Prosedur, Perencanaan, dan Pengolaan Kelas A. Pengertian Kelas
Kelas dalam pengertian di Diktatik merupakan “Sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima suatu pelajaran sama dari seorang guru yang sama”. Dari pengertian tersebut maka muncul 3 persyaratan untuk dapat terjadinya sebuah kelas, yaitu: 1. Sekelompok siswa, walaupun diwaktu yang sama bersama-sama menerima pelajaran, namun pelajaran tersebut berbeda. Maka itu bukan dinamakan kelas. 2.
Sekelompok siswa, walaupun diwaktu yang sama menerima pelajaran yang sama namun gurunya berbeda, maka itu bukan dinamakan kelas. 3. Sekelompok siswa, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga, namun apabila pelajaran tersebut diberikan secara pergantian. Maka itupun tidak dinamakan kelas. Sedangkan kelas berdasarkan pengertian secara umum ada 2 pandangan, yaitu: 1. Pandangan dari segi siswa, seperti dalam contoh pembicaraan : “Dikelas saya terdiri dari 20 siswa putra dan 15 siswa putri” 2. Pandangan dari segi fisik, seperti dalam contoh pembicaraan : “Kelas ini berukuran 6 x 8 meter persegi”, “Kita pindah ske kelas yang besar, kalu memang disini tidak muat”, “Kelasnya baru saja dicat”. Kemudian selain pengertian kelas diatas, namu kelas juga memiliki kekurang dan kelebihan yang dilihat dari segi banyak sedikitnya siswa, antara lain sebgai berikut : a. Kelas yang besar · Keuntungan : Mudah tercipta kelas yang hidup Siswa belajar dari banyak ragam kawan sehingga mendapatkan banyak pengalaman · Kerugian : Pengelolaanya sulit Banyak ragam kawan, menimbulkan kesulitan jika tidak ada
kecocokan b. Kelas yang kecil · Keuntungan : Mudah pengelolaannya Sedikit kawan, sedikit ragam, dan sedikit ketidakcocokan · Kerugian : Sukar diciptakan kelas yang hidup Siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk belajar dari banyak ragam kawan.[1] B. Prosedur Pengajaran dan Pengelolaan Kelas dalam Masyarakat Setiap kegiatan mempunyai prosedur, yaitu :suatu cara yang ditempuh dalam suatu kegiatan untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Prosedur yang dilakukan oleh setiap perencana pendidikan itu sangat bervariasi, namun dalam garis besar adalah sama. Prosedur bagi suatu pengajaran secara umum dari Hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat.Lembaga pendidikan secara garis besar adalah milik masyarakat, yang didalamnya terdiri dari beberapa kelas yang dihuni oleh anak-anak masyarakat. Tanpa danya kerjasama yang baik maka lembaga pendidika tidak akan berfungsi dengan baik, dan kelasnya pun tidak akan berpenghuni lagi. Guru-guru diharapkan menjadi rantai penghubung bagi siswa, lembaga pendidikan dan masyarakat. Para guru dan orang tua akan bekrjasama dalam menyiapkan situasi yang kaya dengan informasi untuk membuat sekolah dan kelas khususnya pengalaman yang positif dan nantinya akan nerpengaruh bagi siswa dalam belajar-mengajar. Bentuk hubungan ini dapat dilakukan dengan cara : 1. Hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat harus dibentuk sebuah tim 2. Menentukan frekuensi dan efektivitas komunikasi, misalnya dengan alat-alat komunikasi. 3. Personalia sekolah perlu dimotifasi untuk lebih baik kemampuannya memajukan sekolah. 4. Memotivasi masyarakat dan guru dalam hubungan kerjasama dalam memajukan belajar siswa. 5. melibatkan orang tua dalam perencanaan dalam suatu pendidikan. 6. Melibatkan orang tua dalam pemecahan suatu masalah. 7. Lembaga pendidikan harus melaporkan hasi belajr siswa kepada orang tua.[2] C. Prosedur dalam Menata Ruang kelas dan isinya Pengaturan ruang kelas dalam penyampaian pengajaran dan pembelajaran sangatlah penting. Ada berbagai macam prosedur dalam menata ruang kelas antara lain sebgai berikut : 1) Prosedur bagi penggunaan ruangan a. Meja tulis guru dan wilayah penyimpanan b. Meja tulis siswa dan wilayah penyimpana lainnya
