PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERTANIAN UTAMA DI KABUPATEN CIANJUR BERDASARKAN PROFIL KETINGGIAN TEMPAT (TINJAUAN PADA EMPAT KETINGGIAN TEMPAT)
YASA ISMAIL ADIE
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
iii
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERTANIAN UTAMA DI KABUPATEN CIANJUR BERDASARKAN PROFIL KETINGGIAN TEMPAT (TINJAUAN PADA EMPAT KETINGGIAN TEMPAT)
YASA ISMAIL ADIE G24101011
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Program Studi Meteorologi
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
iv
RINGKASAN YASA ISMAIL ADIE. Produksi dan Produktivitas Tanaman Pertanian Utama di Kabupaten Cianjur Berdasarkan Profil Ketinggian Tempat (Tinjauan pada Empat Ketinggian Tempat) dibimbing oleh ABUJAMIN AHMAD NASIR DAN DODDY ARMANDO Kabupaten Cianjur memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah dan kultur masyarakat Cianjur yang sebagian besar petani. Salah satu sumber daya alam Kabupaten Cianjur memiliki sejumlah tanaman pertanian yang komparatif dan kompetitif. Untuk melakukan pengembangan tanaman pertanian menjadi tanaman pertanian utama diperlukan suatu pertimbangan. Melihat kondisi topografi Kabupaten Cianjur yang beragam, maka salah satu pertimbangan yang digunakan dalam pengembangan tanaman pertanian utama adalah berdasarkan ketinggian tempat. Ketinggian tempat merupakan salah satu faktor pengendali iklim yang berpengaruh terhadap suhu udara. Suhu udara berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yang pada dasarnya akan mempengaruhi tingkat produksi dan produktivitas tanaman. Penelitian ini melihat pengaruh ketinggian tempat terhadap produksi dan produktivitas tanaman padi, jagung, kedelai dan kacang tanah di empat kecamatan (Kecamatan Sindangbarang, Pagelaran, Sukaresmi dan Pacet). Secara umum, produktivitas tanaman padi meningkat seiring dengan bertambahnya ketinggian. Produktivitas padi Optimum terdapat pada ketinggian 600 – 900 m dpl, sedangkan untuk jagung, kedelai dan kacang tanah produktivitas akan mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya ketinggian tempat. Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman padi, jagung, kedelai dan kacang tanah dilakukan dengan cara peningkatan penerapan teknologi pertanian. Dari tahun 1999-2003 dan 2004-2005 terjadi peningkatan penerapan teknologi pertanian rata-rata sebesar 8 % di tiap kecamatan. Pada berbagai ketinggian tempat produktivitas tanaman padi selalu berada diatas produktivitas nasional, sedangkan untuk kedelai, jagung dan kacang tanah tidak demikian. Pada ketinggian tertentu produktivitasnya masih dibawah produktivitas nasional. Hal tersebut menjadikan tanaman padi sebagai tanaman pertanian utama untuk Kabupaten Cianjur, sedangkan untuk kedelai, kacang tanah dan jagung hanya sebagai tanaman rotasi bagi tanaman padi. Berdasarkan analisis pengaruh ketinggian tempat terhadap produktivitas ternyata bertambahnya ketinggiaan tiap 300 m atau penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 1.6 oC akan berpengaruh terhadap produktivitas rata-rata tanaman pertanian utama di Kabupaten Cianjur.
v
LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi : Produksi dan Produktivitas Tanaman Pertanian Utama di Kabupaten Cianjur Berdasarkan Profil Ketinggian Tempat (Tinjauan pada Empat Ketinggian Tempat) Nama : Yasa Ismail Adie NRP : G24101011
Menyetujui Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Abujamin A Nasir NIP 130 210 38
Doddy Armando, SP NIP 480 076 676
Mengetahui, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Dr. drh. Hasim, DEA NIP 131 473 999
Tanggal Lulus :
vi
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sumedang, Jawa Barat pada tanggal 8 mei 1983 sebagai anak sulung dari tiga besaudara dari pasangan Drs. Duding Kh Adie, BcAN, MM dan Rohayati. Pada tahun 1995 penulis tamat dari SDN Perumnas I. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMPN 1 Karangtengah dan tamat pada tahun 1998. Setelah itu, pada tahun 1998 penulis melanjutkan ke SMUN 1 Sukaresmi dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001 penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program studi Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif di organisasi Himagreto sebagai Kepala Departemen Kesekretariatan pada tahun 2003 dan sebagai Sekretaris Himagreto pada tahun 2004. Selain itu, penulis juga pernah melakukan praktek lapang di Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur pada tahun 2004.
vii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunianya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilimiah ini dapat diselesaikan dengan baik tak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang selama ini selalu membantu dan memberikan motivasi-motivasi yang berharga. Dalam kesempatan ini, Penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Ir. Abujamin Ahmad Nasir selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu berharganya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. 2. Bapak Doddy Armando, SP selaku pembimbing kedua yang senantiasa sabar dalam memberikan masukan – masukan dalam penyelesaian karya ilmiah ini. 3. Special ku persembahkan rasa terimakasih dan ‘karya ini’ buat Bapak, Ibu dan Kedua Adikku yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian yang tiada akhir kepada penulis ( maafkan ananda karena tidak menyelesaikan studi ini tepat pada waktunya) 4. Ua di Cipanas, terimakasih atas segala nasehat, perhatian dan dukungannya. 5. Seluruh staf di Dinas Pertanian dan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Cianjur yang telah memberikan penulis pengalaman kerja yang berharga selama disana. 6. Bapak Camat di Kecamatan Sindangbarang, Sukaresmi, Pagelaran dan Pacet atas segala bantuan dan kemudahan yang diberikan selama melakukan penelitian. 7. Seluruh angkatan GFM 38 atas segala kebersamaannya. Serta masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Mei 2008
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………... i DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. ii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………. iii DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………….. iii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………………. iii I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………….. 1 1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………….. 1 1.2. Tujuan …………………………………………………………………………... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………………... 1 2.1. Keadaan Umum Kabupaten Cianjur ……………………………………………. 1 2.2. Tanaman Padi (Oryza spp.) .................................................................................. 1 2.3. Tanaman Jagung (Zea mays L.) ............................................................................ 2 2.4. Tanaman Kedelai (Glycine max L.) ..................................................................... 2 2.5. Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) .................................................. 2 2.6. Klasifikasi Iklim Schmidth-Ferguson ................................................................... 2 2.7. Klasifikasi Iklim Oldeman .................................................................................... 2 III.BAHAN DAN METODE ................................................................................................. 3 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................... 3 3.2. Alat dan Bahan ..................................................................................................... 3 3.3. Metode Penelitian ………………………………………………………………. 3 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 3 4.1. Analisis Perubahan Suhu Udara Terhadap Ketinggian Tempat Di Kabupaten Cianjur ………………………………………………………………………….. 3 4.2. Analisis Pembagian Ketinggian Tempat Berdasarkan Potensi Lahan Pertanian .. 4 4.3. Keadaan Khusus di Empat Lokasi Contoh Ketinggian ........................................ 4.3.1. Kecamatan Sindangbarang (0 – 280 m dpl) …………………………. 4 4.3.2. Kecamatan Pagelaran (300-1650 m dpl) ............................................... 5 4.3.3. Kecamatan Sukaresmi (560-920 m dpl) ................................................ 5 4.3.4. Kecamatan Pacet (920-2962 m dpl) 6 4.4. Hubungan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pertanian Utama dengan 6 Ketinggian Tempat ............................................................................................... 4.4.1. Padi ........................................................................................................ 6 4.4.2. Jagung ………………………………………………………………… 7 4.4.3. Kedelai ................................................................................................... 7 4.4.4. Kacang Tanah ........................................................................................ 8 V. KESIMPULAN …………………………………………………………………………. 8 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 9 LAMPIRAN ........................................................................................................................... 10
ii
DAFTAR GAMBAR
1 2 3 4 5 6 7 8
Halaman Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Sindangbarang Tahun 2000-2004 ... 4 Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Pagelaran Tahun 2000-2004 ........... 5 Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Sukaresmi Tahun 2000-2004 …….. 5 Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Pacet Tahun 2000-2004 ………….. 6 Grafik Rata - rata Produktivitas Padi pada empat ketinggian Tempat ............................ 7 Grafik Rata - rata Produktivitas Jagung pada empat ketinggian Tempat ........................ 7 Grafik Rata - rata Produktivitas Kedelai pada empat Ketinggian Tempat ...................... 7 Grafik Rata - rata Produktivitas Kacang Tanah pada empat Ketinggian Tempat ........... 8
DAFTAR TABEL
1 2 3 4 5 6
Halaman Kelas Empat Ketinggian Tempat ...................................................................................... 4 Penggunaan Lahan Sindangbarang ................................................................................... 4 Penggunaan Lahan Pagelaran ........................................................................................... 5 Penggunaan Lahan Sukaresmi ………………………………………………………….. 5 Penggunaan Lahan Pacet .................................................................................................. 6 Rata – rata tingkat penerapan teknologi pertanian komoditas tanaman pangan dan sayuran .............................................................................................................................. 6
DAFTAR LAMPIRAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Halaman Peta Administrasi Kabupaten Cianjur …………………………………………………. 10 Peta Ketinggian Kabupaten Cianjur …………………………………………………… 11 Luas Wilayah dan Jumlah Desa Tahun 2003 ………………………………………….. 12 Jenis Tanah Menurut Sistem Klasifikasi dan Lokasi Kecamatan ……………………... 13 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Cianjur Tahun 2001-2002 ……………………….. 14 Perkembangan Jenis Penggunaan Lahan Tahun 2002 dan Tahun 2003 …………... 15 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2003 ………………………………. 16 Peta Administrasi Kecamatan Sindangbarang dan Pagelaran …………………………. 17 Peta Administrasi Kecamatan Sukaresmi dan Pacet …………………………………... 18 Peta Ketinggian Kecamatan Sindangbarang dan Pagelaran …………………………… 19 Peta Ketinggian Kecamatan Sukaresmi dan Pacet …………………………………….. 20 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Sindangbarang dan Pegelaran ……………….. 21 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Sukaresmi dan Pacet ……………………………. 22 Data Curah Hujan Kecamatan Sindangbarang dan Pagelaran Tahun 2000-2004 ……... 23 Data Curah Hujan Kecamatan Sukaresmi dan Pacet 2000-2004 ……………………… 24 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Tahun 1999-2003 . 25 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Tahun 2004-2005 . 26 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Tahun 1999-2003 ……. 27 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Tahun 2004-2005 ……. 28 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai Tahun 1999-2003 …… 29 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai Tahun 2004-2005 …… 30 Luas Tanam,Luas Panen,Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah Tahun 1999-2003 31 Luas Tanam,Luas Panen,Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah Tahun 2004-2005 32 Tabel Suhu Udara (oC) Stasiun Klimatologi Balai Penelitian Teh dan Kina Pacet Kabupaten Cianjur Tahun 1993 – 2003 (ketinggian = 1250 m dpl) …………………... 33 Daftar Istilah …………………………………………………………………………… 34
iii
I. PENDAHULUAN
tempat :ketinggian tempat diatas permukaan laut dalam hektometer (1hm = 100 m.) Kabupaten Cianjur memiliki ketinggian tempat 0-2962 m dpl (meter diatas permukaan laut) memanjang dari arah selatan sampai utara. Dari ketinggian tersebut, yang ditanami tanaman pertanian berkisar antara 0-1500 m dpl (potensi Kecamatan Pacet, 2004). Berdasarkan ketinggian tersebut memungkinkan bervariasinya tanaman pertanian utama di tiap wilayah Cianjur. Dengan demikian, memungkinkan dilakukan penelitian ini di Kabupaten Cianjur. h
1.1. Latar Belakang Kabupaten Cianjur memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah dan kultur masyarakat Cianjur yang sebagian besar petani. (BPS Kabupaten Cianjur, 2003). Untuk itu perlu dilakukan pengembangan di berbagai sektor, terutama sektor pertanian. Salah satu strategi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur dalam Renstra tahun 2001-2005 adalah melakukan pengembangan agribisnis tanaman pertanian utama di wilayah sentra produksi. Dengan demikian, Kabupaten Cianjur diharapkan menjadi salah satu andalan untuk terwujudnya Cianjur sebagai salah satu pusat agribisnis dan pariwisata Jawa Barat (Dinas Pertanian Cianjur, 2004). Kabupaten Cianjur memiliki sejumlah tanaman pertanian utama yang komparatif dan kompetitif. Mengingat jumlah tanaman pertanian utama cukup banyak, maka tidak mungkin dikembangkan seluruhnya, sehingga perlu dilakukan pemilihan berdasarkan berbagai pertimbangan, salah satunya ketinggian tempat. Ketinggian tempat merupakan salah satu faktor pengendali iklim yang berpengaruh kuat terhadap suhu udara. Suhu udara berpengaruh terhadap kecepatan metabolisme terutama fotosintesis dan respirasi tanaman. Pada suhu lingkungan lebih rendah daripada suhu dasar maka pertumbuhan tanaman berhenti (dorman), sedangkan apabila suhu lingkungan lebih tinggi dari pada suhu maksimum maka tanaman akan mati (letal). Dari aspek hubungan iklim-tanaman dikenal suhu kardinal meliputi kisaran kesesuaian suhu minimum, optimum dan maksimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kisaran toleransi terhadap suhu yang berbeda tiap kultivar menyebabkan kisaran toleransi terhadap ketinggian tempat yang berbeda-beda pula untuk tiap jenis kultivar (Nasir, 2003). Perubahan suhu udara terhadap ketinggian tempat di Indonesia menurut Braak (1929) yaitu -0,61oC untuk setiap kenaikan ketinggian tempat 100 meter. Perubahan suhu udara terhadap ketinggian tempat di Indonesia berdasarkan suhu rata-rata pantai 26,3 oC. Berdasarkan lapse rate suhu tersebut maka dapat dituliskan persamaan Braak sebagai berikut : Tz1 = (26,3 – 0,61 x h ) oC Tz1 :suhu udara rata - rata tahunan pada suatu
1.2. Tujuan 1) Mendapatkan gambaran mengenai kondisi khusus tempat studi kasus di Kabupaten Cianjur. 2) Mempelajari pengaruh ketinggian tempat terhadap produktivitas tanaman utama di tiap wilayah Kabupaten Cianjur.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kabupaten Cianjur Kabupaten Cianjur berada ditengah propinsi Jawa Barat pada jarak sekitar 65 Km dari ibukota Propinsi (Bandung) dan 120 Km dari ibukota negara (Jakarta) dan terletak diantara 6 o21’LS – 7 o25’LS dan 106 o42’BT – 107 o25’BT. Keadaan topografi Kabupaten Cianjur sebagian besar berupa daerah pegunungan, berbukit – bukit dan sebagian merupakan dataran rendah, dengan ketinggian 0 meter sampai dengan 2.962 meter di atas permukaan laut (Puncak Gunung Gede), dengan kemiringan antara 1 sampai 40 %. Wilayah Kabupaten Cianjur meliputi areal seluas 350.148 Ha terdiri dari 26 kecamatan, 6 kelurahan dan 341 desa. Masing – masing wilayah mempunyai kondisi khusus baik dari segi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. Dilihat dari sifat morfologis berdasarkan azas – azas pembentukannya tanah dan relasi antara tanah, tanaman dan aktifitas manusia, maka tanah di Kabupaten Cianjur dibagi menjadi beberapa jenis (soil group). 2.2. Tanaman Padi (Oryza spp.) Tanaman padi berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Padi tumbuh di daerah
1
tropis atau subtropis pada 45o LU sampai 45o LS dengan cuaca panas, kelembaban tinggi, musim hujan 4 bulan dan memerlukan ratarata curah hujan 200 mm/bulan atau 15002000 mm/tahun. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan suhu 22-27 oC, sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23 oC (Siregar, 1981) Pada tahun 2005 luas panen padi Indonesia mencapai 11.839.060 ha dengan produktivitas rata-rata sebesar 4,57 ton/ha/tahun, serta produksi padi nasional adalah 54.151.097 ton. Pada tahun yang sama hampir 18% produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat (http://www.bps.go.id/sector/ agri/pangan/tables.shtml). 2.3. Tanaman Jagung (Zea mays L.) Tanaman jagung berasal dari Amerika. Jagung masuk ke Indonesia sekitar abad ke-16 orang Portugal. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn. Jagung tumbuh di daerah 50o LU sampai 40o LS. Pada lahan tidak beririgasi, jagung memerlukan curah hujan 85-200 mm/bulan. Jagung memerlukan suhu antara 21-34 oC, akan tetapi suhu optimumnya antara 23-27 oC. Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung (Purwono dan Hartono, 2005) Pada tahun 2005 luas panen jagung di Indonesia mencapai 3.625.987 ha dengan produktivitas rata-rata sebesar 3,45 ton/ha/tahun, serta produksi jagung nasional adalah 12.523.894 ton. Pada tahun yang sama hanya 5 % produksi jagung nasional dipasok dari Jawa Barat (http://www.bps.go.id/ sector/agri/pangan/ tables. shtml). 2.4. Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Tanaman kedelai berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Kedelai tumbuh di daerah dengan curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Untuk mendapatkan hasil optimal, kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan. Kedelai memerlukan suhu antara 21-34 oC, akan tetapi suhu optimumnya 23-27 oC. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl (Adisarwanto, 2005)
Pada tahun 2005 luas panen kedelai di Indonesia mencapai 621.541 ha dengan produktivitas rata-rata sebesar 1,3 ton/ha/tahun, serta produksi kedelai nasional adalah 808.353 ton. Pada tahun yang sama hanya 3 % produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat (http://www.bps.go.id/sector/agri/ pangan/tables.shtml). Pertanaman kedelai di Indonesia umumnya diusahakan secara rotasi dengan tanaman padi. Varietas umur genjah sangat ditekankan agar kedelai dapat masuk dalam pola rotasi tanaman. Tanaman kedelai produksinya lebih tinggi di dataran rendah. (Sumarno dan Harnoto, 1983 dalam Karsono, 1984). 2.5 Tanaman Kacang Tanah ( Arachis hypogeae L.) Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Bahasa Inggris dari kacang tanah adalah "peanut" atau "groundnut". Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara bagi tanaman kacang tanah sekitar 28-32 oC. Ketinggian tempat yang baik untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian sekitar 500 m dpl 2.6. Klasifikasi Iklim Schmidth - Ferguson Sistem klasifikasi ini banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan. Penentuan tipe iklim menurut klasifikasi ini hanya memperhatikan unsur iklim hujan dan memerlukan data hujan bulanan paling sedikit 10 tahun (Koesmaryono dan Handoko, 1995). Kriteria yang digunakan dalam penentuan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah adalah sebagai berikut: • Bulan kering (BK): Bulan dengan C < 60 mm. • Bulan Lembab (BL : Bulan dengan CH antara 60 – 100 mm. • Bulan Basah (BB) : Bulan dengan CH > 100 mm 2.7. Klasifikasi Iklim Oldeman Klasifikasi ini digunakan terutama untuk keperluan pertanian di Indonesia. Dasar yang digunakan yaitu adanya bulan basah yang berturut-turut dan bulan kering yang berturutturut, dimana semua ini dihubungkan dengan kebutuhan pertanaman padi di sawah serta palawija terhadap air (Kartasapoetra, 1993).
2