perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN PINJAMAN PADA SWAMITRA KOPERASI SERBA USAHA BAHTERA ABADI
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Keuangan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh : CHINDY CHITASARI F3609018
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO ALLAH tidak memberikan apa yang kita
v
inginkan, tetapi akan memberikan apa yang kita butuhkan. v Hidup adalah pilihan, segera tentukan pilihan untuk hidupmu atau hidup yang menentukan pilihanmu. v Work your hardest, Think your smartest, Dream your biggest, Be your greatest, Love you fullest, Smile your brightest. v Pengulangan adalah suatu kemunduran. v Jangan menyerah jika masih mampu untuk bangkit. v Waktu yang telah berlalu tidak dapat diulang kembali, jangan sia-sia kan. v The sky isn’t always blue, the sun doesn’t always shine, so its okay to fall apart. v I fall very often but in the end I never give up
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dengan sepenuh cinta, kasih sayang dan rasa hormat, sebuah karya ini kupersembahkan kepada : 1. Allah SWT yang selalu melimpahkan Rahmat-Nya kepada saya. 2. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan semua yang terbaik dihidupku. 3. Kakak dan Adik tersayang. 4. Keluarga dan saudara yang telah mendukung. 5. Bapak
dan
Ibu
Dosen
Pembimbing
Program
Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Almamater Universitas Sebelas Maret Surakarta yang kubanggakan. 7. Sahabat dan teman-temanku semua. 8. Para pembaca.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunia, hidayah dan rahmatnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN PINJAMAN PADA SWAMITRA KOPERASI SERBA USAHA BAHTERA ABADI ”. Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar yang disebut Ahli Madya pada program Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan dan pengalaman dari penulis. Dalam penyusunan penelitian Tugas Akhir ini penulis tidak lepas mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Linggar Ikhsan Nugroho, SE selaku dosen Pembimbing Akademik
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Drs. Sutanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan, dorongan, waktu dan perhatian serta motivasi untuk penulis dalam pembuatan dan penyelesaian Tugas Akhir ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan pada penulis beserta staff karyawan lain yang telah memberikan bantuan sehingga memudahkan penulis dalam pembelajaran. 6. Manager dan Pegawai Swamitra KSU Bahtera Abadi Surakarta yang telah membimbing dan membantu. 7. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan dukungannya sampai terselesaikannya penyusunan penelitian Tugas Akhir ini. Terima kasih. Akhir kata semoga dukungan dan bantuan yang telah diberikan mendapat berkah dari Allah S.W.T. Dan semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua yang membacanya, khususnya bagi kemajuan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, April 2012
commit to user
vii
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
ABSTRAKSI ..................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv MOTTO ...........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
4
D. Manfaat Penelitian .....................................................................
4
E. Metodelogi Penelitian ................................................................
5
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II
digilib.uns.ac.id
TINJAUAN PUSTAKA A. KOPERASI…………………………………………………….
9
1. Pertumbuhan Koperasi….......................................................
9
2. Pengertian Koperasi...............................................................
10
3. Landasan dan Asas Koperasi.................................................
11
4. Unsur Koperasi......................................................................
11
5. Tujuan Koperasi………………... ………………………....
13
6. Bentuk Koperasi ..................................................................... 13 7. Jenis Koperasi ........................................................................ 14 8. Fungsi dan Peran Koperasi .................................................... 15 9. Prinsip Koperasi ..................................................................... 17 B. PINJAMAN................................................................................ 18
BAB III PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM ............................................................... 39 1. Sejarah Umum KSU Bahtera Abadi ....................................... 39 2. Visi dan Misi KSU Bahtera Abadi ......................................... 42 3. Tujuan KSU Bahtera Abadi .................................................... 43 4. Produk KSU Bahtera Abadi………………………………...
43
5. Struktur Organisasi KSU Bahtera Abadi..............................
49
6. Deskripsi Jabatan KSU Bahtera Abadi…………………….. 50 B. PEMBAHASAN MASALAH .................................................... 56 commit to user 1. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Pinjaman di Swamitra
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KSU Bahtera Abadi ................................................................ 56 2. Penyebab Pinjaman Bermasalah di Swamitra KSU Bahtera Abadi……………………........................................
64
3. Penanganan Pinjaman Bermasalah di Swamitra KSU Bahtera Abadi……………………...…………………….....
66
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN ............................................................................. 70 B. SARAN ......................................................................................... 71 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72 LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
: Tabel Tingkat Suku Bunga Pinjaman ......................................
47
Tabel 3.2
: Tabel pembagian Sisa Hasil Usaha..................................... .....
47
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1
: Struktur Organisasi ..............................................................
49
Gambar 3. 2
: Bagan Proses Pemberian Pinjaman ......................................
60
Gambar 3. 3
: Bagan Proses Pemberian Pinjaman ......................................
61
Gambar 3. 4
: Bagan Proses Pemberian Pinjaman ......................................
62
Gambar 3. 5 : Bagan Proses Pemberian Pinjaman………………………...
63
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1:
Surat Pernyataan
Lampiran 2:
Kartu Pembekalan dan Monitoring Magang
Lampiran 3:
Form Pendaftaran Magang Kerja
Lampiran 4:
Form Laporan Kegiatan Harian
Lampiran 5:
Form Penilaian Pembimbing dari Perusahaan Tempat Magang
Lampiran 6:
Formulir Permohonan Pinjaman
Lampiran 7:
Contoh Surat Persetujuan Permohonan Kredit
Lampiran 8:
Contoh Perjanjian Kredit
Lampiran 9:
Contoh Surat Pemberitahuan dan Tagihan
Lampiran 10:
Contoh Surat Penarikan Barang Jaminan
Lampiran 11:
Form Rekomendasi dan Avalist
Lampiran 12:
Contoh Surat Pemberitahuan Penjualan
Lampiran 13:
Contoh Surat Kuasa Menjual
Lampiran 14:
Contoh Surat Pemasangan Plakat
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN PINJAMAN PADA SWAMITRA KOPERASI SERBA USAHA BAHTERA ABADI CHINDY CHITASARI F3609018
Koperasi adalah salah satu Lembaga Keuangan Mikro non Bank yang berperan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Swamitra KSU Bahtera Abadi meruoakan koperasi jasa yang memberikan layanan pinjaman. Dalam menjalankan usahanya, koperasi harus menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential), termasuk juga dalam kegiatan penyaluran pinjaman. Pemberian pinjaman tidak lepas dari adanya resiko. Faktor-faktor yang menyebabkan pinjaman bermasalah terdiri faktor intern dan ekstern. Prosedur yang baik dan sehat adalah upaya untuk mengurangi resiko yang mungkin terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur apa saja yang dilakukan KSU Bahtera Abadi dalam pelaksanaan pemberian pinjaman. Selain itu untuk mengetahui apa penyebab terjadinya pinjaman bermasalah serta bagaimana cara penanganan pinjaman bermasalah. Penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan studi pustaka serta pengumpulan data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan dan menceritakan suatu keadaan, situasi yang terjadi pada suatu objek yang sedang diteliti sesuai dengan kenyataan. Lokasi penelitian ada pada Swamitra KSU Bahtera Abadi Surakarta. Objek kajian dalam penelitian ini adalah bagaimana prosedur pemberian pinjaman, penyebab dan penanganan pinjaman bermasalah. Berdasarakan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis menunjukkan bahwa prosedur pemberian pinjaman pada Swamitra KSU Bahtera Abadi sudah baik dan efektif sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan. Mulai dari permohonan kredit sampai proses pencairan dana. Sebagai saran hendaknya sumber daya manusia atau pihak koperasi harus mencari SDM yang berkualitas dan lebih teliti dalam menganalisa segala aspek untuk mengurangi dan menghindari faktor penyebab terjadinya pinjaman bermasalah. Kata kunci : Prosedur pemberian pinjaman bermasalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT THE ADMINISTRATION PROCEDURE OF LOAN DISTRIBUTION IN BAHTERA ABADI SWAMITRA MULTI-SERVICE COOPERATIVE (SWAMITRA KSU BAHTERA ABADI) CHINDY CHITASARI F3609018
Cooperative is one of non-Bank Financial Organization that has a role in increasing the society’s life degree. Swamitra KSU Bahtera Abadi is a service cooperative that gives loan services. In carrying out its business, a cooperative should apply prudential principles, includes in its loan distribution activities. The loan distribution cannot be separated from the presence of any risks. The factors that cause non-performing loan consist of internal andexternal factors. A good and healthy procedure is an effort to decrease the potential risks. The aim of this study is to findout what procedures the KSU Bahtera Abadi will do in administration of loan distribution. It also tries to find out what kinds of motive that trigger the nonperforming loan and how to handle it. The writer uses some data collecting techniques, such as observation, interview and literature study methods, whereas the data used I this study are primary and secondary data. The data analysis method is by using qualitative descriptive method, that is a method use to describe a condition, situation happenend in an object being studied, based on reality. The location of ths study is Swamitra KSU Bahtera Abadi Surakarta. The research object of this study is how the procedure of the loan distribution, the motive, and the handling of the non-performing loan are. Based on the result of the study carried out by the writer, it shows that the procedure of loan distribution on Swamitra KSU Bahtera Abadi has been quite suitable and effective, appropriate with the established procedural standard, from the loan proposal until the fund liquefaction. The writers give suggestion that the human resources or the cooperative side should get a quality human resources and be more careful in analyzing all aspect in order to decrease and avoid the factors that cause non-performing loan. Key Words : The procedure of non-performing loan distribution
