perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
POTENSI PENGEMBANGAN PARIWISATA PERHOTELAN DI KOTA SEMARANG (KAJIAN DARI PERSPEKTIF SYARIAH)
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama: Manajemen Keuangan Syariah
Disusun oleh: HARJANTO SUWARDONO NIM: S 411302012
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2015
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK POTENSI PENGEMBANGAN PARIWISATA PERHOTELAN DI KOTA SEMARANG (Kajian dari Segi Perspektif Syariah)
HARJANTO SUWARDONO NIM: S 411302012 Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi pengembangan pariwisata perhotelan di Semarang dari segi perspektif syariah melalui permintaan dan penawaran di pasar. Kajian dari sisi aspek permintaan meliputi total kunjungan wisatawan domestik maupun asing ke semarang; total kunjungan objek wisata syariah; tingkat hunian kamar tidur; banyak malam kamar terjual; banyak tamu yang menginap; rata-rata lama menginap. Sedangkan kajian dari segi aspek penawaran meliputi informasi promosi, banyak kamar yang tersedia, banyak malam kamar tersedia, dan pelayanan. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus slovin, sehingga diperoleh 100 responden untuk menjawab variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan kurangnya peran dari pemerintah daerah kota Semarang bagi pengembangan pariwisata syariah yang ditunjukkan rendahnya pembangunan akomodasi penunjang, khususnya hotel syariah, sementara meski jumlah penawaran hotel konvensional lebih tinggi dari permintaannya, pemerintah daerah kota Semarang terus meningkatkan usaha tersebut dengan tetap membangun hotel-hotel konvensional yang baru sehingga tidak tercapainya titik equilibrium pasar. Kata kunci: potensi pengembangan pariwisata perhotelan, kota Semarang, permintaan, penawaran, hotel syariah.
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT POTENTIAL DEVELOPMENT OF TOURISM HOSPITALITY IN SEMARANG ( Assessment of Aspects of Islamic Perspective )
HARJANTO SUWARDONO NIM: S 411302012 This study aims to look at the potential of hospitality tourism development in Semarang (sharia perspective) through demand and supply in the market. Assessment of the aspect of total demand such as domestic and foreign tourists visit to Semarang; Attraction total visits sharia; the occupancy rate of bedrooms; plenty of room nights sold; many guests staying; the average length of stay. While the study in terms of aspects of supply includes promotional information, lots of rooms available, a lot of room nights available, and service. The sampling technique using slovin formula, thus obtained 100 respondents to answer the variables studied. The results showed a lack of role of local government for the development of Semarang sharia tourism shown lower support property development, especially syariah hotel, while although the number of the conventional hotel deals is higher than demand, the local government of Semarang continue to improve the business by continuing to build new conventional hotels thus not achieving market equilibrium point. Keywords: the potential for development of tourism hospitality, Semarang, demand, supply, hotel sharia.
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama
: Harjanto Suwardono
NIM
: S 411302012
Menyatakan
dengan
sesungguhnya
bahwa
tesis
berjudul
”Potensi
Pengembangan Pariwisata Perhotelan di Kota Semarang (Kajian dari Perspektif Syariah)” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis, dan gelar yang saya peroleh atas tesis tersebut.
Surakarta, 24 Juni 2015 Yang Menyatakan,
Harjanto Suwardono NIM: S411302012
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
SABAR itu ILMU TINGKAT TINGGI Belajarnya setiap hari, Latihannya setia saat , Ujiannya sering mendadak, Sekolahnya seumur hidup (Sayidina Ali)
Lebih Baik Kehilangan sesuatu karena Allah, daripada kehilangan Allah karena sesuatu. Sesungguhnya kamu tidak meninggalkan sesuatu karena takwamu kepada Allah, melainkan Allah PASTI akan memberimu ganti yang lebih baik darinya. (HR Ahmad, dan dishahihkan oleh Syaih al-Albani)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan tesis ini untuk: Keluargaku tercinta, Novi Andryana, Bryan Burhamsyah dan Oro Manohara Suwardhana,
dari Bapak, Harjanto
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikumwarohmatullohiwabarokatuh
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tesis ini dengan judul ”Potensi Pengembangan Pariwisata Perhotelan di Kota Semarang (Kajian dari Perspektif Syariah)” dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen.
Tesis ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1.
Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya memberikan kemudahankemudahan dalam menjalankan setiap aktivitas.
2.
Prof. Dr. H. Ravik Karsidi. M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Dr. Hunik Sri Runing Sawitri. M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5.
Prof. Dr. Asri Laksmi Riani, M.S. selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen.
6.
Prof. Drs. Djoko Suhardjanto M.Com.(Hons).,Ph.D.,Ak. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan dan perhatian dalam penyusunan tesis ini.
7.
Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia, Dinas Pariwisata, dan dinas terkait di Kota Semarang yang telah membantu.
8.
Segenap dosen Magister Manajemen yang telah membimbing selama menempuh program Magister Manajemen. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
9.
digilib.uns.ac.id
Keluarga Tercinta, Novi Andryana, Bryan Burhamsyah dan Oro Manohara Suwardhana, atas dukungan, cinta dan kesabarannya.
10.
Keluarga baruku di Magister Manajemen kelas Keuangan Syariah angkatan 39, 40, & 41, Rahajeng Pintowati, Mbak Armida, Mas Arinengwang, Mas Yusuf Wibisono, Pak Shodiq, Pak Agus Ma’Arif, Pak Sugeng, Pak Ali, Mas Davit, Mbak Niken, Mbak Nani, Mbak Salisa, dan Mbak Choiriroh.
11.
Mbak Yuli, Mbak Dewi, dan Rahajeng Pintowati yang telah banyak membantu peneliti dalam segala hal.
12.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh peneliti.
13.
Dan untuk semua pihak yang telah membantu peneliti baik moral maupun material, yang pada saat ini belum peneliti sebutkan, tetapi Insya Allah tidak akan hilang dari memori peneliti.
Dalam penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan-kelemahan. Peneliti sangat mengharapkan bahwa penelitian ini dilanjutkan oleh Peneliti lain di masa mendatang untuk menyempurnakan atau bahkan mengembangkan menjadi penelitian yang lebih berbobot dan lebih berguna. Wassalamu’allaikumwarohmatullohiwabarokatuh
Surakarta, 24 Juni 2015 Peneliti,
Harjanto Suwardono
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Daftar
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
ABSTRAK .........................................................................................................
ii
ABSTRACT ....................................................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN TESIS ............................................................. iv HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ..............................................
v
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... vi MOTTO ............................................................................................................. vii PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I . PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..............................................................................
8
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................
8
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
9
E. Orisinalitas Penelitian ..........................................................................
9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ......... 10 A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10 1. Permintaan dan Penawaran Hotel Syariah ........................................ 10 commit to user 2. Pariwisata ......................................................................................... 14
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pariwisata Syariah ............................................................................ 17 4. Karakteristik Pariwisata Syariah ...................................................... 18 5. Fenomena Industri Pariwisata di Indonesia ..................................... 20 6. Hotel Sebagai Akomodasi Pariwisata .............................................. 23 B. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 31 BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 39 A. Desain Penelitian ................................................................................ 39 B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 40 C. Jenis dan Sumber Data Penelitian ........................................................ 41 D. Cara Pengumpulan Data ...................................................................... 42 E. Evaluasi ................................................................................................ 43 BAB IV. HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................ 44 A. Analisis Data ........................................................................................ 44 1. Sampel Penelitian ............................................................................. 44 2. Gambaran Umum Kota Semarang ................................................... 44 3. Potensi Wisata Syariah Kota Semarang ........................................... 49 B. Gambaran Umum Komponen Permintaan Hotel Syariah di Kota Semarang .............................................................................................. 52 1. Total Kunjungan Wisatawan Domestik maupun Asing ke Semarang 52 2. Total Kunjungan Obyek Wisata Syariah ......................................... 55 3. Tingkat Hunian Kamar Tidur ........................................................... 58 4. Banyak Malam Kamar Terjual ......................................................... 60 5. Banyak Tamu yang Menginap ......................................................... 62 6. Rata-rata Lama Menginap ................................................................ 63 commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Gambaran Umum Komponen Penawaran Hotel Syariah di Kota Semarang .............................................................................................. 64 1. Informasi Promosi ............................................................................ 64 2. Banyak Kamar yang Tersedia .......................................................... 65 3. Banyak Malam Kamar Tersedia ...................................................... 66 4. Pelayanan ......................................................................................... 67 D. Permintaan dan Penawaran Potensi Pengembangan Pariwisata Perhotelan dari Segi Perspektif Syariah di Kota Semarang ................. 67 BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 69 A. Kesimpulan .......................................................................................... 69 B. Saran ..................................................................................................... 72 C. Keterbatasan & Rekomendasi .............................................................. 73 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 74 LAMPIRAN
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Potensi Wisata Semarang ............................................................................. 49 2. Statistik Hotel Jawa Tengah ......................................................................... 49 3.
Banyaknya Kunjungan dan Pendapatan dari Obyek Wisata di Kota Semarang ..................................................................................................... 53
4. Banyaknya Pengunjung Obyek Wisata di Kota Semarang Tahun 2011-2013 57 5. Tingkat Hunian Kamar Tidur ....................................................................... 59 6. Banyak Malam Kamar Terjual ..................................................................... 61 7. Banyak Tamu yang Menginap ..................................................................... 62 8. Rata-rata Lama Menginap ............................................................................ 63 9. Informasi Promosi ........................................................................................ 64 10. Banyak Kamar yang Tersedia ...................................................................... 65 11. Banyak Malam Kamar Tersedia ................................................................... 66 12. Pelayanan ..................................................................................................... 67
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Kondisi Keseimbangan (Equilibrium) Supply-Demand ............................... 12 2. Proses Keseimbangan ................................................................................... 13 3. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 38 4. Realisasi Pembangunan Hotel di Kota Semarang ........................................ 51 5. Wisatawan Nusantara ................................................................................... 54 6. Wisatawan Mancanegara ............................................................................. 54 7. Jumlah Pendapatan Pemkot Semarang dari Sektor Pariwisata .................... 54 8.
Kunjungan Wisatawan Nusantara & Mancanegara ke Mesjid Agung Jawa Tengah ......................................................................................................... 58
9. Tingkat Hunian Kamar ................................................................................. 60 10. Banyak Malam Kamar Terjual ..................................................................... 61 11. Banyak Tamu yang Menginap ..................................................................... 63 12. Banyak Kamar Tersedia ............................................................................... 65 13. Banyak Malam Kamar Tersedia ................................................................... 66 14. Jumlah Umum Kunjungan Obyek Wisata Kota Semarang .......................... 68 15. Jumlah Kunjungan Obyek Wisata Syariah Kota Semarang ......................... 68
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1. Kriteria Mutlak dan Tidak Mutlak Hotel Syariah 2.
Data Semarang dalam Angka & Jawa Tengah dalam Angka tahun 2011 sampai dengan 2013
3. Kuesioner
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Anshori (2010) memaparkan bahwa semua Negara di dunia termasuk Indonesia
berusaha
mendapatkan
wisatawan
sebanyak
mungkin
demi
meningkatkan perekonomian. Hardiwinoto, Adwiani, dan Akhmad (2014) menambahkan, untungnya banyaknya turis mancanegara memilih Indonesia sebagai salah satu tempat pariwisata yang menarik yang ada di dunia ini, tak terkecuali wisata syariahnya menjadi penggerak sektor pariwisata dan berimbas dalam peningkatan pendapatan devisa negara. Tentunya banyaknya turis asing tersebut tidak lepas dari peranan pemerintah Indonesia sendiri. Seperti pernyataan Presiden yang menyatakan bahwa beliau mendorong dan memberikan dukungan terhadap pengembangan wisata di Indonesia terutama wisata syariah, menurutnya Indonesia berpotensi menjadi pusat ekonomi syariah yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam kondisi ketidakpastian ekonomi yang sedang melanda dunia. Pernyataan beliau tersebut berdasarkan dengan fakta, bahwa selama 9 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi syariah sangat signifikan, krisis ekonomi yang sedang melanda negaranegara besar dapat menjadi kesempatan bagi pengembangan ekonomi syariah, dimana mode ekonomi ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi dampak
krisis
keuangan
serta
meningkatkan
ketahanan
ekonomi
nasional. Presiden juga menyebutkan, bahwa Indonesia mempunyai banyak alasan commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk mengembangkan potensi wisata syariah, antara lain keberadaan ekonomi syariah penting untuk mengurangi kerentanan antara sistem keuangan dengan sektor rill, sehingga menghindari penggelembungan ekonomi; keberadaan ekonomi syariah dapat menghindarkan pembiayaan yang bersifat fluktuatif; dan keberadaan ekonomi syariah dapat memperkuat pengaman sosial (Puskompublik, 2013). Dalam Ramadhan (2014) dikutip bahwa Ketua Jurnalis Ekonomi Syariah (JES),
Krestopo
menyatakan
bahwa
pengembangan
pariwisata
syariah
berkontribusi langsung terhadap pengembangan ekonomi syariah nasional, hal ini dibuktikan di berbagai negara-negara lain yang telah melakukan seperti ini dan buktinya sektor keuangan syariah dan sektor riil syariah bisa berjalan beriringan. Krestopo juga menambahkan bahwa ekonomi syariah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ekonomi global yang ada selama ini. Hal ini tak lepas dari perannya sebagai ekonomi alternatif, ketika dunia mengalami resesi global dan nyaris menghancurkan peradaban. Berangkat dari nilai itulah, pegiat dan praktisi berupaya mendesain berbagai sektor riil yang mampu dikembangkan dalam ranah ekonomi syariah salah satunya adalah pariwisata syariah. Pertiwi (2011) memaparkan bahwa, adapun salah satu langkah konkrit dalam usaha mengembangkan pariwisata syariah adalah dengan merancang produk dan daerah tujuan pariwisata syariah. Pariwisata syariah dapat berarti berwisata ke destinasi maupun atraksi pariwisata yang yang memiliki nilai-nilai Islami dan juga yang makanannya halal, hotelnya halal, sarana ibadah tersedia, dan lainnya. Saefudin (2015) pada dasarnya, wisata syariah adalah prinsip commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
pelayanan wisatawan berbasis syariah, mulai penginapan, restoran atau rumah makan, hingga fasilitas ibadah. Biasanya paket-paket wisata yang ditawarkan mulai dari hotel syariah, makanan halal, objek wisata religi seperti makam para wali, pondok pesantren, hingga ke desa wisata dan pusat kuliner lokal. Dikutip dari website resmi Wonderful Indonesia, http://indonesia.travel (2014) bahwa terdapat daerah di Indonesia yang potensial sebagai tujuan wisata syariah, salah satunya adalah kota Semarang. Pernyataan tersebut didukung oleh Pertiwi (2011) yang menyatakan bahwa pontensi wisata religi di kota Semarang sangat besar, berpuluh-puluh bus sering terlihat memadati jalur-jalur wisata religi, mereka membawa ratusan peziarah ke makam-makam Wali Songo yakni menuju Kabupaten Demak dan Kudus sampai ke masjid-masjid tua nan unik. Dikutip dalam Saefudin (2015), destinasi wisata syariah di Semarang tentunya tidak hanya diminati wisatawan muslim tapi juga nonmuslim. Pertiwi (2011) hal tersebut terlihat dari data Badan Pusat Statistik Jateng yang menunjukkan jumlah wisman ke Jateng melalui bandara Adi Sumarmo (Solo) dan Ahmad Yani (Semarang) pada dua bulan pertama 2015 mencapai 2.856 kunjungan. Jumlah tersebut meningkat sekitar 45% dibandingkan periode yang sama pada 2014, yakni mencapai 1.577 kunjungan. Kota Semarang cukup potensial menjadi destinasi wisata syariah, bahkan sangat mungkin dikembangkan dalam skala internasional. Terlebih penduduk Indonesia mayoritas muslim. Ditambah lagi, penduduk dunia yang beragama dengan penduduk Islam mencapai sekitar 1,6 miliar jiwa. Jumlah ini merupakan pasar potensial bagi pengembangan wisata syariah di Semarang. Dirjen commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemasaran Kemenparekraf, Esti Reko Astuti dalam Borobudur Travel Mart and Expo (BTMX) 2014 di Semarang, pada 24-27 Oktober lalu mengatakan, sejumlah negara seperti Australia, Inggris dan Malaysia mulai melirik wisata syariah. Bahkan di Jepang sudah ada paket wisata syariah. Karena itu, ia mengingatkan jangan sampai peluang ini dijadikan target pasar negara lain. Dalam rangka mengembangkan wisata syariah terutama di Semarang, beberapa waktu lalu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menandatangani kesepakatan bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI). Komponen yang termasuk dalam wisata syariah meliputi sektor kuliner, fashion muslim, perhotelan, akomodasi, kosmetik, serta haji dan umrah. Menjadi kompetitor ketersediaan berbagai produk halal, termasuk jumlah perbankan syariah, turut menentukan pengembangan wisata syariah. Begitu pula produk makanan dan minuman. Indeks kesadaran produk halal mengalami peningkatan yang signifikan, yakni 70% (2009) menjadi 92% (2010). Tahun 2009-2010 jumlah produk bersertifikat di LPPOM-MUI menjadi lipat dua. Dari potensi itu, jika digarap secara serius, wisata syariah Indonesia khususnya di Semarang dapat menjadi kompetitor bagi Malaysia, Uni Emirat Arab, Jordania, dan Turki. Di wilayah Asia Tenggara, Malaysia adalah negara muslim yang paling serius menggarap wisata syariah dan jasa keuangan syariah. Di tingkat dunia, Turki merupakan pemain utama di bidang pariwisata syariah dan telah meraup income besar bagi negara itu. Tentunya tingginya potensi tersebut haruslah diimbangi dengan ketersediannya sarana penunjang, dalam hal ini sarana tersebut adalah Hotel Syariah (Saefudin, 2015). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