2)
3)
4)
5)
c. Penyimpanan bagi material umum d. Partisipasi siswa e. Berbicara kepada sesama siswa f. Mendapatkan bantuan g. Ketika pekerjaan individu telah selesai Masa transisi bersekolah a. Memulai hari sekolah b. Meninggalkan ruang kelas c. Kembali kek ruang kelas d. Mengakhiri hari Prosedur bagi pembelajaran kelompok kecil a. Mempersiapkan kelas untuk kegiatan b. Pergerakan siswa kedalam dan keluar kelompok c. Perilaku yang diharapkan dari para siswa dalam kelompok d. Perilaku yang diharapkan dari para siswa diluar kelompok kecil e. Penggunaan material dan perlengkapan f. Kegiatan kelompok kooperatif Prosedur umum a. Mendistribusikan material b. Interupsi atau penundaan c. Toilet umum d. Perpustakaan, ruangan sumber daya, kantor sekolah e. Kantin f. Taman bermain g. Latihan penanganan kebakaran dan bencana alam h. Para pembantu ruang kelas[3] Prosedur berpusat pada kemampuan guru, yaitu : a. Jadikan wilayah berlalu lintas tinggi bebas dari kemacetan. Wilayah-wilayah dimana banyak siswa berkumpul dan wilayah yang selalu digunakan dapat menjadi kekacauan. Wilayah dengan lalu lintas tinggi meliputi wilayah kerja kelompo, penajam pensil, tempat sampah, keran air minum, rak buku, meja tulis siswa, dan meja tulis guru. Wilayah ini sebaiknya dipisah dengan jarak yang lebih luas. Pastikan tempat-tempat itu bisa dipindah dengan mudah nantinya. b. Pastikan bahwa semua siswa dapat dipantau oleh guru Pemantauan terhadap semua siswa adalah hal yang paling utama. Maka harus dipastikan jarak pandang yang jelas diantara wilayahwilayah pembelajaran, meja tulis guru, meja tulis siswa dan seluruh wilayah kerja siswa. Sebaiknya guru harus memeriksa hal-hal yang dapat mengaganggu pemantauan pada siswa. c. Jaga pengaturan pengajaran yang sering digunakan dan perlengkapan para siswa mudah diakses. Hal ini dilakukan untuk menhindari pelambatan dan penundaan yang menghambat dalam proses belajar mengajar.
d.
Pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat presentasi dan tampilan seisi kelas. Jangan pernah guru menempatkan kegiatan belajar kelas pada sudut ruang yang jauh dari sejumlah besar siswa.[4] D. Prosedur untuk Pengelolaan Pekerjaan Siswa Mengatur dan memberikan tugas bagi para siswa memiliki beberapa prosedur, antara lain sebagai berikut : 1. Komunikasi yang jelas dalam pemberian tugas. Para siswa harus diberikan penjelasan yang gamblang mengenai tugas yang diberikan guru kepada mereka, untuk menghindari kebingungan dan tanda tanya yang rumit bagi siswa. Adapun caranya adalah sebagai berikut : a. Intruksi untuk pemberian tugas harus jelas( konsisten dan tidak samar) b. Standar untuk bentuk, kerapian dan tanggal pengumpulan tugas harus jelas c. Ada prosedur tersendiri bagi siswa yang tidak mengumpulkan tugas, dan ini harus disapaikan kepada siswa sebagai kesepakatan antara guru dan siswa. 