Usulan Penerapan Metode Genetic Algorithm dalam Penjadwalan Sistem Produksi Jobshop Produk Tangki Air dengan 4 Dudukan Untuk Meminimasi Makespan di PT Megah Steel Proposal of Genetic Algorithm Method Implementation in 4 Seats Water Tank Job Shop Production System to Minimize Makepan at PT Megah Steel Yosephine Angelita1, Santoso2, Vivi Arisandhy3
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak (Abstract) PT Megah Steel merupakan suatu perusahaan manufaktur. Sebagai suatu mitra bengkel, perusahaan memproduksi marmer pada bagian mass production dan pesanan produk job order. Masalah yang biasa dijumpai terletak pada metode penjadwalan yang digunakan oleh perusahaan. Metode ini menyebabkan besarnya waktu menganggur sebesar 85.04% pada beberapa mesin seperti mesin turret, mesin planning, mesin bodem, mesin bor serta mesin roll. Besarnya delay ini menyebabkan menurunnya utilisasi mesin dan makespan menjadi besar. Penulis mengusulkan penggunaan metode genetika dengan kriteria meminimasi makespan dan metode aktif sebagai metode pembanding. Sebelum dilakukan proses perbandingan ini, penulis membuat software untuk memudahkan dan mempersingkat waktu perhitungan yang dilakukan. Kemudian akan ditentukan metode yang terbaik untuk digunakan perusahaan melalui kasus tangki air 4 dudukan. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, didapatkan nilai penghematan utilisasi dengan menggunakan metode aktif sebesar 9.23% dan 9.50% untuk metode genetika. Oleh karena itu, penulis mengusulkan untuk menggunakan metode genetika sebagai suatu metode usulan. Manfaat dari penerapan metode genetika di perusahaan ini adalah perusahaan dapat menyelesaikan produknya dengan waktu yang lebih singkat. Makespan tangki air ini mengecil sebesar 100 menit (5.21%) yaitu dari 1918 menit menjadi 1818 menit. Seiring dengan menurunnya nilai makespan ini maka utilisasi mesin juga meningkat sebesar 9.50% dan terjadi penurunan waktu menganggur pada sepuluh mesin yang digunakan sebesar 1108 menit (6.79%) dari metode aktual perusahaan saat ini. Kata kunci : penjadwalan, job shop, algoritma genetika, makespan PT Megah Steel is a manufacturing company. As a partner workshop, the companies producing marble in the mass production and job orders. Common problems encountered lies in the scheduling method used by the company. This method causes much delay or idle time of 85.04% on some machines such as turret machine, planning machine, bodem machine, drilling machine and roll machine. The magnitude of this delay caused by the decrease of machine utilization and makespan becomes large. The author proposes the use of genetic methods to minimize the makespan criterion and active methods as a method of comparison. Before this comparison process, the author makes software to simplify and shorten the time to do calculations. Then be determined the best method to use the company through the case of 4 seats water tank. Based on the data processing is done, get the value of utilization savings by using active methods of 9:23% and 9.50% for the genetic method. Therefore, the authors propose to use genetic methods as a proposed method. Benefit from the application of genetic methods in this company is the company can complete its product in a short time. Makespan this water tank decrease by as much as 100 minutes (5.21%) is from 1918 minutes to 1818 minutes. Along with this decline in value of the makespan machine utilization also increased by 9.50% and a decline in the delay of ten machines used for 1108 minutes (6.79%) of the actual method of the current company. Keyword: scheduling, job shop, genetic algorithm, makespan.
1
Yosephine Angelita, Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha Santoso, Dosen Pembimbing I , Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha 3 Vivi Arisandhy, Dosen Pembimbing II , Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha 2
1.
Pendahuluan
Perusahaan Megah Steel yang berlokasi di Jl Terusan Pasir Koja No 242 ini bergerak dalam bidang manufaktur. Sebagai suatu mitra bengkel, perusahaan memproduksi berdasarkan mass production dan adanya pesanan job order. Pada bagian mass production, diproduksi marmer dari batu alam. Pada bagian job order, dilakukan proses pembentukan produk dari lempengan besi maupun baja menjadi suatu produk sesuai dengan pesanan. Produksi job order ini menggunakan mesin tekuk, mesin potong, mesin silinder, mesin las, mesin roll, mesin bodem, mesin planning dan mesin turret. Produk jadi yang dihasilkan sesuai dengan pesanan, seperti rak-rak susun, tangki air, silinder dengan ukuran besar yang tidak dapat dibuat pada bengkel kecil. Masalah yang biasa dijumpai adalah adanya adanya delay atau menganggur yang cukup sering pada beberapa mesin seperti mesin turret, mesin planning, mesin bodem, mesin bor serta mesin roll. Besarnya delay menyebabkan menurunnya utilisasi mesin dan makespan menjadi besar. Masalah tersebut dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu manusia, mesin, material, dan metode. Masalahmasalah yang diakibatkan oleh manusia, mesin, material tidak terlalu sering terjadi dan masih mampu diatasi oleh perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan utama terletak pada penggunaan metode perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, penulis memberikan usulan penjadwalan yang bertujuan memperbaiki penjadwalan perusahaan dengan meminimasi nilai makespan.
2.
Pembatasan Masalah dan Asumsi
1. 2. 3.
Batasan masalah yang diberikan dalam penelitian ini adalah : Pengamatan dilakukan pada pembuatan produk job order. Pesanan yang diamati adalah pesanan pada tanggal 15 Juli 2009 Produk yang diamati adalah tangki air dengan 4 dudukan Asumsi yang digunakan adalah : Mesin yang digunakan dalam kondisi baik Bahan baku dan bahan pendukung cukup tersedia selama produksi Operator dalam keadaan siap dan bekerja secara wajar.
3.
Perumusan Masalah
1. 2. 3.
Dari masalah yang telah diidentifikasikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang ada di perusahaan saat ini, yaitu : 1. Apa yang menjadi kekurangan dari metode penjadwalan yang diterapkan perusahaan saat ini? 2. Bagaimana metode penjadwalan yang dapat diterapkan pada perusaahaan saat ini? 3. Apa kelebihan yang diperoleh perusahaan dengan menerapkan metode penjadwalan yang telah diusulkan?
4. 1. 2. 3.
Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukan penelitian tugas akhir ini adalah untuk : Mengindentifikasikan kekurangan dari metode penjadwalan yang telah dilakukan oleh perusahaan saat ini. Memberikan usulan metode penjadwalan yang dapat diterapkan pada perusaahaan saat ini. Mengindentifikasikan kelebihan yang diperoleh perusahaan dengan menerapkan metode penjadwalan yang telah diusulkan.
5. Studi Literatur 5.1 Metode Genetika Metode Genetika merupakan suatu metode penyelesaian yang berdasarkan pada mekanisme evolusi biologi. Teori ini bercerita bahwa suatu individu yang memiliki karakteristik bagus dengan kriteria-kriteria akan mempunyai kemungkinan untuk bertahan hidup lebih besar, bereproduksi, dan menurunkan karakteristiknya pada keturunan-keturunannya. Berlaku sebaliknya, individu dengan karakteristik yang kurang bagus secara perlahan-lahan akan tersingkir.
Keunggulan dari penggunaan metode genetika ialah seperti di bawah ini :
1. Metode genetika menyelesaikan masalah dengan mengkodekan permsalahan menjadi suatu kromosom, bukan menyelesaikan permasalahan itu sendiri.
2. Metode genetika mencari dari sekumpulan solusi, tidak dengan sebuah solusi saja. 3. Metode genetika menggunakan hasil informasi (fungsi fitness) sebagai referensi pencariannya, tidak menggunakan nilai turunannya atau nilai lainnya.
4. Metode genetika menggunakan aturan transisi probabilistik, bukan deterministik. 5. Metode genetika tidak memiliki banyak kebutuhan matematis untuk masalah optimasi. Metode genetika merupakan suatu algoritma yang buta karena tidak tau kapan dirinya telah mencapai suatu solusi yang optimal.
5.2 Langkah Metode Genetika 1.
2.
Data yang diperlukan Data-data yang diperlukan adalah waktu proses pembuatan, jumlah mesin, job yang diamati, dan urutan dari proses pengerjaan (routing). Penentuan parameter Berdasarkan data-data diatas maka dapat ditentukan parameter-parameter yang digunakan.
Parameter Metode Genetika 1. Ukuran Populasi Ukuran populasi menunjukkan banyaknya kromosom yang membentuk suatu populasi. Penentuan ukuran populasi yang dapat menghasilkan suatu solusi yang memuaskan tidak memiliki suatu aturan yang baku tetapi biasanya hanya dilakukan dengan metode trial dan error. Pemilihan ukuran populasi tergantung pada tingkat kerumitan suatu kasus yang dihadapi. Semakin rumit masalah yang dihadapi maka semakin besar ukuran populasi yang digunakan.
