Wawancara Hotel Green Valley, Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis, 25 Agustus 2011 Wawancara Dengan RRI Tentang Safari Ramadhan TRANSKRIP WAWANCARA RRI DENGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DI HOTEL GREEN VALLEY, PURWOKERTO, JAWA TENGAH TANGGAL 25 AGUSTUS 2011
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Pendengar Radio Republik Indonesia, di kesempatan baik ini, saya ingin coba menghadirkan perbincangan dalam Presiden SBY Menyapa. Tentu Anda mendengar, melihat, mungkin membaca juga bagaimana kegiatan Presiden Republik Indonesia, Pak SBY, ketika melakukan Safari Ramadhan, melihat, kemudian melakukan inspeksi kualitas pelayanan rakyat oleh pemerintah daerah. Tentu banyak hal yang ditemukan oleh Bapak Presiden, yang bisa disampaikan dan perlu disampaikan kepada masyarakat dalam kesempatan kali ini.
Saya, Maulana Isnarto, saat ini sudah bersama dengan Presiden SBY dan saya akan menyapa beliau. Pak Presiden, Bapak terlihat segar bugar dalam perjalanan dan rangkaian kegiatan yang cukup padat.
Presiden Republik Indonesia: Terima kasih, alhamdulillah.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Dan tentu ini mungkin sebuah warna bahwa bulan suci Ramadhan ini begitu berkah, Pak Presiden.
Presiden Republik Indonesia: Insya Allah.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Pak Presiden, mungkin masyarakat Indonesia juga ingin tahu sebenarnya, apa yang memotivasi Bapak untuk melakukan Safari Ramadhan, keliling ke daerah-daerah, melihat semua fasilitas mulai dari pendidikan, kesehatan, dan fasilitas lain, Pak Presiden?
Presiden Republik Indonesia: Setiap bulan Ramadhan sebenarnya, saya selalu menggunakan kesempatan untuk berkunjung ke daerah. Menyapa rakyat, berkomunikasi dengan berbagai komunitas untuk melihat keadaan yang sesungguhnya, mendengarkan pikiran dan harapan-harapan mereka, sekaligus mengecek apa yang telah dilakukan oleh jajaran pemerintah, utamanya pemerintah daerah. Dan lebih khusus lagi yang saya lihat dalam Safari Ramadhan kali ini adalah sejauh mana pelayanan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat telah berjalan
baik, berjalan baik atau tidak, ingin saya lihat, baik itu pendidikan, kesehatan maupun pelayanan yang lain.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Pak Presiden, kalau kita mulai dari pendidikan, kemarin Pak Presiden sempat meninjau beberapa sekolah, khususnya sekolah dasar dan sekolah menengah pertama (SD, SMP) di Jawa Barat dan juga di Jawa Tengah, Pak Presiden. Apa yang Bapak rasakan, apa yang Bapak lihat dari kondisi sekolah dan murid-murid serta guru di sana, Pak Presiden?
Presiden Republik Indonesia: Yang ingin saya lihat untuk kunjungan kali ini adalah kondisi bangunan, ruang-ruang kelas, termasuk fasilitas untuk belajar mengajar; dan khusus untuk kunjungan kali ini, yang saya pilih justru sekolah-sekolah yang kondisinya sebenarnya bukan yang terbaik. Bung Maulana ketahui bahwa ada sekitar 15 persen kondisi SD dan SMP yang kurang layak, bahkan sebagian tidak layak. Ini yang saya datangi. Kalau yang sudah baik, saya percaya itu telah dirawat dengan baik.
Nah, setelah saya datangi, yang saya lihat dua hal, begini. Ada bangunan atau fasilitas yang memang kurang layak tapi nampak dirawat dengan baik. Dengan demikian, tentu akan kita perbaiki insya Allah tiga tahun mendatang supaya semuanya menjadi layak. Saya memberikan pujian, saya berikan penghargaan kepada para kepala sekolah, kepada para guru yang bisa merawat meskipun kondisi gedung ataupun ruang kelasnya tidak baik.
