PROFIL LINGKUNGAN ST. ANNA WILAYAH 1 GEREJA ST. BONAVENTURA – PAROKI PULOMAS
Denah dan batas teritorial Lingkungan St. Anna.
Lingk St. Anna
Lingkungan St. Anna merupakan bagian dari Wilayah 1 Paroki Pulomas. Secara teritorial memiliki batas wilayah adalah: A. B. C. D.
Utara : Jalan Pulomas Utara Raya (waduk Pulomas) Barat : Jalan Pulomas Barat Raya Selatan: Jalan Pulomas Barat 3 dan 4 (lap. Sepak bola dan Sekolah Don Bosco 2) Timur : Gang Pulomas Utara 1
Dapat dilihat pada peta di atas, yang termasuk dalam Lingkungan St. Anna (2008-2014) adalah area yang diberi warna kuning. Batas teritori tersebut sama persis dengan batasbatas administratif RW 013, Kelurahan Kayuputih.
Sejarah singkat Lingkungan St. Anna. Penggunaan nama santo dan santa untuk penamaan lingkungan di Paroki Pulomas setidaknya mulai pada tahun 2005. Sebelum itu nama santo pelindung digunakan untuk penamaan wilayah. Wilayah 1 dahulu memakai nama St. Lusia dan lingkungan St. Anna dikenal dengan Lingkungan Lusia 1. Pada saat itu Ketua Lingkungan adalah Ibu AM Suldiyah Prasetyo (Ibu Pras) dan Ketua Wilayah dijabat oleh Bpk. Prasetyo (Bpk. Yos). Pada saat itu
salah satu romo paroki yang bertugas adalah RD Ndito Martawi. Pemilihan nama santa pelindung lingkungan yaitu St. Anna dipilih berdasarkan masukan dari Romo Ndito, yang kebetulan nama tersebut juga nama baptis dari Ibu Pras (ketua lingkungan saat itu). Keluarga katolik di lingkungan ternyata bertumbuh pesat di lingkungan ini. Maka pada tahun 2008 lingkungan dipecah menjadi dua. Sekali lagi yang memberi masukan nama santo pelindung untuk lingkungan yang baru adalah RD Ndito Martawi. Pada saat itu romo mengatakan nama yang paling cocok tidak lain adalah St. Yoakim, yaitu suami dari St. Anna, yang merupakan kakek dan nenek Bunda Maria. Demikian kenangan seperti yang dikisahkan oleh Ibu Pras (sekarang pengurus rumah tangga pastoran). Pesta nama pelindung lingkungan senantiasa diperingati bersamaan oleh dua lingkungan ini, yaitu pada tanggal 26 Juni. Ketua Lingkungan yang pernah melayani: 2005-2008 2008-2011 2011-2014
: Ibu AM Suldiyah Prasetyo : Ibu Dharmayanti : Budi Suryo P
Susunan Pengurus Lingkungan 2014-2017. Penasehat
: Ibu AM Suldiyah Prasetyo Bpk. Suryanto
Ketua
: W Budi Suryo P Jl. Pulomas Utara 1 d no. 3 08567721009 / 4716565
[email protected]
Wakil Ketua
: Mikael Among Setiawan Jl. Pulomas Utara Raya no. 0818498636 / 4715948
Sekretaris
: Felix Yosafat Jl. Pulomas Barat 1 no. 15 47176122
Sekretaris 2
: Febri Setyodewi Jl. Pulomas Barat II no. 62 4894126
Bendahara
: Caroline Jl. Pulomas Barat 1 no. 15 08164826676 / 47176122
Seksi Liturgi
: Franky Tanuweta (081510628782)
Seksi Sosial
: Dharmayanti (08161144186) Ibu Suryanto (4716561) Ibu Niwana Sianipar (47176122)
Prodiakon
: Bpk JM Suryanto Jl. Pulomas Utara 1 d no. 3 08161180702
Fasilitator
: W Budi Suryo P
Kegiatan Lingkungan. Lingkungan St. Anna termasuk dalam lingkungan yang relatif minim dalam kegiatannya. Namun bukan berarti tidak memili kegiatan sama sekali atau umat tidak memiliki wahana untuk pertumbuhan iman mereka. Minimnya kegiatan dikarenakan alasan praktis bahwa jarang ada umat yang bisa menghadiri kegiatan tersebut. Hal ini dikarenakan antara lain lokasi pekerjaan yang jauh dari rumah atau jam kerja yang lebih menuntut untuk lebih lama atau lebih fleksibel (hingga malam hari). Kegiatan rutin yang dilaksanakan: • • • • • • • •
Pendalaman iman masa PraPaskah dan Advent. Pendalaman Kitab Suci bulan September. Misa Tahun Baru bersama wilayah. Misa perayaan pesta nama santo pelindung. Ibadat tobat menjelang Paskah dan Natal. Penyaluran bantuan sosial dari PSE menjelang Paskah dan Natal. Partisipasi dalam latihan dan tugas koor wilayah. Rapat pengurus bersama wilayah.
