1
Produktivitas Bioetanol Menggunakan Metode American Productivity Center (APC): Studi Kasus di PT. Panca Jaya Raharja Productivity Measurement of Bioethanol Using American Productivity Center (APC) Methods: Study Case in PT. Panca Jaya Raharja Muhammad Achirul Nanda1*, Mohamad Solahudin2 Mahasiswa Pasca Sarjana, Departemen Teknik Biosistem 2 Staf Pengajar Sistem Informasi Pertanian, Departemen Teknik Biosistem Institut Pertanian Bogor Jl. Raya Darmaga, Bogor 16680, Indonesia * E-mail :
[email protected] ; NRP. F163160151 _______________________________________________________________________________________ Abstrak __ Analisis mengenai produktivitas merupakan sarana untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas di PT. Panca Jaya Raharja. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adanya kenaikan dan penurunan tingkat produktivitas yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi pada produktivitas total PT. Panca Jaya Raharja selama periode 2005-2014. Total output atau pendapatan tertinggi terjadi pada tahun 2010, yakni sebesar 391.37%. Berdasarkan rata-rata nilai fraksi faktor masukan dapat disimpulkan bahwa urutan komponen masukan yang berpengaruh pada keluaran adalah Energi (183.3%), Tenaga Kerja (109.18%), Modal (54.47%), dan Material (38.15%). Selanjutnya, salah satu rekomendasi yang harus dilakukan untuk meingkatkan indeks produktivitas adalah menambah pengetahuan mengenai kalender tanam terpadu, teknik adaptasi dan teknik mitigasi perubahan iklim sektor pertanian. Kata kunci: American Productivity Center, Bioetanol, Indeks produktivitas 1
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
I. PENDAHULUAN PT. Panca Jaya Raharja yang berdiri di awal tahun 2002 merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis dan pengadaan bioenergi, khususnya bioetanol dari ubi kayu. Sebagai perusahaan yang menghasilkan komoditi baru yaitu bioetanol, maka PT. Panca Jaya Raharja memerlukan langkah-langkah strategis untuk mengembangkan produknya agar produk bioetanol tersebut lebih dikenal di masyarakat. Konsumen utama PT. Panca Jaya Raharja adalah kalangan industri kimia serta pengecer premium. Wilayah pemasaran PT. Panca Jaya Raharja meliputi kabupaten Sukabumi, daerah Jabodetabek serta daerah lainnya di pulau Jawa, khususnya Jawa Barat. Untuk dapat meningkatkan pasar serta produksinya, maka diperlukan penanganan yang lebih intensif terhadap produk dan wilayah pemasaran PT. Panca Jaya Raharja. Perusahaan menyadari bahwa pentingnya analisis mengenai produktivitas merupakan sarana untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Oleh karena itu produktivitas penting untuk diketahui oleh semua pihak yang menghasilkan output dengan menggunakan input sebagai pendukung. Produktivitas merupakan hubungan antara input dan output yang saling berkesinambungan, dimana di dalamnya terdapat efisiensi dan efektivitas sumber daya yang tersedia antara lain tenaga kerja, bahan baku, modal, dan energi untuk mencapai keluaran yang menghasilkan suatu produk (Yamit, 2005). Peningkatan efektivitas dan efisien dalam produktivitas merupakan hal utama, dan yang paling berpengaruh dalam produktivitas. Perusahaan harus dapat meningkatkan produktivitas apabila tetap ingin bersaing dengan kompetitor lain. Oleh karena itu, perlu adanya pengukuran dan analisis indeks produktivitas. Penelitian ini menggunakan metode APC (American Productivity Center) dilanjutkan dengan diagram sebab akibat yang sering disebut juga diagram tulang ikan (Fishbone Diagram), agar perusahaan dapat mengetahui tingkat produktivitas. Identifikasi penyebab naik turunnya produktivitas yang dicapai perusahaan dilakukan dengan menggunakan Root cause Analysis. Root Cause Analysis (RCA) merupakan pendekatan terstruktur untuk mengidentifikasi faktor-faktor berpengaruh pada satu atau lebih kejadian-kejadian yang lalu agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja. Terdapat 5 kriteria produktivitas yang diteliti yaitu antara lain produktivitas material, produktivitas labor,produktivitas energi, produktivitas modal, dan produktivitas total (Risaburo 2000). Selanjutnya, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis produktivitas bioetanol ubi kayu menggunakan metode American Productivity Center (APC) di PT. Panca Jaya Raharja.