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Setiap manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia yang beraneka ragam sesuai dengan harkatnya selalu meningkat, sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya itu terbatas. Hal ini menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk memenuhinya dalam bentuk permodalan. Di Indonesia, banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk bersaing dalam memberikan produknya. Lembaga Keuangan Mikro adalah salah satu wadah yang bisa melayani masyarakat berpenghasilan rendah dengan kemudahan prosedur dalam penyediaan pinjaman kecil dan dalam jangka pendek. Koperasi adalah salah satu Lembaga Keuangan Mikro non Bank yang dapat berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk pinjaman. Koperasi pada awalnya hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya, namun sering dengan berjalannya waktu koperasi sekarang telah berkembang bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan anggota dan mensejahterakan anggota tetapi juga untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kondisi berkembangnya koperasi sangat tergantung pada kemampuan memanfaatkan peluang, commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
salah satunya adalah peluang untuk bekerja sama dengan jaringan keuangan lain. Swamitra KSU Bahtera Abadi merupakan koperasi serba usaha yang bekerja sama dengan Bank Bukopin. Swamitra sendiri merupakan unit simpan pinjam. Koperasi ini merupakan bentuk koperasi jasa yang melayani
di
bidang
usaha
mikro
terutama
untuk
masyarakat
berpenghasilan rendah dan tidak memiliki akses pada bank komersial. Salah satu layanan jasa yang diberikan adalah pinjaman yang dapat membantu mengatasi masalah kelangkaan modal. Sebelum pelaksanaan pemberian pinjaman itu dilakukan, perlu adanya analisis kredit dari pihak kreditur kepada calon nasabah atau debitur. Para analis kredit harus mengetahui penyebab dan mengetahui bagaimana cara atau metode yang tepat untuk mengurangi besarnya kerugian yang di alami akibat adanya pinjaman bermasalah atau kredit macet sehingga perusahaan dapat terhindar dari kerugian yang lebih besar, sekaligus perusahaan mampu mempertahankan kinerja keuangannya dengan optimal. Kegiatan usaha ini
dapat
dilakukan
oleh
siapapun
baik
perseorangan maupun badan usaha. Penyaluran pinjaman merupakan faktor yang sangat menjadi perhatian bagi Swamitra KSU Swamitra Bahtera Abadi maka perlu ditumbuh kembangkan dengan memberikan kredit kepada sektorsektor usaha yang produktif dan memiliki prospek yang baik untuk skala Usaha Kecil Menengah (UKM) serta selalu menjaga hubungan yang harmonis antara nasabah dengan koperasi dalam rangka menghindari terjadinya. Dalam kegiatan
commit to user penyaluran pinjaman pasti ada resiko yang mungkin dihadapi, karena 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
banyaknya peristiwa gagal bayar akibat risiko kredit yang ditimbulkan maka salah satu hal yang harus diperhatikan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya risiko pinjaman bermasalah adalah perlu adanya prosedur pemberian pinjaman yang baik dan sehat serta ketepatan para analisis kredit yang dilakukan terhadap pinjaman yang di berikan. Berdasarkan uraian diatas, penulis berkeinginan untuk mengulas dan
melakukan
penelitian
mengenai
bagaimana proses
prosedur
pelaksanaan pemberian pinjaman yang dilakukan oleh Swamitra KSU Bahtera Abadi Cabang Surakarta. Oleh karena itu penulis memilih judul : “PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN PINJAMAN PADA SWAMITRA KOPERASI SERBA USAHA BAHTERA ABADI”
B. PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana prosedur pelaksanaan pemberian pinjaman yang dilakukan oleh Swamitra KSU Bahtera Abadi? 2. Apa saja penyebab terjadinya pinjaman bermasalah pada Swamitra KSU Bahtera Abadi? 3. Bagaimana cara penanganan yang dilakukan oleh Swamitra KSU Bahtera Abadi terhadap pinjaman bermasalah?
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan pemberian pinjaman yang dilakukan oleh Swamitra KSU Bahtera Abadi terhadap pinjaman bermasalah. 2.
Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya pinjaman bermasalah pada Swamitra KSU Bahtera Abadi.
3.
Untuk mengetahui bagaimana cara penanganan yang dilakukan Swamitra KSU Bahtera Abadi terhadap pinjaman bermasalah.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Penulis a. Mendapatkan pengetahuan, wawasan baru dan pengalaman dalam bekerja. b. Mempraktekkan langsung ilmu dan teori yang didapat selama mengikuti pendidikan Program Diploma III Keuangan dan Perbankan pada saat Magang di Swamitra KSU Bahtera Abadi Cabang Surakarta. 2. Bagi Perusahaan. Sebagai referensi evaluasi dan membantu perusahaan dalam pelaksanaan pemberian pinjaman Swamitra KSU Bahtera Abadi Cabang Surakarta. commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Bagi Universitas. Untuk memberikan referensi dan informasi tambahan kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa dalam melengkapi tugas studinya. 4. Bagi Pembaca a.
Sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa.
b.
Memberikan informasi, pengetahuan dan wawasan tambahan kepada pembaca.
E.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian di dalam penelitian ini adalah Swamitra Koperasi Serba Usaha Bahtera Abadi. Jl. Slamet Riyadi No. 19 Surakarta. Telp/Fax (0271) 634200.
2. Penelitian yang dilakukan Penelitian Kepustakaan Penelitian Penelitian Kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan diperpustakaan dengan cara membaca buku-buku yang commit to useryang diambil oleh penulis. Dalam bersangkutan pada judul penelitian
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penelitian kepustakaan ini dapat bermanfaat bagi penulis sebagai referensi untuk membantu melengkapi data-data sekunder yang dibutuhkan dalam mengerjakan penelitian ini. 3. Data yang diperlukan a. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh dari perusahaan itu sendiri atau bisa disebut juga intern dari perusahaan. Data ini mencakup data-data dan catatan-catatan yang mendeskripsikan mengenai keadaan dan situasi perusahaan Swamitra KSU Bahtera Abadi. b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi dan informasi yang berasal dari luar perusahaan. Pada penelitian ini, data sekunder yang digunakan berasal dari studi pustaka. Dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan proses pemberian pinjaman. 4. Metode Pengumpulan Data a. Pengamatan (observasi) Pengamatan (Observasi) adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan atau observasi secara langsung pada objek yang akan diteliti. Pengamatan atau observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penulis melakukan langsung atau ikut bekerja langsung atau mengamati analis commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pinjaman kredit pada Swamitra KSU Bahtera Abadi Cabang Surakarta. b. Wawancara (Interview) Wawancara (Interview) adalah metode pengumpulan data yang dilakuakan dengan cara mewawancarai atau bertanya langsung kepada narasumber yaitu para pegawai KSU Bahtera Abadi untuk memperoleh informasi dan mendapatkan data yang akurat dan benar yang diperlukan. c. Studi Pustaka Studi Pustaka adalah metode pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan cara membaca, mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Studi Pustaka ini juga digunakan sebagai landasan pertimbangan dalam menyusun hipotesis penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data-data sekunder yang diperlukan dalam penelitian. Catatan-catatan kuliah, Tugas Akhir, dan sumber-sumber informasi lainnya yang memberikan kontribusi tambahan pendukung penelitian ini. 5. Metode Analisis Data Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan cara metode deskriptif kualitatif. Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan melakukan proses pengumpulan data, mengelompokan atau mengklasifikasikan, commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penggolongan
data
dan
mengimplementasikan
data
sehingga
membentuk suatu gambaran yang jelas dan mudah dipahami. Deskriptif itu sendiri merupakan suatu prosedur yang dilakukan dalam pemecahan masalah dengan cara menggambarkan atau melukiskan situasi pada suatu objek yang sedang diteliti pada saat itu juga. Sedangkan yang dimaksud bersifat kualitatif adalah suatu data yang berupa nonmerik atau tidak berupa angka. Jadi metode deskriptif kualitatif
merupakan
suatu
metode
yang
digunakan
untuk
menggambarkan dan menceritakan suatu keadaan, situasi yang terjadi pada suatu objek yang sedang diteliti sesuai dengan kenyataan.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KOPERASI 1. Pertumbuhan Koperasi Pertumbuhan koperasi di Indonesia di pelopori oleh R. Aria Wiriatmadja patih di Purwokerto (1896), mendirikan koperasi yang bergerak dibidang simpan-pinjam. Untuk memodali koperasi tersebut disamping banyak menggunakan uangnya sendiri, beliau juga menggunakan kas mesjid yang dipegangnya (Djojohadikoesoemo, 1940). Setelah beliau mngetahui bahwa hal tersebut tidak boleh, maka uang kas masjid dikembalikan secara utuh pada posisi yang sebenarnya. Selanjutnya Boedi Utomo yang didirikan pada tahun 1908 menganjurkan berdirinya koperasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Serikat Islam kemudian didirikan pada tahun 1911 juga mengembangkan koperasi dengan cara membentuk toko koperasi. Pesatanya
perkembangan
koperasi
diwaktu
itu
memunculkan
kecurigaan pemerintah Hindia-Belanda. Oleh karena itu pemerintah Hindia-Belanda membuat peraturan tetapi cenderung menghambat perkembangan koperasi. Tahun 1920 dibentuk suatu ‘Komisi Koperasi’ yang dipimpin oleh commit to userDR. J.H. Boeke. Setelah itu
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bermunculan koperasi-koperasi di seluruh Pulau Jawa. Pada akhir tahun 1930 didirikan Jawatan Koperasi. Pada tahun 1933 diterbitkanlah Peraturan Perkoperasian dalam bentuk Gouvermentsbesluit no 21 yang termuat dalam Staatsblad no 108/1933 yang menggantikan Koinklijke Beskuit no 431 tahun 1915 bagi orang Eropa dan Timur Asing. Di Indonesia berlaku Peraturan Perkoperasian tahun 1927. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, dengan tegas dalam Undang-Undang Dasar 1945 suatu rumusan perkopersian didalam ‘konstitusi’. Di balik itu DR. H. Moh Hatta sebagai salah seorang “Founding Father” yang berjuang untuk memasukan rumusan tersebut. Sejak itu koperasi di Indonesia mengalami suatu pekembangan yang lebih baik. Pasal 33 UUD 1945 ayat 1 beserta penjelasaanya menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.
2. Pengertian Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orangseorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. ( UU No. 25/1992 ). Menurut Hatta (Bapak Koperasi Indonesia), koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi commit to user berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang (Aryanto).
3. Landasan dan Asas Koperasi Landasan dan Asas Koperasi di dalam UU RI No. 25/1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa “ Koperasi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan”, dari bunyi pasal 2 itu jelas bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi sebagai usaha bersama harus mencerminkan ketentuan-ketentuan sebagaimana dalam kehidupan keluarga. Dalam suatu keluarga, segala sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama ditujukan untuk kepentingan bersama sekuruh anggota keluarga. Usaha dengan asas semacam ini biasanya disebut gotong royong.
