PROFESIONALISME GURU-GURU MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH CEPER Suatu Tinjauan dari Aspek Tingkat Pendidikan Oleh Jumali Dosen Progdi Pendidikan Akuntansi FKIP - UMS
Abstract he aim of the research is to know the influence of teacher education level towards teachers’ professionalism in Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Ceper Klaten. The kind of research is descriptive quantitative with expost facto approach by using research subject 63 MIM teachers. From 63 teachers were taken samples 53 by Simple Random Sampling. Technique of data collection is by using Questionaire, Documentation, and Interview directly. To know whether there is influece or not, by using regression linier analysis with SPSS program for windows versi 11.0. The research result showed that Regression similarity Y = 84,450 + (-1,270) X, where regression coeficient is -1,270 dengan signifikan 0,262 stated that much bigger than 0,05 it means Ho is rejected (X can not predict Y). The level of teachers’ education influenced teachers’ professionalism is 2,4 % while 97,6 % is influenced by other factors. Keywords: Teachers’ education level; and Teachers’ Professionalism
pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah,
PENDAHULUAN Pembangunan di bidang pendidikan
maupun
pendidikan
di
lingkungan
merupakan sarana dan wahana yang sangat
masyarakat. Oleh karena itu, Madrasah
penting
Ibtidaiyah
dan
menentukan
dalam
sebagai lembaga pendidikan
pembangunan dan pembinaan sumber daya
formal memiliki tanggung jawab yang besar
manusia. Oleh karena itu, bidang pendidikan
dalam menyiapkan SDM yang berkompeten
mendapatkan
dan siap menghadapi berbagai tantangan di
secara
perhatian
dan
sungguh-sungguh
penanganan baik
oleh
masa depan.
pemerintah, masyarakat pada umumnya dan para pengelola pendidikan pada khususnya. Salah
satu
upaya
membina
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM)
sebagai
lembaga
pendidikan
dan
menekankan pentingnya kemampuan dan
membangun generasi muda yang tangguh dan
kegemaran membaca dan menulis, berjiwa
dapat diandalkan diantaranya adalah melalui
sosial, berakhlak mulia, kecakapan berhitung,
pendidikan, baik yang diberikan melalui
serta kemampuan berkomunikasi. Menurut PP
45
Profesionalisme Guru-guru …. (Jumali)
RI No.19 tahun
2005 tentang standar
berubah
sehingga
pertumbuhan
pendidikan nasional bab V pasal 26 ayat 1
profesionalnya
menjelaskan bahwa: “Standar kompetensi
dirangsang. Guru yang profesional senantiasa
lulusan
diingatkan agar selalu tampil humanis dan
pada
jenjang
pendidikan
dasar
harus
menerus
bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan,
personal.
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
mengajarkan
keterampilan
dasar, memperlakukan setiap anak didik
untuk
hidup
mandiri
dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut”.
Mereka
terus
diharuskan
untuk
keterampilan-keterampilan
secara individual, menumbuhkan keyakinan
Sebagai salah satu komponen tenaga
pada setiap orang khususnya peserta didik
kependidikan, guru memegang fungsi dan
untuk menerima standar yang di tetapkan di
mengemban tanggung jawab paling besar
lembaga pendidikan.
dalam proses pembelajaran di kelas dan di
Seorang guru harus peka terhadap
luar kelas, termasuk pelaksanaan tugas-tugas
kondisi dan keadaan siswa karena setiap
bimbingan penyuluhan bagi mereka. Guru
siswa memiliki daya serap kondisi dan minat
juga
dalam
yang berbeda. Bahwa guru harus memilih
mengembangkan keinginan dan keyakinan
metode mengajar yang baik dan tepat sesuai
untuk memenuhi tuntutan pribadi yang sesuai
dengan
dengan potensi dasarnya.
Sebagaimana
membantu
siswanya
Dalam Undang-Undang RI No. 14
materi
yang
disampaikan.
kita ketahui bahwa banyak
metode-metode
mengajar,
akan
tetapi
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bab 1
metode-metode tersebut tidak selalu efektif
pasal 1 menjelaskan bahwa : Guru adalah
untuk semua mata pelajaran. Guru sebagai
pendidik profesional dengan tugas utama
pengelola
mendidik,
persiapannya, yang serba lengkap. Selain
mengarahkan,
mengajar, melatih,
membimbing, menilai,
dan
menguasai
proses
pembelajaran
metode-metode
dituntut
deduktif
dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
induktif serta menguasai materi, seorang guru
anak usia dini jalur pendidikan formal,
harus menguasai pengetahuan lain yang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
menunjang materi yang diajarkan, karena
Di lingkungan pendidikan formal, pengkajian
terhadap
pembinaan
dan
gurulah yang secara langsung berhubungan dengan siswa dalam proses belajar mengajar.
pengembangan kemampuan profesional guru
Dari telaah historis yang dilakukan
sangat dibutuhkan, karena dari waktu ke
Medley yang dikutip oleh Noeng Muhajir
waktu persyaratan guru ideal senantiasa
(2000:83) ada empat asumsi tentang guru dan
46
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014
calon
guru
yang
kesuksesan
Pearaturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005
pendidikan yaitu : Pertama asumsi sukses
tentang standar nasional pendidikan bab VI
guru tergantung pada kepribadian; Kedua
pasal 28 menjelaskan bahwa: Pendidik harus
asumsi
pada
memiliki kualifikasi akademi dan kompetensi
pengusaan metode; Ketiga asumsi sukses
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan
guru tergantung pada penguasaan intensitas
rohani, serta memiliki kemampuan untuk
aktivitas interaksi guru dengan siswa; dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Keempat asumsi bahwa apapun dasar dan
Kualifikasi yang dimaksud adalah tingkat
alasannya
yang
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh
terpenting sebagai tanda memiliki wawasan,
seorang pendidik yang dibuktikan dengan
ada indikator menguasai strategi belajar-
ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang
mengajar dan lainnya.
relevan sesuai ketentuan perundang-undangan
sukses
menjamin
guru
penampilan
tergantung
gurulah
Guru mempunyai kedudukan sebagai
yang berlaku. Bagi seseorang yang tidak
tenaga profesional pada jenjang pendidikan
memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui
anak usia dini pada jalur pendidikan formal
dan diperlukan dapat
yang diangkat
pendidik setelah
sesuai
perundang-undangan.
dengan
peraturan
Kedudukan
guru
diangkat menjadi
melewati uji kompetensi
dan kesetaraan.
sebagai tenaga profesional berfungsi untuk
Seorang guru dikatakan profesional
meningkatkan martabat dan peran guru
atau tidak dapat dilihat dari dua perspektif.
sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
Pertama, dilihat dari tingkat pendidikan
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
minimal dari latar belakang pendidikan untuk
Disamping itu bertujuan untuk melaksanakan
jenjang sekolah tempat dia menjadi guru.
sistem pendidikan nasional dan mewujudkan
Kedua, penguasaan guru terhadap materi ajar,
tujuan
yaitu
mengelola proses pembelajaran, mengelola
berkembangnya potensi peserta didik agar
siswa melakukan tugas-tugas bimbingan, dan
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
lain-lain.
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
belakang pendidikan kemampuan profesional
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mendiri,
guru di MIM masih sangat beragam, mulai
serta menjadi warga negara yang demokratis
dari yang tidak berkompeten sampai yang
dan bertanggung jawab.
berkompeten.
pendidikan
nasional,
Dilihat
dari
perspektif
latar
47
Profesionalisme Guru-guru …. (Jumali)
Dalam penjelasan UU RI No. 14 tahun 2005
Sedangkan dalam Undang-Undang RI
tentang Guru dan Dosen bab II pasal 2 ayat 1
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menjelaskan bahwa: guru sebagai tenaga
bab I pasal 1 ayat
profesional mengandung arti bahwa pekerjaan
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan
guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
yang
sumber
mempunyai
kualifikasi
akademik,
4 menjelaskan bahwa:
penghasilan
yang
kemahiran,
atau
kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai
memerlukan
dengan persyaratan untuk setiap jenis dan
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
jenjang pendidikan tertentu.
norma tertentu serta memerlukan pendidikan
Permasalahannya pendidikan
guru
betulkah
berpengaruh
keahlian,
kehidupan
tingkat
profesi. Guru yang profesional harus dapat
terhadap
menjamin kesuksesan pendidikan. H. A. R
profesionalisme guru? Penelitian ini bertujuan
Tilaar
untuk mencari kebenaran bahwa tingkat
Profesional adalah merupakan para ahli di
pendidikan
dalam bidangnya yang telah memperoleh
guru
berpengaruh
terhadap
profesionalisme guru -guru MIM Ceper .
(2002:137)
menyaakan
bahwa
pendidikan atau pelatihan yang khusus untuk
Profesional berasal dari kata profesi
pekerjaannya yang dapat dilahirkan dari
yaitu pekerjaan atas keahliannya sebagai mata
tingkat pendidikan dasar, menengah, dan
pencahariannya. Sedangkan
menurut Dedi
tinggi. Piet A. Sahertian (1994:13) Profesi
Supriyadi (1999:95) Profesi menunjuk pada
adalah suatu pernyataan bahwa seseorang
suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut
melakukan tugasnya dengan penuh tanggung
keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan
jawab. Sedangkan Muhaimin, (2004:222)
terhadap profesi. Profesionalisasi menunjuk
seseorang dikatakan profesional bilamana
pada proses menjadikan seseorang sebagai
pada dirinya melekat sikap dedikatif yang
profesional melalui pendidikan pra jabatan.
tinggi terhadap tugasnya.
Profesionalisme juga menunjuk pada derajat
Muhaimin
penampilan seseorang sebagai profesional
suatu profesi
atau penampilan suatu pekerjaan sebagai
produk yang baik, maka perlu dibarengi
suatu profesi. Profesionalisme juga mengacu
dengan etos kerja yang mantap.
Lebih lanjut
juga menyatakan bahwa agar dapat menghasilkan mutu
pada sikap dan komitmen guru untuk bekerja
Menurut UU RI No. 14 tahun 2005
berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik
pasal 32 ayat 1 tentang Guru dan Dosen
profesinya.
bahwa pembinaan dan pengembangan profesi guru
48
meliputi:
Kompetensi
Pedagogik,
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014
Kompetensi
Kepribadian,
Kompetensi
Bahri
Djamarah
sebagai
murabbiy,
mu’allim, mursyid, mu’addib, dan mudarris.
Profesional, dan Kompetensi Sosial. Syaiful
menempatkan dirinya
(2002:71),
Sebagai murabbiy guru akan berusaha
menyaakan ada empat sikap yang baik dari
menumbuhkembangkan,
seorang guru adalah : 1) Suka menolong
memelihara potensi, minat, dan bakat peserta
pekerjaan sekolah dan menerangkan pelajaran
didik,
dengan
serta
eksperimen di laboratorium, maupun melalui
menggunakan contoh-contoh yang baik dalam
problem solving. Sebagai mu’allim, guru akan
mengajar, 2) Periang dan gembira memiliki
melakukan transfer ilmu/pengetahuan/nilai
perasaan humor dan suka menerima lelucon
serta melakukan internalisasi atau penyerapan
atas dirinya, 3) Bersikap bersahabat merasa
ilmu dan nilai ke dalam diri sendiri dan
sebagai seorang anggota dalam kelompok
peserta
kelas, 4) Menaruh perhatian dan memahami
motivasinya. Sebagai mursyid, guru akan
setiaap anak didiknya.
melakukan
jelas
dan
mendalam
baik
melalui
didiknya,
mengatur
kegiatan
serta
dan
penelitia,
membangkitkan
trans-internalisasi
akhlak/
Profesinalisme guru diperoleh antara
kepribadian kepada peserta didik. Sebagai
lain melalui jenjang pendidikan. Jenjang
mu’addib, guru sadar bahwa dirinya memiliki
pendidikan
peran
adalah
tahapan-tahapan
dan
fungsi
untuk
membangun
pendidikan yang ditempuh oleh seseorang.
peradaban yang berkualitas di masa depan
Dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun
melalui
2003 bab VI pasal 14
mudarris,
Pendidikan jenjang
Nasional Pendidikan
Pendidikan Dasar,
tentang Sistem
dinyatakan formal
bahwa meliputi:
Pendidikan Menengah,
kegiatan guru
pendidikan. dituntut
mencerdaskan
Sebagai
untuk
peserta
dapat
didiknya,
menghilangkan ketidaktahuan, dan melatih keterampilan mereka.
Pendidikan Tinggi. Dalam PP RI No. 19 tahun
2005
tentang
Standar
Nasional
Pendidikan bab VI pasal 29 ayat 2 dijelaskan
METODE PENELITIAN Penelitian
profesional
guru
bahwa: Pendidik pada SD/MI, atau bentuk
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
lain yang sederajat memiliki antara lain;
dan bertujuan
Kualifikasi akademik pendidikan minimum
bahwa tingkat pendidikan guru berpengaruh
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1), dan
terhadap profesionalisme guru-guru MIM
sertifikat profesi guru untuk SD/MI. Dengan
Ceper. Penelitian ini di lakukan di Madrasah
memiliki kualifikasi tersebut para guru dapat
Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Ceper.
untuk mencari kebenaran
49
Profesionalisme Guru-guru …. (Jumali)
Pendekatan yang digunakan dalam
terdiri dari estimates (perkiraan/estimasi dari
penelitian ialah pendekatan non eksperimen,
hasil analisis regresi), covariance matrix
dengan jenis pendekatan expost facto. Dalam
(matrik
penelitian ini terdapat satu varibel bebas yaitu
confidance intervals. Estimasi ini dapat
tingkat pendidikan guru dan satu variabel
dibentuk melalui persamaan regresi linier
terikat
guru.
sederhana, yaitu Y = α +βX. Matrik korelasi
Berdasarkan pendekatannya, maka data-data
covarian akan ditampilkan matrik korelasi
penetilian untuk setiap variabel diambil dari
varians antara varians predictor dan kriterium.
data masa lalu.
