PROSEDUR PEMROSESAN DATA GPS Pengolah Data Sumber Daya Air – Pengelolaan Aset Irigasi
Prosedur Pemrosesan DataGPS
Gambar diatas memperlihatkan urutan pemrosesan data GPS berdasarkan aktivitas sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Penelusuran (walkthrough) GPS Mapsource DNR Garmin Quantum GIS PDSDA PAI
I. Penelusuran GPS Tim yang akan melaksanakan penelusuran GPS paling tidak terdiri dari tiga orang dikarenakan ada tiga kegiatan yang dilakukan secara paralel dan memerlukan ketelitian. Meskipun sebenarnya, kegiatan tersebut bisa dilakukan hanya satu orang saja, namun demikian tentunya bahwa tim yang lebih banyak akan lebih meningkatkan kualitas hasil pekerjaan. Fungsi dari masing-masing personil tersebut adalah sebagai berikut : 1. Personil pertama akan mengoperasikan GPS 2. Personil kedua akan mengisikan formulir-formulir yang terkait 3. Personil ketiga akan melakukan pemotretan terhadap aset
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 1
I.1. Daftar Peralatan Sebelum walkthrough GPS dilakukan, pastikan bahwa peralatan dan dokumen-dokumen sebagai berikut tidak tertinggal, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.
GPS Kamera Dijital Pulpen/Pensil Formulir Kodifikasi GPS (Lihat Form-1). Formulir Pengambilan GPS untuk bangunan (Lihat Form-2). Agar tidak kekurangan, maka untuk amannya dalam satu kali survey formulir ini dibawa rangkap 3. 6. Formulir Pengukuran GPS untuk saluran (Lihat Form-3). Agar tidak kekurangan, maka untuk amannya dalam satu kali survey formulir ini dibawa rangkap 2. 7. Formulir survey aset irigasi (bangunan dan saluran). Untuk setiap aset (bangunan dan saluran) terdiri atas dua lembar. Lembar pertama adalah lembar untuk mengisi data-data teknis dari aset dan lembar kedua adalah untuk pengisian data dinamis (kondisi, fungsi, biaya, dll). Untuk keperluan pada saat survey GPS, cukup dibawa form lembar kedua, karena data pada lembar pertama bisa diisikan di kantor dengan melihat dokumentasi spesifikasi teknis dari setiap aset. Formulir ini diperbanyak sesuai dengan perkiraan jumlah aset yang akan disurvey. Catatan : 1. Penelusuran harus dimulai dari bangunan utama dan berakhir di bangunan utama juga. Lihat daftar bangunan yang dikelompokkan sebagai bangunan utama pada Form-1. 2. Jika jaringan yang akan disurvey adalah jaringan pembawa, maka track survey harus diawali dari hulu ke hilir. Sebaliknya, jika jaringan pembuangan, maka track survey harus diawali dari hilir ke hulu.
I.2. Teknik Pengambilan Foto Pengambilan foto terhadap aset bangunan dilakukan paling sedikitnya terhadap tiga situasi yang menggambarkan kondisi sebagai berikut : 1. Tampak keseluruhan bangunan dan sekitar bangunan (denah lokasi) 2. Tampak detil bangunan 3. Tampak detil kerusakan Pengambilan foto terhadap situasi yang lain sangat dianjurkan untuk mendukung penilaian visual terhadap aset di kantor. Sebagai contoh : Foto tampak ke saluran bagian hulu dan hilir. Pengambilan foto terhadap aset saluran dilakukan setiap kali menemui titik-titik kerusakan saluran.
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 2
I.3. Daftar Peralatan Persiapan sebelum dilakukan penelusuran (walkthrough) adalah sebagai berikut : A. Hidupkan alat receiver GPS dengan cara menekan tombol ON/OFF sesuai dengan tipe dan jenis alat nya .
B. Pastikan receiver GPS telah di setup sebagai berikut : a. Position format nya sbb : ddd˚mm’ ss.ss” b. Map Datum nya : WGS 84 C. Pastikan pada receiver GPS tersebut tidak terdapat data waypoint dan tracks yang tersimpan dalam memory dan status track dalam keadaan Off. Kalau terdapat data lain agar dikosongkan (delete). D. Pastikan receiver GPS telah menerima sinyal dari 4 satelit (minimal) dan muncul tampilan halaman informasi satelit beserta nilai koordinat yang terukur.
I.4. Langkah-Langkah Penelusuran Langkah-langkah pada saat melakukan penelusuran (walkthrough) : 1. Jika tersedia skema irigasi, maka lakukan penelusuran mengikuti skema 2. Dimulai dari lokasi bangunan utama, misalnya Bendung, berdirilah dekat dengan posisi intake bendung. Lakukan sebagai berikut : a. Setelah receiver GPS menunjukkan ketelitian maksimal (misal nya ± 5m atau lebih teliti lagi), lakukan perekaman data waypoint dengan cara menekan tombol enter beberapa detik (pada GPS Garmin tipe yang lain tekan tombol Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 3
mark) sehingga muncul nomor waypoint pada layar mark waypoint, untuk di save tekan tombol OK, nilai defaultnya adalah 001.
b. Isi form-2, sebagai berikut : NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
001
A02
c. d.