2
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berkaitan dengan aspek-aspek yang mempengaruhi analisis SWOT pada program mekanisasi pertanian di Indonesia. Selanjutnya, data tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber seperti laporan, dokumen, dan hasil penelitian dari berbagai instansi/dinas/badan yang berhubungan dengan penelitian ini. Tabel 1 Output dan input produksi bioetanol ubi kayu selama 2005 – 2014 Tahun
Output Total
Input Total
Input Labor
Input Material
Input Energi
Input Modal
2005
31.024.715.556,00
33.465.023.444,00
648.187.383,00
29.524.746.200,00
128.503.682,00
3.163.586.179,00
2006
5.310.635.712,00
48.382.491.899,00
691.154.626,00
45.745.340.276,00
70.980.117,00
1.875.016.880,00
2007
8.920.407.239,00
58.928.987.831,00
666.932.137,00
56.580.347.888,00
80.505.044,00
1.601.202.762,00
2008
14.438.722.816,00
74.871.669.700,00
649.817.823,00
72.705.917.814,00
144.211.536,00
1.371.722.527,00
2009
22.845.736.714,00
104.961.900.258,00
651.358.652,00
73.691.844.993,00
96.715.630,00
30.521.980.983,00
2010
121.422.507.522,00
133.038.086.127,00
1.155.308.640,00
116.755.074.125,00
77.305.932,00
15.050.397.430,00
2011
51.246.823.131,00
168.153.727.394,00
703.548.635,00
142.341.339.775,00
106.955.717,00
25.001.883.267,00
2012
12.295.122.493,00
145.232.772.655,00
650.555.904,00
142.581.845.558,00
66.744.991,00
1.933.626.202,00
2013
17.999.711.943,00
157.807.961.967,00
657.126.066,00
147.743.057.550,00
103.392.983,00
9.304.385.368,00
2014
85.299.297.308,00
165.952.975.473,00
495.543.573,00
150.218.736.824,00
68.031.483,00
15.170.663.593,00
Sumber : Damayati, 2008 (diolah)
2.2 Pengukuran Produktivitas Produktivitas didefinisikan sebagai hubungan antara input dan output suatu sistem produksi (Sarjono 2001; Mtotywa 2007; Yogawisesa et al., 2014). Hubungan ini sering lebih umum dinyatakan sebagai rasio output dibagi input. Jika lebih banyak output yang dihasilkan dengan input yang sama, maka terjadi peningkatan produktivitas. Menurut Ardheanne et al. (2010) produktivitas dapat dihitung mengunakan persamaan 1. Produktivitas =
Output Input
(1)
Produktivitas Parsial (Partial Productivity) atau produktivitas faktor tunggal menunjukkan produktivitas faktor tertentu yang digunakan untuk menghasilkan keluaran. Persamaan matematis untuk mengukur produktivitas parsial adalah pada persamaan 2. Sedangkan, produktivitas multifaktor (multy factor productivity) menunjukkan produktivitas output bersih terhadap banyaknya input modal dan tenaga kerja (Arnaud et al., 2003). Jenis input yang digunakan dalam pengukuran ini hanya faktor tenaga kerja dan modal. Output bersih (net-output) adalah output total dikurangi output dalam proses produksi. Rumus untuk menghitung produktivitas multifaktor dapat dilihat pada persamaan 3. Output (2) Produktivitas bahan baku = Input material Produktivitas multifaktor =
Output Input modal + Input tenaga kerja
(3)
2.3 Prosedur Perhitungan Model APC (The American Productivity) Model pengukuran produktivitas perusahaan yang dikemukakan oleh pusat produktivitas Amerika (APC) mempertimbangkan secara keseluruhan proses baik secara keseluruhan proses baik berdasarkan ukuran
3 transformasi fisik maupun finansial (Gambar 1). Dalam hal ini rasio produktivitas memberikan suatu indikasi sejauh mana efisiensi penggunaan sumber-sumber daya (input) dalam menghasikan output perusahaan,
Gambar 1 Kerangka kerja model APC Indeks produktivitas pada model pengukuran produktivitas APC adalah jangka produktivitas yang dibandingkan dengan angka tahun dasar untuk mengetahui turun naiknya produktivitas. Variabel yang digunakan dalam perhitungan produktivitas APC antara lain jumlah tenaga kerja, jumlah energi, jumlah material, dan modal dalam periode waktu yang ditetapkan. Sedangkan analisa data metode APC antara lain: 1). Jumlah masukan (Input), 2). Jumlah Keluaran (Output), dan 3). Indeks Produktivitas. Selanjutnya, proses perhitungan APC mengacu pada Mtotywa (2007) indeks produktivitas menggunakan harga konstan pada periode 1 meliputi : - Perhitungan output Indeks output ke-n =
Output ke−n output periode dasar
(4)
- Perhitungan input total (tenaga kerja, material, energi, dan modal) Indeks input ke-n =
Input ke−n
(5)
Input periode dasar
- Perhitungan indeks produktivitas total (tenaga kerja, material, energi, dan modal) Output ke−n input ke−n
Indeks produktivitas ke-n = ( output periode dasar ) 𝑥 100%
(6)
input periode dasar
2.4 Evaluasi Produktivitas Setelah tahapan pengukuran produktivitas selesai dilakukan, maka akan dilanjutkan dengan langkah kedua dari siklus produktivitas, yaitu tahap evaluasi. Evaluasi produktivitas penting dilakukan untuk mengetahui apakah telah terjadi peningkatan atau penurunan produktivitas pada suatu perencanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selanjutnya, evaluasi pengukuran produktivitas pada penelitian ini menggunakan Root Cause Analysis (RCA) dilanjutkan dengan diagram sebab akibat yang sering disebut juga diagram tulang ikan (Fishbone Diagram) atau diagram ishikawa. Diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab-akibat berkaitan dengan hasil produktivitas total.
4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Indeks Input dan Output
Indeks Produktivitas
Indeks kurang dari 100 menunjukkan adanya penurunan dibandingkan keadaan pada periode dasar (Gaspersz 2000), yakni pada periode 2005. Dapat dilihat dari indeks output yang lebih kecil dari periode dasar adalah pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2012, dan 2013 (Gambar 2). Nilai output atau pendapatan pada perusahaan ini dikarenakan pada tahun yang bersangkutan lebih kecil atau mengalami penurunan dari pada periode dasar, yang seharusnya perusahaan harus mencapai target meningkatkan penghasilan pada tiap periode. 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
391.37
Output Total Input Total
274.94
165.18 100 11.84
28.75 17.12 16.33
46.54 20.80
2006
2008
2005
2007
73.64
98.45
23.48
2009
2010
32.87
39.63 9.13
2011
2012
58.02
55.44
12.30
2013
2014
Tahun
Gambar 2 Indeks produktivitas pada input dan output Pada Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa total output atau pendapatan tertinggi adalah pada tahun 2010, yakni sebesar 391.37%. Pada tahun tersebut perusahaan mampu memanfaatkan input yang lebih kecil dari periode dasar (2005) untuk memperoleh pendapatan 3.9 kali lebih tinggi periode dasar. Namun, pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 39.63%, turunnya produktivitas tersebut diduga karena bioetanol yang dipasarkan oleh PT. Panca Jaya Raharja belum sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen dan persaingan pasar yang ketat. Selanjutnya, produktivitas dapat ditingkatkan dengan menurunkan input dan meningkatkan output. Sebaliknya, peningkatan produktivitas yang terbaik adalah output meningkat jauh lebih besar dibandingkan meningkatnya input. 3.2 Analisis Indeks Produktivitas Rata-rata produktivitas total PT. Panca Jaya Raharja adalah sebesar 119.519%, artinya bahwa total nilai keluaran selama 10 tahun adalah 1.195 kali dari periode awal (2005). Berdasarkan pebandingan indeks menunjukkan bahwa indeks produktivitas tertinggi terjadi pada tahun 2010, dikarenakan pada tahun 2010 terjadi produksi barang dalam jumlah yang tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan masing-masing input dalam jumlah yang tinggi dibandingkan tahun lainnya, yakni perekrutan tenaga kerja (labor), material, energi, dan penanaman modal. Sedangkan, rata-rata indeks produktivitas terendah (31.789%) terjadi pada tahun 2007, artinya bahwa PT. Panca Jaya Raharja mengalami penurunan produktivitas sebesar 68.211% dari tahun 2005. Hal tersebut disebabkan oleh input energi (45.9%) dan modal (56.92%) yang tinggi namun produk tersebut kurang laku di pasar. Salah satu penyebab menurunnya produktivitas adalah ketitidak mampuan bioetanol PT. Panca Jaya Raharja dalam menghadapi persaingan pasar dengan bioetanol lainnya.
5 700 Output Total Input Labor Input Material Input Energi Input Modal Input Total
Indeks Produktivitas
600 500 400 300 200 100 0 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Tahun
Gambar 3 Indeks produktivitas PT. Panca Jaya Raharja Pada analisis produktivitas menggunakan APC, variabel yang digunakan adalah jumlah tenaga kerja (labor), jumlah energi, jumlah material, dan modal. Pada Gambar 3 dikaji pada masing-masing input dapat dijelaskan bahwa: a) Input labor, rata-rata indeks produktivitas pada tenaga kerja adalah sebesar 109.181%, artinya bahwa terjadi peningkatan produktivitas selama 10 tahun sebesar 9.2 kali, b) Input material, merupakan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat bioetanol. Rata-rata indeks produktivitas pada input material adalah sebesar 38.92%. c) Input energi, rata-rata indeks produktivitas energi adalah sebesar 183.29%. d) Input modal, rata-rata indeks produktivitas modal adalah sebesar 54.572%. Selanjutnya, faktor-faktor input yang memiliki indeks produktivitas pada produksi bioetanol di PT. Panca Jaya Raharja adalah faktor energi. Hal tersebut disebabkan pada setiap proses dalam produksi bioetanol membutuhkan energi yang besar. Selain itu, harga energi pada setiap tahun mengalami perubahan yang tidak dapat dikendalikan. Namun, dengan nilai indeks produktivitas yang lebih tinggi tidak berdampak terhadap kerugian di PT. Panca Jaya Raharja. Bahwa, selama 10 periode (2005-2014) perusahaan belum pernah mengalami kerugian, hanya saja terjadi perubahan produktivitas. Selanjutnya, analisis indeks produktivitas APC menunjukkan bahwa faktor input modal memiliki nilai produktivitas terendah selama 10 periode, yakni 38.065%. Hal tersebut menunjukkan bahwa modal yang ditanamkan pada perusahan PT. Panca Jaya Raharja dapat dikendalikan dengan mudah, karena setiap tahun perusahan tersebut mendapatkan keuntungan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai modal untuk produksi pada tahun selanjutnya. 3.3 Evaluasi Indeks Produktivitas dan Rekomendasi Pada penelitian ini pendekatan untuk menganalisis penyebab naik turunnya produktivitas PT. Panca Jaya Raharja adalah menggunakan Root Cause Analysis (RCA). Metode tersebut merupakan pendekatan terstruktur untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada satu atau lebih kejadian-kejadian yang lalu agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja. Berdasarkan hasil perhitungan keragaman data menunjukkan bahwa dua faktor input yang mengalami perubahan signifikan dari paling tinggi ke rendah setiap tahun dari 2005-2014 secara berurutan adalah faktor energi, tenaga kerja, modal, dan material (lampiran 1). Selanjutnya, untuk mengevaluasi produktivitas digunakan diagram sebab akibat yang sering disebut juga diagram tulang ikan (Fishbone Diagram). Berdasarkan Gambar 4 dapat dijelaskan masing-masing faktor input terhadap output total antara lain: 1) Energi, semakin banyaknya mesin yang sudah tidak bekerja secara efisien mengakibatkan penambahan pengeluaran biaya pada perusahaan. Selain itu harga energi BBM yang sulit diprediksi juga akan berpengaruh pada pendepatan. 2) Tenaga kerja, semakin banyaknya perekrutan tenaga kerja oleh perusahaan, dan meningkatnya UMR setiap tahun menambah pengeluaran biaya oleh perusahaan. Selain itu tenaga kerja pada divisi Research and Development (RnD) diperlukan untuk memberikan inovasi pada produk. 3) Modal, dengan menurunnya modal menyebabkan pihak perusahaan mengurangi jumlah produksi setiap tahunnya. 4) Material, produksi bioetanol sangat tergantung pada bahan baku ubi kayu, sehingga faktor iklim terhadap penanaman ubi kayu sangat berpengaruh.
6
Gambar 4 Diagram tulang ikan produktivitas output total Setelah mengadakan pengukuran tingkat produktivitas dan mengalisa penyebab naik turunya produktivitas perusahaan, selanjutnya adalah memberikan rekomendasi alternatif-altenatif yang dapat diambil dalam usaha peningkatan produktivitas di PT. Panca Jaya Raharja, antara lain sebagai berikut: - Perbaikan perencanaan proses produksi serta perlu adanya target penjualan dengan adanya perjanjian dengan pihak terkait yang bisa saling menguntungkan. - Hal yang berkaitan dengan iklim perlu adanya penambahan wawasan di perusahaan mengenai cara mengatasinya, dengan menambah pengetahuan mengenai kalender tanam terpadu, teknik adaptasi dan teknik mitigasi perubahan iklim sektor pertanian. - Perbaikan perencaan pembelian material agar tidak terjadi penumpukan bahan baku. - Adanya inovasi baru dalam produk perusahaan dengan mengumpulkan gagasan dan cara yang terbaik dalam pengembangan inovasi produk. - Perhitungan secara tepat mengenai modal perusahaan, karena modal merupakan kunci utama dalam berjalannya suatu perusahaan. - Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi dengan mesin atau teknologi yang lebih mutakhir.
V. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adanya kenaikan dan penurunan tingkat produktivitas tenaga kerja, material, modal dan energi yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi pada produktivitas total PT. Panca Jaya Raharja selama periode 2005-2014. Total output atau pendapatan tertinggi terjadi pada tahun 2010, yakni sebesar 391.37%. Pada tahun tersebut perusahaan mampu memanfaatkan input yang lebih kecil dari periode dasar (2005) untuk memperoleh pendapatan 3.9 kali lebih tinggi periode dasar. Berdasarkan rata-rata nilai fraksi faktor masukan dapat disimpulkan bahwa urutan komponen masukan yang berpengaruh pada keluaran adalah Energi (183.3%), Tenaga Kerja (109.18%), Modal (54.47%), dan Material (38.15%).
7
VI. DAFTAR PUSTAKA Ardheanne, C., Setyanto, W.N., Tantrika FC. 2010. Analisis produktivitas melalui pendekatan the American productivty center model: (studi kasus PT. Sang hyang seri (persero). Universitas Brawijaya : Malang Arnaud, B., Dupont J., Koh, S., Schreyer, P. 2003. Measuring multi-factor productivity by industry: methodology and first results from the oecd productivity database. http://www.oecd.org/std/productivitystats/48606835.pdf. Diakses pada tanggal 21 September 2016 Damayati, F.E. 2008. Kelayakan usaha bioetanol ubi kayu dan molases di kecamatan cicurug sukabumi (kasus : pt. panca jaya raharja) [skripsi]. Institut Pertanian Bogor: Bogor Mtotywa, M. 2007. Productivity measurement and its relationship to quality in a south african mining company [thesis]. University of South Africa: Africa Risaburo, N. 2000. Measuring productivity: measurement of aggregate And industry-level productivity Growth. https://www.oecd.org/std/productivity-stats/2352458.pdf. Diakses pada tanggal 21 September 2016 Sarjono, H. 2001. Model pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio output per input. journal the winners. Vol. 2 no. 2. Hal 130-136 Yogawisesa, R., Munawir, H., Suranto. 2014. Analisis Produktivitas Menggunakan Metode The American Productivity Center (APC) : (Studi Kasus: di PT. Iskandar Tex, Surakarta) [skripsi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta
8 Lampiran 1. Perhitungan indeks produktivitas
Indeks Produktivitas
Tahun
Rata-rata
Stdev
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Output Total
100.00
17.12
28.75
46.54
73.64
391.37
165.18
39.63
58.02
274.94
119.52
123.12
Input Labor
100.00
16.05
27.94
46.42
73.28
219.58
152.18
39.49
57.23
359.63
109.18
107.91
Input Material
100.00
11.05
15.00
18.90
29.50
98.97
34.26
8.21
11.59
54.04
38.15
27.61
Input Energi
100.00
30.99
45.90
41.47
97.84
650.57
198.46
76.30
72.11
519.33
183.30
217.06
Input Modal
100.00
28.88
56.81
107.33
7.63
82.27
20.90
64.84
19.73
57.33
54.57
31.00
Input Total
100.00
11.84
16.33
20.80
23.48
98.45
32.87
9.13
12.30
55.44
38.06
27.33
Rata-rata
100.00
19.32
31.79
46.91
50.89
256.87
100.64
39.60
38.50
220.12