1
PROFIL PEMBANGUNAN BALI
A.
GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH
Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8°3'40" 8°50'48" Lintang Selatan dan 114°25'53" - 115°42'40" Bujur Timur. Relief dan topografi Pulau Bali di tengah-tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur.Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Batas fisiknya adalah Utara : Laut Bali, Timur : Selat Lombok (Provinsi Nusa Tenggara Barat), Selatan : Samudera Indonesia, Barat :Selat Bali (Propinsi Bali)
Gambar 1 Peta Administrasi
Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi delapan kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng, dan Kota Denpasar yang juga merupakan ibukota provinsi. Provinsi Bali terdiri dari 8 (delapan) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, 57 Kecamatan, 716 desa serta 4.295 SLS (satuan lingkungan setempat/dusun).
B.
SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN
B1.
Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah Provinsi Bali tahun 2011 sebanyak 3.643.472 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 646 jiwa per km2. Penyebaran penduduk di Provinsi Bali masih bertumpu di Kabupaten Buleleng yakni sebesar 18,5 persen dan Kota Denpasar yakni sebesar 14, 6 persen sedangkan yang terendah di Kabupaten Klungkung sebesar 5,1 persen. Sementara dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Denpasar yakni sebanyak 4.163 jiwa per Km2 dan yang paling rendah adalah Kabupaten Jembrana dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 325 jiwa per Km2. Dilihat dari sisi laju pertumbuhan selama sepuluh tahun terakhir (2000-2010) Provinsi Bali sebesar 2,15 persen lebih tinggi dari pertumbuhan nasional penduduk nasional (1,49%). Sementara untuk laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota tertinggi terdapat di Kabupaten Badung 4,63 persen sedangkan yang terendah di Kabupaten Klungkung sebesar 0,94 persen.
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
2 Tabel I: Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2011 Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km 2) Jumlah Kepadatan per Penduduk km2 1. Jembrana 2. Tabanan 3. Badung 4. Gianyar 5. Klungkung 6. Bangli 7. Karangasem 8. Buleleng 9. Denpasar Jumlah Sumber: Provinsi Dalam Angka tahun 2012
841,80 839,33 418,52 368,00 315,00 520,81 839,54 1.365,88 127,78 5.636,66
273.918 437.679 399.861 473.535 186.488 216.017 448.537 675.513 531.924 3.643.472
325 521 955 1.287 592 415 534 495 4.163 646
B2. Ketenagakerjaan Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Bali dalam 5 tahun terakhir menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk bekerja, dan jumlah pengangguran terbuka. Perkembangan penduduk usia kerja, penduduk bekerja secara absolute menunjukkan peningkatan. Namun jumlah pengangguran terbuka cenderung meningkat. Penduduk Usia Kerja, Perkembangan jumlah penduduk usia kerja dalam lima tahun terakhir meningkat, jumlah penduduk usia kerja tahun 2012 mencapai 3.008.973 jiwa lebih besar dari tahun 2008, dengan jumlah angkatan kerja mencapai 2.316.033 jiwa dan bukan angkatan kerja 692.940 jiwa. Penyebaran penduduk usia kerja paling banyak terdapat di Kota Denpasar yaitu sebanyak 608.978 jiwa. Tabel 2: Perkembangan Penduduk Usia Kerja Kabupaten/Kota Provinsi BaliTahun 2008 dan 2012 Kabupaten/Kota
Penduduk Usia Kerja 2008 Angkatan Kerja
BALI Kabupaten Jembrana Kabupaten Tabanan Kabupaten Badung Kabupaten Gianyar Kabupaten Klungkung Kabupaten Bangli Kabupaten Karang Asem Kabupaten Buleleng Kota Denpasar
2.099.278 145.548 261.611 234.599 264.517 107.862 141.438 242.347 362.954 338.402
Bukan Angkatan Kerja 596.858 49.202 79.164 75.616 76.130 25.487 26.096 40.060 106.515 118.588
2012 Jumlah
Angkatan Kerja
2.696.136 194.750 340.775 310.215 340.647 133.349 167.534 282.407 469.469 456.990
2.316.033 157.751 273.502 318.432 274.661 100.907 146.213 249.107 366.276 429.184
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
Bukan Angkatan Kerja 692.940 44.085 67.933 100.873 94.005 31.845 19.587 49.992 104.826 179.794
Jumlah
3.008.973 201.836 341.435 419.305 368.666 132.752 165.800 299.099 471.102 608.978