2. Jumlah Generasi Jumlah generasi menunjukkan banyaknya pengulangan perhitungan genetika yang hendak dihasilkan, dimana setiap generasi hanya terdiri dari satu populasi awal dan menghasilkan satu populasi baru. Jumlah generasi akan menjadi batasan dalam menghasilkan populasi baru.
3. Probabilitas Crossover (Pc) Probabilitas crossover merupakan nilai kemungkinan suatu kromosom untuk mengalami crossover. Besarnya probabilitas ini harus ditentukan dari awal proses pencarian solusi. Semakin besar probabilitas maka semakin besar pula kemungkinan struktur individu baru diperkenalkan di dalam populasi. Menurut Marek Obitko, probabilitas crossover yang baik adalah antara 0.80 sampai dengan 0.95.
4. Probabilitas Mutasi (Pm) Probabilitas mutasi merupakan besar kemungkinan suatu kromosom untuk mengalami mutasi. Besarnya probabilitas ini juga harus ditentukan dari awal proses pencarian solusi. Pada seleksi alam murni, proses mutasi jarang sekali terjadi. Oleh karena itu proses mutasi buatan dalam metode ini pun tidak selalu terjadi. Maka nilai dari probabilitas mutasi ini biasanya dibuat kecil. Menurut Marek Obitko, probabilitas mutasi yang baik adalah antara 0.5 sampai dengan 0.1. 3. Membentuk populasi awal (Encoding) Populasi awal dibentuk untuk menentukan banyaknya kromosom yang dihasilkan dimana jumlah populasi akan sama dengan jumlah kromosom. Semakin banyak populasi yang dibentuk maka akan semakin variasi kromosm yang dihasilkan akan semakin banyak. Pemecahan yang dilakukan pada metode gentika ini adalah bagaimana cara mengentepretasikan suatu solusi masalah ke dalam kromosom. Pemecahan tersebut menggunakan suatu inisialisasi awal yang biasa disebut dengan encoding (menggunakan rangkaian bilangan biner dalam mempresentasikan set solusi masalah ke dalam kromosom). Pemilihan bentuk representasi solusi masalah menjadi suatu kromosom merupakan proses dasar untuk menyelesaikan masalah dalam dunia nyata. Setiap masalah perlu dianalisis untuk memastikan representasi yang cocok dan penggunaan operator Genetika yang spesifik.
Metode genetika bekerja dalam ruang kode dan ruang solusi, yang artinya metode ini bekerja menggunakan kode untuk mendapatkan evaluasi sementara dan seleksi bekerja dalam ruang solusi. Proses seleksi merupakan hubungan antara kromosom dan performansi dari penguraian solusi kode. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses decoding dan encoding ini adalah : 1. Feasibilitas kromosom Bagaimana suatu penguraian kode solusi dari suatu kromosom yang terletak pada daerah feasibel suatu daerah. 2. Legalitas kromosom Suatu kromosom telah mewakili suatu solusi masalah atau tidak. 3. Keunikan kromosom. Setiap kromosom sebaiknya mewakili satu solusi masalah. Pada kasus tertentu. 4. Melakukan proses decoding pada semua kromosom awal Proses decoding adalah proses transformasi dalam suatu kromosom yang bertujuan menghasilkan urutan penjadwalan yang baik dan tidak melanggar aturan penjadwalan. 5. Melakukan proses crossover Proses crossover dilakukan untuk mendapatkan kromosom keturunan yang lebih baik. Semakin besar probabilitas crossover yang digunakan, variasi struktur individu baru yang dihasilkan dalam populasi akan semakin banyak. Proses dilakukan dari hasil decoding kromosom awal. Beberapa metode yang bisa digunakan dalam crossover ini adalah : a. Partialy Mapped Crossover (PMX) (Gen, 1997) b. Order Crossover (OX) (Golberg, 1987) c. Cycle Crossover (CX) (Golberg, 1987) 6. Melakukan proses decoding untuk kromosom offspring crossover Setelah mengetahui kromosom yang akan mengalami crossover, maka kromosom yang terpilih tersebut akan menjadi parent dan akan dipertukarkan antar parent. Kromosom yang sudah dipertukarkan tersebut akan menjadi kromosom offspring dan dilakukan proses decoding kembali. 7. Menyiapkan kromosom untuk proses mutasi Kromosom yang akan mengalami mutasi yaitu kromosom awal, dan kromosom offspring crossover. Mutasi merupakan operator genetika yang mengubah nilai dari satu atau beberapa gen dalam suatu kromosom. Mutasi merupakan bagian yang sangat penting dalam metode genetika karena akan mencegah terjadinya lokal optimal. Proses mutasi terjadi berdasarkan probabilitas mutasi yang telah ditetapkan. Probabilitas mutasi (Pm) yang secara alamiah biasanya kecil, agar penyimpangan yang terjadi tidak terlalu jauh dari kromosom induk. Ada beberapa metode untuk melakukan proses mutasi yaitu : a. Order based mutation b. Position based mutation c. Scramble mutation 8. Melakukan proses mutasi Proses mutasi dilakukan dengan membandingkan nilai bilangan random yang dibangkitkan. Bilangan random yang dibandingkan yaitu antar gen dari satu kromosom. Bila bilangan random tersebut lebih kecil atau sama dengan nilai dari probabilitas mutasi maka gen tersebut akan mengalami mutasi. 9. Melakukan proses decoding untuk kromosom hasil mutasi Dari proses mutasi tersebut akan dihasilkan kromosom offspring mutasi kemudian lakukan proses decoding untuk mendapatkan nilai makespan. 10. Proses seleksi Setelah mendapatkan nilai fitness dari tiap kromosom maka urutkan nilai fitness tiap kromosom dari yang terbesar sampai terkecil. Hasil dari seleksi tersebut, akan disimpan sebagai kromosom awal pada generasi berikutnya. Jumlah kromosom hasil seleksi harus sesuai dengan jumlah populasi awal. Dalam prosedur seleksi yang proporsional, probabilitas seleksi suatu kromosom akan sebanding dengan ukuran fitness. Prosedur seleksi ini memiliki kekurangan. Misalnya saja pada generasi awal, nilai yang muncul akan memiliki kecenderungan memiliki nilai fitness yang tinggi
pada beberapa kromosom. Saat jumlah generasi bertambah dan ukuran populasi sudah berkembang maka kompetisi antar kromosom menjadi kurang kuat dan menimbulkan populasi yang konvergen. Menurut Gen dan Cheng dalam mengatasi kekurangan tersebut maka dilakukan dua buah mekanisme seperti dibawah ini : 1. Ranking Mechanisms Mekanisme ini mengabaikan nilai fitness dari setiap kromosom yang biasanya dipergunakan untuk menghasilkan probabilitas seleksi di setiap kromosom. Mekanisme ini menggunakan ranking atau urutan kromosom dalam menentukan kromosom-kromosom mana saja yang akan bertahan pada generasi yang selanjutnya. 2. Scaling Mechanisms Mekanisme ini dilakukan dengan memetakan nilai fitness dari suatu kromosom menjadi suatu kumpulan nilai positif. Probabilitas setiap kromosom yang bertahan pada generasi selanjutnya akan ditentukan oleh nilai ini. Cara tersebut dilakukan untuk mencegah dominasi kromosom super, membatasi persaingan di awal generasi, dan merangsang persaingan di generasi-generasi berikutnya.
Gambar 1 Bagan Alir Algoritma Genetika
6.
Metodologi Penelitian MULAI
Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan yaitu : 1. Data umum perusahaan 2. Data proses produksi dan waktu proses penggunaan mesin 3. Data mesin 4. Data pesanan 5. Peta Proses Operasi
Penjadwalan Metode Genetika
Penjadwalan Metode Aktif
Penjadwalan Aktual Perusahaan
Analisis 1. Analisis validasi software 2. Analisis perbandingan penjadwalan aktual perusahaan, penjadwalan metode aktif dan penjadwalan genetika 3. Analisis variasi nilai parameter metode genetika 4. Analisis manfaat usulan dengan metode algoritma genetika.
KESIMPULAN DAN SARAN
SELESAI
Gambar 2 Bagan Alir Metodologi Penelitian
7.
Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu : data waktu proses, data urutan proses, jumlah mesin, data produk, layout, Peta Proses Operasi, dan ganttchart.
