PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM
E-MITI (ELECFFONICS OF MITIGATION SYSTEM), SISTEM MITIGASI KECELAKAAN PESAWAT, SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN EVAKUASI KORBAN PASCA KECELAKAAN
BIDANG KEGIATAN: PKM- GAGASAN TERTILIS (GT)
Diusulkan oleh: Happy Rizky Novi Utami Waluyo Nugroho Filmada Ocky Saputra
E12.2014.00747 (Angk. 2014) E11.2014.00657 (Angk. 2014) E11.2012.00542 (Angk. 2012)
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO MARET, 2015
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
SURAT KETERANGAN TIDAK PLAGIAT Yang bertandatangan di bawa h ini: Nama NIDN Jabatan
: Sari Ayu Wulandari, ST, M.Eng : 0620108103 : Dosen Fakultas Teknik Udinus
Adalah dosen pembimbing dari program kreatifitas mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) dari team yang beranggotakan : Happy Rizky Novi Utami Waluyo Nugroho Filmada Ocky Saputra
E12.2014.00747 (Angk. 2014) E11.2014.00657 (Angk. 2014) E11.2012.00542 (Angk. 2012)
Dengan Judul : E-Miti (Elecffonics Of Mitigation System), Sistem Mitigasi Kecelakaan Pesawat, Sebagai Upaya Percepatan Evakuasi Korban Pasca Kecelakaan Menyatakan tidak melakukan plagiarism.
Dosen Pembimbing,
Semarang, 18 Maret 2015 Ketua,
Sari AyuWulandari, ST, M.Eng NPP. 0686.11.2010.381
Happy Rizky Novi Utami E12.2014.00747
,
iii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan PKMGT ini dengan baik tanpa suatu halangan apapun. Artikel ini disusun sebagai sumbangsih mahasiswa kepada pemerintah, untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. 2. 3. 4. 5.
Ibu Sari Ayu Wulandari, M.Eng selaku dosen pembimbing Ibu Dian Retno Sawitri selaku progdi Elektro FT Udinus Abah dan Umi yang memberikan dukungan dan doanya Teman-teman BEM dan HMT-E Teman seperjuangan, mahasiswa Teknik Elektro udinus
Penulis menyadari bahwa tulisan ini, masih banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu sehingga artikel ini dapat dibuat dengan lancer dan selesai tepat pada waktunya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Semarang, 18 Maret 2015 Ketua,
Happy Rizky Novi Utami E12.2014.00747
iv
DAFTAR ISI
JUDUL PROGRAM .......................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................... ii SURAT KETERANGAN TIDAK PLAGIAT ............................................................... iii KATA PENGANTAR.......................................................................................................iv DAFTAR ISI...................................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................vi RINGKASAN .................................................................................................................... 1 BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................ 2 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 2 1.2 Tujuan dan Manfaat................................................................................................... 4 BAB 2. GAGASAN ........................................................................................................... 4 2.1
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan................................................................... 4
2.2
Solusi Yang Pernah Diterapkan .......................................................................... 5
2.3
Gagasan Baru Yang Ditawarkan......................................................................... 6
2.4
Perbaikan Gagasan Baru Terhadap Kondisi Kekinian .................................... 8
2.5
Langkah - Langkah Strategis............................................................................... 8
BAB 3. KESIMPULAN .................................................................................................... 9 3.1
Inti Gagasan .......................................................................................................... 9
3.2
Teknik Implementasi Gagasan ............................................................................ 9
3.3
Prediksi Keberhasilan Gagasan......................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 10 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................................- 1 Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota................................................................... - 1 Lampiran 2. Surat Pernyataan ....................................................................................- 6 -
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik Fishbone Kecelakaan Pesawat Berdasar Penelusuran Media.. 2 Gambar 2. Grafik Data Media ........................................................................... 2 Gambar 3. Skema Penyelamatan Penumpang Paska Kecelakaan........................ 3 Gambar 4. Aplikasi Google Map untuk Penentuan Lokasi Awal........................ 6 Gambar 5. Kapal Selam Tanpa Awak ............................................................... 7 Gambar 6. UAV (Unmanned Aerial Vehicle) .................................................... 7 Gambar 7. Hasil Pemindaian Objek 3D Didalam Laut, (www.usna.edu)(www.friendsofhabanos.com)..................................................... 8
