PROFIL TUAKNG KREDIT DI DESA PANUMBANGAN KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS
H. Nandang Hendriawan 2 (
[email protected]) Novi Agnathia Dwisa1 (
[email protected])
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
ABSTRAK NOVI AGNATHIA DWISA 2015. Profil Tukang Kredit di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya tukang kredit di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis yang melakukan mobilitas penduduk ke luar daerah. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan profil tukang kredit di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Untuk mengetahui prilaku keruangan tukang kredit di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Pertanyaan penelitian adalah bagaimana latar belakang dan riwayat hidup tukang kredit, bagaimana kondisi sosial ekonomi tukang kredit di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, lokasi terjauh yang sering dikunjungi untuk menyalurkan barang dagangan, bagaimana frekuensi penyaluran barang dagangan dilakukan tiap atau dalam berapa bulan. Dalam penelitian ini digunakan metode deskripsi kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, studi litelatur, dan studi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulakan bahwa secara keseluruhan profil tukang kredit memiliki keterampilan yang didapat, tidak didapat dari pendidikan formal melainkan didapat dari turun-temurun dari keluarga mereka, faktor yang menyebabkan tukang kredit melakukan mobilitas penduduk karena faktor turun-temurun, keadaan ekonomi, untuk memperbaiki kehidupan mereka agar lebih sejahtera. Keberadaan Tukang Kredit di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat di Desa Panumbangan. Tukang Kredit dari Desa Panumbangan melakukan mobilitas ke berbagai wilayah dan jarak yang luas bahkan menjangkau hingga ke luar Pulau Jawa. Dominan lokasi tempat menyalurkan barang dagangan tersebar di Pulau Sumatera seperti :
Lampung, Bengkulu, Jambi dan Palembang. Rata-rata jarak yang ditempuh dalam menyalurkan barang sejauh 100 Km sampai 500 Km dengan frekuensi beragam dan didukung oleh sarana transportasi berupa mobil, truck, puso serta sepeda motor. Kata Kunci : Profil Tukang Kredit
ABSTRACK NOVI AGNATHIA DWISA 2015. Profile of the creditor in Panumbangan Region of Panumbangan Subdistrict of Ciamis Regency. Geography Education Department of Faculty of Educational Sciences and Teachers’ Training Siliwangi University Tasikmalaya. Background of this research is caused by many creditors in Panumbangan Region of Panumbangan Subdistrict of Ciamis Regency which is doing citizen mobility to other district. The aim of this research is to describe the profile of the creditors at Panumbangan Region of Panumbangan Subdistrict of Ciamis Regency. To know the behaviour financial of the creditor in Panumbangan Region of Panumbangan Subdistrict of Ciamis Regency. The research questions are how is the background and curriculum vitae of the creditor, How is the social economy condition of the creditor in Panumbangan Region of Panumbangan Subdistrict of Ciamis Regency, the most far location that is often visited to distribute the merchandise, How is the frequency of the merchandise distribution every month. Descriptive qualitative method is used in this research by using the accumulation of data observation technique, interview, literary study, and documentation study. Based on the research result, it can be concluded that all of the creditors have the skills that is get not from the formal education but they can get it from their family, the factors caused the creditors doing citizen mobility are the factors of the family, economy condition, to make their life more prosperous. The existence of the creditors in Panumbangan Region of panumbangan Subdistrict of Ciamis Regency has influence to social economy condition of the society at Panumbangan Region. The creditors of Panumbangan Region is doing the mobility to various districts and reaching out to the outside of java island. Location of merchandise distribution is scattered to another districts such as : Banten, Jakarta, Tangerang, Lampung, Bengkulu, Jambi and Palembang. The average distance that is reached to distribute the merchandise is 100 KM until 500 KM by various frequency and supported by various transportation like car, truck, puso, and motor cycle. Keyword : Profile of the creditor.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Masyarakat Indonesia yang homogen dan dinamis selalu ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari kehidupan yang didapatkannya sekarang. Lingkungan pertama yang menentukan kualitas sumber daya manusia adalah keluarga. Kota dijadikan daerah tujuan oleh masyarakat pedesaan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dan kecenderungan menimbulkan arus urbanisasi yang deras. Dan adapun yang menjadi pilihan pekerjaan diluar sektor pertanian adalah menjadi pedagang, yang salah satunya upaya peningkatan ketahanan ekonomi keluarga di Desa Panumbangan dalam menuju keluarga sejahtera adalah usaha tukang kiridit (mindring). Mata pencaharian utama di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis sebagian besar adalah menekuni sebagai tukang kredit. Dengan menekuni profesi sebagai tukang kredit merupakan salah satu upaya peningkatan ketahanan ekonomi dalam menuju keluarga sejahtera. Seperti halnya di Desa Panumbangan kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, berdasarkan data yang diperoleh bahwa hamper mencapai 50 % dari kepala keluarga menekuni sebagai tukang kredit. Tukang