Tetapi ada juga, dan ini saya kecewa, dan saya berikan teguran, nampaknya tidak dijaga betul kerapiannya, keteraturannya, kebersihannya. Ini berbahaya sebab sekolah harus bersih, harus rapi, dan teratur supaya anak didik kita dibiasakan hidup dalam keadaan yang baik. Ini yang saya berikan koreksi kemarin dan saya katakan begini. “Ini akan pemerintah perbaiki dan tanggung jawab pemerintah, baik pusat, provinsi maupun kabupaten, kota tetapi nanti kalau sudah kita perbaiki, saya tidak ingin lihat lagi ada coretan di sana-sini, kemudian tidak teratur, kotor dan sebagainya.”
Ini yang saya lihat kemarin dan saya optimis, tiga tahun mendatang kita akan perbaiki semua karena anggaran pendidikan makin besar, ekonomi kita alhamdulillah tumbuh. Dengan demikian, saatnya telah tiba untuk memperbaiki infrastruktur, sarana, dan fasilitas pendidikan yang lain.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Ya, yang menarik, Pak Presiden, dalam kunjungan, kita juga mendengarkan beritanya, mungkin yang menonton TV melihat beritanya juga, ketika Pak Presiden begitu concern terhadap kebersihan, menegur guru-guru yang job-nya di sekolah tersebut dan kurang bersih, Pak Presiden. Apa artinya kebersihan bagi Pak Presiden?
Presiden Republik Indonesia: Begini, sebenarnya maknanya luas, Bung Maulana, ya. Kalau seseorang, apalagi anakanak yang sedang dibentuk kepribadiannya, dibentuk sikap dan perilakunya. Kalau dia enam tahun bersekolah di SD, dia melihat lingkungannya bersih, kamar mandi, WC-nya bersih, tidak bau, halamannya bersih, ruang kelasnya bersih, buang sampah pada tempatnya, itu akan berpengaruh pada jiwanya, pada hatinya, pada pikirannya. Insya Allah pada saat mereka menginjak dewasa dan menjadi manusia dewasa, akan terbawa situasi seperti itu dan akhirnya teori mengatakan, banyak dibuktikan di banyak negara pula, kehidupan yang seperti itu, lingkungan yang seperti itu, membawa pula pikiran dan hatinya bersih, teratur, rapi, tidak suka kekerasan, tidak suka penyimpangan, termasuk tidak suka melaksanakan korupsi.
Jadi, saya menggarisbawahi makna yang paling dalam mengapa kebersihan itu harus dihadirkan, bukan hanya di sekolah tentunya, di semua tempat di negeri ini. Saya melihatnya seperti itu.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Dengan kata lain, tidak apa-apa bangunan tua tetapi bersih, Pak Presiden.
Presiden Republik Indonesia: Betul. Saya lihat kemarin, ada kok tua tapi dirawat dengan baik dan bersih. Saya suka itu. Tetapi ada juga yang sudah tua tidak dirawat, saya pikir makin rusak saja. Nah, saya sungguh memberikan atensi dan saya intruksikan kemarin, Pak Gubernurnya juga ada, Pak Bupatinya juga ada, tolong berikan atensi dan kepemimpinan kepala sekolah sangatsangat penting.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Pak Presiden, kemarin melakukan dialog juga dengan para guru dan murid. Apa yang atau masukan-masukan berguna apa yang Pak Presiden berhasil dapatkan dan ini tentu akan diwujudkan karena tadi concern pemerintah begitu baik dengan mengalokasikan anggaran pendidikan yang begitu besar, Pak Presiden?
Presiden Republik Indonesia: Guru kemarin lebih banyak berharap kepada pemerintah, dan tentu ini saya respon dengan baik, agar misalnya fasilitas perpustakaan itu bisa dibikin lebih baik lagi, kemudian tentunya gedungnya yang ada yang kurang memadai itu juga kita perbaiki, lantas mereka ada yang ingin mengenalkan IT kepada murid-muridnya, berharap ada bantuan berapapun, misalkan komputer untuk mengenalkan sedini mungkin anak-anak akan teknologi dan itu saya respon dengan baik. Tidak ada satupun guru kemarin yang mempertanyakan kesejahteraannya, haknya, dan saya senang seperti itu.