3 Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, meskipun memiliki potensi penduduk usia produktif yang besar, namun sebagian besar masih merupakan tamatan pendidikan dasar mencapai 39,52 persen, dan menengah (SMP dan SMA) mencapai sekitar 49,28 persen. Sementara untuk tamatan pendidikan tinggi (universitas dan akademi) sekitar 11,2 persen dari total penduduk usia kerja. Sementara berdasarkan tipe daerah, sebagian besar penduduk usia kerja terdapat di perkotaan, yaitu sekitar 60,21 persen. Gambar 2: Distribusi Penduduk Usia Kerja menurut Pendidikan dan Tipe Daerah di Provinsi Bali Tahun 2012 ≤ SD
Bali 4,01 7,19 11,07
39,52
19,48
Bali
SMTP
39,79 60,21
SMTA Umum
18,73
SMTA Kejuruan
Perkotaan
Pedesaan
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Angkatan kerja. Perkembangan angkatan kerja Provinsi Bali dalam 5 tahun terkahir meningkat, jumlah angkatan kerja tahun 20123 (Maret) sebanyak 2.396.371 jiwa atau sekitar 2,03 persen dari total angkatan kerja nasional, yang terdiri dari 2.350.988 jiwa penduduk bekerja dan 24.100 jiwa pengangguran terbuka. Penyebaran angkatan kerja di Bali tahun 2012 terbesar terdapat di Kota Denpasar yaitu sebanyak 429.184 orang, dan paling rendah di Kabupaten Klungkung sebanyak 100.907 jiwa. Tabel 3: Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2008 dan 2012 Kabupaten/Kota
Angkatan Kerja
Penduduk Bekerja BALI 2.029.730 Kabupaten Jembrana 139.560 Kabupaten Tabanan 254.276 Kabupaten Badung 227.091 Kabupaten Gianyar 256.992 Kabupaten Klungkung 103.567 Kabupaten Bangli 137.805 Kabupaten Karang Asem 234.540 Kabupaten Buleleng 352.428 Kota Denpasar 323.471 Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
2008 2012 Pengangguran Penduduk Pengangguran Terbuka Bekerja Terbuka 69.548 2.268.708 47.325 5.988 154.979 2.772 7.335 267.428 6.074 7.508 313.338 5.094 7.525 269.947 4.714 4.295 98.834 2.073 3.633 144.827 1.386 7.807 245.770 3.337 10.526 354.746 11.530 14.931 418.839 10.345
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
4 Penduduk Bekerja. Jumlah penduduk bekerja di Provinsi Bali pada tahun 2012 mencapai 2.350.988 jiwa atau bertambah sebanyak 321,258 jiwa dari tahun 2008. Penyebaran penduduk yang bekerja sebagian besar di daerah perkotaan, dan dominan bekerja di sektor pertanian sebanyak 25,24 persen, dan sektor perdagangan (27,56%). Sementara dilihat dari pendidikan yang ditamatkan, sebagian besar penduduk bekerja merupakan tamatan sekolah dasar dan menengah. Untuk peyebaran penduduk bekerja antar kabupaten/kota terbesar di Kota Denpasar mencapai 418.839 jiwa Gambar 3: Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan dan Lapangan Usaha di Provinsi Bali Tahun 2012 Pendidikan Lapangan Usaha Bali 4,43 40,22
11,72
SMTA Umum
15,30
17,20
3,78
SMTA Kejuruan
19,94
Pertambangan
3,70
SMTP
8,40
0,34 Pertanian
Bali
≤ SD
25,24
Industri Listik-gas-Air
13,72 27,56
Bangunan
8,19
Perdaggngan
Diploma I/II/III/Akademi Universitas
Angkutan
0,28
Keuangan Jasa
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Bali pada tahun 2013 (Februari) mencapai 45.400 jiwa atau menurun sebanyak 24.100 jiwa dari tahun 2008. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), TPT Provinsi Bali tahun 2013 (Februari) sebesar 1,89 persen lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (2,04%), dan jika dibandingkan terhadap TPT nasional lebih rendah. Pentebaran TPT tahun 2012 antar kabupaten/kota terbesar di Kota Denpasar yaitu sebesar 78,31 persen dan TPT terendah di Kabupaten Karangasem (67,07 %). Gambar 4: Perkembangan Pengangguran Terbuka Provinsi, dan Kabupaten/Kota terhadap Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004-2012. Perkembangan Tingkat Pengangguran Perbandingan Pengangguran Terbuka Terbuka Provinsi Bali terhadap Nasional Tahun 2008Kabupaten/Kota terhadap Provinsi dan Nasional 2013. Tahun 2012. 9,00
8,39
7,87
8,00
7,14 6,56
7,00
6,14
5,92
Persen
6,00 5,00 4,00
3,31
3,13
3,06
IPM_Kab/Kota
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
IPM_Bali
Kota Denpasar
2010
Buleleng
2009
Karangasem
2008
Bangli
20122013 (Feb)
Indonesia
1,00
Klungkung
2011
1,89
Gianyar
2,00
Badung
2,04
67,07
Tabanan
2,32 Bali
72,84 72,77
Jembrana
3,00
78,31
80,00 78,00 76,00 74,00 72,00 70,00 68,00 66,00 64,00 62,00 60,00
IPM_Nasional
5
B3.