2. Memantau perkembangan dan penyelesaian penugasan Ada beberapa cara dalam melakukan hal ini, yaitu : a. Memantau langsung pekerjaan yang sedang belangsung b. Pemantauan penyelesaian tugas c. Pemeliharaan catatan mengenai pekerjaan siswa d. Mengelola portofolio siswa e. Mengelola kertas tugas atau lembar jawaban dengan baik 3. Umpan balik bagi siswa Umpan balik ppekerjaan siswa tidak dapat dilakukan hingga tugas selesai diperiksa, pemeriksaan sebaiknya sellesai dilakukan dalam satu hari penyelesaian kerja sehingga para siswa bisa mendapat manfaat dari umpan balik tersebut. Kemudian umpan balik dapat dilakukan dengan cara lain seperti menampilkan pekerjaan yang baik, jangan membuat standar “baik”yang begitu ketat, sehingga terkadang beberapa anak sukar untuk mendapatkan standar tersebut.[5] E. Perencanaan perancangan pengajaran dan pengelolaan Kelas Unsur yang terpenting dalam perencanaan pengajaran, yaitu : a. Untuk siapa program itu dirancang? (ciri siswa, mahasiswa, atau peserta) b. Kemampuan apa yang ingin untuk dipelajari? (tujuan) c. Bagaimana isi pelajaran atau ketrampilan dapat dipelajari dengan baik? (metode dan kegiatan belajar mengajar) d. Bagaimana menentukan tingkat penguasaan pelajaran yang sudah dicapai? (tata cara evaluasi). Kemudian ada 10 unsur dalam perancangan pengajaran kelas, antara lain
sebagai berikut : 1. Perkiraan “kebutuhan belajar” untuk merancang suatu program pengajaran (nyatakan tujuan, kendala, prioritas yang harus diketahui) 2. Pilih “pokok bahasan atau tugas” untuk dilaksanakan dan ditunjukkan “tujuan umum” yang akan dicapai 3. Teliti “ciri siswa” yang harus mendapat perhatian selama perencanaan 4. Tentukan “isi pelajaran dan uraian tugas” yang berkaitan dengan tujuan 5. Nyatakan “tujuan belajar” yang akan dicapai dari segi isi pelajaran dan unsur tugas 6. Rancang “kegiatan belajar mengajar” 7. Pilih sejumlah “media” untuk membantu belajar mengajar 8. Rincikan “pelayanan penunjang” yang diperlukan untuk membantu semua kegiatan belajar mengajar 9. Bersiap-siap untuk “mengevaluasi hasil evaluasi belajar dan hasil program” 10. Tentukan persiapan untuk melakukan “uji-awal”.[6] F. Jenis – jenis Perencanaan pengajaran 1. Jenis – jenis pernecanaan berdasarkan kegiatan pembelajaran, antara lain sebagai berikut : a. Jenis kegiatan pembelajaran, yaitu : a) Pengembangan konten b) Diskusi c) Pengulangan atau penguatan d) Umpan balik b. Pengembangan konten (pengajaran keseluruhan kelompok) c. Pembelajaran kemampuan dasar berkelompok d. Pekerjaan individual e. Umpan balik f. Diskusi g. Resitasi (urutan pertanyaan dan jawaban yang didalamnya guru mengajukan pertanyaan, biasaya bersifat faktual, menerima, memandu, dan memperbaiki respons siswa) h. Pemerikasaan i. Mengatur kegiatan dalam sebuah mata pelajaran j. Presentasi dan demontrasi siwa k. Ujian l. Merencananakan pembelajaran yang jelas m. Mempresentasikan konten baru n. Memeriksa pemahaman o. Teknologi dala ruang kelas[7] 2. Jenis perencanaan berdasarkan hipotesis · Kemampuan dan komitmen guru yang kuat
·
Kemampuan siswa harus dihitung, baik dari segi fisik, psikologis dan sosial budaya maupun etik · Fasilitas dan sarana pendukung dikelas · Iklim atau keadaan belajar disekolah harus diamati · Keseriusan bagi para guru dalam membimbing siswanya Jenis perencanaan diatas harus ditunjang dengan cara-cara, yaitu : · Merancang model perencanaan tindakan kelas sesuai permasalahan dan siswanya · Melakukan identifiksi komponen-komponen pendukung yang diperlukan · Menyusun desain tindakan dikelas sesuai dengan perncanaan tindakan kelas dan jadwal kegiatan · Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksaan perencanaan, baik situasi, kondisi maupun materi.