4. Unsur Koperasi Unsur yang ada dalam organisasi koperasi pada umumnya adalah menyangkut Keanggotaan, Rapat Anggota, Pengawas dan Pengelola (Ariyanto). a. Keanggotaan Koperasi Keanggotaan koperasi merupakan unsur yang sangat penting dalam organisasi koperasi. Kedudukan anggota dalam koperasi secara
to user hukumcommit adalah suatu
keharusan
dan
sebagai
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
konsekuensinya anggota tersebut memiliki hak serta kewajiban umum b. Rapat Anggota Koperasi Rapat Anggota secara tegas dijelaskan dalam Pasal 22 UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992, yang menyebutkan bahwa : 1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. 2) Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar. c. Pengurus Koperasi Pengurus koperasi adalah satu perangkat organisasi koperasi yang merupakan suatu lembaga/badan struktural organisasi koperasi. Pengurus mengemban amanat dan keputusan rapat anggota untuk mengelola dan usaha koperasi. Tugas dan wewenang yang dilakukan pengurus merupakan pelaksanaan kegiatan sebagai lembaga eksekutif dan mempunyai suatu identitas tersendiri. d. Pengawasan Koperasi Pengawas pada organisasi koperasi merupakan suatu perangkat organisasi
koperasi
dan
karenanya
merupakan
suatu
lembaga/badan struktural organisasi koperasi. Fungsi utama dari pengawas adalah mengamankan keputusan rapat anggota, ketentuan anggaran dasar/anggaran rumah tangga koperasi commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kedudukan pengawas sebaga lembaga kontrol dengan tugas wewenang dan tanggung jawab khusus menunjukkan identitas tersendiri. Pengawas juga mempunyai kewajiban hukum dan karenanya dapat terkena sanksi hukum sebagaimana diatur dalam perundang-undangan.
5. Tujuan Koperasi Tujuan Koperasi dalam Bab II pasal 3 UU RI No.25/1992 dikatakan bahwa “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan
perekonomian
nasional
dalam
rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.” Dari bunyi pasal 3 itu dijelaskan bahwa tujuan koperasi hendak memajukan kesejahteraan anggota terlebih dahulu. Kemudian apabila koperasi tersebut mempunyai kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat sekitarnya. Karena anggota juga merupakan bagian dari masyarakat, maka dengan ini koperasi juga berperan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
6. Bentuk Koperasi Bentuk Koperasi dalam pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa koperasi dapat commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berbentuk koperasi primer dan sekunder. Dibawah ini akan dijelaskan secara singkat mengenai bentuk koperasi. a. Koperasi Primer merupakan koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari orang-orang b. Koperasi Sekunder merupakan koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi koperasi. Koperasi sekunder tidak hanya oleh koperasi-koperasi yang sejenis tapi juga dapat juga koperasi yang berlainan jenis, karena terdapat kepentingan aktifitas atau kebutuhan ekonomi yang sama.
7. Jenis-Jenis Koperasi Dalam pasal 16 Undang-undang No.25 tahun 1992 disebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan ekonomi anggotanya. Berdasarkan kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan akan ditetapkan fungsi-fungsi koperasi secara tepat sesuai dengan keinginan anggota. Untuk itu jenis koperasi ditetapkan menurut 2 kategori: a. Menurut Status Keanggotaannya 1.) Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan memiliki rumah tangga usaha. 2.) Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang/jasa yang ditawarkan commit to user oleh para pemasok dipasar. 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Menurut Fungsi Koperasi 1.) Koperasi pembelian adalah koperasi yang menjalankan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa umtuk memenuhi kebutuhan anggota secara khususnya dsn masyarakat pada umumnya. 2.) Koperasi
pemasaran/penjualan
adalah
koperasi
yang
menyelenggarakan fungsi distribusi barang dan jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai ke tangan konsumen di pasar. 3.) Koperasi produksi adalah koperasi yang menyelenggarakan perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya
bekerja
dalam
koperasi
sebagai
pegawai/karyawan 4.) Koperasi jasa adalah koperasi yang meyelenggarakan pelayanan jasa-jasa yang dibutuhkan oleh anggotanya, misalnya jasa simpan pinjam, asuransi dan sebagainya.
8. Fungsi dan Peran Koperasi Fungsi
dan
Peran
Koperasi
di
Indonesia
sebagaimana
dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992 seperti berikut ini: a. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sosial. Potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada umumnya relatif kecil. Melalui koperasi, potensi dan kemampuan ekonomi yang kecil itu dihimpun sebagai satu kesatuan, sehingga dapat membentuk kekuatan yang lebih besar. Dengan demikian koperasi akan memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat pada umumnya dan anggota koperasi pada khususnya. b. Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. Selain diharapkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya, koperasi juga diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai wadah kerja sama ekonomi yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat pada umumnya. Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika koperasi dapat mengembangkan kemampuannya dalam membangun
dan
meningkatkan
kesejahteraan
ekonomi
anggota-anggotanya serta masyarakat disekitarnya. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional Koperasi adalah satusatunya bentuk perusahaan yang dikelola secara demokratis. Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi diharapkan dapat memainkan peranannya dalam menggalang dan memperkokoh commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perekonomian rakyat. Oleh karena itu koperasi harus berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien. Sebab hanya dengan cara itulah koperasi dapat menjadikan perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional. d. Berusaha
untuk
mewujudkan
dan
mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia, koperasi mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan perekonomian nasional bersama-sama dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Namun koperasi mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda dari sifat bentuk perusahaan lainnya, maka koperasi menempati kedudukan yang sangat penting dalam sistem perekonomian Indonesia. Dengan demikian koperasi harus mempunyai kesungguhan untuk memiliki usaha yang sehat dan tangguh, sehingga dengan cara tersebut koperasi dapat mengemban amanat dengan baik.
9. Prinsip Koperasi. Prinsip Koperasi menurut Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 5 ayat 1 dan 2, yaitu: a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. e. Kemandirian. f. Pendidikan perkoperasian. g. Kerjasama antar koperasi.
B. PINJAMAN 1. Pengertian Pinjaman/Kredit Pinjaman adalah sebutan yang dipakai dalam koperasi, dalam dunia keuangan lainnya biasa disebut dengan ‘Kredit’. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati ( Hasibuan ). Kredit menurut Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 tentang pokok-pokok perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Unsur-Unsur kredit Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Penerima kredit harus mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syaratsyarat yang telah disetujui kedua belah pihak. Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004: 103-105): a. Kepercayaan, yaitu keyakinan pemberi pinjaman bahwa si penerima pinjaman akan mengembalikan barang, uang atau jasa yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu tertentu di masa yang akan datang b. Waktu, dalam unsur ini terkandung pengertian uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang. c. Kesepakatan, merupakan suatu kesepakatan yang dituangkan dalam
suatu
perjanjian
dimana
masing-masing
pihak
menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. d. Degree of risk. Risiko merupakan suatu kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman atau macetnya pengembalian kredit
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Fungsi dan Tujuan Kredit Fungsi kredit dalam hubungannya dengan masyarakat adalah sebagai berikut (Kasmir, 2002: 106-108): a. Menjadi motivator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian. b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat. c. Memperlancar arus barang dan arus uang. d. Meningkatkan produktivitas yang ada. e. Meningkatkan kegairahan berusaha mesyarakat. f. Memperbesar modal kerja perusahaan. Tujuan utama pemberian suatu kredit bagi lembaga keuangan antara lain (Siamat, 1995: 97): a. Kredit komersil merupakan kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan. b. Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. c. Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapa memperlancar produksi.
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Jenis Kredit Jenis-jenis kredit yang diberikan oleh perbankan kepada masyarakat dapat dilihat dari berbagai sudut, yaitu sebagai berikut (Nugraha Saputra, 2009): a. Kredit dilihat dari Sudut Tujuannya Kredit ini terdiri atas: 1.) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumtif. 2.) Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi. 3.) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual lagi b. Kredit Dilihat dari Sudut Jangka Waktunya 1.) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun.
Contoh: kredit rekening
koran, kredit penjualan, kredit pembeli, kredit wesel, kredit eksploitasi. 2.) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun, kecuali untuk tanaman musiman. 3.) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Kredit Dilihat dari Sudut Jaminannya 1.) Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang/orang tertentu. 2.) Kredit dengan agunan, yaitu kredit yang diberikan dengan jaminan yang berupa barang berwujud, tidak berwujud/jaminan orang. Agunan yang diberikan untuk suatu kredit adalah sebagaimana telah di atur dalam Pasal 1C dan Pasal 3 SK yang secara rinci antara lain sebagai berikut: a.) Agunan barang, baik barag tetap maupun barang tidak tetap (bergerak). b.) Agunan pribadi (borgtocht) yaitu suatu perjanjian dimana satu pihak menyanggupi pihak lainnya (kreditur) bahwa ia menjamin pembayarannya suatu hutang
apabila
kreditur
tidak
menepati
kewajibannya. c.) Agunan efek-efek saham, obligasi, dan sertfikat yang terdaftar (listed) di bursa efek. d. Kredit Dilihat dari Sudut Penggunannya 1.) Kredit Eksploitasi, yaitu kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar. commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.) Kredit Investasi, yaitu kredit yang dikeluarkan untuk pembelian barang-barang modal yaitu tidak habis dalam satu cycle, maksudnya proses dari pengeluaran uang kas dan kembali menjadi uang kas tersebut akan memakan jangka waktu yang cukup panjang setelah melalui beberapa kali perputaran. 3.) Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang diberikan kepada debiturnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerja nasabah.