Tanpa ditanya oleh para guru pun, kami, pemerintah, saya sebagai kepala negara tentu memikirkan terus; dan sejalan dengan perkembangan perekonomian kita, segaris dengan upaya kita untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, tentunya kesejahteraan guru juga sangat kami perhatikan.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Salah satu indikator lain dalam kesejahteraan masyarakat, Pak Presiden, adalah masalah kesehatan. Tepat yang kami terima, Pak Presiden, bahwa ketika perjalanan dilakukan, banyak fasilitas kesehatan yang sudah mulai membaik dan sangat baik. Tetapi salah satu faktor yang mungkin Pak Presiden juga tekankan dalam APBN 2012 adalah soal kesehatan. Apa yang perlu ditingkatkan ke depan, Pak Presiden?
Presiden Republik Indonesia: Puskesmas ini ujung tombak kita. Dia yang paling depan untuk menjamin kesehatankesehatan masyarakat sekitar itu terpelihara dengan baik. Puskesmas juga sarana kita yang paling depan untuk memberikan pengobatan bagi mereka-mereka yang sakit, katakanlah begitu, termasuk yang saya tinjau kemarin sebuah puskesmas yang letaknya di pinggir jalan dan selama ini menjadi rujukan kalau ada kecelakaan-kecelakaan.
Yang pertama-tama harus tersedia adalah fasilitas minimum yang diperlukan: ambulan. Kemudian kalau harus melayani pasien untuk menginap, tempat untuk perawatan di situ dan kemudian ya peralatan minimallah untuk melakukan pemeriksaan dini kepada saudara-saudara kita. Saya lihat sudah ada. Yang kedua adalah sebetulnya skill atau keterampilan atau kemampuan dokternya, perawatnya, bidannya.
Saya melihat langsung kemarin, melihat mereka merawat pasien, memberikan pengobatan, pemeriksaan, saya juga senang sebab kemampuan itu ada pada mereka. Nah, satu lagi saya katakan adalah kecepatan, kesigapan, kesiagaan karena kita tidak tahu kapan masyarakat datang untuk berobat, apalagi kalau keadaan darurat.
Saya lihat semuanya seperti itu. Saya senang pada prinsipnya, keadaannya baik tetapi saya ingin lebih baik lagi, selalu begitu. Dan dalam RAPBN kita, sudah kita pikirkan untuk meningkatkan puskesmas kita, rumah-rumah sakit kita yang di depan sebelum kita membangun ataupun meningkatkan hospital yang lebih modern lagi. Saya justru memberikan atensi kepada kesehatan masyarakat yang di pelosok-pelosok, yang sangat diperlukan oleh rakyat kita.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Pak Presiden, selain perawatan, kemudian juga tenaga medis, Pak Presiden, apa Pak Presiden juga punya pendapat mengenai, apakah masyarakat Indonesia sekarang sudah mulai menerapkan hidup sehat sebagai gaya hidup baru?
Presiden Republik Indonesia: Itu, begini cara melihatnya ya. Kalau penyakit menular itu mulai berkurang, sebenarnya masyarakat kita, terutama di pelosok-pelosok negeri ini, sudah memiliki kesadaran dan pengetahuan yang cukup untuk menjaga agar selalu sehat, tidak mudah terkena penyakit. Saya lihat trennya membaik, berarti ada kesadaran yang lebih baik. Namun di sisi lain, ada jenis penyakit yang masih bertahan, yang itu ada kaitannya dengan lingkungan yang tidak bagus, misalkan DB. Masih memprihatinkan menurut pendapat saya.
Setelah saya lihat di pedalaman, di pinggir-pinggir kota, di desa-desa, memang saya sering prihatin karena lingkungannya belum bersih benar. Kembali pada kebersihan. Nah di sini para pemimpin daerah, bupati, camat, kepala desa, dinas kesehatan harus turun langsung ke masyarakat untuk memberikan penyuluhan hidup sehat, lingkungan sehat, begitu. Itu saya lihat juga.
Nah, kemudian memang yang muncul sekarang adalah penyakit degeneratif, penyakit yang tidak menular, yang angkanya semakin tinggi, bukan hanya di kota tapi juga di daerah-daerah. Nah, ini justru mengingatkan kepada mereka yang mengkonsumsi makanan lebih baik lagi, middle class barangkali, untuk juga memahami seluk beluk kesehatan sehingga tidak mudah terkena penyakit, penyakit degeneratif atau penyakit yang tidak menular.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Pak Presiden melakukan perjalanan dalam Safari Ramadhan lewat jalan darat. Tentu ada perhatian Pak Presiden, ada pendapat Pak Presiden tentang fasilitas jalan kita selama perjalanan, Pak Presiden.
Presiden Republik Indonesia: Saya harus terus terang mengatakan, pemerintah mengakui masih banyak ruas-ruas jalan yang harus diperbaiki. Yang memperbaiki ini bisa pemerintah pusat, bisa pemerintah provinsi, bisa pemerintah kabupaten dan kota. Anggaran untuk itu terus kita naikkan. Tentu diatur untuk sektor yang lain juga menerima anggaran yang cukup. Kita jadikan prioritas untuk infrastrukturnya, termasuk jalan. Tetapi satu hal ya, saya melihat perbandingan dari satu kabupaten ke kabupaten yang lain, dari satu provinsi ke provinsi yang lain, masih ada menurut saya daerah yang terus terang kurang memberi atensi pada pemeliharaan jalan ini. Kemarin juga saya memberikan teguran kepada sejumlah pimpinan daerah.
Saya ingin melihat nantinya, kayak apa sih APBD itu, berapa banyak anggaran untuk pendidikan, untuk kesehatan, untuk pembangunan infrastruktur supaya menjadi baik sebab kalau habis untuk belanja pegawai, habis untuk misalkan operasional, habis untuk rapat, untuk DPD, untuk ini-untuk itu, lantas berapa banyak yang digunakan untuk membangun seperti jalan-jalan itu. Saya ingin lebih jeli melihatnya nanti, dengan harapan
semua bertanggung jawab, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota untuk memastikan basic infrastructures, prasarana dasar itu makin dibangun sehingga makin baik.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Bagaimana Pak Presiden melihat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah ketika basic infrastructure itu harusnya lebih concern untuk memberikan kenyamanan dan akses seluas-luasnya bagi masyarakat?
Presiden Republik Indonesia: Sebenarnya sudah berlapis-lapis kita melaksanakan koordinasi. Yang namanya menyusun APBN itu prosesnya dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, kemudian turun lagi, itu pun juga disatukan antara pembangunan sektoral dan pembangunan regional. Kita sudah melakukan semuanya itu tetapi di sini tetap menonjol peran kepemimpinan, kepedulian, atensi dari semua pemimpin di negeri ini untuk jeli dan sering turun melihat ke bawah.
Saya saja bisa membedakan mana-mana kabupaten yang nampaknya pimpinanpimpinannya peduli pada jalan-jalan yang ada di kabupaten itu dan mana yang tidak. Nah, ini menurut saya lebih pada bagaimana daerah itu mengatur APBD-nya sedemikian rupa sehingga yang sangat diperlukan oleh masyarakatnya itu bisa dipenuhi.
Tentu urusan koordinasi, sinergi, sinkronisasi akan terus menjadi perhatian kita, tetapi dalam konteks ini, saya lebih melihat pada kepemimpinan, kemudian ketepatan di dalam menggunakan anggaran, dan juga kepedulian sebenarnya.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Bicara kepemimpinan, Pak Presiden, kemarin Pak Presiden sempat meninjau sebuah kantor kelurahan di Haurwangi, Cianjur. Bagaimana pendapat Bapak tentang pelayanan yang diberikan kepada masyarakat?
Presiden Republik Indonesia: Saya suka itu, saya suka, saya bangga, saya berikan penghargaan. Kantor kepala desa, kantornya, manajemennya, keteraturannya itu tidak kalah barangkali dengan kantor kabupaten, begitu, dalam hal manajemen, dalam hal kerapian, dalam hal bagaimana semua digerakkan. Saya juga bertemu dengan semacam MPR atau DPR desanya di situ. Mereka juga partisipasi. Saya ketemu dengan PKK-nya, saya melihat Posyandunya, saya melihat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), semuanya well integrated oleh seorang kepala desa.
Saya cek bagaimana pelayanan publiknya, misalkan KTP, administrasi yang lain juga bagus. Nah, yang begini yang harus dicontoh oleh kepala desa-kepala desa yang lain. Saya suka mendengar kepala desa unjuk rasa di Jakarta. Unjuk rasa tidak dilarang tapi
sebaliknya saya ingin kepala desa betu-betul mengurusi desanya, sebagaimana yang saya lihat kemarin sebagai contoh, kepala desa di Haurwangi di Kabupaten Cianjur.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Pak Presiden, seperti apa kepala desanya dan juga masyarakatnya? Menurut Bapak, apa yang menjadi kunci dari keberhasilan itu yang tentunya harapannya bisa ditularkan ke daerah lain, Pak Presiden?
Presiden Republik Indonesia: Sebenarnya sederhana sekali. Kepedulian, tanggung jawab, kreativitas dari kepala desa yang saya lihat kemarin. Yang kedua, nampaknya sang kepala desa juga bisa menggerakkan semua organisasi yang ada di situ. Dengan demikian, semuanya berjalan paralel.
Tidak banyak yang diminta waktu itu karena begitu ada program PNPM yang kita kasih bantuan, pemerintah membantu, ada bantuan masyarakat digerakkan, itu pun bisa dijalankan dengan baik. Saya lihat ambulan, yang juga ditunjukkan hasil dari PNPM dan lain-lain. Jadi, kembali akhirnya ya kepemimpinan, ya kepedulian, ya inisiatif, itulah yang harus dimiliki oleh semua, bukan hanya kepala desa ya, ya terus terang ya bupati, ya wali kota, ya gubernur, ya menteri, ya sampai sayalah begitu.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Baik. Pak Presiden, menarik kalau kita bicara soal tradisi mudik dan balik lebaran. Ini menjadi sebuah tradisi dan budaya yang mungkin Indonesia punya spesialis khusus soal ini. Kemarin Pak Presiden juga meninjau jalan lintas Nagreg yang sudah diresmikan. Apa harapan Bapak tentang adanya lintas baru ini, Pak Presiden?
Presiden Republik Indonesia: Kalau Nagreg ya, saya punya pengalaman dulu waktu masih di TNI, sering pulang mudik dari Bandung ke Jawa Timur, ke Pacitan, ke Blitar, balik lagi ke Bandung, ke Jakarta. Dulu itu bisa lima jam, delapan jam, terhenti di tempat seperti Nagreg ini, banyak sekali bottlenecking atau choke point, tempat-tempat di mana lalu lintas terhenti. Sejak tahun 2006, sebenarnya telah kita atasi secara bertahap.
Sekarang kalau Bung Maulana datang ke Nagreg, sudah berubah total. Harapan saya menjadi lebih bagus; saya sudah bicara dengan Kepolisian kemarin, sudah bicara dengan PU kemarin, bertemu masyarakat di situ; mereka senang bahwa itu sudah teratasi.
Tetapi saya memberikan intruksi kepada pemerintah daerah dan jajaran menteri, tolong cari tempat-tempat lain, temukan tempat-tempat lain yang bisa seperti Nagreg. Ingat, Bung, bahwa yang mudik makin banyak sekarang ini dan Alhamdulillah mereka punya penghasilan yang makin baik, ingin berbagi rejeki, tentu ini juga menjadikan tantangan bagi pemerintah membangun jalan yang lebih banyak, mengatur lalu lintas yang lebih
baik, mengatasi kemacetan seperti Nagreg yang saya lihat kemarin. Jadi kesimpulannya, makin baik tetapi pengalaman menunjukkan mesti ada lagi nanti masalah apa yang muncul. Itulah yang kita atasi lagi nanti.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Ya, Pak Presiden, bagaimana seharusnya juga masyarakat mendukung agar fasilitas itu tetap baik, yang sudah dibangun pemerintah, untuk bisa memenuhi rasa nyaman, rasa aman masyarakat, seperti di Nagreg itu masih akan tetap baik, Pak Presiden?
Presiden Republik Indonesia: Itu tangung jawab semua: pemerintah daerah memiliki peran yang tinggi, masyarakat pengguna jalan juga demikian. Dan yang penting, patuhi itu rambu-rambu, patuhi itu aturan-aturan yang dikeluarkan. Banyak kecelakaan yang terjadi dan ini memprihatinkan meskipun menurut laporan, kecelakaan tahun 2010 yang lalu itu lebih kecil dibandingkan 2009, bagus, tetapi masih tetap tinggi, terutama motor.
Maksud saya, setelah kita bikin baik semuanya, kita atasi kemacetan-kemacetan lokal, saya minta perhatian masyarakat, berhati-hatilah, patuhilah aturan dan rambu-rambu; dengan demikian, selamat sampai tujuan dan bisa bertemu sanak keluarganya. Sementara apa yang sudah kita bangun, ya mari kita jaga baik-baik.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Pak Presiden, juga kita menyoroti soal petani. Tadi Pak Presiden kalau tidak salah bertemu dengan para petani di Baturaden, di Purwokerto, Pak Presiden. Apa yang Pak Presiden rasakan dari pertemuan itu dan apa yang ingin sebenarnya mereka sampaikan kepada Bapak?
Presiden Republik Indonesia: Saya amat sering bertemu dengan petani, komunitas petani, panen bersama, melihat mereka sedang melaksanakan pembibitan, dan banyak sekali. Tadi dua tempat yang saya lihat. Yang pertama adalah kelompok petani, bagaimana mengembangkan perikanan, pembibitan ikan, kemudian dikembangkan menjadi pasar lokal untuk ekonomi mereka.
Kemudian yang kedua, saya panen dan bertemu dengan kelompok petani yang mereka suka karena produksi padinya meningkat sampai enam, sampai tujuh ton, panen tiga kali setahun, mereka senang. Kemudian yang terakhir, berbuka puasa dengan komunitas petani di Baturaden ini.
Pada prinsipnya, mereka merasa bahwa program dan kebijakan pemerintah tahun-tahun terakhir ini makin membantu mereka, makin meningkatkan produksi mereka, makin pasti apa yang mereka hasilkan. Mereka mengatakan, “Pak Presiden, paling tidak
dipertahankan; syukur-syukur bisa ditingkatkan.” Saya tentu senang mendengarnya seperti itu.
Kemudian yang kedua, secara tidak langsung juga mereka ingin prasarana, seperti irigasi, kemudian jalan-jalan untuk membawa hasil panen mereka itu juga terus menjadikan atensi pemerintah untuk memperbaikinya, untuk meningkatkannya. Saya juga saya respon dengan baik seperti itu. Saya justru tidak mendengar permintaan yang aneh-aneh dari para petani. Mereka bersyukur tapi justru seperti itulah, kalau saya nggak diminta, malah saya, “Pingin apa?” yang harus saya bantu kepada mereka.
Saya katakan, Alhamdulillah anggaran untuk pertanian makin meningkat. Tahun 2012 juga meningkat dari tahun ini. Kemudian saya ingin mensinergikan antara anggaran pemerintah pusat, anggaran provinsi, anggaran kabupaten dan kota. Dan satu hal yang saya suka, Bung Maulana, petani kita ini ternyata punya inisiatif yang tinggi. Mereka juga ulet, dan suka betul. Ini mudah-mudahan jadi modal kita untuk meningkatkan ketahanan panganlah di negeri tercinta ini.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Apa itu artinya bahwa Bapak semakin optimis MP3EI, khususnya di koridor pertanian, akan semakin bisa terlaksana?
Presiden Republik Indonesia: MP3EI adalah rencana jangka panjang 15 tahun mendatang, mencakup berbagai sektor unggulan, termasuk pangan. Saya optimis. Optimis dalam arti, mari kita jalankan semua rencana itu yang sudah kita godok matang-matang, semua kebijakan dan program untuk meningkatkan pertanian di seluruh Indonesia juga harus di jalankan dan kemudian setelah itu, saya minta tadi, marilah kita bergotong royong. Ya pemerintah, baik pusat maupun daerah, kelompok petani, dunia usaha.
Ingat, banyak sekali pebisnis yang bekerja di sektor pertanian, di bidang pangan. Mereka juga harus bersama-sama dengan kita untuk meningkatkan produksi dan menyukseskan sektor pertanian dalam MP3EI kita.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Dan mudah-mudahan itu semakin lancar ya, Pak.
Presiden Republik Indonesia: Insya Allah.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Baik. Kalau Pak Presiden beserta Ibu dan rombongan melakukan Safari Ramadhan, tidak hanya safari tetapi lewat di tempat-tempat yang mungkin Bapak tidak bisa singgah, tetapi
antusiasme masyarakat ini juga luar biasa menunggu kedatangan Presidennya, menunggu kedatangan Presiden Republik Indonesia. Apakah semendalam dari Bapak terhadap sambutan masyarakat?
Presiden Republik Indonesia: Itulah rakyat kita, Bung Maulana, saya bersyukur pada Tuhan, saya berterima kasih pada mereka. Pada umumnya, rakyat kita ini kan rakyat yang punya hati nurani. Dia menyapa pemimpinnya, saya menyapa mereka dengan tulus, dengan hati saya, dan suasananya sungguh indah. Justru di situlah saya mendengar betul aspirasi mereka, keinginan mereka, harapan mereka, tidak terdistorsi, tidak bias. Bukan berarti saya mengatakan lebih orisinil dibandingkan yang ada di media massa, yang ada di talkshow, yang lainlain, tapi saya mendengar langsung, saya melihat langsung dengan tulus mereka mengatakan, “Pak SBY, kalau ini sudah bagus, ini sudah bagus, tapi ini belum, Pak. Tolong kami diberikan bantuan yang ini,” orisinil, murni.
Itulah yang saya rasakan dan kalau mereka sepanjang jalan sejak empat hari yang lalu seperti itu. Ya itulah rakyat kita. Saya mencintai mereka, nampaknya mereka juga mencintai pemimpin-pemimpinnya.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Baik, Bapak, sebagai sebuah rasa cinta dan bulan baik karena sesaat lagi kita juga akan menyongsong Lebaran 1432 H. Mungkin Bapak ingin menyampaikan atau menyapa masyarakat kita dengan ucapan sesuatu untuk Lebaran untuk masyarakat kita lewat RRI, Pak?
Presiden Republik Indonesia: Ya, ini kesempatan yang baik, Bung Maulana, bulan Ramadhan; saya berharap kepada para Pendengar Radio Republik Indonesia di manapun Saudara-saudara berada, marilah kita lanjutkan ibadah di bulan suci Ramadhan ini bagi yang menjalankannya, kemudian pada saatnya nanti saya mengucapkan selamat Idul Fitri, minal aidin wal faizin. Jadikanlah Idul Fitri ini sebagai sarana untuk introspeksi sekaligus meningkatkan semangat dan tekad kita untuk berbuat yang lebih baik lagi bagi bangsa dan negara.
Bagi yang menjalankan mudik Lebaran, hati-hati di perjalanan, kembalilah dengan selamat nanti, dan sampaikan salam saya kepada para keluarga yang akan dikunjungi. Saya kira itulah harapan dan pesan saya kepada mereka semua.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Terima kasih, Bapak Presiden, mudah-mudahan Bapak beserta jajaran juga semakin sehat bugar dan melaksanakan kegiatan pemerintahan dengan lebih baik.
Presiden Republik Indonesia:
Terima kasih, Bung Maulana.
Maulana Isnarto, Presenter RRI: Dan Pendengar Radio Republik Indonesia, demikian perbincangan saya, Maulana Isnarto, dengan Presiden Republik Indonesia, Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Bapak Presiden menyapa dan melakukan inspeksi kualitas pelayanan rakyat oleh pemerintah daerah, mudah-mudahan bermanfaat apapun itu, kita akan kerjakan bersama mana yang menjadi tugas pemerintah dan mana yang menjadi tugas masyarakat. Sekian, terima kasih.
*****
Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden