan teknik
keberhasilan
survival
selama
mengikuti
pelatihan
diskusi
telah
dasar.
diterapkan
Tanpa
oleh
adanya pihak
pihak
yang
sehingga setiap peserta harus melaksanakan
menjelaskan, mengawasi dan melatih simulasi
simulasi dengan teliti dan bersungguh-sungguh.
tidak dapat dilaksanakan sehingga diperlukan
Hal tersebut dimaksudkan agar peserta yang
pula
nantinya bertugas sebagai potensi SAR terbiasa
penyelenggara
bersikap serius, siap dan teliti pada saat
pelaksanaan
menjalankan
diharapkan, kendala yang dihadapi dan manfaat
tugas
guna
meminimalisir
kesalahan-kesalahan yang bisa berakibat fatal.
diskusi
agar
seluruh
mengetahui simulasi
dengan
peserta
dan
seberapa
jauh
tujuan
yang
yang didapat setelah melakukan simulasi.
Selama pelaksanaan simulasi pak VN selaku
Adapun jenis media yang digunakan
penyelenggara dan pak ABS selaku instruktur
dalam proses pelatihan teknik survival dasar
dibantu pengurus lainnya selalu mendampingi
terdiri dari media presentasi berupa papan tulis,
peserta sejak awal hingga selesai simulasi.
LCD, labtop, aplikasi powerpoint, media visual
Simulasi dilaksanakan selama 3 hari 2
berupa foto dan gambar, media audiovisual
malam, setelah selesai simulasi dilakukan tahap
berupa video dan juga media cetak berupa koran,
terakhir yaitu tahap evaluasi. pak VN dan
buku materi, ensiklopedi serta media berbasis
Proses Pembelajaran pada .... (Wuri Global Nur Apik) 7
manusia yaitu instruktur. Media yang digunakan
14) yaitu kemampuan fiksatif, manipulatif dan
berfungsi sebagai alat untuk memperjelas materi,
distributif. Selain itu, media berbasis manusia
untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
yaitu instruktur menjadi faktor utama dalam
serta sebagai alat membangkitkan keinginan dan
proses pembelajaran karena tanpa instruktur
merangsang peserta untuk belajar dengan baik.
pelatihan tidak dapat dilaksanakan. Kemampuan
Selain itu media presentasi dan media visual yang
instruktur yang berkompeten dalam bidang
selalu digunakan oleh instruktur mempunyai
survival turut mendukung keberhasilan pelatihan.
kemampuan fiksatif, manipulatif dan kemampuan
Untuk mengetahui keberhasilan pelatihan,
distibutif.
evaluasi dilaksanakan pada aspek pengetahuan,
Proses pembelajaran yang berlangsung
kemampuan
dan
aspek
sikap
dengan
pada materi ruang menggunakan berbagai media
menggunakan teknik non tes yaitu teknik
yang secara langsung telah memberikan pengaruh
observasi dan wawancara. Observasi dilakukan
bagi peserta. Aspek kognitif berupa penguasaan
oleh pak ABS selaku instruktur dan pak VN
terhadap materi teknik survival dasar terbentuk
selaku
melalui usaha instruktur yang didukung dengan
melakukan
adanya
observasi,
media-media
yang
digunakan.
penyelenggara simulasi. pak
VN
pada
saat
Sembari dan
pak
peserta
melakukan ABS
juga
Sebagaimana Heri Rahyubi (2012: 248-249)
mengajukan beberapa pertanyaan pada peserta
mengungkapkan tiga fungsi media pembelajaran
terkait materi yang disimulasikan.
salah satunya adalah fungsi ekonomis yang
Sebagaimana yang diungkapkan oleh
berarti efisiensi dalam waktu dan tenaga. Media
Susilo Rahardjo (2013: 43-47) bahwa observasi
yang digunakan juga dipilih melalui tahap
merupakan
perencanaan
dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dilakukan
yang
dilakukan
oleh
seluruh
pengurus SAR Darat Gunungkidul.
cara
pengumpulan
data
yang
secara langsung, terencana secara sistematis.
Tahapan perencanaan meliputi pemilihan
Observasi
dipilih
berdasarkan
kesepakatan
media hingga perawatan media agar tahan lama
pengurus SAR Darat Gunungkidul pada saat rapat
dan tidak cepat rusak. Persiapan dilakukan saat
perencanaan proses pembelajaran dilaksanakan.
media akan digunakan dengan mengecek jumlah
Melalui observasi, pihak penyelenggara dapat
media, kondisi media dan dikembalikan ke
menilai secara langsung kemampuan para peserta
tempat penyimpanan setelah selesai digunakan.
karena
Perawatan dilakukan secara rutin dan terjadwal
melakukan kegiatan simulasi. Observasi langsung
dibantu oleh peserta pelatihan. Setiap peserta
dilakukan menggunakan indikator penilaian yang
mempunyai tanggungjawab untuk merawat dan
telah
membersihkan media sesuai jadwalnya. Media
observasi tersebut tidak diberitahukan pada
visual dan audiovisual yaitu foto dan video yang
peserta pelatihan sehingga pada saat pihak
digunakan
penyelenggara
dipilih
karena
mempunyai
tiga
kelebihan kemampuan media menurut Gerlach & Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011: 12-
observasi
dibuat
dilakukan
sebelumnya.
mengamati
selama
Evaluasi
peserta
peserta
melalui
tidak
mengetahui bahwa mereka sedang dinilai dan
8 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
terlihat kemampuan maupun sikap peserta yang
peserta secara langsung, bagaimana kerjasama
sebenarnya.
antar peserta, tanggung jawab individu, toleransi
Selain
dilakukan
dan interaksi yang berlangsung antar peserta
dengan wawancara sebagaimana Susilo Rahardjo
dinilai pada saat melakukan simulasi. Penilaian
(2013:133) mengungkapkan teknik non tes
tersebut menggunakan skor A untuk sangat baik,
lainnya yaitu wawancara terstruktur. Wawancara
B baik dan C untuk cukup. Berikut daftar nilai
terstruktur adalah wawancara yang pertanyaannya
para peserta pelatihan :
telah
observasi
dipersiapkan
interviewer.
evaluasi
terlebih
Wawancara
dahulu
digunakan
oleh
Tabel 1. Daftar Nilai Peserta Pelatihan Teknik
untuk
Survival Dasar 2015
mengetahui dan mendapatkan informasi dari
NO
NAMA
NILAI
interviewe secara lebih mendalam. Berbagai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
FAS AA IR RP GP NS AF DS WAKN ASPY DNS SDS NIS GRA HAPW AALPL RM DSP RDN M
A B A B A A B A A A A B A A A A A B A B
kompetensi yang harus dikuasai oleh para peserta adalah memahami pengertian dasar survival, memahami dan menguasai 5 dasar teknik survival. Pada kompetensi memahami berarti para peserta harus dapat menjelaskan tentang materi teknik survival dasar, selanjutnya kompetensi menguasai berarti para peserta harus mampu mempraktekkan 5 dasar teknik survival dasar. 5 aspek survival dasar yang terdiri dari bivak, makanan, air, api dan jerat dipraktekkan oleh para peserta pada sesi simulasi. Kompetensi
lainnya
yang
dievaluasi
adalah penilaian sikap yang mencakup kerjasama, tanggungjawab, toleransi dan interaksi para peserta. Penilaian sikap dilakukan karena pihak penyelenggara
tidak
hanya
mengutamakan
kemampuan dan kompetensi peserta saja karena sikap kerjasama, cekatan, siap siaga, teliti, waspada,
toleransi,
kepedulian
dan
tanggungjawab harus dimiliki oleh para potensi SAR Darat Gunungkidul khususnya pada saat melaksanakan
tugas
dalam
situasi
darurat.
Penilaian sikap dilakukan oleh pak ABS dan pak VN selama proses pelatihan yaitu pada sesi materi ruang dan sesi materi lapangan. Pada sesi materi lapangan tersebut dapat dinilai sikap para
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian,
proses
pembelajaran pada pelatihan teknik survival dasar menggunakan metode simulasi sebagai metode paling utama yang dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu tahap perencanan, persiapan, pelaksanaan dan tahap evaluasi. Metode simulasi telah membentuk sikap tanggungjawab, kerjasama, cekatan, ketelitian, kepedulian, keberanian dan sikap saling berbagi pada peserta pelatihan melalui kegiatan membuat bivak, mencari bahan
Proses Pembelajaran pada .... (Wuri Global Nur Apik) 9
makanan, membuat api, mencari air dan membuat
DAFTAR PUSTAKA
jerat. Media yang digunakan yaitu papan tulis,
Abu Ahmadi dkk. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
LCD, labtop, powerpoint, foto dan gambar, video, koran, buku materi, ensiklopedi dan instruktur
berperan
penting
dalam
proses
pembelajaran sebagai alat untuk memperjelas materi, untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
serta
sebagai
alat
membangkitkan
keinginan peserta untuk belajar dengan baik.
Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada. B.P Sitepu. (2014). Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Rajawali Pers Hamzah B.Uno & Nurdin Mohamad. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Evaluasi pada pelatihan teknik survival dasar mencakup aspek pengetahuan, kemampuan dan sikap para peserta pelatihan yang dilaksanakan pada sesi materi lapangan dengan menggunakan teknik non tes yaitu teknik observasi dan
Heri Rahyubi. (2012). Teori-teori belajar dan Aplikasi pembelajaran Motorik Deskripsi dan Tinjauan Kritis. Jawa Barat: Referens.
wawancara.
Mustofa Kamil. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.
Saran
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Bagi
peneliti
selanjutnya
sebaiknya
melakukan penelitian lanjutan pada komponen pembelajaran lainnya, pada evaluasi proses
Susilo
Rahardjo dkk. (2013). Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Jakarta: Kencana.
pembelajarannya dan pada metode lainnya selain metode simulasi.
Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.