Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010
Wasilah, Sitogenetik Kromosom Y
PROFIL SITOGENETIK KROMOSOM Y PADA LAKI-LAKI NORMAL Siti Wasilah 1
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Normal prenatal developments of male and female genitalia are very complicated. Some crucial loci on Y chromosome have a role in normal sexual development. Descriptive study about cytogenetics profile of Y chromosome presented in 30 normal male was done using G-banding and C-banding techniques to described the mean length and heterochromatin profile of y chromosome. Cytogenetics method using Gbanding show 30 male with normal karyotype (46,XY) and there is no structure aberration of Y chromosome, the mean length of Y chromosome in normal male was 2,54 µm (SD 0.31). Heterochromatin profile of Y chromosome analyzed by C-banding technique show that all normal male has C-band positive. Key words: cytogenetics profile, Y chromosome, normal male
menjadi seorang wanita dan sebaliknya
PENDAHULUAN Perkembangan prenatal organ genital
seorang dengan kariotipe 45, X yang disertai
memerlukan peran krusial dari kromosom
insersi SRY akan berfenotip seperti seorang
Y1,2. Kromosom Y adalah
kromosom
laki-laki. Aberasi struktural kromosom Y
terkecil pada manusia yang diperlukan untuk
pada penderita ambigus genitalia yang
perkembangan seksual dan spermatogenesis
pernah dilaporkan adalah kromosom cincin,
karena mengandung sejumlah lokus krusial
disentrik,
yang berperan dalam perkembangan seksual
kromosom Y, dan delesi sebagian besar
1
normal .
Faktor transkripsi pada lengan
pendek
kromosom
penting
dalam
(SRY),
lengan
pendek
lengan panjang kromosom Y5,6,7. Sejumlah
berperan
kasus dengan delesi kromosom Y yang
testis.
pernah dilaporkan, menimbulkan dugaan
Sedangkan, gen-gen pada regio eukromatik
bahwa kromosom ini memiliki kerentanan
lengan
(Yq11)
untuk kehilangan spontan materi genetik
berperan dalam spermatogenesis normal
yang dikandungnya. Delesi kromosom dapat
yaitu azoospermia factors yang terdiri atas
terjadi karena beberapa mekanisme berikut,
panjang
Y
isodisentrik
pembentukan
kromosom
Y
3,4
AZFa, AZFb, dan AZFc . Struktur
kromosom
yaitu: aberasi rekombinan antara daerah Y
diduga
homolog atau sejumlah sekuen yang mirip
mempunyai pengaruh terhadap fenotip seks
antara
secara tidak langsung1,3. Beberapa laporan
rekombinan
kasus
pada
pertukaran sister chromatid yang tidak
individu-individu dengan anomali fenotip
seimbang, atau penyisipan pada saat replikasi
seks mendukung hal ini. Mutasi pada regio
DNA8.
abnormalitas
kromosom
Y
kromosom
X
dan
Y,
intrakromosomal
aberasi karena
determinasi seksual (SRY) kromosom Y
Penelitian terdahulu pada beberapa
dapat menyebabkan seorang individu XY
kelompok ras telah melaporkan tentang
69
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010
Wasilah, Sitogenetik Kromosom Y
ukuran kromosom Y yang bervariasi di
profil sitogenetik kromosom Y pada laki-laki
antara berbagai individu dan populasi etnik
normal diharapkan bisa menjadi alternatif
yang berbeda9. Secara sitogenetik, ukuran
aspek sitogenetik yang dapat dianalisa dan
kromosom Y mendekati ukuran kromosom
menjadi dasar acuan untuk menganalisa
22, walaupun seringkali ukuran kromosom Y
abnormalitas kromosom Y pada kasus-kasus
10
dengan anomali fenotip seks. Berdasarkan
lebih besar . Ukuran kromosom Y pada berbagai
hal ini maka dilakukan penelitian untuk
fenotip ambigus genitalia tampaknya juga
mengetahui profil sitogenetik kromosom Y
bervariasi. Pada kasus ambigus genitalia
pada
dengan delesi dan duplikasi lengan panjang
bertujuan untuk mengetahui gambaran profil
kromosom Y, ditemukan panjang kromosom
sitogenetika kromosom Y, meliputi analisa
Y dalam batas normal tetapi dengan C-band-
adanya aberasi struktur dan pengukuran
negatif. Hal ini diduga karena adanya delesi
panjang kromosom Y, serta analisa profil
regio
regio heterokromatin kromosom Y pada laki-
heterokromatin
lengan
panjang
kromosom Y sekaligus duplikasi regio
laki-laki
normal.