5. Penggolongan kredit Penggolongan kredit sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Surat Keputusan Direksi BI Nomor 23/68/KEP/DIR serta surat edaran BI nomor 23/12/BPPP tanggal 28 februari 1991 tentang penggolongan kolektibitas aktifa produktif dan pembentukkan cadangan atas aktifa. Apabila dilihat dari sudut kolektibilitasnya yaitu keadaan pembayaran pokok dan pembayaran bunga kredit oleh nasabah maka kredit yang diberikan dapat digolongkan ke beberapa keadaan yaitu: a. Lancar berarti tidak terdapat tunggakan angsuran pokok bunga. b. Kurang lancar berarti ada keterlambatan sebentar dalam pembayaran angsuran pokok, bunga, tetapi debitur masih membayar dan dapat ditolerir. commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Diragukan berarti selalu terlambat cukup lama dalam pembayaran angsuran pokok tetapi debitur membayar dan sulit ditolerir. d. Macet berarti menunggak dan tidak lagi membayar angsuran dan bunga. Tingkat kollektibilitas kredit terbagi menjadi: Kredit dikategorikan lancar jika: 1.) Tidak
terdapat
tunggakan
angsuran
pokok
dan
tunggakan bunga 2.) Terdapat tunggakan angsuran pokok tetapi: a. Belum melampaui satu bulan, bagi kredit yang ditetapkan masa angsuran kurang dari satu bulan. b. Belum melampaui tiga bulan, bagi kredit yang ditetapkan masa angsuran bulanan, dua bulanan atau tiga bulanan 3.) Terdapat tunggakan bunga, tetapi: a. Belum melampaui satu bulan, bagi kredit yang masa angsurannya kurang dari satu bulan b. Belum melampaui tiga bulan, bagi kredit yang masa angsurannya lebih dari satu bulan Kredit kurang lancar jika: 1.) Terdapat tunggakan angsuran pokok tetapi: commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Melampaui satu bulan dan belum melampaui dua bulan, bagi kredit yang masa angsurannya kurang dari satu bulan. b. Melampaui tiga bulan dan belum melampaui enam bulan, bagi kredit yang masa angsurannya bulanan, dua bulanan atau tiga bulanan. 2.) Terdapat tunggakan bunga, tetapi: a. Belum melampaui satu bulan, bagi kredit yang masa angsurannya kurang dari satu bulan. b. Belum melampaui tiga bulanan, bagi kredit yang masa angsurannya lebih dari satu bulan Kredit dikategorikan diragukan apabila tidak memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar yaitu: 1.) Kredit masih dapat diselamatkan dan agunannya masih bernilai sekitar 75% dari hutang peminjam termasuk bunga. 2.) Kredit tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih bernilai sekitar100% dari hutang peminjam termasuk bunga. Kredit termasuk dalam kategori macet, jika: 1.)
Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar, dan diragukan. commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.)
Memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan kredit.
3.)
Kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri.
6.
Perjanjian Pinjaman/Kredit Perjanjian kredit secara notaril (Panduan Swamitra) a. Akta Otentik adalah akta yang di buat oleh atau di hadapan seorang
pejabat
umum
yang
menurut
undang-undang
ditugaskan untuk membuat akta tersebut. b. Akta yang di tanda tangani oleh pihak-pihak sendiri tanpa menghadap atau di buat oleh seorang pejabat umum. Akta Perjanjian Kredit Garis besar isi dari perjanjian kredit baik yang dibuat secara Notariil maupun dibawah tangan (Panduan Swamitra): 1.) Komparisi, memuat para pihak yang ikut menandatangani perjanjian kredit termasuk dalam hal ini penjamin (selaku pihak ketiga) apabila antara debitur (peminjam) dan pemilik jaminan (penjamin) berbeda. Dalam penulisan komparisi ini yuridis tidak membawa dampak rertama dalah pihak yang langsung menandatangani perjanjian commit to user diatas materai.
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.) Premisse, adalah data surat menyurat dan dokumen lainnya yang berkaitan erat sebagai dasar dari pemberian kredit kepada Debitur oleh Bank. Kalau perjanjian kredit yang dibuat berupa addendum, maka disamping surat menyurat yang berkaitan dengan persetujuan Bank, juga disebutkan mengenai perjanjian kredit dan pengakuan hutang (jika ada) yang telah dibuat dan ditandatangani sebelumnya atas fasilitas kredit yang diperpanjang/dirubah tersebut. 3.) Isi, adalah yang merupakan hak dan kewajiban serta ketentuan-ketentuan
yang harus dipatuhi dan wajib
dilaksanakan oleh para pihak dalam perjanjian kredit. Pengingkaran atau kelalaian atau tidak dipenuhinya salah satu atau lebih dari ketentuan-ketentuan tersebut oleh salah satu pihak atau para pihak dalam perjanjian, akan menimbulkan konsekuensi hukum bagi pihak
yang
melanggar, konsekuensi tersebut harus secara tegas/ eksplisit dituangkan dalam perjanjian. 4.) Penutup Antara lain yang harus dimuat dalam isi suatu perjanjian kredit: a.) Plafond Kredit, tingkat suku bunga, Review suku bunga, Periode bunga, Penalty overdue. b.) Jangka waktu penarikan (availibility periode), jangka waktu kredit. commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c.) Syarat-syarat
penarikan
kredit
(precondition
to
drawdown/condition precedent), syarat-syarat percepatan kredit (prepayment loan) dan biaya administrasinya (jika ada). d.) Hal-hal
yang
wajib
dilakukan
oleh
debitur
(affirmative/positive covenant) selama masih ada yang terhutang oleh debitur kepada Bank.
7. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit Kegiatan pemberian pinjaman tidak lepas dari adanya proses atau tahapan yang dilakukan. Dalam melakukan proses tersebut dibutuhkan prinsip-prinsip perkreditan yang disebut sebagai konsep 5C dan 7P. pada dasarnya konsep 5C ini akan dapat memberikan informasi mengenai tikad baik (willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) nasabah
untuk melunasi kembali
pinjamannya. Prinsip tersebut bisa dipakai juga untuk menganalisis risiko kredit yang dihadapi perusahaan. Pedoman 5C berkaitan dengan karakterisktik berikut ini (Nugraha Saputra, 2009): a. Character menunjukkan kemauan peminjam (debitur) untuk memenuhi kewajibannya. Kemauan tersebut lebih berkaitan dengan sifat dan watak peminjam. Seorang yang mempunyai kemampuan mengembalikan pinjaman, tetapi tidak mau mengembalikan, akan mempunyai character yang tidak commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendukung pemberian kredit. Pemberi pinjaman akan dan harus memperhatikan karakteristik ini dengan seksama. Untuk menilai karakter seseorang memang memang cukup sulit, karena masing-masing memiliki watak yang berbeda-beda satu sama lainnya, oleh karena itu para analis harus juga mempunyai keterampilan psikologis praktis untuk dapat mengenali watak dari calon debiturnya. b. Capacity adalah kemampuan peminjam untuk melunasi kewajiban hutangnya, malalui pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien. Jika peminjam bisa mengelola perusahannya dengan baik, perusahaan bisa memperoleh keuntungan, maka kemungkinan bisa mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi. Capacity bisa dilihat melalui masa lalu (prestasi masa lalu atau track record masa lalu). Pengukuran capacity dari calon debitur ini dapat dilakukan melalui berbagai perdekatan antara lain : 1.) Pendekatan historis yaitu menilai past performance dari nasabah yang bersangkutan apakah usahanya banyak mengalami
kegagalan
atau
selalu
menunjukkan
perkembangan yang semakin maju dari waktu ke waktu. 2.) Pendekatan financial, yaitu dengan menilai posisi neraca dan laporan perhitungan rugi/laba untuk beberapa periode terakhir yaitu untuk mengetahui commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seberapa
besarnya
solvabilitas,
likuiditas
dan
rentabilitas usahanya serta tingkat resiko usahanya. 3.) Pendekatan edukasional, yaitu untuk menilai latar belakang pendidikan para pengurus perusahaan calon debitur, hal ini penting jika ingin menghendaki kemampuan teknologi tinggi ataupun usaha-usaha yang memerlukan profesionalisme tinggi. 4.) Pendekatan yuridis, yaitu apakah calon debitur tersebut secara yuridis mempunyai kapasitas untuk mewakili dirinya atau badan usaha yang mewakilinya untuk mengadakan ikatan perjanjian kredit dengan bamk. 5.) Pendekatan managerial, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. 6.) Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sampai sejauh mana kemampuan calon debitur dalam mengelola faktor-faktor produksi. c. Capital, adalah posisi keuangan perusahaan (peminjam) secara keseluruhan. Kondisi keuangan bisa dilihat dari analisis keuangan, seperti analisis rasio. Dalam hal ini lembaga keuangan harus memeperhatikan komposisi hutang dengan modal sendiri. commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Collateral, adalah asset yang dijaminkan (dijadikan agunan) untuk suatu pinjaman. Jika karena sesuatu hal pinjaman tidak bisa dikembalikan, jaminan bisa dijual untuk mnutup pinjaman tersebut. Lembaga keuangan bisa meminta jaminan yang nilainya melebihi jumlah pinjaman. Yang dimaksud dengan collateral ini yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh debitur bsebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya. Jaminan ini juga dapat sebagai alat pengaman dalam mengahadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun waktu yang akan datang pada saatnya kredit tersbut dilunasi. e. Conditions, adalah sejauh mana kondisi perekonomian akan mempengaruhi kemampuan mengembalikan pinjaman. jika kondisi perekonomian memburuk, maka kemungkinan para debitur mengalami kesulitan keuangan akan semakin tinggi, yang membuat kemungkinan para calon debitur mengalami kesulitan melunasi pinjaman juga semakin tinggi. Lembaga Keuangan juga menerapkan apa yang dinamakan dengan prinsip 5P sebagai berikut (Nugraha Saputra, 2009): a.
Party (para pihak), para pihak merupakan titik sentral yang commit to user dioperhatikan dalam setiap pemberian kredit. Untuk itu para 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pihak pemberi kredit harus memperoleh suatu kepercayaan terhadap para pihak. b.
Purpose (tujuan), tujuan dan pemberian kredit juga sangat penting diketahui oleh para kreditur. Harus dilihat apakah kredit akan digunakan untuk hal-hal yang positif yang benarbenar dapat menaikkan income. Dan harus pula diawasi agar kredit tersebut benar-benar diperuntukan untuk tujuan seperti diperjanjikan dalam suatu perjanjian kredit.
c.
