PROFITABILITAS BANK SYARIAH PADA KONDISI BIAYA OPERASIONAL TINGGI Nikmatus Sholihah1 dan Jaka Sriyana2 1,2 Program Studi Ilmu Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. e-mail:
[email protected] Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh rasio CAR, BOPO, NPF, FDR, dan NIM terhadap ROA pada Bank Umum Syariah. Dengan Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis panel data. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat bahwa yang paling mempengaruhi besarnya ROA pada semua bank syariah adalah NPF dan pengaruhya negatif, yakni semakin besar rasio NPF maka akan menurunkan rasio ROA bank syariah. Dengan demikian diharapkan pengelola bank syariah lebih berhati-hati dalam memilih nasabah yang mengajukan pembiayaan pada bank syariah agar resiko pembiayaan bermasalahnya semakin kecil sehingga penurunan terhadap ROA tidak terlalu besar.
Pendahuluan
Beberapa tahun terakhir sistem perbankan syariah sangat diinginkan oleh masyarakat, khususnya bagi umat Islam. Hal ini disebabkan oleh sistem perbankan syariah yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan sistem perbankan konvensional, yakni tidak mengandung riba, karena riba sangat dilarang dalam agama Islam. Riba dilarang dalam agama Islam dikarenkan memberatkan salah satu pihak, biasanya pihak yang meminjam dana. Maka dari itu sistem perbankan syariah tidak ada bunga tetapi bagi hasil. Prinsip bagi hasil adalah salah satu alternatif yang menguntungkan bagi bank dan masyarakat. Bank syariah sangat mengedepankan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan, serta mnghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi melalui media keuangan. Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang memberikan landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah (Pratiwi, 2012). Bahkan berdasarkan survei dari Islamic Finance Country Index dari Global Islamic Finance Report, industri perbankan syariah di Indonesia telah menorehkan prestasi dengan menempati peringkat keempat industri keuangan syariah dunia yang dinilai dari ukuran-ukuran tertentu dan bobot yang bervariasi seperti jumlah lembaga keuangan syariah, izin pengaturan syariah, besarnya volume industri, edukasi dan budaya, serta kelengkapan infrastruktur (Pratiwi, 2012). Perkembangan jumlah lembaga perbankan syariah di Indonesia yang terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ditunjukkan dalam tabel 1.
2
Prosiding Seminar Nasional
Tabel 1. Perkembangan Lembaga Perbankan Syariah Tahun Jenis Lembaga Perbankan Syariah BUS UUS BPRS 1992 1 9 1999 2 1 78 2004 3 15 86 2005 3 19 92 2006 3 20 105 2007 3 26 114 2008 5 27 131 2009 6 25 139 2010 11 23 150 2011 11 24 154 2012 11 24 158 *) 2013 11 24 159 *) sampai Juli 2013 Sumber : Bank Indonesia, 2013 Perkembangan kelembagaan perbankan syariah semakin meningkat sejak dikeluarkannya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yakni pada tahun 1992 hanya ada satu BUS yang beroperasi di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia dan Sembilan BPRS. Perkembangan kelembagaan bank syariah menunjukkan bahwa dilakukannya amandemen UU No. 7 tahun 1992 menjadi UU No. 10 tahun 1998 direspon positif oleh pelaku industri perbankan dengan adanya penambahan satu BUS dan satu UUS, serta 69 BPRS pada tahun 1999. Pada tahun 2013, jumlah BUS yang beroperasi menjadi 11, UUS sebanyak 11, serta BPRS sebanyak 159. Meningkatnya eksistensi bank syariah di Indonesia didorong oleh tingginya minat masyarakat untuk menempatkan dananya ke bank syariah dan pada akhir-akhir ini telah berkembang menjadi sebuah trend. Menurut Bank Indonesia (2009) dalam Laporan Perkembangan Perbankan Syariah disebutkan bahwa berkembangnya trend tersebut dikarenakan produk dana perbankan syariah memiliki daya tarik bagi deposan karena nisbah bagi hasil dan margin produk tersebut masih kompetitif dibandingkan bunga pada bank konvensional. Selain itu, kinerja perbankan syariah menunjukkan peningkatan yang signifikan tercermin dari permodalan dan profitabilitas yang semakin meningkat (Bank Indonesia, 2010 ). Basis kepercayaan adalah modal utama bank dalam menjalankan aktivitas sehariharinya. Masyarakat akan bersedia menempatkan dananya ke bank jika bank tersebut menunjukkan kemampuannya dalam meningkatkan profitabilitas. Disamping itu sebagaimana disebutkan oleh Arifin (dikutip dari Sudarsono, 2008) bahwa pada bank syariah, hubungan antara bank dengan nasabahnya bukan hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan (partnership) antara penyandang dana (shohibul mal) dengan pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu tingkat laba bank syariah tidak hanya berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang diberikan kepada nasabah penyimpan dana. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel, yaitu gabungan antara data runtut waktu dan antar tempat. Data tersebut berupa triwulanan, yaitu dari tahun 2006 triwulan pertama sampai tahun 2013 triwulan kedua. Selain itu, penelitian ini
Profitabilitas Bank Syariah Pada Kondisi… (Nikmatus Sholihah & Jaka Sriyana)
3
