POTENSI DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN BERGUNA DI KAWASAN SUAKA MARGASATWA PALIYAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
WULANDARI
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi dan Pemanfaatan Tumbuhan Berguna di Suaka Margasatwa Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah benar karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Wulandari NIM E34090077
ABSTRAK WULANDARI. Potensi dan Pemanfaatan Tumbuhan Berguna di Suaka Margasatwa Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dibimbing oleh SISWOYO dan AGUS HIKMAT. Suaka Margasatwa (SM) Paliyan merupakan kawasan suaka alam yang memiliki ekosistem unik berupa pegunungan karst dengan spesies-spesies tumbuhan yang tahan dengan kondisi iklim kering. Hasil analisis vegetasi dengan metode kombinasi jalur dan garis berpetak diperoleh 86 spesies dari 34 famili. Keanekaragaman tumbuhan di SM Paliyan tergolong sedang dan kemerataannya tergolong rendah. Potensi tumbuhan berguna di SM Paliyan tergolong tinggi, yaitu sebanyak 73 spesies (85%). Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat di sekitar SM Paliyan juga tergolong tinggi yaitu sebanyak 93 spesies dari 37 famili. Kegunaan terbesar yaitu tumbuhan obat, tumbuhan penghasil pangan, dan tumbuhan penghasil pakan ternak. Kata kunci: masyarakat, pemanfaatan, potensi, Suaka Margasatwa Paliyan, tumbuhan.
ABSTRACT WULANDARI. Potential and Utilization Alternative Use of Herbs in Paliyan Wildlife Sanctuary, Yogyakarta Special District. Supervised by SISWOYO and AGUS HIKMAT. Paliyan Wildlife Sanctuary is a natural sanctuaries that having unique ecosystem, there are karst mountains with resistant plants species in drier climatic conditions. Vegetation analysis in the forest was using combination of strip and line quadrat method give result 86 species that belong into 34 families. The plants diversity in Paliyan Wildlife Sanctuary are classified as medium and the evennes are low. Potential alternative use of herbs in Paliyan Wildlife Sanctuary are classified as high, there are 73 species (85%). People utilization of herb in Paliyan Wildlife Sanctuary also classified as high, there are 93 species that belong into 37 families. The largest uses was medicinal plants, food-producing plants, and plants producing animal feed. Keywords: Paliyan Wildlife Sanctuary, people, plant, potential.
POTENSI DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN BERGUNA DI KAWASAN SUAKA MARGASATWA PALIYAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
WULANDARI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi Nama NIM
Potensi dan Pemanfaatan Tumbuhan Berguna di Kawasan Suaka Margasatwa Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta Wulandari
E340900n
Disetujui oleh
Ir Siswoyo, MSi Pembimbing I
Tanggal Lulus:
Dr Ir Agus Hikmat, MScF Pembimbing II
Judul Skripsi Nama NIM
: Potensi dan Pemanfaatan Tumbuhan Berguna di Kawasan Suaka Margasatwa Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta : Wulandari : E34090077
Disetujui oleh
Ir Siswoyo, MSi Pembimbing I
Dr Ir Agus Hikmat, MScF Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2013 ini ialah tumbuhan berguna, dengan judul Potensi dan Pemanfaatan Tumbuhan Berguna di Kawasan Suaka Margasatwa Paliyan Daerah Istimewa Yogyakarta. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir Siswoyo M Si dan Bapak Dr Ir Agus Hikmat M Sc F selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada pihak BKSDA Yogyakarta, Bapak Widodo Kepala Resort Paliyan, Bapak Agus Polisi Kehutanan Paliyan, Bapak Gunawan supervisor PT. Rimba Partikel Indonesia Site Paliyan, Bapak Slamet, Bapak Radiyo, Bapak Surahman, Bapak Joko, Bapak Bowo dan Ibu Wari yang telah membantu kelancaran penulis selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, mamak, dan adik tercinta atas segala doa dan kasih sayangnya. Tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada keluarga besar Departemen KSHE, HIMAKOVA, Keluarga Mahasiswa Klaten, “PAINEM” Paseduluran IPB Papat Enem (Nur Rahma, Indri, Anggit, Usi, Cholil, Zaim, Aan, Alfian), Anggrek Hitam 46, dan seluruh sahabat (Diah, Azza, Sahri, Gayuh, Yuka, Devi Desiawati) atas doa dan dukungannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Amin.
Bogor, Desember 2013 Wulandari
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
1
METODE
2
Waktu dan Tempat Penelitian
2
Bahan dan Alat
3
Prosedur
3
Pengolahan Data
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
7
Komposisi Tumbuhan di SM Paliyan
8
Klasifikasi Kelompok Kegunaan
14
Bentuk Pemanfaatan Tumbuhan oleh Masyarakat
25
Interaksi Masyarakat dengan SM Paliyan
27
SIMPULAN DAN SARAN
28
Simpulan
28
Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
31
RIWAYAT HIDUP
54
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Jenis data yang dikumpulkan Klasifikasi kelompok kegunaan tumbuhan Persen habitus tumbuhan di SM Paliyan Tumbuhan dengan INP ≥10% dari berbagai tingkat pertumbuhan Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan indeks kemerataan Evennes di SM Paliyan Rekapitulasi kegunaan tumbuhan di dalam dan di sekitar SM Paliyan Potensi tumbuhan penghasil pangan di SM Paliyan Potensi tumbuhan penghasil bahan bangunan di SM Paliyan Potensi tumbuhan penghasil kayu bakar di SM Paliyan Potensi tumbuhan penghasil pakan ternak di SM Paliyan Potensi tumbuhan bahan pewarna dan tannin di SM Paliyan Potensi tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan di SM Paliyan Potensi tumbuhan keperluan ritual adat dan keagamaan di SM Paliyan Potensi tumbuhan hias di SM Paliyan Potensi tumbuhan penghasil minyak atsiri di SM Paliyan Potensi tumbuhan untuk penggunaan lain di SM Paliyan
3 5 10 11 13 14 15 18 18 20 21 21 22 23 24 25
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Lokasi penelitian Bentuk metode jalur berpetak untuk analisis vegetasi Famili yang memiliki spesies ≥3 Spesies benguk (Mucuna pruriens) Hamparan nipongan di bawah tegakan jati petak 138 Kimpul wungu sebagai tumbuhan penghasil pangan Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat (a) pinisilin (b) dadap serep Kayu munggur (Samanea saman) sebagai bahan bangunan Kulit batang munggur sebagai kayu bakar Pakan ternak yang terdiri dari suket-suketan dan kolonjono Katimus sebagai tumbuhan bahan pewarna hijau Bambu dan serat pisang untuk mengikat kayu bakar Opo-opo sebagai tumbuhan untuk ritual adat Suplir sebagai potensi tumbuhan hias Wedusan sebagai tumbuhan penghasil minyak atsiri Rirendet berpotensi untuk pupuk hijau Famili yang memiliki jumlah spesies ≥3 individu Persentase habitus tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat Persentase bagian tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat Komposisi tumbuhan berguna hasil analisis vegetasi dan wawancara masyarakat di SM Paliyan
2 4 9 10 12 15 17 17 19 19 20 22 23 23 24 24 26 26 27 28
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5
Daftar jenis tumbuhan berguna di SM Paliyan Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar SM Paliyan Potensi tumbuhan obat di SM Paliyan Data responden masyarakat sekitar SM Paliyan Hasil perhitungan INP tumbuhan di SM Paliyan
31 37 43 47 47
PENDAHULUAN Latar Belakang Suaka Margasatwa (SM) Paliyan merupakan kawasan suaka alam yang memiliki ekosistem unik berupa pegunungan karst dengan spesies-spesies tumbuhan yang tahan dengan kondisi iklim kering. Dahulunya, Suaka Margasatwa Paliyan merupakan hutan tanaman jati milik Dinas Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan ini berada pada petak 136 sampai dengan petak 141 yang berada di wilayah Bagian Daerah Hutan (BDH) Paliyan. Alih fungsi kawasan hutan produksi menjadi suaka margasatwa ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 171/Kpts-II/2000 tentang penunjukan kawasan hutan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas total 434,60 ha (BKSDA DIY 2011). Keberadaan SM Paliyan berfungsi untuk pengawetan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya, namun berbagai permasalahan yang timbul mengancam kelestarian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Permasalahan yang timbul antara lain: perambahan kawasan oleh masyarakat sekitar kawasan, pencurian kayu jati, rusaknya habitat monyet ekor panjang yang berimbas ke masyarakat dan masalah kekeringan. Kelestarian kawasan dapat dilakukan melalui pengelolaan kolaborasi yang melibatkan masyarakat. Masyarakat akan ikut serta melestarikan kawasan apabila masyarakat memperoleh manfaat dari adanya kawasan tersebut. Manfaat itu dapat berasal dari tumbuhan maupun satwa yang ada di dalamnya. Keinginan untuk melestarikan kawasan SM Paliyan akan semakin tinggi jika diketahui manfaat dari berbagai spesies tumbuhan yang ada di dalamnya. Sehubungan dengan hal itu, kegiatan pelestarian SM Paliyan perlu didukung ketersediaan data potensi tumbuhan di SM Paliyan, sehingga perlu adanya penelitian mengenai potensi tumbuhan berguna di SM Paliyan.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi keanekaragaman spesies tumbuhan di SM Paliyan. 2. Mengidentifikasi kegunaan spesies tumbuhan di SM Paliyan. 3. Mengidentifikasi bentuk pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar SM Paliyan.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat menjadi informasi dan data dasar bagi pengelola dan masyarakat sekitar SM Paliyan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pihak pengelola dalam pengelolaan SM Paliyan yang berkelanjutan.
2
METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan SM Paliyan, Gunung Kidul, Yogyakarta dan desa-desa sekitar SM Paliyan, yaitu Desa Karangasem dan Kepek. Waktu penelitian di lapang selama satu bulan, yaitu dari bulan Mei-Juni 2013. Lokasi penelitian tersaji pada Gambar 1.
PETA SUAKA MARGASATWA PALIYAN
136
137
138
141
139
140
Keterangan :
Desa yang diwawancarai,
Jalur analisis vegetasi
Gambar 1 Lokasi penelitian
3 Bahan dan Alat Alat yang digunakan yaitu kompas, golok, pita meter, pita ukur, patok, gunting, alat semprot, perekam suara, kamera digital dan alat tulis. Bahan yang digunakan yaitu alkohol 70%, tali rafia, kertas koran, plastik spesimen (trashbag), tally sheet dan panduan wawancara. Objek yang diteliti yaitu spesies tumbuhan dan masyarakat sekitar kawasan SM Paliyan.
Prosedur Jenis Data yang Dikumpulkan Jenis data yang dikumpulkan yaitu kondisi umum lokasi penelitian, potensi keanekaragaman tumbuhan dan pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat, seperti yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis data yang dikumpulkan Jenis data 1. Kondisi umum lokasi penelitian
2. Potensi keanekaragaman tumbuhan 3. Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat
Aspek yang dikaji 1) Sejarah, letak dan luas kawasan 2) Topografi dan kelerengan 3) Iklim dan hidrologi 4) Geologi dan jenis tanah 5) Flora dan fauna 6) Sosial, ekonomi dan budaya masyarakat sekitar kawasan 1) Nama lokal 2) Nama ilmiah 3) Famili 4) Habitus 1) Nama lokal 2) Nama ilmiah 3) Famili 4) Habitus 5) Manfaat 6) Bagian tumbuhan yang digunakan
Sumber data BKSDA Yogyakarta, Kecamatan Paliyan
Metode Studi literatur
Lapang (SM Paliyan)
Analisis vegetasi, pengambilan herbarium. Wawancara
Lapang (masyarakat sekitar kawasan di Desa Karangasem dan Kepek)
4 Teknik Pengumpulan Data Data-data dikumpulkan melalui analisis vegetasi, pembuatan spesimen herbarium, identifikasi spesies tumbuhan, dan studi literatur. Penjelasan dari tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut: 1) Analisis Vegetasi Pengumpulan data potensi tumbuhan dilakukan dengan metode analisis vegetasi kombinasi jalur dengan garis berpetak, ukuran jalur yaitu 20 m x 200 m. Peletakan jalur secara sistematis dengan jarak antar jalur 50 m. Peletakan jalur pertama dibuat secara purposive sampling, yaitu berjarak 50 m dari batas terluar kawasan dan tegak lurus garis kontur. Pembuatan jalur mewakili setiap petak yaitu 6 petak, masing-masing petak dibuat 2 jalur, sehingga jumlah jalur untuk analisis vegetasi sebanyak 12 jalur. Bentuk unit contoh untuk analisis vegetasi disajikan pada Gambar 2. c d
b a
Arah
a b d c
Keterangan: a : 2m x 2m (semai, tumbuhan bawah) b : 5m x 5m (pancang)
c : 10m x 10m (tiang) d : 20m x 20m (pohon)
Gambar 2 Bentuk metode jalur berpetak untuk analisis vegetasi 2) Pembuatan Herbarium Pembuatan herbarium dilakukan untuk membantu kegiatan identifikasi spesies-spesies tumbuhan. Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan herbarium adalah sebagai berikut: a. Mengambil contoh herbarium, yaitu ranting lengkap dengan daun serta bunga dan buah jika ada. b. Memotong bahan herbarium dengan panjang ± 40 cm, kemudian diberi label gantung berukuran 3cm x 5cm yang berisi nomor koleksi, nama lokal, tanggal pengumpulan, lokasi pengumpulan dan nama kolektor. c. Bahan herbarium disemprot alkohol 70%, kemudian masing-masing herbarium dibungkus dengan koran. d. Herbarium disusun dalam sasak dan dioven pada suhu 80oC selama 2 hari. e. Kemudian herbarium yang sudah kering lengkap dengan keteranganketerangan yang diperlukan diidentifikasi nama ilmiahnya.