Payment (pembayaran), harus pula diperhatikan apakah sumber pembayaran krdit dan calon debitur cukup tersedia dan cukup aman sehingga dengan demikian diharapkan bahwa kredit yang akan diluncurkan tersebut dapat dibaya kembali oleh debitur yang bersangkutan. Jadi harus dilihat dan dianalisis apakah setelah pemberian kredit nanti, debitur punya sumber pendapatan dan apakah pendapatan tersebut mencukupi untu membayar kembali kreditnya.
d.
Profitability (perolehan laba), unsur perolehan laba oleh debitur tidak kurang pula pentingnya dalam suatu pemberian kredit. Untuk itu, kreditur harus berantisipasi apakah laba yang akan diperoleh lebih besar daripada bunga pinjaman dan apakah pendapatan kreditur dapat menutupi pembayaran kembali kredit. commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
e.
digilib.uns.ac.id
Protection (perlindungan), diperlukan suatu perlindungan terhadap kredit oleh debitur. Untuk itu perlindungan kelompok usaha, jaminan, holding atau jaminan pribadi pemilik usaha penting diperhatikan. Terutama untuk berjaga-jaga sekiranya terjadi hal-hal diluar skenario atau diluar prediksi semula. Penilaian kredit dengan prinsip 3R antara lain (Mamduh
Hanafi, 2009): a. Return, berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari penggunaan kredit yang diminta, apakah kredit tersebut bisa menghasilkan return (pendapatan) yang memadai untuk melunasi hutang dan bunganya. b. Repayment capacity, berkaitan dengan kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman dan bunganya pada saat pembayaran tersebut jatuh tempo. c. Risk-bearing ability, berkaitan dengan kemampuan perusahaan menanggung resiko kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan
dengan
penggunaan
kredit
tersebut.
Jaminan
merupakan hal yang perlu dipertimbangkan oleh kreditur dlam kaitannya dengan risk-bearing ability. Disamping menggunakan 6C, dalam penilaian suatu kredit guna menilai layak atau tidak untuk diberikan kredit dapat dilakukan juga dengan menggunakan beberapa aspek untuk analisis kelayakan kredit, yaitu (Siamat, 2004: 107-110): commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Aspek yuridis/hukum Aspek ini menyangkut masalah legalitas badan usaha serta ijinijin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. b. Aspek pemasaran Aspek ini menyangkut kemampuan daya beli masyarakat, keadaan kompetisi, kualitas produksi c. Aspek keuangan Aspek ini menyangkut sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. d. Aspek teknis/operasi Aspek ini menyangkut kelancaran produksi, kapasitas produksi, mesin-mesin dan peralatan, ketersediaan dan kontinuitas bahan baku, lokasi, layout ruangan e. Aspek manajemen Aspek ini menyangkut struktur organisasi, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya. f. Aspek sosial ekonomi Aspek ini menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat. Tujuan dari adanya analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan dan kesungguhan seorang peminjam untuk membayar commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian pinjaman. Analisis dan evaluasi kredit sekurang-kurangnya meliputi informasi sebagai berikut (Kuncoro, 2002 : 251-252): a. Identitas pemohon Identitas tersebut mencakup nama pemohon, dimisili, bentuk usaha, jenis usaha, susunan pengurus, legalitas usaha. b. Tujuan permohonan kredit. Tujuan tersebut mencakup jumlah kredit, obyek yang dibiayai, jangka waktu kredit, kebutuhan kredit. c. Riwayat hubungan bisnis dengan bank Hal tersebut mencakup saat mulai, bidang hubungan bisnis, nilai transaksi bisnis, kualitas hubungan bisnis, jumlah total nilai hubungan bisnis.
8. Proses Pemberian Pinjaman/Kredit Kegiatan
pemberian
kredit
sebelum
dilakukan
memiliki
beberapa tahapan proses antara lain seperti berikut (Firadaus dan Maya, 2011): a. Persiapan Kredit Persiapan
kedit
merupakan
tahap
permulaan
sebelum
pemberian kredit dilakukan. Tahap ini bermaksud untuk saling mengetahui
informasi.
Setalah
diadakan
tukar-menukar
informasi global dengan jalan wawancara, biasanya sudah commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapat digambarkan apakan apakah permohonan kredit tersebut dimungkinkan untuk diproses. Apabila diterima maka calon debitur diminta untuk mengisi formulir permohonan kredit. b. Tahap Analisis Kredit Tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit apakah usaha pemohon kredit itu layak untuk diberi bantuan atau tidak, dengan perkataan lain apakah permohonan kredit tersebut feasible dalam ati andaikata kredit diberikan, maka usahanya akan berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit, baik pokok maupun bunga dalam jangka waktu yang wajar. c. Tahap Keputusan Kredit Atas dasar laporan hasil analisis kredit, apabila tidak disetujui maka permohonan harus segera ditolak tetapi jika permohonan kredit diterima dan layak untuk dikabulkan selanjutnya segera dituangkan dalam surat keputusan kredit. d. Tahap Pelaksanaan Kredit Pelaksanaan kredit dilakukan setelah calon debitur mempelajari dan menyetujui isi keputusan kredit. Kemudian kedua belah pihak menandatangani perjanjian kredit serta syarat-syarat umum pemberian kredit.
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Tahap Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur Supervisi/pengawasan/pengendalian kredit dan pembinaan debitur pada dasarnya ialah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan dengan jalan terus memantau/memonitor dan mengikuti jalannya perusahaan, serta memberikan saran/nasihat dan konsultasi agar usaha debitur berjalan dengan baik sesuai dengan rencana, sehingga pengembalian kredit dapat berjalan dengan baik.
9. Penanganan Pinjaman Bermasalah/Kredit Macet Pinjaman bermasalah atau kredit macet yang dikasifikasikan pembayarannya tidak lancar dilakukan oleh debitur. Pinjaman bermasalah harus secepatnya diselesaikan agar kerugian yang lebih besar dapat dihindari dengan cara berikut (Hasibuan): a. Reschedulling Reschedulling atau penjadwalan kembali adalah perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktu termasuk masa tenggang dan perubahan besarnya angsuran kredit. Debitur yang dapat diberikan fasilitas penjadwalan kembali adalah naabah yang menunjukkan itikad baik dan karakter jujur.
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Reconditioning Reconditioning atau persyaratan ulang adalah perubahan sebagian atau seluruh syarat kredit melipti perubahan jadwal pembayaran, janka waktu, tingkat suku bunga dan syarat lainnya. Persyaratan ulang ini diberikan bila usaha yang sedang mengalami kesulitan tetapi diperkirakan mampu untuk memperoleh keunungan. c. Restructuring Restructuring atau penataan ulang adalah perubahan syarat kredit
yang
menyangkut
penambahan
dana,
konversi
sebagian/seluruh tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru. d. Liquidation Likuidasi adalah penjulan barang-barang yang dijadikan agunan dalam rangka pelunasan hutang. Pelaksanaan likuidasi dilakukan terhadap kategori kredit yang mnurut perusahaan sudah tidak dapat dibantu untuk disehatkan kembali atau sudah tidak memiliki prospek untuk dikembangkan.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Swamitra KSU Bahtera Abadi 1. Sejarah Umum Swamitra KSU Bahatera Abadi Bank Bukopin menjalin kemitraan usaha dengan lembaga keuangan kecil/mikro guna mendukung perkembangan usaha kecil dan memoderenisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan jaringan teknologi (network) dan dukungan sistem manajemen sehingga memiliki kemampuan pelayanan transaksi keuangan yang lebih luas. Ini diresmikan oleh Bj. Habibie di Jakarta pada tanggal 12 juli 1998 dengan nama Unit Simpan Swamitra. Swamitra berasal dari bahasa Kawi, yaitu swa dan mitra. Swa berarti sendiri dan mitra bearti bukan paksaan. Jadi Swamitra mempunyai arti suatu kerjasama saling menguntungkan dan tanpa paksaan. Swamitra KSU Bahtera Abadi berdiri pada bulan Oktober 2006 dengan Badan Hukum Nomor 188.4/401/BH/2006 dan Nomor NPWP 02.581.122.5-526.000. Koperasi ini memberikan pelayanan yang berupa simpanan yang menghimpun dana dari masyarakat dan pinjaman untuk disalurkan kepada masyarakat terutama golongan ekonomi menengah kebawah. Swamitra ini didirikan memang untuk melayani pinjaman masyarakat di bawah Rp.500.000.000. Sudah commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjadi kewajiban pengurus untuk mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dalam rangka menyampaikan Laporan Tahunannya atas segala aktifitasnya organisasi yang dilakukan, sehingga anggota sebagai pemilik (Owner) dan pelanggan (User) dari KSU. Bahtera Abadi dapat mengetahui perkembangan dan kondisi obyektif yang terjadi. Kinerja organisasi secara garis besar selama 2 bulan mulai dibentuk lebih banyak terfokus pada internal kelembagaan, termasuk di dalamnya antara lain penggalian potensi secara menyeluruh dan indentifikasi permasalahan bisnis koperasi dengan mengedepankan skala prioritas yang disesuaikan dengan kondisi koperasi yang ada serta Master Plan jangka panjangnya. Penguataan Akses jaringan yang ada secara eksternal menjadikan sebuah prioritas, dimana selama ini akses yang ada belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Pendekatan yang dilakukan dengan pendekatan profesional adjustment. Sebagai lembaga organisasi yang bergerak dalam perekonomian sektor mikro, dan masyarakat luas, tentunya KSU Bahtera Abadi mempunyai nilai lebih jika dibandingkan dengan organisasi lainnya. Nilai dasar koperasi untuk menolong diri sendiri (Self Help) serta mandiri menjadi sebuah alasan yang kuat yang selama ini belum menunjukkan kestabilan organisasi dan ekonomi dengan melalui produktivitas yang ada, oleh karena itu penguatan kelembagaan, kestabilan bisnis (ekonomi), kesadaran anggota tentang pentingnya membangun sebuah commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kebersamaan dalam koperasi serta pemahaman nilai-nilai koperasi menjadi sebuah prioritas permasalahan yang harus segera diatasi. Pengelolaan koperasi yang efektif dan efisien dapat diwujudkan dengan adanya sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan dan keahlian lebih, baik itu pengelola (pengurus) maupun pelaksana (karyawan), berbagai permasalahan di KSU Bahtera Abadi baik dari segi kelembagaan maupun bisnis perlu adanya sebuah kebijakan yang membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Berbagai kebijakan tersebut diantaranya : a. Bidang usaha melakukan expansi usaha dengan mengundung salah satu, instansi yang bersedia bermitra dengan KSU. Bahtera Abadi yaitu PT. Bank Bukopin Tbk Cabang Solo dengan membentuk unit Usaha Usp. Swamitra KSU Bahtera Abadi yang bergerak dalam bidang Simpan Pinjam Sektor Mikro. b. Dibidang keanggotaan khususnya dalam rangka pengembangan dan peningkatan Sumber Daya Manusia secara mandiri KSU Bahtera Abadi harus masih berjuang untuk membentuk suatu Komunitas SDM yang handal. Pendidikan yang dilakukan belum memberikan efek yang besar terhadap anggota. Mengingat masih barunya KSU Bahtera Abadi.
