PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PEMBERDAYAAN
CWakaf
9?rodulitif KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM DIREKTORAT PEMBERDAVAAN WAKAF TAHUN 2012
KATA PENGANTAR DIREKTUR PEMBERDAYAAN WAKAF
Bismillahirrahmanirrahim Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kita masih dapat melakukan berbagai upaya untuk mendorong pemberdayaan wakaf secara produktif. Sejak digulirkannya percontohan wakaf produktif, Direktorat Ienderal Bimbingan Masyarakat Islam Cq. Direktorat Pemberdayaan Wakaf telah mengambil berbagai kebijakan penting untuk penyempumaan persyaratan dan prosedur, sistem pengelolaan manajemen, sistem pelaporan keuangan, sistem pembinaan dan pengawasannya. Kerangka dasar, aplikasi dan out put percontohan wakaf produktif terus disempurnakan, sehingga wakaf benar-benar memberikan kontribusi untuk memajukan kesejahteraan umum sesuai clengan clinamika yang ada. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyiapkan buku Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif sebagai panduan bagi Nazhir dalam teknis penyusunan proposal yang rapi, menarik, logis-rasional, dan sistematis, sehingga tidak hanya menarik perhatian lernbagalembaga pemberi bantuan keuangan, melainkan juga mernudahkan bagi para analis usaha untuk mempelajari dan menilai berbagai kernungkinan usaha yang akan dijalankan, III
Mengingat setiap Nazhir berada pada wilayah yang berbeda dan memiliki kekhasan tersendiri. Maka ramburambu penyusunan proposal, diharapkan Nazhir dituntut lebih inovatif dan kreatif agar dapat mengembangkannya asalkan masih dalam koridor umum sebagaimana yang digambarkan oleh buku pedoman ini dan tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian buku ini, semoga Allah SWT memberikan limpahan pahala-Nya dan meridhai
niat baik kita. Amin. Jakarta, Oktober 2012 Direktur Pemberdayaan
Wakaf
Ttd. Drs. H. Sutami, M.Pd.I NIP 195512281981031004
IV
DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR DAFfAR ISI...................................................................
iii V
BABI
PENDAHULUAN
A. Peran wakaf dalam peradaban Islam B. Wakaf sebagai pilar perekonomian Umat C. Peta dan peluang pemberdayaan wakaf produktif di Indonesia a. Pemetaan Jenis Usaha b. Analisis SWOT
1
4 6 6 8
BABII
GAMBARAN UMUM, TUJUAN, MANFAAT, DAN PETUNJUK
A. B. C. D.
Gambaran Urnum Tujuan.. Manfaat................................................................... Petunjuk..................................................................
11 16 16 17
BABID
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL
A. Ringkasan Eksekutif B. Gambaran Umum 1. Riwayat Wakaf 2. Lokasi dan Kondisi Harta Benda Wakaf
19 20 20 21 V
3. 4.
Riwayat Nazhir '" Visi dan Misi Nazhir
21 21
5.
Latar Belakang Pernilihan Usaha yang akan dijalankan
22
C. Usaha yang Akan Dijalankan D. Rencana Pemasaran
E. Rencana Operasional F. Manajernen dan Organisasi Pelaksana G. Laporan Keuangan Nazhir H. Kebutuhan Dana.................................................... 1. Rencana Keuangan J. Daya Dukung Syarat Administratif BABIV PEIAPORAN, MONITORING, PENGEMBANGAN
22 23 32
43 44 44
45 46
EVALUASI, DAN
A. Pelaporan................................................................ B. Monitoring............................................................. C. Evaluasi
51 52 55
BABV PENlJTUP LAMP IRAN-LAMP IRAN
61
DAFTARPUSTAKA TIM PENYUSUN
92 94
VI
59
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Peran Wakaf dalam Peradaban Islam Wakaf, sebagaimana dijelaskan oleh banyak ulama, baik klasik maupun kontemporer, tidak hanya merniliki nilai ibadah semata, melainkan juga memiliki nilai sosial-ekonorni yang cukup besar. Dua posisi dan peran wakaf tersebut (ibadah dan sosial ekonorni) telah rnenjadi bagian dari kehidupan umat Islam sejak lama, khususnya pada masamasa awal perkembangan agama Islam itu sendiri. Al-Kabisi (2004) begitu cukup gamblang menguraikan tentang posisi dan peran wakaf dalam sejarah umat Islam. Meskipun sempat terjadi perdebatan mengenai historisitas awal wakaf, tetapi hampir seluruh ulama sepakat bahwa wakaf menjadi bagian penting dad sejarah kehidupan umat Islam dad masa ke masa. Kesepakatan itu paling tidak berasas pada keyakinan bahwa wakaf - baik yang pertama kali diakukan melalui sedekahnya Nabi Muahmmad SAWataukah sedekah Umar bin Khattab RA berupa tanah - merupakan arnalan yang dianjurkan dengan cara menyisihkan sebagian harta
1
untuk kemashlahatan, tanpa membedakan apakah wakaf itu diperuntukkan untuk orang-orang tertentu, ataukah untuk kepentingan umum. Itulah sebabnya, hukum pensyaria'atan wakaf sendiri tidak pernah mencantumkan pembedaan antara wakaf seseorang untuk anggota keluarganya dengan wakaf untuk kepentingan umum (Al-Kabisi, 2004: 23). Sejak khalifah Umar bin Khattab membudayakan sedekah dalam bentuk wakaf, maka kemudian wakaf menjadi tradisi yang terus bergulir dan telah banyak membangun tonggak-tonggak kemashalahatan ummat dalam berbagai bentuknya. Umar bin Khattab sendiri, ketika mewakafkan hartanya mengatakan bahwa apa yang ia wakafkan adalah untuk orang-orang fakir, para karib-kerabat, para budak, untuk kebaikan di jalan Allah swt, serta untuk para tamu dan orang-orang yang melakukan kebaikan. Sementara orang yang diberi amanah untuk mengelola harta wakaf itu pun diberi hak untuk mengambil sebagian manfaat (keuntungan) dari wakaf selama masih dalam batas yang wajar dan dibenarkan. Keadaan ini terus berlangsung hingga masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. Setelahmasa Khulafurrasyidin, wakaf dan pengelolaannya mengalami perluasan. Pada masa Bani Umayyah dan Abbasiyah misalnya, peruntukkan dan penyaluran wakaf tidak hanya ditujukan pada kaum fakir-rniskin belaka, tetapi
juga merambah pada pendirian sarana ibadah, tempat-tempat pengungsian, perpustakaan, sarana pendidikan, dan beasiswa bagi komunitas pendidikan (siswa/mahasiswa, pengajar). Jangkauan wakaf yang luas ini menuntut adanya suatu lembaga khusus yang bergerak di bidang wakaf, baik untuk menampung harta wakaf maupun pengelolaannya, 2
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
hingga pada akhirnya didirikan pula suatu lembaga khusus pengawasan wakaf. Oi beberapa negara Islam pada waktu itu, para hakim merupakan entitas yang turut serta mengawasi pengelolaan wakaf, seperti halnya para hakim di Baghdad. Pada
masa daulah
Abbasiyah,
pirnpina
lembaga
wakaf
disebut dengan shadr al-uiuquf yang bertugas mengawasi
pengelolaan wakaf serta menunjuk pihak-pihak tertentu untuk membantu fungsi pengawasan tersebut (Al-Kabisi, 2004: 28).
Perkembangan wakaf lebih jauh lagi terjadi pada masa Daulah Usmaniyah dimana pada masa itu dibuat peraturanperaturan yang memuat peraturan tentang pembagian macarnmacam tanah, peraturan transaksi barang dan keuntungan wakaf. Pada masa ini, pengelolaan wakaf berjalan lebih efektif karena telah terdapat beberapa peraturan yang mendukungnya. Sementara pada masa kini, pengelolaan wakaf berjalan semakin produktif. Bentuk harta benda yang diwakafkan pun mengalami perluasan, tidak hanya pada benda-benda tidak bergerak seperti tanah, melainkan juga dalam bentuk benda tak bergerak, dan benda-benda lain yang dapat diolah secara produktif dan menguntungkan. Terclapat beberapa negara masa kini dimana mayoritas penduduknya muslim telah menclayagunakan harta benda wakaf, baik dalam bentuk benda tak bergerak maupun tunai (uang) dalam berbagai transaksi dan upaya produktif sehingga harta benda wakaf tersebut memiliki kemanfataan yang sangat besar bagi ummat Islam itu sendiri. Negara-negara seperti Malaysia, Saudi Arabia, Mesir, Turki, dan Yordania teah mengeloal wakaf dengan sangat menarik. Wakaf yang Pendahuluan -
Bab 1
3
dilakukan oleh masyarakat di sana juga tidak sebatas pada tanah atau bangunan, melainkan juga berupa investasi saham, uang, real estate, tanah pertanian, flat, tempat ibadah dimana semuanya dikelola dengan sangat baik dan produktif. Dari sekilas catatan sejarah tersebut, maka menjadi terang bahwa wakaf memiliki peran dan posisi yang sangat strategis bagi pemberdayaan masyarakat, sehingga wakaf itu pula telah dicatat oleh sejarah sebagai salah satu bentuk dad perjalanan peradaban Islam itu sendiri.
B. Wakaf sebagai Pilar Perekonomian Umat Sebagaimana diuraikan sekilas diatas bahwa wakaf memiliki posisi dan peran penting dalam sejarah Islam, maka sudah selayaknya jika di Indonesia perlu dikembangkan berbagai langkah untuk mendayagunakan wakaf sebagai upaya pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan umat. Upaya pemberdayaan wakaf sebagai pilar ekonomi umat sebagaimana telah dikembangka di negara-negara berpenduduk mayoritas Islam hanya dapat dilakukan jika umat Islam menyadari posisi dan peran wakaf itu bagi mereka. Tampaknya, kesadaran ini pula yang belum sepenuhnya terdapat di sebagian kalangan umat Islam. Salah satu tujuan dari wakaf adalah membentuk suatu kebiasaan besedekah yang peruntukkannya memiliki kemanfataatan bagi umat. Dengan pengertian lain,wakaf dapat disetarakan dengan investasi dimana ia akan memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi masyarakat. Investasi dana wakaf sendiri memang tidak banyak dikupas dalam pendekatan fikih-fikih klasik, melainkan lebih banyak pada prinsip-prinsip urnumnya saja,
4
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
Kahf (1998) sendiri membedakan investasi dana wakaf dalam dua model, yaitu model pembiayaan wakaf secara tradisional dan secara institusional. Model investasi dana wakaf secara tradisional banyak dikembangkan dan diperbincangkan dalam fikih-fikih klasik, seperti pinjaman, kontrak sewa jangka panjang (hukr), sewa dengan dua pembayaran (ijaratain), penambahan harta wakaf baru, dan pengganti harta wakaf. Sementara moclel pembiayaan wakaf secara institusional dilakukan melalui suatu lembaga yang secara khusus dibentuk untuk pengelolaan harta wakaf secara profesional, tetapi dengan tidak meninggalkan prinsip dasar investasi yang baik, seperti bagi hasil, bagi fisiko, jual-beli, clan sewa. Berbagai lernbaga keuangan syari'ah dan perbankan syari'ah rnisalnya, merupakan lembaga yang clapat dijadikan sebagai stakeholderinvestasi dan pengembangan harta wakaf karena lernbaga-lernbaga tersebut dapat mempertanggung jawabkan secara publik. Apapun pilihan pengembangan harta wakaf yang dikelola secara profesional, maka pada dasarnya memiliki tujuan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat yang pada akhirnya akan mewuudkan kesejahteraan umat. Itulah sebabnya, sejak masa-rnasa awal Islam, baik yang sudah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad saw maupu oleh para sahabat bahwa wakaf dapat membangun suatu tonggak atau pilak ekonomi umat yang mengangkat manusia clari berbagai kesulitan hidup. Wakaf, clengan demikian merupakan bentuk dari pemberdayaan ekonomi umat yang komitmen pada perwujudan kesejahteraan.
Pendahuluan --- Bab 1
5
C.
Peta dan Peluang Pemberdayaan Indonesia
Wakaf Produktif di
Harta wakaf tidak hanya dikelola dan diperumukkan untuk kegiatan-kegiatan ibadah yang berdimensi ritual semata, melainkan juga dapat dikembangkan secara produktif dalam berbagai bentuk pengembangan investasi clan kegiatan ekonomi lainnya. Sejauh ini, Kernenterian Agama sendiri telah melakukan kajian mengenai peta dan peluang pemberdayaan wakaf produktif di Indonesia. Selain itu juga telah memberikan dana stimulan sebagai pendorong bagi masyarakat untuk mengembangkan harta wakaf yang ada secara lebih produktif dan menguntungkan.
1. Pemetaan Jenis Usaha Terdapat beberapa jenis usaha yang dapat dikembangkan sebagai upaya pemberclayaan wakaf produktif di Indonesia. Sejak tahun 2005 yang lalu, di beberapa provinsi di Indonesia telah terdapat kegiatan-kegiatan usaha ekonomi pemberdayaan wakaf produkrif. Beberapa provinsi seperti Bali, Surnatera Utara, Banten, jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Barat merupakan deret dari nama-nama provinsi yang di salah satu wilayahnya menjadi ternpat kegiatan pemberdayaan wakaf produktif dengan bentuk yang bermacam-macarn. Perbedaan bentuk pemberdayaan wakaf produktif itu sendiri tentu saja dilakukan dengan medasarkan diri pada hasil pemetaan terhadap potensi pengembangan ekonomi di
6
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
daerah tersebut sehingga investasi dana yang dipakai untuk pemberdayaan wakaf produktif dapat mencapai ketepatan sasaran, menguntungkan, dan bermanfaat. Secara umum, peta pemberdayaan wakaf produktif yang telah dipraktikkan selama ini dapat digolongkan kedalam berbagai bentuk. a) Wakaf produktif dalam bentuk penokean
Pertokoan disini clapat berupa Toko Serba Ada (Toserba), swalayan mini, pusat perbenlajaan (shopping center), mini market, dan sebagainya. Sisi produktifitas perlu mempertimbangkan sisi lokasi geografis dan dernograflsnya sehingga ia akan clapat tepat sasaran pasar yang clibiclik. Ienis wakaf produktif dalarn bentuk pertokoan ini telah elikembangkan eli Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Bali, dan beberapa tempat lain. b) Wakafproduktifpelayanan kesebatan Beberapa wakaf procluktif yang telah clan tetap merniliki peluang usaha eli bidang ini dapat berbentuk ruang rawat inap, klinik, apotek, dan sebagainya. c) Wakaf produktif peternakan dan perikanan Bentuk wakaf produktif elibidang ini dapat berupa peternakan dan perikanan yang sampai saat ini masih rnenggiurkan. Peternakan ayam, kambing, sapi, penggemukan sapi, tambak ikan rnerupakan jenis usaha yang masih menjanjikan, Usaha ini pun dilaksanakan oleh Pondok Pesantren al-Anwar Rembang, Jawa Tengah. Pendahuluan
--- Bab 1
7
Wakaf produktif pelayanan pendidikan dan pelatiban Dalam hal ini pemberdayaan wakaf produktif dapat berupa penclirian lembaga pendidikan, gedung perkuliahan, balai pelatihan, ruang kegiatan belajar, gedung serba guna, dan sebagainya. e) Wakafproduktifpusat bisnis Pemberdayaan wakaf produktif seperti ini dapat berupa gedung pusat bisnis dimana clidalamnya terdapat berbagai bentuk jenis usaha. f) Wakaf produktif Stasiun Pengisian Bahan Bakar
d)
Umum (SPEU)
Kegiatan usaha ini memang membutuhkan dana yang tidak sedikit, tetapi dapat diupayakan jib pengurus clan pengelola harta wakaf merniliki suatu perencanaan dan keinginan yang kuat. Pemberdayaan produktif seperti ini dilakukan oleh Yayasan Bina Bhakti Ummat Nurul Hidayah, Tangerang-Banten. g) Wakaj produktif sewa/kontrak tempat tinggal Pemberdayaan wakaf produktif jenis ini dapat berupa rumah kost atau rumah kontrak yang biasanya memiliki peluang strategis di daerahdaerah yang berdekatan dengan pusat pendidikan atau pusat bisnis. 2. Analisis SWOT
Untuk menentukan jenis usaha melaluipemberdayaan wakaf produktif, maka perlu dilakukan suatu kajian dan analisis mengenai peta dan peluang usaha yang akan 8
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
..