NO. URUT SALURAN
NAMA BANGUNAN
NOMENKLATUR
NO. FOTO
Bendung Pasar Baru
BKw.01
1,2,3
Pengisian : Nomor urut bangunan harus diisikan sama dengan nomor waypoint simbol Kode bangunan diisi dengan melihat ke form-1 (Kode untuk bendung adalah A02) No. Urut saluran dikosongkan karena bangunan yang diambil adalah bangunan utama (bukan bangunan pelengkap) Nama bangunan dan nomenkatur diisikan, jika ada Nomor urut foto diisi nomor foto (pada contoh ini dimisalkan dilakukan tiga kali pengambilan foto) Pengambilan foto terhadap aset bangunan (lihat teknik pengambilan foto) Pengisian formulir PAI mengenai kondisi dan fungsi aset, biaya dan lain-lain
3. Sebelum berjalan menyusuri saluran ”On” kan Tracknya untuk melakukan pengambilan posisi koordinat dari track saluran.
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 4
a.
Isi form-3 sebagai berikut :
NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
001
C01
001
b.
NO. BGN HILIR
NAMA SALURAN
Saluran Primer
NOMENKLATUR
NO. FOTO
BKw.01-
4,5
Pengisian : Nomor urut saluran harus diisikan unique (untuk memudahkan dalam mengingat, sangat dianjurkan setiap kali survey dimulai dengan 001) Kode saluran diisi dengan melihat ke form-1 (Kode untuk saluran primer adalah C01) No. Bgn hulu adalah nomor urut bangunan hulu ruas saluran (dalam contoh ini adalah 001 untuk bendung) No, Bgn hilir adalah nomor urut bangunan hilir ruas saluran (dalam contoh ini dikosongkan dahulu, baru diisikan jika sudah bertemu dengan bangunan utama perubah debit) Nama saluran dan nomenkatur diisikan sesuai dengan asetnya Nomor urut foto diisi nomor pengambilan foto (misalkan dalam contoh ini dilakukan dua kali pengambilan) Isi formulir PAI mengenai saluran
4. Penelusuran dilanjutkan, jika ditemukan kerusakan pada saluran maka lakukan pengeditan terhadap formulir PAI saluran, lakukan pengambilan foto dan tambahkan nomor urut foto ke form-3 (misal: dilakukan tiga kali pengambilan foto), maka form-3nya menjadi sebagai berikut : NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
001
C01
001
NO. BGN HILIR
NAMA SALURAN
Saluran Primer
NOMENKLATUR
NO. FOTO
BKw.01-
4, 5, 6, 7, 8
5. Jika bertemu dengan bangunan pelengkap, maka lakukan kembali pengambilan waypoint (lihat proses nomor 2), nilai defaultnya adalah 002.
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 5
a. Isi form-2, sebagai berikut : NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
001
A02
002
B01
NO. URUT SALURAN
001
NAMA BANGUNAN
NOMENKLATUR
NO. FOTO
Bendung Pasar Baru
BKw.01
1,2,3
Bangunan Ukur
BKw.01.A
9,10,11
Pengisian : Nomor urut bangunan harus diisikan sama dengan nomor waypoint simbol Kode bangunan diisi dengan melihat ke form-1 (Kode untuk bangunan ukur adalah B01) No. Urut saluran diisi 001, karena bangunan tersebut adalah bangunan pelengkap dan 001 adalah kode ruas saluran dimana bangunan pelengkap tersebut berada Nama bangunan dan nomenkatur diisikan sesuai dengan asetnya Nomor urut foto diisi nomor foto (pada contoh ini dimisalkan dilakukan tiga kali pengambilan foto) 6. Misalkan, ditemukan kembali kerusakan pada saluran maka lakukan pengeditan terhadap formulir PAI saluran, lakukan pengambilan foto dan tambahkan nomor urut foto ke form-3 (misal: dilakukan dua kali pengambilan foto), maka form-3 nya menjadi sebagai berikut : NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
001
C01
001
NO. BGN HILIR
NAMA SALURAN
Saluran Primer
NOMENKLATUR
NO. FOTO
BKw.01-
4, 5, 6, 7, 8, 12, 13
7. Misalkan bertemu kembali dengan bangunan pelengkap, maka lakukan kembali pengambilan waypoint (lihat proses nomor 2), nilai defaultnya adalah 003.
