POLA PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN PEDESAAN DI KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG Kartika Wijayanti1, Kanthi Pamungkas Sari2 1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang Email:
[email protected] 2 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang
Abstract Latar Belakang. kebijakan yang komprehensif tentang kesehatan perempuan. Kebijakan yang diperlukan dibuat tidak hanya untuk meningkatkan status kesehatan perempuan tetapi juga untuk memampukan perempuan. Kemampuan ini lebih diarahkan pada peningkatan pengetahuan dan kemampuannya sehingga dapat berperan sebagai subjek yang aktif dalam merawat kesehatan dirinya dan dapat berpartisipasi alam program pembangunan pada umumnya.Tujuan Pemnelitian. Menggali secara mendalam pola perilaku kesehatan reproduksi perempaun Pedesaan di Kecamtam Ngablak Kabupaten Magelang. Metode Penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis Havard yaitu untuk mengetahui pola perilaku masing-masing jenis kelamin dalam hal kesehatan reproduksi. Hasil. Pengetahuan konsep dasar kesehatan reproduksi perempuan pedesaan Desa Selomirah yaitu keadaan sehat alat-alat reproduksi. Sumber informasi utama tentang konten dari kesehatan reproduksi adalah bidan desa, informasi lainnya diperoleh dari tenaga medis dan media elektronik.
Kata Kunci: Pola perilaku, kesehatan reproduksi perempauan dilakukan secara selaras, serasi dan A. Latar Belakang Masalah
seimbang agar dapat mencapai tujuan
Dalam GBHN 1999, masalah perempuan
ditekankan
pada
peningkatan kedudukan dan peranan perempuan berbangsa
dalam dan
kehidupan
bernegara
dengan
mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender; dan peningkatan kualitas dan kemandirian
organisasi
untuk
mendorong kesejahteraan perempuan. Kedua misi tersebut harus dapat
secara efektif. Berkenaan dengan hal tersebut Pemda Kabupaten Magelang memiliki
kebijakan
program
pemberdayaan perempuan, yaitu: 1) Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan formal dan nonformal dengan
memperhatikan
kesetaraan
dan keadilan gender, 2) Pencegahan, pengurangan dan kekerasan
penanggulangan
terhadap perempuan, 3)
1
Peningkatan partisipasi perempuan
tentang reproduksi sehat serta akses
dalam proses pengambilan keputusan,
pada fasilitas pelayanan kesehatan
4)
kebijakan
(puskesmas, polindes, posyandu) yang
dalam
terjangkau dan berkualitas terutama
Mewujudkan
pengarusutamaan
gender
pembangunan daerah, 5) Peningkatan
bagi kesehatan reproduksi
akses perempuan pada sumber daya
rendah.
produktif (Rencana Strategis 2009-
Selanjutnya
dalam
bidang
2014). Sampai saat ini upaya tersebut
kesehatan,
belum dapat mencapai hasil optimal
Magelang telah melakukan upaya
sebagaimana yang diharapkan.
peningkatkan
Berdasarkan
data
Pemda
masih
Kabupaten
derajad
kesehatan
penduduk
masyarakat secara umum, khususnya
Kabupaten Magelang tahun 2008
ibu dan anak sudah dilakukan secara
sebanyak 1.157.715 yang terdiri dari
berkesinambungan.
578.463
kenyataannya di Kabupaten Magelang
laki-laki
dan
579.252
Namun
perempuan. Akan tetapi besarnya
menunjukan
jumlah penduduk perempuan belum
melahirkan masih cukup tinggi yaitu
berarti
diberikan
sebesar 108,33 per 100.000 kelahiran
kepada kelompok perempuan lebih
hidup, dan angka kematian bayi 10,96
besar dibandingkan dengan laki-laki.
per 1.000 kelahiran hidup.
perhatian
yang
Hal ini mengakibatkan kebutuhan maupun
penyelesaian
angka kematian ibu
Sedangkan di sisi lain prioritas
terhadap
kesehatan
dihadapi
diperlukan terutama yang berkaitan
perempuan belum dilakukan secara
dengan fungsi reproduksiya karena
proporsional
setiap perempuan mempunyai potensi
masalah-masalah
Realitas digunakan
yang
sosial
yag
untuk melihat
dapat kondisi
perempuan
untuk mengandung
sangat
dan menyusui
anaknya sehingga status kesehatan
perempuan di Kabupaten Magelang
perempuan
adalah melihat beberapa indikator
mempengaruhi
diantaranya
tingkat
perkembangan dan keselamatan anak
serta
yang dikandung dan dilahirkannya.