menggunakan tiga Bank Umum Syariah sebagai objek penelitian. Hal ini dikarenakan menurut Bank Indonesia (2013) dalam Statistik Perbankan Syariah disebutkan bahwa jumlah Bank Umum Syariah yang beroperasi dari tahun 2006 sampai 2013 ada tiga, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Profitabilitas dapat dikatakan sebagai salah satu indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat menjadi tolak ukur kinerja perusahaan tersebut. Semakin tinggi profitabilitasnya, semakin baik kinerja keuangan perusahaan. Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas atau rentabilitas adalah Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). ROE menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income, sedangkan ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan asset yang dimiliki (Yuliani, 2007). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA ini memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh pendapatan dalam operasi perusahaan, sedangkan ROE hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis terseut (Pratiwi, 2012). Dalam penelitian ini, tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya profitabilitas bank adalah ROA. Hal ini dikarenakan ROA bisa mengukur kinerja keuangan secara keseluruhan, yakni dari jumlah total asset yang dimiliki bank bukan hanya dari investasi pemegang saham saja (Pratiwi, 2012). Selain itu, Bank Indonesia sebagai Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat (Suryani, 2011). Dendawijaya (2003) menambahkan semakin besar ROA bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan asset. Rasio keuangan yang mempengaruhi besarnya ROA adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Net Income Margin (NIM) (Taswan, 2010). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank (Pratiwi, 2012). CAR menunjukkan sejauh mana penurunan asset bank masih dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia (Taswan, 2010). Semakin tinggi CAR maka semakin banyak modal yang dimiliki bank untuk meng-cover penurunan asset. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR), atau ditambah dengan Resiko Pasar dan Resiko Operasional tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan (Riyadi, 2006). Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) atau Operational Efficiency Ratio merupakan perbandingan antara total biaya operasi dengan total pendapatan operasi. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan dalam melakukan kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2003). Semakin tinggi rasio BOPO, kinerja akan semakin menurun. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut (Riyadi, 2006). Non performing Financing (NPF) yang dianalogkan dengan Non Performing Loan (NPL) pada bank konvensional merupakan rasio keuangan yang berkaitan dengan risiko kredit. NPF adalah perbandingan antara total pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan kepada debitur. Semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank (Nusantara, 2009).
4
Prosiding Seminar Nasional
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank (Dendawijaya, 2003). Semakin tinggi LDR maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif). Dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga meningkat (Mahardian, 2008). Net Income Margin (NIM) merupakan perbandingan antara pendapatan laba bersih terhadap rata-rata aktiva aktiva produktif. Rasio ini mengindikasikan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih dengan penempatan aktiva produktif. Semakin besar rasio ini semakin baik kinerja bank dalam menghasilkan pendapatan laba. Apabila selisih antara pendapatan bunga dengan biaya bunga yang didapat itu besar, maka profitabilitas yang diperoleh juga semakin besar (Taswan, 2010). Pergerakan rasio keuangan Perbankan Syariah periode tahun 2006 hingga 2013 ditunjukkan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Data Pergerakan Beberapa Rasio Keuangan Perbankan Syariah Tahun Indikator Rasio Keuangnan (%) ROA CAR1) BOPO NPF FDR 2006 1,55 13,42 76,77 4,76 98,9 2007 2,07 10,67 76,54 4,05 99,76 2008 1,42 12,81 81,75 3,95 103,65 2009 1,48 10,77 84,39 4,01 89,7 2010 1,67 16,25 80,54 3,02 89,67 2011 1,79 16,63 78,41 2,52 88,94 2012 2,14 14,13 74,97 2,22 100,00 20132) 2,02 5,28 76,13 2,75 104,83 1) Hanya data Bank Umum Syariah 2) Sampai Juni 2013 Sumber : Bank Indonesia, 2013 Rasio-rasio keuangan dari tahun ke tahun mengalami perubahan dan terdapat penyimpangan dengan teori yang menyatakan hubungan CAR, BOPO, NPF, dan FDR terhadap ROA. Pada tahun 2007 ketika ROA naik sebesar 0,52% CAR justru mengalami penurunan sebesar 2,75%. Namun sebaliknya ketika ROA turun 0,65% di tahun 2008, CAR justru naik sebesar 2,14%. Hal ini bersimpangan dengan teori yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Hal yang sama terjadi pada rasio BOPO, yakni pada tahun 2009 ketika BOPO naik sebesar 2,64%, ROA justru ikut naik sebesar 0,06%. Sehingga terkesan bahwa rasio BOPO berpengaruh positif terhadap ROA. Padahal dikatakan sebelumnya bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Pada tahun 2009, ketika rasio NPF naik sebesar 0,06%, ROA ikut naik 0,06%. Sebaliknya, ketika rasio NPF turun menjadi 3,95% pada tahun 2008, ROA ikut turun menjadi 1,42%. Hal ini bersimpangan dengan teori yang menyatakan NPF berpengaruh negatif terhadap ROA. Rasio FDR pun mengalami penyimpangan dengan teori yang ada. Ketika rasio FDR naik sebesar 3,89% pada tahun 2008, ROA justru turun sebesar 0,65%. Sebaliknya ketika rasio FDR turun masing-masing sebesar 13,95% pada tahun 2009 dan 0,03% pada tahun 2010, ROA justru naik sebesar 0,06% pada tahun 2009 dan 0,19% pada tahun 2010. Sehingga ada penyimpangan bahwa FDR berpengaruh negatif terhadap ROA, padahal dalam teori sebelumnya dikatakan bahwa FDR berpengaruh positif terhadap ROA.
