POTENSI PEMBENTUKAN BISNIS SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN AKSES PANGAN TERUTAMA SUMBER PROTEIN DI DESA KALIKIDANG KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Oleh : Barokatuminalloh, Neni Widayaningsih dan Endang Sri Gunawati Fakultas Ekonomi, Universitas Jenderal Soedirman
[email protected] [email protected] [email protected] Abtract This research is started because of the presence of food insecurity on poor household both in rural areas and in urban areas of Banyumas Regency. The main Cause limited income. The people’s acces to the foodstuffs is utmost important. The consumed foodstuffs have to fulfill every required nutrients. One of the food type that is less consumed is protein. The main cause is the limited acces. Kalikidang village of Sokarja Subdistrict is the carp farming centre Banyumas Regency. There are 33 farmers who are joined in fish farmers associations (POKDAKAN) “Ulam Sari”. The social busines which is a part of social entrepreneurship which is social or non profit oriented. This business is one of the solution for problems faced by people. The goal of this research is to identify various potential of pokdakan that can be base capital in establishing social business, and to identify the strength, weakness, opportunities, and threats of the potential and resources of Pokdakan. The data gatherng technique will be executed by observing, structured interviewing, while informant selection technique will be executed by snowball technique. The data analysis will be executed using internal external matrix (IE) analysis. The results showed that from analysis of internal condition has received seven factors of strenghth and five factors of weakness, also from external conditon has seven factors opportunities and seven factors threats in Pokdakan Ulam Sari. From analysis using IE matrix it has became known that Pokdakan Ulam Sari is located at I-cell. The strategy that can be executed is the grow and bulid strategy in the form of intensive strategy (market penetration, market development and product development) or integrative strategy (integration to rear, integration to front and horizontal integration). Those strategies can become alternatives, become base capital of establishing social business which aims to increase food security throught the increasing acces to protein sources. The Implicatin shows that the increase of resources quality especially in processing knowledge and technology of fish farming for facing the market competition. Also which change in paradigm of from self profit oriented to become group profit oriented, which will be embryo of social business establlishment to solve the acces to procure protein foodstuffs from fish. Keywords: Food Acces, Fish Protein Sources, Pokdakan, Social Business ABSTRACT Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kondisi rawan pangan pada rumah tangga miskin baik pedesaan maupun perkotaan di Kabupaten Banyumas. Penyebab utama adalah terbatasnya pendapatan. Akses masyarakat terhadap pangan sangatlah penting. Pangan yang dikonsumsi harus mencukupi zat gizi yang dibutuhkan. Salah satu jenis pangan yang kurang dikonsumsi adalah protein. Secara umum konsumsi protein masih rendah, rata-rata 5 persen. Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja merupakan sentra pembesaran ikan gurami di Kabupaten Banyumas. Terdapat 33 petani yang tergabung dalam Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) “Ulam Sari”.
Bisnis sosial yang merupakan bagian dari kewirausahaan sosial merupakan organisasi atau bisnis yang berorientasi sosial atau non profit. Bisnis ini merupakan salah satu jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi pokdakan sebagai modal dasar pembentukan bisnis sosial, dan mengidentifikasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Pokdakan di Desa Kalikidang merupakan salah satu sentra pembesaran ikan gurami di Kabupaten Banyumas. Teknik penggalian data akan dilakukan dengan observasi, wawancara terstruktur, sedangkan teknik penentuan informan menggunakan teknik snowball. Analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan analisis Matrik Internal Eksternal (IE) Hasil penelitian menunjukan kondisi internal didapatkan tujuh faktor kekuatan dan lima faktor kelemahan, dari kondisi eksternal didapatkan tujuh faktor peluang dan tujuh faktor ancaman dari Pokdakan Ulam Sari. Dari hasil analisis Internal External Matrix (matrik IE) diketahui bahwa Pokdakan Ulam Sari terletak pada sel-I dari matrik IE. strategi yang dapat dilaksanakan adalah strategi Grow and Build berupa strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horisontal). Strategi-strategi tersebut dapat menjadi alternatif, sehingga Pokdakan Ulam Sari dapat terus prospektif dan lebih meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan dapat menjadi modal dasar pembentukan bisnis sosial yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui peningkatan akses masyarakat terhadap sumber protein dari perikanan darat. Implikasinya diperlukan peningkatkan kualitas sumberdaya anggota terutama pengetahuan dan teknologi pengolahan pembesaran ikan dalam menghadapi persaingan pasar. Selain itu perubahan paradigma pola pikir anggota dari pola keuntungan pribadi menjadi kelompok, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan dan menjadi embrio pembentukan bisnis sosial yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan terutama akses mendapatkan sumber protein dari ikan. Kata Kunci: Akses Pangan, Sumber Protein Ikan, Pokdakan, Bisnis Sosial PENDAHULUAN Ketahanan pangan merupakan permasalahan di banyak daerah, tidak terkecuali Kabupaten Banyumas, berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan lebih dari lima puluh persen reponden berada pada kondisi rawan pangan, baik perkotaan maupun pedesaan, serta pada rumah tangga yang memiliki balita. Penyebab utamanya adalah terbatasnya pendapatan sehingga mengurangi akses terhadap pangan. Akses disini selain kemudahan termasuk diantaranya kemampuan membeli pangan. Barokatuminalloh dan Neni Widayaningsih (th 2011, dan th 2012a serta th 2012b). Menurut Ginandjar Kartasasmita (2005) ketahanan pangan minimal mengandung unsur ketersediaan pangan dan aksesibilitas terhadap pangan. Pernyataan tersebut menunjukkan akses masyarakat sangatlah penting. Bahan pangan yang direkomendasikan oleh Food Agriculture Organization Regional Asia Pasific (FAO-RAPA) Tahun 1989 adalah 10 – 12 persen protein, 20-25 persen lemak serta 63-70 persen adalah karbohidrat. Penyebab utama tidak seimbangnya pangan adalah terbatasnya akses sehingga hanya mengkonsumsi pangan tanpa memperhatikan kecukupan gizi. Permasalahan tersebut dapat diatasi
dengan meningkatkan akses, salah satunya dengan bisnis sosial yang bertujuan untuk memproduksi dan menjual makanan bergizi serta harga murah dengan target rumah tangga rawan pangan. Bisnis sosial merupakan bagian dari kewirausahaan sosial atau bisnis yang berorientasi sosial. Bisnis ini merupakan salah satu jalan keluar dari permasalahan masyarakat. Dave Roberts and Christine Woods (2005) menyatakan bisnis sosial berbeda dengan kegiatan amal, karena meskipun tidak berorientasi keuntungan akan tetapi memberdayakan masyarakat terutama yang tidak beruntung. Shaker, et all tahun 2008 menyatakan bahwa bisnis sosial merupakan barisan terdepan dan cepat dari transformasi sosial serta memperluas kualitas hidup. Salah satu jenis pangan yang kurang dikonsumsi adalah protein. Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja merupakan salah satu sentra pembesaran ikan gurame di Kabupaten Banyumas. Terdapat 33 petani yang tergabung dalam Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) “Ulam Sari”. Kelompok tersebut mampu memproduksi 19,209 kg pada periode produksi Januari sampai Agustus 2012, serta memiliki kecenderungan untuk meningkat. Dengan melihat produksi yang cukup besar maka kelompok ikan tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bisnis sosial dan memberikan keuntungan bagi anggota kelompok serta masyarakat di sekitarnya, terutama kemudahan akses sumber protein hewani. Kemudahan akses disini termasuk diantaranya adalah peningkatan pendapatan dan tersedianya sumber protein dengan harga yang terjangkau. Terdapat banyak contoh sukses bisnis sosial yang mampu mengatasi permasalahan dalam masyarakat, diantaranya Muhammad Yunus dengan ”Grameen Bank” telah membantu jutaan kaum miskin terutama perempuan dan anak-anak di Bangladesh untuk memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.
Di Indonesia juga dikenal Bahruddin melalui paguyuban petaninya yang mampu
meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan layanan irigasi, akses pasar, dan perubahan pola pertanian organik yang terintegrasi teknologi tepat guna. Melihat pengalaman dan keberhasilan bisnis sosial mengatasi permasalahan dan meningkatkan kesejahteraan maka tidak mungkin untuk membuat hal yang sama di Kabupaten Banyumas terutama Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja, terutama untuk mengatasi ketahanan pangan yang masih rendah. Peningkatan akses masyarakat melalui peningkatan pendapatan dan tersedianya sumber protein dengan harga terjangkau oleh masyarakat. Penelitian ini hanya terbatas pada menganalisis bagaimana potensi dan kemampuan POKDAKAN dalam hal pembentukan bisnis sosial. Tindak lanjut dari hasil penelitian ini akan dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya untuk mengimplementasikan hasilnya dalam wujud yang nyata.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai potensi dari POKDAKAN, mengidentifikasi berbagai potensi sumber daya (alam, sosial, budaya) sebagai penunjang pembentukan bisnis sosial berbasis potensi dan sumberdaya local serta mengidentifikasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari potensi dan sumberdaya POKDAKAN. METODE ANALISIS Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja. Pemilihan lokasi didasarkan pada terdapatnya kelompok pembudidaya ikan gurame yang secara kontinyu memproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar serta memiliki potensi sumber daya alam yang mampu mendukung ketersediaan pangan terutama sumber protein. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Oktober 2013. Metode dilakukan dengan metode survey, dengan cara mengunjungi Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) “Ulam Sari” serta memilih key informant yang dianggap mengetahui permasalahan yang dikaji dan dapat memberikan informasi. Beberapa alat analisis yang digunakan adalah: a. Wawancara (Indepth interview) Pada tahap ini bertujuan untuk (1) mengeksplorasi berbagai potensi yang dimiliki sebagai modal dasar pembentukan bisnis sosial untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber protein hewani; (2) mengeksplorasi berbagai sumber daya (alam, sosial, budaya) dan daya dukung lainnya yang dapat menunjang pembentukan bisnis sosial berbasis potensi dan sumber daya local. b. Analisis Internal dan Eksternal (IE) Analisis (IE) adalah untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman/ kendala potensi yang dimiliki untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber protein hewani yang berasal dari ikan melalui pembentukan bisnis sosial. Teknik analisis ini menggunakan metode Internal Factor Evaluation Matrix ( IFE) dan Eksternal Faktor Evaluation Matrix (EFE). HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap pertama dalam menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal Pokdakan Ulam Sari adalah tahap pengumpulan data (input) yang didapatkan dengan menganalisis kondisi internal dan eksternal dari obyek tersebut. Analisis lingkungan internal dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi, yang meliputi kemampuan manajerial, fungsional, teknis, dan operasional. Sedangkan analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman organisasi. Analisis tersebut mengidentifikasi faktor-faktor politik (kebijakan),
ekonomi, sosial-budaya-demografi dan teknologi (analisis PEST) yang mungkin dapat mempengaruhi situasi lingkungan eksternal organisasi. Hasil penelitian mengenai kondisi internal dan eksternal, didapatkan 7 variabel kekuatan, 5 variabel kelemahan, 7 variabel peluang dan 5 variabel ancaman yang dapat menjadi input bagi perumusan strategi Pokdakan Ulam Sari. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan hasil tersebut ke dalam matrix Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE). a. Matrik IFE Matrik ini merupakan hasil dari analisis kondisi internal berupa kekuatan dan kelemahan dari obyek penelitian selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Matrik IFE Faktor – Faktor Internal Kekuatan: 1. Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja merupakan salah satu sentra penyedia pembesaran ikan gurami di Kabupaten Banyumas 2. Pertumbuhan nilai produksi pembesaran ikan gurami
3. 4.
5. 6. 7.
1. 2. 3. 4. 5.
di Pokdakan Ulam Sari yang positip Pertumbuhan nilai produksi pembesaran ikan gurami di Pokdakan Ulam Sari yang positip Pertumbuhan laba usaha pembesaran ikan gurami di Pokdakan Ulam Sari yang positip Usaha pembesaran ikan gurami di Pokdakan Ulam Sari sudah efisien Usaha pembesaran ikan gurami di Pokdakan Ulam Sari sudah efisien Kerjasama dengan pihak lain yang terkait cukup baik Saluran pemasaran yang efisien Suhu udara wilayah desa Kalikidang yang cocok untuk daerah pertanian dan usahatani ikan gurami Kelemahan: Usaha pembesaran ikan gurami masih merupakan usaha sampingan Kualitas sumberdaya manusia petani yang relatif masih rendah Teknologi yang masih sederhana Petani ikan anggota pokdakan Ulam Sari belum sejahtera Pola pikir petani yang kurang mendukung TOTAL
Bobot
Rating
Total Bobot
Skor
0,0889
4
0,3556
0,0889
4
0,3556
0,0889
4
0,3556
0,0889
4
0,3556
0,0889 0,0667 0,0667
4 3 3
0,3556 0,2001 0,2001
0,0889
4
0,3556
0,0889
4
0,3556
0,0889 0,0889
4 4
0,3556 0,3556
0,0667
3
0,2001
1
45
3,8007
Pada tabel 1 terlihat total matrik IFE sebesar 3,8007 artinya Pokdakan Ulam Sari memiliki usaha yang kuat dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan. b. Matrik EFE Matrik ini merupakan hasil dari analisis kondisi eksternal berupa peluang dan ancaman dari obyek penelitian selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Matrik EFE Faktor – Faktor Eksternal Peluang: 1. Kebijakan Pemerintah Daerah (PEMDA) Kabupaten Banyumas yang menempatkan sektor pertanian dan sub sektor perikanan sebagai sektor unggulan dalam perekonomian daerah 2. Ikan gurami merupakan produk unggulan yang diandalkan pada kawasan Minapolitan di Kabupaten Banyumas 3. Ketersedian lahan budidaya perikanan di Kabupaten Banyumas yang cukup potensial 4. Permintaan ikan gurami yang meningkat 5. Adanya kebijakan Pemda Banyumas tentang pengembangan kewirausahaan, perluasan jaringan pemasaran dan menjalin kemitraan dalam pemasaran hasil perikanan 6. Keberadaan bisnis sosial (kewirausahaan sosial) di Indonesia yang meningkat 7. Adanya kebijakan Pemda Banyumas tentang pengembangan nilai tambah bagi komoditas pertanian Ancaman: 1. Pola Pangan Harian (PPH) di kelurahan perkotaan kabupaten Banyumas berada pada kategori segitiga perunggu 2. Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap protein masih rendah (pangan yang direkomendasikan oleh Food Agriculture Organization Regional Asia Pasific (FAORAPA) Tahun 1989 adalah 10 – 12 persen protein, 2025 persen lemak serta 63-70 persen adalah karbohidrat) 3. Adanya persaingan produk pembesaran ikan gurami yang masuk kabupaten Banyumas dari daerah lain 4. RT miskin di kecamatan Sokaraja yang masih tinggi 5. Iklim yang tidak menentu
6. Mahalnya harga sarana prasarana produksi perikanan 7. Rawan pangan pada rumah tangga perdesaan dan perkotaan di kabupaten Banyumas yang masih tinggi TOTAL
Bobot
Rating
Total Skor Bobot
0,0889
4
0,3556
0,0889
4
0,3556
0,0889
4
0,3556
0,0889 0,0667
4 3
0,3556 0,2001
0,0667
3
0,2001
0,0444
2
0,0889
0,0889
4
0,3556
0,0667
3
0,2001
0,0667
3
0,2001
0,0667 0,0667 0,0667 0,0444
3 3 3 2
0,2001 0,2001 0,2001 0,2001
1
45
3,5789
Pada tabel 2 terlihat total matrik EFE sebesar 3,5789 yang artinya bahwa Pokdakan Ulam Sari Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas memiliki usaha yang tinggi atau kuat dalam memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi ancaman-ancaman yang dihadapi. Tahap selanjutnya adalah penggabungan (The Matching Stage),pada tahap ini hasil yang diperoleh dari matrik IFE dan EFE dimasukkan ke dalam matrik IE (Internal Eksternal Matrix) untuk mengetahui posisi Pokdakan Ulam Sari Desa Kalikidang Kecaamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas dengan tujuan mempermudah dalam perumusan alternatif-alternatif strategi. Pada matrik IE, total skor bobot yang didapat dari matrik IFE diletakkan pada sumbu X, dan total skor bobot yang didapat dari matrik EFE diletakkan pada sumbu Y. Jika Pada sumbu X, nilai dari total skor bobot IFE sebesar 1,0-1,99 menggambarkan posisi internal yang lemah, nilai 2,0-2,99 adalah sedang, dan nilai 3,0-4,0 adalah kuat. Sedangkan jika pada sumbu Y nilai total skor bobot EFE sebesar 1,0-1,99 menggambarkan posisi eksternal rendah, nilai 2,00-2,99 adalah sedang dan nilai 3,0-4,0 adalah tinggi. Matrik IE terbagi atas tiga bagian besar yang memiliki implikasi strategi berbeda yaitu : a. Divisi yang berada pada sel I, II, IV dapat melaksanakan strategi pertumbuhan dan pembangunan (grow and build). Bentuk strategi dapat berupa strategi intensif atau strategi integratif. b. Divisi yang berada pada sel III, V, VII dapat melaksanakan strategi mempertahankan dan memelihara (hold and maintain). c. Divisi yang berada pada sel VI, VIII, IX yaitu strategi mengambil hasil atau melepaskan (hold and divest). Dari hasil perhitungan matrik IFE dan EFE Pokdakan Ulam Sari Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas, didapatkan nilai sumbu X atau total skor bobot IFE sebesar 3,8007 dan nilai sumbu Y atau total skor bobot EFE sbesar 3,5789. Nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam matrik TE yang hasilnya dapat dilihat pada gambar 1. Dari gambar terlihat bahwa Pokdakan Ulam Sari terletak pada sel 1. Strategi yang dapat digunakan adalah strategi pertumbuhan dan pembangunan (grow and build). Strategi pertama adalah strategi intensif berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Sedangkan strategi kedua adalah strategi integratif berupa integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horisontal. Strategi penetrasi pasar bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar bagi produk yang ada sekarang pada pasar yang tersedia melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Strategi penetrasi pasar yang dapat diterapkan pada Pokdakan Ulam Sari seperti memaksimumkan
pemasaran dan promosi melalui jaringan pemasaran yang sudah ada mengingat peluang bahwa permintaan ikan gurami yang masih potensial tinggi dan merupakan produk unggulan yang diandalkan pada kawasan Minapolitan di Kabupaten Banyumas. EVALUASI FAKTOR INTERNAL Kuat
Sedang
Lemah
3,0 – 4,0
2,0-2,99
1,0 – 1,99
4,0 Tinggi
3,0
1,0
3,8
3,0 – 4,0
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
I EVALUASI
2,0
3,0
FAKTOR
Sedang
EKSTERNAL
2,0-2,99
2,0 Rendah 1,0-1,99
1,0 3,5
Gambar 1 Matrik IE Pokdakan Ulam Sari Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Strategi penetrasi pasar bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Strategi penetrasi pasar yang dapat diterapkan pada Pokdakan Ulam Sari seperti memaksimumkan pemasaran dan promosi melalui jaringan pemasaran yang sudah ada mengingat peluang bahwa permintaan ikan gurami yang masih potensial tinggi dan merupakan produk unggulan yang diandalkan pada kawasan Minapolitan di Kabupaten Banyumas. Strategi pengembangan pasar bertujuan untuk memperkenalkan produk ke daerah atau konsumen baru. Yang dapat dilakukan Pokdakan Ulam Sari adalah memperkenalkan produk
pembesaran ikan gurami khas Kabupaten Banyumas khususnya desa Kalikidang yang merupakan sentra terbesar di daerah ini misalnya melalui pameran produk-produk pertanian yang biasanya diselenggarakan di setiap daerah minimal satu tahun sekali. Strategi pengembangan produk bertujuan meningkatkan penjualan melalui modifikasi atau pengembangan produk baru. Diantaranya mengupayakan sebagian lahan untuk tempat wisata yang berwawasan lingkungan agar tujuan produksi ikan tidak terganggu. Selain itu juga dapat mengupayakan produk olahan ikan gurami dan produk hiasan berbahan dasar sisik ikan gurami. Strategi integrasi ke belakang merupakan strategi untuk mengawasi pasokan bahan baku, yang dapat dilakukan adalah menjaga hubungan baik dan melakukan kerjasama dengan produsen benih ikan agar ketersediaan pasokan bahan baku baik kuantitas dan kualitas tetap. Strategi integrasi ke depan merupakan strategi untuk mengendalikan atau mengontrol kegiatan distribusi yang dilakukan distributor atau pengecer. Diantaranya menjaga dan meningkatkan hubungan baik serta kerjasama dengan pedagang perantara yang menjadi ujung tombak pemasaran dan keberlanjutan usaha ikan gurami baik di daerah kabupaten