Penelitian
ini
laki normal.
eukromatin lengan pendek kromosom Y penderita11.
Preliminary
study
yang
dilakukan di Pusat Riset Biomedik FK
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Pusat Riset
UNDIP untuk mengukur panjang kromosom
Biomedik FK
UNDIP,
Y pada 20 orang bukan penderita ambigus
Februari 2007 sampai dengan Mei 2008.
genitalia, memperlihatkan panjang rata-rata
Penelitian ini menggunakan metode dekriptif
2,88µm dan simpang baku 0,53.
dengan
sampel
yang
Semarang, dari
diambil
secara
Sebagaimana telah diketahui bahwa
consecutive random samplings sebanyak 30
pada kromosom Y terdapat faktor penentu
orang. Laki-laki normal yang datang ke Pusat
fertilitas (gen AZFa, AZFb, dan AZFc),
Riset Biomedik FK UNDIP dan bersedia
maka diduga laki-laki dewasa normal tidak
menjadi subyek penelitian diminta data status
mengalami kelainan pada gen ini sehingga
marital dan fertilitasnya.
memiliki kromosom Y yang normal secara
Bahan yang
digunakan yaitu darah
struktural. Laki-laki dewasa normal yang
penderita masing-masing sebanyak 5 cc
mengandung kromosom Y normal pada sel
dalam tabung heparin, media MEM, PHA,
tubuhnya dapat ditunjukkan dengan tidak
FBS, colcemid, thymidin, KCL 0.075M, serta
adanya riwayat infertilitas primer maupun
larutan carnoy’s untuk proses preparasi
sekunder.
kromosom.
Pengecatan
G-banding
Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam
menggunakan reagen – reagen berikut: H2O2
kondisi sarana pemeriksaan sitogenetik dan
30%, larutan Trypsin 1% stok dalam buffer
molekuler yang masih terbatas, deskripsi
Hanks, larutan buffer Hanks (HBSS) pH 6,8-
70
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010
Wasilah, Sitogenetik Kromosom Y
7,2, dan phosphate Buffer Saline (PBS) pH 6,8.
Pengecatan C-banding menggunakan
reagen-reagen berikut: HCl 0,2 N, 5% Ba(OH)2 ; 5 g Ba(OH)2 dalam 100mL aqua
- Pada kromosom 10 terdapat split antara 10q21, 10q23, dan 10q25 - Pada kromosom 7, 7q33 dan 7q35 terlihat dengan jelas
bidest, 2 x SSC (0.3M sodium klorid, 0.03
- Pada kromosom 22, 22q13.2 dapat terlihat.
M sodium sitrat, pH 7.0): 17.53 g NaCl dan
Analisa profil regio heterokromatin
8.82 sodium sitrat dalam 1 L aqua bidest, dan
kromosom Y dilakukan pada metafase hasil
Cat Giemsa 2% dalam buffer fosfat pH 6.8.
pengecatan
C-banding
dengan
cara
Pemeriksaan sitogenetik konvensional
mengamati bagian bawah lengan panjang
dilakukan dengan menggunakan limfosit
kromosom Y yang berwarna gelap. Ada atau
darah
tidaknya bagian bawah lengan panjang
perifer
dari
subyek
penelitian.
