Post Marketing Surveillance Study of The Injectable Contraception Three-Monthly of 1cc (150 mg Medroxy Progesteron Acetat 1 cc) ’Triklofem’ Studi Surveilan Pasca Pemasaran Kontrasepsi Suntik KB 3 bulanan 1 ml (150 mg medroxy progesteron acetat 1 ml)‘Triklofem’ Titut Yuli Prihyugiarto1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Badan Kependudukan dan Keluarg Berencana Jl. Permata No.1, Halim Perdama Kusuma Jakarta Timur
[email protected] ABSTRACT The injectable contraception three-monthly 1 cc”Triklofem” is contraception which contain of progestin only , with active Medroxy progesterone acetate (MPA) 150 mg that has been recommended by WHO. Currently the injectable contraception for three-monthly of 1 cc has been used extensively by Private Midwife Practice. Objective of studies were to observe the safety, effectiveness, acceptance, satisfaction FP acceptors of the use of the injectable contraception for three-monthly of 1 cc “Triklofem”.Expected the results of studies can be as input for the national family planning program managers. This study is a post-marketing surveillance study with design using cross sectional approach. The study population was all married women of childbearing age who have or are using injectable contraceptives 3monthly 1 cc “triklofem”served by 37 midwives in private practice from 2007 until April 2014 in Palembang, Prabumulih, Surabaya, Gresik and Sidoarjo, the number of subyek 4.033 acceptors. Side effects injectable contraceptive three-monthly 1 cc mainly amenorrhea, weight gain, and spotting spotting that tends to have emerged since the first injection. The prevalence rate aamenorrhea is not different from the prevalence of amenorrhea the other progestin contraceptive acceptors. Contraception discontinuation, primarily due to complaints of menstrual cycle disorders and weight gain. There were no reports of contraception failure of using the contraception 3-monthly injections of 1 ml for the whole acceptors which were interviewed. The level of acceptance and user satisfaction demonstrated by almost fourty percent of respondents to ready or are willing to advise the other relatives using this contraception. Levels of safety and effectiveness injectable 3-monthly of 1 ml”Triklofem” is no different than other progestin hormonal contraceptives. Key Word: Injectable contraception 3-monthly 1cc”Triklofem”, progestin only injectable, post marketing surveillance study.
27
ABSTRAK Kontrasepsi suntik tiga bulanan 1 ml”Triklofem” adalah kontrasepsi yang mengandung progestin saja, dengan bahan aktif Medroxy progesteron asetat (MPA) 150 mg yang telah direkomendasikan oleh WHO. Saat ini kontrasepsi suntik tiga-bulanan 1 ml “Triklofem”telah digunakan secara luas oleh Bidan Praktek Swasta. Tujuan penelitian adalah untuk mengamati keamanan, efektivitas, penerimaan, kepuasan akseptor KB dari penggunaan kontrasepsi suntik KB tiga-bulanan 1m “Triklofem”l. Diharapkan hasil penelitian ini sebagai masukan bagi pengelola program keluarga berencana nasional. Penelitian ini merupakan penelitian surveilans pasca-pemasaran dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah semua wanita menikah usia subur yang pernah atau sedang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulanan 1 ml “Triklofem”yang dilayani di 37 bidan praktek swasta dari tahun 2007 sampai April 2014 di Kota/Kab Palembang, Prabumulih, Surabaya, Gresik dan Sidoarjo, dengan jumlah subyek 4,033 akseptor. Efek samping utama antara lain amenore, berat badan, dan bercak bercak yang cenderung telah muncul sejak suntikan pertama. Tingkat prevalensi aamenorrhea tidak berbeda dengan prevalensi amenore akseptor kontrasepsi progestin lainnya. Penghentian kontrasepsi terutama karena keluhan gangguan siklus menstruasi dan berat badan. Tidak ada laporan kegagalan menggunakan kontrasepsi suntikan 3-bulanan 1 ml “Triklofem”untuk seluruh akseptor yang diwawancarai. Tingkat penerimaan dan kepuasan pengguna ditunjukkan oleh hampir 40 perseni responden telah atau bersedia untuk memberikan saran kepada kerabat lainnya menggunakan kontrasepsi ini. Kata Kunci:
Suntik KB 3-bulanan 1 ml “Triklofem”, kontrasepsi tunggal progestin, studi surveilans paska pemasaran .
