Prof Agoes Soegianto, Pelukis yang Kritis Melalui Tema Lingkungan Pabrik dengan cerobong-cerobong asap yang tinggi, bersebelahan dengan pohon-pohon rimbun di sepanjang tepian laut. Sebuah perahu nelayan tampak sedang melaut. Begitulah gambaran hubungan manusia dengan alam yang dituangkan Prof. Dr. Agoes Soegianto, Ir., DEA, dalam sebuah lukisan bertema “Manusia dan Lingkungan”. Terganggunya keseimbangan alam mengakibatkan perubahan iklim. Dampaknya, terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi, kekeringan berkepanjangan, dan sebagainya. Hal-hal tersebut juga disampaikan Prof. Agoes melalui lukisan dengan tema “Dampak Perubahan Iklim.” Agoes mengaku tidak tahu dari mana darah seninya mengalir. Yang jelas, kedua orangtuanya bukan seniman. Namun, sejak SD, Agoes selalu mendapatkan nilai bagus pada mata pelajaran menggambar. Bahkan saat duduk di kelas tiga SD, orangtuanya pernah dipanggil oleh gurunya untuk mengonfirmasi apakah benar gambar yang dikumpulkan Agoes sebagai tugas mata pelajaran kesenian adalah hasil karyanya sendiri. Padahal, memang gambar tersebut hasil karya Agoes tanpa dibantu siapapun. Ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Lingkungan (ITL), Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR melukis ketika ada waktu luang. “Tidak ada waktu khusus. Karena kesibukan, saya sekarang menyelesaikan satu lukisan paling cepat satu minggu,” ungkap alumnus Ecotoxicology and Environment, Aix Marseille University, Perancis ini. Dulu ketika masih kuliah, setiap liburan ia selalu membawa
pulang alat-alat lukis dan menghabiskan waktu liburan untuk melukis. Orangtuanya sempat khawatir kalau dia terlalu sibuk melukis akan menunda waktu lulusnya. “Tetapi saya tidak sembarangan dengan kepercayaan yang diberikan orangtua. Kalau waktunya kuliah ya fokus kuliah,” papar penulis buku ‘Metode Pendugaan Pencemaran Air dengan Indikator Biologis’ ini. Ia mengaku sering mendapatkan inspirasi untuk melukis ketika melakukan penelitian di lapangan. Ketika ada objek yang menarik, seperti lahan pertanian yang kering, ia potret untuk dijadikan obyek lukisan. (Inda Karsunawati)
Lawan Mahasiswa Tingkat Akhir, Maba Sabet Juara Esai Satria Airlangga tak hentinya menorehkan prestasi yang membanggakan. Meskipun masih terhitung sebagai Mahasiswa Baru (Maba), tim esai dari Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNAIR berhasil memboyong juara dalam ajang “Happysmart Competition with Happyfresh” yang diadakan oleh Happyfresh di wisma Jerman pada 28 November 2015. Kompetisi esai tingkat perguruan tinggi se-regional Surabaya ini mengangkat tema tentang solusi untuk permasalah kota Surabaya. “Di kompetisi ini, kami satu-satunya tim yang anggotanya maba semua. Peserta lain rata-rata semester tujuh dan semester akhir. Jadi waktu masuk ruangan, sudah kelihatan kalau kami masih maba. Tapi kami tetap percaya diri,” ujar Bayu Mahardika yang juga ketua tim esai. Melalui esainya yang berjudul “IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah) Komunal”, Bayu bersama empat rekannya, Galih Priambodo, Anas Nur Fadhilah, Nanik Nadyni, dan Sintya Tifani Sari, merancang program sanitasi dengan menanggulangi limbah yang mencemari sungai Surabaya. Terutama, tinja yang langsung dibuang ke sungai. Melalui program ini, kotoran yang menumpuk diolah dengan cara bertahap sehingga berubah menjadi wujud air. Baru kemudian dialirkan ke sungai sehingga mengurangi pencemaran. Dalam mempersiapkan programnya, Bayu dan tim melakukan survey dan mengumpulkan data tentang pengolahan air di Surabaya. Mereka menyusuri sungai Surabaya dan menghimpun data dari kantor PDAM Surabaya. Setelah menganalisis data bersama tim, mereka menemukan IPAL Komunal sebagai solusi atas sanitasi sungai Surabaya. (has/nui).
