PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MUHADATSAH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI CAWAS KLATEN (Tinjauan Non Linguistik)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk memenuhi sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata satu Pendidikan Islam
Disusun oleh : IMA ROHKAYATI 03420229
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2009
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
” Lebih baik menunjukkan kesalahan dalam karya dari pada memamerkan kegagalan tanpa karya ” ( Henry Guntur Taringan )
” Dalam ilmu pengetahuan, kekeliruan selalu mendahului kebenaran” ( Horace Walpole)
∩∉∪ #Zô£ç„ Îô£ãèø9$# yìtΒ ¨βÎ)
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S Alam Nasyrah ayat 6)
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
viii
ABSTRAKSI IMA ROHKAYATI, Problematika Pembelajaran Muhadatsah di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cawas Klaten (Tinjauan Non Linguistik). Skripsi : Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pelaksanaan pembelajaran muhadatsah dan problematika yang dihadapi guru dan siswa di MTs N Cawas Klaten. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi atas pelaksanaan pembelajaran muhadatsah pada khususnya dan bahasa Arab pada umumnya di madrasah tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengambil obyek penelitian yaitu Problematika Pembelajaran Muhadatsah di MTs N Cawas Klaten (Tinjauan Non Linguistik). Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Tehnik analisis data adalah tehnik analisis data kualitatif dengan metode deduktif dan induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa MTs N Cawas menerapkan nadzariyatul wahdah dalam mengajarkan bahasa Arab, maka hanya ada satu mata pelajaran yaitu pelajaran bahasa Arab yang dilaksanakan satu kali dalam satu minggu dengan durasi waktu 2x40 menit. Pembelajaran Muhadatsah merupakan bagian dari pelajaran bahasa Arab yaitu sebagai salah satu model latihan berbicara. Materi pelajaran diambil dari teks percakapan yang terdapat dalam LKS bahasa Arab. Pembelajaran muhadatsah bertujuan melatih siswa melakukan percakapan mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa Arab. Proses pembelajaran terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran muhadatsah dikelas dilakukan dengan membaca, memahami teks, mengartikan dan mempraktekkan secara berkelompok. Problem yang dihadapi guru bahasa Arab dan siswa dalam pembelajaran muhadatsah disebabkan oleh kurangnya lengkapnya sumber belajar, sarana pembelajaran dan keterbatasan alokasi waktu serta motivasi belajar siswa yang masih lemah. Sedangkan problem yang dihadapi siswa dalam pembelajaran muhadatsah disebabkan oleh faktor intern siswa yaitu motivasi siswa untuk belajar bahasa Arab masih kurang dan faktor ekstern yaitu faktor guru (metode mengajar dan pengelolaan kelas) dan faktor sarana dan lingkungan pembelajaran yang kurang mendukung.
ix
ﲡﺮﻳﺪ ﺇﳝﻰ ﺭﻭﺣﻴﺎﰐ ،ﻣﺸﻜﻠﺔ ﺗﻌﻠﻴﻢ ﺍﶈﺎﺩﺛﺔ ﰲ ﺍﳌﺪﺭﺳﺔ ﺍﳌﺘﻮﺳﻄﺔ ﺍﻹﺳـﻼﻣﻴﺔ ﺍﳊﻜﻮﻣﻴـﺔ ﺑـﺠﻮﺍﺱ ﻛﻼﺗﲔ )ﻧﻈﺮﺓ ﺇﱃ ﺧﺎﺭﺟﺔ ﺍﻟﻠﻐﻮﻳﺔ( .ﲝﺚ .ﻛﻠﻴﺔ ﺍﻟﺘﺮﺑﻴﺔ ﺟﺎﻣﻌﺔ ﺳﻮﻧﺎﻥ ﻛﺎﻟﻴﺠﺎﻛﺎ ﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﺍﳊﻜﻮﻣﻴﺔ ﺟﻮﻛﺠﺎﻛﺮﺗﺎ .2009 ﻳﻬﺪﻑ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﻟﻮﺻﻒ ﻋﻤﻠﻴﺔ ﺗﻌﻠﻴﻢ ﺍﶈﺎﺩﺛﺔ ﻭﻣﺸﻜﻠﺘﻪ ﺍﻟﱵ ﻳﻮﺍﺟﻬـﺎ ﻣﻌﻠـﻢ ﻭ ﻃﻼﺏ ﺍﳌﺪﺭﺳﺔ ﺍﳌﺘﻮﺳﻄﺔ ﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﺍﳊﻜﻮﻣﻴﺔ ﺑـﺠﻮﺍﺱ ﻛﻼﺗﲔ .ﻳﺮﺟﻰ ﺃﻥ ﻳﻜـﻮﻥ ﻫـﺬﺍ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﻣﻘﻴﻤﺎ ﻋﻠﻰ ﻋﻤﻠﻴﺔ ﺗﻌﻠﻴﻢ ﺍﶈﺎﺩﺛﺔ ﺧﺼﻮﺻﺎ ﻭ ﺗﻌﻠﻴﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻋﻤﻮﻣﺎ ﰲ ﺍﳌﺪﺭﺳـﺔ ﺍﳌﺘﻮﺳﻄﺔ ﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﺍﳊﻜﻮﻣﻴﺔ ﺑـﺠﻮﺍﺱ ﻛﻼﺗﲔ. ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﲝﺚ ﻭﺻﻔﻲ ﻧﻮﻋﻲ ﻋﻠﻰ ﻣﺸﻜﻠﺔ ﺗﻌﻠﻴﻢ ﺍﶈﺎﺩﺛﺔ ﰲ ﺍﳌﺪﺭﺳـﺔ ﺍﳌﺘﻮﺳـﻄﺔ ﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﺍﳊﻜﻮﻣﻴﺔ ﺑـﺠﻮﺍﺱ ﻛﻼﺗﲔ ﺑﻨﻈﺮﺓ ﺇﱃ ﻣﺎ ﺧﺎﺭﺟﺔ ﺍﻟﻠﻐﻮﻳﺔ .ﻭﲡﻤﻊ ﺑﻴﺎﻧﺎﺎ ﺑﻄﺮﻳﻘـﺔ ﺍﳌﻘﺎﺑﻠﺔ ﻭﺍﳌﺮﺍﻗﺒﺔ ﻭ ﺍﻟﺘﻮﺛﻴﻖ ﰒ ﲢﻠﻞ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﺒﻴﺎﻧﺎﺕ ﺑﺎﻟﺘﺤﻠﻴـﻞ ﺍﻟﻨـﻮﻋﻲ ﺑﻄﺮﻳﻘـﺔ ﺍﻻﺳـﺘﻨﺒﺎﻁ ﻭﺍﻻﺳﺘﻘﺮﺍﺀ. ﺩﻟﺖ ﻧﺘﻴﺠﺔ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻛﺎﻧﺖ ﻋﻤﻠﻴﺔ ﺗﻌﻠﻴﻢ ﺍﻟﻠﻐـﺔ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴـﺔ ﰲ ﺍﳌﺪﺭﺳـﺔ ﺍﳌﺘﻮﺳﻄﺔ ﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﺍﳊﻜﻮﻣﻴﺔ ﺑـﺠﻮﺍﺱ ﻛﻼﺗﲔ ﺑﻨﻈﺮﻳﺔ ﺍﻟﻮﺣﺪﺓ ﻓﺘﺪﺭﺱ ﻣﺮﺓ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﰲ ﻛﻞ ﺃﺳﺒﻮﻉ ﺣﻮﻝ 40 × 2ﺩﻗﻴﻘﺔ .ﻭﻛﺎﻧﺖ ﺍﶈﺎﺩﺛﺔ ﻓﻴﻬﺎ ﺩﺍﺧﻠﺔ ﰲ ﺩﺭﻭﺱ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺑﺎﻋﺘﺒﺎﺭﻫﺎ ﺗﺪﺭﻳﺒﺎ ﰲ ﺍﻻﺗﺼﺎﻝ ﺑﺎﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺮﺟﻊ ﻣﻮﺍﺩﻩ ﻣﻦ ﺻﻔﺤﺔ ﻋﻤﻠﻴﺔ ﺗﻌﻠﻢ ﺍﻟﻄـﻼﺏ )(LKS ﻋﻦ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ .ﻭﻳﻬﺪﻑ ﺬﺍ ﺍﻟﺪﺭﺱ ﺃﻥ ﻳﺘﻤﻜﻦ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﺃﻥ ﻳﺘﺪﺭﺑﻮﺍ ﰲ ﺍﻟﺘﻌـﺒﲑ ﻋﻤـﺎ ﰲ ﻧﻔﺴﻬﻢ ﺑﺎﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ .ﻭﻛﺎﻧﺖ ﻋﻤﻠﻴﺔ ﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ﺑﻄﺮﻳﻘﺔ ﺍﳌﻘﺎﺑﻠﺔ ﻭﺍﻟﺘﻄﺒﻴﻖ ﻭﺍﻟﺘﺠﺮﻳﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻘﺮﺍﺀﺓ ﻭﻓﻬﻢ ﺍﻟﻨﺼﻮﺹ ﻭﺗﺮﲨﻬﺎ ﻭﺍﻻﺗﺼﺎﻝ ﺎ ﻣﻊ ﻣﻦ ﰲ ﻓﺮﻗﺘﻬﻢ .ﺃﻣﺎ ﻣﺸﻜﻠﺔ ﺗﻌﻠﻴﻤﻬﻢ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻟﻠﻤﻌﻠﻢ ﻓﺒﺴﺒﺐ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﻮﺳﺎﺋﻞ ﺍﻟﻜﺎﻣﻠﺔ ﺍﻟﺪﻋﺎﻣﺔ ﰲ ﺍﳌﺪﺭﺳﺔ ﻭﻋﺪﻡ ﺍﻟﻮﺳﻌﺔ ﺍﻟﻜﺎﻓﻴﺔ ﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ﺍﶈﺎﺩﺛﺔ ﻭﻋﺪﻡ ﳘﻢ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻴﺔ .ﻭﺃﻣﺎ ﻣﺸﻜﻠﺔ ﺗﻌﻠﻤﻬﻢ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻓﺒﺎﻟﺴﺒﺐ ﺍﻟﺪﺍﺧﻠﻲ ﻟﻠﻄﻼﺏ ﻣـﻦ ﳘﻤﻬـﻢ ﺍﻟﻨﺎﺯﻟﺔ ﻭﺍﻟﺴﺒﺐ ﺍﳋﺎﺭﺟﻲ ﳍﻢ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻘﺔ ﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ﺍﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﻭﺗﻨﻈﻴﻢ ﺍﻟﻔﺼﻞ ﻭﻋـﺪﻡ ﻭﺳـﺎﺋﻞ ﺍﻟﺪﺭﺱ ﻭﺍﻟﺒﻴﺌﺔ ﺍﻟﺘﲔ ﳍﻤﺎ ﺍﻟﺪﻋﺎﻣﺔ ﺍﻟﻜﺎﻣﻠﺔ ﻟﻠﺪﺭﺱ.
x
KATA PENGANTAR ÉΟŠÏm§9$# Ç⎯≈uΗ÷q§9$# «!$# ÉΟó¡Î0
ﺍﺷﻬﺪ ﺍﻥ. ﺍﳊﻤﺪ ﷲ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎ ﳌﲔ ﻭﺑﻪ ﻧﺴﺘﻌﲔ ﻋﻠﻰ ﺍﻣﻮﺭ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﳏﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ. ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﷲ ﻭﺍﺷﻬﺪ ﺍﻥ ﳏﻤﺪﺍ ﺭﺳﻮ ﻝ ﺍﷲ .ﺍﻣﺎ ﺑﻌﺪ, ﺍﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺍﲨﻌﲔ Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan pertolonganNya. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Atas Rahmat dan Hidayah Allah SWT penulisan skripsi penelitian yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam ini dapat diselesaikan. Keberhasilan penyelesaian penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, untuk itu disampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penulisan skripsi ini. 2. Bapak Drs. Zainal Arifin, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3.
Bapak Dr. Abdul Munif, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
xi
4. Bapak Drs. Dudung Hamdun, M.Si, selaku penasehat Akademik dan pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah mengajarkan berbagai ilmu kepada penulis selama kuliah. 6. Bapak Mukarobin, M.Pd selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Cawas Klaten yang sudah mengizinkan penulis mengadakan penelitian. 7. Ibu Sri Suwarni Dwi Saputri, S.Ag, selaku guru pelajaran bahasa Arab yang telah membantu penulis dalam penelitian ini. 8. Siswa-siswi kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Cawas Klaten atas kerjasamanya selama penulis mengadakan penelitian ini. 9. Bapak dan Ibu yang telah membesarkan, membiayai, mendoakan dan memberikan yang terbaik kepada penulis 10. Adik Muchlas Adi Nugraha yang memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 11. Mas Depiyanto yang telah memotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini, terimakasih telah memberi warna dalam kehidupan penulis. 12. Mas Muttaqin, selaku tentor bahasa Arab penulis, terimakasih atas ilmu yang telah diajarkan 13. Semua temen-temen PBA 2 2003 ( Mbak. Wahyu, mbak Ida, Bukhori, Tifah, Nia, Nung), temen- temen kos (Ani, Nita, Safar, Vita, Serli, Haya) dan Aris wiyanto yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
xii
14. Semua pihak yang membantu penyusunan skripsi ini. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan dan pahala yang berlipat sebagai dan menjadikan amal tersebut bekal kelak di akhirat. Selanjutnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Namun demikian mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan. Amin. Yogyakarta, 27 Juli 2009 Penulis
Ima Rohkayati NIM.03420229
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR.............................
iii
ALAMAN PERBAIKAN SKRIPSI/ TUGAS AKHIR ...................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
ABSTRAKS.....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
xi
DAFTAR ISI....................................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL............................................................................................ xvii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
4
D. Kajian Pustaka..........................................................................
5
E.
Landasan Teori.........................................................................
7
F.
Metode penelitian.....................................................................
24
G. Sistematika Pembahasan ..........................................................
30
xiv
BAB II
GAMBARAN UMUM MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI CAWAS KLATEN A. Letak Geografis........................................................................
32
B. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya ....................................
33
C. Visi dan Misi Madrasah ...........................................................
35
D. Struktur Organisasi ..................................................................
36
E. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa.......................................
42
F. Sarana dan Prasarana................................................................
45
G. Kegiatan Pembelajaran di MTs Negeri Cawas ........................
48
H. Kurikulum Pembelajaran di MTs N Cawas Klaten…………… 51 BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Proses Pembelajaran Muhadatsah............................................
58
1. Perencanaan Pembelajaran.................................................
59
2. Pelaksanaan Pembelajaran .................................................
61
3. Penilaian Pembelajaran ......................................................
69
B. Problematika Pembelajaran Muhadatsah di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cawas ...........................................................................
70
1. Problem yang dihadapi oleh guru bahasa Arab.................
70
2. Problem yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran muhadatsah ........................................................................
73
3. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arab........................................................................
xv
76
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................
78
B. Saran ........................................................................................
80
C. Kata Penutup ............................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xvi
DAFTAR TABEL
No Tabel
Halaman
1.1
Tabel pedoman wawancara ..................................................................... 28
2.1
Tabel nama-nama kepala yang menjabat di MTs N Cawas.................... 34
2.2
Tabel data guru dan mata pelajaran yang diampu................................... 42
2.3
Tabel jumlah siswa MTs N Cawas ......................................................... 45
2.3
Tabel data gedung ................................................................................... 46
2.5
Tabel sarana pendukung kegiatan siswa ................................................. 55
2.6
Tabel program pembelajaran dan alokasi waktu..................................... 49
2.7
Tabel Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Arab ............................................................................................ 55
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bahasa Arab diakui sebagai bahasa agama untuk itu bahasa Arab diajarkan mulai kelas satu Ibtidaiyah hingga tingkat tertentu di Lembaga Perguruan Tinggi Islam, dan secara kurikuler menempati mata pelajaran wajib.1 Bahasa Arab adalah mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan kemampuan agama, pengetahuan umum dan sosial budaya. Ada dua sistem dalam pengajaran bahasa yaitu sistem terpadu dan sistem terpisah-pisah. Sistem terpisah-pisah (separated system) dalam pengajaran bahasa adalah pemilahan pelajaran bahasa menjadi beberapa mata pelajaran, misalnya mata pelajaran Nahwu, Sharaf, Mutholaah, Insa’, Istima’, Muhadatsah dan Imla’. Sedangkan sistem terpadu menganggap bahasa sebagai satu kesatuan yang utuh, saling berhubungan dan berkaitan, bukan sebagai bagian yang terpisah-pisah. Oleh karena itu dalam sistem ini hanya ada satu mata pelajaran yaitu pelajaran bahasa Arab. Berbagai unsur bahasa dan keterampilan berbahasa disajikan secara terintegrasi. Unsur-unsur bahasa terdiri atas tata bunyi (fonologi/ashwat), tata tulis (ortogafi/ kitabat al huruf), tata kata (al shorf), tata kalimat (al-nahwu), dan 1
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajaran , 2004), hal. 156.
1
2
kosakata
(al–mufrodat).
Sedangkan
keterampilan
berbahasa
adalah
kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulis, reseptif maupun produktif yang meliputi keterampilan membaca (alqiro’ah), menulis (al-kitabah), berbicara (al-kalam), menyimak (al-istima’)2. Sebagai salah satu kemahiran berbahasa , kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa Arab3. Proses belajar berbicara bahasa asing akan mudah jika pembicara secara aktif terlibat dalam upaya berkomunikasi. Dinyatakan pula bahwa kita belajar membaca dengan membaca, karenanya kita belajar berbicara dengan berbicara.4 Salah satu kelemahan dan kekurangan sistem metode lama pengajaran bahasa di Indonesia adalah kurangnya latihan-latihan lisan secara intensif, sehingga sedikit sekali pelajar yang mampu mengutarakan pikiran dan perasaan secara lisan. Bahasa Arab merupakan bahasa asing bagi pelajar Indonesia, tentu para pelajar Indonesia mengalami problem dalam belajar bahasa Arab baik problem yang bersifat linguistik (tata bunyi, kosakata, tata kalimat dan tulisan) maupun non linguistik. Madrasah Tsanawiyah Negeri Cawas merupakan Sekolah Menengah Pertama yang selain mengajarkan pelajaran ilmu umum juga mengajarkan pelajaran keagamaan dan pelajaran bahasa Arab. Dengan pelajaran bahasa Arab siswa MTs N Cawas diharapkan mampu menguasai keempat kemahiran 2
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2005),
hal 78-81. 3
Ibid hal. 112. Furqanul Aziez & Chaedar Alwasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 27. 4
3
berbahasa
diantaranya
kemahiran
berbicara.
Yaitu
dengan
cara
mempraktikkan teks muhadatsah yang ada dalam buku pelajaran bahasa Arab, bercerita pidato dan mengembangkan percakapan dengan menggunakan mufradat yang sudah dipahami. Muhadatsah sebagai salah satu model latihan berbicara perlu mendapatkan perhatian yang khusus dalam pembelajaran bahasa Arab. Kegiatan berbicara sebenarnya merupakan kegiatan yang menarik namun bisa menjadi kegiatan yang tidak menarik, tidak merangsang partisipasi siswa, dan suasana menjadi kaku dan macet, ini mungkin terjadi karena penguasaan kosakata dan pola kalimat yang dikuasai oleh siswa masih sangat terbatas5. Kedua hal tersebut termasuk problem yang bersifat linguistik. sedangkan yang bersifat non linguistik menyangkut segi edukatif, sosial budaya dan sosial politik. Pembelajaran bahasa Arab di MTs N Cawas belum berhasil mencapai tujuan yang diharapkan, hal tersebut terlihat dari nilai hasil belajar siswa yang masih dibawah standart ketuntasan belajar. Hal tersebut peneliti ketahui ketika peneliti melakukan observasi awal. Madrasah Tsanawiyah Negeri Cawas merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang siswanya merupakan pelajar pemula untuk pelajaran bahasa Arab, sehingga dalam pembelajaran guru dan siswa sering dihadapkan pada kesulitan atau problema. Problem tersebut diantaranya ditimbulkan dari faktor linguistik bahasa Arab sendiri, selain faktor linguistik faktor non linguistik juga berperan besar terhadap kurang berhasilnya pembelajaran bahasa Arab di Indonesia. Dalam penelitian
5
Ibid, hal. 112-113.
4
ini penulis tertarik untuk meneliti apa saja problem dari faktor non linguistik dalam pembelajaran muhadatsah di MTs N Cawas. Peneliti tertarik terhadap pembelajaran muhadatsah karena muhadatsah merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa Arab yang melibatkan beberapa kemahiran yang antara lain kemampuan menyimak dan terjemah. Peneliti berharap Hasil penelitian ini nanti dapat menjadi bahan evaluasi terhadap proses belajar mengajar bahasa Arab di MTs Negeri Cawas Klaten.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses
pembelajaran muhadatsah di MTs Negeri Cawas
Klaten ? 2. Apa problema yang dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran muhadatsah di MTs Negeri Cawas Klaten ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui proses pembelajaran muhadatsah di MTs N Cawas Klaten. b. Untuk mengetahui apa saja problema yang dialami oleh guru dan siswa sehingga menghambat keberhasilan muhadatsah di MTs N Cawas Klaten.
5
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan. b. Manfaat praktis 1) Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengalaman empirik mengenai berbagai problema yang dihadapi pendidik dan peserta didik ketika berlangsung proses pembelajaran bahasa Arab. 2) Bagi sekolah dan guru bahasa Arab Setelah dilakukan penelitian dan diketahui berbagai problema yang dihadapi yang dapat mengahambat KBM bahasa Arab diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada para pengajar, sehingga dapat meningkatkan mutu pengajaran bahasa Arab.
D. Telaah Pustaka Dari pengamatan penulis penelitian tentang problematika pembelajaran sudah dilakukan beberapa kali diantaranya dilakukan oleh Nur’aini Rahmawati dalam skripsinya yang berjudul ”Problematika Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Gandekan Bantul”. Dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa problematika yang dialami oleh tenaga pendidik dikarenakan keterbatasan tenaga pengajar, dan latar belakang pendidikan guru
6
bahasa Arab. Sedangkan problematika dari pihak siswa dipengaruhi oleh kemampuan awal dan minat siswa dalam belajar bahasa Arab.6 Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Idhom Kholid Effendi penelitian dalam skripsinya yang berjudul ”Problematika Pengajaran Muhadasah dan solusinya bagi siswa kelas III Jurusan Bahasa di MAN Tambak
Beras
Jombang.
Dalam
penelitiannya
mengungkap
bahwa
problematika yang dihadapi lebih pada problematika non linguistik dari faktor lingkungan karena lingkungan luar sekolah kurang mendukung proses belajar bahasa Arab.7 Sedangkan penelitian dalam skripsi yang akan penulis susun bersifat melengkapi penelitian-penelitian terdahulu, dan mengkaji ulang kemungkinan bahwa di tiap-tiap sekolah terdapat problematika pembelajaran yang berbedabeda. Sebatas pengetahuan penulis dari beberapa penelitian terdahulu penelitian tentang kemahiran muhadatsah dilakukan di sekolah jurusan bahasa dan universitas jurusan bahasa. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti bagaimana proses pembelajaran muhadatsah ditingkat Madrasah Tsanawiyah dan problematika dalam pembelajarannya.
6
Nur’aini Rahmawati, Problematika Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Gandekan Bantul, (Yogyakarta : skripsi Perpustakaan UPT UIN Sunan Kalijaga, 2005). 7 Idhom Kholid Effendi, Problematika Pengajaran Muhadasah dan Solusinya di MAN Tambak Beras Jombang, (Yogyakarta: skripsi Perpustakaan UPT UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006).
7
E. Landasan Teoritis 1. Pembelajaran Bahasa Arab Secara umum pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian latihan dan pengalaman terhadap seseorang atau sekelompok orang agar terjadi perubahan tingkah laku secara tetap pada orang atau orang-orang itu.8
Proses pembelajaran tidak akan lepas dari dua elemen
yaitu belajar yang subyekya adalah pelajar dan mengajar yang subyeknya adalah guru. Unsur-unsur yang minimal harus ada dalam pembelajaran antara lain : siswa/ peserta didik, tujuan dan prosedur. Dalam hal ini guru (pengajar) tidak termasuk dalam unsur pembelajaran, fungsinya dapat digantikan atau dialihkan oleh media sebagai pengganti, seperti : buku, slide, atau teks yang diprogram.9 Sedangkan pengertian belajar menurut .Ngalim Purwanto “belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang terjadi melalui latihan dan pengalaman dan perubahan itu relative mantap".10 Menurut Slameto “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil interaksi individu itu sendiri dengan lingkungannya.11 Sedangkan pengertian dari mengajar menurut Jeromi S.Bruner Mengajar
8 9
Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, (Jakarta: Rineka Cipta , 2003), hal. 83. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung : Bumi Aksara, 1994), hal.
66. 10
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1986),
hal. 86. 11
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Bima Aksara, 1991), hal. 2.
8
adalah menyajikan ide, problem, pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dipahami oleh setiap siswa12. Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terdapat kaitan dan interaksi saling pengaruh mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Kegiatan pembelajaran bisa dikatakan berhasil jika setelah mengalami proses belajar mengajar pembelajar mengalami proses perubahan tingkah laku baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan aspek sikap. Dalam pembelajaran bahasa juga diharapkan adanya perubahan dari pembelajar yaitu dari ’belum tahu apa-apa’ menjadi ’tahu apa-apa’ ; dari ’kurang ajar’ menjadi ’terpelajar’; dari ’tidak terampil/ belum terampil berbahasa’ menjadi ’terampil berbahasa’.13 Pembelajaran bahasa Arab yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar bahasa Arab yang dilaksanakan di MTs N Cawas Klaten. Menurut Juwairiyah Dahlan barang siapa yang ingin mempelajari bahasa asing (bahasa Arab) berarti harus sadar dengan segala daya upaya untuk membentuk kebiasaan baru, sedangkan ketika mempelajari bahasa ibu proses itu berjalan secara tanpa sadar.14 Seorang pembelajar bahasa asing (Arab) dikatakan sudah menguasai bahasa yang
12 13
Ibid., hal. 5. Henry Guntur Taringan, Metodologi Pengajaran Bahasa I, (Jakarta : Angkasa, 1991),
hal 79. 14
Juwairiyah Dahlan, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab, (Surabaya: Al ikhlas, 1992), hal. 36.
9
dipelajarinya jika orang tersebut mengerti ataupun memahami ketika orang lain berbicara dan mampu menggunakan sendiri bahasa tersebut.15 Dalam pembelajaran bahasa termasuk bahasa Arab pembelajar diharapkan menguasai empat kemahiran berbahasa yaitu kemahiran mendengar
(al-istima’),
kemahiran
berbicara
(kalam),
kemahiran
membaca (al-qiro’ah) dan kemahiran menulis (al-kitabah). Hal tersebut sesuai dengan tujuan pengajaran bahasa Arab di Indonesia yaitu agar para siswa mampu menggunakan bahasa tersebut secara aktif maupun pasif. Kemahiran mendengar dan membaca akan menghasilkan penguasaan bahasa secara pasif, sedangkan kemahiran berbicara akan menghasilkan penguasaan bahasa secara aktif. Menurut
Henry
Guntur
Tarigan
faktor-faktor
yang
turut
menentukan keberhasilan pembelajaran bahasa, antara lain16 : a. Pembelajar (learner) yang berkemauan keras b. Pembelajar melihat relevansi pelajaran c. Pembelajar mempunyai harapan yang cerah d. Bahasa sasaran mempunyai harapan yang cerah dalam masyarakat e. Tuntutan fisik dan organisasi terpenuhi f. Tujuan realistis, dapat diterima oleh semua pihak g. Kurikulum/ silabus tepat guna h. Intensitas pengajaran relatif tinggi
15
Ngalim Purwanto & Djeniah Alim, Metodologi Pengajaran ……….hal. 19. Henry Guntur Taringan, Metodologi Pengajaran Bahasa 1, (Bandung : Angkasa, 1991), hal. 3. 16
10
i. Pengajar mempunyai kompetensi profesional yang tinggi j. Pengajar menghargai pembelajar. 2. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia problem berarti masalah atau persoalan, dan problematika berarti berbagai problem atau masalah. Dari pengertian tersebut problematika pembelajaran bahasa Arab berarti berbagai masalah, persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab. Sedangkan problematika pembelajaran yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah berbagai problem, persoalan yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran muhadatsah. Belajar bahasa Asing termasuk bahasa Arab bagi pelajar/ mahasiswa Indonesia masih dihadapkan pada problematika, baik yang bersifat linguistik seperti mengenai tata bunyi, kosakata, tata kalimat dan tulisan maupun yang bersifat non linguistik yang menyangkut segi edukatif, sosial budaya dan sosial politik. Segi edukatif pembelajaran bahasa Arab Pengajaran bahasa Arab masih relatif kurang didukung faktorfaktor pendidikan dan pengajaran yang memadai. Faktor-faktor yang dimaksud disini adalah faktor kurikulum (termasuk didalamnya orientasi tujuan, muatan materi, sistem pembelajaran dan sistem evaluasi), faktor tenaga edukatif, dan faktor sarana–sarana yang mendukung. Diantara Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
11
a. Faktor Kurikulum Kurikulum memegang peranan penting bagi perjalanan sebuah proses belajar mengajar. Pengertian kurikulum menurut Oemar Hamalik adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.17 Sebagai suatu sistem keseluruhan kurikulum memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, komponen-komponen tersebut dalah sebagai berikut : 1) Tujuan Tujuan dibedakan menjadi dua yaitu tujuan kurikulum secara umum yaitu mengacu kearah pencapaian tujuan pendidikan nasional dan tujuan khusus yang merupakan tujuan dari masingmasing bidang mata pelajaran. 18 2) Materi Materi kurikulum pada hakikatnya isi kurikulum. Isi kurikulum merupakan susunan dari bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan
penyelenggaraan satuan pendidikan yang
bersangkutan, dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional .19
17
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung : Bumi Aksara, 1994), hal 18 Ibid, hal. 24. 19 Ibid. hal. 25. 18
12
3) Metode Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Metode atau strategi pembelajaran menempatin fungsi yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh guru dan siswa.20 4) Evaluasi Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum , dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa.21 b. Faktor tenaga edukatif Tenaga pendidik merupakan suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan mengelola, dan memberi pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.22 Guru adalah tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, dalam arti mengembangkan ranah cipta, rasa dan karsa siswa sebagai implementasi konsep ideal mendidik.23 Agar menjadi figur pendidik yang profesional seorang guru harus memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidik.
20 21
Ibid, hal. 26. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung : Bumi Aksara, 1994), hal.
29. 22
Ibid, hal. 9. Muhhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 256. 23
13
Dalam pengajaran bahasa kemahiran seseorang dalam suatu bahasa tidak menjamin kemahirannya mengajarkan bahasa tersebut kepada orang lain, oleh sebab itu untuk menjadi seorang guru bahasa Arab yang profesional hendaknya menguasai 3 hal, yaitu: 1) Kemahiran berbahasa Arab 2) Pengetahuan tentang bahasa dan budaya Arab 3) Keterampilan mengajarkan bahasa Arab.24 Untuk itu tenaga edukatif adalah individu yang terlebih dahulu harus dibekali dengan kemampuan berbahasa Arab dan metode pengajaran. Karena kunci pokok ketidak berhasilan pengajaran bahasa Arab yang ada selama ini terletak pada guru pengajarnya. Masalah siswa yang kurang termotivasi dan media pengajaran yang dinilai kurang memadai karena keterbatasan sarana prasarana pendidikan, serta perbedaan individu yang signifikan di dalam kelas akan dapat teratasi oleh seorang guru yang professional. 25 Segi sosial budaya pembelajaran bahasa Arab Pada umumnya peta pengajaran bahasa Arab berada dalam lingkungan yang kurang kondusif. Realita menunjukkan, bahwa dewasa ini masyarakat Indonesia dihadapkan pada ”pertunjukan budaya barat” dengan segala macam pengaruhnya melului berbagai media elektronik.
24
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran …………….hal. 1. Radliyah Zaenuddin, Metodologi dan strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta Pustaka Rihlah, 2005), hal. 24. 25
14
Hal itu menjadikan mayoritas anak bangsa Indonesia lebih familier dengan bahasa Inggris dari pada bahasa Arab. 26 Sedangkan menurut Sadtono faktor non linguistik pembelajaran bahasa Asing antara lain : faktor siswa, guru, metode, materi, waktu, fasilitas dan faktor sosial.27 a) Faktor siswa/ peserta didik Peserta didik dalam hal ini adalah siswa. Merupakan suatu komponen dalam sistem pendidikan yang selanjutnya diproses dalam sistem pendidikan hingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut pendekatan psikologi peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang yang memiliki berbagai potensi manusiawi , seperti bakat, minat, sosial emosional personal dan kemampuan jasmaniah, petensipotensi tersebut perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Dalam
kegiatan
pembelajaran
seringkali
peserta
didik
menghadapi kesulitan atau problem dalam belajar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami problem dalam belajar, begitu juga dalam belajar bahasa Arab.
Faktor-faktor itu digolongkan
menjadi dua macam yaitu : 1. Faktor intern yang termasuk didalamnya (intelegensi, bakat, minat, perhatian, motivasi, dan gangguan psikis).28 26
Ibid, hal. 25. Sadtono, Ontologi Pengajaran Bahasa Asing, (Jakarta : Depdikbud, 1987), hal. 17-21. yang dikutip oleh Slamet Rokhiban “ Problematika Belajar Mengajar Bahasa Arab…….. hal. 2123. 27
15
Menurut Slameto minat adalah suatu rasa suka dan dan ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Suatu minat dapat diekspresikan melalui partisipsi dalam suatu aktifitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian memberikan perhatian yang besar terhadap subyek tersebut. Selain minat movitasi juga merupakan faktor intern penyebab kesulitan belajar. Menurut Hamzah B Uno motivasi belajar adalah dorongan dorongan internal maupun eksternal pada siswa yang sedang belajar mengadakan perubahan prilaku.dengan indikator dan unsur-unsur yang mendukung. Indikator motivasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.29 Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih dan tidak mau menyerah, rajin membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk mengatasi masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah tampak acuh tak acuh, 28
Roestiyah N.K., Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bima Aksara, 1986),
hal. 157. 29
Hamzah B Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), hal. 23.
16
mudah putus asa, perhatiannya didak tertuju pada pelajaran, suka menganggu dikelas, sering meninggalkan pelajaran yang berakibat banyak mengalami kesulitan belajar. 2. Faktor ekstern yang terdiri dari faktor keluarga dan faktor sekolah (guru, dan metode pengajarannya) b. Faktor guru Guru adalah tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, dalam arti mengembangkan ranah cipta, rasa dan karsa siswa sebagai implementasi konsep ideal mendidik.30 c. Faktor metode Metode secara umum adalah segala hal yang termuat dalam setiap proses pengajaran. Metode mencakup cara serta sarana penyajian materi pelajaran, maka ketepatan memilih metode sangat menentukan keberhasilan penggunaan metode pembelajaran tersebut. Dalam penggunaan metode pembelajaran bahasa Arab hendaknya seorang guru mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1) Hendaknya metode yang digunakan sesuai dengan karakter siswa tingkat perkembangan akal, serta kondisi sosial mereka. 2) Guru
memperhatikan
kaidah
umum dalam menyampaikan
pelajaran seperti kaidah bertahap dari yang mudah ke yang sulit; 3) Memperhatikan perbedaan kemampuan siswa baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik
30
Muhhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 256.
17
4) Bisa menciptakan situasi siswa yang kondusif sepanjang tahapantahapan pelajaran; 5) Menumbuhkan konsentrasi dan motivasi siswa serta menumbuhkan sikap kreatif. 6) Metode yang dipakai bisa menjadi pembelajaran seperti permainan yang menyenangkan dan aktifitas yang bermanfaat. 7) Hendaknya metode penganut dasar-dasar pembelajaran seperti reward dan sanksi, latihan, senang, dan mampu melakukan sesuatu.31 d. Materi Materi pembelajaran atau bahan ajar
merupakan hal yang
penting dalam sebuah proses belajar-mengajar, merupakan faktor yang mempengaruhi terhadap mutu pendidikan. Materi pembelajaran tesebut dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti, media massa, buku pelajaran, kaset, CD, VCD dan lain sebagainya. Sehingga guru tidak lagi menjadi sumber utama dan satu-satunya dalam memperoleh informasi tentang materi pembelajaran.32 Seorang guru diharapkan dapat mengembangkan materi/bahan ajar untuk digunakan dalam proses belajar mengajar, tetapi dalam pengembangan buku ajar bahasa Arab perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
31
Abdullah Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, dan Media, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hal. 16-17. 32 Ib id, hal. 69.
18
1) Isi buku ajar 2) Ketepatan cakupan Adapun acuan utama dalam penentuan kedalaman dan keluasan isi bahan ajar adalah kurikulum dan silabus. 3) Ketercernaan materi Ketercernaan bahan ajar berkenaan dengan kemudahan bahan ajar tersebut mudah dipahami dan dimerngerti oleh siswa sebagai pengguna. Ada enam hal yang mendukung ketercernaan bahan ajar, sebagaimama dikemukakan sebagai berikut : a) Pemaparan yang logis b) Penyajian matei ynag runtut c) Adanya contoh dan ilustrasi yang memudahkan pemahaman d) Alat bantu yang memudahkan e) Format yang tertib dan konsisten f) Penjelasan tentang relevansi dan manfaat bahan ajar33 e. Faktor waktu Kebijaksanaan pemerintah dalam menetapkan alokasi waktu bagi pembelajaran bahasa Arab senantiasa menghadirkan polemik. Dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Arab, nampaknya sistem pengajaran bahasa Arab di madrasah-madrasah dan perguruan tinggi perlu dibenahi kembali, sekurang-kurangnya masalah alokasi waktu perlu mendapatkan prioritas utama.
33
Ibid, hal. 102-107.
19
Dalam tataran pengajaran bahasa Arab masalah alokasi waktu adalah salah satu masalah yang selalu dibicarakan dan sulit dipecahkan. Dengan kata lain kebijaksanaan belum berpihak untuk memberi proporsi yang signufikan bagi materi bahasa Arab.34 Alokasi waktu yang memadai sangat penting dalam memberikan pemahaman tentang materi bahasa Arab f. Faktor fasilitas Fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha. Fasilitas atau sarana dapat dibedakan menjadi dua yaitu fasilitas uang dan, fasilitas fisik. Dalam kegiatan pembelajaran yang tergolong dalam fasilitas fisik antara lain : perabot ruang kelas, perabot kantor TU, perabot laboratorium, perpustakaan dan ruang praktek.35 g. Faktor sosial Faktor sosial disini adalah termasuk faktor lingkungan yang mendukung. Pengajaran bahasa Arab dibutuhkan suatu lingkungan bahasa (bi’ah lughowiyah) sehingga siswa selalu terkondisikan untuk selalu berbahasa Arab, sehingga mempercepat kemahiran berbahasa Arab. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan bahasa adalah
34
Radliyah Zaenuddin , Metodologi dan strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Rihlah, 2005), hal. 27-28. 35 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 20080, hal. 273-274.
20
segala yang dilihat dan didengar oleh pembelajar berkaitan dengan bahasa target yang sedang dipelajari.36 Lingkungan
bahasa
yang
paling
dominan
didalam
pembelajaran bahasa Arab baik di madrasah, maupun pesantren adalah lingkungan formal. Bandingkan dengan bahasa Inggris yang didukung oleh lingkungan informal yang sangat kaya. Padahal proses pelaksanaan bahasa Arab di dalam kelas masih banyak kekurangan, antara lain lemahnya komunikatif guru, tidak terarahnya penggunaan metode, terbatasnya metode dan media termasuk buku teks, dan sebagainya. Oleh karena itu sangat logis apabila pembelajaran bahasa Arab belum memberikan hasil yang diharapkan.37 3. Muhadatsah a. Pengertian muhadatsah Istilah muhadatsah merupakan bentuk masdar mimie berasal dari kata haadasta yuhaaditsu dengan wazannya faa’ala yufaa’ilu. Muhadatsah berarti percakapan atau pembicaraan38. Muhadatsah merupakan salah satu model latihan pengajaran kemahiran berbicara. Kemahiran itu sendiri dapat diartikan kemampuan pembelajar untuk menggunakan
bahasa
untuk
tujuan-tujuan
kehidupan
nyata.39
Kemahiran/ berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi36
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran..............hal. 165. Ibid, hal. 166. 38 KH. Adib Bisri dan KH. Munawwir AF, Kamus Al-Bisri, (Surabaya: Pustaka Progressif,1999), hal 102 39 Henry Guntur Taringan, Pengajaran Remidi Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1990), hal. 136. 37
21
bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.40 Kemahiran muhadatsah yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah kemampuan pembelajar untuk melakukan percakapan mengekspresikan pikiran dan perasaannya dengan menggunakan bahasa Arab. Sedangkan pembelajaran muhadatsah yang dimaksud adalah pembelajaran yang bertujuan melatih siswa melakukan percakapan
mengekspresikan
pikiran
dan
perasaan
dengan
menggunakan bahasa Arab. Beberapa model dari pelatihan berbicara bahasa Arab ada beberapa macam antara lain sebagai berikut :latihan Asosiasi dan identifikasi, latihan pola kalimat, latihan percakapan/ muhadatsah, bercerita, diskusi, wawancara, drama dan pidato. Sedangkan model latihan percakapan ada beberapa macam jugayaitu : tanya jawab, menghafal model dialog, percakapan terpimpin, percakapan bebas. b. Tujuan pengajaran muhadatsah Secara umum tujuan latihan berbicara untuk tingkat pemula atau menengah ialah agar siswa dapat berkomunikasi lisan secara sederhana dalam bahasa Arab.41
Sedangkan tujuan pengajaran
muhadatsah Menurut Prof. H. Mahmud Yunus adalah :
40
Maidar G Arsyad, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakerta : Erlangga, 1991), hal. 17. 41 Ahmad Fuad Effendi, Meodologi Pengajaran,………hal. 114.
22
a) Membiasakan murid-murid pandai bercakap-cakap dengan bahasa Arab yang fasih b) Melatih murid-murid supaya pandai menerangkan apa-apa yang terlintas dalam hatinya dan apa yang dapat ditangkap oleh panca inderanya dengan perkataan yang betul serta tersusun menurut mestinya c) Melatih murid-murid supaya sanggup membentuk pendapat yang betul dan menerangkan dengan perkataan yangterang dan tidak ragu-ragu d) Membiasakan murid-murid supaya pandai menggunakan kata-kata dan menyusun menurut tata bahasa serta pandai meletakkan tiap kata (lafadz) pada tempatnya.42 Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif maka sebaiknya pembicara memahami makna dan segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. c. Berbicara sebagai keterampilan berbahasa Kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri tetapi saling terkait dengan kemampuan yang lain. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan yang teratur, yang mula-mula kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang didahului 42
Mahmud Yunus, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, (Jakarta: Hidayakarya Agung, 1983), hal. 63.
23
kemampuan menyimak.43 Berbicara juga erat berhubungan dengan perkembangan kosakata yang diperoleh melalui kegiatan menyimak dan membaca. Dengan demikian kegiatan berbicara (muhadatsah) terlebih dahulu harus didahului oleh kemampuan mendengar, mengucapkan,
penguasaan
memungkinkan
siswa
dapat
kosakata,
dan
ungkapan
mengkomunikasikan
maksud
yang dan
pikirannya.44 Keberhasilan proses belajar mengajar bahasa khususnya untuk kemahiran berbicara harus didukung oleh peran aktif dari pembelajar. Seseorang dikatakan pembelajar bahasa yang baik jika memiliki ciriciri sebagai berikut: a. Menjadi penebak yang baik dan berkemauan b. Memiliki dorongan yang kuat untuk berkomunikasi c. Tidak pernah canggung d. Memerhatikan bentuk e. Berlatih mencari kesempatan bercakap-cakap f. Memonitor ujaran sendiri dan ujaran orang lain g. Memperhatikan makna.45 d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran muhadatsah 1) Bercakap-cakap dengan bahasa yang fasih dihadapan murid-murid. 2) Jawaban murid-murid harus dalam kalimat yang sempurna.
43
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 1981), hal. 2-4. 44 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran ………….hal. 112-113. 45 Furqonul Azies, Pengajaran Komunikatif……………… , hal. 41.
24
3) Memperbaiki kesalahan murid-murid menurut tertib kesalahan 4) Memberikan hafalan yang sesuai dengan kecerdasan murid-murid. 5) Mengulang pertanyaan dengan susunan perkataan yang bermacammacam dan jawabannya harus sesuai dengan peranyaan itu. 6) Pertanyaan-pertanyaan itu harus dalam lingkungan pengeahuan murud-murid. 7) Mata
pelajaran
sesuai
dengan
umur
murid-murid
dan
kecerdasannya. 8) Hendaknya guru memberikan kata-kata yang sesuai dengan pengetahuan murid-murid. 9) Hendaknya
guru
mempersiapkan
alat-alat
peraga
untuk
menerangkan pelajaran itu.46
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Sukardi, ”Penelitian Deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik obyek dan subyek yang diteliti secara tepat”.47
46 47
157.
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Bahasa Arab……………., hal. 68-69. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan , (Yogyakarta : Bumi Aksara, 2003), hal.
25
Alasan digunakan jenis penelitian ini adalah karena penelitian ini bertujuan menggambarkan fakta-fakta ataupun kejadian secara akurat dan sistematis dari obyek penelitian. 2. Waktu penelitian Lokasi penelitian : MTs N Cawas Klaten Waktu penelitian : tahun ajaran 2008/2009 3. Penentuan Sumber Data Sumber data adalah dari mana data penelitian itu akan diperoleh dan dikumpulkan. Sumber data juga bisa diartikan subyek dari penelitian dimaksud.48 Adapun yang menjadi sasaran / subyek penelitian dalam penelitian ini adalah : Kepala sekolah MTs N Cawas Klaten, Guru pelajaran bahasa Arab MTs N Cawas Klaten, Siswa kelas VIII MTs N Cawas Klaten. Penentuan subyek penelitian tersebut dilakukan secara purposive sampling yaitu tehnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, pertimbanga tertentu ini misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga memudahkan peneliti dalam menjelajahi obyek/ situasi yang diteliti.49
48
M Subana - Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005),
49
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R &D, (Bandung: AlfaBeta, 2008),
hal. 115. hal. 218.
26
4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Metode wawancara Dalam penelitian ini digunakan metode wawancara karena dalam penelitian ini ingin diperoleh data dari narasumber melalui komunikasi secara langsung. Sedangkan data yang ingin diperoleh adalah data yang berupa pernyataan-pernyataan yang langsung didapat dari nara sumber melalui percakapan. Hal tersebut didukung oleh beberapa pernyataan para ahli mengenai metode wawancara. Menurut Lexy Moleong “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.50 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk mendapat informasi dari terwawancara.51 Tujuan digunakan metode wawancara adalah untuk menggali informasi tentang tujuan pembelajaran, kurikukum pembelajaran yang digunakan ,proses pembelajaran dan problematika yang proses pembelajaran bahasa Arab.
50
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosdakarya, 2005), hal.
186. 51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu PendekatanPraktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 132.
27
Sasaran metode pengumpulan data ini adalah Guru pelajaran bahasa Arab yang berjumlah dua orang, siswa kelas VIII MTs N Cawas Klaten, yang dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu, dan kepala sekolah sebagai. b. Metode Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transaksi, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.52 Sesuai dengan pendapat tersebut di atas, maka dapat dijelaskan tujuan penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang : 1) Sejarah singkat berdirinya dan perkembangan MTs N Cawas Klaten. 2) Struktur Orgnisasi MTs N Cawas klaten 3) Jumlah guru dan siswa yang tercatat dalam dokumen madrasah 4) Keadaan sarana dan prasarana MTs N Cawas Klaten 5) Kurikulum pembelajaran c. Metode Observasi Observasi adalah metode untuk mengumpulkan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena fenomena yang
52
Ibid, hal. 158.
28
diteliti.
Prinsif
utama
observasi
adalah
merangkumkan,
mensistematiskan, dan menyederhanakan representasi peristiwa53.. Sesuai dengan pendapat tersebut di atas , maka dapat dijelaskan tujuan penggunaan metode observasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang keadaan madrasah secara fisik, letak geografis
dan serta proses belajar mengajar muhadatsah di kelas.
Sehingga diharapkan dapat memperkuat data dari hasil wawancara dan dokumentasi 5. Pengembangan Instrumen Pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi dan observasi. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan pedoman instrumen pengumpulan data sebagai berikut : Tabel 1.1 Pedoman wawancara No
Nara Sumber
1
Guru pelajaran bahasa Arab
2
Siswa
53
Ibid, hal. 156.
Data Yang Dicari a. Tujuan pembelajaran bahasa Arab b. Kurikulum pembelajaran bahasa Arab c. Problematika pengajaran bahasa Arab dan Muhadatsah d. Respon siswa terhadap pelajaran bahasa Arab dan muhadatsah e. Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran bahasa Arab f. Sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran a. Respon siswa terhadap pelajaran bahasa Arab b. Faktor penyebab kesulitan belajar bahasa Arab c. Usaha untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa Arab
29
6. Tehnik Analisis Data Analisis yang digunakan adalah analisis deskritif. Data yang dikumpulkan adalah dengan tehnik observasi, dokumentasi serta wawancara dianalisis secara dekriptif, menggunakan cara berpikir sebagai berikut : a. Induktif yaitu berfikir berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa yang konkret untuk mengeneralisasikan menjadi bersifat umum. b. Deduktif yaitu berfikir dengan menaruh kesimpulan dimulai dari permasalahan umum menuju khusus dengan menggunakan penalaran (berfikir rasional)54. 7. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk mengetahui keabsahan data mengunakan tehnik Triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Dalam penelitian ini akan menggunakan tehnik Triangulasi sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Tehnik trianggulasi sumber dapat dilakukan dengan cara : a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi; 54
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Kerja Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi, (Bandung: Sinar Baru, 1991), hal. 6.
30
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu; d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang; e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang terkait55
G. Sistematika Pembahasan Untuk memberi gambaran pembahasan skripsi ini, maka penulisannya disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I
: Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Landasan Teoritis, Metode Penelitian, Metode Analisis Data, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II
: Memberi uraian tentang Gambaran Umum Madrasah, meliputi Letak Geografis, Sejarah Berdirinya dan Perkembangannya, Visi, Misi dan Tujuan Madrasah, Struktur Organisasi, Keadaan Guru, Karyawan
dan
Siswa
dan
Sarana
Prasarana.
Kegiatan
Pembelajaran dan Kurikulum Pembelajaran di MTs N Cawas Klaten.
55
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,……….hal. 330-331.
31
BAB III
: Memberi uraian tentang Hasil Penelitian, dan Pembahasan, tentang
Pembelajaran
Muhadatsah,
dan
problematika
pembelajaran Muhadatsah di MTs N Cawas Klaten BAB IV
: Merupakan Bab Penutup dari pembahasan skripsi yang berisi Kesimpulan, saran-saran dan kata penutup
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran muhadatsah di Madrasah Tsanawiyah
Negeri
Cawas Klaten dan problematika yang dihadapi dalam pembelajarannya, dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pembelajaran muhadatsah Dalam pembelajaran bahasa Arab MTs N Cawas menggunakan sistem terpadu atau Nadhoriyatul wahdah. Pembelajaran muhadatsah merupakan salah satu bagian dari pelajaran bahasa Arab, yaitu merupakan salah satu model dari latihan kemampuan berbicara (kalam). Dengan muhadatsah diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berbicara bahasa Arab siswa. Pembelajaran muhadatsah diajarkan di MTs N Cawas, dengan membaca, mengartikan dan mempraktekkan teks percakapan yang ada dalam LKS bahasa Arab bergiliran secara kelompok. 2. Problem yang dihadapi guru dalam mengajar bahasa Arab Problem guru dalam mengajar muhadatsah di MTs N Cawas disebabkan oleh faktor : a. Kurang lengkapnya sumber belajar yaitu buku paket bahasa Arab yang sesuai dengan KTSP dan sarana pembelajaran.
78
79
b. Keterbatasan durasi waktu pelajaran bahasa Arab yang menyebabkan guru kurang bisa maksimal mengajarkan seluruh kemampuan berbahasa. c. Motivasi belajar siswa yang masih lemah 2. Problem yang dihadapi oleh siswa a.
Kurangnya motivasi siswa untuk belajar bahasa Arab
b.
Metode mengajar yang diterapkan guru kurang mampu menarik perhatian siswa.
c.
Kurangnya latihan pengucapan menyebabkan siswa masih kaku dalam mempraktekkan muhadatsah.
d.
Suasana pembelajaran yang cenderung tegang dan kurang rileks
e.
Lingkungan yang kurang mendukung
3. Usaha yang dilakukan oleh pihak madrasah a.
Mengadakan
kegiatan
tadarus
sebelum
dimulai
kegiatan
pembelajaran dengan tujuan memperlancar kemampuan siswa dalam membaca tulisan Arab. b.
Mengadakan kegiatan ekstra kurikuler bahasa Arab
5. Usaha yang dilakukan oleh pihak guru : a.
Guru
berusaha
untuk
menggunakan
metode
yang
mampu
mengaktifkan seluruh siswa b.
Guru berusaha menggunakan penghargaan berupa hadiah nilai yang bagus kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran.
80
c.
Memberi
sanksi
yang
tegas
kepada
siswa
yang
kurang
memperhatikan pelajaran. 6. Usaha yang dilakukan oleh pihak siswa : a.
Tetap aktif mengikuti pelajaran
b.
Sebagian siswa mengikuti kegiatan ekstra bahasa Arab
c.
Belajar kepada teman yang lebih pandai tentang bahasa Arab
B. Saran Sehubungan telah diselesaikannya penelitian ini maka saran yang dapat diberikan antara lain : 1. Bagi pihak madrasah a. Hendaknya
ekstra
bahasa
Arab
lebih
diefektifkan,
waktu
pelaksanaannya diatur sedemikian rupa sehingga tidak bertabrakan dengan ekstra lain. b. Hendaknya waktu pelajaran bahasa Arab bisa ditambah agar pembelajaran bisa dimaksimalkan 2. Bagi pihak guru bahasa Arab a. Hendaknya memperbanyak variasi dalam tehnik mengajar b. Lebih sering memberikan reward (pujian, hadiah, penghargaan) penguat verbal berupa pujian kepada siswa akan lebih berkesan dan menumbuhkan kepercayaan diri siswa dari pada hukman dan ancaman.
81
c. Ketika
pembelajaran
hendaknya
guru
menggunakan
beberapa
ungkapan bahasa Arab sehingga siswa lebih familier dengan bahasa Arab 2. Bagi pihak siswa a. Meningkatkan semangat dan usaha untuk memahami pelajaran bahasa Arab karena bahasa Arab merupakan bahasa yang akan mengantarkan umat Islam untuk memahami ajaran-ajaran agama. b.
Tidak malu dan takut salah dalam ketika belajar bahasa Arab baik lisan maupun tulis.
C. Kata Penutup Alhamdulilahi robbil’alamin, segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan hidayah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dengan segala kekurangan dan keterbatasannya. Maka dari itu penulis mengharap saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun demi menuju kesempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat terutama bagi penulis, almamater UIN Sunan Kalijaga, MTs Negeri Cawas Klaten sebagai lokasi diadakannya penelitian ini dan para pembaca yang budiman. Kemudian tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan sumbangsih dalam penyusunan skripsi ini.
82
Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk kepada kita dan menjadikan kita hamba yang selamat di dunia dan akhirat. Amin ya Robbal ‘alamin.
Yogyakarta, 30 Juni 2009 Penulis
Ima Rohkayati NIM. 03420229
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004 Arsyad, Maidar G, Pembinaan Kemampuan berbicara bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga, 1991 Aziez, Furhanul - Chaedar Alwasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu PendekatanPraktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002 Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta : Aditya Media, 2008, Chaer, Abdul, Psikolinguistik kajian Teoritik, Jakarta : Rineka Cipta, 2003. Dahlan, Juwairiyah, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab, Surabaya: Al ikhlas, 1992. Effendi, Idhom Kholid, Problematika Pengajaran Muhadasah dan Solusinya di MAN Tambak Beras Jombang, Yogyakarta: skripsi Perpustakaan UPT UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006. Effendi, Ahmad Fuad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2005. Hamid, Abdullah dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, dan Media, UIN Malang Press, 2008. Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung : Bumi Aksara, 1994 Malibary, Akrom, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN, Jakarta : Departemen Agama RI, 1976. M Subana - Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : Pustaka Setia, 2005. Moleong, Lexy L, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Purwanto, Ngalim & Djeniah Alim, Metodologi pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, Jakarta: Rosda jayaputra 1997Tarbiyah, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2006. Rahmawati, Nur’aini Problematika Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Gandekan Bantul, Yogyakarta : skripsi Perpustakaan UPT UIN Sunan Kalijaga, 2005. Radliyah Zaenuddin , Metodologi dan strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Pustaka Rihlah, 2005 Roestiyah N.K., Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bima Aksara, 1986 Sadtono, Ontologi Pengajaran Bahasa Asing, Jakarta : Depdikbud, 1987, yang dikutip oleh Slamet Rokhiban “ Problematika Belajar Mengajar Bahasa Arab…” Sudjana, Nana, Tuntunan Penyusunan Kerja Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi, Bandung: Sinar Baru, 1991. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Soemardi, Muljanto, Pengajaran Bahasa Asing (Sebuah Tinjauan deri Segi Metodologis), Jakarta: Bulan Bintang, 1976. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R &D, (Bandung: AlfaBeta, 2008 Taringan, Henry Guntur, Metodologi Pengajaran Bahasa 1, Bandung : Angkasa, 1991. Tarigan, Henry Guntur, Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa Bandung : Angkasa, 1981. Taringan, Henry Guntur, Pengajaran Remidi Bahasa, Bandung : Angkasa, 1990. Uno, Hamzah B Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2007 Zaenuddin, Radliyah Metodologi dan strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Pustaka Rihlah, 200
CATATAN LAPANGAN
Metode pengumpulan data
: Observasi
Sumber data
: Guru Bahasa Arab Siswa kelas VIII MTs N Cawas Klaten
Hari / Tanggal
: Kamis 2 April 2009, Jumat 3 April 2009 Selasa 7 April 2009, Selasa 14 April 2009 Selasa 21 April 2009
Deskripsi Data : Sebelum
melakukan
observasi
pembelajaran
penulis
melakukan
wawancara telebih dahulu untuk memperoleh data tentang gambaran proses pembelajaran Bahasa Arab khususnya kemampuan muhadatsah. Adapun observasi yang penulis lakukan adalah observasi secara langsung. Observasi tahap pertama dilakukan pada hari Kamis 2 April jam pertama di kelas VIII C, hari Jumat 3 April jam pertama di kelas VIII D dan hari Selasa 7 April jam pertama di kelas VIII B jam ke 7 di kelas VIII A. Pada saat peneliti melakukan observasi di kelas sedang berlangsung pembelajaran mufrodat. Observasi tahap kedua dilakukan pada hari selasa 14 April jam pertama di kelas VIII B dan jam ke 7 di kelas VIII B. Pada saat dilakukan observasi di kelas berlangsung pembelajaran pembelajaran kalam dengan praktek muhadatsah dari teks percakapan yang terdapat dalam LKS hal 43-45. Observasi tahap ketiga dilakukan pada hari Selasa 21 April jam ke 7 di kelas VIII A. Pada waktu itu sedang berlangsung pembelajaran kalam penilaian praktek muhadatsah melanjutkan pelajaran pada minggu yang lalu.
Proses
Pendahuluan :
Pembelajaran Di
•
kelas
VIII C jam
dilanjutkan doa bersama. •
ke 1-2 pada
Guru membuka pelajaran dengan salam
Guru memberikan pembinaan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa
hari Inti :
Kamis
2
•
April 2009
Guru memerintahkan untuk membuka LKS hal 30 kemudian meralat judul Bab dari “ al hiwayah” menjadi “al mihnah”.
•
Guru membacakan mufradat yang ada di LKS dan siswa mengharohati mufrodat.
•
Siswa diminta menghafalkan mufradat yang telah pelajari, diharapkan siswa mampu menghafal minimal 10 mufrodat.
•
Siswa yang telah hafal 10 mufrodat dipersilahkan maju untuk setoran
•
Untuk memotivasi siswa guru mengatakan akan memberikan nilai sembilan kepada siswa yang berani maju dan setoran hafalan mufrodat.
Penutup : •
Guru memberi tugas kepada siswa untuk menghafal
25
mufrodat
yang
telah
dipelajari •
Guru
mengakhiri
pelajaran
dengan
hamdalah dan salam Metode •
Metode yang digunakan membaca, menulis, ceramah dan Tanya jawab
Kondisi kelas: •
Di ruang kelas terdapat perlengkapan pembelajaran seperti: meja dan kursi siswa dan meja dan kursi guru, white board, snowman dan penghapus.
•
Ruang kelas sudah layak untuk kenyamanan proses pembelajaran dengan adanya ventilasi dan jendela yang cukup, dan didukung dengan lantai yang sudah keramik sehingga kebersihan kelas bisa lebih terjaga.
•
Pada waktu proses pembelajaran berlangsung ketika guru mendekte tentang bacaan mufrodat ada sebagian siswa yang kurang memperhatikan. Siswa tersebut sibuk ngobrol dengan teman semejanya ada juga yang diam namun tidak memperhatikan pelajaran.
•
Melihat perilaku yang semacam itu guru segera mengambil tindakan dengan memberi pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan tentang materi pelajaran yang sedang diajarkan.
•
Siswa yang kurang memperhatikan pelajaran, untuk mengejar kelengkapan materi pelajaran berusaha meminjam catatan dari siswa lain.
•
Kondisi kelas kurang kondusif ketika guru memberi tugas untuk menghafal mufrodat, karena sebagian siswa gaduh sendiri.
Proses
Pendahuluan : •
Pembelajaran di kelas VIII D jam ke1-2 pada hari
Jumat
April 2009
3
Guru membuka pelajaran dengan salam dilanjutkan doa bersama.
•
Guru memberikan pembinaan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa.
Inti: •
Guru meminta siswa membuka LKS hal 30 kemudian meralat judul bab dari “al ghiwayah” menjadi “al mihnah”
•
Guru membacakan mufradat yang ada di LKS dan siswa mengharohati mufrodat.
•
Siswa diminta menghafalkan minimal mufradat yang telah pelajari, diharapkan siswa mampu menghafal 10 mufrodat.
•
Siswa yang telah hafal 10 mufrodat dipersilahkan maju untuk setoran kepada guru.
•
Untuk
memotivasi
mengatakan
akan
siswa
memberikan
guru nilai
sembilan kepada siswa yang berani maju dan setoran hafalan mufrodat Penutup : •
Guru memberi tugas kepada siswa untuk menghafal
25
mufrodat
yang
telah
dipelajari •
Guru
mengakhiri
pelajaran
dengan
hamdalah dan salam Metode : •
Metode yang digunakan membaca, menulis, ceramah dan Tanya jawab
Kondisi kelas : •
Di ruang kelas terdapat perlengkapan pembelajaran seperti meja dan kursi siswa dan meja dan kursi guru, white board, snowman dan penghapus.
•
Ruang kelas sudah layak untuk kenyamanan proses
pembelajaran dengan adanya ventilasi dan jendela yang cukup, dan didukung dengan lantai yang sudah keramik sehingga kebersihan kelas bisa lebih terjaga. •
Pada waktu proses pembelajaran berlangsung ketika guru mendekte bacaan mufrodat ada sebagian siswa yang kurang memperhatikan. Siswa tersebut sibuk ngobrol dengan teman semejanya ada juga yang diam namun tidak memperhatikan pelajaran.
•
Guru menghukum 2 orang siswa yang tidak memperhatikan pelajaran , dikarenakan siswa tersebut tidak membawa LKS.
•
Siswa dihukum dengan disuruh berdiri di depan kelas sampai pelajaran selesai.
Interpretasi : Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan ungkapan-ungkapan Arab untuk merangsang kemampuan kalam siswa. Setelah membacakan mufrodat yang ada d LKS guru tidak meminta siswa untuk menirukan secara bersama-sama dan berulang-ulang. Karena dengan menirukan secara bersama-sama dan berulangulang siswa akan lebih mudah ingat bahkan hafal. Sekaligus kesalahan siswa dalam pelafalan langsung bisa dibetulkan. Selama pembelajaran guru tidak menggunnakan penguatan verbal, namun guru menggunakan penguatan non verbal dengan pemberian nilai. Namun cara tersebut sepertinya belum berhasil memotivasi siswa terbukti hanya ada beberapa siswa yang mau dan berani maju setoran hafalan mufrodat. Siswa cenderung malas bertanya tentang materi yang belum dipahami.
Pendahuluan :
Proses Pembelajaran di kelas
VIII
•
B
jam ke 1-2 pada hari Selasa 7
Guru membuka pelajaran dengan salam dilanjutkan doa bersama.
•
Guru memberikan pembinaan terhadap
April 2009
pelanggaran yang dilakukan oleh siswa karena guru merupakan wali kelas Inti : •
Guru
melakukan
penilaian
hafalan
mufrodat yang sudah ditugaskan minggu yang lalu. •
Guru menunjuk siswa secara acak untuk maju setoran mufrodat
•
Siswa yang belum mendapat giliran sibuk menghafal mufradat, namun tidak ada siswa yang berhasil menghafal seluruh mufrodat yang ditugaskan.
Penutup : •
Siswa ditugaskan membentuk kelompok dan mempelajari teks muhadatsah yang terdapat pada LKS hal 43-45
•
Guru
mengakhiri
pelajaran
dengan
Hamdallah dan salam Metode : •
Metode yang digunakan : ceramah, tanya jawab
Kondisi kelas: •
Di ruang kelas terdapat perlengkapan pembelajaran seperti meja dan kursi siswa dan meja dan kursi guru, white board, snowman dan penghapus.