Pembuatan kariotip dilakukan dengan teknik
kromosom
pengecatan
dinyatakan sebgai C-band positive atau c-
G-banding
dan
C-banding.
Kariotip dari hasil pengecatan G-banding
Y
yang
berwarna
gelap
band negative.
digunakan untuk menganalisa adanya aberasi
Data penelitian ini disajikan secara
struktur dan mengukur keseluruhan panjang
deskriptif, meliputi hasil kariotipe dan analisa
kromosom Y. Analisa struktur kromosom Y
struktur kromosom Y. Data ukuran panjang
dilakukan pada 8 metafase dan menghitung
kromosom Y dari seluruh sampel dihitung
20 metafase, jika ditemukan mosaic maka
reratanya, selanjutnya ditampilkan dalam
penghitungan
tabel distribusi frekuensi meliputi kariotipe,
dilanjutkan
hingga
40
metafase.
rerata panjang kromosom Y dan profil regio
Ukuran panjang kromosom Y adalah keseluruhan
panjang
kromosom
yang
meliputi lengan panjang dan lengan pendek kromosom Y, dinyatakan dalam satuan mikrometer (µm). dengan
Pengukuran dilakukan
menggunakan
program
heterokromatin kromosom Y.
Leica
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kariotip dan ukuran panjang kromosom
Y
pada
subyek
penelitian
ditampilkan pada Tabel 1. Pengukuran
CW4000 pada 3 metafase berbeda hasil
panjang
pengecatan
memenuhi
metafase yang memenuhi kriteria banding
kriteria banding level 550 berdasarkan
level 550. Contoh kariotipe dari hasil
G-banding
yang
indikator kualitas banding ISCN, yaitu:
12
kromosom
pewarnaan
- Pada lengan panjang kromosom 18 (18q)
Y
G-banding
dilakukan
yang
pada
memenuhi
kriteria banding level 550 disajikan pada Gambar 1.
terdapat 4 pita gelap
Tabel 1. Hasil Kariotipe dan ukuran panjang kromosom Y sampel penelitian Kariotip 46,XY
Minimum 1,79
Panjang kromosom Y (µm) Maksimum Rata-rata 3,12 2,54
SD 0,31
71
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010
Wasilah, Sitogenetik Kromosom Y
Gambar 1. Contoh kariotipe dari hasil pewarnaan G-banding yang memenuhi kriteria banding level 550 Hal ini menunjukkan kesesuaian data Gambaran contoh kromosom Y pada
riwayat
fertilitas
yang
menjadi
dasar
laki-laki normal dalam beberapa ukuran
pengambilan sampel. Sebagaimana dipahami,
berbeda ditampilkan pada Gambar 2. Analisa
perkembangan prenatal organ genital laki-
regio heterokromatin kromosom Y sampel
laki
penelitian, menunjukkan semua kromosom Y
memerlukan peran krusial dari kromosom Y
memiliki C-band positive (Gambar 3).
(Gambar 4).
dan
perempuan
dan
perempuan
Gambar 3. Kromosom Y pada laki-laki normal dalam ukuran berbeda
Tabel
1
memperlihatkan
hasil
pemeriksaan kromosom pada 30 orang sampel penelitian adalah normal, yaitu semua memiliki kariotip 46XY dan pada sampel tidak ditemukan aberasi struktur kromosom Y.