kredit
(mindring)
di
Desa
Panumbangan
Kecamatan
Panumbangan Kabupaten Ciamis, awalnya tidak dapat dipastikan dari mana mulai berkembangnya, sehingga bagaikan tradisi turun menurun yang dikenalkan kepada masyarakat. Kegiatan ini semakin banyak menarik warga masyarakat, Selain karena faktor tradisi juga, karena pada sekarang ini bidang pekerjaan
informal semakin sedikit, justru pekerjaan sebagai tukang kredit ini yang dikategorikan sebagai pekerjaan informal membuka kesempatan kerja yang sangat luas bagi masyarakat. Sehingga mengalir begitu saja perkembangan profesi tukang kredit. Tujuan tukang kredit didasarkan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut oleh suatu negara yang bersangkutan, yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu, pemberian kredit dimaksud untuk memperoleh keuntungan. Dalam migrasi tukang kredit (mindring), faktor ekonomi menjadi faktor pendorong yang paling menonjol, tetapi tentunya faktor ini tidak berdiri sendiri, apalagi kalau kita lihat dari gejala sosial sebagai tukang kiridit ini sangat menonjol
di Desa Panumbangan . Terdapat beberapa faktor lain yang turut
menjadi motif pendorong dalam perjalanan sejarah perkembangan migrasi tukang kredit, antara lain faktor sosial budaya, keresahan politik, dan faktor demografis. Dengan demikian bermigrasi bagi tukang kredit merupakan tuntutan demi hidup, serta sekaligus sebagai identitas diri mereka yang terpatri melalui proses historiskultural. Prilaku keruangan tukang kredit di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis berdasarkan data kebanyakan tersebar luas di Pulau Sumatera seperti Bengkulu, Palembang, Jambi dan Lampung. mereka melakukan mobilitas bertujuan untuk mencari konsumen agar mendapat penghasilan yang lebih besar dari daerah asal mereka.
Keberadaan tukang kredit memberi pengaruh bagi masyarakat Desa panumbangan sebagai mengatasi masalah pengangguran yang mewujudkan melalui penciptaan lapangan kerja sehingga profesi tukang kredit di Desa Panumbangan sudah mebudaya dan merupakan warisan turun temurun antar generasi. Dan dapat membantu dana untuk pembangunan fisik yang berkaitan dengan pembangunan sarana/prasarana seperti pembangunan madrasah diniyah biasanya lahannya merupakan sumbangan dari tukang kredit. Semakin mapan kondisi perekonomian tukang kredit, sumbangan dana yang diberikan semakin besar pula. Tukang kredit di Desa Panumbangan memiliki karakteristik tersendiri, karena memiliki system beruntun dalam proses pengkreditannya, system tersebut berdasarkan kapasitas modal yang dimiliki. Dimulai dari si tukang kreditnya, pedagang tukang kredit hingga buruh pedagang yang langsung terjun kelapangan. Ketiga tingkatan tersebut memiliki aktivitas yang berbeda sehingga tukang kredit di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis memiliki khas tersendiri. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan profil tukang kredit di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. 2. Untuk mengetahui prilaku keruangan tukang kredit di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan metode ini, pengkajian yang dilakukan dipusatkan pada persoalan yang terjadi pada saat sekarang yang aktual dan didasarkan bahwa penulis mencoba memberikan gambaran yang lebih jelas tentang profil tukang kredit Di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. PEMBAHASAN 1. Profil Tukang Kredit 1) n memperoleh kesempatan untuk memberbaiki taraf hidup Pada dasarnya kehidupan para tukang kredit tidak lepas dari hakekatnya sebagai manusia berbudaya. Pada masyarakat sederhana bagaimanapun, interaksi sosial, tuntutan kebutuhan, tantangan alam, dan tantangan kehidupan pada umumnya selalu melekat pada diri masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu pertumbuhan dan perkembangan karya, cipta, dan karsa selalu terjadi. Dengan kata lain pada masyarakat tukang kredit berkembang kebudayaan yang menjadi ciri dan jati dirinya. Secara demografis, masyarakat selalu tumbuh dan berkembang. Akibatnya, kebutuhan hidupnya pun juga berkembang. Dengan keberagaman kebudayaan seperti kebiasaan dan prilaku akan menandakan ciri khas atau karakter yang dimilikinya. Sebagaimana dengan kehidupan keempat informan tukang kredit di Desa Panumbangan kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis.
