PROGRAM STUDI
: DIPLOMA III KEBIDANAN
MATA KULIAH
: ASKEB NEONATUS, BAYI DAN BALITA
TOPIK
: Bayi Baru Lahir Bermasalah
WAKTU
: 100 menit
OBYEKTIF Mahasiswa mampu : Menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan dan diagnosis banding masalah-masalah pada bayi baru lahir dengan tepat.
REFERENSI 1. Bobak, Lowdermilk, Buku ajar keperawatan maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC, 2004 2. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP; 2000 3. Nursalam. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika; 2005 4. Catzel P. Kapita Selecta Pediatri. Edisi II. Jakarta : EGC; 1995
A. HEMANGIOMA 1. Definisi Hemangioma adalah proliferasi pembuluh darah yang tidak normal. Hemangioma merupakan jenis tumor pembuluh darah. Orang mengenalnya sebagai tanda lahir atau birthmark. Walau disebut tumor, hemangioma tak selalu berbentuk benjolan seperti tumor pada umumnya. 2. Etiologi Disebabkan malformasi jaringan angioblastik (jaringan pembentuk pembuluh darah) selama masa janin 3. Patofisiologi Hemangioma bisa dijumpai pada bayi baru lahir. Hemangioma infantil kebanyakan muncul pada minggu pertama kehidupan anak dan memiliki pola pertumbuhan yang dapat diprediksi. Pola pertumbuhannya dibagi dalam tiga fase atau tahapan. Fase proliferatif atau masa pertumbuhan secara cepat terjadi pada 6-12 bulan. Kemudian terjadi proses penyusutan di usia 1-7 tahun, diakhiri pada tahap tidak akan tumbuh lagi. Tumor tersebut akan mengalami kemunduran secara komplet pada sekitar 50 persen anak di usia 5 tahun dan 70 persen di usia 7 tahun.
1
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Hemangioma 3-5 kali lebih sering terjadi pada perempuan ketimbang laki-laki. Tumor jinak pembuluh darah ini juga lebih sering terjadi pada anak kembar. Hemangioma biasanya tidak diturunkan. Meski begitu, sekitar 10 % dari bayi dengan hemangioma memiliki riwayat keluarga dengan tanda lahir tersebut. Rata-rata usia saat hemangioma muncul adalah dua minggu setelah lahir. Namun, pada hemangioma tipe dalam, tidak bisa dilihat hingga bayi berusia 2-4 bulan. Pada sepertiga bayi, tanda awal hemangioma bisa diamati saat mereka berada di ruang perawatan anak. Yang perlu diperhatikan, hemangioma tidak muncul saat dewasa. Tumor yang berada dekat permukaan kulit disebut hemangioma superfisial. Kerap terlihat seperti pola merah terang yang timbul, kadangkala dengan permukaan bertekstur (kadang disebut hemangioma stroberi karena berwarna merah seperti buah stroberi). Lokasi hemangioma, hampir 60 % berada di sekitar kepala dan leher. Sekitar 25% berada di tubuh dan 15 % terdapat di lengan atau kaki. Hemangioma juga bisa muncul di lapisan bawah kulit ataupun organ dalam tubuh seperti hati, saluran pencernaan, dan otak. 4. Komplikasi a. Perdarahan b. Trombositopeni c. Infeksi sekunder d. Bekas luka, gangguan penglihatan dan fungsi organ, masalah psikososial. 5. Penatalaksanaan a. Konservatif, dibiarkan menghilang sendiri. b. Lesi yang menganggu estetika dapat dihilangkan dengan laser. Hemangioma yang besar harus terus dipantau. c. Operasi pembedahan d. Injeksi kortikosteroid, untuk menghambat pertumbuhan hemangioma e. Pembekuan dengan nitrogen cair atau elektrokoagulasi f. Antibiotik bila terjadi infeksi 6. Diagnosis banding Bercak mongol, tumor kulit lain, iritasi dan infeksi kulit. B. IKTERUS FISIOLOGIS 1. Definisi Ikterus fisiologis adalah warna kekuningan pada kulit yang timbul pada hari ke-2-3 setelah lahir, yang tidak mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melampaui batas