[8] 3. Jenis perencanaan berdasarkan model-modelnya Ø Perencanaan pengajaran versi PBTE a) Merumuskan asumsi-asumsi secara jelas, eksplisit, dan khusus b) Mengidentifikasikan kompetensi c) Merumuskan tujuan-tujuan secara deskriptif d) Menentuan kriteria pengujian e) Pengelompokan dan penyusunan tujuan pembelajaran berdasarkan psikologis f) Mendesain strategi intruksional g) Mengorganisasi sistem pengelolaan kelas h) Mencobakan program i) Menilai desain intruksional j) Memperbaiki kembali program Ø Perencanaan pengajaran sistemis · Identifikasi tugas-tugas · Analisis tugas · Penetapan kemampuan · Penetapan kemampuan · Spesifikasi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap · Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan · Perumusan tujuan · Kriteria keberhasilan program · Organisasi sumber-sumber belajar · Pemilihan strategi pembelajaran · Uji lapangan program · Pengukuran reliabilitas program · Perbaikan dan penyesuaian program · Pelaksanaan program · Monitoring program Ø Perencanaa pengajaran model Davis
§ Menetapkan status sistem pengajaran § Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran § Merencanakan dan melaksanakan evaluasi § Mendiskripsikan dan mengkaji tugas § Melaksanakan prinsip-prinsip tugas[9] Ø Perencanaan berdasarkan prosedurnya · Perencanaan Strategi Tipe perencanaan dari segi waktu (jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek) Tipe perencanaan dari segi ruang lingkup Makro : Perencanaan mencakup seluru bangsa Meso : Perencanaan mencakup wilayah tertentu Mikro : Hanya mencakup satu lembaga pendidikan atau kelas Tipe perencanaan dari segi sifat a) Sesuai dengan kebijakan kelas b) Usaha yang dilakukan oleh guru atau lembaga pendidikan Ø Perencanaan operasional · Menetukan kebutuhan dasar antisipasi terhadap perubahan lingkungan atu masalah yang muncul. · Melakukan forescasting atau ramalan (menentukan program, tujuan, dan misi perencanaan) · Menspesifikasi tujuan · Membentuk atau menentukan standar performen · Menetukan alat, metode, dan alternatif pemecahan masalah · Melakukan implementasi dan menilai · Mengadakan review[10] G. Teknik Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar tercapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Pengelolaan kelas itu meliputi 2 hal, yaitu : 1. Pengelolaan yang menyangkut siswa 2. Pengelolaan fisik (ruangan, perabot, dan alat pelajaran) Tujuan dari adanya pengelolaan kelas ini adalah agar setiap siswa di kelas itu dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien. Kemudian petugas pengelola kelas ini ada 2 segi, yaitu : 1. Guru kelas atu guru bidang studi langsung bertanggung jwab dalam mengadakan diagnosa dan menetukan tindakan apa yang harus diambil 2. Tutor sebaya yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan pembimbingan terhadap siswa.[11] Pengelolaan kelas menurut buku Pendekatan Ketrampilan Proses yang
ditulis oleh Prof.Dr.Cony,dkk membagi pengelolaan kelas menjadi 3 macam, yaitu : 1. Pengaturan kelas Tugas utama dari guru untuk memotivasi siswa didalam kelas agar terjadi interaksi belajar yang baik dan sungguh-sungguh, drengan cara : a. Tujuan pembelajaran (pangkal tolak keberhasilan dalam belajar mengajar) b. Waktu c. Pengaturan ruang belajar · Ukuran dan bentuk kelas · Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa · Jumlah siswa dalam kelas · Jumlah siswa dalam kelompok · Jumlah kelompok dalam kelas · Komposisi siswa dalam kelompok d. Pengaturan siswa dalam belajar (kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah sesuai dengan minat dan bakat siswa) 2. Pengelompokan