dijalankan. Dalam konteks ini dan yang secara umum dilakukan oleh banyak pihak yang telah menjalankan jenis usaha ini adalah dengan menggunakan analisis Strengbt (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threats (ancaman) atau yang popular disebut dengan analisis SWOT. Analisis ini dipakai untuk menelaah kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada dalam proses melakukan pemetaan terhadap peta jenis usaha yang akan dijalankan. Setelah melakukan analisis terhadap jenis usaha yang akan dijalankan, maka disusunJah strategi-strategl untuk memperkuat kekuatan dan peluang serta strategi menanggulangi kelemahan dan ancaman. Formulasi strategis terse but rnenjadi bahan acuan yang meyakinkan tentang pilihan jenis usaha baru yang akan dijalankan. Contoh: ]enis Usaha:
_
Faktor Internal:
I
1 Kekuatan (Strenght)
21 Kelemahan (Weakness)
I I
Faktor Eksternal:
11 Peluang(Opport!JllilJl) I
2 Ancaman (Threats)
I
I
Pendahuluan --- Bab 1
9
Fonnulasi strategis: Strategi Internal Strategi Eksternal
Kekuatan (Strenght)
Kelemahan (Weakness)
Peluang(Opportuniy)
Ancaman (Threats)
10
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
Dab 2
GAMBARAN UMUM, TUJUAN, MANFAAT, DAN PETUNJUK A. Gambaran Umum
Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf merupakan landasan kebijakan bagi pemerintah untuk melakukan beberapa hal penting, di antaranya. pertama, memasyarakatkan wakaf dari sekedar ruang ibadah menjadi bagian dari upaya kesejahteraan sosial. Kedua, pendayagunaan asset yang dimiliki oleh masyarakat untuk dijadikan sebagai peluang usaha-usaha yang lebih produktif dan pada akhirnya bermanfaat bagi kehidupan masyarakat itu sendiri. Ketiga, perlindungan asset ekonomi masyarakat dari kemungkinan terjadinya pencerabutan yang bertentangan dengan ketentuan hukum. Ketiga dimensi yang termuat di dalam peraturan perundang-undangan tentang Wakaf itu sudah sepatutnya diwujudkan dalam berbagai kondisi yang lebih konkret sehingga fenomena perwakafan di Indonesia memiliki keragaman yang seluruhnya mengarah pada penguatan kesejahteraan masyarakat, baik secara lahir maupun batin.
11
Sebagaimana yang telah disinggung pada bab sebelumnya bahwa peluang wakaf produktif di Indonesia sangatlah besar dan ia dapat menjadi suatu tatanan ekonomi baru (new economic order)
yang bennanfaat untuk menunjang
ekonomi umat. Buku Pedoman Penyusunan Proposal Wakaf Produktif ini merupakan arahan bagi masyarakat untuk menyusun suatu rancangan pengelolaan wakaf produktif. Penyusunan buku pedoman ini menjadi penting karena tidak sedikit dari masyarakat yang membutuhkan penjelasan secara lebih terperinci dan gamblang tentang bagaimana menyusun suatu "arsitektur" pengelolaan wakaf produktif di tengahtengah kehidupan mereka. Kemampuan untuk membuat suatu rancang-bangun pengelolaan wakaf produktif bukan hanya menggambarkan kapabilitas dalam mendayagunakan asset ekonomi yang ada, melainkan juga sebagai cermin dari profesionalitas pengelolaan asset ekonomi yang berdaya -guna. Kemampuan-kemampuan tersebut sangat diperlukan karena wakaf produktif bukanlah suatu kerja dan karya ekonomi berdimensi tunggal-pnbadi, rnelainkan melibatkan sisi sosial, yaitu komitmen terhadap kesejahteraan masyarakat. Secara umum, proposal wakaf produktif dibuat adalah untuk memudahkan bagi penyusun maupun penerima proposal untuk membaca dan mempelajari tawaran usaha yang akan dijalankan. Proposal wakaf produktif berisi data atau informasi calon nasabah mengenai usaha yang akan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan bantuan dari lembaga keuangan atau lembaga lainnya yang diberi otoritas
unruk mernberikan
bantuan
yang diharapkan.
Karena
proposal tersebut akan dipelajari oleh pihak-pihak lain, maka 12
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
proposal tersebut harus disusun secara menarik, rapi, logisrasional, dan sistematis sehingga ia tidak hanya akan menarik perhatian lembaga-lembaga pemberi bantuan keuangan, melainkan juga memudahkan bagi para analis usaha untuk mernpelajari dan menilai berbagai kemungkinan usaha yang akan dijalankan. Oleh sebab itu, menyusun proposal tidak sernata-mata mengandalkan kemampuan dari sisi subjek yang mengajukan bantu an, melainkan juga dari sisi perspektif lembaga keuangan. Penyusun proposal sebaiknya mengetahui data dan inforrnasi yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan yang digunakan untuk memberikan keputusan disetujui atau tidaknya proposal yang diajukan. Dalam dunia perbankan dan bisnis finansial lainnya, para analis dan juga lembaga keuangan yang akan memberikan bantuan kepada calon nasabah, biasanya akan menilai proposal yang diajukan berdasarkan dua konsep utama, yaitu bankable dan
feasible. Bankable artinya memenuhi persyaratan bank. Istilah tersebut juga dapat digunakan untuk sektor lainnya bahwa proposal apapun yang diajukan diharuskan untuk memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh lembaga yang memiliki otoritas untuk memberikan bantuan. Dalam dunia perbankan sendiri, suatu proposal akan diuji melalui suatu analisis yang dikenal dengan sebutan 5C + 3R (Character/sf/at, Collateral/jaminan, Capital/modal utama, Capacity/hemampuan, Conditionlkondisi + Return/kembali, Repayment/pembayaran, dan Risk/risieo). Sementara feasible (kelayakan), yaitu suatu kondisi yang dianggap layak oleh pemberi bantuan terhadap jenis usaha yang akan dijalankan oleh pihak yang mengajukan bantuan. Gambaran Umum, Tujuan, Manfaat, dan Petunjuk --- Bab 2
13
14
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
Dengan menyusun proposal yang menarik, rapi, dan sistematis maka hal tersebut akan mendapatkan keuntungan tersendiri, yaitu: Pertama, dari pihak yang mengajukan proposal, maka
ia akan memperoleh beberapa hal sebagai berikut: 1. Identitas dan profil akan dikenali oleh investor 2. Merupakan upaya untuk membentuk kepercayaan diri (self confidence) 3. Memperjelas jenis usaha yang dijalankan 4. Memperjelas manfaat usaha bagi Mauquf 'alaih 5. Memperjelas manfaat usaha bagi Pengembangan Masyarakat Sekitar dan Investor 6. Mendapatkan Mitra Pengembangan Wakaf Produktifl Investor 7. Sebagai PanduaniTarget Pelaksanaan. Kedua, bagi investor akan memperoleh hal-hal sebagai berikut: 1. Memudahkan investor melakukan evaluasi proposal 2. Meyakinkan investor bahwa dana bantuan jatuh ke tangan yang tepat: a. Administrasi Wakaf dan Nazhir yang Baik b. Tidak dalam Sengketa c. Nazhir Profesional dan Amanah 3. Bantuan yang diberikan akan digunakan untuk menggerakkan ekonomi setempat 4. ]enis usaha memilikiprospek yang cerah&menguntungkan investor 5. Pelaporan, akuntabilitas dan transparansi terjamin
Gambaran Umum, Tujuan, Manfaat, dan Petunjuk --
Bab 2
15
B. Tujuan Secara umum, penyusunan buku pecloman ini bertujuan untuk mengarahkan masyarakat dalam membuat proposal wakaf produktif yang akan diajukan ke lembaga keuangan, investor, clonatur, clan pihak-pihak lain yang memiliki otoritas dalam mernberikan bantuan. Secara khusus, penyusunan buku pedoman ini bertujuan: 1. Memberikan pedoman bagi masyarakat dalam menyusun proposal wakaf produktif yang terrencana, menarik, rapi, dan sistematis. 2. Menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan dan pengelolaan wakaf produktif. 3. Memberikan alat bantu untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan jenis usaha berbasis wakaf produktif yang dijalankan.
c. Manfaat Pedoman buku pedoman penyusunan wakaf produktif ini dapat digunakan dan memiliki manfaat bagi siapapun yang berkehendak untuk mengajukan bantu an atau investasi wakaf produktif. Di samping itu, buku pedoman ini diharapkan mampu mendorong berbagai pihak dari masyarakat untuk menyusun rancangan wakaf produktif dalarn berbagai jenis usaha yang menguntungkan masyarakat dengan tanpa meninggalkan nilai ibadahnya.
16
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
D. Petunjuk
Pedoman ini merupakan suatu naskah yang berisi tentang cara-cara dan langkah-langkah untuk mengarahkan pembaca atau siapapun dari masyarakat yang hendak rnengajukan permohonan bantuan pemberdayaan wakaf produktif. Pedoman ini pun disusun dengan posisi konseptual yang bersifat urnum, sehingga ia memerlukan dan juga memberikan kelenturan untuk mengembangkan substansi proposal yang ingin diajukan sejauh tidak bertentangan secara prinsipil dengan berbagai ketentuan yang dimuat clidalamnya dan juga tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Secara umum, pecloman ini memuat tiga kandungan wawasan yang saling mendukung satu sarna lain, yaitu: pertama, wawasan yang bersifat gagasan konseptual yang clisusun clan dijabarkan dengan merujuk pada konsep akademik yang disusun oleh para ahli, ilmuwan, peneliti, dan sebagainya. Kedua, ringkasan yang clisusun secara teknis untuk memudahkan bagi siapapun untuk menelaah isi pedoman secara lebih praktis, Ketiga, contoh pembuatan proposal wakaf produktif yang diarnbil dari salah satu proposal yang pernah diajukan oleh salah-satu lembaga pemberdayaan wakaf di Indonesia. Dengan menjabarkan rigakandungan wawasan tersebut, maka setiap pembaca clapat memilih untuk menelaah bagian-bagian teknis dan praktis tetapi tanpa mengabaikan sisi konseptualnya. Disamping itu, untuk mempermudah penggunaan pedoman ini maka dianjurkan untuk melakukan konsultasi atau kerjasarna clengan berbagai pihak yang dapat Gambaran Umum, Tujuan, Manfaat, dan Petunjuk --
Bab 2
17
mebimbing atau memberikan arahan demi tercapainya tujuan pemberdayaan wakaf produktif.
18
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
Bab 3
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL A. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan eksekutif (executive summary) merupakan ringkasan umum dari proposal yang disusun dan diajukan serta diletakkan di bagian terdepan proposal. Ringkasan eksekutif ini sangat penting untuk memudahkan bagi analis (analyst) atau investor dalam menilai isi dan substansi yang termuat didalam proposal. Terdapat beberapa kriteria umum didalam membuat ringkasan eksekutif, yaitu: 1. Ia diletakkan pada bagian terdepan dari proposal, tetapi dibuat paling akhir setelah seluruh isi proposal selesai disusun. 2. Maksimum dua halaman. 3. Menghimpun semua informasi penting, tapi harus dapat dijelaskan dengan cepat dan dapat dimengerti, biasanya hanya memerlukan waktu tidak lebih dari 5 menit. 4. Informasi penting dan wajib ada pada ringkasan eksekutif adalah: 19
a. Lokasi Tanah Wakaf Produktif b. Tujuan Wakif
c. Siapa Mauquf 'alaib d. Siapa Nazhir e. Ienis usaha yang diusulkan dan produk yang akan dihasilkan f. Konsumen yang dibidik (sasaran atau target usaha) g. Prospek Perkembangan Usaha h. Jumlal1 Dana Wakaf Produktif yang Dibutuhkan i. Rencana Penggunaan Dana Wakaf Produktif j. Efek positif usaha bagi mauquf 'alaib dan lingkungan setempat. k. Perkiraan Pendapatan dan Rencana Penggunaan Pendapatan 5. Ringkasan Eksekutif harus akurat, lengkap dan padat serta menggelorakan optimisme/semangat keberhasilan B. Gambaran Umum
Garnbaran umum menjelaskan tentang garis-garis besar proposal yang disusun. Didalamnya menjelaskan tentang latar-belakang dari keinginan menjalankan jenis usaha yang dipilih. Secara sederhana, di bagian latar-belakang itu adalah menjawab pertanyaan. mengapa jenis usaha tersebut perlu dijalankan dan bagaimana mekanisme yang dipakai untuk mendukung jenis usaha tersebut? Didalam gambaran umum, perlu dijelaskan beberapa hal sebagai berikut: 1. Riwayat Wakaf
Riwayat wakaf ini menjelaskan tentang sejarah singkat dari wakaf yang ada, sehingga ia meyakinkan analis clan 20
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
investor bahwa wakaf tersebut memiliki asal-usul dan diketahui oleh banyak pihak.
2. Lokasi dan Kondisi Harta Benda Wakaf Poin ini menjelaskan tentang letak kewilayahan wakaf, tennasuk keterjangkauan dari titik-titikyang dinilai strategis. Sedangkan kondisi harta benda wakaf menjelaskan tentang kelayakan serta status harta benda wakaf, terrnasuk apakah ia sedang berada pacta atau berpotensi menimbulkan sengketa bagi pihak-pihak tertentu.
3. Riwayat Naxbir Bagian ini menjelaskan tentang sejarah singkat dan profil clad nazhir. Hal ini menjadi penting untuk dinilai kelayakan dan tingkat kepercayaan (amanah) yang dimiliki oleh nazhir tersebut sehingga analyst clan investor semakin yakin bahwa bantuan atau investasi yang diberikan akan digunakan untuk jenis usaha yang baik serta mengunrungkan. Disamping iUI, Nazbir juga harus memiliki data-data administratif yang lengkap dan sah sehingga seluruh proses dan usaha yang c1ijalankan dapat memperoleh kepercayaan clan dapat dipertanggungjawabkan. 4. Visi dan MisiNazl.1ir Bagian ini menjelaskan tentang visi atau angan-angan jangka panjang sebagai tujuan utama dari wakaf produktif yang acla. Angan-angan jangka tersebut hams dituangkan dan dijabarkan melalui misi (penjabaran yang lebih konkret) yang akan rnewujudkan visi yang dibangun. Itulah sebabnya, visi dan misi hams memiliki korelasi yang kuat.
Petunjuk Teknis Penyusunan Proposal --
Bab 3
21
5. Latar Belakang Pemilihan Usaha yang akan dijalankan Bagian ini menjelaskan tentang latar-belakang jenis usaha yang akan dijalankan. Ia menguraikan riwayat jenis usaha dan alasan yang mendasar mengapa jenis usaha tersebut yang dipilih. Dengan pengertian lain, jenis usaha yang dipilih memiliki rasionalisasi yang dapat diterima. Di samping itu, perlu pula diutarakan alasan-alasan yang mencakup: a. Hasil pengamatan terhadap pasar/permintaan. b. Hasilpengamatan terhadap pesaing/usaha sejenis yang ada. c. Cara dan strategi yang dipakai untuk mengoptimalkan harta benda wakaf dalam menjalankan usaha yang dipilih. d. Adanya kemampuan Nazbir menjalankan usaha tersebut C. Usaha yang akan Dijalankan
Usaha yang akan dijalankan tentunya merupakan jenis usaha yang sedikitnya merniliki tiga dimensi sinergis, yaitu: menguntungkan, bermanfaat, dan bernilai ibadah. Oleh sebab itu, sebelum menentukan jenis usaha ada baiknya untuk melakukan pemetaan jenis usaha atau riset tentang kondisi usaha yang ada di daerah sekitar. Pemetaan jenis usaha tidak hanya diarahkan pada perbandingan dengan berbagai jensi usaha lain yang sudah ada, melainkan juga dengan konsisi sosial-ekonomi yang berkembang di wilayah setempat sehingga jenis usaha tersebut memiliki peluang dan potensi untuk rnaju dan berkembang. Pemetaan jenis usaha dapat dilakukan dengan menggunakan matriks berikut: 22
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
No
[enis
Pelaksana
Waktu
Usaha
Wilayah Sasaran
Kondisi Masalah Potensi saatini
Melalui pemetaan jenis usaha yang baik, maka akan memudahkan untuk menentukan jenis usaha baru. Disamping itu, dengan mengetahui berbagai kendala jenis usaha yang telah ada, juga akan mudah membenahi kendala tersebut sehingga jenis usaha yang akan dijalankan lebih berpotensi utuk terhindar dari kendala-kendala yang sudah ada.
D.RencanaPe~aran David (2006)mengatakan bahwa pemasaran merupakan strategi yang menghubungkan antara penjual produk dengan konsumen. Singkatnya, pemasaran merupakan strategi untuk menjual produk tertentu. Dalam berbagai teori tentang pemasaran, terdapat beberapa konsep penting yang biasanya harus dikuasai oleh para produsen dalam rangka memasarkan produk mereka. 1. Segmentasi Suatu cara untuk mengenali dan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang mempunyai kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda dan yang mungkin memerlukan produk atau program pemasaran terpisah. Segmentasi merupakan upaya yang sangat penting dilakukan untuk mengetahui potensi konsumen yang akan dibidik menjadi target pasar produksi karena pada dasarnya setiap konsumen rnemiliki kecenderungan yang berbeda dalam menentukan pilihan terhadap hasil produksi usaha. Potensi tersebut perlu dipilih dan dipilah berdasarkan kekhususankekhususan yang dirniliki. PetunjukTeknis Penyusunan Proposal--
Bab 3
23
Sampai mekanisme pasar. Tetapi berdasarkan
sejauh ini sepertinya belum terdapat saru yang tunggal untuk menentukan segmentasi secara umum, segmentasi pasar dapat dilakukan beberapa pertimbangan, seperti: letak geografis
(wilayah), demografis (usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, income, agama, suku, pendidikan), psikografis (gaya
hidup, kebutuhan, kelas sosial), behavioristik (berdasarkan perilaku, sikap, penggunaan, manfaat, dan respon terhadap produk). Strategi segmentasi memang berbeda dengan strategi agregasi pasar yang hanya menganggap bahwa semua konsumen memiliki kecenderungan pilihan yang sama pada satu jenis produk. Strategi agregasi lebih layak digunakan apabila kebutuhan konsumen relatif homogen. Gambar 3.1. Dimerisi Segmentasi
pendidikan. agama, suku
Contch: Wakaf Produkttf Usaha Preperti di deerab perkotean
Contclu
kebutuhan, kelas sostal
respons terhadap produk
Conloh:
W"bf Pro.duktif
Wakaf Produktif
Usaha t(ontrakan untek mebeslswa perempuan
Usaha $ohowroom untuf.; kelas ~neng!th keetes
Contoh: Wakaf Produktit Osah.'t JUiI produk
makanan& mlnulllan herbal
Surnber: Diolah dari Kotler (2000)
Dengan menentukan strategi segmentasi maka akan diperoleh beberapa manfaat, diantaranya: pertama, dapat 24
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
melakukan proses identifikasi kesempatan pemasaran yang lebih baik. Kedua, mampu mengalokasikan sumberdaya
secara tepat sesuai dengan kemampuan produksi dan ketepatan konsumsi. Ketiga, dengan melakukan segmentasi, maka akan memberikan arah yang jelas bagi upaya promosi dan juga kampanye pemasaran bagi target pasar yang dibidik. Keempat, menentukan strategi komunikasi yang efektif clan efisien. Kesemua itu dilakukan adalah dalam rangka untuk memperoleh keuntungan produksi. 2. Target Pasar Proses ini merupakan suatu cara untuk menilai daya tarik masing-rnasing segmen pasar lalu menentukan pilihan kepada satu atau lebih jumlah segmen yang dimasuki. Dengan pengertian lain, market targeting adalah menentukan dan menetapkan segmen pasar yang rnenjadi sasaran produksi. Misalnya, untuk wakaf produktif berbentuk kontrakan yang berada eli wilayah kampus (Perguruan Tinggi), maka segmentasi pasar dapat terdiri dari mahasiswa laki-laki atau perempuan, karyawan karnpus, sedikit dosen, dan sebagainya. Dari sekian segmen yang ada clan dengan rnelakukan penilaian terhadap kondisi lingkungan sosial yang ada di sekitar kampus, maka dapat ditetapkan pilihan (target) untuk mahasiswa saja, Penentuan target pasar ini sangat penting dengan alasan bahwa kondisi konsumen sangatlah beragam dan bervariasi, baik dari segi keinginan maupun kebutuhan mereka sehingga suaru pelaku usaha tidak mampu melayani seluruh konsumen atau pembeli yang ada di pasar. Pada keaclaan seperti ini, maka pelaku usaha harus mengidentifikasi dan menentukan pilihan bagian pasar yang akan dituju dan dilayani. Oleh Petunjuk Teknis Penyusunan Proposal--
Bab 3
25
sebab itu, target pasar cenderung
bersifat hornogen, dalarn
arti keadaan sasaran yang rnerniliki kecenderungan
keinginan
dan kebutuhan yang relatif sarna. Penetapan target pasar rnerniliki beberapa rnanfaat, diantaranya: 1. Dapat rnengernbangkan posisi produk dan strategi bauran pernasaran (marketing mix). Bauran pernasaran
rnerupakan alat pernasaran taktis untuk rnendapatkan respons di pasar sasaran. Secara urnum, alat yang dipakai untuk strategi bauran pernasaran ialah melalui penentuan produk (product), harga (price), prornosi (promotion), dan tempat (place). 2. Membidik peluang pasar lebih luas untuk digunakan sebagai sasaran bagi produk baru. 3. Mendapatkan efisiensidan efektifitasterhada p keterbatasan surnber daya. 4. Dapat rnengantisipasi persaingan. Untuk menentukan target pasar, dapat dilakukan beberapa langkah sebagaimana yang diperlihatkan didalam gambar berikut. Gambar 3.2. Alur Strategi Target Pasar Target Marketing Strategy
Segmentasi Pasar
Peneta pan Segmen
Sumber. Diolah dari Kotler (2000)
26
L.
Bauran Pemasaran
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
3. Diferensiasi Diferensiasi merupakan proses yang dilakukan untuk membedakan tawaran jenis usaha yangakan dijalankan dengan tawaran para pesaing usaha dalam rangka menciptakan nilai pelanggan yang tinggi. Didalam proses diferensiasi, maka pelaku usaha harus memasuki beberapa segmen pasar untuk dinilai berbagai persamaan dan perbedaan yang dimiliki berdasarkan kecenderungan dari rnasing kebutuhan dan keinginan segmen yang berbeda-beda. Dalam membicarakan diferensiasi, biasanya terdapat istilah diferensiasi pasar dan diferensiasi produk. Diferensiasi pasar termasuk dalam strategi segmentasi dimana ia merupakan proses menilai berbagai perbedaan kebutuhan dan keinginan segmen pasar. Karena ia merupakan strategi segmentasi, maka yang menjadi dasar dari perhatian adalah kebutuhanJkeinginan konsumen yang berbeda-beda dan tergantung pada permintaan pasar (market demands)' Sedangkan diferensiasi produk merupakan proses melakukan penilaian dan pembedaan terhadap produk suatu jenis usaha. Oleh sebab itu, diferensiasi produk bukanlah termasukstrategisegmentasi. Diferensiasi produkmendasarkan diri pada orientasi dari sisi pengadaan produknya (supply side oriented). Biasanya, pembedaan tersebut dilakukan melalui merek, ukuran, warna, bau, dan kemasan produk. Diferensiasi produk ini dilakukan untuk membedakan produk jenis usaha yang akan dijalankan dengan produk jenis usaha yang dijalankan oleh para pesaing. Diferensiasi tersebut dilakukan untuk mendapatkan posisi keunggulan produk jenis usaha. Oleh sebab itu, sebuah pembedaan akan memiliki suatu nilai ketika ia memenuhi beberapa kriteria umum, seperti: PetunjukTeknis Penyusunan Proposal---
Bab 3
27
suatu produk yang ditawarkan dinilai memberikan manfaatbagi konsumen sehingga keberadaannya dianggap memiliki nilai penting. Terbedakan. Artinya, cara-cara penawaran yang dilakukan sangatlah khusus. Unggul. Artinya, produk jenis usaha sinilai memiliki nilai lebih dibanding dengan produk yang ditawarkan oleh jenis usaha lain. Dimiliki satu pihak. Artinya, produk jenis usaha yang ditawarkan tidak dimiliki oleh pihak lain, atau memiliki kesulitan tertentu untuk dilakukan peniruan. Terjangkau. Perbedaan yang dimiliki mampu dibeli oleh konsumen. Menguntungkan. Dengan adanya perbedaan tersebut, maka pelaku jenis usaha tertentu akan mendapatkan keuntungan/laba.
a. Penting.
b. c.
d.
e. f.
Artinya,
4. Penetapan Posisi Positioning adalah penetapan posisi produk jenis usaha
didalam benak konsumen (target pasar). Dalam konteks produk, maka posisi produk jenis usaha hams jelas sehingga ia akan menjadi pilihan target pasar. Positioning dilakukan untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan produk yang ada di pasar pada benak konsumen. Setelah melakukan diferensiasi (pembedaan), maka biasanya akan diketahui dimana Ietak keunggulan suatu produk dad jenis usaha tertentu. Dengan melakukan posisi diri diharapkan akan membentuk citra produk jenis usaha yang dapat melekat di benak pelanggan (Kotler, 2000). Kasali (1998) mengatakan bahwa positioning merupakan strategi
28
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar produk mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap produk dalam bentuk hubungan asosiatif. Sejalan clengan pemikiran Kasali adalah ungkapan dari Al Ries dan]. Trout (2002) yang menjelaskan bahwa penentuan posisi (positioning) merupakan suatu proses yang dilakukan
oleh pelaku usaha untuk menempatkan produk pacta pikiran calon konsumen. Dengen pengertian lain, penentuan posisi juga merupakan suatu strategi untuk mengkomunikasikan manfaat produk dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen (Setiadi, 2003). Oleh sebab itu, Kasali (1998) mengingatkan bahwa setiap pelaku usaha harus menghindari kernungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam menentukan posisi produk. Di antara kesalahan-kesalahan tersebut, yaitu: 1. Penentuan POStSl yang berstandar-kurang (underpositioning), yaitu kesamaran (ketidakjelasan) merek produk sehingga konsumen tidak mendapatkan dan merasakan sesuatu yang khusus dari produk tersebut. 2. Penentuan posisi yang berlebihan Ccuerpositioning), yaitu adanya citra yang terlalu sempit terhadap merek yang ada di benak konsumen. 3. Penentuan posisi yang membingungkan (confused positioning), yaitu aclanya suatu citra merek yang membingungkan pada benak konsumen karena pelaku usaha terlalu sering mernbuat pengakuan atau mengubah posisi merek tersebut. Kebingungan ini dapat berdampak pada turunnya kepercayaan konsumen terhadap suatu merek atau produk jenis usaha. PetunjukTeknis Penyusunan Proposal---
Bab 3
29
4.
Penentuan posisi yang meragukan (doubtjulpositionin[j),
yaitu adanya sesuatu yang meragukan benak konsumen terhadap merek yang dapat dipengaruhi oleh harga atau ciri khusus suatu produk. Misainya, suatu jenis produk yang terksan bagus tetapi dengan harga yang sangat murah justru dapat meragukan konsumen karen a dianggap tidak patut menurut penilaian konsumen sendiri. Karena penentuan posisi lUI dilakukan untuk memperkuat penerimaan suatu nilai produk pada konsumen, maka ia harus dijabarkan dalam suatu bentuk strategis yang mudah ditangkap oleh setiap konsumen. Menurut Kasali (1998), berbagai cara penentuan posisi dapat dilakukan dengan mengembangkan beberapa Iangkah, antara lain : a. Positioning berdasarkan perbedaan produk. Positioning ini dilihat dari Ietak perbedaan produk terhadap produk milik pesaing (unique productjeature). Hanya saja, cara ini dianggap memiliki kelernahan karena penentuan posisi dengan cara ini dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing. b. Positioning berdasarkan manfaat produk. Manfaat yang dimaksud disini dapat berupa manfaat ekonomis (murah dan berkualitas), fisik (kuat, tahan lama), dan emosional (meningkatkan image diri konsumen) Manfaat produk dapat dimana kesemua manfaat tersebut memang dianggap penting dan dibutuhkan oleh konsumen. c. Positioning berdasarkan pemakaian. Positioning ini berdasarkan pada kegunaan ketika memakai produk dan sesuai dengan keunggulan produk. 30
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
berdasarkan kategori produk. Positioning yang biasa dilakukan oleh produk-produk baru yang muncul dalam suatu kategori produk. e. Positioningcuhadapan atau di antara pesaing. Positioning ini dilakukan dengan mencermati dan menilai suatu produk dengan produk-produk lainnya. f Positioning melalui imajinasi. Positioning ini dilakukan dengan menggunakan imajinasi konsumen terhadap sesuatu yang dianggap penting seperti tempat, orang, benda-benda, situasi dan lainnya. g. Positioning berdasarkan masalah. Positioning ini biasanya dilakukan ketika rnemunculkan produk baru yang belum dikenal sarna sekali oleh konsumen. Sebagai suatu produk baru, yang ditonjolkan dengan cara ini adalah bagaimana memberikan solusi baru bagi masalah yang dihadapi oleh konsumen. Dari uraian di atas, maka rencana pemasaran produk melalui wakaf produktif dapat digambarkan sebagai berikut. d.
Positioning
Petunjuk Teknis Penyusunan Proposal --
Bab 3
31
Gambar 3.3. Alur Strategi Pemasaran M(lrk~Mg S"o~gy
'eAl.U.. ha
I
toll!ioUtnen
Pl'odu"_'" '",C4IIr.JideO'~,ted
- D'~nsi
G,,·oer.f.~
Ointen1ol f)e-n)()gt'afli.
• o,rnefl!'.(I-'~kografl~ • f)u~Il&l8 ..hdyio,.
t)e.(bed~im p(Dduk Manf'ioiltPrc:,dllk Pem1Jir..,joilnJ)(pduk K.ltaSOt1 prOduk PelSl'lIn.g.t"d~pnPtOc:k,,, 1.1r, Ima:j,,,ni M.l.s~I1)h
SaIUf.(' P.,llih;U .. n
(:.L:uPillnPuilr P'm!,~lompok.:J t
PromosJ~ u.tl:l{'l. flm~Qn.1I'\ ren~9pqnl'Jaf'iiI'I ~U","'lo~ft/PiJbIk
PtrrWdl.,,~n
r@'l;JOon
TrCJ.l"'!opor1~1
Pen),U
iDI<."
1.at'gtruHS
• Oatt.rh,u~ R~b.t/dl\kon f'Qt(lnpn h,fBi Ulu ....
-
Kl:"r_i"IThl'r'J P(odUk
l(ualitn 09~~in (,II
pel'Ytbayarat'li Sy..1r.al k,,,tdll
Sumber: diolah dari Kotler (2000, Kasali (1998), dan modifikasi penulis
E. Rencana Operasional Setelah menetapkan jenis usaha yang akan dijalankan, maka perlu pula menjelaskan tentang rencana operasional yang akan dilakukan. Rencana operasional merupakan suatu 32
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
proses mendesain komponen dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan agar usaha yang telah dipilih dapat dijalankan. Dalam rencana operasional ini, yang harus diperhatikan adalah uraian dan penjelasan tentang rencana produksi, rencana lokasi dan perijinan. Dengan menjelaskan ketiga hal terse but, maka akan terbentuklah suatu skema rencana pelaksanaan jenis usaha yang rasional, legal, dan strategis.