FKG Ajak Murid SMA/Sederajat Tangkas dan Kreatif BEM Fakultas Kedokteran Gigi mengajak siswa-siswi SMA/SMK/sederajat untuk memeriahkan acara D-START 2016 (DENTINE Sport and Art Competition). Sebuah ajang kompetisi di bidang olahraga dan seni. Acara ini bertujuan untuk memotivasi para pemuda buat berkarya di ranah non akademik. Dengan demikian, kemampuan olah fisik dan kreatifitas makin tangkas. Berbagai pertandingan yang digelar. Antara lain, Bola Basket Putra dan Putri. Dengan biaya pendaftaran Rp 325.000 per tim pasket putra dan Rp 300.000 per tim basket putri. Hadiah yang disediakan senilai total Rp 5,5 juta (putra) dan Rp 4 juta (putri). Ada pula lomba futsal (putra) dengan biaya pendaftaran : Rp
325.000. Dengan total hadiah Rp 5 juta. Pendaftaran basket dan futsal dilaksanakan pada 7 Desember 2015 hingga 9 Januari 2016. Selain itu, lomba desain grafis dengan biaya pendaftaran Rp 35 ribu per karya. Total hadiah Rp 2 juta. Pendaftaran pada 7 Desember sampai 15 Januari 2016. Pendaftaran dan info lebih lanjut dapat dilihat di website resmi panitia di sini. Twitter, Fb, dan IG: dentinefkgunair. Official LINE: http://line.me/ti/p/@tyz3748u dan Cp: Huda (0898 405 7323) / LINE: hudasyharul. (Rio F. Rachman)
Gema, Komposer yang Menggema Asal FIB
Terus
Memutuskan keluar dari jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) tak lantas membuat Gema Swaratyagita kehilangan karir dan pekerjaan. Justru, dari situ ia percaya bahwa setiap orang harus rela mengambil resiko untuk passion yang memang ia inginkan. Alumni jurusan Sastra Indonesia 2008 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR ini berhasil membuktikan bahwa bakat musik yang serius ia tekuni berhasil mengantarkannya menuju mimpimimpinya selama ini. Hingga kini, karirnya di bidang seni dan musik berjalan mulus. Seiring dengan karya-karyanya yang semakin meluas. Gema Swaratyagita, merupakan salah satu komposer yang cukup diperhitungkan di Indonesia. Pada Januari silam, Gema terpilih dari delapan komposer Indonesia yang diundang oleh kelompok Ensemble Modern di Frankfurt, Jerman. Karya-karya Gema dan tujuh komposer lainnya dibawakan secara langsung oleh Ensemble Modern, begitu juga sebaliknya. Tentunya, capaian ini bukan begitu saja terjadi tanpa adanya berbagai usaha dan pengorbanan. Berbagai penghargaan telah diraih perempuan kelahiran Jakarta, 8 Januari 1984 ini. Diantara penghargaan-penghargaan itu adalah The Best 7 dari “Festival Musik Tradisi Baru Tembi” yang diadakan oleh Rumah Budaya Tembi Yogyakarta tahun 2014, Collaborator Participant of City Soundscape Project 2012 yang diselenggarakan oleh Piet Hein Van de Poul. Ia juga tercatat sebagai juara I Lomba Menulis Lagu untuk guru dengan judul “Raih Mimpiku” yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota
Surabaya. Sejak 2012 hingga saat ini, Gema merupakan direktur Laring Project, sebuah lembaga aktivitas seni dan musik. “Laring sebagai sumber bunyi di tubuh manusia. Kalau nggak ada laring, kita nggakakan bisa bersuara. Akhirnya aku berfokus bahwa laring adalah eksplorasi bunyi apapun. Tidak harus instrumentik,” papar Gema mengenai inspirasi pemberian nama Laring Project, lembaga yang ia dirikan. (bin/bes)
Medcafe, Jujukan Makan Yang Bersih dan Sehat di FK Ketika jam makan siang tiba, apalagi yang dicari kalau bukan warung, kantin, atau pujasera. Rehat ‘ishoma’ ini juga berlaku dikalangan mahasiswa. Meskipun ada sekelompok minoritas yang gemar membawa bontotan makanan dari rumah. Tersedianya tempat makan juga bisa diandalkan bagi siapa saja yang tak sempat membawa bekal. Di Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR ada satu kantin yang cukup ramai dikunjungi, ialah Medical Café atau biasa disebut Medcafe FK UNAIR. Penggalan kata ‘Medical’ sendiri identik dengan tempat berdirinya yang berlokasi di kampus kedokteran. Itulah alasan mengapa Medical Café dipilih menjadi nama tempat makan yang dikelola oleh Unit Satuan Usaha Akademik (SUA) FK UNAIR itu. Tentu saja harapannya agar tempat ini bukan sekedar tempat makan-makan. Namun, sekaligus prototipe cerminan dunia medis yang kental dengan kebersihan dan kesehatan. Medcafe disediakan sebagai salah satu fasilitas untuk warga kampus, mulai dari kalangan dosen, karyawan, hingga mahasiswa. Secara resmi, Medcafe dibuka pada Februari 2010 lalu oleh
Dekan FK UNAIR waktu itu, Prof. Dr. Muhammad Amin, dr.Sp.P(K). Bangunan seluas sekitar 200 m2 itu terbagi menjadi beberapa ruang. Sebagaimana kantin pada umumnya, Medcafe menawarkan aneka menu makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Rata-rata merupakan makanan berat, seperti soto Lamongan yang cukup ngehits di sana. Ada juga baso, aneka masakan Jawa, seperti nasi campur dan gudeg. Selain tersedia aneka jus buah segar, ada pula chinese food dan sajian khas makanan Jepang, seperti sushi. Tidak saja menawarkan kenyamanan tempat dan menu yang variatif, Medcafe juga dikelola dengan memperhatikan faktor higienitas dari keseluruhan tempat. (sef/bin)
Dramaturgi XI Eksplorasi Karya Putu Wijaya dan Akhudiat Banyak cara yang ditunjukkan mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Airlangga dalam menunjukkan kreatifitasnya. Salah satunya, menghelat pertunjukan teater yang dikemas dalam acara bertajuk DRAMATURGI. DRAMATURGI bukan hanya pementasan teater yang bersifat akademis. Melainkan, sudah menjadi pementasan bergengsi yang dapat dinikmati masyarakat secara luas. Tahun ini, DRAMATURGI sudah menginjak pementasan yang ke XI. Pada 9 Januari 2016 mendatang, DRAMATURGI XI akan digelar di Gedung Kesenian Cak Durasim, Surabaya. Melalui adaptasi naskah drama berjudul Bila Malam Bertambah Malamkarya Putu Wijaya. Juga, Teathrum karya Akhudiat.
Apa yang akan terjadi jika dalam sebuah ikatan keluarga, yang semestinya dipenuhi dengan cinta dan ketulusan, namun yang terlihat hanyalah kemunafikan? Saksikan jawabannya dalam pementasan ini. Cukup dengan HTM Rp. 11.000, anda dapat menikmati dua pertunjukan sekaligus. Selain penampilan drama, nantinya anda juga bisa menikmati sajian dari tenant-tenant bazar yang ikut memeriahkan acara. Jadi, datang dan saksikan! (binti quryatul)
Kunjungi UNAIR, Siswa-Siswi SMA Ingin Dapat Inspirasi Selasa (5/1), Universitas Airlangga dikunjungi dua rombongan siswa- siswi dari SMA, yaitu SMA Negeri 1 Sumberrejo Bojonegoro dan SMA PGRI 2 Jombang. Rombongan secara resmi diterima oleh Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR di Ruang Kahuripan 300, Gedung Manajemen UNAIR. Rombongan SMA Negeri 1 Sumberrejo Bojonegoro diterima pada pukul 08.00. Mereka adalah 169 siswa-siswi kelas XII dari konsentrasi IPA dan IPS, dan didampingi para guru dan Bimbingan Konseling (BK). Kunjungan dari SMA Negeri 1 Sumberrejo Bojonegoro ke UNAIR ini rutin dilakukan tiap tahun dengan tujuan untuk memperkenalkan Universitas Airlangga, khususnya dunia akademik kampus kepada para siswa. Dalam kunjungan tersebut sekretaris PIH UNAIR, Dr. Eduardus Bimo Aksono H, drh., M.Kes., memperkenalkan UNAIR kepada para siswa dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. “Mudah-mudahan anak-anak kami terinspirasi untuk mengikuti jejak-jejak dari para alumni (yang telah masuk ke perguruan tinggi maupun telah sukses, red). Ada yang keterima dan menjadi ilmuwan, dokter, ahli hukum. Semuanya adalah untuk membangun negeri yang kita cintai ini”, tutur Nurul Qomariah selaku BK dalam sambutannya. Rombongan kedua, sejumlah 144 siswa dari SMA PGRI 2 Jombang diterima pukul 10.00. Sugiarto selaku kepala sekolah menyampaikan beberapa tujuan kunjungannya ke UNAIR. Selain ingin mengenalkan dan memberikan wawasan lebih tentang UNAIR kepada siswa kelas XII, ia juga berharap dengan diadakan kunjungan ini ke depan siswa SMA PGRI 2 Jombang bisa lebih
banyak yang diterima di UNAIR. “Alhamdulillah sudah ada beberapa alumni kami yang kuliah di UNAIR, beberapa anak sempat kasih kabar kepada kami bahwa sudah lulus dengan predikat yang memuaskan,” ujarnya. Senada dengan kepala sekolah, Ilma Churatunnisa selaku siswa berprestasi yang turut hadir dalam kunjungan tersebut juga berharap bahwa kelak bisa melanjutkan studinya di kampus tertua di Jawa Timur tersebut. “Saya sangat tertarik ingin masuk UNAIR, selain kampus yang sudah terkenal kualitasnya, ibu saya juga alumni UNAIR,” jelas siswi yang ingin melanjutkan ke program studi Pendidikan Dokter UNAIR. (binti quryatul)