Kegiatan non rutin yang dilaksanakan: • • •
Ziarek tengah tahun, biasanya dilakukan bersama satu wilayah. Sumbangan untuk buka puasa bagi petugas keamanan RW 013. Bantuan sosial untuk anak jalanan oleh OMK.
Administrasi Keuangan. Kartu persembahan yang diedarkan pada awal tahun 2015 adalah sejumlah 21 kartu, sesuai dengan jumlah KK yang terdaftar di lingkungan. Sistem iuran umat sebagian besar adalah menyumbang rutin bulanan. Namun ada sebagian yang langsung menyumbang untuk jangka waktu tiga sampai enam bulan, bahkan satu tahun penuh. Hal ini sejalan juga untuk iuran St. Yusup. Namun untuk program baru yaitu berkhat St. Yusup peserta dari lingkungan baru memiliki 3 orang peserta, meskipun penjelasan dan informasi sudah diberikan kepada warga. Semoga perlahan mulai ada warga yang berpartisipasi. Pengeluaran rutin kas lingkungan adalah untuk biaya pelatih koor. Jumlah yang dianggarkan dalam RKDP lingkungan tahun 2015 adalah Rp. 3.000.000,-. Kegiatan lain seperti Misa Lingkungan dan Pendalaman Iman/Kitab Suci senantiasa diupayakan swadaya dari umat
sendiri. Beberapa kali kas juga digunakan untuk sumbangan kematian warga lingkungan. Kas juga digunakan untuk sumbangan kepada kegiatan OMK Wilayah 1, serta untuk membeli makanan buka puasa yang disumbangkan kepada petugas keamanan RW 013. Demografi Lingkungan (data per 31 Mei 2015). Jumlah Kepala Keluarga (KK) = 21 KK Jumlah warga
= 66 orang
Sebaran usia Balita 5 – 13 tahun 14 – 20 tahun 21 – 35 tahun 35 – 59 tahun Diatas 60 tahun
= 3 jiwa = 3 jiwa = 3 jiwa = 18 jiwa = 22 jiwa = 17 jiwa
Berdasarkan data, kelompok usia produktif menempati persentase yang paling besar yaitu ±60%. Namun demikian dalam setiap kegiatan lingkungan persentase kehadiran warga justru didominasi oleh kelompok usia lanjut (diatas usia 55 tahun), yaitu 80% per kegiatan. Berdasarkan pantauan hal ini dikarenakan kelompok lansia sudah masuk masa pensiun sehingga memiliki waktu luang yang lebih banyak. Tidak seperti kelompok usia produktif yang rata-rata bekerja jauh dari rumah dan biasanya baru kembali tiba di rumah malam hari. Perkawinan. Dalam hal perkawinan cukup banyak dari warga di lingkungan yang berstatus janda yaitu 5 orang (25% dari KK). Selain itu perkawinan campur juga terdapat di lingkungan, setidaknya dari pantauan minimal ada 2 keluarga (10% dari KK). Terdapat juga keluarga campur, anggota keluarga ada yang bukan katolik. Namun data pasti sulit untuk dikonfirmasi, karena adanya perbedaan antara pengakuan dan pengamatan dari yang bersangkutan. Pekerjaan. Dari pantauan cukup banyak warga kelompok produktif senior yang memiliki usaha bisnis sendiri. Bahkan juga terdapat beberapa pemilik bisnis dari kelompok usia dewasa muda. Faktor ini juga berpengaruh pada kesibukan, ketersediaan waktu dan tingkat kehadiran yang rendah pada kegiatan-kegiatan lingkungan. Namun sekali lagi hal tersebut cukup sulit untuk dikonfirmasikan, karena banyak warga cukup enggan jika didata mengenai detail pekerjaan mereka. Status tempat tinggal. Dari 21 KK yang terdaftar di lingkungan 100% tinggal di rumah milik sendiri. Ada beberapa warga yang belum atau enggan mendaftarkan diri dikarenakan mereka tinggal di kontrakan/kos. Alasan mereka adalah tidak ada kepastian waktu tinggal di tempat yang sekarang. Namun meskipun tidak mendaftarkan diri, mereka rata-rata melaporkan bahwa dirinya adalah umat katolik. Dengan maksud sewaktu-waktu bisa mengikuti kegiatan lingkungan (terutama misa lingkungan) seandainya mereka memiliki waktu luang.
Aktivis Gereja. Beberapa warga yang terlibat dalam lingkup paroki: • Bpk. Franky Tjoki T : Koordinator Meditasi Lumen Christi • Ibu AM Suldiyah Prasetyo : Kepala Rumah Tangga Pastoran • Bpk. JM Suryanto : Prodiakon • Felix Yosafat : Seksi perlengkapan PDKK Aktivis Kemasyarakatan. Beberapa warga yang terlibat dalam lingkup kemasyarakatan: • Bpk. JM Suryanto : Bendahara RW 013 • Bpk. Among Setiawan : Ketua RT 04 / RW 013 Potensi dan Kendala Lingkungan. Banyak warga tampaknya adalah pemilik usaha pribadi. Tentu ini berpengaruh pada tingkat ekonomi yang baik pada warga lingkungan. Sehingga untuk setiap kegiatan lingkungan dapat dilaksanakan secara swadana dan tidak perlu meminta dana/sumbangan dari paroki. Beberapa warga, dua sampai tiga orang, senantiasa siap untuk ketempatan kapan saja untuk kegiatan-kegiatan lingkungan. Tentunya hal ini tidak menyulitkan pengurus lingkungan untuk mendapatkan tempat untuk setiap rencana kegiatannya. Ada satu keluarga yang membuka sanggar seni di lingkungan. Hal ini tentunya dapat dimanfaatkan oleh warga baik dari dalam maupun luar lingkungan untuk tidak jauh-jauh mencari tempat kursus. Dan sewaktu-waktu sanggar tersebut juga bisa bermanfaat bagi kegiatan lingkungan karena memiliki ruang yang cukup luas. Kendala yang dihadapi lingkungan yang terutama adalah tingkat partisipatif warga yang rendah pada setiap kegiatan yang dilaksanakan. Disadari hal ini tidak dapat dipaksakan kepada warga, namun tentu dapat diupayakan agar tingkat partisipatif yang rendah tidak terus terpuruk dengan semakin menipisnya iman. Oleh sebab itu diharapkan agar segenap aktivis lingkungan, kategorial, maupun paroki senantiasa siap mengemban semangat pelayanan yang murah hati.
Lampiran foto-foto kegiatan.
Foto 1.
Foto 2.
Kepersertaan Pelatihan P3K dan Kebakaran oleh Bonar (foto1 dan foto 2).
Foto 3.
Foto 4.
Foto 5.
Foto 6.
Kunjungan kepada lansia dan orang sakit (foto 3, 4, 5 dan 6).
Foto 7.
Foto 8.
Foto 9.
Foto 10.
Foto 11. Bantuan Sosial pada anak jalanan dan anak pemulung (foto 7, 8, 9, 10 dan 11).