8. Pengolahan Data dan Analisis 8.1 Validasi Software 1. -
Penentuan Parameter Ukuran populasi : 4 Jumlah generasi : 2 Probabilitas crossover : 0.95 Probabilitas mutasi : 0.05
2. Encoding Suatu inisialisasi awal atau biasa disebut dengan pembentukan awal. Metode yang digunakan yaitu Preference List Based Representation. - Kromosom 1 -
M1
M2
M3
M4
M5
M6
M7
M8
M9
M 10
2-1
8
5-4-3-10-7-6
7
10-3
2(2)-10(4)-10(5)-2(4)-3-A(1)-A(2)-A(3)-1-A(5)-A(6)-A(7)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
4-5-10-2-3-7-6-1
Kromosom 2 M1
M2
M3
M4
M5
M6
M7
M8
M9
M 10
1-2
8
5-3-10-6-7-4
7
10-3
10(4)-3-1-10(5)-A(6)-A(7)-2(2)-2(4)-A(1)-A(2)-A(4)-A(3)-A(5)-A(8)
-
8-9
A(9)
5-6-3-10-1-7-2-4
Kromosom 3 M1
M2
M3
M4
M5
M6
M7
M8
M9
M 10
1-2
8
3-10-7-5-6-4
7
10-3
2(2)-3-1-10(4)-10(5)-2(4)-A(1)-A(2)-A(6)-A(3)-A(7)-A(5)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
3-10-5-7-6-2-4-1
Kromosom 4 M1
M2
M3
M4
M5
M6
M7
M8
M9
M 10
2-1
8
10-6-5-3-7-6
7
10-3
10(4)-1-2(2)-3-10(5)-A(6)-A(7)-A(1)-A(3)-A(5)-2(4)-A(2)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
4-5-10-7-6-2-1-3
3. Decoding Proses decoding dilakukan untuk menghitung nilai makespan pada masing-masing kromosom, yang didapatkan dengan langkah-langkah di bawah ini - Kromosom 1, Iterasi 1 M1
M2
M3
M4
M5
M6
M7
M8
M9
M 10
2-1
8
5-4-3-10-7-6
7
10-3
2(2)-10(4)-10(5)-2(4)-3-A(1)-A(2)-A(3)-1-A(5)-A(6)-A(7)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
4-5-10-2-3-7-6-1
• • •
Job yang pertama kali muncul pada masing-masing mesin adalah sebagai berikut Job 2 mesin 1 • Job 7 mesin 4 • Job 9 mesin 8 Job 8 mesin 2 • Job 10 mesin 5 • Job A(9) mesin 9 Job 5 mesin 3 • Job 2(2) mesin 6 • Job 4 mesin 10
•
Job yang dapat dijadwalkan Job 8 mesin 2
•
•
•
•
Job 9 mesin 8
•
Job 4 mesin 10
Aturan yang berlaku pada pemilihan job : Job 8 mesin 2 Job 8 merupakan job yang pertama kali muncul pada mesin 2 dan merupakan operasi pertama pada job 8 Interval waktu menganggur pada mesin 2 adalah 0 ≤ t ≤ ∼ Job pada mesin 2 selesai pada t = 0 Jadwalkan job 8 pada mesin 2 pada t = 0 C82 = r2 + t82 = 0 + 10 = 10 Job 9 mesin 8 Job 9 merupakan job yang pertama kali muncul pada mesin 8 dan merupakan operasi pertama pada job 9 Interval waktu menganggur pada mesin 8 adalah 0 ≤ t ≤ ∼ Job pada mesin 8 selesai pada t = 0 Jadwalkan job 9 pada mesin 8 pada t = 0 C98 = r8 + t98 = 0 + 15 = 15 Job 4 mesin 10 Job 4 merupakan job yang pertama kali muncul pada mesin 10 dan merupakan operasi pertama pada job 4 Interval waktu menganggur pada mesin 10 adalah 0 ≤ t ≤ ∼ Job pada mesin 10 selesai pada t = 0 Jadwalkan job 4 pada mesin 10 pada t = 0 C82 = r4 + t104 = 0 + 8 = 8
Gambar 3 Ganttchart Kromosom 1
4.
Crossover Metode yang digunakan pada crossover ini adalah Partialy Mapped Crossover (PMX). Pada awalnya dibangkitkan bilangan random 0 sampai dengan 1 pada setiap kromosom yang kemudian akan dibandingkan dengan probabilitas croosover (Pc). Bila bilangan random lebih besar daripada Pc maka kromosom tersebut tidak mengalami crossover.
Tabel 1 Penentuan Crossover Produk Tangki Air Kecil No 1 2 3 4
Bilangan random Pasangan 0.0391 1 0.5766 2 1-2 8 5-3-10-6-7-4 7 10-3 10(4)-3-1-10(5)-A(6)-A(7)-2(2)-2(4)-A(1)-A(2)-A(4)-A(3)-A(5)-A(8) - 8-9 A(9) 5-6-3-10-1-7-2-4 0.6522 3 1-2 8 3-10-7-5-6-4 7 10-3 2(2)-3-1-10(4)-10(5)-2(4)-A(1)-A(2)-A(6)-A(3)-A(7)-A(5)-A(4)-A(8) - 9-8 A(9) 3-10-5-7-6-2-4-1 0.8982 4 2-1 8 10-6-5-3-7-4 7 10-3 10(4)-1-2(2)-3-10(5)-A(6)-A(7)-A(1)-A(3)-A(5)-2(4)-A(2)-A(4)-A(8) - 9-8 A(9) 4-5-10-7-6-2-1-3 Kromosom
2-1 8 5-4-3-10-7-6 7 10-3 2(2)-10(4)-10(5)-2(4)-3-A(1)-A(2)-A(3)-1-A(5)-A(6)-A(7)-A(4)-A(8) - 9-8 A(9) 4-5-10-2-3-7-6-1
Berdasarkan Tabel 1 diketahui ada 4 kromosom yang dapat mengalami proses crossover karena bilangan random yang muncul < Pc (0.95). Kromosom 1 sebagai pasangan 1, kromosom 2 sebagai pasangan 2, kromosom 3 sebagai pasangan 3 dan kromosom 4 sebagai pasangan 4. Tabel 2 Penentuan Crossing site Produk Tangki Air Kecil No 1 2 3 4
Crossing Site
Kromosom 2-1
8
5-4-3-10-7-6
7
10-3 2(2)-10(4)-10(5)-2(4)-3-A(1)-A(2)-A(3)-1-A(5)-A(6)-A(7)-A(4)-A(8)
-
9-8 A(9) 4-5-10-2-3-7-6-1
1-2
8
5-3-10-6-7-4
7
10-3 10(4)-3-1-10(5)-A(6)-A(7)-2(2)-2(4)-A(1)-A(2)-A(4)-A(3)-A(5)-A(8)
-
8-9 A(9) 5-6-3-10-1-7-2-4
1-2
8
3-10-7-5-6-4
7
10-3 2(2)-3-1-10(4)-10(5)-2(4)-A(1)-A(2)-A(6)-A(3)-A(7)-A(5)-A(4)-A(8)
-
9-8 A(9) 3-10-5-7-6-2-4-1
2-1
8
10-6-5-3-7-4
7
10-3 10(4)-1-2(2)-3-10(5)-A(6)-A(7)-A(1)-A(3)-A(5)-2(4)-A(2)-A(4)-A(8)
-
9-8 A(9) 4-5-10-7-6-2-1-3
5 dan 8 3 dan 9
Kromosom 5 dan 6 mengalami crossing site 3 dan 9 yang artinya pada mesin 3 sampai dengan mesin 9 akan mengalami pertukaran antara kromosom 3 dan 4 dan menghasilkan 2 anak baru seperti keterangan Gambar 4 M1 M2
M3
M4
M5
M6
M7 M8 M9
M10
Kromosom 3
1-2
8
3-10-7-5-6-4
7
10-3 2(2)-3-1-10(4)-10(5)-2(4)-A(1)-A(2)-A(6)-A(3)-A(7)-A(5)-A(4)-A(8)
-
9-8 A(9) 3-10-5-7-6-2-4-1
Kromosom 4
2-1
8
10-6-5-3-7-4
7
10-3 10(4)-1-2(2)-3-10(5)-A(6)-A(7)-A(1)-A(3)-A(5)-2(4)-A(2)-A(4)-A(8)
-
9-8 A(9) 4-5-10-7-6-2-1-3
Gambar 4 Crossing site kromosom 3 dan 4
Garis yang berwarna merah merupakan suatu batasan dimana proses crossover akan dilakukan, dan tanda panah merupakan suatu tanda dilakukannya pertukaran sepanjang batasan merah yang diberikan. Tabel 3 Hasil Crossing Site Kromosom 3 dan 4 M1 M2
Off spring 1 Off spring 2
M3
M4 M5
M6
M7 M8 M9
M10
1-2
8