adalah
pendidikan,
keterampilan
secara langsung akan
keahlian yang masih rendah; akses
Namun
dan
untuk
lingkungan alam, sosial dan budaya
masih
masyarakat setempat mengakibatkan
rendah; pemahaman dan pengetahuan
perempuan tidak selalu memahami
minat
memasuki
perempuan
ranah
publik
karena
kesehatan,
adanya
pengaruh
2
atau bahkan mampu merawat keadaan
1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut
tubuhnya sehingga berakibat pada
merupakan
tertinggi
masalah kesehatan khusus.
Kabupaten
Magelang.
program
pemerintah
Oleh
karena
itu
dibutuhkan
di
wilayah Berbagai telah
kebijakan yang komprehensif tentang
dilaksanakan namun program tersebut
kesehatan
tidak memberikan efek yang berarti
perempuan.
Kebijakan
yang diperlukan dibuat tidak hanya
bagi
untuk meningkatkan status kesehatan
Terutama bagi peningkatan kesehatan
perempuan
reproduksi perempuan. Hal ini tentu
tetapi
memampukan
juga
untuk
perempuan.
Kemampuan ini lebih diarahkan pada peningkatan
pengetahuan
masyarakat
saja
secara
akan
luas.
mempengaruhi
kesejahteraan masyarakat secara luas.
dan
Kondisi sosial masyarakat di
dapat
Kecamatan Ngablak, terutama terkait
berperan sebagai subjek yang aktif
dengan tingkat pendidikan masih
dalam merawat kesehatan dirinya dan
dalam kategori rendah yaitu rata-rata
dapat berpartisipasi alam program
lulus SD. Mata pencaharian mayoritas
pembangunan pada umumnya.
masyarakat yang ada yaitu sebagai
kemampuannya
sehingga
Ngablak merupakan salah satu
petani dan buruh tani. Hal ini dapat
wilayah kecamatan di Kabupaten
mempengaruhi pada pola interaksi
Magelang memiliki 12.282 KK, atau
dan sistem sosial yang dibangun.
memiliki jumlah penduduk 40.745
Pola-pola tersebut akan membentuk
orang, terdiri dari 20.181 orang laki-
tindakan-tindakan yang mendukung
laki dan 20.564 orang perempuan.
atau
Wilayah Kecamatan Ngablak terdiri
reproduksi.
dari 16 desa. Mata pencaharian penduduk
sebagian
besar
adalah
tidak
Sedangkan
masih
kecil
nilai-nilai
memiliki
mata
perilaku
sehat
kondisi
budaya
masyarakat di Kecamatan Ngablak
petani dan buruh tani, dan sebagian lainnya
pada
cenderung
menganut
tradisional.
pada
Diantaranya
pencaharian sebagai pedagang, dan
adalah berlakunya budaya patriarkhi
bidang jasa.
dalam
Kecamatan Ngablak memiliki
masyarakat.
pengambilan
Contohnya
keputusan
:
dalam
angka kematian ibu (AKI) yang 509
berbagai bidang selalu berada pada
per
pihak
100.000 kelahiran hidup dan
angka kematian bayi (AKB) 1,68 per
laki-laki;
domestik
aktivitas
selalu
wilayah
dilaksanakan
3
perempuan. Beban yang berlebihan
Selomirah dan Desa Ngablak
akibat dari kondisi budaya yang
Kecamatan Ngablak Kabupaten
demikian
Magelang ?
akan
mempengaruhi
kesehatan reproduksi perempuan.
2. Bagaimana pengetahuan konsep
Desa Selomirah merupakan desa
dasar
kesehatan
reproduksi
yang berada jauh dari ibu kota
perempuan Desa Selomirah dan
kecamatan. Jaraknya 11,3 km dari
Desa
kantor
Ngablak Kabupaten Magelang ?
Kecamatan
Ngablak
dan
didominasi dengan keadaan tanah
Ngablak
3. Bagaimana
Kecamatan
pola
perilaku
bergelombang dan berbukit. Kondisi
kesehatan reproduksi perempuan
geografis yang demikian menjadikan
pedesaan di Desa Selomirah dan
masyarakat jauh dari pusat informasi.