Sedangkan convidance intervals atau taraf
yaitu
profesionalisme
korelasi
varian/covarians),
dan
Populasi penelitian adalah semua
kepercayaan interval untuk beta (β). Dari
guru MIM Ceper sejumlah 7 MIM dengan 63
hasil persamaan regresi linier sederhana ini
guru. Dari 63 guru peneliti mengambil 54
nantinya dapat diketahui prediksi variable
guru
profesionalisme melalui tingkat pendidikan.
(
Sugiyono,
2005:73)
.
Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
menggunakan
Simple
Random
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampling. Pengumpulan data menggunakan
Dari hasil pengumpuln data dengan
metode angket, wawancara, observasi, dan
kuesioner yang diterima, dapat diketahui
dokumentasi.
tingkat
pendidikan
berikut: Analisis data menggunakan teknik regresi linier sederhana. Koefisien regresi
Tingkat Pendidikan Responden Pendidikan SMA D1 D2 D3 S1 Jumlah
50
Jumlah 1 33 2 27 63
Prosentasi 1,58 % 52,38 % 3,18 % 42,86 % 100 %
responden
sebagai
Dari tabel di atas dapat diketahui
terendah adalah SMA sebanyak (1,58%).
bahwa frekuensi tertinggi pertama adalah
Hal ini berarti mayoritas guru MIM di
responden yang memiliki pendidikan D2
Ceper berpendidikan D2.
(52,38 %), frekuensi tertinggi kedua adalah responden
yang
memiliki
tingkat
Hasil pengujian analisis
secara
ringkas sebagai berikut:
pendidikan S1 sebanyak 42,86% dan
1. Dependent Variable Profesionalisme Guru
regresi
linier
sederhana
menunjukkan
bahwa : Dari
hasil
output
pengujian
Y = 84,450 + (-1,270) X
analisis regresi sederhana dapat terlihat
Artinya bahwa tingkat pendidikan
bahwa, pada kolom Asymp. Sig adalah
guru memiliki pengaruh yang berarah
0,262 atau probabilitas jauh diatas 0,05
negatif terhadap profesionalisme guru.
(0,262 > 0,05) maka Ho diterima atau tidak
Apabila
ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap
meningkat, maka tingkat profesionalisme
profesionalisme guru. Hal ini berarti
guru justru menurun, dan sebaliknya.
bahwa rendahnya tingkat pendidikan guru tidak
mempengaruhi
seorang
guru.
Model 1
profesionalisme
Sedangkan
persamaan
R ,156a
R Square ,024
a. Predictor/constant Tingkat Pendidikan
tingkat
Penentuan
pendidikan
prediksi
guru
besaran
sumbangan tingkat pendidikan terhadap profesionalisme guru, yaitu;
Adjusted R Square ,005
Std. Error Of the estimate 8,427
tingkat pendidikan guru mempengaruhi
Berdasarkan hasil perhitungan di
tingkat profesionalisme guru hanya 2,4%.
atas menunjukkan bahwa angka R Square
Sedangkan sisanya (100% - 2,4% = 97,6%)
(koefisien
dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
determinasi)
0,024,
artinya
51
Profesionalisme Guru-guru …. (Jumali)
Dari data tingkat pendidikan, guru yang berpendidikan dibawah S1 sebanyak
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
hasil
olah
data
57,14 %, ini menunjukan bahwa masih
dengan regresi linier sederhana dapat
banyak
disimpulkan bahwa tindak pendidikan guru
standar nasional pendidikan (PP No. 19
berpengaruh
tahun
negatif
terhadap
tingkat
guru
2005
yang belum
tentang
memenuhi
standar
nasional
profesionalisme guru di MIM Ceper.
pendidikan bab VI pasal 29 ayat 2), untuk
Terbukti juga bahwa sumbangan tingkat
itu disarankan kepada Pimpinan Cabang
pendidikan
Muhammadiyah
guru
terhadap
tingkat
profesionalisme guru hanya sebesar 2,4 %
untuk
sedangkan sisanya sebesar 97,6 %. Artinya
mengembangkan
tingkat pendidikan berpengaruh negatif
antaranya dengan
terhadap profesionalisme tetapi kekuatan
jenjang S1.
melalui kepala sekolah
memotivasi
para
guru
agar
profesionalitasnya,
di
melanjutkan studi ke
pengaruhnya sangat kecil.
DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Muhaimin. 2004. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Peraturan Pemerintah Nomor 19. 2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan. Solo : CV. Kharisma. Sahertian, Piet A. 2000. Supervisi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono. 2005. Metodelogi Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta. Tilaar, H.A.R. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta. UU RI No. 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
52