Produksi Kit Immllnoradiometricassay (Puji Widayati. dkk.)
(IRMA) CA-/25
IIntllk Deteksi Dini Kanker Ovarium
ISSN /4/0-8542
PRODUKSI KIT IMMUNORADIOMETRICASSA Y (IRMA) CA-125 UNTUK DETEKSI DINI KANKER OV ARIUM Puji Widayati, Agus Ariyanto dan Wening Lestari Pusat Radioisotop Radiofarmaka (PRR)-BA TAN Gedung 11, Kawasan PUSPITEK Serpong, Tangerang, 15314
ABSTRAK PRODUKSI KIT IMMUNORADIOMETRICASSAY (IRMA) CA-125 UNTUK DETEKSI DINI KANKER OV ARIUM. Kanker ovarium merupakan kanker terbanyak sesudah kanker leher rahim, namun tingkat kematiannya lebih besar dari pada kanker leher rahim. Penderita yang datang ke dokter (75%) pad a umumnya telah mengidap kanker pada stadium lanjut (III-IV) sehingga pasien tidak dapat lagi tertolong. Kanker akan lebih mudah disembuhkan bila diketahui pada tahap awal pertumbuhan (terdeteksi dini). Carbohydrate Antigen-125 (CA-125) adalah glikoprotein antigenik yang dilepaskan ke darah penderita kanker ovarium, dengan kadar sangat rendah pada awalnya dan meningkat sesuai dengan keganasan kanker, sehingga deteksi kanker ovarium dapat dilakukan dengan mengukur kadar rendah senyawa CA-125 di dalam darah. Metode yang sesuai adalah immunoradiometricassay (IRMA). Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) telah mengembangkan metode ini sejak 2003, diawali dengan pembuatan komponen kit IRMA CA125, meliputi perunut CA-125 bertanda 1251,larutan standar CA-125, dan tabung bersalut antibodi monoklonal (coated tube), kemudianoptimasi assay kit IRMA CA-125 yang menghasilkan nilai Bff = 19,05% dan NSB = 0,53%, dengan daerah kerja 0-200 mIU/mL. Selanjutnya validasi metode menggunakan sampel kadar tinggi (QCH) dan kadar rendah (QCL), menunjukkan nilai %CV intra assay (n=15) sebesar 9.9 % (QCL) dan 2.97 % (QCH) serta %CV inter assay (n=7) berturut-turut 13.1% (QCL) dan 4.9% (QCH), yang memenuhi syarat, memenuhi syarat Protocol IAEA Kata kunci: Kanker ovarium, Immunoradiometricassay(IRMA), CA-125, optimasi, validasi
ABSTRACT PRODUCTION OF IMMUNORADIOMETRICASSAY (IRMA) CA-125 FOR EARLY DETECTION OF OVARIAN CANCER. Ovarian cancer is the second highest incidence after cervix cancer, but has higher fatality level than cervix cancer. Generally, patient is known suffering ovarian cancer in very late stadium, III or IV, which almost incurable. Cancer would be easier cured if detected early. Carbohydrate Antigen-125 (CA-125) is an antigenic glycoprotein presence in blood of ovarian cancer patient, in a very low concentration initially and will increase proportionally with the level of malignancy, therefore, early detection of ovarian cancer can be carried out by measurement of low level CA-125 in the blood. The most suitable method is immunoradiometricassay (IRMA). Our laboratory has developed CA-125 IRMA kit since 2003, started from preparation of CA-125 IRMA kit components, consists of 125I_CA_125 tracer, CA-125 standard, and monoclonal antibody-coated tubes, followed by assay optimization of IRMA CA-125 kit, which produced BIT value of 19,05%, NSB value of 0,53% and working area of 0 to 200 mIU/mL. Furthermore, method validation of IRMA CA-125 kit using high and low concentration quality control (QCH and QCd, showed an intra assay (n= 15) CV value of 9.9% for QCL and 2.97% for QCH, while inter assay (n=7) CV value of 13.1% and 4.9% for QCL and QCH respectively. The results comply with the IAEA protocol requirement. Keywords: ovarian cancer, immunoradiometricassay (IRMA), CA-125, optimization, validation
33
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 14 No I, April 2011
ISSN 1410-8542
PENDAHULUAN
15% di antaranya tidak menunjukkan gejala apa-apa
Kanker kandungan namun
oV<1rium
merupakan
terbanyak,esudah
kanker
[3,4,5].