Hotel berkonsep syariah sendiri memang masih barang langka di Indonesia apalagi di kota Semarang, padahal untuk kebutuhan para umat Muslim hotel syariah sangat diperlukan, selain menjawab kebutuhan masyarakat muslim yang berkunjung ke kota Semarang, rancangan ini pun tentunya akan membantu mensukseskan program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat wisata syariah dunia (Puskompublik, 2013). Dikutip dalam Ramadhan (2014) pendiri Hotel Sofyan, Riyanto Sofyan memaparkan wisata syariah atau jasa yang sesuai dengan syariah akan memiliki kenggulan komparatif dibandingkan usaha sejenis yang mengadopsi sistem konvensional. Hotel sofyan sendiri berdiri sejak 1970 dengan menjalankan konsep konvensional, akan tetapi seiring dengan perjalanannya pada tahun 1992 hotel ini mengadopsi system syariah. Sofyan mengaku malah bisa meraup keuntungan. Setelah night club di hotelnya ditiadakan, penjalan malah meningkat 19 persen pada 1999. Sementara di Hotel Sofyan Tebet, seteah disco dandutnya ditutup angka penjualan meningkat 13 persen. Potensi pengembangan pariwisata hotel di kota Semarang belum terpetakan dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Oleh Karena itu memberi peluang penelitian pemetaan potensi pengembangan pariwisata hotel di kota Semarang, terutama untuk pengembangan perhotelan syariah. Perencanaan dan pengembangan kegiatan wisata pada suatu wilayah memang perlu mengusahakan keterpaduan antar dua komponen utama pengembangan yaitu sisi permintaan (demand side) dan sisi penawaran (supply side). Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan yang sangat mendasar, karena pada hakekatnya perencanaan dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6 digilib.uns.ac.id
pengembangan suatu obyek dan daya tarik wisata tidak lain ditunjukkan untuk menarik kunjungan wisatawan ke suatu obyek. Pengembangan yang akan dilakukan harus memperhatikan dan mendasarkan pada kajian terhadap kesesuaian antara karakteristik sisi penawaran obyek wisata dengan karakteristik sisi permintaan pengunjung. Kesesuaian antara supply dan demand akan berdampak pada kepuasan wisatawan yang pada akhirnya mampu menciptakan nilai jual dan meningkatkan daya saing obyek wisata (Cravens, 1997). Berbagai literatur mengenai potensi parawisata diantaranya dilakukan oleh: Santi, Oktarina, dan Kustiari (2014) menganalisis faktor-faktor penentu investasi, permintaan dan penawaran dari sektor pariwisata Indonesia. Untuk menjawab masalah, penelitian tersebut menggunakan data seri dari 1990 - 2012 periode; dengan menggunakan model simultan (2SLS) model dianalisis dampak investasi, dan perdagangan internasional sektor pariwisata Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Cai dan Shi (2013) meneliti tiga perusahaan pelayaran internasional (Royal Caribbean, Costa dan Star) mulai dari produk wisata cruise yang ditawarkan, rute pantai tujuan, dan karakteristik produk. Penelitian tersebut didasarkan pada penawaran dan permintaan perspektif keseimbangan dan analisis strategi pengembangan pasar pariwisata kapal pesiar di Shanghai. Samori dan Fadilah (2013) menggunakan contoh Negara Malaysia sebagai studi kasus, penelitian tersebut menggambarkan peluang yang timbul dalam membangun dan melabeli konsep Hotel Syariah. Selain itu, penelitian tersebut juga membahas hambatan dan tantangan yang mungkin dihadapi oleh industri commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perhotelan dalam mengembangkan Syariah Compliant Hotel di Malaysia. Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif di mana data dikumpulkan melalui studi pustaka dan sesi wawancara dengan otoritas terkait. Chookaew, Oraphan, Jirapa, Pingpis, dan Nimpaya (2015) tujuan dari penelitian mereka adalah untuk mengembangkan potensi pariwisata halal di Teluk Andaman di Thailand untuk sekelompok wisatawan dari negara-negara Muslim. Tujuan penelitian tersebut terbagi kembali dalam lima subtujuan penelitian, diantaranya; mengusulkan metode pembuatan rencana pemasaran pariwisata halal untuk semua wisatawan dari negara-negara Muslim; untuk menawarkan baik pengusaha atau pengusaha pariwisata banyak pilihan dalam manajemen pariwisata halal bagi wisatawan dari negara-negara Muslim; untuk mempelajari tentang cara untuk mengembangkan potensi pengelolaan pariwisata halal dalam rangka mendukung para wisatawan dari negara-negara Muslim; menjadi model pengaturan standar administrasi, dan manajemen pariwisata halal bagi wisatawan dari negara-negara Muslim; dan untuk menawarkan wisatawan dari negara-negara Muslim alternatif pilihan mengkonsumsi produk dan jasa halal. Berdasar informasi tersebut dan merujuk pada penelitian sebelumnya diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa potensi pengembangan pariwisata perhotelan di kota Semarang dengan mengkaji dari segi perspektif syariah.
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah Masalah yang dapat diangkat dalam penelitian mengenai potensi pengembangan parawisata perhotelan di kota Semarang dengan mengkaji dari segi perspektif syariah ini adalah sebagai berikut: Bagaimana potensi pengembangan pariwisata hotel di kota Semarang dengan memperhatikan permintaan wisatawan syariah? Saat ini permintaan pasar wisata syariah mengenai penyediaan akomodasi hotel syariah di Kota Semarang belum diolah secara maksimal. Dari rumusan masalah diatas maka dapat dikatakan yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian ini yaitu hotel Syariah yang seperti apakah yang paling sesuai untuk dikembangkan di Kota Semarang dengan potensi dan peluang yang dimiliki tanpa mengabaikan kendala dan ancaman yang dapat menghambat usaha pengembangan Wisata Syariah tersebut.
C. Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
menyusun
pemetaan
potensi
pengembangan pariwisata perhotelan syariah di Kota Semarang guna menjawab kebutuhan potensi permintaan dan penawaran pasar. Penelitian ini mengacu pada penelitian Santi, dkk (2014), Cai dan Shi (2013), Samori dan Fadilah (2013) Chookaew, dkk (2015).
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk praktisi maupun akademik dalam penelitian serupa selanjutnya. Manfaat yang dimaksud antara lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam bentuk hasil penelitian sebagai acuan penelitian selanjutnya, khususnya dapat memberikan informasi mengenai potensi pengembangan pariwisata perhotelan dari segi perspektif syariah di Kota Semarang. Kemudian selanjutnya penelitian ini diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
pemikiran
bagi
manajemen
pengembang hotel sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
E. Orisinalitas Penelitian Penelitian mengenai potensi pariwisata telah beberapa kali dilakukan, antara lain oleh: Santi, dkk (2014), Cai dan Shi (2013), Samori dan Fadilah (2013) Chookaew, dkk (2015), namun secara substansi penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu, sejauh ini penelitian ini merupakan penelitian pertama mengambil tema potensi pengembangan pariwisata perhotelan di Kota Semarang yang dikaji dari segi persfektif syariah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka 1. Permintaan dan Penawaran Hotel Syariah Kotler (2002), Wisatawan yang berkunjung dan tinggal di objek dan daya tarik wisata di suatu destinasi mereka akan memanjakan diri dengan memenuhi segala keinginannya sesuai kemampuan mereka. Termasuk salah satunya adalah dengan mencari hotel untuk beristirahat. Kebutuhan semacam ini disebut dengan permintaan (demand). Adanya permintaan dari para wisatawan mancanegara itu secara otomatis akan adanya respon dari para pelaku wisata di daerah tujuan untuk memenuhi segala kebutuhan akomodasi yang diminta tersebut dan muncullah para penyedia akomodasi hotel (supplier). Wahab (2003), Semarang yang notabene merupakan Ibu Kota Jawa Tengah dan terkenal sebagai objek wisata, menyebabkan destinasi ini harus bertindak sebagai penyedia fasilitas pariwisata yang dibutuhkan wisatawan mancanegara yang berkunjung. Fasilitas tersebut termasuk hotel syariah yang mampu menarik minat wisatawan baik wisatawan syariah maupun bukan untuk mencoba pelayanan yang berstandar internasional. ICRA Indonesia (2012) menjelaskan bahwa permintaan hotel syariah dapat dilakukan dengan mengestimasi permintaan pasar pada saat ini dan yang akan datang yang dilakukan dengan menganalisis berbagai faktor seperti pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, dinamika spesifik pasar seperti kemampuan untuk menarik investasi baru (yang melibatkan commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
perjalanan bisnis) atau popularitasnya sebagai tujuan wisata (dalam hal ini jumlah wisatawan syariah). Selain dari pasokan kamar hotel yang ada di pasar tersebut, ICRA Indonesia juga mempertimbangkan proyek hotel yang sedang berlangsung atau dalam rencana untuk menentukan pasokan kamar relatif terhadap permintaan, dan dampak yang dihasilkan pada tingkat hunian, rata-rata harga kamar dan pendapatan per kamar. Maka disimpulkan permintaan hotel syariah mencakup: a. Total kunjungan wisatawan domestik maupun asing ke semarang; b. Total kunjungan objek wisata syariah; c. Tingkat hunian kamar tidur; d. Banyak malam kamar terjual; e. Banyak tamu yang menginap; f. Rata-rata lama menginap. Penawaran pariwisata mencakup yang ditawarkan oleh hotel syariah kepada wisatawan yang nyata maupun potensial. Penawaran pariwisata ditandai oleh tiga ciri khas utama yaitu merupakan penawaran jasa-jasa yang ditawarkan bersikap kaku dalam arti sulit mengubah sasaran penggunaan di luar pariwisata dan karena pariwisata belum merupakan kebutuhan pokok manusia maka penawaran pariwisata harus bersaing ketat dengan penawaran barang dan jasa lainnya. Oleh karena permintaan pariwisata terdiri atas beragam jenis, maka perlu ditekankan pentingnya suatu penilaian objektif mengenai sumber-sumber wisata seperti hotel di negara penerima dengan maksud untuk menentukan suatu pendekatan yang paling cocok dengan negara pasar dan kemudian memusatkan upaya dalam bidang pemasaran. Kemudian Nasution (2004) menyampaikan bahwa permulaan dari commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perencanaan pariwisata berawal dari fungsi sistem pariwisata dan dilihat dari sisi penawaran dan permintaan. Pada sisi penawaran terdapat 4 komponen, yaitu informasi promosi, banyak kamar yang tersedia, banyak malam kamar tersedia, dan pelayanan. Pada komponen transportasi digambarkan adanya volume dan kualitas dari seluruh sarana transportasi. Komponen atraksi menyoroti perlunya pengembangan sumber daya untuk memenuhi kepuasan wisatawan berkualitas. Komponen pelayanan menjelaskan perlunya variasi dan kualitas dari produk wisata yang ditawarkan. Terkait dengan sistem pariwisata, Wahab (2003) dan Yoety (2000), menyatakan bahwa dalam sistem pariwisata terdapat pasar barang dan jasa, termasuk akomodasi, pelayananan makanan, pelayanan lainnya, termasuk didalamnya terdapat orientasi produk dan diferensiasi pasar. Lebih lanjut Wahab (2003) menyatakan sistem pariwisata dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi penawaran dan sisi permintaan (supply and demand). ITB (LPM-ITB, 1997) meneliti bahwa kondisi dan struktur pasar tertentu dapat digambarkan melalui sebuah model yang memuat fungsi penawaran dan permintaan, sesuai Gambar 1 berikut ini:
Sumber : LPM-ITB Gambar 1 commit to user Kondisi Keseimbangan (Equilibrium) Supply-Demand
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada harga tertentu, misalnya P1 (Gambar 1), sejumlah Q1 tersedia dengan besarnya permintaan adalah Q2, terdapat permintaan lebih (Q1 – Q2). Fungsi permintaan menunjukkan bahwa hanya sebagian konsumen yang bersedia membayar lebih tinggi. Jika harga naik maka permintaan berkurang hingga penawaran bertambah. Proses ini berlaku terus hingga dicapai suatu keseimbangan (equiblirium) pada harga P3 dan Q3 merupakan jumlah yang diminta dan besarnya sama dengan yang ditawarkan. Equiblirium dicapai pada saat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah permintaan (demand) dan faktor yang menentukan jumlah dari penawaran (supply) menghasilkan jumlah yang sama secara statis atau berkonvergensi terhadap kesamaan secara dinamis. Gambar 2 memberikan ilustrasi mengenai perubahan keseimbangan ke arah konvergensi.
Sumber: LPM-ITB Gambar 2 Proses Keseimbangan
Kondisi keseimbangan akan selalu mengalami perubahan-perubahan tertentu. Perubahan supply-demand akibat perubahan harga terjadi pada masingcommit to user masing kurva. Timbulnya teknologi baru yang mengubah struktur harga, atau
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kenaikan pendapatan akan membawa perubahan posisi dari kurva supply-demand, karena berbagai jumlah barang/jasa yang ditawarkan atau diminta konsumen pada harga-harga yang sama. Misalnya semula posisi keseimbangan E1 dengan harga P1 da permintaan Q1. Akibat teknologi baru maka pengusaha bersedia menawarkan lebih banyak barang/jasa pada harga yang sama dan terjadilah kelebihan supply atas demand, sehingga harga turun dan menyebabkan tercapainya equilibrium baru menjadi E2, pada harga yang lebih rendah (Pt) dengan jumlah barang/jasa yang diminta (Qt) lebih besar dari Q1. Proses menuju equilibrium terjadi karena kondisi supply-demand dapat convergen, yang secara teoritis dapat juga terjadi perubahan keseimbangan yang menjadi divergen.
2. Pariwisata Dikutip dalam Santi dkk (2014) pariwisata adalah salah satu kontributor paling signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2012, pangsa pariwisata nasional terhadap PDB adalah 13,9 persen dan tentu saja kontribusi sektor untuk membantu bagi pertumbuhan ekonomi nasional, melalui penerimaan devisa sebagai pendapatan dari konsumsi turis. Selain itu, telah memberikan multiplier effect untuk sektor lain yang terkait dengan sektor. Oleh karena itu, peningkatan investasi dan perdagangan pariwisata akan menjadi fokus dalam program pengembangan pariwisata untuk meningkatkan kontribusi. Sementara itu, Badan Koordinasi Indonesia (BKPM) menyatakan investasi rata-rata nasional untuk sektor pariwisata adalah Rp. 2,73 miliar atau 6 persen dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
jumlah investasi selama 2006-2012, dengan kata lain investasi di sektor pariwisata belum mampu memberikan kontribusi yang optimal bagi perkembangan perekonomian nasional mengingat potensinya (Santi, dkk 2014). Definisi pariwisata sendiri telah banyak dikemukakan oleh para ahli di bidang pariwisata, namun dalam definisi tersebut masih terdapat beberapa perbedaan dalam pendefinisian. Beberapa pengertian atau definisi pariwisata yang pernah dikemukakan oleh para ahli dalam bidang pariwisata, antara lain menurut Hunzieker dan Kraf dalam Muljadi (2009), pariwisata adalah keseluruhan fenomena dan hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya, dengan maksud bukan untuk menetap di tempat yang disinggahinya dan tidak berkaitan dengan pekerjaan yang menghasilkan upah. Perjalanan yang dilakukan biasanya didorong oleh rasa ingin tahu untuk keperluan yang bersifat rekreatif dan edukatif. McIntosh dan Gupta dalam Yoety (2000), mendefinisikan pariwisata sebagai gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainnya. Wahab (2003), menyatakan bahwa pariwisata merupakan suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang di dalam negara itu dan daerah lain (daerah tertentu) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya di tempat ia memperoleh pekerjaan tetap. UU No.9/1990 tentang kepariwisataan, mendefinisikan pariwisata adalah segala commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dari beberapa pengertian pariwisata di atas terdapat satu kesamaan dalam pengertian tentang pariwisata yaitu bahwa kegiatan ini merupakan fenomena yang ditimbulkan oleh salah satu
bentuk
kegiatan manusia
yaitu kegiatan
perjalanan/travelling. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas, kegiatan manusia yang dilakukan dalam rangka rekreasi atau untuk mencari menikmati suasana yang berbeda membutuhkan suatu obyek atau tempat untuk singgah. Pemandangan alam, dalam hal ini adalah pemandangan rawa berperan sebagai suatu obyek atau atraksi untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam melakukan kegiatan wisata. Seiring dengan berkembangnya ekonomi syariah, baru-baru ini Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama MUI telah meluncurkan wisata syariah di Indonesia. Ada empat produk dalam wisata syariah yang diprioritaskan, yaitu hotel, restoran, travel agent dan usaha spa. Kemenparekraf menetapkan sembilan destinasi wisata syariah di Indonesia, diantaranya Sumatera Barat, Riau, Lampung, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Semarang, Lombok, dan Makassar (Tempo.com, 2014). Potensi wisata syariah sangat besar, sebuah terobosan studi baru, ‘Global Muslim Lifestyle Travel Market: Landscape & Consumer Needs,’ menunjukkan bahwa belanja wisatawan Muslim secara global senilai 126.1 juta dolar AS (sekitar 1.53 triliun rupiah) pada 2011 dan diperkirakan terus meningkat 4,8 persen hingga 2020 (Saefudin, 2015). commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Pariwisata Syariah Pariwisata Syariah merupakan tujuan wisata baru di dunia saat ini. Utilizing the World Tourism Organization (UNWTO) menunjukkan bahwa wisatawan muslim mancanegara berkontribusi 126 miliar dolar AS pada 2011. Jumlah itu mengalahkan wisatawan dari Jerman, Amerika Serikat dan Cina. Menurut data Global Muslim Traveler, wisatawan muslim Indonesia masuk dalam 10 besar negara yang paling banyak berwisata. Namun, Indonesia tidak termasuk dalam 10 tempat destinasi kunjungan muslim (Saefudin, 2015). Ironis, Indonesia tidak dapat dan bermayoritas muslim ini hanya menjadi konsumen saja. Kemenparekraf RI sejauh ini telah mengembangkan dan mempromosikan usaha jasa di bidang perhotelan, restoran, biro perjalanan wisata dan spa di 12 destinasi wisata syariah. Pengembangan tersebut dilakukan di sejumlah kota yakni Aceh, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Semarang, Jawa Timur, NTB serta Sulawesi Selatan (Alamsyah, 2014). Provinsi Jawa Tengah dan Semarang merupakan salah satu destinasi wisata syariah yang mempunyai banyak obyek obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Didukung dengan transportasi yang memadai, obyek-obyek wisata tersebut sangat mudah untuk dikunjungi. Negara-negara Muslim cenderung menafsirkan pariwisata berdasarkan apa yang Al-Qur'an katakan. Berikut bentuk pariwisata berdarkan Al-Qur’an (Munirah, 2012) :
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Hijja ( )حجةmelibatkan perjalanan dan ziarah ke Mekah. Perjalanan ini merupakan persyaratan untuk setiap Muslim dewasa yang sehat. Setidaknya sekali dalam seumur hidup untuk mengambil haji. b. Zejara ( ) ارة زيmengacu pada kunjungan ke tempat-tempat suci lainnya. c. Rihla ( )رح ل ةadalah perjalanan untuk alasan lain, seperti pendidikan dan perdagangan. Penekanannya adalah pada gerakan terarah, sebagai komponen dari perjalanan spiritual dalam pelayanan Tuhan. Shari'ah ( ) شري ال عةhukum menentukan apa yang dapat diterima - halal ()ح الل, dan apa yang tidak diterima - haram ()حرام dalam kehidupan sehari-hari dan selama perjalanan.