10-6-5-3-7-4
7
10-3 10(4)-1-2(2)-3-10(5)-A(6)-A(7)-A(1)-A(3)-A(5)-2(4)-A(2)-A(4)-A(8)
-
9-8 A(9) 3-10-5-7-6-2-4-1
2-1
8
3-10-7-5-6-4
7
10-3 2(2)-3-1-10(4)-10(5)-2(4)-A(1)-A(2)-A(6)-A(3)-A(7)-A(5)-A(4)-A(8)
-
9-8 A(9) 4-5-10-7-6-2-1-3
Proses crossover yang ke-2 adalah pasangan kromosom 1 dan 2 yang mengalami crossing site 5 dan 8 yang artinya pada mesin 5 sampai dengan mesin 8 akan mengalami pertukaran antara kromosom 1 dan 2 dan menghasilkan 2 anak baru seperti keterangan Gambar 5 M1 M2
M3
M4
M5
M6
M7 M8 M9
M10
Kromosom 1
2-1
8
5-4-3-10-7-6
7
10-3 2(2)-10(4)-10(5)-2(4)-3-A(1)-A(2)-A(3)-1-A(5)-A(6)-A(7)-A(4)-A(8)
-
9-8 A(9) 4-5-10-2-3-7-6-1
Kromosom 2
1-2
8
5-3-10-6-7-4
7
10-3 10(4)-3-1-10(5)-A(6)-A(7)-2(2)-2(4)-A(1)-A(2)-A(4)-A(3)-A(5)-A(8)
-
8-9 A(9) 5-6-3-10-1-7-2-4
Gambar 5 Crossing site kromosom 1 dan 2
Garis yang berwarna merah merupakan suatu batasan dimana proses crossover akan dilakukan, dan tanda panah merupakan suatu tanda dilakukannya pertukaran sepanjang batasan merah yang diberikan. Tabel 4 Hasil Crossing Site Kromosom 1 dan 2 M1 M2
M3
M4 M5
M6
M7 M8 M9
M10
Off spring 3
2-1
8
5-4-3-10-7-6
7
10-3 10(4)-3-1-10(5)-A(6)-A(7)-2(2)-2(4)-A(1)-A(2)-A(4)-A(3)-A(5)-A(8)
-
8-9 A(9) 4-5-10-2-3-7-6-1
Off spring 4
1-2
8
5-3-10-6-7-4
7
10-3 2(2)-10(4)-10(5)-2(4)-3-A(1)-A(2)-A(3)-1-A(5)-A(6)-A(7)-A(4)-A(8)
-
9-8 A(9) 5-6-3-10-1-7-2-4
Tabel 5 Rangkuman hasil crossover M1 M2
M3
M4 M5
M6
M7 M8 M9
M10
Off spring 1 Off spring 2
1-2
8
10-6-5-3-7-4
7
10-3 10(4)-1-2(2)-3-10(5)-A(6)-A(7)-A(1)-A(3)-A(5)-2(4)-A(2)-A(4)-A(8)
-
9-8 A(9) 3-10-5-7-6-2-4-1
2-1
8
3-10-7-5-6-4
7
10-3 2(2)-3-1-10(4)-10(5)-2(4)-A(1)-A(2)-A(6)-A(3)-A(7)-A(5)-A(4)-A(8)
-
9-8 A(9) 4-5-10-7-6-2-1-3
Off spring 3
2-1
8
5-4-3-10-7-6
7
10-3 10(4)-3-1-10(5)-A(6)-A(7)-2(2)-2(4)-A(1)-A(2)-A(4)-A(3)-A(5)-A(8)
-
8-9 A(9) 4-5-10-2-3-7-6-1
Off spring 4
1-2
8
5-3-10-6-7-4
7
10-3 2(2)-10(4)-10(5)-2(4)-3-A(1)-A(2)-A(3)-1-A(5)-A(6)-A(7)-A(4)-A(8)
-
9-8 A(9) 5-6-3-10-1-7-2-4
Hasil dari crossover berupa 4 anak baru di atas akan dilakukan proses decoding kembali untuk mendapatkan nilai makespan dari masing-masing kromosom. 5.
Mutasi
Tahapan mutasi ini digunakan metode order based mutation dimana kromosom yang akan mengalami mutasi adalah kromosom awal dan kromosom offspring hasil crossover. Yang pertama dilakukan adalah membangkitkan bilangan random antara 0 sampai dengan 1 untuk setiap operasi dari 7 kromosom. Jika nilai bilangan random < 0.05 maka akan mengalami mutasi. Tabel 6 Probabilitas Mutasi M1 Kromosom 1
1
Kromosom 2
1
2
0.51 0.86 Kromosom 3
2
1
0.66 0.64 Kromosom 4
2
1
0.31 0.29 Kromosom 5
1
2
0.62 0.11 Kromosom 6
2
1
0.40 0.54 Kromosom 7
2
M3
M2 2
0.46 0.74
1
0.29 0.61
8 0.16 8 0.84 8 0.55 8 0.10 8 0.56 8 0.51
10
6
5
10
6
5
7
4
3
7
4
0.81 0.88 0.23 0.90 0.19 0.66 3
10
7
5
6
4
0.48 0.22 0.93 0.09 0.67 0.63 5
4
3
10
7
6
0.82 0.80 0.67 0.60 0.89 0.38 10
6
5
3
7
4
0.02 0.21 0.13 0.25 0.36 0.79 3
10
7
5
6
4
0.52 0.20 0.60 0.25 0.98 0.37
8
5
0.48
0.4
4
3
0.57 0.28
M5
M4 3
0.65 0.53 0.27 0.95 0.91 0.47
10 0.4
7
6
0.47 0.44
7 0.40 7 0.58 7 0.78 7 0.76 7 0.72 7 0.46
10
3
0.35 0.55 10
3
0.75 0.46 10
3
0.96 0.66 10
3
0.57 0.51 10
3
0.32 0.18 10
3
0.70 0.36
7
10
3
0.38
0.5
0.89
3
10
Tabel 6 Probabilitas Mutasi (Lanjutan) M6 Kromosom 1
10(4) 0.84
Kromosom 2
10(4) 0.98
Kromosom 3
2(2) 0.56
Kromosom 4
10(4) 0.08
Kromosom 5
10(4) 0.03
Kromosom 6
2(2) 0.61
Kromosom 7
1
2(2)
3
10(5) A(6) A(7) A(1) A(3) A(5) 2(4) A(2) A(4) A(8)
0.83 0.19 0.74 0.68 0.13 0.30 0.24 0.85 0.95 0.45 0.15 0.62 0.68 1
2(2)
3
10(5) A(6) A(7) A(1) A(3) A(5) 2(4) A(2) A(4) A(8)
0.86 0.77 0.26 0.58 0.74 0.74 0.29 0.53 0.73 0.14 0.46 0.11 0.59 3
1
10(4) 10(5) 2(4) A(1) A(2) A(6) A(3) A(7) A(5) A(4) A(8)
0.52 0.05 0.47 0.25 0.21 0.18 0.13 0.11 0.22 0.17 0.56 0.23 0.99 3
1
10(5) A(6) A(7) 2(2)
2(4) A(1) A(2) A(4) A(3) A(5) A(8)
0.10 0.56 0.12 0.67 0.24 0.95 0.75 0.49 0.27 0.65 0.88 0.84 0.36 1
2(2)
3
10(5) A(6) A(7) A(1) A(3) A(5) 2(4) A(2) A(4) A(8)
0.69 0.09 0.54 0.31 0.93 0.46 0.09 0.16 0.15 0.06 0.87 0.16 0.12 3
1
10(4) 10(5) 2(4) A(1) A(2) A(6) A(3) A(7) A(5) A(4) A(8)
0.86 0.52 0.84 0.51 0.02 0.13 0.92 0.56 0.28 0.11 0.54 0.45 0.85
10(4)
3
1
0.04
0.3
0.3
10(5) A(6) A(7) 2(2)
2(4) A(1) A(2) A(4) A(3) A(5) A(8)
0.44 0.81 0.06 0.39 0.71 0.75 0.56 0.92 0.26 0.62 0.02
M8 9
0.77 0.57 9
8
0.15 0.29 9
8
0.96 0.96 9
8
0.26 0.12 9
8
0.77 0.21 9
M10
M9 8
8
0.12 0.64
A(9) 0.60 A(9) 0.30 A(9) 0.76 A(9) 0.09 A(9) 0.53 A(9) 0.66
8
9
A(9)
0.6
0.37
0.04
5
7
6
2
4
1
0.69 0.17 0.38 0.05 0.18 0.38 1.00 0.23 3
10
5
7
6
2
4
1
0.77 0.10 0.30 0.37 0.08 0.14 0.20 0.84 4
5
10
7
6
2
1
3
0.93 0.86 0.48 0.63 0.15 0.98 0.08 0.48 4
5
10
2
3
7
6
1
0.53 0.83 0.54 0.96 0.71 0.87 0.12 0.21 3
10
5
7
6
2
4
1
0.22 0.99 0.31 0.76 0.49 0.19 0.10 0.07 4
5
10
7
6
2
1
3
0.24 0.11 0.94 0.72 0.04 0.61 0.64 0.79 4
5
10
2
3
7
6
1
0.49 0.15 0.92 0.40 0.65 0.36 0.33 0.97
Dari tabel pemilihan di atas, maka diketahui bahwa bagian yang dipertebal akan mengalami mutasi dengan adanya pertukaran ke sebelah kanan dalam area satu mesin dengan adanya syaratsyarat yaitu : 1. Selama pertukaran yang dilakukan tidak melanggar nomor operasi dari tiap mesin 2. Jika dalam 1 kromosom terdapat 2 mutasi, namun salah satu tidak dapat memenuhi persyaratan maka mutasi akan tetap dilakukan pada salah satu mutasi yang sesuai dengan syarat.
