PREFERENCEOF FARMER’S RISK AND ECONOMICEFICIENCY OF TOBACCO FARMING IN KLATEN REGENCY Nia Susilo Wardani1. Darsono2, Joko Sutrisno3 Agribusiness Department, Postgraduate Program of Sebelas Maret University nia.susilowardani.g-mail.com Abstract
Tobacco is one of commodity of subsector of plantation and important trading in the world including Indonesia. The risk in the agrobusiness of tobacco needs to be considered because generally it brings loss which is suffered by the farmer. Efficient agrobusiness will encorage the use of factors of production in optima, and then give maximum benefit for the farmer.This research aims to know preference of behaviour as decision maker against the risk, economic efficiency and the influence of preference of the farmer against benefit which is gained in agrobusiness of tobacco in Klaten regency. Basic method of the research used is analitical descriptive method. Data analysis technique used is utility function and function of benefit of Cobb-Douglas.The result of the research showed that the the great part of tobacco farmer in Klaten regency behave neutral risk. The price of factors of production is the fee of labor and the price of manure from animal waste and the input is that the large of the the ricefield has influence to the level of benefit , while the price of seed, manure of ZA and pesticide has unreal influence to the level of benefit. The result of analysis of economic showed that the agrobusiness of tobacco performed in Klaten regency has been in efficient. From the estimation of function of benefit is known risk of preferrence has no real influence against the benefit. Keywords: tobacco, risk, efficiency,benefit function of Cobb-Douglas.
PENDAHULUAN
yang juga memberikan kontribusi cukup
Sektor pertanian merupakan sektor yang
besar
memberikan
(Ambariyanto
kontribusi
cukup
besar
terhadap et
PDB
sektor
pertanian
al.,
2010).
Tembakau
Indonesia. Hal
merupakan salah satu komoditas subsektor
ini bisa dilihat dari jumlah tenaga kerja
perkebunan dan perdagangan yang penting
yang diserap dan kontribusinya terhadap
di dunia termasuk di Indonesia, sebagai
Produk Domestik Bruto (PDB). Subsektor
salah
perkebunan
sumber penerimaan pemerintah dan pajak
terhadap perekonomian di
adalah
subsektor
pertanian
1
satu
sumber
penerimaan
devisa,
(cukai), sumber pendapatan petani dan
jugamencapai efisiensi harga (Soekartawi,
lapangan kerja masyarakat (usahatani dan
2003). Menurut Ellis (1988) risiko adalah
pengolahan rokok) (Rachmat et al., 2009). usaha
suatu kejadian yang kemungkinan muncul
dibidang pertanian berada dalam situasi
dan menyebabkan fluktuasi hasil dimana
ketidakpastian, sehingga akibatnya tidak
kemungkinan atau probabilitas hasil yang
pernah memiliki hasil yang pasti. Sumber
diterima
ketidakpastian
sektor
apabila pelaku usaha tidak memiliki data
pertanian adalah fluktuasi hasil pertanian
yang bisa dikembangkan untuk menyusun
(produksi)
distribusi
Menurut
dan
Kustiawati
yang
(2013)
penting
fluktuasi
di
harga.Demikian
dapat
diestimasi.
probabilitas
Sedangkan
akan
timbulnya
juga dengan usaha budidaya tembakau di
suatu
Kabupaten Klaten. Faktor alam seperti cuaca
ketidakpastian(uncertainty).
dan iklim merupakan suatu ketidakpastian
dimasukkan ke dalam teori utilitas yang
yang menjadi variabel penyebab terjadinya
diharapkan
risiko. Risiko
menetapkan distribusi probabilitas untuk
perlu
dalam usahatani tembakau
diperhitungkan
karena
kejadian,
secara
disebut Risiko
subyektif
dengan
variabel yang relevan (Bachus, et al., 1997).
umumnya
Utilitas
risiko berdampak pada kerugian yang harus
yang
diharapkan
oleh
ditanggung oleh petani. Menurut Tajerin
seorang pengambil keputusan tergantung
(2005) terdapat kecenderungan perbedaan
dari fungsi utilitas individu dan perolehan
sikap atau perilaku petani (enggan atau
outcome atau hasil (Villano et al., 2005).
tidaknya) dalam menanggung risiko yang
Menurut Bond et al. (1980) sikap risiko
dihadapi; misalnya petani tembakau yang
secara subyektif dapat disimpulkan jika
mengusahakan tanaman tembakau dengan
preferensi dan distribusi probabilitas dari
kemitraan dan non-kemitraan dengan pabrik
prospek hasil yang mengandung risiko
rokok.
diketahui. Suatu penggunaan faktor produksi
Kumbhakar (2002) dalam Fauziyah et
dikatakan efisien secara teknis (efisiensi
al., 2010 menyebutkan bahawa penggunaan
teknis) kalau faktor produksi yang dipakai
berbagai
menghasilkan produksi yang maksimum.
sebagai pengelola usahatani. Semakin risk
Dikatakan efisiensi harga atau efisiensi
averseperilaki para petani semakin besar
alokatif kalau nilai dari produk marginal
kemungkinan skala usaha mereka tidak
sama dengan harga faktor produksi yang
efisien(Dhungana, 2004).
bersangkutan
dan
dikatakan
input
ditentukan
oleh
petani
Tujuan dari penelitian ini adalah
efisiensi
ekonomi kalau usaha pertanian tersebut
mengetahui
mencapai efisiensi teknis dan sekaligus
sebagai
preferensi
pengambil
perilaku
keputusan
petani
terhadap
risiko, efisiensi ekonomi dan pengaruh
2
keuntungan
pada instansi pemerintah atau lembagayang
yang diperoleh dalam usahatani tembakau
terkait dengan penelitian serta observasi,
rajangan di Kabupaten Klaten.
yaitu
METODE PENELITIAN
mengamati
preferensi
petani
terhadap
pengumpulan
data
secara
dengan
langsung
cara obyek
penelitian.
Daerah penelitian ditentukan secara
Untuk
sengaja (purposive) yaitu di Kecamatan
menghitung
penerimaan
Provinsi
usahatani tembakau; sebelumnya dilakukan
Jawa Tengah.Penelitian dilakukan selama 3
perhitungan biaya usahatani tembakau yang
bulan yatu dimulai bulan Juni 2013 sampai
merupakan penjumlahan dari biaya sarana
bulan Agustus 2013.
produksi, biaya tenaga kerja baik tenaga
Manisrenggo,Kabupaten
Klaten,
Metode dasar yang dipergunakan
kerja luar keluarga maupun dalam keluarga
dalam penelitian adalah metode deskriptif
yang dihargai sama dengan upah tenaga
analitis, yaitupelaksanaan penelitian dengan
kerja
diskriptif adalah metode penelitian dengan
lain.Pendapatan petani yang diperleh dari
memusatkan diri pada pemecahan masalah
usahatani tembakau adalah nilai produksi
yang
dikurang
ada
pada
masalah-masalah
masa yang
sekarang aktual
yakni
luar
keluarga
dengan
dan
semua
biaya
biaya
lain-
yang
dikeluarkan dalam usahatani.
kemudian
Untuk menganalisispreferensi risiko
dianalisis.
menggunakan fungsi utilitas.Fungsi utilitas
Penentuan lokasi baik Kabupaten dan Kecamatan sampel ditentukan dengan
adalah
purposive sampling atau sengaja dengan
utilitas dengan variable bebas dari nilai
kriteria
sampel
rupiah CE. Dengan demikian dari data
penelitian dipilih secara simple random
penentuan nilai CE dan nilai util maka
sampling
Jumlah
fungsi utilitas dapat ditulis sebagai berikut:
sebanyak
50
tertentu.Pengambilan sampel
petani
yang
responden,
diambil
fungsi
karena
U=
menurut Roscoe dalam Sugiyono, 2012
1
+
2M
+
hubungan
antara
indeks
3 3M
Dengan arti:
menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian antara 30 sampai
U :indeks utilitas t dalam unit
dengan 500.
util; M : nilai CE dalam rupiah;.
Untuk pengumpulan data digunakan tiga macam teknik yaitu: wawancara, yaitu
τ1 : intersep.
pengumpulan data dengancarawawancara
τ2 dan τ3 :
langsung kepada responden berdasarkan
Keofisien fungsi utilitas yang dicari
daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
Untuk
menganalisis
efisiensi
sebelumnya dan pencatatan, yaitu data
ekonomi dan pengaruh preferensi perilaku
dengan cara mencatat data yang telah ada
petani
3
terhadap
keuntungan
usahatani
tembakau
dengan
menggunakan
w1 = harga bibit yang dinormalisasi (Rp)
fungsi
keuntungan Cobb-Douglas yang merupakan
w2=harga pupuk ZA yang dinormalisasi (Rp)
modifikasi
w3= harga pupuk kandang yang
dari
fungsi
produksi
Cobb-
Douglas. Menurut Darsono (1991) untuk
dinormalisasi (Rp)
memperoleh fungsi maksimum per unit
w4 = harga pestisida yang dinormalisasi
output, maka fungsi keuntungan dibagi dengan
harga
(modifikasi
output,
dari
sebagai
fungsi
(Rp)
berikut
produksi
w5= upah tenaga kerja yang dinormalisasi
Cobb
(Rp)
Douglas, dalam bentuk logaritma natural:
Z = luas lahan (ha)
lnΠ*= ln A* + α1* ln w1 + α2* ln w2 + α3* ln w3
τ3= koefisien risiko (indeks)
+ α4* ln w4 + α5* ln w5+ β ln Z + τ3
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk
dimana: Π* = keuntunganyang telah dinormalkan
melakukan
pengujian
terhadap model fungsi keuntungan tersebut dilakukan uji koefisien determinasi (R2), uji
(dibagi) harga tembakau
F
A*=intercept (menggambarkannilai efisiensi
dan
dengan
ekonomi)
uji keberarian uji
t.
Hasil
koefisien
regresi
pendugaan
fungsi
αi* = koefisien harga faktor produksi
keuntungan Cobb Douglas disajikan pada
variabel yang telah dinormalisasi
Tabel 1.
(i = 1, 2, 3, ...8) βi= koefisien faktor produksi lahan Tabel 1. Analisis Uji Keberartian Koefisien Regresi Fungsi Keuntungan Usahatani Tembakau MT 2012 diKabupaten Klaten No Variabel Koefisien Regresi t hitung Sig. 1. 2 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Intercept Bibit Pupuk ZA Pupuk Kandang Pestisida Tenaga Kerja Luas Lahan Preferensi Risiko
10,135 0,114 1,061 -2,018 0,780 -0,921 0,721 1584561103,695
2,946*** 0,391ns 1,522ns -3,254*** 1,1707ns -2,366** 5,735*** 1,854*
0,005 0,698 0,135 0,002 0,274 0,023 0,000 0,071
Keterangan: xxx
)
: berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99%
xx
)
: berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%
)
: berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90%
)
: tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 5%
x
ns
Pengujian koefisien deteminasi (R2)
model yang dipakai, dinyatakan dengan
digunakan untuk mengetahui ketepatan
berapa
4
persen
variabel
tidak
bebas
bebas.
umumnya risiko yang ditanggung oleh
Koefisien determinasi (R ) sebesar 0,835
petani dapat dibagi dua macam yaitu risiko
atau 83,5 persen.
produksi dan risiko harga. Risiko produksi
dijelaskan
oleh
variabel-variabel 2
disebabkan
Besarnya nilai uji keseluruhan atau
oleh
ketidakpastian
iklim,
nilai Fhitung adalah 30,296 dan signifikan
intensitas serangan hama penyakit dan
pada tingkat kepercayaaansampai dengan α
faktor-faktor teknis biaya yang berada di-
= 1%. Ini menunjukkan bahwa variabel
luar kontrol petani. Sedangkan risiko harga
bebas yang dipakai dalam model secara
disebabkan oleh ketidakpastian harga jual
bersama samaberpengaruh nyata terhadap
produk yang ditentukan oleh kekuatan
variabel tidak bebas.
permintaan dan penawaran di pasar.Pada umumnya petani berada di pihak yang
Menurut Kadarsan, 1985 dalam Fernanto seperti
(1991), petani
mengetahui
seorang sangat
sejauh
perlu
mana
kalah sebagai price taker sehingga tidak
wiraswasta
mampu
untuk
modal
berapa
besar
risiko
yang
kesimbangan
pasar
yang berlaku secara individual.
yang
Hasil analisis dari fungsi utilitas
ditanamnya akan memberikan keuntungan dan
mengubah
dipakai
harus
untuk
mengetahui
preferensi
ditanggungnya. Dunia usaha pada waktu
perilaku risiko petani sampel di Kabupaten
sekarang
Klaten, menunjukkan persentase petani
menghadapi
masa-masa
yang
penuh dengan risiko dan ketidaktentuan,
sampel
selain harus mempertahankan kelestarian
petani bersikap netral terhadap risiko yaitu
perusahaan,
sebesar 84 persen. Sikap netral sebagian
petani
harus
bisa
pula
berperilaku
menambah kekayaan yang didapat dari
besar
keuntungan
dikarenakan
bersih.Dilihat
dari
sudut
petani
risk
sampel
neutral
terhadap
usahatani
yaitu
risiko
tembakau
di
kepentingan perusahaan, kekayaan pemilik
Kabupaten Klaten diusahakan oleh petani
perusahaan tersebut merupakan kegunaan
kaya dengan pola penguasaan lahan lebih
pemilik yang bisa dimanfaatkan dalam
dari 1 hektar dan merupakan usaha turun
mengelola
para
temurun yang petani sudah tahu benar
pemilik (utility) menurut Hernanto (1991)
risiko yang akan dihadapi, baik risiko
adalah fungsi dari hasil yang diharapkan
produksi atau risiko harga. Jadi besarnya
dan risiko.Semakin tinggi risiko yang harus
risiko dan keuntungan yang diharapkan
dihadapi, semakin tinggi pula hasil yang
oleh petani mempunyai fungsi utilitas
diharapkan. Dalam setiap proses produksi,
dengan kemiringan yang konstan.
setiap
perusahaan.Kegunaan
produsen
mempertimbangkan ditanggungnya
harus berapa
petani
tembakau
tradisional,bahwa ketika terjadi kenaikan
dengan
harga tembakau maka dapat diprediksikan pada
keuntungan yang akan diperoleh. Pada
5
dari
yang
risiko
dibandingkan
Sikap
selalu
tahunberikutnya
akan
terjadi
lonjakan pengembangan areal, akan tetapi
besar dan meningkatkan kesejahteraan
bila
maka
bagi petani. Sikap petani yang berbeda-
berikut
beda terhadap risiko yang dihadapi baik
pengurangan
risk averse, risk neutral dan risk taker
arealtanaman tembakau. Salah satu sifat
dapat mempengaruhi keuntungan yang
petani tembakau yang irasional adalah
diperoleh
walaupunpetani
Perilaku
terjadi
umumnya
pada
biasanya
akan
penurunanharga tahun
tanam
diikuti
dihadapkan
pada
petani
usahatani yang
semakin
sebagai akibat turunnyaharga tembakau,
keuntungan lebih besar jika dibandingkan
namun
dengan perilaku petani yang menghindari
besar
petani
tembakau.Dalam
tetap
akan
berani
menanggung
sebagian
risiko
tembakau.
usahatani yang kurang menguntungkan
menanam
memperoleh
atau netral terhadap risiko.
produksi
Petani
pertanian maka produksi fisik dihasilkan
dengan
perilaku
yang
oleh bekerjanyabeberapa faktor produksi
semakin berani menanggung risikoakan
sekaligus yaitu tanah, modal dan tenaga
lebih berani dalam mengambil keputusan
kerja.(Larsito, 2005).Menurut Soekartawi
terhadap alokasi penggunaan faktor-faktor
(1993) bahwa perilaku petani terhadap
produksi seperti luas lahan, bibit, pupuk
risiko dipengaruhi oleh variabel sosial
ZA, pupuk kandang, pestisida dan tenaga
ekonomi
lahan
kerja. Alokasi penggunaan input dapat
usahatani, status lahan usahatani, tingkat
dikombinasikan baik dari harga faktor-
pendidikan, tingkat keterampilan, jumlah
faktor produksi dan jumlah faktor-faktor
anggota keluarga dan kemampuan dalam
produksi yang digunakan dalam usahatani
adopsi teknologi baru.
tembakau.
petani
seperti
Berdasarkan fungsi
bahwa
luas
hasil
keuntungan
diketahui
Luas lahan garapan berpengaruh
pendugaan secara
Cobb-Douglas,dapat pengaruh
positif
terhadap
keuntungan
tembakau dan signifikansi pada tingkat
preferensi
risiko berpengaruh nyata pada tingkat
kepercayaan
kepercayaan 90% terhadap keuntungan
variabel luas lahan garapan sebesar 0,721
tembakau
koefisien
(elastis),artinya setiap penambahan luas
preferensi risiko sebesar 158456103,695.
lahan garapan sebesar 1 (satu) persen
Ini
akan
dengan
menunjukkan
nilai sikap
petani
telah
99%.
menaikkan
Koefisien
keuntungan
regresi
sebesar
berubah dari ciri petani yang subsisten
0,721 persen. Menurut Larsito (2005), luas
menuju petani komersial; dimana petani
lahan garapan tidak mungkin ditambah
lebih mengutamakan keuntungan yang
karena penguasaan lahan yangsemakin
diperolehnya dalam usahatani, sehingga
berkurang
tembakau
unggulan
terjadinyapengalihan fungsi tanah dari
yang dapat memberikan keuntungan yang
lahan pertanian menjadi non pertanian,
adalah
komoditas
6
dalam
akan
mendorong
hal
inimengharuskan
petani
dengan tingkat kepercayaan 99%. Hal ini
dengan
penguasaan lahan sempit maupun petani
berarti
dengan penguasaan lahan luas melakukan
pupuk
efisiensi baik teknik atau harga sehingga
persenakan
dapat dikatakan petani sudah mencapai
sebesar 2,018. persen. Petani sampel dalam
efisiensi ekonomi dalam usahataninya.
tujuan
untuk memperoleh
maka
hanya
Hasil pendugaan fungsi keuntungan
bahwa
dengan
kandang
kenaikan
sebesar
1
menurunkan
dapat
harga (satu)
keuntungan keuntungan,
mengalokasikan
Cobb-Douglas dengan mengunakan analisis
penggunaan
regresi diperoleh hasil koefisien regresi
kandang secara optimal, sehingga biaya
upah
produksi
tenaga
kerja
berpengaruh
adalah
nyata
-0,921dan
pada
faktor pupuk
meminimalkan
apabila
keuntungan
tenaga
kerja
pupuk
kandang
dapat
dikeluarkan seminimal mungkin. Tujuan
tingkat
kepercayaan 95%. Hal ini berarti bahwa upah
produksi
dinaikkan
biaya yang
agar
memperoleh
maksimum
dalam
sebesar 1 (satu) persenakan menurunkan
usahatani tembakau sehingga petani akan
keuntungan
mencapai
yang
diperoleh
dalam
efisiensi
ekonomi
dalam
mengelola usahataninya.
usahatani tembakau sebesar0,921 persen. agar
Nilai koefisien regresi bibit, pupuk
memperoleh keuntungan yang maksimum
ZA dan pestisida tidak berpengaruh nyata
hanya
terhadap
Dengan
demikian, dapat
petani
mengubah
sampel jumlah
input
keuntungan
pada
tingkat
(masukan) tenaga kerja yang diperlukan
kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan
dengan mengkombinasikan upah tenaga
bahwa
kerja yang minimal. Upah tenga kerja di
produksi seperti bibit, pupuk ZA dan
Kabupaten
pestisida
Klaten
berkisar
antara
Rp.
dengan tidak
harga akan
faktor-faktor mempengaruhi
25000 sampai dengan Rp. 40.000, sehingga
keuntungan yang diterima oleh petani
petani sampel dapat mengkombinasikan
sampel
jumlah tenaga kerja dan upah yang akan
jumlah penggunaan alokasi faktor-faktor
dibayar secara optimal untuk mendapatkan
produksi
keuntungan maksimum dalam usahatani
keuntungan
tembakau. Keuntungan maksimum yang
maksimum agar tercapai efisiensi ekonomi
diperoleh
dalam usahatani tembakau.
akan
memberikan
efisiensi
hasil
pendugaan
tersebut
sehingga yang
usahatani
kombinasi
mempengaruhi tembakau
agar
Salah satu tujuan petani tembakau
ekonomi dalam usahatani tembakau. Dari
tembakau,
dalam mengelola usaha taninya adalah
fungsi
keuntungan Cobb-Douglas dapat diketahui
untukmemperoleh
nilai
pupuk
yang tinggi (maximize output) dengan biaya
dan
yangminimum (minimize input) sehingga
berpengaruh nyata terhadap keuntungan
mencapai efisiensi ekonomi. Suatu proses
koefisien
kandang
adalah
regresi
harga
sebesar-2,018
7
produksi
tembakau
produksi dari suatu sistem usahatani dapat
pada tingkat kepercayaan 99%. Usahatani
dikatakan efisien secara ekonomi apabila
tembakau yang dilakukan petani sampel di
memberikan
maksimum.
Kabupaten telah mencapai efisiensi secara
Dalam hal mencapai tujuan tersebut petani
ekonomi dikarenakan adanya preferensi
menghadapi
risiko petani yang mempengaruhi alokasi
keuntungan
beberapakendalaseperti sehingga
penggunaan faktor-faktor produksi baik
mengalokasikansumber
dari harga maupun jumlah penggunaan
daya yang dimilikinya sesuai tujuan yang
faktor-faktor produksi sehingga diperoleh
akan dicapai.
keuntungan
keterbatasan produsen
tanah,
akan
Dalam
modal
penelitian
dalam
usahatani
maksimum
usahatani
yang
diperoleh
tembakau.Dengan
tembakau di Kabupaten Klaten, intercept
keuntungan
fungsi keuntungan menggambarkan nilai
berarti petani tembakau di Kabupaten
efisiensi ekonomi. Intercept (A) sebesar
Klaten telah mencapai efisiensi ekonomi
10,135
dalam usahataninya.
berpengaruh
keuntungan
tembakau
nyata dan
terhadap
maksimum
yang
diperoleh
signifikansi
Tabel 2.Struktur Biaya Usahatani Tembakau Pada MT 2012 No Uraian Per Hektar (Rp) Persentase (%) 27 4.110.034 1. Biaya Sarana Produksi 4 608.300 - Bibit 2 316.734 - Pupuk ZA 20 3.050.000 - Pupuk Kandang 1 135.000 - Pestisida 41 6.232.250 2. Biaya Tenaga Kerja 32 4.795.730 3. Biaya Lain-Lain Sumber: Analisis Data Primer dapat mengkombinasikan jumlah tenaga
Berdasarkan Tabel2., di atas dapat usahatani
kerja dan upah yang akan dibayar secara
tembakau di Kabupaten Klaten yang terdiri
optimal untuk mendapatkan keuntungan
dari 3 (tiga) komponen biaya yaitu biaya
maksimum
tenaga kerja (41%), biaya lain-lain (32%) dan
Keuntungan
biaya sarana produksi (27%). Persentase
akan memberikan efisiensi ekonomi dalam
biaya tenaga kerja paling tinggi karena
usahatani tembakau.
diketahui
struktur
biaya
dalam
usahatani
maksimum
tembakau.
yang diperoleh
dalam usahatani tembakau memerlukan
Berdasarkan Tabel 2., yang disajikan
jumlah tenaga kerja yang besar dari proses
dapat diketahui persentase penggunaan
budidaya sampai pengolahan pasca panen
faktor produksi pupuk kandang adalah
tembakau. Upah tenga kerja di Kabupaten
tertinggi yaitu sebesar 20 persen. Harga
Klaten berkisar antara Rp. 25000 sampai
pupuk kandang dari kotoran sapi adalah
dengan Rp. 40.000, sehingga petani sampel
125 rupiah tiap kilogram, sedangkan dari
8
kotoran ayam adalah 100 rupiah tiap
nyata terhadap keuntungan usahatani
kilogram. Harga pupuk kandang ini lebih
tembakau. Sedangkan variabel harga
rendah dibandingkan dengan harga pupuk
bibit, pupuk ZA dan pestisida tidak
ZA yang berkisar antara Rp. 1.500 – Rp.
berpengaruh
1.900 tiap kilogram. Hal ini menyebabkan
keuntungan petani.
secara
5. Berdasarkan
petani sampel lebih banyak menggunakan
nyata
hasil
terhadap
analisis
fungsi
pupuk kandang dibandingkan pupuk ZA.
keuntungan
KESIMPULAN DAN SARAN
diketahui bahawa faktor produksi luas
Kesimpulan
lahan
1. Struktur
biaya
dikeluarkan
usahatani
oleh
petani
berpengaruh
nyata
dapat terhadap
keuntungan usahatani tembakau pada
yang
tingkat kepercayaan 99%.
sampel
tembakau pada Musim Tanam 2012 di
6. Berdasarkan
Kabupaten Klaten meliputi biaya tenaga
keuntungan
kerja 40 persen, biaya lain-lain 31
diketahui bahwa usahatani tembakau
persen dan biaya sarana produksi 29
yang dilakukan oleh petani sampel
persen.
sudah efisien secara ekonomi
tembakau
adalah
sebesar
25.515.336
per Usahatani dan besar
tidak
usahatani
yang
analisis
fungsi
Rp.
diketahui bahwa nilai koefisien risiko
Cobb-Douglas nyata
dapat terhadap
keuntungan usahatani tembakau pada
sampel
diperhitungkan
tembakau,
hasil
dapat
keuntungan
tingkat kepercayaan 90%.
berperilaku risk neutral yang artinya risiko
fungsi
Cobb-Douglas
berpengaruh
petani
analisis
Rp.
21.025.133,04 per Hektar. 3. Sebagian
hasil
7. Berdasarkan
2. Rata-rata pendapatan dari usahatani
Saran
dalam
1. Denganadanyaperilakusebagianbesarpe
artinya
bahwa petani sampel dalam menanam
tanitembakau di KabupatenKlaten yang
tembakau tidak dipengaruhi oleh motif
netralterhadaprisikokarenausahatanite
ekonomi tetapi lebih adanya budaya
mbakaumerupakanusahaturun-
tanam
temurun,
tembaku
yang
sudah
turun
maka
Pemerintah
temurun dan telah menjadi pandangan,
Kabupaten
cara dan pola hidup petani sampel di
Perkebunan
Kabupaten Klaten.
perlumenumbuhkan
keuntungan bahwa
maka
variabel
dapat
harga
Klaten
khususnya
dan
Daerah Dinas
Kehutanan motif
ekonomidalamusahatanitembakau yang
4. Berdasarkan hasil pendugaan fungsi
dikelolaolehpetani.
diketahui
2. Risikoterbesar
faktor-faktor
yang
produksi seperti harga pupuk kandang
dihadapipetanitembakau
dan upah tenaga kerja berpengaruh
KabupatenKlatensaatiniadalahdiberlaku
9
Cobb-Douglas
di
kannya
PP
No.
109
Tahun
2012
meningkatkan kesejahteraan petani dan
yang
keluarganya yaitu adanya kemudahan
tentangBahan MengandungZatAdiktif
dalam
BerupaProdukTembakauBagiKesehatan
rajangan ke pasar tembakau dunia.
hasil
tembakau
yang
DAFTAR PUSTAKA
membatasiupayapetanidalammenanamt
AmbariyantodanNurulHerawati. ’’Pengembangan KelembagaanPemasaranKomoditasTe mbakauTerhadapKesejahteraanPetani di KabupatenSumenep’’. 2010. JurnalAkuntansi, ManajemenBisnis 7(1): 21-45
embakau, sehinggaperluadanyarancanganundangundang
yang
mempunyaifungsiprotektifataumelindu ngipetanitembakausehinggatidakmemb
Bachus, G.B.C., V.R. Eidman and A.A. Dijkhuizen. 1997. Farm Decision MakingUnder Risk and Uncertainty. Neitherlands Journal of Agricultural Science,45 (1997): 307-328.
uatkekhawatirandaripetaniuntukmenan amtembakau. 3. Perlucampurtanganpemerintahuntukme ngurangirisikohargafaktor– faktorproduksiyaitu
menetapkan
Bond, Gary and Bernard Wonder. 1980. Risk Attitudes Amongst Australia Farmer. Australian Journal of Agricultural, 24(1): 16-34
kebijakan yang terkait dengan hargaharga faktor produksi baik bibit, pupuk dan pestisida yang disalurkan kepada petani, sehingga biaya usahatani tidak
Darsono.1991.StudiKomparatifEfisiensiUsa hataniKapasAntaraSawahTadahHujan danTegal di KabupatenGrobogan. Tesis FakultasPertanianUniversitasGadjahM ada. Yogyakarta
melambung tinggi dankeuntungan yang diperolehpetanisemakinmeningkat. 4. Perlu campur tangan pemerintah baik pusat maupun daerah agar tidak terjadi monopoli yang
perusahaan
pabrik
dapat mengendalikan
rokok
Dhungana, Basanta R, Peter L. Nuthall and
pasokan
Gilbert V. Nantea. 2004. Measuring The Economic Inefficiency of Nepalese Rice Farms Using Data EvelopmentAnalysis. Australian Journal of Agricultural, 48(2): 347-369
dan harga jual, karena hal ini akan menyebabkan petani tembakau akan menderita kerugian jika harga jual dan hasil tembakau rajangan yang dibeli
Ellis, F. 1988. Peasant Economics: Farm Households and Agrarian Development. Cambridge University Press, Cambridge.
oleh perusahaan rokok sangat rendah sehinggaakanmenurunkankeuntunganu sahatanitembakau.
Kustiawati Ningsih. 2013. ’’Risiko Produksi dan Inefeisiensi Teknis Usahatani Padi Gogo Pada Agroekosistem Lahan Kering’’. Jurnal Agronomix, 2 (1), 1-15
5. Perlu adanya terobosan-terobosan yang dilakukan pemerintah dalam rangka
10
mengekspor
Rachmat, Muchjidin dan Sri Nuryanti. 2009. ’’Dinamika Agribisnis Tembakau Dunia dan Implikasinya Bagi Indonesia’’. Forum Penelitian Agro Ekonomi 27(2), 73-91 Soekartawi. 1993. TeoriEkonomiProduksi: DenganPokokBahasanAnalisisFungsi Cobb-Douglas. PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta. . 2003. Agribisnis: TeoridanAplikasinya. PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta. Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. CV. Alfabeta, Bandung Tajerin. 2005. ’’Risiko dan Perilaku Petani Ikan Terhadap Usahatani Budidaya Udang Vandamme Dalam Tambak Intensif di Kabupaten Lampung Selatan: Analisis Pendekatan Model Neuman Morgenstern’’. Jurnal Sains Akuatik, 11 (1), 52-64
Villano, A.R., C.J. O’Donnell and G.E. Battese.2005.An Investigation of Production Risk Preferences and Technical Efficiency: Evidence from Rainfed Lowland Rice Farm in the Philippines. Working Paper Series inAgriculture and Resource Economics. University of New EnglandAustralia, 2005 (1): 1-24.
11