Desa
Sedangkan Desa Ngablak merupakan
Ngablak Kabupaten Magelang?
desa
yang
terletak
di
Ngablak
Kecamatan
ibukota
kecamatan, dan kondisi tanah tidak
METODE PENELITIAN
jauh berbeda dengan Desa Selomirah
A. Paradigma Penelitian
yaitu berbukit dan bergelombang.
Paradigma
Karena terletak di ibukota kecamatan
peneliti adalah paradigma naturalistik,
maka Desa Ngablak relatif lebih
karena penelitian akan menggunakan
mudah
konteks natural dalam memahami
mendapatkan
berbagai
yang
digunakan
informasi. Kondisi alam, sosial dan
fenomena
budaya yang berbeda tentu saja akan
pedesaan secara utuh. Dalam hal ini
menimbulkan
berhubungan dengan pola perilaku
pola
perilaku yang
berbeda pula
merasa
perlu
untuk
konsep pemberdayaan yang dapat dilakukan sesuai kondisi perempuan.
mengetahui Pola Perilaku Kesehatan Reproduksi
Perempuan
Selomirah
dan
Kecamatan
perempuan
kesehatan reproduksi perempuan dan
Berdasarkan paparan di atas, peneliti
kondisi
oleh
Desa
Ngablak
di
Desa
Ngablak Kabupaten
Magelang. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi lingkungan sosial budaya perempuan di Desa
Guba
dan
Lincoln
(1991)
mengetengahkan karakteristik yang menjadikan
manusia
sebagai
instrumen memiliki kualifikasi baik, yaitu
:
sifatnya
yang
responsif,
adaptif, lebih holistik, kesadaran pada konteks
tak
terkatakan,
mampu
memproses segera, mampu mengejar
4
klarifikasi dan mampu meringkas
kesehatan produksi yang terinci
segera,
dalam aktivitas perempuan, akses
serta
mampu
menjelajahi
jawaban ideosinkretik dan mampu mengejar pemahaman yang lebih
dan kontrol dalam pembangunan. 3. Wawancara Mendalam (Indepth
mendalam. B. Metode Pengumpulan Data
Interview)
diharapkan
dapat
memperoleh
respon
opini
atau
terkait lingkungan fisik, lingkungan 1. Focus Group Discusion (FGD), bertujuan
untuk
sosial budaya yang relevan dengan
memperoleh
kesehatan reproduksi perempuan,
gambaran tentang sesuatu hal dari
dan
peserta diskusi tanpa harus ada kesepakatan mereka.
pendapat Peneliti
dan kontrol dalam pembangunan di
menggali sejauh mana pendapat,
fisik, lingkungan sosial budaya, dan hubungan gender dengan kesehatan FGD
reproduksi. terdiri
Peserta
perwakilan
kelompok-kelompok masyarakat perempuan. 2.
(participant
Berperanserta observation),
digunakan agar dapat diperoleh informasi tentang apa yang akan oleh
orang–orang
dalam situasi tertentu dimana peneliti memperoleh kesempatan melakukan
lokasi penelitian. 2. Dokumentasi, dalam penelitian kualitatif atau
penggalian
data–data
dokumen
adalah
sangat
penting, yaitu dengan mencari data
primer
sekunder.
maupun
data
Data–data
yang
dimaksud dalam penelitian ini
Pengamatan
dilakukan
dengan
dalam aktivitas perempuan, akses
berupaya
beberapa hal, yaitu lingkungan
gender
kesehatan produksi yang terinci
diantara
persepsi dan sikap peserta tentang
hubungan
pengamatan
secara
langsung, cermat dan mendalam. Dalam penelitian ini pengamatan berperanserta digunakan untuk memperoleh
informasi
tentang
hubungan
gender
dengan
adalah berupa buku, catatan , foto maupun
paparan
yang
berhubungan dengan lingkungan fisik dan hubungan gender dengan kesehatan produksi yang terinci dalam aktivitas perempuan. C. Subyek Penelitian Subyek
penelitian
diambil
secara purposive, karena hal–hal yang dicari dapat dipilih pada kasus–kasus ekstrim sehingga akan lebih mudah dicari maknanya. Selain itu juga
5
bertujuan
untuk
menghindari
yang
digunakan
adalah
analisis
penolakan informasi yang memang
Havard yaitu untuk mengetahui pola
khusus
merekam
perilaku
keragaman yang unik. Masyarakat
kelamin
yang
reproduksi.
dan
mampu
menjadi
subyek
penelitian
masing-masing dalam
hal
jenis
kesehatan
adalah masyarakat Desa Selomirah dan
masyarakat
Desa
Ngablak
Kecamatan Ngablak.
