Prof. Andreas Budihardjo, Ph.D 2015
Faktor Lingkungan Kemajuan ilmu pengetahuan pesat di dunia Kemajuan ilmu berdampak pada kehidupan masyarakat Pendidikan merupakan tumpuan utama negara. Globalisasi (Rule of the game) Persaingan dalam berbagai hal (termasuk di dunia pendidikan).
Implikasi Substansi vs superfisial (image; yang penKng S3)
KualitaKf vs KuanKtaKf (yang penKng secara jumlah banyak S3) Orientasi proses vs Hasil Jalan Wajar vs Jalan pintas BereKka vs “Kdak bereKka” Prinsip “efisiensi” yang keliru.
Tri Dharma Perguruan Tinggi q Pendidikan dan Pengajaran q PeneliKan dan Pengembangan q Pengabdian kepada Masyarakat
Urgenitas Integritas
Berbagai fakta menunjukkan penurunan integritas dalam berbagai bentuknya. Plagiarisme vs “beyond plagiarisme” Ijazah palsu “Asal” mengajar Tidak melakukan pengembangan ilmu Perilaku yang Kdak sewajarnya Penikmat “comfort zone”; malas untuk mengembangkan kompetensi Tidak menjalan Tri Dharma “Pengabdian Masyarakat “ ?? Perilaku “transaksional” dalam mendidik Isu eKka dari yang berkadar rendah sampai dengan berkadar Knggi Sikap pragmaKsme (mengambil jalan pintas) Dll.
Cendikiawan dan Masalah Integritas Dosen / Pengajar /Pendidik – asal mengajar PeneliK – asal meneliK / plagiat Guru - asal mengajar (Kdak pernah mengembangkan diri /
mengajar hal yang outdated) Mahasiswa/i – Kdak belajar/asalan belajar/ menyontek/ plagiarisme – yang penKng lulus Pelajar Pakar - substansi vs pragmaKsme (berbicara diluar kepakarannya demi sesuatu yang lain) dll.
Masalah-masalah yang Mendorong untuk Kdak ber-Integritas
Nilai diri Tidak ada waktu, Kdak kompeten --- tuntutan Knggi (kepangkatan dsb) Contoh yang jelek Tidak tahu PragmaKsme Banyak yang melakukan (Kdak mendapat sanksi bahkan mendapat reward)
“Disuruh” melakukan hal tersebut
“Malas” Orientasi pada hal yang lain (misalnya uang , “image” dsb) Dana / uang Tidak kreaKf dan Kdak menganut budaya pembelajaran
Integritas Kecendekiaan Kejujuran
Kebenaran
Profesionalisme EKka Pengembangan ilmu (Pembelajaran)
Menulis / Mempublikasi
Lingkungan Perubahan Kemajuan teknologi Tuntutan kehidupan Persoalan-persoalan Dll
Para cendekiaan senan-asa harus terus mengembangkan diri dalam ilmu pengetahuan agar mampu berkontribusi secara ak-f dalam berbagai hal. • misalnya: pengajar yang -dak mengembangkan diri akan ter-nggal dan akan mengajar hal yang sama bahkan dari bahan yang sudah obsolete.
Plagiarisme EKka Plagiarisme
Fakta Kecenderungan jumlah plagiarisme meningkat baik di dunia mampun di Indonesia. Kecenderungan kecanggihan dalam melakukan plagiarisme
meningkat baik di dunia mampun di Indonesia.
Fenomena Mencuri karya / gagasan orang sebagian atau seluruhnya .
Menggunakan jasa orang untuk melakukan peneliKan dan menuliskannya dalam bentuk arKkel. Pengelolaan Jurnal yang Kdak profesional menjadi peluang bagi para plagiator untuk mempublikasi “karyanya”. Tuntutan Knggi dari DIKTI/InsKtusi pendidikan padahal mereka Kdak kompeten, Kdak punya waktu dan Kdak
bermoKvasi. Peluang dan “gangguan” untuk mengambil jalan pintas – teknologi copy paste, internet membuka peluang tsb. Tulisan mahasiswa diakui sebagai karya dosen. Kesalahan dalam memilih profesi Mau berkarier tanpa kerja keras dan “smart” Nilai-nilai diri (integritas) Tidak memiliki pengetahuan Tidak peduli dll
DISKUSI !!
Fenomena lain “Malas” Tidak kompeten Tidak punya waktu Tidak tertarik pada pengembangan ilmu Short-cut Yang penKng “ijazah”, serdos !! Beberapa orang memberi contoh demikian Ijazah vs substansi Tidak mempunyai dana (Comment: InovaKf ) Dll.
Mengapa ? Membangun keilmuwan dan ilmu yang bermutu dan
bertanggung jawab. BereKka Menurunkan ilmu ke generasi berikut secara tertulis (verba volant, scripta manent) sehingga dapat dipelajari, diuji, dikembangkan. Pengembangan ilmu Dunia ilmu : jusKfikasi / falsifikasi --- kebenaran.
Plagiarius Plagiarus = “penculik”
Dari kata kerja plagium Plagiarisme : “pencurian/penculikan “
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 17 tahun 2010, Pasal 1 Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau -dak
sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengu-p sebagian atau seluruh karya ilmiah dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
Mengapa cendekiawan melakukan plagiarisme ? Memperoleh keuntungan (materi, status, dll.) Ada peluang Integritas rendah (nilai diri, moral intelligence rendah) Terpaksa mengambil jalan pintas (tuntutan Knggi, Kdak kompeten, Kdak
punya waktu, nilai diri) – padahal dengan Kdak melakukan publikasi akan menentukan “nasib” nya. Tidak tahu / Kdak profesional / ceroboh sehingga Kdak paham tata krama /
eKka dalam melakukan sitasi, meguKp dan sejenisnya. Mencontoh atasan. “Menganggap” hal tersebut wajar. Dll.
Plagiarisme harus diberantas melalui pendekatan terpadu Level Pemerintah dan InsKtusi Memberi penjelasan-penjelasan bahwa plagiarisme itu merupakan Kndakan
“kejahatan akademis” Melakukan sosialisasi peraturan-peraturan dan sanksi Membangun sistem kontrol, sosialisasi permendiknas 17- 2010 secara
efekKf Memberi “pembinaan” atau “pelaKhan” Memasukkan dalam kurikulum mengenai eKka pendidikan Dll.
Level InsKtusi Melakukan perekrutan dan seleksi (dalam PT), jejang karier harus
profesional, transparan, fair. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab dosen. Mengimplementasi program pengembangan diri secara terpadu , al.
kompetensi, nilai-nilai dan moKvasi berprestasi. Menerapkan sistem R & P yang jelas dan tegas dan taat asas. Memberikan pelaKhan-pelaKhan meneliK & menulis arKkel. Mengaplikasi beban kerja seimbang (management) Menanamkan nilai-nilai integritas, kejujuran akademis dan profesional
(budaya Sekolah, visi, misi)
Level individu Harus menjunjung integritas, eKka, profesionalisme yang Knggi. Berupaya untuk senanKasa terus belajar dan mengembangkan diri (al.
meneliK, menulis dan mengajar) Dosen misalnya , perlu meningkatkan kompetensi keilmuwan, kompetensi mengajar, kompetensi sosial, kompetensi moral. Meningkatan moKvasi berprestasi – Goal sefng – SMART Membangun kepribadian yang bertanggung jawab, meningkatkan EQ. Khususnya untuk menghindari plagiarisme yang tak sengaja ( inadertant
plagiarism); dosen/peneliK harus bekerja secara “organized”, profesional & sistemaKs. Pelacakan sumber –sumber secara cermat (siapa tahu pernyataan yang kita
temukan sudah pernah ditemukan seblumnya).
Pengelola jurnal Melakukan check & recheck Memiliki teknik / sistem untuk melakukan uji keaslian
arKkel Memiliki reviewers yang berkualitas berkompetensi dan berkomitmen Knggi Menerapkan sanksi yang keras Membangun jejaring pengelola jurnal Dll.
Integritas (KBI) Mutu, sifat, keadaan yang menunjukkan kesatuan
yang utuh sehingga memiliki potensi & kemampuan yang memancarkan kewibawaan & kejujuran.
Integrity The quality of being honest and upright in character.
(Oxford)
The quality of being honest & having strong moral
principles, moral uprightness ( Webster)
Padanan : probity, honor, ethics, moral, virtues, truthfulness, etc.
Isu-isu Perenungan Bantuan / jasa orang lain dalam meneliK dan menulis ?
Tidak pernah kuliah, meneliK, menulis ( Kdak kompeten) tetapi memperoleh gelar, kepangkatan Knggi. Dianggap “pakar” padahal “bodoh” --- penipuan “Ghost writer” ? Tidak mampu /kompeten tetapi “berhasil” menulis banyak karya tulis. Memberi gagasan tapi Kdak ikut meneliK dan menulis ? Karya tulis (hasil plagiat) tetapi membawa “berkat” ----- “Kdak eKs” Beyond Plagiarisme Pengembangan diri --- school --- kalau Kdak obsolote --- “membohongi masyarakat”
Terima kasih