Profitabilitas Bank Syariah Pada Kondisi… (Nikmatus Sholihah & Jaka Sriyana)
5
Dari fenomena tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan kinerja perbankan syariah tidak sesuai dengan konsep yang ada. Hal ini diperkuat oleh adanya research gap dalam penelitian-penelitian terdahulu. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Ayuningrum (2011) Sudiyatno (2010), Nusantara (2009), dan Rahman (2009) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Sedangkan penelitian Sianturi (2012), Adyani dan Sampurno (2011), dan Pratiwi (2012) menunjukkan bahwa secara statistik CAR tidak berpengaruh terhadap ROA. Penelitian Adyani dan Sampurno (2011), Nugroho (2009), Pratiwi (2012), Rahman (2009), dan Nusatara (2009) menunjukkan bahwa NPF ataupun NPL berpengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan penelitian Sianturi (2012) menunjukkan bahwa secara statistik NPL yang dianalogkan dengan NPF tidak berpengaruh terhadap ROA. Disamping itu penelitian tentang pengaruh FDR yang dianalogkan dengan LDR juga memberikan hasil yang berbeda-beda. Penelitian Nugroho (2011), Pratiwi (2012), Restiyana dan Mahfud (2011), Rahman (2009), Nusantara (2009), dan Ayuningrum (2011) menunjukkan bahwa FDR atau LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Sedangkan penelitian Sianturi (2012), Adyani dan Sampurno (2011), dan Suryani (2011) menunjukkan bahwa secara statistik FDR ataupun LDR tidak berpengaruh terhadap ROA. Penelitian Sianturi (2012) dan Restiyana dan Mahfud (2011) menunjukkan bahwa NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Sedangkan penelitian Ayuningrum (2011) dan Rahman (2009) menunjukkan bahwa secara statistik NIM tidak berpengaruh terhadap ROA. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh rasio CAR, BOPO, NPF, FDR, dan NIM terhadap ROA pada Bank Umum Syariah.
Penelitian Terdahulu
Pratiwi dan Mahfud (2012) melakukan penelitian tentang keterkaitan CAR, BOPO, NPF, dan FDR terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2005-2010. Variabel yang digunakan adalah CAR, BOPO, NPF, FDR, dan ROA. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah CAR berpengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap ROA. BOPO dan NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan FDR berpengaruh positif dan signifikan tehadap ROA. Secara bersamaan variabel bebas (CAR, BOPO, NPF, dan FDR) berpengaruh terhadap variabel terikat (ROA). Permatasari (2012) melakukan penelitian Pengaruh CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, GWM, dan Institutional Ownership terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Konvensional Go Public di Indonesia Periode 2009-2011. Variabel yang digunakan adalah CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, GWM, Institutional Ownership, dan ROE. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah LDR, NPL, dan GWM tidak berpngaruh terhadap ROE. Sedangkan CAR, BOPO, dan Institutional Ownership berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE serta NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Sianturi (2012) melakukan studi tentang pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO terhadap Profitabilitas Perbankan pada Bank Umum yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Variabel yang digunakan adalah CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO, dan ROA. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini adalah CAR dan LDR berpengaruh positif tetapi tidak signifikn terhadap ROA serta NPL berpengauh negatif dan tidak signifikan. Sedangkan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA serta NIM berpengaruh positif dan signifikan
6
Prosiding Seminar Nasional
terhadap ROA. Tetapi secara bersamaan variabel bebas (CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO) berpengaruh terhadap variabel terikat (ROA). Adyani dan Sampurno (2011) melakukan penelitin yang berjudul “Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA)”. Variabel yang digunakan adalah ROA, CAR, NPF, BOPO, dan FDR. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah CAR dan FDR berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan BOPO dan NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Secara bersamaan (simultan) variabel bebas (CAR, NPF, BOPO, dan FDR) berpengaruh terhadap variabel terikat (ROA). Ayuningrum (2011) melakukan kajian pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR terhadap ROA pada Bank Umum Go Public yang Listed pada Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009. Variabel yang digunakan adalah CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR, dan ROA. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah CAR dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA serta NPL dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan NIM berpengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap ROA. Nugroho (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh FDR, NPF, BOPO, KAP, dan PLO terhadap Return On Asset pada Bank Syariah di Indonesia periode tahun 2006 – 2010. Variabel yang dilakukan adalah FDR, NPF, BOPO, KAP, PLO, dan ROA. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA serta NPF dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan KAP dan PLO berpengaruh positif tidak signifikan. Secara bersamaan variabel bebas (FDR, NPF, BOPO, KAP, dan PLO) berpengaruh terhadap variabel terikat (ROA). Restiyana dan Mahfud (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh CAR, BOPO, LDR, dan NIM terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Kasus Bank Umum di Indonesia periode 2006 - 2010)”. Variabel yang digunakan adalah CAR, BOPO, LDR, NIM, dan ROA. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah CAR, LDR, dan NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan NPL dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan. Secara bersamaan (simultan) variabel bebas (CAR, BOPO, LDR, dan NIM) berpengaruh terhadap variabel terikat (ROA). Suryani (2011) melakukan penelitian hubungan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Perbankan Syariah di Indonesia. Variabel yang digunakan adalah FDR dan ROA. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier. Hasil dari penelitian ini adalah FDR berpengaruh positif tapi tidak signifikan. Sudiyatno dan Suroso (2010) juga melakukan penelitian tentang pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), BOPO, CAR, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2005-2008. Variabel yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, LDR, dan ROA. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah DPK dan CAR berpengaruh positif dan signifikan serta BOPO berpengaruh negatif dan signifikan. Sedangkan LDR berpengaruh negatif tapi tidak signifikan. Secara bersamaan variabel bebas yang meliputi Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan LDR berpengaruh terhadap variabel terikat (ROA). Hasil kajian lainnya oleh Nusantara (2009) tentang pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode 2005– 2007 memberikan hasil yang berbeda.