Banyumas maupun dengan daerah-daerah lainnya. Strategi integrasi horisontal merupakan strategi untuk mengembangkan kepemilikan atau meningkatkan pengawasan terhadap para pesaing. Desa Kalikidang khususnya Pokdakan Ulam Sari dapat menerapkan strategi tersebut dengan menguatkan kelompok tani terutama mengenai perbaikan teknologi dan pola pikir para anggota kelompok tersebut, agar produk dapat bersaing dengan produk sejenis dari daerah lain yang mengisi pangsa pasar di kabupaten Banyumas. Strategi-strategi tersebut di atas dapat menjadi alternatif pilihan, sehingga Pokdakan Ulam Sari dapat terus prospektif untuk berkembang yang pada gilirannya akan lebih meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan dapat menjadi modal dasar pembentukan bisnis sosial berbasis potensi serta sumberdaya lokal yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui peningkatan akses masyarakat terhadap sumber protein dari perikanan darat. KESIMPULAN Berdasarkan kondisi internal didapatkan tujuh faktor yang menjadi kekuatan dan lima faktor yang menjadi kelemahan, serta dari kondisi eksternal didapatkan
tujuh faktor yang menjadi
peluang dan tujuh faktor yang menjadi ancaman dari Pokdakan Ulam Sari. Berdasarkan analisis Internal External Matrix (matrik IE) diketahui bahwa Pokdakan Ulam Sari terletak pada sel-I dari matrik IE. Strategi yang dapat dilaksanakan adalah strategi Grow and Build (pertumbuhan dan pembangunan) berupa strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan
produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horisontal). Strategi-strategi tersebut di atas dapat menjadi alternatif pilihan, sehingga Pokdakan Ulam Sari dapat terus prospektif untuk berkembang yang pada gilirannya akan lebih meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan dapat menjadi modal dasar pembentukan bisnis sosial berbasis potensi serta sumberdaya lokal yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui peningkatan akses masyarakat terhadap sumber protein dari perikanan darat. Implikasinya adalah peningkatkan kualitas sumberdaya anggota kelompok petani ikan terutama pengetahuan dan teknologi pembesaran ikan. Selain itu juga perlu perubahan paradigma pola pikir anggota dari keuntungan pribadi menjadi kelompok, yang pada gilirannya justru akan lebih meningkatkan kesejahteraan dan menjadi embrio pembentukan bisnis sosial yang bertujuan mengatasi permasalahan terutama dalam akses mendapatkan bahan pangan berprotein dari ikan. DAFTAR PUSTAKA Barokatuminalloh dan Neni Widayaningsih, 2011. Analisis Ketahanan Pangan Pada Rumah Tangga di Desa Miskin di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Eko-Regional Jurnal Pembangunan Ekonomi Wilayah, Vol.6 , No.1. ______________________________________, 2012. Analisis Ketahanan Pangan Pada Rumah Tangga Perkotaan di Kota Purwokerto Kabupaten Banyumas. Prosiding Seminar Nasional “Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan”, 23-24 Nopember 2011. Roberts, Dave and Christine Woods. 2005. Changing the world on a shoestring: The concept of social entrepreneurship. Bussines Review, University of Auckland, 2005.http://www.uabr.auckland.ac.nz/files/articles/Volume11/v11i1-asd.pdf diakses pada tanggal 5 April 2013. Shaker A. Zahra, Hans N. Rawhouser, Nachiket Bhawe, Donald O. Neubaum, dan James C. Hayton. 2008. Globalization Of Social Entrepreneurship Opportunities. Strategic Entrepreneurship Journal Strat. Entrepreneurship J., 2: 117–131 (2008) Published Online In Wiley Interscience (Www.Interscience.Wiley.Com). Doi: 10.1002/Sej.43) http://www.irproje.com/userfiles/610033%281%29.pdf, diakses pada tanggal 5 April 2013. Widayaningsih, Neni dan Barokatuminalloh, 2012. Penyediaan Ketahanan Pangan Melalui Kesadaran Pemberian ASI di Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas, Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 14. No.1, Maret 2012 Yunus, Muhammad and Karl Weber. 2009. Menciptakan Dunia Tanpa Kemiskinan, Bagaimana Bisnis Sosial Mengubah Kehidupan Kita. Cet. Ketiga. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.