2
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
membahayakan, tidak berpotensi menjadi kern-ikterus dan akan hilang dengan sendirinya pada hari ke-10. 2. Etiologi a. Produksi bilirubin berlebihan, misalnya akibat inkompatibilitas (ketidakcocokan) Rhesus atau ABO ibu dan bayi. Pemecahan eritrosit meningkatkan pembentukan bilirubin b. Gangguan penyerapan dan transportasi bilirubin (kekurangan albumin) c. Kurangnya enzim glukoronil transferase sehingga kemampuan hati bayi dalam melakukan konjugasi dan ekskresi bilirubin berkurang. d. Ikterus ini juga dapat disebabkan pemberian minum yang kurang. e. Gangguan fungsi hati f. Hati belum matang. Bayi prematur cenderung lebih mudah terjadi ikterus. 3. Patofisiologi Bilirubin dalam darah terikat oleh albumin dan diangkut ke hati. Di dalam hati, bilirubin dengan dibantu enzim glukoronil transferase mengalami proses konjugasi menjadi bilirubin direk. Bilirubin ini dapat larut dalam air dan disekresi melalui ginjal, saluran cerna dalam bentuk urobilinogen dan keluar dalam feses dan urin sebagai sterkobilin. Sebagian besar neonatus mengalami peningkatan kadar bilirubin indirek (mudah larut lemak, mudah masuk ke membran biologik seperti otak). Keadaan ini terjadi pada hari-hari pertama kehidupan karena proses fisiologis tingginya kadar sel darah merah dan pemecahan sebelum waktunya sementara fungsi hati belum matang. Bayi yang asupan kalori dan cairannya tidak mencukupi akan menurunkan kemampuan hati memproses bilirubin. Kadar normal bilirubin indirek adalah < 5 mg% 4. Komplikasi Berpotensi menjadi patologis jika ikterus yang timbul pada 24 jam pertama, kadar bilirubin indirek > 12,5 mg% pada bayi cukup bulan dan >10 mg% pada bayi prematur; atau peningkatan kadar bilirubin > 5mg %/ hari. Kern ikterus (ensefalopati biliaris) adalah suatu kerusakan otak akibat perlekatan bilirubin indirek pada otak (ganglia basalis). Manifestasi klinis Kern ikterus : a. Mata berputar
e. Tonus otot meningkat, spasme otot
b. Letargi
f. Opistotonus
c. Kejang
g. Gangguan bicara
d. Malas minum
h. Retardasi mental
5. Penatalaksanaan a. Bayi dengan kadar bilirubin 5-9 mg%, diberi minum, terutama ASI yang cukup 3
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
b. Menjemur bayi jam 7-9 dengan telanjang dan mata tertutup c. Bayi dengan kadar bilirubin 11-15mg% diberi terapi sinar 6. Diagnosis banding Ikterus patologis Penilaian derajat Kramer : DAERAH LUAS IKTERUS 1 2 3 4 5
Kepala dan leher Daerah 1 + Badan atas Daerah 1,2 + Badan bawah dan tungkai Daerah 1,2,3 + Lengan dan kaki di bawah lutut Daerah 1,2,3,4 + Tangan dan kaki
KADAR BILIRUBIN (mg%) 5 9 11 12 16
C. MUNTAH DAN GUMOH Regurgitasi / Gumoh 1. Definisi Gumoh Gumoh atau regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes RI, 1999). 2. Etiologi Gumoh Beberapa penyebab terjadinya regurgitasi, yaitu posisi saat menyusui yang tidak tepat, minum terburu-buru, anak sudah kenyang tetapi tetap diberi minum karena kuatir anak kurang makan, masuknya udara bersamaan dengan susu (lebih sering dari botol daripada menetek langsung), bayi
tergoncang setelah minum. Jika susu keluar
