PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN
PROSES KELAHIRAN
NORMAL Proses Kelahiran bayi kami harap dapat dilakukan sealami mungkin. Apabila dibutuhkan Induksi, Pengguntingan, Vakum, harus
dengan sepersetujuan
Kami dan hanya demi keselamatan bayi dan Ibu.
Apabila terjadi kondisi yang membahayakan kesehatan ibu dan janin dan kelahiran dengan proses caesar adalah yang terbaik maka Kami bersedia melakukan proses kelahiran dengan bantuan termasuk operasi caesar. Namun kami tetap ingin melaksanakan proses Inisiasi Menyusu Dini
BATASAN KONDISI BAYI Kami sadar bahwa, Proses Kelahiran yang kami inginkan hanya dapat dilaksanakan apabila bayi dalam kondisi berikut: 1. bayi kami lahir cukup bulan atau hampir cukup bulan (>35 minggu), 2. berat lahir ≥ 2000 gram 3. Bayi didiagnosa Normal a. langsung menangis saat lahir b. seluruh tubuhnya tampak kemerahan, tidak pucat dan tidak biru c. gerakannya aktif d. refleks hisap menyusu kuat 4. tidak ada tanda tanda patologi, sejak kelahiran sampai dipulangkan ke rumah.
KLASI YOP
1
TATALAKSANA BAYI BARU LAHIR DAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI RUANG BERSALIN:
Segera setelah Bayi lahir, kami ingin: 1. Bayi segera diletakkan di dada dan atau perut ibu 2. Pemotongan Tali Pusat 3. Bayi dikeringkan tanpa menghilangkan serviks, dan tangan bayi tetap dibiarkan basah dengan air ketuban. Bersamaan dengan ini Perut Ibu dikeringkan juga. 4. Bayi boleh memakai topi di kepalanya (bila ada) 5. Bayi diselimuti hangat dipunggungnya, untuk mencegah kehilangan panas tubuh (bukan dibedong). 6. Biarkan Bayi menjalani proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) tanpa ada batasan waktu, karena butuh kesabaran melalui proses +/- 1 jam antara lain sebagai berikut:
Pada menit - menit awal Bayi akan tampak tidur
Kemudian bayi akan bergerak dengan tangan memijat
Kemudian bayi akan mengeluarkan air liur
Kemudian bayi akan menemukan puting ibu
Biarkan bayi menyusu sampai berhenti sendiri
7. Bagi Penganut Agama Islam dapat melakukan proses pembacaan saat menjalani proses IMD. 8. Apabila proses IMD belum selesai, namun ruang bersalin sudah hendak dipakai, mohon bayi tetap dibiarkan di dada Ibu dan secara bersamaan bayi dan ibu dipindahkan ke kamar perawatan untuk melanjutkan proses IMD. 9. Apabila bayi dirasa perlu diberi kehangatan maka tetap diletakkan di dada ibu karena Dada Ibu dapat menyesuaikan temperatur yang dibutuhkan bayi dan dapat menghindari dari resiko hipoglikemia 10. Dalam hal persalinan melalui proses caesar, kami meminta Suami dan pendamping tetap dapat mendampingi dan penyesuaian pemasangan beberapa alat yang biasa dipasangkan pada dada, dipindahkan ke bagian belakang atau punggung, sehingga proses IMD dapat lebih mudah dilaksanakan. KLASI YOP
2
TATALAKSANA
PERAWATAN
BAYI
DI
RUANGAN
DAN
RAWAT
GABUNG 24 JAM 1. Setelah IMD selesai, kami mengijinkan bayi di bawa ke kamar bayi untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dan pencatatan, pemberian vit K1 injeksi IM dosis 1 mg, pemberian salep mata antibiotik dan imunisasi hepatitis B dalam waktu 12 jam pertama setelah lahir. Kami mohon salah satu dari kami boleh mendampingi proses ini. 2. untuk perawatan Tali pusat, kami mohon cukup dibersihkan dan biarkan terbuka (tidak dibungkus apapun kecuali ada infeksi). 3. Kami mohon diberitahukan hasil pemeriksaan: o Golongan darah (diambil dari darah tali pusat di kamar bersalin) o Ensim G6PD o TSH neonatus dan FT4 o Kapan keluarnya mekonium 4. Mohon Bayi tidak diberikan kosmetik apapun termasuk bedak, lotion, minyak telon. 5. Apabila bayi tampak ingin menyusu, mohon proses ditunda dan segera berikan ke Ibu. 6. Kami ingin bersama bayi kami menjalani rawat gabung 24 jam. Pada jam besuk kami akan memberitahukan pihak kamar bayi apakah bayi kami akan dititip ke kamar bayi atau tidak. 7. kami ingin Bayi mendapatkan ASI eksklusif, untuk itu mohon tidak ada pemberian susu formula, dextrosa dll meski ASI belum keluar sampai 72 jam. Cukup bantu kami terus memantau kondisi umumnya. 8. penimbangan bayi setiap hari. 9. Pemeriksaan BILIRUBIN hanya dilakukan bila a. bayi tampak kuning di usia 24 jam pertama, atau bayi tampak kuning sekali atau letargis (meski usianya sudah lebih dari 24 jam). b. ada kecurigaan sepsis 10. Kami mohon suster kamar perawatan membantu dan mendukung ibu untuk mengetahui dan melaksanakan cara: a. menyusui yang tepat b. perawatan dan memandikan bayi c. cara perawatan payudara. KLASI YOP
3
TATALAKSANA KEPULANGAN DARI RUMAH SAKIT 1. Sebelum pulang, kami ingin bayi kami diberikan imunisasi BCG dan Polio 2. Sebelum pulang, ajari ibu cara merawat dirinya dan bayinya. Buatkan perjanjian kontrol. 3. kami diberitahu kan tanda-tanda kapan harus segera menghubungi dokter.
KLASI YOP
4
ALASAN PEMBERIAN IMD WHO, WABA, UNICEF merekomendasikan Pemberian ASI dalam waktu 1 jam kelahiran untuk dapat menyelamatkan lebih dari 1 juta bayi
ALASAN TIDAK PERLUNYA PEMBERIAN CAIRAN LAIN SELAIN ASI SAMPAI 72 JAM KELAHIRAN
Bahwa Bayi baru lahir dapat bertahan 2 x 24 jam pertama kehidupannya tanpa tambahan cairan apapun, dan mengingat kapasitas lambung bayi berusia 1 hari sekitar 5-7 ml atau kira-kira sebesar kelereng. Yang menarik, para peneliti telah menemukan bahwa lambung bayi baru lahir berusia 1 hari tidak meregang untuk dapat menampung lebih banyak. Karena dinding bayi baru lahir tetap kaku, susu ekstra seringkai dikeluarkan lagi (gumoh). Kolostrum merupakan jumlah yang tepat untuk makanan bayi pertama kali! Pada hari ketiga, kapasitas lambung bayi baru lahir berkembang sampai sekitar 0,75-1 oz, atau kira-kira sebesar kelereng penembak’. Pemberian sedikit-sedikit namun sering memastikan bayi Anda mendapat semua susu yang ia butuhkan. Sekitar hari ke-7, kapasitas lambung bayi baru lahir sekarang sekitar 1,5-2 oz, atau kira-kira sebesar bola pingpong. Pemberian yang sering dan kontinu akan memastikan bayi Anda mendapatkan semua susu yang ia butuhkan dan produksi susu Anda memenuhi tuntutannya. Sumber : http://www.llli.org/FAQ/colostrum.html http://kidshealth.org/parent/pregnancy_newborn/breastfeed/breastfeed_starting.html
KLASI YOP
5
ALASAN PEMBERIAN IMUNISASI HEP B DALAM 12 JAM KELAHIRAN Karena Negara Indonesia menurut WHO, CDC, dan IDAI terbukti merupakan negara endemis pengidap Hepatitis B. Oleh karenya meskipun Orangtua bayi bukan pengidap Hep B, kemungkinan tertular sangat tinggi. Imunisasi segera setelah bayi lahir dapat memberikan perlindungan pencegahan
Apabila Orangtua Bayi pengidap Hep B, maka segera berikan juga Vaksin Immunoglobulin secara simultan.
Referensi 1. http://www.ncirs.usyd.edu.au/facts/hepb_brochure.pdf 2. http://www.idai.or.id/jadwal.htm 3. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs204/en/
ALASAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG DAN POLIO SAAT KEPULANGAN Karena Negara Indonesia menurut WHO, CDC, dan IDAI terbukti merupakan negara endemis pengidap TBC dan Polio. Jadwal Imunisasi Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk Hep B, BCG dan Polio Umur pemberian Imunisasi Bulan Lhr 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan) BCG Hepatitis B 1 2 3 Polio 0 1 2 3 4 Vaksin
2
3
Tahun 5 6 10 12
5
Keterangan Jadwal Imunisasi IDAI, Periode 2004
Umur
Vaksin
Keterangan
Saat lahir
Hepatitis B-1
HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.
Saat lahir
Polio-0
Polio-0 Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain).
1 bulan
Hepatitis B-2
Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
0-2 bulan
BCG
BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada umur >3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
KLASI YOP
6
ALASAN PEMERIKSAAN BILIRUBIN HANYA APABILA ADA TANDATANDA BAYI KUNING SAJA
Tujuan : Mengurangi frekuensi dari hyperbilirubinemia yang parah dan bilirubin ecephalopathy serta meminimalkan resiko yang tidak diharapkan seperti kekhawatiran, menurunnya pemberian ASI serta biaya yang tidak perlu. Petugas medis harus memonitor perkembangan kuning secara rutin bayi baru lahir minimal setiap 9~ 12 jam sekali. Pemeriksaan bilirubin dilakukan jika :
1.Bayi tampak kuning pada usia 24 jam pertama. Kuning yang terjadi sebelum 24 jam dikategorikan sebagai patologis dan perlu observasi dan treatment lebih lanjut. Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur TcB (Transcutaneous bilirubin dan atau TSB (Total serum bilirubin ), golongan darah ibu dan anak, Coombs’.
2. Bayi tampak sangat kuning dan atau kuning sangat progresif Perlu tidaknya pengukuran ulang Tcb atau TSB tergantung pada usia kelahiran dan tingkat bilirubin.
KLASI YOP
7
Estimasi visual tingkat bilirubin dapat memberikan hasil yang keliru terhadap derajat kuning khususnya pada bayi berkulit gelap.
3. Ada kecurigaan sepsis Jika bilirubin direct meningkat, perlu dilakukan test dan kultur urine. Test tambahan lainnya perlu dilakukan jika ada indikasi secara historis maupun berdasar pemeriksaan fisik.
4. Ada kecurigaan hemolisis Hemolisis adalah proses pemecahan sel darah merah yang abnormal Pengukuran dari ETCOc
memberikan hasil tingkat heme catabolime dan
tingkat produksi bilirubin. Nilai ETCOc peningkatan
bilirubin
produksi
dapat mengindikasikan apakah
bilirubin
memberi
kontribusi
pada
hiperbilirubinemia.
Sumber : Management of Hyperbilirubinemia in Newborn Infant 35 or more weeks of Gestation, American Academy of Pediatrics
KLASI YOP
8