Profitabilitas Bank Syariah Pada Kondisi… (Nikmatus Sholihah & Jaka Sriyana)
7
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPL, CAR, LDR, BOPO, dan ROA. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah CAR dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan BOPO dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Rahman (2009) juga melakukan penelitian tentang keterkaitan variabel CAR, NIM, BOPO, LDR, NPL, terhadap Perubahan Laba pada Bank Non Devisa di Indonesia Periode 2003 – 2007. Variabel yang dilakukan adalah CAR, NIM, BOPO, LDR, NPL, dan Laba bank. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah CAR dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laba serta BOPO dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Laba. Sedangkan NIM berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap Laba. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagian besar dari penelitian terdahulu sama-sama menggunakan variabel terikat berupa ROA dan variabel bebas berupa CAR, BOPO, NPF, FDR, dan NIM. Sedangkan perbedaannya adalah tidak semua penelitian terdahulu menggunakan variabel bebas berupa CAR, BOPO, NPF, FDR, dan NIM secara keseluruhan dan tidak semua penelitian terdahulu menggunakan bank syariah melainkan bank konvensional sebagai objek penelitiannya. Sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dan Mahfud (2012). Variabel bebas yang digunakan hanya berupa CAR, BOPO, NPF, dan FDR tanpa memasukkan variabel NIM tetapi samasama menggunakan bank syariah sebagai objek penelitiannya. Contoh lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sianturi (2012). Penelitian tersebut sama-sama menggunakan CAR, BOPO, NPL, FDR, dan NIM sebagai variabel bebas dan ROA sebagai variabel terikat, tetapi tidak menggunakan bank syariah sebagai objek penelitiannya, melainkan bank konvensional.
Metode Penelitian 1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel, yaitu gabungan antara data time series dan cross section (Widarjono, 2009). Data time series (data runtut waktu) merupakan sekumpulan observasi dalam rentang waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan, kuartalan, dan tahunan. Sedangkan data cross section atau sering sering disebut data antar tempat atau ruang merupakan data yang dkumpulkan dalam kurun waktu tertentu dari sampel, misalnya sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bagi seluruh penduduk di Indonesia pada kurun waktu tertentu.
2. Cara Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, proses pengumpulan data dilakukaan dengan dua tahap. Tahap pertama, dilakukan melalui studi pustaka, yaitu dari skripsi terdahulu yang meneliti masalah yang sama. Tahap kedua, dilakukan dengan pengumpulan data sekunder. Untuk mendapatkan data sekunder, teknik pengumpulan data yang diperoleh dari media internet dengan cara men-download melaui situs resmi mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan (Jogiyanto, 2003: 82).
3. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu: Variabel terikat (Variabel Y) yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aspek profitabilitas yang diukur dengan ROA. ROA menurut Dendawijaya (2003) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
8
Prosiding Seminar Nasional
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut: Variabel bebas dalam penelitian ini ada lima, yaitu CAR, BOPO, NPF, FDR, dan NIM. Definisi operasional dari masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut: 1) Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung unsur resiko (kredit, penyertaan surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri selain memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. Secara matematis, CAR dapat dirumuskan sebagai berikut: !
2) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukam kegiatan operasi. Secara matematis BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut: $ % &' $ ! ! ' ! &' $ !
" #
3) Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing adalah perbandingan antara total pembiayaan
bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan kepada debitur. Sedangkan kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Secara matematis NPF dapat dirumuskan sebagai berikut: (#)
4) Financing to Deposit Ratio (FDR)
$ % ! *+ , -, . $ % !
Financing to Deposit Ratio adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank. Secara matematis FDR dapat dirumuskan sebagai berikut: )/
$ % ! $0 + $1
- !
5) Net Interest Margin (NIM) NIM merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh bank dalam menggunakan aktiva produktif. Secara mtematis NIM dapat dirumuskan sebagai berikut: (23
4. Metode Analisis
!
'
!
!1 $4
$0 $5
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis panel data. Gujarati (2003) menyatakan bahwa untuk menggambarkan data panel secara singkat, misalkan pada data cross-section, nilai dari satu variabel atau lebih dikumpulkan untuk beberapa unit sampel pada suatu waktu dalam model data panel, unit cross-section yang sama disurvei dalam beberapa waktu. Persamaan model dengan
Profitabilitas Bank Syariah Pada Kondisi… (Nikmatus Sholihah & Jaka Sriyana)
9
menggunakan data panel merupakan gabungan dari data time-series dan cross-secton, maka modelnya dapat ditulis: Yit = 0 + 1 Xit + it i = 1, 2, …., n ; t = 1, 2, …, t dimana n adalah banyaknya observasi, dan t adalahbanyaknya waktu
(1)
Menurut Hsiao (1995) (dikutip dari Firmansyah, 2009) keunggulan penggunaan data panel dibandingkan dengan data time-series dan cross-section adalah: Dapat memberikan penelitian dengan jumlah pengamatan yang besar, menngkatkan degree of freedom (derajat kebebasan), data memilliki variabilitas yang besar dan mengurangi kolinearitas antara variabel penjelas, sehingga dapat menghasilkan ekonometri yang efisien. Dengan data panel, data lebih informasif dan lebih bervariasi dibandingkan dengan data time-series maupun data cross-section. Panel data dapat memberikan penyelesaian yang lebih baik dalam inferensi perubahan dinamis dibandingkan data cross-section. Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda, sehingga modelnya menjadi: Yit =