PEMBAHASAN
Untuk
mengetahui
lingkungan fisik, sosial budaya yang relevan dengan kesehatan reproduksi perempuan serta hubungan gender dengan kesehatan reproduksi terkait aktivitas,
akses
perempuan
dan
dalam
kontrol
pembangunan
berdasarkan kriteria nilai–nilai sosial masing–masing
yang
dalam
kehidupan
realitas
secara
digunakan
menyeluruh,
sosial peneliti
mengambil subyek dan informan data dari tokoh masyarakat, tokoh agama, bidan desa, dukun bayi, perempuan petani, perempuan buruh tani,
PKK.
Hasil
yang
dicapai
dengan pengambilan sampel tersebut bukan untuk mencari generalisasi, namun mungkin hasil penelitian pada satu kasus dapat transferabel pada kasus lain. D.
Hasil Penelitian 1. Kondisi Lingkungan Alam a. Desa Selomirah Desa Selomirah memiliki luas wilayah 2,57 km2. Desa ini memiliki topografi terdiri dari tanah
dalam bentuk tabel, disusun secara agar Metode
bergelombang,
tanah
berbukit dan tanah datar atau landai
dan
jenis
tanahnya
mayoritas andosol coklat. Suhu udara rata-rata 17º c. Tinggi tempat dari permukaan air laut
:
1000–1600 mdpl. Mayoritas tanah dimanfaatkan
untuk
pertanian.
Jarak
Desa
Selomirah
antara
dengan ibukota kecamatan adalah 11,3 km. utama
Sarana transportasi
yang
menghubungkan
antar desa atau lokasi adalah kendaraan pribadi, Namun ada angkutan
umum
yang
jumlahnya sangat terbatas yaitu
Data yang diperoleh disajikan
pemahamannya.
A.
jenis
Metode Analisis Data
sistematik
HASIL PENELITIAN DAN
mudah
ojek
dan
angkutan
pedesaan
(angkudes). b. Desa Ngablak
analisis
6
Desa Ngablak memiliki luas
Sedangkan penghasilan
petani
wilayah 3,03 km2. Desa ini
sangat
memiliki topografi yang tidak
mekanisme pasar. Jika pada saat
berbeda dengan Desa Selomirah
panen harga dipasaran sedang
yaitu
tanah
bagus maka mereka memiliki
bergelombang, tanah berbukit dan
penghasilan yang cukup untuk
tanah datar atau landai dan jenis
keluarga.
tanahnya
berada pada kondisi berlawanan
terdiri
dari
mayoritas
andosol
tergantung
Namun
dengan
jika
pasar
coklat. Suhu udara rata-rata 17º c.
maka
Tinggi tempat dari permukaan air
dihargai
laut
mdpl.
kurang sepadan dengan proses
dimanfaatkan
produksinya. Tidak merurugi saja
:
Mayoritas
1000–1600 tanah
untuk pertanian. Desa Ngablak terletak
ibukota
kecamatan.
hasil pertanian mereka dengan
harga
yang
itu sudah kondisi yang bagus . Aktivitas
produksi
atau
Sarana transportasi utama yang
sektor publik lainnya sebagai
menghubungkan
desa
sampingan
dang
pedagang. Dan sebagian kecil saja
adalah
ojek,
antar angkudes
kendaraan pribadi
adalah
sebagai
yang memiliki mata pencaharian pokok sebagai pedagang. Menurut
2. Kondisi
Lingkungan
Sosial
Budaya a. Desa Selomirah
anggapan
mereka,
memiliki
kewajiban
laki-laki untuk
mencari nafkah bagi keluarga
Desa Selomirah memiliki
sedangkan
perempuan
jumlah penduduk 2.161 jiwa yang
memiliki
terdiri dari 1.066 laki-laki dan
Penghasilan yang diperoleh laki-
1.095 perempuan. Mereka rata-
laki dianggap sebagai penghasilan
rata memiliki tingkat pendidikan
utama atau pokok bagi keluarga,
Sekolah Dasar atau lulus Sekolah
sedangkan
Dasar yaitu sebanyak 661 laki-
diperoleh perempuan dianggap
laki dan 681 perempuan.
sebagai
Mata pencaharian mayoritas penduduk adalah petani dan buruh tani.