5 3) Wawancara Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan informasi mengenai spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan SM Paliyan. Penentuan responden dilakukan dengan teknik snowball sampling, yaitu menentukan responden kunci (key person). Responden kunci adalah orang yang memiliki pengetahuan luas mengenai nama lokal tumbuhan dan manfaat atau kegunaan tumbuhan tersebut serta memiliki intensitas tinggi dalam pemanfaatan tumbuhan. Wawancara dilakukan di Desa Karangasem dan Kepek dengan jumlah responden sebanyak 7 orang (Lampiran 4). 4) Kajian Pustaka Kajian pustaka dilakukan untuk pengumpulan data dasar mengenai kondisi umum kawasan meliputi: sejarah, letak dan luas kawasan, topografi dan kelerengan, iklim dan hidrologi, geologi dan jenis tanah, flora dan fauna, sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar kawasan SM Paliyan. Pengumpulan data dilakukan dengan merekapitulasi data-data dari literatur yang ada, baik penelitian yang dilakukan oleh pengelola maupun dari hasil penelitian pihak lain. 5) Identifikasi Spesies Tumbuhan Berguna Spesies tumbuhan hasil analisis vegetasi kemudian diidentifikasi dengan dua tahap, yaitu: (a) identifikasi spesies tumbuhan secara umum dan (b) identifikasi spesies tumbuhan berguna. Identifikasi spesies tumbuhan berguna dilakukan dengan cek silang dari berbagai literatur tentang tumbuhan berguna yaitu Heyne (1987). Klasifikasi tumbuhan berdasarkan kelompok kegunaan tersaji pada Tabel 2. Tabel 2 Klasifikasi kelompok kegunaan tumbuhan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kelompok kegunaan Tumbuhan obat Tumbuhan hias Tumbuhan penghasil pangan Tumbuhan pakan ternak Tumbuhan penghasil minyak atsiri (tumbuhan aromatik) Tumbuhan bahan pewarna dan tannin Tumbuhan penghasil bahan bangunan Tumbuhan keperluan ritual adat dan keagamaan Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan Tumbuhan penghasil kayu bakar Lainnya
Sumber: Purwanto dan Walujo (1992).
Pengolahan Data Pengolahan data terhadap potensi tumbuhan dilakukan dengan menghitung Indeks Nilai Penting (INP), indeks keanekaragaman spesies, indeks kemerataan spesies, persen potensi tumbuhan berguna, persen habitus, persen bagian yang dimanfaatkan, dan persen budidaya.
6 Indeks Nilai Penting Indeks Nilai Penting (INP) suatu spesies dalam tiap tingkat pertumbuhan dikerjakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Soerianegara & Indrawan 1998) : mla in i i s a spesies e apa an ( ) in a as sel pe ak e apa an ela i (
F ek ensi (F)
)
e apa an s a e apa an sel
spesies spesies
mla pe ak i mpai s a spesies mla sel pe ak
F ek ensi ela i (F ) ominansi( )
F ek ensi s a F ek ensi sel
spesies spesies
as i ang asa s a spesies m as sel pe ak
ominansi ela i ( n eks ilai en ing (
)
ominansi s a ominansi sel ) n k
m
a
spesies spesies
an a a semai pan ang F
n eks
lai en ing (
) n k iang an po on F
Indeks Keanekaragaman Spesies (H’) Indeks keanekaragaman spesies dihitung dengan menggunakan ShannonWiener Index (Ludwig & Reynold 1988), yaitu: ∑(
)
Nilai Pi diperoleh dengan menggunakan rumus: Keterangan : H’ n eks keaneka agaman Shannon-Wiener ni = Jumlah individu setiap spesies N = Jumlah individu seluruh spesies Indeks Kemerataan Spesies (E) Derajat kemerataan kelimpahan individu antara setiap spesies dapat ditentukan dengan indeks kemerataan spesies tumbuhan (Magurran 2004), yaitu:
7
Keterangan : E = Indeks kemerataan H’ n eks keaneka agaman spesies S = jumlah spesies Persen Potensi Tumbuhan Berguna Hasil analisis vegetasi dihitung persen potensi tumbuhan berguna (Hidayat 2009), dengan rumus: e sen
m
an e g na
spesies sel
spesies
Persen Habitus Habitus merupakan perawakan dari suatu tumbuhan. Habitus yang ada meliputi pohon, semak, perdu, liana, dan herba. Rumus perhitungan persen habitus (Atok 2009) yaitu: e sen a i s
spesies sel
a i s
Persen Bagian yang Dimanfaatkan Pemanfaatan bagian tumbuhan meliputi akar, daun, bunga, buah, batang, umbi, kulit batang, kulit buah, dan rimpang. Rumus perhitungan persen bagian yang dimanfaatkan (Atok 2009), yaitu: e sen agian yang iman aa kan
agian sel
yang iman aa kan agian yang iman aa kan
Persen Budidaya Status budidaya tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan budidaya dan tumbuhan liar. Rumus perhitungan persen budidaya tumbuhan yaitu: spesies i aya e sen i aya spesies sel
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian SM Paliyan dengan luas total 434,60 ha dahulunya merupakan wilayah pangkuan hutan produksi Dinas Kehutanan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada pada petak 136 sampai dengan petak 141 di wilayah Bagian Daerah Hutan (BDH) Paliyan. Topografi kawasan SM Paliyan berupa perbukitan karst dengan lapisan tanah yang tipis dan berada dalam kategori Pegunungan Seribu
8 (Gunung Sewu). SM Paliyan terletak pada ketinggian tempat 100 sampai 300 mdpl, sehingga secara alami termasuk tipe ekosistem hutan dataran rendah dan memiliki kelerengan di atas 40 %. SM Paliyan memiliki jenis tanah latosol atau tanah lempung dengan kedalaman tanah yang minim, yaitu rata-rata < 50 cm. Solum tanah yang tipis dan bentuk topografi yang berbukit menyebabkan pemanfaatan lahan untuk pertanian sangat sedikit dan lahan sangat rawan terhadap ancaman proses erosi tanah. Selain itu, SM Paliyan yang berada di wilayah Pegunungan Sewu memiliki karakteristik tanah terrarossa, karena sumber materialnya memang berasal dari daerah tersebut dengan pH normal (6-7). Namun semakin ke utara tanahnya beralih menjadi tanah grumusol atau margalit dengan struktur pejal dengan permeabilitas tinggi. Kawasan SM Paliyan dahulunya adalah hutan produksi dengan tanaman utama berupa jati (Tectona grandis) dan sonokeling (Dalbergia latifolia). Di dalam kawasan ini terdapat beberapa pohon jati dan dijadikan monumen pohon yang dinamakan plot Jati Megawati. Monumen pohon ini ditanam langsung oleh Megawati Presiden RI, Taufik Kiemas, Menteri Kehutanan, Menkokesra dan Gubernur DIY. Perambahan hutan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar menyebabkan rusaknya SM Paliyan. Pengelola bekerjasama dengan PT Mitsui Sumitomo pada tahun 2005 untuk melakukan reboisasi SM Paliyan, sehingga sebagian besar vegetasi yang terdapat di dalam kawasan SM Paliyan adalah hasil reboisasi. Ada 30 jenis tanaman yang ditanam oleh PT Mitsui Sumitomo. Sebagian besar tanaman yang digunakan untuk reboisasi SM Paliyan adalah tanaman buah sebagai sumber pakan satwa seperti: jambu biji, jambu mete, nangka, mangga, duwet, mengkudu, sirsak, srikaya, talok, dan lain-lain. Oleh karena itu, pohon yang berukuran besar sangat jarang ditemui di dalam kawasan ini. SM Paliyan memiliki satwa utama yaitu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Populasinya yang tinggi dan keterbatasan pakan di dalam kawasan menyebabkan satwa ini sering menimbulkan gangguan. Satwa ini merusak tanaman penduduk terutama saat musim kemarau. Persebaran monyet ekor panjang saat ini berada di hutan rakyat atau pekarangan penduduk. Selain itu, SM Paliyan juga memiliki 40 jenis burung yang terbagi dalam 19 famili. Salah satu diantaranya adalah jenis burung yang termasuk kategori vulnerable (rentan) berdasarkan status IUCN, yaitu bubut jawa (Centopus nigrorufus), sedangkan jenis yang mendominasi adalah cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur biasa (Streptopelia chinensis), dan bentet kelabu (Lanius schach). Beberapa jenis burung lainnya yaitu: elang ular bido, cekakak jawa, cekakak cina, walet sarang hitam, kapinis rumah, walet linchi, perkutut jawa, wiwik kelabu, wiwik uncuing, cabai jawa, srigunting hitam, ayam hutan hijau, perenjak jawa, dan cinenen jawa. Komposisi Tumbuhan di SM Paliyan Hasil analisis vegetasi yang telah dilakukan di SM Paliyan diperoleh sebanyak 86 spesies dari 34 famili. Daftar jenis tumbuhan yang ditemukan di SM Paliyan dapat dilihat pada Lampiran 1.
9 Komposisi Tumbuhan Berdasarkan Famili Fabaceae merupakan famili yang memiliki jumlah spesies terbanyak. Beberapa famili yang memiliki jumlah spesies lebih dari 3 individu disajikan pada Gambar 3.
Poaceae
Famili
Moraceae Fabaceae Euphorbiaceae Annonaceae Asteraceae 0
5
10 15 Jumlah spesies
20
25
Gambar 3 Famili yang memiliki jumlah spesies > 3 Salah satu spesies yang berasal dari suku Fabaceae adalah tayuman (Bauhinia hirsuta). Tumbuhan ini banyak ditemukan di dalam kawasan SM Paliyan dan digunakan sebagai tanaman pagar pembatas lahan garapan dan pakan ternak. Selain itu, beberapa tumbuhan dari famili ini dapat digunakan sebagai penyubur tanah seperti: kacang panjang, kacang tanah, flamboyan, putri malu dan rirendet. Tumbuhan yang berasal dari famili Fabaceae memiliki kelebihan, yaitu dapat mengikat unsur N dari udara dengan bantuan bakteri Rhizobium yang ada di akarnya (Wawo 2003), sehingga digunakan untuk penyubur tanah pada rehabilitasi SM Paliyan. Penelitian Polosakan (2011) mengatakan bahwa suku Fabaceae dan Euphorbiaceae sangat toleran terhadap kondisi lingkungan. Beberapa jenis dari suku Euphorbiaceae dikenal mampu beradaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan. Cemendilan atau lebih dikenal dengan nama meniran (Phyllanthus niruri) juga banyak hidup di dalam kawasan SM Paliyan. Tumbuhan ini bermanfaat sebagai obat, yaitu sebagai antibodi atau untuk menjaga kekebalan tubuh. Meniran yang tumbuh di hutan Gunung Kidul Yogyakarta banyak dipanen dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan jamu di berbagai perusahaan jamu tradisional. Komposisis Tumbuhan Berdasarkan Habitus Habitus merupakan perawakan dari suatu tumbuhan atau bentuk pada tumbuhan (Prent et al. 1969 diacu dalam Prinando 2011). Habitus tumbuhan dapat pula dikatakan sebagai bentuk pertumbuhan. Penelitian ini menggunakan klasifikasi habitus menurut Indriyanto (2006), yaitu bentuk pertumbuhan yang umum diantaranya berupa pohon, semak, perdu, herba dan liana. Persen habitus tumbuhan di SM Paliyan disajikan pada Tabel 3.
10 Tabel 3 Persen habitus tumbuhan di SM Paliyan No. 1. 2. 3. 4. 5.
Habitus Pohon Semak Perdu Liana Herba
Jumlah spesies 31 12 17 1 25
Persen habitus (%) 36 14 20 1 29
Pohon memiliki nilai persen habitus tertinggi yaitu 36%. SM Paliyan memiliki 30 spesies tumbuhan berhabitus pohon dari rehabilitasi oleh PT. Mitsui Sumitomo, yaitu 15 spesies penghasil buah sebagai sumber pakan satwa dan 15 spesies penghasil kayu. Namun tidak semua spesies tersebut masuk dalam plot penelitian. Jati merupakan tumbuhan berhabitus pohon yang banyak ditemukan di SM Paliyan. Tumbuhan yang berhabitus semak memiliki persen habitus 14%. Semak dapat tumbuh subur pada lahan yang kosong atau terganggu. Selain itu, tumbuhan berhabitus ini dapat mengganggu pertumbuhan tumbuhan asli sehingga disebut sebagai tumbuhan invasif, tetapi beberapa diantaranya memiliki kegunaan dan bermanfaat sebagai obat maupun pakan ternak. Spesies yang bermanfaat sebagai tumbuhan obat adalah tapak liman (Elephantopus scaber). Tumbuhan yang banyak hidup di tepi-tepi jalan ini bermanfaat sebagai obat radang hati akut karena khasiatnya sebagai pereda demam, antibodi, antiradang, menghilangkan bengkak, meningkatkan produksi urin dan penawar racun. Selain itu, tapak liman dapat digunakan juga untuk pengobatan sesudah bersalin, peluruh dahak, pelembut kaki, peluruh haid, beri-beri, malaria, bisul, eksim dan afrodisiak (Dalimartha 2006). Tumbuhan yang berhabitus liana hanya ditemukan satu jenis dengan persen habitus sebesar 1% yaitu benguk (Mucuna pruriens). Spesies ini memiliki kegunaan sebagai bahan pangan. Tumbuhan yang berasal dari famili Fabaceae ini diolah menjadi tempe oleh masyarakat sekitar kawasan SM Paliyan. Tempe benguk dapat menjadi bahan pangan alternatif karena kandungan gizinya tidak kalah dengan tempe kedelai.
Gambar 4 Spesies benguk (Mucuna pruriens)
11 Dominansi Spesies Tumbuhan Soegianto (1994) diacu dalam Nurdia (2012) menyatakan INP (Indeks Nilai Penting) adalah parameter kuantitatif yang dapat digunakan untuk menyatakan tingkat dominansi (tingkat penguasaan) spesies-spesies dalam suatu komunitas tumbuhan. Jika INP suatu spesies tinggi maka spesies tersebut sangat mempengaruhi kestabilan ekosistem. Sutisna (1981) diacu dalam Rosalia (2008) menyatakan bahwa suatu spesies tumbuhan dikatakan berperan atau berpengaruh dalam suatu komunitas jika memiliki INP untuk tingka semai ≥ begitu pula dengan tumbuhan bawah. Spesies-spesies m an engan ≥ ai berbagai tingkat pertumbuhan disajikan pada Tabel 4. Ta el 4 T m No. Nama local Tumbuhan bawah 1. Nipongan 2. Wedusan 3. Telo 4. Kolonjono Semai 1. Gamal 2. Tayuman 3. Sonokeling 4. Mlanding 5. Jati Pancang 1. Gamal 2. Tayuman 3. Jambu kluthuk 4. Sirsat 5. Asem Tiang 1. Jati 2. Johar 3. Flamboyan 4. Gamal 5. Saga Pohon 1. Jati 2. Flamboyan 3. Munggur 4. Johar
an engan
≥
a i e agai ingka pe
Nama ilmiah
m
an.
INP (%)
Austroeupatorium inulifolium Ageratum conyzoides Manihot esculenta Pennisetum purpureum
58,24 39,48 13,32 10,34
Gliricidia maculata Bauhinia hirsuta Dalbergia latifolia Leucaena leucocephala Tectona grandis
53,97 33,31 22,98 18,57 16,02
Gliricidia maculata Bauhinia hirsuta Psidium guajava Annona muricata Tamarindus indica
38,96 17,24 15,97 13,32 11,72
Tectona grandis Cassia siamea Delonix regia Gliricidia maculata Adenanthera pavonina
169,65 41,65 21,24 13,62 10,85
Tectona grandis Delonix regia Samanea saman Cassia siamea
199,3 57,84 21,84 15,05
Nipongan memiliki INP tertinggi pada tingkat tumbuhan bawah. Spesies ini juga ditemukan dihampir setiap plot ukur terutama di petak 138 (Gambar 5).
12 Petak 138 merupakan tegakan jati dengan kerapatan tinggi. Petak 138 berbeda dengan petak yang lain karena pada petak ini tidak ada lahan garapan petani, sehingga tumbuhan bawah dapat tumbuh subur, yang didominasi oleh nipongan dan wedusan. Selain itu, tumbuhan bawah dapat hidup subur jika memperoleh cahaya matahari. Pada petak 138, diameter jati masih dalam tingkat tiang dan tajuknya pun tidak terlalu rapat sehingga cahaya matahari dapat menjangkau lantai hutan. Selain mendominasi, nipongan merupakan salah satu spesies invasif. Penelitian Agustian (2013) menjelaskan bahwa pengendalian terhadap spesies ini dapat dilakukan dengan cara pembabatan bagian di atas permukaan dan kemudian dilanjutkan dengan pembakaran akar didalam tanah sebagai upaya pencegahan tumbuhnya tunas baru. Meskipun nipongan tergolong dalam spesies invasif, spesies ini memiliki kegunaan sebagai obat luka. Masyarakat sekitar kawasan SM Paliyan memperoleh pengetahuan turun temurun dari nenek moyang mereka tentang pengobatan dengan daun nipongan. Caranya yaitu daun nipongan yang masih muda dikunyah lalu ditempelkan pada bagian yang luka. Tingkat pertumbuhan semai dan pancang didominasi oleh gamal. Gamal merupakan salah satu spesies pioner dan fast growing spesies atau spesies yang cepat tumbuh. Spesies ini ditanam untuk reboisasi hutan Paliyan pada tahun 2005 karena sifat ekologisnya yang sesuai untuk kondisi hutan Paliyan. Tumbuhan ini juga banyak ditanam oleh masyarakat sekitar untuk pakan ternak. Spesies dari famili Fabaceae ini sangat baik digunakan untuk pakan ternak karena kandungan seratnya yang tinggi dan memiliki pertumbuhan yang cepat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak bagi masyarakat sekitar SM Paliyan. Selain ditemukan semai dari spesies-spesies untuk reboisasi hutan Paliyan, ditemukan pula spesies-spesies semai baru yaitu pulai (Alstonia scholaris), walikukun (Schoutenia ovata), kutu (Uvaria sp.) dan ki layu (Ficus montana). Jati adalah spesies yang mendominasi pada tingkat pancang dan pohon. Spesies ini juga ditanam untuk reboisasi hutan Paliyan pada tahun 2005. Tegakan jati dengan kerapatan tinggi berada pada petak 138. Selain itu, pada petak 138 terdapat monumen jati Megawati yaitu pohon jati yang ditanam langsung oleh beliau saat masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Gambar 5 Hamparan nipongan di bawah tegakan jati petak 138
13 Keanekaragaman dan Kemerataan Tumbuhan Nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan kemerataan Evennes spesies di SM Paliyan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5
Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan indeks kemerataan Evennes di SM Paliyan
No. Tingkat pertumbuhan 1. 2. 3. 4. 5.
Tumbuhan bawah Semai Pancang Tiang Pohon
Keanekaragaman spesies (H') 2,07 2,17 2,73 1,51 0,98
Kemerataan spesies (E) 0,52 0,74 0,56 0,28 0,20
Fachrul (2008) menyatakan bahwa e a a keaneka agaman (H’) alam suatu komunitas <1, maka keanekaragamanya rendah, jika ≤ H’ ≥3 maka keanekaragamannya sedang dan jika H’ >3 maka keaneka agamannya inggi. Nilai indeks keanekaragaman sedang terlihat pada tingkat pertumbuhan tumbuhan bawah, semai, pancang, dan tiang, sedangkan pada tingkat pertumbuhan pohon nilai indeks keanekaragamannya rendah. Vegetasi yang ada di SM Paliyan merupakan hasil reboisasi yang dilakukan oleh pihak BKSDA Yogyakarta bekerjasama dengan PT. Mitsui Sumitomo pada tahun 2005. Ada 30 spesies tumbuhan yang ditanam diantaranya 15 spesies tumbuhan kayu dan 15 spesies tumbuhan buah (BKSDA Yogyakarta 2011). Sehingga keanekaragaman jenis pohon yang ada di SM Paliyan tergolong rendah. Namun karena adanya regenerasi, ditemukan spesies baru baik tumbuhan bawah maupun tumbuhan berkayu. Krebs (1972) diacu dalam Nurdia (2012) menyatakan bahwa nilai indeks kemerataan yang mendekati satu menunjukkan bahwa suatu komunitas tumbuhan semakin merata, sedangkan jika mendekati nol maka semakin tidak merata. Tingkat pertumbuhan semai, pancang dan tumbuhan bawah memiliki nilai indeks kemerataan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tiang dan pohon, sehingga dapat dikatakan bahwa spesies-spesies pada tingkat tiang dan pohon kurang merata, sedangkan spesies-spesies pada tingkat semai, pancang, dan tumbuhan bawah lebih merata. Status Budidaya Tumbuhan Hasil perhitungan terhadap persen budidaya tumbuhan di SM Paliyan diperoleh 42% adalah tumbuhan budidaya dan 58% adalah tumbuhan liar. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi regenerasi hutan SM Paliyan yang ditandai dengan munculnya spesies lain di luar spesies yang digunakan untuk reboisasi hutan SM Paliyan.
14 Klasifikasi Kelompok Kegunaan Hasil identifikasi kelompok kegunaan tumbuhan diperoleh sebanyak 73 spesies (85%) dari 86 spesies memiliki kegunaan. Sebagian besar bermanfaat sebagai tumbuhan obat dan pangan. Masyarakat sekitar SM Paliyan memanfaatkan 93 spesies tumbuhan dari 36 famili untuk kehidupan sehari-hari. Daftar spesies tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat SM Paliyan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Rekapitulasi potensi kegunaan tumbuhan di dalam dan sekitar SM Paliyan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Rekapitulasi kegunaan tumbuhan hasil analisis vegetasi dan wawancara masyarakat sekitar SM Paliyan No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kelompok kegunaan
Tumbuhan obat Tumbuhan hias Tumbuhan penghasil pakan ternak Tumbuhan penghasil pangan Tumbuhan penghasil minyak atsiri Tumbuhan bahan pewarna dan tannin Tumbuhan penghasil bahan bangunan Tumbuhan keperluan ritual adat dan keagamaan Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan Tumbuhan penghasil kayu bakar Lainnya
Hasil analisis vegetasi
Hasil wawancara masyarakat Jumlah Jumlah spesies famili 30 16 5 4 14 8 28 16 4 3 2 2
Jumlah spesies 50 4 20 28 3 4
Jumlah famili 26 4 8 17 3 4
14
7
10
7
2
2
14
11
6
4
4
3
11 13
6 7
9 1
6 1
Tumbuhan Penghasil Pangan Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang sebagian besar termasuk kerajaan tumbuh-tumbuhan dan disebut dengan bahan pangan nabati. Menurut Purnawan (2006) tumbuhan penghasil pangan adalah segala sesuatu yang tumbuh, hidup, berakar, berdaun, dan dapat dikonsumsi oleh manusia, seperti buah, sayur, gandum dan padi. Potensi tumbuhan penghasil pangan di SM Paliyan sebanyak 28 spesies dari 17 famili, yang tersaji pada Tabel 7.
15
Gambar 6 Kimpul wungu sebagai tumbuhan penghasil pangan Masyarakat sekitar SM Paliyan memanfaatkan 28 spesies tumbuhan dari 18 famili untuk sumber pangan. Telo atau singkong merupakan makan pokok masyarakat Gunung Kidul. Spesies ini menjadi sumber pangan utama karena mampu beradaptasi dengan kondisi alam Gunung Kidul yang kering. Masyarakat Gunung Kidul mengolah telo menjadi tiwul. Cara pengolahannya yaitu dengan membuat tepung telo terlebih dahulu lalu dikukus. Selain telo, jagung juga menjadi sumber pangan bagi masyarakat sekitar SM Paliyan. Jagung dapat diolah menjadi nasi jagung dan beraneka panganan lainnya. Tabel 7 Potensi tumbuhan penghasil pangan di SM Paliyan No. Nama lokal
Nama ilmiah
1.
Telo*
Manihot esculenta
Bagian yang digunakan Umbi, daun
2.
Telo lung
Ipomoea batatas
Umbi, daun
3.
Mbayung*
Vigna unguiculata
Buah, daun
4.
Jagung*
Zea mays
Buah
5. 6.
Belimbingan Mlanding
Buah Biji
7.
Kacang*
Oxalis barrelieri Leucaena leucocephala Arachis hypogaea
8.
Tebon*
Biji
9.
Gude
Polygonum chinense Cajanus cajan
Biji
Biji
Kegunaan Umbi untuk nasi tiwul, keripik, daun untuk sayur dan lalap Umbi direbus atau dibakar, keripik, daun untuk plencing. Untuk pecel atau sayur bobor Untuk makanan pokok, dibuat grontol dan brondong. Untuk buah Dibuat sayur bothok Untuk membuat sambel pecel, dibuat kacang bawang Biji dibuat nasi canthel Untuk sayur bothok
16 Tabel 7 Potensi tumbuhan penghasil pangan di SM Paliyan (lanjutan) No. Nama lokal
Nama ilmiah
10. 11.
Jambu klutuk Bayem*
12.
Jambu mete
Psidium guajava Amaranthus spinosus Anacardium occidentale
13. 14. 15. 16.
Sirsat Ketapang Gayam Turi
17. 18.
Kimpul wungu* Pare alas
19.
Bagian yang digunakan Buah Daun Buah, biji
Buah Buah Buah Bunga
Lombok*
Annona muricata Terminalia catappa Inocarpus fagiferus Sesbania grandiflora Colocasia esculenta Cardiospermum helicacabum Capsium frutescens
20. 21. 22. 23. 24. 25.
Benguk* Talok* Sawo Srikoyo Duwet Pelem
Mucuna pruriens Muntingia calabura Manilkara zapota Annona squamosa Syzygium cumini Mangifera indica
Biji Buah Buah Buah Buah Buah
26.
Asem
Tamarindus indica
Buah
27.
Nangka*
Artocarpus integra
Buah, biji
28.
Kates
Carica papaya
Buah, daun
Umbi Buah Buah
Kegunaan Untuk buah Untuk sayur dan pecel Untuk buah, biji untuk kacang koro Untuk buah Biji dapat direbus Biji dapat direbus Untuk pecel Umbi dapat direbus Untuk sayur Untuk sayur dan lalapan Dibuat tempe Untuk buah Untuk buah Untuk buah Untuk buah Untuk buah, manisan, rujak Untuk sayur, bahan bumbu pecel Untuk buah, biji beton dapat direbus, bahan tahu dan tempe Untuk buah, rujak, daun untuk lalapan
*dimanfaatkan masyarakat
Tumbuhan Obat Zuhud, Ekarelawan, dan Riswan (1994) mengartikan tumbuhan obat sebagai tumbuhan yang diketahui dan dipercaya mempunyai khasiat obat. Secara medis, tumbuhan obat mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat. SM Paliyan memiliki potensi tumbuhan obat yang cukup besar, yaitu 58% dari seluruh tumbuhannya bermanfaat sebagai obat (Lampiran 3). Beberapa diantaranya merupakan tumbuhan obat terkenal dan sudah banyak dijadikan bahan baku produksi oleh perusahaan-perusahaan jamu. Pulai (Alstonia scholaris) adalah
17 contoh tumbuhan obat yang berkhasiat untuk obat gatal. Selain berkhasiat sebagai obat, pulai juga dapat dimanafaatkan sebagai bahan baku pembuat kerajian patung. Masyarakat sekitar SM Paliyan masih memanfaatkan tumbuhan sebagai obat. Hasil wawancara diperoleh 30 spesies dari 16 famili dimanfaatkan sebagai obat.
(a) (b) Gambar 7 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat (a) pinisilin (b) dadap serep Tumbuhan obat yang sering dimanfaatkan masyarakat yaitu pinisilin (Jatropha multifida) dan dadap serep (Erythrina hypaphorus) (Gambar 7). Pinisilin atau disebut yodium oleh masyarakat berguna sebagai obat luka baru, caranya yaitu getah pinisilin dioleskan pada luka. Menurut Widyaningrum et al. (2011), yodium memiliki rasa agak pahit dan bersifat netral, pada batangnya mengandung alkaloid atau zat penggumpal darah. Sedangkan dadap serep berguna untuk mengobati panas demam, caranya daun tersebut ditumbuk lalu ditempelkan pada kening. Kedua tumbuhan ini banyak ditanam di pekarangan rumah. Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan Bahan bangunan yang berasal dari kayu masih menjadi pilihan sebagian besar masyarakat. Potensi tumbuhan penghasil bahan bangunan di SM Paliyan sebanyak 14 spesies dari 7 famili. Daftar tumbuhan penghasil bahan bangunan di SM Paliyan disajikan pada Tabel 8.
Gambar 8 Kayu munggur (Samanea saman) sebagai bahan bangunan Spesies yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan adalah jati. Kayu jati dikenal awet dan sangat baik digunakan untuk bahan bangunan rumah. Masyarakat menggunakan kayu jati sebagai tiang dan gunungan pada rumah joglo. Sedangkan kayu munggur atau mahoni dapat digunakan untuk kusen dan kayu kelapa atau disebut glugu digunakan untuk usuk.
18 Tabel 8 Potensi tumbuhan penghasil bahan bangunan di SM Paliyan No. Nama lokal
Nama ilmiah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Leucaena leucocephala Tectona grandis Acacia auriculiformis Dalbergia latifolia Tamarindus indica Alstonia scholaris Swietenia macrophylla Samanea saman Artocarpus integra Delonix regia Cassia siamea Ceiba pentandra Terminalia catappa Azadirachta indica
Mlanding Jati* Akasia* Sonokeling* Asem Pulai Mahoni* Munggur Nangka* Flamboyan Johar Randu Ketapang Mimba
Status budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Bagian yang digunakan Kayu Kayu Kayu Kayu Kayu Kayu Kayu Kayu Kayu Kayu Kayu Kayu Kayu Kayu
*dimanfaatkan masyarakat
Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar Menurut Sutarno (1996) diacu dalam Nurdia (2012), kriteria kayu bakar yaitu kayu yang menghasilkan energi tinggi dan tahan lama, tahan terhadap kekeringan dan toleran terhadap iklim, pertumbuhan tajuk baik, pertumbuhan cepat, kadar air rendah, dan sebagainya. Tabel 9 Potensi tumbuhan penghasil kayu bakar di SM Paliyan No. Nama lokal
Nama ilmiah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Jati* Akasia* Sonokeling Gamal* Asem Munggur* Nangka Mahoni* Nipongan
10. 11.
Tembelekan Mimba
Tectona grandis Acacia auriculiformis Dalbergia latifolia Gliricidia maculata Tamarindus indica Samanea saman Artocarpus integra Swietenia macrophylla Austroeupatorium inulifolium Lantana camara Azadirachta indica
Status budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar
Bagian yang digunakan Ranting Kayu Kayu Kayu Kayu Kulit kayu Kayu Kayu Kayu
Liar Budidaya
Kayu Kayu
*dimanfaatkan masyarakat
Sebagian besar masyarakat sekitar SM Paliyan masih memanfaatkan kayu bakar untuk memasak. Kayu tersebut diperoleh dari ladang berupa ranting-ranting
19 jati yang jatuh, kulit batang atau kliko munggur, maupun kayu sisa produksi dari pabrik mebel. Kliko munggur lebih banyak dipilih oleh masyarakat karena nyala api yang dihasilkan lebih besar dan awet sehingga untuk memasak lebih cepat matang. Selain itu, kliko munggur juga banyak dijual di pabrik mebel karena kulit munggur tidak dimanfaatkan dalam pembutan furniture.
Gambar 9 Kulit batang munggur sebagai kayu bakar Tumbuhan Penghasil Pakan Ternak SM Paliyan memiliki potensi tumbuhan penghasil pakan ternak sebanyak 20 spesies dari 8 famili. Potensi tersebut disajikan pada Tabel 10. Kolonjono merupakan pakan ternak utama bagi hewan peliharaan masyarakat Gunung Kidul. Spesies ini memiliki sifat yang tahan terhadap kondisi kering dan berpengaruh sangat baik bagi produksi susu sapi (Heyne 1987). Selain itu, beberapa spesies rumput yang ada di SM Paliyan juga berpotensi sebagai pakan ternak, yaitu suket genjahan, suket dangon, krowot, dan sebagainya. Ternak merupakan hal penting bagi masyarakat SM Paliyan, sehingga mencari pakan ternak adalah kegiatan yang dilakukan sehari-hari oleh masyarakat sekitar SM Paliyan. Pakan ternak yang terdiri dari suket-suketan dan tayuman ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10 Pakan ternak yang terdiri dari suket-suketan dan kolonjono Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak oleh masyarakat sekitar SM Paliyan terdiri dari 14 spesies. Spesies yang sering dimanfaatkan adalah suket-suketan, kolonjono, tayuman, dan gamal. Suket-suketan diperoleh ditepi-tepi jalan. Kolonjono, tayuman dan gamal diperoleh dari ladang dan sengaja ditanam oleh masyarakat. Masyarakat memanfaatkan tumbuhan ini karena pertumbuhannya yang cepat dan mengandung banyak serat yang baik untuk pakan ternak.
20 Tabel 10 Potensi tumbuhan penghasil pakan ternak di SM Paliyan No. Nama lokal
Nama ilmiah
Status budidaya
1.
Kolonjono*
Liar
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Genjahan Krowot Mbayung Tayuman* Nangka* Mahoni* Jagung* Gude Gayam Gamal* Suket dangon* Opo opo
Pennisetum purpureum Aneilema nudiflora Cyperus rotundus Vigna unguiculata Bauhinia hirsuta Artocarpus integra Swietenia macrophylla Zea mays Cajanus cajan Inocarpus fagiferus Gliricidia maculata Paspalum conjugatum
Bagian yang digunakan Daun
Liar Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar
Daun Daun Daun Daun Daun Daun Tebon Daun Daun Daun Daun
Flemingia macrophylla Arachis hypogaea Imperata cylindrica Manihot esculenta Ipomoea batatas Eleusine indica
Liar
Daun
Budidaya Liar Budidaya Budidaya Liar
Rendeng Daun Onggok Daun Daun
Leucaena leucocephala Mimosa pudica
Budidaya
Daun
Liar
Daun
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Kacang* Alang-alang Telo* Telo lung Rumput belulang Mlanding*
20.
Putri malu
*dimanfaatkan masyarakat
Tumbuhan Bahan Pewarna dan Tannin Potensi tumbuhan sebagai pewarna dan tannin di SM Paliyan disajikan pada Tabel 11. Salah satu spesies yang berpotensi sebagai bahan pewarna hijau ditunjukkan pada Gambar 11.
Gambar 11 Katimus sebagai tumbuhan bahan pewarna hijau
21 Masyarakat sekitar SM Paliyan hanya memanfaatkan kunyit yang menghasilkan warna kuning untuk pewarna makanan. Jati adalah salah satu spesies yang dapat menghasilkan warna merah yang berasal dari pucuk daun mudanya, dan menghasilkan warna coklat pada kulit akarnya. Namun masyarakat tidak memanfaatkan pucuk jati sebagai bahan pewarna. Tabel 11 Potensi tumbuhan bahan pewarna dan tannin di SM Paliyan No. Nama lokal
Nama ilmiah
1.
Jati
Tectona grandis
2. 3. 4.
Katimus Nangka Mangga
Clitoria ternatea Artocarpus integra Mangifera indica
Bagian yang digunakan Kulit akar, daun muda Daun Kulit, batang Kulit batang
Kegunaan Pewarna merah, coklat Pewarna hijau Pewarna kuning Pewarna coklat
Tumbuhan Penghasil Tali, Anyaman, dan Kerajinan Potensi tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan di SM Paliyan terdiri dari 6 spesies dari 4 famili, yang disajikan pada Tabel 12. Klobot jagung dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan, yaitu untuk membuat bunga-bunga pajangan. Masyarakat sekitar SM Paliyan masih memanfaatkan tumbuhan sebagai tali, anyaman dan kerajinan. Bambu dimanfaatkan masyarakat untuk anyaman dan tali (kepang). Tabel 12 Potensi tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan di SM Paliyan No. Nama lokal
Nama ilmiah
1. 2.
Jagung Jati*
Zea mays Tectona grandis
Bagian yang digunakan Klobot Kayu
3.
Alangalang* Benguk* Pulai Rumput belulang
Imperata cylindrica
Daun
Kerajinan Patung, meja hias Tali
Mucuna pruriens Alstonia scholaris Eleusine indica
Liana Kayu Daun
Tali Patung Tali
4. 5. 6.
Kegunaan
*dimanfaatkan masyarakat
Anyaman-anyaman bambu tersebut berupa gedhek, sebagai bilik atau pembatas kamar, tenggok, tampah, besek, kalo, tompo, dan kurungan ayam. Alang-alang dan benguk digunakan untuk mengikat pakan ternak dari kebun, sedangkan pisang atau debhog yang sudah kering digunakan untuk mengikat bungkusan tempe dan sayur-sayuran. Masyarakat sekitar SM Paliyan juga memanfaatkan kayu jati untuk kerajinan patung dan kursi antik.
22
Gambar 12 Bambu dan serat pisang untuk mengikat kayu bakar Tumbuhan Keperluan Ritual Adat dan Keagamaan Setiap daerah memiliki adat dan ritual yang berbeda untuk menghormati nenek moyang mereka ataupun untuk memperoleh keselamatan. Potensi tumbuhan keperluan ritual adat di SM Paliyan disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Potensi tumbuhan keperluan ritual adat dan keagamaan di SM Paliyan No. Nama lokal
Nama ilmiah
1.
Alangalang*
Imperata cylindrica
2.
Opo-opo*
Flemingia macrophylla
Bagian yang digunakan Daun
Daun
Kegunaan Memberkati orang yang akan merantau Memberkati orang yang akan merantau
*dimanfaatkan masyarakat
Alang-alang dan opo-opo dimanfaatkan masyarakat sekitar SM Paliyan dalam ritual adat mereka. Kedua spesies ini digunakan untuk memberkati orang yang akan merantau. Alang-alang dimaknakan halangan dan opo-opo berarti apaapa atau sesuatu, sehingga digunakan daun alang-alang dan opo-opo dimaksudkan agar tidak ada halangan apapun kepada orang yang akan pergi merantau. Masyarakat sekitar SM Paliyan masih memiliki kepercayaan terhadap nenek moyang dan memiliki beberapa ritual adat. Kondangan atau kenduren adalah salah satu adat yang masih ada hingga saat ini. Kenduren umumnya diadakan saat keluarga mendapat kelahiran bayi atau jika ada kematian anggota keluarga. Ritual adat ini bermaksud untuk memberkati atau mendoakan bayi yang baru lahir atau orang yang sudah meninggal. Spesies yang digunakan dalan ritual ini yaitu bambu, digunakan untuk membuat sarang sebagai tempat berkat. Daun pace untuk alas berkat, serta pisang raja khusus untuk berkat orang meninggal. Ritual lain yaitu ritual agar tidak gagal panen, spesies yang digunakan yaitu bawang, kemiri dan asem.
23
Gambar 13 Opo-opo sebagai tumbuhan untuk ritual adat. Tumbuhan Hias Potensi tumbuhan hias di SM Paliyan sebanyak 4 spesies dari 4 famili yang disajikan pada Tabel 14. Tanaman hias merupakan tanaman yang memiliki karakteristik morfologi yang bernilai estetika dan eksotik (Ardiani 2012). Suplir merupakan tumbuhan hias yang sudah terkenal. Dalam keadaan liar, tumbuhan ini banyak ditemukan disekitar parit-parit. Tumbuhan ini memiliki daun majemuk yang berukuran kecil dengan susunan yang rapi. Telo lung atau ubi rambat, juga berpotensi sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini merambat dan memiliki daun yang berwarna hijau muda. Dalam bidang petamanan, spesies ini sudah banyak digunakan sebagai penghias taman kota maupun area hijau perkantoran. Tabel 14 Potensi tumbuhan hias di SM Paliyan No. 1. 2. 3. 4.
Nama local Suplir Kreket Telo lung Benikan
Nama ilmiah Adiantum philippense Portulaca oleracea Ipomoea batatas Gomphrena globosa
Status budidaya Liar Liar Budidaya Liar
Mawar dan melati merupakan tanaman hias yang sudah umum diketahui oleh masyarakat. Kedua tanaman ini banyak ditanam di pekarangan rumah oleh masyarakat sekitar SM Paliyan. Mawar memiliki warna-warna yang indah dan juga mengeluarkan aroma wangi, begitu pula dengan melati. Tanaman lain yaitu puring. Puring adalah tanaman hias yang memiliki banyak varietas. Varietas tersebut dapat dilihat dari warna-warna daun yang berbeda-beda.
Gambar 14 Suplir sebagai potensi tumbuhan hias. Tumbuhan Penghasil Minyak Atsiri Potensi tumbuhan penghasil minyak atsiri di SM Paliyan disajikan pada Tabel 15.
24 Tabel 15 Potensi tumbuhan penghasil minyak atsiri di SM Paliyan No. Nama lokal
Nama ilmiah
1. 2. 3.
Ageratum conyzoides Cyperus rotundus Imperata cylindrica
Wedusan Krowot Alang-alang
Status budidaya Liar Liar Liar
Bagian yang digunakan Akar Akar Akar
Heyne (1987) menyatakan bahwa ketiga spesies tersebut berpotensi menghasilkan minyak atsiri. Namun belum ada pemanfaatan langsung oleh masyarakat sekitar SM Paliyan.
Gambar 15 Wedusan sebagai tumbuhan penghasil minyak atsiri Tumbuhan untuk Penggunaan Lain Selain penggunaan utama, tumbuhan di SM Paliyan juga memiliki potensi untuk penggunaan lain yaitu sebagai pupuk nabati, pestisida nabati, perabot rumah tangga, maupun pakan satwa yang disajikan pada Tabel 16. Tumbuhan yang digunakan untuk penggunaan lain yaitu jati. Bagian yang digunakan dari tumbuhan ini adalah daunnya. Daun jati digunakan oleh masyarakat sekitar SM Paliyan untuk membungkus tempe, tiwul, cabe, dan lainlain. Daun ini digunakan karena memiliki permukaan daun yang lebar. Selain itu, jati banyak tumbuh di dataran Gunung Kidul sehingga masyarakat lebih mudah untuk memperolehnya.