beberapa saat setelah minum, kadang tampak keruh dan berbau seperti susu basi. Sebagian dari cairan yang tampak keluar adalah saliva dan cairan lambung. 3. Patofisiologi Gumoh Setelah bayi menelan makanan ( ASI, susu formula atau makanan padat), makanan berjalan sepanjang esofagus menuju ke lambung dan kemudian ke usus halus. Di antara bagian bawah esofagus dan lambung terdapat sfingter esofagus yang fungsinya adalah mencegah makanan dari lambung masuk kembali ke esofagus. Sfingter ini pada bayi belum berkembang sempurna seperti botol dengan tutup yang belum tertutup rapat. Jika botol ini diisi cairan sampai penuh, akan tumpah melalui celah yang terbuka. Jika botol ini tergoncang, cairan di dalamnya juga bisa tumpah. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gumoh. Terkadang, susu masuk bersama-sama
4
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
dengan udara. Jika udara tertelan, bayi akan berusaha mengeluarkan udara tersebut dari lambungnya dan terjadi gumoh. Regurgitasi merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi dengan usia di bawah 6 bulan. Sfingter akan sempurna saat bayi berusia 6-12 bulan. Seiring dengan bertambahnya usia, regurgitasi makin jarang dialami anak. 4. Komplikasi Gumoh Gumoh menjadi abnormal jika jumlahnya banyak dan pertambahan berat tidak mencukupi. Jika susu yang keluar memasuki jalan nafas, akan menganggu pernafasan. 5. Penatalaksanaan Gumoh a. Perbaikan teknik menyusui, terutama bayi yang diberi susu dari botol. b. Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Cara menyendawakan : -
Bayi digendong agak tinggi, kepala bersandar di pundak ibu. Kemudian punggung bayi ditepuk perlahan.
-
Bayi ditelungkupkan di pangkuan ibu, lalu tepuk punggung bayi.
c. Selama 20 menit setelah menyusu, posisikan bayi dengan kepala lebih tinggi. d. Jangan menekan perut bayi setelah minum e. Hindari goncangan tiba-tiba setelah bayi minum f. Miringkan bayi, untuk mencegah masuknya cairan ke saluran nafas 6. Diagnosis Banding Gumoh Muntah Muntah 1. Definisi Muntah Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi secara paksa melalui mulut, disertai kontraksi lambung dan abdomen (Markum, 1991) 2. Etiologi Muntah a. Muntah bisa disebabkan karena adanya faktor fisik, seperti alergi, keracunan, kelainan kongenital saluran pencernaan dan infeksi. b. Gangguan psikologis, seperti keadaan tertekan atau cemas, terutama pada anak yang lebih besar. Pada masa bayi, terutama neonatal, muntah jarang terjadi. Oleh karena itu, bila terjadi muntah maka harus segera dilakukan observasi terhadap kemungkinan adanya gangguan. c. Kelainan susunan syaraf pusat juga mengakibatkan muntah (proyektil) d. Iritasi esofagus atau lambung akibat sejumlah bahan yang tertelan selama proses kelahiran. e. Kesalahan pada teknik pemberian makan, alergi makanan atau faktor psikososial seperti gangguan hubungan ibu dan anak 5
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
3. Patofisiologi Muntah Muntah merupakan refleks yang dikoordinasi medula oblongata, yang mempengaruhi kontraksi lambung, sehingga isi lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut. Jika saluran pencernaan, misalnya usus halus tersumbat, makanan yang tidak bisa lewat otomatis merangsang lambung berkontraksi dan muncul muntah. Cairan empedu yang keluar lewat muntah akibat sumbatan menyebabkan muntah berwarna kehijauan. 4. Komplikasi Muntah Ada beberapa gangguan yang dapat diidentifikasi akibat muntah yaitu : a. Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai sedikit darah. Hal ini kemungkinan terjadi karena iritasi esofagus atau lambung akibat sejumlah bahan yang tertelan selama proses kelahiran. Muntah ini kadang menetap setelah pemberian makanan pertama kali. b. Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak, tidak secara proyektil, tidak berwarna hijau, dan cenderung menetap biasanya terjadi akibat obstruksi usus halus. c. Muntah proyektil (menyemprot) dan tidak berwarna kehijauan merupakan tanda stenosis pilorus (penyumbatan saluran lambung) Penyebab muntah yang tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan gangguan pemenuhan gizi anak. Anak dapat mengalami dehidrasi, malnutrisi, serta terganggunya keseimbangan elektrolit dan cairan. Jika muntah disertai dengan peningkatan suhu, lethargi (penurunan kesadaran), dan keluarnya darah, harus segera ditangani karena muntah kemungkinan disebabkan infeksi. 5. Penatalaksanaan Muntah a. Untuk bayi, segera miringkan jika terjadi muntah b. Perbaiki teknik pemberian makanan c. Hindari makanan yang menimbulkan reaksi alergi d. Ciptakan suasana yang tenang e. Rehidrasi f. Kolaborasi dengan dokter, USG, Rontgen g. Kelainan kongenital diperbaiki dengan operasi h. Muntah akibat keracunan ditolong dengan pembilasan lambung dengan larutan garam fisiologis 6. Diagnosis Banding Muntah Gumoh dalam jumlah banyak
6
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
D. ORAL TRUSH 1. Definisi Oral trush adalah adanya bercak putih atau kekuningan pada lidah, langit-langit dan pipi bagian dalam (Wong, 1995). Bercak tersebut sulit dihilangkan dan bila dipaksa diambil akan mengakibatkan perdarahan. Oral trush sering disebut oral candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada bayi. Seiring dengan bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi dengan pengobatan antibiotik atau obat imunosupresif (mis. Prednison). 2. Etiologi Penyebab pada umumnya adalah candida albicans yang ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan (saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. 3. Patofisiologi Oral trush terjadi ketika jamur candida albicans bertumbuh di luar batas. Pada sebagian besar orang, mungkin terdapat jamur ini di mulut, saluran pencernaan dan di kulit. Hal ini tidak akan menimbulkan gangguan apapun karena adanya keseimbangan dengan sistem kekebalan tubuh. Tapi ketika keseimbangan terganggu, mungkin karena obat-obatan atau penyakit, candida dapat tumbuh berlebihan dan menimbulkan gangguan seperti infeksi pada vagina, diaper rash atau oral trush. Bayi baru lahir normal dapat mengalami oral trush pada 6 bulan pertama kehidupannya. Karena ada lesi pada mulut, bayi akan menjadi sukar makan, atau menjadi sangat sensitif. Oral trush ini sangat mudah terjadi pada bayi dan anak-anak yang sistem kekebalannya belum berkembang penuh. Bayi juga dapat terkena infeksi ini selama proses persalinan dan menyusui. 4. Komplikasi a. Perdarahan b. Anak sukar makan à malnutrisi c. Infeksi pada esofagus 5. Penatalaksanaan a. Jaga kebersihan bayi dan peralatan yang digunakan b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi c. Ibu yang terinfeksi candida albicans harus diobati d. Untuk perawatan mulut bayi, bersihkan dulu dengan jari yang dibungkus kassa bersih yang dibasahi larutan garam (1/2 sendok teh garam dalam secangkir air) e. Oleskan gentian violet 0,25% pada mulut dengan lidi kapas atau berikan mycostatin oral 4x/hari atau tiap 6 jam sebanyak 1 cc selama 1 minggu atau sampai trush hilang. 7
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
