PROGRAM APLIKASI BERBASIS WAP UNTUK PENINGKATAN AKUNTABILITAS SISTEM TILANG PELANGGARAN TATA TERTIB LALU LINTAS DI WILAYAH POLRES MAJALENGKA. ==============Indra Budi Rahardian, Dian Ade Kurnia ============== ABSTRAK Pelanggaran oleh para pengguna jalan di Kabupaten Majalengka terbilang tinggi, terhitung sejak tahun 2009 – 2010 terdapat langgar tilang sebanyak 113.220 pelanggaran dari jumlah pengendara motor sebanyak 240.200 unit, dan nampaknya masyarakat telah terbiasa dengan tindakan menyimpang dari peraturan lalu lintas. Salah satu cara untuk menekan pelanggaran adalah dengan melakukan sanksi administrative (tilang) yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Dengan sistem informasi setiap pelanggaran oleh para pengendara di jalan raya harus dapat menjadi dasar penindakan pelanggaran dalam tahapan selanjutnya, artinya informasi pelanggaran yang pernah dilakukan setiap orang harus selalu teridentifikasi oleh setiap anggota polisi yang melakukan tilang . Sistem informasi yang dikembangkan adalah berbasis WAP (Wireless Access Protocol) yang merupakan sebuah protocol komunikasi yang memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi secara instan melalui handheld wireless devices seperti telephone seluler, pagers, radio dua arah, smartphone dan communicator. Metode pengembangan untuk sistem ini adalah menggunakan pendekatan System Development Live Cycle (SDLC) dengan tahapan analysis, design, coding dan implementation.Sedangkan metode penelitian dari sistem ini melalui pendekatan survey kepada pengguna dalam hal ini adalah pihak kepolisian. Sehingga hasil penelitian membuktikan bahwa diperoleh nilai t = 3,101 bernilai positif dengan derajat kebebasan 21-1 = 20, α = 0,05 dan diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0,006 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan positif terhadap akuntabilitas sistem tilang sebelum dan sesudah menggunakan program aplikasi berbasis WAP
Keyword : WAP, SDLC
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011
41
A. PENDAHULUAN Pelanggaran oleh para pengguna jalan di Kabupaten Majalengka terbilang tinggi, terhitung sejak tahun 2009 – 2010 terdapat langgar tilang sebanyak 113.220 pelanggaran dari jumlah pengendara motor sebanyak 240.200 unit, dan nampaknya masyarakat telah terbiasa dengan tindakan menyimpang dari peraturan lalu lintas. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang satu sama lain saling berkaitan, salah satunya adalah kurangnya tingkat kedisiplinan akan tata-tertib lalu lintas. Pelanggaran ketertiban lalu lintas yang sekarang ini sering terjadi sesuai dengan Undang -undang Lalu Lintas (No 22/2009) diantaranyaadalah : 61 (1) Yo Psl. 23 (1) c UULAJ Yo Psl.69 & 70 PP 44/1993 tentang Kewajiban menggunakan helm bagi pengemudi atau penumpang sepeda motor maupun kendaraan bermotor roda empat atau lebih tanpa dilengkapi rumah-rumah. 56 (1) Yo Psl. 13 (3) UULAJ tentang Mengemudikan kendaraan bermotor tanpa dilengkapi tanda bukti lulus uji bagi mobil bus, mobil barang, kendaraan umum, kereta gandeng dan kendaraan khusus di jalan. 57 (2) Yo Psl. 14 (2) UULAJ Yo Psl 197 (1) & (3) PP 44/93 tentang Mengemudikan kendaraan bermotor tidak dapat menunjukkan STNK atau STCK beserta BTCK. 57 (2) Yo Psl 14 (2) UULAJ tentang Mengemudikan kendaraan bermotor tidak dilengkapi TNKB/TNCK yang sesuai dengan ketentuan. 59 (1) Yo Psl 18 (1) UULAJ tentang Mengemudikan kendaraan bermotor tidak sesuai dengan SIM sesuai ketentuan. 54 Yo Psl. 12 (1) UULAJ tentang Mengemudikan kendaraan bermotor tidak
sesuai dengan persyaratan tehnis dan laik jalan yang meliputi persyaratan lampu dan komponen pendukung. 54 Yo Psl. 12 (1) Yo Psl. 7 UULAJ tentang Mengemudikan kendaraan bermotor tidak sesuai dengan kelas jalan yang dinyatakan dengan rambu-rambu. Serta pelanggaran lainnya yang menyangkut keamanan berkendara. Dalam Undangundang Republik Indonesia Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan menerangkan : “Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan berlalu lintas yang berlangsung secara teratur sesuai dengan hak dan kewajiban setiap Pengguna Jalan”.[1] Jika kita melihat dari sisi akibat adalah bahwa banyak sekali korban jiwa yang meninggal di jalan raya yang diakibatkan tidak melaksanakan kewajiban sebagai pengendara kendaraan bermotor. Salah satu cara untuk menekan pelanggaran adalah dengan melakukan sanksi administrative (tilang) yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Namun yang terjadi selama ini sistem tilang sering disimpangkan oleh oknum sipil dan oknum anggota polisi untuk saling berkompromi agar kepentingan masing-masing bisa tercapai tanpa mengikuti prosedur yang berlaku, sehingga setiap tindakan pelanggaran yang dilakukan masyarakat hanya dicatat dalam surat tilang dan terinfentarisir di divisi Administrasi Tilang kemudian dilakukan sanksi, dan hanya sampai pada tingkat pencatatan akhir, sehingga ketika terjadi pengulangan pelanggaran oleh orang yang sama tidak ada peningkatan sanksi yang berarti. Seharusnya sistem tilang yang dilakukan harus bisa dikelola dengan baik sehingga dalam setiap pelaksanaannya membuahkan efek jera bagi masyarakat pelanggar lalu lintas. Maka sistem informasi setiap pelanggaran oleh para pengendara di jalan raya harus dapat menjadi dasar penindakan pelanggaran dalam tahapan selanjutnya,
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011
42
artinya informasi pelanggaran yang pernah dilakukan setiap orang harus selalu teridentifikasi oleh setiap anggota polisi yang melakukan tilang, Undang-undang Republik Indonesia Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan menerangkan Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah “Sekumpulan subsistem yang saling berhubungan dengan melalui penggabungan, pemrosesan, penyimpanan, dan pendistribusian data yang terkait dengan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.”[1] Untuk mencapai sebuah proses tilang yang relevan maka perlu adanya sebuah sistem informasi yang didukung oleh sebuah perangkat lunak berbasis jaringan atau website yang memungkinkan penyebaran informasi kepada setiap anggota kepolisian secara realtime. Perangkat lunak yang dimaksud adalah sebuah program aplikasi yang dapat menyimpan informasi setiap penindakan pelanggaran aturan lalu lintas yang dilakukan masyarakat dalam sebuah database, dan ketika pelanggaran terulang oleh orang yang sama, maka program aplikasi atau sistem informasi ini akan me-review pelanggaran yang dilakukan sebelumnya, dan data pelanggaran yang ditampilkan kembali (review) akan menjadi dasar penindakan selanjutnya, sehingga pelanggar tidak mendapatkan sanksi pada level yang sama
website yang berisi informasi barang dan jasa dengan jenis dan variasi tampilan yang menarik minat pengunjung website tersebut. Sedangkan mobile commerce memusatkan atas kemungkinan transaksi bisnis melalui wireless devices dalam bentuk WAPsite. Oleh karena itu demi meningkatkan kinerja POLISI Lalu Lintas wilayah Majalengka penulis akan berusaha memberikan sebuah pemikiran dan karya, yaitu PROGRAM APLIKASI BERBASIS WAP UNTUK PENINGKATAN AKUNTABILITAS SISTEM TILANG PELANGGARAN TATA TERTIB LALU LINTAS DI WILAYAH POLRES MAJALENGKA.
namun dapat ditindak pada level yang lebih tinggi, dan tentu ini akan memberikan efek jera pada pelanggar. Dengan kemudahan dalam mengaksesnya internet menjadi tool bagi para pelaku bisnis sebagai sarana penunjang bisnis untuk memperkenalkan toko onlinenya kepada seluruh dunia. Salah satu metode pengaksesan internet adalah melalui media komunikasi handphone menggunakan teknologi WAP. Sama halnya dengan Website ecommerce di internet yang menawarkan barang dan jasa secara online melalui internet dalam bentuk
1. Komponen Sistem (Components) Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. 2. Batas Sistem (Boundary) Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.
B. LANDASAN TEORI Sistem yaitu gabungan dari sekelompok komponen baik itu manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang saling mendukung satu sama lain serta diatur menjadi sebuah kesatuan yang utuh untuk mencapai suatu tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir [2] . Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistemsubsistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan”. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu [2], antara lain:
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011
43
3. Lingkungan Luar Sistem (Environments) Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat merugikan atau menguntungkan sistem tersebut. 4. Penghubung (Interface) Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem yang lainnya. Dengan penghubung, satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan. 5. Masukan (Input) Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenanceinput) dan masukan sinyal (signalinput). 6. Keluaran (Output) Merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem. 7. Pengolahan (Process) Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. 8. Sasaran (Objectives) dan Tujuan (Goal) Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. PHP (akronim dari PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman yang berfungsi untuk membuat website dinamis maupun aplikasi web. Berbeda dengan HTML yang hanya bias menampilkan konten statis, PHP bisa berinteraksi dengan database, file dan folder, sehingga membuat PHP bisa menampilkan konten yang dinamis dari sebuah website. Blog, Toko Online, CMS, Forum, dan Website Social
Networking adalah contoh aplikasi web yang bisa dibuat oleh PHP. PHP adalah bahasa scripting, bukan bahasa tag-based seperti HTML. PHP termasuk bahasa yang crossplatform, ini artinya PHP bisa berjalan pada sistem operasi yang berbeda-beda (Windows, Linux, ataupun Mac). Program PHP ditulis dalam file plain text (teks biasa) dan mempunyai akhiran “.php”.[3]
Basis data terdiri dari 2 kata, yaitu basis dan data. Basis adalah markas/gudang, tempat bersarang atau berkumpul, sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi dan kombinasinya.[4]
Basis data dapat didefinisikan dari beberapa sudut pandang: 1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang Diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali secara cepat dan mudah. 2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu untuk memenuhi berbagai kebutuhan. 3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis. WAP protokol yang dirancang untuk menampilkan konten internet nirkabel pada klien, seperti ponsel. Industri nirkabel datang dengan ide yang sama, WAP.WAP merupakan singkatan dari Wireless Application Protocol (suatu protokol komunikasi aplikasi). WAP adalah protokol
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011
44
yang didesain untuk micro browser. WAP memungkinkan membuat aplikasi web untuk ponsel. WAP menggunakan bahasa mark-up WML (bukan HTML). WML didefinisikan sebagai aplikasi XML 1,0. WAP adalah protokol yang awalan standar untuk layanan informasi di terminal nirkabel digital seperti ponsel. WAP standar yang didasarkan pada Internet standar (HTML, XML dan TCP / IP). Terdiri dari spesifikasi bahasa WML, spesifikasi yang WMLScript, dan Wireless Telephony Application Interface (WTAI) spesifikasi. WAP dipublikasikan oleh WAP Forum, yang didirikan pada tahun 1997 oleh Ericsson, Motorola, Nokia, dan Planet Unwired. Forum anggota sekarang mewakili lebih dari 90% dari pasar global handset, serta infrastruktur selular terkemuka, software developer dan organisasi lainnya.
C. Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah System Development Live Cycle (SDLC), dengan tahapan – tahapan yang tepat pada pokok permasalahan untuk menyelesaikan masalah. Metode tersebut dimulai dari tahapan (1) Anlisis , (2) Desain, (3) Coding dan (4) Implementasi.
D. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah dengan cara melakukan survei. Metode Survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis. ( Kerlinger dalam Sugiyono, 2000).
E. ANALISA & HASIL PEMBAHASAN Analisis Sistem yang sedang berjalan Proses pencatatan laporan langgar lantas direkam terlebih dahulu didalam sebuah buku rekap langgar lantas kemudian baru dilakukan pencatatan kedalam komputer untuk membuat laporan bulanan dan untuk melihat statistik data pelanggaran yang terjadi selama satu bulan. Data yang telah dicatat dan dimasukkan kedalam komputer menggunakan MS-Office hanya dapat diakses dengan mudah oleh bagian Administrasi Tilang, yang artinya kejadian yang tercatat tidak dapat mendukung penindakan pelanggar lalu lintas yang melakukan pelanggaran berulang. Data yang telah terekam selama satu bulan akan dapat mendukung apabila data tersebut dapat diakses kembali oleh anggota yang bertugas di lapangan menggunakan media dengan akses internet maupun gprs. Terlepas dari halhal tadi, perekapan data lenggar lantas pun masih terbilang lambat dan tidak tertib dan rapih, hal ini dikarenakan belum didukung oleh sistem informasi spesifik, hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan Kasat Lantas Polres Majalengka AKP Rizal Jatnika SE. Masalah yang ditemui dalam proses pencatatan hingga perekapan data pelanggaran lalu lintas di POLRES Kabupaten Majalengka adalah : a.
Masalah Keakuratan Penyebab terjadinya masalah keakuratan adalah proses pengolahan data masih dilakukan secara manual sehingga resiko kesalahan sering terjadi.
b.
Kecepatan Penyebab terjadinya masalah kecepatan adalah: proses perekapan dilakukan dengan pemindahan data dari buku data pelanggaran dan dimasukkan kedalam komputer menggunakan MS-Office berbentuk data general, kemudian baru
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011
45
dilaksanakan perhitungan dan pengelompokan. c. Aksesibilitas Penyebab terjadinya masalah aksesibilitas adalah informasi yang dihasilkan sulit didapat kembali oleh anggota dilapangan maupun oleh Kasat Lantas sendiri jika sewaktu-waktu ada kebutuhan yang mendadak. d. Ketepatan waktu Penyebab terjadinya masalah ketepatan waktu adalah proses pengolahan yang lambat berakibat proses pelaporan tidak tepat waktu. Untuk mengatasi permasalahan diatas maka perlu dibuat sebuah program aplikasi yang memungkinkan proses pencatatan dengan cepat dan dapat dilakukan oleh multi user dan secara otomatis terbentuk pelaporan bulanan dengan pengelompokan dan perhitungan otomatis. Selain itu diperlukan program aplikasi berbasis WAP, untuk mendukung pengaksesan data oleh anggota polisi yang sedang melakukan operasi di jalan raya. Dengan Program Aplikasi Berbasis WAP maka anggota polisi yang melakukan Operasi di jalan raya dapat mengakses data pelanggaran terdahulu yang telah terekam di Data Base bagian administrasi tilang. Anggota Polisi Lalu Lintas dapat mengakses data, hanya dengan mengirimkan nomor kendaraan menggunakan Hand Phone yang telah terkoneksi dengan server menggunakan GPRS , maka akan muncul data pelanggaran terdahulu yang pernah dilakukan oleh kendaraan tersebut.
Usulan Pengembangan Usulan pengembangan sistem baru bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Manfaat dari tahapan kegiatan ini adalah untuk memberikan gambaran rancang bangun (blue print) yang lengkap sekaligus sebagai penuntun (guideline) bagi
programmer dalam mengembangkan sistem sesuai dengan komponen sistem yang akan dikomputerisasi. Diagram Konteks Diagram konteks Program Aplikasi Berbasis WAP Untuk Peningkatan Akuntabilitas Sistem Tilang Pelanggaran Undang – Undang Lalu Lintas di POLRES Majalengkaseperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini
Gambar 1: Diagram Konteks Dari Gambar 1 Diketahui bahwa entitas yang berhubungan dengan Program Aplikasi Berbasis WAP Untuk Peningkatan Akuntabilitas Sistem Tilang Pelanggaran Undang – Undang Lalu Lintas di POLRES Majalengka yang dirancang adalah: a. Bagian Administrasi Tilang Adalah bagian yang mengelola data pelanggaran yang diterima dari POLANTAS yang melaksanakan razia, bentuk data yang diterima adalah surat tilang atau barang sitaan seperti STNK atau SIM. b. POLANTAS Singkatan dari Polisi Lalu Lintas yang merupakan bagian lapangan yang melaksanakan penegakkan Undang – undang lalu lintas, yang apabila terjadi pelanggaran di jalan raya maka pelanggar akan ditindak oleh Polantas dan diberikan surat tilang. c. KASAT LANTAS Singkatan dari Kepala Satuan Lalu Lintas yang mengepalai satuan Polisi Lalu Lintas,
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011
46
memiliki tanggung jawab terhadap keamanan lalu lintas kepada Ka-POLRES Wilayah Kabupaten Majalengka. Entity Relationship Diagram Entity relation diagram (ERD) digunakan untuk menggambarkan relasi dari dua buah file atau dua table yang dapat digolongkan dalam tiga macam bentuk relasi, yaitu satusatu, satu-banyak, dan banyak-banyak. Penggambaran tersebut dibutuhkan untuk membantu dalam menganalisis system dalam melakukan perancangan proses Program Aplikasi Berbasis WAP Untuk Peningkatan Akuntabilitas Sistem Tilang Pelanggaran Undang – undang Lalu Lintas Wilayah Polres Majalengka dituangkan dalam bentuk barisbaris program. Diagram relasi (ERD) antar table diperlihatkan pada gambar 3.7. Dari Tabel tersebut diperoleh transformasi ERD sebagai berikut :
No
Name Field
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
No_id Jenis_ID jk nama ttl alamat pkrjan
Type C C C C C C C
Wi dth 30 20 20 50 30 25 5 50
Desc. Nomor Kartu Identitas Jenis Identitas (KTP/SIM) Jenis Kelamin Nama Pengendara Tempat, tanggal lahir Alamat Pekerjaan
Tabel 2 : Tabel data kendaraan Nama table Field key No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
: :
Name Field
nopol nm_pmlk almt_pmlk nmr_msn nmr_rk kd_lks warna merek
Kendaraan nopol Ty pe
Widt h
C C C C C C C C
30 30 255 50 30 12 20 30
Desc. Nomor Polisi (Plat Nomor) Nama Pemilik Alamat Pemilik Nomor Mesin Nomor Rangka Kode Lokasi Warna Kendaraan Merek Kendaraan/Jenis
Tabel 3 : Tabel data pelanggaran Nama table Field key
Gambar 2 : Entity Relationship Diagram (ERD) Struktur Database Tabel 1 : Tabel data pengendara Nama table Field key
: :
Pengendara no_id
: :
Pelanggaran nm_tilang
No
Name Field
Type
Widt h
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
nm_tilang jns_blnk_til ang jns_op nopol no_ID bab_psl time tpk nrp sita_titip titip_uang status_perka ra catatan
C C C C C C C C C C N C C
30 12 50 50 30 50 255 30 12 30 255
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011
Desc. Nomor Tilang Jenis Blanko Tilang (Biru/Merah) Jenis Operasi Nomor Polisi Kendaraan Pelanggar Nomor identitas pelanggar (SIM/KTP) Nomor BAB dan Nomor Pasal Penindak Waktu, Hari, Tanggal kejadian Tempat Kejadian Perkara NRP personil penindak Barang Sitaan/Titipan Titip Sidang Bentuk Uang Status Perkara
47
Catatan Perkara
No 1. 2. 3. 4.
Tabel 4 : Tabel data personil Name Type Width Desc. Field nrp C 30 NRP nm_ptgs C 50 Nama pngkt C 30 Petugas kstuan C 50 Pangkat Kesatuan
1. 2. 3.
nrp user_name password
C C C
30 20 20
NRP User Name Password
6. Hasil Penelitian Setelah melakukan langkah-langkah penelitian dengan menggunakan metode survey dan pengujian menggunakan dengan Uji T, maka dihasilkan sebagai berikut :
Tabel 5 : Tabel data denda Nama table Field key No
Name Field
1. 2.
bab_pasal jmlh
: :
Denda bab_pasal Type
Width
Desc.
C N
30 -
Nomor BAB dan Nomor Pasal Terkait Jumlah Denda
Tabel 6 : Tabel data Undang - Undang Nama table Field key
: :
UU Lantas bab_pasal
No
Name Field
Ty pe
Widt h
1. 2. 3.
bab_pasal isi kt_kunci
C C C
30 255 20
Desc. Nomor BAB dan Nomor Pasal Terkait Bunyi dari BAB Pasal Terkait Kata Kunci Pasal
Tabel 7 : Tabel data User Nama table Field key No
Name Field
: :
User user_name Type
Width
Desc.
Dari table di atas diperoleh nilai t = 3,101 bernilai positif dengan derajat kebebasan 21-1 = 20, α = 0,05 dan diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0,006 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan positif terhadap akuntabilitas sistem tilang sebelum dan sesudah menggunakan program aplikasi berbasis WAP.
F. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian yang dilaksanakan di Polres Kabupaten Majalengka Direktorat Lalu Lintas dapat disimpulkan sebagai berikut: Telah berhasil dibangun database Sistem Informasi Data Tilang Polres Majalengka berbasis WAP dengan bantuan program DBMS (Database Manajemen Sistem) MySQL. Dengan terbangunnya database Sistem Informasi Data Tilang berbasis wap, informasi data tilang yang dihasilkan menjadi
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011
48
lebih akurat, dapat diakses oleh anggota Polisi yang bertugas di lapangan, cepat tersedia saat dibutuhkan, dapat diakses secara online, dan mudah diakses kembali sewaktu-waktu diperlukan sehingga dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan pengembangan sistem tilang. 1.
2.
3.
