Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
TREN PEMBELAJARAN BIOLOGI (SAINS) MENJAWAB TANTANGAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN, PENDIDIKAN GLOBAL, DAN AKSELERASI INFORMASI KOMUNIKASI Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta PENDAHULUAN Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan salah satu isu yang sangat fenomenal akhir-akhir ini bagi umumnya Negara-negara anggota ASEAN, maupun khususnya bagi (kita) Indonesia sendiri. Bahkan mungkin, isu ini lebih fenomenal daripada isu GMT yang baru saja berlalu pada 9 Maret 2016 kemarin. Seberapa fenomenalnya isu MEA ini bagi medan Pendidikan, wilayah yang kita geluti ini, memang secara langsung seolah tidak terkait. Akan tetapi, jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan Nasional, salah satunya adalah bertujuan mensejahterakan rakyat Indonesia, maka isu MEA mau tidak mau terkait erat dengan medan Pendidikan. MEA yang telah diberlakukan pada 31 Desember 2015, konon semula akan diterapkan Januari 2015, tetapi karena kekurangsiapan Indonesia maka dimundurkan pada waktu tersebut. Kehadiran MEA memang terkesan muncul dalam faktor ―ekonomi‖ saja, akan tetapi sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan nasional, yaitu mensejahterakan rakyat maka faktor ekonomi haruslah kuat untuk mewujudkan cita-cita pendidikan tersebut. Oleh karena itu, sewajarnyalah muncul permasalahan dalam faktor pendidikanpada umumnya maupun pembelajaran sains khususnya, yaitu ‗Apa yang menjadi tren dalam pembelajaran Biologi/Sains untuk menjawab tantangan MEA, Pendidikan Global, dan Akselerasi Teknologi Informasi-Komunikasi‘. Permasalahan tersebut tak pelak lagi akan melibatkan seluruh sivitas akademika Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mempersiapkan tenaga profesional dalam bidang pembelajaran Biologi. MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) ASEAN Community merupakan komunitas yang beranggotakan negara-negara di kawasan Asia Tenggara dibentuk dan didirikan sejak 8 Agustus 1967. ASEAN Community, yang kemudian disebut ASEAN Community 2015 memiliki hubungan kerjasama antar negara anggota ASEAN yang lebih luas. ASEAN Community, memiliki tiga macam perencanaan(blueprint): (1) ASEAN Economic Comunity (AEC), (2) ASEAN Political-Security Comunity (AP-SC), dan (3) ASEAN Socio-Cultural Comunity (AS-CC).
1
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
AEC yang kemudian dikenal di Indonesia menjadi MEA, dalam MEA negaranegara anggota ASEAN disebutkan sebagai ―borderless country‖, karena dimungkinkan mobilitas barang, jasa, dan orang antarnegara di wilayah ASEAN terjadi dengan mudah keluar atau masuk. Kita akan melihat, dan telah terjadi dalam beberapa hal, betapa mudahnya barang, jasa, dan orang di wilayah ASEAN di luar Indonesia memasuki negara kita. Akankah kita seperti mereka?, tentu dan harus!, itulah hakekat diberlakukannya MEA. Bahkan, kemudian terkait dengan MEA Mita (2015) mengemukakan bahwa nantinya ASEAN harus memiliki lima elemen utama yaitu: (i) aliran bebas barang, (ii) aliran bebas jasa, (iii) aliran bebas investasi, (iv) aliran modal yang lebih bebas, serta (v) aliran bebas tenaga kerja terampil. Dalam ASEAN Framework Agreement on Trade in Services (AFAS), ia menambahkan, bahwa kesepakatan ini pada akhirnya mengarah pada perluasan secara terus menerus komitmen jasa-jasa ke arah arus bebas tahun 2015 dengan fleksibel, mencakup liberalisasi jasa bisnis; jasa profesional; konstruksi; distribusi; pendidikan; jasa lingkungan; pelayanan kesehatan; transportasi maritim; telekomunikasi; dan turisme. Salah satu target AFAS adalah menyediakan pengakuan akan pendidikan atau pengalaman, persyaratan, lisensi atau sertifikat yang yang disebut Mutual Recognition Arrangement (MRA). Berdasarkan blueprint tersebut nyata sekali bahwa jasa-jasa itu merupakan peluang besar bagi kita untuk mengisinya, sehingga dapat memperluas lapangan kerja bagi anak bangsa yang memiliki kompetensi dan keahlian yang sesuai ke berbagai negara anggota ASEAN. Seperti halnya di dalam negeri, sesama anak bangsa pun bersaing untuk mengisinya, maka terhadap negara-negara anggota ASEAN lain tentu persaingan itu semakin ketat. Bahkan