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 6
a. Isi form-3, sebagai berikut : NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
001
A02
002
B01
003
B02
NO. URUT SALURAN
NAMA BANGUNAN
NOMENKLATUR
NO. FOTO
Bendung Pasar Baru
BKw.01
1,2,3
001
Bangunan Ukur
BKw.01.A
9,10,11
001
Kantong Lumpur
BKw.01.B
14,15,16
Pengisian : Nomor urut bangunan harus diisikan sama dengan nomor waypoint simbol Kode bangunan diisi dengan melihat ke form-1 (Kode untuk kantong lumpur adalah B02) No. Urut saluran diisi 001, karena bangunan tersebut adalah bangunan pelengkap dan 001 adalah kode ruas saluran dimana bangunan pelengkap tersebut berada Nama bangunan dan nomenkatur diisikan sesuai dengan asetnya Nomor urut foto diisi nomor foto (pada contoh ini dimisalkan dilakukan tiga kali pengambilan foto) 8. Misalkan, ditemukan kembali kerusakan pada saluran maka lakukan pengeditan terhadap formulir PAI saluran, lakukan pengambilan foto dan tambahkan nomor urut foto ke form-3 (misal: dilakukan dua kali pengambilan foto), maka form-3nya menjadi sebagai berikut : NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
001
C01
001
NO. BGN HILIR
NAMA SALURAN
Saluran Primer
NOMENKLATUR
NO. FOTO
BKw.01-
4, 5, 6, 7, 8, 12, 13,17,18
9. Penelusuran dilanjutkan dan bertemu dengan bangunan utama perubah debit, maka yang harus dilakukan adalah : a. Melakukan pengambilan waypoint (lihat proses nomor 2), nilai defaultnya adalah 004
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 7
b. Isi form-2 sebagai berikut : NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
001
A02
002
B01
003
B02
004
A05
NO. URUT SALURAN
NAMA BANGUNAN
NOMENKLATUR
NO. FOTO
Bendung Pasar Baru
BKw.01
1,2,3
001
Bangunan Ukur
BKw.01.A
9,10,11
001
Kantong Lumpur
BKw.01.B
14,15,16
Bagi Sadap
BKw.02
18,19,20
Pengisian : Nomor urut bangunan harus diisikan sama dengan nomor waypoint simbol Kode bangunan diisi dengan melihat ke form-1 (Kode untuk bagi sadap adalah A05) No. Urut saluran dikosongkan karena bangunan yang diambil adalah bangunan utama (bukan bangunan pelengkap) Nama bangunan dan nomenkatur diisikan sesuai dengan asetnya Nomor urut foto diisi nomor foto (pada contoh ini dimisalkan dilakukan tiga kali pengambilan foto) c. Isi form-3 sebagai berikut : Jika saluran masih menerus dan belum akhir dari survey : 1 NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
001
C01
001
004
002
C01
004
2 NOMENKLATUR
NO. FOTO
Saluran Primer
BKw.01-BKw.02
4, 5, 6, 7, 8, 12, 13,17,18
Saluran Primer
BKw.02-
21,22,23
NAMA SALURAN
Isi Nomor Bangunan Hilir dengan nomor bangunan utama perubah debit pada akhir saluran (pada contoh diatas diisi dengan 004 untuk bangunan bagi sadap) Tambahkan nomenklatur bangunan utama perubah debit tsb ke nomenklatur saluran sehingga menjadi BKw.01 – BKw.02 Tambahkan nomor urut saluran, kode saluran, nomor bangunan hulu (diisi dengan 004 untuk bangunan bagi sadap yang merupakan bangunan awal saluran), nomor bangunan hilir dikosongkan (untuk diedit jika sudah bertemu dengan ujung saluran), Nomenklatur diisi nomenklatur bangunan awal dan nomenklatur bangunan akhirnya dikosongkan (untuk diedit jika sudah bertemu dengan ujung saluran), dan lakukan pemotretan Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 8
Lakukan kembali penelusuran dan ulangi proses nomor 3). Misalkan, penelusuran bertemu dengan bangunan utama dan akhir dari survey maka NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
001
A02
002
B01
003
B02
004
005
NO. URUT SALURAN
NAMA BANGUNAN
NOMENKLATUR
NO. FOTO
Bendung Pasar Baru
BKw.01
1,2,3
001
Bangunan Ukur
BKw.01.A
9,10,11
001
Kantong Lumpur
BKw.01.B
14,15,16
A05
Bagi Sadap
BKw.02
18,19,20
A99
Bangunan Akhir
BKw.03
24,25,26
Pengisian form-2 menjadi : Nomor urut bangunan harus diisikan sama dengan nomor waypoint simbol Kode bangunan diisi dengan melihat ke form-1 (Kode untuk bangunan akhir adalah A99) No. Urut saluran dikosongkan karena bangunan yang diambil adalah bangunan utama (bukan bangunan pelengkap) Nama bangunan dan nomenkatur diisikan sesuai dengan asetnya Nomor urut foto diisi nomor foto (pada contoh ini dimisalkan dilakukan tiga kali pengambilan foto) NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
001
C01
001
004
002
C01
004
005
NOMENKLATUR
NO. FOTO
Saluran Primer
BKw.01-BKw.02
4, 5, 6, 7, 8, 12, 13,17,18
Saluran Primer
BKw.02-BKw.03
21,22,23
NAMA SALURAN
Pada form-3 isi NO.BGN.HILIR dengan 005 dan tambahkan pada nomenklatur menjadi BKw.02 – BKw.03
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 9
Jika saluran adalah saluran akhir atau akhir dari survey : 1. Isi Nomor Bangunan Hilir dengan nomor bangunan utama perubah debit (pada contoh diatas diisi dengan 004 untuk bangunan bagi sadap) 2. Tambahkan nomenklatur bangunan utama perubah debit tsb ke nomenklatur saluran sehingga menjadi BKw.01 – BKw.02 1 NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
001
C01
001
004
2 NAMA SALURAN
Saluran Primer
NOMENKLATUR
NO. FOTO
BKw.01-BKw.02
4, 5, 6, 7, 8, 12, 13,17,18
3. Matikan track dengan memindahkan track log ke posisi off, kemudian tekan tombol enter
4. Agar track kita tidak hilang, tekan tombol save dan otomatis akan muncul nama track yang disimpan tersebut dengan mengambil tanggal yang aktif. Catatan : Langkah ini perlu diambil untuk kehati-hatian jika tidak sengaja kita menekan tombol clear, maka track log akan hilang. Langkah ini juga akan mengakibatkan ada dua track yang terekam di GPS, yang salah satunya harus dihapus.