-
Berdasarkan Tabel 6 didapatkan bilangan random untuk masing-masing operasi di setiap mesin seperti contoh di bawah ini : Mesin 1 M1 1
2
0.46
0.74
1 pada mesin 1 menunjukkan operasi 1 pada mesin 1 dengan bilangan random 0.46 > Pm (0.05) sehingga tidak akan mengalami mutasi. 2 pada mesin 1 menunjukkan operasi 2 pada mesin 1 dengan bilangan random 0.74 > Pm (0.05) sehingga tidak akan mengalami mutasi. Mesin 3 M3 6 5 3 7 4 Kromosom 10 5 0.02 0.21 0.13 0.25 0.36 0.79 10 pada mesin 3 menunjukkan operasi 10 pada mesin 3 dengan bilangan random 0.02 < Pm (0.05) sehingga akan mengalami mutasi dengan operasi di sebelah kanan nya. Mutasi pada operasi 10 tersebut akan dilakukan dengan cara : M3 10 6 5 3 7 4
M3 6 10 5 3 7 4 Operasi 10 pada mesin 3 tersebut ditukar dengan operasi 6 pada mesin 3 sehingga urutan penjadwalan pada mesin 3 adalah sebagai berikut : 6-10-5-3-7-4 Berdasarkan perhitungan mutasi, diperoleh hasil mutasi yang dapat dilakukan adalah pada kromosom 5, 6, dan 7. 3 kromosom tersebut menghasilkan penjadwalan sebagai berikut : Tabel 7 Hasil Mutasi Off spring 5 Off spring 6 Off spring 7
M1 1 2 2 1 2 1
M2 8 8 8
6 3 5
M3 5 3 7 5 3 10
10 10 4
7 6 7
M4 7 7 7
4 4 6
M5 10 3 10 3 10 3
Tabel 7 Hasil Mutasi (Lanjutan) M6 Off spring 5
1
10(4) 2(2)
Off spring 6
2(2)
Off spring 7
A(8) 10(4)
3
3
M8
M10
M9
10(5) A(6) A(7) A(1) A(3) A(5) 2(4) A(2) A(4) A(8)
9
8
A(9)
3
10
5
7
6
2
4
1
10(4) 10(5) A(1) 2(4) A(2) A(6) A(3) A(7) A(5) A(4) A(8)
9
8
A(9)
4
5
10
7
2
6
1
3
1
10(5) A(6) A(7) 2(2)
8
9
A(9)
4
5
10
2
3
7
6
1
2(4) A(1) A(2) A(4) A(3) A(5)
3
Keterangan : Offspring 5 merupakan hasil mutasi dari kromosom 5 (Offspring 1) Offspring 6 merupakan hasil mutasi dari kromosom 6 (Offspring 2) Offspring 7 merupakan hasil mutasi dari kromosom 7 (Offspring 3)
1
Tabel 8 Rangkuman Makespan Hasil Mutasi Kromosom
No off 5 1-2
8
6-10-5-3-7-4
7
off 6 2-1
8
3-10-7-5-6-4
7
off 7 2-1
8
5-4-3-10-7-6
7
10-3
1-10(4)-2(2)-3-10(5)-A(6)-A(7)-A(1)-A(3)-A(5)-2(4)-A(2)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
3-10-5-7-6-2-4-1
10-3
2(2)-3-1-10(4)-10(5)-A(1)-2(4)-A(2)-A(6)-A(3)-A(7)-A(5)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
4-5-10-7-2-6-1-3
10-3
A(8)-10(4)-1-10(5)-A(6)-A(7)-2(2)-2(4)-A(1)-A(2)-A(4)-A(3)-A(5)-3
-
8-9
A(9)
4-5-10-2-3-7-6-1
Makespan (Cmaks) 212.50 237.50 -
Nilai Fitness 0.0047 0.0042 -
6. Seleksi Pada langkah 6 ini akan dilakukan seleksi 4 kromosom dari 11 kromosom untuk dilakukan perhitungan generasi berikutnya, dimana nilai makespan dari 11 kromosom tersebut dapat dilihat pada Tabel 9 Tabel 9 Rangkuman Nilai Makespan 11 Kromosom Kromosom
No 1
2-1
8
5-4-3-10-7-6
7
10-3 2(2)-10(4)-10(5)-2(4)-3-A(1)-A(2)-A(3)-1-A(5)-A(6)-A(7)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
4-5-10-2-3-7-6-1
2
1-2
8
5-3-10-6-7-4
7
10-3 10(4)-3-1-10(5)-A(6)-A(7)-2(2)-2(4)-A(1)-A(2)-A(4)-A(3)-A(5)-A(8)
-
8-9
A(9)
5-6-3-10-1-7-2-4
3
1-2
8
3-10-7-5-6-4
7
10-3 2(2)-3-1-10(4)-10(5)-2(4)-A(1)-A(2)-A(6)-A(3)-A(7)-A(5)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
3-10-5-7-6-2-4-1
4
2-1
8
10-6-5-3-7-4
7
10-3 10(4)-1-2(2)-3-10(5)-A(6)-A(7)-A(1)-A(3)-A(5)-2(4)-A(2)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
4-5-10-7-6-2-1-3
off 1
1-2
8
10-6-5-3-7-4
7
10-3 10(4)-1-2(2)-3-10(5)-A(6)-A(7)-A(1)-A(3)-A(5)-2(4)-A(2)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
3-10-5-7-6-2-4-1
off 2
2-1
8
3-10-7-5-6-4
7
10-3 2(2)-3-1-10(4)-10(5)-2(4)-A(1)-A(2)-A(6)-A(3)-A(7)-A(5)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
4-5-10-7-6-2-1-3
off 3
2-1
8
5-4-3-10-7-6
7
10-3 10(4)-3-1-10(5)-A(6)-A(7)-2(2)-2(4)-A(1)-A(2)-A(4)-A(3)-A(5)-A(8)
-
8-9
A(9)
4-5-10-2-3-7-6-1
off 4
1-2
8
5-3-10-6-7-4
7
10-3 2(2)-10(4)-10(5)-2(4)-3-A(1)-A(2)-A(3)-1-A(5)-A(6)-A(7)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
5-6-3-10-1-7-2-4
off 5
1-2
8
6-10-5-3-7-4
7
10-3 1-10(4)-2(2)-3-10(5)-A(6)-A(7)-A(1)-A(3)-A(5)-2(4)-A(2)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
3-10-5-7-6-2-4-1
off 6
2-1
8
3-10-7-5-6-4
7
10-3 2(2)-3-1-10(4)-10(5)-A(1)-2(4)-A(2)-A(6)-A(3)-A(7)-A(5)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
4-5-10-7-2-6-1-3
off 7
2-1
8
5-4-3-10-7-6
7
10-3 A(8)-10(4)-1-10(5)-A(6)-A(7)-2(2)-2(4)-A(1)-A(2)-A(4)-A(3)-A(5)-3
-
8-9
A(9)
4-5-10-2-3-7-6-1
Makespan (Cmaks) 215.50 237.00 252.00 204.50 202.50 237.50 280.50 212.50 237.50 -
Nilai Fitness 0.0046 0.0042 0.0040 0.0049 0.0049 0.0042 0.0036 0.0047 0.0042 -
Nilai makespan yang paling kecil adalah kromosom hasil crossover ke-1 yaitu kromosom 5 (offspring 1) dengan nilai sebesar 202.5 menit Pemilihan 4 kromosom dengan makespan terkecil atau nilai fitness terbesar yang dapat digunakan sebagai kromosom awal pada generasi 2 adalah sebagai berikut : Tabel 10 Rangkuman 4 Kromosom dengan Makespan Terkecil Produk Tangki Air Kecil Kromosom
No off 1 1-2 4
8
10-6-5-3-7-4
7
10-3
10(4)-1-2(2)-3-10(5)-A(6)-A(7)-A(1)-A(3)-A(5)-2(4)-A(2)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
3-10-5-7-6-2-4-1
2-1
8
10-6-5-3-7-4
7
10-3
10(4)-1-2(2)-3-10(5)-A(6)-A(7)-A(1)-A(3)-A(5)-2(4)-A(2)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
4-5-10-7-6-2-1-3
off 5 1-2
8
6-10-5-3-7-4
7
10-3
1-10(4)-2(2)-3-10(5)-A(6)-A(7)-A(1)-A(3)-A(5)-2(4)-A(2)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
3-10-5-7-6-2-4-1
8
5-4-3-10-7-6
7
10-3
2(2)-10(4)-10(5)-2(4)-3-A(1)-A(2)-A(3)-1-A(5)-A(6)-A(7)-A(4)-A(8)
-
9-8
A(9)
4-5-10-2-3-7-6-1
1
2-1
Makespan (Cmaks) 202.50 204.50 212.50 215.50
Nilai Fitness 0.0049 0.0049 0.0047 0.0046
8.2 Penjadwalan Metode Perusahaan Penjadwalan yang dilakukan oleh perusahaan saat ini adalah dengan melakukan pengelompokan kerja yang dapat diselesaikan dalam waktu yang bersamaan dan berdasarkan urutan pekerjaan pada peta proses operasi yang kelompokkan menjadi beberapa bagian. Misalnya bagian 1 merupakan urutan operasi-operasi pertama pada masing-masing job. Berdasarkan penggolongan tersebut maka penjadwalan dibuat dengan menggunakan ganttchart dengan makespan sebesar 1918 menit.