4. Karakteristik Pariwisata Syariah Menurut Chookaew (2015), terdapat delapan faktor standar pengukuran pariwisata syariah dari segi administrasi dan pengelolaannya untuk semua wisatawan yang hal tersebut dapat menjadi suatu karakteristik tersendiri, yaitu : a. Pelayanan kepada wisatawan harus cocok dengan prinsip muslim secara keseluruhan; b. Pemandu dan staf harus memiliki disiplin dan menghormati prinsip-prinsip Islam; c. Mengatur semua kegiatan agar tidak bertentangan dengan prinsip Islam; d. Bangunan harus sesuai dengan prinsip-prinsip Islam; e. Restoran harus mengikuti standar internasional pelayanan halal; f. Layanan transportasi harus memiliki keamanan sistem proteksi; commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g. Ada tempat-tempat yang disediakan untuk semua wisatawan muslim melakukan kegiatan keagamaan; dan h. Bepergian ke tempat-tempat yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam. Dari karakteristik pariwisata syariah yang dijabarkan Chookaew (2015), terdapat empat aspek penting yang harus diperhatikan untuk menunjang suatu pariwisata syariah. a. Lokasi Penerapan sistem Islami di area pariwisata. Lokasi pariwisata yang dipilih merupakan yang diperbolehkan kaidah Islam dan dapat meningkatkan nilainilai spiritual wisatawan. b. Transportasi Penerapan sistem, seperti pemisahan tempat duduk antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram sehingga tetap berjalannya syariat Islam dan terjaganya kenyamanan wisatawan. c. Konsumsi Islam sangat memperhatikan segi kehalalan konsumsi, hal tersebut tertuang dalam Q.S Al-Maidah ayat 3. Segi kehalalan disini baik dari dari sifatnya, perolehannya
maupun
pengolahannya.
Selain
itu,
suatu
penelitian
menunjukkan bahwa minat wisatawan dalam makanan memainkan peran sentral dalam memilih tujuan wisata (Moira, 2012). d. Hotel Seluruh proses kerja dan fasilitas yang disediakan berjalan sesuai dengan prinsip syariah (Samori dan Fadilah, 2013). Menurut Rosenberg (dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
Sahida, 2009), pelayanan disini tidak sebatas dalam lingkup makanan maupun minuman, tetapi juga dalam fasilitas yang diberikan seperti spa, gym, kolam renang, ruang tamu dan fungsional untuk laki-laki dan perempuan sebaiknya terpisah.
5. Fenomena Industri Pariwisata di Indonesia Santi dkk (2014), industri pariwisata memiliki karakteristik saling tergantung satu sama lain (interdependence), yang terbagi dalam tiga jenis yaitu: a. Hospitality Industry (Food and Baverage, dan Akomodasi); b. Travel (Retail dan Wholeseller; Operator); c. Visitor Services (Attraction; Event; dan Tourism Agencies). Bisnis pariwisata memiliki karakteristik yang sangat peka terhadap lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal, dalam konteks hubungan dalam lingkungan organisasi maka industri pariwisata memiliki sifat saling bergantung (interdependency) yang sangat kuat (Jago dan Ardle 1999). GarciaFalcon, dkk (1999) menegaskan hubungan kerjasama tersebut bersifat permanen. Semua pihak yang terlibat langsung dalam bisnis pariwisata harus memiliki kontribusi dalam mencapai arah strategi pariwisata yang lebih besar (Cooper, 1997). Misal, Indonesia mencanangkan industri pariwisata sebagai sektor industri yang diharapkan dapat menjadi tulang punggung perekonomian, maka konsekuensinya adalah seluruh pihak, baik institusi maupun masyarakat harus mengarah pada suatu grand strategy yang telah dibuat oleh pengambil kebijakan/pemerintah. Oleh karena wilayah Indonesia sangat luas dan beragam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
potensi, maka pengembangannya perlu didasarkan pada potensi dan kapasitas daerah masing-masing, dengan mengacu pada Grand Staretgy nasional. Stear, dkk (1989) menjelaskan bahwa ”the tourism industry is the collection of all collaborating firms and organisations which perform spesific activities directed at satisfying the particular needs of tourist”. Dari definisi Stear, dkk (1989) ini, dapat dimaknai bahwa industri pariwisata tersebut memiliki karakteristik saling berhubungan dengan berbagai spesifikasi sumber daya dan aktivitas yang dimiliki, yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan, keinginan dan kepentingan para wisatawan. Dengan demikian, para pebisnis dalam industri pariwisata tidak dapat bermain sendirian dalam melayani konsumennya, karena keterbatasan sumber daya dan kemampuan dari masing-masing organisasi, sehingga bisnis ini “mutlak” membutuhkan kerjasama dengan pihak lain. Sementara, pada umumnya perusahaan pariwisata di Indonesia belum terintegrasi untuk mencapai grand strategy dari bisnis tersebut dan secara nasionalpun tidak terjadi keajegan branding dan belum memiliki grand strategy yang mapan dan ajeg. Kondisi tersebut dapat dilihat dari konsistensi arah strategis yang ingin dicapai oleh pemerintah pusat contohnya, dikutip dalam website resmi KEMENPAREKRAF, www.parekraf.go.id terlihat pada tahun 2000, branding yang dibangun secara nasional adalah ““My Indonesia, Just a Smile Away” yang membuahkan 5,153 juta wisman dan tahun 2002 sebesar 5 juta. Namun, karena keterbatasan biaya promosi dan kurangnya sosialisasi pada forum internasional, maka branding ini belum dapat sepopuler “Malaysia Truly Asia”. Tragisnya, commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
belum lagi popular branding ini telah diganti dengan branding yang bersifat product oriented: ”Indonesia, Ultimate in Diversity”. Alasan penggantian branding ini untuk membangun citra (image) bahwa Indonesia memiliki keragaman. Padahal, visi yang ingin dicapai tahun 2000 belum tersosialisasi secara luas dan diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia, apalagi dijadikan sebagai landasan pijak untuk penyusunan strategi pada tingkat perusahaan/pelakupelaku bisnis pariwisata di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan ketertinggalan pada tataran skala usaha, kemampuan manajerial, jejaring (networking) dan kebijakan strategis dari pemerintah yang belum memiliki keajegan strategi maupun program sehingga menyulitkan untuk menjadikannya sebagai patokan bagi kalangan bisnis. Kecuali, untuk beberapa daerah tertentu yang telah memiliki pengalaman
dalam
mengelola
industri
pariwisata
seperti:
DKI-Jakarta,
Yogyakarta, Denpasar (Bali), Bandung (Jawa Barat), Surabaya-Malang (Jawa Timur), dan Magelang (khusus untuk pengelolaan destinasi wisata Borobudur) dalam Warta Ekonomi (Volume 26, Desember 2005). Pada fenomena pengelolaan pariwisata di wilayah yang telah cukup mapan tersebut tercermin dari: terintegrasinya antara tourism destination management, hospitality management, transportation management, tour and travel management, tour agency management, tour operator management serta kebijakan pemerintah sektor pariwisata yang berkaitan dengan peraturan maupun penyediaan sarana dan prasarana untuk kenyamanan dan keamanan para wisatawan. Pada akhirnya, jumlah kunjungan wisata domestik maupun mancanegara menjadi tinggi untuk wilayah-wilayah tersebut. Contoh: Provinsi Bali dan Yogyakarta yang memiliki commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tourism destination management yang profesional dengan mengemas berbagai paket wisata yang memiliki spesifikasi (kekhasan) dengan memadukan destinasi alam (nature), destinasi buatan manusia (produk budaya) dengan berbagai atraksi seni, olah raga maupun pusat kerajinan/pusat belanja. Selanjutnya, tersedia tranportasi lokal dengan berbagai pilihan (persewaan motor/mobil, taksi) serta becak dan “andong”/dokar sebagai transportasi tradisional. Jasa transportasi ini bekerjasama dengan industri perhotelan, restoran, industri rumahan (home industry) dan biro perjalanan wisata di beberapa kota yang telah memiliki integrasi pengelolaan pariwisata. Langkah-langkah strategis ini juga mulai diikuti oleh beberapa daerah lain yang mulai memfokuskan dan menumbuh-kembangkan industri pariwisata, seperti: Sumatera Utara (Medan), Sulawesi Utara (Manado), Jawa Tengah (Solo, Semarang, Magelang), Sumatera Barat (Padang), Sumatera Selatan (Palembang), Sulawesi Selatan (Ujung Pandang), Batam (Riau) dan beberapa wilayah lain.
6. Hotel Sebagai Akomodasi Pariwisata Kata hotel sendiri sendiri merupakan perkembangan dari bahasa Perancis yaitu hostel, yang diambil dari bahasa Latin hospes, dan mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum pada tahun 1797. Sebelum istilah hotel digunakan di Inggris rumah-rumah penginapan bagi orang yang berpergian jauh disebut Inn (Arif, 2005). Pengertian hotel menurut Hotel Proprietors Act, 1956 dalam Sulastiyono (2008) hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan,minuman dan fasilitas kamar untuk commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Berdasarkan SK Menteri Perhubungan No: PM.10/pw.301Phb-77 pada tanggal 22 Desember 1977, hotel adalah: sebuah perusahaan akomodasi, korporasi, atau institude, mempersiapkan fasilitas-fasilitas seperti penginapan, makanan dan minuman, dan jasa-jasa lainnya, fasilitas dan jasa untuk orang-orang pada umumnya termasuk turis dan traveler, terutama untuk orang-orang yang tinggal untuk sementara waktu, akomodasi ini untuk komersial. Beberapa unsur pokok yang terkandung dalam pengertian hotel sebagai suatu akomodasi komersial, yaitu: Hotel adalah suatu bangunan, lembaga, perusahaan, atau badan usaha akomodasi; Menyediakan fasilitas pelayanan (jasa) penginapan, makanan dan minuman serta jasa-jasa lainnya; Fasilitas dan pelayanan tersebut diperuntukan bagi masyarakat umum (termasuk di dalamnya tourist dan traveller); Yang tingggal di tempat itu hanya untuk sementara waktu; Akomodasi tersebut dikelolah secara komersial. a. Klasifikasi dalam hotel Pengelompokan hotel menurut Dimyati (1989), hotel dapat dikelompokkan menurut beberapa kriteria, antara lain : 1) Pengelompokkan menurut standar hotel: a) Hotel Internasional; b) Hotel Semi Internasional; c) Hotel Nasional.
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penentuan standar hotel tersebut didasarkan pada Manajemen (Pengelola), Room
Capasity
(Kapasitas
Kamar),
Facilities
(fasilitas),
Employement
(penempatan tenaga kerja) dan Administration (administrasi). 2) Penentuan standar hotel menurut ukuran (size) hotel: a) Hotel besar (big size hotel), adalah: hotel yang memiliki 300 kamar tamu atau lebih; b) Hotel menengah atau sedang (medium size hotel), adalah hotel yang memiliki 100 – 299 kamar tamu; c) Hotel kecil (small size hotel), adalah : hotel yang memiliki 25-99 kamar tamu. 3) Penentuan hotel menurut operasinya a) Around the year operation hotel, adalah hotel yang beroperasi sepanjang tahun. b) Seasonal hotel, adalah hotel yang beroperasi pada musim-musim tertentu (musim panas, musim dingin, atau musim semi saja). 4) Penentuan hotel menurut lokasinya : a) City Hotel adalah hotel yang berlokasi di daerah perkotaan. Karena hotelhotel ini biasanya diperuntukan bagi tamu-tamu beristirahat sementara dalam jangka waktu pendek, maka sering disebut juga sebagai Transit Hotel atau Transient Hotel. City Hotel biasanya dihuni oleh para usahawan. Oleh karena itu hotel semacam ini sering juga disebut dengan Comercial Hotel, yang tentunya dilengkapi dengan fasilitas dan pelayanan bagi commercialman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
26 digilib.uns.ac.id
b) Residential Hotel adalah hotel yang berlokasi di pinggiran yang cukup jauh dari keramaian, dan polusi udara, tetapi mudah menjangkau tempat kegiatan usaha. Hotel semacam ini berlokasi di daerah tempat kegiatan usaha. Hotel semacam ini berlokasi di daerah yang tenang karena terutama diperuntukan bagi mereka yang ingin tinggal dalam waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini dilengkapi dengan tempat tinggal yang lengkap untuk keluarga. c) Resort Hotel adalah hotel yang berlokasi di daerah pegunungan atau mountain hotel dan di tepi pantai atau beach hotel. Hotel semacam ini terutama diperuntukan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari libur. d) Motel adalah hotel yang berlokasi dipinggir atau di pinggir atau di sepanjang jalan raya yang menghubungkan satu kota besar dengan kota besar lainnya, atau di pinggir jalan raya dekat pintu gerbang / batas kota besar. Hotel semacam ini diperuntukan bagi para traveller yang menggunakan kendaraan mobil sendiri. Oleh karena itu dalam motel harus ada tempat parkir mobil yang terpisah. Berdasarkan kriteria keempat unsur tersebut dengan SK Mentri Perhubungan No. PM. 10/PW.301/Pdb-77 tentang usaha dan klasifikasi hotel ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi kelas dalam hotel di golongkan ke dalam 5 kelas hotel yaitu: hotel dengan kelas bintang satu sampai dengan bintang lima. Hotel dengan kelas tertinggi dinyatakan dengan tanda bintang 5 dan hotel dengan golonganan kelas terendah dinyatakan dengan tanda bintang satu. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hotel yang tidak memenuhi standar kelima kelas tersebut atau yang berada di bawah standar minimum di sebut Hotel Non Bintang. Tujuan dari penggolongan kelas hotel tersebut adalah: 1) Untuk menjadi pedoman teknis bagi calon investor di bidang usaha perhotelan; 2) Agar calon penghuni hotel dapat mengetahui fasilitas dan pelayanan yang akan diperoleh di suatu hotel sesuai dengan golongan kelasnya; 3) Agar tercipta persaingan yang sehat di antara para pengusahaan hotel; 4) Agar tercipta keseimbangann antara permintaan dan penawaran usaha akomodasi hotel. b. Hotel Syariah Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah, memaparkan bahwa usaha Hotel adalah penyediaan akomodasi berupa kamar-kamar di dalam suatu bangunan yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan atau fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan memperoleh keuntungan Syariah adalah prinsipprinsip hukum Islam sebagaimana yang diatur fatwa dan/atau telah disetujui oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Usaha Hotel Syariah adalah usaha hotel yang penyelenggaraannya harus memenuhi kriteria Usaha Hotel Syariah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ini. Kriteria Usaha Hotel Syariah adalah rumusan kualifikasi dan/atau klasifikasi yang mencakup aspek commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
produk, pelayanan, dan pengelolaan. Usaha Hotel Syariah digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu: 1) Hotel Syariah Hilal-1 Hotel Syariah Hilal-1 adalah penggolongan untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria Usaha Hotel Syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan minimal wisatawan muslim. 2) Hotel Syariah Hilal-2 Hotel Syariah Hilal-2 adalah penggolongan untuk Usaha Hotel Syariah yang dinilai memenuhi seluruh Kriteria Usaha Hotel Syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan moderat wisatawan muslim. Lebih lanjut dalam PERMEN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah terdapat Kriteria Mutlak dan Kriteria Tidak Mutlak Usaha Hotel Syariah, Kriteria Mutlak adalah ketentuan dan persyaratan minimal tentang produk, pelayanan, dan pengelolaan yang wajib dipenuhi dan dilaksanakan oleh Pengusaha Hotel sehingga dapat diakui sebagai Usaha Hotel Syariah dan memperoleh Sertifikat Usaha Hotel Syariah.Kriteria Tidak Mutlak adalah ketentuan dan persyaratan tentang produk, pelayanan, dan pengelolaan yang dapat dilaksanakan oleh Pengusaha Hotel Syariah, guna memenuhi kebutuhan tertentu wisatawan muslim. pemaparannya dapat dilihat dalam Lampiran 1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
c. Karakteristik industri perhotelan Industri hotel merupakan bagian kecil industri jasa (service industri) yang secara lusa mencakup industri hospitality, bank, pusat kesehatan (health care), asuransi, amusement, bengkel perbakikan mesin, pendidikan, lembaga hukum dan lain sebagainya (Keiser, 1989). Sedangkan Industri Hospitality terdiri atas enam kategori umum, yaitu: 1) Lodging (Penginapan). 2) Food Services (Jasa Boga). 3) Transportation (Transportasi). 4) Leisure Activity 5) Hospitals and nursing homes (Rumah sakit dan Rumah perawatan). 6) Educational Support (Asrama dan pendukung pendidikan lainnya). Karakteristik industri hospitality adalah: 1) Orientasi pada pelayanan (service oriented). Pelayanan berbeda dari produk bersifat abstrak dan tidak terlihat (intangible) (Keiser, 1989). Misalnya seseorang pergi ke hotel untuk menginap, pelayanan yang diterima meliputi keadaan fisik hotel (kebersihan, design), keramahan staff hotel, kamar yang tertata rapi dan bersih. Pelayanan ini tidak dapat disimpan di suatu tempat seperti gudang. Jika sebuah kamar hotel tidak terjual pada suatu malam, penghasilan dari kamar tersebut tidak dapat diganti atau sudah hilang selamanya. 2) Melibatkan perhatian khusus pada orang (Intensive concern with people). 3) Memerlukan tenaga kerja khusus (special kind of labor force). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
4) Lingkup operasi relatif kecil (smaller operations). 5) Productivitas rendah (low Productivity). Untuk mengulas sifat hotel (Nebel, 1991), keunggulan hotel harus dapat membedakan dirinya dengan pesaing malalui pelayanan (service) yang diberikan. Jika hanya membedakan diri melalui tampilan atau fisik hotel, keunikan suatu hotel tidak akan bertahan lama, karena pesaing akan dengan mudah menirunya. Permasalahannya adalah pelayanan berbentuk abstrak, tidak terlihat dan personal, sehingga sulit untuk dapat membuatnya konsisten. Hal-hal yang mendorong terjadinya inkonsistensi pelayanan dalam industri hotel antara lain adalah pelayanan atau jasa yang diberikan lebih banyak dilakukan oleh manusia, bukan mesin yang bisa diatur untuk menghasilkan suatu kualitas tertentu yang selalu sama. Hotel adalah bisnis yang bersifat siklis, ada waktu penuh yang disebut high season atau sebaliknya low seasons, sehinga sulit untuk dapat memelihara sebuah sistem yang beragam dalam keadaan yang tidak menentu. Tingkat keluar masuk karyawan yang tinggi, menyebabkan sistem yang seragam sulit untuk diterapkan. Menurut Lewis dan Chambers (1989), hotel dapat dioperasikan dengan cara: 1) Dimiliki sendiri dan dioperasikan sendiri, yang tentusaja menuntut kenutuhan dana yang tidak sedikit untuk investasi, ditambah pula keharusan untuk memiliki pengetahuan tentang manajemen pengelolahan hotel. 2) Dimiliki sendiri dan dioperasikan oleh orang atau perusahaan lain melalui kontrak manajemen, yang tidak mengharuskan pemilik hotel untuk memiliki pengetahuan dan pengalaman manajemen pengelolaan hotel. commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Dimiliki sendiri dan dioperasikan sendiri di bawah sistem waralaba (Franchising), dengan membeli brand name dari pemilik nama hotel yang sudah terkenal. Sisitem ini mempermudah pemilik fisik hotel karena dari pemilik akan memperoleh pengetahuan teknis, pengetahuan manajerial pengelolaan, dukungan pemasaran, dukungan keuangan (karena nama besar pemilik nama, maka kreditur akan mudah memberikan bantuan), keamanan (berkaitan dengan hukum, peraturan keselamatan, asuransi), audit berkala untuk menjamin standarisasi pelayanan, dan jaringan reservasi yang luas melalui banyak jaringan waralaba. 4) Konsorsium, merupakan gabungan dari beberapa hotel yang masingmasing berdiri dan beroperasi di bawah kepemilikan sendiri, dengan tujuan utama untuk mendapatkan pemasaran di bawah kelompok ini. 5) Jaringan reservasi (hampir seperti konsorsium, tetapi lebih mudah untuk menjadi anggotanya), afiliasi (dengan hotel lain di daerah lain, agar pelanggan tetap merasa menemukan hotel yang sama) dan perwakilan serta agen perjalanan yang bertindak sebagai agen pemasaran.
B. Kerangka Pemikiran Telah dibahas dalam bab sebelumnya beberapa penelitian yang telah dilakukan yang membahas mengenai potensi pengembangan pariwisata. Dalam subbab ini akan dibahas kembali secara detail mengenai penelitian tersebut dan penelitian lain diluar jurnal utama, pembahasannya adalah sebagai berikut: Santi, dkk (2014) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dan pariwisata mencakup: perdagangan barang dan jasa (perdagangan, hotel dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32 digilib.uns.ac.id
restoran); aliran investasi dan barang dan jasa pariwisata internasional ke Indonesia; permintaan pariwisata internasional dan pasokan mempengaruhi barang dan jasa investasi dan pariwisata nasional; faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran pariwisata di Indonesia; apakah investasi dan perdagangan barang dan jasa mempengaruhi permintaan dan penawaran pariwisata Indonesia negara ASEAN, Jepang, Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan negara lainnya (Seluruh dunia); dan merumuskan implikasi kebijakan pengembangan sektor pariwisata untuk meningkatkan ekonomi pertumbuhan. Penelitian tersebut menggunakan data seri dari 1990-2012 periode; dengan menggunakan model simultan (2SLS) model dianalisis dampak investasi, dan perdagangan internasional sektor pariwisata Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Penelitian tersebut menggunakan model investasi dan perdagangan arus (ekspor dan impor) barang dan jasa yang dibuat oleh panel pariwisata menggunakan gravitasi, dengan bantuan program Eviews 7.1 untuk melakukan pengolahan data. Hasil penelitian tersebut mrnunjukkan dampak dari peningkatan jumlah wisatawan asing yang berkunjung pada dasarnya tidak langsung berpengaruh terhadap tingkat inflasi dan perubahan nilai tukar (baik apresiasi dan depresiasi mata uang) yang akan mempengaruhi pendapatan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat konsumsi yang diukur dengan kemampuan beli. Sebaliknya, peningkatan daya beli mata uang domestik akan diikuti oleh apresiasi proporsional mata uangnya, dengan demikian, perubahan nilai tukar mata uang suatu negara atau karena terjadinya dan penyebab inflasi di negara tersebut, sehingga perubahan nilai tukar antara negara pengirim dan commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penerima wisatawan mempengaruhi penerimaan pariwisata yang memicu inflasi karena peningkatan daya beli karena peningkatan pendapatan. Kondisi di mana suatu negara krisis ekonomi biasanya ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang lambat di mana peningkatan inflasi dan nilai tukar mata uang terdepresiasi, suatu kondisi di mana mata uang domestik terdepresiasi maka harga barang di dalam negeri akan jauh lebih murah dan dalam kondisi ini juga merupakan daya saing negara akan mengalami pada harga yang lebih baik dengan harga di negara-negara lain dan tentu saja akan mempengaruhi permintaan. Dalam kasus dampak permintaan pariwisata Indonesia dari ASEAN dan Jepang untuk menunjukkan dummy krisis ekonomi dengan krisis ekonomi akan meningkatkan investasi pariwisata ASEAN di Indonesia, fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun krisis ekonomi, tetapi tidak mempengaruhi iklim investasi di Indonesia, sebagai Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi yang sangat besar dan luas di antara negara-negara Asean, itu adalah daya tarik utama bagi negaranegara lain termasuk negara-negara ASEAN (Singapura dan Malaysia sebagai yang terbesar Asean investor di Indonesia). Sementara pada saat krisis ekonomi yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang negatif, salah satu upaya untuk menghidupkan
kembali
perekonomian
dengan
meningkatkan
konsumsi
pemerintah di mana peningkatan konsumsi diperkirakan akan menciptakan faktor pertumbuhan produksi di negara yang dapat meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan. Berbeda dengan hasil estimasi di beberapa negara (Eropa, Amerika Serikat, Australia, dan ROW) yang menunjukkan bahwa suku bunga kredit di negara berhubungan negatif dengan tingkat suku bunga investasi. Semakin tinggi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
tingkat bunga, semakin rendah tingkat investasi, dan sebaliknya karena tingkat bunga adalah biaya modal yang harus dikeluarkan. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat bunga yang dibebankan yang harus dikeluarkan (Biaya Modal) yang dikeluarkan juga lebih. Kondisi di mana semakin tinggi pendapatan nasional suatu negara, semakin tinggi permintaan barang - barang impor. Hal ini karena di negara yang mengalami peningkatan pendapatan cenderung memperkuat nilai tukar, di mana perubahan kurs terhadap pertumbuhan output terlihat dampak yang besar terhadap perekonomian terbuka. Jika nilai tukar cenderung menguat negara itu bisa menyebabkan peningkatan impor karena harga barang impor akan lebih murah daripada harga masuk di dalam negeri, dengan demikian, menurunkan nilai tukar mata uang sendiri cenderung meningkatkan ekspor neto, dan dan sebaliknya. Dampak variabel pada tingkat indeks harga konsumen di konsumsi pariwisata Indonesia_Jepang model permintaan pariwisata menunjukkan bahwa dalam kondisi kenaikan harga pada item tertentu akan mempengaruhi harga barang lainnya termasuk pariwisata akan menyebabkan inflasi serta meningkatnya biaya transportasi akibat kenaikan harga bahan bakar yang pada gilirannya akan menaikkan harga barang dan jasa lainnya, termasuk harga komoditas yang digunakan dalam kegiatan pariwisata. Dengan kata lain, kondisi pertumbuhan di mana total permintaan akan memicu perubahan tingkat harga (inflasi demand pull), hal ini terjadi karena meningkatnya volume alat tukar atau likuiditas. Samori dan Fadilah (2013) meneliti konsep halal dari industri hotel. Ia mencoba untuk menganalisis fitur dan karakteristik dari Syariah hotel sesuai menurut perspektif syariah dan kemudian mengidentifikasi fitur dan karakteristik commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang akan diterima secara universal oleh sebagian besar pelaku bisnis perhotelan terhadap konsep hotel. Selain itu, tulisan tersebut juga menyoroti prospek potensial dari ' Halal Hospitality' untuk ekonomi dan industri hotel. Penelitian tersebut menggunakan contoh negara Malaysia sebagai studi kasus, yang menggambarkan peluang yang timbul dalam memberikan konsep seperti apa yang disebut sebuah merek hotel Islam. Selain itu, hambatan dan tantangan yang mungkin dihadapi oleh industri perhotelan dalam mengembangkan Syariah Compliant Hotel di Malaysia. Penelitian tersebut menggunakan penelitian kualitatif di mana data dikumpulkan melalui studi pustaka dan sesi wawancara dengan otoritas terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penting bagi pelaku bisnis perhotelan memiliki pengetahuan dan sepenuhnya siap dengan peluang dan tantangan yang mereka mungkin akan menghadapi sebelum berkembang menjadi Syariah Compliant Hotel di Malaysia. Chookaew, dkk (2015) meneliti pengembangan potensi pariwisata syariah di Teluk Andaman, Thailand. Penelitian tersebut mencakup; mengusulkan metode pembuatan rencana pemasaran pariwisata syariah untuk semua wisatawan dari negara-negara Muslim; untuk menawarkan baik pengusaha atau pengusaha pariwisata banyak pilihan dalam manajemen pariwisata syariah bagi wisatawan dari
negara-negara
mengembangkan
Muslim;
potensi
untuk
pengelolaan
mempelajari pariwisata
tentang syariah
cara dalam
untuk rangka
mendukung para wisatawan dari negara-negara Muslim; menjadi model pengaturan standar administrasi, dan manajemen pariwisata syariah bagi wisatawan dari negara-negara Muslim; dan untuk menawarkan wisatawan dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
negara-negara Muslim alternatif pilihan mengkonsumsi produk dan jasa halal. Metodologi terapan digunakan dalam penelitian tersebut untuk mencari solusi untuk masalah yang timbul dalam situasi manajemen tertentu. Sepuluh sampel diambil dalam penelitian ini, yang terdiri dari wisatawan Muslim dari Yordania, Malaysia, Libea, dan Oman, kemudian dari pemandu wisata, petugas dari kantor provinsi Dewan Islam di pantai Laut Andaman, dan petugas dari Dewan Thailand Islam Tengah. Penelitian tersebut juga menggunakan diskusi kuesioner, observasi dan diskusi group yang terfokus. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penting bagi Thailand untuk mengembangkan konsep bisnis Pariwisata Syariah guna memenuhi tingginya permintaan akan kebutuhan tersebut. Cai dan Shi (2013) meneliti tiga perusahaan pelayaran internasional (Royal Caribbean, Costa dan Star) yang diluncurkan di Shanghai. Mereka meneliti mulai dari produk wisata cruise dan dari kapal itu sendiri, rute pantai tujuan, dan menyimpulkan karakteristik produk. Mereka menggunakan data wawancara yang mencakup faktor yang menarik dari pelayaran tersebut, persepsi rute, perjalanan bersama-sama, waktu, biaya, berharap tujuan dan formalitas titik kompleksitas permintaan karakteristik produk. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah pada situasi saat ini, potensi pengembangan pariwisata kapal pesiar di China sangat besar. Bunsit, Bussagone, dan Chanticha (2014) meneliti mengenai penggunaan rumah tinggal warga untuk dijadikan “home stay” di daerah desa pariwisata yang terpencil di Thailand. Banyaknya perumahan warga yang dijadikan home stay menunjukkan dampak yang signifikan terhadap ekonomi lokal dan ekonomi commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Thailand pada umumnya. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengkaji bagaimana pariwisata rumah tinggal yang diselenggarakan oleh masyarakat lokal dalam mengembangkan tujuan wisata mempengaruhi kesejahteraan dalam individu, rumah tangga dan tingkat masyarakat. Menggunakan data kualitatif dan kuantitatif, penelitian tersebut menunjukkan sudut yang berbeda dari dampak rumah tinggal pariwisata di pedesaan Thailand pada kesejahteraan objektif dan subjektif dari peserta di daerah penelitian. Dalam rangka untuk menilai dampak, berbagai metode kuantitatif seperti estimator pencocokan, skor kecenderungan yang cocok dengan regresi nonparametrik dilakukan. Penelitian tersebut menemukan bahwa rumah tangga dan masyarakat diuntungkan dari peningkatan jumlah rumah yang berpartisipasi dalam program rumah tinggal. Hal tersebut menciptakan dampak yang signifikan terhadap pendapatan rumah tangga dan mengangkat konsumsi rumah tangga dan tingkat investasi. Dalam hal kesejahteraan psikologis, jelas bahwa kesejahteraan peserta program lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga non-peserta. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat dampak dalam mengorganisir pariwisata rumah tinggal pada konservasi lingkungan lokal dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk melindungi lingkungan sekitarnya yang dapat dilihat dari peningkatan kawasan mangrove, perlindungan daerah suaka dan pengurangan sampah plastik dari rumah tangga. Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang menjelaskan alur penelitian yang dirangkum berdasar pada kerangka teoritis dan penelitian terdahulu di atas. commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Identifikasi Masalah: Pemetaan potensi pengembangan pariwisata perhotelan di Kota Semarang belum di akomodir oleh akomodasi hotel syariah yang memadai. Tujuan Penelitian:
Menyusun pemetaan potensi pengembangan pariwisata perhotelan syariah di Kota Semarang. Studi Pustaka Survei Pendahuluan Pengumpulan Data
DATA PRIMER - Data series jumlah wisatawan - Kuisioner kepada wisatawan - Data Tarif/biaya hotel; - Data rata-rata lama menginap;
DATA SEKUNDER - Jumlah hotel syariah yang beroperasi - Kuisioner kepada perusahan pengembang hotel - Ratio pertumbuhan wisatawan Analisa
Pertumbuhan/pergeraka n hotel syariah
Proyeksi Tren
Akurasi Peramalan
Kesimpulan dan Saran
Sumber: Dimodifikasi dari Santi, dkk (2014), Cai dan Shi (2013), Samori dan Fadilah (2013) Chookaew, dkk (2015)
Gambar 3 Kerangka Pemikiran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
Metodologi berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan (Indrintoro, 2002). Jadi, metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam penelitian. Metoda dalam penelitian ini terdiri dari metoda pengumpulan data dan metoda analisis. Metoda pengumpulan data dibagi kedalam dua metoda, yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer bertujuan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari pengamatan lapangan sehingga peneliti dapat mengetahui kondisi objek penelitian. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data-data sekunder yang dibutuhkan untuk kelengkapan analisis dalam penelitian.