5. Kembali ke kantor.
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 10
II. Mapsource Software Mapsource Garmin digunakan untuk mengambil data hasil penelusuran oleh GPS sehingga bisa digunakan program aplikasi PAI maupun program aplikasi lainnya. Instalkan software mapsource dan ikuti prosedur menghubungkan antara GPS dengan komputer. Silahkan dilihat manual penggunaan GPS. 1. Koneksi GPS dengan komputer bisa dilakukan dengan menggunakan Serial communication port atau USB data port
2. Untuk mengecek apakah koneksi sudah tersambung, masuk ke Mapsource dan klik Utilities – Get Unit ID. Nama dari GPS akan muncul pada Device, jika tidak maka cek kembali koneksi dan klik Find Device. 3. Klik menu Transfer – Receive from Device dan cek () pada waypoints dan tracks. Mapps dan Routes dikosongkan. Selanjutnya klik tombol receive.
4. Klik pada tab waypoint, maka akan terdapat lima buah bangunan
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 11
5. Klik pada tab tracks,
Perhatikan bahwa terdapat dua buah tracks, dimana track pertama (14-MAR-10) adalah track yang kita simpan dan track kedua adalah track untuk log yang masih aktif di GPS. Kedua track tersebut identik, seperti dijelaskan pada akhir proses penelusuran GPS, bahwa ini dimaksudkan untuk kehati-hatian agar penelusuran track (saluran) tidak hilang (misal : disebabkan oleh ketidaksengajaan terhapusnya track log). 6. Lakukan Pengeditan data waypoint dengan mengacu ke form-2 yang telah diisi sebagai berikut : NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
NO. URUT SALURAN
001
A02
Bendung Pasar Baru
BKw.01
1,2,3
002
B01
001
Bangunan Ukur
BKw.01.A
9,10,11
001
NAMA BANGUNAN
NOMENKLATUR
NO. FOTO
003
B02
Kantong Lumpur
BKw.01.B
14,15,16
004
A05
Bagi Sadap
BKw.02
18,19,20
005
A99
Bangunan Akhir
BKw.03
24,25,26
Klik ganda pada bangunan no 001, ganti pada waypoint properties “name” menjadi 001A02 (Penamaan kode ini mengikuti Form-1. Formulir Kodifikasi GPS) Lakukan hal yang sama untuk no 002, ganti “name” menjadi 002B01001 Lakukan hal yang sama untuk no 003, ganti “name” menjadi 003B02001 Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 12
Lakukan hal yang sama untuk no 004, ganti “name” menjadi 004A05 Lakukan hal yang sama untuk no 004, ganti “name” menjadi 005A99 Name waypoint yang baru berubah menjadi sebagai berikut
7. Lakukan pengeditan tracks dengan mengacu kepada form-3 yang telah diisi, sebagai berikut : NO.URUT SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
001
C01
001
004
002
C01
004
005
NOMENKLATUR
NO. FOTO
Saluran Primer
BKw.01-BKw.02
4, 5, 6, 7, 8, 12, 13,17,18
Saluran Primer
BKw.02-BKw.03
21,22,23
NAMA SALURAN
Perhatikan bahwa ada dua track yang sama, maka hapus salah satunya, misal: kita hapus ACTIVE LOG
Sorot pada ACTIVE LOG, klik kanan dan klik “Delete Track”
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 13
Klik ganda pada track 14-MAR-10, ganti pada track properties “name” dengan ruas saluran awal pada form-3, yaitu 001C01001004 (Penamaan kode ini mengikuti Form-1. Formulir Kodifikasi GPS) dan klik tombol OK sehingga akan name dari track berubah seperti berikut :
Catatan : Pada form-3 terdapat dua ruas saluran tetapi di GPS hanya ada satu ruas yang merupakan gabungan dari ruas-ruas saluran. Pada proses berikutnya dengan menggunakan Quantum GIS, akan dilakukan pemotongan ruas sehingga jumlah ruasnya sesuai dengan jumlah ruas pada form-3. 8. Proses terakhir adalah menyimpan data GPS (waypoint dan track) dalam format GPS Exchange Format (gpx). Klik File – Save as…
III. DNR Garmin Software DNR Garmin digunakan untuk memproses data penelusuran GPS (dalam format gpx dari software mapsource) dan merubahnya ke format shapefile agar bisa dibaca oleh aplikasi PDSDA_PAI. Instalkan software DNR Garmin pada komputer anda. 1. Jalankan aplikasi DNR Garmin 2. Pastikan bahwa sistem proyeksi sudah sesuai dengan lokasi di daerah anda. Untuk menyesuaikan klik File – Set Projection
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 14
Isi datums dengan WGS84, dan projections sesuai dengan lokasi yang diambil. Pada contoh diatas karena DI. Pasar Baru terletak di Tangerang, maka dipilih Projections UTM Zone 48S (Zona 48 South)
