Bab 3
Prinsip Pengukuran Besaran Listrik
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Materi Bab 3
1
Pengukuran Arus dan Tegangan
2
Pengukuran Daya dan Faktor Daya
3
Pengukuran Energi Listrik
4
Pengukuran Frekuensi
5
Pengukuran Induktansi dan Kapasitansi
6
Pengukuran Jarak Jauh
ARUS LISTRIK
1.
2. 3.
4.
Arus Listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik tertutup tiap satu-satuan waktu. I = Q/t Dengan: I = Kuat arus listrik (Ampere); Q = Jumlah muatan listrik (Coulomb); t = waktu (sekon) Satuan Ampere digunakan untuk menghormati fisikawan yang menemukan konsep arus listrik yang bernama Andre Marie Ampere Penyebab timbulnya arus listrik Karena perbedaan potensial. Arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron - Arus listrik mengalir dari kutub (+) ke kutub (-) - Elektron mengalir dari kutub (-) ke kutub (+) Rapat arus listrik (J) adalah kuat arus listrik yang mengalir tiap luas penampang J = I/A
ALAT UKUR LISTRIK ALAT UKUR LISTRIK
AMPEREMETER
VOLTMETER
• Amperemeter = alat ukur kuat arus listrik • Voltmeter = alat ukur beda tegangan listrik • Amperemeter dan voltmeter tersusun atas galvanometer dan hambatan shunt • Multimeter merupakan alat ukur listrik yang dapat mengukur nilai kuat arus, beda potensial, dan hambatan listrik
MULTIMETER
AMPEREMETER Amperemeter dipasang seri pada rangkaian listrik
Oooo ternyata amperemeter itu terdiri dari galvanometer/basicmeter yang sebetulnya sudah mampu mengukur adanya arus listrik tetapi dalam skala kecil
Mau tau caranya??? Ikut’in aku
Lalu, bagaimana caranya memperbesar batas ukur pada amperemeter????
Memperbesar batas ukur pada Amperemeter Memperbesar batas ukur pada amperemeter dapat dilakukan dengan cara memasang shunt pada amperemeter/basicmeter.
Jika kita ingin menaikkan batas ukur amperemeter menjadi n kali, maka hambatan shunt yang mesti dipasang adalah:
Rsh
RA n 1
atau ada pula yang menyebut
Rsh
Dengan n adalah pelipatan batas ukur
n
I IA
atau ada pula yang menyebut
n
I IG
RG n 1
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Contoh : Suatu ampermeter dengan hambatan dalam 2000 ohm dan arus simpangan penuh 50 uA, maka akan dishunt seperti pada Gambar di bawah dengan ring variasi arus: 5 mA; 50 mA; dan 500 mA. Berapakah besarnya Nilai Rp pada masing-masing ring tersebut ?
www.themegallery.com
LOGO
VOLTMETER Voltmeter dipasang secara paralel pada rangkaian listrik
Bagaimana yaaa caranya memperbesar batas ukur voltmeter???
Memperbesar batas ukur pada Voltmeter Memperbesar batas ukur pada voltmeter dapat dilakukan dengan cara memasang shunt pada voltmeter tersebut/basicmeter.
Jika kita ingin menaikkan batas ukur voltmeter menjadi n kali, maka hambatan shunt yang mesti dipasang adalah:
Rsh n 1RV
atau ada pula yang menyebut
Rd n 1RV
Dengan n adalah pelipatan batas ukur
n
V V atau ada pula yang menyebut n VV VG
www.themegallery.com
LOGO
Membaca Skala pada Alat Ukur Listrik
Nilai Ukur
Skala ditunjuk Batas Ukur Skala Maks
Membaca Skala pada Multimeter Skala ditunjuk Nilai Ukur Batas Ukur Skala Maks Perhatikan tombol pemilih. Tombol pemilih menyatakan besaran listrik yang mau diukur. Karena tombol pemilih menunjukkan pengukuran hambatan maka gunakan skala pada pengukuran hambatan pula.