A. Desain Penelitian Sepaham dengan Johannes, Ruslin, dan Eddi (2012), penelitian ini secara umum merupakan penelitian lapangan dengan studi kasus yang menggunakan desain deskriptif atau didesain dengan menguraikan data, mengidentifikasi keadaan, gejala atau fenomena dari permasalahan yang ada pada sistem akomodasi pariwisata syariah di Kota Semarang yang dikhususkan membahas potensi pembanguan hotel syariah di kota tersebut. commit to user
39
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dari karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Kumpulan objek penelitian bisa berupa kumpulan orang (individu, kelompok, komunitas, masyarakat, dan lain-lain); benda (jumlah gedung/bangunan, tempat, dan lain-lain). Populasi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau objek tersebut (Sugiyono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan syariah baik mancanegara maupun domestik yang melakukan kunjungan wisata ke Semarang.
2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yaitu suatu prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi (Nazir, 2005). Menurut Guilford dalam Sugiyono (2003) sampel penelitian meliputi sejumlah elemen (responden) yang lebih besar dari persyaratan minimal sebanyak 30 elemen/responden dan semakin besar sampel (semakin besar nilai n=banyaknya elemen sampel) akan memberikan nilai yang lebih akurat. Dengan teknik ini, tidka semua unsur atau anggota populasi diberi peluang yang sama untuk menjadi sampel (Nonprobability Sampling). Pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling, pemilihan pengambilan sampel ini dikarenakan besarnya populasi yang commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diteliti. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian diambil dari populasi menggunakan rumus Slovin, yaitu: 𝑁
n=(1+𝑁𝑒 2 ) ....................................................................................................
(1)
Keterangan: n = jumlah sampel yang diambil dalam penelitian N = jumlah populasi e = nilai kritis batas ketelitian yang digunakan dalam penelitian, dalam hal ini peneliti menggunakan batas ketelitian 10%
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, seperti data jumlah kunjungan objek wisata, data jumlah pendapatan berupa retribusi masuk ke kawasan wisata.
2.
Data kualitatif adalah data yang digunakan untuk melengkapi, menjelaskan dan memperkuat data kuantitatif dalam menganalisis data yang diteliti. Sumber data dapat dibedakan dan diperoleh menjadi dua bagian:
1.
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber asli atau responden melalui wawancara dengan menggunkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelum dilakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dan pengisian kueisoner oleh responden untuk menjawab pertanyaan penelitian yang commit to user ditemui sedang berwisata di Kota Semarang.
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Data sekunder merupakan data yang sudah dipublikasikan, namun tidak khusus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan yang sedang ditangani (Mulyono, 2000). Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari pihak lain seperti pengelola objek wisata syariah di Kota Semarang, Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Jepara, internet, serta literaturliteratur berupa buku maupun jurnal yang dapat mendukung penelitian.
D. Cara Pengumpulan Data Dalam penelitian ini terdapat beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data: 1.
Studi kepustakaan, yaitu salah satu cara untuk memperoleh data dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
2.
Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mengambil data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dari hasil publikasi lembaga-lembaga atau instansi pemerintah seperti Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, Badan Pusat Statisktik, pihak pengelola dan lainnya.
3.
Wawancara, yaitu cara pengumpulan data yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan informasi dengan mewawancarai langsung responden yang akan dijadikan sampel untuk memperoleh data yang di butuhkan dengan bantuan daftar pertanyaan yang telah di persiapkan sebelumnya.
4.
Observasi, penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek baik secara langsung maupun tidak langsung disebut pengamatan atau observasi. Teknik atau cara ini banyak digunakan baik commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam penelitian sejarah, deskriptif ataupun eksperimental, karena dengan pengamatan memungkinkan gejala-gejala penelitian dapat diamati dari dekat. 5.
Kuesioner, sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui, Arikunto (1998), disajikan dalam Lampiran 3.
E. Evaluasi
Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Cai dan Shi (2013), Samori dan Fadilah (2013) Chookaew, dkk (2015), maka dalam penelitian ini untuk mengetahui potensi pengembangan pariwisata perhotelan di kota Semarang yang mengkaji dari segi perspektif syariah sesuai permintaan yang meliputi: total kunjungan wisatawan domestik maupun asing ke semarang; total kunjungan objek wisata syariah; tingkat hunian kamar tidur; banyak malam kamar terjual; banyak tamu yang menginap; rata-rata lama menginap, sedangkan penawarannya mencakup: informasi promosi, banyak kamar yang tersedia, dan pelayanan, keseluruhannya dapat dievalusi berdasarkan uji statistik yang memadai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data 1. Sampel Penelitian Untuk melakukan penelitian mengenai potensi perkembangan pariwisata perhotelan di kota Semarang yang dikaji dari segi presfektif syariah, maka peneliti mengumpulkan data sekunder dengan jalan mengunduh data yang diperlukan melalui situs resmi pemerintah dan penyebaran kuisioner, teknik pengambilan sampel untuk kuisioner diambil berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang jumlah pengunjung objek wisata di Semarang tahun 2013 adalah 58.638. Jumlah tersebut dihitung dengan rumus Slovin diatas sehingga diperoleh perhitungan seperti dibawah ini : 𝑛=
1.461.018 = 100 1 + (1.461.018)(0,12 )
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa sampel yang akan diambil adalah 100 orang.
2. Gambaran Umum Kota Semarang Dikutip dalam Peraturan Walikota Semarang No. 18/2014 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang tahun 2015, gambaran umum kondisi daerah Kota Semarang terbagi menjadi:
commit to user
44
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Luas dan batas wilayah administrasi Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km2 dan merupakan 1,15% dari total luas daratan Provinsi Jawa Tengah dengan batas wilayah sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer, secara administrasi Kota Semarang terbagi atas 16 Kecamatan. b. Letak dan kondisi geografis Kota Semarang merupakan kota strategis yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6050’ – 7010’ Lintang Selatan dan garis 109035’ – 110050’ Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah. c. Topografi
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40%. Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu Lereng I (0-2%) meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara dan Tugu, serta sebagian wilayah Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Mijen. Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan. Lereng III (15-40%) meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo (Kecamatan Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon) dan sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik, serta Kecamatan Candisari. Sedangkan lereng IV (>50%) meliputi sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah tenggara), dan sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kali Garang dan Kali Kripik. Kota Bawah yang sebagian besar tanahnya terdiri dari pasir dan lempung. Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang membentuk suatu kota yang mempunyai ciri khas yaitu terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai. Dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai kemiringan tanah berkisar antara 0% - 40% (curam) dan ketinggian antara 0,75 – 348,00 mdpl. d. Kepariwisataan commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kinerja pelayanan urusan kepariwisataan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik dan kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD. Untuk itu peningkatan perekonomian Kota Semarang juga terus didorong dicapai dari sektor pariwisata dengan upaya yang dilakukan pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Semarang. Jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2013 sebanyak 3.157.658. Sedangkan target kunjungan wisatawan tahun 2013 adalah sebanyak 1.944.979 orang yang berarti melebihi target sebesar 62 %. Untuk perkembangan sarana dan prasarana penunjang pariwisata di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel sebanyak 12 buah, Restoran/rumah makan sebanyak 86 buah dan tempat hiburan sebanyak 37 buah. Akan tetapi dalam perkembangan tersebut terdapat isu belum maksimalnya pengembangan destinasi pariwisata, terutama wisata syariah, tingkat kunjungan wisatawan masih rendah dan kualitas sarana dan prasaran bidang pariwisata syariah juga masih kurang. Untuk itu arah pengembangan pariwisata pada RPJMD 2010-2015 ditujukan pada terwujudnya Semarang sebagai Kota Wisata melalui pengembangan dan pemanfaatan potensi-potensi wisata secara maksimal baik wisata dagang maupun wisata religius, peningkatan manajemen pengelolaan pariwisata
serta
peningkatan
kualitas
sumber
daya
manusia
dibidang
kepariwisataan. Kebijakan
bidang
pariwisata
lebih
ditekankan
pada
program-program
pengembangan pemasaran pariwisata, program pengembangan pariwisata dan commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengembangan kemitraan kepariwisataan. Melalui program-program tersebut diharapkan dapat menaikkan tingkat kunjungan wisata di Kota Semarang selama periode 2010-2015. e. Fasilitas perdagangan dan Jasa Kota Semarang sebagai Kota Perdagangan dan jasa, dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas hotel, penginapan, restoran/rumah makan, pasar modern dan pasar tradisional. Sampai dengan tahun 2013 jumlah fasilitas perdagangan dan jasa mengalami peningkatan, jumlah restoran/rumah makan/kedai sebanyak 387 buah. Perkembangan fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel sebanyak 12 buah, Restoran/rumah makan sebanyak 86 buah dan tempat hiburan sebanyak 37 buah. Jumlah hotel berbintang sebanyak 46 buah, hotel non bintang 82 buah, pasar tradisional sebanyak 50 buah, pasar lokal sebanyak 23 buah. Disamping itu juga terdapat fasilitas pendidikan, tempat wisata alam dan wisata religus. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Semarang memilki daya tarik bagi investor untuk investasi dan para wisatawan baik domestik maupun manca negara untuk berkunjung di Kota Semarang.
3. Potensi Wisata Syariah Kota Semarang
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, Kota Semarang merupakan magnet Jawa Tengah, terbukti dengan angka pada Tabel 1 dibawah ini, menunjukan tingginya antusiasme wisatawan untuk berwisata ke Semarang. Tabel 1 Potensi Wisata Semarang Uraian 2011 2012 2013 Jumlah pengunjung obyek wisata a. Wisatawan Mancanegara 7.434 5.015 7.033 b. Wisatawan Nusantara 1.120.755 1.157.590 1.995.253 Jumlah yang menginap di hotel a. Wisatawan Mancanegara 22.623 19.802 23.468 b. Wisatawan Nusantara 962.886 989.717 1.163.275 Rata-rata lama menginap permalam a. Wisatawan Mancanegara 1,62 2,31 1,88 b. Wisatawan Nusantara 1,88 1,47 1,50 Sumber: www.semarangkota.bps.go.id Tabel 2 Statistik Hotel Jawa Tengah Uraian 2011 2012 2013 Akomodasi a. Hotel berbintang 31 29 36 b. Hotel tidak berbintang 59 63 61 Total 90 92 97 Jumlah kamar a. Hotel berbintang 2.563 2.198 3.387 b. Hotel tidak berbintang 1.333 1.381 1.361 Total 3.896 3.579 4.748 Jumlah tempat tidur a. Hotel berbintang 4.699 4.194 5.415 b. Hotel tidak berbintang 2.506 2.483 2.308 Total 7.205 6.677 7.723 Tingkat hunian kamar a. Hotel berbintang 46,28 49,3 52,25 b. Hotel tidak berbintang 47,34 42,55 52,24 Total 93,62 91,85 104,49 Sumber: www.semarangkota.bps.go.id commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1 terlihat bahwa statistik kunjungan wisata, jumlah pengunjung obyek wisata di Kota Semarang tahun 2013 mengalami peningkatan sampai 72,36% dibanding tahun 2012 yang mencapai 1,16 juta pengunjung. Bahkan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Semarang meningkat hampir 40,23% dari sebanyak 5 ribu di tahun 2012 naik hingga mencapai sekitar 7 ribu yang masuk di tahun 2013. Sementara itu jumlah wisatawan yang menginap di hotel terjadi kenaikan sekitar 17,54% dibandingkan tahun 2012. Tabel 2 terlihat bahwa data sampai dengan tahun 2013 terdapat 97 usaha akomodasi di Kota Semarang dengan 4.748 kamar dan 7.723 tempat tidur. Dari seluruh usaha akomodasi tersebut, 3.387 kamar atau 71,34% tersedia di hotel berbintang dan sisanya sekitar 1.361 kamar terdapat di hotel non berbintang. Tingkat hunian kamar apabila dilihat menurut klasifikasi hotel, tingkat hunian kamar hotel berbintang terlihat meningkat, dari 49,3% menjadi 52,25%. Data per Agustus 2014 pada www.semarangkota.bps.go.id, yang dapat dilihat dalam Lampiran 2 juga menjelaskan bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo pada bulan Agustus 2014 sebanyak 1.399 orang, naik dibandingkan bulan Juli 2014 yang sebanyak 1.125 orang, kenaikannya sebesar 24,36 persen. Apabila dibandingkan periode yang sama pada Agustus 2013, jumlah wisatawan mancanegara Agustus 2014 mengalami penurunan sebesar 23,88 persen, yaitu dari 1.838 orang (Agustus 2013) turun menjadi 1.399 orang (Agustus 2014). Jumlah
wisatawan
mancanegara
terbanyak
berasal
dari
warga
negara
berkebangsaan Malaysia yaitu sebanyak 413 orang atau 32,83 persen terhadap commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
total wisman yang berkunjung ke Jawa Tengah, disusul dari Perancis sebanyak 382 orang (30,37 persen) dan dari Jerman sebanyak 66 orang (5,25 persen). Berdasarkan data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) pada tahun 2014 hotel berbintang mencapai 45 hotel, non bintang sebanyak 62 hotel, diantara hotel-hotel tersebut yang pengoperasiannya berdasarkan sistem syariah hanya baru ada satu saja, yaitu hotel Semesta Syariah Semarang yang masuk dalam klasifikasi hotel berbintang. Diambil dalam data statistik kota Semarang pada tahun 2009 dan 2010 tercatat pemerintah daerah kota Semarang tidak merealisasikan satupun pembangunan hotel, pada tahun 2011 pemerintah kota Semarang merealisasikan empat pembangunan hotel, kemudian pada tahun 2012 sejumlah 16 hotel, senada dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2013 pemerintahan daerah merealisasikan 16 pembanguan hotel. Pembangunanpembangunan hotel tersebut tergambar: 5 4 3 Series 1
2 1 0 Category 1
Category 2
Category 3
Category 4
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id Gambar 4 Realisasi Pembangunan Hotel di Kota Semarang Gambar 4 diatas menggambarkan tingginya angka realisasi pembangunan hotel di kota Semarang setelah tahun 2011, padahal dilihat dalam Tabel 1 jumlah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
52 digilib.uns.ac.id
pengunjung obyek wisata, jumlah wisatawan yang menginap, serta rata-rata lama menginap wisatawan sempat menurun dari tahun 2011 ke tahun 2012, akan tetapi angka realisasi pembangunan hotel malah mengalami kenaikan bahkan naiknya ditunjukan dengan angka yang signifikan, yakni selisih 12 angka.
B. Gambaran Umum Komponen Permintaan Potensi Pengembangan Pariwisata Perhotelan dari Segi Perspektif Syariah di Kota Semarang 1. Total Kunjungan Wisatawan Domestik Maupun Asing ke Semarang Sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang merupakan salah satu kota Metropolitan di Pulau Jawa menjadi kota dengan penduduk terpadat di Jawa Tengah, dengan demikian pertumbuhan serta interaksi masyarakat di kota ini semakin meningkat setiap tahunnya. Ditambah lagi adanya Pelabuhan Tanjung Mas, Bandara Internasional Ahmad Yani, Stasiun Tawang, Stasiun Poncol, dan Terminal Bus Banyumanik menjadikan Kota Semarang sebagai kota industri, perdagangan, serta pariwisata karena dengan adanya fasilitas transportasi yang lengkap ini memudahkan akses keluar masuknya para wisatawan maupun sarana dan prasarana perdagangan. Banyaknya pendatang di Kota Semarang baik tujuan wisata maupun berbisnis ini perlu adanya wadah untuk menampung para pendatang sebagai tempat istirahat sementara sehingga dapat digunakan sebagai tempat transit maupun menginap dengan sistem sewa. Berbagai variasi daya tarik wisata Kota Semarang akhir-ahir ini menjadi magnet bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Diambil dari data statistik semarang dalam angka (SDA) dalam website resmi commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Badan Pusat Statistik (BPS) kota Semarang, tingkat kunjungan wisatawan semenjak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya, realisasinya dapat dilihat pada tabel-tabel kunjungan sebagai berikut: Tabel 3 Banyaknya Kunjungan dan Pendapatan dari Obyek Wisata di Kota Semarang Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Wisatawan Nusantara Jumlah Pendapatan (000 Rp.) Nusantara Mancanegara 2.105.945 7.194 3.409.921 1.071.063 3.597 4.052.228 1.120.755 7.434 3.372.901 1.457.576 3.442 10.537.834 1.457.576 3.442 10.537.834 Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Tabel 3 memperlihatkan bahwa dalam tahun ke tahun jumlah kunjungan dan tingkat pendapatan kota Semarang dari sektor wisata mengalami angka turun naik dari tahun ke tahunnya, data dari tahun 2009 sampai dengan 2013 tersebut memperlihatkan bahwa angka kunjungan wisatawan nusantara tertinggi pada tahun 2009 dengan jumlah pendapatan yang dihasilkan kurang lebih sebanyak Rp. 3,4 Milyar, sedangkan untuk kunjungan tertinggi wisatawan mancanegara terjadi pada tahun 2011, yakni sebanyak 7.434 orang dengan jumlah pendapatan yang dihasilkan kurang lebih sebesar Rp.3,3 Milyar. Grafik dari Tabel 3 tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2,500,000 2,000,000 1,500,000 Wisatawan Nusantara
1,000,000 500,000 0 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id Gambar 5 Wisatawan Nusantara 8,000 6,000 4,000
Wisatawan Mancanegara
2,000 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id Gambar 6 Wisatawan Mancanegara 12,000,000 10,000,000 8,000,000 6,000,000
Jumlah Pendapatan (000 Rp.)
