Sector Update
Property Sector (Neutral) Samuel Equity Research
June 29, 2016
Expect relaxation soften weakening growth Akhmad Nurcahyadi, CSA +62 21 2854 8144
[email protected]
Ekspektasi aktivitas sektor yang lebih baik pada 2H16 akan didorong oleh relaksasi rasio LTV dan pelonggaran aturan pemberian KPR untuk rumah inden kedua. Sementara terbitnya tax amnesty kami perkirakan hanya memberikan optimisme sesaat atau efek domino yang minor, dan tidak akan mempengaruhi pertumbuhan demand industri secara langsung. Dari update aktivitas segmentasi, terlepas dari kontinuitas over supply segmen high rise office dan perlambatan kontrak penjualan industrial land, kami masih melihat potensi daya tahan yang lebih kuat pada segmen landed residential, retail, hotel dan high rise apartment. Neutral untuk property. Kinerja segmen properti yang masih sama. Pelemahan aktivitas sektoral masih berpotensi berlanjut hingga 2Q16, sedangkan menggunakan sudut pandang lebih optimis, perbaikan kami perkirakan paling cepat terjadi pada akhir 3Q16 atau 4Q16. Emiten dengan porsi pendapatan berulang tinggi, segmen landed house, hotel dan high rise apartment masih menjadi pilihan utama kami. Volume penjualan yang masih stagnan. Perlambatan volume penjualan masih terjadi hingga 1Q16, didorong oleh kenaikan harga rumah. Pasar rumah sekunder juga masih menunjukan kontinuitas kenaikan harganya, terutama di wilayah Jakarta Timur dan sekitarnya sejalan dengan pengembangan LRT. Kenaikan harga perumahan yang dibarengi oleh pertumbuhan permintaan kami lihat hanya akan terjadi saat stabilnya perbaikan aktivitas perekonomian semakin terlihat. Kinerja emiten 1Q16 dan ekspektasi 2Q16. Pencapaian laba 1Q16 kami lihat akan cukup menyulitkan emiten untuk mencapai target SSI maupun ekspektasi konsensus. Periode 2Q16 dan 1H16 kami jadikan sebagai batas waktu sekaligus acuan atas konfirmasi membaiknya kinerja sektor properti tahun ini, atau justru masih tertunda hingga tahun depan. Loan channeled yang masih melemah. Sejalan dengan perlambatan aktivitas dan pertumbuhan industri, loan channeled KPR maupun KPA masih mencatat pertumbuhan MoM dan YoY yang masih melemah. Ekspektasi relaksasi pengajuan KPR. Relaksasi rasio LTV dan penghapusan larangan pemberian KPR pada rumah inden kedua kami harapkan akan memberikan pengaruh yang positif. Meskipun baru akan terlihat dampaknya pada akhir 3Q16 atau periode 4Q16, namun setidaknya kedua kebijakan tersebut akan memberikan optimisme baru di tengah minimnya katalis penggerak pertumbuhan dan perlambatan aktivitas sektor yang masih terlihat. Maintain Neutral. Kami masih melihat potensi stagnasi pertumbuhan di 2Q16. Perbaikan pada 2H16 akan mendorong aktivitas sektor dan berpotensi untuk tercatat lebih baik dari tahun lalu. Tetap fokus pada emiten yang memiliki porsi recurring income tinggi, dan atau project pipeline landed house, hotel dan office apartment yang signifikan.
Ticker
Rec
Shares
EPS
Market cap Last price Target price Upside (Rp bn)
BVS
PE
PBV
(Rp)
(Rp)
(%)
16E
17E
16E
17E
16E
17E
16E
17E
BSDE
Buy
40,418
2,080
2,350
12.98
128
157
1,154
1,334
16.3
13.2
1.8
1.6
PWON
Buy
29,377
590
590
0.00
28
30
165
190
21.1
19.7
3.6
3.1
ASRI
Hold
9,668
482
390
-19.09
32
35
356
386
15.1
13.8
1.4
1.2
SMRA
Buy
25,463
1,695
1,750
3.24
62
65
553
617
27.3
26.1
3.1
2.7
www.samuel.co.id
Kinerja segmentasi yang masih sama Berlanjutnya pelemahan aktivitas sektor hingga kuartal 1Q16 dan potensi stagnasi yang masih dapat terjadi pada periode 2Q16, telah mendorong kami untuk tetap memberikan sudut pandang yang sama pada sektor property untuk segmen office (perkantoran), apartemen (apartemen), retail (mall dan pusat perbelanjaan), industrial (lahan industri) maupun segmen hotel. Di sisi lain, kami masih melihat potensi daya tahan yang lebih kuat pada segmen residential dan retail (termasuk hotel) dibandingkan dengan office (perkantoran) dan industrial land (lahan industri). Pilihan kami masih tetap pada emiten yang memiliki porsi pendapatan berulang tinggi, selain portfolio bisnis dan project pipeline yang signifikan pada segmen landed house, retail, hotel dan high rise apartment.
Kontinuitas over supply property office Kondisi segmen property perkantoran masih belum mengalami banyak perubahan. Lonjakan pipeline project office building telah mendorong nilai over supply yang berkelanjutan hingga di tiga bulan awal tahun ini. Figure 1. Highrise Office New Supply and Status Projected Completion
Location
SGA (SQM) Scheme
Status
CBD 2016
Sudirman
75,000 For Lease Under Construction
2016
Gatot Subroto
65,000 For Lease Under Construction
2016
Rasuna Said
36,367 For Lease & Sale Under Construction
2016
Sudirman
50,000 For Lease Under Construction
2016
Gatot Subroto
90,511 For Lease Under Construction
2016
Rasuna Said
50,000 For Lease Under Construction
2016
Satrio
70,000 For Lease & Sale Under Construction
2016
Satrio
31,604 For Lease Under Construction
2016
Gatot Subroto
56,492
For Sale
Under Construction
OUTSIDE CBD EXCLUDING TB SIMATUPANG 2016
Puri Indah
19,500
For Sale
Under Construction
2016
Puri Indah
38,500
For Sale
Under Construction
2016
Kebun Jeruk
29,000
For Sale
Under Construction
2016
Pasar Minggu
41,597
For Sale
Under Construction
2016
Pasar Minggu
27,500
For Sale
Under Construction
2016
Slipi
36,000
For Sale
Under Construction
2016
Sunter
40,000
For Sale
Under Construction
2016
Kelapa Gading
8,000 For Lease Under Construction
2016
Mampang
4,200 For Lease Under Construction
2016
Wahid Hasyim
2016
Pondok Labu
17,800 For Lease Under Construction
2016
Tb Simatupang
40,778 For Lease Under Construction
2016
Tb Simatupang
6,584 For Lease Under Construction
2016
Tb Simatupang
60,800 For Lease Under Construction
10,800
For Sale
Under Construction
TB SIMATUPANG
Source: Colliers, SSI Research
www.samuel.co.id
Page 2 of 24
Di sisi lain, pelemahan aktivitas sektor yang memberikan dampak pada penurunan kinerja beberapa developer telah mendorong beberapa proyek tertunda dari jadwal pembangunannya. Hal tersebut kami harapkan akan memberikan pengaruh yang positif pada keseimbangan penawaran dan permintaan ruang sewa perkantoran kedepannya. Namun demikian, kami juga meyakini tanpa adanya perbaikan aktivitas perekonomian yang akan mendorong kenaikan permintaan, maka potensi penurunan maupun stagnasi pertumbuhan suplai ruang perkantoran tidak akan banyak mempengaruhi tingkat harga rata-rata sewa. Keyakinan kami terbukti oleh data per 1Q16 yang menunjukan bahwa di tengah penurunan transaksi nilai hunian perkantoran (semua kelas), tingkat rata-rata harga sewa dari ruang perkantoran masih menunjukan kenaikan ke sekitar Rp345.295/m2, sebagai akibat beberapa gedung perkantoran baru menawarkan harga sewa yang tidak lebih rendah dari periode periode sebelumnya untuk menjaga marjinnya. Dengan kondisi tingkat suplai yang masih belum berkurang signifikan, dibarengi dengan tingkat permintaan yang juga masih cenderung stagnan serta kenaikan harga sewa yang masih diberlakukan oleh beberapa pemilik gedung baru, kami melihat pelemahan pertumbuhan segmen perkantoran tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu. Figure 2. Asia Pacific Office property Clock 1Q11
Source: JLL - Jones Lang LaSalle Asia Pacific, SSI Research
Figure 3. Asia Pacific Office property Clock 1Q12
Source: JLL - Jones Lang LaSalle Asia Pacific, SSI Research
www.samuel.co.id
Page 3 of 24
Figure 4. Asia Pacific Office property Clock 1Q13
Source: JLL - Jones Lang LaSalle Asia Pacific, SSI Research
Figure 5. Asia Pacific Office property Clock 1Q14
Source: JLL - Jones Lang LaSalle Asia Pacific, SSI Research
Figure 6. Asia Pacific Office property Clock 1Q15
Source: JLL - Jones Lang LaSalle Asia Pacific, SSI Research
www.samuel.co.id
Page 4 of 24
Figure 7. Asia Pacific Office property Clock 1Q16
Source: JLL - Jones Lang LaSalle Asia Pacific, SSI Research
Penambahan unit baru yang massive Sementara itu dari segmen apartemen, kinerja aktivitas sektor masih dapat dikatakan lebih baik dari segmen perkantoran. Berbagai pipeline project masih tercatat berjalan sesuai dengan skedulnya. Per 1Q16 terdapat sekitar 6.013unit baru dari 6 pipeline project yang telah terselesaikan. Jumlah tersebut belum termasuk sekitar 1.154unit dari 3 Tower Apartemen yang telah diluncurkan ke pasar di periode yang sama. Hingga akhir tahun ini, dengan mengasumsikan seluruh pipeline project yang tercatat akan berjalan sesuai jadwal, maka pasar property segmen apartment akan mendapatkan supply unit baru sekitar 26.583unit dari 44 proyek tower apartment (sebagian besar berstatus under construction dan 6 diantaranya telah mulai terbangun). Terlepas dari berbagai pipeline project yang sejauh ini masih on schedule, kami melihat adanya potensi berlanjutnya pelemahan angka take up rate sebagai akibat supply yang begitu massive. Figure 8. Newly Completed Apartment Projects During Q1 2016 Name of Development Metro Park Residence Madison Park
Location
Developer
Kebun Jeruk
Agung Podomoro Land
1,451
Tanjung Duren
Agung Podomoro Land
1,200
Kemang Village (The Bloomington) Pangean Antasari Four Winds
Units
Lippo Karawaci
150
Permata Hijau Raya
Tri Tirta Permata
Green Bay Pluit (sea View)
Pluit Karang Ayu
Agung Podomoro Group
2,072
Bassura City (Tower Dahlia)
Basuki Rahmat
Synthesis Development
1,000
Total
140
6,013
Source: Colliers, SSI Research
Figure 9. Newly Introduced / Launched Projects During Q1 2016 Name of Development
Expected Comp
Units
The Residences at The St. Regis Jakarta Rasuna Said
2019
164
Arandra Residence (Phase I)
Cemp Putih Raya
2020
368
Fatmawati
2020
622
Fatmawati City Cente (Victoria Tower) Total
Location
1,154
Source: Colliers, SSI Research www.samuel.co.id
Page 5 of 24
Figure 10. Average Apartment Price 1Q15 & 1Q16 Average apartment price in 3 different areas 60 1Q15
1Q16
50 40
30 20
10 0 CBD
South Jakarta
Non-Prime Area
Source: Colliers, SSI Research
Tahun depan, supply unit apartemen diperkirakan sebanyak 24.447unit (tidak termasuk 26.583unit tahun ini) dan diproyeksikan kembali mendapatkan penambahan supply sebanyak 24.053unit pada tahun 2018. Dengan mengasumsikan pemulihan aktivitas industri membutuhkan waktu hingga akhir tahun ini, maka kami melihat angka take up rate cenderung hanya akan bertumbuh tipis atau stagnan, meskipun developer secara kontinyu tetap memberikan promosi yang intense baik dalam bentuk diskon uang muka maupun variasi pembayaran installment dan mortgage. Di sisi lain, kami juga menyadari adanya sebuah potensi pertumbuhan yang lebih signifikan masih dapat terjadi di wilayah Non-Prime. Perbedaan harga yang terpaut jauh dibarengi dengan berlanjutnya perubahan gaya hidup dari rumah tapak ke apartemen kami perkirakan akan memberikan benefit pada para emiten maupun developer yang mengembangkan proyeknya di wilayah Non-Prime.
Pertumbuhan retail (mall) yang masih kuat Ditengah upaya mengatur pertumbuhan mall, (salah satunya melalui moratorium) supply ruang perbelanjaan (mall) diperkirakan akan bertambah seiring dengan expektasi empat mall baru yang akan siap beroperasi tahun ini. Per 1Q16 supply tercatat seluas 4.45juta m2. Dengan penambahan mall baru tersebut kenaikan supply ruang diperkirakan akan naik 2.2%YoY dan akan kembali mengalami kenaikan rata-rata seluas 2.9% setiap tahunnnya hingga tahun 2018. Terlepas dari upaya pengelola dan pemilik serta investor pusat perbelanjaan (mall) untuk melakukan negosiasi terhadap kejelasan moratorium dan izin pendirian mall baru, kami tidak melihat adanya sebuah dampak yang signifikan pada penurunan permintaan ruang sewa mall. Hingga 1Q16, average asking rent mall di wilayah BoDeTaBek bahkan masih bertumbuh menjadi Rp344.353/m2 (+9%YoY), ditengah kenaikan service charges yang diberlakukan baik pada mall di CBD maupun outside CBD. Tingkat okupansi juga masih tercatat lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan hanya satu wilayah dari BoDeTaBek yang tercatat turun (Bogor) sebesar 3.2%YoY. Keyakinan kami sejak akhir tahun lalu (lihat report SSI sebelumnya) terhadap kekuatan recurring income developer untuk menolong atau setidaknya menjaga kinerja keuangan masih sejalan dengan data total average rent yang menunjukan pertumbuhan tertinggi di seluruh Asia Pasifik (+5.4%QoQ dan +9.2%YoY). www.samuel.co.id
Page 6 of 24
Di kuartal berjalan hingga akhir tahun ini, potensi berlanjutnya pertumbuhan pendapatan berulang yang stabil akan memberikan keuntungan pada kontinuitas aktivitas properti segmen retail (mall). Hal tersebut juga kami lihat akan memberikan benefit pada emiten (under coverage SSI) yang memiliki porsi recurring income signifikan. Ditengah kemungkinan berlanjutnya pelemahan pertumbuhan sektor property secara keseluruhan, kami masih memiliki sudut pandang yang lebih positif pada segmen retail dibandingkan dengan apartemen dan lahan industri. Figure 11. Asia Pacific Shopping Centre Rents Area
Average rent 1Q16
Location
(USD / sqm / year)
QoQ
YoY
Central
15676
0.1%
0.6%
CBD
6056
0.2%
1.0%
Tianhe CBD
5756
0.3%
7.3%
Shanghai
West Nanjing Road
5127
-0.3%
0.2%
Melbourne
CBD
4809
0.2%
0.9%
Brisbane
CBD
4599
0.0%
0.0%
Singapore
Orchard Area / District 9
4320
-0.2%
-0.9%
Countries Hong Kong Sydney Guangzhou
Beijing
Growth
Growth
Wangfujing Road
3699
0.9%
2.9%
Perth
CBD
2491
0.0%
0.0%
Adelaide
CBD
2296
0.0%
0.0%
Auckland
New Market
1555
2.3%
3.4%
Mumbai
Prime South
1341
0.3%
0.4%
Delhi
Prime South
1279
0.0%
0.2%
Prime City
907
0.0%
0.2%
CBD
693
5.4%
9.2%
Chennai
Prime City
677
0.0%
0.0%
Bangkok
Central Bangkok
648
0.4%
3.9%
Mekali CBD
578
1.9%
8.9%
Bengaluru Jakarta
Manila
Source: JLL - Jones Lang LaSalle Asia Pacific, SSI Research
Figure 12. Shopping Centre New Supply Pipeline Shopping Centre
Developer
NLA
Status
Jakarta Pantai Indah Kapuk Mall
Agung Sedayu
30,000
Under Const
Shopping Mall @ Pancoran
Agung Podomoro
8,000
Under Const
New SOHO Mall (Podomoro City)
Agung Podomoro
40,000
Under Const
Synthesis Karya Pratama
15,000
Under Const
Bekasi Trade Centre 2
Gapura Prima
56,000
Under Const
Qbig
Sinarmas Land
69,000
Under Const
Mall at Bassura City BoDeTaBek
Source: Colliers, SSI Research
Potensi penurunan akselerasi pengembangan Segmen lain yang kami cermati selama tiga tahun terakhir adalah sektor properti segmen hotel. Kontinuitas upaya pemerintah untuk mendorong akselerasi pertumbuhan sektor pariwisata telah memberikan dampak pada massivenya pembangunan penginapan di berbagai kota. Besarnya potensi pasar dan perkiraan potensi pertumbuhan permintaan sejak beberapa tahun yang lalu telah menarik perhatian operator hotel baik domestik maupun international. www.samuel.co.id
Page 7 of 24
Konsep budget hotel sejak pertama kali diperkenalkan dan semakin menjamur hingga kini, kami lihat merupakan penjelmaan dari ekspansi masif yang dilakukan oleh beberapa developer untuk menyambut permintaan pasar pariwisata yang menjanjikan. Selayaknya sebuah industry life cycle, pertumbuhan massive yang terjadi pada masa expansion tentu pada akhirnya harus melalui tahap declining stage. Terlepas dari project pipeline dari beberapa emiten maupun developer lain, kami memperkirakan pertumbuhan pembangunan hotel akan mulai mengalami penurunan. Selain tingkat persaingan yang semakin tinggi, kami juga melihat konsentrasi hotel di sebuah wilayah tertentu akan mendorong para operator untuk melakukan tariff war. Kami juga memperkirakan, tanpa adanya pemulihan pertumbuhan ekonomi yang signfikan, beberapa project pipeline hotel berpotensi tertunda. Hal ini tentu akan mendorong penurunan pertumbuhan sektor properti segmen hotel secara keseluruhan. Data industri terkini menunjukan, untuk hotel 3-Star diperkirakan akan memberikan suplai kamar baru hingga 2.162kamar (hingga 1Q18). Sementara project pipeline untuk 4-Star memberikan suplai kamar baru 5.426kamar dan 5-Star Hotel sebanyak 2.927kamar. Dengan kata lain pasar perhotelan akan mencatat tambahan jumlah kamar baru sebanyak 10.515kamar atau rata-rata sebanyak 3.505kamar setiap tahunnya. Figure 13. Hotel Developments Pipeline 3 Star to 5 Star Star Global Eqv
Location
Rooms
Proj Completion Time
Cawang
108
2Q16
N/A
Hayam Wuruk
372
3Q16
N/A
TB Simatupang
180
3Q16
Cikini
212
2016
Hayam Wuruj
100
2016
3 Star Rating N/A
Upper Midscale Class N/A N/A
Sawah Besar
75
2016
TB Simatupang
200
2016
Pantai Indah Kapuk
200
2016
Upper Midscale Class Kelapa Gading
316
2Q16
Upper Midscale Class
Cikini
207
2Q16
Upper Midscale Class
Rasuna Epicentrum
323
3Q16
Hayam Wuruk
238
3Q16
Upper Midscale Class Midscale Class 4 Star Rating
Upscale Class Upper Midscale Class
Gajah Mada
420
4Q16
KH Wahid Hasyim
150
2016
Cijantung
225
2016
Pasar Baru
222
2016
Pantai Indah Kapuk
220
2016
Lebak Bulus
132
2016
Upscale Class
Kemang
150
2016
Upscale Class
Sunter
150
2016
Upper Upscale Class
Ancol
310
2016
Upper Midscale Class
TB Simatupang
300
2016
N/A Upscale Class N/A Upscale Class N/A
5 Star Rating Upper Upscale Class
Rasua Said
283
2Q16
Luxury Class
Pondok Indah
470
2Q16
Luxury Class
Rasua Said
365
3Q16
SCBD
250
2016
Puri Indah
208
2016
Upper Upscale Class Luxury Class Source: Colliers, SSI Research www.samuel.co.id
Page 8 of 24
Figure 14. Hotel Developments Pipeline Budget Hotel Hotel
Star Global Eqv
Location
Rooms
Proj Compl
Budget Hotel Amaris Pluit
Economy Class
Pluit Raya
112
2Q16
Oak Tree
N/A
Wahid Hasyim
120
2Q16
Fame Hotel
N/A
Grand Cakung Mall
97
3Q16
Cordela Hotel
N/A
Kramat Raya
70
3Q16
Economy Class
Tanah Abang
79
3Q16
N/A
Cipete
180
2016
NEO Kebayoran
Midscale Class
Kebayoran Lama
102
2016
POP! Hotel Pasar Baru
Economy Class
Pasar Baru
112
2016
N/A
Pecenongan
199
2016
Amaris Tanah Abang Whiz - Cipete
Luminor Source: Colliers, SSI Research
Menanti sinyal perbaikan lahan industrial Ditengah berlanjutnya pelemahan aktivitas perekonomian, telah mendorong sebagian besar pelaku usaha untuk tetap melakukan aksi wait and see, salah satunya melalui penundaan ekspansi. Hal tersebut telah memberikan dampak yang berarti pada serapan penjualan lahan industri dan berujung pada tertundanya sejumlah aktivitas pengembangan oleh pemilik lahan industrial. Data HKI menunjukan, dari target (1Q16) seluas 175ha hanya terjual dibawah 100ha. Tanpa adanya perbaikan permintaan dari para calon tenant, target tahun ini seluas 700ha kami lihat tidak akan tercapai. Bahkan dengan mengasumsikan potensi pembalikan arah yang massive atas aktivitas perekonomian domestik (unlikely) terjadi di tahun ini, kami tetap melihat pencapaian total penjualan lahan industrial akan terpaut jauh dengan masa pertumbuhan industri yang terjadi sejak separuh dekade lalu. Figure 15. Industrial Land Prices and Maintenance Costs Region
Land Price (USD / Sqm)
Maintenance Cost (USD / Sqm)
Lowest
Highest
Average
Lowest
Highest
Average
Bogor
120.00
206.99
163.50
0.06
0.06
0.06
Bekasi
192.21
236.56
221.51
0.06
0.08
0.07
Tangerang
140.46
147.85
144.16
0.03
0.08
0.06
Karawang
170.00
200.00
185.00
0.05
0.10
0.06
Serang
147.85
162.64
155.25
0.03
0.05
0.04
Source: Colliers, SSI Research
Tahun ini, kami memperkirakan pertumbuhan segmen lahan industri akan cenderung stagnan. Perbaikan kinerja di kuartal berjalan untuk emiten dan perusahaan lahan industri lainnya akan sangat bergantung pada peningkatan optimisme para pelaku usaha industri yang menjadi tenant maupun calon tenant. Per 1Q16 lalu, aktivitas pada lahan industri sebagian besar masih dicatat oleh pelaku usaha automotive (30.94%), sedangkan kontributor terbesar kedua adalah logistic dan atau warehousing. Kami masih belum memasukan emiten lahan industri sebagai salah satu dari coverage portfolio, mengingat sudut pandang neutral yang kami berikan pada segmen ini. Kami juga menempatkan segmen lahan industri sebagai pilihan terakhir setelah segmen lain seperti apartemen high rise, residential / landed house, retail (mall) maupun hotel. www.samuel.co.id
Page 9 of 24
Pilihan tetap pada residential Segmen terakhir dari sektor properti yang masuk kedalam pencermatan kami adalah residential atau landed house (rumah tapak). Segmen ini sempat mencatat masa boomingnya beberapa tahun yang lalu. Bahkan perkiraan atau spekulasi bubble property sebagai akibat akselerasi pertumbuhan yang massive sempat menjadi kekhawatiran para pelaku pasar. Namun demikian, pelemahan aktivitas perekonomian yang terjadi telah memberikan dampak signifikan dan mendorong segmen ini menjauh dari kekhawatiran tersebut.Kini, pertumbuhan justru diharapkan kembali seperti pada masa boomingnya. Berbagai peraturan baru diterbitkan untuk menggiatkan kembali aktivitas jual beli. Di sisi lain, dua sentimen utama yang diharapkan dapat mendorong percepatan perbaikan permintaan ternyata masih belum mampu merubah penguatan pertumbuham kinerja angka pra penjualan para developer. Penerapan LTV yang lebih rileks hingga berbagai promosi berkelanjutan dari para developer (seperti cicilan uang muka) kami lihat telah menjadi cerita lama. Sama halnya dengan trend penurunan suku bunga pinjaman, yang hingga 1Q16 masih belum mampu menunjukan buktinya sebagai salah satu kunci perbaikan pertumbuhan industri. Pernyataan kami juga didukung oleh laporan data BI yang menyatakan loan channeled untuk KPR dan KPA masih mencatat trend perlambatan. Sentimen yang berkembang seputar kepercayaan tas amnesty akan memberikan dampak signifikan pada sektor property juga kami lihat masih terlalu dini untuk disimpulkan. Dengan kata lain, terbitnya tax amnesty tidak akan secara massive dan secara langsung memberikan dampak pada pertumbuhan angka pre sales maupun kinerja emiten. Dampak yang terjadi lebih kepada perbaikan pertumbuhan ekonomi dan membaiknya aktivitas industrial secara agregat, optimisme pelaku usaha dan efek domino yang ditimbulkan pada sektor property segmen residential.
Volume penjualan yang masih stagnan Sejalan dengan ekspektasi kami (lihat report SSI sebelumnya dan yearbook tahun lalu), kinerja sektor properti segmen residential masih menunjukan volume penjualan yang stagnan. Survey IHPR Bank Indonesia menunjukan perlambatan volume penjualan masih terjadi hingga 1Q16. Penyebab utama adalah naiknya harga rumah. Dari pasar perumahan sekunder, kenaikan kembali terjadi di wilayah Jakarta, seiring dengan akselerasi pembangunan infrastruktur. Angka tertinggi dicatat oleh perumahan di wilayah Jakarta Timur dan sekitarnya, sejalan dengan pengembangan LRT. Penurunan terjadi di beberapa kota di Jawa dan luar Pulau jawa seperti Semarang, Surabaya, Makasar dan Medan. Adapun penyebabnya seperti (1) kurangnya pembangunan infrastruktur (2) pengembangan pembangunan yang melebar jauh dari daerah dengan infrastruktur yang baik (3) Kondisi daya beli masyarakat daerah yang belum membaik, serta (4) status atau legalitas milik pemerintah sehingga cukup sulit untuk diperjualbelikan. Di kuartal berjalan kami masih melihat adanya potensi perlambatan volume penjualan didorong oleh sentimen yang sama. Kenaikan harga bahan baku termasuk upah juga kami perkirakan akan ikut memberikan kontribusi yang signifikan pada naiknya harga rumah tapak.
www.samuel.co.id
Kenaikan harga perumahan yang dibarengi oleh pertumbuhan permintaan kami lihat hanya akan terjadi saat stabilnya perbaikan aktivitas perekonomian semakin terlihat. Trend penurunan tingkat suku bunga dan ragam promosi dari developer kami lihat berpotensi memberikan dampak yang positif namun tidak akan mendorong kenaikan permintaan bertumbuh seperti masa booming industry property. Page 10 of 24
Figure 16. Pertumbuhan Penjualan Rumah Pasar Primer 1Q14 (QoQ)
Source: SHPR Bank Indonesia, SSI Research
Figure 17. Pertumbuhan Penjualan Rumah Pasar Primer 1Q15 (QoQ)
Source: SHPR Bank Indonesia, SSI Research
Figure 18. Pertumbuhan Penjualan Rumah Pasar Primer 1Q16 (QoQ)
Source: SHPR Bank Indonesia, SSI Research
www.samuel.co.id
Page 11 of 24
Figure 19. Pertumbuhan Harga Rumah Pasar Sekunder 1Q16 (QoQ)
Source: SHPR Bank Indonesia, SSI Research
Figure 20. PertumbuhanHarga Tanah Pasar Sekunder 1Q16 (QoQ)
Source: SHPR Bank Indonesia, SSI Research
Kinerja emiten 1Q16 dan ekspektasi 2Q16 Perlambatan yang terjadi pada sektor properti tentu telah memberikan pengaruh yang negative pada para developer residential maupun pelaku usaha properti segmen lainnya (perkantoran, lahan industri dan lainnya). Kinerja emiten yang masuk kedalam coverage SSI juga menunjukan pertumbuhan yang stagnan, bahkan beberapa diantaranya tercatat dibawah ekspektasi kami. Pencapaian porsi laba 1Q16 beberapa emiten yang cukup mengkhawatirkan di 1Q16 tentu berpotensi mengancam pencapaian proyeksi FY16E SSI. Kinerja keuangan 2Q16 dan 1H16 akan kami jadikan sebagai batas waktu atau acuan atas konfirmasi membaiknya kinerja sektor properti tahun ini, atau justru masih tertunda hingga tahun depan.
Loan channeled yang masih melemah Sejalan dengan pelemahan aktivitas sektor yang masih terlihat hingga 1Q16, tingkat volume penjualan hingga angka penyaluran KPR dan KPA juga masih menunjukan pertumbuhan yang jauh dari harapan. www.samuel.co.id
Page 12 of 24
Terlepas dari relaksasi LTV yang telah dilakukan sejak lama, promosi uang muka developer, hingga trend penurunan suku bunga yang terjadi akhir akhir ini, ternyata masih belum mampu mendorong angka penyaluran KPR dan KPA mengalami kenaikan yang signfikan. Hingga April tahun ini, pertumbuhan pinjaman properti yang diberikan masih tercatat stagnan, hanya bertumbuh 8.05%YoY (April16), atau jauh dibandingkan dengan tahun lalu 12.88%YoY (April15) dan hanya naik sangat tipis dari bulan sebelumnya Mar16 sebesar 8.02%YoY. Dari sisi pertumbuhan bulanan, angka yang tercatat juga justru mengalami penurunan yang berarti, dari sekitar 1.13%QoQ pada Maret16 menjadi 0.73%QoQ di bulan April16. Kami melihat potensi stagnasi penyaluran kredit KPR maupun KPA masih dapat terjadi hingga setidaknya di pertengahan tahun ini. Potensi kenaikan kami lihat dapat terjadi saat stabilnya aktivitas perekonomian semakin terlihat. Dukungan dari relaksasi rasio LTV juga kami perkirakan akan cukup signifikan, terutama untuk harga rumah dan apartemen kurang dari Rp1bn atau Rp500juta - Rp1miliar (segmen menengah) Kenaikan angka loan channeled juga kami perkirakan akan semakin stabil dan cenderung menguat saat pemerintah telah secara resmi menerapkan peraturan relaksasi seputar perizinan pembelian rumah kedua dengan konsep “Jual Gambar” menggunakan KPR. Figure 21. Loan Channeled KPR and KPA April16
KPR dan KPA 50% 40% 30%
20% 10%
Apr-16
Dec-15
Aug-15
Apr-15
Dec-14
Aug-14
Apr-14
Dec-13
Aug-13
Apr-13
Dec-12
Aug-12
Apr-12
Dec-11
Aug-11
Apr-11
Dec-10
Aug-10
Apr-10
0%
Source:SEKI Bank Indonesia, SSI Research
Ekspektasi relaksasi pengajuan KPR Setelah melakukan relaksasi seputar rasio angka LTV dan berbagai peraturan lainnya untuk menggiatkan kembali volume penjualan properti (terutama untuk rumah tapak), Bank Indonesia kembali melakukan relaksasi untuk mendorong pertumbuhan permintaan KPR. Dalam kebijakan terbaru tersebut, kali ini BI akan memberikan kemudahan pengajuan KPR dalam bentuk perijinan untuk member rumah kedua dengan mekanisme inden. Ini berarti para pemilik rumah yang menggunakan KPR sebelumnya, dapat kembali menggunakan KPR untuk pembelian rumah berikutnya dengan metode inden. Ratio angka LTV yang lebih rendah dan penghapusan larangan pemberian KPR untuk rumah inden kedua tersebut rencananya akan dimulai pada Agustus 2016. Dampak pada permintaan kami lihat secepatnya akan terlihat pada akhir kuartal ketiga atau di 4Q tahun ini.
www.samuel.co.id
Page 13 of 24
Ceteris paribus, peraturan baru tersebut akan memberikan dampak yang positif. Dari sisi pengguna KPR rumah pertama (kebanyakan adalah pengguna dan bukan investor), kembali turunnya nilai uang muka akan memberikan sentimen positif. Sementara dari sisi pengguna KPR kedua, relaksasi menggunakan KPR untuk pembelian rumah dengan metode inden, berpotensi mendorong kenaikan permintaan yang signifikan. Selain itu, kami juga mengharapkan kedua kebijakan tersebut akan memberikan dampak positif pada optimisme pasar dan mendorong investor properti untuk kembali memainkan perannya (baik melalui pembelian cash maupun KPR) seperti saat dahulu, dikala sektor properti tengah mengalami masa booming. Figure 22. Kredit Properti & Pembiayaan Properti Ketentuan Saat Ini
Ketentuan Baru
KP & KP Syariah
KP & KP Syariah
Tipe Properti (m2)
FK I
FK II
FK III
FK I
FK II
FK III
80%
70%
60%
85%
80%
75%
Tipe 21 - 70m2
n/a
80%
70%
n/a
85%
80%
Tipe < / = 21m2
n/a
n/a
n/a
n/a
n/a
n/a
Tipe > 70m2
80%
70%
60%
85%
80%
75%
Tipe 21 - 70m2
90%
80%
70%
90%
85%
80%
Tipe < / = 21m2
n/a
80%
70%
n/a
85%
80%
Ruko / Rukan
n/a
80%
70%
n/a
85%
80%
Rumah Tapak Tipe > 70m2
Rumah Susun
Source: Siaran Pers RDG Juni 2016 Bank Indonesia, SSI Research
Figure 23. Pembiayaan Properti Syariah (Akad MMQ dan IMBT)
Tipe Properti (m2)
Ketentuan Saat Ini
Ketentuan Baru
KP & KP Syariah
KP & KP Syariah
FP I
FP II
FP III
FP I
FP II
FP III
85%
75%
65%
90%
85%
80%
Tipe 21 - 70m2
-
80%
70%
-
90%
85%
Tipe < / = 21m2
-
-
-
-
-
-
Tipe > 70m2
85%
75%
65%
90%
85%
80%
Tipe 21 - 70m2
90%
80%
70%
90%
85%
80%
Tipe < / = 21m2
-
80%
70%
-
85%
80%
Ruko / Rukan
-
80%
70%
-
80%
75%
Rumah Tapak Tipe > 70m2
Rumah Susun
Source: Siaran Pers RDG Juni 2016 Bank Indonesia, SSI Research
Valuasi dan rekomendasi Hingga menjelang result 2Q16, kami masih belum merubah rekomendasi dan target harga dari emiten under coverage SSI (lihat report update SSI 1Q16 untuk emiten emiten properti). Perbaikan aktivitas industri akan sangat bergantung pada membaiknya perekonomian. Sambil menanti sinyal stabilnya perbaikan aktivitas perekonomian, ragam peraturan, konsistensi promosi dari para developer hingga pada kontinuitas pengembangan project pipeline yang sesuai dengan permintaan pasar kami lihat masih akan menjadi katalis utama penggerak kinerja sektor. www.samuel.co.id
Page 14 of 24
Kami masih menyukai emiten dengan portfolio bisnis yang terdiversifikasi. Emiten yang memiliki fokus pada pengembangan segmen properti yang masih memiliki potensi pertumbuhan seperti residential juga menjadi salah satu pilihan kami. Selain itu, kami juga menyukai emiten yang memiliki porsi recurring income yang tinggi terhadap total pendapatan. Kebijakan baru seputar LTV dan dan pemberian KPR untuk rumah inden kedua, kami lihat akan memberikan benefit pada emiten developer yang memiliki porsi signifikan pada project pipeline landed house dan apartment seperti SMRA dan BSDE. Dampak positif juga kami lihat akan terjadi pada emiten lain (kapitalisasi pasar besar dan kecil) yang memiliki porsi proyek rumah tapak sangat signifikan, seperti ASRI dan emiten lain maupun pada developer yang belum tercatat di bursa. Rekomendasi kami untuk sektor properti tetap Neutral, dengan pilihan saham Buy kami berikan pada BSDE, SMRA dan PWON. Perubahan rekomendasi (setelah terbitnya kinerja 2Q16) sebagai akibat memburuknya kinerja sektor tidak akan menurunkan rekomendasi sektor menjadi SELL. Sama halnya dengan ketiga saham tersebut, ceteris paribus, perubahan hanya berpotensi menurunkan atau menaikan target harga emiten. Perubahan rekomendasi dari Buy menjadi Hold juga berpotensi dilakukan apabila nilai pasar telah jauh melampaui nilai wajar sahamnya.
www.samuel.co.id
Page 15 of 24
Company Update
Bumi Serpong Damai Bloomberg: BSDE.IJ | Reuters:BSDE.JK
Samuel Equity Research
June 29, 2016
Better durability compared to its peers
BUY (Maintain) Target Price
Rp 2,350
Last Price
Rp 2,080
Potential Upside
13.0%
JCI Index
4,882
Share isued (mn)
19,247
Market Cap. (Rp bn)
40,418
52-Weeks High/Low
2,210 / 1,235
Avg Daily Vol (mn)
15.10
Free Float
37.9%
Nominal Value
Rp 1,154
Relative to JCI Chart 140 JCI
BSDE
100
Dec-15
Mar-16
Jun-16
Company Background PT Bumi Serpong Damai develops real estate including housing infrastructure, commercial and industrial estates, golf courses, and public facilities.
Shareholder Structure Paraga Artamida
26.5%
Ekasentra Usahamaju
26.4%
Others
47.2%
Akhmad Nurcahyadi, CSA +62 21 2854 8144 akhmad.nurcahyadi @samuel.co.id
www.samuel.co.id
Dampak relaksasi LTV. Terlepas dari porsi penjualan KPR beberapa developer yang sempat mengalami penurunan, kedepannya (terutama BSDE) kami harapkan porsi penggunaan KPR maupun KPA akan cenderung meningkat seiring dengan relaksasi LTV yang dilakukan oleh pemerintah. Komitmen pengembangan usaha jangka panjang. Kami juga menyukai BSDE karena komitmennya terhadap pengembangan usaha jangka panjang, melalui rencana penerbitan PUB Obligasi senilai Rp3triliun, yang akan digunakan untuk untuk pembebasan tanah di area pengembangan BSD City (40%) dan pengembangan proyek BSDE (40%).
120
Sep-15
Ekspektasi membaiknya kinerja kuartal berjalan. Kami berharap pengakuan angka pra-penjualan akan membaik di kuartal berjalan. BSDE akan meluncurkan beberapa proyek baru di 2Q dan 2H16 antara lain 3 kondominium baru (Jagir Surabaya, Aerium di Jakarta Barat dan Tanjung Barat, Jakarta Selatan).
Rp 100
Book value/share ‘16
80 Jun-15
Pelemahan pertumbuhan sektor kami perkirakan masih akan berlanjut hingga 2Q16. Di sisi lain, kami meyakini BSDE masih akan menjadi emiten yang memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan dengan peersnya. Kinerja 1H16 kami jadikan sebagai salah satu ukuran dan batas perubahan penggunaan skenario. Potensi perbaikan yang akan didorong oleh kontinuitas peluncuran beberapa proyek dan dampak dua kebijakan BI kami perkirakan akan memberikan dampak secepatnya pada akhir 3Q16 atau 4Q16. Tetap Buy untuk BSDE target Rp2.350/saham (50% discount to NAV), (18.4x PE16E, 2.1x PBV16E).
Potensi perubahan proyeksi. Katalis dua kebijakan BI telah mendorong hargsa saham BSDE mengalami akselerasi signifikan. Potensi dua kebijakan tersebut pada pertumbuhan BSDE ke depannya telah mendorong kami untuk mengembalikan nilai wajar BSDE menjad Rp2.350, setelah sempat kami turunkan menjadi Rp1.950 pada 1/21/16. Potensi perubahan detail terhadap angka pre-sales, segmen revenue hingga pada nilai recurring dan discount to NAV akan kami lakukan setelah terbitnya laporan 2Q16 Maintain BUY. Perbaikan pertumbuhan kami perkirakan akan mulai terlihat pada 3Q16. Target baru menggunakan perubahan discount to NAV dari 55% menjadi 50%. Hasil 2Q16 akan kami jadikan sebagai konfirmasi perubahan detail maupun sudut pandang bilamana diperlukan. Kami secara kontinyu juga mencermati trend pertumbuhan angka pra penjualan, perbaikan aktivitas sektoral hingga kepada update terkini data bulanan Loan Channeled sebagai sinyal pengaruh relaksasi terbaru LTV. Forecast and Valuation (at closing price Rp2,080 per share) Y/E Dec (Rpbn) 14A 15A 16E Sales 5,614 6,210 6,953 EBITDA 2,519 2,882 3,279 Net Profit 3,994 2,351 2,544 EPS (Rp/saham) 211 112 128 DPS (Rp) 15 22 19 Dividend Yield (%) 0.7% 1.0% 0.9% BV per share (Rp) 849 991 1,154 EV/EBITDA (x) 15.4 14.3 12.5 P/E Ratio (x) 9.8 18.5 16.3 P/BV Ratio (x) 2.5 2.1 1.8
17E 7,982 3,958 3,164 157 22 1.1% 1,334 10.1 13.2 1.6
Bumi Serpong Damai BSDE.IJ | BSDE.JK
Key Financials Profit and Loss Rp bn Revenue
Cash Flow 14A
15A
16E
17E
5,614
6,210
6,953
7,982
(1,447)
(1,572)
(2,428)
(2,577)
4,167
4,638
4,526
5,405
Gross margin (%)
74
75
65
68
Operating profit
2,358
2,547
2,872
3,427
42
41
41
43
2,519
2,882
3,279
3,958
45
46
47
50
(185)
(317)
(250)
COGS Gross profit
Operating margin (%) EBITDA EBITDA margin (%)
Other income (expenses) 1,640 Pre-tax profit Income tax - net Net profit Net profit margin (%)
3,997 (3)
2,362 (11)
2,555 (12)
3,177 (13)
3,994
2,351
2,544
3,164
71
38
37
40
Balance Sheet Yr-end Dec (Rp bn)
Yr-end Dec (Rp bn) Net income Depreciation & amort. Others Working capital Operating cash flow
14A
15A
16E
17E
3,994
2,351
2,544
3,164
132
196
165
214
60
24
(29)
(850)
(673)
(952)
(1,300) 2,885
(3,331) (760)
2,006
1,576
Net - Capital expenditure (1,304)
(1,511)
(1,934)
(2,328)
Investing cash flow
(5,683)
(1,576)
(2,664)
(1,742)
1,600
1,653
-
-
3,971
1,788
1,232
1,286
5,624
1,788
1,232
(1,511)
3,289
1,130
1,066
Cash at beginning
4,332
2,821
6,109
7,239
Cash at ending
2,821
6,109
7,239
8,305
Change in Capital Other financing Financing cash flow Net - Cash flow
(314)
Key Ratios 14A
15A
16E
17E
14A
15A
16E
17E
2,820
6,109
7,239
8,305
ROE (%)
26.0%
12.5%
11.6%
12.5%
134
166
168
192
ROA (%)
14.2%
6.5%
6.2%
7.0%
Inventories
5,016
6,548
7,332
8,416
Revenue growth (%)
-2.2%
10.6%
12.0%
14.8%
Others
3,198
3,967
4,432
5,087
EPS growth (%)
37.3%
-46.8%
13.7%
23.1%
11,168
16,790
19,171
22,001
6.5
5.0
4.8
5.2
3,322
4,081
4,821
5,512
26.5%
41.1%
39.2%
35.0%
Other assets
13,716
15,152
16,967
17,879
Total assets
28,207
36,022
40,958
45,392
156
317
187
223
ST. debt and curr. maturity 1,506
1,989
2,227
2,039
Other current liabilities
3,771
3,841
4,301
4,937
Housing
3,140
4,357
4,496
4,830
LT. debt
2,752
5,762
6,382
6,847
Land Plots
2,023
609
559
585
Other long term liabilities
1,582
2,018
2,259
1,795
Strata Title
317
655
697
779
Total liabilities
9,767
13,925
15,356
15,842
Industrial
103
22
24
35
18,440
22,097
25,602
29,550
Shophouse
924
1,114
1,122
1,274
Cash & cash equivalent Receivables
Total current assets Net fixed assets
Payables
Total equity
www.samuel.co.id
Yr-end Dec (Rp bn)
Interest coverage (x) Debt to equity (%) Net gearing (%)
net cashnet cashnet cashnet cash
Major assumptions 14A
15A
16E
17E
Page 17 of 24
Company Update
Summarecon Agung Bloomberg: SMRA.IJ | Reuters:SMRA.JK
Samuel Equity Research
June 29, 2016
Tougher road to achieve our forecast
BUY (Maintain) Target Price
Rp 1,750
Last Price
Rp 1,695
Potential Upside
3.2%
JCI Index
4,882
Share isued (mn)
14,426
Market Cap. (Rp bn)
25,391
52-Weeks High/Low
1,830 / 950
Avg Daily Vol (mn)
38.60
Free Float
67.6%
Nominal Value
Rp 100
Book value/share ‘16
Rp 553
Relative to JCI Chart 125 JCI
SMRA
110 95 80 65 50 Jun-15
Sep-15
Dec-15
Mar-16
Jun-16
Company Background PT Summarecon Agung Tbk and its subsidiaries develop and invest in real estate. The Company develops and operates residential houses, apartments, shopping centers, recreational centers and office buildings. Shareholder Structure Semarop Agung Sinarmegah Jayasentosa Others
25.4% 6.6% 68.0%
Akhmad Nurcahyadi, CSA +62 21 2854 8144 akhmad.nurcahyadi @samuel.co.id
www.samuel.co.id
Pasca kinerja 1Q16 yang mengecewakan kami melihat SMRA akan menghadapi pekerjaan yang tidak ringan untuk mencapai proyeksi laba SSI maupun konsensus. Angka marketing sales pada periode yang sama juga tidak jauh berbeda dengen beberapa emiten under coverage kami. Di sisi lain, pipeline project residential dengan harga terjangkau kami lihat akan memberikan keuntungan pada SMRA. Terlebih bila melihat rencana Bank Indonesia untuk kembali melakukan relaksasi LTV, selain rencana penerbitan peraturan perijinan pembelian rumah kedua dengan metode inden menggunakan KPR. Tetap BUY untuk SMRA target NAV Rp1.750/saham (26.8x PE 16E dan 3.17x PBV 16E). Tantangan perolehan laba 1H16 untuk mencapai proyeksi FY16. Rendahnya pencapaian 1Q16 akan memberikan tantangan pada perusahaan dalam mencapai proyeksi laba SSI maupun konsensus. Dalam tiga tahun terakhir rerata kontribusi laba 2Q adalah 26.21% dan laba 1H adalah 52.18%. Pencapaian laba yang hanya sebesar 3.15% dari proyeksi SSI mengakibatkan SMRA harus membukukan laba di 2Q16 sebesar 45.8%, setara dengan Rp411.miliar atau bertumbuh +46.36%YoY, sebuah jumlah yang kami rasa sangat menantang untuk dapat tercapai, ditengah perbaikan kondisi aktivitas sektor yang masih belum terlihat hingga 1Q16. Potensi perbaikan marketing sales. Per May16 perusahaan membukukan marketing sales sebesar Rp1.4triliun (31.11% dari ekspektasi SMRA tahun ini dan 31.54% angka SSI FY16E). Kami berharap marketing sales akan tercatat stabil bertumbuh di bulan berjalan didorong oleh peluncuran berbagai proyek residential maupun high rise apartment. SMRA mentargetkan SBD tahun ini akan menyumbangkan Rp1.15tn pada angka pre sales, sedangkan yang lain sebesar Rp1.95tn (SSP), Rp900miliar (SBK) dan Rp500miliar (SKG). Kami juga berharap proyek SBD dan peluncuran klaster lain untuk segmen menengah akan mendapatkan benefit dari kebijakan terbaru BI seputar LTV dan pemberian KPR rumah inden kedua. Maintain Hold. Terlepas dari dampak minor yang ditimbulkan hingga 1Q16, trend penurunan tingkat suku bunga masih kami harapkan akan memberikan pengaruh yang lebih signifikan di kuartal berjalan. Katalis penggerak lainnya kami lihat akan datang dari relaksasi Bank Indonesia terhadap LTV dan penghapusan larangan pemberian KPR untuk rumah inden kedua. Kami juga berharap investor properti akan mulai kembali memainkan peranannya seiring dengan dukungan optimisme pasar pasca terbitnya kebijakan tax amnesty dan berlakunya kedua kebijakan BI terbaru. Forecast and Valuation (at closing price Rp1,695 per share) Y/E Dec (Rpbn) 14A 15A 16E Sales 5,757 5,624 5,983 EBITDA 2,305 2,014 2,093 Net Profit 1,386 857 898 EPS (Rp/saham) 59 62 65 DPS (Rp) 23 20 22 1.4% 1.2% 1.3% Dividend Yield (%) BV per share (Rp) 445 522 553 18.1 15.4 15.8 EV/EBITDA (x) P/E Ratio (x) 17.6 28.5 27.2 P/BV Ratio (x) 3.8 3.2 3.1
17E 6,669 2,292 939 68 24 1.4% 617 14.5 26.0 2.7
Summarecon Agung SMRA.IJ | SMRA.JK
Key Financials Profit and Loss
Cash Flow
Yr-end Dec (Rp bn)
14A
15A
16E
17E
5,757
5,624
5,983
6,669
(2,700)
(2,717)
(2,897)
(3,240)
3,057
2,907
3,085
3,429
Gross margin (%)
53.1
51.7
51.6
51.4
Operating profit
2,096
1,791
1,866
2,000
36.4
31.9
31.2
30.0
2,305
2,014
2,093
2,292
40.0
35.8
35.0
34.4
Other income (expenses)
(160)
(409)
(438)
(492)
Others
Pre-tax profit
1,936
1,382
1,427
1,508
Financing cash flow
Income tax - net
(318)
(316)
(320)
(339)
Net - Cash flow
Net profit
1,386
857
898
939
24.1
15.2
15.0
14.1
Revenue COGS Gross profit
Operating margin (%) EBITDA EBITDA margin (%)
Net profit margin (%)
Balance Sheet
Yr-end Dec (Rp bn) Net income
14A
15A
16E
17E
1,618
1,066
1,107
1,169
71
18
70
107
6,030
3,057
(15)
331
(6,531)
(1,364)
Operating cash flow
1,189
2,778
151
(253)
Net - Capital expenditure
2,559
1,983
11
12
Investing cash flow
2,559
1,983
11
12
Net - Borrowings
1,881
1,815
306
606
434
235
(214)
(159)
Depreciation & amort. Others Working capital
(1,012)
(1,860)
(4,523)
(5,027)
92
447
(775)
(267)
253
205
Cash at beginning
2,545
1,771
1,504
1,757
Cash at ending
1,771
1,504
1,757
1,962
Key Ratios
Yr-end Dec (Rp bn)
14A
Cash & ST Investment
15A
16E
17E
Yr-end Dec
14A
15A
16E
17E
1,771
1,504
1,757
1,962
ROE (%)
21.60
11.38
11.27
10.54
87
152
162
180
ROA (%)
8.73
4.57
4.53
4.34
3,341
4,925
5,239
5,840
Revenue growth (%)
30.28
3.09
8.81
11.47
656
709
755
841
EPS growth (%)
25.62
(38.15)
4.80
4.54
Total current assets
5,855
7,290
7,913
8,824
Interest coverage (x)
6.36
2.86
2.49
2.13
Land for development
4,322
5,737
5,087
4,537
Debt to equity (%)
68.30
82.31
81.59
79.83
Net fixed assets
4,387
4,732
5,167
5,436
Net gearing (%)
40.70
62.35
59.55
57.80
Other assets
1,308
999
1,661
2,852
Total assets
15,873
18,758
19,827
21,649
Payables
311
367
391
435
ST. debt and curr. maturity
506
983
1,046
1,166
SSP (Serpong)
2,599
2,732
2,819
3,049
LT. debt
3,876
5,214
5,458
5,944
SBK (Bekasi)
1,301
621
667
775
Other liabilities
4,763
4,664
4,962
5,197
SKG (Kelapa Gading)
701
262
239
181
Total liabilities
9,456
11,229
11,856
12,743
SBD (Bandung)
-
735
715
682
Total equity
6,416
7,529
7,971
8,906
4,350
4,439
4,687
Receivables Inventories Others
www.samuel.co.id
Marketing sales Yr-end Dec (Rp bn)
Total
14A
4,601
15A
16E
17E
Page 19 of 24
Company Update
Pakuwon Jati Bloomberg: PWON.IJ | Reuters:PWON.JK
Samuel Equity Research
June 29, 2016
Optimism on strong recurring continues
BUY (Maintain) Target Price
Rp 590
Last Price
Rp 590
Potential Upside
0.0%
JCI Index
4,882
Share isued (mn)
48.16
Market Cap. (Rp bn)
29.38
52-Weeks High/Low
635 / 313
Avg Daily Vol (mn)
62.15
Free Float
47.8
Nominal Value
Rp 25
Book value/share ‘16
Rp 165
Relative to JCI Chart 160 JCI
120 100 80
Sep-15
Dec-15
Mar-16
Jun-16
Company Background PT Pakuwon Jati Tbk owns, develops and manages shopping centers, business complexes, real estate, industrial estate and hotels.
Shareholder Structure Burgami Investments
20.9%
PT Pakuwon Arthaniaga
16.8%
Others
62.4%
Akhmad Nurcahyadi, CSA +62 21 2854 8144 akhmad.nurcahyadi @samuel.co.id
www.samuel.co.id
Ekspektasi kontinuitas deleveraging. Terlepas dari tingginya tingkat hutang perusahaan, kami juga meyakini proses deleveraging akan kembali terjadi, seiring dengan ekspektasi kami atas berlanjutnya kekuatan pertumbuhan arus kas PWON. Angka gearing ratio sempat mengalami penurunan tajam dari tahun ke tahun bahkan hingga ke posisi hanya 7% dari 35% (FY12) dan 61% pada FY11. Kenaikan ratio menjadi sekitar 21.6% (FY14) dan kembali naik diatas 30% kami lihat masih dapat dimaklumi, terlebih bila melihat data historis yang sempat melampaui angka 100%.
PWON
140
60 Jun-15
Rendahnya pencapaian beberapa emiten property di 1Q16 kami lihat akan cukup menyulitkan untuk mencapai target akhir tahunnya. Di sisi lain, kami masih melihat beberapa segmen properti memiliki daya tahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan segmen lainnya. Salah satunya adalah emiten yang memiliki porsi recurring income tinggi seperti PWON. Di sisi lain, kami melihat dampak relaksasi LTV dan penghapusan larangan pemberian KPR rumah inden kedua akan sangat minor untuk PWON dalam jangka pendek. Ekspektasi kami terletak pada membaiknya pertumbuhan penjualan kondominium dan stabilnya pertumbuhan bisnis recurring. Tetap Buy untuk PWON dengan target harga Rp590/saham (21.18x P/E16E dan 3.57x PBV16E).
Potensi perbaikan angka pre-sales dan terjaganya kinerja segmen bisnis. Porsi recurring income yang tinggi akan menjadi kelebihan PWON ditengah masih belum terlihatnya konfrimasi perbaikan aktivitas industri properti (tahun lalu pendapatan berulang PWON bertumbuh 29%YoY). Selama lima tahun terakhir porsi pendapatan berulang rata-rata sebesar 47.8% dan kami perkirakan akan stabil pada angka 50% di tahun berjalan. Dampak LTV jangka pendek minor namun massive jangka panjang. Dua kebijakan terbaru BI kami lihat berpotensi memberikan dampak yang minor dalam jangka pendek. Namun dalam jangka yang lebih panjang beberapa potensi pengembangan proyek landed house termasuk rencana pengembangan landed residential (205.5ha) di Pakuwon City Township maupun 160ha residential township di Grand Pakuwon, akan diuntungkan dengan adanya relaksasi tersebut. Maintain Buy. Kami masih menyukai PWON dengan kekuatan recurring incomenya. Potensi pengembangan landed residential akan menjadi katalis penambah pertumbuhan jangka panjang, seiring dengan potensi pengaruh signifikan dari dua kebijakan baru BI dan ekspektasi membaiknya aktivitas pertumbuhan sektor properti pada 2H16. Forecast and Valuation (at closing price Rp590 per share) Y/E Dec (Rpbn) 14A 15A 16E Revenue 3,872 4,625 4,867 EBITDA 2,471 2,535 2,655 Net Profit 2,516 1,262 1,342 EPS (Rp) 52 26 28 DPS (Rp) 5 11 5 Dividend Yield (%) 0.8 1.8 0.9 BV per Share (Rp) 128 150 165 EV/EBITDA (x) 12.1 12.2 11.6 P/E Ratio (x) 11.3 22.5 21.2 P/BV Ratio (x) 4.6 3.9 3.6
17E 5,174 2,779 1,448 30 6 1.0 190 11.1 19.6 3.1
Pakuwon Jati PWON.IJ | PWON.JK
Key Financials Profit and Loss Yr-end Dec (Rp bn) Revenue COGS Gross profit
Cash Flow 14A
15A
16E
17E
3,872
4,625
4,867
5,174
1,714
1,957
2,083
2,251
Yr-end Dec (Rp bn) Net income
1,448
Depreciation & amort.
