JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Dosen Pembimbing 1 :
Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng. Dosen Pembimbing 2 :
Dr. Eng.Ardyono Priyadi, S.T, M.Eng.
Boby Adi Pratama 22.09.100.110
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
LATAR BELAKANG
Sering terjadi gangguan pada transformator daya.
Membutuhkan biaya mahal untuk pengujian gangguan pada transformator daya.
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
TUJUAN
X
Minyak Transformator
Kromatografi (DGA) Test
Physicochemical Test
Gas Terlarut
Warna, BDV, Acid, Water content, ...
Gangguan Trafo
Kondisi Minyak
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Batasan Masalah
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Jaring Saraf Tiruan
Sistem saraf manusia
Jaring Saraf Tiruan
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
PROGRAM PELATIHAN JST Input dan Target
Jumlah Nodes Hidden Layer
Fungsi Pengaktif
Laju Pelatihan
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
PROGRAM PELATIHAN JST Input dan Target
Input berupa tegangan breakdown, faktor daya minyak, dan tegangan permukaan. Digunakan 63 pasang data input-target.
Jumlah Nodes Hidden Layer
Fungsi Pengaktif
Laju Pelatihan
Menggunakan dua dimensi input[3]. Combustible Gas Hidrogen Metana Etana Etilena Asetilena Karbon Monoksida Karbon Dioksida
Input Breakdown Voltage, Interfacial Tension Oil Power Factor, Breakdown Voltage Oil Power Factor, Breakdown Voltage Oil Power Factor, Interfacial Tension Breakdown Voltage, Interfacial Tension Oil Power Factor, Interfacial Tension Breakdown Voltage, Interfacial Tension
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
PROGRAM PELATIHAN JST Input dan Target
Jumlah Nodes Hidden Layer
Jumlah nodes yang paling efektif untuk sebuah neural network dengan satu perceptron adalah sesuai persamaan berikut [4] :
L1 = �(𝑚𝑚 + 2)𝑁𝑁 + 2�
𝑁𝑁
(𝑚𝑚+2)
Fungsi pengaktif yang digunakan pada hidden layer adalah sigmoid bipolar atau sigmoid unipolar [2].
Fungsi Pengaktif
Laju Pelatihan
Fungsi Sigmoid Bipolar[2]
Fungsi Sigmoid Unipolar[2]
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
PROGRAM PELATIHAN JST Input dan Target
Jumlah Nodes Hidden Layer
Fungsi Pengaktif
Laju Pelatihan
Combustible Gas
Node Hidden Layer
Fungsi Pengaktif
Hidrogen
5
Sigmoid Bipolar
Metana
5
Sigmoid Bipolar
Etana
5
Sigmoid Unipolar
Asetilena
5
Sigmoid Bipolar
Etilena
5
Sigmoid Unipolar
Karbon Monoksida
5
Sigmoid Unipolar
Karbon Dioksida
5
Sigmoid Bipolar
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
PROGRAM PELATIHAN JST Input dan Target
Laju pelatihan (μ) mempengaruhi perubahan pemberat (weight)[2]. bernilai antara 0.1 sampai 0.9[2].
Jumlah Nodes Hidden Layer
Fungsi Pengaktif
Laju Pelatihan
Combustible Gas Hidrogen Metana Etana Etilena Asetilena Karbon Monoksida Karbon Dioksida
laju pelatihan 0.6 0.9 0.3 0.7 0.9 0.1 0.7
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Multi Layer Perceptron-BP[2] Input
Hidden layer
Output
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
HASIL PELATIHAN JST
Hidrogen
Metana
Etana
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
HASIL PELATIHAN JST
Etilena
Asetilena
Karbon Monoksida
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
PROGRAM ESTIMAS GAS TERLARUT Input
Normalisasi Input
Jaringan Saraf Tiruan Estimasi Gas DGA
Denormalisasi Output JST
Output
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Pengujian Program
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Hasil Pengujian Program
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
ANALISIS [1]
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
ANALISIS TDCG[1] TDCG < 720 721- 1920 1921 - 4630 > 4631
Kondisi 1 2 3 4
Kromatografi Nama Minyak TDCG Sampel 1 82 Sampel 2 754 Sampel 3 155 Sampel 4 294 Sampel 5 725
Nama Minyak Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
JST TDCG 59 873 167 744 742
Kondisi kondisi 1 kondisi 2 kondisi 1 kondisi 1 kondisi 2
Kondisi kondisi 1 kondisi 2 kondisi 1 kondisi 2 kondisi 2
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
ANALISIS Key Gas [1] • Analisis berdasarkan gas yang paling dominan pada sampel minyak. • Gangguan :
- thermal oil-etilena, metana, etana; - thermal cellulose–karbon monoksida; - partial discharge-hidrogen; - arcing-asetilena Nama Minyak Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
Key Gas Fault Diagnosis GC JST GC JST CO CO Normal Normal CO CO cellulose Cellulose CO CO Normal Normal CO CO Normal Cellulose CO CO cellulose Cellulose
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
ANALISIS Rasio Doernenburg [1] • Diagnosis didapatkan berdasarkan perbandingan konsentrasi gas : - CH4/H2 - C2H2/C2H4 - C2H2/CH4 - C2H6/C2H2
Nama Minyak Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
Kromatografi No fault No fault No fault No fault PD
JST No fault PD No fault Thermal fault PD
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
ANALISIS Rasio Roger [1] • Diagnosis didapatkan berdasarkan perbandingan konsentrasi gas : - C2H2/C2H4 - CH4/H2 - C2H4/C2H6
Nama Minyak Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
Kromatografi JST normal normal normal tidak tersedia normal normal normal tidak tersedia tidak tersedia tidak tersedia
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
ANALISIS Segitiga Duval [5] • Diagnosis didapatkan berdasarkan perbandingan konsentrasi gas : - Metana - Etilena - Asetilena
Nama Minyak Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
Kromatografi Normal T1 Normal Normal T2
JST Normal T1 Normal DT DT
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Penutup Kesimpulan
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Penutup Penelitian Selanjutnya
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Referensi