4,000,000 2,000,000 0 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id Gambar 7 commit to user dari Sektor Pariwisata Jumlah Pendapatan Pemkot Semarang
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari pemaparan Gambar 5, 6, dan 7 dapat disimpulkan bahwa meskipun jumlah kunjungan wisatawan bail nusantara maupun mancanegara dari tahun ke tahun cenderung menurun, akan tetapi pendapatan yang diterima pemerintah kota Semarang dalam sektor ini mempunyai tren menaik secara signifikan (tergambar dalam Gambar 7)
2. Total Kunjungan Obyek Wisata Syariah Telah dibahas pada bab sebelumnya berdasar dalam website resmi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau KEMENPAREKRAF, www.parekraf.go.id bahwa pemerintah pusat mencanangkan Indonesia untuk dijadikan salah satu negara destinasi wisata syariah di Dunia. Sejalan dengan program pemerintah pusat ini, maka pemerintah kota Semarang tentunya harus mulai berancangancang untuk mengakomodir tujuan tersebut, apalagi kota Semarang dalam website resmi pariwisata Indonesia, yakni www.indonesia.travel disebut-sebut sebagai salah satu kota yang dicanangkan menjadi contoh untuk memulai rencana pemerintah pusat tersebut selain kota Lombok, Aceh, dan lainnya. Guna menjawab pencanangan tersebut sejumlah program wisata yang digencarkan Pemerintah Kota Semarang diantaranya adalah membangun Masjid Agung Jawa Tengah Masjid Agung Jawa Tengah ini, selain disiapkan sebagai tempat ibadah, juga dipersiapkan sebagai objek wisata religius. Untuk menunjang tujuan tersebut, sejumlah daya tarik wisata telah dipersiapkan diantaranya adalah Menara Al Husna atau Al Husna Tower yang tingginya 99 Meter. Sedangkan di lantai 2 dan lantai 3 digunakan sebagai Museum Kebudayaan Islam, dan di lantai 18 terdapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
56 digilib.uns.ac.id
Kafe Muslim yang dapat berputar 360 derajat. Di lantai 19 yaitu untuk menara pandang dilengkapi 5 teropong yang bisa melihat kota Semarang. Selain bangunan utama masjid yang luas dan indah, terdapat bangunan pendukung lairmya. Bangunan pendukung itu di antaranya: auditorium di nisi sayap kanan masjid yang dapat menampung kurang lebih 2.000 orang. Auditorium ini biasanya digunakan untuk acara pameran, pemikahan dan kegiatan-kegiatan lairmya. Sayap kiri masjid terdapat perpustakaan dan ruang perkantoran yang disewakan untuk umum. Halaman utama masjid yang terdapat 6 payung hidrolik juga dapat menampung jamaah sebanyak 10.000 orang. Program pembangunan Masjid ini ternyata disambut baik oleh para wisatawan syariah, terbukti pada data dalam tabel-tabel dibawah ini yang menunjukkan tingginya minat wisatawan untuk mengunjungi masjid ini. Pada Tabel 4 dibawah memperlihatkan bahwa kunjungan obyek wisata terbesar pada tahun 2011 terdapat pada obyek wisata Masjid Agung Jateng, yaitu sebesar 293.676 orang, angka tersebut membuktikan bahwa tidak salah pemerintah mencanangkan kota Semarang sebagai salah satu destinasi kota wisata syariah di Indonesia. Terlihat bahwa Masjid Agung Jateng masih menjadi tempat obyek wisata terfavorit di Kota Semarang. Bahkan angka kunjungannya naik sebesar 45.201 orang, yang tadinya di tahun 2011 hanya sebesar 293.676 orang, di tahun 2012 menjadi sebesar 338.877 orang. Pada tahun 2013 meski Masjid Agung Jateng masih menjadi tempat obyek wisata terfavorit di Kota Semarang, akan tetapi angka kunjungannya tidak mengalami perubahan yang berarti. Tabel 4 commit to user Banyaknya Pengunjung Obyek Wisata di Kota Semarang
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tahun 2011 - 2013 Pengunjung Nama Obyek
2011
2012
2013
Wisnus
Wisman
Wisnus
Wisman
Wisnus
Wisman
1.
Taman Lele
28,417
-
26,846
-
26,846
-
2. 3. 4.
Tinjomoyo Taman Margasatwa Mangkang
2,276
-
2,368
-
2,368
-
267,318
28
250,001
5
250,001
5
5.
Tanjung Mas
53,769
-
16,695
-
16,695
-
6.
Goa Kreo
13,009
439
5,981
27
5,981
27
7.
Marina
-
-
191,240
-
191,240
-
8.
Puri Maerokoco
25,750
-
24,325
2
24,325
2
9.
Gelanggang Pemuda
92,940
-
76,970
-
76,970
-
10. Ngaliyan Tirta Indah
18,354
-
18,892
-
18,892
-
11. ISC
33,248
-
33,294
2
33,294
2
12. Oasis
2,763
-
1,465
-
1,465
-
-
-
139,339
-
139,339
-
14. Pondok Sehat
3,912
-
6,407
-
6,407
-
15. T B R S
17,642
74
25,524
16. Mus. Ronggowarsito
43,130
500
38,562
182
38,562
182
17. Mus. Mandala Bhakti
8,365
107
81,983
-
81,983
-
18. Mus. Djamu Djago
13,813
3,374
13,572
1,865
13,572
1,865
19. Mus. Nyonya Mener
17,187
2,311
12,768
1,188
12,768
1,188
20. Taman Ria Wonderia
158,603
-
138,157
-
138,157
-
21. Vihara Budha Gaya
26,583
601
14,310
171
14,310
171
293,676 1,120,755
7,434
338,877 1,457,576
3,442
338,877 1,457,576
3,442
13. Villa Bukit Mas
22. Masjid Agung Jateng Jumlah/Total
25,524
Sumber: SDA 2011-2013
Gambaran kunjungan wisatawan ada Tabel 4 tersebut dapat dilihat dengan trend sebagai berikut:
commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
Kunjungan Wisatawan Nusantara Kunjungan Wisatawan Asing
2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id Gambar 8 Kunjungan Wisatawan Nusantara & Mancanegara ke Mesjid Agung Jawa Tengah Dari data diatas terlihat bahwa dalam tiga tahun terakhir, yakni tahun 2011 sampai dengan 2013 tidak ada satupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke tempat obyek wisata yang difavoritkan oleh wisatawan nusantara ini. Hal tersebut tentunya perlu ditelaah lebih lanjut, apakah alasan yang mendasari belum adanya kunjungan dari wisatawan mancanegara tersebut, apakah karena kurangnya promosi atau informasi baik yang datang dari pemerintah maupun swasta.
3. Tingkat Hunian Kamar Tidur Selain dalam hal tingkat kunjungan wisatawan berdasarkan objek wisata, dapat dilihat dari peningkatan kapasitas duduk untuk rute penerbangan langsung ke Indonesia ikut mendukung pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari E. Pangestu, untuk penerbangan bagi wisman Timur Tengah misalnya, seat capacity naik 13,5% dari 1.789.528 seats menjadi 2.031.276 seats dalam setahun. Begitu commit to user juga pada wisman RTT, seat capacity penerbangan dari berbagai kota negara ini
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ke Indonesia meningkat secara signifikan sebesar 34,74% dari 435.344 seats menjadi 586.812 seats. Sementara itu, seat capacity untuk wisman dari Korsel naik 31,63% dari 465.348 seats menjadi 612.560 seats, dan dari Filipina naik 50% dari 16.224 seats menjadi 24.336 seats (www.tempo.com). Konstribusi sektor pariwisata terhadap PAD pada tahun 2012 sebesar Rp. 87.978.572.690 atau mengalami peningkatan sebesar 12,30 % dibanding tahun 2011 yang sebesar Rp 78.344.000.000. Salah satu hal yang mendukung peningkatan wisatawan adalah penyediaan fasilitas komersil berupa penginapan di kawasan wisata. (RKPD Kota Semarang Tahun 2014) Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini: Tabel 5 Tingkat Hunian Kamar Tidur Tahun Bintang Non Bintang Total 2011 49,41 47,08 96,49 2012 62,12 60,37 122,49 2013 59,16 56,62 115,78 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (diolah)
Terlihat pada Tabel 5 tingkat hunian kamar hotel di kota Semarang pada tahun 2012 naik 25,72 persen untuk hotel berbintang, 28,22 persen untuk hotel non berbintang dari pada tahun sebelumnya. Sebaliknya pada tahun 2013 tingkat hunian kamar mengalami penurunan, sebanyak 4,76 persen untuk hotel berbintang, dan 6,21% untuk hotel non berbintang.
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
140 120 100 80
Bintang
60
Non Bintang
40
Total
20 0 2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id Gambar 9 Tingkat Hunian Kamar
4. Banyak Malam Kamar Terjual Dikutip dalam buku “Semarang Dalam Angka” tahun 2014, yaitu pengembangan kepariwisataan saat ini makin penting, tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa negara, akan tetapi juga dalam rangka memperluas kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan. Pada tahun 2013, banyaknya usaha akomodasi di Jawa Tengah sebanyak 1.463 usaha, dengan jumlah kamar sebanyak 35.217 kamar. Di antara usaha akomodasi tersebut, 166 usaha atau 11,35 persennya merupakan hotel-hotel yang diklasifikasikan sebagai hotel berbintang dengan jumlah kamar sebanyak 11.572 kamar. Sementara itu, jumlah usaha akomodasi lainnya tercatat sebanyak 1.297 usaha dengan jumlah kamar sebanyak 23.645 kamar. Banyaknya malam tempat tidur yang tersedia untuk seluruh usaha akomodasi sekitar 22,14 juta malam tempat tidur, dengan rincian sekitar 6,59 juta malam commitpada to user tempat tidur (29,78 persen) tersedia hotel-hotel berbintang, sedangkan
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sekitar 15,54 juta malam tempat tidur (70,19 persen) tersedia pada usaha akomodasi lainnya. Tabel 6 dibawah ini memperlihatkan data banyaknya kamar yang terjual di Kota Semarang dalam kurun waktu dari tahun 2011 sampai dengan 2013. Tabel 6 Banyak Malam Kamar Terjual Tahun Bintang Non Bintang Total 2011 479.773 320.604 800.377 2012 575.449 272.530 847.797 2013 719.742 235.852 955.594 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (diolah) Berbeda dengan data tingkat hunian kamar yang dijelaskan dalam Tabel 5, dalam Tabel 6 terlihat pada tahun pengamatan yang sama terjadi peningkatan dari tahun ke tahun untuk hotel berbintang, sedangkan untuk hotel non berbintang kenaikan terjadi hanya pada saat dari tahun 2011 ke 2012, sedangkan dari tahun 2012 ke 2013 jumlahnya menurun. Penggambarannya adalah sebagai berikut:
1,200,000 1,000,000 800,000
Bintang
600,000
Non Bintang
400,000
Total
200,000 0 2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id Gambar 10 Banyak Malam Kamar Terjual commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Banyak Tamu yang Menginap Tingkat pertumbuhan Hotel Occupancy Rate Semarang Meningkat 11% dalam 5 tahun terakhir. Salah satu pendorongnya adalah sedang suburnya bisnis MICE (Meeting, Incentive, Conferencing, Exhibition). Diharapkan hal ini mampu menigkatkan perolehan industri pariwisata Kota Semarang. Karena pengunjung yang potensial bukan hanya ingin menghadiri pertemuan tetapi juga tinggal beberapa hari untuk berwisata. Sasaran utama adalah wisatawan asing sebab jumlah turis asing yang datang ke Kota Semarang mengalami peningkatan. Ada sebanyak 165 Turis Asing yang datang ke Kota Semarang setiap harinya. Tabel 7 Banyak Tamu yang Menginap Tahun Asing Indonesia Total 2011 18.512 1.067.050 1.085.562 2012 22.623 962.886 985.509 2013 19.432 1.104.421 1.123.853 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (diolah)
Tercermin dalam Tabel 7 yang diambil dari data BPS PemProv Jawa Tengah tahun 2014 bahwa banyaknya tamu yang menginap di usaha akomodasi (hotel bintang dan hotel non bintang) tahun 2013 sebesar 6,73 juta tamu, dengan rincian 6,62 juta tamu Indonesia dan 109.708 ribu tamu asing. Dibandingkan dengan keadaan tahun 2012, wisatawan yang menginap pada tahun 2013 meningkat sebesar 2,44 persen, dengan peningkatan sebesar 2,44 persen untuk wisatawan nusantara dan untuk wisatawan manca negara meningkat sebesar 2,67 persen. commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1,500,000 1,000,000
Asing Indonesia
500,000
Total 0 2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id Gambar 11 Banyak Tamu yang Menginap
6. Rata-Rata Lama Menginap Pada tahun 2013 banyaknya obyek wisata/taman rekreasi di Jawa Tengah tercatat sebanyak 417 obyek wisata / taman rekreasi, mengalami peningkatan 8,31 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. Pada keadaan yang sama, jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi obyek wisata turun sebesar 6,88 persen, sementara untuk jumlah wisatawan nusantara naik sebesar 16,6 persen. Tabel 8 Rata-rata Lama Menginap Tahun Asing Indonesia Total 2011 1,95 1,35 1,36 2012 1,88 1,62 1,62 2013 1,88 1,5 1,51 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (diolah) Secara total keseluruhan wisatawan baik asing maupun domestik rata-rata lama menginap di hotel pada tahun 2011 ke 2012 mengalami peningkatan sebesar 0,26 point, sedangkan dari tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan sebesar 0,11 commit para to user point. Rata-rata lama menginap tertinggi wisatawan terjadi tahun 2012.
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Gambaran Umum Komponen Penawaran Potensi Pengembangan Pariwisata Perhotelan dari Segi Perspektif Syariah di Kota Semarang 1. Informasi Promosi Dimana ada permintaan disana pasti ada penawaran, unsur penawaran yang paling penting mengenai potensi perkembangan pariwisata di kota semarang yang mengkaji dari segi sisi persfektif syariah adalah Informasi Promosi. Pembahasan ini menitikberatkan pada jawaban responden guna merespon apakah mereka datang pada obyek syariah terhubung dengan promosi yang dilakukan oleh promosi pemerintah, promosi hotel syariah, promosi biro perjalanan/travel wisata, promosi obyek tempat wisata swasta, refrensi teman/sanak saudara, atau pilihan acak. Berkaitan dengan informasi promosi ini sebanyak 22 orang (22%) memilih promosi pemerintah, promosi hotel syariah dijawab 7 orang (7%), promosi biro perjalanan/travel wisata dijawab oleh 52 orang (52%), dan promosi obyek tempat wisata swasta, dinyatakan oleh 3 orang (3%), refrensi teman/sanak dinyatakan oleh saudara 15 orang (15%), dan pilihan acak dijawab oleh 1 orang (1%). Tabel 9 Informasi Promosi No. Informasi Promosi Responden Persen 1. Promosi Pemerintah 22 22 2. Promosi Hotel Syariah 7 7 Promosi Biro Perjalanan/Travel 3. Wisata 52 52 Promosi Obyek Tempat Wisata 4. Swasta 3 3 5. Refrensi Teman/Sanak Saudara 15 15 6. Pilihan Acak 1 1 Sumber: Hasil Analisis, 2015 commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Banyak Kamar yang Tersedia Penilaian variabel ini mengambil data dari BPS Kota Semarang dalam buku “Semarang dalam angka” yang dapat diunduh dari website resmi BPS Kota Semarang, hasil penelitian tersaji dalam tabel berikut: Tabel 10 Banyak Kamar yang Tersedia Tahun 2011 2012 2013
Bintang Non Bintang 6.263 22.184 9.756 23.378 11.572 23.645 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (diolah)
Total 28.447 33.134 35.217
Berdasarkan Tabel 10, jumlah kamar yang tersedia tiap tahunnya selalu bertambah baik untuk hotel berbintang maupun non berbintang, tentunya data tersebut diatas tidak termasuk hotel berbintang ataupun non berbintang yang peroprasiannya menggunakan sistem syariah, karena sampai dengan tahun 2014, hotel yang beroprasi dengan sistem syariah di kota Semarang tercatat baru ada satu, yakni Semesta Hotel Syariah Semarang. 40,000 30,000 Bintang 20,000
Non Bintang
10,000
Total
0 2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id Gambar 12 Banyak Kamar Tersedia commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Banyak Malam Kamar Tersedia Untuk menilai variabel ini dilakukan dengan perlakuan serupa pembahasan banyak kamar tersedia, hasil penelitian ditunjukkan: Tabel 11 Banyak Malam Kamar Tersedia Tahun 2011 2012 2013
Bintang 766.029 1.015.876 1.216.514
Non Bintang 682.224 422.653 471.215
Total 1.448.253 1.438.529 1.687.729
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Tabel 11 menunjukkan bahwa untuk hotel berbintang jumlah malam kamar yang tersedia selalu bertambah dari tahun ke tahun, sedangkan untuk hotel non berbintang sempat mengalami penurunan pada tahu 2011 ke 2012 hal tersebut kemngkinan terjadi dikarenakan krisis ekonomi yang melanda sehingga hotel non bintang yang notabene kebanyakan dikelola oleh pengusaha kecil langsung terkena imbasnya. Selain karena krisis adanya kemungkinan bahwa hotel tersebut melakukan pembangunan atau renovasi sehingga tadinya berada diklasifikasi non bintang, berubah menjadi berbintang. 2,000,000 1,500,000
Bintang
1,000,000
Non Bintang
500,000
Total
0 2011
2012
2013
S Sumber: www.semarangkota.bps.go.id commit to user Gambar 13
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Banyak Malam Kamar Tersedia 4. Pelayanan Penilaian kualitas pelayanan yang diberikan hotel syariah dalam hal ini sebagai pemenehan akomodasi untuk wisata syariah pada penelitian ini diuur melalui penilaian responden terhadap komponen kepuasan terhadap pelayanan yang telah ada sebelumnya. Hasil penelitian tersaji dalam tabel dibawah ini: Tabel 12 Pelayanan Aspek Penilaian a. Makanan dan minuman halal b. Pusat informasi c. Arena bermain anak d. Sarana beribadah e. Fasilitas memadai Jumlah Sumber: Hasil Analisis, 2015
Jawaban Responden Kecewa Puas 22 78 79 21 88 12 31 69 87 13 307 193
Tabel 12 memperlihatkan bahwa masih tingginya ketidakpuasan akan pelayanan yang sudah tersedia, hal tersebut ditunjukkan dengan angka jumlah keseluruhan jawaban responden yang kecewa lebih besar dari pada jawaban responden yang menunjukkan kepuasan.
D. Permintaan dan Penawaran Potensi Pengembangan Pariwisata Perhotelan dari Segi Perspektif Syariah di Kota Semarang
commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari pemaparan tersebut diatas dapat disimpulkan beberapa tren yang menggambarkan permintaan & penawaran Potensi Pengembangan Pariwisata Perhotelan dari Segi Perspektif Syariah di Kota Semarang, ialah sebagai berikut: 5 4 3 Series 1
2 1 0 Category 1
Category 2
Category 3
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id Gambar 14 Jumlah Umum Kunjungan Obyek Wisata Kota Semarang
360000 340000 320000
Jumlah Kunjungan Obyek Wisata Syariah kota Semarang
300000 280000 260000 2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id Gambar 15 Jumlah Kunjungan Obyek Wisata Syariah Kota Semarang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis potensi pengembangan pariwisata perhotelan melalui pengujian keseimbangan supply-demand di kota Semarang. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kebutuhan hotel syariah bagi wisatawan syariah dan pihak perusahaan pengembang hotel syariah dalam menyediakan jumlah kamar yang optimal ditinjau dari jumlah kamar yang terjual dan rata-rata lama menginapnya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data-data primer dan sekunder, maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Dari segi komponen permintaan hotel syariah di Kota Semarang
a. Total kunjungan wisatawan domestik maupun asing ke semarang Berdasarkan data kunjungan wisatawan ke Kota Semarang, Jawa Tengah, selama tahun 2012 meningkat 142 persen dibandingkan dengan 2011 yang hanya naik 20 persen. Jumlah wisatawan selama tahun 2012 sesuai rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 1.834.886 orang dan mampu terealisasi 2.613.952 orang. Dari jumlah wisatawan itu, 32.072 wisatawan mancanegara dan 2.581.880 wisatawan domestik. Obyek wisata Mesjid Agung Jawa Tengah adalah yang paling banyak diminati oleh wisatawan domestik dalam tiga tahun berturut-turut dari tahun 2011 sampai dengan 2013.
commit to user
69
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Total kunjungan obyek wisata syariah Selama tahun 2011 sampai dengan 2013 Masjid Agung Jawa Tengah yang terletak di Kota Semarang menjadi objek wisata terfavorit untuk dikunjungi wisatawan lokal. Selain itu dari tabel-tabel tersebut terlihat bahwa wisatawan mancanegara lebih gemar mengunjungi museum MURI dan dalam tiga tahun tersebut tidak ada satu orangpun yang mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah. c. Tingkat hunian kamar tidur Salah satu pendukung peningkatan wisatawan syariah adalah penyedian fasilitas komersil berupa penginapan di kawasan wisata, dilihat dari perkembangannya tingkat hunian kamar dari tahun 2011 sampai dengan 2013 sempat mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012, akan tetapi pada tahun 2012 ke 2013 sebaliknya. Hal tersebut tercermin dalam angka 96,49 di tahun 2011, tumbuh menjadi 122,49 pada tahun 2012, lalu menjadi 115,78 pada tahun 2013 d. Banyak malam kamar terjual Banyaknya tamu yang menginap di usaha akomodasi (hotel bintang dan hotel non bintang) tahun 2013 sebesar 6,73 juta tamu, dengan rincian 6,62 juta tamu Indonesia dan 109.708 ribu tamu asing. Dibandingkan dengan keadaan tahun 2012, wisatawan yang menginap pada tahun 2013 meningkat sebesar 2,44 persen, dengan peningkatan sebesar 2,44 persen untuk wisatawan nusantara dan untuk wisatawan manca negara meningkat sebesar 2,67 persen. commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Banyak tamu yang menginap Data yang diambil dari BPS PemProv Jawa Tengah tahun 2014 menjelaskan bahwa banyaknya tamu yang menginap di usaha akomodasi (hotel bintang dan hotel non bintang) tahun 2013 sebesar 6,73 juta tamu, dengan rincian 6,62 juta tamu Indonesia dan 109.708 ribu tamu asing. Dibandingkan dengan keadaan tahun 2012, wisatawan yang menginap pada tahun 2013 meningkat sebesar 2,44 persen, dengan peningkatan sebesar 2,44 persen untuk wisatawan nusantara dan untuk wisatawan manca negara meningkat sebesar 2,67 persen. f. Rata-rata lama menginap Secara total keseluruhan wisatawan baik asing maupun domestik rata-rata lama menginap di hotel pada tahun 2011 ke 2012 mengalami peningkatan sebesar 0,26 point, sedangkan dari tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan sebesar 0,11 point. Rata-rata lama menginap tertinggi para wisatawan terjadi pada tahun 2012.
2.
Dari segi komponen penawaran hotel syariah di Kota Semarang
a. Informasi Promosi Berkaitan dengan informasi promosi ini sebanyak 22 orang (22%) memilih promosi pemerintah, promosi hotel syariah dijawab 7 orang (7%), promosi biro perjalanan/travel wisata dijawab oleh 52 orang (52%), dan promosi obyek tempat wisata swasta, dinyatakan oleh 3 orang (3%), refrensi commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
teman/sanak dinyatakan oleh saudara 15 orang (15%),
dan pilihan acak
dijawab oleh 1 orang (1%). b. Banyak kamar yang tersedia Ketersediaan kamar diasumsikan hanya dari semesta hotel syariah, yang untuk sementara ini merupakan satu-satunya hotel yang berkonsep syariah di Semarang, yang secara total mereka mempunyai jumlah kamar 114 kamar. c. Banyak malam kamar tersedia Serupa dengan ketersediaan kamar dalam banyaknya malam kamar yang tersediapun diasumsikan hanya tersedia di semesta hotel syariah, sehingga jumlahnya hanya 114 malam. d. Pelayanan Data memperlihatkan bahwa tingginya tingkat ketidakpuasan akan pelayanan yang sudah tersedia bagi wisatawan syariah, hal tersebut ditunjukkan dengan angka jumlah keseluruhan jawaban responden yang kecewa lebih besar dari pada jawaban responden yang menunjukkan kepuasan.
B. Saran Berdasar pada kesimpulan diatas maka saran yang dapat penelitian ini berikan diantaranya adalah: 1.
Perlu adanya peningkatan jumlah hotel syariah di kota Semarang, dengan melakukan kerja sama antara pemerintah daerah dengan perusahaan pengembang perhotelan. commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Perlu adanya penambahan jumlah kamar pada hotel berbintang dan upaya perubahan hotel non berbintang dari konvensional menjadi syariah agar tercipta titik equilibrium, sehingga akan diperoleh biaya operasi minimum dengan penghasilan yang optimal.
C. Keterbatasan & Rekomendasi Keterbatasan penelitian ini adalah kurangnya data dari sebelum tahun 2011, sehingga pada periode tersebut tidak dapat dipertimbangkan dalam penelitian ini, maka rekomendasi bagi penelitian selanjutnya adalah dengan menambah periode penelitian. Rekomendasi penelitian ini adalah bagi pemerintah kota Semarang, sejalan dengan pemerintah pusat mencanangkan Indonesia untuk dijadikan salah satu negara destinasi wisata syariah di Dunia berdasar dari pernyataan yang dikutip dalam website resmi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau KEMENPAREKRAF, www.parekraf.go.id, maka pemerintah kota Semarang diharapkan dapat mengkaji ulang dalam pemberian ijin usaha pada hotel-hotel konvensional, agar tidak terlalu mendominasi, dan pemberian ijin hendaknya juga mempertimbangkan aspek wisata syariah guna melaksanakan tujuan sejalan dengan pemerintah pusat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim Anshori, Yusak. 2010. Strategi Promosi Pariwisata Daerah (Tourism Board). Surabaya: Putra Media Nusantara. Alamsyah, I. E. 2014. Wisata Syariah Butuh Dukungan Pemda: Mahaka Group. (I. Kelana, Penyunting) Dipetik Agustus 26, 2014, dari republika online: http://www.republika.co.id/berita/koran/syariah-koran/14/06/12/n71rm615wisata-syariah-butuh-dukungan-pemda Arif, Abd. Rahman. 2005. Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Arikunto, Suharsini. 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Bunsit, Thanawit., Bussagone T., dan Chanticha T. Multidimensionable Impact Assessment of Home Stay Tourism on Wellbeing in Developing Destinations. AFBE 2014 Conference Papers (Thaksin University). ISSN 1905-8055 pp: 122-192. Cai, Erbing dan Shi, Jianyong. 2013. Study of Shanghai Cruise Tourism Product Development Strategy Based on the Balance of Supply and Demand. International Journal of Business and Social Science. Vol. 4 No. 10 (Special Issue-August 2013) pp: 175-183. Chookaew, S., chanin, O., Charatarawat, J., Sriprasert, P., dan Nimpaya, S. 2015. Increasing Halal Tourism Potential at Andaman Gulf in Thailand for Muslim Country. Journal of Economics, Business and Management, III (7), 277-279. Cooper, C.1997. The Contribution of Lifecycle Analysis and Strategic Planning to Sustainable Tourism. Dalam S. Wahab & J.Piagram (editorial). Tourism development and growth: the challenge of sustainability. pp.78-94. Cravens. 1997. Strategi Marketing. The Mc Graw-Hill Companies Inc. USA. Fahmi, Irham. 2014. Studi Kelayakan Bisnis dan Keputusan Investasi (Panduan bagi para Akademisi dan Praktisi Bisnis dalam Membangun dan Mengembangkan Bisnis). Jakarta: Mitra Wacana Media. Garcia-Falcon, Juan Manuel, dan Medina-Munoz, Diego. 1999. The Relationship commit to user Between Hotel Companies and Travel Agencies: An Empirical Assesment
74
perpustakaan.uns.ac.id
75 digilib.uns.ac.id
of The United States Market. The Service Industries Journal. Vol.Oct19.(4). pp. 102-122. Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar: Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Hardiwinoto., Adwiani S., dan Akhmad F. 2014. Analisis Potensi Investasi di Kota Semarang. Journal Aset, ISSN 1693-928X, Vol. 13 No. 2 hal. 123138. Indrintoro, Nur. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Jago.L. K., dan Mc.Ardle.K. 1999. A Temporal, spatial and thematic analysis of Victoria’s special events. Research paper. CAUTHE National Research Conference, Adelaide, pp. 113-124. Johannes, Standy., Ruslin Anwar, M., dan Eddi B.K. 2012. Proyeksi Jumlah Pergerakan Dalam Menentukan Jumlah Armada Perintis Kabupaten Maluku Barat Daya. Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol.4 No.2. pp:119-128. Kotler. 2002. Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan, Edisi Bahasa Indonesia, Edisi Kedua (jilid 1 dan 2), Jakarta: PT. Prenhallindo. Lazuardi, R.F., Lisye F., dan Abu Bakar. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Mobil Carwash di Kota Bandung. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, ISSN: 2338-5081, Vol. 1 No. 3. Lexy J., Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya LPM-ITB. 1997. Model Pelatihan Study Kelayakan Proyek Transportasi. Bandung: Institut Teknologi Bandung (ITB) Middleton, V. dan Jeckie R. 2001. Marketing in Travel and Tourism. Third Edition. London: Butterworth Heinemann. Moira, P., Mylonopoulos, D., dan Kontoudaki, A. (2012). The Management of Tourist’s Alimentary Needs by the Tourism Industry. International Journal of Culture and Tourism Research, 5 (1), 129-140. Moghli, Azzam A.A., dan Ghaith M.A. 2012. Market Analysis and The Feasibility of Establishing Small Businesses. European Scientific Journal. commit to user ISSN: 1857-7881 May, Vol 8, No.9. pp94-113.
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Muljadi A. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Mulyono, Sri. 2000. Peramalan Bisnis dan Ekonometrika.Yogyakarta: BPFE. Munirah, L., dan Ismail, H. N. (2012). Muslim Tourists’ Typologi in Malaysia: Perspectives and Challenges. Proceedings of the Tourism and Hospitality International Conference. Malaysia: Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Built Environment. Nasution. 2004. Total Service Management, Manajemen Jasa Terpadu. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Pertiwi F, Ni Luh Made. 2011. Hotel Syariah Pertama di Jateng. Gowes Jurnalistik. http://travel.kompas.com/read/2011/07/18/20304725/Hotel.Syariah.Pertama. di.Jateng. Senin, 18 Juli 2011 | 20:30 WIB (diakses 5 Mei 2015). Peraturan Walikota Semarang Nomor 18 Tahun 2014 Tentang “Rencana Kerja Pembangunan Daerah” (RKPD) Kota Semarang Tahun 2015. Pemerintah Kota Semarang. www.bappeda.semarangkota.go.id. Pratomo, Eko Priyo. dan Ubaidillah Nugraha. 2009. Reksa Dana: Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern. Edisi revisi ke-2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Puskompublik. 2013. Indonesia Miliki Potensi Besar Untuk Kembangkan Wisata Syariah. http://www.parekraf.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2466. 17-Nop2013 18:00 (diakses 7 Juni 2015) Ramadhan, Shodiq. 2014. Berkonsep Syariah, Hotel Sofyan Malah Untung. http://www.suara-islam.com/read/index/12043/Berkonsep-Syariah--HotelSofyan-Malah-Untung. Minggu, 28/09/2014 10:55:25 (diakses 5 Mei 2015) Saefudin, Akhmad. 2015. Wisata Berbasis Syariah. Category: SmCetak, Wacana A+ / A-. http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/wisata-berbasis-syariah/. 14 Januari 2015 4:55 WIB (diakses 26 Juni 15) Sahida, W., Rahman, S. A., Awang, K., dan Man, Y. C. 2011. The Implementation of Shariah Compliance Concept Hotel: De Palma. 2nd International Conference on Humanities, Historical and Social Sciences.17, pp. 138-142. commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Samori, Zakiah dan Fadilah Abd. R. 2013. Establishing Shariah Compliant Hotels in Malaysia: Indentifyng Opportunities, Exploring Challenges. West East Journal of Social Sciences. The West East Institute. Vol.2 No.2 pp: 95-108. Santi, Faurani., Oktarina, dan Kustiari. 2014. Analysis Determinants of Investment, Demand, and Supply Indonesian Tourism. IOSR Journal of Economics and Finance (IOSR-JEF). e-ISSN: 2321-5933, p-ISSN: 23215925. Volume 4, Issue 3. PP: 16-27. www.iosrjournals.org Stear.L., G. Buckley, dan G. Stankey. 1989. Constructing a Meaningful Conceptm of a Tourism Industry: Some Problems, and Implications for Research and Policy’ in Blackwell. Jim and Lloyd Stear (editors) Case Histories of Tourism and Hospitality. Australian-International Magazine Services. North Sydney. Stokes, Robyn.L. 2003. Inter-organisational relationship for events tourism strategy making in Australian states and territories. Ph.D Disertation, Departement-School of Tourism and Hotel Management. Griffith University. _______.2006. “Network-based strategy making for event tourism”. European Journal of marketing. Vol.40 No.5/6. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Surat keputusan menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No : KM34/HK 103/MPPT-87 Surat keputusan Dirjen pariwisata dengan SK : Kep-22/U/VI/78 Sulastiyono, Agus. 2008. Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung: Alfabeta Suliyanto, 2011, Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Andi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 17 Ayat 1, 2003 Wahab, Salah. 2003. Manajemen Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Yoety. 2000. Tour and Travel Management. Jakarta: PT Pradnya Paramita. www.agoda.com
commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
www.booking.com www.semarangkota.bps.go.id www.semestahotel.com www.tempo.com www.visitsemarang.com http://bpptsemarang.org/investasi/ http://indonesia.travel/id/event/detail/760/pariwisata-syariah-indonesia http://www.waspada.co.id/index.php/index.php?option=com_content&view=articl e&id=48 268:kiat-membedakan-marketing-konvensional-dan-marketingsyariah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN 1 Kriteria Mutlak Dan Kriteria Tidak Mutlak Usaha Hotel Syariah
commit to user
Lampiran 1 Kriteria Mutlak Dan Kriteria Tidak Mutlak Usaha Hotel Syariah
A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1 NO
ASPEK
NO
UNSUR
NO
Toilet Umum (Public Rest I
Produk
1
Room)
SUB UNSUR
KRITERIA
Tersedia penyekat antara urinoir satu dengan urinoir yang lain 1
untuk menjaga pandangan
M
Tersedia peralatan yang praktis untuk bersuci dengan air di
2
Kamar Tidur Tamu
2
urinoir dan kloset
M
3
Tersedia sajadah (on request)
M
4
Tersedia Al-Quran
TM
Tidak tersedia akses untuk pornografi dan tindakan asusila 5
dalam bentuk apapun
M
6
Tidak ada minuman beralkohol di mini bar
TM
Lanjutan, A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1 Tersedia peralatan yang praktis di kamar mandi tamu untuk 3
Kamar Mandi Tamu
7
bersuci dengan air di urinoir dan kloset
M
Tersedia peralatan untuk berwudhu yang baik di kamar mandi 8
tamu
M
9
Tersedia kamar mandi tamu yang tertutup
M
Tersedia dapur /pantry khusus yang mengolah makanan dan 4
5
Dapur
Ruang Karyawan
10
minuman yang halal yang terpisah dari dapur biasa
M
11
Dapur /pantry mengolah makanan dan minuman halal
TM
12
Tersedia peralatan untuk bersuci yang baik di kloset karyawan
TM
Tersedia penyekat antara urinoir satu dengan urinoir yang lain 13
untuk menjaga pandangan
TM
Lanjutan, A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1 14
Tersedia peralatan untuk berwudhu di kamar mandi karyawan
TM
Tersedia tempat ganti pakaian terhindar dari pandangan di
6
Ruang Ibadah
15
masing-masing ruang ganti
TM
16
Ruang ibadah dalam kondisi bersih dan terawat
M
17
Area shalat laki-laki dan perempuan ada pembatas/pemisah
TM
18
Tersedia perlengkapan shalat yang baik dan terawat
M
Tersedia sirkulasi udara yang baik berupa alat pendingin/kipas 19
angin
M
20
Tersedia pencahayaan yang cukup terang
M
21
Tersedia tempat wudhu laki-laki dan perempuan terpisah
TM
22
Tersedia tempat wudhu dengan kondisi bersih dan terawat
M
23
Tersedia instalasi air bersih untuk wudhu
M
Lanjutan, A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1 Tersedia saluran pembuangan air bekas wudhu dengan kondisi 24
baik
TM
Tersedia dalam ruangan dan atau terhindar dari pandangan
ii
7
Kolam renang
25
umum
TM
8
Spa
26
Tersedia ruang terapi yang terpisah antara pria dan wanita
TM
27
Tersedia bahan terapi yang berlogo halal resmi
TM
28
Melakukan seleksi terhadap tamu yang datang berpasangan
TM
29
Memberikan informasi Masjid terdekat dengan hotel
M
30
Memberikan informasi jadwal waktu shalat
M
31
Memberikan informasi kegiatan bernuansa Islami (bila ada)
TM
32
Memberikan informasi restoran/rumah makan halal
TM
33
Penyediaan perlengkapan shalat yang bersih dan terawat
M
Pelayanan 9
10
Kantor Depan
Tata Graha
Lanjutan, A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1 34
Penyediaan Al-Quran
TM
Menyiapkan area/ruangan untuk shalat Jumat (bila tidak ada
11
Makan dan minum
35
Mesjid yang dekat dengan hotel)
TM
36
Tersedia pilihan makanan dan minuman halal
M
37
Menyediakan Ta'jil pada bulan Ramadhan
TM
38
Menyediakan makan sahur pada bulan Ramadhan
M
Olahraga, rekreasi dan 12
kebugaran
Pengaturan waktu penggunaan sarana kebugaran dibedakan 39
untuk pria dan wanita
TM
Instruktur kebugaran pria khusus untuk pria dan wanita khusus
13
Spa (Apabila Ada)
40
untuk wanita
TM
41
Spa hanya melayani pijat kesehatan dan perawatan kecantikan
M
Lanjutan, A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1 Terapis pria khusus untuk pria dan terapis wanita khusus untuk 42
wanita
TM
Terapis menghindari menyentuh dan melihat area sekitar organ 43
intim
TM
Apabila tersedia bak rendam tidak digunakan secara bersama44
sama
TM
Apabila tersedia aktivitas olah fisik dan jiwa tidak mengarah 45
pada kemusyrikan
TM
Tidak ada fasilitas Hiburan yang mengarah kepada pornografi 14
Fasilitas Hiburan
46
dan pornoaksi serta tindakan asusila
M
Apabila menggunakan musik hidup atau musik rekaman harus 47
tidak bertentangan dengan nilai dan etika seni dalam Islam
M
Lanjutan, A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1
15
Manajemen Usaha
48
Memiliki dan menerapkan Sistem Jaminan Halal
M
16
Sumber Daya Manusia
49
Seluruh karyawan dan karyawati memakai seragam yang sopan
M
Jumlah Subunsur Aspek Produk
27
Jumlah Subunsur Aspek Pelayanan
20
Jumlah Subunsur Aspek Pengelolaan
2
TOTAL JUMLAH SUBUNSUR
49
B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2 NO
ASPEK
NO
UNSUR
NO
SUB UNSUR
KRITERIA
Tersedia bacaan yang Islami dan atau memiliki pesan moral berupa antara lain majalah islam, tabloid islam, buku i
Produk
1
Lobby
1
keislaman, majalah dan buku motivasi
TM
Ada hiasan bernuansa Islami berupa antara lain kaligrafi dan 2
atau gambar ka’bah
TM
Tersedia informasi tertulis yang menyatakan tidak menerima 2
Front Office
3
Toilet Umum (Public 3
Rest Room)
pasangan yang bukan mahram
M
Tersedia penyekat antara urinoir satu dengan urinoir yang lain 4
untuk menjaga pandangan
M
Tersedia peralatan yang praktis untuk bersuci dengan air di 5
urinoir dan kloset
M
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2 4
Kamar Tidur Tamu
6
Tersedia sajadah
M
7
Tersedia jadwal waktu shalat secara tertulis
M
8
Tersedia Al-Quran
M
Tidak tersedia akses untuk pornografi dan tindakan asusila 9
dalam bentuk apapun
M
Hiasan kamar bernuansa Islami berupa antara lain kaligrafi 10
atau gambar ka’bah
TM
11
Tersedia tanda dilarang merokok di kamar
TM
12
Tersedia buku doa
TM
13
Tersedia sarung dan mukena
TM
14
Tersedia lembar nasehat keislaman
TM
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2 Makanan dalam kemasan dan minuman di mini bar harus 15
berlogo halal resmi
M
Tersedia peralatan yang praktis di kamar mandi tamu untuk 5
Kamar Mandi Tamu
16
bersuci dengan air di urinoir dan kloset
M
Tersedia peralatan untuk berwudhu yang baikdi kamar mandi 17
tamu
M
18
Tersedia kamar mandi tamu yang tertutup
M
6
Dapur
19
Dapur /pantry hanya mengolah makanan dan minuman halal
M
7
Ruang Karyawan
20
Tersedia peralatan untuk bersuci yang baik di kloset karyawan
M
Tersedia penyekat antara urinoir satu dengan urinoir yang lain 21
untuk menjaga pandangan
M
22
Tersedia peralatan untuk berwudhu di kamar mandi karyawan
M
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2 Tersedia tempat ganti pakaian terhindar dari pandangan di
8
Ruang Ibadah
23
masing-masing ruang ganti
M
24
Tersedia ruang shalat yang bersih dan terawat untuk karyawan
M
25
Tersedia perlengkapan shalat yang baik dan terawat
M
26
Ruang ibadah dalam kondisi bersih dan terawat
M
27
Area shalat laki-laki dan perempuan ada pembatas/pemisah
M
28
Tersedia perlengkapan shalat yang baik dan terawat
M
Tersedia sirkulasi udara yang baik berupa alat pendingin/kipas 29
angin
M
30
Tersedia pencahayaan yang cukup terang
M
Tersedia sound system untuk mengumandangkan adzan yang 31
dapat didengar di seluruh area hotel
M
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2
32
Tersedia tempat wudhu laki-laki dan perempuan terpisah
M
33
Tersedia tempat wudhu dengan kondisi bersih dan terawat
M
34
Tersedia instalasi air bersih untuk wudhu
M
Tersedia saluran pembuangan air bekas wudhu dengan kondisi 9
Interior/ ornamen
35
baik
M
Ornamen (patung dan lukisan) tidak mengarah pada 36
kemusyrikan dan pornografi
M
Ornamen/hiasan bernuansa Islami berupa antara lain kaligrafi, 37
gambar dan atau lukisan ka’bah atau masjid
TM
Tersedia dalam ruangan dan atau terhindar dari pandangan 10
Kolam renang
38
umum
M
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2
11
ii
Pelayanan
12
13
Spa
Kantor Depan
Tata Graha
39
Tersedia ruang terapi yang terpisah antara pria dan wanita
M
40
Tersedia bahan terapi yang berlogo halal resmi
M
41
Melakukan seleksi terhadap tamu yang datang berpasangan
M
42
Memberikan informasi Masjid terdekat dengan hotel
M
43
Memberikan informasi jadwal waktu shalat
M
44
Memberikan informasi kegiatan bernuansa Islami (bila ada)
TM
45
Memberikan informasi restoran/rumah makan halal
M
46
Penyediaan perlengkapan shalat yang bersih dan terawat
M
47
Penyediaan jadwal waktu shalat
M
48
Penyediaan Al-Quran
M
49
Penyediaan buku doa
TM
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2 Menyiapkan area/ruangan untuk shalat Jumat (bila tidak ada
14
15
Makan dan minum
Public bar
50
Mesjid yang dekat dengan hotel)
M
51
Penyediaan lembar motivasi harian muslim
TM
52
Tidak tersedia makanan dan minuman non halal
M
53
Menyediakan Ta'jil pada bulan Ramadhan
M
54
Menyediakan makan sahur pada bulan Ramadhan
M
55
Tidak Menyediakan minuman beralkohol
M
Olahraga, rekreasi dan 16
kebugaran
Pengaturan waktu penggunaan sarana kebugaran dibedakan 56
untuk pria dan wanita M
M
Instruktur kebugaran pria khusus untuk pria dan wanita khusus 57
untuk wanita
M
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2 Pengaturan waktu penggunaan kolam renang dibedakan untuk 17
Kolam renang
58
pria dan wanita
M
Terapis pria khusus untuk pria dan terapis wanita khusus untuk 18
Spa (Apabila Ada)
59
wanita
M
Terapis menghindari menyentuh dan melihat area sekitar 60
organ intim
M
Apabila tersedia bak rendam tidak digunakan secara bersama61
sama
M
Apabila tersedia aktivitas olah fisik dan jiwa tidak mengarah 62
pada kemusyrikan
M
Layanan konsultasi keislaman dengan Dewan Pengawas 19
Konsultasi
63
Syariah dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu
TM
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2 20
Keramah tamahan
64
Memulai komunikasi dengan mengucapkan salam
M
Tidak ada fasilitas Hiburan yang mengarah kepada pornografi 21
Fasilitas Hiburan
65
dan ponoaksi serta perbuatan asusila
M
Apabila menggunakan musik hidup atau musik rekaman harus 66
tidak bertentangan dengan nilai dan etika seni dalam Islam
M
Ada alunan musik/lagu religi dan atau tilawah Quran pada 67
waktu tertentu
TM
68
Tersedia saluran TV khusus yang bernuansa Islami
TM
Memiliki Struktur organisasi yang mengakomodasi Dewan iii
Pengelolaan 22
Organisasi
69
Pengawas Syariah
M
70
Memiliki Standar Operating Procedure Hotel Syariah
M
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2 Memiliki pernyataan tertulis yang menyatakan usaha dikelola
23
Manajemen Usaha
71
secara Syariah
M
72
Memiliki dan menerapkan Sistem Jaminan Halal
M
Memiliki dan melaksanakan program pengembangan 24
Sumber Daya Manusia
73
kompetensi SDM yang bermuatan Syariah
M
Khusus karyawati muslimah menggunakan seragam sesuai 74 Jumlah Subunsur Aspek Produk Jumlah Subunsur Aspek Pelayanan Jumlah Subunsur Aspek Pengelolaan TOTAL JUMLAH SUBUNSUR Keterangan: M = Mutlak TM = Tidak Mutlak
dengan cara berpakaian wanita dalam Islam 40 28 6 74
M
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN 2 Data Semarang Dalam Angka & Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2011 s/d 2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN 3 Kuesioner
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Pertanyaan Kuesioner
DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) Keterangan 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data, fakta dan informasi sebagai bahan penulisan Tesis Magister Manajemen Konsentrasi Keuangan Syariah Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Judul Tesis yang di tulis adalah : Potensi Pembangunan Pariwisata Perhotelan di Kota Semarang (Kajian dari segi Perspektif Syariah) 3. Kepada Yth Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, dimohon utuk dapat memberikan tanggapan terhadap pernyataan (angket) ini, dengan cara memilih dan menberikan tada silang (X) pada salah satu alternatif tanggapan yang telah disediakan (a, b, c, dan seterusnya sesuai dengan pilihan yang tersedia) yang dianggap paling tepat. 4. Atas partisipasi dan bantuannya Penulis ucapkan terima kasih.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Disampaikan Kepada : Responden. Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat : 3. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan 4. Umur : 5. Pendapatan : 6. Pendidikan : a. Tidak Tamat SD b. SD c. SMP d. SMA e. Diploma f. Sarjana 7. Pekerjaan : a. Pegawai Negeri Sipil b. TNI/POLRI c. Petani d. Nelayan e. Pedagang f. Buruh g. Karyawan h. Lainnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Informasi Promosi Kepada Yth Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, atas pertanyaan dibawah ini dimohon utuk dapat memberikan tanggapan terhadap pernyataan (angket) ini, dengan cara memilih dan menberikan tada silang (X) pada salah satu alternatif tanggapan yang telah disediakan (a, b, c, d, e, f) yang dianggap paling tepat. Dari manakah Bapak/Ibu/Sdr/Sdri mendapat pengetahuan tentang obyek wisata dan akomodasi penunjangnya? a. Lewat promosi baik yang dilakukan di media cetak & media lainnya yang dilakukan oleh pemerintah daerah & pusat? b. Lewat promosi baik yang dilakukan di media cetak & media lainnya yang dilakukan oleh hotel yang dalam hal ini sebagai salah satu sarana penunjang untuk kebutuhan akomodasi wisata? c. Lewat promosi baik yang dilakukan di media cetak & media lainnya yang dilakukan oleh biro perjalanan/ travel wisata yang dalam hal ini sebagai salah satu sarana penunjang untuk kebutuhan akomodasi wisata? d. Lewat promosi baik yang dilakukan di media cetak & media lainnya yang dilakukan oleh obyek wisata selain yang dimiliki oleh pemerintah daerah & pusat (dalam hal ini milik swasta)? e. Lewat promosi dan informasi dari teman/ saudara/ tetangga? f. Hanya sekedar pilihan acak?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pelayanan Kepada Yth Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, atas pertanyaan dibawah ini dimohon utuk dapat memberikan tanggapan terhadap pernyataan (angket) ini, dengan cara menentukan satu diantara dua pilihan yakni “kecewa” atau “puas” kah anda atas pertanyaan dibawah ini, dengan mencoret jawaban yang tidak sesuai dengan jawaban anda: a. Ketersediaan makanan halal di hotel tempat anda menginap? Kecewa/Puas b. Ketersediaan informasi wisata syariah? Kecewa/Puas c. Ketersediaan arena bermain anak? Kecewa/Puas d. Ketersediaan sarana beribadah? Kecewa/Puas e. Ketersediaan fasilitas memadai? Kecewa/Puas
commit to user