Gambar 16 Rirendet berpotensi untuk pupuk hijau Kilayu dan kalambing merupakan spesies yang termasuk dalam marga Ficus. Spesies dari marga tersebut merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah-buah kecil yang banyak disukai oleh satwa.
25 Tabel 16 Potensi tumbuhan untuk penggunaan lain di SM Paliyan No. Nama lokal
Nama ilmiah
1.
Mimba
Azadirachta indica
2. 3.
Jati* Nipongan
4.
Tectona grandis Austroeupatorium inulifolium Tembelekan Lantana camara
5. 6. 7. 8.
Ketapang Nangka Pelem Mlanding
9. 10. 11.
Benguk Rirendet Mahoni
12. 13.
Kilayu Kalambing
Terminalia catappa Artocarpus integra Mangifera indica Leucaena leucocephala Mucuna pruriens Mimosa invisa Swietenia macrophylla Ficus montana Ficus septica
Bagian yang digunakan Daun, kayu
Kegunaan
Daun Seluruh tumbuhan Seluruh tumbuhan Kayu Getah Kayu Daun
Pestisida nabati, kayu untuk perabot rumah Pembungkus nasi Tanaman pagar, pembentuk humus Tanaman pagar, pembentuk humus Membuat perahu Sebagai pulut Korek api Pupuk hijau
Daun Daun Kayu
Pupuk hijau Pupuk hijau Furniture
Buah Buah
Pakan satwa Pakan satwa
*dimanfaatkan masyarakat
Bentuk Pemanfaatan Tumbuhan oleh Masyarakat Sekitar SM Paliyan Karakteristik Responden Jumlah responden yang diwawancarai dalam penelitian ini yaitu sebanyak 7 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan satu orang perempuan yang berasal dari Desa Karangasem dan Kepek. Lebih banyak responden laki-laki dikarenakan laki-laki memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang pemanfaatan tumbuhan dibandingkan perempuan. Jika dilihat dari umur responden, seluruh responden berusia lebih dari 50 tahun. Masyarakat desa pada umumnya menghormati orang tua atau orang yang dituakan, karena mereka memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan usia muda. Usia muda lebih sedikit karena sebagian besar dari mereka bekerja dikota. Mata pencaharian responden 71% adalah petani dan sebagian besar tingkat pendidikan adalah sekolah dasar. Wilayah Gunung Kidul merupakan pegunungan karst yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani penggarap atau berladang. Komposisi Tumbuhan yang Dimanfaatkan Masyarakat Berdasarkan Famili Hasil wawancara dengan masyarakat diketahui bahwa sebanyak 93 spesies tumbuhan dari 37 famili dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar SM Paliyan. Beberapa famili yang memiliki jumlah spesies lebih dari 3 individu disajikan pada Gambar 17.
26
Zingiberaceae Famili
Solanaceae Poaceae Fabaceae Euphorbiaceae 0
5
10 15 Jumlah spesies
Gambar 17 Famili yang memiliki
20
mla spesies ≥ 3 individu
Pemanfaatan tumbuhan berdasarkan famili oleh masyarakat di sekitar SM Paliyan yang terbesar berasal dari famili Fabaceae. Pemanfaatan tumbuhan paling banyak yaitu sebagai pangan, pakan ternak, bahan bangunan, tali dan kayu bakar. Salah satu spesies yang dimanfaatkan yaitu kacang panjang. Masyarakat memperoleh tumbuhan ini dari ladang. Hampir setiap petani menanam kacang panjang. Selain dimanfaatkan sendiri, kacang panjang juga dijual ke tengkulak. Famili yang juga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah Zingiberaceae. Suku empon-empon ini memang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat suku Jawa baik sebagai obat, bumbu masak, maupun dalam upacara adat. Masyarakat memperoleh tumbuhan ini dari pekarangan rumah, dan biasanya ditanam di dekat sumur. Komposisi Tumbuhan yang Dimanfaatkan Masyarakat Berdasarkan Habitus Persentase pemanfaatan tumbuhan berdasarkan habitus dengan jumlah individu terbanyak adalah pohon. Persen habitus disajikan pada Gambar 18.
pohon 26%
30%
semak perdu
2% 20%
22%
liana herba
Gambar 18 Persentase habitus tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat Tumbuhan dengan habitus pohon lebih banyak ditemukan di kebun atau tegalan. Umumnya digunakan sebagai bahan bangunan, contohnya jati. Jati adalah tumbuhan yang banyak ditemukan di wilayah Gunung Kidul, termasuk di
27 kawasan SM Paliyan. Permintaan pasar kayu jati di Gunung Kidul sangat tinggi, karena jati merupakan kayu dengan kelas awet terbaik. Persentase Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan Daun merupakan bagian yang banyak digunakan dalam pemanfaatan tumbuhan. Daun juga menjadi bagian terpenting dari tumbuhan dimana proses fotosintesis berlangsung. Pucuk daun jambu kluthuk dimanfaatkan masyarakat sebagai obat diare. Caranya yaitu pucuk daun jambu kluthuk dicuci bersih kemudian dikunyah. Ajizah (2004) mengatakan bahwa daun jambu biji (Psidium guajava) mengandung zat kimiawi yang bersifat sebagai antibakteri. 4% 1% 13%
26%
9% 0%
11% 20% 0% 1%
12% 3%
akar daun bunga buah batang umbi kulit batang kulit buah rimpang biji herba getah
Gambar 19 Persentase bagian tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat Buah juga banyak digunakan oleh masyarakat dengan persen bagian digunakan sebesar 20%. Buah merupakan bagian dari tumbuhan yang juga memiliki peran penting dalam bidang pengobatan. Buah adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi (Choeruman 2010). Salah satu buah yang bermanfaat bagi obat oleh masyarakat sekitar SM Paliyan adalah talok (Muntingia calabura). Buah ini bermanfaat sebagai obat penyakit tulang dan berkhasiat untuk mengurangi kesuburan.
Interaksi Masyarakat dengan SM Paliyan SM Paliyan terletak di dua kecamatan yaitu Saptosari dan Paliyan. Jika dilihat dari kelurahannya, terletak pada 4 kelurahan yaitu Karangasem, Karangduwet, Jetis, dan Kepek. Keberadaan SM Paliyan memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Manfaat tersebut yaitu pembentukan iklim mikro, udara bersih, ketersediaan air, dan berkurangnya gangguan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di lahan garapan masyarakat. Namun beberapa petani masih memiliki lahan garapan di dalam SM Paliyan. Sebelum ditetapkan sebagai kawasan konservasi masyarakat memang telah lebih dulu memanfaatkan Alas Sodong atau Hutan Paliyan sebagai lahan garapan pertanian. Pertanian merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian besar masyarakat, sehingga kehidupan masyarakat sekitar SM Paliyan sangat tergantung pada hasil pertanian. Pihak SM Paliyan mengijinkan masyarakat untuk bertani di dalam kawasan SM Paliyan dengan ketentuan tidak menganggu atau merusak
28 spesies yang sudah ada di SM Paliyan. Oleh karena itu, pada rehabilitasi SM Paliyan tahun 2005 digunakan sistem alley cropping atau konsep hutan-kebun, yaitu kombinasi antara tanaman kehutanan dan perkebunan. Jarak tanam yang digunakan adalah 6 m x 1 m, agar dapat dikombinasikan dengan tanaman petani.
Hasil analisis vegetasi di SM Paliyan
50 57 36 spesies spesies spesies
Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar SM Paliyan
Gambar 20 Komposisi tumbuhan berguna hasil analisis vegetasi dan wawancara masyarakat sekitar SM Paliyan Gambar 20 menunjukkan hubungan spesies tumbuhan yang ada di SM Paliyan dengan pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat. Sebanyak 36 spesies yang dimanfaatkan masyarakat adalah tumbuhan yang hidup di kawasan SM Paliyan. Namun tidak semua spesies tersebut diambil langsung dari dalam kawasan. Beberapa ditanam oleh masyarakat di ladang dan pekarangan rumah.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Teridentifikasi 86 spesies dari 34 famili. Keanekaragaman tumbuhan di SM Paliyan tergolong sedang dan kemerataannya tergolong rendah. 2. Potensi tumbuhan berguna di SM Paliyan tergolong tinggi, yaitu sebanyak 73 spesies (85%). Kelompok kegunaan tertinggi yaitu tumbuhan obat (50 spesies). 3. Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat di sekitar SM Paliyan juga tegolong tinggi yaitu sebanyak 93 spesies dari 37 famili. Kelompok kegunaan tertinggi yaitu tumbuhan obat (30 spesies). Saran 1. SM Paliyan perlu adanya penetapan blok-blok pengelolaan, yaitu blok inti dan blok rimba. Blok inti berfungsi untuk perlindungan dan pengawetan keanekaragaman hayati seperti tumbuhan-tumbuhan langka, monitoring sumberdaya alam hayati, serta penelitian. Blok rimba digunakan untuk pendidikan, kegiatan yang menunjang budidaya dan wisata terbatas berdasarkan Peraturan Dirjen PHKA No: P.3/IV-SET/2011. Blok rimba juga bermanfaat untuk membatasi petani penggarap di SM Paliyan agar tidak menjarah seluruh kawasan.
29 2. Perlu adanya pengayaan spesies tumbuhan dengan tumbuhan asli SM Paliyan. Contohnya yaitu spesies dari marga Ficus karena banyak disukai oleh satwa. 3. Pengendalian terhadap spesies invasif yaitu nipongan (Austroeupatorium inulifolium) dan wedusan (Ageratum conyzoides) juga perlu dilakukan agar tidak menguasai seluruh kawasan SM Paliyan dan mengganggu pertumbuhan spesies lain terutama spesies asli. 4. Perlu adanya kegiatan pembudidayaan tumbuhan berguna yang melibatkan masyarakat. Kegiatan budidaya ini dimaksudkan untuk mengurangi penjarahan yang dilakukan masyarakat terhadap SM Paliyan.
DAFTAR PUSTAKA Agustian I. 2013. Keanekaragaman Tumbuhan Asing Invasif di Resort Ranu Pani Taman Nasional Bromo Tengger Semeru [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Ajizah A. 2004. Sensitivitas Salmonela typhimurium terhadap Ekstrak Daun Psidium guajava L. Bioscientiae 1 (1): 31-38 Ardiani. 2012. Potensi Tumbuhan Berguna di Taman Hutan Raya R. Soerjo Kota Batu, Jawa Timur [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Atok AR. 2009. Etnobotani Masyarakat Suku Bunaq (Studi kasus di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur) [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. [BKSDA DIY] Balai Konservasi Sumberdaya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta. 2011. Laporan Review Rencana Pengelolaan Suaka Margasatwa Paliyan. Departemen Kehutanan. Choeruman S. 2010. Empatbelas Buah-buahan yang Berkhasiat bagi Tubuh. [terhubung berkala]. http://sovianchoeruman.wordpress.com/2010/01/20/14-buah-buahanyang-berkhasiat-bagi-tubuh. (22 Sept 2012). Dalimartha S. 2006. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Hepatitis. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Fachrul MF. 2008. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara. Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I-IV. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Terjemahan dari de Nutrige planten van Indenesie. Hidayat S. 2009. Kajian Etnobotani Masyarakat Kampung Adat Dukuh Kabupaten Garut, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan Institut. Pertanian Bogor. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta (ID): PT. Bumi Aksara. Ludwig JA, Reynold JF. 1988. Statistical Ecology. New York: Jhon Wiley and Sons. Magurran AE. 2004. Measuring Biological Diversity. UK: Black Well Publishing Company. Nurdia F. 2012. Potensi Tumbuhan Berguna di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau (Studi Kasus di Wilayah Bagian Kelurahan Muara
30 Fajar Kecamatan Minas Kabupaten Siak) [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Polosakan R. 2011. Keanekaragaman Jenis Pohon dan Potensi Pemanfaatan Kayu oleh Masyarakat di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun SalakSukabumi. Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus 5A: 67-72. Prinando M. 2011. Keanekaragaman Tumbuhan Asing Invasif di Kampus IPB Darmaga, Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Purnawan BI. 2006. Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Purwanto Y, Walujo EB. 1992. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Obat Tradisional oleh Masyarakat Tanimbar-Kei. Media Konservasi IV(2): 99-112. Rosalia N. 2008. Penyebaran dan Karakteristik Tempat Tumbuh Pohon Tembesu (Fragaea fragrans Roxb.) (Studi kasus di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum Kapuas Hulu Kalimantan Barat) [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Soerianegara I, Indrawan A. 1998. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID): Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Wawo AH. 2003. Model Kultivasi Cendana dalam Sistem Pertanian Lahan Kering di Pulau Sumba, NTT. Proyek Pengkajian dan Pemanfaatan Sumberdaya Hayati. Laporan Teknik LIPI. Widyaningrum H, Tim Solusi Alternatif. 2011. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Yogyakarta (ID): Medpress. Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat dalam Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tanaman Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan IPB. Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN).
31
Lampiran 1 Daftar tumbuhan berguna di SM Paliyan Yogyakarta No.
Nama famili dan spesies Acanthaceae
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9. 10.
Adiantaceae Adiantum philippense Amaranthaceae Amaranthus spinosus* Anacardiaceae Anacardium occidentale Mangifera indica* Annonaceae Annona muricata* Annona squamosa* Uvaria sp. Apocynaceae Alstonia scholaris*
11.
Calotropis gigantea Araceae Colocasia esculenta*
12.
Asteraceae Ageratum conyzoides
Nama lokal
Habitus
Status budidaya
Bagian yang digunakan
Kegunaan
Genduras
Perdu
Liar
-
Belum diketahui
Suplir
Herba
Liar
Seluruh tumbuhan
Obat, tanaman hias
Bayem
Herba
Liar
Daun
Obat
Jambu mete Pelem
Pohon Pohon
Budidaya Budidaya
Buah Buah, kayu, kulit batang
Pangan Obat, pangan, pewarna, korek api
Sirsat Srikoyo Kutu
Pohon Pohon Pohon
Budidaya Budidaya Liar
Buah, daun Buah, biji -
Obat, pangan Obat, pangan Belum diketahui
Pulai
Pohon
Liar
Kayu
Widuri
Herba
Liar
Bunga
Obat, kerajinan, bahan bangunan Obat
Kimpul wungu
Herba
Liar
Umbi
Obat, pangan
Wedusan
Herba
Liar
Seluruh tumbuhan
Obat, minyak atsiri 31
32 32
Lampiran 1 Daftar tumbuhan berguna di SM Paliyan Yogyakarta (lanjutan) No. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Nama famili dan spesies Bidens chinensis Elephantopus scaber* Austroeupatorium inulifolium* Emilia sonchifolia
Nama lokal Kethul Tapak liman Nipongan
Habitus Semak Herba Perdu
Status budidaya Liar Liar Liar
Bagian yang digunakan Akar Seluruh tumbuhan Seluruh tumbuhan
Kegunaan Obat Obat Obat, kayu bakar
Suket tombo ati Tiwulan Pretel Domdoman
Herba
Liar
Seluruh tumbuhan
Obat
Herba Herba Herba
Liar Liar Liar
Seluruh tumbuhan -
Belum diketahui Obat Belum diketahui
Randu
Pohon
Budidaya
Kayu
Bahan bangunan
Kates
Perdu
Budidaya
Buah, daun, bunga
Obat, pangan
Kerok-kerok batok
Semak
Liar
-
Belum diketahui
Suket genjahan
Semak
Liar
Seluruh tumbuhan
Pakan ternak
22.
Synedrella nodiflora Wedelia biflora Porophyllum ruderale Bombacaceae Ceiba pentandra Caricae Carica papaya* Caryophyllaceae Drymaria villosa
23.
Commelinaceae Aneilema nudiflora
24.
Combretaceae Terminalia catappa
Ketapang
Pohon
Budidaya
Buah, kayu
Obat, pangan, bahan bangunan, membuat perahu
25. 26.
Convolvulaceae Ipomoea batatas* Ipomoea obscura
Telo lung Gewor
Herba Herba
Budidaya Liar
Umbi, daun Seluruh tumbuhan
Pangan, tanaman hias Obat
20. 21.
33 Lampiran 1 Daftar tumbuhan berguna di SM Paliyan Yogyakarta (lanjutan) No.
Nama lokal
Habitus
Status budidaya
Bagian yang digunakan
Kegunaan
Krowot
Semak
Liar
Seluruh tumbuhan
Obat, pakan ternak
Katemas Patikan kebo Telo Cemendilan
Herba Herba Perdu Herba
Liar Liar Budidaya Liar
Seluruh tumbuhan Umbi, daun Seluruh tumbuhan
Belum diketahui Obat Obat, pangan, pakan ternak Obat
32.
Nama famili dan spesies Cyperaceae Cyperus rotundus Euphorbiaceae Euphorbia heterophylla Euphorbia hirta Manihot esculenta* Phyllanthus niruri Fabaceae Acacia auriculiformis*
Akasia
Pohon
Budidaya
Kayu
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
Adenanthera pavonina Arachis hypogaea* Bauhinia hirsuta* Cajanus cajan* Cassia siamea Clitoria ternatea Crotalaria linifolia Crotalaria nana Dalbergia latifolia*
Saga Kacang Tayuman Gude Johar Katimus Jenis c Terongan Sonokeling
Pohon Herba Pohon Perdu Pohon Herba Herba Herba Pohon
Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Liar Liar Budidaya
Biji Biji, rendeng Daun Biji, daun Kayu Seluruh tumbuhan Seluruh tumbuhan Seluruh tumbuhan Kayu
42. 43. 44. 45. 46.
Delonix regia Flemingia macrophylla* Gliricidia maculata* Inocarpus fagiferus Leucaena leucocephala*
Flamboyan Opo-opo Gamal Gayam Mlanding
Pohon Herba Pohon Pohon Pohon
Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya
Kayu Daun Daun, kayu Biji, daun Biji, daun
Bahan bangunan, kayu bakar Obat Pangan, pakan ternak Pakan ternak Obat, pangan, pakan ternak Obat, bahan bangunan Obat, pewarna Pupuk hijau Pupuk hijau Bahan bangunan, kayu bakar Bahan bangunan Pakan ternak, upacara adat Pakan ternak, kayu bakar Pangan, pakan ternak Obat, pangan, pakan ternak,
27. 28. 29. 30. 31.
33
34
34 Lampiran 1 Daftar tumbuhan berguna di SM Paliyan Yogyakarta (lanjutan) No.
Nama famili dan spesies
Nama lokal
Habitus
Status budidaya
Bagian yang digunakan
47. 48. 49. 50.
Mimosa invisa Mimosa pudica Mucuna pruriens* Samanea saman*
Rirendet Putri malu Benguk Munggur
Perdu Perdu Liana Pohon
Liar Liar Budidaya Budidaya
Seluruh tumbuhan Seluruh tumbuhan Biji, daun, liana Kayu, kulit kayu
51. 52.
Sesbania grandiflora Tamarindus indica*
Turi Asem
Pohon Pohon
Budidaya Budidaya
Bunga Buah, kayu
53.
Vigna unguiculata* Lamiaceae Hyptis brevipes
Mbayung
Herba
Budidaya
Buah, daun
Kegunaan pupuk hijau, bahan bangunan Pupuk hijau Obat, pakan ternak Pangan, penghasil tali Bahan bangunan, kayu bakar Obat, pangan Obat, pangan, bahan bangunan, kayu bakar Pangan, pakan ternak
Godong puser
Perdu
Liar
Seluruh tumbuhan
Obat
Cewengan
Herba
Liar
-
Belum diketahui
Waru
Pohon Perdu
Budidaya Liar
Daun Seluruh tumbuhan
Obat Obat
Mimba
Pohon
Budidaya
Daun, biji
Mahoni
Pohon
Budidaya
Buah, daun, kayu
Obat, pestisida nabati, kayu bakar, bahan bangunan Obat, bahan bangunan, kayu bakar, pakan ternak
54.
58.
Loganiaceae Spigelia anthelmia Malvaceae Hibiscus similis Sida rhombifolia Meliaceae Azadirachta indica*
59.
Swietenia macrophylla*
55. 56. 57.
Moraceae
35 Lampiran 1 Daftar tumbuhan berguna di SM Paliyan Yogyakarta (lanjutan) No. 60.
Nama famili dan spesies Artocarpus integra*
Nama lokal Nangka
Habitus Pohon
Status budidaya Budidaya
Bagian yang digunakan Buah, daun, kayu
61. 62. 63.
Ficus montana Ficus septica Streblus asper Myrtaceae Psidium guajava*
Ki layu Kalambing Serut
Pohon Perdu Perdu
Liar Liar Liar
Getah -
Kegunaan Pangan, pakan ternak, bahan bangunan, pewarna, kayu bakar Pakan satwa Obat, pakan satwa Belum diketahui
Jambu kluthuk Duwet
Pohon
Budidaya
Daun, buah
Obat, pangan
Pohon
Budidaya
Buah
Obat, pangan
Biskucing Belimbingan
Herba Herba
Liar Liar
Seluruh tumbuhan Buah
Obat Pangan
Semak
Liar
-
Belum diketahui
Semak
Liar
Seluruh tumbuhan
Pakan ternak, anyaman
Semak
Liar
Seluruh tumbuhan
Obat, pakan ternak, tali, upacara adat Pakan ternak Pakan ternak Obat, pangan, pakan ternak, kerajinan
64. 65.
68.
Syzygium cumini Oxalidaceae Biophytum sensitivum Oxalis barrelieri Poaceae Brachiaria mutica
69.
Eleusine indica
70.
Imperata cylindrica*
Rumput malela Rumput belulang Alang-alang
71. 72. 73.
Paspalum conjugatum* Pennisetum purpureum* Zea mays*
Suket dangon Kolonjono Jagung
Semak Perdu Perdu
Liar Liar Budidaya
Seluruh tumbuhan Seluruh tumbuhan Biji, tongkol, tebon
74.
Polygalaceae Polygala glomerata
Benikan
Herba
Liar
Seluruh tumbuhan
66. 67.
Obat 35
36
36 Lampiran 1 Daftar tumbuhan berguna di SM Paliyan Yogyakarta (lanjutan) No. 75. 76.
Nama famili dan spesies Polygonaceae Polygonum chinense Portulacaceae Portulaca oleracea*
84.
Rubiaceae Borreria laevicaulis Hedyotis corimbosa Sapindaceae Cardiospermum helicacabum Sapotaceae Manilkara zapota Solanaceae Capsium frutescens* Tiliaceae Muntingia calabura* Schoutenia ovata Verbenaceae Lantana camara
85.
Tectona grandis*
77. 78. 79.
80. 81. 82. 83.
Tidak teridentifikasi
Nama lokal
Habitus
Status budidaya
Bagian yang digunakan
Kegunaan
Tebon
Perdu
Budidaya
Biji
Pangan
Kreket
Herba
Liar
Seluruh tumbuhan
Tanaman hias, obat, pakan ternak
Pecok sapi Suket minthi
Semak Semak
Liar Liar
Seluruh tumbuhan
Belum diketahui Obat
Pare alas
Herba
Liar
Buah
Pangan
Sawo
Pohon
Budidaya
Buah
Pangan
Lombok
Perdu
Budidaya
Buah
Obat, pangan
Talok Walikukun
Pohon Pohon
Budidaya Liar
Buah -
Obat, pangan Belum diketahui
Tembelekan
Perdu
Liar
Seluruh tumbuhan
Jati
Pohon
Budidaya
Kayu, daun
Obat, kayu bakar, pembentuk humus Bahan bangunan, pewarna, kerajinan, kayu bakar, pembungkus nasi
37 Lampiran 1 Daftar tumbuhan berguna di SM Paliyan Yogyakarta (lanjutan) No. 86.
Nama famili dan spesies
Nama lokal Lilinan
Habitus Semak
Status budidaya Liar
Bagian yang digunakan -
Kegunaan Belum diketahui
*dimanfaatkan oleh masyarakat
Lampiran 2 Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar SM Paliyan No. Nama famili dan spesies Acanthaceae 1. Andrographis paniculata Amaranthaceae 2. Amaranthus spinosus Annonaceae 3. Annona muricata
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Apiaceae Apium graviolens Apocynaceae Alstonia scholaris Plumeria acuminata Rauvolfia serpentina Araceae Colocasia esculenta Acorus terrestris Arecaceae Cocos nucifera Asteraceae
Nama lokal
Habitus
Status budidaya
Bagian yang digunakan
Kegunaan
Sambiloto
Semak
Liar
Seluruh tumbuhan
Obat nafsu makan
Bayem
Herba
Budidaya
Daun
Pangan
Sirsat
Pohon
Budidaya
Buah, daun
Daun untuk obat kanker, buah untuk pangan
Seledri
Herba
Budidaya
Daun
Bumbu masak
Pulai Kamboja Pule pandak
Pohon Perdu Herba
Liar Budidaya Liar
Kayu Seluruh tumbuhan Akar
Obat gatal Tanaman hias Obat cacingan dan gatal
Kimpul Dlingo
Herba Herba
Liar Budidaya
Umbi Seluruh tumbuhan
Pangan Upacara adat
Kelapa
Pohon
Budidaya
Buah, janur
Pangan, upacara adat 37
38
38 Lampiran 2 Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar SM Paliyan (lanjutan) No. Nama famili dan spesies 11. Elephantopus scaber 12.
13. 14. 15. 16. 17.
18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Austroeupatorium inulifolium Brassiacaceae Brassica juncea Caricae Carica papaya Convolvulaceae Ipomoea batatas Ipomoea digitata Crassulaceae Kalanchoe intergra Curcubitaceae Benincasa hispida Cucumis sativus Momordica charantia Dipterocarpaceae Shorea sp. Euphorbiaceae Aleurites moluccana Cordiaeum variegatum Jatropha curcas
Nama lokal Tapak liman Nipongan
Habitus Herba
Status budidaya Liar
Bagian yang digunakan Seluruh tumbuhan
Kegunaan Obat sakit perut
Perdu
Liar
Daun
Obat luka
Sawi
Herba
Budidaya
Daun
Pangan
Kates
Perdu
Budidaya
Daun, buah
Pangan, obat sakit perut
Telo lung Widosari
Herba Perdu
Budidaya Budidaya
Daun, umbi Daun
Pakan ternak Obat sehabis melahirkan
Cocor bebek
Herba
Budidaya
Seluruh tumbuhan
Tanaman hias
Bligo Timun Pare
Herba Herba Herba
Budidaya Budidaya Budidaya
Buah Buah Buah
Pangan Pangan Pangan
Meranti
Pohon
Budidaya
Kayu
Bahan bangunan
Kemiri Puring Jarak
Pohon Perdu Perdu
Budidaya Budidaya Budidaya
Buah Seluruh tumbuhan Getah
Upacara adat Tanaman hias Obat sakit gigi
39 Lampiran 2 Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar SM Paliyan (lanjutan) No. Nama famili dan spesies 25. Jatropha multifida 26. Manihot esculenta Fabaceae 27. Acacia auriculiformis
Nama lokal Pinisilin Telo
Habitus Perdu Perdu
Status budidaya Budidaya Budidaya
Bagian yang digunakan Getah Umbi, daun
Kegunaan Obat luka Pangan
Akasia
Pohon
Budidaya
kayu
28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.
Kacang Tayuman Koro legi Sonokeling Dadap serep Opo-opo Kedele Gamal Mlanding Benguk Pete Cipir
Semak Pohon Liana Pohon Pohon Semak Semak Pohon Pohon Liana Pohon Herba
Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Biji, rendeng Daun Biji Kayu Daun Daun Biji Daun Daun Biji Buah Buah
Kayu bakar dan bangunan, pakan ternak Pakan ternak Pakan ternak Pangan Bahan bangunan Obat panas demam Upacara adat Pangan Pakan ternak Pakan ternak Pangan Pangan Pangan
Sengon Asem Munggur Mbayung
Pohon Pohon Pohon Herba
Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Kayu Buah Daun Buah, daun
Bahan bangunan Upacara adat Pakan ternak Pangan
Melinjo
Pohon
Budidaya
Buah, daun, kayu
Pangan dan bahan
40. 41. 42. 43. 44.
Arachis hypogaea Bauhinia hirsuta Canavalia ensiformis Dalbergia latifolia Erythrina hypaphorus Flemingia macrophylla Glicyn max Gliricidia maculata Leucaena leucocephala Mucuna pruriens Parkia speciosa Psophocarpus tertragonolobus Paraserianthes falcataria Tamarindus indica Samanea saman Vigna unguiculata Gnetaceae Gnetum gnemon
39
40
40 Lampiran 2 Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar SM Paliyan (lanjutan) No. Nama famili dan spesies
45. 46. 47. 48. 49. 50.
Lamiaceae Rotheca serrata Liliaceae Allium sativum Loganiaceae Strychnos lingustrina Meliaceae Azadirachta indica Melia azadirach Swietenia macrophylla
56.
Moraceae Artocarpus integra Ficus benjamina Ficus carica Musaceae Musa paradisiaca Musa sp. Myrtaceae Psidium guajava
57.
Syzygium malaccense
51. 52. 53. 54. 55.
Nama lokal
Habitus
Status budidaya
Bagian yang digunakan
Kegunaan bangunan
Senggugu
Perdu
Liar
Daun
Obat sehabis melahirkan
Bawang
Herba
Budidaya
Umbi
Upacara adat
Widoro
Perdu
Budidaya
Daun
Upacara adat
Mimba Mindi Mahoni
Pohon Pohon Pohon
Budidaya Budidaya Budidaya
Daun, biji Daun, biji Buah, daun, kayu
Obat gatal Obat gatal Obat pusing dan diabetes, pakan ternak, bahan bangunan
Nangka Pohon Ringin Pohon Wit barokah Perdu
Budidaya Liar Budidaya
Buah, daun, kayu Daun Buah
Pangan, bahan bangunan Upacara adat Obat darah tinggi
Pisang Pisang raja
Herba Herba
Budidaya Budidaya
Buah, daun, serat Buah
Pangan, bungkus nasi Upacara adat
Jambu kluthuk Jambu bol
Pohon
Budidaya
Daun, buah
Obat diare
Pohon
Budidaya
Buah
Pangan
41 Lampiran 2 Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar SM Paliyan (lanjutan) No. Nama famili dan spesies Oleaceae 58. Jasmium sambac Piperaceae 59. Piper betle
Nama lokal
Habitus
Status budidaya
Bagian yang digunakan
Kegunaan
Melati
Perdu
Budidaya
Seluruh tumbuhan
Tanaman hias
Sirih
Semak
Budidaya
Daun
60.
Merica
Semak
Budidaya
Biji
61. 62.
Piper nigrum Poaceae Cymbopogon nardus Gigantochloa apus
Obat sehabis melahirkan, obat sakit perut, menguatkan gigi Bumbu masak
Sereh Bambu
Herba Perdu
Budidaya Liar
Seluruh tumbuhan Kayu
63. 64.
Imperata cylindrica Paspalum conjugatum
Semak Semak
Liar Liar
Seluruh tumbuhan Seluruh tumbuhan
65. 66. 67. 68.
Pennisetum purpureum Oryza sativa Saccharum officinarum Zea mays Polygonaceae Polygonum chinense Portulacaceae Portulaca oleracea Rosaceae Rosa galica
Alang-alang Suket dangon Kolonjono Pari Tebu Jagung
Bumbu masak Bahan bangunan, Kerajinan dan tali Tali Pakan ternak
Perdu Semak Perdu Perdu
Liar Budidaya Budidaya Budidaya
Seluruh tumbuhan Biji Batang Buah
Pakan ternak Pangan Upacara adat Pangan
Cantel
Perdu
Budidaya
Biji
Pangan
Kreket
Herba
Liar
Seluruh tumbuhan
Pakan ternak
Mawar
Perdu
Budidaya
Seluruh tumbuhan
Tanaman hias
69. 70. 71.
41
42
42 Lampiran 2 Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar SM Paliyan (lanjutan) No. Nama famili dan spesies Rubiaceae 72. Morinda citrifolia Rutaceae 73. Citrus sp. Solanaceae 74. Capsium frutescens 75. Physalis angulata 76. Solanum lycopersicum 77. Solanum melongena 78. Solanum tuberosum Tiliaceae 79. Muntingia calabura Verbenaceae 80. Gmelina arborea 81. Tectona grandis
82. 83. 84. 85. 86. 87.
Zingiberaceae Alpinia galanga Curcuma domestica Curcuma xanthorrhiza Curcuma zedoaria Curcuma aeruginosa Curcuma mangga
Nama lokal
Habitus
Status budidaya
Bagian yang digunakan
Kegunaan
Pace
Pohon
Budidaya
Daun
Upacara adat
Jeruk
Pohon
Budidaya
Buah, daun
Pangan, obat batuk
Lombok Ceplukan Tomat Terong Kentang
Perdu Semak Perdu Perdu Semak
Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya
Buah Buah Buah Buah Umbi
Pangan Obat diabetes Pangan Pangan Pangan
Talok
Pohon
Budidaya
Buah
Obat penyakit tulang
Gmelina Jati
Pohon Pohon
Budidaya Budidaya
Kayu Kayu
Bahan bangunan Bahan bangunan, kerajinan
Laos Kunyit Temulawak Kunir putih Temu ireng Kunir rasa mangga
Herba Herba Herba Herba Herba Herba
Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Rimpang Rimpang Rimpang Rimpang Rimpang Rimpang
Bumbu masak Bumbu masak, pewarna Obat Obat mencret Obat sakit perut Obat
43 Lampiran 2 Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar SM Paliyan (lanjutan) No. Nama famili dan spesies 88. Kaempferia galanga
Nama lokal Kencur
Habitus Herba
Status budidaya Budidaya
Bagian yang digunakan Rimpang
89.
Zingiber purpureum
Bengle
Herba
Budidaya
Rimpang
90.
Zingiber officinale Tidak teridentifikasi -
Jahe
Herba
Budidaya
Rimpang
Kegunaan Bumbu masak, obat batuk Upacara adat, obat sehabis melahirkan Menghangatkan tubuh
Lumbu Kacur Samboja
-
Budidaya Budidaya Budidaya
Daun, buah Buah Getah
Bumbu masak Pangan Obat sakit gigi
91. 92. 93.
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat di SM Paliyan No. Nama lokal
Nama ilmiah
Status budidaya
Kegunaan
Liar Budidaya
Bagian yang digunakan Daun Umbi
1. 2.
Wedusan Telo
Ageratum conyzoides Manihot esculenta
3.
Nipongan*
Liar
Daun
Obat luka
Cemendilan Jagung
Austroeupatorium inulifolium Phyllantus niruri Zea mays
4. 5.
Liar Budidaya
Sebagai antibodi Sebagai peluruh kencing
Kates*
Carica papaya
Budidaya
Herba Rambut, akar Daun
6.
Obat demam, sakit tenggorokan, diare, disentri, kolik, Obat rematik
Obat cacing, buah untuk melancarkan pencernaan, menguatkan lambung, pelancar ASI. Daun untuk menambah nafsu makan, meluruhkan haid. 43
44
44 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat di SM Paliyan (lanjutan) No. Nama lokal
Nama ilmiah
Status budidaya
7.
Tapak liman*
Elephantopus scaber
Liar
Bagian yang digunakan Herba
8.
Mlanding
Leucaena leucocephala
Budidaya
Biji
9.
Alang-alang
Imperata cylindrica
Liar
Akar
10.
Mimba*
Azadirachta indica
Budidaya
Daun
11.
Pretel
Wedelia biflora
Liar
Herba
12.
Temebelekan
Lantana camara
Liar
Daun
13.
Jambu klutuk*
Psidium guajava
Budidaya
Daun
14.
Bayem
Amaranthus spinosus
Liar
Daun
15.
Jati
Tectona grandis
Budidaya
Daun
16.
Putri malu
Mimosa pudica
Liar
Herba
17.
Sirsat*
Annona muricata
Budidaya
Daun
18.
Patikan kebo
Euphorbia hirta
Liar
Herba
19.
Pulai*
Alstonia scholaris
Liar
Batang
Kegunaan
Obat sesudah bersalin, peluruh dahak, peluruh haid, beriberi, malaria, bisul, eksim dan afrodisiak Obat bisul Pembersih darah, hepatitis akut, radang ginjal akut, demam, btuk, darah tinggi, sesak napas, muntah darah, kencing nanah, mimisan. Obat gatal Sariawan, sakit gigi, bronkitis, batuk rejan, TBC, bengek, bisul, gigitan ular. Obat koreng, borok, luka bisul, memperlancar keringat, obat batuk, pada anak, gondongan, TBC, batuk berdarah, asma, rematik. Obat diare, demam berdarah Obat disentri, diare, berak darah, keputihan, melancarkan asi, batu empedu, wasir, TBC kelenjar, radang kulit, bisul, digigit ular Obat kolera Asma, diare, bronkitis kronis, batuk, rematik, gondongan, cacing askaris, susah tidur. Obat kanker, darah tinggi Obat asma, radang usus, dan gangguan pencernaan, menyembuhkan luka, koreng, eksim. Obat gatal
45 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat di SM Paliyan (lanjutan) No. Nama lokal
Nama ilmiah
Status budidaya
Bagian yang digunakan Buah Biji
Kegunaan
20. 21.
Lombok Saga
Capsium frutescens Adenanthera pavonina
Budidaya Budidaya
22.
Asem
Tamarindus indica
Budidaya
Daging buah Buah
Obat bisul, bidur, datang haid terasa nyeri, gabakan, eksim, menambah nafsu makan, sariawan. Obat darah tinggi
23.
Mahoni*
Swietenia macrophylla
Budidaya
24.
Talok*
Muntingia calabura
Budidaya Budidaya
Buah, daun Rimpang
Daun sebagai peluruh dahak dan obat batuk, buahnya untuk menyembuhkan sakit kuning Radang selaput usus
25.
Pisang
Musa paradisiaca
26. 27.
Kreket Tayuman
Portulaca oleracea Bauhinia hirsuta
Liar Budidaya
Herba Daun
Suket minthi
Hedyotis corimbosa
Liar
Herba
29.
Suket tombo ati
Emilia sonchifolia
Liar
Herba
30. 31. 32.
Godong puser Kethul Turi
Hyptis brevipes Bidens chinensis Sesbania grandiflora
Liar Liar Budidaya
Daun Daun Bunga
Obat batuk Tunas muda untuk obat batuk dan bunga untuk obat sakit perut, akar untuk obat batuk Obat digigit ular, tersiram air panas, tulang patah, kanker, usus buntu, dan saluran sperma tersumbat. Sariawan, cantengan, demam, sakit telinga, bisul, lever sakit tenggorokan, Obat luka Obat batuk, luka bakar, dan sakit gigi Obat gatal
28.
33. 34. 35. 36.
Kimpul wungu Katimus Suplir Johar
Colocasia esculenta Clitoria ternatea Adiantum philippense Cassia siamea
Liar Liar Liar Budidaya
Umbi Daun Daun Daun
Obat bisul Bronkitis, bisul, mata merah, sakit telinga, mencuci darah. Mengobati sakit akibat digigit ular, cacingan, muntah. Obat demam, disentri, kencing manis, kudis, malaria, tonik
Obat jerawat Obat panas demam
45
46
46 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat di SM Paliyan (lanjutan) No. Nama lokal
Nama ilmiah
Status budidaya
Bagian yang digunakan
Kegunaan
dan obat luka bakar. 37.
Waru
Hibiscus similis
Budidaya
Daun
Akar untuk menurunkan panas demam, daun untuk obat amandel, batuk, bisul, difteri, menambah kesuburan rambut, peluruh dahak, pematang dan pemecah bisul. Obat bisul
38.
Srikoyo
Annona squamosa
Budidaya
Daun
39.
Duwet
Eugenia cumini
Budidaya
Buah
40.
Jambu mete
Budidaya
Buah
41.
Randu
Anacardium occidentale Ceiba pentandra
Obat kencing manis, obat mencret, masuk angin, dan sering mengompol Obat batuk
Budidaya
Daun
Obat gatal
42.
Widuri
Calotropis gigantea
Liar
Herba
43.
Ketapang
Terminalia catappa
Budidaya
44.
Suket genjahan
Aneilema nudiflora
Liar
Peluruh keringat, obat demam, gatal, radang lambung, batuk, gigitan ular beracun. Akar, Akar untuk obat disentri, pendarahan, radang selaput lendir buah, daun usus. Biji untuk pelancar asi dan pencahar. Buah untuk obat hipertensi, daun untuk obat cacingan, mencret, sariawan dan tonik jantung. Akar Mengobati penyakit lambung dan hati, demam
45.
Pelem
Mangifera indica
Budidaya
Biji
Obat cacing
46.
Bunga kuning
Sida rhombifolia
Liar
Akar
Mengobati sakit gigi dan bisul
47.
kalambing
Ficus septica
Liar
Getah untuk obat herpes, daun untuk obat bisul
48.
Rumput belulang
Eleusine indica
Liar
Getah, daun Akar
Mengobati sembelit
47 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat di SM Paliyan (lanjutan) No. Nama lokal
Nama ilmiah
Status budidaya
Kegunaan
Liar
Bagian yang digunakan Umbi
49.
Krowot
Cyperus rotundus
50.
Gude
Cajanus cajan
Budidaya
Daun
Obat herpes
Obat kembung
*dimanfaatkan oleh masyarakat
Lampiran 4 Data responden masyarakat di sekitar SM Paliyan No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama
Umur (tahun)
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Asal
Pendidikan
Parwasijo Naryo utomo Suharjono Siswo wiharjo Radiyo Pardi mulyono Pailah
58 63 42 73 55 60 85
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan
Petani Petani Petani Petani Wiraswasta Petani Dukun bayi
Saptosari Saptosari Saptosari Karangasem Karangasem Karangasem Karangasem
SD SD SD SR SD SR Tidak sekolah
Lampiran 5 Hasil perhitungan INP tumbuhan di SM Paliyan Tumbuhan bawah No 1. 2. 3.
Nama lokal Kolonjono Genjahan Wedusan
Nama ilmiah Pennisetum purpureum Aneilema nudiflora Ageratum conyzoides
K (ind/ha) 6604,17 3645,83 30833,33
KR (%) 5,40 2,98 25,21
F 0,20 0,07 0,58
FR (%) 4,96 1,65 14,27
INP (%) 10,36 4,64 39,48 47
48
48 Lampiran 5 Hasil perhitungan INP tumbuhan di SM Paliyan (lanjutan) No 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 22. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nama lokal Tiwulan Nipongan Pecok sapi Rumput belulang Gewor Jenis c Telo lung Krowot Mbayung Kreket Suket dangon Opo-opo Cemendilan Kerok kerok batok Rumput malela Katemas Belimbingan Tapak liman Cewengan Alang-alang Biskucing Widuri Suket minthi Kacang Benguk
Nama ilmiah Synedrella nodiflora Austroeupatorium inulifolium Borreria laevicaulis Eleusine indica Ipomoea obscura Crotalaria linifolia Ipomoea batatas Cyperus rotundus Vigna unguiculata Portulaca oleracea Paspalum conjugatum Flemingia macrophylla Phyllantus niruri Drymaria villosa Brachiaria mutica Euphorbia heterophylla Oxalis barrelieri Elephantopus scaber Spigelia anthelmia Imperata cylindrica Biophytum sensitivum Calotropis gigantean Hedyotis corimbosa Arachis hypogaea Mucuna pruriens
K (ind/ha) 2562,50 52270,83 2541,67 41,67 1250,00 104,17 125,00 104,17 208,33 1041,67 729,17 104,17 1937,50 145,83 1333,33 666,67 687,50 375,00 354,17 208,33 125,00 41,67 83,33 2354,17 104,17
KR (%) 2,10 42,74 2,08 0,03 1,02 0,09 0,10 0,09 0,17 0,85 0,60 0,09 1,58 0,12 1,09 0,55 0,56 0,31 0,29 0,17 0,10 0,03 0,07 1,92 0,09
F 0,08 0,63 0,25 0,01 0,03 0,01 0,02 0,01 0,03 0,01 0,02 0,02 0,22 0,04 0,06 0,12 0,12 0,03 0,08 0,03 0,03 0,01 0,02 0,14 0,03
FR (%) 1,86 15,51 6,20 0,21 0,62 0,21 0,41 0,21 0,62 0,21 0,41 0,41 5,38 1,03 1,45 2,89 2,89 0,62 1,86 0,62 0,62 0,21 0,41 3,52 0,83
INP (%) 3,96 58,24 8,28 0,24 1,64 0,29 0,52 0,29 0,79 1,06 1,01 0,50 6,96 1,15 2,54 3,44 3,46 0,93 2,15 0,79 0,72 0,24 0,48 5,44 0,91
49 Lampiran 5 Hasil perhitungan INP tumbuhan di SM Paliyan (lanjutan) No 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53.
Nama lokal Pretel Terongan Domdoman Tembelekan Godong puser Bunga kuning Putri malu Benikan Bayem Patikan Suket tombo ati Genduras Kethul Kimpul wungu Rirendet Katimus Kalambing Pare alas Serut Lilinan Suplir Lombok Telo Jagung Cantel
Nama ilmiah Wedelia biflora Crotalaria nana Porophyllum ruderale Lantana camara Hyptis brevipes Sida rhombifolia Mimosa pudica Gomphrena globosa Amaranthus spinosus Euphorbia hirta Emilia sonchifolia Bidens chinensis Colocasia esculenta Mimosa invisa Clitoria ternatea Ficus septica Cardiospermum helicacabum Streblus asper Adiantum philippense Capsium frutescens Manihot esculenta Zea mays Polygonum chinense
K (ind/ha) 375,00 166,67 562,50 187,50 229,17 104,17 1562,50 20,83 20,83 1354,17 62,50 20,83 20,83 208,33 1312,50 104,17 41,67 125,00 41,67 645,83 125,00 62,50 3395,83 833,33 20,83
KR (%) 0,31 0,14 0,46 0,15 0,19 0,09 1,28 0,02 0,02 1,11 0,05 0,02 0,02 0,17 1,07 0,09 0,03 0,10 0,03 0,53 0,10 0,05 2,78 0,68 0,02
F 0,05 0,03 0,09 0,03 0,03 0,02 0,01 0,01 0,01 0,15 0,03 0,01 0,01 0,01 0,08 0,02 0,01 0,02 0,01 0,03 0,02 0,01 0,43 0,08 0,01
FR (%) 1,24 0,62 2,27 0,62 0,83 0,41 0,21 0,21 0,21 3,72 0,62 0,21 0,21 0,21 2,07 0,41 0,21 0,41 0,21 0,83 0,41 0,21 10,55 1,86 0,21
INP (%) 1,55 0,76 2,73 0,77 1,01 0,50 1,48 0,22 0,22 4,83 0,67 0,22 0,22 0,38 3,14 0,50 0,24 0,52 0,24 1,36 0,52 0,26 13,32 2,54 0,22 49
50
50 Lampiran 5 Hasil perhitungan INP tumbuhan di SM Paliyan (lanjutan) No 54.
Nama lokal Gude
Nama ilmiah Cajanus cajan
K (ind/ha) 104,17
KR (%) 0,09
F 0,03
FR (%) 0,83
INP (%) 0,91
Tingkat semai No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Nama lokal Tayuman Flamboyan Kates Mlanding Mimba Jati Akasia Jambu klutuk Jambu mete Sirsat Gayam Sonokeling Turi Kutu Gamal Kilayu Pulai Walikukun Saga
Nama ilmiah Bauhinia hirsuta Delonix regia Carica papaya Leucaena leucocephala Azadirachta indica Tectona grandis Acacia auriculiformis Psidium guajava Anacardium occidentale Annona muricata Inocarpus fagiferus Dalbergia latifolia Sesbania grandiflora Uvaria sp. Gliricidia maculata Ficus montana Alstonia scholaris Schoutenia ovata Adenanthera pavonina
K (ind/ha) 666,67 83,33 62,50 208,33 125,00 229,17 62,50 125,00 20,83 20,83 20,83 416,67 20,83 41,67 1166,67 104,17 20,83 41,67 41,67
KR (%) 19,16 2,40 1,80 5,99 3,59 6,59 1,80 3,59 0,60 0,60 0,60 11,98 0,60 1,20 33,53 2,99 0,60 1,20 1,20
F 0,08 0,01 0,03 0,07 0,03 0,05 0,02 0,03 0,01 0,01 0,01 0,06 0,01 0,01 0,11 0,01 0,01 0,01 0,01
FR (%) 14,15 1,57 4,72 12,58 4,72 9,43 3,14 4,72 1,57 1,57 1,57 11,01 1,57 1,57 20,44 1,57 1,57 1,57 1,57
INP (%) 33,31 3,97 6,51 18,57 8,31 16,02 4,94 8,31 2,17 2,17 2,17 22,98 2,17 2,77 53,97 4,57 2,17 2,77 2,77
51 Lampiran 5 Hasil perhitungan INP tumbuhan di SM Paliyan (lanjutan) Tingkat pancang No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Nama lokal Tayuman Johar Sawo kecik Sirsat Jambu mete Mimba Waru Saga Randu Jati Jambu klutuk Srikoyo Duwet Turi Gamal Pelem Asem Munggur Sonokeling Nangka Pulai Mlanding
Nama ilmiah Bauhinia hirsuta Cassia siamea Manilkara zapota Annona muricata Anacardium occidentale Azadirachta indica Hibiscus similis Adenanthera pavonina Ceiba pentandra Tectona grandis Psidium guajava Annona squamosa Syzygium cumini Sesbania grandiflora Gliricidia maculata Mangifera indica Tamarindus indica Samanea saman Dalbergia latifolia Artocarpus integra Alstonia scholaris Leucaena leucocephala
K (ind/ha) 66,67 16,67 6,67 36,67 13,33 20,00 6,67 3,33 3,33 10,00 36,67 13,33 16,67 6,67 93,33 13,33 23,33 6,67 6,67 6,67 3,33 26,67
KR (%) 14,60 3,65 1,46 8,03 2,92 4,38 1,46 0,73 0,73 2,19 8,03 2,92 3,65 1,46 20,44 2,92 5,11 1,46 1,46 1,46 0,73 5,84
F 0,02 0,03 0,02 0,03 0,02 0,03 0,02 0,01 0,01 0,03 0,05 0,02 0,03 0,02 0,12 0,03 0,04 0,02 0,02 0,02 0,01 0,03
FR (%) 2,65 5,29 2,65 5,29 2,65 5,29 2,65 1,32 1,32 3,97 7,94 2,65 5,29 2,65 18,52 5,29 6,61 2,65 2,65 2,65 1,32 3,97
INP (%) 17,24 8,94 4,11 13,32 5,57 9,67 4,11 2,05 2,05 6,16 15,97 5,57 8,94 4,11 38,96 8,21 11,72 4,11 4,11 4,11 2,05 9,81 51
52
52 Lampiran 5 Hasil perhitungan INP tumbuhan di SM Paliyan (lanjutan) No. Nama lokal 23. Mahoni 24. Ketapang
Nama ilmiah Swietenia macrophylla Terminalia catappa
K (ind/ha) 16,67 3,33
KR (%) 3,65 0,73
F 0,03 0,01
FR (%) 3,97 1,32
INP (%) 7,62 2,05
Tingkat tiang No. Nama lokal 1. Johar 2. Sirsat 3. Duwet 4. Flamboyan 5. Talok 6. Saga 7. Mahoni 8. Jati 9. Waru 10. Munggur 11. Nangka 12. Gamal 13. Sonokeling 14. Mlanding
Nama ilmiah Cassia siamea Annona muricata Syzygium cumini Delonix regia Muntingia calabura Adenanthera pavonina Swietenia macrophylla Tectona grandis Hibiscus similis Samanea saman Artocarpus integra Gliricidia maculata Dalbergia latifolia Leucaena leucocephala
K (ind/ha) 26,67 1,67 1,67 10,83 3,33 6,67 4,17 110,00 417 4,17 1,67 7,50 0,83 0,83
KR (%)
F
FR (%)
D
DR (%)
INP (%)
14,48 0,90 0,90 5,88 1,81 3,62 2,26 59,73 2,26 2,26 0,90 4,07 0,45 0,45
0,10 0,02 0,02 0,07 0,01 0,03 0,03 0,38 0,03 0,03 0,01 0,05 0,01 0,01
12,82 2,14 2,14 8,55 1,07 4,27 3,21 48,08 3,21 4,27 1,07 6,41 1,07 1,07
0,42 0,02 0,02 0,20 0,06 0,09 0,06 1,79 0,06 0,06 0,02 0,09 0,01 0,01
14,35 0,60 0,56 6,81 1,98 2,95 2,03 61,85 1,91 2,14 0,75 3,14 0,40 0,40
41,65 3,64 3,60 21,24 4,86 10,85 7,50 169,65 7,38 8,67 2,73 13,62 1,92 1,92
53 Lampiran 5 Hasil perhitungan INP tumbuhan di SM Paliyan (lanjutan) Tingkat pohon No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama lokal Jati Flamboyan Johar Munggur Gamal Saga
Nama ilmiah Tectona grandis Delonix regia Cassia siamea Samanea saman Gliricidia maculata Adenanthera pavonina
K (ind/ha) 19,17 5,63 1,04 2,29 0,21 0,21
KR (%) 67,16 19,71 3,65 8,03 0,73 0,73
F 0,32 0,10 0,04 0,03 0,01 0,01
FR (%) 62,09 19,61 8,17 6,54 1,63 1,63
D 0,861625 0,227877 0,039742 0,089496 0,006721 0,007225
DR (%) 70,05 18,53 3,23 7,28 0,55 0,59
INP (%) 199,30 57,84 15,05 21,84 2,91 2,95
53
54
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Banda Aceh, 9 September 1991 sebagai anak pertama dari Bapak Hermanto dan Ibu Lasiyem serta memiliki seorang adik perempuan bernama Mentari Rahayu. Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu TK Bhakti Ibu Banda Aceh (1996), SDN 27 Banda Aceh (1996-1999), SDN 1 Bawak Cawas, Klaten (1999-2003), Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Cawas Klaten lulus pada tahun 2006 dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Cawas Klaten, lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Selama menuntut ilmu di IPB penulis aktif di berbagai kepanitiaan dan organisasi kemahasiswaan, yaitu organisasi mahasiswa daerah Keluarga Mahasiswa Klaten (KMK), UKM Gentra Kaheman, Pamitran 2010, Panitia Java Cup 2010, sekertaris 2 Kelompok Pemerhati Mamalia HIMAKOVA (2010-2011), dan anggota HIMAKOVA (2010-sekarang). Penulis melakukan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Gunung Sawal – CA Pananjung & TWA Pangandaran Jawa Barat (2011), Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (2012), dan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Gunung Merapi (2013). Penulis juga aktif sebagai asisten praktikum mata kuliah Dendrologi tahun 2012 dan 2013 serta mata kuliah Konservasi Tumbuhan Obat Hutan Tropika tahun 2013. Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di IPB, penulis menyelesaikan skripsi engan l “ o ensi dan Pemanfaatan Tumbuhan Berguna di Kawasan Suaka Margasatwa Paliyan, Daerah Istimewa Yogyakarta” i a a im ingan Ir Siswoyo, M Si dan Dr Ir Agus Hikmat, M ScF.