28
2 masa haid, serta adanya kenaikan berat badan atau timbul sakit kepala ringan ( Wijaya,A., et.al., 2013; WHO, et.al., 2008; Westhoff, 2003). Kontrasepsi suntik KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi dan mengentalkan lendir serviks sehingga mencegah masuknya sperma untuk konsepsi (Trussel, J.,2008).
PENDAHULUAN Program Keluarga Berencana Nasional telah menyediakan berbagai jenis metoda kontrasepsi yang terbukti aman dan efektif sesuai dengan minat para akseptor, diantaranya adalah suntik KB, Intra Uterine Devices (IUD), susuk KB (implant), Pil KB, Kondom, Metoda operasi Pria, dan Metoda Operasi Wanita. Kontrasepsi suntik KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang paling disukai diantara kontrasepsi lainnya, pemakaian kontrasepsi suntik KB dalam dua dekade terakhir mengalami peningkatan yang sangat bermakna. Hasil survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan peningkatan prevalensi pemakai KB suntik secara konsisten dari 12 persen pada tahun 1991 menjadi 15 persen pada tahun 1994, 21 persen pada tahun 1997, 28 persen pada tahun 2002 dan menjadi 32 persen pada tahun 2012. Hal ini berbeda dengan metoda kontrasepsi lainnya yang pada umumnya cenderung fluktuatif dalam kurun waktu tersebut (BPS,1998; BPS,2003; BPS,2013).
Kontrasepsi suntik KB 3 bulanan merupakan kontrasepsi hormon tunggal progestin saja tersedia dalam bentuk vial mengandung bahan aktif medroxy progesteron acetat (MPA) 150 mg dalam sediaan 3 ml atau 1 ml, diberikan secara intramuskuler. Kontrasepsi suntik KB 3 bulanan, baik untuk sediaan 3 ml maupun 1 ml sudah banyak di produksi oleh banyak perusahaan farmasi dengan berbagai merek dagang. Saat ini jenis kontrasepsi suntik KB 3 bulanan yang disediakan pemerintah melalui Program KB Nasional adalah kontrasepsi suntik KB 3 bulanan 3 ml saja. Sedangkan kontrasepsi suntik KB 3 bulanan 1 ml banyak digunakan di masyarakat melalui pelayanan KB Bidan Praktek Swasta. Salah satu jenis suntik KB 3 bulanan 1 ml yang banyak digunakan adalah dengan merek dagang ‘Triklofem’, merupakan suntik KB suntikan KB 3 bulanan 1 ml yang mengandung bahan aktif medroxy progesteron acetat (MPA) 150 mg. Permasalahannya sampai saat ini belum banyak informasi tentang masalah kesehatan dan efek samping dari penggunaan Suntik KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ di masyarakat. Oleh karena itu perlu suatu studi observasi mengenai pemakaian suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ di lapangan dengan jumlah subyek yang cukup
Kontrasepsi suntik KB diterima secara luas karena adanya beberapa keunggulan, antara lain cara pemberiannya yang praktis tanpa pemeriksaan dalam, resiko kesehatan relatif kecil, mudah digunakan dan efisien, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mengganggu ASI (khusus suntikan untuk yang mengandung progestin saja), banyak tersedia di tempat pelayanan, harganya relatif terjangkau dan efektivitasnya cukup tinggi. Namun demikian juga ada kekurangan termasuk terganggunya pola haid yaitu terjadi seperti spoting, amenorhoe, menoragia, perdarahan ringan diantara
28
banyak. Studi ini merupakan surveilans paska pemasaran terhadap suntik KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ yang telah beredar di masyarakat.