0i + iX1it + 2X2it + 3X3it +
4X4it + 5X5it + eit
(2)
Pada tahapan ini penulis akan membuat model regresi yang menggambarkan hubungan antara CAR, BOPO, NPF, FDR, dan NIM sebagai variabel bebas terhadap ROA sebagai variabel terikat, sehingga dapat digunakan untuk menafsirkan nilai variabel terikat apabila variabel bebasnya diketahui. Adapun model penelitian ini adalah sebagai berikut: ROAit =
0 + 1(CAR)it + 2(BOPO)it + 3(NPF)it + 4(FDR)it + 5(NIM)it + eit
(3)
Keterangan: ROAit = Return On Asset(dalam persen (%)) CARit = Capital Adequacy Ratio (dalam persen (%)) BOPOit= Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (dalam persen (%)) NPFit = Non Performing Financing (dalam persen (%)) FDRit = Financing to Deposit Ratio (dalam persen (%)) NIMit = Net Income Margin (dalam persen (%)) eit = error
Hasil Analisis Dan Pembahasan Deskripsi Data Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari berbagai sumber, yaitu laporan Bank Indonesia dan laporan keuangan masing-masing bank. Jenis data yang digunakan merupakan data panel yang terdiri dari tahun 2006-2013 yang mencakup tiga Bank Umum Syariah di Indonesia, yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan bukti empiris faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Uji Signifikansi Fixed Effect dan Common Effect, digunakan untuk memilih antara model Common Effect dengan Fixed Effect (Tabel 3). Pemilihannya dengan cara melihat nilai probabilitas F statistiknya. Tabel 3. Uji Signifikansi Fixed Effect dan Common Effect
10
Prosiding Seminar Nasional
Effects Test Cross-section F Cross-section Chisquare
Statistic 1.649379
d.f. (2,82)
Prob. 0.1985
3.549657
2
0.1695
Uji signifikansi Fixed Effect dan Common Effect ini menggunakan nilai probabilitas F statistik. Jika nilai probabilitas F statistiknya lebih kecil dari 5%, maka model yang digunakan adalah model Fixed Effect. Sebaliknya, jika nilai probabilitas F statistiknya lebih besar dari 5%, maka model yang digunakan adalah model Common Effect. Dari hasil analisis diperoleh nilai F statistik sebesar 1.649379 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.1985 dan tidak signifikan pada 5%, sehingga H1 ditolak dan menerima H0. Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa model yang tepat digunakan adalah model Common Effect. Sesuai dengan teori sebelumnya, jika pada uji signifikansi antara Fixed Effect dan Common Effect, model yang tepat adalah model Common Effect maka pengujian cukup pada tahap pertama, yakni uji Signifikansi Fixed Effect dengan common effect tanpa melakukan pengujian selanjutnya (Uji Hausman). Setelah melakukan uji Signifikansi Fixed Effect, maka dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengestimasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah model estimasi common Effect. Tabel 4. Hasil Estimasi Common Effect Dependent Variable: LOG (ROA) Variable Coefficient C 0.899847 LOG(CAR) 0.008021 LOG(BOPO) -0.125002 LOG(NPF) -0.202758 LOG(FDR) 0.067419 LOG(NIM) 0.141337 R-squared 0.169670 F-statistic 3.432909 Prob (F-statistic) 0.007162 a,b
Std. Error t-Statistic 0.531403 1.693342 0.068238 0.117545 0.068563 -1.823171b 0.091928 -2.205614a 0.071003 0.949513 0.066909 2.112395a Mean dependent var Durbin-Watson stat
Prob. 0.0941 0.9067 0.0718 0.0301 0.3451 0.0376 0.730430 0.889939
menunjukkan signifikansi pada sebesar 5% dan 10%.
Setelah melakukan uji Fixed Effect Test, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan model common effect. ROA yang akan diperoleh bank syariah sebesar 89,9847% dengan asumsi variabel bebas (CAR, BOPO, NPF, FDR dan NIM)-nya tidak ada, artinya ROA yang diperoleh oleh seluruh bank syariah tetap sebesar 89,9847% walaupun ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Pada CAR, nilai koefisiennya positif yaitu sebesar 0.008021, artinya jika CAR naik 1% maka akan menaikkan ROA seluruh bank syariah sebesar 0.8021%. Nilai koefisien BOPO sebesar -0.125002 yang bernilai negatif, artinya jika BOPO naik sebesar 1% maka akan menurunkan ROA seluruh bank syariah sebesar 12.5002%. Nilai koefisien NPF juga negatif, yaitu sebesar -0.202758, artinya jika NPF naik 1% maka akan menurunkan ROA seluruh bank syariah sebesar 20.2758%. Koefisien FDR bernilai positif, yakni sebesar 0.067419, artinya jika FDR naik sebesar 1% maka ROA seluruh bank syariah akan naik sebesar 6.7419%. Koefisien NIM juga bernilai
Profitabilitas Bank Syariah Pada Kondisi… (Nikmatus Sholihah & Jaka Sriyana)
11
positif, yakni sebesar 0.141337, artinya jika NIM naik sebesar 1% maka ROA seluruh bank syariah akan naik sebesar 14,134%. Dari uji t statistik, CAR dan FDR tidak mempengaruhi ROA pada bank syariah secara signifikan, sedangakan BOPO, NPF, dan NIM berpengruh signifikan terhadap ROA pada bank syariah hanya saja bedanya BOPO dan NPF berpengaruh signifikan negatif sedangkan NIM berpengaruh signifikan positif. CAR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adyani dan Sampurno (2011) yang mengindikasikaan bahwa bank lebih cenderung untuk menginvestasikan dananya dengan hati-hati dan lebih menekankan pada survival bank, sehingga CAR pada bank syariah tidak terlalu berpengruh terhadap ROA bank syariah. Hasil temuan ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sianturi (2012) dan Pratiwi (2012). BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA yang menunjukkan kesesuaian dengan penelitan yang dilakukan oleh Sianturi (2012), Adyani dan Sampurno (2011), Sudiyatno dan Suroso (2010), Nugroho (2011), Pratiwi dan Mahfud (2012), Restiyana dan Mahfud (2011), Rahman (2009), Nusantara (2009) dan Ayunigrum (2011). Hasil ini mengindikasikan bahwa teori yang menyatakan bahwa semakin kecil rasio BOPO maka kinerja bank semakin baik itu terbukti kebenarannya. NPF berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Adyani dan Sampurno (2011), Nugroho (2009), Pratiwi (2012), Rahman (2009), dan Nusatara (2009). Hal ini mengindikasikan bahwa teori yang dikemukakan oleh Arthesa (2009) yang menyatakan bahwa semakin tinggi rasio NPF, maka ancaman bank dari kredit bermasalah semakin besar itu sudah terbukti kebenarannya. FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA ini sesuai dengan penelitin terdahulu yang dilakukan oleh Sianturi (2012), Adyani dan Sampurno (2011), dan Suryani (2011). Hal ini disebabkan oleh pembiayaan pada bank syariah yang disalurkan kepada masyarakat relatif besar dan kurang memperhatikan tingkat pengembalian atas pembiayaan tersebut, sehingga FDR yang relatif besar belum tentu dibarengi dengan ROA yang besar pula. NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA ini sesuai penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Restiyana dan Mahfud (2011) yang mengindikasikan bahwa kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan bunga bersih berpengaruh terhadap tingkat pendapatan bank. Semakin besar bunga bersih yang dihasilkan bank maka profitabilitas bank yang ditunjukkan oleh besarnya ROA juga semakin besar. Dari uji F secara bersamaan CAR, BOPO, NPF, FDR, dan NIM berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Variasi variabel bebas (CAR, BOPO, NPF, FDR, dan NIM) dapat menjelaskan besarnya variabel terikat sebesar 16,97% dan sisanya sebesar 83.03% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Simpulan Dan Implikasi
Secara parsial, CAR dan FDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA pada bank syariah. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun CAR dan FDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA tetapi hasil penelitian ini masih sesuai dengan teori yang telah dikemukakan di atas yang meyatakan bahwa CAR dan NPF berpengaruh positif terhadap ROA. Secara parsial, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, NPF dan NIM berpengaruh secara signifikan terhadap ROA pada bank syariah. Yang membedakan ketiga variabel tersebut adalah koefisien pada Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan NPF bernilai negatif sedangkan koefisien pada NIM bernilai positif. Hal
12
Prosiding Seminar Nasional
ini berarti semakin besar rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan NPF pada bank syariah maka rasio ROA pada bank syariah akan semakin kecil dan sebaliknya semakin besar rasio NIM pada bank syariah maka rasio ROA pada bank syariah akan semakin besar pula. Secara bersamaan, CAR, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, NPF, FDR, dan NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA. pada bank syariah. Variasi variabel bebas (CAR, BOPO, NPF, FDR, dan NIM) mampu menjelaskan besarnya variabel terikat. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dilihat bahwa yang paling mempengaruhi besarnya ROA pada semua bank syariah adalah NPF dan pengaruhya negatif, yakni semakin besar rasio NPF maka akan menurunkan rasio ROA bank syariah. Dengan demikian diharapkan pengelola bank syariah lebih berhati-hati dalam memilih nasabah yang mengajukan pembiayaan pada bank syariah agar resiko pembiayaan bermasalahnya semakin kecil sehingga penurunan terhadap ROA tidak terlalu besar. Hasil ini juga bisa dilihat dari rasio FDR yang tidak signifikan yang disebabkan oleh besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan bank syariah kepada masyarakat tetapi tidak diimbangi dengan besarnya tingkat pengembalian atas pembiayaan tersebut. Pengelola bank syariah dalam menyimpan dana cadangan minimum sebaiknya juga jangan terlalu besar karena akan terdapat dana yang menganggur (idle fund) yang akan menghilangkan kesempatan untuk memperoleh laba, sehingga profitabilitas akan turun. Hal ini terbukti bahwa CAR yang menunjukkan rasio besarnya dana cadangan minimum terhadap aktifa produktif tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Ucapan Terima Kasih
Kedua penulis mengucapkan terima kasih kepada Pusat Pengkajian Ekonomi, Fakultas Ekonomi UII yang telah memberikan sebagian biaya penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Achmad, T. dan Kusno. 2003. “Analisis Rasio-Rasio Keuangan sebagai Indikator dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan Indonesia”. Media Ekonomi dan Bisnis, Vol XV, No 1, Juni, Hal 54-75 Adyani, L. R, Sampurno, D. 2011. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA)”. Jurnal Ekonomi Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang Almilia, L.S. dan Herdiningtyas, W. 2005. “Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002”. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 7, No. 2, pp. 131-147 Arifin, Z. 2009. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”. Azkia Publisher, Tangerang Arthesa, A. dkk. 2009. “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank”. PT. Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta Ayuningrum, A. P. 2011. “Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR terhadap ROA (Studi pada Bank Go Public yang Listed pada Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009”). Skripsi Ekonomi Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang Bank Indonesia .2009. “Laporan Perkembangan Perbankan Syariah”. Dalam http://www.bi.go.id
___________. 2010. “Laporan Perkembangan Perbankan Syariah”. Dalam http://www.bi.go.id
Profitabilitas Bank Syariah Pada Kondisi… (Nikmatus Sholihah & Jaka Sriyana)
13
___________ . 2013. “Statistik Perbankan Syariah July 2013”. Dalam http://www.bi.go.id Bank Muamalat Indonesi. 2013. “Laporan Triwulanan”. Dalam Bank
http:/www.muamalatbank.co.id
Syariah
Mandiri.
2013.
“Lapoan
http://www.syariahmandiri.co.id
Publikasi
Triwulanan”.