1. Rencana produksi Produksi merupakan tahap yang sangat mendasar dalam menjalankan suatu jenis usaha. Pada tahap ini, yang dilakukan adalah bagaimana menciptakan suatu bentuk yang memiliki nilai dan harga untuk dijual kepada konsumen. Singkatnya, produksi adalah suatu proses meciptakan barang yang bernilai dan berharga untuk dijual kepada konsumen. Sementara rencana produksi adalah membuat suatu jadwal yang menjadi pegangan dan acuan dalam membuat induk produksi. Sebagai suatu tahap awal, rencana produksi yang dilakukan akan dapat menentukan aktivitas produksi yaitu sebagai referensi perencanaan yang lebih rinei. Rencana produksi juga bermanfaat untuk dapat menghitung seluruh kebutuhan produksi, rencana sumberdaya, dan menghitung stabilitas tenaga kerja dan produksi terhadap fluktuasi permintaan produk. Didalam rencana produksi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikanyaitu:teknikdan biayaproduksi,pengendalian kualitas produk, pelayanan konsurnen, pengendalian ketersediaan barang, dan pengembangan produk.
Petunjuk Teknis Penyusunan Proposal --
Bab 3
33
a. Teknik dan Biaya Produksi Teknik produksi merupakan cara-cara praktis dalam menciptakan barang jual. Dengan pengertian lain, teknik produksi
merupakan
cara
mendesain
(merancang)
pembuatan suatu produk melalui berbagai cara, metode, alat, dan sebagainya. Oleh karena itu, menguraikan teknik produksi berarti menjelaskan tentang tahapan aktivitas kerja dan metode yang dipakai dalam penciptaan atau pengadaan barang tertentu. Sementara biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang hams dikeluarkan oleh pelaku usaha dalam suatu proses produksi. Di dalam biaya produksi, hams memperhitungkan biaya tetap, biaya variabel, dan biaya total. Biaya tetap (fixed cost/PC) adalah biaya yang dikeluarkan oleh pelaku usaha (perusahaan) untuk menghasilkan sejumlah output (produk) tertentu, yang mana biaya tersebut besarnya tetap tidak tergantung dari output yang dihasilkan (Horgren, 1994: 29). Biaya seperti ini biasa disebut dengan biaya overhead atau biaya yang ticlak dapat clihindari (unavoidable cost). Karena sifatnya yang tetap, maka biaya ini tetap harus ada clan dikeluarkan meskipun seclang tidak melakukan produksi atau produksi dihentikan. Yang termasuk biaya tetap ini misalnya: gaji tenaga aclministrasi, penyusutan mesin, penyusutan gedung dan peralatan lain, sewa tanah, sewa kantor clan sewa gudang. Biaya tetap ini biasanya masuk dalam penghitungan biaya jangka pendek karena meskipun ia tetap harus dikeluarkan meskipun sedang tidak melakukan produksi, tetapi nilai biaya tersebut dapat berubah dalam jangka waktu atau periode yang panjang. 34
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan WakafProduktif
Sementara
biaya variabel (variabel cost/VG) adalah
biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari banyak sedikitnya output (produk) yang dihasilkan (Horngren, 1994: 29). Semakin besar jumlah output semakin besar pula biaya variabel yang harus dikeluarkan. Yang termasuk biaya variabel ini misalnya: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, atau listrik. Sedangkan biaya total (total costlTOadalah penjurnlahan antara biaya tetap dan biaya variabel. Disamping itu, terdapat juga yang disebut dengan biaya rata-rata, yaitu jumlah biaya total dibagi dengan jumlah produk. TC = FC + VC
Ket.:
TC = Total Cost (biaya total) FC = Fixed Cost (biaya tetap) VC = Varia bel Cost (biaya variabe) Didalam penyusunan proposal jenis usaha harus dijelaskan keseluruhan biaya produksi dengan mencantumkan penghitungan ringkas masing-masing biaya yang dibutuhkan. h. Pengendalian Kualitas (Quality Control) Pengendalian kualitas merupakan teknik yang dilakukan untuk melihat penyesuaian antara produk dengan standar yang telah direncanakan atau diinginkan. Dengan pengertian lain, pengendalian kualitas adalah suatu aktivitas untuk mencapai, mempertahankan dan mengembangkan kualitas suatu produk. PetunjukTeknis Penyusunan Proposal-
Bab 3
35
Oleh sebab itu, pengendalian kualitas akan dapat dilakukan keuka pelaku usaha memiliki kebijakan dan standar kualitas yang terrencana sehingga kualitas suatu produk akan diukur menurut kebijakan dan standar yang dimiliki. Secara umum, proses dan langkah-langkah pengendalian kualitas dilakukan dengan cara-cara sebagaimana tergambar dalam alur berikut. Gambar 3.4. Alur Pengendalian Kualitas PeJ~l<s.n•• n !Ind.ka~ koreklif a1a5ha,iI pemf'riluaan
c. Pelayanan KonsumeniPelanggan (Costumer Service) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pelayanan adalah upaya melayani kebutuhan orang lain. Dalam konteks hubungan antara penjual dan pembeli atau antara penyedia barang dengan pelanggan, maka dibutuhkan adalah nilai dan kualitas pelayanan. Pelayanan pelanggan harus berkualitas karena di satu sisi penjual membutuhkan pelanggan sebagai potensi daya serap barang, di sisi lain pelanggan adalah pihak yang mengharapkan. nilai guna yang bermanfaat dari suatu produk, kinerja, harga yang harus dikeluarkan memiliki kesetimpalan dengan nilai produk, dan penyajian produk barang dan jasa yang baik. Suatu produk akan dianggap bemilai oleh pelanggan ketika produk itu memuat sisi: kenyamanan dan kemudahan, mencerminkan reputasi perusahaan atau 36
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberclayaan WakafProduktif
pelaku usaha, dan menyiratkan kepentingan diri pelanggan. Dalam konteks ini, maka pelanggan menempati posisi
yang sangat penting bagi pelaku usaha dan juga nilai yang termuat dalam suatu produk. Bahkan dapat dikatakan bahwa nilai pelanggan memiliki kesetaraan dengan nilai produk itu sendiri, sehingga pelayanan kepada pelanggan harus memenuhi standar kualitas dan memuaskan. Oleh sebab itu, pelayanan pelanggan yang baik perlu memperhtungkan adanya beberapa unsur pelayanan sebagaimana terlihat pada matrik berikut. No
Unsur Pelayanan
Indikator lengkap & nyaman
1. Peralatan dan fasilitasyang 1
Pelayanan Fisik
2. Tempat yang memadai & nyaman 3. Profil petugas (pelayan) yang rapi & ramah
1. Ketepatan pelaksanaan layanan 2
Keandalan/konsistensi
2. Kesesuaian dengan prosedur 3. Tidak pilih kasih
3
Kesiapan dan kecepatan
1. Kecekatan petugas 2. Hemat waktu & tenaga
1. Kemampuan petugas 2. Kepercayaan pelanggan 4
Kepastian pelayanan
3. Keamanan pelanggan 4. Keramahan petugas 5. Penjaminan kehalalan, kesehatan, dll.
1. Kemudahan memperoleh 5
Kemudahan
pelayanan
2. Kejelasan informasi 3. Pemahaman pelanggan
Surnber: Modul Kewirausahaan SMK. Dirjen Dikdasrnen, Depdiknas kerjasarna dengan Universitas Pendldikan Indonesia. 2004.
d. Pengendalian Ketersediaan Barang (Inventory Control) Ketersediaan barang/rnaterial atau inventori adalah Petunjuk Teknis Penyusunan Proposal ---
Bab 3
37
gabungan dari barang dan material yang tersedia untuk penggunaan di dalam sebuah bisnis. Inventori dilakukan untuk menyediakan barang dengan penghitungan ratarata yang sarna antara jumlah barang dengan hitungan hari. Dengan pengertian lain, jumlah rata-rata barang yang tersedia selalu memenuhi jumlah hari yang ada. Pengendalian inventori ini dilakukan juga untuk menghindari stok berlebih (overstock) ataupun stok yang
tidak dibutuhkan (dead stock). Ketika pelau usaha atau perusahaan mampu melakukan pengendalian inventori dengan baik, maka akan dapat melakukan efisiensi biaya dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Disamping itu, pelaku usaha atau perusahaan juga dapat memastikan pemerataan stok. Biasanya, pelaku usaha atau perusahaan membagibagi stok dalam tiga kategori untuk memudahkan pengendalian yang diinginkan, yaitu: stok aman (safety stock), poin pemesanan (reorder point), dan jumlah pemesanan (reorder quantity). Stok aman adalah jumlah stok minimum yang harus ada dan siap pakai kapan saja. Poin pemesanan adalah level stok minimun yang harus dibuat.Jumlah pemesanan adalah jumlahyang harus dipesan ketika sudah mencapai level pemesanan (reorderpoint). Ketersediaan barang juga perlu mempertimbangkan hal yang sangat mendasar, ketersediaan bahan baku. Bahan baku ini biasanya membutuhkan analisis yang jitu agar ia dapat diperhitungkan ketetapan ketersediaannya atau terbatasnya bahan baku akibat faktor-faktor lain yang tidak diduga oleh pelaku usaha. Oleh sebab itu, pelaku usaha perlu melakukan beberapa rumusan penting, seperti: melakukan perkiraan/peramalan terhadap pketersediaan 38
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
bahan baku, harga bahan baku, biaya (pemesanan, pembelian, penyimpanan), nyata (penyerapan
persediaan pemakaian
bahan baku dalam proses produksi),
dan waktu tunggu (lead time) atau yang biasa diuraikan sebagai tenggang waktu antara waktu pemesanan dengan datangnya bahan baku. Dengan demikian, yang harus dipertimbangkan adalah bagaimana menyediakan barang yang selalu ada dan memenuhi jumlah rata-rata antara barang dan waktu, atau bagaimana menyediakan suatu stok yang aman (safety stock) (Fransiska, 2009). Salah satu cara yang dipakai untuk menetukan safety stock adalah dengan menggunakan rumus berikut. Safety Stock ~ (Pemakaian maksimum - pemakaian rata-rata) x tenggang waktu
Misalnya, perusahaan A memakai tepung terigu maksimal 600 kg per-minggu dengan rata-rata 400 kg untuk tenggang waktu selama 2 minggu. Maka data untuk safety stock yaitu: (600 - 400) x 2 = 200 kg
e. Pengembangan produk (Product Development) Pengembangan produk adalah upaya untuk memprbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada untuk meningkatkan penjualan (David, 2006). Strategi ini penting ketika perusahaanmenghadapi kondisi persaingan dalam industri yang semakin ketat. Pengembangan produk merupakan suatu inovasi yang cligambarkan dalam bentuk rangkaian kegiatan guna menghasilkan produk bam. Hippel (1985) mengatakan bahwa kriteria suatu produk clapat clikategorikan bam apabila clilihat dari sisi perusahaan maupun pasar clapat masuk ke clalam enam PetunjukTeknis Penyusunan Proposal---
Bab 3
39
golongan, yaitu: 1) Ia merupakan produk yang benar-benar baru yang dapat rnenciptakan pasar baru. 2) Ia merupakan produk yang pertama kalinya memasuki pasar yang sudah ada. 3) Ia merupakan produk yang menambah lini produk
yang sudah ada di suatu perusahaan. 4) Ia merupakan penyempumaan atas produk yang sudah ada. 5) Ia rnerupakan upaya penempatan kembali atau produk yang sudah ada dipasaran pada pasar baru atau segmen pasar bam. 6) Ia rnerupakan produk yang sama dengan produk yang sudah ada tetapi dengan harga yang lebih rendah. Oleh sebab itu, pengembangan produk membutuhkan suatu kapasitas dan modalitas serta analisis yang cukup memadai terhadap berbagai aspek sehingga mampu mencapai target yang diinginkan. Chandra (2002:125), mengatakan bahwa setidaknya terdapat enam tahap pokok pengembangan produk yang dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 3.5. Tahap Pengembangan Produk
· · • -
Sumber Ide: Kebutuban pelaAsgan Ilrnuan, karyawan Pesaing Pimpinan ma-najemen
Komersia lisasi
....... _........_
Analisis bisnis
Sumber Garnbar: diolah dari uraian Chandra (2002)
40
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
2. Rencana lokasi
Didalam proposal wakaf produktif harus disertakan rencanalokasiyangakandijadikansebagaitempatusaha.Lokasi yang dijadikan sebagai tempat usaha sebaiknya memenuhi prinsip-prinsip strategis, aman, dan menguntungkan. Secara umum, lokasi yang baik untuk tempat usaha memenuhi beberapa standar berikut, antara lain: a. Aksesibilitas, yaitu keterjangkauan lokasi yang mudah dikunjungi. b. Lingkungan, yaitu kondisi lingkungan fisik dan sosial usaha. Lingkungan fisik mengandaikan adanya kondisi yang bersih, nyaman, dan sehat. Sementara lingkungan sosial mengandaikan adanya kondisi yang aman, baik, dan religius. c. Potensi jumlah Customer, yaitu memperhitungkan perkiraan (estimasi) jumlah pengunjung melalui kepadatan penduduk dan kepadatan jalur trans portasi. d. Pesaing Terdekat, yaitu potensi persaingan yang dilakukan oleh pelaku usaha lain di lokasi yang sama. Oleh sebab itu, perlu dilakukan observasi jarak atau radius usaha dengan pelaku usaha lain yang sudah menjalankan jenis usaha yang serupa. 3. Perijinan Perijinan usaha diajukan kepada pihak yang berwenang. Perijinan usaha dilalui dengan perijian lokasi terlebih dahulu. Perijinan lokasi usaha telah diatur secara spesifik dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertahanan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 Tentang Izin Lokasi. Prosedur PetunjukTeknisPenyusunanProposal-
Bab3
41
yang dilalui untuk perijinan lokasi usaha dapat dilihat dalam gambar alur perijinan sebagai berikut. Prosedur Ijln Lokasl (P~A/KBPN No.2 tahun 1999)
WI"'MilAWlI~ I. Tl!lJllnndlri t SudfbdlWt>ll 3. Kio....... lndl!5lri C.OIorito ~._
I.ICTPPtll\Ol>o. 2.
All. ,,",.1111.
l.P'_"" 4. NPWP P
s.
.... 1Ii
i.KII""S15I1f-Ru 7.k,",~Jl'1If- (Jr I. ~;m P"1IIeQ1!8 sahim I 9, Soif>t ktttn.p. ......Ioh ...... pens &Il~i•• to~!t oleh
..",.,....,,,,1 ~~f:ttEtJltor~R
~'V!NJ\I~
I.So"","IUICo-III1.
2. LlIu2s..SOlIl-l tho l. Ifbil SOIll-3th. !IV. P!IWI ru!UIIWoUlII ~lJlql{~
1)f~Il)""ltll ... ",. 10'''',,",lI\0II''1>'1 !4!U
1'011.1"""" MiIi);"~ ~".
lim '1>'1'_
"""'I0Il
!uaiU. ll'tus1JIIOIt Mttl$lbd.,
~i:", AA:~1t:~'\~1Wl II lANG IEfiUWWJIIAIj
8EJMlItAl
6. ""." ... nl>onMdi. flltlllbebm..{p.U IU~ unatl
7.D"'l>Olm_lii.
~:!::r:~~
Sumber: Diolah clariPeratur.anMenteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999Tentang Izin Lokasi.
Ket.: - PMA = Penanaman Modal Asing - PMDN = Penanaman Modal Dalam Negeri - RTR = Rencana Tata Ruang Sedangkan perijinan usaha dilakukan dan diajukan kepada Kementerian atau lembaga negara lainnya yang berwenang dalam bidang masing-masing. Misalnya, ijin usaha di bidang minyak bumi, rnaka mengajukan ijin usaha ke Kernenterian Energi dan Sumberdaya Mineral. Sementara untuk pendirian PT, maka hams mengajukan ke Kementerian Hukum dan HAM.Dalam konteks daerah, maka mengajukan ijin usaha juga hams melalui Pemerintah Daerah 42
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
setempat yang secara khusus akan ditangani oleh dinas yang berhubungan dengan bidang usaha yang akan dijalankan. Secara umurn, terdapat beberapa tahap untuk mengajukan perijinan usaha, yaitu: a. Mengajukan surat permohonan kepada pihak yang berwenang sesuai dengan konteks kewilayahan masing-masing dengan melampirkan beberapa data yang dibutuhkan. Gambar 3.6. Alur Permohonan Ijin Sur'lI ~".,.atiJdn Memaluh~~rntu.n
r..
P:tfmohof~an
M4imbu.U T~llIl.. DafUJ
"'duM" (Till)
··~·····························~·~.:.~.!. _
,,
ttl Forrnuhr: L nama, pekerjun d.an alanu.f ealon p.mlllk uuha. 2_ ~la t~nah rn..lipu11: lun. roltui, stltuS un,h tWlki't). j.,,1s (dat4t,/UW.h). kondisf flslk(koJOI\8I.d. h.:r.n ..u .. ;an\
"
Ktlfm,upan l.inny.: .lro(okopllCTP 2 r 010 Ir.opi tanda lunas P88 3. fOlO kopi NPWP 4, AIn~Pe.ndiriln 801dan Unha 5. 8utli k.pMlilik.tn I,nah
6. G,cn&.r skviI$1 7. IM8 Yiln. sw:bh Id, b.i1nsun ..n/lM8I.~ $. Soril:1ljln TetinsP Oi'" dipodu"'n) ,,9.SU ...'KU... (J1b.lbt ....... )
"
Sumber: diolah dari prosedur permohonan ijin usaha
b. Pengajuan ijin. Pengajuan ditujukan ke pihak berwenang sampai diterbitkannya persetujuan usaha. Gambar 3.7. Alur pengajuan ijin persetujuan usaha
,
.
----~me~" "
...............
_.::"",;
, Memenuhi
.. ~:~
'
F. Manajemen dan Organisasi Pelaksana Perlu diuraikan manajemen dan organisasi pelaksana wakaf produktif untuk diketahu secara jelas pihak-pihak yang akan terlibat dalam proses dan mekanisme kerja usaha Petunjuk Teknis Penyusunan Proposal --- Bab 3
43
yang akan dijalankan. Organisasi pelaksana wakaf produktif setidaknya terdiri dari empat kornponen, yairu kornisarisl pengawas, penanggungjawab, rnanajer pelaksana, dan konsultan pendarnping. Sernentara untuk kornponen lainnya dapat ditarnbahkan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Misalnya, seberapa banyak rnelibatkan staf atau juga jajaran direksi, rnaka itu sangat tergantung pada kebutuhan dan proporsional rnenurut jenis usaha yang akan dijalankan G. Laporan KeuanganNazhir
Apa yang dimaksud dengan laporan keuangan nazbir disini adalah pelaporan rnengenai kondisi keuangan ketika proposal ini diajukan atau pada saat usaha akan dijalankan. Nazbir perJu menjelaskan rencana penyertaan modalnya dan jika penyertaan hanya dalarn bentuk tanah, perhitungkan nilai penyertaan tersebut dalam bentuk harga sewa lahan selama jangka waktu kerja sarna usaha, atau senilai harga tanah. H. Kebutuhan Dana Usaha yang akan dijalankan dipastikan rnembutuhkan dana yang sesuai dengan rencana usaha tersebut. Oleh sebab itu, kebutuhan dana harus dijelaskan diuraikan secara detail dan eksplisit. Kebutuhan dana yang harus diuraikan tersebut setidaknya mencakup beberapa hal sebagai berikut. a. Kebutuhan dana untuk Persiapan & Perijinan b. Kebutuhan dana untuk menyiapkan Lokasi c. Kebutuhan dana untuk sarana produksi d. Kebutuhan Modal Kerja (bahan baku, upah, operasional) e. Kebutuhan dana untuk Pemasaran (termasuk promosi) f. Kebutuhan dana untuk pengembangan
44
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
I. Rencana Keuangan Rencana keuangan hams dibuat dengan detail dan jelas agar bisa dihitung dan diprediksi proyeksi kebutuhan, keuntungan, dan potensi kerugian usaha. Didalam rencana keuangan ini, yang perlu diuraikan adalah: a. Rencana Penjualan dan Pendapatan Rencana penjualan dan pendapatan dapat dilakukan dengan analisis Break Even Point (BEP). Break Even Point (BEP) keadaan dimana seluruh penerimaan (total revenues) secara persis hanya mampu menutup seluruh pengeluaran (total cost). Terdapat beberapa cara untuk menghitung BEP. Tetapi secara umum, menghitung BEP hams didahului oJeh penetapan biaya tetap (fixed cost) dan biaya vriabel Cvariabelcost). Setelah itu dapat dihitung, apakah berdasarkan penjualan per unit atau penerimaan uang. 1. Untuk menghitung BEP berdasarkan penjualan per unit, maka rumus yang dipakai adalah: B.ia¥aJetap Barga jual per unit - harga variabel per unit Contoh: Biaya tetap pabrik konveksi = Rp 90.000.000 Biaya variabel per unit = Rp 50.000 Barga jual per unit = Rp 130.000 = 2QDillLQQQ
130.000 - 50.000
= 1.125 unit Maka, dibutuhkan 1.125 unit untuk rnencapai BEP
Petunjuk Teknis Penyusunan Proposal---
Bab 3
45
2. Menghitung BEP berdasarkan penerimaan uang, maka rumus yang digunakan adalah: Biaya retap X harga jual Harga jual per unit - harga variabel per unit Contoh dengan kasus yang sarna seperti diatas: = 9Q.0Q(LQOO_ __ x 130.000 130.000 - 50.000 = 1.125 x 130.000 = Rp. 146.250.000 Maka, dengan penerimaan Rp. 146.250.000 baru mencapai BEP b. c. d. e.
Rencana Pengeluaran Proyeksi Keuntungan Rencana Pengembalian Pinjaman (jika ada) Rencana Alokasi Keuntungan: 1. Untuk investor 2. Untuk Mauquf'alaib (sebutkan mauquf 'alaihnya) 3. Untuk Nazhir Cmaksimum 10%)
J. Daya Dukung Syarat Administratif Pengajuan proposal wakaf produktif hendaknya didukung oleh beberapa syarat administratif. Beberapa syarat administratif ini diperlukan sebagai bukti bahwa harta bend a atau seluruh bagian yang terdapat didalamnya merupakan harta benda wakaf yang memiliki nilai kemanfataan bagi masyarakat, bukan untuk kepentingan dan keperluan pribadi. Menu rut Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor Dj.III503 Tahun 2007 tentang
46
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan Wakaf Produktif disebutkan bahwa proposal permohonan bantu an pemberdayaan wakaf produktif hams melampirkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Bukti sertipikat hak milik/wakaf atau foto copy yang telah dilegalisir oleh Badan Pertanahan setempat; 2. Rekomendasi pemberdayaan wakaf produktif dari kepala KUA (Kantor Urusan Agama), Kepala Kantor Kementerian Agama Kota/Kabupaten dan Kepala Kantor Wilayah Kernenterian Agama Provinsi; 3. Keterangan bahwa nazhir terdaftar pada KUA setempat, atau pengesahan nazhir oleh kepala KUA setempat, 4. Izin mendirikan bangunan, site plane tata kota, dan susunan penanggung jawab pelaksana pembangunan; 5. Surat pernyataan kesanggupan nazhir mencari dana pendamping, apabila Rencana Anggaran Belanja melebihi nilai bantuan yang akan diberikan; 6. Rekening bank atas nama nazhir; 7. Surat penunjukan penanggung jawab atau pengelola langsung dari nazhir organisasi; 8. Copy akte notaris dan copy pengesahan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) bagi nazhir berbadan hukum, 9. Data pendukung lainnya yang diperlukan. Pada saat telah diterirna dan dilaksanakannya pemberdayaan wakaf produktif yang dibantu oleh Kementerian Agama, maka nazhir penerima bantu an wajib mengumumkan pada papan yang mudah diketahui umum bahwa pengembangan kegiatan dibantu oleh Kementerian Agama melalui wakaf.
PetunjukTeknis Penyusunan Proposal --- Bab 3
47
Contoh Rencana Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Gedung Wakaf Produktif dan Bisnis Centre Yayasan Muslimin Kota Pekalongan NO
URAlANPfI(ERIAAN
1
2
VOL
SAT
ANAUSA
4
S
3
I
PEKERJAANPERSIAPAN
1
PengukurBn dan Pemasangan bouwplank
2
Sew.
3
80ngbr bans"nan lama
SkafQIdinB
1.00 ls 195.00 m2 1..00 ls
HARGASATUAN (Rp)
(Rp) 6
Taksl,
1.000.000.00
Taleslr
35,000.00
Takslr
20,000,000.00
SUbtotal
7
1,000,000.00 6.825,000.00
20,000.000.00 27;82.5#000.00
II
PfI(ERJAANTANAH
1
Gallan tanah
2
Urugan
3
Urugan teneh penlngglan Ilogkungan 50 an
4
Urugan Sirtu bawah pandas; 5 em
5
Urugan pasir lantel dan
rebar S un
tanah kemball
151.65 m3
r.i.ie
12,640.00
113.74 m3
T.1.2.
6,060.00
689,249.25
650.00
T.8.3a
81.997.94
53,298,661.00
3.80 m3
TJ.3c
85,557.03
324,935.99
19.50 m3
THe
96,716.75
1.885,976.53
m3
1,916,856.00
58,llS,678.n
Subtofof
III
JUMlAH fiARGA
P£l(ERJAANPASANGAN
1
Pas.Batu k(lsong
2
Pas. Batu beah 1 : 3 : 10
3
Pas. BatlJ bala camp. 1 : 4 tebat 1/2 bat.
4
Pas. aetu bat. amp. 1 : 3 : 10tebaJ 1/2bete
5.78 m3 19.25
tebal15 mm den&ancampuran 1:4
5
P'esttDn
6
plesteren t~11S
7
Tali air
8
Pas. lantai keramlk KM motlfwama
mm dengan campuren 1:3:10
9
Pas. I(eramlk 33 x 33 em anti slip
10
Pas. Oinding keramik KM motif 20
11 12
60 x 60 em
m3
16.50 m2 560.00
m2
33.00 m2 1,120.00
m2
PO.lLl.
147,169.93
850,642.20
PO.II.2m
293,1J7.42
5.642,510.34
O.lIl.Tk
51,693.83
852,948.20
O.III.lq
47,122.51
26.388,605.60
Pl..IlI.ld
19,34 • .80
PL.III.Tk
16,103.85
638,378.40 18,036,312.00
.soaoo
165.00 m
Taksir
316m m2
LO.lX.2.
135.755.13
43,023,515.80
7,500.00
1,237
m2
LO.IX.2.
88,022.71
6,432,699.65
97.20 m2
lD.lX.6d
88,279.90
8.580,806.28
Pas.l-antal keramlk KM 20)C20 em KMIWC
29.16 m2
lD.lX6b
96.296.26
2,807,998.9.
Ornamen kohtm kanopy
16.00 bh
Tabir
150,000.00
12,000,000.00
15,000.00
1,815,000.00
13
Ust. Plester 15 em lenakung
14
lis profll kolern teras
15
Ornamen
16
73.08 J(
25 an
& bingkal jend~liI
m
Tablr
1.00 l.s
Talcsir
250.00000
250,000.00
2.00 is
Takslr
750,000.00
1,500,000.00
Us omatnen kubah
2.00 unit
Tahir
5,000.000.00
10,000,000.00
11 Omamen lingkaran
4.00 bh
TJkslr
500.000.00
2,000,000.00
Taks!r
25.000.00
4.290,000.00
18
plntu l~rban8 bewah tulisan
Ust lS em akhiran dlndina
125.00
171.60 m
S"btotgl
146,406/917.39
IV
PEKERJMN KAYU
1
PH. Slidlnssate
82.50
m2
Takslr
450,000.00
37.llS,ooo.00
2
Pas. Jendela aluminium
13.00
unit
Takslr
800,000.00
10,400.000.00
48
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
l
P.... flol",.. pI.fond
~q(lm ml
4
POl. PlJ!ond
390.00
,--
---
-
",2
KY.Vl9b
10,Hl3!>
UV.lc
2II.JSU8
~I-
1);l~7.00!>.SO
11.056.999.10
s.J,tcJtql
U.934,005.70
V
I"fKfRJAAH"'TAr
1
P... Atap.w.. pIomb>",
1
P4.'1,Atop
m2
P....V1II.30
38314.13
30.00 m2
PA VlH.7<
4U~.&1
390.00
rd.
--
14.9~1.sIO.10
U\IS,$>a,9Q
5>Jblof<JI
16..241,GCUO
VI
P£1([IUMN
I
llabilt 5 em bilw.h Ian .. ,
BETON
I
b~t
19.50 m3
8,V.lb
460.142.63
m3 '~~3
8V.lb
460.t4>-63
1.348.21791
BV,lb
2.411.0o.!!_
2/."9.s~1..09
0,78 m3
--
II.V.7e
2.710,859.33
2,114,470.28
HJl
hv./e
7.lIO,8!.93l
29.50 m3
B.V.7d
4,717,957.60
MfombualIMlolc 1S,.,15 tm lpn«iclJ"I rrunll'Mtb;,
~am3
8.V.1t
3,651,487.97
17 814.141.'9
S.JO m3
8V.,.
3.6~l.48/91
19.3~.IS6.l4
9
Mtrnbuat IRllok:.lruktu, 20. 30 tm Membu.t bolo< _, lOx 65 an
8.78 m3
B.V.7.
),652,487.97
32,068.144.l8
10
M4!'mbwl
1.49 mS
I.V_I,
2,'lO..s~9.33
4,039,180.40
24.53 m3
BV.7n
3,364025.39
82,519.542.82
ml
8.V_7(
r_-
7,710..s~9.n
II.V./h
3,3M.oZ~.39
Mombu.tl
~
---
S em Mw~h fOOlplln
foot .... ~,
lID
10l( JO em
4
Mtmbu.t 5100tnruklur
S
mM>buat kolom I~ , 15 em
r:
[8
-- ~- 111l.
em
MtmbUlt tokwn tuum, 40 x 40 em
b.t~k t"Uu atus kU$en 1l x 1~ em
11 Mtmbul. pl•• doth 1.".,1 Jl em 17
.~ 11
_nncIS,ISun
797
MembuoJllul.l118bol.PfliO em Membuat kubah btton
-
--
m3
...
1.~1",3 Z.oo unl,
-
25.000.000.00
3.912,781.29
5,611.4/lU11 139,179,749.20 j
8,OS1,152 .71
--
Mt_ VII I
PfI(!IUMN
405,984,U4.75 P£NG!CATAN
Cat dloo"8
I.SHOO
Subtotal VIII
--
- ---
-
o.v_nros
1.00 L>
MCB
2.00
7
l 8 9
Sll<Jtr'lII1Wi SIIdM "'" Wtnp!.l Sl 18 Wottt
unit
18.00 bh
"""kMLll
r..h.it 1st -27
9.00 bh
!.n·09 L~-10
bh
IstU
Lampu TIJTl(O 18 walt
36.00 bh
Tobir
&300 tiM,
I>t 16
unit
T,k.sir
2.00
-
L'lt·(llj
ktStalasi ~lI'li.
Pen..nlDl ,pedrdin fns~Ifi.'
14.49U3
11.364,5%.89 22,3640596.19
-
181lO bh 9.00
-
CJX.30
1-
1
~ ~ ~
r
P1ItERJAAH llSTRlk
m7
2
i~
481.00000
'-
1
~
1X 1
I'£I(fRJAAN IAl~N
s._
481.000.00
48.800.00
97,600.00
11.019.1'
1U6,348.1'
U5.S35.H
-14.059.46 17,OIB4
'106,348.17
13~~14
ll2.09I..Z&
-
1,200,001).00
200,00000 1~.OOOOO
4.12S.000.00
1.500,000.00
3,000,000.00
S.mtDlm
~IX
~.14b.9~.8~ 50,000.000.00
16.370,92'-"
--
4.00 unl.
Tullsa.ASfoLaI'YUI da'~tunlt!pn
5,000.000.00
-
I'DCfRJMN SAN!TMI pa~.1 buah klextt)ongink
T~bit
pot'~
~t.a;a INA
9.00
bh
s..lX.le
---
70,ooq.ooo.00
-r-2S6,3!UO
PetunjukTeknisPenyusunanProposal-
20,000,000,00
7,3(l6,R78.70
Bab3
49
2
P... 1 b ... h
9.00 bh
SJX.I30
3
~It, 'I'tStalu:Si air ben.h ...~Ir ko\Ot
9.00 un"
Tauh
4
Affour iantM
9.00 bit
S.lX.I4t
5
~. ~It
5.00 bit
TitsJl
5.00 unit
OIhlt
UlObIt
T.ksI,
too
T.~~,
I't,_
e
kr.., 1/2'
tank sedemo~ ($T·l)(buis bot"")
1
a.tc_.., 500 h.
8
PorN>aeltll,llltt
pump
unn
--
23A9618
208.166.52
1.500.000.00
22.!>OO.OOO.OO
l3.159.29
208,413.&1
1.66$.541.32
8,342,106.60
33U70.96
1,658.354.80
600.000.00
1,100,000.00
3.000,000.00
6,000.000.00
9
""'uankunlnpn
9.00 bit
T.kslr
10
lIumilh_
1.00
ral.:\f,
SOO.ooo.OO
Ground rt:HlVOl, 1 m:3
2.00 unit
T.UI,
3,000.000.00
IJ
unit
1.5,000.00
135,000.00
l.iJOI).ooo.oo 6,000,000.00
SWrotoi
x.!_
•• ..s60.Ut.7~
- --- - un.oo --
1
I'fKfRliWi KU!lM(UDA BAJA ...;.-uk) kudio-Irudob.IJo IWf 115 • 90
2
RIpptlt '..ndH leOtII mm
1
Sp.annt.f btil bfolon di.a.16 mm
71.OJ
.!!_adt ,'!!!!_'""•.,..~
]9-90
~
U mm
~un
6
Bout..,Pur
7
Gordin, bolO
S
Ta_be
di.I. 19 mm
9_ ~u aort>aos ..... k______ Subrotot TOTAl
TOTAl. Dteut.AlICAN
50
-
3!>O.00...
S
- ---
.. I«
~
9.00 bit 108.00 bit U54.30
..
9.00 unit 2.00
~
-
- --
-
1.
-
16,119.14
91~13.Sl7.!>O
Takslr
9.000.00
J.lSO.OOO.OO
T."~r
9.000.00
639,1$0.00
!OOOCl!.
119.10000
BA.IX
_!:I.sif Toksl,
15.000.00
135,000.00
T.......
1l-S00.00
1350.000.00
1lA.1X.1I T... s.I,
16.279.7.
20.419.617.88
5.000.000.00
45.000.000.00
~\sI,_ t- 10.000.000.00 I-
20.000.000 00 1IlJt8&.A9S.U
-f-
-
r-
--
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
~OU.789,454.86 1,029.790.000.00
Bab 4
PELAPORAN, MONITORING DAN EVALUASI
A. PELAPORAN Pelaporan merupakan
suatu mekanisme dan proses
memberikan keterangan dan penjelasan disertai dengan berbagai macam bukti mengenai suatu bentuk jenis usaha tertentu. Pelaporan dilakukan oleh pelaku jenis usaha kepada pihak-pihak yang membantu keterlaksanaan jenis usaha tersebut. Dalam konteks pemberdayaan wakaf procluktif, pelaporan bantuan pemberdayaan wakaf produktif dilakukan oleh nazhir kepada Direkrur Jenderal Blmbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia. Menurut Peraturan Direktur jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor Dj.II/503 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan Wakaf Produktif disebutkan bahwa pelaporan sebagai suatu bentuk pertanggungjawaban nazhirmengenai bantu an pemberdayaan wakaf produktif dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
51
Nazhir rnenyampaikan laporan pemanfaatan bantuan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan, dengan menyertakan bukti-bukti pengeluaran dana kepada Direktur jenderal. 2. Nazhir menyampaikan laporan hasil keuntungan pemberdayaan kepada Direktur jenderal setiap 6 (enam) bulan, baik dalam pengelolaan barang maupun jasa yang dialokasikan untuk kepentingan kebajikan umum. 3. Setelah capaian Breah Even Point/BEP(masa titik impas), nazhir harus melaporkan kepada Direktur jenderal. 1.
Disarnping itu, pelaporan juga dapat dianggap perlu dan penting disampaikan kepada pihak masyarakat untuk lebih menekankan sisi tanggungjawab yang amanah mengenai pemberdayaan wakaf produktif yang ada di sekitar mereka. Laporan tersebut clapat disampaikan secara lisan clalam berbagai forum masyarakat, seperti rapat/rnusyawarah desa atau juga forum-forum lain yang dianggap patut clan layak. B. MONITORING
Monitoring adalah kegiatan untuk memantau, mengenclalikan clanmengarnati setiap tahapan rnanajernen clan langkah kegiatan mulai clari persiapan sampai pelaksanaannya. Monitoring seyogianya clilakukan secara terus menerus dalam setiap tahapan proses. Dalam kegiatan formal clapat clilakukan secara periodik, baik langsung maupun tidak langsung, atau secara insiclentil sesuai kebutuhan. Dalam dunia usaha yang berbentuk baclan hukum, monitoring dapat clilakukanoleh suatu bagian atau bagian khusus yang memiliki wewenang untuk melakukan
52
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktlf
pemanta uan terhadap seluruh mekanisme kerja perusahaan dimana kewenangan itu biasanya terdapat pada dewan komisaris. Bersama-sama dengan dewan direksi, dewan komisaris memiliki 6 kewenangan yang terkait dengan
fungsinya sebagai suatu pihak yang mengawasi dan memantau perkembangan perusahaan. Sebagaimana disinggung oleh Wallace dan Zinklin (2005: 115), di antara kewenangan tersebut yaitu: 1. Mengkaji dan mengadopsi suatu perencanaan strategis 2. Memantau bisnis perusahaan 3. Mengidentifikasi resiko-resiko yang bersifat prinsip 4. Merencanakan pergantian manajernen 5. Menjalankan program-program yang berhubungan dengan investor dan kebijakan komunikasi dengan para pihak yang bekerjasama 6. Meyakinkan bahwa pengendalian internal tetap berjalan (exist), diantaranya yang berkaitan dengan sistem informasi manajemen yang ada. Keenam fungsi dari tugas pengawasan tersebut seyogyanya ada dan dijalan di setiap perusahaan sehingga perkembangan perusahaan dapat dipantau dan diketahui kelebihan dan kelemahannya.
Pelaporan, Monitoring dan Evaluasi ---
Bab 4
53
1. Tujuan a. Memperoleh
informasi
tentang
perkembangan
perusahaan dan masalah yang dihadapi. b. Memantau proses dan keluaran perusahaan. c. Memperoleh informasi tentang situasi, kondisi dan faktor internal-eksternal yang memengaruhi kinerja perusahaan, 2. Teknik Monitoring Monitoring dapat dilakukan dengan cara, observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang bertujuan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan, menggali hambatan dalam pelaksanaan dan memastikan sampai dimana tujuan dan sasaran dapat dicapai berdasarkan indikatorindikator yang telah ditentukan sebelumnya.
54
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
Dalam konteks wakaf produktif, pemantauan dapat dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang selama ini memiliki hubungan dengan pengelolaan wakaf, seperti nazbir atau pihak lainnya. C. EVALUASI Evaluasi adalah proses yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai kelayakan serta pencapaian sasaran dan tujuan kebijakan, program dan kegiatan, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pascakegiatan. Atau dengan pengertian lain, evaluasi merupakan proses untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyimpulkan hasil evaluasi yang telah dicapai, memeras hasil menjadi rumusan kebijakan, dan menyajikan informasi (rekomendasi) untuk pembuatan keputusan pada tahap selanjutnya.
Pelaporan,Monitoring dan Evaluasi--
Bab4
55
l. Tujuan
Secara umum, dalam konteks pelaksanaan suatu jenis usaha, evaluasi dilakukan untuk menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai (Duncan, 2005). Secara khusus, tujuan evaluasi diantaranya: a. Mengukur dan atau menilai kebijakan, program dan kegiatan yang ditetapkan dan dilaksanakan guna menentukan kuantitas dan kualitasnya berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. b. Mengukur dan menilai perkembangan dan keberhasilan program dan kegiatan. c. Mernperoleh rnasukan untuk menyusun rencana kebijakan, program dan kegiatan yang akan datang. 2. Teknik Evaluasi Teknik evaluasi adalah cara yang digunakan dalam melakukaan penilaian dan pengkajian terhadap obyek sasaran dan atau hasil suatu program dan kegiatan. Cara ini bisa dalam bentuk studi lapangan, anlisis data dan lain-lain. Untuk itu indikator pencapaian suatu program! kegiatn menjadi penting untuk ditetapkan sebelumnya. 3. Prinsip Evaluasi a. Terencana, artinya evaluasi harus direncanakan secara matang; siapa yang melaksanakan, kapan waktunya, metode yang digunakan serta bagaimana cara melaksanakannya.
56
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
b. Relevan, artinya harus sesuai dengan maksud dan tujuan, baik menyangkut evaluasi hasil, perbaikan, penempatan maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan kebijakan, program dan kegiatan yang berarti juga mernenuhi suatu tingkat validitas tertentu. c. Obyektif, artinya menggunakan standar dan prosedur tertentu, tanpa pengaruh dan intervensi unsur lainlain. d. Spesifik, artinya mempunyai kaitan dengan kekuatan dan kelemahan sehingga mencerminkan daya beda dan batasan secara jelas e. Terpadu, artinya mencakup seluruh unsur-unsur yang terkait dalam kebijakan dan program, baik yang dinilai maupun unsur penilaiannya.
f. Dapat dibuktikan, artinya c1atadan informasi benarbenar sesuai dengan hasil yang c1iperolehdan dapat dipercaya. g. Layak, Artinya alat evaluasinya sederhana, praktis, mudah dilaksanakan dan mudah diolah sesuai dengan sumber daya yang tersedia. h. Berkesinambungan, Artinya kegiatan yang teratur, berkelanjutan dari waktu ke waktu. Monitoring 1. Dilakukan ketika program sedang
berjalan 2. Dilakukan oleh pihak internal 3. Melihatketerlaksanaan program, faktor pendukung dan penghambat 4. Komponen: perencanaan, pelaksanaan, pengaduan rnasalah, manajernen, hubungan dengan pelanggan dan investor, administrasi keuangan, dan pelaporan
Evaluasi Dilakukanketikaprogram sedang dan setelah berjalan Dilakukanpihakinternal dan eksternal 1. Memperoleh fakta atau kebenaran dari suatu program beserta dampaknya. 2. Komponen: perencanaan dan tujuan, masalah dan kendala. manajemen, administrasi keuangan, hubungan dengan pelanggan, investor, atau shareholder, pelaporan.
Pelaporan. Monitoring dan Evaluasi-- Bab 4
57
Untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap wakaf produktif, alangkah baiknya jika melibatkan pihakpihak yang selama ini berhubungan dengan pengelolaan wakaf, jika perlu melibatkan unsur masyarakat mengingat keterlaksanaan wakaf memiliki aspek sosial mu'amalah demi untuk memperkuat
pengelolaan
dan pelaksanaan
wakaf produktif
58
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan WakafProduktif
Bab 5
PENUTUP
Perkembangan wakaf produktif yang terjadi di berbagai belahan dunia sepertinya belum memberikan motivasi yang kuat bagi masyarakat Indonesia untuk melakukan hal serupa. Ribuan hektar harnparan [ana dan gedung ang berstatus sebagai harta benda wakaf masih banyak yang berstatus "pengangguran' dalam arti belum digunakan dan dimanfaat secara optimal. Data survey menunjukkan bahwa terdapat sekitar 23 % lembaga wakaf yang menyatakan tanah wakaf mereka menghasilkan produktifitas ekonomi yang bermanfaat bagi banyak pihak. Pedoman ini merupakan panduan untuk menyusun suatu proposal mendapatkan bantuan dan/atau kerjasarna bagi upaya pengembangan wakaf produktif di Indonesia. Penggunaan pedoman ini diharapkan dapat berlaku umum, yaitu bagi siapapun yang ingin menyusun suatu proposal bantuan dan/atau kerjasarna dengan berbagai pihak untuk memberdayakan dan mengembangkan wakaf produktif. Sebagai suatu panduan, diharapkan pedoman ini dapat membangkitkan motivasi masyarakat dan mempermudah Penutup --
Bab 5
59
mereka untuk mendapatkan tawaran bantuan dan/atau kerjasama yang bermanfaat dan menguntungkan, baik secara ekonomi dan sosial yang tidak terlepas dari nilai ibadah. Sebagai pedoman yang bersifat umum, maka diharapkan bagi setiap pengguna pedoman ini untuk menyesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, dan konteks lokalitasnya masing-rnasing agar dapat melakukan kelenturan-kelenturan menu rut kebutuhan dan jenis tawaran bantuan serta peluang kerjasama yang ada, di mana seluruh proses dan hasil akhirnya pun juga tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
60
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
IAMPIRANI SISTEMATIKA A. RINGKASAN
PROPOSAL
EKSEKUTIF
Nama Nazhlr (Pemohon) Nama Usaha 3 A1amat Usaha 4 Tujuan Wakif Peruntukan (Mauquf Alaih) 5 Ketua Nazhir 6 7 Target Pasar (konsumen yang dibidik)_ 8 Prospek Pengembangan Usaha [umlah Dana 9 10 Renca.na Penggu_naan Dana 11 Efek Usaha bagi Mauquf A1alh dan Iingkungan setempat 12 Perkiraan Pendapatan dan Reneana Penggunaan Pendapatan
1
2
B. GAMBARAN UMUM
1. 2. 3. 4. 5.
C.
Riwayat Wakaf Kondisi Harta Wakaf saat ini Riwayat Nazhir Visi dan Misi Nazhir Latarbelakang pemilihan jenis usaha berdasarkan: a) Hasil Pengamatan jenis usaha b) Hasil pengamatan terhadap pesainglusaha sejenis yang ada c) Cara dan strategi yang dipakai d) Kapasitas dan kemampuan Nazhir dan pengelola jenis usaha
TIJ.JUAN
Lampiran-Iampiran
61
D. ]ENIS USAHA YANG AKAN DIJAIANKAN1 1.
Pemetaan jenis Usaha dengan instrumen:
2. Analisis Usaha melalui Analisis SWOT: Paktor Internal: 11 Kekuatan (Strenght) 2 Kelemahan (Weal..71ess)
J
I I
Paktor Bksternal: 1 I Peluang (Opportunity) 2 I Ancaman (Threats)
I I
3. Formulasi strategis: Strategi Eksternal
Kekuatan (Strenght)
Strategi Internal Kelemahan (Weakness)
Peluang (OpportuniY)
Ancaman (Threats)
E. KONDISI USAHA SAAT INI2 1. Historis a) Tahun berdiri b) Alamat awal tahun berdiri : c) Pendiri d) Modal awal : Rp. 1. Ketentuan ini berlaku untuk rencana awal menjalankan jenis usaha 2. Ketentuan ini untuk pengembangan jenis usaha
62
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
e) Jumlah Karyawan f) Asset Usaha saat ini
2. Manajemen yang ada F. RENCANA PEMASARAN
1. 2. 3. 4.
Segmentasi Target Pasar Posisi Produk Bauran Pemasaran a) Produk dan Harga Nama Produk
No 1 2 dst
Ouantitv
Harza Beli
Harza Jual
b) Promosi No
Blaya
Media Promosi
Unit
[umlah
1 2 Dst
c) Distribusi No 1 2
Lokasi
Jumlah Media
Biaya/PP
Jumlah
dst
G. RENCANA OPERASIONAL
1. 2. 3. 4. 5.
Rencana Produksi Perijinan Teknik dan Biaya Produksi Manajemen Ketersediaan Barang Rencana Pengembangan Produk
Lampiran-Iampiran
63
H. MANAJEMEN DAN ORGANISASI 1. Komisaris/Pengawas
PELAKSANA
2. 3. 4. 5.
Penanggungjawab Manajer Pelaksana Konsultan Pendamping Keuangan 6. Dan lain-lain yang dianggap perlu KEUANGAN NAZHIR J. KEBUTIJIIAN DANA 1. Untuk Persiapan & Perijinan 2. Untuk menyiapkan Lokasi 3. Untuk sarana produksi 4. Modal Kerja (bahan baku, upah, operasional) 5. Untuk Pemasaran (terrnasuk promosi) 6. Untuk pengembangan I. LAPORAN
K. RENCANA KEUANGAN
1. 2. 3. 4. 5.
64
Rencana Penjualan dan Pendapatan (Analisis BEP) Rencana Pengeluaran Proyeksi Keuntungan Rencana Pengembalian Pinjaman (jika ada) Rencana Alokasi Keuntungan COlo): a) Untuk investor b) Untuk Mauquf'alaib (sebutkan mauquf 'alaihnya) c) Untuk Nazbir (maksimurn 10%)
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
IAMPIRAN
II
CONTOH PROPOSAL WAKAF PRODUKTIF
WAKAF PRODUKTIF DAN BISNIS CENTRE YAYASAN MUSLIMIN KOTA PEKALONGAN DAFfARISI A. RINGKASAN EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) B. PENDAHULUAN c. TUJUAN D. JENIS USAHA YANG DIJALANKAN E. KONDISI USAHA SAAT INI F. RENCANA PEMASARAN G. RENCANA OPERASIONAL H. KEBUTUHAN DANA 1. RENCANA KEUANGAN J. KEMANDIRIAN PENGELOLAAN K. PENUTUP IAMPIRAN -GAMBARBANGUNAN
Lampiran-Iampiran
65
A. RINGKASAN
EKSEKUITF
1
Nama Nazhir (Pemohon)
Yayasan Muslimin Kota PekaJongan
2 3
Nama Usaha
Bisnis Centre
Alamat Usaha
Jl Galah Mada No.5 Pekalongan Jawa Tengah. Telp. 0285-421812
4
Tujuan Wakif
Pemberdayaan Tanah Wakaf untuk kesejahteraan umat
5
Peruntukan
6 7
Ketua Nazhir Targat Pasar (konsumen yang dibidik)
Pengembangan Hj. SIt! Alsyah
8
Prospek Pengembangan
9
[umlah Dana
10
Rencana Penggunaan
11
(Mauquf'Alaih)
Usaha
Masyarakat Umum Mini market, penginapan, parkir, toilet umum, convention hall (ruang pertemuan) Rp. 3.595.850.000,- (Tiga Milyar Lima Ratus SembUan Puluh Lima [uta Delapan Ratus Lima Pulub Ribu Rupiah)
Dana
Uek Usaha bagl Mauqu[ Alalh dan Ungkungan setempat
-, Unit Ruko : 1.029.743.000, - Unit Wisma : 1.289.836.000,- Unit Pendidikan & Ibadah 1.276.271.000,Keuntungan secara ekononu Kemandirian ekonomi Pemberdayaan masyarakat
12
Pendidikan
Perkiraan Pendapatan dan Rencana Penggunaan Pendapatan
:
sosial dan agama bagi
Rp. 506.920.000,-/tahun dengan perencanaan: untuk mencapai titik impas (Break Even Point). pengembalian investasi, pemberdayaan pelaku usaha kecil, dan santunan kepada dhuo'afa.
B. PENDAHULUAN
1. Gambaran Umum Krisis yang melanda bangsa Indonesia, bencana alam, dan pertikaian antar-kelompok dinilai oleh para ahli bukan hanya disebabkan oleh invasi ekonomi global, melainkan juga bersumber dari persoalan moral bangsa. Pembangunan nasional dirasakan belum menyentuh secara maksimal pada
aspek yang terakhir ini, yaitu pembangunan akhlakul karimah dalam bidang pengembangan sumber daya manusia. 66
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
Pada tahun 19S0-an, tanah wakaf Yayasan Muslimin Pekalongan seluas ± 1.336 rrr' yang diatasnya terdapat
gedung-gedung tua dinilai sudah tidak layak huni dan banyak bermunculan saran untuk menjadikannya sebagai tempat yang lebih produktif dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya ummat Islam. Tetapi untuk mewujudkan berbagai saran tersebut membutuhkan berbagai macam sumber daya dan sumber dana yang tidak sedikit. Di Tengah-tengah keinginan tersebut, Departemen Agama mernbuka penawaran bantuan berupa Pengembangan Wakaf Produktif bagi masyarakat untuk mendayagunakan dan mengembangkan wakaf produktif yang ada di lingkungan masyarakat. Melalui program tersbut, Yayasan Muslimin berupaya mengembangkan wakaf dengan mengganti dan membangun gedung pusat perekonomian umat serta tempat pendidikan dini dengan ditunjang fasilitas beribadah masjid. Keterpaduan tersebut akan menghasilkan keuntungan dan manfaat bagi pengelola, jarnaah dan masyarakat sekitar. Sehingga dari pemasukan berbagai kegiatan ekonomi produktif tersebut, yayasan dapat mandiri untuk memelihara dan mengembangkan gedung serta melakukan pembinaan bagi pengusaha kecil (UKM) yang menjadi mitra binaan dan memberikan sebagian keuntungan bagi para dhu 'afa serta pihak-pihak lain yang rnembutuhkan. 2. Kondisi Harta Wakaf Saat ini Saat ini, tanah wakaf seluas 1.336m2 terdapat bangunan gedung yang sudah tua dengan fungsi mama sebagai tempat pendidikan Taman Kanak-Kanak dengan jumlah murid yang padat kelas. Kondisi seperti ini menjadi salah satu faktor pendorong bagi pengembangan tanah wakaf uatuk dibangun gedung pusat bisnis dan pendidikan yang lebih memadai. Lampiran-Iampiran
67
3. Latar Belakang Pemilihan Jenis Usaha Keputusan untuk membangun pusat bisnis, selain disebabkan oleh faktor sebagaimana disebutkan di atas, juga didorong oleh hasil pengamatan dan masukan dari berbagai pihak terhadap peluang bisnis yang ada di sekitar temp at beradanya Yayasan Muslimin. Dari segi letak tanah wakaf, Yayasan Muslimin berada berdekatan dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum Utama, super market, tempat pemberhentian bus dan angkutan kota. Di sebelah depan juga terdapat Stasiun Kereta Api, sementara sepanjang jalan ini pun banyak terdapat ruko yang selalu ramai dikunjungi masyarakat. Dengan cara 'membangun pusat bisnis, temp at ibadah dan tempat pendidikan, maka sangat berpeluang untuk mendatangkan hasil karena kondisi tersebut belum terdapat di wilayah ini. Strategiyang dipakai adalah membuka peluang kerjasama dengan beberapa investor atau memanfaatkan peluang bantuan pengembangan Wakaf Produktif oleh DepartemenAgama. Hal tersebut sangat diperlukan karena kapasitas pengelola harta wakaf oleh Yayasan Muslimin belum cukup rnemadai sehingga membutuhkan bantuan dari banyak pihak untuk mewujudkan ambisi yang ada.
c. roJUAN Pengembangan Wakaf Produktif mela1uipembangunan Pusat Bisnis memiliki beberapa tujuan, diantaranya: 1. Memberdayakan harta wakaf yang sudah ada sebagai lahan produktifitas ekonomi yang bernilai ibadah dan sosia1 2. Membangun beberapa aspek usaha yang menguntungkan dan bermanfaat bagi masyarakat.
68
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
3. Mengembangkan manfaat hasil usaha bagi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan.
D. JENIS USAHA YANG AKAN DIJALANKAN 1. Pemetaan jenis Usaha dengan instrumen: 110 1
J• .,.
UnM
PuRt Bi.niJ (!WI
PoI.Jw.aa YIl)'iIAn
Wakru 2006
MusUmln
\\'ibyah
K_ P"ltolon&311
S"'' 1"8." MD"... Uruum
pendtd,k.... ru.. [ld,
~
KOMitl aatini ! Godu",
M£salaD
Potell!li
K.temat1l,aD
P.",~mba OCI'D
!!Umb.l"
haJU
untuk
WIsh
",,"e_robanson
umuk
woW
barta ... llaf
produJn:llil.. ..konomi yang bemiltllbacWl
tua
ruehl.
pert.muon, mmimorl<", penglnapan, MO 9 unit,
l"wf
dan.os,.1
3reatl!!rbub
daD "'.d=pe)
2. Analisis Usaha melalui Analisis SWOT Faktor Internal:
-
1 Kekuatan (Strellght)
Harta Wakafberupa tanah seluas 1.336 m1 YayasanMuslimindengan pengurus yang berjiwa
peluangkeras
-
Lembagapendldikan Taman Kanak-kanak dengan prestasi yang sangat baik
Keterbatasan Sumber-dana 2 Kelemahan (Weakness)
-
Terdapat beberapa pengurus yayasan yang memlJkiketerbatasan kemampuan m811ajerial
-
Dukungan dari aspek geografis Kejnglnandart beberapa calon Investor Program Pemberdayaan WakafProduktif DepartemenAgama Hadirnya investor asing dan besar yang melakukan lnvasi ekonoml secars besar-besaran,
Faktor Eksterncd:
1 Peluang (Opporttllliry)
2 Ancaman (Threats)
-
Lampiran-Iampiran
69
3. Formulasi strategis: SlratelJllnternol Strategl E/(Sternal
.
PeJuang(Opportuniy)
.
Kekuatan (Strenght) Membuat perencanaan pengembangan harta wakaf MengaJukan banruan pemberdayaan Wakaf
.
Kelemahan(Weaknez) Melall\1kanpembmaan menajerial bagi pengurus
yayasan Konkrertsast pengajuan
Produknf Menarlk mlnat para investor
-
bantuan pemberdayaan Wakafproduktlfke DepanemenAgama Melakukan konsultasi
perancangan pembanguan pusat btsnts
-
Ancaman (Threats)
Melakukan kerjasarna dengan pemertntah dan berbagai pihak untuk membentuk kesadaran pubUkmengenatdampsk invasi ekonomi massif Membangun skema
persamgan ekonoml yang Islami, sehat dan bermanfaat
E. KONDISI USAHA SAAT INI 1. Historis a) Tahun berdiri b) Alamat awal tahun berdiri c) Pendiri d) Modal awal e) jumlah Karyawan f) Asset Usaha saat ini 2. Manajemen yang ada a. Pembina : 5 orang
b. Pengawas
70
: 1958
: J1.
Gajah Mada No.5 Pekalongan
I : Rp.: Tanah dan gedung
: 5 orang
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
c. Pengurus
1 orang ketua dan 3 orang wakil ketua 1 orang sekretaris dan 3 orang wakil sekretaris 1 orang bendahara dan 3 orang wakil bendahara
F. RENCANA PEMASARAN Masyarakat Umum dari berbagai 1. Segmentasi macam golongan 2. Target Pasar Masyarakat Umum dari berbagai macam golongan 3. Posisi Produk Kompetitif 4. Produk dan Harga No
Nama Produk
Quantity
Harga Satuan Rp.40.000/hari Rp.lOO.OOO/hari
1
Karnar standar VAN
2
Karnar standar AC
4 10
3 4 5 6 7 8
KamarVIP Mini Market Ruko Raung Pertemuan [asa Parkir ToiletUmum
3 1 9 unit 1 2 4
Rp.200.000/hari Rp.l0.000.000/thn Rp. SOO.OOO/hari Rp.l00.000/hari Rp.20.000/har!
Harga ]ual/Sewa/pendapatan Rp.25.920.000/tahun Rp. 108.000.000/tahun Rp.64.800.000/tahuD Rp.85.000.000/tahun Rp,90.000.000 /tahun Rp. S4.000.000/tahun Rp.36.000.000/tahun Rp.43.200.000/tahun
G. RENCANA OPERASIONAL 1. Rencana-bangun Pusat bisnis yang dibangun di atas lahan tanah wakaf seluas 1.336 m2 akan dibagi dalam beberapa lahan dan unit bangunan, yaitu: a. Unit pendidikan, masjiddan ruang pertemuan : 589m2 1) Lantai I : 271 m2 2) Lantai II : 318 m2 b. Mini market dan penginapan : 508 m2 1) Lantai I : 254 m2 2) Lantai II : 254 m2 Lampiran-Iampiran
71
c.
Ruko 9 unit 1) Lantai I 2) Lantai II
: 390 m2
: 195 m2 : 195 m2 : 580 m2
d. Area Terbuka dan Landscape 2. Teknik Rancang-bangun a. Unit Gedung 1) Pondasi 2) Dinding 3) Struktur 4) Rangka atap dan gording 5) Penutup atap 6) Penutup Lantai
7) Plafond-pyan 8) Finishing b. Perkerasan
: Struktur flootplat, batu belah : Bata rnerah diplester : Beton bertulang : Baja IWF Channellips dan baja : Asbes gelombang besar : Keramik motif 60 x 60 dan 30 x 30 : Hardflef 1 x 2 m : Cat tembok :ATB
3. Perencanaan Pelaksanaan Perencanaan pelaksanaan pembangunan pusat bisnis melalui pemberdayaan Wakaf Produktif ini akan dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: a. Perencanaan teknis dilakukan dengan melibatkan Konsultan Perencana b. Perkiraan waktu pernbangunan antara 6 - 10 bulan c. Pelaksanan pembangunan adalah panitia pembangunan d. Pengawasan pembangunan dilakukan oleh Tim dan konsultan pengawas
72
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
H. KEBUTUHAN
DANA
Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan Pusat Bisnis Yayasan Muslimin Kota Pekalongan sebesar Rp. 3.595.450.000,-(Tiga Milyar Lima Ratus Sembilan Puluh Lima juta Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah). Kebutuhan dana tersebut direncanakan untuk dapat diperoleh melalui Program Pemberdayaan Wakaf Produktif DepartemenAgama sebanyak Rp. 2.000.000.000,- (Dua Milyar Rupiah), berasal dari investor sebanyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah), dan sisanya dari donatur yang tidak mengikat. I. RENCANA KEUANGAN
1. Analisis Break Even Point (BEP) atau Estimasi Titik Impas Berdasarkan kebutuhan dana sebesar Rp. 3.595.450.000,- (Tiga Milyar Lima Ratus Sembilan Puluh LimaJuta Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah), rnaka dibutuhkan waktu sekitar 7 (tujuh) tahun untuk mencapai titik impas. Penghitungannya adalah: Harga Mod.aLtetap_pe.rta Pendapatan pertahun Rp. 3.595 450
oro
Rp. 506.920.000 ~ 7,09 Tahun 2. Rencana Pengelolaan Keuangan pasca Titik-Impas (BEP) Rencana Pengelolaan Keuangan pusat bisnis ini akan digunakan untuk beberapa komponen yang dihirung setiap tahunnya dengan asumsi pendapatan per-tahun, yaitu: Lampiran-Iampiran
73
a. Pemeliharaan dan peningkatan sarana : Rp. 120.000.000,b. Pembinaan pelaku usaha : Rp. 75.000.000,c. Santunan yatim piatu dan dhu'afa : Rp. 95.000.000,d. Pengembangan keilmuan umat : Rp. 75.000.000, e. Pembinaan Wakaf Produktif pada Lembaga sejenis : Rp. 91.000.000,-
f. CadanganKasYayasan (10%)
: Rp. 50.692.000,-
J. KEMANDIRIAN PENGELOLAAN Pemberdayaan Wakaf Produktif Pusat Bisnis Yayasan Muslimin ota Pekalongan ini akan dikelola dengan konsep hemandirian, yaitu pengelolaan profesional amanah oleh Sumber Daya Manusia Pengurus Yayasan dengan memaksimalkan fungsi fasilitas asset yang bersifat ekonomi produktif, yaitu: 1. Mini market akan dilaksanakan dengan bekerjasama dengan lernbaga usaha sejenis yang memiliki jaringan luas dengan mengedepankan perekonomian dan target keuntungan (profit) tertentu. 2. Unit pertokoan disewakan untuk umum untuk dapat mendukung keberadaan penginapan dan wisata belanja bagi kepadatan lalu-lintas jalur Pantura. 3. Perhotelan/penginapan dikonsep dengan nuansa kekeluargaan dengan kesan nyaman dan dikelola secara profesional oleh Tim Manajerial untuk memelihara, rnelengkapi sarana penginapan sesuai permintaan pasar dan pemasarannya dengan target profit yang ditentukan yaitu 30% dari 360 had sewa. 4. Ruang pertemuan dikelola secara profesional oleh Tim Manajerial untuk memelihara, melengkapi sarana pertemuan sesuai permintaan pasar dan pemasarannya
74
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
dengan target profit yang ditentukan yaitu 30% dari 360 hari sewa. 5. jasa parkir dikelola dengan memberdayakan kelompok
anak-anak jalanan dengan target profit yang ditentukan. 6. Jasa toilet umum dikelola melalui cara dilelang kepada pihak umum dengan mempertimbangkan berbagai aspek kelayakan. K.PENUTIJP
Demikian uraian singkat proposal ini dibuat, dengan harapan dapat dikabulkan demi mendukung upaya Yayasan Muslimin Kota Pekalongan dalam memperoleh dukungan dana untuk membangun berbagai program yang bermanfaat bagi umat. Pekalongan, Yayasan Muslimin
Juli 2006 Kota Pekalongan
M.__NDfel, MSi
Hj ._sui Aisyah Ketua
Sekretaris Mengetahui,
Walikota Pekalongan
dr.BasyrrAc~ad
Lampiran-Iampiran
75
IAMPIRAN
GAMBARBENTUKBANGUNAN
TAMPAK DEPAN SIi;eJe
76
1
1SO
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
Lampiran-Iampiran
77
78
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
Lampiran-Iampiran
79
.
,.hr·
I
-"':.-
~ I I I
"!'n"
.!-------~--;;;._._
'!:> ••
.... .. }
,,,,:.
::"-"7_ ",-~q.,...
I ••
l1li:1_ ... ' __
.21_""".,_
I
"' __ ~f_
DENAH KUSEl! L 1 $lfiLi :&i5
N._"_~'1IIIIIOIlI
~~'=:t-::' ,.-_._ .~_n.... ~ __
11_
DEliAH KUSEl! L2 S;;:t!ii'2IiI
111 ......_1'_
L!~-"~
80
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
"1
l
I~ i" I
!~,
PERATIJRAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISlAM NOMOR Dj.II/503 TAHUN 207 TENTANG PEMBERDAYAAN WAKAF PRODUKTIF DENGAN RAHMAT 1lJHAN YANG MAlIA ESA DIREKTURJENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM,
Menimbang : bahwa dalam rangka efektivitas pelaksanaan bantuan wakaf produktif, dipandang perlu ditetapkan Peraturan Direktur ]endera! Bimbingan Masyarakat Islam tentang Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan Wakaf Produktif; Mengingat 1. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf CLembaranNegara RI Tahun 2004 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4459); 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2006tentang Perturan Pelaksanaan Undangundang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf (Lernbaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4667); 3. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara lampiran-Iampiran
81
sebagaimana elah diu bah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun
2004; 4. Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan
Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kernenterian Negara Republik Indonesia; 5. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 6. Keputusan Menteri Agama Nomor 480 Tahun 2Q03 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota; 7. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2006 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pernbayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di Lingkungan Departemen Agama, 8. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 ten tang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Agarna;
82
Pedoman Penyusunan Proposal Pernberdayaan Wakaf Produktif
MEMlITUSKAN Menetapkan
PERATURA!'l" DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM TENTANG PENGELOLAAN BANTUAN PEMBERDAYAANWAKAF PRODUKTIF. MEMUI1JSKAN BABI KETENTUAN UMUM
Pasal I Dalam Peraturan Direktur jenderal Bimbingan Masyarakat Islam ini yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan wakaf produktif adalah pemberdayaan harta benda wakaf yang memiliki potensi dan manfaat ekonomi secara efektif dan efisien untuk kepentingan ibadah dan memajukan kesejahteraan umum. 2. Bantuan pemberdayaan wakaf produktif adalah pemberian dana yang berasal dari APBN kepada Nazhir yang dikelola dan dikembangkan untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan umum. 3. Nazhir adalah sebagaimana c1iatur c1alam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. 4. Direktur jenderal adalah Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. 5. Kepala Kanwil adalah Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi. 6. KepaJa Kandepag adalah Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.
Lampiran-iampiran
83
7. Kepala
KUA adalah
Kepala
Kantor
Urusan
Agama
Kecamatan.
8. BreakEvenPointadalah keadaan dimana tingkat penjualan dan total biaya pada tingkat volume produksi atau volume penjualan tertentu, sehingga tidak memperoleh laba dan tidak menderita suatu kerugian. 9. Cash Flow atau aliran keuangan adalah suatu perkiraan mengenai keluar/rnasuk dana tunai terjadi.
KUALIFIKASI
BABII PENERIMA BANTIJAN
Pasa12 Nazhir penerima bantuan adalah yang mernberdayakan harta benda wakaf sesuai dengan peruntukannya melalui peningkatan usaha-usaha yang memiliki nilai ekonomis, untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan umum. Pasa13 (1) Nazhir sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, memiliki
kesanggupan dan bersedi bertanggung jawab untuk: a. melaksanakan program kegiatan sesuai dengan proposal yang diajukan, b. memanfaatkan dana bantuan untuk mernajukan pemberdayaan wakaf c. melakukan upaya efisiensi pemanfaatan dana dengan menlngkatkan peran serta masyarakat melalui swakelola, d. kesediaan diaudir oleh pengawas internal 84
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
Departemen Agama atau pengawas eksternallainnya bila diperlukan, e. dalam hal usaha-usaha pemberdayaan wakaf yang
Break Even Point, nazhir bersedia mengalihkan pemanfaatan bantuan pemberdayaan wakaf produktif kepada nazhir lainnya.
dilakukan
telah
melampaui
(2) Kesanggupan dan kesediaan bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan oleh nazhir dalam bentuk pernyataan tertulis. BABm PERMOHONAN DAN PENllAIAN
Pasa14 (1) Bantuan pemberdayaan wakaf produktif adalah bantuan
diberikan kepada nazhir organisasi dan/atau badan hukum yang mengajukan permohonan. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam berbentuk proposal pemberdayaan wakaf produktif yang memuat: a. alasan pemilihan gagasan usaha dan manfaat dari gagasan pembangunan, daya dukung potensi ekonomi di sekitar lokasi dan kondisi sosial masyarakat, peluang pasar, perkembangan dan penetapan pangsa pasar, perkiraan biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan, kebutuhan modal kerja, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan dan dampak dari Lampiran-Iampiran
85
usaha
terhadap
perekonomian
masyarakat
secara
keseluruhan;
b. perhitungan Break Even Point dan Cash Flow, c. rencana anggaran belania, analisa harga satuan, harga satuan bahan dan upah kerja; d. gambar rancangan gedung dengan fasilitas kegiatan dan desain Islami yang dibuta oleh Konultan Perencana. (3) Proposal sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilampiri dengan:
a. bukti sertipikat hak milik/wakaf atau foto copy yang telah dilegalisir oleh Badan Pertanahan setempat, b. rekomendasi pemberdayaan wakaf proc1uktif dati kepala XUA (Kantor Urusan Agama), Kepala Kantor Departemen Agama Kota/Kabupaten dan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi; c. keterangan bahwa nazhir terdaftar pada KUAsetempat, atau pengesahan nazhir oleh kepala KUAsetempat; d. izin mendirikan bangunan, site plane tata kota, dan susunan penanggung jawab pelaksana pernbangunan, e. surat pernyataan kesanggupan nazhir mencari dana pendamping, apabila Rencana Anggaran Belanja melebihi nilai bantuan yang akan diberikan: f. rekening bank atas nama nazhir; g. surat penunjukan penanggung jawab atau pengelola langsung dari nazhir organisasi;
86
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
h. copy akte notaris dan copy pengesahan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia bagi nazhir berbadan hukum; dan 1.
data pendukung
lainnya yang diperlukan.
Pasa15 (1) Direktur jenderal
menetapkan calon penerirna bantuan berclasarkan pertimbangan rekomendasi Tim Seleksi Bantuan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif;
(2) Tim Seleksi sebagaimana oleh Direktur jenderal.
dimaksud
ayat (1) dibentuk
Pasa16 (1)
Tim Seleksi rnelakukan penilaian terhadap setiap perrnohonan yang meliputi: a. Aspek urnum. status tanah, kesesuaian peruntukan, pengesahan nazhir, dan kelengkapan rekomendasi; b. Aspek khusus: rencana anggaran belanja, rencana pembangunan termasuk gam bar bangunan, Cash Flow dan perhitungan Break Even Point.
(2) Kriteria dan stanclar teknis penilaian ditetapkan oleh Tim Seleksi; (3) Apabila diperlukan, Tim Seleksi dapat memanggil nazhir pemohon untuk melakukan presentasi.
Lampiran-Iampiran
87
BABIV PENGIRIMAN DAN PENGELOIAAN
Pasa17 0) Dana bantu an pemberdayaan
secara
langsung
kepada
wakaf produktif dikirim nazhir peneriman bantuan
melalui bank yang ditunjuk. (2) Nazhir melaporkan penerimaan bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Direktur ]enderal Cq. Direktur Pemberdayaan Wakaf dengan melampirkan bukti penerimaan. (3) Nazhir bertanggung jawab melakukan dengan membuat pembukuan keuangan.
pengelolaan
Pasal S Nazhir penerima bantuan wajib mengumumkan pada papan yang mudah diketahui umum bahwa pengembangan kegiatan dibantu oleh Departemen Agama melalui wakaf, contoh: a. "Pembangunan gedung ..... ini dibiayai dan atau/dibantu Departernen Agama untuk pemberdayaan wakaf", b. "Pengembangan kegiatan ..... ini dibiayai dan atau/dibanru Departemen Agama untuk pemberdayaan wakaf".
Pasa19 (1) Nazhir penerima bantuan wajib melakukan pengelolaan kegiatan atau program sesuai dengan usulan pemohon.
88
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
(2) Dalam hal pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dapat dilakukan nazhir wajib memberitahukan kepada Direktur Pemberdayaan Wakaf. (3) Perubahan kegiatan/atau program kerja hanya dapat dilakukan atas persetujuan Direktur Pemberdayaan Wakaf. BABV PEMBINAAN
DAN PENGAW ASAN
PasallO (1) Pembina an
dan pengawasan pengelolaan bantuan pemberdayaan wakaf produktif dilakukan: a. tingkat pusat oleh Dire ktu r jenderal sehari-hari dilaksanakan oleh Direktur Pemberdayaan Wakaf; b. tingkat provinsi oleh Kepala Kanwil sehari-hari dilaksanakan oleh pejabat yang membidangi tugas perwakafan, c. tingkat kab/kota oleh Kepala Kandepag sehari-hari dilaksanakan oleh pejabat yang membidangi tugas perwakafan; d. tingkat kecamatan oleh Kepala KUA.
(2) Dalam hal ada laporan pengaduan dan/atau bentuk lainnya dari warga masyarakat, pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) segera melakukan klarifikasi dan/atau pengecekan, dan melalui pejabat setingkat di atasnya secara berjenjang melaporkan kepada Direktur Jenderal.
Lampiran-Iampiran
89
BABVI PERTANGGUNGJAWABAN
DAN PELAPORAN
Pasalll (1) Nazhir menyampaikan laporan pemanfaatan bantuan
secara berkala setiap 3 (tiga) bulan, dengan menyertakan bukti-bukti pengeluaran dana kepada Direktur Jenderal. (2) Nazhir menyampaikan laporan hasil keuntungan pernberdayaan kepada Direktur jenderal setiap 6 (enam) bulan, baik dalam pengelolaan barang rnaupunjasa yang dialokasikan untuk kepentingan kebajikan umum. (3) Setelah capaian Break Even Point, nazhir harus melaporkan kepada Direktur Jenderal. BABVll SANKSI Pasal12
Penyalahgunaan penggunaan bantaun dan/atau pelanggaran lainnya oleh nazhir dapat dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan. (2) DirekturJenderal dapat mengenakan samksi administratif atas pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan proposal, dan ketentuan dalam peraturan ini. (1)
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat berupa:
90
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
a. p~ringatan tertulis, b. dalam hal peringatan sebagaimana dimaksud pada huruf a diabaikan, dapat ditindaklanjuti dengan melaporkan kepada Inspektoratjenderal Departemen Agama. BABVIll KETENTIJAN
PENUTIJP
Pasal13 (1) Pada
saat Peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Direktur jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Nomor D 185 Tahun 2006 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (2) Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 22 Oktober 2007 DIREK11JJlJENDERAL
Lampiran-Iampiran
91
DAFTAR PUSTAKA
Al-Kasibi, Muhammad Abis Abdullah. 2004. Hukum Wakaf Kajian Konternporer Pertama dan Terlengkap tentang Fungsi dan Pengelolaan Wakaf serta Penyelesaian atas Sengketa Wakaf Jakarta: Domper Dhuafa Republika. David, F. R. 2006. Manajemen Strategi. Konsep. Edisi Kesepuluh. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & ts«: Second Edition. Mc.Graw-Hill Fransiska, Imelda Yuliyanti. 2009. Inventory Control dan Perencanaan Bahan Baku di Industri Manufacturing pada PT Indofood Sukses Malemur, Medan. Skripsi, tidak diterbitkan. Hippel, E.V. 1985. 'Learning from Lead Users' dalam Kotler, P. 1993. Manajemen emasaran.Jilid 2 (Terjemahan). Edisi keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga. Horngren, Charles T., at. el. 1994. Cost Accounting: Managerial Emphasis. 8th edition. Upper Sadie River: Plentice Hall, New Jersey. Departemen Agama RI. 2007. Pedoman Pengelolaan WakafTunai.Jakarta: Departemen Agama RI. Kasali, R. 1998. Membidik Pasar Indonesia. Segrnentasi, Targeting dan Positioning. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kementerian Agama RI. 2011. Profile Percontohan Wakaf Produktif. Jakarta: Kementerian Agama RI. Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta: Erlangga.
92
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif
Ries AI dan]. Trout. 2002. Positioning. The Battlefor Your
Mind. Jakarta: Salemba Empat. Setiadi, N. ]. 2003. Perilaku Konsurnen. Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Peneiitian Pemasaran. Edisi Pertarna. Jakarta: Prenada Media. Wallace, Peter and Zinklin, John. 2005. Mastering Business in Asia: Corporate Governance. Singapore: John Wiley and Sons (Asia) Pte Ltd. http://deddyedward. blogdetie. com/page/8
Daftar Pustaka
93
TIM PENYUSUN
Penanggung J awab Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota
: Drs. H. Sutami, M.Pd.I : H. Mardjuni, S.Sos : Drs. H. Ahmad Zamroni : H. Thobib AI Asyhar, S.Ag, M.Si : 1. Firdaus Indriawan 2. H. Edy Winarso, S.Ag 3. Moh. Yasir Arafat, SE, ME 4. Ibnu Tsalis Kurniawan, SE 5. Sri Agustina Johariah, SE 6. Murni, SH
7. Vita Fitriyah, SE
94
Pedoman Penyusunan Proposal Pemberdayaan Wakaf Produktif