N O R T H
S O U T H
Lihat gambar diatas untuk penentuan zona: Jika posisi lokasi diatas equator (titik 0), maka termasuk bagian utara (North) Jika posisi dibawah equator (titik 0), maka termasuk bagian selatan (South) Jika posisi tepat di equator, maka bisa dipilih North atau South 3. DNR Garmin yang kompatibel dengan aplikasi PDSDA_PAI menggunakan versi 5.04. PDSDA-PAI akan membaca field IDENT dari shapefile yang dihasilkan oleh DNR Garmin versi 5.04. Field IDENT berisi kode dari bangunan atau saluran yang diisi pada saat pengisian NAME dengan menggunakan Mapsource. Pastikan bahwa field IDENT ini akan terbentuk jika menggunakan versi yang berbeda. Klik File – General Properties dan klik pada waypoint Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 15
Jika diklik pada track, maka akan muncul tampilan sebagai berikut
4. Konversi data bangunan (waypoint) menjadi shapefile. Lakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Ambil file gpx (hasil pengolahan dari mapsource), klik Load from – File dan pilih ekstensi gpx
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 16
b. Pilih waypoint pada saat muncul pilihan jenis data yang akan diambil
c. Klik tombol OK
d. Simpan dalam bentuk shapefile, Klik Save to – file. Pilih Arcview Shapefile (Unprojected) (*.shp). Catatan : pilihan unprojected ini dimaksudkan agar sistem proyeksinya menggunakan Latitude/Longitude sehingga bisa dioverlay dengan peta atau raster lain yang menggunakan sistem proyeksi ini (sebagai contoh : Google Earth).
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 17
5. Konversi data saluran (track) menjadi shapefile. Lakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Ambil file gpx (hasil pengolahan dari mapsource), klik Load from – File dan pilih ekstensi gpx. Catatan : file gpx ini sama dengan yang diambil pada saat akan mengkonversi data bangunan karena file gpx memuat semua jenis data (waypoint, track, dan route)
b. Pilih track pada saat muncul pilihan jenis data yang akan diambil
c. Klik tombol OK
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 18
d. Simpan dalam bentuk shapefile, Klik Save to – file. Pilih Arcview Shapefile (Unprojected) (*.shp)
IV. Quantum GIS Quantum GIS atau QGIS merupakan salah satu perangkat lunak desktop untuk pembuatan Sistim Informasi Geografis yang bisa didownload dari Internet sebagai software opensource. Berdasarkan keterangan yang ada, perangkat lunak QGIS dibuat sejak tahun 2002 dimulai dengan versi 0.0.1. Tidak semua fungsi dan kemampuan dari QGIS akan dibahas disini. Pembahasan terhadap QGIS hanya terhadap fungsi-fungsi yang biasa dipergunakan untuk membantu pemrosesan cleaning data sebelum datanya bisa digunakan di PDSDA_PAI. Setelah dilakukan pengetesan terhadap beberapa versi dari QGIS sebelumnya, Quantum GIS Enceladus versi 1.4.0 dirasakan cukup stabil terutama untuk memproses saluran (memotong dan menyambung), dan menambah atau menghapus bangunan. 1. Instalkan Quantum GIS versi 1.4.0- Enceladus 2. Jalankan Quantum GIS sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 19
3. Klik menu Layer – Add Vector Layer, atau klik shortcut layer yang akan dibuka
. Klik Browse dan pilih
Pilih bangunan.shp dan saluran.shp (hasil dari pemrosesan DNR Garmin)
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 20
4. Melihat isi data saluran dan bangunan Klik pada legenda saluran sehingga tersorot klik tombol browse untuk melihat isi data
, selanjutnya
Terlihat hanya ada satu data ruas saluran. Lakukan hal yang sama untuk bangunan, maka akan ada lima bangunan sebagai berikut :
5. Membagi saluran menjadi dua ruas Data saluran hasil penelusuran GPS hanya ada satu ruas, sedangkan seharusnya dua ruas. Untuk itu harus dilakukan pemotongan terhadap ruas tersebut sebagai berikut : a. Untuk memudahkan melihat nama dari masing-masing bangunan, maka tampilkan nama bangunan pada field IDENT. Klik ganda pada legenda bangunan, klik pada (labels),beri cek ()pada display labels dan isi field containing label dengan IDENT. Properti lain bisa disesuaikan, sebagai contoh font, color, font size, placement, dll.