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. VISI dan MISI VISI Mampu menjadikan koperasi unggulan yang menjadi wadah dalam merubah anggota dengan berbekal semangat yang kompeten dengan tuntutan kehidupan dengan indikator: a. Unggul dalam kedisiplinan dan ketertiban. b. Unggul dalam produk kredit. c. Unggul dalam bidang funding, lending dan kecilnya kemacetan. d. Unggul dalam penguasaan pasar tradisional. e. Unggul dalam market sector bisnis mikro. f. Unggul dalam persaingan bunga. g. Unggul dalam bidang funding, lending, dan kecilnya kemacetan.
MISI a. Menumbuhkan semangat disiplin tinggi kepada seluruh karyawan. b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien, sehingga mencapai hasil yang optimal. c. Mendorong seluruh karyawan untuk lebih berprestasi sesuai target yang dicapai. d. Membantu pedagang untuk mengenali potensi usahanya agar dapat dikembangkan secara optimal. e. Mendorong peningkatan usahanya agar cukup dalam kehidupan sehari hari.
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Mendorong dan memfasilitasi segala bentuk usaha sehingga dapat meningkatkan kwalitas usahanya. g. Membawa karyawan dan pedagang sebagai anggota untuk menjadi agen perubahan kehidupan masyarakat.
3. Tujuan Swamitra KSU Bahtera Abadi Tujuan Swamitra KSU Bahtera Abadi dengan melandaskan kepada Visi dan Misi dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Menumbuhkan serta menanamkan semangat kedisiplinan yang tinggi. b. Menumbuh kembangkan tentang potensi usaha sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat dan dunia usaha. c. Meningkatkan kualitas mutu karyawan dan anggota sesuai dengan perkembangan dan menjadikan sebagai Koperasi yang unggulan. d. Meningkatkan usaha yang berwawasan bisnis pada sektor mikro. e. Menanamkan asas kesejahteraan dan kemakmuran. f. Menghindari resiko yang menyimpang dan meminimalkan resiko yang akan timbul.
4. Produk KSU Bahtera Abadi Swamitra KSU Bahtera Abadi memiliki produk dalam rangka menumbuh kembangkan kegiatan usaha. Produk tersebut adalah sebagai berikut :
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Produk Pinjaman : a. Pembiayaan Ruko Pasar b. Pembiayaan Renovasi Pasar c. Pinjaman Modal Usaha Pedagang d. Pinjaman Konsumtif Karyawan Pasar Kriteria produk pada Swanitra KSU Bahtera Abadi adalah sebagai berikut: a. Dana 1.) Simpanan a.) Suku Bunga 6% efffp.a b.) Bunga dihitung dari saldo harian, dibukukan setiap akhir bulan berjalan. c.) Online sistem di seluruh Swamitra Solo Raya. d.) Bisa dijadikan agunan pinjaman maksimal sebesar 95% dari saldo yang di blokir (back to back). e.) Perhitungan pajak menggunakan kebijakan pajak koperasi, pajak baru dipungut biaya apabila bunga yang diterima >Rp. 240.000,2.) Simpanan Berjangka a.) Tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. b.) Suku bunga sesuai dengan keputusan alco. c.) Bisa dijadikan agunan pinjaman maksimal sebesar 95% commit to user dari nominal simpanan berjangka. 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d.) Perhitungan pajak menggunakan kebijakan pajak koperasi, pajak baru dipungut biaya apabila bunga yang diterima >Rp. 240.000,b. Pinjaman 1.) Pinjaman Berulang a.) Jangka waktu s/d 12 bulan. b.) Pinjaman modal kerja. c.) Bunga dibayar setiap bulan dan pokok dibayar pada saat jatuh tempo atau dibayar bertahap sesuai yang disepakati. 2.) Pinjaman Investasi a.) Pinjaman konsumtif atau investasi. b.) Jangka waktu s/d 36 bulan. c.) Suku bunga sesuai yang ditetapkan. d.) Sistem pembayaran pokok dan bunga setiap bulan. 3.) Pinjaman Fleksibel a.) Pinjaman likuiditas. b.) Agunan
warkat
dari
rekanan
sebagai
pembayaran
supply/kontrak kerja. 4.) Pinjaman Karyawan a.) Setting pinjaman investasi. b.) Ada MOU antara Swamitra dengan perusahaan. c.) Pembayaran kewajban setiap bulan dengan sistem potong gaji.
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d.) Jaminan seluruh tabungan dan hak-hak karyawan pada perusahaan tempat kerja. 5.) Pinjaman K3A a.) Setting pinjaman Investasi. b.) Pinjaman koperasi yang selanjutnya disalurkan kepada anggotanya. 6.) Pinjaman Pedagang Pasar a.) Pinjaman modal kerja pedagang pasar. b.) Diperuntukan pada pedagang pasa yang telah berdagang minimal 5 tahun di pasar yang sama. c.) Mampu menyimpan uang setiap hari. d.) Plafond maksimal sebesar Rp. 3.000.000. e.) Jangka waktu s/d 3 bulan. f.) Agunan berupa lapak dan seluruh simpanan yang bersangkutan
di
Swamitra
serta
asset
milik
yang
bersangkutan. 7.) Pinjaman Back to Back a.) Setting pinjaman Berulang. b.) Jaiminan Simpanan atau Simpanan Berjangka yang bersangkutan di Swamitra c.) Suku
bunga
pinjaman
sebesar
suku
bunga
Simpanan/Simpanan berjangka yang dijadikan agunan plus Spread 3%.commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel dibawah ini merupakan tabel tingkat suku bunga pada Swamitra KSU Bahtera Abadi: Tabel 3.1 Tingkat Suku Bunga Flat pada Swamitra KSU Bahtera Abadi: PLAFOND PINJAMAN
BUNGA FLAT
A. 1.000.000 s/d 50.000.000
1,7%/ bulan
B. 50.000.001 s/d 75.000.000
1,7%/ bulan
C. 75.000.001 s/d 100.000.000
1,6%/ bulan
D. 100.000.001 s/d 150.000.000
1,5%/bulan
Sumber : Brosur Swamitra KSU Bahtera Abadi Unit Simpan Pinjam Swamitra dapat melayani pinjaman yang dibutuhkan anggota dan masyarakat antara lain berupa pinjaman uang. Pada dasarnya permodalan koperasi Bahtera Abadi Solo terdiri dari anggota yang terdiri atas: Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Cadangan Modal dan Modal Penyertaan. Berikut adalah tabel pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun 2009: Tabel 3.2 Tabel Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun 2009 No
Keterangan
Tahun 2009
1
Cadangan Modal
10%
2
Jasa Anggota Koperasi
67%
3
Dana Pendidikancommit dan Pelatihan to user
2,5%
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
Dana Pengurus dan Pengawas
10%
5
Dana Kesejahteraan Pegawai
5%
6
Dana Sosial
7
Dana Pengembangan Koperasi
2%
8
Dana Audit
1%
2,5%
Sumber : Buku Panduan Swamitra KSU Bahtera Abadi
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Struktur Organisasi
MOU MOU ( MEMORY OUT STANDING )
BANK BUKOPIN
KOPERASI -
-
KETUA SEKERTARIS BENDAHARA
-
MANAGER MIKRO AO SUPERVISI POS
SWAMITRA MANAGER
KO
MARKETING -
COLLECTION
TELLER OPERASION AL IC CI
Gambar. 3.1 Struktur Organisasi Swamitra KSU Bahtera Abadi commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Deskripsi Jabatan Berikut adalah tugas masing-masing jabatan di Swamitra Koperasi Serba Usaha Bahtera Abadi: a. Manager Adapun tugas dan tanggung jawab Manager adalah sebagai berikut: 1.) Menyiapkan rencana kerja untuk masa mendatang. 2.) Membuat dan menyiapkan perencanaan Sumber Daya Manusia. 3.) Menjamin hubungan manajemen dan pelayanan nasabah yang prima. 4.) Menetapkan target kinerja. 5.) Memberikan persetujuan atas transaksi keuangan. 6.) Menyusun kebijakan sesuai dengan petunjuk yang ada. b. Kasir / Teller Adapun tugas dan tanggung jawab Teller adalah sebagai berikut: 1.) Melayani setoran tunai angsuran pinjaman. 2.) Melayani penarikan dan setoran tunai tabungan. 3.) Mengelola proses kas bank. 4.) Memastikan keaslian uang tunai dari nasabah.
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. IC (Internal Control) Adapun tugas dan bertanggung jawab Internal Control adalah sebagai berikut: 1.) Pengecekan laporan setiap hari yang meliputi daftar mutasi kas, blue sheet, jurnal mutasi harian, dan bukti-bukti transaksi tunai. 2.) Mengamati dan mengecek neraca. 3.) Membuat form kas pada hari jumat sore dan senin pagi. 4.) Membuat
laporan
evaluasi
Swamitra
bulanan
dan
disampaikan pada Pos setiap bulan. 5.) Membuat daftar absen karyawan (monitoring absensi). 6.) Membuat laporan dropping mingguan dan
bulanan
kemudian dikirim ke Pos. 7.) Mengamati laporan pendapatan angsuran dan denda. 8.) Monitoring nasabah lewat telepon. 9.) Menggatikan tugas CI/Credit Investigation pada saat
pencairan kredit (pembacaan perjanjian pinjaman) jika CI sedang tidak ada di tempat. 10.) Melakukan pengecekan perjanjian pinjaman. 11.) Melakukan Loan Review. 12.) Merekapitulasi Zero Defect transaksi setiap bulan dan dikirim ke Pos. 13.) Membuat memo abnormal dan pelunasan abnormal.
commit to user
14.) Menyimpan file repayment schedule.
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15.) Peningkatan aktifitas kerja. 16.) Koordinasi dengan KO/Koordinator Operasional dan Manager. 17.) Monitoring dan menyusun laporan hasil Collector. 18.) Monitoring perjanjian kredit. 19.) Pembuatan surat-surat penting yaitu Surat pemberitahuan dan tagihan, Surat pemasangan plakat, Surat penarikan jaminan, Surat peringatan dan lain-lain. 20.) Menyimpan file-file yang meliputi urat-surat penting, Surat tagihan, Surat permyataan nasabah, Debitur Infornation (DI), Neraca dan lain-lain
d. Internal Control/IC bagian Loan Review Adapun tugas dari IC bagian Loan Review adalah sebagai berikut: 1.) Monitoring dan menyusun laporan angsuran harian. 2.) Monitoring dan menyusun laporan tunggakan tiap bulan. 3.) Monitoring dan menyusun laporan hasil Collector. 4.) Monitoring perjanjian kredit. 5.) Pembuatan surat-surat penting, meliputi : - Surat pemberitahuan dan tagihan - Surat pemasangan plakat - Surat penarikan jaminan - Surat peringatan - Surat panggilan commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6.)
Menyimpan file-file yang meliputi BDR Sortir, Copy
laporan BDR, Surat - surat penting, Surat pernyatann nasabah, Surat tagihan, Neraca, Debitur Information (DI). e. CI/Credit Investigation Adapun tugas-tugas Credit Investigation adalah sebagai berikut: 1.) Melakukan survey jaminan ke lapangan. 2.) Membuat laporan atas hasil survey. 3.) Membuat aplikasi perjanjian kredit. 4.) Mengajukan order atau cek jaminan ke notaris. 5.) Memeriksa dan membuat memo dropping bahwa bisa dilakukan pencairan dana. f. Bagian Operasional Adapun tugas dan tanggung jawab bagian Operasional adalah
sebagai berikut:
1.) Menerima surat pengajuan kredit beserta kelengkapannya. 2.) Menyerahkan surat pengajuan kredit ke bagian Marketing. g. Marketing 1.) Melaksanakan tugas Marketing yaitu menawarkan produk pinjaman maupun tabungan Swamitra. 2.) Melaksanakan tugas survey lapangan terhadap calon peminjam/debitur. commit to user kredit dari calon debitur. 3.) Menerima surat pengajuan
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.) Menerima data calon debitur. 5.) Menyerahkan data calon debitur ke bagian Credit Investigation untuk di survey. 6.) Melakukan tugas analisa dan mencari informasi secara akurat yang didukung dengan bukti-bukti. 7.) Menerima kembali hasil survey yang sudah di tanda tangani oleh Koordinator Operasional. 8.) Membuat Memo Comite Credit (MCC). 9.) Mengajukan aplikasi komite kredit ke Manager Swamitra. 10.) Mengajukan aplikasi yang sudah disetujui Manager Swamitra ke komite kredit Bank Bukopin. 11.) Menginformasikan hasil permohonan pinjaman kepada calon debitur. 12.) Menginformasikan, koordinasi dengan Koordinator Operasional, dan menyerahkan hasil persetujuan aplikasi komite kredit ke Credit Investigation.
h. Collection 1.) Adapun tugas penarikan sebanyak-banyaknya 2.) Melaksanakan tugas menarik unit yang berkasus sesuai dengan surat kuasa penarikan. 3.) Segera
memberikan
laporan
pada
atasan
bila
mengetahui/mendengar debitur yang dipindah tangankan, atau potensi macet. commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.) Segera memberikan laporan bila mengetahui/mendengar keberadaan unit yang berkasus. 5.) Melakukan tugas pelacakan/mencari informasi secara akurat yang didukung dengan bukti-bukti. 6.) Melakukan tindakan yang efektif dan bijaksana saat menangani unit yang berkasus. 7.) Segera melakukan pembinaan bila didapat/mendengar/ megetahui rencana yang tidak sesuai dengan prosedur jaminan maupun pembayaran angsuran. 8.) Aktif melakukan pembinaan saat tugas menagih bila didapat nasabah yang selalu menunggak pembayarannya/ tidak rutin. 9.) Memberikan tanda pembayaran sementara kepada nasabah yang membayar ditempat saat ditagih. 10.) Mengamankan/menjaga hasil tagihan sepenuhnya, dan segera disetorkan sesuai jumlah yang didapat. 11.) Merawat
dan
berlaku
hati-hati
atas
kendaraan
yang
dipergunakan menagih.
i. KO (Koordinator Operasional) Adapun tugas dan tanggung jawab KO (Koordinator Operasional) adalah sebagai berikut: 1.) Bertanggung jawab mengenai likuiditas Swamitra. 2.) Melakukan dropping. commit to user 3.) Mengurusi simpanan berjangka. 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.) Membuat laporan bulanan: a.) Neraca Perbandingan b.) Proffsheet c.) BLR d.) BDR e.) Growth 5.) Melakukan pendebetan angsuran. 6.) Melakukan penggajian karyawan, membuat dan input laporan bonus karyawan. 7.) Mengurusi asuransi jaminan. 8.) Mengurusi SDM Swamitra (Askes, Jamsoostek).
B. PEMBAHASAN MASALAH 1. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Pinjaman di Swamitra KSU Bahtera Abadi adalah sebagai berikut: a. Debitur datang mengajukan permohonan pinjaman ke Bagian Operasional dengan mengisi form pengajuan kredit beserta kelengkapannya. Data-data yang diperlukan untuk melengkapi persyaratan yaitu: ·
Fotocopy KTP Suami Istri
·
Foto copy Kartu Keluarga
·
Foto copy surat nikah
·
Foto copy jaminan commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
·
Foto copy legalitas usaha
·
Foto copy rekening bank tiga bulan terakhir
·
Foto copy rekening listrik
b. Surat pengajuan kredit diberikan kepada Marketing/AO untuk diperiksa dan ditindaklanjuti untuk survey lapangan. Marketing mengajukan dan menyerahkan surat pengajuan kredit beserta data calon debitur dan copy jaminan kepada Credit Investigation/CI untuk di survey jaminan dan kelengkapannya. c. Credit Investigation/CI menerima surat pengajuan kredit dan mengarsip kemudian melakukan survey jaminan berikut kelengkapan
data
di
lapangan
serta
pengukuran
dan
pengambilan gambar jaminan dan usaha/tempat tinggal. Selain itu
Credit
Investigation/CI
membuat
laporan
hasil
survey/memo dan diajukan ke Koordinator Operasional untuk di cek dan ditandatangani. d. Credit Investigation/CI membuat laporan hasil survey/memo hasil survey kepada Marketing untuk diarsip. e. Marketing/AO membuat memo komite kredit dari hasil survey lapangan dan hasil survey jaminan oleh CI. f. Marketing mengajukan aplikasi komite kredit (data debitur, memo komite kredit dan memo hasil survey) ke Manager Swamitra. Manager Swamitra memeriksa, melakukan cek lapangan. Apabila tidak disetujui maka tidak ditindaklanjuti commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tetapi jika di setujui maka Manager menandatangani memo komite kredit. Setelah itu menginformasikan kepada ketua koperasi. g. Marketing mengajukan aplikasi yang sudah disetujui Manager Swamitra untuk diajukan ke komite kredit Bank Bukopin, kemudian menginformasikan pada calon debitur menganai hasil pinjamannya. Marketing juga berkoordinasi dengan Koordinator Operasional dan menyerahkan hasil persetujuan aplikasi komite kredit ke CI. h. Credit Investigation membuat aplikasi perjanjian kredit untuk kemudian diarsip dan menerangkan kesepakatan perjanjian kredit pada debitur atau ikut mendampingi pada saat notaris membacakan
perjanjiannya.
Credit
Investigation/CI
mengajukan order atau cek jaminan ke notaris. Credit Investigation/CI memeriksa dan membuat memo dropping bahwa bisa dilakukan pencairan dana. Credit Investigation/CI mengantar calon debitur ke KO serta menyerahkan memo komite kredit. i. Koordinator
Operasional
kemudian
menyerahkan
dan
melaporkan ke sistem Bukopin/Swamitra dan memerintahkan kasir untuk pencairan dana. Kasir kemudian meminta bukti tanda tangan debitur dan menyerahkan uang. commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
j. Internal Control/IC melakukan pemeriksaan aplikasi dropping dan membukukan sebagai administrasi kredit/loan review. Internal Control/IC menyerahkan jaminan kredit ke Credit Investigation untuk diserahkan ke Pos Bukopin untuk disimpan di Bank Bukopin.
Kemudian IC/CI/KO menandatangankan
memo dropping dan penerimaan jaminan ke Manager Swamitra.