dilakukan melalui pendataan akseptor suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ dari buku register bidan praktek swasta yang terpilih. Semua akseptor yang tercatat dalam daftar sampel ini dihubungi melalui telpon dan dikunjungi ke rumah apabila alamatnya lengkap. Bagi akseptor yang dapat dihubungi dan bersedia datang kembali fasilitas kesehatan Bidan Praktek Swasta, dimana yang bersangkutan pakai KB Triklofem. Subyek di wawancara di sarana pelayanan dengan mengambil tempat yang terpisah dari petugas pelayanan keluarga berencana, agar tidak mempengaruhi hasil wawancara. Pewawancara adalah mahasiswa tingkat akhir Akademi Bidan dan Poli Teknik Kesehatan setempat yang sudah dilatih. Pengumpulan data dimulai pada bulan Agustus 2014 sampai dengan Desember 2014. Variabel yang dipantau pada penelitian ini adalah efek samping, keluhan dan kepuasan akseptor suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’. Variabel efek samping yang dilihat adalah perubahan siklus haid (amenorea, perdarahan spotting di antara haid, haid memanjang), sakit kepala, perubahan berat badan, perubahan tekanan darah, nyeri payudara, mual, dan pusing. Variabel komplikasi yang dilihat adalah infeksi pada tempat penyuntikan. Alasan putus pakai yang dilihat mencakup efek samping, komplikasi, kesehatan, biaya, ingin hamil, atau sudah menopause. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari komisi etik BKKBN. Pengolahan data dilakukan dengan perangkat statistik SPSS versi 18.0 untuk menyusun sebaran masingmasing variabel sesuai dengan tujuan penelitian.
Tujuan studi Tujuan studi adalah untuk menilai tingkat keamanan, efektivitas, penerimaan, kepuasan akseptor dalam penggunaan suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’. Hasil studi diharapkan dapat memberikan informasi tentang keluhan dan efek samping serta kepuasan pemakaian suntik KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ yang dapat dipakai sebagai bahan masukan pengambil kebijakan program KB nasional. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian surveilans paska pemasaran menggunakan disain cross sectional untuk memantau kejadian efek samping, keluhan dan kepuasan pemakaian kontrasepsi suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’. Populasi penelitian adalah peserta KB suntik 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ pada periode tahun 2007 sampai April 2014 yang dilayani 37 Bidan Praktek Swasta di 5 kota/Kabupaten (Kota Palembang dan Kab Prabumulih Provinsi Sumatera Selatan, dan Kota Surabaya, Kab Gresik dan Kab.Sidoarjo Provinsi Jawa Timur). Jumlah subyek yang memenuhi syarat dan berhasil ditelusuri sebesar 4.033 responden. Daftar Bidan Praktek Swasta didapat dari distributor PT.Tunggal Idaman Abdi, pemilihan Bidan Praktek Swasta dipilih secara purposif berdasarkan jumlah dan tahun melayani suntik KB 3 bulanan 1 ml Triklofem. Penyusunan daftar sampel
29
dengan pendidikan rendah sampai menengah dengan mayoritas pendidikan tingkat SLA dan SLP.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik subyek
Tabel 1 Karakteristik subyek pemakai suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ Karakteristik demografik Jumlah (n=4.033) Kelompok umur subyek < 20 thn 80 20 – 25 thn 868 26 – 30 thn 1.076 31 – 40 thn 1.562 41 – 49 thn 447
Jumlah sampel yang terkumpul pada studi pasca pemasaran kontrasepsi suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ sebesar 4.033 subyek, terdiri dari 3.037 subyek dari propinsi Jawa Timur dan 996 subyek dari propinsi Sumatera Selatan. Sebaran responden berdasarkan tahun awal penyuntikan adalah 3.5% (2007), 5.6% (2008), 6.3% (2009), 8.6% (2010), 10.8% (2011), 18.4% (2012), 35.4% (2013), 11.3% (2014).
Mean (SD) tahun Minimum Maksimum Barat Badan (Kg) Mean (SD) Minimum Maksimum Tinggi Badan (cm) Mean (SD) Minimum Maksimum Jumlah anak hidup 0 1 2 3 4+ Pekerjaan akseptor PNS / ABRI Pegawai swasta Wiraswasta Petani / Buruh / Nelayan Ibu Rumah Tangga Pekerjaan lain Pendidikan suami (4.029) Buta huruf / SD SLP SLA PT Pendidikan akseptor Buta huruf/SD SLP SLA PT
Sebaran kelompok usia akseptor suntik KB pada studi ini terutama pada rentang usia 20 sampai 40 tahun yang mencakup lebih dari 86% responden. Rata-rata usia akseptor adalah 31.2 tahun dengan standar deviasi 7.0 tahun, sedangkan usia rata-rata suami sedikit lebih tua yakni 34.7 tahun dengan standar deviasi 7.6 tahun. Pada umumnya responden sudah memiliki anak antara 1 sampai 2 orang yang mencakup 79% responden. Sangat menarik bahwa terdapat 3 orang akseptor yang pada saat ikut suntik namun belum mempunyai anak hidup. Mengingat pelayanan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ bertumpu pada praktek bidan swasta, maka kelompok akseptor yang datang cenderung dari keluarga yang berlatar belakang dari sektor swasta. Pekerjaan suami akseptor sebagian besar adalah karyawan swasta (53.8%), disusul oleh kelompok wiraswasta (26.1%), sedangkan untuk kelompok akseptor terutama adalah hanya sebagai ibu rumah tangga (68.8%), disusul karyawan swasta (16.1%) dan wiraswasta (11.2%). Dilihat dari tingkat pendidikan, responden pada penelitian ini merupakan keluarga
%
2.0 21.5 26.7 38.7 11.1
31.2 (7.0) tahun 15 tahun 49 tahun 55.9(9.3) kg 30 kg 106 kg 155 (4.5) cm 135 cm 175 cm 3 1.493 0 587 245
0.1 37.0 1.705 42.3 14.6 6.1
63 650 452 54 2.781 37
1.6 16.1 11.2 1.3 68.8 0.9
694 886 2.198 254
17.2 22.0 54.5 6.3
895 1.050 1.848 240
22.2 26.0 45.8 6.0
Mengenai riwayat pemakaian kontrasepsi sebelumnya, dari 4.033 subyek sejumlah 52.8% responden merupakan akseptor baru, sedangkan 47.2% lainnya merupakan akseptor yang sebelumnya telah mempergunakan jenis kontrasepsi lain. Dari 1.905 subyek yang pernah pakai KB sebelumnya, 57.2% diantaranya pemakai kontrasepsi suntikan KB selain jenis 3 bulanan 1 ml dan 37.5% pemakai Pil KB.
30
Pada tabel 1 terlihat bahwa karakteristik medik akseptor suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ sangat bervariasi dengan batas sebaran yang cukup jauh. Meskipun ketersediaan data medik ini tidak mencakup keseluruhan responden, namun terlihat terdapat akseptor dengan status gizi rendah maupun yang mengalami obesitas dengan range dari 30 Kg sampai 106 Kg. Dilihat dari tekanan darah juga masih terdapat akseptor yang menunjukkan gejala tekanan darah tinggi dengan tekanan sistolik mencapai 180 mmHg maupun tekanan diastolik yang mencapai 100 mmHg.
Gangguan haid lain yang juga banyak dikemukakan oleh responden adalah bercak spotting sebanyak 22.4% yang 73.3% di antaranya sudah muncul sejak suntikan pertama, dan dikonsulkan atau dibiarkan serta cenderung menetap keluhannya (51.8%).