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 21
b. Klik tombol OK, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
c. Lihat data saluran pada form-3, terdapat dua ruas saluran. Pemotongan terjadi di bangunan perubah debit nomor 4, yaitu bangunan sadap dengan kode 004A05 d. Klik pada legenda saluran sehingga tersorot e. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi saluran dari tidak bisa dilakukan editing (off mode) menjadi bisa dilakukan editing (on mode). Pada layer saluran akan berubah sebagai berikut
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 22
f. Untuk memudahkan pemotongan, kita lakukan perbesaran terlebih dahulu dengan mengklik menu Layer – Zoom-in atau menekan tombol g. Klik menu Edit – Split Features atau klik tombol h. Lakukan pemotongan dengan membuat garis pemotong, yaitu dengan mengklik di satu tempat, ditarik garis dan diakhiri dengan klik kanan)
Hati-Hati !!! Efek dari perubahan tidak langsung terlihat. Untuk memastikan apakah prosesnya sudah benar, maka anda harus mengecek dulu dengan menjalankan proses berikutnya sebelum anda yakin bahwa proses yang telah dilakukan salah sehingga anda harus mengulangi proses pemotongan kembali. Hal ini dikarenakan setiap kali dilakukan pemotongan dengan benar akan berakibat pada penambahan ruas saluran baru. i.
Klik menu Layer – Open Attribute Table atau tombol sebagai berikut :
j.
Terlihat bahwa pemotongan berhasil dan ada dua ruas saluran dengan isi IDENT yang sama. Sulit bagi kita untuk mengetahui mana ruas asli dan mana ruas tambahannya. Untuk itu klik terlebih dahulu pada nomor 0 (paling kiri dari list) sehingga satu record tersorot
Prosedur Pemrosesan GPS
sehingga akan muncul
Hal : 23
Lihatlah bahwa ruas saluran yang dipilih recordnya berubah warna (tersorot) dan ruas saluran pada layer peta berubah warnanya menjadi kuning. Ini menandakan bahwa record pertama adalah ruas aslinya dan tambahannya adalah nomor 1. k. Klik nomor 1(paling kiri dari list) sehingga satu record tersorot
l.
Klik ganda pada field IDENT sehingga field tersebut bisa dilakukan pengeditan, ganti isi field dengan 002C01004005 dan pindahkan posisinya ke field lain
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 24
m. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi saluran dari bisa dilakukan editing (on mode) menjadi tidak bisa dilakukan editing (off mode). Karena sudah dilakukan perubahan, maka simpan perubahan tersebut pada saat ada konfirmasi
6. Menggabung ruas saluran Proses penggabungan ruas saluran dilakukan sebagai berikut : a. Pilih paling sedikitnya dua ruas saluran. Klik menu View – Select Features atau tombol . Selanjutnya klik pada ruas saluran yang akan digabung. Tekan tombol Ctrl dan Klik pada kedua ruas saluran yang akan dipilih, sehingga kedua ruas saluran tersebut terpilih (warnanya berubah menjadi kuning).
b. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi saluran dari tidak bisa dilakukan editing (off mode) menjadi bisa dilakukan editing (on mode) c. Klik menu Edit – Merge selected features atau tombol kedua saluran tersebut
Prosedur Pemrosesan GPS
untuk menggabungkan
Hal : 25
Track dengan Id 0 dan Id 1 akan digabung dan hasil dari penggabungan nampak pada record Merge. d. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi saluran dari bisa dilakukan editing (on mode) menjadi tidak bisa dilakukan editing (off mode). Karena sudah dilakukan perubahan, maka simpan perubahan tersebut pada saat ada konfirmasi
7. Penghapusan Data Bangunan atau Saluran Langkah-langkah dalam penghapusan data (sebagai contoh untuk data bangunan) :
a. Klik pada legenda bangunan sehingga tersorot b. Klik menu View – Select Features atau tombol dihapus
dan pilih bangunan yang akan
c. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi bangunan dari tidak bisa dilakukan editing (off mode) menjadi bisa dilakukan editing (on mode). Pada layer saluran akan berubah sebagai berikut d. Klik Edit – Delete Selected atau tombol e. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi bangunan dari bisa dilakukan editing (on mode) menjadi tidak bisa dilakukan editing (off mode). Karena sudah dilakukan perubahan, maka simpan perubahan tersebut
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 26
8. Penambahan bangunan atau saluran Penambahan data bangunan atau saluran sebaiknya dihindari, karena penambahan di layar komputer tidak mencerminkan posisi sebenarnya di lapangan. Langkah-langkah dalam penambahan data saluran adalah sebagai berikut :
a. Klik pada legenda bangunan sehingga tersorot b. Klik menu layer – toggle editing atau tombol c. Klik menu Edit – Capture Line atau tombol saluran dan diakhiri dengan klik kanan
. Klik pada canvas untuk membuat
d. Klik OK dan simpan penambahan saluran tersebut Langkah-langkah dalam penambahan data bangunan adalah sebagai berikut :
a. Klik pada legenda bangunan sehingga tersorot b. Klik menu layer – toggle editing atau tombol c. Klik menu Edit – Capture Point atau tombol membuat bangunan d. Simpan bangunan tersebut
. Klik pada canvas untuk
Silahkan melihat ke dokumentasi Quantum GIS untuk fungsi-fungsi lainnya.