8.3 Penjadwalan Metode Aktif Aturan yang digunakan dalam pengerjaan metode aktif ini adalah : 1. SPT (melihat dari r terkecil) 2. MWKR (melihat dari t terkecil) 3. Random Pemilihan job boleh dijadwal jika Cj < r* Penjadwalan dengan menggunakan metode aktif diperoleh makespan sebesar 1826 menit.
8.4 Rangkuman 3 Metode Dari perhitungan 3 metode di atas, diketahui makespan untuk masing-masing yaitu : Tabel 11 Rangkuman Makespan 3 Metode
Aktual 1918
Makespan (menit) Aktif Genetika 1826 1818
Berdasarkan Tabel 11, metode genetika sebagai metode penjadwalan yang terbaik karena menghasilkan nilai makespan yang paling kecil jika dibandingkan dengan 2 metode lainnya. Hal ini disebabkan karena metode genetika memiliki kelebihan dengan adanya bilangan random yang menyebabkan adanya variasi kromosom awal sebagai induk yang nantinya akan menghasilkan nilai makespan terkecil. Metode aktif lebih baik jika dibandingkan dengan metode aktual dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan hanya melihat prioritas pembuatan dari produk tangki air, sedangkan pada metode aktif digunakan beberapa urutan yaitu SPT (waktu proses terkecil), MWKR (pekerjaan yang selesai terlebih dahulu). Metode genetika lebih baik jika dibandingkan dengan metode aktual karena pada metode genetika ini dibangkitkan bilangan random yang fungsinya untuk mendapatkan variasi populasi sebagai kromosom induk dan variasi hasil hasil pertukaran yang dilakukan pada crossover serta kromosom anak pada lintas kromosom yaitu mutasi. Metode genetika lebih baik jika dibandingkan dengan metode aktif. Hal ini dikarenakan pengurutan penjadwalan yang dilakukan metode aktif hanya berdasarkan pada 3 aturan, yaitu waktu proses terkecil, pekerjaan yang dapat terselesaikan dahulu, dan yang terakhir adalah pemilihan secara random. 3 aturan ini menyebabkan penjadwalan dengan metode ini hanya bergantung pada urutan routing awal kemudian dijadwalkan, sedangkan dalam metode genetika, pemilihan urutan job yang akan dijadwalkan berdasarkan bantuan bilangan random dengan syarat bahwa penjadwalan yang dilakukan sesuai (sesuai dalam arti tidak melanggar urutan pekerjaan yang sebenarnya).
8.5 Analisis Perbandingan Delay Penjadwalan Aktual Perusahaan, Penjadwalan Metode Aktif dan Metode Genetika Tabel 12 Perbandingan Delay 3 Metode Waktu (menit) Mesin M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M 10 Total rata-rata (%) Utilisasi (%)
Aktual
Aktif
Genetika
1883 1768 1806 1910 1738 529 1678 1618 1498 1771 16312 85.05 14.95
1791 1559 1690 1841 1646 445 1406 1496 1406 1679 15279 83.67 16.33
1783 1668 1706 1810 1643 434 1578 1518 1398 1671 15204 83.63 16.37
Aktual Vs Aktif (%) Selisih 5.39 102 8.32 152 5.20 94 4.82 92 5.29 92 21.96 123 3.76 62 5.69 92 8.58 132 5.19 92 Total 1033
Selisih Aktual Vs Genetika (%) Selisih 5.81 110 8.75 160 5.64 102 5.24 100 5.75 100 22.50 126 4.25 70 6.18 100 9.10 140 5.65 100 Total 1108
Aktif Vs Genetika (%) Selisih 0.45 8 0.48 8 0.47 8 0.44 8 0.49 8 0.69 3 0.50 8 0.52 8 0.57 8 0.48 8 Total 75
-
Rata-rata Aktual (%) = 100% = 100% = 85.05%
-
Selisih (Aktual Vs Aktif) 102 artinya delay pada metode aktif menurun sebesar 102 menit dengan persentase sebesar 5.39% dari metode aktual perusahaan pada mesin ke-1. Selisih (Aktual Vs Genetika) 110 artinya delay pada metode genetika menurun sebesar 110 menit dengan persentase sebesar 5.81% dari metode aktual perusahaan pada mesin ke-1.
-
-
Selisih (Aktif Vs Genetika) 8 artinya delay pada metode genetika menurun sebesar 8 menit dengan persentase sebesar 0.45% dari metode aktif pada mesin ke-1. Secara keseluruhan rata-rata delay yang dihasilkan oleh metode genetika lebih kecil jika dibandingkan dengan 2 metode lain dengan nilai sebesar 15204 menit (83.63%).
8.6 Analisis Perbandingan Utilisasi Mesin Penjadwalan Aktual Perusahaan, Penjadwalan Metode Aktif dan Metode Genetika Tabel 13 Perbandingan Utilisasi 3 Metode Waktu (menit) Mesin
Aktual
Aktif
Genetika
14.95
16.33
16.37
Utilisasi (%)
Utilisasi Aktual (%) = 100 – 85.05% = 14.95% Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa metode genetika merupakan suatu metode yang memiliki utilisasi paling besar jika dibandingkan dengan 2 metode lainnya. Pada Tabel 13 akan dilihat selisih utilisasi dari ketiga metode yang digunakan. Tabel 14 Perbandingan Selisih Utilisasi Aktual Vs Aktif 1.38 % 9.23
-
Selisih Aktual Vs Genetik 1.42 % 9.49
Aktif Vs Genetik 0.04 % 0.24
Aktual Vs Aktif sebesar 1.38 artinya selisih utilisasi antara aktual dan aktf adalah sebesar 1.38%. Aktual Vs Aktif sebesar 9.23 artinya terjadi peningkatan utilisasi pada metode aktif sebesar 9.23% jika dibandingkan metode aktual perusahaan. Aktual Vs Genetika sebesar 9.49 artinya terjadi peningkatan utilisasi pada metode genetika sebesar 9.49 % jika dibandingkan metode aktual perusahaan. Aktif Vs Genetika sebesar 0.24 artinya terjadi peningkatan utilisasi pada metode genetika sebesar 0.24% jika dibandingkan metode aktif.
Berdasarkan perhitungan makespan, utilisasi, dan delay maka diperoleh hasil rangkuman yang dapat dilihat pada Tabel 15 di bawah ini : Tabel 15 Rangkuman hasil makespan, utilisasi, dan delay 3 metode
Aktual Aktif Genetika
Makespan (menit) 1918 1826 1818
Delay (menit) 16312 15279 15204
(%) 85.05 83.67 83.63
Utilisasi (%) 14.95 16.33 16.37
Berdasarkan pada Tabel 15, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan makespan pada metode aktif dan genetika. Penurunan makespan ini menyebabkan metode genetika menjadi suatu metode yang lebih baik dengan nilai makespan terkecil. Penurunan makespan ini menyebabkan penurunan delay dan kenaikan utilisasi mesin. Hal ini disebabkan karena metode genetika ini dibangkitkan bilangan random yang fungsinya untuk mendapatkan variasi populasi sebagai kromosom induk dan variasi hasil hasil pertukaran yang dilakukan pada crossover serta kromosom anak pada lintas kromosom yaitu mutasi.
8.7 Analisis Variasi Nilai Parameter Metode Genetika Secara keseluruhan maka kita dapat memberikan usulan parameter yang paling optimal adalah dengan menggunakan populasi sebesar 20, pengulangan generasi sebesar 7, probabilitas crossover (Pc) 0.90 dan probabilitas mutasi sebesar 0.05. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Marek Obitko di Czech Technical University (CTU) yang mengatakan bahwa Pc yang sebaiknya digunakan adalah sebesar 0.80 sampai dengan 0.95, sedangkan probabilitas mutasinya adalah 0.05 sampai dengan 0.1. Pada perhitungan tangki air menggunakan metode genetika, parameter yang digunakan untuk mencapai hasil terbaik adalah populasi 250, generasi 50, Pc 0.95 dan Pm 0.01. Hal ini tidak sesuai dengan parameter yang diusulkan karena pada kenyataannya tingkat kerumitan suatu produk mempengaruhi kinerja dari metode genetika. Nilai Probabilitas Mutasi maupun Probabilitas Crossover yang didapatkan telah sesuai penelitian yang dilakukan oleh Obitko, sehingga yang membantu memperkecil nilai makespan adalah besanya populasi dan generasi. Berdasarkan analisis parameter yang dilakukan, penulis dapat mengusulkan parameter dengan populasi 20, generasi 7, Pc 0.90, dan Pm 0.05. Usulan ini diberikan guna memberikan gambaran pada perusahaan ketika menggunakan software. Nilai populasi dan generasi yang diusulkan tidak dapat digunakan untuk semua kasus karena tingkat kerumitan yang berbeda-beda pada setiap produk, namun nilai Pc dan Pm yang diusulkan dapat digunakan untuk perusahaan.
8.8 Manfaat Usulan Metode Terbaik Tabel 5.16 Rangkuman Perbandingan Metode Genetika dan Aktual Perusahaan
Aktual Genetika Selisih Penghematan (%)
Makespan (menit) 1918 1818 100 5.21
Delay (menit) 16312 15204 1108 6.79
Utilisasi (%) 14.95 16.37 1.42 9.50
Dengan menggunakan metode genetika ini, perusahaan dapat menyelesaikan produknya dengan waktu yang lebih singkat. Makespan tangki air ini menurun sebesar 5.21% yaitu dari 1918 menit menjadi 1818 menit. Seiring dengan menurunnya nilai makespan ini maka utilisasi mesin juga meningkat sebesar 9.50% dan terjadinya penurunan delay pada sepuluh mesin yang digunakan sebesar 1108 menit (6.79%) dari metode aktual perusahaan yang digunakan saat ini. Metode genetika ini memberikan suatu urutan job dengan optimal dalam waktu yang lebih singkat (menggunakan software), makespan dan besanya delay yang lebih kecil. Selain itu, perusahaan tidak perlu repot untuk memikirkan urutan pekerjaan yang sekiranya harus dikerjakan lebih dahulu. Secara keseluruhan, kelebihan dari metode genetika dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Perbandingan 3 Metode
Aktual
Waktu Lama
Aktif
Lama
Genetika
Lama, namun dengan adanya software menjadi cepat
Solusi Jauh dari optimal Sedikit mendekati optimal Mendekati optimal
Tingkat kesulitan Sulit Membutuhkan skill Sulit, namun dengan adanya software menjadi lebih mudah
Berdasarkan Tabel 17 tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode genetika akan lebih bermanfaat bagi perusahaan bukan hanya dilihat dari kenaikan tingkat utilisasi dan menurunnya delay melainkan tingkat kesulitan dalam penerapan metode ini cenderung lebih mudah untuk dipahami.
8.9 Analisis Metode Genetika Pada penggunaan metode genetika ini diperoleh peningkatan utilisasi jika dibandingkan dengan metode lainnya. Namun, peningkatan tersebut relatif tidak terlalu besar yang dapat dilihat pada Tabel 16 Peningkatan utilisasi antara 3 metode yang dihasilkan tidak signifikan, sehingga akan dilakukan analisis penyebab-penyebab hal tersebut yang antara lain adalah : a. Kurang seimbangnya jumlah mesin yang digunakan Kecilnya peningkatan yang terjadi dapat disebabkan oleh kurang optimalnya jumlah mesin pada bagian-bagian yang mengalami bottle neck yaitu mesin las dan mesin cat. Pada awalnya akan dilakukan perhitungan dengan melakukan perubahan jumlah mesin las secara bertahap yaitu dengan menggunakan 3 mesin, 4 mesin dan 5 mesin pada Tabel 5.96 Tabel 18 Hasil Penambahan Mesin Las
Makespan Rata-rata delay (%) Utilisasi Penghematan Utilisasi
3 mesin las ∆ 1473 445.00 82.93 2.12 17.07 0.70 4.28 %
4 mesin las ∆ 1237 681.00 80.80 4.25 19.20 4.25 25.96 %
5 mesin las ∆ 1089.6 828.40 80.31 4.74 19.69 4.74 29 %
Berdasarkan Tabel 18 perbedaan utilisasi yang dihasilkan juga kecil, sehingga pada tahap berikutnya akan dilakukan perhitungan dengan melakukan perubahan mesin las dan mesin cat secara bertahap seperti Tabel 19 Tabel 19 Hasil Penambahan Mesin Las dan Cat
Makespan Rata-rata delay(%) Utilisasi (%) Penghematan Utilisasi
3 mesin las + 3 cat ∆ 1329.34 588.66 82.14 2.91 17.86 2.91 17.78 %
4 mesin las + 4 cat ∆ 1034.50 883.50 79.95 5.10 79.95 5.10 31.15 %
5 mesin las + 5 cat ∆ 863.60 1054.40 78.02 7.03 21.98 7.03 42.94 %
Berdasarkan Tabel 19 hasil yang diperoleh dapat meningkatkan utilisasi sampai dengan 42.94%. Persentase yang kecil ini dapat melakukan penghematan makespan sebesar 57.99% yaitu sebesar 1054.40 menit. Hal ini membuktikan bahwa jumlah mesin menentukan lamanya proses perakitan yang berdampak pada utilisasi mesin. Tentunya dengan menggunakan jumlah mesin yang optimal perusahaan dapat menghemat waktu produksi. Namun, jumlah mesin optimal yang dibutuhkan untuk tiap produk dapat berbeda tergantung jenis produk yang dipesan oleh konsumen. Oleh karena itu, perhitungan jumlah mesin optimal ini tidak dapat diusulkan untuk perusahaan Megah Steel yang bergerak di bidang job order. b.