Adapun beberapa unsur-unsur kebudayaan yang dimiliki oleh para tukang kredit dalam kesaharianya melakukan pekerjaan tersebut. Kluckhohn (Koentjaraningrat, 2009:165) berpendapat bahwa ada tujuh unsur kebudayaan sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan didunia, diantaranya: a. Bahasa b. Sistem Pengetahuan c. Organisasi Sosial d. Sistem Peralatan e. Sistem Religi f. Kesenian Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa disuatu daerah berbeda dengan daerah lainnya dan mempunyai karakteristik tertentu disetiap daerah. Disini tukang kredit pada awalnya menggunakan bahasa sunda, akan tetapi setelah melakukan adaptasi mereka sudah mulai terbiasa dengan bahasa yang sesuai dengan daerah tujuan seperti bahasa Jawa, bahasa Indonesia. Sistem Pengetahuan, Pengetahuan ini bisa didapat dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain, yang nantinya akan saling terkait dan dapat dijadikan pedoman bagi orang lain. Disini pengetahuan yang mereka miliki adalah pengetahuan dalam dagang yang baik, caranya tagihan dengan berdeda-beda cara yang bisa dilakukan sesuai keterampilan masing-masing. Organisasi Sosial, Suatu masyarakat tentunya memiliki organisasi sosial didalamnya, baik formal maupun informal. Organisasi sosial ini
membantu masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Organisasi sosial ini memiliki tujuan tertentu yang telah dibentuk, misalkan untuk kegiatan tertentu yang telah direncanakan didalamnya. Organisasi sosial juga bermanfaat bagi masyarakat untuk bersilaturahmi didalamnya. Sistem Peralatan, Sistem perlatan hidup dan teknologi dalam suatu masyarakat biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat tersebut baik kebutuhan individu ataupun kebutuhan kelompok. Peralatan dan teknologi yang dimiliki oleh tukang kredit antara lain barang yang didagangkan dan alat transportasi yang digunakan untuk menyalurkan barang dagang ke daerah tujuan dan penyaluran langsung ke konsumen. Sistem ini sangat berkaitan erat dengan aktivitas manusia yaitu perekonomian, manusia berusaha atau melakukan perekonomiannya untuk menunjang keberlangsungan hidupnya. Mata pencaharian suatu daerah akan berbeda dengan daerah lainnya, karena memang menyesuaikan dengan keadaan alam dan kondisi sosial masyarakat tersebut yang nantinya akan menjadi budaya dalam hidupnya. Mata pencaharian sebagai tukang kredit pada umunya merupakan tradisi turun-temurun di Desa Panumbangan. Sistem Religi, Sistem ini berkaitan dengan sistem keyakinan dan gagasan-gagasan tentang tuhan, dewa-dewa, ruh-ruh halus, neraka, surga juga berbagai bentuk upacara-upacara keagamaan, ketiga informan ini menganut agama yang sama yaitu Islam.