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 27
V. PDSDA-PAI Pemasukan data peta hasil pengolahan GPS diatas dilakukan sebagai berikut : 1. Klik Daerah Irigasi dan tambahkan DI baru (misal: DI. Pasar Baru)
2. Klik digunakan untuk melakukan cleaning data peta. Cleaning dimaksudkan untuk menyesuaikan peta saluran dan bangunan irigasi yang sudah dimiliki ke standar yang bisa digunakan oleh aplikasi PDSDA_PAI. File peta yang akan dilakukan cleaning harus menggunakan format shapefile (.shp) dan terdiri dari dua layer yaitu layer bangunan dan layer saluran. Sumber dari file peta ini bisa dari hasil survai GPS, hasil dijitasi, atau peta-peta yang sudah dimiliki. Pada saat diklik tombol clean peta, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Isi shapefile bangunan dan saluran, selanjurnya klik tombol cleaning, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 28
3. Klik tombol . Jika masih terdapat obyek yang belum clean (baik bangunan atau saluran), maka akan ditampilkan obyek-obyek tersebut. Klik ganda pada baris yang akan dilakukan cleaning data dan peta akan secara otomatis menuju ke lokasi tersebut dan memberi tanda blink pada lokasi tersebut. Pilih edit bangunan atau edit saluran untuk melakukan cleaning data. Jika sudah tidak ada lagi obyek yang belum clean, maka akan muncul konfirmasi,
4. jika diklik Yes, maka peta tersebut telah selesai diclean. Selanjutnya jika ingin melakukan pengisian data, gunakan edit skema. Lihat dokumentasi PDSDA-PAI untuk keterangan lebih detil.
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 29
LAMPIRAN
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 30
FORM-1. FORMULIR KODIFIKASI GPS
1. Bangunan :
(A):
(Pada Saluran Pembawa)
2
Bangunan PELENGKAP
(B):
(Pada Saluran Pembawa)
3
4
Saluran PEMBAWA
Bangunan UTAMA
(C):
(D):
Prosedur Pemrosesan GPS
SSS
Nomor Urut (unique)
K:
Kode Bangunan Nomor Urut Saluran ( Diisi Hanya Jika Bangunan Pelengkap)
2. Saluran Pembawa/Saluran Drainase :
Bangunan UTAMA
KKK
U: S:
1
UUU
UUU
KKK
AAA
U:
Nomor Urut (unique)
K:
Kode saluran
A:
Nomor urut bangunan Awal
R:
Nomor Urut bangunan Akhir
Bendungan :
UUU
A01
RRR
Bendung:
UUU
A02
Pompa Elektrik:
UUU
A03
Pompa Hidrolik:
UUU
A04
Bagi Sadap:
UUU
A05
Bagi:
UUU
A06
Sadap:
UUU
A07
Sadap Langsung:
UUU
A08
Bangunan Akhir:
UUU
A99
Bangunan Ukur:
UUU
B01
SSS
Kantong Lumpur:
UUU
B02
SSS
Terjunan:
UUU
B03
SSS
Got Miring:
UUU
B04
SSS
Siphon:
UUU
B05
SSS
Talang:
UUU
B06
SSS
Gorong-Gorong:
UUU
B07
SSS
Gorong-Gorong Silang:
UUU
B08
SSS
Pelimpah Samping:
UUU
B09
SSS
Pelimpah Corong:
UUU
B10
SSS
Pintu Pembuang:
UUU
B11
SSS
Jembatan Orang:
UUU
B12
SSS
Jembatan Desa:
UUU
B13
SSS
Tempat Cuci:
UUU
B14
SSS
Tempat Mandi Hewan:
UUU
B15
SSS
Sadap/Oncoran
UUU
B16
SSS
Saluran Primer Pembawa:
UUU
C01
AAA
RRR
Saluran Sekunder Pembawa:
UUU
C02
AAA
RRR
Saluran Suplesi:
UUU
C03
AAA
RRR
Saluran Muka:
UUU
C04
AAA
RRR
Jalan Inspeksi Saluran Pembawa:
UUU
C05
AAA
RRR
Jalan Akses:
UUU
C06
AAA
RRR
Terowongan:
UUU
C07
AAA
RRR
Tanggul Bendung:
UUU
C08
AAA
RRR
Tanggul Penutup:
UUU
C09
AAA
RRR
Bangunan Pertemuan:
UUU
D01 Hal : 31
FORM-1. FORMULIR KODIFIKASI GPS (Pada Saluran Drainase) 5
Bangunan PELENGKAP
(E):
(Pada Saluran Drainase)
6
Saluran DRAINASE
(F)
Prosedur Pemrosesan GPS
Bangunan Draianse:
UUU
D02
Bangunan Pintu Klep:
UUU
E01
AAA
RRR
Outlet:
UUU
E02
AAA
RRR
Terjunan Drainase:
UUU
E03
AAA
RRR
Got Miring Drainase:
UUU
E04
AAA
RRR
Gorong-Gorong Drainase:
UUU
E05
AAA
RRR
Jembatan Orang Drainase:
UUU
E06
AAA
RRR
Jembatan Desa Drainase:
UUU
E07
AAA
RRR
Krib:
UUU
E08
AAA
RRR
Saluran Primer Drainase:
UUU
F01
AAA
RRR
Saluran Sekunder Drainase:
UUU
F02
AAA
RRR
Saluran Pengelak Banjir:
UUU
F03
AAA
RRR
Jalan Inspeksi Drainase:
UUU
F04
AAA
RRR
Tanggul Banjir:
UUU
F05
AAA
RRR
Hal : 32
FORM-2. FORMULIR PENGAMBILAN GPS UNTUK BANGUNAN NAMA LOKASI :
HALAMAN : TGL. SURVEY : SURVEYOR :
NO.URUT BANGUNAN
KODE BANGUNAN
NO. URUT SALURAN
Prosedur Pemrosesan GPS
NAMA BANGUNAN
NOMENKLATUR
Hal : 33
NO. FOTO
Penjelasan : a. Halaman diisi dengan halaman formulir, diisi urutan formulir yang dipergunakan untuk mencatat pengukuran GPS untuk bangunan b. Tanggal Survey, diisi tanggal pada saat survey dilakukan c. Nama Lokasi, diisi Nama Daerah Irigasi dan identifikasi lokasi survey (sebagai contoh : DI. Cisadane – Saluran Primer mulai Bendung Pasar Baru sampai Bangunan Bagi BKW.0) d. Surveyor, diisi nama-nama petugas yang melakukan survey atau nama dari tim e. Nomor urut bangunan diisi dengan nomor urut dari bangunan yang diambil oleh GPS. Sebaiknya nomor urut bangunan dimulai dari 001 (mark oleh GPS). Untuk itu sebelum GPS digunakan untuk pengambilan posisi baik bangunan maupun saluran, dilakukan inisialisasi terlebih dahulu (data waypoint dan track dikosongkan) f. Kode bangunan diisi dengan kode bangunan pada form-1 g. Nomor Urut Saluran diisi jika bangunan yang diambil adalah bangunan pelengkap (kosongkan untuk bangunan utama) h. Nama bangunan dan nomenklatur diisikan yang sesuai i. Nomor foto adalah nomor urut pemotretan
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 34
FORMULIR PENGUKURAN GPS UNTUK SALURAN NAMA LOKASI :
HALAMAN : TGL SURVEY : SURVEYOR :
NO.RUAS SALURAN
KODE SALURAN
NO. BGN HULU
NO. BGN HILIR
Prosedur Pemrosesan GPS
NAMA SALURAN
NOMENKLATUR
Hal : 35
NO. FOTO
Penjelasan : a. Halaman diisi dengan halaman formulir, diisi urutan formulir yang dipergunakan untuk mencatat pengukuran GPS untuk bangunan b. Tanggal Survey, diisi tanggal pada saat survey dilakukan c. Nama Lokasi, diisi Nama Daerah Irigasi dan identifikasi lokasi survey (sebagai contoh : DI. Cisadane – Saluran Primer mulai Bendung Pasar Baru sampai Bangunan Bagi BKW.0) d. Surveyor, diisi nama-nama petugas yang melakukan survey atau nama dari tim e. No. Ruas Saluran diisi dengan urutan dari ruas saluran. Untuk memudahkan pencatatan, sebaiknya nomor urut saluran dimulai dari 001 f. Kode saluran diisi dengan kode saluran pada form-1 g. Nomor Bangunan Hulu diisi dengan nomor urut bangunan utama yang menjadi pangkal dari saluran h. Nomor Bangunan Hilir diisi dengan nomor urut bangunan utama yang menjadi ujung dari saluran j. Nama saluran dan nomenklatur diisikan yang sesuai k. Nomor foto adalah nomor urut pemotretan
Prosedur Pemrosesan GPS
Hal : 36