Potensi Produksi Nira dan Benih Aren Varietas Akel Toumuung
Production Potency of Toddy and Seeds of Akel Toumuung Sugar Palm Variety ELSJE T. TENDA DAN WEDA M. MAHAYU Balai Penelitian Tanaman Palma Jalan Raya Mapanget, Kotak Pos 1004 Manado 95001
E-mail:
[email protected]
Diterima 19 Januari 2015 / Direvisi
6 April 2015 / Disetujui 8 Mei 2015
ABSTRAK Tanaman aren umumnya belum dibudidayakan secara baik dan kebutuhan yang paling mendesak adalah penyediaan benih bermutu yang berasal dari pohon-pohon aren berproduksi nira tinggi. Aren Dalam Akel Toumuung yang berasal dari Tomohon merupakan salah satu varietas aren yang telah dilepas pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi dan mengetahui potensi produksi nira dan benih tanaman aren Dalam Akel Toumuung sebagai materi pengembangan aren dan bahan baku industri. Metode pengamatan yang digunakan adalah metode observasi dengan lokasi contoh dipilih secara purposive random sampling. Produksi nira diamati terhadap populasi aren tipe Dalam di Desa Tara-Tara, Kayawu dan Pinaras selama 3 tahun, yaitu 2012 hingga 2014. Karakter morfologi yang diamati meliputi karakter vegetatif, generatif dan produksi nira selama 3 tahun berturut-turut. Potensi benih aren diestimasi melalui pengamatan jumlah mayang betina per pohon, jumlah buah per mayang kemudian dikalikan dengan jumlah pohon induk terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter vegetatif aren Dalam Akel Toumuung memiliki keragaman rendah, sedangkan karakter generatif memiliki keragaman tinggi, yaitu karakter jumlah mayang betina, jumlah mayang jantan, hasil nira/mayang/hari dan lama produksi nira/tandan. Rata-rata produksi nira pohon induk aren Akel Toumuung 33,57 liter per mayang per hari, rata-rata lama penyadapan per mayang 82,8 hari dengan kadar gula nira 13,6%. Produksi benih rata-rata 7.200 butir/mayang atau 57.600 butir/pohon. Biji aren Dalam Akel Toumuung memenuhi syarat secara genetik maupun fisik untuk dijadikan benih. Setiap pohon aren unggul ini dapat memproduksi benih untuk pengembangan areal seluas 144 ha dengan populasi 200 pohon/ha. Kata kunci : Varietas, karakter vegetatif, karakter generatif, keragaman, gula aren, benih.
ABSTRACT Sugar palm trees have not well cultivated yet and the most urgent requirement is the provision of the quality seed derived from sugar palm trees with high toddy productivity. Akel Toumuung, originated from Tomohon, was one of the sugar palm varieties in Indonesia had been released at 2014. This study aims to identify morphological characteristic and to evaluate the potential of toddy and seeds production from Akel Toumuung as sugar palm developing materials and industry raw material. Observation method used purposive random sampling to select sample location. The toddy yield observed on the Tall type of sugar palm in Tara-Tara, Kayawu and Pinaras villages for 3 years from 2012 to 2014. Morphology characteristics that had been observed were vegetative and generative included sap production for 3 year respectively. The potency of the seeds production was calculated by total of female bunches in each tree, total of fruits in each bunch then multiplied with total of selected mother palms. The results showed that vegetative characteristics have low diversity while some of generative characteristics have high diversity, which are: number of female inflorecense, number of male inflorecense, toddy production/bunch/day, and sap period/bunch. The average of toddy production of selected mother palms of Akel Toumuung Tall sugar palm is 33,57 l/bunch/days with sap period 82,8 days/bunch and sugar content 13.6%. Seed production potency of the mother palm is around 7.200 seeds/bunch or 57.600 seeds/palm. Seeds of the Akel Toumuung mother palm genetically and physically complied as a high quality seed that can be used for the development of sugar palm covering 144 ha areal with 200 trees/ha number of population. Keywords: Variety, generative character, vegetative character, diversity, palm sugar, seeds.
PENDAHULUAN Kebutuhan gula nasional akan terus meningkat dari tahun ke tahun dengan bertambahnya penduduk, meningkatnya pendapatan
40
dan berkembangnya industri yang menggunakan gula sebagai bahan baku utamanya (Baharuddin et al., 2007). Nira aren merupakan bahan baku pembuatan gula, karena mengandung komponen gula yang dominan dalam bentuk sukrosa (Joseph dan Payung, 2012). Saat ini, karena alasan
Potensi Produksi Nira dan Benih Aren Varietas Akel Toumuung (Elsje T. Tenda dan Weda M. Mahayu)
kesehatan banyak orang sudah tidak menggunakan gula tebu dan beralih mengkonsumsi gula aren atau gula kelapa. Dengan demikian, tanaman aren akan menjadi salah satu komoditas pertanian yang menjanjikan untuk dikembangkan sebagai sumber bahan baku gula non tebu di Indonesia. Luas areal aren di Indonesia tahun 2011 sebesar 65.406 ha, yang berproduksi 42.008 ha, dengan produksi gula 66.309 ton/tahun. Daerah yang merupakan sentra tanaman aren di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Bengkulu dan Sumatera Barat (Anonim, 2011). Areal tanaman aren di Indonesia yang begitu luas, belum diimbangi dengan penerapan teknologi budidaya yang baik, sehingga hasil yang diperoleh belum optimal. Saat ini umumnya petani hanya memanfaatkan pohon aren yang tumbuh secara alami di hutan untuk disadap. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus maka dikuatirkan sumber genetis aren yang memiliki potensi hasil nira tinggi akan musnah. Secara ekonomi mengusahakan tanaman aren dalam bentuk usaha penyadapan nira dan pengolahan gula akan membantu petani dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Banyak daerah yang kehidupan sebagian besar petaninya bergantung pada hasil nira aren, sehingga usaha budidaya sudah mulai dilakukan. Salah satu hal penting yang patut dilakukan dalam budidaya aren adalah ketersediaan teknologi antara lain menggunakan benih aren unggul yang berasal dari pohon-pohon induk terpilih yang produksi niranya tinggi. Sesuai Undang-Undang No. 12 tahun 1995 tentang budidaya tanaman, benih yang diedarkan harus benih bina, yaitu varietas yang telah dilepas. Aren Dalam dari Tomohon telah dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai varietas unggul pada tahun 2014 dengan nama Akel Toumuung. Tomohon merupakan salah satu sentra tanaman aren di Sulawesi Utara. Hasil observasi dan karakterisasi menunjukkan bahwa aren Dalam Tomohon memiliki potensi produksi nira tinggi (Tenda, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi dan mengetahui potensi produksi nira serta benih aren Dalam Akel Toumuung yang dapat digunakan sebagai materi pengembangan aren dan bahan baku industri. Diharapkan aren Dalam Akel Toumuung sebagai salah satu varietas unggul aren dapat dikembangkan di daerah-daerah lain di Indonesia dengan kondisi agroklimat yang hampir sama atau seragam dengan Tomohon.
BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Pengamatan populasi aren Dalam Akel Toumuung ditetapkan di tiga desa secara purposive random sampling, yaitu Tara-Tara, Kayawu dan Pinaras dengan per-timbangan: (a) ketiga desa tersebut memiliki populasi tanaman aren terbesar di Tomohon; (b) observasi sebelumnya menunjukkan bahwa potensi produksi nira aren Dalam Tomohon cukup tinggi, yaitu >25 liter/mayang/hari (Tenda, 2009), (c) banyak petani yang mengolah gula aren. Penelitian dilakukan selama tiga tahun, yaitu tahun 2012-2014. Metode karakter morfologi dan produksi nira Pengumpulan data fenotipe aren Dalam Akel Toumuung meliputi karakter morfologi, produksi nira dan kualitas gula. Pengamatan morfologi tanaman meliputi karakter vegetatif dan generatif dilakukan pada semua pohon aren Dalam yang sementara disadap di lapang. Jumlah tanaman yang diamati sebanyak 30 tanaman. Data hasil pengamatan dihitung nilai rata-rata setiap karakter, kemudian dihitung nilai koefisien keragaman untuk mengetahui tingkat keragaman. Pengamatan data morfologi untuk karakter vegetatif dan generatif dilakukan berdasarkan Pedoman Teknik Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (2005). Seleksi pohon induk aren Pohon induk dipilih dengan melakukan seleksi pada populasi tanaman aren Dalam Tomohon di Kota Tomohon. Persyaratan Pohon induk aren Dalam adalah : Sifat genetis superior memiliki penampilan pohon yang kekar dan sehat, umur mulai berproduksi sekitar 8-10 tahun, bebas serangan hama penyakit, terletak di areal pertanaman aren dalam suatu populasi, lilit batang besar, rata-rata 100 cm diukur pada 1 m di atas permukaan tanah, jumlah daun minimal 12 pelepah, warna daun hijau gelap, mengkilap/berminyak, panjang pelepah daun > 5 meter, jumlah mayang betina lebih dari 5 tandan, memiliki produktivitas nira yang tinggi (> 25 l/ hari), waktu sadap >2 bulan/mayang, serta kadar gula nira > 12% (Puslitbangbun, 2005). Pelaksanaan kegiatan ini berupa pengamatan secara individu tanaman aren yang sedang berproduksi atau sementara disadap. Sifat tanaman yang diamati meliputi :
41
B. Palma Vol. 16 No. 1, Juni 2015: 40 - 48
a. Batang : terdiri atas lingkar batang pada 1 m dari permukaan tanah serta tinggi batang sampai daun terbawah. b. Daun : panjang tangkai daun, lebar dan tebal tangkai daun, panjang rachis, panjang anak daun, lebar anak daun. c. Bunga : jumlah mayang jantan, panjang rangkaian mayang jantan, panjang tangkai dan lingkar mayang jantan; jumlah mayang betina, panjang rangkaian mayang betina, panjang dan lingkar tangkai mayang betina, jumlah buah pada mayang betina yang sudah matang fisiologis. d. Nira : meliputi produksi nira per mayang per hari, pengamatan dilakukan selama 3 tahun, setiap tahun dipilih 10 pohon dan setiap pohon dipilih 1 mayang jantan yang baru mulai disadap sampai selesai (produksi nira dari mayang tersebut habis), lamanya waktu penyadapan per mayang, serta kadar gula nira. Pada tahun 2013 selain 10 pohon contoh, juga diamati 7 pohon yang memiliki mayang ke-1 sampai mayang ke-7, kemudian diamati produksi niranya dari awal sampai selesai. Pengamatan karakter produksi nira dilakukan selama tiga tahun secara berurutan. e. Komponen buah : berat buah utuh, panjang dan lebar buah, jumlah biji buah, panjang dan lebar biji. (jumlah sampel 30 buah). Data yang diperoleh dihitung nilai rata-rata, standar deviasi dan koefisien keragaman dari pohon contoh. Analisis kimia gula aren Analisa kimia gula didasarkan pada standar mutu gula: kadar air, kadar sukrosa, gula reduksi dan kadar abu. Analisa kimia gula aren dilakukan di Laboratorium Balai Besar Industri Agro Bogor. Estimasi Produksi benih Diasumsikan 80% buah yang menjadi benih maka : Potensi benih/pohon : 80% x Jumlah mayang betina/pohon x Jumlah buah/mayang x 3 butir. Catatan : rata-rata jumlah biji/buah adalah 3 butir.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter Morfologi Aren Akel Toumuung Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter aren Dalam Tomohon memiliki keragaman cukup hingga tinggi pada karakter generatif, yaitu jumlah mayang betina, jumlah mayang jantan,
42
lama berproduksi dan hasil nira/mayang/hari. Sedangkan karakter vegetatif memiliki keragaman sedang hingga cukup (Tabel 1). Suatu karakter dikatakan termasuk pada kategori keragaman rendah apabila memiliki nilai KK < 5%, keragaman sedang nilai KK > 5 – 20%, keragaman cukup memiliki nilai KK > 20 - 50%, dan keragaman tinggi nilai KK >50%. Keragaman yang tinggi pada karakter generatif juga dijumpai pada populasi aren di Kalimantan Selatan, yaitu pada karakter: jumlah mayang jantan, jumlah mayang betina dan panjang mayang jantan (Tenda dan Maskromo, 2008). Potensi produksi nira aren Akel Toumuung berpotensi untuk ditingkatkan melalui seleksi terhadap pohon induk berdasarkan karakter hasil nira/mayang/hari yang memiliki keragaman cukup (KK>20-50%) dan lama berproduksi/ tandan yang memiliki keragaman cukup (KK>2050%) hingga tinggi (KK>50%). Produksi nira aren merupakan karakter kuantitatif yang dikendalikan oleh banyak gen dan dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu, informasi mengenai hubungan timbal balik antar karakter vegetatif dan generatif terhadap produksi nira aren Akel Toumuung diperlukan agar pelaksanaan seleksi berjalan efektif. Pengamatan terhadap karakter batang dan daun diperlukan karena semakin besar luas permukaan daun, maka proses fotosintesa pada daun semakin besar dan berdampak pada akumulasi pati pada batang sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesa. Sebab itu menurut Giyatmi et al. (2008), karakter daun, baik jumlah daun dan jumlah anak daun merupakan karakterkarakter yang paling berpotensi dijadikan sebagai karakter seleksi. Menurut Mendez et al. (2011), selama masa pertumbuhan vegetatif dan produksi awal, karbon hasil asimilasi untuk sementara disimpan dalam batang dan pelepah daun. Batang juga memiliki fungsi yang sama seperti daun, yaitu memiliki peran dalam proses asimilasi CO2. Hanya saja proporsinya tidak sebesar pada daun dan bervariasi antar tanaman pohon dan semak, yaitu antara 5 sampai 15% (Kocurek dan Pilarski, 2012). Rata-rata produksi nira aren Akel Toumuung 25,2 liter dengan rata-rata lama berproduksi 3,7 bulan. Aren Dalam Akel Toumuung berpeluang dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia dengan kondisi agroklimat yang hampir sama dengan wilayah Tomohon. Lokasi penelitian aren Akel Toumuung berada pada ketinggian 500 – 800 m dpl, tanahnya tergolong liat berpasir dan masam dengan curah hujan rata-rata > 3000 mm/ tahun. Diharapkan, dengan dikembangkannya aren Dalam Akel Toumuung pada daerah dengan
Potensi Produksi Nira dan Benih Aren Varietas Akel Toumuung (Elsje T. Tenda dan Weda M. Mahayu)
kondisi lingkungan tumbuh yang sama, aren Akel Toumuung akan tumbuh baik dan berproduksi optimal seperti di daerah asalnya. Potensi Produksi Nira Aren Akel Toumuung Produksi nira aren Dalam Akel Toumuung tergolong tinggi karena rata-rata produksi nira/ hari pada pengamatan tahun 2012 hingga 2014 adalah 25,2 liter dengan rata-rata lama waktu penyadapan per mayang 3,7 bulan. Produksi nira dan lama penyadapan nira selama 3 tahun peng-
amatan menunjukkan hasil yang seragam (Gambar 1), hal ini menunjukkan bahwa produksi nira dan lama penyadapan aren Dalam Akel Toumuung adalah stabil. Potensi produksi nira dan lama produksi nira/tandan dari pohon aren. Dalam Akel Toumuung (Gambar 1) dari populasi tersebut masih dapat ditingkatkan melalui seleksi berdasarkan karakter yang memiliki nilai keragaman tinggi dan yang berpengaruh nyata secara langsung maupun tak langsung terhadap produksi nira aren.
Tabel 1. Keragaman karakter vegetatif dan generatif aren Dalam Akel Toumuung. Table 1. Diversity of vegetative and generative characteristic of Akel Toumuung sugar palm. Tahun Year Karakter Character
No
2012
13,6
5,2
KK % 38,7
135
21,9
32,4
98,9
4,4
15,83
3,4
15,8
14,2
2,6
X 1. 2. 3. 4.
5.
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Tinggi batang (m) Length of trunk (m) Lilit batang (cm) Girth (cm) Jumlah daun (helai) Number of leaf (sheet) Keadaan daun Leaf condition
Diameter tangkai mayang jantan (cm) Diameter of male inflorecense petiol (cm) Panjang tangkai mayang jantan (cm) Length of male inflorecense petiol (cm) Jumlah mayang betina Number of female inflorecense Jumlah mayang jantan Number of male inflorecense Hasil nira/mayang/hari (l) Sap production/inflorecense/day (l) Jumlah mayang yang di sadap Number of tapping inflorecense Kadar gula (%) Sugar content (%) Lama berproduksi/tandan (bln) Sap period/bunch (month)
2013
SD
Hijau mengkilap Shiny green
X
SD
15,4
2,7
Rata-rata Average
2014 KK % 17, 5 8,8 18, 2
Hijau, Hijau mengkilap Green, Shiny green
X
SD
1,8
KK % 11,8
14,5
1,3
KK % 8,9
86,4
6,4
14,8
106,8
25,2
23,6
12,8
0,8
6,5
14,3
1,5
10,6
X
SD
15,4
Hijau, hijau mengkilap Green, Shiny green
Hijau,hijau mengkilap Green, Shiny green 1,0 7,5
13,3
1,2
8,7
14,4
1,1
7,9
12,4
2,2
17,7
13,4
153,3
5,8
3,8
120
17,32
118
25,8
21,9
130,4
19,8
8,8
1,83
20,8
9
1,9
7,2
12,3
31,7
8,3
1,0
8,8
2,1
23,5
9,2
2,0
8,4
1,5
18,8
8,8
0,4
26,3
6,5
24,6
24,2
6,6
25,0
7,4
29,7
25,2
1,1
4,5 4,3
6,7
1,5
22,6
6,3
1,4
6,8
0,8
12,4
6,6
0,2
3,7
13,7
1,2
13,7
14
1,4
14, 4 21, 1 22, 6 27, 5 21, 9 10
13
1,5
11,5
13,6
0,5
3,8
4,3
1,5
34,9
3,5
1,9
3,2
0,8
23,8
3,7
0,6
15,5
54, 3
15,2
11,9
30 25 20
Produksi nira/tandan/hari (l)
15 10
Lama produksi nira/tandan (bulan)
5 0 2012
2013
2014
Tahun/Year Gambar 1. Produksi nira dan waktu penyadapan nira aren Dalam Akel Toumuung selama 3 tahun. Figure 1. Toddy production and length production/bunch of Akel Toumuung Tall type sugar palm for 3 years.
43
B. Palma Vol. 16 No. 1, Juni 2015: 40 - 48
Aren Akel Toumuung memiliki rata-rata produksi nira lebih tinggi dibandingkan aren Dalam di Balangan, Pasaman dan Tapanuli Selatan (Tabel 2). Berdasarkan data tersebut, jumlah daun hijau aren Dalam di Tomohon lebih banyak dari aren Dalam yang tumbuh di Pasaman dan Tapanuli Selatan. Selain itu, panjang rachis dan panjang anak daun aren Dalam di Tomohon lebih tinggi dari ketiga aren Dalam lainnya yang ada di Balangan, Pasaman, dan Tapanuli Selatan. Panjang rachis dan panjang anak daun yang lebih tinggi menunjukkan kondisi morfologi daun yang lebih vigour dari tanaman aren yang tumbuh di tiga lokasi lainnya. Produksi nira berkorelasi dengan banyaknya daun pada tanaman, karena daun merupakan organ tempat berlangsungnya proses fotosintesis, sehingga morfologi daun pada tanaman aren berhubungan dengan produksi fotosintat.
Aren Dalam di Tomohon memiliki mayang betina lebih banyak dari aren di tiga lokasi lainnya. Menurut Manatar et al. (2012), batang aren yang berada di dekat bunga betina dan 1 m di bawah bunga betina memiliki kadar pati tertinggi, posisi tersebut berhubungan langsung dengan organ daun. Fotosintat aren yang sebagian besar dihasilkan pada masa vegetatif disimpan dalam bentuk pati di dalam batang. Saat memasuki masa generatif, pati yang terakumulasi di batang mulai ditransformasi dan ditranslokasikan dalam bentuk nira ke organ generatif sehingga kadar pati pada setiap bagian batang berbeda-beda. Terlihat beberapa karakter yang menonjol dan berhubungan dengan produksi nira aren asal Tomohon lebih baik dibandingkan dengan aren Dalam asal Balangan, Pasaman dan Tapanuli Selatan, seperti tinggi batang makin tinggi batang berarti akumulasi pati pada batang semakin
Tabel 2. Karakteristik aren Dalam di Tomohon, Balangan - Kalimantan Selatan, Pasaman - Sumatera Barat, dan Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Table 2. Characteristic of Tall type sugar palm in Tomohon, Balangan – South Kalimantan, Pasaman – West Sumatera and South Tapanuli, North Sumatera. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 17. 18
Karakter Character Tinggi batang (m) Length of trunk (m) Lilit batang (cm) Girth (cm) Jumlah daun hijau (helai) Number of leaf (sheet) Panjang tangkai daun (cm) Length of petiol (cm) Panjang rachis (cm) Length of rachis (cm) Panjang anak daun (cm) Length of leaflets (cm) Lebar anak daun (cm) Width of leaflets (cm) Jumlah mayang betina Number of female inflorecense Jumlah mayang jantan Number of male inflorecense Lilit tangkai mayang jantan (cm) Diameter of male inflorecense petiol (cm) Panjang tangkai mayang jantan (cm) Length of male inflorecense petiol (cm) Lilit tangkai mayang betina (cm) Diameter of female inflorecense petiol (cm) Panjang tangkai mayang betina (cm) Length of female inflorecense petiol (cm) Panjang rangkaian mayang betina (cm) Length of cluster female inflorecense (cm) Panjang rangkaian mayang jantan (cm) Length of cluster male inflorecense (cm) Hasil nira (l/hari) Yield of toddy (l/day) Kadar Gula (%) Sugar content (%)
Tomohon
Balangan1
Pasaman2
Tapanuli Selatan2
14,5
10,0
11,41
7,19
106,8
121,4
126,0
109
14,3
15,5
13,92
8,83
173,2
188,8
192,0
232,0
921,2
576,8
656,0
536,0
200,4
147,7
139,0
121,0
8,6
10,2
6,7
6,2
7,8
5,8
4,9
3,67
12,6
10,8
5,0
5,67
28,6
28,9
26,0
38,0
120,2
116,0
67,0
100
30,9
33,1
40,0
38,0
13,83
19,1
10,4
10,0
193,9
152,7
184,0
185
162,0
164,6
164,0
160
31
14
25
25
12,6
12,5
12,5
13,31
Sumber/Source: 1Tenda dan Maskromo, 2008; 2Novarianto et al., 1994.
44
Potensi Produksi Nira dan Benih Aren Varietas Akel Toumuung (Elsje T. Tenda dan Weda M. Mahayu)
banyak demikian juga dengan karakter daun seperti jumlah daun hijau, panjang rachis dan panjang anak daun, seperti sudah dijelaskan terdahulu bahwa makin banyak daun berarti proses fotosintesa makin baik. Karakter generatif seperti jumlah mayang jantan, panjang tangkai mayang jantan, panjang rangkaian mayang betina serta rata-rata produksi nira/mayang/hari, terlihat aren asal Tomohon lebih tinggi dibandingkan dengan tiga aksesi aren lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa baik dari segi produksi nira maupun produksi benih aren Akel Toumuung lebih tinggi dari aren asal balangan, Pasaman dan Tapanuli Selatan. Selain disebabkan perbedaan potensi genetik, perbedaan produksi nira tersebut juga dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh tanaman aren. Menurut Tenda dan Miftahorrachman (2014), genotipe yang berbeda akan menunjukkan penampilan yang berbeda setelah berinteraksi dengan lingkungan. Perbedaan tingkat kesuburan tanah, cuaca dan berbagai faktor lingkungan lainnya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman aren yang selanjutnya mempengaruhi tingkat produktivitas tanaman aren tersebut.
setelah mayang ke-6 produksi nira sudah turun drastis sehingga sudah tidak efisien lagi bila dilanjutkan pada tandan berikutnya. Menurut Manatar et al. (2012), produksi nira berkaitan dengan jumlah pati yang terakumulasi di batang pohon aren. Semakin banyak nira yang disadap maka semakin banyak pula pati yang ditransformasi menjadi nira dan ditranslokasikan ke mayang. Oleh karena itu, semakin banyak nira yang disadap maka semakin berkurang kadar pati di batang dan semakin sedikit pula nira yang dihasilkan dari hari ke hari. Mutu Hasil Gula Aren Dalam Akel Toumuung Nira aren Dalam Akel Toumuung setelah disadap pada umumnya langsung dibuat gula, baik gula cetak maupun gula semut. Nira yang tidak langsung diproses akan mengalami fermentasi, mengakibatkan hilangnya pektin dan protein dalam nira sehingga kadar air meningkat dan gula yang terbentuk menjadi liat (Baharuddin et al., 2007). Kualitas gula aren Dalam Akel Toumuung yang dihasilkan oleh Kelompok Tani di Tomohon (Tabel 3). Berdasarkan hasil analisis kualitas gula aren asal kelompok tani di Kota Tomohon menunjukkan bahwa untuk parameter kadar abu, sukrosa dan gula reduksi sudah memenuhi syarat SNI 013743-1995, kecuali kadar air, seharusnya dibawah 10%. Kadar air yang tinggi pada gula aren dapat dikurangi melalui pengeringan gula dengan sinar matahari atau alat pengering dan menggunakan kemasan yang tidak menyerap uap air.
Potensi Produksi Nira Per Mayang Aren Dalam Akel Toumuung Produksi nira/mayang dari keenam tandan sangat bervariasi, mulai dari 544 l/mayang hingga 2.947 l/mayang dengan lama penyadapan 23 hari hingga 95 hari. Rata-rata produksi nira enam tandan tersebut adalah 1817 l/mayang, rata-rata lama penyadapan 62,5 hari (Gambar 2). Pohon Aren Dalam Akel Toumuung umumnya memiliki mayang jantan sampai 12 buah. Akan tetapi, proses penyadapan dilakukan hanya sampai pada mayang ke-6 karena umumnya
Sumber dan Potensi Benih Aren Akel Toumuung Pohon induk aren Akel Toumuung diseleksi berdasarkan karakter produksi nira dan karakter yang berkorelasi dengan produksi nira, yaitu
350 300 250 200 150 100 50 0
Produksi nira/mayang (10 l) Lama penyadapan/mayang (hari)
1
2
3
4
5
6
Tandan ke-
Gambar 2. Produksi nira per mayang dan lama waktu penyadapan aren Dalam Akel Toumuung. Figure 2. Toddy production in each number of bunch and its length production in Akel Toumuung sugar palm .
45
B. Palma Vol. 16 No. 1, Juni 2015: 40 - 48
jumlah daun hijau dan lingkar batang sehingga diperoleh 33 pohon induk. Berdasarkan hasil penelitian dari Matana et al. (2013), pohon induk aren sebagai sumber benih dapat tetap disadap niranya, karena tidak mempengaruhi mutu fisiologis benih. Salah satu keunggulan dari pohon induk terpilih aren akel toumuung pada pertanaman produktif adalah produksi nira yang
tinggi (rata-rata 33,57 l/hari), lama penyadapan per mayang rata-rata 82,8 hari (Tabel 4). Rata-rata setiap pohon induk terpilih aren dalam Tomohon memiliki delapan mayang betina dan setiap mayang rata-rata memiliki 3.000 buah, setiap buah terdapat tiga biji aren, dengan demikian dalam satu mayang terdapat 9.000 biji aren dan yang berpotensi untuk menjadi benih
Tabel 3. Kualitas gula aren Akel Toumuung. Table 3. Palm sugar quality of Akel Toumuung. No. 1. 2. 3. 4.
Parameter Parameters Kadar air Water content Kadar abu Ash content Kadar sukrosa Sucrose levels Gula reduksi Reduced sugar
1 10,31
Hasil analisis Analysis result 2 3 4 10,05 10,24 9,68
Rata-rata Average 5 9,52
10,2
0,13
KK CV (%) 1,32
SD
1,54
1,63
1,58
1,72
1,69
1,568
0,04
2,85
88,45
88,73
88,62
89,24
88,65
88,6
0,14
0,16
2,79
2,82
2,80
2,76
2,65
2,80
0,01
0,54
Tabel 4. Produksi nira dan benih 33 pohon induk aren Dalam Akel Toumuung di Tomohon. Table 4. Toddy production and seed production from 33 mother palms of Akel Toumuung Tall type sugar palm in Tomohon city. No. Pohon Number of Tree 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 X SD KK (CV) %
46
Produksi nira/mayang/hari Toddy production/bunch/day (l) 32 35 31 36 32 34 35 32 37 34 32 31 30 35 38 34 32 34 31 32 32 36 34 32 32 36 34 35 32 35 33 34 36 33,57 1,97 5,86
Lama penyadapan (hari) Tap period (day) 94 82 76 82 64 67 88 94 75 85 69 89 85 68 67 85 93 96 89 83 92 88 82 76 83 76 83 85 81 92 84 82 98 82,8 8,92 10,8
Jumlah mayang betina Number of female inflorecense 9 9 7 9 7 7 9 9 9 9 7 7 7 6 9 9 7 8 8 6 6 7 6 8 8 9 9 9 7 6 6 7 7 7,7 1,2 15,2
Produksi Benih Seed production 64 800 64 800 50 400 64 800 50 400 50 400 64 800 64 800 64 800 64 800 50 400 50 400 50 400 43 200 64 800 64 800 50 400 57 600 57 600 43 200 43 200 50 400 43 200 57 600 57 600 64 800 64 800 64 800 50 400 43 200 43 200 50 400 50 400 54 763,6 8236,7 15,04
Potensi Produksi Nira dan Benih Aren Varietas Akel Toumuung (Elsje T. Tenda dan Weda M. Mahayu)
sekitar 80%. Satu mayang betina aren Dalam Akel Toumuung rata-rata dapat menghasilkan 7.200 benih, jadi rata-rata dalam satu pohon induk aren Dalam Akel Toumuung dapat diperoleh benih 57.600 butir. Menurut Matana et al. (2013), benih dengan ukuran terbesar dapat diperoleh pada tandan ke lima pada pohon aren yang tidak disadap, tetapi variasi ukuran tersebut tidak mempengaruhi viabilitas benih. Pengembangan aren diperlukan 200 pohon/ hektar. Hasil seleksi benih sampai benih siap tanam sekitar 50% dari jumlah 57.600 benih menjadi 28.800, sehingga benih dari satu pohon aren Dalam Akel Toumuung dapat digunakan untuk pengembangan tanaman aren Dalam sekitar 144 hektar. Komponen Buah Aren Akel Toumuung Buah aren Akel Toumuung yang telah tua pada umumnya berwarna kuning kehijauan sampai dengan kuning. Biji berbentuk lonjong, berwarna hitam kecoklatan, mengkilap, permukaan licin, sayatan melintang berbentuk segitiga. Hasil analisis komponen buah aren Dalam Tomohon menunjukkan bahwa semua karakter yang diamati memperlihatkan keragaman rendah (Tabel 5). Tabel 5. Komponen buah dan benih aren Dalam Akel Toumuung. Table 5. Fruit and seed component of Akel Toumuung sugar palm. Karakter Character Berat buah (g) Weigth of fruit (g) Panjang buah (cm) Length of fruit (cm) Lebar buah (cm) Width of fruit (cm) Berat biji (g) Weigth of seed (g) Panjang biji (cm) Length of seed (cm) Lebar biji (cm) Width of seed (cm)
Aren Dalam Akel Toumuung Akel Toumuung Tall type sugarpalm Rata-rata SD KK Average CV (%) 45,3 6,64 14,65 4,3
0,28
6,51
4,6
0,21
4,56
5,1
0,45
8,82
2,5
0,05
2,0
1,9
0,09
4,74
Biji aren yang memenuhi syarat sebagai benih adalah berbentuk bulat lonjong dengan ukuran 25 – 40 x 15 – 25 mm, berwarna hitam kecoklatan, mengkilap, permukaan licin, sayatan melintang bentuknya segi tiga atau bulat. Dengan demikian berdasarkan hasil analisis komponen buah dan biji, biji Aren Dalam Akel Toumuung memenuhi syarat untuk dijadikan benih. Viabilitas benih aren Dalam dari Tomohon antara 79,77 – 84% (Matana dan Endah, 2014).
KESIMPULAN Karakter vegetatif aren Dalam Akel Toumuung sebagian besar memiliki keragaman rendah, sedangkan karakter generatif yang memiliki keragaman tinggi adalah: jumlah mayang betina, jumlah mayang jantan, hasil nira per mayang per hari dan lama produksi nira per tandan. Produksi nira pohon induk aren Dalam Akel Toumuung diperoleh rata-rata 33,57 liter per mayang per hari, rata-rata lama penyadapan per mayang 82,8 hari dengan kadar gula nira 13,6%. Produksi benih Aren Dalam Akel Toumuung per mayang rata-rata 7.200 butir, produksi benih per pohon 57.600 butir. Biji aren Dalam Akel Toumuung memenuhi syarat secara genetik maupun fisik untuk dijadikan benih. Setiap pohon aren unggul ini dapat memproduksi benih untuk areal seluas 144 ha dengan populasi 200 pohon/ha.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Bapak Jafray Moningka selaku Penyuluh Pertanian di wilayah Tomohon dan Kelompok Tani Aren di Tomohon yang telah membantu pelaksanaan dan pengamatan penelitan ini.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2005. Pedoman pengelolaan plasma nutfah perkebunan. Pusat Penelitian dan Pengem-bangan Perkebunan. Anonim. 2011. Statistik perkebunan 2009-2011. Ditjen Perkebunan. Jakarta. Baharuddin, M. Muin dan H. Bandaso. 2007. Peman-faatan nira aren (Arenga pinnata Merr.) sebagai bahan pembuatan gula putih kristal. Jurnal Parennial. 3(2): 40-43. Giyatmi, S.B., Solichatun, dan Sugiyarto. 2008. Per-tumbuhan, kandungan klorofil dan laju respirasi tanaman garut (Maranta arundinacea L.) setelah pemberian asam giberelat (GA3). Bioteknologi. 5(1): 1-9. Joseph, G.H. dan L. Payung. 2012. Pengolahan gula semut dari aren. Buletin Palma. 13(1): 60-65. Kocurek, M. and J. Pilarski. 2012. Implication of stem structures for photosynthesis function in select herbaceous plants. J.Enviroment Study 2(6): 1687-1696. Manatar, J.E., J. Pontoh dan M.R.J. Runtuwene. 2012. Analisis kandunan pati dalam batang tanaman aren (Arenga pinnata). Jurnal Ilmiah Sains. 12(2):89-92.
47
B. Palma Vol. 16 No. 1, Juni 2015: 40 - 48
Matana, Y.R., Endang M., dan R.P. Endah. 2013. Efek penyadapan bunga jantan dan letak tandan bunga betina terhadap mutu benih aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr). Buletin Palma. 14(1): 6-12. Matana, Y.R. dan R.P. Endah. 2014. Konservasi kecambah aren dan dampaknya terhadap pertumbuhan bibit aren. Buletin Palma. 15(1): 64-74. Mendez, A.M., D. Castilo, A. Del Pozo, I. Matus, and R. Morcuende. 2011. Differences in some stem soluble carbohydrates contents among recombinant chromosome substitution lines (RCSLs) of Barley under drought in a Mediterranean-type environment. Agronomy Research. 9 (II) : 433-438. Novarianto, H., H.G. Lengkey, dan E.T. Tenda. 1994. Karakteristik dan kemiripan populasi aren dari Provinsi Bengkulu, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Kelapa. 7(2): 1-7.
48
Tenda, E.T. 2009. Eksplorasi Aren (Arenga pinnata Merr.) di Tomohon, Sulawesi Utara. Buletin Palma. (37): 114-118. Tenda, E.T. dan I. Maskromo. 2008. Karakteristik empat populasi baru aren (Arenga pinnata Merr.) dari Kalimantan Selatan. Buletin Palma. (35): 67– 76. Tenda, E.T., I. Maskromo dan B. Heliyanto. 2010. Eksplorasi plasma nutfah aren (Arenga pinnata Merr) di Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Buletin Palma No. 38: 88-94. Tenda, E.T. dan I. Maskromo. 2012. Karakteristik morfologi dan potensi produksi aren genjah Kutim. Buletin Palma 13(2): 115-121. Tenda, E.T. dan Miftahorachman. 2014. Hubungan antara karakter vegetatif dengan produksi sagu baruq. Jurnal Penelitian Tanaman Industri. 20(4): 169 – 235.