•
Ruang kelas sudah layak untuk kenyamanan proses pembelajaran dengan adanya ventilasi dan jendela
yang
cukup, dan didukung dengan lantai yang sudah keramik sehingga kebersihan kelas bisa lebih terjaga. •
Di dinding terdapat beberapa kaligrafi hasil karya siswa.
•
Kondisi kelas lebih kondusif karena masing-masing siswa sibuk menghafal mufrodat
Proses
Pendahuluan :
Pembelajaran di
•
Guru membuka pelajaran dengan salam.
kelas
•
Guru memberikan pembinaan terhadap
VIII
A
jam ke 7-8 pada
siswa
hari Selasa 7 Inti : April 2009
•
Guru
melakukan
penilaian
hafalan
mufrodat yang sudah ditugaskan minggu yang lalu. •
Guru menunjuk siswa secara acak untuk maju setoran mufrodat
•
Siswa yang belum mendapat giliran sibuk menghafal mufradat, namun tidak ada siswa yang berhasil menghafal seluruh mufrodat yang ditugaskan.
Penutup : •
Siswa ditugaskan membentuk kelompok dan mempelajari teks muhadatsah yang terdapat pada LKS hal 43-45
•
Guru
mengakhiri
pelajaran
dengan
Hamdallah dan salam Metode : •
Metode yang digunakan : ceramah, tanya jawab
Kondisi kelas: •
Di ruang kelas terdapat perlengkapan pembelajaran seperti meja dan kursi siswa dan meja dan kursi guru, white board, snowman dan penghapus.
•
Ruang kelas sudah layak untuk kenyamanan proses pembelajaran dengan adanya ventilasi dan jendela
yang
cukup, dan didukung dengan lantai yang sudah keramik
sehingga kebersihan kelas bisa lebih terjaga.. •
Kondisi kelas lebih kondusif karena siswa sibuk menghafal mufrodat
Interpretasi : Kelihatannya siswa lebih termotivasi untuk belajar ketika guru menunjuk siswa untuk maju. Daripada menunggu keaktifan siswa untuk berani maju, karena rata-rata siswa dan takut salah jika ternyata di depan kelas dia lupa dan tidak bisa menjawab pertanyaan guru.
Observasi tahap ke dua Proses
Pendahuluan :
pembelajaran
•
muhadatsah di
Guru membuka pelajaran dengan salam dilanjutkan doa bersama
kelas VIII B Inti / penyampaian materi : jam
ke
1-2
pada
hari
selasa
14
April 2009
•
Sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk siswa diminta berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.
•
Siswa
diminta
mendiskusikan
teks
muhadatsah yang ada di LKS hal 43-45 •
Kegiatan siswa dalam mendiskusikan teks muhadatsah
lebih
pada
kegiatan
mengharokati teks muhadatsah yang masih berupa Arab gundul •
Kemudian guru meminta 2 orang siswa sebagai perwakilan kelompok untuk maju mempakterkkan muhadatsah seperti yang ada dalam LKS
•
Dari perwakilan dari 2 kelompok diketahui siswa masih mengalami kesulitan dalam
membaca tulisan Arab •
Setelah itu bari guru membacakan teks muhadatsah beserta intonasinya
Penutup: •
Guru
memberi
mempelajari
tugas
dialog
agar
teks
siswa
muhadatsah
tersebut sebagai persiapan penilaian minggu depan •
Guru
mengakhiri
pelajaran
dengan
hamdallah dan salam Metode : •
Metode yang digunakan ceramah, diskusi, Tanya jawab
Kondisi kelas : •
Sebagian siswa sibuk membaca dan mengharokati teks muhadatsah
•
Ada beberapa siswa yang masih gaduh
Interpretasi : Siswa masih mengalami kesulitan dalam membaca teks muhadasah. Lebih baik guru membacakan dahulu teks muhadatsah kepada siswa beserta penekanan intonasinya. Guru lebih menekankan pembelajaran pada aspek qiro’ah , karena guru kurang memperhatikan segi penekanan kata lan kelancaran pelafalan ketika praktek muhadatsah. Guru juga tidak membiasakan menggunakan ungkapanungkapan dalam bahasa Arab selama pembelajaran.
Obseravi tahap ketiga Proses pembelajaran
Pendahuluan : •
Guru membuka pelajaran dengan salam
muhadatsah di Inti : kelas VIII A
•
Guru
langsung
memulai
pelajaran
jam
ke
7-8
melanjutkan pelajaran minggu yang lalu,
pada
hari
yaitu praktek muhadatsah dari teks yang
selasa
21
ada di LKS. •
April 2009
Guru menunjuk 2 orang sebagai perwakilan kelompok
untuk
maju
mempraktekkan
muhadatsah •
Siswa
dari
kelompok
yang
belum
mendapatkan giliran sibuk membaca teks muhadatsah sebagai persiapan, ada juga yang sibuk melengkapi harokat yang masih salah •
Seluruh kelompok mendapatkan giliran untuk maju secara perwakilan
Penutup: •
sebelum
mengakhiri
pelajaran
guru
memberi tugas agar siswa mempelajari teks qiro’ah di LKS hal 35 •
guru
mengakhiri
pelajaran
dengan
hamdallah dan salam Metode : •
Metode yang digunakan ceramah, diskusi, Tanya jawab
Kondisi kelas : •
Sebagian siswa sibuk membaca dan mengharokati teks muhadatsah
•
Siswa yang tidak ditunjuk sebagai perwakilan kelompok gaduh dan ngobrol sendiri
•
Siswa yang tidak maju tidak mau mendengarkan teman mereka yang maju membaca teks muhadatsah
Interpretasi : Dalam pembelajaran siswa kurang antusias, mereka cenderung gaduh. Siswa tidak memperhatikan teman mereka yang maju praktek muhadatsah, hal tersebut dikarenakan suara siswa yang maju pelan yang hanya jelas didengar oleh guru yang duduk di sampingnya. Siswa yang perwakilan kelompoknya sudah maju merasa sudah bebas dari tugas sehingga mereka tidak memperhatikan pelajaran. Ketika guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang sedang maju, dan siswa tersebut tidak mampu menjawab guru tidak melemparkan pertanyaan kepada siswa yang tidak maju . siswa merasa takut sehingga malas bertanya tentang materi yang belum dipahami. Selama proses pembelajaran guru tidak menggunakan penguat verbal untuk penumbuhkan kepercayaan diri dan motivasi siswa.
CATATAN LAPANGAN
Metode pengumpulan data
: Wawancara
Hari/ tanggal
: Kamis 19 Maret 2009
Nara sumber
: Ibu Sri Suwarni Dwi Saputri
Lokasi
: ruang tamu
Deskripsi data: Informan adalah guru pelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Cawas Klaten yang mengajar kelas VII, VIII dan IX. Beliau adalah alumni IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Tarbiyah Jurusan Bahasa Arab, yang mengajar di MTs N Cawas sudah 11 tahun sejak tahun 1998. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama wawancara diantaranya meliputi : Tujuan pembelajaran Bahasa Arab, Kurikulum pembelajaran bahasa Arab (yang meliputi materi, metode, media & evaluasi pembelajaran), Problematika pembelajaran bahasa Arab, Respon siswa terhadap pelajaran bahasa Arab khususya pembelajaran bahasa Arab faktor penghambat dan pendukung pembelajaran dan sarana prasarana yang menunjang pembelajaran. Dari hasil wawancara diketahui bahwa tujuan pembelajaran bahasa Arab diharapkan dapat menunjang pembelajaran Qur’an Hadist, untuk mendalami ilmu agama. Sesuai dengan kurikulum dan silabus pembelajaran bahasa Arab tujuan agar siswa mampu menguasai keempat keterampilan berbahasa, yaitu istima’, kalam, qiro’ah dan kitabah. Sedangkan kurikulum yang digunakan di MTs N Cawas menggunakan KTSP yang mengacu pada Standart Isi , guru mengatakan Kurikulum Berbasis Standart Isi. Untuk materi guru menggunakan LKS dan beberapa buku panduan, metode yang digunakan diskusi, tanya jawab, ceramah dan kelompok. Media pembelajaran yang digunakan white board, spidol dan kertas. Untuk evaluasi guru menggunakan penilaian secara tertulis dan praktek dari kemampuan kalam dan istima’. Sedangkan kurikulum yang digunakan adalah KTSP yang merujuk pada Standart Isi, guru mengatakan Kurikulum Berbasis Standart Isi (KBSI). Untuk materi menggunakan LKS Penerbit Sinar mandiri dan beberapa buku panduan lain
diantaranya buku fasih berbahasa Arab. Metode yang digunakan metode diskusi, tanya jawab, ceramah dan kelompok, media pembelajaran yang digunakan whiteboard, spidol dan
kertas. Untuk evaluasi guru menggunakan penilaian
tertulis dan praktek . Sesuai dengan penuturan informan perubahan kurikulum pembelajaran cukup memusingkan guru, dengan kurikulum yang mengacu pada Standart Isi ini guru merasa kesulitan dalam merumuskan materi pembelajaran. Dengan durasi waktu pelajaran yang hanya 2x40 menit, guru merasa kurang maksimal untuk mengajarkan
keempat
kemahiran
berbahasa.
Terbatasnya
waktu
juga
menyebabkan guru tidak dapat menerapkan berbagai metode yang menyita waktu untuk persiapannya. Sesuai dengan penelitian tentang pembelajaran muhadatsah, informan menjelaskan bahwa pembelajaran muhadatsah tidak diajarkan secara terpisah. Namun diajarkan sebagai salah satu model pembelajaran kalam. Problematika yang dihadapi lebih disebabkan keterbatasan siswa dalam penguasaan mufrodat, dan kurang nya motivasi siswa terhadap pelajaran bahasa Arab. Madrasah juga belum memiliki sarana dan prasarana yang dapat menunjang pembelajaran bahasa seperti Lap bahasa.
Interpretasi : Dalam suatu pembelajaran alokasi waktu menjadi hal yang sangat penting, terbatasnya alokasi waktu menyebabkan guru hanya bertindak sebagai penyampai materi pelajaran kepada siswa.
CATATAN LAPANGAN
Metode pengumpulan data
: Wawancara
Hari/ tanggal
: Selasa 14 April 2009
Lokasi
: ruang guru
Narasumber
: Ibu Sri Suwarni Dwi Saputri
Deskripsi data : Wawancara
ini
dilakukan
setelah
peneliti
melakukan
observasi
pembelajaran di kelas VIII. Pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan menyangkut tujuan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan problematikan yang dialami selama proses pembelajaran. Dari pembelajaran telah berlangsung guru memaparkan bahwa tujuan pembelajaran lebih ditekankan pada kemampuan qiroah, meskipun itu merupakan pembelajaran muhadatsah. Informan menjelaskan memang dalam pembelajaran bahasa ada aspek keterampilan berbahasa yang idealnya semua bisa diajarkan dan dikuasai oleh siswa, tapi semua itu tidak bisa dikembangkan secara bersamaan karena harus disesuaikan dengan kemampuan siswa, yang mana siswa di MTs ini masih banyak yang belum bisa membaca tulisan Arab. Jadi guru lebih menekankan pada kemampuan qiro’ah dan terjemah dahulu , agar siswa bisa lancar dalam membaca teks-teks bahasa Arab, jadi kami ya ngak ngoyo mengajarkan anak-anak untuk bisa lancar berbicara bahasa Arab. Lha baca saja belum bisa lagi pula kemampuan hafalan mufrodat mereka juga masih sedikit.