Sebagian
kanker leher rahim,
ovanum
tidak menunjukkan
[i ngkat kematian
mempunyai
yang
lebih
besar
wanita
dengan
kanker
gejala dalam waktu
yang lama.
besar daripada kanker leher rahim. Angka kematian
Pemah dilaporkan
bahwa tingginya
angka
5 tahun tergantung d
kematian akibat kanker terutama disebabkan karena
Menurut FIGO (Fedcr1si Obstetri
adanya kanker pada pasien, baru terdeteksi
dan Ginekologi
Sedunia) angka kemc1\\an mencapai
11,1%, 25,1%,
58,5% dan 82,1 % m; :ng-masing untuk stadium
stadium
I,
lanjut
penyembuhan
II, III dan IV [1]. KanLT ovarium meningkat dengan
diperlukan
tajam pada umur 45-54 tahun dan terus meningkat
kemungkinan
sepanjang
lebih besar.
sisa
umurnya,
paralel
dengan
kadar
hormon gonadotropin l2J. Di
dunia
jumlah
penderita
kanker
ovanum
(70-80%) sukar
[6],
sehingga
dilakukan.
suatu cara
deteksi
penyembuhan
Oleh dini
upaya
karena
pemantauan
pada pasien
yang sedang
itu
k31lker agar
bagi pasien
menjadi
Selain dari pada itu, dalam
penyembuhan,
pada
perkembangan menjalani
upaya kanker
terapi juga
tertinggi terdapat di r'-iorwegia (15,3 per 100.000),
sangat penting untuk mengetahui keefektifan
terendah di Jepang (3,.: per 100.000), selisih 5 kali
tindakan terapi atau kesempumaan suatu operasi [7].
lipat. Jumlah penderiti1 pad a orang kulit putih di Amerika
Serikat
ada1::lh 12,9 per
tinggi dari etnis Tionghoa
100.000,
yang bennukim
Teknik
lebih
pemeriksaan
kal1ker corpus,
di Los
Angeles 8,5 per 100.0000, lebih tinggi dari China
namun metode ini
daratan 5,0 per 100.000 dan penduduk
karena biayanya
(5,8/100.000) [4].
banyak
Berdasarkan Indonesia
(YKI)
peringkat
ke enam
gynecology kini
data
dari
kanker
belum
jelas,
hom1onal berperan
ovarium
tcrbanyak
[1]. Penyebab
Yayasan
faktor
genetik
kanker
lingkungan
serum
mempunyai
kecenderungan
lebih
cukup mahal. Teknik
dilakukan
adalah
dengan
darah
kadar
seseorang
lain yang
in-vitro
assay,
(IRMA) [8]
antigen CA-125 dalam yang
diduga
mengidap
Oi dalam serum darah manusia yang nonnal
pent ing dalam patogenesisnya. orang
secara massal
kanker ovarium.
dan
sebagian
sulit diterapkan
dengan menentukan
km1ker ovarium hingga
tetapi
dengan ultrasonografi,
yaitu teknik immunoradiometricassay
menduduki
dari jenis
Faktor genetik juga berpengaruh, secara
Kanker
rahim,
kanker serviks dan endometriosis
secara langsung dilakukan
Hongkong
km1ker leher
suatu
ditemukan
kadar CA-125 tidak lebih dari 35 D/ml
[9].Teknik
IRMA
immunoassay
merupakan
yang
salah
menggunakan
satu
teknik
radionuklida
besar untuk menderita kanker, sebagian lain secara
sebagai
genetik lebih kecil kemungkinannya.
mudah dideteksi. Teknik ini sangat cocok digunakan
Lebih
dari
memeriksakan
diri
kanker pada stadium
75% ke
wanita
dokter
yang
sudah
lanjut (meluas),
datang
peru nut agar dalam jumlah
kecil masih
dalam penentuan tllmor marker dalam serum yang
menderita
mempunyai
dan sekitar
matriks yang komplek
dan kadarnya
yang sangat bervariasi pada orang norn1al dan pasien 34
Produksi Kit /mmunoradiometricassay (Puji Widayati. dkk.)
kanker.
(IRMA) CA-/25
Teknik assay ini didasarkan
ISSN /4/0-8542
untuk Deteksi Dini Kanker Ovarium
pada reaksi
Specific
Binding,
%NSB
dan ikatan
maksimum
antara antigen (Ag) yang terdapat pada cuplikan /
spesifik (Maximum Binding, %B/T) serta kestabilan
standar
kit IRMA CA-125 [12].
dengan antibodi yang bertanda radioaktif
(Ab*) dalam jumlah berlebih membentuk kompleks antigen-antibodi
(Ag-Ab*).
Dengan
Rangkaian lengkap produksi sampai dengan
demikian
validasi
disampaikan
dan dibahas dalam
makalah ini.
semakin tinggi kadar antigen (Ag), maka kompleks antigen-antibodi
metode
yang terbentuk juga semakin tinggi
sehingga akan memberikan
BAHAN DAN METODE
cacahan radioaktivitas
Bahan
yang semakin tinggi. Dewasa ini telah beredar secara komersial pereaksi atau kit IRMA CA-125 yang
Bahan
harganya
yang digunakan
anti CA-125 (Biodesign
adalah
monoklonal
International
USA), CA-
cukup mahal. Oleh karena itu Pusat Radioisotop dan
125
Radiofarmaka
International USA), Nal25I dari PT Batan Teknologi
(PRR)-BATAN
berupaya
memproduksi kit IRMA CA-125 ini secara loka!. Rangkaian
produksi
kit
IRMA
antigen
CA-125
optimasi pembuatan masing-masing
lainnya.
komponen kit,
optimasi rancangan assay, validasi metode dan uji
awal yaitu optimasi IRMA
pembuatan
perunut,
pembuatan
coated
optimasi
CA-125
tube
[10]
assay
perunut,
waktu inkubasi
(GMS).
Pembuatan
dan
bertanda
IRMA
volume perunut,
fosfat salin (BPS) pH 7,4 ditambah
volume
dan kloramin-T
yang
meliputi: ketelitian
penentuan
berikutnya
produksi
kepekaan
dalam
dikocok menggunakan
larutan Nal25I
BPS pH 7,4
kemudian
alat vortex. Selanjutnya
di
tambah NazSz04 dalam BPS pH 7,4 dan larutan KI serta diinkubasi
optimum sehingga dapat digunakan sebagai acuan
kit IRMA CA-125
1251
M37203M di dalam tabung reaksi, yang berisi dapar
(%B/T) dan nilai ikatan tidak spesifik (%NSB) yang
validasi
monokIonal anti CA-125
Sejumlah larutan monoklonal anti CA-125 jenis
CA-125
dan suhu inkubasi
[11]. Tahap
perunut
selanjutnya
terbaik sehingga diperoleh nilai ikatan maksimum
setiap kali assay
kimia
Mini Assay tipe G 20), Gamma Management System
tersebut, yang meliputi: penetapan jumlah cacahan
standar,
bahan
meliputi:
standar dan
kit
berhasil
pembuatan
yang
pembuatan
rancangan
radioaktivitas
(CIAE),
(model 600 Gammatec 11 The Nucleus), dan model
Dari penelitian sebelumnya telah
kit
dari China
Alat yang digunakan adalah pencacah gamma
klinis secara in-vitro.
komponen
(Biodesign
Bovine Serum Albumin (BSA) Sigma, kit IRMA CA125 komersiil
tahap
grade
atau Nordion Canada, tabung star (NUNC Swedia),
harus melewati beberapa tahap pengujian meliputi:
dilakukan
calibrator
pada suhu 25°C.
Hasil penandaan
adalah kolom
PRR yang (sensitivitas),
PD-10
yang
dimurnikan telah
menggunakan
dikondisikan
dengan
larutan BPS pH 7,4 jenuh dengan
larutan BSA.
Produk
bertanda
monoklonal
anti
CA-125
IZ5I
(presisi), akurasi, parameter assay (Non (selanjutnya disebut perunut) dielusi dari kolom PD35
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol/4 No I. April 20/1
ISSN 1410-8542
10 dengan larutan dapar fosfat pH 7,4 dan fraksi
Tabung
eluat ditarnpung dalarn tabung reaksi 500 ~tL per
didekantasi untuk rnembuang rnonoklonal anti CA-
fraksi. Tiap fraksi eluat diukur radioaktivitasnya
125 yang tidak terikat pada tabung. Sejumlah larutan
dengan alat pencacah gamma selarna 1 rnenit.
pelapis ditambahkan,
diinkubasi
selarna
Monoklonal
16 jam pada suhu 4°C, untuk rnelindungi
lapisan
anti
CA-125
yang
tidak
bertanda
kemudian
dibilas dengan
kemudian
rnaupun produk bertanda 1251berada dalarn fraksi ke
antibodi yang telah terimrnobilisasi
6-8, sedangkan
tabung. Tabung dicuci
Nal251 sisa berada
beberapa rnenit setelah itu.
dalarn
Kernudian
fraksi
rendernen
dapar
penandaan dapat dihitung.
BPS pH 7,4.
air dernin dan
pada permukaan
dengan
sejumlah
Selanjutnya
larutan
tabung tersalut
monoklonal anti CA-125 ini disebut tabung coated tltbe(CT) dan digunakan untuk assay sebagairnana tersebut di bawah ..
Uji immunologi Nilai
aktivitas
0
dinyatakan
standar
immunologi sebagai
untuk
larutan
nilai
%NSB,
Protokol Pengujian kit IRMA CA-125 (assay)
sedangkan nilai aktivitas immunologi untuk larutan
Tabung coated tube (CT) diberi nomor, dan
standar 500 mID/mL rnerupakan ikatan rnaksirnurn ,
larutan standar CA-125 0, 25, 50, 100,200 dan 500
%B/T pad a sistern assay.
mJU/mL
Non Specific Binding (%NSB) < 2 % dan aktivitas
CT. Sejumlah ±100000 cacahan per menit (CPM)
immonologi (%B/T) > 10 % (Protokol IABA).
larutan
ditambahkan
perunut
ke masing-masing
ditambahkan
tabung CT dikocok dengan
Pembuatan larutan standar CA- 125 CA-125
antigen
calibrator
grade
dengan
(56
dapar pencuci
masing-masing
dapar BPS pH 7,4.
dengan
Antigen CA-125 diencerkan
diperoleh
standar
dengan
konsentrasi CA-125 rnasing-rnasing 25,50,
100,200
dan 500 mID/mL. untuk
rnernbuat
prosedur
assay
larutan
Larutan kurva yang
masing-masing
vortek hingga homogen
dan diinkubasi. Masing-masing
KID/mL) dilarutkan dengan larutan BSA 5 % dalarn
sehingga
ke
tabung
didekantasi,
dan didekantasi
dibilas
kemudian
tabung CT diukur radioaktivitasnya
alat pencacah
Gamma
selama
1 menit.
Selanjutnya dihitung % B/T dan %NSB.
standar ini digunakan kalibrasi
sarna
HASIL DAN PEMBAHASAN
rnenggunakan
dengan
Protokol
Pembuatan perunut monoklonal anti
Pengujian kit IRMA CA-125 di bawah.
CA-125 bertanda 12SI Pembuatan
tabung
bersalut
monoklonal
Penandaan
anti
CA-125
M37203M Sejumlah larutan monoklonal
M86294M
dimasukkan
dan diinkubasi
selama
anti CA-125
rendemen perbandingan
ke dalam tabung (NUNC) 16 jam
pada
monoklonal
dengan radioisotop penandaan
anti CA-125 jenis 125J menghasilkan
sebesar
radioaktivitas
fraksi
96,5%
yaitu
kromatografi
nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan II (gambar I) terhadap
suhu 4°C. 36
Produksi Ki/lmmul1oradiome/ricassay (Puji Widayati. dkk.)
ISSN 1410-8542
(IRMA) CA-125 un/uk Deteksi Dini Kanker Ovarium
total cacahan seluruh fraksi (nomor 1 sid 15). Uji
Kurva Kalib,asi Standar CA·125
16
immunologi dengan metode IRMA pada fraksi ke 7
E 14· OJ
hasil penandaan menunjukkan
~
aktivitas imunologi
12
g' 10 :;; .: a
sebesar 21,39% (%B/T) untuk standar 500 mIU/mL.
OJ
'
E ~
Fraksi nomor 7 selanjutnya digunakan untuk assay.
6
y • 00705x
+ 0.7103
R' .0.986
.~
4
:E
2 o
t.
~
o
50
100
150
!
250
200
Konsentrasi Standar ~ mllllml) Penandaan
monoklonal
anti CA-125 dengan
Na1261
1200000 _
Gambar
1000000
2. Kurva hubungan antara konsentrasi
::;;;
£
800000
E
600000
standar CA-125 (mIU/mL) dengan %B/T
.:;:
~
400000,
.2 'C
200000
;:.
0
Pengujian 5
-200000
10
Nomo, I,aks;
tabung Coated Tube(CT} Tabung
15
CT
dengan
monoklonal
M86924M sebagai penyalut menunjukkan Gambar
125
dan untuk larutan
I (volume
500 mlU/mL
standar
Optimasi Rancangan
Assay Kit IRMA CA- 125
Assay dengan menggunakan Kurva kalibrasi larutao staodar Larutan
standar
CA-125
CA-125
radioaktivitas
menghasilkan
perunut.
menunjukkan
adanya
(mIU/mL) dengan %B/T sebagaimana terlihat pada
(%B/T). Pada radioaktivitas perunut
Gambar
didapatkan
yang
menunjukkan
perubahan
terhadap
aktivitas
21,90% bila digunakan
%B/T yang linier.
merupakan
Basil ini menunjukkan
bahwa
hasil
3
radioaktivitas
aktivitas
immunologi
konsentrasi standar CA-125 memberikan perubahan
Gambar.
pengaruh
perunut
(cpm)
variasi jumlah
Pada
kurva hubungan antara konsentrasi standar CA-125
sensitivitas
sebesar
21,39%.
500IlL)
3.
aktivitas
immunologi untuk standar 0 mIU/mL sebesar 0,1%
1. Kromatogram fraksi hasil penandaan
monoklonal anti CA- 125 dengan fraksi
Jel11S
kolom PD-10
immunologi
± 100000 cpm (%B/T) sebesar
standar 500 mIU/mL dan
aktivitas
immunologi
tertinggi.
larutan standar yang digunakan adalah
Basil ini menunjukkan bahwa dengan radioaktivitas
baik dengan daerah ketja assay yang luas yaitu dari
± 100000 cpm diperoleh pengikatan antigen-antibodi
o mIU/mL
sampai dengan 200 mlU/mL
(Ab-Ag-Ab*)
persamaan
garis regresi
dengan
Y=0,0705X+0,7103
dan
aktivitas
koefisien korelasi R= 0,9930.
yang
paling
immunologi
assay
tinggi.
Sedangkan
dengan
standar
0
mIU/mL, atau nilai %NSB diperoleh 0,44%. Assay menggunakan radioaktivitas perunut yang lain
± 50000 cpm, ± 150000 cpm dan ± 200000 cpm, tidak memberikan lebih
37
tinggi,
hasil aktivitas immunologi yang
walaupun
makin
besar
cacahan
/SSN /4/0-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 14 No I, April 2011
radioaktivitas
perunut, kesalahan
cacahan semakin
dan menyebabkan
kecil.
%Brr
yang dihasilkan
semakin
kecil pula. Pengaruh cacahan radioaktivitas
_25· t: m
perunut
(CPM)
Pengaruh volume perunut terhadap aktivitas i
immunologi
CD
10
-+- % BfLO
E '"
I
E 5
20
;;::;1:::
15
---
"'
•
O·
o
100000
><
Cacahan radioaktivitas
perunut
'"
----
% 8fT 500'
i
t
o
•
!I
(CPM)
:. II
5 .
250000;
. I
-+-%8fT0
E-
% BfT.5OO'
200000
150000
i
"'*10
::.+...
50000
~
Em
I
><
:;:
::
-0 c:
150
100
50
o
I
200
25Q
i I I
Volume Perunut (mikro liter)
Gambar
3. Pengaruh cacahan radioaktivitas perunut
terhadap aktivitas immunologi (%BfT). Gambar Hasil perunut
pada
percobaan
menggunakan
variasi
cacahan
volume
menunjukkan
aktivitas
mempengaruhi dihasilkan.
bahwa
Semakin
volume perunut
terhadap
aktivitas immunologi (%Brr) yang dihasilkan
radioaktivitas
perunut ±100000 cpm dapat dilihat pada Gambar 4. yang
4. Pengaruh
volume
perunut
immunologi
kecil volume
Hasil assay pada percobaan variasi volume standar
yang
CA-125
radioaktivitas
peru nut maka
yang didapat semakin besar.
aktivitas
Hal ini disebabkan
oleh aktivitas
menunjukkan
perunut
perunut optimum ± 100000 cpm dan
volume perunut optimum=50
aktivitas immunologi
yang
cacahan
menggunakan
immunologi
~lL di dapatkan hasil
seperti
Gambar
bahwa pemakaian
5.
volume
yang
100 ~lL
semakin pekat sehingga probabilitas ikatan antibodi
larutan standar 500 mIU/mL didapatkan %B/T yang
bertanda
tertinggi
(Ab*)
terhadap
antigen
(Ag)
semakin
yaitu
16,24% dan %NSB
yaitu 0,42%
besar. Volume perunut yang optimum adalah 50 ~lL,
untuk standar 0 mIU/mL.
Penggunaan
ditunjukkkan
standar 50 ~lL menghasilkan
aktivitas immunologi
paling
oleh
tinggi
aktivitas
(%Brr) sebesar 15,98 % untuk standar 500 mlU/mL
mIU/mL dan %NSB yaitu 0,34% untuk standar 0
dan %NSB sebesar 0,45% untuk standar 0 mIU/mL.
mIU/mL. Volume perunut yang lain (100 ~lL, l50~lL
Menunjuk bahwa perbedaan hasil % BIT yang tidak
dan
begitu nyata, maka selanjutnya
immunologi
19,75%
~lL) tidak yang
lebih
untuk
(%Brr) 500
200
yaitu
immunologi
menghasilkan tinggi.
standar
volume
aktivitas
Semakin
besar
standar
50
~lL, untuk
digunakan
menghemat
penggunaan
volume perunut, menyebabkan pengenceran semakin
larutan standar. Penggunaan
tinggi sehingga Ab* yang terikat Ag semakin kecil,
lain (150 ~lL dan 200 pL) menghasilkan
38
volume
volume stal1dar yang aktivitas
Produksi Kit Immunoradiometricassay (Puji Widayati. dkk.)
(IRMA) CA-/25
untuk Deteksi Dini Kanker Ovarium
ISSN /4/0-8542
immunologi yang lebih kecil. Volume standar akan
penambahan
pereaksi
mempengaruhi
besar
berpengaruh
pada
volume standar yang digunakan maka semakin lama
sebagaimana
tercapai kesetimbangan.
step memberikan
kecepatan
reaksi,
semakin
assay
hasil
ditunjukkan
temyata
aktivitas
tidak
imunologi
pada sistem inkubasi 2
%B/T
yang rendah yaitu 3,07%
dan %NSB sebesar 0,13%. Pengaruh volume standar terhadap aktivitas immunologi 18
Pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas
16 ' C) c:
14
:0
12
immunologi 141
12 :
~ E 10! ; ~
.§ -
;::- 10
8 6
i-+-% BIT 0 i 1---% BIT 500!
~
Em ::J;;.e 8 Eo;
j
><
4 2
6
°x.= :E c:
;
"'"
, I
in
4
o o
50
·---t--
100
---.-
150
VOI~i~e_~~n~~r_CA-125
2
----, I
200
250
o
i
(mikro liter)
234
o
5' i
Waktu inkubasi (Jam)
Gambar
5. Pengaruh
volume
standar
terhadap
aktivitas immunologi yang dihasilkan Gambar 6. Pengaruh waktu inkubasi terhadap hasil aktivitas immunologi
Hasil assay pada percobaan variasi waktu inkubasi
menggunakan
jumlah
cacahan
perunut Hasil assay pada percobaan
±100000 cpm, volume perunut 50 ~lL dan volume
inkubasi menggunakan
standar CA-125 50 ilL dapat dilihat Gambar 6 yang mellunjukkan dihasilkan aktivitas
CA-125 50 ~lL dan waktu inkubasi semala1l1 dapat
dengan waktu inkubasi semalam, yaitu
untuk standar
(% BIT)
500 mIU/mL
sebesar
13,15%
dan %NSB
sebesar
jumlah cacahan perunut ±
100000 cpm, volume perunut 50 ~LL,volume standar
bahwa aktivitas immunologi tertinggi
immunologi
variasi suhu
dilihat pada Gambar 7 menunjukkan inkubasi
yang
bahwa suhu
optimum
adalah
25°C
aktivitas
immunologi
yang (%B/T)
0,53% untuk standar 0 mIU/mL, sedangkan waktu
menghasilkan
inkubasi yang lain (2 jam, 4 jam dan 2 step) tidak
tertinggi yaitu 19,0 % untuk larutan standar 500
memberikan
mIU/mL,
hasil aktivitas immunologi yang lebih
sedangkan
tinggi. Waktu yang diperlukan untuk kesempumaan
mIU/mL memberikan
suatu
Inkubasi
reaksi
antigen-antibodi
dipengaruhi
aviditas Ab, kadar antigen dan besamya
oleh
%NSB
larutan
standar
0
aktivitas immunologi 0,53%.
pada suhu 4 °C temyata
menghasilkan
%B/T untuk larutan standar 500 mIU/mL terlalu
molekul
antigen yang ditentukan. Semakin tinggi aviditas Ab
rendah
1l1aka se1l1akin pendek
yang
standar 0 mIU/mL adalah 0,13%. Hasil ini diduga
diperlukan, dan se1l1akin tinggi kadar antigen yang
karena suhu inkubasi yang terlalu rendah. lnkubasi
ditentukan (standarl sampel) maka semakin pendek
pada suhu 37°C untuk larutan standar 500 mIU/1l1L
waktu
menghasilkan
inkubasi
yang
waktu
dibutuhkan
inkubasi
[11].
Urutan 39
yaitu
4,28%
%B/T
dan %NSB untuk larutan
9,10% dan
%NSB untuk
Jllrnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 14 No I. April 2011
/SSN 14/0-8542
larutan standar 0 mIU/mL adalah 0,26%.
Suatu
HasH ini
penguJlan
mungkin disebabkan oleh suhu inkubasi yang terlalu
mendapatkan
tinggi
tetapi dalam kenyataan nilai yang didapat dari hasil
bagi
antigen.
Peningkatan
suhu
inkubasi
nilai
untuk
bertujuan
sebenamya diharapkan mempercepat kesetimbangan
pengujian
reaksi, namun jika suhu terlalu tinggi akan lebih
sebenamya
dominan terjadinya disosiasi dibandingkan
ketidaktelitian.
asosiasi.
Disosiasi tidak diinginkan karena akan merusak zat yang akan dianalisis dan menyebabkan
penurunan
derajat
aktivitas
immunologi I
20 I
c
I
"C
I
E in :) ~ 10
I
.~ -
1
10
20
30
40
Pengaruh
suhu
terhadap
aktivitas
immunologi yang dihasilkan.
bat as
Ketelitian
pengujian digunakan
(limitasi)
dinyatakan
dalam pada
pada sampel
yang sama,
pengulangan
pengukuran
Nilai
berturut-turut
adalah 9,9 dan 2,9 % untuk serum
ketelitian
L
QC
kepekaan, ketelitian dan parameter assay.
yang tidak bertanda
antigen. Perbedaan
ini berdasarkan
(Confidence
deteksi
tingkat kepercayaan
%CV
hasil
dengan
7 kali
penguJlan
1\.
Pengujian
parameter
assay
meliputi
1111
L
dan
nilai
akan menentukan kurva standar yang didapat. Dari
Limit)
Pada penelitian
alat 2 mIU/mL
dilakukan
spesitik (%NSB) dan nilai ikatan maksimum (%B/T)
hasil
± 2SD dari nilai rata-rata standar 0
batas
Sedangkan untuk pengujian
blanko dikenal dengan istilah persen ikatan tidak
dari
sampel yang tidak mengandung
10 kali pengulangan.
Nilai
ini
MB), daerah kerja dan nilai serum kontrol. Nilai
antigen
yang dapat dibedakan
limit deteksi
assay
pengujian
blanko, nilai ikatan maksimum (Maximum Binding,
Kepekaan merupakan batas deteksi suatu kit minimum
1\.
hasil
berturut-turut adalah 13,1 dan 4,9 % untuk QC
melakukan evaluasi akhir yang meliputi panentuan
konsentrasi
% CV
dan QC
inter
pengulangan. Kehandalan suatu kit dapat dijamin dengan
yang menunjukkan
ketelitian kit
pengulangan.
control QC
Validasi kit
diperoleh
kit
IRMA CA-125 intra assay dilakukan dengan 15 kali
Suhulnkubasi(OC)
dengan
informasi
Pada penelitian ini pengujian
n
o
sarna dengan
ketepatan
1111
kelompok serum kontrol (QC).
o ~
7.
dan
i':'::;:':-;/~sir 500
!
Gambar
yang
ketidaktepatan
Dalam penelitian
kepercayaan.
umumnya
5 :
ns ::
nilai
klinis yang rei evan, yang menentukan
pengulangan
.
m j::' 15
dari
persen koefisien variasi (%CV) pengamatan
25 .S
disebabkan
memberikan
pengujian
0>
menyimpang
sebenamya,
Ketelitian (presisi) merupakan aspek metode yang
suhu inkubasi terhadap
yang
belum dilakukan.
%Brr yang dihasilkan.
Pengaruh
akan
konsentrasi
penguj ian
didapatkan
ini
x ± 2SD adalah 0,60 ± 0.34
40
assay
berturut -turut
0,1 % nilai blanko dan 12,6 % nilai
ikatan maksimum.
dengan
parameter
Produksi Kit Irnmunoradiometricassay (Pllji Widayati. dkk.)
(IRMA) CA-/25
ulltuk Deteksi Dini Kanker Ovarillm
ISSN /4/0-8542
KESIMPULAN Kurva Standar CA 125
Pembuatan
komponen
kit IRMA CA-125
menghasilkan rendemen penandaan monoklonal anti CA-125
jenis
M37203M
sebesar
96.5%.
M86924M
sebagai
y= 0.2795x + 0.0320 +
0 5
R = 0.9977
~ro .~
:::;:
Monoklonal
0
200
Konsentrasi
300
400
500
jenis
(coated tube) dapat memberikan %NSB
penyalut 100
antibodi
sebesar 0,21 % dan nilai %B/T sebesar 26,11 %.
600
Standar CA 125 (mILYrrL)
Optimasi rancangan
assay kit IRMA CA-
125 telah dapat dilakukan Gambar
9. Kurva standar CA-125.
menggunakan
jumlah
perunut terbaik ± 100000 cpm, volume
cacahan
perunut terbaik adalah 50~lL, volume standar CAPad a
Gambar
9
ditunjukkan
bahwa
125 terbaik adalah 50 ~lL, waktu inkubasi terbaik
perubahan konsentrasi standar CA-125 memberikan
adalah 16 jam dan suhu inkubasi terbaik adalah 25
perubahan % MB yang baik. Hasil ini menunjukkan
°C . Komposisi
bahwa larutan standar yang digunakan memberikan
aktivitas immunologi
linieritas yang baik dengan daerah kerja yang luas yaitu
0 mIU/mL
dengan
sampai
persamaan
dengan
garis regresi
0,0320 dan koefisien korelasi R Hasil
pengujian
ini menghasilkan
sebesar 19,05% (%B/T) dan
Validasi kit IRMA CA-125 yang diproduksi
+
secara lokal ini dapat memenuhi
= 0,9977.
kestabilan
kondisi
%NSB sebesar 0,53%.
200 mIU/mL
Y= 0,2795X
dan
yang baik,
menunjukkan
persyaratan
kit
sehingga kit ini dapat digunakan lebih
lanjut untk uji klinis di rumah sakit. Kit IRMA CA-
bahwa kit stabil sampai 8 minggu dapat dilihat pada
125 yang dihasilkan
Gambar 9.
mempunyai
batas deteksi 2
mIU/mL, ketelitian yang baik yaitu koefisien variasi (%CV) intra assay untuk QC Uji kestabilan
kit IRMA CA-125
sedangkan
L
9,9% dan QC
H
2,9%
%C/V inter assay < 15% untuk QC
L
25
13,1 % dan QC 11.4,9%.Kit IRMA CA 125 ini juga
OJ
"c .S
20
menunjukkan karakter yang baik yaitu dengan nilai
~~~
[jj i=' 15 E jjj E ~
~'"
~~ 10
%NSB dan nilai %B/T adalah 0,1% dan 12,6%, I-+-%NSB\
5
.. .
::;:
o
o
2
I_%BIT '.
••••
L ..
+
6
4
.+
;
daerah kerja kit yang luas yaitu 0 mIU/mL sampai
-+
dengan 200 mIU/mL) serta kestabilan kit 8 (delapan)
8
mmggu.
Minggu
Gambar
9. Hasil uji kestabilan kit IRMA CA-125
UCAP AN TERIMA Penulis sebesar-besarnya
41
KASIH
mengucapkan
terima
kasih
yang
kepada Prof Swasono R Tamat
JI/rnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmacel/ticals Vol 14 No I. April 2011
ISSN 1410-8542
dan karyawan dan karyawati bidang Radiofarmaka,
10. ARIYANTO A, DARWATI S, MONDRIDA G,
serta seluruh pihak yang membantu penelitian ini.
YUNITA
F, WIDAYATI
Optimalisasi
Pembuatan
DAFT AR PUST AKA
Jurnal Radioisotop
1. FIGO, Annual report on the Result of Treatment
2003,1-10, 11. WIDAYATI
I Gynecological, J Epid Biostat, 1998 2.
Berek
Gynecologic
IRMA
Williams
Radiofarmaka, Vol. 9, 2006.
JS, Hacker 3rd
NF, Pratical
edit,
AZIZ,
M.F.
Lippincott
Pencegahan
Kanker Ovarium. Deteksi
&
dan
Simposium
Dini Kanker.
Deteksi
Dini
Pencegahan
Hotel Acacia,
MONDIDA
dan
Optimasi
Jurnal
Radioisotop
ARIYANTO
G, YUNITA
Assay
F,
A,
Nasional
Jakarta,
XV
Kimia
Dalam
Industri
Kerja
Sama
Indonesia, Yogyakarta, 2006, halI85-188
Ovarium,
http://www.solusisehat.netl siklus
haid, 5 Mei 2008 B., Aktifitas Caspase 3 sebagai
indikator Apoptosis pada sel Kanker Ovarium, Indonesia
Journal
of Cancer, Vol. 1, No.2,
2007, hal 63-72 MIRALLES C, OREA M, ESPANA P., Cancer Antigen 125 Associated With Multiple Benign and Malignant
Pathologies,
Annal of Surgical
dan Dalam Pemantauan Jurnal REDIATNING Kanker, W, 150-154, Sukiyati Dj, (IRMA) Oncology 10(2), 2003, 9.
Radioisotop
dan Radiofarmaka
Jaringan
13. IAEA- TECDOC-IOOI page 1-95
http://www .Konsultasi,
DWIPOYONO,
Kit dan
DARWATI
http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2
gangguan
Z,
SUTARI,
Lingkungan,
berita.php?id=482/Waspadai
8.
P,
A, ABIDIN
S
Validasi Kit IRMA CA-125, Proseding Seminar
Ganaskah?, 5 Mei 2008
7.
CA-125,
Vol. 6,
2004
Kesehatan.epajak.org/tumor/Kista
6.
F, SUTARI,
12. WIDAYATI
003/0606/kes I.html, 5 Mei 2008 5.
P, ARIYANTO
S,
CA-125,
dan Radiofarmaka,
YUNITA
Wilkins, 2000, pp 263-03.
4.
Kit IRMA
CREMER DW, Epidemiologi and biosttistic, In:
Oncologi,
3.
P, STYOWATI
Vol. 3, No.1,
2000, 55-70 42
dan Kimia