Dalam
Bank Syariah Mega Indonesia. 2013. “Laporan Publikasi”. Dalam http://www.bsmi.co.id Dendawijaya, Lukman. 2003. “Manajemen Perbankan”. Edisi ke-2. Ghalia Indonesia (anggota IKAPI), Jakarta Hidayatullah. 2011. “Penga ruh PDRB, Jumlah Penduduk, dan Inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi NTB Tahun 2005-2008”. Skripsi Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Hsio, C. 1995. “Analysis of Panel Data”. Cambridge University Press, Cambridge Ghozali, I. 2005. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS”. Cetakan ke IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Gujarati, D. N. (2003). “Basic Econometrics”. Mc Graw Hill, Inc, Singapore Hasbi, H. dan Haruman, T. 2011. “Banking: According to Islamic Sharia Concepts and Its Performance in Indonesia”. International Review of Business Research Papers, Vol. 7, No. 1, pp. 60 – 76. Hasibuan, M. 2007, “Dasar-Dasar Perbankan”. Edisi ke-5. Bumi Aksara, Jakarta. Jogiyanto. 2003. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. BPFE , Yogyakarta Kuncoro, M., dan Suhardjono. 2002. “Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi”. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta Mahardian, P. 2008. “Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ periode Juni 2002 – Juni 2007)”. Tesis Ekonomi Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang Muhammad, 2005. “Manajemen Bank Syariah”. UPP AMP YKPN, Yogyakarta Nugroho, A. W. 2011. “Analisis Pengaruh FDR, NPF KAP, dan PLO terhadap Return On Asset (Studi pada Bank Syariah di Indonesia periode 2006-2010)”. Jurnal Ekonomi Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang Nusantara. A. B. 2009. “Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingn Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007)”. Tesis Ekonomi Manajemen. Uniersitas Diponegoro, Semarang. Permatasari, A. D. 2012. “Analisis Pengaruh CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, GWM dan Institutional Ownership terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Bank Umum Konvensional Go Public di Indonesia Periode 2009-2011)”. Skripsi Ekonomi Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang Pratiwi, D. D, dan Mahfud, M. K. 2012. “Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR terhadap Retur On Asset (ROA) Bank Umum Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2005-2010)”. Skripsi Ekonomi Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang Rahman, T. 2009. “Analisis Pengaruh CAR, NIM, BOPO, LDR, NPL terhadap Perubahan Laba (Studi Kasus pada Bank Non Devisa di Indonesia periode 2003-2007)”. Tesis Ekonomi Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang Restiyana dan Mahfud, M. K. 2011. “Analisis Pengaruh CAR, BOPO, LDR, dan NIM terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi pada bank umum di Indonesia periode 2006-2010”. Jurnal Ekonomi Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang
14
Prosiding Seminar Nasional
Riyadi, S. 2006. “Banking Asets and Liability Management”. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Sianturi, M. R. R. 2012. “Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO terhadap Profitailitas Perbankan (Studi Kasus Bank Umum yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011)”. Skripsi Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanudin, Makassar Sudarsono, H. 2008. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi”. Penerbit Ekonisia, Yogyakarta Sudiyatno, B. dan Suroso, I. J. 2010. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Periode 2005-2008”). Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 2, No. 2 Sugiyono. 2011. “Metode Penelitian Bisnis”. CV Alvabeta, Bandung Suryani. 2011. “Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Volume 19, Nomor 1 Susilo, Y, dkk. 2000. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Cetakan Pertama. Salemba Empat, Jakarta Tarmidzi, A. dan Kusumo, W. K. 2003. “Analisis Rasio-rasio Keuangan Sebagai Indikator Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perbankan di Indonesia”. Media Ekonomi dan Bisnis, Vol. XV Taswan, 2010. “Manajemen Perbankan Konsep, Teknis & Aplikasi”. UPP STIM YKPN, Yogyakarta Undang-Undang Republlik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan Undang-Undang Republlik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Widarjono, Agus. 2009. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasiya”. Edisi Ketiga. Ekonisia, Yogyakarta Yuliani. 2007. “Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol. 5, No. 10, pp. 15-43
Profitabilitas Bank Syariah Pada Kondisi… (Nikmatus Sholihah & Jaka Sriyana)
Lampiran Tabel 1. Data Return on Assets(ROA) Seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2013
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II