581
271
301
689
Working Capital
456
(480)
284
(709)
2,923
Gross margin (%)
55.7
57.7
57.2
56.5
Operating profit
1,890
2,265
2,364
2,471
48.8
49.0
48.6
47.8
2,471
2,535
2,655
2,779
EBITDA margin (%)
63.8
54.8
54.5
53.7
Other income (expenses)
720
(839)
(850)
(840)
Others
2,610
1,425
1,514
1,631
Financing cash flow
(10)
(25)
(26)
(28)
Net profit - owners
2,516
1,262
1,342
1,448
Net profit margin (%)
65.0
27.3
27.6
28.0
Income tax - net
Balance Sheet Yr-end Dec (Rp bn)
17E
1,342
2,784
Pre-tax profit
16E
1,262
2,669
EBITDA
15A
2,516
2,158
Operating margin (%)
14A
Operating cash flow
3,553
Net - Capital expenditure (6,969) Others Investing cash flow Dividend
Net - Cash flow
286
1,052
1,927
1,428
(2,208)
(1,453)
(1,115)
5
(2)
1
(6,683)
(2,203)
(1,455)
(1,114)
(236)
(525)
(263)
(280)
4,270
782
(131)
43
4,034
257
(394)
(237)
(894)
77
78
903
Cash at beginning
2,273
3,176
2,283
2,360
Cash at ending
3,176
2,283
2,360
2,438
Key Ratios Yr-end Dec
14A
15A
16E
17E
2,438
ROE (%)
30.4
13.3
12.7
12.4
317
337
ROA (%)
15.0
6.7
6.8
7.0
2,254
2,361
2,497
Revenue Growth (%)
27.8
19.4
5.2
6.3
355
570
716
761
EBITDA Growth (%)
45.4
2.6
4.7
4.7
5,507
5,409
5,755
6,034
EPS Growth (%)
122.1
-49.8
6.3
7.9
964
1,457
1,734
1,800
Interest Coverage (x)
6.3
7.9
7.8
8.6
Other assets
10,299
11,912
12,305
12,716
Debt to Equity (%)
55.5
51.9
46.1
41.4
Total assets
16,771
18,778
19,793
20,549
Net gearing (%)
17.2
27.8
23.7
20.6
Payables
134
198
136
176
ST. debt and curr. maturity
514
536
590
649
Other current liabilities
3,265
3,689
3,820
3,324
Yr-end Dec
14A
15A
16E
17E
LT. debt
4,082
4,372
4,265
4,201
GDP growth (%)
5.5
4.7
5.1
5.4
499
528
443
490
CPI (%)
8.3
3.0
4.5
5.5
Total liabilities
8,494
9,323
9,253
8,841
USD/IDR (AvG)
11,885
13,500
13,650
13,200
Total equity
8,277
9,455
10,541
11,709
USD/IDR (EoP)
12,440
14,000
13,000
12,500
Cash & ST Investment Receivables Inventories Others Total current assets Net fixed assets
Other long term liabilities
www.samuel.co.id
14A
15A
16E
17E
3,177
2,283
2,360
303
302
1,672
Major Assumption
Page 21 of 24
Company Update
Alam Sutera Realty Bloomberg: ASRI.IJ | Reuters:ASRI.JK
Samuel Equity Research
June 29, 2016
Hold (Maintain) Target Price
Rp 650
Last Price
Rp 492
Potential Upside
32.1%
JCI Index
4,950
Share isued (mn)
19,649
Market Cap. (Rp bn)
9.67
52-Weeks High/Low
590 / 307
Avg Daily Vol (mn)
98.88
Free Float
48.3%
Nominal Value
Rp 100
Book value/share ‘16
Rp 356
Relative to JCI Chart 110 JCI
ASRI
100
90 80 70 60 50 Jun-15
Sep-15
Dec-15
Mar-16
Jun-16
Company Background PT Alam Sutera Realty Tbk is a full service real estate company. The Company develops and manages, residential, commercial, leisure, and recreational projects. Shareholder Structure Manunggal Prime
26.4%
Tangrang Fajar Industrial
25.2%
Others
48.4%
Akhmad Nurcahyadi, CSA +62 21 2854 8144 akhmad.nurcahyadi @samuel.co.id
www.samuel.co.id
Maintain cautious stance Hingga periode 1Q16, kinerja operasional ASRI masih belum menunjukan perubahan, di tengah berlanjutnya pelemahan aktivitas industri. Catatan angka marketing sales juga masih belum mampu berada di atas periode sebelumnya. Keraguan kami atas pencapaian target marketing sales didasari oleh target nilai pra penjualan high rise office yang tinggi (bahkan lebih tinggi dari segmen pipeline project lainnya). Tetap Hold untuk ASRI dengan target Rp390/saham (12.2x PE 16E dan 1.1x PBV 16E). Potensi pencapaian marketing sales yang lebih rendah. Per April16 pre sales ASRI hanya mencapai sebesar 8.36% dari target perusahaan (Rp5tn), jauh dibawah pencapaian tahun lalu sebesar 45.51%. Catatan angka pra penjualan tersebut juga jauh di bawah rata-rata penurunan pertumbuhan selama tiga tahun terakhir (-19.77%), bahkan menjadi yang terburuk selama lebih dari separuh dekade (terendah April14 -37.15%, April16 -52.29%). Selain itu, kami juga meragukan potensi tercapainya angka pre sales ASRI seiring dengan target segmen high rise office yang tercatat paling tinggi (Rp1.7tn) dibandingkan dengan target segmen lainnya (Residential Pasar Kemis Rp1tn dan Commercial Serpong Rp1.1tn). Ekspektasi katalis baru untuk mendukung pertumbuhan pra penjualan. Pendukung kinerja tahun ini diharapkan akan datang dari klaster terbaru di Pasar Kemis dan Alam Sutera serta proyek tower di Kota Ayodhya. Selain itu, penjajakan JV dengan developer internasional juga telah dilakukan oleh ASRI untuk melakukan risk and capital sharing. Perusahaan juga berpotensi membukukan one off transaction pengembangan superblok (20ha). Selain itu, MoU dengan CFLD juga kami harapkan akan mendukung suksesnya akselerasi pengembangan proyek Pasar Kemis, sekaligus sebagai pendorong pertumbuhan di tahun berjalan. Relaksasi LTV juga kami lihat akan berdampak positif pada massivenya potensi proyek residential ASRI. Maintain Hold. Tahun ini, ekspektasi trend penurunan tingkat suku bunga berpotensi tidak memberikan dampak yang massive, ditengah aksi wait and see yang masih dilakukan oleh beberapa investor properti, menanti sinyal perbaikan aktivitas perekonomian yang stabil. Tingginya angka gearing ratio ASRI versus peersnya masih menjadi kekhawatiran utama kami, selain potensi pencapaian angka pra penjualan yang lebih rendah dari perkiraan. Ekspektasi utama masih terletak pada MoU dengan CFLD dan dampak relaksasi LTV serta penghapusan larangan pemberian KPR pada rumah inden kedua pada perbaikan angka pre-sales ASRI. Forecast and Valuation (at closing price Rp482 per share) Y/E Dec (Rpbn) 14A 15A 16E 3,631 2,784 2,822 Sales 1,944 1,671 1,637 EBITDA 915 454 516 Net Profit 56 30 32 EPS (Rp/saham) 7.0 8.2 4.5 DPS (Rp) 1.5 1.7 0.9 Dividend Yield (%) 311 328 356 BV per share (Rp) 6.4 8.1 8.8 EV/EBITDA (x) 8.6 15.9 15.1 P/E Ratio (x) 1.5 1.5 1.4 P/BV Ratio (x)
17E 2,921 1,702 564 35 4.7 1.0 386 9.5 14.0 1.2
Alam Sutera Realty ASRI.IJ | ASRI.JK
Key Financials Profit and Loss Rp bn Revenue COGS
Cash Flow 14A
15A
16E
17E
3,631
2,784
2,822
2,921
728
987
1,324
1,012
Yr-end Dec(Rpbn) Net income Depreciation & amort.
Gross profit
4,955
3,511
3,809
3,933
Others
Gross margin (%)
136.5
126.1
135.0
134.7
Working capital
Operating profit
1,908
1,628
1,586
1,644
Operating CF
52.5
58.5
56.2
56.3
1,944
1,671
1,637
1,702
53.5
60.0
58.0
58.3
Other income (expenses)
(476)
(726)
(638)
(631)
Other financing
Pre-tax profit
1,249
759
835
898
Financing CF
Income tax - net
(254)
(217)
(230)
(242)
915
454
516
564
25.2
16.3
18.3
19.3
Operating margin (%) EBITDA EBITDA margin (%)
Net profit Net profit margin (%)
Balance Sheet
14A
15A
16E
17E
1,098
596
629
679
70
78
17
58
0
0
0
0
(1,291) (123)
(167)
(14)
508
632
(1,005) (268)
Net - Capital expenditure (1,739)
(1,295)
(1,620)
(1,440)
Investing CF
(1,294)
(1,573)
(1,465)
Net - Borrowings
(1,825) 185
842
268
201
1,753
(299)
885
1,552
1,938
544
1,153
1,753
Net - Cash flow
(10)
(243)
212
21
Cash at beginning
891
881
638
850
Cash at ending
881
638
850
871
14A
15A
16E
17E
Key Ratios
Yr-end Dec (Rp bn)
14A
15E
16E
17E
Yr-end Dec (Rp bn)
Cash & cash equivalent
881
638
850
871
ROE (%)
17.9%
9.2%
9.0%
8.9%
Receivables
126
118
123
128
ROA (%)
6.5%
3.2%
3.1%
2.9%
Inventories
3,751
5,550
5,244
6,699
Revenue growth (%)
-1.4%
-23.3%
1.4%
3.5%
Others
9,098
9,365
10,528
11,545
EPS growth (%)
25.2%
-45.7%
5.5%
7.9%
13,856
15,671
16,745
19,243
Interest coverage (x)
10.0
10.5
6.6
8.6
Net fixed assets
2,036
2,140
2,843
3,231
Other assets
1,032
899
851
876
Total assets
16,924
18,710
20,439
23,349
161
1,033
605
633
Sales advances
2,887
2,796
3,067
3,364
Yr-end Dec (Rp bn)
Bonds Payable
6,376
6,218
7,151
8,796
Real Estate
LT. debt
230
1,072
1,340
1,541
Town management
Other liabilities
899
988
1,110
1,248
Recreation & Sports
10,553
12,107
13,274
15,582
6,371
6,602
7,165
7,768
Total current assets
Payables
Total liabilities Total equity
www.samuel.co.id
Debt to equity (%) Net debt Net gearing (%)
108.0% 113.0% 121.3% 136.2% 5,346
6,352
7,281
9,106
87%
98%
104%
120%
14A
15A
16E
17E
Segment assumptions
Rent & Others Total
3,312
2,420
2,253
2,302
43
54
63
70
7
7
8
8
269
302
499
542
3,631
2,784
2,822
2,921
Page 23 of 24
www.samuel.co.id
Page 24 of 24