POTENSI LESTARI SUMBERDAYA IKAN TUNA DI PERAIRAN SELATAN JAWA DAN PRODUKTIVITAS PER-TRIP TUNA LONGLINE DI PPS CILACAP, JAWA TENGAH
NIA KURNIAWATI
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017
ABSTRAK NIA KURNIAWATI. Potensi Lestari Sumberdaya Ikan Tuna di Perairan Selatan Jawa dan Produktivitas Per-trip Tuna Longline di PPS Cilacap, Jawa Tengah. Dibimbing oleh NIMMI ZULBAINARNI dan WAWAN OKTARIZA. Ikan tuna merupakan komoditas ekspor perikanan ke dua setelah udang. Ikan tuna ditangkap menggunakan alat tangkap tuna longline. Salah satu tempat pendaratan kapal tuna longline yang paling dekat dengan laut Selatan Jawa adalah PPS Cilacap. Komponen hasil tangkapan tuna longline di PPS Cilacap adalah ikan tuna madidihang 11% (1141,105 ton), ikan tuna mata besar 19% (1910,87 ton), ikan tuna albakor 14% (1409,30 ton), ikan tuna sirip biru selatan 0,40% (40,91 ton). Komposisi hasil tangkapan sampingan sebesar 56% (5767,78 ton). Upaya tangkap terhadap tuna madidihang, tuna mata besar dan tuna SBT masih dapat dioptimumkan, sedangkan upaya tangkap terhadap ikan tuna albakor harus mulai dikurangi. hMSY tuna madidihang, tuna mata besar, tuna albakor dan tuna SBT, masing - masing sebesar 58,34; 57,29; 70,90; dan 4,65 ton. Hasil tangkapan aktual rata – rata masing – masing sebesar 29,64; 55,06; 119,92; dan 1,21 ton. Nilai hMEY masing – masing sebesar 53,53; 52,6; 70,12; dan 4,53 ton. Jumlah produktivitas alat tangkap tuna longline untuk seluruh jenis tuna dalam lima tahun adalah 668,32 ton, rata-rata dalam setahun sebesar 133,66 ton dan 2,23 ton per bulan. Kata kunci: Produktivitas (CPUE), potensi lestari, Cilacap, tuna
ABSTRACT NIA KURNIAWATI. Maximum Sustainable Yield of Tuna’s Fisheries in Sea of Java’s Southern Area and Catch Per-unit Effort Tuna Longline Oceanic Fishing Port Cilacap, Center Java. Supervised by NIMMI ZULBAINARNI and WAWAN OKTARIZA. Tuna has been second export comodities in Indonesia after shrimp comodities. Tuna’s fishing catches by tuna longline in common. One of the landing place tuna longline vessels are closest to the sea south of Java is oceanic fishing port Cilacap. Catches components of tuna longline in oceanic fishing port Cilacap are yellowfin tuna 11% (1141.105 tons), big eyes tuna 19% (1910.87 tons), albacore tuna 14% (1409.30 tons), southern bluefin tuna 0.40 % (40.91 tons). The composition of the bycatch by 56% (5767.78 tons). Efforts to catch yellowfin tuna, big eyes tuna, albacore tuna and southern bluefin tuna can still be optimized, while the fishing effort on tuna albakor should begin to be reduced. Tuna longline effort that make a profit and still be eligible to run are ships. hMSY yellowfin tuna, big eyes tuna, albacore tuna and southern bluefin tuna content of 58.34; 57.29; 70.90; and 4.65 tons. Average of actual catch content of 29.64; 55.06; 119.92; and 1.21 ton. hMEY content of 53.53; 52.6; 70.12; and 4.53 tons. Catch perunit effort in fifth years rise 668.32 tons, 133.66s per-years, and 2.23 per-month. Keywords: Productivity (CPUE), Cilacap, maximum sustainable yield, tuna
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Lestari Sumberdaya Ikan Tuna di Perairan Selatan Jawa dan Produktivitas Per-trip Tuna Longline di PPS Cilacap, Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Januari 2017 Nia Kurniawati NIM C44120075
ABSTRAK NIA KURNIAWATI. Potensi Lestari Sumberdaya Ikan Tuna di Perairan Selatan Jawa dan Produktivitas Per-trip Tuna Longline di PPS Cilacap, Jawa Tengah. Dibimbing oleh NIMMI ZULBAINARNI dan WAWAN OKTARIZA. Ikan tuna merupakan komoditas ekspor perikanan ke dua setelah udang. Ikan tuna ditangkap menggunakan alat tangkap tuna longline. Salah satu tempat pendaratan kapal tuna longline yang paling dekat dengan laut Selatan Jawa adalah PPS Cilacap. Komponen hasil tangkapan tuna longline di PPS Cilacap adalah ikan tuna madidihang 11% (1141,105 ton), ikan tuna mata besar 19% (1910,87 ton), ikan tuna albakor 14% (1409,30 ton), ikan tuna sirip biru selatan 0,40% (40,91 ton). Komposisi hasil tangkapan sampingan sebesar 56% (5767,78 ton). Upaya tangkap terhadap tuna madidihang, tuna mata besar dan tuna SBT masih dapat dioptimumkan, sedangkan upaya tangkap terhadap ikan tuna albakor harus mulai dikurangi. hMSY tuna madidihang, tuna mata besar, tuna albakor dan tuna SBT, masing - masing sebesar 58,34; 57,29; 70,90; dan 4,65 ton. Hasil tangkapan aktual rata – rata masing – masing sebesar 29,64; 55,06; 119,92; dan 1,21 ton. Nilai hMEY masing – masing sebesar 53,53; 52,6; 70,12; dan 4,53 ton. Jumlah produktivitas alat tangkap tuna longline untuk seluruh jenis tuna dalam lima tahun adalah 668,32 ton, rata-rata dalam setahun sebesar 133,66 ton dan 2,23 ton per bulan. Kata kunci: Produktivitas (CPUE), potensi lestari, Cilacap, tuna
ABSTRACT NIA KURNIAWATI. Maximum Sustainable Yield of Tuna’s Fisheries in Sea of Java’s Southern Area and Catch Per-unit Effort Tuna Longline Oceanic Fishing Port Cilacap, Center Java. Supervised by NIMMI ZULBAINARNI and WAWAN OKTARIZA. Tuna has been second export comodities in Indonesia after shrimp comodities. Tuna’s fishing catches by tuna longline in common. One of the landing place tuna longline vessels are closest to the sea south of Java is oceanic fishing port Cilacap. Catches components of tuna longline in oceanic fishing port Cilacap are yellowfin tuna 11% (1141.105 tons), big eyes tuna 19% (1910.87 tons), albacore tuna 14% (1409.30 tons), southern bluefin tuna 0.40 % (40.91 tons). The composition of the bycatch by 56% (5767.78 tons). Efforts to catch yellowfin tuna, big eyes tuna, albacore tuna and southern bluefin tuna can still be optimized, while the fishing effort on tuna albakor should begin to be reduced. Tuna longline effort that make a profit and still be eligible to run are ships. hMSY yellowfin tuna, big eyes tuna, albacore tuna and southern bluefin tuna content of 58.34; 57.29; 70.90; and 4.65 tons. Average of actual catch content of 29.64; 55.06; 119.92; and 1.21 ton. hMEY content of 53.53; 52.6; 70.12; and 4.53 tons. Catch per-unit effort in fifth years rise 668.32 tons, 133.66s per-years, and 2.23 per-month. Keywords: Productivity (CPUE), Cilacap, maximum sustainable yield, tuna
POTENSI LESTARI SUMBER DAYA IKAN TUNA DAN PRODUKTIVITAS PER-TRIP TUNA LONGLINE DI PPS CILACAP, JAWA TENGAH
NIA KURNIAWATI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan usulan penelitian yang berjudul “Potensi Lestari Sumberdaya Ikan Tuna di Perairan Selatan Jawa dan Produktivitas Pertrip Tuna Longline di PPS Cilacap, Jawa Tengah” ini dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 ini bertujuan untuk menganalisis potensi lestari dengan menggunakan model bioekonomi Gordon-Schaefer. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Nimmi Zulbainarni, S.Pi, M.Si dan Bapak Dr. Ir. Wawan Oktariza, M.Si. selaku Komisi Pembimbing atas bimbingan dan pengarahannya yang telah diberikan kepada penulis selama proses penulisan penelitian ini hingga dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian usulan penelitian ini, bagi Ibu dan Bapak Dosen yang telah ikut serta dalam memberikan pemahaman yang berkaitan dengan penelitian ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per-satu. Ucapan terimakasih juga disampaikan untuk keluarga dan teman teman yang telah saling menyemangati. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Januari 2017 Nia Kurniawati
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
2
METODE Waktu dan Tempat Penelitian
2
Bahan dan Alat Penelitian
3
Metode Pengambilan Data
3
Jenis dan Sumber Data
3
Analisis Data
3
HASIL DAN PEMBAHASAN Perikanan Tuna Longline
5
Produktivitas Per trip Tuna Logline
8
Potensi Lestari MSY dan MEY Ikan Tuna
10
Estimasi Parameter Biologi
15
SIMPULAN DAN SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
20
DAFTAR TABEL
1 2 3 4 5 6
Hasil perhitungan bioekonomi Gordon Schaefer, tuna Madidihang Hasil perhitungan bioekonomi Gordon Schaefer, tuna Mata besar Hasil perhitungan bioekonomi Gordon Schaefer, tuna Albakor Hasil perhitungan bioekonomi Gordon Schaefer, tuna SBT Tahapan analisis parameter biologi Nilai parameter biologi multi spesies tuna
11 12 13 14 15 15
DAFTAR GAMBAR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Gambar peta DPI Ikan tuna Gambar alat tangkap tuna longline Gambar alat tangkap tuna longline di lapangan dan bagiannya Diagram pie presentase hasil tangkapan tuna longline Grafik produktivitas dan upaya tangkap madidihang Grafik produktivitas dan upaya tangkap mata besar Grafik produktivitas dan upaya tangkap albakor Grafik produktivitas dan upaya tangkap SBT Potensi lestari ikan tuna madidihang Potensi lestari ikan tuna mata besar Potensi lestari ikan tuna albakor Potensi lestari ikan tuna SBT
3 6 6 7 8 9 9 9 10 10 12 13 14
DAFTAR LAMPIRAN
1 2 3 4 5 6 7 8
Perhitungan parameter biologi madidihang Perhitungan parameter biologi mata besar Perhitungan parameter biologi albakor Perhitungan parameter biologi SBT Grafik CPUE terpisah Alat penunjang operasi penangkapan Kegiatan bongkar di PPS Cilacap Riwayat Hidup
20 23 26 29 32 35 36 37
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki laut dengan luas sekitar 5,8 juta km2, dan memiliki garis pantai sepanjang 91.181 km. Masyarakat Indonesia yang berada di pesisir umumnya memilih perikanan sebagai mata pencahariannya dengan berprofesi sebagai nelayan. Berdasarkan Statistik Perikanan dan Akuakultur Tahun 2012 dari Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia menduduki peringkat kedua dalam produksi perikanan tangkap dan peringkat keempat dalam produksi perikanan budidaya. Indonesia juga tercatat sebagai negara kedua terbanyak dalam hal jumlah kapal yang dimiliki setelah Tiongkok. Kemudian dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor perikanan tercatat menampung 2.748.908 tenaga kerja pada tahun 2012, menduduki peringkat keempat dunia (Rakhmindyarto dan Sinulingga 2015). Kelurahan Cilacap merupakan wilayah yang memproduksi ikan. Karena letaknya yang bersebelahan dengan Samudera Indonesia, Cilacap memiliki sebuah pelabuhan perikanan samudera yaitu PPS Cilacap, yang berada di Kota Madya Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan, Kelurahan Telaga Kemulyan. Masyarakat Cilacap tidak sedikit yang berprofesi nelayan sebagai mata pencaharian utama (Pemkab Cilacap 2008). Letak geografis Cilacap berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Potensi sumberdaya perikanan tuna di Cilacap sebesar 26% dari seluruh jumlah produksi ikan di Cilacap atau 1.225 ton per tahun. Ikan tuna di Cilacap cukup potensial dan pertumbuhannya mengalami perkembangan. Produksi ikan tuna dari tahun 1999 sampai 2009 mengalami kenaikan rata-rata 10% (Sibagariang et al 2011). Terdapat dua penelitian berbeda sebelumnya, yang bertemakan potensi lestari ikan tuna di Kabupaten Cilacap dan yang bertemakan Produktivitas ikan tuna di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Dari kedua penelitian tersebut hasil yang didapatkan, menyimpulkan bahwa sumberdaya tuna di Kabupaten Cilacap telah mengalami tangkap lebih dan menyebabkan produktivitas tuna longliner yang rendah. Diantaranya, Sibagariang et al tahun 2011 menyatakan hasil perhitungan dengan menggunakan model Schaefer didapatkan potensi lestari (MSY) sebesar 1.439,86 ton/tahun atau 119,98 ton per bulan dan upaya optimumnya adalah 155 unit/tahun. Adapun tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan tuna di perairan Cilacap sebesar 85,12 %, dapat dikatakan status pemanfaatannya dalam kondisi tangkap lebih (overfishing). Saputera et al tahun 2011 menyatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas Tuna Longliner di Kabupaten Cilacap relatif rendah (0,045 ton/GT/tahun). Rendahnya produktivitas dikarenakan telah terjadinya pemanfaatan yang fully-exploited. Penelitian ini bermaksud menelaah kembali dalam jangka waktu 2010 hingga 2014 baik dalam menentukan nilai potensi lestari dan produktivitas tuna longliner , penelitian ini mengambil tempat di PPS Cilacap dimana aktivitas bongkar kapal tuna longliner berlangsung. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menentukan produktivitas tuna longline (rawai tuna) di PPS Cilacap. 2. Menentukan nilai potensi lestari (Maximum Sustainable Yield, MSY) dan hasil ekonomi maksimum (Maximum Economic Yield, MEY) ikan tuna berdasarkan hasil tangkapan tuna longline yang didaratkan di PPS Cilacap.
2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat membantu nelayan tuna longline dalam mengungkapkan produktivitas yang dihasilkan dan memperbaiki perencanaan waktu nelayan tuna longline di PPS Cilacap yang hendak melakukan effort. Kemudian membantu nelayan dalam menentukan banyaknya upaya tangkap yang efektif. Menambah koleksi perpustakaan baik di dalam kampus IPB Dramaga dan PPS Cilacap, dapat digunakan dalam pertimbangan kebijakan tertentu.
METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2016, bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Pertimbangan utama adalah ramainya aktifitas produksi di Pelabuhan Perikanan Samudera, Letak geografis Cilacap langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Potensi sumberdaya perikanan tuna di Cilacap sebesar 26% dari seluruh jumlah produksi ikan di Cilacap atau 1.225 ton per tahun. Ikan tuna di Cilacap cukup potensial dan pertumbuhannya mengalami perkembangan (Sibagariang et al 2011). Selain itu pendataan di PPS Cilacap lebih terpusat dan rinci dalam menampilkan jumlah ikan yang didaratkan oleh kapal – kapal penangkapan. Berbeda dengan PPS Nizam Zachman yang lebih ramai, sehingga pendataan dan pengambilan sample yang lebih sulit, menyangkut wilayah distribusi yang cukup luas. Dan hasil tangkapan yang didaratkan tidak hanya berasal dari laut, tetapi juga ikan yang diangkut melalui transportasi darat (Lubis et al 2009). Peta DPI kapal tuna longline di PPS Cilacap disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Peta DPI perairan Selatan Jawa Sumber: diolah dari openstreetmap.org
3 Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan selama penelitian yaitu data dari PPS Cilacap dan laptop. Sedangkan alat yang digunakan yaitu alat tulis, kamera, kuisioner, kalkulator, dan Ms. Excel. Metode Pengambilan Data Tujuan penelitian ini bersifat eksploratoris yaitu jika suatu masalah belum pernah ditelusuri secara mendalam, setelah itu dijelaskan secara deskriptif yaitu memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan menunjukan hubungan antara berbagai variable (Nasution 2007). Desain penelitian bersifat study kasus dapat diperoleh dari sumber-sumber seperti laporan hasil pengamatan, catatan pribadi, dalam penelitian ini menggunakan data hasil tangkapan tuna longline yang didaratkan di PPS Cilacap untuk mencapai generalisasi yang sangat terbatas. Pengambilan sample bersifat jenuh, dimana seluruh populasi dimasukan penelitian yaitu upaya dan hasil tangkapan tuna longline dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Jenis dan Sumber Data Data Sekunder Data sekunder yang digunakan merupakan data laporan tahunan PPS Cilacap. Data yang diperoleh berupa alat tangkap, Besar kapal, jumlah hasil tangkapan, banyaknya trip dan nilai produksi. Data sekunder juga didapat dari beberapa penelitian sebelumnya yang bersangkutan. Analisis Data Analisis produktivitas per-trip tuna longline
Analisis MSY dan MEY (Bioekonomi Gordon Schaefer 1954)
⁄ ⁄ [
]
[
]
4
[
] [
[
] ][
]
[
] ]
[
[
] [
[
]
] ( Fauzi 2010)
Besaran upaya pada tingkat E0 disebut tingkat upaya pada kondisi MEY
( Zulbainarni 2012) Untuk menghindari “curse of dimensionality” tersebut, maka salah satu parameter biofisik harus diestimasi terlebih dahulu secara terpisah, untuk menduga paramater q dapat menggunakan Algoritma Fox:
⌈|
|⌉
5 ( )
dimana: α dan β q k r h x E m z f
= = = = = = = = = =
koefisien hasil regresi CPUE (Fauzi 2010) koefisien kemampuan tangkap daya dukung lingkungan (carrying capacity) laju pertumbuhan (intrinsict growth rate) hasil tangkapan maksimum ketersediaan stok biomass maksimum upaya tangkap fungsi logistik yang bernilai 2 selisih pembagian koefisien regeresi dengan upaya tangkap aksen upaya tangkap aksen ( upaya tangkap sebelum dijumlah dengan setelah dibagi 2) MSY = Maximum Sustainable Yield (pengelolaan sumberdaya ikan terbaik) MEY(0) = Maximum Economic Yield (rente ekonomi maksimum, rezim kepemilikan) OA (~) = Open Acces (optimal dalam kondisi akses terbuka)
HASIL DAN PEMBAHASAN Perikanan Tuna Longline Jenis Ikan Tuna di Indonesia Ikan tuna termasuk dalam keluarga Scombroidae. Tubuhnya seperti cerutu, mempunyai dua sirip pungung, sirip depan yang biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang. Mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor bercagak agak ke dalam dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Tubuh ikan tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan agak gelap pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar memiliki sirip tambahan yang berwarna kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap. Ada 6 jenis ikan tuna komersial di Indonesia. Ikan tuna besar terdiri dari : 1. Thunnus albacores (Yellowfin Tuna/Madidihang) 2. Thunnus obesus (Big eye Tuna/Tuna Mata Besar) 3. Thunnus macoyii (Southtern Bluefin Tuna/Tuna Sirip Biru Selatan) 4. Thunnus alalunga (Albacore/ Tuna Albakor) (Eafm staff 2013) Penyebaran Ikan Tuna di laut jawa diantaranya berada pada bulan Januari hingga Oktober, terkecuali bulan Agustus. Gambar dari ikan tuna disajikan pada Gambar 2.
6
Ikan tuna mata besar
Ikan tuna albakor
Ikan tuna sirip biru
Ikan tuna madidihang Gambar 2. Ikan tuna Sumber: PPS Cilacap dan www.Eafm-Indonesia.com
Deskripsi alat tangkap tuna longline Alat tangkap tuna longline adalah alat tangkap untuk menangkap ikan pelagis besar (tuna, marlin, dll). Longline terdiri dari sederetan tali–tali utama, terpasang tali cabang yang ukuran diameter dan cabangnya lebih kecil dari tali utama, pada ujung tali cabang dikaitkan mata pancing yang telah dipasang umpan. Alat tangkap tuna longline disajikan pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Gambar 3. Alat tangkap tuna longline Keterangan: a = Pelampung (radio buoy) b = Tali pelampung c = Tali utama d = Tali cabang e = Mata pancing
7
a. Gambar pancing ukuran 8
c.
Gambar amor spring
b. Gambar klem (lock tip)
d. Gambar kili kili
e. Satu linting branchline f. Radio buoyline Gambar 4. Alat tangkap tuna longline di lapangan dan bagiannya Pelampung berfungsi agar pancing, tali pancing, dan hasil tangkapan tidak tenggelam. Tali pelampung (float line /buoy line) menghubungkan pelampung (bola pelampung, pelampung bendera, pelampung radio buoy, pelampung lampu) dengan tali utama (main line). Tali utama (main line) tali yang panjang (rangkaian tali utama) bergantung pada tali pelampung dan tempat tergantungnya tali cabang (branch line). Tali pelampung maupun tali cabang terkait pada simpul sambungan tali utama. Tali cabang (branch line) ukuran tali cabang lebih kecil diameter/ panjangnya dari pada tali utama. Terdiri dari tali branch, wireleader, mata pancing, pada tali cabang untuk mengantisipasi kusut/melintir dipasang kili-kili (swifel). Terdapat 3 jenis mata pancing yang umum digunakan pada alat tangkap tuna longline, yaitu pancing J, pancing tuna, dan pancing lingkar. Jumlah pancing yang digunakan bervariasi, tergantung target tangkapan yang diinginkan serta metode setting yang digunakan, umumnya berkisar antara 100-2000 pancing (Adyas et al 2011). Di PPS Cilacap tali utama satu lintir atau satu depa sepanjang 25 meter, terdapat 25 lintir atau sepanjang 625 meter, tali cabang sepanjang 7 meter, dan pancing ukuran 8 dan pacing lingkar. Pada prinsipnya konstruksi rawai tuna (tuna longline) yang berbasis di PPS Cilacap terdiri dari gabungan beberapa main line (tali utama), dengan bahan polyester ; branch line (tali cabang) yang terdiri dari snap on terbuat dari baja anti karat. Tali cabang utama terbuat dari polyester kili–kili terbuat dari kuningan dan timah, sekiyama terbuat dari baja dilapis timah, tali pelampung dengan bahan polyester, dan pelampung terbuat dari plastik. Kedalaman pancing menurut kebutuhan yaitu dengan cara mengubah panjang branch line atau float line (tali pelampung).
8 Nilai Ekonomi Ikan Tuna Di kawasan ASEAN, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara produsen ikan tuna setelah Thailand. Hal ini disebabkan perbedaan tingkat eksploitasi baik dari segi jumlah maupun teknologi penggunaan alat tangkap. Mengingat bahwa perairan Indonesia masih luas maka peluang untuk meningkatkan produksi masih besar dan itu berarti juga peluang untuk meningkatkan ekspor sebagai penambah devisa negara juga besar. Prediksi ekspor ikan tuna dari tahun 2000–2005 memperlihatkan adanya peningkatan ekspor ikan tuna rata-rata 1,06%. Dengan peningkatan ekspor ikan tuna tersebut maka diperlukan strategi pemasaran yang perlu diterapkan antara lain perbaikan sarana dan prasarana, melakukan upaya alih teknologi untuk armada dan alat tangkap, peningkatan kuantitas dan kualitas produk, melakukan riset pemasaran dan peningkatan kerjasama dengan negara pengimpor (Yudiarosa 2009). Komposisi hasil tangkapan tuna longline di PPS Cilacap Komposisi hasil tangkapan tuna longline terdiri dari hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan. Hasil tangkapan utama tuna longline tahun 2010 hingga 2014 di PPS Cilacap terdiri dari ikan tuna madidihang (Thunnus albacores) sebesar 11% yaitu sebanyak 1.141,105 ton, ikan tuna mata besar (Thunnus obesus) sebesar 19% yaitu sebanyak 1.910,87 ton, ikan tuna albakor (Thunnus alalunga)sebesar 14% yaitu sebanyak 1.409,30 ton, ikan tuna sirip biru selatan (Thunnus macoyii) sebesar 0,40% yaitu sebanyak 40,91 ton. Komposisi hasil tangkapan lainnya sebesar 56% atau sebanyak 5.767,78 ton. Hasil tangkapan lainnya diantaranya ikan setuhuk hitam, setuhuk putih, bawal belang, mobula, meka, gindara, cakilan, dan layaran. Hasil tangkapan didaratkan dalam bentuk frozen dan untuk di ekspor. Diagram hasil tangkapan tuna longline disajikan pada Gambar 4.
Tangkapan lain 56%
Madidihang 11% Mata Besar 19% Albakor 14% SBT 0,40%
Gambar 5. Diagram pie hasil tangkapan tuna longline Produktivitas Per-Trip Tuna Longline Produktivitas pertahun tuna longline dan jumlah total effort mengalami fluktuasi, dimana tahun 2010 dengan upaya tangkap sebesar 135 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 10,18 ton tuna madidihang. Pada tahun 2011 dengan upaya tangkap sebesar 166 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 42,81 ton tuna madidihang. Pada tahun 2012 dengan upaya tangkap sebesar 110 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 16,82 ton tuna madidihang. Pada tahun 2013 dengan upaya tangkap sebesar 44 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 21,04 ton tuna madidihang. Pada tahun 2014 dengan upaya tangkap sebesar 29,3 per unit menghasilkan 48,78 ton
9 tuna madidihang. Grafik produktivitas dan effort tuna madidihang disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Grafik produktivitas (CPUE) dan effort tuna madidihang Produktivitas pertahun tuna longline dan jumlah total effort mengalami fluktuasi, dimana tahun 2010 dengan upaya tangkap sebesar 224 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 278 ton tuna mata besar. Pada tahun 2011 dengan upaya tangkap sebesar 278 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 17,3 ton tuna mata besar. Pada tahun 2012 dengan upaya tangkap sebesar 185 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 21,7 ton tuna mata besar. Pada tahun 2013 dengan upaya tangkap sebesar 74 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 28,6 ton tuna mata besar. Pada tahun 2014 dengan upaya tangkap sebesar 20,3 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 35,8 ton tuna mata besar. Grafik produktivitas dan effort tuna mata besar disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Grafik produktivitas (CPUE) dan effort tuna mata besar Produktivitas pertahun tuna longline dan jumlah total effort mengalami fluktuasi, dimana tahun 2010 dengan upaya tangkap sebesar 165,35 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 56,49 ton tuna albakor. Pada tahun 2011 dengan upaya tangkap sebesar 202,1 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 14,9 ton tuna albakor. Pada tahun 2012 dengan upaya tangkap sebesar 136,5 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 22,56 ton tuna albakor. Pada tahun 2013 dengan upaya tangkap sebesar 134,8 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 44,37 ton tuna albakor. Pada tahun 2014 dengan upaya tangkap sebesar 36,4 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 150,67 ton tuna albakor. Grafik produktivitas dan effort tuna albakor disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8. Grafik produktivitas (CPUE) dan effort tuna albakor
10 Produktivitas pertahun tuna longline dan jumlah total effort mengalami fluktuasi, dimana tahun 2010 dengan upaya tangkap sebesar 2,72 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 18,70 ton tuna SBT. Pada tahun 2011 dengan upaya tangkap sebesar 2,47 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 16,53 ton tuna SBT. Pada tahun 2012 dengan upaya tangkap sebesar 2,80 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 45,24 ton tuna SBT. Pada tahun 2013 dengan upaya tangkap sebesar 0,68 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 28,75 ton tuna SBT. Pada tahun 2014 dengan upaya tangkap sebesar 0,02 per unit menghasilkan tingkat produktivitas 4,40 ton tuna SBT. Grafik produktivitas dan effort tuna SBT disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Grafik produktivitas (CPUE) dan effort tuna SBT Jumlah produktivitas seluruh jenis tuna dalam lima tahun adalah 668,32 ton, rata-rata dalam setahun sebesar 133,66 ton dan 2,23 ton per bulan. Hasil tersebut diperoleh dari penjumlahan (CPUE) produktivitas per-trip setiap jenis tuna yang dibagi atau dijumlahkan dalam menentukan produktivitas selama per-tahun, perbulan atau keseluruhan lima tahun. Dalam lima tahun yaitu 2010 hingga tahun 2014, upaya tangkap keseluruhan terisi selama 300 bulan. CPUE yang dihasilkan dari setiap upaya perbulanya lalu dihitung secara keseluruhan. Potensi Lestari MSY dan MEY Ikan Tuna di PPS Cilacap Potensi lestari tuna madidihang Potensi lestari dari ikan tuna madidihang (Thunnus albacores) berdasarkan hubungan produksi dan effort disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10. Potensi lestari tuna madidihang
Kemudian hasil perhitungan bioekonomi Gordon Schaefer dari ikan tuna madidihang disajikan pada Tabel 1.
11 Tabel 1 Perhitungan bioekonomi Gordon Schaefer tuna madidihang Nilai Keterangan xMSY Biomass MSY (Xopt) = K/2 hMSY MSY (h opt) = rK/4 EMSY Effort Opt (EMSY) = r/2q Rente MSY= PHMSY-CEMSY xMEY = (K/2)*(1+C/pqk) hMEY = (rk/4)(1+c/pqk)(1-c/pqk) EMEY = ( r/2q)* (1-c/pqk) Rente MEY xoa = c/pq hoa = (rc/pq)(1-c/pqk) Eoa = (r/q)*(1-c/pqk) Produksi aktual rata – rata Hasil tangkapan aktual rata rata (h = aE-bE^2) Effort aktual rata-rata
403,84 ton 58,34 ton 33,5 unit Rp 1 004 151 014,29 505,03 ton 53,53 ton 25,1 unit Rp 1 091 015 808,22 202,4 ton 43,8 ton 50,2 unit 23,29 ton 29,64 ton 10 unit
Nilai EMSY pada tuna madidihang sebesar 33,49 unit terisi artinya input yang dibutuhkan dalam pengelolaan sumberdaya terbaik pada saat produksi lestari berada pada tingkat tertinggi kurva yield effort, dengan hasil tangkapan (hMSY) sebesar 58,34 ton dengan stok (biomass) pertumbuhan maksimum sebesar 403,8 ton pada level MSY. Rente atau keuntungan yang didapat pada tingkat MSY sebesar Rp 1.004.151.014,29. Trip yang dibutuhkan untuk mencapai produksi lestari pada tingkat MEY 25,10 unit terisi untuk mendapatkan hasil tangkapan maksimum sebesar (h MEY) 53,53 ton dengan ketersediaan stok (XMEY) biomass pertumbuhan maksimum sebesar 505,03 ton. Rente atau keuntungan yang didapat pada tingkat MEY sebesar Rp 1.091.015.808,2. Trip yang dibutuhkan pada rezim akses terbuka sebesar 50,2 unit terisi untuk mendapatkan hasil tangkapan optimum sebesar 43,8 ton. Stok (biomass) pertumbuhan maksimum pada rezim akses terbuka sebesar 202,4 ton. Dari hasil yang didapat nilai stok pada rezim akses terbuka lebih kecil daripada biomass atau stok pada rezim terkendali (sole owner). Input yang dibutuhkan pada rezim sole owner hanya setengah dari input yang dibutuhkan pada rezim terbuka (Fauzi 2010). Hasil tangkapan aktual rata-rata adalah sebesar 29,64 ton lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil tangkapan pada kondisi MSY. Upaya tangkapan aktual tidak melebihi upaya tangkapan dalam kondisi MEY, MSY, OA, sehingga upaya tangkap kapal tuna longline di PPS Cilacap terhadap ikan tuna madidihang, masih dapat dioptimumkan. Potensi lestari tuna mata besar Potensi lestari dari ikan tuna mata besar (Thunnus obesus) berdasarkan hubungan produksi dan effort disajikan pada Gambar 11.
12
Gambar 11. Potensi lestari tuna mata besar Kemudian hasil perhitungan bioekonomi Gordon Schaefer dari ikan tuna mata besar disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Perhitungan bioekonomi Gordon Schaefer tuna mata besar Keterangan xMSY Biomass MSY (Xopt) = K/2 hMSY MSY (h opt) = rK/4 EMSY Effort Opt (EMSY) = r/2q Rente MSY= PHMSY-CEMSY xMEY = (K/2)*(1+C/pqk) hMEY = (rk/4)(1+c/pqk)(1-c/pqk) EMEY = ( r/2q)* (1-c/pqk) Rente MEY xoa = c/pq hoa = (rc/pq)(1-c/pqk) Eoa = (r/q)*(1-c/pqk) Produksi aktual rata – rata Hasil tangkapan aktual rata-rata (h = aE-bE^2) Effort aktual rata-rata
Nilai 301,43 ton 57,29 ton 32,78 unit Rp 322 679 662,62 427,54 ton 52,6 ton 19,07 unit Rp 852 698 994,23 252,2 ton 55,8ton 38,1 unit 25,3 ton 55,06 ton 16 unit
Nilai EMSY pada tuna mata besar sebesar 32,78 unit terisi artinya input yang dibutuhkan dalam pengelolaan sumberdaya terbaik pada saat produksi lestari berada pada tingkat tertinggi kurva yield effort, dengan hasil tangkapan (hMSY) sebesar 57,29 ton dengan stok (biomass) pertumbuhan maksimum sebesar 301,43 ton pada level MSY. Rente atau keuntungan yang didapat pada tingkat MSY sebesar Rp 322.679.662,62. Trip pada tingkat MEY 19,07 unit terisi untuk mendapatkan hasil tangkapan maksimum sebesar (hMEY) 52,60 ton dengan ketersediaan stok (XMEY) biomass pertumbuhan maksimum sebesar 427,54 ton. Rente atau keuntungan yang didapat pada tingkat MEY sebesar Rp 852.698.994,23. Trip yang dibutuhkan pada rezim akses terbuka sebesar 38,1 unit terisi untuk mendapatkan hasil tangkapan optimum sebesar 55,8 ton. Stok (biomass) pertumbuhan maksimum pada rezim akses terbuka sebesar 38,1 ton. Dari hasil yang didapat nilai stok pada rezim akses terbuka lebih kecil dari biomass atau stok pada rezim terkendali (sole owner). Input yang dibutuhkan pada rezim sole owner hanya setengah dari input yang dibutuhkan pada rezim terbuka (Fauzi 2010). Hasil tangkapan aktual rata-rata sebesar 55,06 ton lebih
13 kecil dibandingkan dengan hasil tangkapan pada kondisi MSY. Upaya tangkapan aktual tidak melebihi upaya tangkapan dalam kondisi MEY, MSY, OA sehingga upaya tangkap kapal tuna longline di PPS Cilacap terhadap ikan tuna mata besar masih dapat dioptimumkan. Potensi lestari tuna albakor Potensi lestari dari ikan tuna albakor (Thunnus alalunga) berdasarkan hubungan produksi dan effort disajikan pada Gambar 12.
Gambar 12. Potensi lestari tuna albakor Kemudian hasil perhitungan bioekonomi Gordon Schaefer dari ikan tuna mata besar disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Perhitungan bioekonomi Gordon Schaefer tuna albakor Keterangan xMSY Biomass MSY (xopt) = K/2 hMSY MSY (h opt) = rK/4 EMSY Effort Opt (Emsy) = r/2q Rente MSY= PHmsy-Cemsy xMEY = (K/2)*(1+C/pqk) hMEY =(rk/4)(1+c/pqk)(1-c/pqk) EMEY =( r/2q)* (1-c/pqk) RenteMey xoa = c/pq hoa =(rc/pq)(1-c/pqk) Eoa=(r/q)*(1-c/pqk) Produksi aktual rata – rata Hasil tangkapan aktual rata-rata (h = aE-bE^2) Effort aktual rata-rata
Nilai 256,33 ton 70,9 ton 14,85 unit Rp 971 948 623,35 302,77 ton 70,12 ton 12,16 unit Rp 1 055 309 909,11 92,9 ton 42,1 ton 24,3 unit 16,4 ton 119,92 ton 13 unit
Nilai EMSY pada tuna albakor sebesar 14,85 unit terisi artinya input yang dibutuhkan dalam pengelolaan sumberdaya terbaik pada saat produksi lestari berada pada tingkat tertinggi kurva yield effort, dengan hasil tangkapan (hMSY) sebesar 70,90 ton dengan stok (biomass) pertumbuhan maksimum sebesar 256,32 ton pada level MSY. Rente atau keuntungan yang didapat pada tingkat MSY sebesar Rp 971.948.623,35. Trip yang dibutuhkan pada tingkat MEY 12,16 unit terisi untuk mendapatkan hasil tangkapan maksimum sebesar (h MEY) 70,12 ton dengan ketersediaan stok (XMEY) biomass pertumbuhan maksimum sebesar 302,77 ton. Rente atau
14 keuntungan yang didapat pada tingkat MEY sebesar Rp 1.055.309.909,11. Trip yang dibutuhkan pada rezim akses terbuka sebesar 24,3 unit terisi untuk mendapatkan hasil tangkapan optimum sebesar 42,1 ton. Stok (biomass) pertumbuhan maksimum pada rezim akses terbuka sebesar 92,9 ton. Nilai hasil tangkapan aktual rata- rata 119,92 ton, melebihi nilai hasil tangkapan pada kondisi MSY, MEY dan OA sehingga upaya tangkap kapal tuna longline di PPS Cilacap terhadap ikan tuna albakor harus mulai dikurangi. Potensi lestari tuna sirip biru selatan Potensi lestari dari ikan tuna sirip biru selatan (Thunnus macoyii) berdasarkan hubungan produksi dan effort disajikan pada Gambar 13.
Gambar 13. Potensi lestari tuna sirip biru selatan Kemudian hasil perhitungan bioekonomi Gordon Schaefer dari ikan tuna mata besar disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Perhitungan bioekonomi Gordon Schaefer tuna sirip biru selatan Keterangan xMSY Biomass MSY (xopt) = K/2 hMSY (h opt) = rK/4 EMSY Effort Opt (Emsy) = r/2q Rente MSY= PHmsy-Cemsy xMSY = (K/2)*(1+C/pqk) hMEY =(rk/4)(1+c/pqk)(1-c/pqk) EMEY =( r/2q)* (1-c/pqk) Rente MEY xoa = c/pq hoa =(rc/pq)(1-c/pqk) Eoa=(r/q)*(1-c/pqk) Produksi aktual rata – rata Hasil tangkapan aktual rata - rata (h = aE-bE^2) Effort rata – rata
Nilai 8,82 ton 4,65 ton 1,48 unit Rp 158.839.073,14 8,87 ton 4,53 ton 1,47 unit Rp 41.139.049,57 0,088 ton 0,092 ton 2,9 unit 0,87 ton 1,21 ton 0,29 unit
Nilai EMSY pada tuna SBT sebesar 1,48 unit terisi artinya input yang dibutuhkan dalam pengelolaan sumberdaya terbaik dengan hasil tangkapan (hMSY) sebesar 4,65 ton dengan stok (biomass) pertumbuhan maksimum sebesar 8,82 ton pada level MSY.
15 Rente atau keuntungan yang didapat pada tingkat MSY sebesar Rp 158.839.073,14. Trip yang dibutuhkan pada tingkat MEY 1,47 unit terisi untuk mendapatkan hasil tangkapan maksimum sebesar (hMEY) 4,53 ton dengan ketersediaan stok (XMEY) biomass pertumbuhan maksimum sebesar 8,87 ton. Rente atau keuntungan pada tingkat MEY sebesar Rp 41.139.049,57. Trip yang dibutuhkan pada rezim akses terbuka sebesar 2,9 unit terisi untuk mendapatkan hasil tangkapan optimum sebesar 0,092 ton. Stok (biomass) pertumbuhan maksimum pada rezim akses terbuka sebesar 0,088 ton. Dari hasil yang didapat nilai stok pada rezim akses terbuka lebih kecil daripada biomass atau stok pada rezim terkendali (sole owner). Input yang dibutuhkan pada rezim sole owner hanya setengah dari input yang dibutuhkan pada rezim terbuka (Fauzi 2010). Hasil tangkapan aktual rata-rata sebesar 1,21 ton lebih kecil dibandingkan dengan hasil tangkapan pada kondisi MSY. Effort aktual rata-rata tidak lebih besar dari upaya tangkap kondisi MSY, MEY, dan OA sehingga upaya tangkap kapal tuna longline di PPS Cilacap terhadap ikan tuna SBT masih dapat dioptimumkan. Estimasi Parameter Biologi Hasil analisis parameter biologi dengan menggunakan model Fox disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Tahapan analisis parameter biologi model Fox Koefisien No. Spesies α β 1 Tuna Madidihang 3,4835633 -0,052137295 2 Tuna Mata Besar 3,4947204 -0,053298829 3 Tuna Albakor 9,5459476 -0,321316795 4 Tuna SBT 6,2905675 -2,127253525
R² 0,178 0,176 0,010 0,024
Nilai parameter biologi multi spesies tuna di Kabupaten Cilacap dengan menggunakan model surplus produksi Fox disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai parameter biologi multi spesies tuna No. Spesies r q Tuna Madidihang 1 0,289 0,004313005 Tuna Mata Besar 2 0,380 0,005796814 Tuna Albakor 3 0,553 0,018620704 Tuna SBT 4 1 0,356468483
K (Ton) 807,69 602,869 512,652 17,6469
Pada Tabel 6 estimasi parameter biologi digunakan Algoritma Fox untuk menghindari adanya kesalahan statistik (Zulbainarni 2012). Berdasarkan Tabel 5, α merupakan intercept dari fungsi x sebagai nilai effort dan fungsi y sebagai nilai CPUE. β merupakan slope dari fungsi x sebagai nilai effort dan fungsi y sebagai nilai CPUE. Nilai R2 merupakan koefisien determinasi yaitu kemampuan varians variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya, cenderung di abaikan, sebab faktor
16 alam. Pada Tabel 6 terlihat bahwa tingkat pertumbuhan alami tuna sirip biru selatan (sourth bluefin tuna) pertahun sebesar 1% merupakan nilai tertinggi dibandingkan jenis tuna yang lain. Artinya tuna sirip biru selatan mengalami pertumbuhan alami yang lebih cepat dibandingkan dengan jenis tuna lainnya. Tuna albakor mencapai tingkat pertumbuhan alami tertinggi ke-2 dari 4 jenis tuna lainnya dengan nilai 0,553% pertahun. Tuna mata besar memiliki tingkat pertumbuhan alami diurutan ke-3 dengan nilai 0,380% pertahun. Tuna madidihang memiliki tingkat pertumbuhan terendah dengan nilai 0,289% pertahun. Koefisien kemampuan tangkap dengan nilai tertinggi diperoleh tuna sirip biru selatan sebesar 0,356 perunit effort yaitu kemampuan input perikanan menghasilkan output (FAO 1998 dalam Fauzi 2010). Ikan tuna albakor memiliki nilai koefisien kemampuan tangkap sebesar 0,018 tertinggi ke-2 dari 4 jenis tuna. Ikan tuna mata besar memiliki nilai sebesar 0,000579 tertinggi ke-3 koefisien kemampuan tangkap. Tuna mata besar memiliki koefisien kemampuan tangkap terendah dengan nilai 0,0043 per-unit effort. Tuna yang didaratkan di Kabupaten Cilacap berasal dari daerah penangkapan ikan 90–110 LS dan 1000–1090 BT. Daya dukung lingkungan tertinggi diperoleh tuna madidihang dengan nilai sebesar 807,69 ton artinya dapat hidup lebih banyak di wilayah 90–110 LS dan 1000–1090 BT. Tuna mata besar memiliki nilai daya dukung lingkungan ke-2 yaitu sebesar 602,86 ton. Tuna albakor memiliki daya dukung lingkungan dengan nilai 512,65 ton setelah tuna mata besar. Tuna sirip biru selatan memiliki nilai daya dukung lingkungan paling rendah yaitu sebesar 17,64 ton. Meskipun daya dukung lingkungannya lebih tinggi akan tetapi karena tingkat pertumbuhan alaminya rendah sehingga berdasarkan model ini diduga stok atau biomassanya lebih sedikit. Angka yang saya dapatkan pada perhitungan sesuai dengan apa yang telah disampaikan dalam buku tuna Migration and Distribution yang ditulis oleh Nakamura, dan diterbitkan tahun 1968. Berikut ini secara umum distribusi tuna biasanya setiap spesies terkecuali tuna sirip biru dan tuna sirip biru selatan. Keterkaitan ini akan samar jika diterapkan pada perairan pesisir laut kontinen. Di indikasi dari : 1. Distribusi tuna dari utara ke selatan sering mengalami perubahan dadakan berdasarkan berubahnya kondisi laut. 2. Mengalami distribusi yang lebih sempit dari barat ke timur. Dengan komposisi distribusi sejenis walaupun ada kemungkinan perubahan bertahap. 3. Jika ada ketidakberlanjutan distribusi disebabkan oleh struktur laut yang tidak mendukung, secara tetap. 4. Dengan kata lain distribusi tuna amat dipengaruhi dengan struktur laut. Di Jepang sendiri, distribusi ikan bluefin tuna dibatasi oleh arus laut Kuroshio dan menyebar di daerah barat, laut pasifik utara, didaerah tersebut terdapat juga tuna madidihang, tuna albakor dan tuna mata besar. Kebanyakan dari juvenil bluefin tuna terbawa arus sampai di pesisir laut utara amerika, berbagi habitat dengan juvenil tuna albakor. Habitat bluefin tuna sangat jelas berbeda sendiri dibandingkan yang lainya. Perpisahan antara habitat tuna albakor dan tuna madidihang selanjutnya lebih jelas terlihat dibandingkan dengan perspisahan tuna albakor dan tuna mata besar atau tuna mata besar dan tuna maddidihang. Jika dilihat dari struktur populasi tuna mata besar menyerupai tuna madidihang, terlihat bahwa tuna mata besar memiliki karakteristik biologi dan ekologi yang serupa diantara tuna madidihang dan tuna albakor. Tuna mata
17 besar cenderung bercampur dengan tuna madidihang ataupun tuna albakor. Pertumbuhan bluefin tuna dimulai rata-rata 20 kg pertahun hingga 3 tahun terakhir. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara lintang dan bujur daerah distribusi ikan tuna di samudera pasifik dan samudera hindia. Berdasarkan pola keakuratan data yang dihasilkan dari para peneliti tahun 1954, komposisi ukuran, pemijahan, dan feeding, telah terformulasikan dengan seperangkat hipotesis distribusi dan migrasi tuna sebagai berikut : 1. Tuna berdasarkan jenisnya masing – masing memiliki pusat dan pola distribusi berbeda, perubahan pola bergantung pada kondisi laut terkini. 2. Jika satu kelompok jenis tuna bermigrasi melawan arus yang berbeda dengan jenis tuna lainnya, prilaku tersebut merupakan bentuk respon secara ekologi terhadap semacam seleksi alam. 3. Sistem arus yang berbeda dari setiap jenis habitat tuna menggambarkan karakteristik daerah penangkapan jenis tuna tersebut. 4. Pada umumnya arus utama merupakan pertengahan arus yang mengalir dari arah timur atau barat. 5. Migrasi dari tuna terbagi menjadi dua tipe, yang pertama mengambil satu sistem arah arus dan yang kedua mengambil selang antara kedua sistem arus. Tipe pertama tidak menunjukan adanya perubahan ekologi pada ikan dan kekuatan arus lebih terpengaruh oleh pergantian musim. Tipe kedua merupakan peningkatan migrasi disebabkan oleh pergantian habitat berdasarkan perubahan ekologi dari ikan tersebut. 6. Migrasi yang pertama umumnya mengambil selang dari arah arus dan sering cenderung mudah meninggalkan jejak. Tipe kedua diantara kedua arus ikan tuna biasanya muncul dengan cepat dalam skala yang banyak dan sulit untuk diikuti. 7. Migrasi antara kedua sistem arus dapat dipercaya dalam keadaan jelas dalam periode terbatas, yaitu antara bulan Maret hingga September (Nakamura 1968).
18
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Produktivitas tuna longline per tahun untuk tuna madidihang sebesar 10,18 ton hingga 48,78 ton. Produktivitas tuna longline per tahun untuk tuna mata besar sebesar 17,3 hingga 278 ton. Produktivitas tuna longline per tahun untuk tuna albakor sebesar 14,90 hingga 150,67 ton. Produktivitas tuna longline pertahun untuk tuna SBT sebesar 4,40 ton hingga 45,24 ton. Jumlah produktivitas alat tangkap tuna longline untuk seluruh jenis tuna dalam lima tahun adalah 668,32 ton, rata-rata dalam setahun sebesar 133,66 ton dan 2,23 ton per bulan. 2. Upaya tangkap terhadap tuna madidihang, tuna mata besar, dan tuna SBT, masih dapat dioptimumkan, sedangkan upaya tangkap terhadap ikan tuna albakor harus mulai dikurangi. Nilai hMSY tuna madidihang, tuna mata besar, tuna albakor dan tuna SBT, masing - masing sebesar 58,34; 57,29; 70,90; 4,65 ton dengan hasil tangkapan aktual rata – rata masing – masing sebesar 29,64; 55,06; 119,92; 1,21 ton dan Nilai hMEY masing – masing sebesar 53,53; 52,6; 70,12; 4,53 ton. Saran 1. Perlunya mengetahui produktivitas dari tahun - tahun sebelumnya, untuk melakukan perencanaan lama-nya trip. 2. Upaya tangkap masih dapat dioptimumkan, dengan perencanaan trip yang lebih matang. 3. Perlunya penelitian tentang regulasi hukum terhadap sebaran ikan tuna di Indonesia yang tepat guna bagi kegiatan nelayan.
19 DAFTAR PUSTAKA Adyas A, Zainudin I, Yusuf M.2011. Panduan Pengoperasian Tuna Longline Ramah Lingkungan untuk Mengurangi Hasil Tangkapan Sampingan (Bycatch) Versi 1. Jakarta (ID) : WWF – Indonesia. Eafm staff. 2013. Profil Komoditi Tuna [Internet]. [diunduh 2016 Februari 01]. Tersedia pada : http://www.eafm-indonesia.net/ profil_perikanan/ profil_komoditi/tuna. Fauzi A. 2010. Ekonomi Perikanan. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Lubis E, Sri Wiyono E, Nirmalanti M. 2010. Penanganan Selama Transportasi Terhadap Hasil Tangkapan Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman : Aspek Biologi Dan Teknis. Jurnal Mangrove dan Pesisir. Nakamura H. 1968. Tuna Distribution and Migration. Honolulu Hawaii [US]: The Bureu of Commercial Fisheries Biological Laboratory. Nasution. 2007. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara. Openstreetmap staff. Peta Indonesia daerah Cilacap [Internet]. [diunduh 2017 Februari 17]. Tersedia pada : https://www.openstreetmap.org/search?query=cilacap#map=11/7.7263/109.0098 Pemkab Cilacap.2008.Kondisi Geografis.Web Pemkab [Internet].[diunduh 2015 Juni 08] Tersedia Pada : www.Cilacapkab.go.id/v2/index.php?pilih=hal&id=3. [PPS] Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. 2015. Data Statistik PPS Cilacap. Cilacap (ID): Direktorat Jendral Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan Perikanan. Rakhmindyarto dan Sinulingga W F. 2015. Ekonomi Biru untuk Maritim Indonesia yang Berkelanjutan . [Internet].[ diunduh 2015 Agustus 04] Tersedia pada:http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Ekonomi%20Biru%20Maritim% 20Indonesia%20Berkelanjutan.pdf. Saputra S.W, Solichin A, Wijayanto D, Kurohman F. 2011. Produktivitas dan Kelayakan Usaha Tuna Longliner di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Jurnal Saintek Perikanan. Sibagariang OP, Fauziyah, Agustriani F. 2011. Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Maspari Journal. Yudiarosa I. 2009. Analisis Ekspor Ikan Tuna Indonesia .Jurnal [Internet]. ISSN. 14110199 : 3 [diunduh 2015 Agustus 04] Tersedia pada: https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web. Zulbainarni N. 2012. Teori dan Praktik Permodelan Bioekonomi dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap. Bogor (ID): PT Penerbit IPB Press.
20 Lampiran 1. Perhitungan parameter biologi ikan tuna madidihang menggunakan algoritma fox. Bulan Ke
Produksi (Ton) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Effort (Trip) 5,7464 9,45834 16,20155 20,46196 11,28981
CPUE 3 11 25 21 10 1 11 22 11 5 6 10 6 5 35 20 10 29 28 27 2 1
1,668476525 0,859935084 0,653939609 0,974476495 1,168028182
0,84945 2,37345 6,07478 2,66218 25,96993 32,02874 70,58899 6,96825 8,2929 0 1,3788
2 2 6 19 32 16 24 5 1
0,424767477 1,186843684 1,051509382 0,139314048 0,8005231 1,947888437 2,901207518 1,280010654 5,741812643
1
1,03420342
1,47075 0,5338 3,4813
0,735448545 0,960936094 1,424310613
21,50586 8,33935 2,1285 21,45448 2,2672
2 1 2 21 10 1 1 6 1
0,07085
1 1
0,6104 7,20994 2,888 5,535 10,04915 2,57975 0,5885
0,2 0,4 0,6 3,4 5,8 1,9 1,1
2,747074707
565,3842
15,9
35,5871797
10,40182 15,72783 8,70775 2,47567 6,2867 7,30414 3,0888 5,54905 27,45585 15,94821 11,28981 41,83716 17,37115 8,6993 81,702 0,8175
0,985534132 0,711380032 0,791692806 0,495183518 1,1095286 0,764463191 0,479344486 1,161545224 0,777130071 0,793084226 1,168028182 1,426409459 0,618007848 0,327621465 35,01864472 0,613186319
2,05927763 9,382707021 1,741674167 3,643577943 1,700570057
0,127542754
5,198919892 1,607096193 1,739449907 1,365886589 0,52970297
21 Lanjutan Lampiran 1. m=-a/b 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023 66,81519023
n=(Ut+(Ut+1))/2 7,2215 17,8871 22,8866 15,3318 5,33285 5,77725 16,3317 16,5539 7,9992 5,3328 7,61035 7,9992 5,61055 20,05355 27,71945 14,8874 19,49805 28,71935 27,3306 14,443 1,83315 0,6666 0,9999 1,9998 3,8885 12,4432 25,7752 24,442 20,38685 14,8874 3,4441 0,72215 0,6666 0,6666 0,9999 1,27765 1,49985 11,49885 15,49845 5,6661 1,05545 3,5552 3,61075 0,6666 0,27775 0,5555 0,27775 0,1111 0,3333 0,49995 1,9998 4,61065 3,83295 1,49985 0,5555 7,94365 7,94365 0 0 4,753338235
z=m-n 59,59369 48,92809 43,92859 51,48339 61,48234 61,03794 50,48349 50,26129 58,81599 61,48239 59,20484 58,81599 61,20464 46,76164 39,09574 51,92779 47,31714 38,09584 39,48459 52,37219 64,98204 66,14859 65,81529 64,81539 62,92669 54,37199 41,03999 42,37319 46,42834 51,92779 63,37109 66,09304 66,14859 66,14859 65,81529 65,53754 65,31534 55,31634 51,31674 61,14909 65,75974 63,25999 63,20444 66,14859 66,53744 66,25969 66,53744 66,70409 66,48189 66,31524 64,81539 62,20454 62,98224 65,31534 66,25969 58,87154 58,87154 66,81519 66,81519 62,06185
z/Ut 17,30312 4,448453 1,77308 2,451835 6,360878 61,03794 4,783125 2,273351 5,347443 12,29771 10,44896 6,155777 9,498222 9,788299 1,106594 2,582303 4,895366 1,298852 1,404731 1,972372 27,85223 49,6164 32,41094 31,46649 9,411478 2,147656 1,306154 2,823627 2,134232 11,64075 45,7613 49,6164 32,77205 117,5794 22,63168 2,49674 5,855286 73,98711 51,76335 10,7339 49,6164 119,2794 119,7794 299,1984 149,2242 116,6794 18,06119 10,90186 34,58217 59,63969 3,705572
22 Lanjutan Lampiran 1. 1/b (z/Ut)+(1/b) koefisien x z/(Ut+1) -19,1801 -1,877003923 -14,73167512 -17,40704812 -16,72829298 -12,81924999 41,85781206 -14,39700342 -16,90677716 -13,83268523 -6,882420356 -8,731170295 -13,02435083 -9,681906591 -9,391829295 -18,0735343 -16,59782512 -14,28476206 -17,88127646 -17,77539753 -17,20775641 8,672102863 30,43627614 -19,18012817 13,23080804 12,28636359 -9,768650255 -17,03247206 -17,87397457 -16,3565008 -17,04589597 -7,539376096 26,58116812 30,43627614 13,59191915 98,39924218 3,451546907 -16,68338843 -13,32484252 54,8069783 32,58322199 -8,44622531 30,43627614 -19,18012817 100,0992422 100,5992422 280,0182977 130,0440848 97,49924218 -1,118939407 -8,278265639 15,40203958 40,459557 -19,18012817 -15,47455578 -19,18012817 -19,18012817
(z/(Ut+1))+(1/b) koefisien y x/y ABS(x/y) Ln x/y (Ln(x/y))/z -13,76197816 0,136391 0,136390561 -1,99223 -17,2052544 0,856231 0,856231171 -0,15521 -17,08808134 1,018666 1,018666038 0,018494 -13,85372758 1,207494 1,207494004 0,188547 42,30221206 -0,30304 0,303039708 -13,39700815 -3,12441 3,124414912 -16,89672691 0,852059 0,852058715 -0,1601 -14,610463 1,157169 1,157169157 0,145977 -7,41575369 1,865311 1,86531077 0,623428 -8,329209511 0,826299 0,826299344 -0,1908 -12,98365315 0,672474 0,672474087 -0,39679 -10,05259625 1,295621 1,295620605 0,25899 -6,368573481 1,520263 1,520262995 0,418883 -17,85655317 0,52596 0,525959809 -0,64253 -17,23594667 1,048595 1,048595394 0,047452 -13,80775057 1,202066 1,202065829 0,184042 -17,56688252 0,813164 0,813164319 -0,20682 -17,82480465 1,003168 1,003168159 0,003163 -17,69311206 1,004651 1,004650707 0,00464 3,267340958 -5,26659 5,266593425 29,56127614 0,29336 0,293360233 -1,22635 -19,18012817 -1,58687 1,586865107 32,91093621 13,73080804 0 32,41093621 13,23080804 1 1 0 10,89224715 -8,287881024 -1,48245 1,48244932 2,845330533 -16,33479764 0,598027 0,598027014 -0,51412 1,265057711 -17,91507046 0,950734 0,950734305 -0,05052 2,577005755 -16,60312242 1,076543 1,076542961 0,073755 1,908204803 -17,27192337 0,946999 0,946999384 -0,05446 9,53871126 -9,641416913 1,767987 1,767986607 0,569841 43,8766809 24,69655273 -0,30528 0,305280505 -19,18012817 -1,38587 1,385870203 49,61640431 30,43627614 0 0 0 32,91093621 13,73080804 0 0 117,9793704 98,79924218 0,137571 0,137571087 -1,98361 26,72258417 7,542455998 13,04605 13,04604789 2,568485 2,691334334 -16,48879384 -0,20933 0,209326828 4,913796295 -14,26633188 1,169424 1,169423828 0,156511 68,79960647 49,6194783 -0,26854 0,268540561 53,8088047 34,62867653 1,582705 1,582704966 0,459135 10,74333683 -8,436791347 -3,86204 3,862039565 47,40807098 28,22794281 -0,29922 0,29921505 -19,18012817 -1,58687 1,586865107 119,7793704 100,5992422 -0,19066 0,190658774 119,2793704 100,0992422 1 1 0 -19,18012817 -5,24497 5,244972363 300,1984259 281,0182977 0 0 149,5992129 130,4190848 2,147065 2,147065349 0,764102 119,3793704 100,1992422 1,297855 1,297854973 0,260713 18,81925328 -0,360874891 -270,175 270,1746359 10,76724715 -8,412881024 0,133003 0,133003118 -2,01738 33,34687363 14,16674546 -0,58434 0,584344913 58,78968518 39,609557 0,388847 0,38884655 -0,94457 -19,18012817 -2,10945 2,109451858 3,70557239 -15,47455578 1,239462 1,239462279 0,214678 -19,18012817 0,806801 0,806801479 -0,21468 -19,18012817 1 1 0 -19,18012817 1 1 -19,18012817 0 0 5,418150018 1,974873775 2,092046835 5,326400595 61,48234023 5,783120018 2,283401265 4,569665169 11,76437448 10,85091866 6,19647502 9,127531927 12,81155469 1,323575006 1,944181501 5,372377606 1,613245651 1,355323525 1,487016116 22,44746913 48,74140431
-0,033430263 -0,003172306 0,000421001 0,003662291 0 0 -0,003171331 0,002904355 0,010599629 -0,003103298 -0,006702015 0,004403391 0,00684398 -0,013740546 0,001213727 0,003544183 -0,004370976 8,30314E-05 0,000117512 0 -0,018872198 0 0 0
ABS(q) koefisien q 0,033430263 0,003172306 0,000421001 0,003662291
-0,009455592 -0,00123101 0,001740604 -0,001172922 0,010973727 0 0 0 0 0 -0,030266844 0,03932438 0 0,003049905 0 0,006982013 0 0 0 0 0 0 0 0,011493385 0,003931417 0 -0,032431438 0 -0,014461694 0 0,003646544 -0,003646544 0 0 0
0,003171331 0,002904355 0,010599629 0,003103298 0,006702015 0,004403391 0,00684398 0,013740546 0,001213727 0,003544183 0,004370976 8,30314E-05 0,000117512 0,018872198
0,009455592 0,00123101 0,001740604 0,001172922 0,010973727
0,030266844 0,03932438 0,003049905 0,006982013
0,011493385 0,003931417 0,032431438 0,014461694 0,003646544 0,003646544
0,004313005 a=qK K
q 0,004313005
p per Kg p per ton
c (x1000 Rp) 34500 Rp 271.044.569 Rp 30.113.051,67 34500000
q^2
b 807,69
-0,052 0,052
11,11%
0,0000186020
b=q^2K/r r 0,289
a 3,48
23 Lampiran 2. Perhitungan parameter biologi ikan tuna mata besar menggunakan algoritma fox. Bulan Ke
Produksi (Ton) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Effort (Trip)
CPUE
12,0069 33,73757 57,44678 36,61179 21,0732
6 18 42 35 16
2,08124317 1,83118504 1,38424975 1,04090905 1,30156201
38,1271 71,69259 61,4913 18,21063 31,53075 32,7011 12,159 9,09095 81,6408 68,43425 21,4197 72,29225 95,1857 95,1857 5,1315 4,9005
18 37 18 8 9 16 11 8 59 34 16 49 47 44 4 2
2,15657117 1,93586390 3,33758325 2,17453340 3,32213864 2,04323132 1,12648002 1,13604214 1,37953829 2,03164846 1,32296318 1,47143622 2,02164462 2,14006731 1,31304214 2,19438474
3,8485 9,88105 24,3465 20,1792 75,9691 50,01755 47,15216 13,3156 8,09895 0 7,8121 0 9,84745 2,48555 6,9075 0 65,3182 10,26985 2,4285 28,7484 5,2635
3 3 10 32 54 28 41 9 2 0 2
1,14887456 2,94974327 2,51586203 0,63041875 1,39800188 1,81599365 1,15694071 1,46021998 3,34764188 0,00000000 3,49816407
3 1 4 34 17 1 2 10 2
2,93971282 2,67119828 1,68714279 0,00000000 3,73387678 6,89807227 1,18631234 2,91468373 2,35693176
4,286 2,4075 0
1 1
4,60612574 2,58731865
13,30794 10,876 14,185 17,376 6,32
0,7 0,9 5,8 9,7 3,2
17,87740462 11,68833960 2,45878907 1,79556070 1,99766097
0 0 0
24 Lanjutan Lampiran 2. m=-a/b 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676
n=(Ut+(Ut+1))/2 z=m-n 12,0965 53,47192676 29,9621 35,60632676 38,3366 27,23182676 25,6818 39,88662676 8,09535 57,47307676 8,83975 56,72867676 27,3567 38,21172676 27,7289 37,83952676 13,3992 52,16922676 8,9328 56,63562676 12,74785 52,82057676 13,3992 52,16922676 9,39805 56,17037676 33,59105 31,97737676 46,43195 19,13647676 24,9374 40,63102676 32,66055 32,90787676 48,10685 17,46157676 45,7806 19,78782676 24,193 41,37542676 3,07065 62,49777676 1,1166 64,45182676 1,6749 63,89352676 3,3498 62,21862676 6,5135 59,05492676 20,8432 44,72522676 43,1752 22,39322676 40,942 24,62642676 34,14935 31,41907676 24,9374 40,63102676 5,7691 59,79932676 1,39575 64,17267676 1,3027 64,26572676 1,1166 64,45182676 1,6749 63,89352676 2,14015 63,42827676 2,51235 63,05607676 19,26135 46,30707676 25,96095 39,60747676 9,4911 56,07732676 1,76795 63,80047676 5,9552 59,61322676 6,04825 59,52017676 1,1166 64,45182676
z/Ut 1/b 9,268677 -18,7621 1,932616 0,656184 1,134016 3,549759 2,161358 1,021754 2,831606 6,762867 5,565274 3,25964 5,203948 3,996023 0,323362 1,206238 2,032517 0,355413 0,420273 0,930247 15,99186 28,86075 18,57383 17,62939 4,621712 0,699587 0,453182 1,140736 0,996936 6,557735 26,52531 172,6645 28,86075 18,93494 67,7658 11,31041 1,150427 3,205628 42,85362 29,12082 6,034509 28,86075
65,56842676 65,56842676 65,56842676
0,9305 0,46525 0
64,63792676 65,10317676 65,56842676
69,4658 69,9658
65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676
0,83745 3,3498 7,72315 6,42045 1,58185
64,73097676 62,21862676 57,84527676 59,14797676 63,98657676
86,95725 66,8658 10,02674 6,112096 20,22524
65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676
0 0 0 0
65,56842676 65,56842676 65,56842676 65,56842676 #DIV/0!
25 Lanjutan Lampiran 2. (z/Ut)+(1/b) koefisien x -9,493460931 -16,82952217 -18,10595447 -17,62812246 -15,21237971 -18,76213833 -16,60078044 -17,74038456 -15,93053227 -11,99927168 -13,19686383 -15,5024988 -13,55819006 -14,76611509 -18,43877669 -17,55590076 -16,72962109 -18,40672545 -18,3418656 -17,83189147 -2,770281219 10,09861161 -18,76213833 -0,188305034 -1,132749478 -14,1404268 -18,06255112 -18,30895682 -17,62140184 -17,76520226 -12,20440365 7,763169309 153,9023613 10,09861161 -18,76213833 0,172806077 49,00366152 -7,451729269 -17,6117113 -15,55651067 24,09148658 10,35867979 -12,72762891 10,09861161 -18,76213833 50,70366152 51,20366152
z/(Ut+1) (z/(Ut+1))+(1/b) koefisien y 2,902313 -15,8598252 0,857978 -17,90416075 0,774228 -17,98791082 2,463552 -16,29858661 -18,76213833 3,208726 -15,55341202 1,031804 -17,73033431 2,053828 -16,70831005 6,229533 -12,53260501 5,967235 -12,79490305 3,300337 -15,46180113 4,833259 -13,92887972 7,019279 -11,74285927 0,540343 -18,22179556 0,568116 -18,19402231 2,509529 -16,2526096 0,669807 -18,09233151 0,370866 -18,39127272 0,444891 -18,31724712 10,5871 -8,175043123 27,98575 9,223611612 -18,76213833 19,07383 0,311694966 18,57383 -0,188305034 6,102481 -12,65965757 1,397262 -17,3648767 0,412086 -18,35005271 0,894115 -17,86802347 0,770909 -17,99122965 4,455694 -14,30644446 24,71762 5,955477001 172,4145 153,6523613 28,77742 10,01527828 -18,76213833 19,07383 0,311694966 68,1658 49,40366152 15,40132 -3,360820178 1,345022 -17,41711671 2,264138 -16,49800004 37,66612 18,90398658 31,16627 12,40413433 6,043943 -12,71819494 26,65242 7,890278278 0 69,4658 #DIV/0!
68,19511149 48,10366152 -8,735396414 -12,65004219 1,463096924
x/y 0,598585 0,939978 1,006562 1,081574
ABS(x/y) 0,598585 0,939978 1,006562 1,081574
Ln x/y (Ln(x/y))/z ABS(q) koefisien q -0,51319 -0,009597297 0,009597297 -0,0619 -0,001738413 0,001738413 0,006541 0,000240195 0,078417 0,001966 0,001966 0 0,187561 0,00330628 0,00330628 -0,06583 -0,001722698 0,001722698 0,059937 0,00158399 0,00158399 0,239904 0,004598571 0,004598571 -0,0642 -0,001133579 0,001133579 -0,15839 -0,002998705 0,002998705 0,107037 0,002051724 0,002051724 0,143745 0,002559097 0,002559097 -0,21028 -0,006576005 0,006576005 0,013363 0,000698288 0,077137 0,001898466 0,001898466 -0,07831 -0,002379592 0,002379592 0,00084 4,80981E-05 0,001343 6,78752E-05 0,779903 0,018849413 0,018849413 0 0 #NUM! #NUM! 0 -2,41377 -0,040873347 0,040873347 -0,20541 -0,004592749 0,004592749 -0,01579 -0,000705198 0,024378 0,000989899 -0,02077 -0,00066107 0,216532 0,005329216 0,005329216 0 -2,9853 -0,04651983 0,04651983 2,732207 0,04251421 0,04251421 0 #NUM! #NUM! 0 0 -0,84901 -0,018334289 0,018334289 0,065325 0,001649308
1,206304 0,936293 1,06177 1,271127 0,937817 0,853514 1,112975 1,15459 0,810355 1,013452 1,08019 0,92468 1,00084 1,001344 2,18126 -0,30035
1,206304 0,936293 1,06177 1,271127 0,937817 0,853514 1,112975 1,15459 0,810355 1,013452 1,08019 0,92468 1,00084 1,001344 2,18126 0,300347
-60,1939 1 0,089477 0,814312 0,984332 1,024677 0,979444 1,241762 -2,04927 0,050524 15,36676
60,19391 1 0,089477 0,814312 0,984332 1,024677 0,979444 1,241762 2,049274 0,050524 15,36676
-60,1939 0,003498 -14,5809 0,427839 1,067506 -0,82292 1,942214 -0,81448 -1,61308
60,19391 0,003498 14,58086 0,427839 1,067506 0,822922 1,942214 0,663829 0,814477 1,613077
-18,76213833 50,70366152 -18,76213833
1 1
1 1
50,80366152 -7,977331898 -12,78465757 -0,06631484
1,342327 -6,03004 0,683272 190,7573 #DIV/0!
1,342327 0,294404 6,030044 0,683272 -0,38086 190,7573 5,251002 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0,010404761 0 0 0
0 0 0 0
#DIV/0!
69,5658 10,78481 5,977481 18,69582 #DIV/0!
#DIV/0!
-18,76213833 #DIV/0! -18,76213833 -18,76213833 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0,004548123 0 -0,006584159 0,088777375 0
-18,76213833 #DIV/0! #DIV/0!
0,010404761
0,004548123
0,088777375
0 0 0 #DIV/0! 0,005796814
a=qK K
q 0,005796814
p per Kg
c (x1000 Rp) 34500 Rp 271.044.569 p per ton Rp 50.441.394,37 34500000 18,61%
q^2
b 602,87
-0,053 0,053
0,0000336
b=q^2K/r r 0,380087994
a 3,49472
26 Lampiran 3. Perhitungan parameter biologi ikan tuna albakor menggunakan algoritma fox. Bulan Ke
Produksi (Ton) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Effort (Trip)
CPUE
3,42440 6,70760 14,43050 18,51180 39,87178 6,06100 24,82340 13,88440 17,32800 7,37580 6,92010 7,43905 2,3071 2,7498 32,2828 78,0109 39,87178 123,8404 47,1255 47,1255
4,25 13,59 30,60 25,94 11,94 0,14 13,04 27,31 13,59 6,18 7,00 11,80 8,0 5,9 43,6 24,8 11,9 36,2 34,7 32,8
0,804998896 0,49374698 0,471573081 0,713771718 3,33978771 44,16891942 1,904189432 0,508447985 1,275515484 1,194453119 0,988814178 0,630364166 0,289875103 0,46602063 0,739803814 3,140864522 3,33978771 3,418463205 1,357400298 1,436913287
0,506
1,6
0,307285283
1,008 2,987 6,84 5,719 12,834 39,476 36,815 26,564 5,2915 2,334 0,506
2,5 2,5 7,1 23,6 40,1 20,3 30,1 6,7 1,8 0,3 1,6
0,408094289 1,209303216 0,958573125 0,242305984 0,320296117 1,943765705 1,225048211 3,950662063 2,96625128 8,504393492 0,307285283
2,304 1,282 2,1 1,365 12,7267 12,903 19,669 29,942 10,741 2,376 2,897 14,41
2,5 2,5 7,1 23,6 40,1 20,3 30,1 6,7 1,8 0,3 1,6 0,7
0,932786947 0,519024681 0,294298766 0,05783313 0,317618248 0,635333086 0,654501515 4,453046359 6,021072474 8,657428851 1,759299339 21,0022811
1,282 2,1 1,365 12,7267 12,903 19,669 29,942 10,741 2,376 2,897 14,41
0,3 0,5 0,7 4,3 7,1 2,3 1,4
4,671222133 3,825883962 1,98945966 2,991758981 1,808255706 8,431519512 21,81992716
19,6
0,121082921
0,1
105,0114055
27 Lanjutan Lampiran 3. m=-a/b n=(Ut+(Ut+1))/2 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484 29,70883484
8,92 22,09 28,27 18,94 6,04 6,59 20,17 20,45 9,88 6,59 9,40 9,88 6,93 24,77 34,24 18,39 24,08 35,47 33,76 16,40 0,82 0,82 1,24 2,47 4,80 15,37 31,84 30,19 25,18 18,39 4,25 1,03 0,96 0,82 1,24 2,47 4,80 15,37 31,84 30,19 25,18 18,39 4,25 1,03 0,96 1,17 0,34 0,14 0,41 0,62 2,47 5,69 4,73 1,85 0,69 9,81 9,81 0,07 0,07
z=m-n 20,79 7,62 1,44 10,77 23,67 23,12 9,54 9,26 19,83 23,12 20,31 19,83 22,78 4,94 -4,53 11,32 5,63 -5,76 -4,05 13,31 28,89 28,89 28,47 27,24 24,91 14,34 -2,13 -0,48 4,53 11,32 25,45 28,68 28,75 28,89 28,47 27,24 24,91 14,34 -2,13 -0,48 4,53 11,32 25,45 28,68 28,75 28,54 29,37 29,57 29,30 29,09 27,24 24,01 24,97 27,86 29,02 19,90 19,90 29,64 29,64
z/Ut 1/b 4,8871 -3,11219 0,560607 0,047086 0,415344 1,98276 168,5001 0,73158 0,339197 1,459597 3,744447 2,901963 1,680234 2,862071 0,837212 -0,10377 0,455802 0,471266 -0,15909 -0,1166 0,405858 17,54168 11,02778 10,08334 2,009617 -0,09012 -0,01199 0,222974 0,376713 3,785716 16,07693 104,7501 17,54168 11,02778 10,08334 2,009617 -0,09012 -0,01199 0,222974 0,376713 3,785716 16,07693 104,7501 17,33334 42,80002 106,7501 53,00003 39,70002 5,645165 3,500002 11,94118 21,15001 1,013987 216,0001
28 Lanjutan Lampiran 3. (z/Ut)+(1/b) koefisien x z/(Ut+1) (z/(Ut+1))+(1/b) koefisien y x/y ABS(x/y) Ln x/y (Ln(x/y))/z ABS(q) koefisien q 1,774906769 1,530304 -1,581889285 -1,12202 1,122017 -2,551586255 0,248879 -2,863313978 0,89113 0,89113 -0,11526 -0,01513471 -3,0651077 0,055556 -3,056637262 1,002771 1,002771 0,002767 0,001920613 0,001920613 -2,696848902 0,9023 -2,20989332 1,220353 1,220353 0,19914 0,018486737 0,018486737 -1,12943355 172,5001 169,3879109 -0,00667 0,006668 165,3879109 1,773685 -1,338508061 -123,561 123,5614 -2,380613324 0,349247 -2,762946614 0,861621 0,861621 -0,14894 -0,015616983 -2,772996865 0,681819 -2,430374134 1,140975 1,140975 0,131883 0,014238304 0,014238304 -1,652596356 3,211113 0,098920059 -16,7064 16,70638 0,632253393 3,303924 0,191730244 3,29762 3,29762 1,193201 0,051604297 0,051604297 -0,21023054 1,720931 -1,391261924 0,151108 0,151108 -1,88976 -0,093050245 -1,431959598 2,491381 -0,620812261 2,30659 2,30659 0,83577 0,042149393 0,042149393 -0,250122606 3,860468 0,748274172 -0,33427 0,334266 -2,274981642 0,113208 -2,998985494 0,758584 0,758584 -0,2763 -0,055931039 -3,215966626 -0,18232 -3,294513235 0,976158 0,976158 -0,02413 0,005328751 0,005328751 -2,656391688 0,948277 -2,163916308 1,227585 1,227585 0,205049 0,018112386 0,018112386 -2,640927803 0,155303 -2,956889944 0,893144 0,893144 -0,11301 -0,020086102 -3,271283883 -0,16601 -3,278200862 0,99789 0,99789 -0,00211 0,000366491 0,000366491 -3,228793747 -0,12343 -3,235623895 0,997889 0,997889 -0,00211 0,000522015 0,000522015 -2,706335192 -3,112193369 0,869591 0,869591 -0,13973 -0,010497775 -3,112193369 17,54168 14,42948199 -0,21568 0,215683 14,42948199 -3,112193369 -4,63643 4,636435 -3,112193369 11,52778 8,415590202 -0,36981 0,369813 7,915590202 11,02778 7,915590202 1 1 0 6,971145758 3,490387 0,378193252 18,43276 18,43276 2,91413 0,117005013 0,117005013 -1,102575979 0,607559 -2,504634623 0,440214 0,440214 -0,82049 -0,057217777 -3,202309042 -0,05308 -3,165275204 1,0117 1,0117 0,011632 -0,005468933 -3,124179313 -0,02365 -3,135841313 0,996281 0,996281 -0,00373 0,007757917 0,007757917 -2,889219692 0,150685 -2,961507961 0,975591 0,975591 -0,02471 -0,005457167 -2,735480564 1,683676 -1,428517771 1,914908 1,914908 0,64967 0,057386619 0,057386619 0,673523045 14,26924 11,15704542 0,060368 0,060368 -2,8073 -0,110285347 12,96473773 104,5001 101,3878588 0,127873 0,127873 -2,05672 -0,071713545 101,6378588 17,45834 14,34614865 7,084679 7,084679 1,957935 0,068106164 0,068106164 14,42948199 -3,112193369 -4,63643 4,636435 -3,112193369 11,52778 8,415590202 -0,36981 0,369813 7,915590202 11,02778 7,915590202 1 1 0 6,971145758 3,490387 0,378193252 18,43276 18,43276 2,91413 0,117005013 0,117005013 -1,102575979 0,607559 -2,504634623 0,440214 0,440214 -0,82049 -0,057217777 -3,202309042 -0,05308 -3,165275204 1,0117 1,0117 0,011632 -0,005468933 -3,124179313 -0,02365 -3,135841313 0,996281 0,996281 -0,00373 0,007757917 0,007757917 -2,889219692 0,150685 -2,961507961 0,975591 0,975591 -0,02471 -0,005457167 -2,735480564 1,683676 -1,428517771 1,914908 1,914908 0,64967 0,057386619 0,057386619 0,673523045 14,26924 11,15704542 0,060368 0,060368 -2,8073 -0,110285347 12,96473773 104,5001 101,3878588 0,127873 0,127873 -2,05672 -0,071713545 101,6378588 17,45834 14,34614865 7,084679 7,084679 1,957935 0,068106164 0,068106164 14,22114865 41,60002 38,48782749 0,369497 0,369497 -0,99561 -0,034881808 39,68782749 -3,112193369 -12,7524 12,75237 107,7501 104,6378588 103,6378588 53,37503 50,2628327 2,061918 2,061918 0,723637 0,024699892 0,024699892 49,8878327 42,40002 39,28782749 1,269804 1,269804 0,238862 0,008210776 0,008210776 36,58782749 6,403229 3,291035801 11,11742 11,11742 2,408513 0,088422093 0,088422093 2,532971285 3,365387 0,253193252 10,0041 10,0041 2,302995 0,095901904 0,095901904 0,387808636 10,70589 7,593695118 0,05107 0,05107 -2,97456 -0,119103306 8,828989236 20,30001 17,18781706 0,513677 0,513677 -0,66616 -0,023914151 18,03781706 -3,112193369 -5,79585 5,795854 -3,112193369 1,013987 -2,098206626 1,483264 1,483264 0,394245 0,019813906 0,019813906 -2,098206626 -3,112193369 0,674189 0,674189 -0,39424 -0,019813906 -3,112193369 216,0001 212,8879109 -0,01462 0,014619 212,8879109 -3,112193369 -68,4045 68,40446 0,018620704 q 0,018620704
p per Kg per ton
c (x1000 Rp) 21500 Rp 271.044.569 Rp 37.187.314,93 21500000 13.72%
a=qK K 512,6523571
b -0,321316795 0,321316795
q^2 0,000346731
b=q^2K/r r 0,553199409
a 9,55
29 Lampiran 4. Perhitungan parameter biologi ikan tuna SBT menggunakan algoritma fox. Bulan Ke
Produksi (Ton) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Effort (Trip) 0,396 3,047 5,5739 0,132 0
CPUE 0,12 0,40 0,89 0,76
3,1927502 7,692521314 6,247205015 0,174559535
0,20 0,34 0,23 0,17 1,27 0,72
1,078161832 0,31968752 0,948038852 4,48143778 5,564410784 1,245544967
0,07 0,07 0,21 0,69 1,17 0,59
4,290594018 11,60820906 13,05923519 9,670547479 0,936837708 0,482987361
0,683
0,07
9,483740176
0,1815 0 9,471
0,09
2,061984504
0,38
25,18253415
0,319
0,21
1,504340896
0 0 0 0 0,22 0,11 0,22 0,771 7,0797 0,902 0 0 0 0 0 0 0 0,309 0,836 2,717 6,655 1,0945 0,286
0 0 0 0,088 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,00 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4,398900275
30 Lanjutan Lampiran 4. m=-a/b
n=(Ut+(Ut+1))/2 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051
0,3220805 0,8422105 1,2703175 0,756189 0 0 0 0 0 0,1020255 0,376094 0,460115 0,3180795 0,808202 1,6344085 0,724181 0 0 0 0 0 0 0,036009 0,108027 0,176044 0,552138 1,272318 1,464366 0,592148 0 0 0 0 0 0,036009 0,072018 0,044011 0,088022 0,188047 0,376094 0 0,1060265 0,212053 0 0 0 0 0 0,0100025 0,020005 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,144769517
z=m-n 2,635050551 2,114920551 1,686813551 2,200942051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,855105551 2,581037051 2,497016051 2,639051551 2,148929051 1,322722551 2,232950051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,921122051 2,849104051 2,781087051 2,404993051 1,684813051 1,492765051 2,364983051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,921122051 2,885113051 2,913120051 2,869109051 2,769084051 2,581037051 2,957131051 2,851104551 2,745078051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,947128551 2,937126051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,957131051 2,812361534
z/Ut 1/b 21,2451 -0,47009 5,339374 1,890574 2,910571
12,64898 7,256953 11,37238 12,49065 1,039616 3,083414
39,561 38,61655 11,55958 2,448244 1,277733 3,993905
40,061 32,59536 6,862745
12,94525
146,8196
31 Lanjutan Lampiran 4. (z/Ut)+(1/b) koefisien x z/(Ut+1) 20,77500668 4,869283905 1,420484225 2,440481653 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 12,17889045 6,786863638 10,90228939 12,02056118 0,569526602 2,613324586 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 39,09090963 38,14646519 11,08948698 1,978154404 0,807643123 3,523815612 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 39,59090963 -0,470089713 32,12527339 -0,470089713 6,392654842 -0,470089713 -0,470089713 12,47515535 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 146,3495079 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713
(z/(Ut+1))+(1/b) koefisien y x/y 6,182415218 1,900304853 1,760587473 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 13,99211742 13,5220277 7,501139398 7,031049684 10,76031014 10,29022043 15,3394881 14,86939838 1,688987384 1,218897671 1,826508222 1,356418509 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 40,56099935 40,09090963 39,56099935 39,09090963 13,367269 12,89717929 3,494755745 3,024666032 1,442116398 0,972026685 2,520932353 2,050842639 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 40,56099935 40,09090963 -0,470089713 33,0953631 32,62527339 -0,470089713 7,362744555 6,892654842 -0,470089713 -0,470089713 13,44524506 12,97515535 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 147,3195976 146,8495079 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 -0,470089713 6,652504931 2,370394566 2,230677186
a=qK K
q 0,356468483
p per Kg
c (x1000 Rp) 34500 Rp 271.044.569 p per ton Rp 1.084.467,19 34500000
3,360338306 2,562369874 0,806823999 -5,191523199 1 1 1 1 1 -0,034764735 1,732158212 0,65954502 0,733203127 9,861829637 0,41987528 -5,559203938 1 1 1 1 1 1 -0,011725594 1 2,957737062 3,666350885 2,035082406 0,393810382 -7,496049184 1 1 1 1 1 -0,011725594 -84,21990208 -0,014408759 -68,33860106 -0,068201546 -13,59879755 1 -0,036229987 -26,53781819 1 1 1 1 1 -0,003201166 -311,3225067 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ABS(x/y) Ln x/y (Ln(x/y))/z ABS(q) koefisien q 3,360338 1,212042 0,459969034 0,459969034 2,56237 0,940933 0,444902085 0,444902085 0,806824 -0,21465 -0,127251603 0,127251603 5,191523 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0,034765 0 1,732158 0,549368 0,212847837 0,212847837 0,659545 -0,41621 -0,166680965 0,166680965 0,733203 -0,31033 -0,117592435 0,117592435 9,86183 2,288672 1,065028979 1,065028979 0,419875 -0,8678 -0,656069228 0,656069228 5,559204 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0,011726 0 1 0 0 2,957737 1,084424 0,389928273 0,389928273 3,666351 1,299197 0,540208155 0,540208155 2,035082 0,710536 0,421730062 0,421730062 0,39381 -0,93189 -0,624268199 0,624268199 7,496049 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0,011726 0 84,2199 0 0,014409 0 68,3386 0 0,068202 0 13,5988 0 1 0 0 0,03623 0 26,53782 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0,003201 0 311,3225 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0,356468483
q^2
b 17,64691061
-2,127253525 2,127253525
0,127069779
b=q^2K/r r
a 1 6,290567
32 Lampiran 5. Grafik CPUE tahun 2010 hingga tahun 2014 menurut jenis tuna.
33 Lanjutan Lampiran 5.
34 Lanjutan Lampiran 5.
35 Lampiran 6. Gambar alat penunjang operasi penangkapan.
a. Mesin kapal Pisang VI 18 GT
b. Antena buoyline
c. Mesin hauler
36 Lampiran 7. Kegiatan bongkar di PPS Cilacap.
37 RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 September 1994 dari ayah Atang Suryadimulya dan Leny Herlina. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK An nuriyah lulus pada tahun 2000, SD Insan Kamil lulus pada tahun 2006, SMP Insan Kamil lulus tahun 2009, M.A Negeri 1Bogor lulus pada tahun 2012. Penulis masuk Institut Pertanian Bogor melalui Jalur SNMPTN Tulis yang dilaksanakan serentak pada tahun 2012, diterima Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di Agriaswara, menjadi Bendahara pelaksana kegiatan konser angkatan Magnifica pada tahun 2013, bergabung dengan Divisi Dana Usaha dalam kegiatan pelaksanaan konser tahunan Nuevoria tahun 2014. Penulis menjadi anggota kesekrertariatan Agriaswara sebagai pengurus harian pada periode 2012-2013. Penulis menjabat sebagai Bendahara Divisi Kesekretariatan periode 2013 – 2014. Penulis bergabung menjadi anggota FKM-C (Forum Keluarga Muslim Fakultas C (FPIK) ) menjadi Anggota Divisi Dakwah Kreatif Prestatif ( kesekretariatan dan publikasi keagamaan) periode 2013 - 2014. Penulis juga pernah berpartisipasi sebagai anggota kastrat Himafarin 2014-2015.