Kondisi Pendidikan
Perkembangan kondisi pendidikan menurut indikator Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), secara umum kondisi pendidikan di Provinsi Bali menunjukkan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2011). Pada tahun 2011, Angka Melek Huruf mencapai 89,17% berada di bawah rata-rata nasional. Sementara untuk AMH mencapai 89,17 persen lebih rendah dari AMH nasional (92,99%), dengan AMH tertinggi di Kota Denpasar (97,49%) dan terendah di Kabupaten Karangasem (74,12%). Gambar 5: Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Bali Tahun 2005-2011 94 92
90,90
91,45
91,87 92,19
92,99 92,58 92,91
Gambar 6: Perbandingan Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2011 120 100
92,99 89,17
80 89,17
90
%
88,40
40
86,94 87,22
88
60
20
86,21 86,21 86,21 86
0 Kota Denpasar
Buleleng
Karangasem
Bangli
Klungkung
Gianyar
Badung
AMH_NASIONAL
Tabanan
Jembrana
AMH_BALI
84 82 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
AMH_Kab/Kota
AMH_Bali
AMH_Nasional
Sumber: BPS 2010 Indikator pendidikan menurut RLS, RLS Provinsi Bali tahun 2011 mencapai 8,35 tahun berada di atas rata-rata RLS nasional. Sementara untuk perbandingan RLS antar kabupaten/kota, RLS tertinggi terdapat di Kota Denpasar (10,70 tahun) dan terendah Kabupaten Karangasem (5,82 tahun). Gambar 7:
Gambar 8:
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi BaliTahun 2005-2011
Perbandingan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi BaliTahun 2011
8,21
8,5 7,44
7,55
7,60
7,81
Tahun
7,5 7
7,30
7,40
7,47
7,52
8,35
7,72
8,35 7,94
7,92
7,94
6 4 2 0
RLS_Kab/Kota
Sumber: BPS, Tahun 2011 PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
RLS_Bali
Kota Denpasar
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Buleleng
5
Karangasem
Bangli
Klungkung
Gianyar
Badung
RLS_Nasional
Tabanan
RLS_BALI
Jembrana
5,5
10,7010032
8
6,5 6
10
7,83
Tahun
8
9,45013119 4
12
9
RLS_Nasional
6 B4. Kesehatan Perkembangan derajat kesehatan penduduk antar provinsi di wilayah Bali selama periode terakhir menunjukkan kondisi perbaikan, yang diindikasikan oleh menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB), dan meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Kondisi ini sejalan dengan perkembangan perbaikan kondisi kesehatan secara nasional yang cenderung terus membaik. Angka Kematian Bali (AKB), Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), kondisi AKB menunjukan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2010), AKB tahun 2010 sebesar 12,3 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi AKB Provinsi Bali tergolong rendah dan berada di bawah ratarata AKB nasional. Status Gizi Balita, Kondisi kesehatan masyarakat berdasarkan indikator status gizi balita, merupakan gangguan pertumbuhan bayi yang terjadi sejak usia dini (4 bulan) yang ditandai dengan rendahnya berat badan dan tinggi badan, dan terus berlanjut sampai usia balita. Hal tersebut terutama disebabkan rendahnya status gizi ibu hamil. Perkembangan status gizi balita untuk persentase balita gizi buruk/kurang menurun pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2007, dan lebih rendah dibandingkan nasional
Gambar 9: Perkembangan Angka Kematian Bayi Provinsi Bali terhadap Nasional 2005-2010 Bali
35 30
28,9
28,2
27,5
AKB_INDONESIA
26,8
26,2
25,5
25 20 15
13,4
13,2
12,9
12,7
12,5
12,3
10
Gambar 10: Perkembangan Status Gizi Balita Provinsi Bali terhadap Nasional 2007 dan 2010 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
17,9
13 11,4 8,2 4,9 3,2 1,7
Gizi Buruk (%)
5 2005
2006
2007
2008
2009
2010
10,9
9,2
2007
Gizi Kurang (%) 2010
Gizi Buruk/ Kurang Nasional 2010
Sumber: BPS, Tahun 2011 Angka Harapan Hidup (AHH), perkembangan AHH Provinsi Bali dan kabupeten/kota dalam lima tahun terakhir meningkat, sejalan dengan perkembangan AHH secara nasional. AHH Provinsi Bali tahun 2011 mencapai 70,78 tahun lebih tinggi dibandingkan terhadap AHH nasional. Sementara untuk perbandingan AHH antar kabupaten/kota tahun 2011 di Provinsi Bali, AHH tertinggi berada di Kabupaten Tabanan sebesar 74,49 tahun lebih tinggi dari AHH provinsi dan nasional, dan terendah di Kabupaten Karangasem (67,95 tahun).