Program aplikasi yang dikembangkan berhasil memenuhi 8 (delapan) indikator keberhasilan sistem informasi yang ditetapkan dalam penelitian ini. Kedelapan indikator terdiri dari indikator kualitas sistem (easy of use, fleksibilias, integritas) dan kualitas informasi yang dihasilkan (keakuratan, kecepatan, aksesibilitas, ketepatan waktu) yang secara umum dipersepsikan baik oleh responden dan mengindikasikan keberhasilan dari Program Aplikasi Berbasis Wap Untuk Peningkatan Akuntabilitas Sistem Tilang Pelanggaran Tata Tertib Lalu Lintas Di Wilayah Polres Majalengka. Program aplikasi berbasis wap menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, artinya personil polisi yang bertugas dilapangan dengan mudah dapat mengetahui pelanggaran apa saja yang pernah dilakukan oleh pengguna jalan, sehingga memungkinkan untuk dilakukannya sangsi bertingkat, hal ini dikarenakan dengan program aplikasi berbasis wap data – data atau informasi pelanggaran dapat diakses menggunakan hand phone. Aplikasi Berbasis Wap diketahui telah berpengaruh terhadap akuntabilitas sistem tilang,asumsi tersebut berdasarkan analisis data angket sebagai instrumen penelitian dengan metode survei yang telah ditarik kesimpulan berdasarkan pendekatan dan pengujian yang dilakukan serta didukung oleh teori-teori yang valid dan reliabel.
4.
Aplikasi Berbasis Wap diketahui telah berpengaruh terhadap akuntabilitas sistem tilang,asumsi tersebut berdasarkan analisis data angket sebagai instrumen penelitian dengan metode survei yang telah ditarik kesimpulan berdasarkan pendekatan dan pengujian yang dilakukan serta didukung oleh teori-teori yang valid dan reliabel
5.
Pada penelitian ini dikembangkan program aplikasi berbasis wap. Dengan sistem tersebut data sistem tilang ditempatkan pada server database tilang yang berbasis web yang dapat diakses secara online.
Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas penulis mengajukan beberapa saran kepada : 1. Anggota Polisi Lalu - Lintas Program Aplikasi Berbasis Wap yang dirancang dalam penelitian ini merupakan sistem informasi yang mendukung kinerja kepolisian khususnya bagian lalu –lintas, penulis menyarankan agar program aplikasi ini dapat diaplikasikan dengan benar didalam alur sistem penindakan pelanggaran lalu lintas sehingga dapat melaksanakan penindakan yang lebih maksimal. 2. Instansi Polres Majalengka Untuk instansi Polres Majalengka, penulis menyarankan agar program aplikasi ini dapat dikembangkan dan dipublikasikan secara internal agar dapat digunakan tidak hanya di Polres Majalengka, namun di Kota – kota lainnya. 3. Peneliti lain Peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis hendaknya memperbaiki dan memperhatikan kualitas item-item yang
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011
49
akan digunakan sebagai alat pengumpul data dan memperhatikan kaidah penulisan item yang telah ada.
G. DAFTAR PUSTAKA [1]. Departemen Kehakiman Republik Indonesia., 2009. Undang -undang Lalu Lintas (No 22/2009) Untuk penyedia Jalan. [2]. Herman., 2005. Perancangan Website Sistem Informasi Lalu Lintas Kota Depok. Jurnal skripsi. Fakultas Ilmu Komputer. Jurusan Sistem Informasi. Jakarta : Universitas Gunadarma. [3]. Cahya, Waskita., 2008. Pembuatan Aplikasi Berbasis WAP untuk Pemesanan Buku secara Online dengan Menggunakan PHP dan MySQL.Jurnal Skripsi. Fakultas Ilmu Komputer. Jurusan Sistem Informasi. Jakarta : Universitas Gunadarma.Jogiyanto, H.M., 2007 Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan.Yogyakarta : Elex Media. [4]. Arikunto, Suharsimi., 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta. [5]. Widyanahar, Nur Ali., 2006, Manajemen Projek Sistem Informasi untuk Para Engineer dan Profesional. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
[6]. Bunafit, Nugroho., 2005. Pengembangan program WAP dengan WML & PHP . Yogyakarta : Gava Media. [7]. Riyanto, Suprapto, Hendi Indelarko., 2008. Pengembangan Aplikasi Manajemen Database, Yogyakarta : Gava Media. [8]. Simarmata, Janner., 2006. Pemrograman WAP dengan menggunakan WML ,Yogyakarta: Andi . [9]. Miko., 2010. SPSS Indonesia Training Division. www.spss.co.id (13 Mei 2011). [10]. Sugiyono., 2000. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. [11]. Lihawa, Ronny., 2005. Memahami Perpolisian Masyarakat. Jakarta : Ronny.
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011
50