6. Diagnosis Banding Sisa susu, stomatitis (sariawan) akibat defisiensi zat gizi E. DIAPER RASH 1. Definisi Diaper rash atau ruam popok adalah iritasi/dermatitis pada daerah perianal akibat dari kontak yang terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik (Depkes RI, 1994) 2. Etiologi a. Kondisi panas dan lembab b. Gesekan antara popok dan kulit c. Kontak dengan zat iritan seperti : amonia dalam urin, bakteri dalam feses, bahan kimia seperti pencuci popok seperti sabun, deterjen, pemutih, pelembut pakaian dan bahan kimia dalam popok disposable d. Frekuensi mengganti popok e. Infeksi candida albicans dan bakteri 3. Patofisiologi Popok disposable yang tertutup membuat lingkungan perianal panas dan lembab. Bila kulit basah terlalu lama, lapisan kulit yang melindungi kulit mulai rusak. Bila kulit basah digosok, juga lebih mudah rusak. Lembab akibat popok yang sudah penuh dapat berbahaya bagi kulit bayi dan membuat lebih mudah menjadi luka. Bila hal ini terjadi, maka dapat timbul ruam popok. Selanjutnya gesekan antara lipatan kulit yang lembab membuat ruam menjadi lebih berat. Hal inilah yang menyebabkan ruam popok sering terbentuk di lipatan kulit leher dan paha atas. Peningkatan PH urine mengakibatkan peningkatan enzim fecal (protease dan lipose) sehingga memudahkan terjadinya iritasi pada daerah bokong. Enzim fecal juga meningkatkan permeabilitas kulit akibat garam empedu dalam feses, terutama saat diare sehingga juga menimbulkan iritasi. Ruam popok lebih sering terjadi begitu bayi bertambah usia (8-10 bln), mulai makan makanan padat atau mengkonsumsi antibiotik. 4. Komplikasi Gejala sangat bervariasi, mulai dari macula erimateus (kemerahan) sampai papula vesikel (benjolan padat), pustula (berisi nanah) dan erosi superficial (jaringan yang terkikis). Bila keadaan ini dibiarkan lebih dari 3 hari, dapat terjadi infeksi yang lebih berat. 5. Penatalaksanaan a. Hindari sabun berlebihan untuk membersihkan pantat.
8
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
b. Gunakan kapas air hangat untuk membersihkan daerah perianal setelah BAB/BAK c. Bila ada titik kemerahan, beri krem atau salep dan biarkan terbuka beberapa saat. Contoh krim petroleum jelly (Vaselin) atau zinc oxide d. Jika infeksi Candida (jamur) ikut berperan, menyebabkan kemerahan pada lipatan kulit dan bintil-bintil berukuran kecil, berikan anti Candida topikal (oles) seperti imidazole atau nistatin. Sering dikombinasi dengan pemberian hidrokortison 1% untuk mengurangi reaksi radang yang menyertainya e. Sebagai pencegahan, jaga kulit tetap kering dengan cara: • Bila menggunakan popok kain, perhatikan sirkulasi udara • Bila menggunakan popok disposable, pilih bahan yang mengandung gel penyerap. Gel ini menyerap air dan dapat mengontrol PH urine • Hindari popok/celana dari karet atau plastik • Jika menggunakan bedak, gunakan bedak bayi dantaburkan pada bagian luar saja. • Berikan posisi tidur yang selang-seling, terutama daerah pantat. • Pakaian, celana atau popok yang kotor sebaiknya dicuci dengan sabun lembut tanpa pewangi, kemudian dibilas, lalu keringkan. Hindari penggunaan deterjen atau pengharum pakaian. • Jaga kebersihan tubuh dan lingkungan secara umum. 6. Diagnosis Banding a
Radang kulit akibat alergi, dermatitis seboroik, psoriasis (dermatitis kronis)
b
Rash yang disebabkan defisiensi seng (Zn), cacing kremi, kelainan daya tahan, gangguan pencernaan.
F. SEBORRHEA 1. Definisi Sering disebut dermatitis seboreik adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Pada orang dewasa sering disebut dandruff (ketombe) 2. Etiologi Sering terjadi pada bayi dalam 6 bulan pertama. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, dapat disebabkan akibat pengaruh hormon kehamilan yang menyebabkan produksi minyak berlebihan. Penyebab lainnya adalah jamur Malassezia (penyebab panu), atau pityrosporum ovale pada folikel rambut dan kulit (hidup pada medium berminyak).
