PROPOSAL PENELITIAN BANTUAN HIBAH PEMERINTAH KOTA KEDIRI
EFEKTIFITAS PENDAMPINGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN 3R DI KELURAHAN KALIOMBO KOTA KEDIRI
Di Usulkan Oleh :
Ketua Peneliti
: DR. Indasah. Ir. MKes
Anggota
: 1. Nia Sari. SSi. MKes : 2. Sinta Dewi. SSi. MSi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA MITRA HUSADA Jl. Manila Sumberrece No 37 KEDIRI 2010
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Paradigma yang sekarang masih jelas terlihat dan dirasakan tentang sampah adalah sesuatu yang tidak berguna dan bau serta menjijikkan dan hanya pantas untuk di buang begitu saja tanpa ada tanggapan dan langkah lain yang dilakukan dengannya. Dengan adanya pandangan masyarakat mengenai sampah yang masih belum berubah seperti di atas menyebabkan sampah menjadi maslah yang tidak bisa dianggap remeh. Dengan adanya sampah yang masih banyak berserakan di pinggir jalan karena tidak diangkut oleh truk pengangkut sampah, masalah lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir yang kerap sekali menjadi masalah bagi masyarakat yang berada di sekitarnya karena daerahnya tidak mau dijadikan gudang sampah yang dapat menyebabkan vektor penyakit dan masalah-masalah lain. Kota Kediri merupakan sebuah kota yang mengalami perkembangan cukup pesat. Dengan kota yang menjadi tujuan hidup bagi kota-kota disekitarnya membuat Kota Kediri mengalami peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat. Peningkatan jumlah penduduk ini juga diiringi dengan peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya. Karena itu, Kediri juga mengalami problem sampah seperti halnya kota-kota lainnya. Di mulai dari kurang sadarnya masyarakat tentang keberadaan sampah di sekitarnya sampai dengan permasalahan prediksi Tempat Pembuangan Sampah Akhir yang masih menjadi masalah utama karena lahan yang semakin mahal dan terbatas serta diiringi meningkatnya daya kritis masyarakat terhadap keberadaan TPA yang notabene sekarang dianggap sebagai tempat yang kurang sehat. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengelolaan sampah di Kota Kediri, DTRKP sedang menggalakkan program Reduce, Reuse, dan Recycle (3R), yaitu dengan memanfaatkan sampah organik sebagai bahan baku pupuk kompos. Hingga tahun 2009, telah beroperasi 2 unit yang dikelola sepenuhnya oleh Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan. Unit komposter pertama ada di Pasar Banjaran yang telah beroperasi mulai tahun 1994. Unit komposter kedua ada di kelurahan Kaliombo, di mana bahan baku sampah organik yang digunakan sebagai bahan dasar kompos pada UPT Kaliombo
2
bersumber dari sampah rumah tangga dan masyarakat di sekitar Kelurahan Kaliombo, dimana rata-rata per hari 5 – 6 gerobak (1 gerobak = 1 – 1,5 m3) mengirimkan sampahnya ke UPT ini. Sebagian besar sampah berasal dari areal perumahan yang banyak terdapat di Kelurahan Kaliombo maupun kelurahan-kelurahan di sekitarnya, seperti Perumahan Bumi Asri, Perum. Permata Biru, Perum. Permata Hijau, atau Perum. Puri Asri, serta sebagian kecil berasal dari sampah rumah tangga masyarakat di Kelurahan Kaliombo itu sendiri. Tersedianya UPT (Unit Pengomposan Terpadu) yang ada ini belum diikuti oleh peran serta masyarakat Rumah Tangga dalam melakukan pemilahan sampah dari awal berasalnya sampah itu sendiri, yaitu di tingkat Rumah Tangga. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di kelurahan Kaliombo yang sudah memiliki Unit Pengomposan Terpadu, perilaku masyarakat dalam membuang sampah masih tradisional, yaitu membuang sampah tanpa melakukan pemilahan, sampah tetap dianggap sebagai sesuatu yang harus di buang . Berangkat dari masalah itu, peneliti mencoba merubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat Rumah Tangga untuk bisa melakukan 3R ( Reduce, Reuse, Recycle).