Menurut Koentjaraningrat (2009:263-269). Teknologi pada hakekatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu : 1. Alat-alat produksi 2. Senjata 3. Wadah 4. Makan dan minum 5. Pakaian dan perhiasan 6. Tempat berlindung dan perumahan 7. Alat-alat transportasi Didalam kebudayaan mengatur bagaimana manusia tersebut bertindak, menentukan sikap jika berhubungan dengan orang lain yaitu struktur normatif. Dalam profil tukang kredit, Alat-alat produktif. yang menjadi keterkaitan pada poin pertama alat-alat produktif adalah sarana yang menjadi fungsi pada saat aplikasi dilapangan sebagai tukang kredit diantaranya adalah barang yang akan dijual oleh marketing atau karyawan atau buruh yang bekerja sebagai tukang kredit, kemudian sarana yang di perlukan oleh tukang kedit adalah sarana tempat tinggal. a. Senjata Poin kedua yang menjadi senjata adalah dimana modal yang menjadi peran utama, karena dengan modal yang besar barang yang akan didagangkan meruakan penunjang paling utama, karena semakin banyak barang semakin banyak yang membeli akan semakin melipat keuntungan
yang di dapat, begitupun sebaliknya apabila modal yang dimiliki kurang maka hasil yang di dapat tidak akan sesuai denga target. b. Wadah Pada poin ke tida yang di maksudkan dengan wadah disini memiliki keterkaitan terhadap tukang kredit, karena dengan adanya usaha kredit di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, memberikanlapangan pekerjaan bagi masyarakat sekita yang tidak memiliki pekerjaan dan masyarakat yang tdak memiliki modal yang ingin membuka usaha, usaha kredit ini menjadi wadah bagi masyarakat yang kurang mampu untuk memulai usaha. c. Makanan dan minuman Dengan adanya usaha kredit Masyarakat yang bekerja di budang kredit dapat memenuhu kebutuhan pangan, memberikan nafkah pada anak dan istrinya, dalam arti memberikan kehidupan dan dapat menyamung hidup. d. Pakaian dan perhiasan Di zaman modern sekarang ini tidak dapat lepas dari gaya hidup sebagai masyarakat mengikuti tren yang muncul selaras berjalannya waktu, dengan adanya usaha kredit dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan gaya hidup. e. Tempat berlindung dan perumahan Seperti yang telah di paparkan dalam latar belakang bahwa tukang kredit menyebar ke setiap pelosok dan dan memerlukan hunian, sebagai
tempat untuk beristirahat dan berunding untuk hasil yang telah di dapat satuhari pemasara. f. Alat-alat transport sarana transportasi untuk berdagang dengan menyewa pada masyarakat setempat, memiliki pengaruh untuk mempercepat perdagangan agar memenuhi target dan income yang didapat terperinci secara detile. 2. Prilaku Keruangan Tukang Kredit di Desa panumbangan Prilaku keruangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pergerakan dan perpindahan yang dilakukan tukang kredit dari satu tempat ke tempat yang lain dalam upayanya untuk memasarkan barang yang mereka dagangkan. Mobilitas yang dilakukan tukang kredit Desa Panumbangan mencakup wilayah dan jarak yang luas hingga menjangkau luar Pulau Jawa. Namun domisili ptilaku keruangan tukang kredit di Desa Panumbangan adalah Pulau Sumatera seperti Bengkulu, Palembang, Lampung dan Jambi. Sperti perihal menetap atau tidaknya di lokasi menyalurkan barang ratarata menetap sementara (non permanen) atau sering disebut (sirkuler), pergerakan atau perpindahan penduduk dari suatu tempat ketempat lain dilakukan secara rutin, menginap ditempat tujuan dan pulang secara tetap ketempat asal namun tidak keinginan untuk menetap ditempat tujuan. Mobilitas ini sering disebut migrasi musiman atau termasuk migrasi Interenal. Dari hasil penelitian responden yang diteliti lokasi tempat menyalurkan barang dagangan yang dilakukan tersebar diberbagai daerah seperti Cianjur, Jakarta, Banten, Lampung, Bengkulu, Jambi, Palembang. Namun pada saat ini