Pertanian
padi,
sayuran
utama dan
kewajiban
tidak tersebut.
penghasilan
penghasilan
yang
tambahan
bagi keluarga. Anak-anak
memiliki
adalah
kewajiban membantu orangtua
tembakau.
namun mereka tidak dilibatkan
7
secara khusus. Pekerjaan anak-
kehidupan, memiliki ikatan saling
anak
percaya dan berusaha membangun
yang
utama
adalah
melaksanakan tugas belajar di
kerukunan
sekolah.
Pemberian akses dan kontrol bagi
Selanjutnya untuk aktivitas
dalam
masyarakat.
anak-anak mereka dalam berbagai
reproduksi
atau
kegiatan
bidang secara substansi maupun
domestik.
Semua
aktivitas
kebutuhan fisik masih membeda-
reproduksi
(mulai
mengasuh
bedakan
memasak,
perempuan.
anak,
bersih-bersih,
antara
laki-laki
Prioritas
dan utama
terkait dengan air dan bahan bakar
diberikan kepada laki-laki karena
rumahtangga,
pasar
adanya anggapan laki-laki kelak
untuk membeli bahan konsumsi
pasti akan menjadi penopang
keluarga
utama keluarga.
pergi
dan
ke
sebagainya)
pelaksanaannya
menjadi
tanggungjawab
perempuan.
Desa Ngablak memiliki
dikerjakan
jumlah penduduk 4.204 jiwa yang
dalam rentang 24 jam. Sedangkan
terdiri dari 2.068 laki-laki dan
dalam
aktivitas
2.136 perempuan. Mereka rata-
reproduksi, laki-laki berada pada
rata memiliki tingkat pendidikan
status
perempuan.
Sekolah Dasar atau lulus Sekolah
Perempuan di Desa Selomirah
Dasar yaitu sebanyak 1.241 laki-
tidak melibatkan pihak lain untuk
laki dan 1.282 perempuan.
Pelaksanaanya
bisa
melaksanakan
membantu
b. Desa Ngablak
membantu pelaksanaan kegiatan
Mata pencaharian mayoritas
ini (pembantu rumah tangga). Hal
penduduk adalah petani dan buruh
ini
tani.
tidak
terkecuali
untuk
Pertanian
utama
yang
perempuan yang juga memiliki
dilakukan
adalah
menanam
aktivitas produksi atau di sektor
sayuran
dan
tembakau.
publik.
Penghasilan keluarga juga sangat
Mereka
tetap
harus
melaksanakan kewajiban untuk
tergantung
menyelesaikan
pasar.
aktivitas
reproduksi dengan baik. Sistem nilai budaya yang
dengan
Salah
mekanisme
satu
contoh
diantaranya adalah pada tahun 2011
mereka
berlaku dalam masyarakat adalah
keuntungan
gotong royong di berbagai aspek
tembakau
memperoleh
dari
menanam
cukup
”lumayan”
8
namun ini merupakan kondisi
diperoleh perempuan dianggap
yang
pada
sebagai
dapat
bagi keluarga. Anak-anak juga
tidak
selalu
periodesasi
ada
yang
diprediksikan
sebelumnya.
penghasilan
memiliki
tambahan
kewajiban
untuk
orangtua
namun
Kondisi yang demikian sangat
membantu
jarang dialami, mereka menyebut
mereka tidak dilibatkan secara
”kejutan
bahagia”.
khusus dalam aktivitas produksi.
Sedangkan untuk petani sayuran
Pekerjaan anak-anak yang utama
kadang
adalah
sebagai
mengalami
kendala
kehilangan pupuk di pasaran,
melaksanakan
tugas
belajar di sekolah.
ketika sebelum masa panen harga
Selanjutnya
untuk
cukup bagus, tetapi pada saat
aktivitas reproduksi atau lebih
masa
panen
mengalami
harga
pasar
banyak
penurunan
yang
kegiatan
dapat
aktivitas
cukup tajam. Sehingga
berhubungan domestik.
Semua reproduksi
mengembalikan modal sebagai
pelaksanaannya
usaha tani saja, sudah berada pada
menjadi
kondisi yang bagus.
perempuan.
Berkaitan
dengan
sepenuhnya tanggungjawab
Pelaksanaanya bisa
dengan
dikerjakan dalam rentang 24 jam.
lainnya
Laki-laki melaksanakan aktivitas
penduduk Desa Ngablak juga
reproduksi pada status membantu
memiliki pekerjaan sampingan
perempuan. Perempuan di Desa
sebagai pedagang. Dan sebagian
Selomirah tidak melibatkan pihak
kecil memiliki mata pencaharian
lain untuk membantu pelaksanaan
pokok sebagai pedagang.
kegiatan ini (pembantu rumah
aktivitas
produksi
Menurut pendapat mereka, laki-laki untuk
memiliki
aktivitas produksi. Mereka tetap
keluarga, sedangkan perempuan
harus melaksanakan kewajiban
tidak
untuk
memiliki
nafkah
perempuan yang juga memiliki
bagi
tersebut.
mencari
kewajiban
tangga). Hal ini juga berlaku pada
kewajiban
Penghasilan
yang
menyelesaikan
aktivitas
reproduksinya dengan baik.
diperoleh laki-laki juga dianggap
Sistem nilai budaya yang
sebagai penghasilan utama bagi
berlaku dalam masyarakat adalah
keluarga, dan penghasilan yang
gotong royong di berbagai aspek
9
kehidupan, memiliki ikatan saling
minum jamu tertentu, jika rasa
percaya dan berusaha membangun
rahim turun (tedun) maka cukup
kerukunan
masyarakat.
diurut oleh seorang dukun urut.
Pemberian akses dan kontrol bagi
Jika gejala gangguan atau sakit itu
anak-anak mereka dalam berbagai
belum juga teratasi maka mereka
bidang secara substansi tidak
akan pergi ke pelayanan medis
membeda-bedakan antara laki-
guna proses penyembuhannya
laki
dalam
dan
perempuan.
Mereka
Masyarakat
di
Desa
hanya membedakan berdasarkan
Selomirah terutama perempuan
kebutuhan
fisik
kodati
dalam memanfaatkan pelayanan
sebagai
laki-laki
maupun
medis belum maksimal. Hal ini
atau
perempuan. 3. Pola
dikarenakan
Perilaku
Kesehatan
Reproduksi
masyakarakat percaya
a. Desa Selomirah
sebagian masih
begitu
kepada
potensi
supranatural, dalam hal ini dukun,
Perempuan di Desa Selomirah
para kyai, dan ”orang pinter.”
memiliki
pemahaman
bahwa
Sebagian
kesehatan
reproduksi
adalah
menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang terkait dengan
medis yang ada karena terdapat
alat-alat
Puskesmas Pembantu, mengingat
reproduksi.
menganggap
bahwa
Mereka kesehatan
letak
masyarakat
Puskesmas
terletak
dijaga atau dirawat karena pada
Disamping itu, transportasi ke
prinsipnya kesehatan tubuh pada
Puskesmas
umumnya harus dijaga dengan
mudah dijangkau, karena jalan
baik-baik.
yang
utama yang menghubungkan ke
mereka lakukan selama ini adalah
Puskesmas Induk juga tidak ada
menjaga
angkutan desa, terkecuali ojek
kebersihan
dan
bila
dari
Induknya
reproduksi ini sangat perlu untuk
Perawatan
jauh
sudah
Induk
juga
ini.
tidak
terjadi gejala adanya gangguan
atau
maka akan diatasi dengan cara-
Puskesmas Pembantu dibuka tiap
cara sederhana atau mudah yang
hari pasaran Wage dan Legi, saat
mungkin
itu
Diantaranya
mereka adalah
lakukan. untuk
transportasi
desa
masyarakat
pribadi.
bisa
memanfaatkan secara maksimal
mengatasi keputihan mereka akan
10
jam pelayanan pada setiap hari
kesadaran
kerja.
pentingnya
Sistem pelayanan ante natal, di Desa Selomirah masih ada sebagain lebih
masyarakat 30%)
(kurang
yang
memanfaatkan
belum pelayanan
masyarakat
tentang
pemeriksaan
antenatal. Untuk persalinan, sebagian besar
masyarakat
masih
menggunakan jasa dukun bayi. Mereka
menganggap
bahwa
kesehatan. Hal ini karena memang
bersalin dengan dukun bayi lebih
tradisi masyakarat yang masih
terasa nyaman karena dari dukun
sulit
tingkat
bayi selalu menunggu sejak awal
pengetahuan yang masih rendah
proses persalin sampai janin lahir.