Nilai Ukur Nilai Ukur Nilai Ukur Nilai Ukur Nilai Ukur
4 1k 10 4 1k 10 0,4 1k 0,4k 0,4 1000 400
ALAT UKUR DAYA-FAKTOR KERJAFREKUENSI
PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
Contoh Soal :
LOGO
1 Pengukuran daya disusun seperti gambar dibawah ini. Jika hasil perhitungan Daya sebesar 5 Watt , Tegangan terukur di voltmeter sebesar 60 Volt. Berapa arus yang terukur pada Ampermeter yang mempunyai hambatan dalam 100 Ohm . (0,5A)
LOGO
Contoh Soal :
2 Pengukuran daya disusun seperti gambar dibawah ini. Jika hasil perhitungan Daya sebesar 138,75 Watt, Arus terukur di ampermeter sebesar 2A. Berapa tegangan yang terukur pada voltmeter yang mempunyai hambatan dalam 500 Ohm . (0,5A)
LOGO
LOGO
Contoh Kasus: Pengukuran daya dengan 3 buah voltmeter seperti gambar diatas, menunjukkan pada voltmeter ke-1 sebesar 20V, voltmeter ke-2 sebesar 35V, dan voltmeter ke-3 sebesar 50V. Jika hasil perhitungan diperoleh daya sebesar 17,5 Watt berapa besarnya hambatan yang terpasang dalam rangkaian tersebut.
(25ohm)
LOGO
LOGO
CONTOH KASUS : Pengukuran daya dengan 3 buah ampermeter seperti gambar diatas, menunjukkan pada ampermeter ke-1 sebesar 7A, ampermeter ke-3 sebesar 1A, Jika hasil perhitungan diperoleh daya sebesar 138 Watt dengan besarnya hambatan yang terpasang pada rangkaian sebesar 12 Ohm. Berapa besarnya arus yang terbaca pada ampermeter ke-2.
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
Pengukuran Faktor Daya
LOGO
LOGO
Pendahuluan…
Apa itu daya? Secara umum, pengertian daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi listrik yang digunakan untuk melakukan usaha. Daya listrik secara umum didefinisikan dalam satuan Watt. P = V.I
LOGO
Seperti kita tahu, pada listrik, daya bisa diperoleh dari perkalian antara tegangan dan arus yang mengalir. Pada kasus sistem AC dimana tegangan dan arus berbentuk sinusoidal, perkalian antara keduanya akan menghasilkan daya tampak (apparent power), satuan voltampere (VA)) yang memiliki dua buah bagian.
LOGO
Bagian pertama adalah daya yang termanfaatkan oleh beban, bisa menjadi gerakan pada motor, bisa menjadi panas pada elemen pemanas, dsb; daya yang termanfaatkan ini sering disebut sebagai daya aktif (real power) memiliki satuan watt (W) yang mengalir dari sisi sumber ke sisi beban. Bagian kedua adalah daya yang tidak termanfaatkan oleh beban, namun hanya ada di jaringan/sirkuit, daya ini sering disebut dengan daya reaktif (reactive power) memiliki satuan volt-ampere-reactive (VAR).
LOGO
Analogi Daya
LOGO
Segitiga Daya
LOGO
Daya tampak (S) terdiri dari daya aktif (P) dan daya reaktif (Q). Antara S dan P dipisahkan oleh sudut , yang merupakan sudut yang sama dengan sudut antara tegangan dan arus yang telah disebutkan di awal. Rasio antara P dengan S tidak lain adalah nilai cosinus dari sudut . Apabila kita berusaha untuk membuat sudut semakin kecil maka S akan semakin mendekat ke P artinya besarnya P akan mendekati besarnya S. Pada kasus ekstrim dimana: φ=0 artinya semua daya tampak yang diberikan sumber dapat kita manfaatkan sebagai daya aktif, sebaliknya , artinya semua daya tampak yang diberikan sumber tidak dapat kita manfaatkan dan menjadi daya reaktif di jaringan saja
LOGO
Segitiga Daya
LOGO
Definisi Faktor Daya
Faktor Daya atau Power Factor (PF) atau cos phi, dapat didefinisikan sebagai: 1. Cosinus sudut fasa antara tegangan dan arus; 2. Perbandingan daya aktif (real power) ke beban terhadap daya tampak (apparent power) pada sirkuit.