Keluhan efek samping Gangguan siklus haid merupakan jenis keluhan yang paling banyak dikemukakan oleh para responden. Hampir 80% akseptor Suntik KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ menyatakan adanya gangguan amenorea yang pada umumnya dialami sejak suntikan pertama (82.1%), sebagian besar dikonsulkan ke bidan (55.2%) dan akhirnya 78.8% telah menghilang keluhannya atau telah dapat ditoleransi. Penelitian Westhoff, 2003 mengenai penggunaan kontrasepsi suntikan Depo Provera yang juga mengandung DMPA dosis 150 mg/3 ml juga menunjukkan tingkat keluhan amenorea antara 60% sampai 80%. Demikian juga penelitian Affandi, 2003 tentang kontrasepsi susuk Norplant maupun Indoplan yang sama-sama berisikan hormon Progesteron saja juga menunjukkan keluhan amenorea diatas 70%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dampak siklus haid antara berbagai jenis kontrasepsi yang berbasis pada hormon progestin saja.
Tabel 2 Karakteristik efek samping utama kontrasepsi Suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ Efek samping utama Jumlah % Saat timbul amenorea (n=3.184) Suntikan pertama 2.615 82.1 Suntikan kedua 341 10.7 Suntikan selanjutnya 228 7.2 Tata laksana amenorea Berobat 1.758 55.3 Dibiarkan 1.319 41.4 Cara lain 107 3.3 Kondisi akhir amenorea Menghilang 2508 78.8 Menetap 676 21.2 Saat timbul spotting (n=906) Suntikan pertama 665 73.4 Suntikan kedua 144 15.9 Suntikan selanjutnya 97 10.7 Tata laksana spotting Berobat 420 46.4 Dibiarkan 462 51.0 Cara lain 24 2.6 Kondisi akhir spotting Menghilang 449 49.6 Menetap 457 50.4 Saat timbul kegemukan (n=1.433) Suntikan pertama 1.056 73.7 Suntikan kedua 194 13.5 Suntikan selanjutnya 183 12.8 Tata laksana kegemukan Berobat 444 31.0 Dibiarkan 935 65.3 Cara lain 54 3.7 Kondisi akhir kegemukan Menghilang 1.074 75.0 Menetap 359 25.0
Jenis keluhan kedua yang banyak ditemukan adalah kenaikan berat
31
badan (35.4%) yang sudah dimulai sejak suntikan pertama (73.7%) dengan tatalaksana dibiarkan saja (65.2%) dan akhirnya sebagian besar (74.8%) mereda proses penambahan berat badan. Gambaran ini sesuai dengan hasil penelitian Arias, dkk., (2006). Pada penelitian Westhoff, 2003 menunjukkan bahwa kontrasepsi suntikan Depro Provera juga menimbulkan peningkatan nafsu makan yang berakibat pada penambahan berat badan akseptor.
yang bermakna (24.4%) serta keinginan responden untuk mulai hamil kembali (12.8%), hasil ini sejalan dengan hasil penelitian dari Hubscer, 1999; Trussell, 2011, dan Kaunitz, 1994. Tabel 3 Alasan subyek yang putus pakai dari Suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ Alasan putus pakai dan cara KB setelah putus KB
Kelangsungan pemakaian Sebaran responden menurut status pemakaian suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ sebagian besar akseptor yang diwawancara masih tetap memakai kontrasepsi ini (71.5%) sedangkan 27.1% sudah berhenti memakai dan sejumlah 1.4% merencanakan untuk berhenti suntik. Suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ sebagaimana juga kontrasepsi suntikan KB lainnya dimaksudkan untuk menjarangkan jarak kehamilan, sehingga banyak akseptor yang masih menginginkan untuk hamil kembali nantinya. Penghentian pemakaian suntik suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ sebagian besar terjadi setelah kurun pemakaian tahun 2012, sebesar 12.2% tahun 2012, 36.4% tahun 2013, dan 37.7% tahun 2014. Sedang kan temuan Trussell ( 2011) angka kelangsungan pemakaian tahun pertama berkisar antara 80%-90%.
Jumlah (n=1.150)
%
Alasan putus pakai : Kehamilan Ingin hamil lagi Gangguan haid Gangguan berat badan Masalah biaya Menopause
0 147 690 280 15 18
0.0 12.8 60.0 24.4 1.3 1.6
Cara KB setelah putus pakai : IUD Implant Suntikan lain Pil KB Kondom/Foam Metoda lain Tidak pakai
15 24 464 266 12 20 349
1.3 2.1 40.3 23.1 1.0 1.8 30.3
Sebagian besar responden yang telah atau akan menghentikan pemakaian Suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ memilih untuk beralih ke suntikan KB 1 bulanan 1 ml cyclofem (40.3%) atau pil KB kombinasi (23.1%). Pemilihan jenis kontrasepsi hormonal kombinasi ini dimaksudkan untuk mengembalikan keteraturan siklus haid atau untuk menghentikan proses penambahan berat badan yang berlebihan. Gambar 2 berikut menunjukkan besarnya prosentase penghentian pemakaian Suntik KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ berdasarkan tahun awal pemakaian jenis kontrasepsi suntikan tersebut. Akseptor yang memulai suntikan pada tahun 2007 sampai tahun 2012 menunjukkan prosentase penghentian yang cukup besar sekitar 30% lebih. Hal ini tentunya berkaitan dengan saat tepat bagi sebagian
Tabel 3 berikut ini memberikan gambaran karakteristik ke 1.150 akseptor yang telah dan akan menghentikan pemakaian KB suntikan 3 bulanan 1 ml. Alasan penghentian sebagian besar karena adanya gangguan amenorea (60.0%), disusul gangguan penambahan berat badan
32
akseptor yang menginginkan kehamilan lagi setelah melakukan pencegahan kehamilan antara 2 sampai 5 tahun. Prosentase penghentian tertinggi adalah pada kalangan akseptor yang mulai penyuntikan pada tahun 2008 (48.8%).
menjaga jarak kehamilan agar tidak terlalu dekat. Gambar 3 : Hasil Analisa Survival untuk Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi Suntikan KB 3 bulanan 1 ml 100 80 60
40 20 0
48,8
Gambar 2 : Persentase Putus Pakai menurut Tahun Pemasangan 35,5 35,0 33,2 27,5 18,9
2008
2009
37,5
2,4 2007
2010
2011
2012
2013
2014
Penerimaan dan kepuasan akseptor Mengenai penerimaan menunjukkan bahwa kontrasepsi Suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ cukup diterima dengan baik di kalangan akseptor. Sejumlah 37.7% dari 4.033 akseptor telah memberikan anjuran kepada saudara dan kenalan untuk juga memakai kontrasepsi ini. Bagi mereka yang belum memberikan anjuran ini, ternyata masih ada 3.7% yang berniat menganjurkan pada kerabat untuk ikut memakai Suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’, sedangkan sisanya (58.6%) masih belum tahu rencana untuk menganjurkan pemakaian Suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’. Sifat masyarakat Indonesia memang cenderung kurang ekspresif sehingga masih banyak di antara responden yang segan untuk mengemukakan pendapat pribadinya.
Gambar 3 kelangsungan pemakaian ini memperlihatkan bahwa sudah terjadi penghentian pemakaian sejak bulanbulan awal pemakaian kontrasepsi. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa gangguan siklus haid seperti amenorea dan spotting memang cenderung sudah muncul pada saat suntikan pertama. Demikian pula untuk keluhan penambahan berat badan juga cenderung telah terjadi sejak suntikan pertama. Bagi akseptor yang tidak dapat mentoleransi keluhan-keluhan ini akan cenderung menghentikan pemakaian setelah suntikan pertama. Laju penghentian pemakaian cenderung menetap sehingga pada tahun ke 7 pemakaian Triclofem, kelangsungan pemakaian mencapai angka 30%. Angka ini juga tidak berbeda dengan hasil penelitian kontrasepsi suntikan Depo Provera hasil temuan Westhoff, 2003. Perlu dicatat disini bahwa kontrasepsi suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ memang ditujukan untuk akseptor yang masih dalam periode menunda kehamilan dalam rangka
Kesimpulan Dari hasil analisa data pada 4.033 subyek yang telah diwawancarai ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pelayanan kontrasepsi suntik KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ sudah dimulai sejak tahun 2007 dan
33
menunjukkan peningkatan pemakaian secara bermakna setelah tahun 2010.
dengan hasil penelitian jenis suntikan KB lainnya.
Sasaran layanan kontrasepsi suntik KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ di jaringan bidan praktek swasta terutama adalah kelompok usia 20-40 tahun dengan 1-2 anak, keluarga dari karyawan swasta dengan tingkat pendidikan menengah. Layanan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ banyak dimanfaatkan oleh akseptor baru atau akseptor yang berpindah dari kontrasepsi jenis hormonal lain.
Tingkat penerimaan dan kepuasan pemakai suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ ditunjukkan bahwa hampir 40 responden menganjurkan kerabatnya untuk memakai kontrasepsi KB suntikan 3 bulanan 1 ml ini. Saran Mengingat tingkat keamanan dan efektifitas suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ tidak berbeda dari kontrasepsi hormon Progestin lainnya, maka dapat dipertimbangkan untuk juga memasukkan kontrasepsi suntikan KB tersebut ke dalam program nasional keluarga berencana dalam rangka menambah variasi jenis kontrasepsi suntikan KB lainnya.
Efek samping suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ terutama adalah amenorea, penambahan berat badan, dan bercak spotting yang cenderung sudah muncul sejak suntikan pertama. Prevalensi amenorea sedikit dibawah angka 80% yang tidak berbeda dengan prevalensi amenorea pada akseptor kontrasepsi Progestin lainnya.
Mengingat gangguan amenorea merupakan penyebab utama putus pemakaian kontrasepsi, maka perlu untuk memperkuat program konseling bagi calon akseptor KB suntikan guna menjelaskan sifat dari gangguan siklus haid akibat penggunaan hormon progestin saja dan untuk lebih memperhatikan kemungkinan adanya tanda kehamilan bagi mereka yang mengalami amenorea sekunder.
Angka putus pemakaian mencapai angka 28.5% terutama karena keluhan gangguan siklus haid dan penambahan berat badan. Alasan utama putus pemakaian suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ adalah karena adanya gangguan amenorea (60.0%), penambahan berat badan (24.4%) serta ingin hamil kembali (12.8%) yang tidak berbeda dari hasil penelitian suntik KB lainnya.
Mengingat masalah penambahan berat badan juga menjadi penyebab penting dari putus pemakaian kontrasepsi, maka perlu untuk mempertimbangkan pemakaian kontrasepsi suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ maupun jenis kontrasepsi suntik progestin lainnya bagi calon akseptor yang dari awal sudah mengalami gejala obesitas .
Tidak ada laporan tentang kegagalan pemakaian suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ dari seluruh subyek yang telah diwawancara. Angka kelangsungan pemakaian kontrasepsi Suntikan KB 3 bulanan 1 ml ‘Triklofem’ pada tahun ketujuh sebesar 30% yang tidak berbeda
34
injection (Depo-Provera): a highly effective contraceptive option with proven long-term safety. Contraception 2003; 68:75.
DAFTAR PUSTAKA Arias, R.D., Jain, JK, Brucker C. 2006. Changes in bleeding patterns with depot medroxyprogesterone acetate subcutaneous injection 104 mg. Contraception 2006; 74:234.
Wijaya, A., Tien Aminah, dan Riki Ristanto. 2013. Pengaruh KB Suntik 3 Bulanan Terhadap Peningkatan Berat Badan Akseptor Di BPS Ny. S Lawang. Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol 2 No 3 (2013):163-167
Hubacher D, Goco N, Gonzalez B, and Taylor D.1999. Factors Affecting Continuation Rates of DMPA. Contraception 1999; 60:345
World Health Organization Department of Reproductive Health and Research and Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.2008. Family Planning: A Global Handbook for Providers (2008 update). Baltimore and Geneva, 2008.
Kaunitz, AM. 1994/ Long-acting injectable contraception with depot medroxyprogesterone acetate. Am J Obstet Gynecol 1994; 170:1543 Kaunitz, AM. 2000. Menstruation: choosing whether...and when. Contraception 2000; 62:277 Westhoff C. Depotmedroxyprogesterone acetate
35