sebaliknya, kita sendiri di dalam negeri jika tidak menyiapkan diri sebaik mungkin, maka anak-anak bangsa ini akan disaingi mereka yang lebih siap kompetensi maupun keahliannya. Oleh karena itu, wajar jika telah terjadi di depan mata kita masuknya tenaga-tenaga asing baik yang legal maupun illegal dalam berbagai jasa. Misalnya, rumah sakit internasional banyak mempekerjakan tenaga medis asing. Bahkan, bukan tidak mungkin kelak, supir taksi orang Kamboja, buruh pabrik dan pekerja bangunan orang Laos dan Vietnam, serta pedagang di pasar-pasar tradisional maupun modern diisi orang-orang Thailand dan Malaysia. Bagaimana dengan tenaga guru, akankah mereka menggantikan kita? UMM, FKIP, dan khususnya Prodi Pendidikan Biologi sebagai Primary Stakeholder menghadapi tiga blueprint ASEAN Community (termasuk MEA) secara simultaneous, massive, systematic and continues, tidak lain adalah harus dengan bergegas menyiapkan diri agar menjadi lebih bermutu. Prodi biologi, seperti halnya prodi dalam PT lain, maka terkait MEA menurut Mita (2015) ada empat hal utama yang harus dihadapi dalam penyelenggaraannya untuk menjadi lebih bermutu, yaitu dengan meningkatkan: 1) Aksesibilitas, 2) Kurikulum, 3) Sistem Penjaminan Mutu dan 4) Akreditasi. 2
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Pendidikan Global Pendidikan secara umum pada hekakatnya tidak asing lagi bagi kita baik itu yang berlaku di Indonesia maupun di Negara-negara lainnya. Seperti pernyataan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa sebagai berikut, bahwa ―Education is a major driving force for human development. It opens doors to the job market, combats inequality, improves maternal health, reduces child mortality, fosters solidarity, and promotes environmental stewardship. Education empowers people with the knowledge, skills and values they need to build a better world. (Ban Ki-moon, 2012)‖ Lebih lanjut menurutnya, pendidikan terkait dengan gerakan globalisasi menjadi prioritas utama bagi seluruh umat manusia di Tahun 2015. Prioritas pendidikan dalam gerakan globalisasi ini difokuskan pada tiga hal, yaitu: First, putting every child in school. The global community pledged to achieve universal primary education by 2015. We need to make all the necessary investments to ensure that every child has equal access to schooling. Second, improving the quality of learning. Access to education is critical. But it is not enough. We must make sure that people acquire relevant skills to participate successfully in today‘s knowledge-based society. Third, fostering global citizenship. Education is much more than an entry to the job market. It has the power to shape a sustainable future and better world. Education policies should promote peace, mutual respect and environmental care. Prioritas pendidikan dalam gerakan globalisasi ini oleh beberapa Negara sengaja atau tidak sengaja ditanggapi, misalnya Australia melalui Education Services mengemukakan bahwa pendidikan global menekankan pada lima aspek sebagai berikut. Interdependence and globalisation – an understanding of the complex social, economic and political links between people and the impact that changes have on each other Identity and cultural diversity – an understanding of self and one‘s own culture, and being open to the culture of others Social justice and human rights – an understanding of the impact of inequality and discrimination, the importance of standing up for our own rights and our responsibility to respect the rights of others Peace building and conflict resolution – an understanding of the importance of building and maintaining positive and trusting relationships and ways conflict can be prevented or peacefully resolved Sustainable futures – an understanding of the ways in which we can meet our current needs without diminishing the quality of the environment or reducing the capacity of future generations to meet their own needs. Mengacu pada hal tersebut, dalam perspektif global bagi siswa dan guru, maka: 1. pendekatan pembelajaran yang diterapkan memperhitungkan seluruh umat manusia dan lingkungan di mana mereka hidup 3
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