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 3.2 Alur Proses Pemberian Kredit
Bag. Operasional Mulai
Menerima surat pengajuan permohonan kredit beserta kelengkapan nya
Surat pengajuan kredit
Marketing 1
Surat pengajuan kredit
Diperiksa dan ditindak lanjuti
Surat pengajuan kredit
5
Laporan hasil survey
Membuat memo komite kredit
Memo Komite kredit
1 6 2
7
T
Memo Komite kredit
Menginfo rmasikan hasil pinjaman ke debitur
Koordinasi dengan koordinator operasional dan menyerahkan memo kredit ke credit investigation
Memo Komite kredit
7 Sumber: Buku Panduan Swamitra KSU Bahtera Abadi commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Credit Investigasi 2
4
8 Memo komite kredit
Surat pengajuan kredit
Mencurvey jaminan+kele ngkapan data di lapangan
Laporan hasil survey T Meyerahkan ke bagian marketing untuk di arsip
Membuat aplikasi perjanjian kredit dan menerangkan kesepakatan perjanjian Surat perjanjian kredit T
Laporan hasil survey Membuat laporan hasil survey
5
Mengajukan order / cek jaminan ke notaris Memeriksa dan membuat memo dropping
Laporan hasil survey Memo dorpping
3
T
Mengantar calon debitur ke KO dan menyerahkan memo komite kredit Memo komite kredit
Gambar 3.3. Bagan Proses Pemberian commit Kredit to user 3 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Koordinator Operasional
3
Laporan hasil survey
Manager
9
6
Memo komite kredit
Memo komite kredit T
Mengecek dan menandatanga ni
Laporan hasil survey
Menyerahkan dan melaporkan ke sistem Bukopin/Swamitra dan memerintahkan kasir untuk pencairan
Memeriksa dan melakukan cek lapangan Tidak
acc
selesai Ya
Menginformasi kan pada ketua koperasi
4 Memo komite kredit
7
Gambar 3.4 Bagan Proses Pemberian Kredit
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kasir
Internal Control
Melakuka pemeriksaan dropping
Meminta bukti pencairan dana/tanda tangan debitur dan menyerahkan uang Uang
Membukukan ke administrasi kredit
Menyerahkan jaminan ke Credit Investigation untuk diserahkan ke Pos Bukopin
Menandatangani memo dropping dan penerimaan jaminan ke manager Swamitra
selesai
Gambar 3.5 Bagan Proses Pemberian Kredit
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Penyebab terjadinya Pinjaman Bermasalah di Swamitra KSU Bahtera Abadi Setiap kegiatan usaha pasti memiliki resiko yang mungkin terjadi. Berikut ini adalah penyebab utama terjadinya pinjaman bermasalah pada Swamitra KSU Bahtera Abadi Faktor eksternal: a. Debitur memiliki kemauan dan kemampuan bayar yang rendah. Kemauan debitur berhubungan dengan karakter yang dimiliki oleh debitur. Karakter debitur yang kurang baik akan mempengaruhi kewajiban membayar pinjaman. Kemudian kurangnya kemampuan debitur untuk memenuhi kewajibannya terhadap koperasi seperti pembayaran bunga pinjaman, kelancaran membayar cicilan dan lain-lain. b. Usaha
debitur
mengalami
kegagalan.
Ini
menyebabkan
menurunnya jumlah penjualan usaha dari debitur, sehingga laba yang diperoleh debitur mengalami penurunan. Hal tersebut mengakibatkan debitur tidak memiliki dana untuk memenuhi kewajibannya c. Debitur melakukan pemalsuan identitas. Agar permohonan kredit diterima, debitur memalsukan identitas untuk meyakinkan pihak koperasi sehingga permintaan pinjamannya dapat dicairkan.
commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Debitur juga melakukan pemalsuan jaminan. Jaminan yang diberikan pada koperasi tenyata bukan hak atas nama debitur melainkan atas nama orang lain. d. Debitur memiliki banyak hutang. Kebutuhan kredit berkembang seiring dengan peningkatan usaha. Apabila perputaran usaha tetap (tidak berubah) dan debitur terus menerus meminta kredit baru pada lembaga keuangan lain maka debitur akan semakin banyak hutang dan mengakibatkan kewajiban membayar pada koperasi terabaikan. Faktor internal: a. Sumber Daya Manusia yang kurang professional. SDM pada koperasi sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan koperasi. Terbukti dengan adanya angsuran kredit yang tidak disetor oleh pegawai koperasi. Kurang profesionalnya karyawan inilah yang menghambat jalannya tugas-tugas dan proses kinerja koperasi b. Human Eror yang menyebabkan terjadinya kesalahan pada proses analisis kredit. Pegawai kurang cermat dan teliti dalam menganalisa kredit meliputi segi karakter debitur, kemamuan bayar, kondisi jaminan serta prospek usaha yang dijalankan debitur.
commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Penanganan Pinjaman Bermasalah di Swamitra KSU Bahtera Abadi Berdasarkan hasil analisis yang didasarkan pada hasil pengamatan dan wawancara langsung dengan Marketing Swamitra KSU Bahtera Abadi apabila telah tejadi pinjaman bermasalah, berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan: a. Penagihan melalui telepon oleh pihak operasional koperasi. Ini adalah cara pertama yang dilakukan. Tujuan dari penagihan ini adalah agar debitur mengerti keterlambatan pokok ngsuran dan pokok bunga yang harus dibayar. Jika sudah 2 bulan keatas debitur belum membayar maka kolekor mendatangi rumah debitur dengan dengan membawa surat tagih. b. Melakukan pendekatan personal dan pembinaan. Pendekatan yang dilakukan oleh para pihak koperasi sangat penting untuk mencari penyebab terjadinya pinjaman bermasalah. Pihak koperasi juga melakukan pembinaan untuk membantu debitur agar kedepannya usaha dapat berkembang. c. Penjadwalan kembali (rescheduling). Penjadwalan kembali yaitu perubahan pada proses angsuran terutama yang menyangkut jadwal pembayaran kewajiban debitur atau jangka waktu. Koperasi memberikan kelonggaran debitur untuk membayar hutangnya yang telah jatuh tempo dengan cara menunda tanggal jatuh tempo.
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Koperasi menyusun jadwal baru angsuran dan sisa angsuran yang belum dibayar. Upaya penyelematan dengan cara ini dilakukan bila pihak koperasi mengetahui bahwa prospek kondisi keuangan debitur dimasa depan tidak mengkhawatirkan. d. Persyaratan kembali (reconditioning) dan penataan kembali (restructuring). Persyaratan kembali yaitu perubahan sebagian atau keseluruhan persyaratan pinjaman yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, dan persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo pinjaman dan konversi seluruh atau sebagian tunggakan angsuran bunga menjadi pokok pinjaman baru. Contohnya angsuran pokok tetap tetapi pihak koperasi menurunkan denda pinjaman. e. Take over. Ini adalah cara selanjutnya bila debitur belum bisa membayar
kewajiban
membayarnya.
Debitur
melakukan
permohonan pinjaman dana dari lembaga keuangan lain, kemudian dana tersebut digunakan untuk membayar angsuran kepada koperasi. Jika debitur bisa melunasi hutangnya maka proses kinerja koperasi dapat berjalan kembali dan dana itu bisa digunakan untuk pinjaman lain.
commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Penarikan/sita jaminan pinjaman. Proses ini dilakukan bila tidak ada titik temu antara debitur dan koperasi. Koperasi menarik jaminan yang diberikan debitur. Apabila jaminan berupa benda bergerak dan debitur tidak datang langsung memberikan jaminan tersebut maka pihak koperasi yang akan melakukan penarikan jaminan. Bila jaminan berupa rumah maka tindak selanjutnya adalah memberikan surat peringatan untuk penyegelan. g. Peringatan penyegelan. Bila jaminan berupa SHM atau berbentuk rumah maka langkah selanjutnya adalah pemasangan plakat. Langkah ini diambil jika debitur sudah benar-benar tidak bisa melunasi hutangnya sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama. Disini diperlukan kerjasama dengan perangkat desa seperti RT, RW, dan lainnya. h. Lelang Jaminan. Ketika penyegelan dan SP 3 sampai dengan jatuh tempo tanggal debitur tidak ada realisasi, maka jalan berikutnya adalah melalui lelang jaminan. Koperasi memberikan berkasberkas sita jaminan ke Pengadilan Negeri yang ditunjuk dan melaporkan ke balai lelang yang ditunjuk. i. Proses penghapusbukuan/write off. Jalan terakhir yang ditempuh dari beberapa rangkaian penanganan pinjaman bermasalah yaitu penghapusbukuan. Sumber utama dana penghapusbukuan yaitu
commit to user 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dari penyisihan SHU atau disebut cadangan piutang. Jalan ini merupakan jalan terakhir dan diusahakan untuk dihindari karena membutuhkan syarat yang sulit dan waktu yang lama.
commit to user 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV KESIMPULAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Prosedur pelaksanaan pemberian pinjaman yang dilakukan oleh Swamitra KSU Bahtera Abadi sudah berjalan dengan baik dan efektif. Mulai dari permohonan kredit dari debitur, menganalisa pinjaman, pengecekan jaminan, survey lapangan sampai proses pencairan dana sudah sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan. 2. Penyebab utama terjadinya pinjaman bermasalah pada Swamitra KSU Bahtera Abadi ada 2 faktor, faktor eksternal yaitu adalah kurangnya kemauan dan kemampuan debitur, usaha debitur mengalami kegagalan, pemalsuan yang dilakukan debitur dan debitur yang memiliki banyak hutang. Faktor internal yaitu SDM yang kurang professional dan human eror yang menyebabkan salah analisa. 3. Swamitra KSU Bahtera Abadi telah melakukan langkah-langkah tepat yang harus dilakukan dalam menangani pinjaman bermasalah sesuai dengan standar penanganan pinjaman berasalah. Mulai dari penagihan
commit to user 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lewat telepon, pendekatan dan pembinaan dengan nasabah, melakukan prinsip
3R,
penyitaan
jaminan,
lelang
jaminan
sampai
penghapusbukuan/write off.
B. SARAN 1. Swamitra KSU Bahtera Abadi sebaiknya merekrut SDM yang lebih berkualitas, teliti dan paham mengenai analisa pinjaman dengan melihat dari segala aspek terutama bagaimana karakter debitur dan prospek usaha debitur kedepannya. 2. Para analis pinjaman harus lebih mengenal nasabah melalui pendekatanpendekatan personal kepada calon debitur untuk mengetahui faktor eksternal yang menjadi penyebab terjadinya pinjaman bermasalah, sehingga dapat mengurangi resiko gagal bayar. 3. Karyawan harus bersikap professional dan objektif dalam penilaian agunan kredit yang diberikan nasabah.
commit to user 71