Kurang meratanya beban kerja pada setiap mesin Beban kerja yang dialami oleh masing-masing mesin berbeda satu sama lainnya yang mengakibatkan perbedaan utilisasi pada setiap mesin. Jika teori ini diterapkan pada kasus yang dialami perusahaan, maka akan menyebabkan utilisasi setiap mesin lebih kecil jika dibandingkan dengan makespan keseluruhan yang cukup besar. Perhitungan akan beban kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 20
Tabel 20 Perhitungan Beban Kerja Mesin Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Mesin 4 Mesin 5 Mesin 6 Mesin 7 Mesin 8 Mesin 9 Mesin 10
Waktu Proses 35 150 112 8 175 1389 240 300 420 147 Standar Deviasi
Contoh perhitungan (mesin 1) : Beban Kerja = 100%
Beban Kerja (%) 2.52 10.80 8.06 0.58 12.60 100.00 17.28 21.60 30.24 10.58 28.96
100% =2.52%
Standar deviasi yang diperoleh adalah sebesar 28.96, yang dapat disimpulkan adanya perbedaan beban kerja yang cukup signifikan pada masing-masing mesin. Rangkuman perhitungan metode perusahaan dan genetika secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 21 Tabel 21 Rangkuman Penjadwalan 2 Metode Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3 Kasus 4 Kasus 5
Genetika 47.00 48.50 48.00 38.00 65.50
Makespan ∆ Aktual 88.00 41.00 84.00 35.50 91.00 43.00 67.00 29.00 124.00 58.50
Rata-rata (%) ∆ (%) Genetika Aktual 46.59 58.09 75.57 17.48 42.26 58.45 73.33 14.88 47.25 56.98 74.29 17.31 43.28 41.58 71.79 30.21 47.18 65.27 77.74 12.47
Utilisasi (%) ∆ (%) Genetika Aktual 23.14 41.91 24.43 17.48 20.29 41.55 26.67 14.88 23.30 43.02 25.71 17.31 42.08 58.42 28.21 30.21 16.04 34.73 22.26 12.47
(%) 41.71 35.81 40.23 51.71 35.91
Berdasarkan tabel rangkuman 2 metode tersebut, diperoleh hasil bahwa penggunaan metode genetika dapat meningkatkan utilisasi mesin. Besarnya selisih utilisasi dipengaruhi oleh tingkat kerumitan perakitan pada setiap kasus. Hal ini dibuktikan pada kasus 4 dan kasus 5. Kasus 4 dengan proses perakitan yang sederhana dapat diperoleh peningkatan utilisasi sampai dengan 52%, sedangkan kasus 5 yang proses perakitannya rumit menyebabkan peningkatan utilisasi yang paling kecil dari 5 kasus tersebut. Tingkat kerumitan proses perakitan mempengaruhi besarnya utilisasi dikarenakan oleh mesinmesin tetap harus menunggu perakitan selesai, sehingga semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk perakitan, maka utilisasi mesin akan semakin kecil. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan pada Tabel 22
Tabel 22 Perhitungan Beban Kerja 5 Kasus Mesin 1 Waktu Proses 27 Beban Kerja 81.82
Mesin 2 24 72.73
Mesin 3 18 54.55
Mesin 4 18 54.55
Mesin 5 33 100.00
Waktu Proses Beban Kerja
Mesin 1 27 75.00
Mesin 2 24 66.67
Mesin 3 18 50.00
Mesin 4 18 50.00
Mesin 5 33 91.67
Waktu Proses Beban Kerja
Mesin 1 27 58.70
Mesin 2 24 52.17
Mesin 3 18 39.13
Mesin 4 18 39.13
Mesin 5 33 71.74
Waktu Proses Beban Kerja
Mesin 1 27 81.82
Mesin 2 24 72.73
Mesin 3 18 54.55
Mesin 4 18 54.55
Mesin 5 33 100.00
Waktu Proses Beban Kerja
Mesin 1 27 30.68
Mesin 2 24 27.27
Mesin 3 18 20.45
Mesin 4 18 20.45
Mesin 5 33 37.50
Kasus 1 Mesin 6 27 81.82 Kasus 2 Mesin 6 36 100.00 Kasus 3 Mesin 6 46 100.00 Kasus 4 Mesin 6 10 30.30 Kasus 5 Mesin 6 88 100.00
Mesin 7 18 54.55
Mesin 8 29 87.88
Mesin 9 Mesin 10 Standar Dev % Utilisasi 9 12 27.27 36.36 23.44 41.91
Mesin 7 18 50.00
Mesin 8 29 80.56
Mesin 9 Mesin 10 Standar Dev % Utilisasi 9 12 25.00 33.33 24.68 41.55
Mesin 7 18 39.13
Mesin 8 29 63.04
Mesin 9 Mesin 10 Standar Dev % Utilisasi 9 12 19.57 26.09 23.73 43.02
Mesin 7 18 54.55
Mesin 8 29 87.88
Mesin 9 Mesin 10 Standar Dev % Utilisasi 12 36.36 23.52 58.42
Mesin 7 18 20.45
Mesin 8 29 32.95
Mesin 9 Mesin 10 Standar Dev % Utilisasi 9 12 10.23 13.64 25.57 34.73
Rangkuman urutan % utilisasi beban kerja berdasarkan nilai standar deviasi pada 5 kasus tersebut dapat dilihat pada Tabel 23 Tabel 23 % Utilisasi berdasarkan Urutan Nilai Standar Deviasi Standar Deviasi Kasus 1 23.44 Kasus 4 23.52 Kasus 3 23.73 Kasus 2 24.68 Kasus 5 25.57
% Utilisasi 41.91 58.42 43.02 41.55 34.73
Berdasarkan Tabel 23 diperoleh hasil bahwa beban kerja yang rata pada setiap mesin mempengaruhi % utilisasi. Pada umumnya, semakin besar standar deviasi maka % utilisasi akan semakin kecil. Namun, hal ini juga harus dianalisis berdasarkan tingkat kerumitan perakitan. Berdasarkan analisis di atas, dapat dibuktikan bahwa metode genetika lebih optimal jika dibandingkan dengan metode perusahaan saat ini. Namun pada kasus sebelumnya, yaitu tangki air dengan 4 dudukan hasil % utilisasi yang dihasilkan tidak berbeda secara signifikan dengan metode perusahaan. Penyebab perbedaan yang tidak signifikan tersebut adalah : 1. Besarnya nilai makespan yang dihasilkan (1818 menit) sehingga persentase terlihat kecil. 2. Kurang optimalnya jumlah mesin yang digunakan oleh perusahaan. 3. Lamanya proses perakitan jika dibandingkan dengan waktu proses pada mesin lainnya. Kurang meratanya beban kerja yang didistribusikan pada masing-masing mesin.
9. Kesimpulan dan Saran 9.1 Kesimpulan 1.
2.
Kelemahan dari metode perusahaan saat ini karena perusahaan hanya mengurutkan pengerjaan berdasarkan dengan peta proses operasi yang ada. Metode perusahaan ini menyebabkan utilisasi mesin kecil (14.95%), banyaknya delay sebesar 16312 menit (85.05%) dan makespan yang dihasilkan untuk suatu produk menjadi tinggi (1918 menit). Metode penjadwalan yang sebaiknya digunakan oleh perusahaan adalah metode genetika. Metode ini memberikan manfaat waktu penyelesaian produk dengan waktu yang lebih singkat. Makespan tangki air ini menurun sebesar 5.21% yaitu dari 1918 menit menjadi 1818 menit. Seiring dengan menurunnya nilai makespan ini maka utilisasi mesin juga
meningkat sebesar 9.50% dan terjadinya penurunan delay pada sepuluh mesin yang digunakan sebesar 1108 menit (6.79%) dari metode aktual perusahaan yang digunakan saat ini. Metode genetika ini memberikan suatu urutan job dengan optimal dalam waktu yang lebih singkat (menggunakan software), makespan dan besanya delay yang lebih kecil. Selain itu, perusahaan tidak perlu repot untuk memikirkan urutan pekerjaan yang sekiranya harus dikerjakan lebih dahulu.
9.2 Saran 1. Dalam melakukan penjadwalan dengan metode genetika sebaiknya perusahaan menggunakan populasi sebesar 20, jumlah generasi 7, probabilitas crossover 0.90 dan probabilitas mutasi sebesar 0.05. 2. Analisis parameter dapat dikembangkan lagi sehingga dapat diusulkan parameter yang ekonomis bagi persoalan yang lebih rumit. 3. Penelitian lanjutan untuk menentukan jumlah mesin optimal dengan memperhitungan pekerjaan secara keseluruhan. 4. Usulan penjadwalan jobshop dapat diberikan jika diperhitungkan seluruh pesanan yang biasa ditangani perusahaan.
10. Daftar Pustaka 1. Baker, Kenneth R.; “Introduction to Sequencing and Scheduling”, John Wiley and Sons, Inc., New York, 1974. 2. Bedworth, D.D., and Bailey, J.E.; “Integrated Production Control System : Management, Analysis, Design”, John Wiley and Sons, Inc., New York, 1982. 3. Conway, Richard W., et al.; “Theory of Scheduling”, Addison-Wesley Publishing Company, Massachusetts, 1967. 4. Elsayed, Elsayed A., Boucher, Thomas O.; “Analysis and Control of Production Systems”, Prentice-Hall, Upper Saddle River, New Jersey 07458,1994. 5. Fogarty, Donald W, dkk “Production and Inventory Management” Cincinnati, Ohio, 1991. 6. Goldberg, David E.; “Genetic Algorithm in Search, Optimization, and Machine Learning”, Addison-Wesley Publishing Company, Inc., Reading, Massachusetts, 1989. 7. Gen, Mitsuo, Cheng, Runwei; “Genetic Algorithms and Engineering Design”, John Wiley & Sons, Inc., New York, 1997. 8. Obitko, Marek, 2008; http://www.obitko.com/tutorials/genetics-algorithms/ 9. Smith, S.B, “Computer-Based Production And Inventory Control”, Prentice Hall, 1989