9
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Faktor risiko terjadinya dermatitis seboreik antara lain : Stres, Kelelahan, Perubahan cuaca, Kulit berminyak Jarang mencuci rambut, Pemakaian losyen yang mengandung alkohol, Penyakit kulit (misalnya jerawat), Asupan tinggi lemak dan kalori. 3. Patofisiologi Awalnya terdapat sumbatan pada folikel rambut yang menekan kelenjar minyak, sehingga jamur mudah tumbuh. Dermatitis seboreik biasanya timbul secara bertahap, menyebakan sisik kering atau berminyak di kulit kepala (ketombe), kadang disertai gatal-gatal. Pada kasus yang lebih berat, timbul beruntusan/jerawat bersisik kekuningan sampai kemerahan di sepanjang garis rambut, di belakang telinga, di dalam saluran telinga, alis mata dan dada. Pada bayi baru lahir yang berumur kurang dari 1 bulan, dermatitis seboroik menyebabkan ruam tebal berkeropeng berwarna kuning di kulit kepala (cradle cap) dan kadang tampak sebagai sisik berwarna kuning di belakang telinga atau beruntusan merah di wajah. Ruam di kulit kepala ini sering disertai dengan ruam popok. Pada anak-anak, dermatitis seboreik menyebabkan timbulnya ruam yang tebal di kulit kepala yang sukar disembuhkan. 4. Komplikasi Luka, pustula, infeksi 5. Penatalaksanaan a. Mandikan anak secara teratur dengan sabun bayi b. Wajah dilap dengan cara ditekan, bukan digosok c. Sisik di kepala yang tebal dan sulit dikelupas, caranya oleskan minyak zaitun (olive oil) di daerah yang bersisik, diamkan beberapa saat, lalu dilepas dengan sisir secara perlahan. d. Bersihkan kepala bayi dengan shampo bayi atau sampo yang mengandung ketokonasol 2%. Pada kulit yang kemerahan oleskan krim hidrokortison 1% atau krim ketokonasol 2%. 6. Diagnosis Banding Impetigo, Bercak susu, Alergi, Psoriasis, Diaper rash G. BISULAN DAN MIMISAN Furunkel (Bisulan) 1. Definisi Adalah benjolan besar, merah dan lunak yang terjadi akibat folikel rambut yang terinfeksi stafilokokus 2. Etiologi a. Kurangnya kebersihan
c. Udara panas
b. Kurang gizi
d. Tekanan dan gesekan pada kulit 10
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
e. Garukan akibat gatal 3. Patofisiologi Daerah yang sering berkeringat (muka, punggung, lipatan paha, bokong, leher) jika sering digaruk dan terjadi gesekan akan mudah terinfeksi. Apabila folikel rambut terinfeksi kuman staphylococcus aureus akan menjadi benjolan berisi nanah. Kemudian timbul ‘mata’ yang berwarna putih dan kuning. Benjolan akan pecah 2-3 hari atau sembuh tanpa pecah. Karena folikel rambut berdekatan, dapat muncul beberapa buah bisul. 4. Komplikasi Nyeri, Infeksi lebih lanjut 5. Penatalaksanaan • Jaga kebersihan diri, lingkungan dan gizi anak • Jangan memencet, menggaruk benjolan • Cuci kulit dengan spiritus atau larutan 1 sdt garam dalam segelas air untuk mencegah infeksi, kemudian tutup dengan kassa steril • Krim antiseptik, cairan antiseptik untuk mandi • Tablet antibiotik jika infeksi menyebar 6. Diagnosis Banding Jerawat, impetigo Epistaksis (Mimisan) 1. Definisi Keluarnya darah dari hidung akibat pecahnya pembuluh drah kecil pada hidung 2. Etiologi a. Pilek dan alergi
e. Struktur abnormal hidung
b. Trauma (korekan atau pukulan)
f. Pertumbuhan abnormal
c. Iritasi gas, benda asing
g. Gangguan pembekuan darah
d. Udara kering
h. Penyakit kronis
3. Patofisiologi Mukosa hidung yang mengandung pembuluh darah kecil terlepas dan disertai luka pada pembuluh darah menimbulkan perdarahan. 4. Komplikasi Anemia dan syok jika perdarahan berlebih 5. Penatalaksanaan • Usahakan anak tenang • Posisikan anak tegak, duduk atau berdiri, cegah anak menengadah • Pencet bagian bawah pertengahan hidung anak dan tahan 10 menit