LOGO
Faktor daya biasanya dinyatakan dalam keadaan lagging atau leading untuk menunjukkan tanda-tanda perbedaan sudut fasa , yang menujukkan sifat dari beban. Beban kapasitif ditunjukkan dengan faktor daya “leading”, yang artinya arus mendahului tegangan. Beban induktif ditunjukan dengan faktor daya “lagging”, yang artinya arus tertinggal dari tegangan.
LOGO
LOGO
LOGO
Pengukuran Faktor Daya
Pengukuran faktor daya biasanya menyangkut penentuan sudut fasa. Pada dasarnya instrumen ini bekerja berdasarkan prinsip elektrodinamometer, dimana elemen yang berputar terdiri dari dua kumparan yang dipasang pada poros yang sama tetapi tegak lurus satu sama lain. Kumparan putar berputar di dalam medan maknetik yang dihasilkan oleh kumparan medan yang membawa arus jala-jala. Ini ditunjukkan dalam kerja alat ukur faktor daya.
LOGO
Konstruksi Alat Ukur Faktor Daya Satu Fasa Berbentuk sebagai alat ukur faktor daya kumparan bersilang (crossed-coil power faktor meter) seperti terlihat pada gambar. Instrumen ini mempunyai sebuah coil diam, yang terdiri dari F1 dan F2. Dengan dihubungkan seri dengan line supply maka akan dialiri arus. Jelaslah bahwa medan yang merata akan dihasilkan oleh F1 dan F2, yang sebanding dengan arus line. Pada medan ini diletakkan moving coil C1 dan C2 yang dipasang pada tangkai atau spindle yang sama. Kedua moving coil ini adalah coil tegangan C1 yang mempunyai tahanan seri R, sedangkan coil C2 mempunyai induktansi L. Harga R dan L seperti halnya lilitan C1 dan C2, diatur sedemikian hingga ampereturn pada C1 dan C2 sama besar. Arus I1 sefasa dengan tegangan supply V, sedangkan I2 lagging (tertinggal) 90° (atau mendekati 90°) dibelakang V.
LOGO
Gambarnya…
LOGO
Prinsip Kerja Alat Ukur PF Satu Fasa
Dianggap bahwa power factor sama dengan satu, yaitu I (arus) sefasa dengan V (tegangan). Kemudian I1 dibuat sefasa dengan I sedangkan I2 lagging 90° terhadap I. Akibatnya timbul sebuah kopel yang bekerja pada C1, menimbulkan gaya gerak mengarah bidang tegak lurus terhadap sumbu magnit kumparan F1 dan F2. Secara bersamaan dengan posisi penunjuk pada p.f sama dengan 1. Sedangkan pada C2 tidak ada kopel. Sekarang anggap bahwa PF = 0, yaitu I berbeda fasa 90° terhadap V. Dalam hal ini I2 dibuat sefasa dengan I sedangkan I1 berbeda fasa 90° dengan I. Akibatnya, tidak ada kopel pada C1 tetapi akan timbul kopel pada C2 sehingga bidangnya tegak lurus terhadap sumbu megnetis F1 dan F2 yang membuat jarum penunjuk skala mengarah ke skala 0. Pada harga p.f pertengahan, simpangan penunjuk akan bersesuaian dengan simpangan sudut PF, yaitu F, atau cos F. Jika instrumen ini dikalibrasi langsung menunjukkan besarnya PF.
LOGO
Gambar Alat ukur PF
Add your company slogan
www.themegallery.com
LOGO