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1. Pihak-pihak Terkait .............................................................................. 8 Tabel 2. Upaya Strategis..................................................................................... 9
vii
RINGKASAN
Meningkatnya kecelakaan pesawat terbang di indonesia membuat rasa ketidaknyamanan masyarakat selaku pengguna jasa pesawat. Padahal,menurut data International Air Transport Association (IATA), tingkat keselamatan dan keamanan penerbangan lebih tinggi dibandingkan tranportasi lain. Tingkat keselamatan penumpang, juga dipengaruhi oleh waktu tracking lokasi pada saat pesawat jatuh. Namun sayangnya, tracing lokasi masih terkendala integrasi system dan cuaca. Didalam air, penumpang hanya bias bertahan 10 jam, sehingga jika terjadi kecelakaan, tim evakuasi harus segera menemukan lokasi, selama kurang dari 10 jam. Hal ini merupakan tantangan dunia research untuk memecahkan permasalahan yang terjadi. Harapan baru bagi system evakuasi pesawat jatuh adalah E-Miti, system elektronik mitigation ini dilengkapi dengan 3 pelacak canggih, yaitu google map recording pada sisi menara pengawas, akan melakukan perekaman data disekitar lokasi prediksi jatuhnya pesawat, sesaat setelah pesawat dinyatakan hilang, kemudian terdapat kapal selam tanpa awak yang dilengkapi dengan sonar, pemindai dasar laut dan enose, hidung buatan untuk pendeteksi minyak tumpah, serta UAV drone, alat tracer permukaan laut untuk mencari puing pesawat yang mengapung dipermukaan laut yang tangguh disegala medan, robust dan tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca ekstrim pada saat itu. Dengan E-miti, diharapkan dapat memperpendek waktu evakuasi penentuan lokasi pesawat jatuh. Gagasan E-Miti ini dapat diimplementasikan melalui kolaborasi beberapa badan pemerintah yakni kementrian Perhubungan, Depkominfo, BMKG dan Basarnas, untuk mengeluarkan regulasi terkait dengan evakuasi pesawat jatuh, dengan menrekonfirmasikan regulasi tersebut, kepada pihak menara pengawas dan pilot. Selanjutnya, peneliti dan perguruan tinggi akan melakukan rancang bangun teknologi, yang didanai oleh pemerintah. Dan sebagai fungsi kontrolnya adalah masyarakat. Masyarakat pengguna juga berkewajiban untuk menjaga sarana ini demi peningkatan kecepatan pelacakan pesawat jatuh.
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi udara telah menjadi bagian penting manusia. Kebutuhan terhadap transportasi ini digunakan untuk memajukan berbagai aspek kehidupan seperti perdagangan, pendidikan, industry maupun aspek sosial. Peningkatan angka kecelakaan pesawat,di Indonesia, membuat transportasi udara, tidak lagi diangggap sebagai transportasi yang nyaman dan aman. Walaupun berdasarkan data statistic dari studi Flightglobal [1], transportasi udara jeuh lebih aman dibandingkan dengan transportasi darat maupun laut. Implementasi dari Standart Operasional Procedure (SOP) angkutan udaramemang lebih ketat, bahkan teknologi yang digunakan selalu di up grade setiap tahun. Dari hasil penelusuran media, di Indonesia terdapat 30 kasus kecelakaan yang pesawat yang terjadi dari tahun 1967-2015, hal ini diperlihatkan pada data fishbone kecelakaan pesawat dari Gambar 1. Dari data tersebut, penyebab kecelakaan terbanyak adalah cuaca buruk (26%) dan tergelincir (23%).
Gambar 1. Grafik Fishbone Kecelakaan Pesawat Berdasar Penelusuran Media
Pada Gambar 2(a). diperlihatkan bahwa, dari ke-30 pesawat tersebut, terdapat 57% kasus pesawat yang jatuh ke laut dan 43% kasus pesawat yang terjadi di darat. Penyebab jatuhnya pesawat terdiri dari cuaca buruk, menabrak, keluar dari lintasan, mesin rusak, terbakar, human error, hard landing, hilang dan karena pembajakan, diperlihatkan pada Gambar 2(b).
1
2
3
3
2 0
0
0
3
3 0
0 3
0
6 6 4
5 1995-2007
0
8
7 4
5 1967-1994
Jumlah (Orang)
6
Penyebab
Rata2 waktu tracer (minggu)
7
Lokasi Jatuh
9
Lokasi Jatuh
(a)
2007-2015
(b)
Gambar 2. Grafik Data Media (a). Lokasi Jatuh Pesawat dan Rata-rata Waktu Tracer, (b) Penyebab Jatuhnya Pesawat
2
Semua pesawat telah dipersiapkan untuk pendaratan di laut, hal ini dapat dilihat dari perlengkapan darurat di setiap pesawat yang berupa pelampung. Badan pesawat yang dibuat dari bahan berongga dipersiapkan untuk beberapa saat mengapung di laut, sedangkan interior pesawat berupa lampu penunjuk jalan juga dipersiapkan untuk pendaratan darurat di laut. Namun ironisnya adalah, dilihat dari rata-rata waktu tracer penyelamatan yang dilakukan yaitu 3 minggu.