B. Rumusan Masalah Apakah ada perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dengan adanya pelatihan, pendampingan
pengelolaan sampah dengan 3R (Reduce, Reuse,
Recycle) pada masyarakat Kaliombo Kota Kediri.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui perbedaan pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat dengan adanya pelatihan, pendampingan pengelolaan sampah dengan 3R pada masyarakat Kaliombo Kota Kediri. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan perilaku sebelum pelatihan dan pendampingan pengelolaan sampah dengan 3R pada masyarakat Kaliombo Kota Kediri. 3
b. Mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan perilaku sesudah pelatihan dan pendampingan pengelolaan sampah dengan 3R pada masyarakat Kaliombo Kota Kediri. c. Menganalisis perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku sebelum dan sesudah pelatihan dan pendampingan pengelolaan sampah dengan 3R pada masyarakat Kaliombo Kota Kedir.
D. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Dengan pelatihan dan pendampingan pengelolaan sampah dengan 3R diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap serta perubahan perilaku dalam menangani sampah di Kelurahan Kaliombo Kota Kediri 2. Dapat dijadikan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam proses pengolahan sampah rumah tangga.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. 3 R (Reuse- Reduce- Reycle) Secara definisi 3 R adalah Reuse (Menggunakan Kembali) yaitu kegiatan menggunakan kembali sampah secara langsung, baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi yang lain. Reduce (Mengurangi) yaitu menggurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah dan Recycle (mendaurulang) yaitu memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses pengelolaan. Mengapa harus 3R ? Sebagaimana kita maklumi bahwa munculnya sampah akan tetap ada selama masih ada kehidupan. Timbulan sampah akanterus meningkat tidak sa ja sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk tapi juga meningkat sejalan dengan pola hidup masyarakat. Sementara itu ketersediaan lahan untuk TPA makin sulit karena daya dukung lahan khususnya di perkotaan makin berkurang. Disamping itu pembuangan sampah ke TPA tidak lepas dari persoalan pencemaran lingkungan apalagi kalau masih menggunakan metode open dumping. Persoalan lingkungan dapat disebabkan karena air lindi maupun gas metan yang lepas ke udara. Oleh karena itu mengurangi dampak dari pembuangan sampah tersebut maka perlu dilakuakn upaya pengurangan pembuangan sampah. Upaya pengurangan tersebut dilakuakn melalui program 3R (reuse,reduce, recycle). Penerapan 3R yang makin dekat dengan sumber sampah tidak saja dapat mereduksi biaya operasional pengangkutan sampah ke TPA. Contoh Kegiatan 3 R di Rumah Tangga Reuse
Gunakan kembali wadah/ kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya.
Gunakan wadah/ kantong yang dapt digunakan berulang-ulang.
Gunakan baterai yang dapat di-charge kembali.
Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada pihak yang memerlukan.
5
Reduce Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang-ulang Hindari pemakaian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar. Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill) Kurangi penggunaan bahan sekali pakai. Reycle Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai. Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos. Lakukan pengelolaan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat Apa Yang harus dilakukan di rumah Pisahkan sampah menjadi 3 bagian : 1.
Sampah non organic tidak layak kompos, seperti : Kertas Plastik Gelas/botol/beling Logam/kaleng, besi, seng Karet Potongan kain
2.
Sampah organic layak kompos, seperti : Sisa sayuran Sisa makanan Dedaunan, Dll
3.
2.
Sampah mengandung B3, seperti :
Batre bekas
Jarum refill tinta printer, dll
Komposting Pengolahan sampah kota menjadi kompos ditinjau dari aspek ilmu pengetahuan merupakan proses mikrobiologi. Proses yang terjadi merupakan fermentasi atu perombakan bahan organik menjadi komponen yang sederhana dan setabil yang dalam
6
larutan berbentuk ionic dan mudah diserap oleh tumbuhan. Jenis mikroba yang berperan dalam proses fermentasi tersebut yaitu ada yang bersifat aerobic (memerlukan udara) dan ada yang bersifat anaerobik (tidak memerlukan udara), tetapi ada juga yang bekerja dengan kedua system tersebut (fakultatif). Demikian pula jenis mikroba berbeda-beda sesuai peran dalam perombakan unsur karbohidrat, lemak, dan protein. Selain ditentukan oleh proses, kualitas kompoas juga oleh nutrisi dari bahan baku (substrat) yang digunakan. Jadi sebenarnya, komposting adalah suatu proses yang rumit dan kompleks meskipun dalam pelaksanaannya tidak sesulit seperti itu. a. Prinsip Proses Bahan organic tidak dapat langsung dimanfaatkan atau digunakan oleh tanaman karena perbandinagn C/N dalam bahan tersebut relatif tinggi atau tidak sama dengan C/N tanah. Nilai C/N merupakan hasil perbandingan antara karbohidrat dan nitrogen. Nilai C/N tanah sekitar 10-12. Umumnya, bahan organik segar mempunyai C/N yang tinggi, seperti jerami padi 50-70: daun-daunan > 50 (tergantung jenisnya); kayu yang sudah tua dapat mencapai 400. Prinsip pengomposan adalah menurunkan C/N ratio bahan organic hingga sama denagan C/N tanah (<15). Denagn semakin tingginya C/N bahan maka proses pengomposan tanah semakin lama karena C/N harus diturunkan. Waktu yang diperlukan untuk menurunkan C/N tersebut bervariasi, dari 3 bulan hingga tahunan. Hal ini terlihat dari proses terjadinya humus di alam, dari bahan organik untuk menjadi humus diperlukan waktu bertahun-tahun 9humus merupakan hasil proses lebih lanjut dari pengomposan). Selama proses dekomposisi bahan organik mentah (sampah) menjadi kompos akan terjadi berbagi perubahn hayati yang dilakukan oleh mikroorganisme sebagai activator. Adapu perubahannya sebagai berikut: 1) Penguraian karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak, dan lilin menjadi CO2 dan H2O (air). 2) Protein menjadi ammonia,CO2, dan air. 3) Pembebasan unsur hara dari senyawa-senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap oleh tanaman. 7
4) Terjadi pengikatan beberapa jenis unsure hara di dalam sel mikroorganisme, terutama nitrogen, fosfor dan kalium. Dengan perubahn tersebut maka kadar karbohidrat akan hilang atu turun dan senyawa nitrogen yang larut (amonia) akan meningkat. Dengan demikian, C/N semakin rendah dan relatif stabil mendekati C/N tanah.
b.
Memilih system pengolahan sampah yang terbaik Sistem se-desentralisasi merupakan system yang terbaik untuk Indonesia, dengan membagi-bagi pengelolahan sampah menjadi bebrapa titik sebagi berikut; 1. Pengolahan langsung di sumber sampah 2. Pengolahn di TPS 3. Pengolahan di TPA Sumber sampah terdiri dari rumah tangga (RT), pasar sayur dan buah (PS-Sayur), Pasar Tradisional (PS-Trds), mall dan swalayan, rumah sakit (RS), kantor, serta toko. Pada tempat sumber sampah tersebut, pemda harus membuat aturan yang mengharuskan setiap RT, PS-Sayur,PS-Trds, mall, swalayan,RS dan kantor untuk membakar sendiri sampahnya minimal sebanyak 10% dari volume sampah yang dihasilkan.
Sementara
sampah
yang
laku
dijual
sebaiknya
segera
dijual.
Selanjutnya,sampah yang tersisadari masing-masing sumber sampah dibagi dua, yaitu 45% dibuang ke PK-TPS di lingkungannya dan 45% dibuang ke TPA. Dengan demikian, volume sampah yang awalnya sebesar 700 satuan volume, dapat dikurangi menjadi 315 satuan volume ketika masuk ke TPA. Pengolahan sampah di sumber sampah. Dua hal yang perlu diperhatikan dilakukan oleh produsen sampah. Pertama, memisahkan sampah organic dan anorganik. Sampah organik sebaiknya ditempatkan di ember, sedangkan sampah organic di bak sampah yang mudah dijangkau oleh truk sampah. Hal yang kedua yaitu membakar sampah organic setiap hari minimal sekitar 10% dari total volume sampah yang ada hari itu. Sampah dengan klasifikasi B3 yaitu limbah yang mengandung racun dan bahan berbahaya, misalnya herbisida, fungisida, insektisida, racun, bahan kimia, dan limbah nuklir memerlukan penanganan khusus.
8
Pengolahan sampah di TPS. Lokasi TPS bila mungkin berada di dalam lingkungan lokasi sumber sampah. Namun, bila tidak mungkin maka harus diupayakan lokasinya berada di kecamatan. Setiap kecamatan sebaiknya memiliki 1 buah TPS ukuran 1.0002.000 M2 yang dilengkapi unit pengolahan kompos. Adapaun manfaat dari TPS-TPS ini adalah sebagai berikut: a. Mengurangi arus sampah kota menuju TPA. b. Menjadikan model pengolahan sampah untuk setiap pasar tradisional. c. Mewujudkan lingkunagn pasar yang bersih. d. Memberikan lapangan kerja tambahan bagi masyarakat ekonomi lemah di sekitar lokasi pasar. e. Memacu semangat berkarya mengolah limbah dan mengubahnya menjadi bahan yang laku dijual. f. Merupakan show window bagi para calon produsen kompos untuk dapat ditiru karena lokasi pasar yang strategis. g. Memberikan kontribusi positif pada penyediaan pupuk organik sebagai alternatif lain yang kualitasnya lebih baik, harganya lebih murah, dapat dibuat sendiri, dan pasokan terjamin dibandingkan pupuk kimia. h. Secara tidak langsung ikut berperan dalam mewujudkan pertanian organik.
9
Pengolahan sampah di TPA, permasalahan yang umumnya terjadi pada pengelolaan sampah kota di TPA, khususnya di kota-kota besar adalah adanya keterbatasan lahan, polusi, masalah social, dan lain-lain. Oleh karena itu, pengolahan sampah di TPA harus memenuhi prasyarat sebagai berikut:
Memanfaatkan lahan TPA yang terbatas dengan efektif.
Memilih teknologi yang mudah, murah, dan aman terhadap lingkunagan.
Memilih teknologi yang memberikan produk yang bias dijual dan memberikan manfaat sebesar-besarnyabagi masyarakat.
Produk harus dapat terjual habis.
10
Untuk memenuhi criteria tersebut, teknologi yang layak untuk diterapkan adalah kombinasi dari beberapa teknologi (integrated) serta kegiatan penunjang lainnya yaitu sebagai berikut.
Teknologi landfill untuk produksi kompos dan gas metan.
Teknologi anaerobic composting Dranco untuk produksi gas metan dan kompos.
Incinerator untuk membakar bahan anorganik yang tidak bermanfaat serta pengeringan kompos.
3.
Unit produk tenaga listrik dari gas metan.
Unit drainase dan pengolahan air limbah.
Unit pemasaran ( kompos, listrik, limbah laku dijual)
Teori Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003 : 127-128). Menurut Notoadmojo (1997), pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni: a. Tahu (know) Tahu
diartikan
sebagai
mengingat
suatu
materi
yang
telah
dipelajari
sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan, menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
11
d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (syntesis) Sintesis
menunjukan
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakan
atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas (Notoadmojo, 2003 : 130). 4.
Teori Sikap Menurut Widiyatun (1999), Sikap merupakan keadaan mental dan syaraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek. Dan situasi yang berkaitan dengannya yang merupakan kombinasi antara afektif, kognitif, dan konatif (Widiyatun, Tri Rusmi, 1999 : 218). Sikap menurut Benyamin Bloom (1958) dalam Notoadmojo (1997) terdiri dari berbagai tindakan yaitu : a. Menerima (Receiving) Menerima diartikan bahwa orang atau subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan atau obyek, misal sikap orang. b. Merespon (Responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas yang diberikan, lepas dari pekerjaan itu salah atau benar, berarti orang telah menerima ide tersebut.
12
c. Menghargai (Valuing) Mengajak orang lain untuk mendirikan dan mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat 3 d. Bertanggung jawab (Responsible) Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat digali dari observasi dan kesimpulan angket atau quesioner. Sikap mungkin terarah terhadap benda, orang tetapi juga peristiwa, pandangan, lembaga, norma dan nilai. 5.
Teori Perilaku Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
Perilaku tertutup (convert behavior) Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
Perilaku terbuka (overt behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Klasifikasi Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
13
atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance). Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.
Perilaku kesehatan lingkungan Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya.
6.
Pendampingan Kesehatan Pendampingan kesehatan adalah kegiatan pendampingan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
( Machfoedz, 2005 : 46).
a. Tujuan Pendampingan Kesehatan 1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. 2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental, dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. 3) Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Eko Priyo, 2003 : 22). b.
Metode Pendampingan 1) Metode didaktik
14
Metode didaktik yang aktif adalah orang yang melakukan penyuluhan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif dan tidak diberikan kesempatan untuk ikut serta mengemukakan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan apapun. Proses penyuluhan yang terjadi bersifat satu arah (one away method), yang termasuk dalam metode ini adalah : 1) secara langsung : ceramah, 2) secara tidak langsung : poster, media cetak (majalah, bulletin, surat kabar), media elektronik (radio, televisi) 2) Metode sokratik Metode ini sasaran diberikan kesempatan mengemukakan pendapatnya, sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar mengajar, dengan demikian terbinalah komunikasi dua arah antara yang menyampaikan pesan di satu pihak dengan yang menerima pesan di lain pihak (two way method). Yang termasuk metode ini adalah : 1) secara langsung : diskusi, curah pendapat, demonstrasi, simulasi, bermain peran (role playing), sisiodrama, simposium, seminar, dan studi kasus, 2) secara tidak langsung : penyuluhan kesehatan melalui telepon, satelit komunikasi (Effendy, 1998 : 236 -237).
c. Sasaran Pendampingan Kesehatan 1) Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyakat pedesaan 2) Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita, pemuda, remaja. Termasuk dalam kelompok khusus ini adalah kelompok lembaga pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi, sekolah agama swasta maupun negeri. 3) Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individual (Machfoedz, 2005 : 46).
B. Hipotesa Penelitian Ada pengaruh pendampingan pengelolaan sampah dengan 3 R di kelurahan Kaliombo Kota Kediri
15
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanan penelitian, proses perencanaan dimulai dari identitas, pemilahan dan perumusan masalah dengan hipotesa serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan. Sedangkan proses selebihnya merupakan tahap pelaksanaan (Nazir,1999). Desain dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Experimental. Penelitian experimental yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi dan variable independent dan dependent dua kali yaitu sebelum diberikan perlakuan dalam hal ini pemberian pelatihan dan pendampingan sebagai variabel independent dan pengetahuan, sikap dan perilaku sebagai dependent variabel. Penelitian ini mencoba menggali data mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan dan pendampingan pengelolaan sampah dengan 3R. Kemudian dilakukan pendampingan dan sesudahnya kembali dilakukan pengukuran terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku dalam pengelolaan sampah. B. Populasi, Sampel dan Sampling 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari suatu variable yang menyangkut masalah yang diteliti. Populasi dalam penelitian adalah subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,2003) populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat kelurahan Kaliombo kota kediri
2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakter tertentu jelas dan lengkap yang dianggap bias mewakili populasi yang digunakan sebagai subjek penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah Ketua RW, ketua RT dan masyarakat kelurahan Kaliombo.
16
3. Teknik Sampling Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruan populasi yang ada. (Nursalam,2003). Pengambilan sampel dengan mengunakan teknik random sampling adalah pengambilan sampel dengan memakai bilangan acak. C. Kerangka Kerja Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku masyarakat Kaliombo tentang pengolahan sampah 3 R
Pelatihan TOT Pengolahan Sampah dengan 3 R Peserta : Ketua RW + Pengelola UPT Kelurahan Kaliombo
Pelatihan Pengolahan Sampah dengan 3 R : peserta ketua RT seluruh kelurahan Kaliombo
Pendampingan pengolahan sampah oleh mahasiswa di masing-masing RT
Pendampingan pengolahan sampah oleh mahasiswa di masing-masing RT
Pendampingan pengolahan sampah oleh mahasiswa di masing-masing RT
Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku masyarakat Kaliombo tentang pengolahan sampah 3 R
17
1. Etika Penelitian A. Lembar Persetujuan menjadi responden (informed consent) Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Responden yang bersedia diteliti harus menandatangani lembar persetujuan yang sudah disediakan. Jika responden tidak bersedia untuk diteliti atau menolak, maka peneliti tidak akan memaksanya dan tetap menghormati hak-hak responden. B. Anonimity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan responden, responden tidak mencantumkan nama untuk format pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor kode pada masing-masing lembar persetujuan. C. Confidetiality (kerahasiaan) Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.
JADWAL PENELITIAN Keseluruhan kegiatan penelitian ini mulai dari persiapan sampai dengan pelaporan membutuhkan waktu kurang lebih 3 bulan. Adapun rincian kegiatan dan waktu yang dibutuhkan sebagai berikut : No
Macam Kegiatan
1 2
Persiapan * Pengumpulan & Tabulasi Data Analisis Data Penulisan Laporan Pelaporan
3 4 5
Jadwal Penelitian (Bulan) 1 2 3 * *
*
* *
* *
* *
18
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S(2002).
Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek,
Edisi
Revisi
V.Jakarta:Rineka Cipta. Darojat,Khumaida (2009).Pengolahan Sampah.http:/www.scribd.com. Dinas Tata Ruang,Kebersihan dan Pertamanan 2010. Cara Terbaru Pengolahan Sampah Kediri. 2010 Efendy,Nasrul (2003) Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC Juli Soemirat,S (2001) Kesehatan Lingkungan.Jogjakarta.GajahMada University Press Kasasih Aris 2009, Penanggulangan sampah.Surabaya.DinasKebersihan Nitikesari,2005, Model Pengelolaan Sampah.Jakarta.Rineka Cipta Notoatmojo,2001 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta,Rineka Cipta Suarana,Wayan I, 2008 Masalah sampah di Indonesia. Jakarta, Rineka Cipta Suryati,Teti,2009 Bijak dan Cerdas Mengolah Sampah.Jakarta:PT Argo Media Sudradjat.R.(2006). Mengelolah Sampah Kota. Jakarta: Penebar Swadaya Bakry, Nazar.(1995). Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya Nurhidayat,setyo. P.(2009). Mengelolah Sampah Untuk Pupuk Pestisida Organik. Jakarta : Penebar Swadaya Nursalam.(2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika
Lampiran 1. BIODATA PENELITI
19
: Dr. INDASAH, Ir., M.Kes. : Kediri, 30 Agustus 1968
Nama Tempat / Tgl.Lahir Jenis Kelamin Agama Instansi
: Perempuan : Islam : Stikes Surya Mitra Husada
Riwayat Pendidikan
:
Universitas/Lokasi
Tahun selesai
UNIBRAW Malang UNAIR Surabaya
Gelar Ir Magister Kesehatan
1991 2002
UNAIR Surabaya
Doktor
2007
A. Bidang studi Sosek Perikanan Kesehatan Lingkungan Ilmu Kedokteran
Pengalaman Penelitian :
Analisa Usaha Pemasaran Ikan Bandeng Pada Tingkat Pedagang Pengumpul Di Kabupaten Gresik
Peranan Wanita Nelayan Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Keluarga Di Kabupaten Lamongan
Peranan Koperasi Unit Desa Dalam Meningkatkan Produksi Perikanan Di Kecamatan Deket Lamongan
Percobaan intensifikasi Mina Padi di Kediri Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inmindi Dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Tani Di Desa KampungBaru Kecamatan Tanjung Anom Kabupaten Nganjuk Jawa Timur.
Pengaruh Penggunaan Thiodan Pada Usaha Tambak Udang Terhadap Kesehatan Petani Tambak Di Desa Pangkah Wetan Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik- Jawa Timur.
Pengaruh sam asetat, Asam sitrat dan Jeruk nipis terhadap Kadar Pb,Cd,Fe,Zn dan Protein daging kupang beras. Kediri, 25 September 2010
Dr. Indasah, Ir. M.Kes
BIODATA PENELITI Nama Tempat / Tgl.Lahir
: Nia Sari : Probolinggo, 20 Nopember 1980
20
Jenis Kelamin Agama Instansi
: Perempuan : Islam : Stikes Surya Mitra Husada
Riwayat Pendidikan
:
Universitas/Lokasi UNIBRAW Malang UNAIR Surabaya
Tahun selesai Gelar Sarjana Sains Magister Kesehatan
2003 2008
B. Bidang studi Statistika Kesehatan Masyarakat
Pengalaman Penelitian dan Pengabdian Masyarakat: 1. Pendampingan Kewarganegaraan Nelayan Perempuan Sendang Biru Kabupaten Malang tahun 2001 bekerja sama dengan Koalisi Perempuan Indonesia 2. Pendampingan Badan Perwakilan Desa (BPD) Desa Sitiarjo tahun 2002 bekerja sama dengan LPKP Malang 3. Penelitian : Kajian analisa factorial tersarang pada percobaan pada tiga variable tahun 2002 4. Pendampingan anak-anak jalanan bekerja sama dengan tere des homes Nederland tahun 2004 - 2006 5. Penelitian dan pendampingan Buruh migran se jawa timur bekerja sama dengan ACilS tahun 2006 – 2008 6. Penelitian : factor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan perempuan di daerah tapal kuda Jawa timur (studi di Banyuwangi, Probolinggo, Pasuruan, Lamongan) di danai oleh The Asia Foundation (TAF) for Indonesia tahun 2006 7. Penelitian : Analisa Ketidakteraturan pengguna SANIMAS Kota Kediri di danai oleh BORDA German 8. Pendampingan perempuan calon anggota legislative Kota Kabupaten Kediri bekerja sama dengan Koalisi Perempuan tahun 2009
Kediri, 25 September 2010
Nia Sari, Ssi, MKes
21
22