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
7 Gambar 11: Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi BaliTahun 2005-2011
Gambar 12: Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupeten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2011
tahun 71
76
70,78 70,60 70,61 70,67 70,72 70,50 70,40
74
69,65
70
72
70,5 70 69,5
69,21
69,00
69
68,47
68,5
69,43
70,78 69,65
68
68,70 66
68,08 64
66,5 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
AHH_Kab/Kota
AHH_Bali
Kota Denpasar
Buleleng
Karangasem
Bangli
Klungkung
Gianyar
AHH_NASIONAL
67
Badung
AHH_BALI
67,5
Tabanan
Jembrana
68
AHH_Nasional
Sumber: BPS, Tahun 2011 Indikator kesehatan lainnya yang menggambarkan kinerja dari pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah kondisi kesehatan ibu dan bayi yang berkaitan dengan proses melahirkan. Kondisi ini dapat ditunjukkan melalui data persentase kelahiran balita menurut penolong kelahiran terakhir. Perkembangan dari persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga medis dalam lima tahun terakhir di Provinsi Bali terus meningkat dan lebih tinggi dari angka nasional. Gambar 13: Perkembangan Persentase Kelahiran Bali Ditolong Tenaga Medis terhadap Nasional Tahun 2004-2011 100 95
92,70
94,02
95,64
96,22
96,22
96,97
96,46
93,73
90 85
%
80 75 70
71,53
65
70,47
72,41
72,53
74,87
77,34
79,82
81,25
60 Bali
55
Indonesia
50 2004
2005
2006
2007
2008
2009
Sumber: BPS, Tahun 2011
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
2010
2011
8
B5. Kondisi Kemiskinan Perkembangan jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali selama periode 2008-2013, secara absolut menurun sebanyak 53,18 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) sebesar 163 ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2013 persentase kemiskinan mencapai 3,95%. Kondisi kemiskinan di Provinsi Bali tergolong rendah jika dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,86%). Gambar 14: Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Bali Tahun 2008-2013 25,00 20,00
250,00
215,70 15,42
182 14,15
13,33
%
15,00
175
10,00
6,17
166 12,49
200,00
169
163
11,67
11,37
150,00 100,00
5,13
4,88
4,20
5,00
3,95
3,95
2012
2013
50,00
-
2008
2009
2010
2011
Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa)
NASIONAL
Bali
Sumber: BPS, Tahun 2012 Penyebaran penduduk miskin terbesar tahun 2011 terdapat di Kabupaten Buleleng yaitu sebanyak 37,90 ribu jiwa dan Karangasem sebanyak 26,10 ribu jiwa, dan terendah di Kota Klungkung sebesar 10,70 ribu jiwa. Sementara untuk penyebaran tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di Jembrana sebesar 6,56% dan tingkat kemiskinan terendah di Kota Denpasar sebesar 1,79%. Tabel 4: Perkembangan Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2006-2011 kabupaten/kota
Pendududk Miskin (000) 2006
2011
Presentase Kemiskinan (%)
Δ 2006-2011
2006
2011
Δ 2006-2011
Jembrana
26,3
17,60
8,70
10,49
6,56
3,93
Tabanan
31,8
24,20
7,60
7,84
5,62
2,22
Badung
18,2
14,60
3,60
4,57
2,62
1,95
Gianyar
27,1
26,00
1,10
6,33
5,40
0,93
Klungkung
15,7
10,70
5,00
9,52
6,10
3,42
Bangli
16,7
11,40
5,30
7,87
5,16
2,71
Karangasem
35,8
26,10
9,70
9,42
6,43
2,99
Buleleng
56,1
37,90
18,20
9,18
5,93
3,25
Kota Denpasar
15,7
14,50
1,20
2,69
1,79
0,90
243,5
183,10
60,40
7,08
4,59
2,49
BALI
Keterangan: *) data kemiskinan Kabupaten/Kota 2011 belum tersedia Sumber : BPS, Tahun 2011
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
9
B6.