2. Pembelajaran menekankan pada masa depan, sifat dinamis dari masyarakat manusia, dan kapasitas setiap orang untuk memilih dan membentuk berjangka disukai 3. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi tema penting seperti perubahan, saling ketergantungan, identitas dan keragaman, hak dan tanggung jawab, membangun perdamaian, kemiskinan dan kekayaan, keberlanjutan dan keadilan global 4. Pembelajaran fokus pada pembelajaran kooperatif dan tindakan , dan tanggung jawab bersama 5. Pembelajaran menekankan pada berpikir kritis dan komunikasi 6. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk mengembangkan nilai-nilai positif dan bertanggung jawab dan sikap, keterampilan penting dan orientasi untuk partisipasi aktif. Akselerasi Informasi Komunikasi Informasi komunikasi yang dipercepat tidak dapat pula dilepaskan dengan pengaruh perubahan globalisasi. Berawal dari berkembangkanya teknologi dalam komunikasi, yaitu Information and Communication Technologies (ICT: Indonesia TIK) merupakan semua peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan Informasi. Teknologi ini meliputi teknologi informasi dan teknologi komunikasi, yang masing-masing adalah teknologi meliputi segala hal-hal yang: (a) berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan juga pengelolaan informasi, serta (b) berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses serta mentransfer data dari perangkat yang satu ke perangkat yang lainnya. Dalam pelaksanaannya, terdapat tiga cara dalam menyampaikan informasi tersebut (Pengertian Apapun, 2016), yaitu : dari yang paling sederhana, mekanis hingga saat ini seara elektronis. Cara elektronis yang sampai saat ini terus berubah, misalnya dengan menggunakan computer generasi lama hingga terbaru. Perubahan cara berkomunikasi yang berkembang begitu cepat inilah yang mendorong munculnya gerakan akselerasi TIK dalam semua aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam pembelajaran Biologi. Akselerasi TIK harus diimbangi kesiapan sosial (Social readiness) agar masyarakat mampu memanfaatkan secara produktif dan membangun eksistensi yang kondusif bagi tumbuhnya kreatifitas dan inovasi. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Basuki Yusuf Iskandar (IndoTelkom, 2016), menyatakan bahwa ―Akselerasi penguasaan TIK dapat dilakukan dengan membangkitkan kesadaran sosial agar dapat memanfaatkan TIK secara produktif dalam segala bidang kehidupan‖. Perkembangan TIK saat ini memungkinkan semua orang dapat saja menjadi produsen sekaligus konsumen informasi yang lalu lintasnya beberapa dapat jauh dari nilai edukasi dan etika yang mencerdaskan. Oleh karena itu, dalam hal inilah control dan peran institusi pendidikan sangat fital. Dunia pendidikan harus mengintensifikan social readiness dalam menyongsong percepatan 4
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
ini dengan melakukan kontrol dan pengawasan serta meningkatkan awareness. Dengan kata lain, akselerasi penguasaan TIK dilakukan untuk membangkitkan kesadaran sosial dalam memanfaatkan TIK dalam segala bidang kehidupan, akaselerasi TIK sangat bertumpu pada SDM. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Secara umum, untuk meningkatkan kualitas SDM ini Kemenristekdikti (dalam Kemendikbud) mengembangkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). KKNI merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja, dalam rangka memberi pengakuan kompetensi kerja, sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Dasar Hukum KKNI adalah Peraturan Presiden No 8 Tahun 2012.Secara konseptual, setiap jenjang kualifikasi dalam KKNI disusun oleh empat parameter utama yaitu: a) keterampilan kerja, b) cakupan keilmuan/pengetahuan, c) metoda dan tingkat kemampuan dalam mengaplikasikan keilmuan/pengetahuan tersebut serta d) kemampuan manajerial. Kandungan keilmuan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang bervariasi untuk suatu jenjang kualifikasi yang setara.Kandungan keilmuan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang bervariasi untuk jenjang kualifikasi yang berbeda. Implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap level kualifikasi mencakup proses yang menumbuhkembangkan afeksi sebagai berikut: • Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa • Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya • Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia • Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya • Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan orisinal orang lain • Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas. Sebagai contoh, mengacu pada KKNI tersebut program studi pendidikan Biologi FMIPA UNY menentukan kualifikasi lulusannya dengan capaian pembelajaran untuk sampai dengan tahun 2025 sebagai berikut. Capaian pembelajaran program studi Pendidikan Biologi:
5
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
1. Sikap dan Tata Nilai a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral, dan etika; c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; h. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; i. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri. j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan; 2. Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner (PENGUASAAN PENGETAHUAN) a. Mampu menggali dan mengikuti perkembangan IPTEKS dalam bidang biologi dan pendidikan biologi dan terapannya untuk melakukan perencanaan, pengelolaan, implementasi, evaluasi, dan pengembangan pembelajaran biologi yang berorientasi pada life skill. b. Memiliki pemahaman mengenai perangkat pembelajaran biologi, menguasai secara aktif teknik penggunaan sumber belajar dan pemanfaatannya dalam pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran biologi, pengembangan lembar kegiatan belajar biologi, serta evaluasi dan remediasi dalam menyelenggarakan pembelajaran biologi di kelas, laboratorium atau lembaga yang menjadi tanggungjawabnya. c. Menguasai konsep teoritis yang mendalam pada bidang biologi dan pendidikan biologi, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah secara prosedural. d. Menguasai konsep dan prinsip bidang inti biologi yang berhubungan dengan objek (hewan, tumbuhan, fungi, protista, monera, bakteri), tingkat organisasi kehidupan, dan permasalahan biologi. e. Menguasai aspek matematika, kimia, dan fisika yang berkaitan dengan penguasaan kompetensi akademik biologi dan pembelajaran biologi. f. Mampu memecahkan permasalahan biologi dan pendidikan biologi secara prosedural melalui pendekatan biologi dari tingkat molekul sampai tingkat ekosistem/biosfer. g. Menguasai metodologi penelitian pendidikan biologi, metodologi penelitian biologi, analisis data, penelusuran sumber informasi, dan penulisan artikel ilmiah. 6
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
h. Menguasai konsep dan manajemen pengelolaan laboratorium biologi sekolah. i. Menguasai kemampuan manajemen bisnis yang berkaitan dengan pemanfaaatan sumberdaya alam dalam pembelajaran biologi. 3. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji (KEMAMPUAN KERJA) 1. Kemampuan Kerja Umum. a. Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang biologi dan pendidikan biologi dan mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalam penyelesaian masalah. b. Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan data, dan memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi c. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggungjawab atas pencapaian hasil kerja organisasi. d. Mampu bekerjasama dalam tim kerja/organisasi dalam mengembangkan biologi/pendidikan biologi secara professional. 2. Kemampuan Kerja Khusus a. Menggali dan mengikuti perkembangan IPTEK untuk mendukung penguasaan keilmuan pendidikan biologi dan konsep-konsep biologi dalam kegiatan pengelolaan (perencanaan, implementasi, evaluasi) dan pengembangan pembelajaran yang berorientasi pada life skills. b. Menguasai secara aktif penggunaan berbagai sumber belajar dan media pembelajaran biologi berbasis IPTEK untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran kurikuler, kokurikuler, dan ekstra kurikuler. c. Mampu mengelola sumberdaya berbasis IPTEK dalam penyelenggaraan kelas, laboratorium, sekolah, dan Lembaga Pendidikan di bawah tanggung jawabnya. d. Mampu memanfaatkan IPTEK untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan biologi dan pendidikan biologi dalam penyelenggaraan kelas, laboratorium, sekolah, dan Lembaga Pendidikan di bawah tanggung jawabnya secara komprehensif. e. Memiliki kemampuan bidang teknologi informasi dan komunikasi, bahasa Inggris serta pendekatan STEM (Science Technology, Engineering, And Mathematics) dan STSE (Science Technology Society And Environment) dalam pembelajaran biologi. f. Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan data di bidang biologi dan pendidikan biologi, memberikan saran kepada teman sejawat serta menginformasikan kepada publik sesuai ketentuan yang berlaku. g. Mampu melakukan penelitian yang dapat digunakan dalam memberikan berbagai alternatif penyelesaian masalah dalam bidang pendidikan biologi, meliputi kegiatan merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi data, menganalisis data dan mengkomunikasikannya dalam bentuk karya ilmiah. h. Menguasai kemampuan mengelola, dan menggunakan ketrampilan teknik 7
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
laboratorik, menyelenggarakan tertib adminstrasi, dan maintenance and repair (MR) terhadap berbagai alat laboratorium Biologi di sekolah serta mewujudkan terjaminnya kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. i. Memiliki kreativitas dan kemampuan untuk menganalisis potensi lingkungan untuk dapat dikembangkan menjadi kegiatan wirausaha di bidang pendidikan biologi. j. Mampu memanfaatkan potensi alam sekitar untuk dikembangkan menjadi bentuk wirausaha dalam bidang pendidikan biologi. k. Memiliki kemampuan menyusun perangkat pembelajaran, bahan ajar dan media pembelajaran biologi yang variatif dan memiliki nilai jual. l. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggungjawab atas pencapaian hasil kerja organisasi di bidang biologi dan pendidikan biologi serta pelaporan hasil kerja organisasi. m. Mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya. Selanjutnya mengacu pada capaian pembelajaran tersebut dikembangkan kurikulumnya. Melalui kurikulum atau program inilah pembelajaran biologi dikembangan disesuaikan dengan tren tuntutan zaman, seperti MEA, Pendidikan Global dan Pecepatan Informasi Komunikasi. PENUTUP MEA telah diratifikasi bersama oleh seluruh anggota ASEAN. MEA memuat standar yang telah ditentukan untuk ditaati bersama-sama. Pendidikan global menuntut pendidikan untuk lebih memanusiakan manusia di lingkungannya. Sistem pendidikan dalam subsistem yang lebih kecil menuntut pembelajaran biologi menyesuaiakannya. Percepatan informasi komunikasi terus berkembang, cepat berubahnya TIK belum terbendung. Pendidikan dituntut kepedulian mengahdapinya. Pendidikanlah jantung utama kehidupan dalam menghadapi ketiga hal tersebut yang tidak mungkin kita hindari. Melalui pendidikan harus dikembangkan programprogram untuk menghadapi itu semua. Program tersebut tidak lain adalah kurikulum. Pelaksanaan kurikulum untuk mencapai tujuan melalui metoda yang dirumuskan dalam pembelajarannya. KKNI sebagai basis pengembangan kurikulum Perguruan Tinggi di Indonesia telah menyediakan upaya-upaya pemenuhan standar pendidikan untuk pengembangan keempat kompetensi pendidik. KKNI menyediakan standar yang diyakini siap mengembangkan SDM kita dalam menhadapi MEA, Pendidikan Global dan Percepatan Informasi Komunikasi. Melalui tantangan MEA, PG dan PIK dihadapan kita, ketingganya menjadi tren yang harus dirumuskan dalam pembelajaran biologi. DAFTAR REFERENSI Ban Ki-moon. 2012.http://www.globaleducationfirst.org/289.htm#sthash.84P2Inms.dpuf, the UN Secretary-General launched a five-year global initiative on education. Education Services Australia, www.globaleducation.edu.au/15:30Feb 18, 2016 8
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
INDOTELKO.COM. 2016. http://www.indotelko.com/kanal?c=id&it=Akselerasi-TIKharus-Diimbangi-Kesiapan-Sosial. diunduhtgl 21 Maret 2016 ______________. (2012). Peraturan Pemerintah RI Nomor 8, Tahun 2012, tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Mita Yuniati, 2015. Dampak MEA Terhadap Dunia Pendidikan.https://www.islampos.com/dampak-mea-terhadap-dunia-pendidikan222676/ diunduh lagi pada 11 Februari 2016. Pendidikan Biologi. 2015. Capaian Pembelajaran Pendidikan Biologi Berbasis KKNI. Jurusan Pendidikan Biologi. FMIPA. UNY.
9