Proses Konversi Sistem Informasi (Tugas Individu Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen) Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS).
Disusun Oleh:
Arif Harmano P056133412.52E
2015
Pengertian System Life Cycle (SCL) Proses System Life Cycle (SLC) adalah proses evolusi yang diikuti oleh pelaksanaan sistem informasi dasar atau subsistem. Telah ada pendekatan implementasi tradisional sepanjang era komputer, dan ada perjanjian umum antara ahli-ahli komputer sehubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan. Pada kenyataannya SLC adalah sarana yang digunakan oleh manajemen untuk melaksanakan rencana strategis. Konsep life cycle menjadikan segala sesuatu yang tumbuh, menjadi dewasa setiap waktu dan akhirnya mati. Pola ini digunakan untuk sistem dasar komputer seperti subsistem pemrosesan data atau SSD. System Life Cycle terdiri dari beberapa fase yaitu : 1.
Fase Perencanaan
Fase ini dimulai dengan mendefinisikan masalah dan dilanjutkan dengan sistem penunjukan objektif dan paksaan. Di sini sistem analis memimpin studi yang mungkin terjadi dan mengemukakan pelaksanaannya pada manajer. 1.
Fase Analisis
Fase ini mempunyai tugas penting yaitu menunjukkan kebutuhan pemakai informasi dan menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Fase ini meliputi penetapan jangkauan proyek, mengenal resiko, mengatur rangkaian tugas, dan menyediakan dasar untuk kontrol. 2.
Fase Desain
Fase Desain ini meliputi penentuan pemrosesan dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru, dan pemilihan konfigurasi terbaik dari hardware yang menyediakan desain. Desain system adalah ketentuan mengenal proses dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru. Pengertian System Development Life Cycle (SDLC) SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. System Development Lyfe Cycle (SDLC) merupakan keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Langkah yang digunakan meliputi : 1.
Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
2.
Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3.
Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4.
Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5.
Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6.
Merancang sistem informasi baru
7.
Membangun sistem informasi baru
8.
Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9.
Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan
Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize. Perbedaan antara SLC dan SDLC Dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistemsistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini akan membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Dalam pembuatan atau pengembangan sistem perangakat lunak yang akan kita kerjakan biasanya kita mengikuti step by step dari SDLC ini, atau tahap demi tahap satu persatu secara detail karena SDLC merupakan pedoman bagi seorang programmer yang akan membuat software maupun dalam pengembangannya. Dari hal tersebut mungkin anda sudah bisa mendapatkan titik terang.
• Siklus hidup system (system life cycle - SLC) adalah penerapan pendekatan system untuk pengembangan system atau sub system informasi berbasis computer. SLC terdiri dari serangkaian tgas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan system. Karena tugas-tugas tesebut suatu pola yang teratur dan dilakukan secara top-down. • Siklus hidup pengembangan system (system depelopment life cycle-SDLC) yaitu terdiri dari 4 tahap diantaranya: perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan, sedangkan tahap kelima adalah tahap penggunaannya yang berlangsung sampai sudah waktunya untuk merancang system itu kembali. Proses merancang kembali mengkibatkan siklus ini akan diulangi lagi.
Kesimpulannya : - SLC (System Life cycle) adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem / subsistem informasi berbasis computer. - SDLC (System Development Cycle) proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. SDLC merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap perencanaan. Analisis, rancangan dan penerapan. 4 Jenis Pendekatan Dasar (CutOver) yaitu, Percontohan (pilot), Serentak (immediate), Bertahap (phased), dan Paralel (parallel). Ada empat metode konversi sistem, yaitu : A.
Konversi Langsung (Direct Conversion)
B.
Konversi Paralel (Parallel Conversion)
C.
Konversi Bertahap (Phase-In Conversion)
D.
Konversi Pilot (Pilot Conversion)
A. Konversi Langsung (Direct Conversion) Konversi jenis ini dilakukan langsung dengan cara menghentikan sistem lama digantikannya dengan sistem baru. Resiko yang besar timbul dengan cara ini, akan tetapi memakai biaya murah. Konversi Iangsung merupakan pengimplementasian sistem baru dan pemutusan jembatan sistem lama, yang juga disebut pendekatan cold turkey. Dengan sistem ini apabila konversi telah dilakukan, maka tak ada cara untuk balik ke sistem lama. Pendekatan atau cara konversi ini akan bermanfaat apabila : •
Sistem tersebut tidak mengganti sistem lain
•
Sistem yang lama sepenuhnya tidak bernilai
•
Sistem yang baru bersifat kecil atau sederhana atau keduanya
• Rancangan sistem baru sangat berbeda dari sistem lama, dan perbandingan antara sistemsistem tersebut tidak berarti. Kelebihan cara ini : relatif murah. Kelemahan : bisa menimbulkan risiko kegagalan yang tinggi. Apabila konversi langsung akan digunakan, aktivitas-aktivitas pengujian dan pelatihan yang dibahas sebelumnya akan mengambil peran yang sangat penting. B. Konversi Paralel (Parallel Conversion) Konversi ini menerapkan dimana sistem baru dan sistem lama sama-sama dijalankan. Setelah pada masa tertentu, jika sistem baru telah bisa diterima untuk menggantikan sistem lama, sehingga sistem lama segera dihentikan. Cara pengunaan sistem ini adalah pendekatan yang paling aman,
tetapi paling mahal, karena adanya kegiatan menjalankan dua sistem sekaligus. Konversi Paralel adalah suatu pendekatan dimana baik sistem lama dan baru beroperasi secara serentak untuk beberapa periode waktu. la kebalikan dari konversi langsung. Dalam mode konversi paralel, output dari masing-masing sistem tersebut dibandingkan, dan perbedaannya direkonsiliasi. Kelebihan : dapat memberikan derajad proteksi yang tinggi terhadap organisasi dari kegagalan sistem baru. Kelemahan : besarnya biaya untuk pemakaian dua fasilitas-fasilitas dan biaya personel yang memelihara sistem rangkap tersebut. Ketika proses konversi suatu sistem baru melibatkan operasi paralel, maka orang-orang pengembangan sistem harus merencanakan untuk melakukan peninjauan berkala dengan personel operasi dan pemakai untuk mengetahui kinerja sistem tersebut. Mereka harus menentukan tanggal atau waktu penerimaan dalam tempo yang wajar dan memutus sistem lama. C. Konversi Bertahap (Phase-In Conversion) Konversi ini dengan cara menggantikan suatu bagian dari sistem lama dengan sistem baru. Apabila ada sesuatu terjadi, bagian yang baru diterapkan dapat diganti kembali dengan yang sistem lama. Masalah dalam modul-modul baru terjadi dapat dipasangkan lagi untuk mengganti modulmodul lama yang lain. Pendekatan dalam sistem ini dapat membuat sistem lama akan tergantikan oleh sistem baru. Cara seperti ini lebih aman daripada konversi langsung. Pada netode konversi Phase-in, sistem baru diimplementasikan beberapa kali, yang secara bertahap dan sedikit-sedikit mengganti yang lama sehingga menghindarkan dari risiko yang ditimbulkan oleh konversi langsung dan memberikan waktu yang cukup bagi pemakai untuk mengasimilasi perubahan. Untuk menggunakan metode phase-in, sistem harus disegmentasi. Aktivitas pengumpulan data baru diimplementasikan, dan mekanisme interface dengan sistem lama dikembangkan. Interface ini memungkinkan sistem lama beroperasi dengan data input baru. Kemudian aktivitas-aktivitas akses database baru, penyimpanan, dan pemanggilan diimplementasikan. Sekali lagi, mekanisme interface dengan sistem lama dikembangkan. Segmen lain dari sistem baru tersebut di-instal sampai keseluruhan sistem diimplementasikan. Kelebihan sistem ini : mampu memberikan waktu untuk terjadinya perubahan dalam organisasi tertentu sehingga kece[atan dapat diminimasi, dan sumber-sumber pemrosesan data dapat diperoleh sedikit demi sedikit selama periode waktu yang lebih panjang. Kelemahan : memerlukan biaya untuk mengembangkan interface temporer dengan sistem lama, dengan daya terapnya terbatas, dan dapat menimbulkan adanya kemunduran semangat di organisasi, karena adanya rasa tidak dapat menyelesaikan sistem. D. Konversi Pilot (Pilot Conversion) Meode ini dilakukan dengan cara menerapkan sistem baru hanya pada lokasi tertentu untuk menjadi pelopor. Jika cara konversi ini berhasil, maka akan diberlakukan pada tempat-tempat yang lain. Cara ini merupakan pendekatan dengan biaya dan risiko yang rendah. dimana hanya sebagian dari organisasi yang mencoba mengembangkan sistem baru. Beda antara metode phase-in yang mensegmentasi sistem, metode pilot mensegmentasi organisasi. Metode konversi ini lebih sedikit berisiko dibandingkan dengan metode langsung, dan lebih murah dibandingkan dengan metode paralel. Segala kesalahan dapat dilokalisir dan dikoreksi sebelum implementasi lebih jauh ditakukan. Apabila sistem baru melibatkan prosedur baru dan perubahan yang drastis dalam hal perangkat lunaknya, metode pilot ini akan lebih cocok digunakan.
Selain berfungsi sebagai tempat pengujian (test site), sistem pilot juga digunakan untuk melatih pemakai seluruh organisasi dalam menghadapi lingkungan "live" (hidup atau sebenarnya) sebelum sistem tersebut diimplementasikan di lokasi mereka sendiri.