Bank Muamalat Indonesia (%) 2,96 2,60 2,36 2,10 3,26 3,03 2,41 2,27 3,04 2,77 2,62 2,60 2,76 1,83 0,53 0,45 1,48 1,07 0,81 1,36 1,38 1,74 1,55 1,52 5,24 1,61 1,62 1,54 1,72 1,66
Nama Bank Bank Syariah Mandiri (%) 1,26 1,10 0,95 1,10 2,03 1,75 1,65 1,53 2,05 1,94 1,91 1,83 2,08 2,00 2,11 2,23 2,04 2,22 2,30 2,21 2,22 2,12 2,03 1,95 2,17 2,25 2,22 2,25 2,56 1,79
Bank Mega Syariah (%) -0,89 2,02 3,45 3,98 5,43 5,37 5,59 5,36 4,25 3,15 2,14 0,98 0,62 1,56 2,08 2,22 3,18 2,98 2,47 1,90 1,77 1,87 1,65 1,58 3,52 4,13 4,11 3,81 3,57 2,94
Sumber: Bank Indonesia, web resmi masing-masing bank, dan Pratiwi (2012)
15
16
Prosiding Seminar Nasional
Tabel 2. Data Capital Adequacy Ratio(CAR) seluruhBank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2013
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II
Bank Muamalat Indonesia (%) 16,88 15,08 14,50 14,23 14,85 12,66 11,23 10,69 11,46 9,57 11,76 10,82 12,10 11,16 10,82 11,10 10,48 10,03 14,53 13,26 12,29 1,57 12,36 12,01 12,06 14,54 13,24 11,70 12,02 13,50
Sumber: Bank Indonesia, (2013)
Nama Bank Bank Syariah Mandiri (%) 12,67 11,51 11,95 12,56 16,50 14,80 13,71 12,43 12,03 12,28 11,54 12,66 14,73 14,00 13,30 12,39 12,50 12,43 11,47 10,60 11,88 11,24 11,06 14,57 13,91 13,66 13,15 13,82 15,23 14,16
Bank Mega Syariah (%) 9,99 9,20 9,10 8,30 9,32 10,72 11,58 12,91 17,56 18,14 15,51 13,47 12,04 11,45 11,06 10,96 12,14 12,11 12,36 13,14 15,07 14,75 13,77 12,03 12,90 13,08 11,16 13,51 13,49 13,01
Profitabilitas Bank Syariah Pada Kondisi… (Nikmatus Sholihah & Jaka Sriyana)
17
Tabel 3. Data Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2013
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II
Bank Muamalat Indonesia (%) 79,29 81,37 82,69 84,69 77,69 84,52 82,09 82,75 75,76 78,05 78,73 78,94 78,10 86,33 95,71 95,50 87,58 90,52 89,33 87,38 84,72 85,16 86,54 85,52 85,66 84,56 84,00 84,48 82,07 82,79
Sumber: Bank Indonesia, (2013)
Nama Bank Bank Syariah Mandiri (%) 90,28 89,44 91,55 90,66 76,49 79,56 80,96 81,34 86,60 77,89 78,13 78,71 72,05 73,88 74,05 73,76 74,66 73,15 71,84 74,97 73,07 74,02 73,85 76,44 70,47 70,11 71,14 73,00 69,24 81,63
Bank Mega Syariah (%) 106,76 89,73 82,62 79,44 70,19 69,64 67,78 67,84 71,56 68,02 75,66 89,03 93,66 86,59 85,10 84,42 81,19 82,96 85,92 88,86 90,03 89,49 90,79 90,80 80,03 77,30 76,89 77,28 77,48 81,41
18
Prosiding Seminar Nasional
Tabel 4. Data Non Performing Financing (NPF)
seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2013 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II
Bank Muamalat Indonesia (%) 2,27 3,89 4,43 5,76 3,67 4,89 6,59 2,96 3,24 4,82 4,93 4,33 6,41 3,95 8,86 4,73 6,59 4,72 4,20 4,32 4,71 4,32 4,53 2,60 2,83 2,73 2,21 2,09 2,02 2,19
Nama Bank Bank Syariah Mandiri (%) 4,72 4,35 6,80 6,94 7,98 8,04 7,24 5,64 5,36 5,08 5,01 5,66 5,81 5,35 5,87 4,84 4,08 4,13 4,17 3,52 3,30 3,49 3,21 2,42 2,52 3,04 3,10 2,82 3,44 2,90
Bank Mega Syariah (%) 0,55 0,86 0,95 1,35 1,95 1,19 1,71 1,00 1,06 1,89 1,85 1,50 1,72 1,36 1,60 2,08 2,98 3,01 3,89 3,52 4,29 3,84 3,78 3,03 2,96 2,88 2,86 2,67 2,83 3,67
Sumber: Bank Indonesia, web resmi masing-masing bank, dan Pratiwi (2012)
Profitabilitas Bank Syariah Pada Kondisi… (Nikmatus Sholihah & Jaka Sriyana)
19
Tabel 5. Data Financing to Deposit Ratio (FDR) seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2013 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II
Bank Muamalat Indonesia (%) 92,00 91,24 87,29 83,60 90,51 97,06 102,87 99,16 95,25 102,94 106,39 104,41 97,93 90,27 92,93 85,82 99,47 103,71 99,68 91,52 95,82 95,71 92,45 85,18 97,08 99,85 99,96 94,15 102,02 106,44
Sumber: Bank Indonesia, (2013)
Nama Bank Bank Syariah Mandiri (%) 87,96 93,68 95,43 90,18 87,24 95,45 94,01 92,72 90,83 89,49 99,11 87,07 86,85 87,03 87,93 83,07 89,12 85,16 86,31 82,54 84,06 88,52 89,86 86,03 87,25 92,21 93,90 94,40 95,61 94,22
Bank Mega Syariah (%) 103,12 100,68 100,61 99,54 97,12 98,83 93,68 86,08 90,26 81,76 81,16 79,58 90,23 85,20 82,25 81,39 92,43 86,68 89,11 78,17 79,20 81,48 83,00 83,08 84,90 92,09 88,03 88,88 98,37 104,19
20
Prosiding Seminar Nasional
Tabel 6. Data Net Income Margin (NIM) seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2013 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I
Bank Muamalat Indonesia (%) 7,59 6,77 8,59 6,10 8,27 13,87 8,43 7,60 8,26 8,41 8,31 7,42 6,75 6,69 6,09 5,15 6,39 6,32 6,44 5,24 4,88 5,22 6,09 5,01 4,40 4,11 4,51 4,64 4,61
2013 Sumber: Bank Indonesia, (2013)
Nama Bank Bank Syariah Mandiri (%) 4,95 5,16 5,78 5,56 6,93 6.63 6,8 6,31 7,02 6,83 6,89 6,73 6,01 6,02 6,47 6,62 6,17 6,23 6,39 6,57 5,96 5,89 6,90 7,48 6,88 6,80 7,00 7,25 7,09
Bank Mega Syariah (%) 4,35 7,00 8,07 8,20 9,04 8,76 9,03 8,95 8,31 7,85 7,58 6,86 7,12 9,07 10,46 11,38 14,94 15,13 15,45 15,49 16,13 16,14 15,76 15,33 14,37 14,70 14,65 13,94 11,66