siswa melayani kegiatan siswa Untuk melayani kegiatan belajar aktif, pengelompokan sisw amempunyai arti tersendiri, jika dibedakan pengelompokan yang sederhana sampai yang kompleks, maka pengelompokan siswa dibagi menjadi 3 macam : a. Pengelompokan menurut “kesenangan kawan” b. Pengelompokan menurut kemampuan c. Pengelompokan menurut minat 3. Tutor sebaya Disini siswa berfungsi sebagai guru, dan guru tinggal mengawasi serta mengoreksi kesalahan dan kekurangan pada siswa yang sedang menjelaskan suatu pembelajaran.[12] H. Teknik Pengelolaan kelas yang Efektif a) Antara pengelolaan kelas dengan pengelolaan pengajaran Kedua kegiatan tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat, namun dapat dan harus dibedakan satu sama lainnya karena tujuannya berbeda. Kalau pengelolaan pengajaran (instuctions) mencakup semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran (menentukan kemampuan siswa, menyusun rencana pelajaran, memberi infomasi, bertanya, menilai dan sebagainya). Sedangkan untuk pengelolalaan kelas mencakup pada kegiatankegiata yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan raport, penghentian tingkah laku siswa yang menyimpang, penyelesaian tugas, dan lain sebagainya). b) Usaha yang dilakukan dalam pengelolaan kelas · Kondisi dan situasi belajar mengajar
1)
· ·
Kondisi fisik, yang dimaksud antara lain : Ruang tempat berlangsungnya belajar mengajar Pengaturan tempat duduk Ventilasi dan pengaturan cahaya Pebngaturan penyimpanan barang 2) Kondisi sosio-emosional Tipe kepemimpinan (guru lebih menekankan pada sikap demokratis ) Sikap guru (hendaknya tetap sabar dan tetap bersahabat dengan siswa yang perilaku menyimpang, dengan keyakinan bahwa guru bisa mengubah perilaku siswa tersebut) Suara guru (hendaknya suara guu harus jelas dan dengan tekan suara yang bervariasi, agar siswa tidak bosan) Pembinaan raport 3) Kondisi organisasional (routines) Penggantian pelajaran atau kuliah Guru yang berhalangan hadir Masalah antar murid (harus saling memecahkan, guru harus demokratis terhadap siswa) Upacara bendera Kegiatan lainnya Disiplin dan tata tertib Teknik administrasi Absensi Ruang bimbingan Tempat baca Tempat sampah Catatan pribadi[13]
[1]Dr,Suharsimi Arikanto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 1996)h.17-20 [2] Dr.Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan sistem, (Jakarta:Rineka Cipta, 1990)h.33-36 [3] Carolyn M.Evertson dan Edmund T.Emmer, Manajemen Kelas untuk Guru SD, (Jakarta:Prenada Media Group, 2011)h.35-48 [4] Carolyn M.Evertson dan Edmund T.Emmer, Manajemen Kelas untuk Guru SD, (Jakarta:Prenada Media Group, 2011)h.3-5 [5] Ibid, h.58-69 [6] Jerrold E Kemp, Proses Perancangan pengajaran, (Bandung:ITB, 1994)h.13-14 [7] Carolyn M.Evertson dan Edmund T.Emmer, Manajemen Kelas untuk Guru SD, (Jakarta:Prenada Media Group, 2011)h.121-137 [8] Sukdin, Basrowi, Suranto, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Insan Cendikia, 2002)h.75-77
[9]Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakart:Bumi Aksara, 2002)h.59-71 [10] Dr.Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan sistem, (Jakarta:Rineka Cipta, 1990)h.63-69 dan 99 [11] Dr,Suharsimi Arikanto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 1996)h.67-72 [12] Supriono S dan Achmad Sapari, Manajemen Berbasis Sekolah, (SIC, 2001)h.24-26 [13] Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman penyelenggaraan aministrasui pendidikan di sekolah, (Jakarta:Bumi Aksara, 1991)h.17-138