Perkembangan IPM
Perkembangan IPM Provinsi Bali dalam kurun waktu 2004-2011 semakin membaik, IPM Provinsi Bali tahun 2011 mencapai 72,84 masih rendah dibandingkan rata-rata IPM nasional (72,77), dengan ranking IPM Provinsi Bali tahun 2011 menduduki peringkat ke 15 secara nasional setelah Bali dan peringkat ke 4 di Pulau Jawa+Bali setelah Jawa Tengah. Perbandingan IPM antar kabupaten/kota tahun 2011, IPM tertinggi adalah Kota Denpasar dan menduduki peringkat 15 secara nasional, dan IPM terrendah adalah Kabupaten Karangasem yaitu 67,07 dan berada diperingkat ke-441 secara nasional. Gambar 16: Perkembangan IPM Provinsi dan Nasional Tahun 2004-2011
Gambar 17: Perbandingan IPM Kabupaten/Kota terhadap dan Nasional, Tahun 2011 80 78 76 74 72 70 68 66 64 62 60
74,00 72,84 73,00
72,28 71,52
72,00 70,53
71,00 70,00
69,78
70,08 69,57
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 IPM_Kab/Kota
IPM_Bali
Kota Denpasar
Buleleng
Karangasem
Bangli
66,00
Klungkung
Indonesia
Gianyar
67,00
Badung
BALI
Tabanan
68,69
72,84 72,77
Jembrana
68,00
71,76 71,17
70,59
69,13
69,00
70,07
72,77 72,27
70,98
IPM_Nasional
Sumber: BPS Tahun 2011
C.
PEREKONOMIAN DAERAH
C1.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB Provinsi Bali menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas tahun tahun 2012 mencapai 83.939 miliar rupiah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB ADHB dengan migas Provinsi Bali menyumbang sebesar 1,25 persen terhadap PDB nasional (33 provinsi). Sementara untuk PDRB ADHK tahun 2000 dengan migas sebesar 32.804 miliar rupiah, sementara tanpa migas sebesar 32.804 miliar rupiah. Tabel : Perkembangan PDRB menurut ADHB dan ADHK Provinsi Bali, Tahun 2008-2012. Miliar Rupiah Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
PDRB ADHB Dengan Migas Tanpa Migas 51.916 51.916 60.292 60.292 67.194 67.194 74.029 4.029 83.939 3.939
PDRB ADHK Dengan Migas Tanpa Migas 25.910 25.910 27.291 27.291 28.882 28.882 30.758 30.758 32.804 32.804
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
10 Struktur perekonomian Provinsi Bali tahun 2011, didominasi bersarnya kontribusi sektor sektor perdagangan dengan kontribusi sebesar 30,62%, sektor pertanian (17,34 %), dan sektor jasa (14,53%). Selain ketiga sektor diatas, sektor lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar adalah sektor pengangkutan dan komunikasi (14,46%), dan sektor industri pengolahan (8,95%) Gambar 19: Struktur Perekonomian PDRB ADHB Provinsi Bali Tahun 2011 1. PERTANIAN
17,34 6,73
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
14,53
0,73 8,95
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
14,46 1,95
30,62
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
4,68
5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 9. JASA-JASA
Sumber: BPS tahun 2011
Jika dilihat perbandingan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas 2011 kabupaten/kota di Provinsi Bali, menunjukan adanya kesenjangan pendapatan yang cukup tinggi, dimana PDRB tertinggi mencapai 16.403 miliar rupiah (Kabupaten Badung) dan PDRB terrendah sebesar 2.580 miliar rupiah (Kabupaten Bangli). Tabel 5: Perbandingan Nilai PDRB ADHB Kabupaten/Kota di BaliTahun 2011. (Rp. miliar) KABUPATEN/KOTA 2007 2008 2009 2010* 01 Kab. Jembrana 02 Kab. Tabanan 03 Kab. Badung 04 Kab. Gianyar 05 Kab. Klungkung 06 Kab. Bangli 07 Kab. Karang Asem 08 Kab. Buleleng 71 Kota Denpasar Sumber: BPS tahun 2011
2.475 3.464 8.799 4.767 1.838 1.606 2.729 5.016 7.943
2.892 4.040 10.478 5.583 2.144 1.844 3.188 5.850 9.405
3.277 4.521 12.875 6.422 2.442 2.120 3.668 6.880 10.755
3.604 5.054 14.027 7.337 2.748 2.360 4.136 7.556 12.497
2011** 3.936 5.531 16.403 8.119 3.023 2.580 4.635 8.288 13.856
Perkembangan ekonomi Bali dalam tiga tahun terakhir mengalami percepatan, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012 mencapai 6,65% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara untuk pertumbuhan sektor, seluruh sektor tumbuh positif pada tahun 2011 dan sektor dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi serta sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Bali adalah: pertambangan dan penggalian (10,51%), sektor jasa (9,97%), dan sektor perdagangan (8,65%).
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
11
Persen/tahun
Gambar 20: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali terhadap Nasional Tahun 2004-2012, (%) 7 7 6 6 5 5 4 4 3 3
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Bali
4,6
5,56
5,28
5,92
5,97
5,33
5,83
6,49
6,65
Jawa & Bali
5,4
5,75
5,77
6,18
6,02
4,82
6,32
6,64
6,34
Nasional
5,03
5,38
5,19
5,67
5,74
4,77
6,13
6,32
6,23
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota, seluruh kabupaten/kota rata-rata tumbuh positif, dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kabupaten Gianyar dengan laju pertumbuhan sebesar 8,76%, dan pertumbuhan terendah di Kabupaten Karang Asem dengan laju pertumbuhan sebesar 5,19% dan Kabupaten Jembrana dengan laju pertumbuhan ekonomi 5,61%. Tabel 6: Laju Pertumbuhan PDRB dengan Migas ADHK 2000 Menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 20072011 (persen) KABUPATEN/KOTA Kab. Jembrana Kab. Tabanan Kab. Badung Kab. Gianyar Kab. Klungkung Kab. Bangli Kab. Karang Asem Kab. Buleleng Kota Denpasar BALI Sumber: BPS, 2011
2007 5,11 5,76 6,85 5,89 5,54 4,48 5,20 5,82 6,60 5,92
2008 5,05 5,22 6,91 5,90 5,07 4,02 5,07 5,84 6,83 5,97
Tahun 2009 2010* 4,82 4,57 5,44 5,68 6,39 6,48 5,93 6,04 4,92 5,43 5,71 4,97 5,01 5,09 6,10 5,85 6,53 6,57 5,33 5,83
2011** 5,61 5,82 6,69 8,76 5,81 5,84 5,19 6,11 6,77 6,49
PDRB perkapita dengan migas ADHB Provinsi Bali dan kabupaten/kota dari tahun 2005-2012 meningkat setiap tahunnya, PDRB perkapita tahun 2012 Bali mencapai sebesar 20.742,87 ribu/jiwa lebih rendah dari PDRB perkapita nasional (33.748 ribu/jiwa). Sementara untuk perbandingan PDRB perkapita kabupaten/kota di Bali kecenderungan adanya kesenjangan yang cukup tinggi, dimana sebagian besar kabupaten/kota memiliki PDRB perkapita dibawah rata-rata PDRB perkapita provinsi, dengan PDRB perkapita tertinggi mencapai 29.578 ribu/jiwa terdapat di Kabupaten Badung dan terendah sebesar 11.454 ribu/jiwa di Kabupaten Karang Asem.
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
12
Gambar 21: PDRB Perkapita ADHB Provinsi Bali Tahun 20052012, (Ribu Rupiah)
Gambar 22: PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Bali, Tahun 2011 PDRB Perkapita (ADHB) Kabupaten/Kota terhadap 50000 Provinsi Bali, 2011
Bali 40000 PDRB Perkapita_Bali
33.748,26 30.795,10
35000 Indonesia (PDB) 30000
16932
20000
17.360,56 20000 14.892,09 12.557,52
185021850218502 18502
10000 0 Kota Denpasar
D2.
