PROFIL BIDANG SDA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. LUWU TIMUR
DAFTAR ISI A. INFORMASI UMUM B. POTENSI DAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 1. Wilayah Sungai 2. Daerah Irigasi 3. Bendungan 4. Danau 5. Rawa & Tambak C. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR DOKUMENTASI
2
Kabupaten
Luwu
Timur
merupakan kabupaten baru sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Luwu Utara. Secara definitif Kabupaten Luwu Timur berdiri pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 tahun2003 dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 3 Maret 2003. Kabupaten Luwu Timur memiliki luas 6.944,88 Km² (694.488 Ha) atau sekitar 10,82 % dari luas propinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan Peraturan Daerah kabupaten Luwu Timur No.4 tahun2006, jumlah kecamatan yang terdapat di Kabupaten Luwu Timur bertambah dari 8 kecamatan menjadi 11 kecamatan dan 99 desa, meliputi wilayah Kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Mangkutana, Tomoni Timur, Kalaena, Angkona, Malili, Wasuponda, Towuti, Nuha Secara geografis sesungguhnya posisi Kabupaten Luwu Timur ini cukup strategis karena berbatasan dengan beberapa propinsi, sejumlah kabupaten dan berada diwilayah pesir Teluk Bone. Secara adminitrasi Kabupaten Luwu Timur berbatasan dengan :
3
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Poso Propinsi Sulawesi Tengah Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali Propinsi Sulawesi Tengah Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Utara Propinsi Sulawesi Tenggara Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara
Informasi Umum Tentang Kabupaten Luwu Timur Dalam perspektif pembangunan daerah dewasa ini, seiring dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, maka daerah dituntut agar mampu mengembangkan daerahnya sendiri secara mandiri yang ditandai dengan semakin besarnya kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Dengan perspektif tersebut maka Visi dan Misi harus dirumuskan agar mempunyai arah dan tujuan pembangunan yang jelas dan memiliki rasionalitas untuk mencapainya. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), dinyatakan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) memuat Visi, Misi, Kebijakan dan Strategi Kepala Daerah terpilih harus diformulasikan guna lebih mengoperasionalkan langkah-langkah pencapaian Visi dan Misi. A. Visi Kabupaten Luwu Timur Tahun 2011 – 2015 Visi adalah suatu pernyataan yang merupakan ungkapan atau artikulasi dari citra, nilai, arah dan tujuan organisasi yang realistis, memberikan kekuatan, semangat dan komitmen serta memiliki daya tarik yang dapat dipercaya sebagai pemandu dalam pelaksanaan aktivitas dan pencapaian tujuan organisasi. Penetapan visi diperlukan untuk memadukan gerak langkah setiap unsur organisasi dan masyarakat untuk mengarahkan dan menggerakkan segala sumberdaya yang ada untuk menciptakan Kabupaten Luwu Timur sebagaimana dicita-citakan. Adapun Visi Kabupaten Luwu Timur Tahun 2011-2015 adalah: ”KEBERLANJUTAN PEMERINTAHAN, PEMBANGUNAN DAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN LUWU TIMUR MENUJU KABUPATEN AGROINDUSTRI TAHUN 2015”. Yang dimaksud “Keberlanjutan Pemerintahan” adalah Penyelenggaraan Pemerintahan, tahun 2011-2015 setidaktidaknya sama frekuensi dan mutunya dengan periode sebelumnya, bahkan seharusnya lebih baik, sesuai dengan prinsipprinsip tatakelola pemerintahan yang baik. Yang dimaksud dengan “Pembangunan” adalah perubahan menuju kearah yang lebih baik dalam semua sektor kehidupan. Hal ini mengindikasikan adanya komitmen Bupati Luwu Timur untuk melakukan perubahan dari yang diperlukan selama ini belum ada (minus) menjadi ada (plus) menjadi lebih banyak jumlahnya serta makin baik kualitasnya (plus-plus). Yang dimaksud dengan “Pelayanan Publik” adalah pembenahan sarana dan sumber daya pelayanan publik agar dapat menjangkau keseluruh wilayah dan lapisan masyarakat diseluruh Kabupaten Luwu Timur. Pelayanan publik ini pada
4
dasarnya merupakan hak dasar setiap komponen dan anggota masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Daerah. Pemenuhan hak dasar masyarakat tersebut terkait dengan pelaksanaan kewenangan yang bersifat wajib. Agar penyelenggaraan pelayanan publik dapat lebih baik dari periode sebelumnya dan dapat diukur tingkat keberhasilannya, akan sangat tepat jika dalam RPJMD 2011-2015 ini, mengakomodir dan mengaplikasikan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Yang dimaksud dengan “Menuju Kabupaten Agroindustri Tahun 2015”, mengindikasikan bahwa tahun 2015, Kabupaten Luwu Timur sudah harus siap menjadi daerah yang mengandalkan agroindustri sebagai lokomotif penggerak ataupun pengarusutamaan pembangunan perekonomian daerah. Pengarusutamaan agroindustri ini didukung oleh besarnya potensi wilayah dibidang pertanian, serta peluang-peluang eksternal yang mengemuka, serta tekad untuk mempersiapkan sumberdaya yang tersedia untuk menghadapi tantangan dan hambatan pelaksanaannya. B. Misi Kabupaten Luwu Timur Tahun 2011 - 2015
1. 2. 3.
4.
Misi adalah upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka Misi Kabupaten Luwu Timur Tahun 2011 – 2015 sebagai berikut: Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kepemerintahan dan pelayanan publik yang sebaik-baiknya; Memperkuat kompetensi dan kapasitas sumberdaya manusia di daerah untuk dapat menjadi handal, berdayaguna, berhasilguna untuk selanjutnya dapat meningkatkan partisipasi dalam kemajuan daerah; Menjaga suasana kebersamaan antar komponen warga agar tetap harmonis, tertib dan aman guna menunjang hidup dan kehidupan masyarakat yang lebih maju dan bermartabat dalam kesesuaian tatanan nilai-nilai budaya luhur dan tuntunan agama; Melanjutkan momentum dan meningkatkan kualitas pembangunan daerah dengan memperluas aksesibilitas dan meningkatkan daya saing daerah untuk mengantisipasi perkembangan situasi perekonomian nasional dan internasional, melalui industrialisasi perdesaan dan agroindustri.
5
Pernyataan Visi Dinas Pekerjaan Umum Bidang sumber Daya Air Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut, visi Dinas Pekerjaan Umum adalah sebagai berikut: Terwujudnya pengendalian dan pengaturan air yang lebih bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat
Penyataan Misi Pekerjaan Umum Bidang sumber Daya Air Terwujudnya visi yang dikemukakan di atas merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh aparat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Timur. Sebagai bentuk nyata dari visi tersebut, ditetapkanlah Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Timur untuk menggambarkan hal yang seharusnya terlaksana, sehingga hal yang masih abstrak pada visi akan lebih nyata. Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Timur adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan pelayanan melalui penyediaan infrastruktur yang terpadu dan berwawasan lingkungan; 2. Meningkatkan pengendalian dan sistem pengelolaan sumber daya air untuk menopang kabupaten agro-industri; 3. Terwujudnya pemanfaatan ruang yang seimbang, serasi dan berwawasan lingkungan dan 4. Meningkatkan sumber daya aparatur dan sumber daya manusia masyarakat jasa konstruksi Sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor : 03 Tahun 2008 pasal 20 tentang Tugas Pokok Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Sesuai Peraturan tersebut diatas, tugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah melaksanakan urusan otonomi daerah di bidang Pekerjaan Umum dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi dan tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugas, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 03 Tahun 2008 Pasal 21 tentang Fungsi Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagai berikut :
6
a. Perumusan Kebijakan teknis di bidang Pekerjaan Umum; b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang Pekerjaan Umum; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pekerjaan Umum; d. Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatalaksanaan, kepegawaian, perlengkapan dan peralatan; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam menjalankan tugas yang telah dibebankan, pada Dinas Pekerjaan Umum telah diadakan perkuatan kelembagaan sesuai Peraturan Daerah No. 03 Tahun 2008 Pasal 22 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Timur sebagai berikut :
KEPALA DINAS Sekretariat Kelompok Jabatan Fungsional
Bidang Bina Marga
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Bidang Sumber Daya Air
Sub Bagian Perencanaan
Sub Bagian Keuangan
Bidang Jasa Konstruksi
Seksi Seksi Pembangunan jalan dan jembatan
Seksi Pengaturan dan Pembinaan
Pengaturan Jasa Konstruksi
Seksi Pemeliharaan jalan dan jembatan
Seksi Pengelolaan dan Pengendalian
UPTD
7
Seksi Pemberdayaan Jasa Konstruksi
1. WILAYAH SUNGAI Kabupaten Luwu Timur memiliki potensi sumber daya alam berupa delapan sungai besar yang mengalir di wilayah Kabupaten Luwu Timur, salah satunya adalah Sungai Kalaena dengan panjang 85 Km, sungai yang melintas di Kecamatan Mangkutana itu tercatat sebagai sungai terpanjang di Kabupaten Luwu Timur, Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan panjang 15 Km. ......Panjang Sungai Utama di Kabupaten Luwu Timur......
No
Nama Sungai
Daerah Aliran
Panjang Sungai (Km)
1
Larona
Kec. Nuha
60
2
Ussu
Kec. Nuha, Malili
30
3
Cerekang
Kec. Nuha, Malili
50
4
Angkona
Kec.Malili, Angkona
48
5
Kalaena
Kec. Mangkutana
85
6
Powosoi
7
Senggeni
8
Bambalu
Kec. Mangkutana,Wotu Kec. Burau, Mangkutana
18 24
Kec. Burau
15
Sumber : Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2005
8
2. DAERAH IRIGASI Berikut adalah daerah irigasi Kabupaten Luwu Timur tentang Penetapan status daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi Wewenang dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota Luwu Timur
KECAMATAN
DESA
DAERAH IRIGASI
LUAS (Ha)
KONDISI
RENCANA POTENSI (Baku)
1. Towuti
1. Asuli 2. Timampu 3. Pekaloa 4. Loeha 5. Tokalimbo 6. Lioka 7. Bantilang 8. Mahalona
1. Asuli 2. Bakara 3. Kondube 4. Loeha 5. Tokalimbo 6. Lioka 7. Bantilang 8. Mahalona
50 300 400 750 200 195 250 700
30 381 225 600 150 140 90 500
RR RB RR RB RR RB RR RR
2. Wasuponda
1. Ledu - Ledu 2. Balambano 3. Wasuponda 4. Tabarano 5. Parompanai 6. Kawata
1. Ledu - Ledu 2. Balambano 3. Wasuponda 4. Tabarano 5. Parompanai 6. Kawata
915 50 150 55 170 190
217 12 111 28 113 104
RR RR RR RR RR RR
3. Nuha
1. Landangi 2. BonePute 3. Nuha 4. Matano
1. Landangi 2. BonePute 3. Nuha 4. Matano
200 120 30 50
150 100 23 35
RR RR RR RR
4. Malili
1. Puncak Indah 2. Tarabbi
1. Puncak Indah 2. Tarabbi
110 306
30 306
RB RB
9
DAERAH RAWAN TAMBAK
KONDISI
5. Angkona
3. Harapan 4. Wewangriu 5. Manurung 6. Lakawali
3. Harapan 4. Wewangriu 5. Manurung 6. Lakawali
410 300 500 20
407 300 410 20
RB RB RB RB
1. Taripa
1. Tokke 2. Saluparang 3. Mantadulu 4. Angkona 5. Maliwowo
120 150 200 300 750
84 79 197 290 500
RB RR RB RB RB
1. Korondeme 2. Wae Lalo
100 250
87 205
RR RB
2. Mantadulu 3. Maliwowo 6. Mangkutana
1. Teromu
7. Wotu
8. Burau
1. Jalajja 2. Mabonta 3. Lumbewe 4. Lumbewe 5. Lewonu JUMLAH
1. Senggeni I 2. Senggeni II 3. Bambalu 4. Pao Bali 5. Lanosi
275 150 295 150 50
275 115 100 50 45
8,551
6,009
Sumber Data : Petugas Ranting , Data Lapangan , BPP dan Ktr. Desa REKAPITULASI DATA PRASARANA IRIGASI KABUPATEN LUWU TIMUR 1. Total Luas Daerah Irigasi Kabupaten = 6.009 Ha 2. Luas Irigasi Dalam kondisi Rusak Ringan = 1.644Ha 3. Luas irigasi Dalam Kondisi Rusak Berat = 4.365 Ha 4. Total Luas Daerah Irigasi Rawa Tambak Kabupaten = 13.197 Ha
10
RB RB RB RR RR
2225
RR / RB
525 3000
RR RR / RB
3000
RR / RB
4000
RR / RB
447
RR / RB
13,197
5. Luas Daerah Irigasi rawa Dalam Kondisi Rusak Ringan 6. Luas Daerah Irigasi Rawa dalam Kondisi Rusak Berat
= 2.922 Ha = 10.275 Ha
Irigasi Teknis dan Irigasi Desa Luas Areal No
(Ha)
Daerah Irigasi
Lokasi Kecamatan
Potensial/ Fungsional I
Irigasi Teknis Kalaena Kanan I
6.615
Tomoni,Wotu & Tomoni Timur
Kalaena kanan II
5.077
Wotu & Burau
Kalaena Kiri
4.043
Angkona & Kalaena
Bendung Kalaena
2.698
Mangkutana & Kalaena
18.433 II
Irigasi Desa Lanosi
45
Burau
Singgeni I
275
Burau
Singgeni II
115
Burau
Bambalu
293
Burau
Pao Bali
106
Burau
Karrondeme
87
Mangkutana & Kalaena
Wailalo
205
Angkona
Angkona
300
Angkona
Tarabbi
306
Malili
72
Malili
107
Malili
Puncak Indah Ledu-Ledu Sumber : Data Inventarisasi Bidang Pengairan
11
Ket
3. BENDUNGAN
Kebutuhan listrik terbesar pada PT. INCO adalah untuk kebutuhan listrik pada Electric Furnace, yang saat ini telah terdapat 4 unit Electric Furnace. Masing-masing furnace apabila beroperasi penuh akan mengkonsumsi listrik sampai 75 Mega Watt per unit. Untuk mencukupi kebutuhan ini dibangunlah PLTA Balambano (Larona 2) dengan kapasitas 2 unit generator @ 68,5 Mega Watt (137 MW) yang mampu mencukupi kebutuhan furnace. PLTA Balambano memanfaatkan air yang telah digunakan pada PLTA Larona Balambano Type
: Roller Compacted Concrete (RCC)
Volume Dam RCC
: 31.500.000 CU meter (max.)
Life Storage
: 1.700.000 CU meters
Dead Storage
: 29.800.000 CU meters
Top Dam Length
: 350 meter
High Maximum
: 94 meter
Width Top Dam
: 6 meter
Top Elevation
: 167.00 meter
Full Supply Level
: 165.5 meter
Minimum Opr. Level : 164.0 meter Distance
: 5.5 km from Larona to Bano Station
Balambano Reservoir Alarm 164.0 M dan Trip 163.1
12
Specifikasinya: Volume : 10 Juta m³. Panjang : 550 M Ketebalan Tembok : 25 Cm Tinggi @El. 321 m = 32 m Top Wall @ 322,2 m Maksimum banjir 1000 Tahunan @El. 320,8 m Puncak permanen emergency spillway @ El.318,00 m Flow = 1700 m³ Konstruksi : Bendungan urugan batu dengan permukaan dilapisi tembok. Minimum = 318.0 m. Apabila level di bawah point ini maka kebutuhan air pada station full load tidak akan terpenuhi Maximum = 319,45. di atas level ini Main Spillway Gate sudah saatnya di buka karena level di danau towoti juga sudah tinggi Normal range = 318,0 - 319,6 m Dengan generator (2 unit berkapasitas 65 MW dan 1 unit berkapasitas 68,5MW
Tenaga air yang diperlukan PLTA Larona ini berasal dari Danau Matano, Danau Mahalona, Danau Towuti yang merupakan sumber air sungai Larona. Di dekat hulu sungai Larona ini dibuat bendungan setinggi 30 meter. Bendungan diperlukan untuk mengendalikan aliran air kesaluran buatan sepanjang 7 km, yang berkelokkelok untuk menyesuaikan kemiringan aliran ratarata = 0,35 %. Aliran dari kanal masuk kedalam tiga buah pipa "Penstock" (pipa pesat) yang meluncurkan air jatuh setinggi ±140 meter kadalam Turbin. Aliran air ini memutar tiga unit turbin yang dihubungkan dengan generator (2 unit berkapasitas 65 MW dan 1 unit berkapasitas 68,5 MW
13
4. BENDUNG Bendungan merupakan salah satu infrastruktur PU yang bertujuan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat di bidang pertanian. Dalam halaman ini berisikan tentang data-data teknis bendungan-bendungan yang ada di Indonesia, serta manfaatnya. Juga diberikan informasi tentang embung atau bendung serta situ, infrastruktur yang berfungsi menunjang ketahanan pangan masyarakat. Di samping itu banyak permasalahan yang terjadi, berbagai Kerusakan yang terjadi telah di tuangkan dalam profil ini sebagai berikut :
14
LAPORAN REALISASI TANAM RANTING 1. Realisasi Tanam Ranting Dinas Kalaena Kiri
2. Realisasi Tanam Ranting Dinas Kalaena Kiri
15
5. DANAU - Danau Matano Matano merupakan sebuah danau tektonik purba yang terbentuk dari aktifitas pergerakan lempeng kerak bumi pada akhir masa Pliosin sekitar 1-4 juta tahun yang lalu (Haffner et al. 2001). Posisi danau ini tepat berada di atas zona patahan/sesar aktif yang disebut “patahan Matano” (Ahmad, 1977). Selain danau Matano, di sekitar zona sesar ini juga terbentuk dua danau besar; Mahalona dan Towuti serta dua danau satelit yang ukurannya jauh lebih kecil, yaitu : Wawantoa/Lantoa dan Masapi. Kelima danau tersebut membentuk satu sistem danau yang disebut Kompleks Danau Malili (Malili Lake Complex)
Profil Kompleks Danau Malili.
Luas Area (km²) Ketinggian (m dpl) Kedalaman Maksimum (m)
Matano Mahalona Towuti Wawantoa Masapi 164 24.4 561.1 1.6 2.2 382 310 283 586 434 590 73 203 3 4
Nb: Kedalaman rata-rata danau Matano: 37 m
16
-
Danau Towuti Danau Towuti adalah sebuah danau yang terletak di Sulawesi Selatan, Indonesia.
Secara administratif, danau ini terletak di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Kawasan Danau Towuti merupakan bagian dari Taman Wisata Alam Danau Towuti, yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan, di bawah Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Danau ini adalah jalur penyebrangan yg dapat menghubungkan antara sulawesi selatan dan sulawesi tenggara. Danau Towuti ini tercatat sebagai danau air tawar terluas kedua setelah
danau Toba di Sumatera Utara, danau Towuti memberikan jasa lingkungan pada ekosistem di sekelilingnya. Salah satu danau tektonik ini masih menyimpan misteri : kedalaman permukaannya. Disini, terdapat 14 jenis ikan air tawar endemic Sulawesi Crocodylus Porosus dan Hydrosaurus Amboinensis. Danau Towuti yang luasnya 56.000 Ha terdapat di wilayah Kompleks Malili, Sulawesi Selatan dan merupakan danau tektonik yang oligotrofik. Danau ini telah ditetapkan sebagai kawasan Taman Wisata Alam berdasarkan keputusan Mentan No. 274/Kpts/Um/1979. Meskipun sudah ditetapkan
sebagai
kawasan
Taman
Wisata
Alam,
danau
yang
luas
ini
juga digunakan untuk berbagai keperluan antara lain PLTA, perikanan tangkap, navigasi, ekowisata dan sumber air untuk kebutuhan domestik. Profil Kompleks Danau Malili.
Luas Area (km²) Ketinggian (m dpl) Kedalaman Maksimum (m)
Matano Mahalona Towuti Wawantoa Masapi 164 24.4 561.1 1.6 2.2 382 310 283 586 434 590 73 203 3 4
Nb: Kedalaman rata-rata danau Matano: 37 m
17
-
Danau Mahalona
Secara umum kawasan konservasi Taman Wisata Alam Danau Mahalona terdiri dari kawasan perairan danau. Sumber air danau berasal dari beberapa mata air dan cacthment area di sekitar danau yang masuk ke danau melalui 3 sungai dan anak sungai yang salah satu diantaranya adalah aliran air sungai dari Danau Matano Selain itu, terdapat sungai yang menghubungi TWA Danau Mahalona dengan TWA Danau Towuti Taman Wisata Alam Danau Mahalona dapat dicapai dengan jalur darat dari Kota Makassar. Jarak Kota Makassar ke kawasan Taman Wisata Alam Danau Mahalona secara keseluruhan adalah ± 580 Km, dengan jalur Makassar – Parepare – Palopo – Masamba – sorowako – TWA. Danau Mahalona Atau Makassar – Parepare – Palopo – Masamba – wowondula – timampu – TWA. D. Mahalona. Transportasi melalui udara juga bias dilakukan dari bandara udara sultan hasanuddin menuju bandara di sorowako milik pt. inco dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Kondisi jalan darat yang dilalui relatif baik (jalan propinsi, jalan kabupaten dan jalan PT. INCO). Waktu tempuh berkisar antara 11 hingga 12 jam. Selain itu Taman Wisata Alam Danau Mahalona dapat ditempuh dengan menggunakan Pesawat Udara ke kota Masamba (Ibukota Kabupaten Luwu Utara) dan kemudian dilanjutkan dengan kendaraan darat ke desa Timampu, selanjutnya dari Desa Timampu menggunakan perahu motor yang berkekuatan 24 Pk melalui Danau Towuti dengan waktu tempuh ± 1 jam
18
6. RAWA & TAMBAK
Sebagaimana diatur dalam Undang Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dana Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi dimana yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat adalah Daerah Irigasi dengan luas areal lebih besar atau sama dengan 3.000 Ha, Pemerintah Provinsi adalah Daerah Irigasi dengan luas areal 1.000 Ha sampai dengan 3.000 Ha dan Pemerintah Kabupaten adalah Daerah Irigasi dengan luas areal dibawah 1.000 Ha.Khusus untuk daerah rawa karena belum adanya kejelasan tentang pembagian kewenangan wilayah Daerah Rawa khususnya tambak maka ketentuan tersebut juga digunakan dalam pengelolaan OP rawa tambak. Pemerintah Pusat melalui Sumber Dana APBN bertanggung jawab atas pembiayaan areal irigasi/rawa diatas 3.000 Ha dengan Tugas Pembantuan yaitu pelaksanaan kegiatan Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Rawa (OPJR) didanai oleh Pemerintah Pusat dan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Selatan. Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Rawa (OPJR) adalah suatu kegiatan untuk mempertahankan kondisi Jaringan Irigasi/Rawa dalam keadaan siap untuk mendistribusikan air sehingga pelayanan terhadap masyarakat pemakai air khususnya petani tambak tidak terhambat dengan adanya kerusakan-kerusakan kecil yang dapat mengurangi debit air. Rencana tata tanam dapat terpenuhi sesuai dengan target dan akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani tambak yang berakibat pada peningkatan produksi ikan dan udang di Provinsi Sulawersi Selatan dapat dipertahankan. Untuk Tahun Anggaran 2011 Kegiatan Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Rawa di Kabupaten Luwu Timur tersebar dibeberapa kecamatan antara lain :
19
PROVINSI SULAWESI SELATAN KABUPATEN LUWU TIMUR TAHUN 2011 Kabupaten No.
D.I. Rawa Sawah
Luas Daerah Rawa Tambak ( Ha)
2
3
D.I. Rawa Tambak /
1 1.
KAB. LUWU TIMUR
Rawa Tambak Sudah Di Desain (Ha) 4
Belum Di Desain (Ha) 5
Sudah Di Kerjakan (Ha) 6
Belum Di Kerjakan (Ha) 7
2,000
24,788
2,250
24,538
26,788
-
Wotu
3,140
1,000
2,140
1,250
-
Malili
1,600
1,000
600
-
Harapan
5,200
-
5,200
-
5,200
-
Manurung
3,000
-
3,000
-
-
Angkona
13,848
-
13,848
-
Luas Daerah Rawa
20
Sudah Di Desain (Ha) 9
Sawah (Ha) 8 13,109
1,890
1,000
Rawa Sawah Belum Di Desain (Ha) 10
-
-
Belum Di Kerjakan (Ha) 12 13,109
-
-
-
13,109
-
13,109
- -
-
-
-
3,000
- -
-
-
-
13,848
- -
-
-
-
600
- -
13,109
Sudah Di Kerjakan (Ha) 11
13,109
-
Ket.
13
DAERAH RAWA TAMBAK KECAMATAN ANGKONA
21
DAERAH RAWA TAMBAK KECAMATAN WOTU DESA BAHARI
22
DAERAH RAWA TAMBAK KECAMATAN WOTU DESA BAU - BAU
23
DAERAH RAWA TAMBAK KECAMATAN MALILI DESA WEWANGRIU
24
DAERAH RAWA TAMBAK KECAMATAN MALILI DESA LAKAWALI
25
Pengembangan Infrastruktur di bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dapat dilihat pada tabel berikut : Pengembangan
Kondisi Pengembangan Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air No
Infrastruktur
Kuantitas
Kondisi
1.
Saluran Pembuang
74.688 Km
Sedang
2.
Irigasi Teknis
68.877 Km
Baik
3.
Irigasi Semi Teknis
93.405 Km
Baik
4.
Pintu Air
44 Unit
Baik
5.
Normalisasi Sungai
62.834 Km
sedang
6.
Bronjong
7.116 Km
Baik
7.
Tanggul
25.442 Km
sedang
Dari tabel diatas menunjukkan dari 44 unit pintu air yang terbangun dari tahun 2006 sampai tahun 2009 dalam kondisi baik, irigasi teknis dan irigasi semi teknis sepanjang 162.282 Km yang telah terbangun dari tahun 2005-2009 dalam kondisi baik, kondisi bronjong yang telah terbangun dalam kondisi baik dan untuk kondisi saluran pembuang dan tanggul dalam kondisi sedang.
26
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI, RAWA DAN JARINGAN PENGAIRAN LAINNYA TAHUN 2011 Kecamatan Towuti : 1. Pembuatan lining Saluran Palopi Dusun Malindewe Daerah Irigasi Lioka 935 M 2. Lanjutan pembangunan Daerah Irigasi Desa Bantilang 950 M 3. Pembuatan Lining Daerah Irigasi Lembua Desa Rante Angin /Loeha 950 M 4. Pembuatan Proteksi Saluran Air Desa Bantilang 395 M 5. Pembuatan Saluran Tersier Desa Tokalimbo 400 M 6. Pembuatan Embung DI. Kecamatan Towuti
Kecamatan Angkona : 1. Pembangunan Lining Sekunder Bedo 325 M Kecamatan Burau : 1. Pemasangan Bronjong Sungai Wae Mate Desa Cendana 100 M 2. Pembuatan Lining Daerah Irigasi Singgeni Desa Jalajja 3. Proteksi Saluran Pembuang Desa Lanosi Kecamatan Burau 4. Lanjutan Proteksi Desa Burau Pantai 350 M Kecamatan Kalaena : 1. Proteksi Bronjong + Krib Pengarah Dusun Lemboharapan Desa Pertasi Kencana 125 M 2. Rehab. Lining Saluran BK.KI. 2 Desa Pertasi Kencana 150 M 3. Pembuatan Lining Tersier BK.Ki 10 Desa Sumber Agung 4. Rehab. Lining Saluran BK.KI.7c Desa Kalaena Kiri 300 M Kecamatan Malili : 1. Pembangunan Bronjong Dusun Kawasule Desa Pongkeru 130 M 2. Lanjutan Pembangunan Talud Kawasan PPI 175 M 3. Lanjutan Tanggul Sungai Balantang 50 M Kecamatan Mangkutana: 1. Proteksi Bronjong Tanggul Dusun Margosuko Desa Margolembo 2. Pembuatan Lining BW. 5 Tengah Desa Manggala 200 M 3. Rehab Box Tersier + Pintu Air Desa Wonorejo 3 Unit Kecamatan Nuha : 1. Lanjutan Proteksi Bronjong PLTMH Dusun Nuha 170 M Kecamatan Tomoni: 1. Pembuatan Lining Tersier Desa Bangun Jaya 800 M 2. Pembangunan Bendung Alam Desa Bangun Karya 3. Lanjutan Pembuatan Bangunan Syphon 1 Unit BK. 10 a Kecamatan Tomoni Timur: 1. Pembuatan Bronjong Desa Cendana Hitam Dusun Muhajirin 500 M 2. Pembangunan Lining Tersier Desa Patengko 750 M 3. Pembangunan 1 Box Culvert Desa Purwosari / Desa Bangun Jaya Kecamatan Wasuponda : 1. Pembuatan Saluran Tersier Kali Dingin 1.175 M 2. Pembuatan Embung DI. Matabuntu
Kecamatan Wotu : 1. Pembangunan Proteksi Sungai Kasa lanjutan Dusun Kasa Desa Lampenai 500 M 2. Pembuatan Saluran Pengarah Desa Rantetiku 40 M
27
28
29
30
Rencana Lokasi Titik koordinat : S. 02º 31′ 46,6″ E. 120º 58′ 54,6″
Rencana Lokasi Titik Koordinat : S. 02º 28′ 02,1″ E. 121º 05′ 19,9″
31
32
33
34
35
36
37