Gambar 3. Metafase dengan pewarnaan C-banding, tanda panah menunjukkan kromosom Y dengan C-band positive
72
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010
Wasilah, Sitogenetik Kromosom Y
Berdasarkan penelitian terdahulu, telah diketahui bahwa ukuran panjang kromosom Y berbeda di antara berbagai populasi. Sedangkan, sampel dalam penelitian ini tidak ditentukan secara khusus berdasarkan suku atau populasinya, hanya mewakili populasi laki-laki normal. Berdasarkan hal ini perlu dilakukan penelitian dengan sampel yang Gambar 4. Bagan pengaruh kromosom Y pada diferensiasi gonad
dibatasi berdasarkan etnis, sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya perbedaan ini di
Kromosom Y adalah
kromosom
antara populasi yang berbeda.
terkecil pada manusia yang diperlukan untuk perkembangan seksual dan spermatogenesis 14
Analisa
struktur
kromosom
Y
dilakukan dengan teknik pewarnaan C-
. Kromosom Y sangat sedikit mengandung
banding yang merupakan teknik primer
gen aktif dan sebagian besar strukturnya
untuk mengidentifikasi variasi polimorfisme
3,14
terdiri atas heterokromatin
. Kromosom Y
kromosom, seperti untuk memeriksa adanya
merupakan penentu kelamin pada manusia
penambahan atau pengurangan panjang regio
yang mengandung 58 juta pasang basa dan
heterokromatin
merupakan 0,38% dari total DNA dalam sel
3,14
.
pada
kromosom
1qh,
12
9qh,16qh, dan Yqh . Regio heterokromatin sebuah kromosom adalah regio yang tercat
Sebuah
penelitian
pada
beberapa
9
gelap
(heteropiknosis
positif)
pada
kelompok ras melaporkan tentang ukuran
pemeriksaan
kromosom Y yang bervariasi di antara
kromatin
berbagai individu dan populasi etnik yang
heterokromatin fakultatif dan konstitutif
berbeda.
Heterokromatin
Secara
sitogenetik,
ukuran
12,14
sitogenetika
terdiri
atas
dua
konstitutif
.
Heterotipe,
kaya
yaitu 12
.
dengan
Penelitian profil kromosom Y pada laki-laki
DNA repetitif yang mengandung sangat
normal perlu dilakukan dengan membatasi
sedikit gen-gen struktural dan bersifat sangat
populasi
polimorfik.
berdasarkan
mengetahui kromosom
etnis
adanya Y
agar
perbedaan
antar
populasi
dapat panjang
etnis
di
Indonesia.
sitogenetik dengan teknik pengecatan Cbanding
atau
disebut
sebagai
C-bands
12
positive .
Kromosom
Y
mendekati
ukuran
kromosom 22, walaupun seringkali ukuran kromosom Y lebih literatur
Regio ini dapat dilihat secara
besar
menyebutkan
3,14
.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
kromosom Y pada seluruh sampel memiliki
Beberapa
c-band positive. Sebagaimana telah diketahui
rata-rata
bahwa kromosom Y pada individu normal
estimasi
ukuran kromosom Y adalah ~60 mbp
13,14,15
.
memperlihatkan
setengah
dari
lengan
73
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010
Wasilah, Sitogenetik Kromosom Y
panjangnya bersifat C-band positive. Pada
struktur kromosom Y dilakukan pada 8
manusia regio ini bersifat sangat polimorfik
metafase berbeda, tetapi secara kualitatif
15,16
tidak ditemukan perbedaan
. Gambar 5 memperlihatkan gambaran
skematik
regio
eukromatik
dan
panjang regio
heterokromatin kromosom Y antar metafase yang berbeda.
heterokromatik pada kromosom Y.
Gambar 5. Idiogram kromosom Y yang memperlihatkan regio eukromatin dan heterokromatin 9.
Pengukuran
panjang
regio
KESIMPULAN
heterokromatin lengan panjang kromosom Y
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
tidak dilakukan pada penelitian ini, karena
disimpulkan gambaran profil sitogenetik
keterbatasan
sarana
kromosom Y pada laki-laki normal adalah:
pengukuran
tersebut.
untuk
melakukan sejumlah
-
Tidak ada aberasi struktur kromosom Y
penelitian terdahulu menyebutkan bahwa
-
Rerata panjang kromosom Y adalah 2,54
Laporan
µm (SD 0.31)
panjang regio heterokromatin lengan panjang kromosom Y di antara berbagai populasi
-
Regio heterokromatin pada bagian bawah
berbeda-beda. Panjang regio heterokromatin
lengan panjang kromosom Y tercat gelap
ini dinyatakan sebagai Yqh + (positif) atau
(C-band positive).
Yqh – (negatif) atau C- band positive dan Cband negative.
Sebuah laporan penelitian
juga menyebutkan adanya satu individu
DAFTAR PUSTAKA 1.
dengan panjang regio heterokromatin yang berbeda dalam 2 populasi selnya, yaitu Yqh positive dan Yqh negative.
Hasil ini
diperoleh dengan memeriksa
kromosom
pada 30 metafase berbeda dari 2 media kultur yang berbeda. Pada penelitian ini, analisis
2.
3.
MacLaughlin DT and Donahoe PK. Sex Determination and Differentiation. Review article in N Engl J Med 2004; 350:367-378 Berkovitz GD, Seeherunvong T. Abnormalities of gonadal differentiation. Bailliere’s clinical endocrinology and metabolism 1998; 12 (1) : 133-142 Jobling MA and Smith CT. The Human Y Chromosome: An Evolution marker Comes of Age. Review Article in Nature 2003; available on www.nature.com
74
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010
4.
Passarge E. Color Atlas of Genetics 3rd Edition. Thieme Stuttgart, New York 2007: 200-204 5. Ferlin A, Moro E, Rossi A, Dallapiccola and Foresta. The human Y chromosome’s azoospermia factor b (AZFb) region: sequence, structure, and deletion analysis in infertile men. J Med Genet 2003; 40: 18-24 6. Mundhofir FEP, Winarni TI, Juniarto AZ, Faradz SMH. Ring Chromosome Y in a boy with genital anomaly, a case report. Publish in PAAI, Semarang 2006 7. Kim S, Jung S, Kim H. Chromosome Abnormalities in a referred Population for Suspected Chromosomal Aberrations: A Report of 4117 Cases. J Korean Med Sci 1999; 14: 373-376 8. Göllü G, Yildiz RV, Bingol KM, Yagmurlu A,Senyu¨ cel, Tanju A, Go¨kcora H, Dindar H. Ambiguous Genitalia: An Overview of 17 years Experience. J Ped Surg, 2007; 42: 840844 9. Barbosa AAL, Cavalli IJ, Abel K, Santos M and Azevêdo ES. Family names and the length of the Y chromosome in Brazilian blacks. Braz. J. Genet 1997; vol. 20(1) 10. Liow SL, Yong EL, and Ng SC. Prognostic value of Y Deletion Analysis. Hum. Reprod. 2001; 16 (1): 9-12
Wasilah, Sitogenetik Kromosom Y
11. Thangaraj K, Subramanian S, Reddy AG, Singh L. Unique Case of Deletion and Duplication in the Long Arm of the Y Chromosome in an Individual With Ambiguous Genitalia. Research Letter in Am J Med Gen 2003;116A: 205–207 12. Barch MJ. The AGT Cytogenetics Laboratory Manual. Lippincot-Raven Publisher, Philadelpia, New York 1991; 10-11; 180183 13. Sadler TW. Langman’s Medical Embriology. 9th ed. Pennsylvania: Lippincott Williams & Wilkins 2000: 319-339 14. Jobling MA, et al. Structural variation on the short arm of the human Y chromosome: recurrent multigene deletions encompassing Amelogenin Y. Human Mol Gen 2007;16 3:307-316 15. Duell T, et al. Interstitial and terminal deletion of chromosome Y in a male individual with cryptozoospermia. Molecular Human Reproduction 1998;4: 325–331 16. Jakubowski L, et al. Molecular analysis of Y chromosome long arm structural instability in patients with gonadal dysfunction. Clin Genet 2000: 57: 291–295
75