Buleleng
PDRB Perkapita_Kab/Kota
Karang Asem
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Bangli
Klungkung
Gianyar
Badung
5000
Tabanan
20.742,87 18.641,23 17.191,30 15.773,52 13.849,97 12.018,47 10.836,55 9.670,41
Jembrana
10000
29578
30000
23.880,87 21.364,56
25000
15000
40000
27.028,70
PDRB Perkapita_Bali
Investasi PMA dan PMDN
Perkembangan realisasi investasi PMA Provinsi dalam tiga tahun terakhir cenderung meningkat, nilai realisasi PMA tahun 2012 tercatat sekitar 482,04 juta US$ meningkat atau sekitar 2,48 persen dari total PMA nasional dengan jumlah proyek sebanyak 324 proyek. Untuk perkembangan realisasi investasi PMDN juga cenderung meningkat dalam tiga tahun terakhir, realisasi investasi PMDN tahun 2012 mencapai 3.107,96 miliar rupiah meningkat dari nilai PMDN 2011 (313,4 miliar rupiah) atau sekitar 4,12 persen dari total PMDN secara nasional dengan jumlah proyek sebanyak 15 proyek. Tabel 7: Perkembangan Realisasi Investasi PMA dan PMDN Provinsi Bali Tahun 2010-2012 Tahun 2010 2011 2012
PMA Juta US$ 278,30 482,09 482,04
PMDN Proyek 279 337 324
Rp. Miliar 313,38 313,42 3.107,96
Proyek 19 18 15
E. PRASARANA WILAYAH E1. Jaringan Irigasi Pembangunan jaringan irigasi merupakan langkah strategis dalam mendukung peningkatan produksi pangan, serta dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.Luas Potensial jaringan irigasi diBali meliputi 8,67 hektar atau 1,97 persen dari jaringan irigasi potensial di Indonesia.,Sementara untuk jaringan irigasi terbangun tersier sekitar 9.598 hektar dan luas jaringan irigasi utama sekitar 143.008 hektar.Sementara menurut kewenangan, sekitar 9.598 hektar atau sekitar dan kewenangan pusat, 31.905 hektar,31.905 kewenangan provinsi, dan 101.505 hektar kewenangan kabupaten/kota.
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
13
E2.
Infrastruktur Jalan
Kondisi panjang jalan berdasarkan status pembinaannya tahun 2011 di Provinsi Bali mencapai 7.504,15 km, yang terdiri dari jalan Nasional sepanjang 535,23 km, jalan Provinsi sepanjang 860,53 km, dan Jalan Kabupaten/kota sepanjang 6.108,39 km. Untuk kondisi kualitas jalan menurut kriteria IRI (International Roughness Index), Departemen PU), kualitas jalan nasional tidak mantap di Provinsi Bali pada tahun 2011 mencapai 15,67 km yang terdiri dari 2,03 persen kondisi jalan rusak ringan dan 0,90 persen dengan kondisi rusak berat. Sementara untuk kondisi jalan mantap sepanjang 519,56 km atau sekitar 97,07 persen kondisi jalan mantap di Bali. Berdasarkan rasio panjang jalan dengan luas wilayah yang mengindikasikan kerapatan jalan (Road Density), kerapatan jalan di Provinsi Bali sebesar 7,36. Km/Km² lebih tinggi dari kerapatan jalan tingkat nasional (0,23 Km/Km²). Sementara panjang jalan menurut kondisi permukaan jalan, jalan beraspal di Provinsi Bali meliputi 87 persen dari total panjang jalan, dan sisanya 2 persen jalan kerikil, 10 persen jalan tanah dan lainnya. Tabel 8: Panjang Jalan Menurut Provinsi dan Tingkat Kewenangan Pemerintahan (km) Provinsi
Negara
Bali
Provinsi
535,23
Kab / Kota
860,53
Jumlah
6108,39
7504,15
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota Tabel 9: Kondisi Kemantapan Jalan Nasional Provinsi Bali Tahun 2011 Berdasarkan Kerataan Permukaan Jalan (IRI) Status : Awal Agustus 2011 Panjang Kepmen PU (km)
Kondisi Permukaan Jalan (km)
Baik 535,23
480,63
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
38,93
10,87
4,80
Kondisi Kemantapan (km) Mantap Tidak Mantap 519,56
Kondisi Permukaan Jalan (%)
Baik
Sedang
15,67 89,80
7,27
Kondisi Kemantapan (%)
Rusak Rusak Mantap Tidak Ringan Berat Mantap 2,03
0,90
97,07
Sumber: Subdit Informasi dan Komunikasi, Direktorat Bina Program, Bina Marga, Kementrian PU
E3.
Jaringan Listrik
Perkembangan jumlah produksi listrik yang dibangkitkan di Provinsi Bali dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah produksi energi listrik tahun 2011 mencapai 15,94 Gwh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, dan sebagian besar dibangkitkan oleh PLTD yaitu mencapai 10,32 Gwh.
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
2,93
14 Gambar 24: Tenaga Listrik Yang Dibangkitkan Provinsi Bali Produksi (Gwh)
Gwh
Perkembangan (%)
% 54,46
18,00 16,00
50,00
14,00 12,00
40,00
10,00
30,00
8,00 6,00
60,00
12,12
11,81
20,00
10,49
4,00
10,00
2,00 0,00
0,00 2008
2009
2010
F.
POTENSI SUMBERDAYA ALAM
F1.
Sumber Daya Lahan
2011
Luas kawasan hutan dan perairan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan tahun 2009 di Wilayah Bali tercatat sekitar 7.149.524 hektar atau 0,1 persen dari total nasional. Proporsi penggunaan kawasan hutan dan perairan terluas adalah hutan produksi terbatas sebesar 2304932 hektar atau sekitar 32,24 persen dari total kawasan hutan di Bali. Hutan lindung sekitar1809634 hektar (25,321, dan hutan produksi terbatas 1.653.625 hektar (23, 13) . Gambar 25: Proporsi Luas Kawasan Hutan di Provinsi Bali Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan 2009 Perairan
4,54 0,05
32,24
25,31
Kws. Hutan Hutan Lindung (ha) Hutan Produksi Terbatas (ha) Hutan Produksi (ha)
14,73
23,13
Hutan Produksi yang dapat dikonversi (ha) Taman Buru (ha)
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI
15 Potensi sumber daya lahan di Provinsi Bali dilihat dari penggunaan lahannya yang dapat dibedakan atas penggunaan lahan pertanian dan bukan pertanian. Potensi penggunaan lahan dipengaruhi oleh jenis tanah, sumber daya mineral, vegetasi, topografi, iklim, dan lokasi. Pada tahun 2010, lahan pertanian di Bali mencapai 356.023 hektar atau telah terjadi pengurangan sebesar 0,06 persen dari tahun sebelumnya 356.237 hektar. Sedangkan lahan bukan pertanian mencapai 207.643 hektar atau terjadi peningkatan 0,10 persen dari tahun sebelumnya 207.429 hektar.
F2.
Potensi Pertanian
Sektor pertanian di Bali kembali menjadi sorotan, tidak sedikit kalangan dan praktisi yang beranggapan bahwa pertanian bisa menjadi pilar pendukung bagi perekonomian Bali.Secara umum, penggunaan lahan dibedakan atas penggunaan lahan pertanian dan bukan pertanian.Potensi penggunaan dipengaruhi oleh jenis tanah, sumber daya mineral, vegetasi, topografi, iklim, dan lokasi. Pada tahun 2010, lahan pertanian di Bali mencapai 356.023 hektara atau telah terjadi pengurangan sebesar 0,06 persen dari tahun sebelumnya 356237 hektar. Sedangkan lahan bukan pertanian mencapai 207.643 hektar meningkat 0,10 persen dari tahun sebelumnya 207429 hektar.
F3.
Potensi Perikanan dan Kelautan
Optimalisasi sektor perikanan sebagai pendukung perekonomian Bali perlu ditingkatkan karena ekspor hasil perikanan sangat menjanjikan bagi perolehan devisa Bali ke depan. Secara keseluruhan jumlah produksi ikan (perikanan laut dan perikanan darat) pada tahun 2010 mencapai 245.806,1 ton meningkat 1,02 persen dibandingkan tahun 2009 mencapai 243318,9 ton. Kenaikan jumlah produksi ikan ternyata tidak dibarengi dengan nilai produksi yang justru turun 5,90 persen, dari Rp 1.101.451.860 ribu di tahun 2009 menjadi Rp 1.366.092.746 ribu di tahun 2010.
F4.
Potensi Sumberdaya Mineral
Peningkatan kebutuhan listrik dan air bersih, harus dibarengi oleh peningkatan produksi secara kontinyu. Pada tahun 2010 produksi listrik di Bali mencapai 3.270.168,03 KWh meningkat sebesar 10,72 persen dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 2.953.591,54 KWh. Hal ini seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan yang mencapai 4,21 persen, yaitu dari 752.149 menjadi 783.825 pelanggan. Sementara itu peningkatan kebutuhan air bersih tercermin dari meningkatnya jumlah pelanggan (dari 316.475 menjadi 322.013). hal ini membuat jumlah penggunaan/produksi terjual meningkat 1,52% yaitu dari 122.332 m3 menjadi 124.189 m3, sehingga membuat total penerimaan juga mangalami peningkatan menjadi Rp 313,27 milyar.
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI BALI