yang mendominasi tersebar di Pulau Sumatera. Seperti : Palembang, Bengkulu, Jambi dan Lampung. Frekuensi penyaluran barang yang dilakukan responden para tukang kredit yang diteliti rata-rata sesuai jarak yang ditempuh. Misalkan untuk penyaluran barang ke Luar Pulau Jawa bisa mencapai 7-9 perbulan bahkan satu tahun, lain halnya untuk penyaluran barang ke Luar Propinsi seperti Jakarta, Banten, Tanggerang mecapai kurun waktu 4 -6 perbulan. Dengan frekuensi yang beragam sehingga didukung oleh sarana alat transportasi yang digunakan dalam menyalurkan Barang rata-rata sesuai jarak lokasi yang ditempuh. Untuk mengirim barang ke tempat tujuan seperti Luar Pulau Jawa menggunakan puso dan truck dan ke Luar Propinsi menggunakan dengan Mobil bok. Dan untuk menyalurkan barang dagangan langsung ke konsumen biasanya menggunakan sepeda motor. Rata-rata yang ditempuh untuk menyalurkan barang dagangan langsung ke konsumen antara 1-500 Km. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Profil Tukang Kredit di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis a. Keterampilan yang didapat oleh para tukang kredit tidak didapat dari pendidikan formal melainkan didapat dari turun-temurun dari keluarga mereka. b. Tukang Kredit di Desa Panumbangan memiliki system beruntun berdasarkan
kapasitas
modal
yang
dimiliki,
sehingga
memiliki
tingkatannya. Yaitu tingkatan pertama adalah tukang kredit yang memiliki modal besar dengan modal sekitar Rp. 500.000.000 , tingkatan menengah yaitu pedagang tukang kredit dengan modal sedang dibawah Rp. 200.000.000 dan tingkatan yang ketiga adalah buruh pedagang tukang kredit, Ia tidak mengeluarkan modal karena ditanggung oleh si pedagang tukang kredit. c. Pendidikan terakhir rata-rata para tukang kredit pada umumnya dibawah Sekolah Menengah Atas. d. Mayoritas Agama para tukang kredit adalah menganut Agama Islam. e. Menjadi Tukang Kredit tidak begitu saja menjadi tukang kredit namun diberi pengarahan terlebih dahulu oleh pedagang tukang kredit yang telah berpengalaman, dari mulai tata cara menyalurkan barang yang baik dan benar, keterampilan untuk berdagang, tata cara menagih tagihan. Segala sesuatunya di pelajari dan
memerlukan proses untuk menjadi tukang
kredit. f. Rata-rata penghasilan keluarga tingkat atas, diatas Rp. 20.000.000,00 perbulan, untuk keluarga menengah Rp. 15.000.000 – Rp. 20.000.000 perbulan, untuk keluarga kecil diatas Rp. 5.000.000,00. g. Keberadaan
Tukang
Kredit
di
Desa
Panumbangan
Kecamatan
Panumbangan Kabupaten Ciamis sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat di Desa Panumbangan. 2. Prilaku Kekurangan Tukang Kredit di Desa Panumbangan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
Tukang kredit dari Desa Panumbangan melakukan mobilitas berbagai wilayah dan jarak yang luas bahkan menjangkau hingga ke luar Pulau Jawa. Lokasi tempat menyalurkan barang dagangan kebanyakan tersebar di Pulau Sumatera seperti : Lampung, Bengkulu, Jambi dan Palembang. Rata-rata jarak yang ditempuh dalam menyalurkan barang sejauh 100 Km sampai 500 Km dengan frekuensi beragam dan didukung oleh sarana transportasi berupa mobil, truck, puso serta sepeda motor. Saran-saran Setelah penulis menguraikan skripsi ini, penulis mencoba mengemukakan saran-saran yang sekiranya dapat menunjang terciptanya tujuan, terciptanya Tukang kredit yang berkualitas, diantaranya : 1. Bagi Tukang Kredit a. Terus berusaha untuk menjadi tukang kredit yang berkualitas dengan cara menjadi tukang kredit yang jujur b. Untuk mengembangkan usaha perkreditan ini, maka sudah sepantasnya jika para tukang kredit berhimpun dalam satu wadah organisasi yang lebih profesional 2. Bagi Peneliti Lanjut a. Agar diteliti profil tukang kredit dalam topik dan kajian yang lebih mendalam. DAFTAR PUSTAKA Mutakin, Awan,. 2000. Masyarakat Indonesia Dalam Dinamika. Bandung: Buana Nusa Bandung. Thomas, Suyatno. 1993. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.