Untuk penilaian diambil dari hasil praktek muhadatsah yang telah dilakukan secara berkelompok. untuk nilai hasil belajar menggunakan penilaian secara terpisah-pisah yang dibagi menjadi empat macam kemampuan yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis tapi untuk kelas VII menggunakan sistem penilaian global hanya ada satu nilai yaitu nilai bahasa Arab. Untuk model
evaluasinya seperti yang sudah dijelaskan pada wawancara yang lalu untuk kemampuan mendengar dan berbicara diambil dari hasil praktek. Informan menjelaskan bisa dengan cara misalnya guru mengucapkan satu mufrodat dan siswa diminta menulis beserta artinya. Dari hasil tes tersebut bisa diketahui kemampuan mendengar dan menulis. Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran bahasa di Madrasah diadakan ekstra kurikuler bahasa baik bahasa Arab atau bahasa Inggris, yang bisa diikuti oleh siswa kelas VII, VIII maupun IX , namun ternyata tidak banyak siswa yang berminat mengikuti ekstra tersebut.
Interpretasi : Pembelajaran memang hanya ditekankan pada kemampuan qiro’ah guru menurut guru kemampuan qiro’ah yang sebaiknya diutamakan dahulu dari pada kemampuan yang lain mengingat tujuan pembelajaran di Madrasah bertujuan untuk mendukung pembelajaran qur’an hadist yang semuanya menggunakan tulisan dan bahasa Arab
CATATAN LAPANGAN
Metode pengumpulan data
: Wawancara
Hari / tanggal
: Selasa 14 April 2009
Nara sumber
: Siswa kelas VIII MTs N Cawas
Lokasi
: ruang kelas VIII B
Deskripsi data : Informan adalah siswa kelas VIII B, pertanyaan yang diajukan menyangkut pembelajaran bahasa Arab, kegiatan pengajaran muhadatsah, respon dan motivasi siswa terhadap pelajaran bahasa Arab problematikan belajar bahasa Arab, metode yang diterapkan guru dalam mengajar bahasa Arab, serta faktor penghambat dan pendukungnya. Siswa yang berinisial W, merasa kurang senang dengan bahasa arab karena metode penyampaian materi yang monoton dan suasana pembelajaran yang tegang, sehingga kegiatan pembelajaran terasa membosankan. Menurut siswa walaupun diakui bahasa Arab merupakan pelajaran yang sulit, namun jika suasana pembelajaran lebih rileks, siswa akan lebih tertarik untuk memperhatikan pelajaran. Walaupun kurang senang dengan pelajaran bahasa Arab siswa tersebut berusaha untuk mendapatkan nilai yang bagus dengan berusaha mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Siswa juga mengikuti ekstra bahasa Arab untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arab.
Interpretasi data : Metode dan sikap guru dalam menyampaikan pelajaran merupakan faktor yang sangat minat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa yang lemah motivasi belajarnya akan mengakibatkan bersikap acuh tak acuh dan kurang perhatian dalam menyimak pelajaran.
CATATAN LAPANGAN
Metode pengumpulan data
: Wawancara
Hari / tanggal
: Selasa 21 April 2009
Nara sumber
: siswa kelas VIII MTs N Cawas
Lokasi
: ruang kelas VIII A
Deskripsi data : Informan adalah siswa kelas VIII A, pertanyaan yang diajukan menyangkut pembelajaran bahasa Arab, kegiatan pengajaran muhadatsah, respon dan motivasi siswa terhadap pelajaran bahasa Arab. Metode yang diterapkan guru dalam mengajar bahasa Arab. Problema yang alami siswa dalam belajar bahasa Arab beserta factor penyebabnya. Dari hasil wawancara dengan informan yang berinisial R.I, siswa merasa tidak senang dengan pelajaran bahasa Arab apalagi untuk kemampuan muhadatsah, karena merasa pelajaran bahasa Arab pelajaran yang susah dan menjemukan, cara penyampaian materi juga monoton dan kurang menarik perhatian siswa, sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung siswa cenderung menjadi pendengar, mencatat apa yang disampaikan guru namun kurang memahami. Siswa pun malas dan takut bertanya kepada guru ketika belum paham materi pelajaran. Wawancara selanjutnya dengan informan yang berinisial T.I, siswa senang dengan pelajaran bahasa Arab, siswa tersebut ingin bisa berbicara dengan bahasa Arab dan lancar membaca buku-buku dalam bahasa Arab. Namun sering merasa bosan ketika berlangsung pembelajaran karena metode penyampaian materi yang monoton, selain itu siswa juga merasa tegang selama kegiatan pembelajaran, menurut siswa guru kurang humoris sehingga ketika mengalami kesulitan atau ada materi yang belum dipahami siswa takut untuk bertanya kepada guru dan takut salah dalam mengerjakan soal atau mempraktekkan muhadatsah, qiro’ah ataupun hafalan mufrodat
CATATAN LAPANGAN
Metode pengumpulan data
: Wawancara
Hari / tanggal
: Senin ,27 April 2009
Nara sumber
: siswa yang berinisial T.I
Lokasi
: rumah
Deskripsi data : Informan adalah siswa kelas VIII A, pertanyaan yang diajukan menyangkut pembelajaran bahasa Arab, kegiatan pengajaran muhadatsah, respon dan motivasi siswa terhadap pelajaran bahasa Arab. Metode yang diterapkan guru dalam mengajar bahasa Arab. Problema yang alami siswa dalam belajar bahasa Arab beserta factor penyebabnya. Dari hasil wawancara diketahui bahwa informan senang dengan pelajaran bahasa Arab, dengan pelajaran bahasa Arab informan mengharapkan bisa membaca teks-teks Arab selain itu informan juga ingin bisa ngomong menggunakan bahasa Arab meskipun bahasa Arab memang tergolong pelajaran yang sulit. Kegiatan pembelajaran muhadatsah dilakukan dengan cara praktek percakapan dari teks percakapan yang ada di LKS. Pembelajaran yang berlangsung hampir sama seperti pembelajaran qiro’ah karena guru lebih memperhatikan qiro’ah siswa, karena kebanyakan siswa ketika praktek hanya membaca. Pembelajaran sering membosankan karena kegiatan pembelajaran hanya monoton saja, guru tidak pernah menggunakan ungkapanungkapan Arab ketika mengajar.
Menurut informan mungkin dengan guru
membiasakan ungkapan-ungkapan Arab ketika pengajar akan lebih mengenalkan siswa terhadap bahasa Arab karena bahasa merupakan kebiasaan. Kendala belajar bahasa Arab karena kebanyakan siswa belum bisa membaca, informan sendiri mengungkapkan dia sendiri juga belum lancar dalam membaca tulisan Arab. Menurut informan mungkin dengan guru membiasakan ungkapan-ungkapan Arab ketika pengajar akan lebih mengenalkan siswa terhadap bahasa Arab karena bahasa merupakan kebiasaan.
Jadi pembelajaran tidak monoton gitu-gitu aja biasanya dari teks qiroa’ah di LKS kami diminta membaca dan mengharokati kemudian, setelah bacaan kami banyak yang salah baru membetulkan . Jarang guru meminta kami membaca secara bersama-sama. Usaha Madrasah untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arab di madrasah diadakan ekstra bahasa Arab, tapi Madrasah belum memiliki fasilitas pendukung bahasa Arab seperti Lab bahasa. Bentrokan antara jadwal ekstra bahasa Arab dengan ekstra lain menjadikan kegiatan ekstra tidak efektif.
Interpretasi : Bahasa memang merupakan pembiasaan, walaupun banyak siswa yang masih kesulitan dalam membaca teks Arab. Tapi jika dibiasakan dengan pengucapan ungkapan Arab bisa lebih memotivasi dan lebih mengenalkan siswa akan bahasa Arab.
CATATAN LAPANGAN
Metode pengumpulan data
: Wawancara
Hari / tanggal
: Jum‘at 8 Mei 2009
Nara sumber
: Siswa yang berinisial B.S, K.A, dan I.B
Lokasi
: di rumah B.S
Deskripsi data : Informan adalah siswa kelas VIII, pertanyaan yang diajukan menyangkut pembelajaran bahasa Arab, kegiatan pengajaran muhadatsah, respon dan motivasi siswa terhadap pelajaran bahasa Arab problematikan belajar bahasa Arab, metode yang diterapkan guru dalam mengajar bahasa Arab, serta faktor penghambat dan pendukungnya Dari hasil wawancara diketahui bahwa informan yang berinisial K.A, adalah siswa kelas VIII C. informan mengatakan senang dengan pelajaran bahasa Arab, juga senang dengan pelajaran muhadatsah karena ingin lancar berbicara dengan bahasa Arab. Namun siswa merasa kurang bisa mengembangkan kemampuan muhadatsah ketika di kelas karena guru tidak pernah menggunakan bahasa Arab atau menggunakan istilah-istilah Arab ketika pembelajaran. Siswa juga sering merasa jenuh karena metode penyampaian materi monoton, akan tetapi siswa ini tergolong siswa yang aktif ketika pembelajaran, dan tetap berusaha untuk berkompetisi dengan untuk mendapatkan nilai yang bagus. Siswa juga mengikuti ekstra bahasa Arab untuk menunjang kemampuan bahasa Arab. Informan berikutnya berinisial B.S adalah siswa kelas III B, siswa merasa senang dengan bahasa Arab, namun siswa merasa pelajaran bahasa Arab adalah pelajaran yang sulit dan cara mengajar guru kurang humoris sehingga suasana kelas terasa tegang dan kurang menyenangkan. Siswa bingung bagaimana cara belajar bahasa Arab supaya mudah dan menyenangkan. Berawal dari sulitnya bahasa Arab membuat siswa malas untuk belajar, dan mengerjakan tugas-tugas dari guru.
Interpretasi : Metode dan sikap guru ketika menyampaikan pelajaran sangat berpengaruh terhadap respon siswa dalam mengikuti pelajaran, metode yang menarik , sikap guru yang lebih ramah dan familier akan menciptakan suasana pembelajaran lebih kondusif. Sehingga akan tercapai Keberhasilan pembelajaran bahasa Arab.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi Nama lengkap
: Ima Rohkayati
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat/ tanggal lahir : Klaten, 09 Januari 1985 Status
: Belum nikah
Alamat Asal
: RT 12/RW 05 Jambakan Bayat Klaten Jawa Tengah
Alamat Yogya
: Jl. Timoho Gendeng timur GK IV 963 Baciro Yogyakarta
B. Riwayat Pendidikan 1. TK Pertiwi Kedung Ampel Cawas lulus tahun 1991 2. SDN 1 Jambakan lulus tahun 1997 3. SLTP N 1 Cawas lulus tahun 2000 4. SMU N 1 Karangdowo Klaten lulus tahun 2003 5. Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Sumam Kalijaga Yogyakarta