11
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
• Larang anak menghembuskan nafas kuat-kuat minimal selama 3 jam • Konsultasikan pada dokter jika ada trauma, benda asing, penyakit, kelainan hidung. 6. Diagnosis banding : H. MILIARIASIS 1. Definisi Disebut juga biang keringat, adalah kelainan kulit akibat tersumbatnya kelenjar keringat. Bagian tubuh yang diserang adalah kepala, punggung, dada dan muka. Ada 3 jenis : a. Miliaria kristalina : sumbatan pada permukaan kulit Gelembung kecil 1-2 mm berisi cairan jernih, seperti tetesan air, kulit tidak merah b. Miliaria rubra Bintil kecil dan merah dengan rasa gatal dan perih c. Miliaria profunda Bintil putih, keras, 1-3 mm, meluas di tubuh. Bentuk lanjut miliaria rubra 2. Etiologi a. Udara panas, ventilasi kurang baik b. Pakaian terlalu tebal c. Kebiasaan mandi yang tidak teratur d. Sumbatan pori-pori akibat debu, sisa sabun 3. Patofisiologi Sumbatan pori-pori kulit terjadi akibat kotoran, debu atau sisa sabun butiran keringat yang tersumbat akan mendesak kulit tempat bermuaranya saluran keringat. Akibatnya timbul lepuh-lepuh kecil berisi keringat. Pada bayi, kulit sangat peka sehingga mudah terjadi sumbatan. Selain itu pergantian sel-sel lambat sehingga menumpuk di kulit. Jika terjadi gesekan, kulit akan kemerahan (m. rubra). 4. Komplikasi Bisul, impetigo 5. Penatalaksanaan • Jaga kebersihan diri dan lingkungan • Campurkan beberapa tetes lactacyd dalam air mandi • Jaga sirkulasi udara, gunakan baju dari katun • Gunakan sabun cair yang mudah dibasuh • Hindari menggaruk biang keringat • Gunakan bedak yg mengandung calamine, zinc oksida atau magnesium stearat
12
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
• Salep antibiotik jika terjadi infeksi 6. Diagnosis Banding Jerawat, bisul, cacar air, impetigo, diaper rash I. DIARE 1. Definisi Pengeluaran tinja encer dengan frekuensi lebih dari biasanya atau disertai lendir atau darah. Neonatus dianggap diare jika BAB lebih dari 4x, sedang pada bayi >1 bulan jika lebih dari 3x 2. Etiologi a. Obat antibiotik, terapi sinar
e. Keracunan makanan/ bhn kimia
b. Kurang gizi
f. Kebersihan makanan kurang
c. Alergi susu dan makanan
g. Infeksi saluran cerna
d. Intoleransi laktosa
h. Psikologis
3. Patofisiologi Kuman, virus masuk ke dalam tubuh bersama makanan. Setelah masuk dalam sel epitel usus halus, menyebabkan infeksi dan kerusakan jonjot usus halus, sehingga tidak dapat menyerap cairan dan makanan dengan baik. Cairan dan makanan yang tidak terserap akan meningkatkan tekanan koloid osmotic usus, usus meningkatkan motilitasnya sehingga cairan beserta makanan didorong ke luar usus. Jika ada zat toksik, akan merangsang dinding usus meningkatkan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Peningkatan isi rongga usus menyebabkan diare. Pada bayi dan anak, penyebab diare yang tersering adalah intoleransi dan malabsorbsi terhadap jenis minuman atau makanan tertentu. Untuk hal ini, tidak diperlukan obat apapun. Prinsip utama penanganan adalah rehidrasi cairan
dan
elektrolit tubuh. Oralit atau garam rehidrasi oral (campuran glukosa dan Na) diserap baik oleh usus dan meningkatkan penyerapan air oleh usus. 4. Komplikasi a. Dehidrasi (ringan – berat) b. Gangguan keseimbangan elektrolit c. Gangguan sirkulasi darah, kejang, kematian 5. Penatalaksanaan • Tetap berikan bayi ASI, jaga kebersihan makanan dan alat makan • Atur cara menyapih secara bertahap, hindari makanan penyebab alergi • Oralit, larutan gula – garam • Obat-obatan jika penyebab adalah infeksi bakteri atau virus 6. Diagnosis Banding : -
13
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer