POTRET KONSEP DIRI MAHASISWA JPOK FKIP UNLAM DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI AKADEMIK Herita Warni Dosen JPOK FKIP Unlam Abstract: Learning situation is complex and involves the interaction of the various components. In JPOK FKIP UNLAM particularly on physical, healthy and recreation education program, many students are unable to be consistent maintaining their academic g achievement on each semester which finally results on the increase of their study term. Academic achievement primarily is the result of interaction from various factors among students. One of the factors that affects isself-concept possessed by students.This study aimed to capture the level of student self-concept as well as identifying the relationship between the sef-concept and students’ academic achievement by using correlative descriptive research design. This research uses 113 people as sample. The technique of determining the number of sample used a probability sampling method. The research instrument used questionnaires of self-concept. The questionnaire consisted of self-image, self-ideal, self-esteem, role and identity. Academic achievement was measured from the cumulative index achievement of the students in the second semester. The results showed most students have a good self-concept (n = 100; 88%). Data analysis using Pearson correlation test shows that the self-concept and students’ academic achievement have no sufficiently closed relationship with r = 0207 and α = 0.028 but has included significant. A positive sign figures out that there is a linear relationship. The better self-concept owned by the students, the better achievement will be achieved by the students. So the alternative hypothesis (Ha) is accepted and the null hypothesis (Ho) is rejected. Keywords: self-concept, learning/academic achievement
Abstrak: Situasi belajar bersifat kompleks dan melibatkan interaksi dari berbagai komponen. Di JPOK FKIP Unlam khususnya pada program studi Penjaskesrek banyak mahasiswa yang tidak mampu menjaga prestasi belajar/akademik pada setiap semster yang berdampak pada bertambahnya masa studi sehingga tida bisa menyelesaikan studi pada tepat waktunnya. Prestasi belajar akademik pada dasarnya merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang berbeda antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi tersebut adalah konsep diri yang dimiliki mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk memotret tingkat konsep diri mahasiswa dan sekaligus mengidentifikasi hubungan konsep diri dengan prestasi belajar/akademik mahasiswa dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif. Sampel penelitian ini sebanyak 113 orang. Teknik penentuan jumlah sampel dengan dengan metode probability sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner konsep diri. Kuesioner konsep diri terdiri dari gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran, dan identitas diri. Alat ukur prestasi akademik dilihat dari nilai indeks prestasi kumulatif mahasiswa pada semester II. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa memiliki konsep diri baik sebesar (n= 100;88% ). Analisa data menggunakan uji korelasi Pearson menunjukkan hasil bahwa antara konsep diri dengan prestasi belajar/akademik mahasiswa terdapat hubungan tidak cukup erat dengan r=0.207 dan α=0,028 tetapi sudah termasuk signifikan. Tanda positif menggambarkan bahwa terjadi
1
hubungan yang linier/berbanding lurus yaitu semakin baik Konsep Diri pada mahasiswa maka akan Prestasi Belajar mahasiswa akan meningkat pula. Sehingga hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nol (Ho) ditolak. Kata Kunci : Konsep diri, Prestasi Belajar/Akademik
PENDAHULUAN Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskesrek) Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (JPOK) merupakan Prodi dan Jurusan di bawah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM). Prodi ini memiliki karakteristik yang unik/berbeda dengan prodi-prodi lain di lingkungan FKIP karena memiliki dua muatan mata kuliah yang diberikan dalam kemasan satu mata kuliah yakni “teori dan praktik”. Dari keadaan ini mahasiswa yang menempuh kuliah di Prodi. ini harus menjalani perkuliahan bak katak yang artinya mahasiswa harus siap menjalani perkuliahan dalam dua alam sekaligus yaitu alam teori dan alam praktik. Dari kekhususan karakteristik ini, menjadikan tantangan tersendiri bagi kebanyakan mahasiswa, mahasiswa harus menyiapkan diri secara fisik, psikis dan intelgensi dengan baik. Hal inilah menjadikan mahasiswa harus beradaptasi dengan cepat dan berusaha keras untuk mendapatkan prestasi belajar/perkuliahan yang baik. sesuai harapan, dan tentunya selesai belajar tepat pada waktunya (delapan semester). Namun sebuah keadaan yang agak ironis terjadi di lingkungan Prodi. Penjaskesrek JPOK FKIP Unlam bahwa tidak sedikit mahasiswa yang tertunda kelulusannya untuk mendapatkkan gelar sarjana beberapa semester ke belakang karena terganjal matakuliah yang bermuatan teori dan praktik. Lebih ironis lagi terdapat mahasiswa sudah menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi namun masih belum lulus mata kuliah bermuatan teori dan praktik. Padahal skripsi merupakan matakuliah momok bagi mahasiswa-mahasiswa di Prodi. selain Penjaskesksrek. Kemudian ditambah dengan adanya fakta mengatakan, dalam data pelaporan Prodi. ke fakultas tentang jumlah mahasiswa yang siap untuk yudisium dari tahun ke tahun menunjukkan angka agak memprihatinkan karena sedikit sekali bahkan 2
hampir tidak ada dalam beberapa semester mahasiswa yang bisa lulus delapan semester, rata-rata mahasiswa menyelesaikan studi di Prodi. Penjaskesrek kisaran X-XII semester bahkan lebih. Padahal pada struktur kurikulum Prodi. Penjaskesrek tahun 2008 telah dirancang untuk bisa diselesaikan dalam kurun waktu delapan semester. Lebih rinci struktur kurikulum terdiri atas: (1) Mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK):9 SKS. (2) Mata kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) Wajib 14 SKS. (3) Mata kuliah Keahlian Berkarya (MKB):114 SKS. (4) Mata kuliah Perilaku Berkarya MPB):12 SKS. (5) Mata kuliah Berkehidupan Bersama (MBB): 8 SKS. Jumlah seluruhnya:157 SKS. Dari struktur mempersyaratkan seseorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus jika telah memenuhi 145-150 SKS yang terdiri dari 139 SKS mata kuliah wajib dan 18 SKS mata kuliah pilihan. SKS pada mata kuliah pilihan itu seluruhnya 18 SKS, tetapi mahasiswa cukup mendapatkan 8 SKS dari dua mata kuliah pilihan permainan dan 2 mata kuliah beladiri, yang masing-masing mata kuliah berbobot 2 SKS. Dari data empiric di atas merupakan sebuah masalah yang komplek untuk segera dikaji dan dicari solusinya, supaya pelayanan pada mahasiswa yang dilakukan program studi dan dosen bisa berjalan dengan baik tidak terganggu karena banyaknya jumlah mahasiswa yang belum selesai studinya. Keadaan semacam ini tentu bertolak belakang bahkan bertentangan dengan harapan mahasiswa bahkan orang tua sebagai penyandang dana, dimana menghendaki proses perkuliahan S1 bisa diselesaikan tepat pada waktunya dan lulus membawa ilmu serta skil yang bisa diterapkan pada masyarakat dan dunia kerja. Menyikapi ulasan uraian di atas terdapat kesenjangan antara kenyataan di lapangan bahwa banyak mahasiswa tidak bisa menyelesaikan studinya tepat waktu dan harapan dari mahasiswa serta orang tua/wali yang menginginkan selesai tepat waktu. Kesenjangan ini yang nantinya kalau dibiarkan berlarut-larut akan menjadi masalah besar, yang mengancam perjalanan proses perkuliahan di Prodi. Penjaskesrek JPOK FKIP secara khusus dan Unlam secara menyeluruh. Menjawab masalah ini, tidak cukup dengan jawaban tunggal, melainkan membutuhkan sebuah kajian yang mendalam, terutama factor-faktor yang mempengaruhi proses perjalanan perkuliahan. Proses perkuliahan erat sekali
3
dengan prestasi belajar dimana prestasi belajar/perkuliahan akan berhasil dengan baik kalau proses perkuliahan juga baik. Winkel (1996) dalam http.annehiru.com menjelaskan bahwa “prestasi belajar/perkuliahan merupakan hasil akhir dari sebuah proses belajar”, yang bisa diterjemahkan, bahwa seorang mahasiswa berhasil dalam perkuliahan/lulus menyandang predikat sarjana pendidikan (S. Pd.) kalau mahasiswa sudah berhasil dalam akumulasi prestasi belajar tiap-tiap matakuliah yang telah diprogram. Lebih
lanjut
Slameto
(2003)
menjelaskan
bahwa
prestasi
belajar/perkuliahan dipengaruhi oleh setidaknya dua faktor yakni: 1) faktor internal (faktor dalam diri mahasiswa), dan 2) faktor eksternal (faktor dari luar mahasiswa). Dari dua factor ini semuanya merupakan factor yang mempengaruhi dari prestasi perkuliahan. Faktor internal yang bisa dijabarkan meliputi adanya keadaan diri berupa intelegensi, psikis, dan fisik, kemudian factor eksternal yang meliputi lingkungan keluarga, approach to learning dari dosen, sarana dan prasarana yang mendukung perkuliahan, dan teman pergaulan sehari-hari. Dalam kajian penelitian ini, peneliti tidak membahas dua factor yang mempengaruhi prestasi perkuliahan. Namun memfokuskan pada factor internal terutama pada keadaan psikis mahasiswa dalam menjalani perkuliahan, karena factor ini bersifat abstrak dan jarang disentuh oleh dosen selaku pengajar pada tiap mata kuliah. Keadaan psikis/kejiwaan sendiri juga banyak pembahasannya yang terkait dengan prestasi belajar/perkuliahan, secara khsusus dalam hal ini peneliti ingin mengupas dan mengkaji tentang bagaimana seorang mahasiswa mengetahui dirinya, memandang dirinya dan mengaktualisasikan dirinya untuk perkembangan dan kemajuan prestasi belajar/perkuliahan dirinya sendiri dan untuk orang lain atau lebih dikenal dengan pemahaman konsep diri mahasiswa. Konsep diri merupakan keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya (Rini, 2002). Konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu sistem operasi yang menjalankan komputer mental, yang mempengaruhi kemampuan berfikir dan mempunyai pengaruh sebesar 88% terhadap level kesadaran seseorang (Gunawan, 2005). Konsep diri akan memberikan kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen diri terhadap situasi dan terhadap orang
4
lain. Konsep diri ada yang sifatnya positif dan negatif. Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak dapat berbuat, tidak kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu akan cenderung bersikap pesimistis terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Sebaliknya individu dengan konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal positif yang dapat dilakukannya demi keberhasilan dan prestasi (Wahyuni, 2007). Sehingga dalam kepentingan prestasi, kemajuan dan perkembangan, konsep diri mempunyai peranan yang signifikan. Signifikannya tindakan manusia erat kaitannya bagaimana manusia mendefenisikan dirinya. Beberapa ahli jiwa mengatakan, “Dari sistem pendidikan yang terbukti berhasil dari seluruh dunia, konsep diri lebih penting dari materi pelajaran” (Ari, 2007). Bermuara dari kajian secara teoritik dan empiric di atas, dalam kaitanya menunjang prestasi akademik mahasiswa Prodi. Penjaskesrek yang memiliki karakteristik mata kuliah bermuatan praktik dan teori serta kurang tersentuhnya konsep pemahaman diri pada setiap mata kuliah akan mempengaruhi cara pandang mahasiswa terhadap dirinya, dan akan berpengaruh terhadap pencapain prestasinya. Dengan melihat pentingnya konsep diri dalam proses pendidikan yang nantinya berpengaruh terhadap prestasi perkuiahan mahasiswa, serta keterkaitan konsep diri dengan prestasi perkuliahan mahasiswa belum diketahui, sehingga peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul “Potret Konsep Diri Mahasiswa JPOK FKIP UNLAM dan Hubungannya dengan Prestasi Akademik”.
METODE PENELITIAN Untuk memecahkan dua masalah dalam bab I, yaitu 1) Mengenai tingkat konsep diri mahasiswa JPOK FKIP Unlam dengan menggunakan rancanngan penelitian deskriptif kuantitatif. 2) Mengenai hubungan konsep diri mahasiswa JPOK FKIP Unlam dengan menggunakan rancangan deskriptif korelasional. Hal itu dimaksudkan untuk mendiskripsikan dan mengkaji setiap variabel yang ada, kemudian mencari hubungan antara variabel yang akan diteliti, yaitu variable
5
bebas (X) dan Variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah konsep diri mahasiswa JPOK FKIP Unlam dan variabel terikat adalah prestasi akdemik mahasiswa JPOK FKIP unlam. Adapun rancanganpenelitiannya disajikan dalam gambar berikut: Konsep Diri Mahasiswa JPOK FKIP Unlam
r
Prestasi Akademik Mahasiswa JPOK FKIP Unlam
Gambar. Rancangan Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa JPOK FKIP Unlam angkatan 2011 yang merupakan mikrokosmos dari seluruh jumlah mahasiswa JPOK FKIP Unlam, yang terdiri empat kelas dimana tiga kelas konsentrasi Penjaskesrek dan satu kelas konsentrasi Penjaskesrek sekolah dasar. Adapun sampel dalam penelitian ini diambil 113 mahasiswa mengambil aturan penentuan jumlah sampel dari populasi 210 dengan taraf kesalahan 5% (Sugiyono, 2010:64-71). dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dikarenakan populasi dianggap homongen maka secara khusus teknik yang dipakai menggunakan teknik simple random sampling yang dilakukan dengan cara undian sebagai berikut; Setiap kelas diberi undian, sesuai dengan jumlah mahasiswa; Kelas regular A berjumlah 49 mahasiswa, diberi undian sebanyak 49 lembar, dengan pembagian 31 bertuliskan “ya” dan 18 bertuliskan “tidak”. Kelas regular B1 berjumlah 53 mahasiswa, diberi undian sebanyak 53 lembar, dengan pembagian 34 bertuliskan “ya” dan 19 bertuliskan “tidak”. Kelas regular B2 berjumlah 55 mahasiswa, diberi undian sebanyak 55 lembar, dengan pembagian 35 bertuliskan “ya” dan 20 bertuliskan “ tidak”. Kelas konsentrasi sekolah dasar berjumlah 53, diberi undian sebanyak 53 lembar, dengan pembagian 34 bertulikan “ya” dan 19 bertuliskan “tidak”.
6
Kemudian undian dikumpulkan. Dari hasil undian mahasiswa yang mendapatkan undian bertuliskaan “ya” berarti menjadi sampel penelitian. Dengan demikian terkumpul sebanyak 31+34+34+34=113 mahasiswa sebagai sampel penelitian. Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. (Arikunto, 1998:40). Kuesioner yang disusun dan digunakan adalah kuesioner terstruktur, yaitu kuesioner yang jawabannya sudah tersedia dan responden tinggal memberikan tanda ceklis pada salah satu jawaban yang sesuai. Kemudian instrument diujicobakan yang bertujuan untuk mengetahui validitas, realibilitas dan obyektifitasnya dengan menggunakan SPSS for windows versi 17. Analisis data merupakan langkah mengelola data sesuai data dengan prosedur yang benar dan digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat konsep diri mahasiswa JPOK FKIP Unlam dan Untuk memperoleh data ada tidaknya hubungan konsep diri mahasiswa JPOKFKIP Unlam dengan prestasi akademik. Adapun langkah-langkah dalam analisa data adalah sebagai berikut; 1. Penyaiapan data hasil penelitian Memisahkan lembar-lembar jawaban dari kuesioner yang sah dan yang tidak sah. Kegiatan yang dilakukan antara lain: pemberian skor pada setiap lembar jawaban tiap item sehingga dapat diketahui skor total pada setiap individu. 2. Penskoran Dalam penskoran ini dibedakan dengan pernyataan positif dan negative dengan skor 4-1, sedangkan pernyataan negative dengan skor 1-4. Rentang Skor
Skor Positif
Skor Negatif
Sangat Setuju (SS)
4
1
Setuju (S)
3
2
Tidak Setuju (TS)
2
3
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
4
7
3. Teknik Analisa Data a. Klasifikasi data Untuk mendiskripsikan secara umum hasil penelitian ini dengan cara mengklasifikasikan skor data yang diperoleh ke dalam interval nilai yang telah ditentukan. Pengklasifikasian ini dengan menggunakan pedoman interval sesuai dengan rumus: 𝑖=
𝑅+1 𝑘
Keterangan: R
= jarak pengukuran
i
= lebar interval
k
= jumlah interval
b. Persentase Rumus presebtase digunakan untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah yang pertama pada bab pendahuluan, dengan menggunakan rumus Keterangan: 𝐹
𝑃 = x100% 𝑁
P
= Presentase
F
= Nilai yang diperoleh
N
= Jumlah sampel
c. Korelasi produk moment menggunakan SPSS for windows versi 17 Korelasi ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah kedua dalam bab pendahuluan, dengan teknik ini akan diperoleh data tentang ada tidaknya hibungan konsep diri mahasiswa JPOK FKIP Unlam dengan prestasi akademik.
HASIL PENELITIAN Uji Validitas Instrumen Uji validitas instrumen adalah sebuah uji yang digunakan untuk mengukur apakah item pertanyaan yang digunakan pada kuesioner telah mampu untuk 8
menggambarkan keinginan yang berkaitan dengan variabel yang digunakan pada penelitian. Hipotesis yang digunakan pada uji ini yaitu H0 : Item pertanyaan tidak valid H1 : Item pertanyaan valid Uji validitas instrumen dapat menggunakan metode Pearson Correlation (Korelasi Product Moment). Pada setiap item pertanyaan pada kuesioner yang digunakan, hipotesis yang diharapkan adalah menolak hipotesis H0 yaitu item pertanyaan yang digunakan adalah valid. Hipotesis H0 ditolak apabila r hitung untuk setiap item pertanyaan lebih besar dari nilai kritis r tabel dengan tingkat toleransi kesalahan (alpha) 5%. Selain itu dapat pula digunakan perbandingan dengan nilai signifikansi, yaitu nilai signifikansi korelasi lebih kecil dari alpha 5%, maka hipotesis H0 ditolak. Jumlah sampel yang digunakan pada uji ini yaitu sebanyak 30 responden, dengan harapan bahwa sampel tersebut telah mewakili populasi yang sebenarnya. Besarnya nilai kritis r tabel dengan n=30 dan tingkat toleransi kesalahan (alpha) 5% yaitu 0.361. Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas instrumen adalah sebuah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana item pertanyaan yang digunakan dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Hipotesis yang digunakan pada uji ini yaitu H0 : Item pertanyaan tidak reliabel H1 : Item pertanyaan reliabel Uji reliabilitas instrumen dapat menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Pada kuesioner yang digunakan, hipotesis yang diharapkan adalah menolak hipotesis H0 yaitu item pertanyaan yang digunakan adalah reliabel. Hipotesis H0 ditolak apabila nilai Cronbach’s Alpha untuk item pertanyaan lebih besar dari 0.600 yang digunakan sebagai pembanding atau dapat dikategorikan pada tingkat tinggi untuk skala reliabilitas.
9
Item
Cronbach’s
Pertanyaan
r hitung
B1
0.769
0.000
Valid
B2
0.427
0.019
Valid
B3
0.620
0.000
Valid
B4
0.630
0.000
Valid
B5
0.508
0.004
Valid
B6
0.424
0.020
Valid
B7
0.585
0.001
Valid
B8
0.504
0.005
Valid
B9
0.492
0.006
Valid
B10
0.462
0.010
Valid
B11
0.483
0.007
Valid
B12
0.657
0.000
Valid
B13
0.577
0.001
Valid
B14
0.585
0.001
Valid
B15
0.635
0.000
Valid
B16
0.563
0.001
Valid
B17
0.577
0.001
Valid
B18
0.600
0.000
Valid
B19
0.535
0.002
Valid
B20
0.593
0.001
Valid
B21
0.648
0.000
Valid
B22
0.694
0.000
Valid
B23
0.601
0.000
Valid
B24
0.487
0.006
Valid
Signifikansi Keterangan
Keterangan Alpha
0.912
Reliabel
10
B25
0.632
0.000
Valid
Tabel di atas merupakan uji validitas dan reliabilitas instrumen pada pertanyaan yang digunakan. Pada tabel tersebut didapatkan nilai r hitung Korelasi Product Moment dan nilai signifikansi korelasi untuk setiap pertanyaan, yaitu untuk pertanyaan 1 hingga 25 untuk variabel pertanyaan. Dari hasil tersebut dapat diambil keputusan menolak H0 dan disimpulkan bahwa setiap pertanyaan adalah valid karena nilai r hitung untuk setiap item pertanyaan lebih besar dari nilai r tabel dengan tingkat toleransi kesalahan (alpha) 5%. Pada tabel tersebut didapatkan pula nilai Cronbach’s Alpha untuk instrumen pertanyaan sebesar 0.912 untuk variabel pertanyaan di atas. Dari hasil tersebut dapat diambil keputusan menolak H0 dan disimpulkan bahwa item pertanyaan adalah reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha untuk indikator tersebut lebih besar dari nilai pembanding 0.600 atau termasuk dalam kriteria “sangat tinggi” dalam Indeks Koefisien Reliabilitas.
Deskripsi Data Konsep Diri Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
Kurang baik
25 - 43
0
0%
Cukup baik
44 - 62
3
3%
Baik
63 - 81
100
88%
Sangat baik
82 - 100
10
9%
113
100%
Jumlah
Tabel di atas merupakan tabel frekuensi untuk Konsep Diri mahasiswa JPOK FKIP Unlam. Dari tabel tersebut didapatkan frekuensi dari masing-masing kategori Konsep Diri. Pada kategori Kurang Baik, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 0 mahasiswa dengan prosentase sebesra 0%. Pada kategori Cukup Baik, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 3 mahasiswa dengan prosentase sebesra 3%. Pada kategori Baik, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 100 mahasiswa dengan prosentase sebesra 88%. Pada kategori Sangat Baik, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 10 mahasiswa dengan prosentase sebesar 9%.
11
12
Prestasi Belajar Mahasiswa JPOK FKIP Unlam Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
Kurang Memuaskan
< 2.00
3
3%
Cukup Memuaskan
2.01 - 2.50
4
4%
Memuaskan
2.51 - 3.00
73
65%
> 3.00
33
29%
113
100%
Sangat Memuaskan Jumlah
Tabel di atas merupakan tabel frekuensi untuk Prestasi Belajar mahasiswa JPOK FKIP Unlam. Dari tabel tersebut didapatkan frekuensi dari masing-masing kategori Prestasi Belajar. Pada kategori Kurang Memuaskan, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 3 mahasiswa dengan prosentase sebesar 3%. Pada kategori Cukup Memuaskan, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 4 mahasiswa dengan prosentase sebesar 4%. Pada kategori Memuaskan, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 73 mahasiswa dengan prosentase sebesar 65%. Pada kategori Sangat Memuaskan, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 33 mahasiswa dengan prosentase sebesra 29%.
13
Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa JPOK FKIP Unlam Analisis korelasi adalah sebuah pengujian untuk mengetahui hubungan linier antar 2 variabel. Variabel bebas adalah konsep diri dan variabel terikat adalah prestasi belajar/akademik mahasiswa JPOK FKIP Unlam. Korelasi dalam statistik dilambangkan dengan r. Besarnya nilai r berkisar antara (-1) hingga (+1). Apabila nilai r mendekati 1, maka hubungan linier antar kedua variabel tersebut adalah tinggi, dan apabila nilai r mendekati 0, maka hubungan linier antar kedua variabel tersebut adalah rendah. Tanda pada nilai r menunjukkan bentuk hubungan kedua variabel tersebut. Apabila bertanda positif (+) maka bentuk hubungannya adalah berbanding lurus atau apabila salah satu variabel mengalami peningkatan, maka variabel yang lain juga akan meningkat dan apabila bertada negatif (-) maka bentuk hubungannya adalah berbanding terbalik atau apabila salah satu variabel mengalami peningkatan, maka variabel yang lain akan menurun. Hipotesis dalam korelasi ini yaitu H0: Tidak terdapat korelasi antara kedua variabel H1: Terdapat korelasi antara kedua variabel Kondisi yang diharapkan terjadi adalah menolak hipotesis H0 dan menerima hipotesis H1 yaitu terdapat korelasi atau hubungan antara kedua variabel. Hipotesis H1 diterima apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel pada sampel n dan tingkat batas kesalahan (alpha) sebesar 5% atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5%. Nilai r tabel yang didapatkan untuk pnelitian ini dengan jumlah responden (n) sebesar 113 dan alpha 5% adalah sebesar 0,184. r hitung 0,207
Signifikansi 0,028
Keterangan Terdapat korelasi
Pada hasil di atas didapatkan hasil bahwa nilai r hitung adalah sebesar 0,207 dengan signifikansi sebesar 0,028. Karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,207>0,184) atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,028<0,050), maka hipotesis yang diterima adalah hipotesis H1 yaitu terdapat korelasi atau hubungan antara variabel Konsep Diri dan variabel Prestasi Belajar dengan tingkat kesalahan 5%. Besarnya korelasi yaitu 0,207 menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara kedua variabel tersebut tidak cukup erat, dan tanda positif menunjukkan bahwa bentuk hubungan kedua variabel tersebut adalah berbanding lurus yaitu semakin baik Konsep Diri pada mahasiswa maka akan Prestasi Belajar mahasiswa akan meningkat pula.
14
PEMBAHASAN Konsep diri merupakan pandangan invidu yang menyeluruh terhadap dirinya sendiri, seperangkat persepsi yang unik, ide-ide dan sikap yang berbeda antara individu yang satu dengan invidu yang lain. Konsep diri akan mengalami perkembangan seiring dengan proses interaksi invidu dengan lingkungannya. Perkembangan konsep diri yang didapatkan diinternalisasi ke dalam diri invidu itu sendiri. Selain itu konsep diri juga mencakup seluruh aspek pribadi individu yang disadari atas pandaangan, persepsi, pikiran, perasaan, dan penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang sekaligus melahirkan penghargaan terhadap dirinya. Dari penjelasan di atas Cooper Smit (dalam Fauzan, 1991) membagi konsep diri menjadi empat tingkatan yaitu konsep diri kurang baik, konsep diri cukup baik, konsep diri baik dan konsep diri sangat baik. Ciri individu yang memiliki tingkatan konsep diri baik dan sangat baik yaitu akan mampu mengembangkan sikap aktif penuh percaya diri, menjadi ekspresif dan kreatif, mempunyai aspirasi yang cukup baik, berusaha mencapai hasil yang sebaik mungkin, serta realistis terhadap kemampuan yang dimilikinya. Individu yang memiliki konsep diri cukup baik, individu akan cenderung bergantung keepada orang lain dikelompoknya, apabila orang-orang yang ada pada kelompoknya memiliki konsep diri baik maka konsep dirinya akan ikut baik dan sebaliknya. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri kurang baik, invidu ini akan cenderung kurang percaya diri, kurang berorientasi pada prestasi atau motif prestasi rendah. Keterkaitan dengan data konsep diri dalam penelitian ini dihasilkan gambaran tingkat konsep diri yang beragam mulai dari kategori kurang baik terdapat 0 %, kategori cukup baik terdapat 3 %, kategori baik terdapat 88 %, dan kategori sangat baik terdapat 9 %. Dari data ini bisa diartikan bahwa tingkat konsep diri mahasiswa JPOK FKIP Unlam rata-rata menunjukkan kategori baik. Dalam pengkategorian tingkatan konsep diri sesuai dengan Cooper Smith di atas maka mahasiswa JPOK FKIP Unlam dapat dikatakan sebagai individu yang mampu mengembangkan sikap aktif penuh percaya diri, menjadi ekspresif dan kreatif, mempunyai aspirasi yang cukup baik, berusaha mencapai hasil yang
15
sebaik mungkin, serta realistis terhadap kemampuan yang dimilikinya, dan bisa mengaktualisasikan dirinya pada situasi belajar dengan baik. Sedangkan data prestasi belajar/akademik mahasiswa JPOK FKIP Unlam, menunjukkan gradasi tingkatan yang lumayan bagus yaitu, kategori kurang memuaskan terdapat 3 %, kategori cukup memuaskan terdapat 4 %, kategori memuaskan 65 %, dan kategori sangat memuaskan terdapat 29 %. Dari data ini dapat di artikan bahwa prestasi belajar/akademik mahasiswa JPOK FKIP Unlam termasuk kategori memuaskan. Setelah melalui uji statistik dari data konsep diri dan prestasi belajar/akademik
mahasiswa JPOK FKIP Unlam. Dapat dikatakan bahwa
terdapat hubungan antara tingkat konsep diri dengan prestasi belajar/akademik dengan besarnya koefesien korelasi yaitu 0,207 lebih dari r tabel sebesar 0.184 menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara kedua variabel tersebut tidak cukup erat, dan tanda positif menunjukkan bahwa bentuk hubungan kedua variabel tersebut adalah berbanding lurus yaitu semakin baik Konsep Diri pada mahasiswa maka akan Prestasi Belajar/akademik mahasiswa akan meningkat pula. Dalam kajian penelitian ini peneliti mengambil mahasiswa angkatan 2011 yang sekarang menempu semester gasal (III), peneliti berasumsi bahwa angkatan ini merupakan mikrokosmos mahasiswa JPOK FKIP Unlam secara keseluruhan. Dengan mengambil mahsiswa yang menduduki semester awal diharapkan menjadi sebuah barometer keberhasilan dalam proses belajar/perkuliahan. Dengan hasil penelitian di atas, yang menunjukkan bahwa tingkatan konsep diri mahasiswa JPOK FKIP Unlam termasuk dalam kategori baik dan sangat baik. Serta data prestasi belajar/akademik mahasiswa termasuk dalam kategori memuaskan dan sangat memuaskan. Dari hasil ini bermakna bahwa terdapat hubungan meskipun kagori hubungan yang tidak cukup erat, dan tanda positif menunjukan hubungan yang linier. Hasil penelitian ini secara ideal menunjukkan bahwa mahasiswa akan dapat menyelesaikan belajar dengan baik dan tentunya akan bisa menyelesaikan gelar sarjana dengan tepat waktu. Namun berdasarkan observasi terdapat mahasiswa memilki konsep diri baik namun indek prestasi tiap semester kurang
16
baik. Setelah peneliti telusuri ternyata mahasiswa yang bersangkutan harus membagi waktu dengan pemusatan latihan dengan kecabangan olahraga yang mereka geluti sehingga mahasiswa jarang masuk kuliah karena harus menjalankan program latihan dari pelatih. KESIMPULAN 1. Tingkat konsep diri mahasiswa JPOK FKIP unlam. Kategori Kurang Baik, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 0 mahasiswa dengan prosentase sebesra 0%. Pada kategori Cukup Baik, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 3 mahasiswa dengan prosentase sebesra 3%. Pada kategori Baik, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 100 mahasiswa dengan prosentase sebesra 88%. Pada kategori Sangat Baik, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 10 mahasiswa dengan prosentase sebesar 9%. 2. Tingkat prestasi belajar/akademik mahasiswa JPOK FKIP Unlam. Pada kategori Kurang Memuaskan, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 3 mahasiswa dengan prosentase sebesar 3%. Pada kategori Cukup Memuaskan, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 4 mahasiswa dengan prosentase sebesar 4%. Pada kategori Memuaskan, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 73 mahasiswa dengan prosentase sebesar 65%. Pada kategori Sangat Memuaskan, frekuensi yang didapatkan adalah sebesar 33 mahasiswa dengan prosentase sebesra 29%. 3. Terdapat hubungan antara tingkat konsep diri dengan prestasi belajar/akademik dengan besarnya koefesien korelasi yaitu 0,207 lebih dari r tabel sebesar 0.184. SARAN-SARAN 1. Bagi Institusi, hendaknya memperhatikan tingkat prestasi belajar/akademik mahasiswa dengan mengadakan penelitian-penelitian yang kontinyu sebagai follow up yang evaluatif terhadap perkembangan prestasi belajar/akademikmahasiswa. 2. Bagi Mahasiswa JPOK FKIP Unlam, hendaknya mengetahui secara dini tentang konsep diri dan meningkatkan serta memupuk agar lebih memahami diri dan mampu mengaktualisasikan dalam proses perkuliahan.
17
3. Bagi Dosen JPOK FKIP Unlam, hendaknya selalu menanamkan konsep diri yang baik pada setiap mahasiswa dalam perkuliahan, meskipun bukan mata kuliah psikologi.
18
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Alimul, H, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Ari.
2007.
Konsep
Diri
Lebih
Penting.
Dapat
dibuka
Pada
Situs
http://www.konsepdiri.com/webmaster-Ari.2007/html. Gunawan. 2005. Konsep Diri Berpengaruh Terhadap Diri. Dapat dibuka Pada Situs http://www.konsepdiri.com/webmaster-Gunawan/html. Keliat, B. A. 1992. Gangguan Konsep Diri. Jakarta : EGC. Mashud, 2003. Hubungan Konsep Diri dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Pertandingan Sepakbola. Malang. UM Press. Skripsi Tidak diterbitkan. Nurkencana. 2005. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. Rahmat, Jalaludin, 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rini, F. 2002. Konsep Diri Terhadap Prestasi. Dapat dibuka Pada Situs http://www.e-psikologi/team.com. Stuart, W & Sundeen, J. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3. Jakarta: EGC. Sudarmaji. 2002. Perkembangan Konsep Diri. Dapat dibuka Pada Situs http://www.wordpress.blogspot-sudarmaji.com/php/34h/html. Sobur, A. 2006. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia. Salbiah. (2003). KDK, Konsep Diri. Dapat dibuka Pada Situs http://www.Digitized.USU.DigitalLibrary3.com. Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
19
Sugiyono, 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Tarwoto & Wartonah, 2003. Wahyuni, A. 2007. Kegiatan Belajar Tehadap Prestasi Yang Dicapai. Dapat dibuka Pada Situs http://www.achievement.com/90mn/mnh/98er/html. Winkel, 1996. Prestasi Belajar. Dapat dikuka dalam situs http.annehiru.com. html.
20