Gambar 3. Skema Penyelamatan Penumpang Paska Kecelakaan
Belum sempurnanya teknologi mitigasi bencana paska kecelakaan di Indonesia membuat kekawatiran penggunaan angkutan udara. Lamanya proses tracking pesawat yang jatuh di perairan, menambah daftar lamanya waktu tracer lokasi pesawat. Gambar 3 memperlihatkan tentang skema penyelamatan. Skema 1 merupakan penyelamatan yang normal, dimana asumsinya adalah pesawat masih mengambang diatas permukaan air laut, namun hanya 19% kasus pesawat yang mengapung diatas laut, sedangkan 33% kasus pesawat yang masuk ke laut dalam. Pada skema 2 diperlihatkan kemungkian yang terjadi, jika pesawat masuk ke laut dalam, dengan peralatan standart. Ketika pesawat jatuh, penumpang harus lepas dari jet leg, jika tidak maka penumpang akan kehilangan waktu untuk menyelamatkan diri, karena hanya butuh waktu 5 menit untuk air memenuhi seluruh bagian dalam pesawat. Penyelamatan dimulai dari pembukaan sabuk pengaman, penggunaan pelampung, dan pencarian pintu darurat melalui emergency lamp. Hal ini juga harus diperhatikan kemampuan manusia menahan nafas dalam air, yaitu maksimal 1 menit, jadi seluruh skema penyelamatan harus dilakukan maksimal 1 menit dari jatuhnya pesawat. Namun belum selesai,
3
penumpang harus menyelam ke permukaan laut. Waktu penyelaman tergantung dari kedalaman dasar laut. Sebagai gambaran, untuk menyelam 34 m, dibutuhkan waktu penyelaman maksimal 1 jam bagi penyelam ahli. Setelah sampai dipermukaan, penumpang harus bertahan mengapung hingga tim SAR datang. Tim SAR harus datang sebelum 9 jam, karena kemampuan manusia bertahan mengapung dilaut hanya maksimal 9 jam, setelah itu akan terjadi kelelahan dan hipotermia. Sehingga perhitungan waktu tracer lokasi jatuhnya pesawat, harus kurang dari 10 jam, untuk dapat menyelamatkan penumpang. Dari data Gambar 2(a), rata-rata tracer lokasi jatuhnya pesawat, masih sangat lama, yaitu 3 minggu. Perbandingan waktu yang seharusnya 10 jam banding 3 minggu, sangatlah lama. Tidak heran, jika hingga sekarang, pesawat yang jatuh ke laut, kemungkinan korban selamat sangatlah kecil. Dibutuhkan sebuah system yang mampu memangkas waktu tracer lokasi jatuhnya pesawat, untuk meningkatkan keberhasilan evakuasi pada proses mitigasi bencana pasca kecelakaan pesawat. Harapan baru bagi dunia penerbangan, teknologi E-MITI, merupakan sebuah system deteksi cepat penentuan lokasi, yang memanfaatkan 3 sensing lokasi, yaitu menggunakan sonar, cahaya dan Electronic Nose. 1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari karya tulis ini adalah : 1. Mendapatkan pola penanganan system mitigasi bencana pasca kecelakaan pesawat. 2. Mendapatkan konsep E-Miti (Elektronic of Mitigation Systems), yang mampu mereduksi waktu tracer lokasi. 3. Mengetahui tingkat reduksi waktu tracer dari masing-masing perangkat sensing. Sedangkan manfaat dari karya tulis ini adalah : 1. Sebagai salah satu solusi implementatif bagi pemerintah akan dampak dari kelambatan evakuasi korban pesawat jatuh. 2. Meningkatkan kenyamanan pengguna angkutan udara, melalui pelayanan mitigasi pasca kecelakaan. 3. Solusi peningkatkan angka penumpang yang selamat dengan mereduksi waktu tracer lokasi BAB 2. GAGASAN 2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Penelitian tentang mitigasi bencana, sebelumnya telah dilakukan oleh H.W. Wong (2009), meneliti tentang mikro fisika modeling, dimana pesawat yang jadtuh dapat disimulasikan berdasarkan partikel ice yang ditemukan pada mesin jet. Chien Sheng (2008) melakukan penelitian tentang error NLOS (Non-Line-OfSight) mitigasi pada system komunikasi tanpa kabel. Philip (2010) melakukan penelitian tentang efisiensi energy pada system mitigasi bencana yang menggunakan WSN (Wireless Sensor Network). J.S Kulpa (2012), juga melakukan penelitian tentang perhitungan error gelombang pseudo-noise pada
4
penentuan lokasi jatuhnya pesawat yang menggunakan radar darat. Sedangkan Nunziata (2012), melakukan penelitian tentang mitigasi yang dilakukan pada korban manusia pada daerah elektromagnetik menggunakan carbon foam dan carbon nanotube. Sedangkan G.F. Panza (2005), melakukan penelitian tentang mitigasi korban gempa bumi pada megacity, pada studi kasus Naples. Berdasarkan penelusuran pustaka dan paten, system mitigasi bencana yang diusulkan, belum pernah diusulkan dalam penelitian kompetitif lain. 2.2 Solusi Yang Pernah Diterapkan Ada beberapa solusi yang telah dilakukan untuk mengurangi waktu tunggu mitigasi bencana. Diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pesawat tanpa awak jenis Lapan Surveillance Aircraft (LSA) 05 Keperluan pemantauan strategis lainnya. Pesawat ini mampu terbang non-stop 6-8 jam dengan jangkauan tempuh hingga mencapai 1.300 km dan tinggi hingga 5.000 km serta mampu membawa beban hingga 160 kg. dengan Daya jelajah 400 km dengan ketinggian antara 3.000-4.000 meter. LSA ini juga mampu mengakurasikan data dari foto citra satelit dengan resolusi tinggi yang telah digabung dengan satelit-satelit lain, dan mampu konfirmasi ulang langsung di lapangan secara acak. LSA ini berpotensi untuk melakukan patrol system kelautan di Indonesia (Constantine, 2010). 2. USV atau Unmanned Surface Vehicle “PROTECTOR” Kapal tanpa awak yang memiliki badan kecil, namun memiliki kecepatan hingga 92 Km/Jam oleh mesin Propulsion Water Jetnya yang mumpuni. Kapal ini juga dilengkapi dengan banyak Sensor antara lain Sensor TopLITE, FLIR, Digital CCD, dan Sensor canggih lainnya untuk mendeteksi pergerakan dilautan (Panza, 2005). 3. Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) Robot pendeteksi benda logam dalam air memiliki kemampuan untuk mengamati benda–benda yang ada dilautan hingga kedalaman 6.000 meter. Alat berwarna kuning sepanjang 50 cm dengan berat 5 kg itu, memiliki kamera kecil di tiap sisi. ROV tersambung ke remote control dengan seutas kabel. Saat diturunkan kedasar laut ROV akan mengeluarkan sonar untuk mendeteksi keberadaan benda di sekitarnya. Jangkauan sonar mencapai radius 60 meter. Bila sonar mendeteksi adanya benda padat tertentu, alat tersebut akan mengeluarkan bunyi yang berbeda-beda tergantung material benda. Dengan ROV, seorang peneliti hanya perlu melihat data – data yang terekam oleh ROV yang dimasukan kelaut didalam sebuah monitor yang terhubung dengan ROV yang dimasukan kedalam laut. Namun kelemahan benda ini, karena memiliki bobot yang hanya lima kilogram. Kondisi itu menyebabkan robot ini tidak dapat dioperasikan di perairan yang kecepatan arusnya melebihi dua knot (Nurziata, 2012) 4. Pesawat Berief BE-200 Pesawat milik Rusia yang dapat mendarat di air dengan catatan tinggi gelombang terbatas. Dapat digunakan untuk evakuasi korban karena dapat
5
mengangkat beban maksimal 37.900 kilogram, yang sama dengan mengangkut 44 orang pengikut. Memiliki kecepatan stall 157 kilometer perjam. 2.3 Gagasan Baru Yang Ditawarkan Sistem E-MITI merupakan system mitigasi bencana jarak jauh yang terintegrasi dari darat, laut, maupun udara Untuk mengurangi pengaruh cuaca, dalam proses evakuasi korban, maka pada E-MITI dilengkapi 3 perangkat untuk mempercepat proses pencarian lokasi. 2.2.1 Google Map Recording Google map merupakan sebuah media tracer lokasi tercanggih yang mampu merekam kondisi permukaan bumi dari satelit. Aplikasi google map, dapat digunakan untuk me-record pergerakan benda diatas pemukaan bumi selama beberapa menit. Aplikasi ini dapat digunakan untuk merekam detik-detik setelah terjadi kecelakaan pada daerah terakhir masih dapat dihubungi. Jika menara pengawas yang pertama kali mengetahui kondisi pesawat ada di lokasi lintang dan bujur tertentu sudah hilang kontak, maka menara pengawas berkewajiban untuk melakukan recording google map secepatnya setelah pesawat dinyatakan hilang kontak. Recording pada lokasi terakhir, dimaksudkan untuk mengetahui kondisi permukaan bumi pada saat itu, jika masih ada kemungkinan, ada ekor pesawat yang masih terlihat, ataupun letusan yang masih terlihat, maka hal tersebut akan terekam dan memudahkan proses evakuasi. Gambar 4 memperlihatkan proses recording jatuhnya pesawat dari google map.
1’ 45 LU 47BT
50’ 45LU 48BT
Gambar 4. Aplikasi Google Map untuk Penentuan Lokasi Awal
2.2.2 Kapal Selam Tanpa Awak Setelah dilakukan penentuan lokasi awal jatuhnya pesawat, system yang kedua adalah proses penyisiran lokasi. Biasanya, penyisiran lokasi dilakukan menggunakan kapal KRI, namun kelemahan dari penyisiran menggunakan kapalkapal KRI adalah tergantung pada cuaca dan kondisi laut saat itu. Pada kasus Air Asia, kapal KRI selalu terkendala dengan adanya badai dan tingginya ombak, sehingga evakuasi harus diundur. Namun, kesehatan korban tidak dapat diundur, mengingat, upaya evakuasi maksimal hanya 10 jam, jika ingin ada korban selamat. Untuk mempersingkat waktu penyisiran, diusulkan adanya kapal selam
6
tanpa awak. Kapal selam ini dilengkapi dengan elektronik nose dan sonar. Elektronik nose digunakan untuk mencari bahan bakar yang tumpah sedangkan sonar bawah laut digunakan untuk memetakan kondisi di bawah laut. Enose merupakan instrument pendeteksi aroma, sample air laut, secara realtime diambil dan dimasukan ke dalam chamber sampler (kotak sample), untuk selanjutnya diambil data aromanya menggunakan pola-pola dari sensor-sensor gas pada enose. Enose mampu memetakan aroma bahan bakar dalam air, hal ini telah diteliti oleh Julian, (2001). Julian melakukan penelitian tentang pendeteksi bensin, menggunakan sensor TGS, namun tidak dibawah air. Kapal selam tanpa awak ditunjukan pada Gambar 5. Hasil dari kapal selam tanpa awak ini, ditransmisikan berupa titik hasil pemindaian, yang akan diproses pada server yang berada di darat. Hal ini digunakan untuk mempercepat deteksi objek. Sonar Bawah Laut dan enose
Tampak Samping
Pergerakan Kapal
Gambar 5. Kapal Selam Tanpa Awak
2.2.3 Scanning dengan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) Scanning UAV dilakukan dari atas laut dengan menggunakan drone. Proses evakuasi yang dilakukan dari atas laut adalah menggunakan drone. Drone akan terbang diatas laut, kemudian mendeteksi objek diatas laut dengan cara image proccesing. Cara ini digunakan untuk tracer permukaan laut. Namun UAV yang dibangun harus robust, tidak terpegaruh dengan cuaca dan angin. Selama ini UAV hanya digunakan untuk memotret potensi di permukaan daratan, Gambar 6. Mini-cam Tracer Permukaan Laut
Tampak Samping
Tampak Atas
Gambar 6. UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
Pada UAV disertai dengan mini-cam resolusi tinggi, yang akan merekam image diatas permukaan laut. Hasil dari UAV ini, ditransmisikan citra hasil pemindaian, yang akan diproses pada server yang berada di darat. Hal ini digunakan untuk mempercepat deteksi objek. Baik kapal tanpa awak ataupun UAV, keduanya akan mampu menghasilkan gambar dari objek sonarnya seperti yang diperlihatkan pada Gambar 7. Rekonstruksi objek 2D didalam laut, telah dilakukan oleh Pulung, (2012), objek yang diteliti berupa papan catur, namun
7
belum diaplikasikan untuk objek 3D. Hal ini berarti, UAV dapat diaplikasikan untuk deteksi objek 3D didalam laut. Objek Terdeteksi Tanpak Atas Objek Terdeteksi Tanpak Samping Gambar 7. Hasil Pemindaian Objek 3D Didalam Laut, (www.usna.edu)(www.friendsofhabanos.com)
2.4
Perbaikan Gagasan Baru Terhadap Kondisi Kekinian Selama ini, penelitian tentang mitigasi bencana lebih mengarah pada penyelamatan korban bencana, seperti pembuatan model skema penyelamatan, instrumen penyelamatan pada kasus khusus dan power energy saving. Walaupun ada penelitian tentang error lokasi, namun tidak dibahas mengenai waktu untuk pencapaian keputusan lokasi jatuhnya pesawat. Hal ini memungkinkan diadakannya studi lebih lanjut tentang instrumen-instrumen yang mampu memperpendek waktu penentuan tracer lokasi, tanpa dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan angin pada saat itu. 2.5
Langkah - Langkah Strategis Gagasan ini dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif pihak-pihak yang diperlihatkan pada Tabel 1. No 1.
2. 3.
4. 5. 6. 7
Tabel 1. Pihak-pihak Terkait Bentuk Partisipasi Membuat kebijakan terkait tahapan evakuasi pesawat jatuh Mengatur SOP standart, pada menara pemantau Mengatur pendanaan research E-Miti BASARNAS Melakukan latihan evakuasi dengan teknologi canggih Mengaplikasikan teknologi dalam evakuasi Peneliti dan perguruan tinggi Melakukan research dibidang image processing, enose dan sonar Membuat E-Miti robust yang tangguh dalam segala medan BMKG Memberikan informai cuaca, kecepatan angin dan prediksinya kepada menara pengawas Depkominfo Memberikan fasilitas Produk IT mapping objek, semacam google map, untuk dapat dilakukan recording data Masyarakat Mendukung upaya pemerintah, dengan memberikan informasi yang dibutuhkan Pilot dan Menara Pengawas Memberi tanda posisi pada google map Pihak Pelaksana Kementrian Perhubungan
Langkah-langkah strategis yang dapat diimplementasikan terdiri dari 4 tahap, diperlihatkan pada Tabel 2.
8
Tabel Pelaksana kementrian perhubungan pilot BMKG Menara Pemantau
Tahap 1.
Nama Tahap Kebijakan
2.
Tahap Rancang Bangun
kementrian perhubungan BMKG Depkominfo peneliti
3.
Tahap Sosialisasi
pemerintah semua
4.
Tahap Ujicoba
pilot BMKG Menara Pemantau
2. Upaya Strategis Kegiatan Pada tahap ini, pemerintah akan menetapkan kebijakan terkait dengan evakuasi pesawat jatuh. Kebijakan mengatur tentang SOP perijinan, pelaksanaan, siapa yang akan ditunjuk dalam kondisi darurat dan siapa saja yang masuk dalam team evakuasi. Berikutnya pemerintah akan melakukan sosialisasi kebijakan dan meminta pihak menara dan BMKG untuk membuat SOP terkait kebijakan pemerintah. Pada tahap ini, kementrian perhubungan akan menawarkan research grand, dimana tema penelitian telah ditentukan oleh pemerintah. Sedangkan untuk personality peneliti, diambil dari peneliti-peneliti handal dari seluruh Indonesia. Penelitian ini mempunyai luaran berupa produk mitigasi, yang akan digunakan BASARNAS dalam melaksanakan tugasnya. Rancangan harus terstandarisasi, untuk mengurangi human error dalam pembuatan alat. Untuk perangkat lunak IT yang dikembangkan oleh kominfo, ditujukan untuk 2 hal, yaitu untuk pengembangan google map recorder yang dilengkapi dengan software penentuan lokasi perkiraan jatuhnya pesawat dengan memperhitungkan data kecepatan dan arah angin dari BMKG, serta pengembangan software tracking server, untuk menangkap dan menginterpretasi data objek dari kapal tanpa awak dan UAV. Sosialisasi dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah kementrian perhubungan kepada semua pihak yang terkait pada Tabel 1. Koordinasi dan sosialisasi dapat dilakukan selama setahun sekali, seperti pencapaian hasil-hasil penelitian perangkat dan system selama satu tahun. Untuk membiasakan diri dengan situasi darurat, ke-3 pihak tersebut harus senantiasa melakukan simulasi tanggap bencana pesawat jatuh. Dengan seperti itu, upaya penyelamatan dapat dipercepat, karena setiap orang telah terbiasa dan mengerti peran masingmasing.
BAB 3. KESIMPULAN 3.1 Inti Gagasan Gagasan E-Miti ini pada dasarnya adalah mengaplikasikan integrasi system mitigasi pesawat jatuh, dengan membuat sebuah system terpadu dengan media pelacak teknologi canggih, sebagai upaya untuk memperpendek waktu pelacakan pesawat jatuh. Dengan keunggulan system pelacak ini, aplikasinya dapat digunakan hanya dengan prediksi waktu kurang dari 10 jam. 3.2 Teknik Implementasi Gagasan Gagasan E-Miti ini dapat diimplementasikan melalui kolaborasi beberapa badan pemerintah yakni kementrian Perhubungan, Depkominfo, BMKG dan Basarnas, untuk mengeluarkan regulasi terkait dengan evakuasi pesawat jatuh, dengan menrekonfirmasikan regulasi tersebut, kepada pihak menara pengawas 9
dan pilot. Selanjtnya, peneliti dan perguruan tinggi akan melakukan rancang bangun teknologi, yang didanai oleh pemerintah. Dan sebagai fungsi kontrolnya adalah masyarakat. Masyarakat pengguna juga berkewajiban untuk menjaga sarana ini demi peningkatan kecepatan pelacakan pesawat jatuh. 3.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan Teknologi penyusun E-Miti pada dasarnya sudah ada penelitiannya, hanya saja, penelitianya masih kurang aplikatif dan focus, dan belum mengarah pada mitigasi bencana. Penelitian tentang E-Miti pada dasarnya terdiri dari 6 elemen, yaitu google map recorder, kapal selam automata, drone, system sonar, enose dan image processing. Yang perlu difikirkan adalah integrasi dari ke-6 elemen tersebut. Jika seluruh elemen bersatu mewujudkannya, maka dalam waktu evakuasi pesawat dapat lebih diperpendek, aka nada kemungkinan penumpang yang selamat pasca evakuasi dan memberikan perasaan aman pada transportasi udara. DAFTAR PUSTAKA Chen, C.S., 2010, Non Line Of Sight Error Mitigation In Wireless Comunication System. Journal of Antena and Propagation. Vol.2. Hal. 1687-1669. Constantine, Philips., 2010, Compact Printed Arrays With Embedded Coupling Mitigation for Energy Efficiency WSN, Journal of Antena and Propagation. Vol.2. Hal. 5869-5877. Kulpa, J.S, 2012, Channel Influence Mitigation in Pseudo-Noise Waveform Design For Radar Applications. Journal of Radio-engineering. Vol.23. Hal. 128-133. Nunziata, 2012. Mitigation of Human Exposure toElectromagnetics Field Using Carbon Foam and Carbon Nanotube. Vol. 4. Hal. 928-943. Nurtantio, Pulung, and Eko Mulyanto, 2012, 3D Reconstruktion of Under Water Coral Reef Images Using Low Cost Multi-Views Cameras. IEEE, Vol.12. Panza, G.F., 2005, Mitigation of Seismic Hazard of a Megacity : The Case of Naples. Journal of Annals of Geophysics Vol. 38. Hal. 1593-1599. Wong, H.W. and R.C. Mieke Lye, 2009. Parametric Studies of Control Ice Particle Formation Injet Regime Using 1D Microphysical Modeling. Journal of Atmospheric Chemistry and Physics Discussions. Vol.9. Hal. 22337-22363. W. G, Julian, 2001, Electronic Noses and Olfaction For Ethanol Detections. Proceeding of 17th Technology and Engineering.
10
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Identitas Dosen Pendamping NamaLengkap (DenganGelar) JabatanFungsional JabatanStruktural NIP/NIK/IdentitasLainnya NIDN Tempat Dan TanggalLahir AlamatRumah NomorTelepon/Faks/HP Alamat Kantor
10 11 12 13
NomorTelepon/Faks Alamat E-Mail Lulusan Yang TelahDihasilkan Mata Kuliah Yang Diampu
B.
RiwayatPendidikan Jenjang NamaPerguruanTinggi BidangIlmu TahunMasuk-Lulus
1 2 3
1
D. No . 1
Semarang, 20 Oktober 1981 Jl. Barongan II No.203B Kds 081325087720 Jl. NAKULA I No. 5-11 SEMARANG 024-3555628
[email protected] S1= -Orang, S2=-Orang, S3=- Orang Kontrol Optimal Kontrol Multivariable S1 UNDIP Elektro 2004-2007
JudulSkripsi/Tesis/Desertasi
AnalisisKinerjaSis tem CDMA Optik
NamaPembimbing/Promotor
Ahmad Hidayatno, MT Imam S, MT
4
5 C. No .
Sari AyuWulandari, M.Eng 0686.11.2010.381
S2 S3 UGM Elektro 2011-2013 DeteksiTahuBerf ormalinBerbasisE nose Dr. RisanuriHida yat EkaFirmansyahP hd
PengalamanPenelitianDalam 5 TahunTerakhir Tahun
JudulPenelitian
Pendanaan Sumber
RancangBangunSi stemPendukungKe putusanPadaKandi dasiDosenBerprest 2012 asiUniversitas UDINUS Dian NuswantoroBerba sis Fuzzy Database PengalamanPengabdianKepadaMasyarakatDalam 5 TahunTerakhir JudulPengabdianK Pendanaan Tahun epadaMasyarakat Sumber
Jml (Rp)
4.000.000
Jml (Rp)
-1-
E. No . 1 F. No . 1 G. No . 1 H. No . 1 I.
No . 1 J. No . 1
PublikasiArtikelIlmiahDalamJurnalDalam 5 TahunTerakhir JudulArtikelIlmiah NamaJurnal SPK PadaSistemKandidasiDosen Pemakalah Seminar ilmiahDalam 5 TahunTerakhir JudulArtikelIlmia NamaPertemuanIlmiah/ Seminar h DeteksiTahuBerf ormalinMenggun SITIA ITS akanKlasifikasi FCM KaryaBukuDalam 5 TahunTerakhir
Volume/No/Th
JudulBuku
JudulHalaman
Penerbit
JudulHalaman
Penerbit
Tahun
WaktudanTemp at Oktober 2013
Perolehan HKI Dalam 5 TahunTerakhir Judul/Tema HKI
Tahun
PengalamanMerumuskanKebijakanPublik/RekayasaSosialLainnyaDalam 5 TahunTerakhir Judul/Tema/JenisRekayasaS osialLainnya yang diterapkan Tahun JudulHalaman Penerbit PenghargaanDalam 5 TahunTerakhir JudulPenghargaan
Tahun
JudulHalaman
Penerbit
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM_GT. Semarang, 20 Maret 2015
Sari AyuWulandari, ST, M.Eng NIP. 0686.11.2010.381
-2-
A. Identitas Diri Ketua 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Happy Rizky Novi Utami 2 Jenis Kelamin P 3 Program Studi Teknik Industri 4 NIM E12.2014.00747 5 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 11 November 1996 6 E-mail
[email protected] 7 Nomor telepon/HP 087812130083 B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Intitusi SDN 2 Singkawang SMP N 1 SMA N 5 Tengah Balikpapan Balikpapan Jurusan IPA Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014 C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Seminar Tempat 1 2 D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir ( dari pemerintah, asosiasi atau intitusi lainnnya) Jenis Penghargaan Intitusi Pemberi Penghargaan Tahun No 1 2 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM_GT. Semarang, 25 Maret 2015
Happy Rizky Novi Utami
-3-
A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) 2 Jenis Kelamin 3 Program Studi 4 NIM 5 Tempat dan Tanggal Lahir 6 E-mail 7 Nomor telepon/HP B. Riwayat Pendidikan SD Nama Intitusi SD N 1 Wergu Kulon Jurusan
Waluyo Nugroho L Teknik Elektro E11.2014.00657 Kudus, 22 April 1994
[email protected] 085693752900 SMP SMP N 3 Kudus
SMA SMK N 2 Pati Teknik Elektronika 2009-2012
Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Seminar Tempat 1 2 D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir ( dari pemerintah, asosiasi atau intitusi lainnnya) Jenis Penghargaan Intitusi Pemberi Penghargaan Tahun No 1 Juara 1 Robot Line Follower Universitas Negeri Semarang 2011 Tingkat Jawa Tengah 2 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM_GT. Semarang, 25 Maret 2015
Waluyo Nugroho
-4-
Identitas diri 1. Nama Lengkap (dengan gelar) 2. Jenis Kelamin 3. Progam Studi 4. NIM 5. Tempat dan Tanggal Lahir 6. E-mail 7. No Telephon / HP
FilmadaOckySaputra Pria Teknik Elektro E11.2011.00542 Jakarta, 20 Agustus 1993
[email protected] +6285640206251
Riwayat pendidikan SD SMP SMA SDN Petompon 06 SMPN 23 SMKN 7 Semarang Semarang Semarang Jurusan Mekatronika Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2012 Pemakalah seminar ilmiah No. Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan Tempat iliah / Seminar 1. Monitoring dan Automatic Pet Cow Fedder Juli 2014, Universitas Dian Evaluasi(MONEV) (APEC) Nuswantoro Semarang. PKM 2014 2. Pekan Ilmiah Automatic Pet Cow Fedder September 2013, Mahasiswa Nasional (APEC) Universitas Diponegoro, (PIMNAS) 2014 Semarang. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir No. Penghargaan Institusi Waktu 1 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM_GT. Semarang, 25 Maret 2015 Nama Institusi
Filmada Ocky Saputra
-5-
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti No
Nama / NIM
1
Happy Rizky Novi Utami / E12.2014.00747
2 3
Waluyo Nugroho / E11.2014.00657 Filmada Ocky Saputra
Program Studi
Bidang Ilmu
Alokasi Waktu (jam/minggu)
Teknik Industri
Design Produk
8 jam / minggu
Teknik Elektro
Sistem kontrol
8 jam / minggu
Energi Baru Terbarukan
8 jam / minggu
Uraian Tugas Penyusunan Fishbone dan Studi Literature, serta integrasi seluruh artikel Design dan Aplikasi 3D pada Autocad. Perancangan model system
-6-
Lampiran 3. Surat Pernyataan
-7-
Lampiran 4. Check Plagiarism