serta kondisi ekonomi rata-rata
Selain itu juga secara ekonomis
kelas
jauh lebih murah. Sedangkan
untuk
dirubah,
menengah
Motivasi
ke
bawah.
masyarakat
dalam
memanfaatkan pelayanan
keberadaan
kesehatan
dengan
bidan
desa
sering
ditinggal dulu, namun pada proses
masih
persalinan selalu ditunggu sampai
rendah,
banyak
yang
masih
janin lahir. Biasanya mekanisme
merasa
sayang
mengeluarkan
yang terjadi adalah ketika pasien
biaya untuk periksa kehamilan.
masih
mengalami
Bahkan kadang sampai saatnya
sedikit,
maka
mau
melakukan kegiatan pelayanan
melahirkan,
melakukan
kontrol
hanya kandungan
lain,
dan
pembukaan bidan
apabila
akan
sudah
satu kali saja. Namun di sisi lain
mengalami pembukaan di atas 6
Bidan Desa selalu berusaha untuk
maka
memberikan
serta
sampai proses persalinan terjadi.
masyarakat
Sebenarnya ini tidak menyalahi
informasi
mempengaruhi
bidan
akan
tentang pentingnya pemeriksaan
prosedur
antenatal. Ia melakukannya dalam
namun bagi mereka hal ini terasa
pertemuan PKK, Posyandu atau
kurang nyaman.
pertemuan Disamping
desa ia
persalinan
Informasi yang terbatas dan
juga
aktif
tidak berusaha memaksimalkan
kunjungan
ke
fungsi pelayanan kesehatan yang
rumah-rumah ibu hamil. Hal ini
ada, mulai dari masa kehamilan,
dilakukan
persalinan
mengadakan
itu
lainnya.
pelayanan
menunggu
guna
membangun
juga
tidak
11
memaksilmalkna pelayanan yang
Selomirah masih terjadi kematian
ada, maka ada tindakan-tindakan
bayi
yang
bawaan
tidak
Diantaranya ASI
dianjurkan.
adalah
pemberian
ekslusif
tidak
dimaksimalkan, tahapan
makanan
sesuai anak:
pemberian
dengan bayi
yang
tidak
akibat
infeksi,
penyakit
lahir,
maupun
dari
penyakit yang didapat setelah lahir. Masyarakat informasi
mendapatkan
tentang
kesehatan
perkembangan
reproduksi ketika ada kegiatan
bulan
posyandu
1
diberi
atau
dari
media
makanan tambahan selain ASI
elektronik yang ada di rumah.
alasannya
Penyuluhan
karena
karena
lapar.
anak
rewel
Demikian
tentang
kesehatan
juga
reproduksi memang tidak ada
terkait imunisasi, masih ada ibu
kegiatan secara rutin dari institusi
yang
manapun.
belum
memberikan
Masyarakat
jarang
imunisasi kepada anak-anaknya
berkonsultasi tentang kesehatan
karena anggapan imunisasi akan
reproduksi karena menganggap
membuat anak panas, rewel dan
itu merupkan hal yang tabu untuk
sakit.
disampaikan. Mereka hanya akan
Tentang
kesehatan
anak,
berkonsultasi kalau sudah terjadi
masih banyak yang lebih percaya
gangguan
diserahkan
berkonsultasi
daripada
pada
dukun
saja,
tentang
KB.
tenaga
Sosialisasi kesehatan reproduksi
anak
kepada remaja atau anak-anak
mengalami gangguan kesehatan
tidak pernah dilakukan karena
sebagai
pertama
adanya anggapan secara alami
diatasi sendiri dengan cara yang
mereka akan tahu sendiri dan hal
mereka ketahui (cara tradisional),
itu tabu untuk dibicarakan.
kesehatan.
dengan
bayi
reproduksi
Ketika
pertolongan
selanjutnya apabila anak masih gejala sakit maka anak dibawa ke
b. Desa Ngablak Kesehatan
reproduksi
dukun bayi untuk dipijat. Tenaga
menurut pemahaman masyarakat
kesehatan
adalah kesehatan yang terkait
hanya
diperlukan
apabila penyakit yang diderita
dengan
sudah tidak bisa diatasi
Kesehatan reproduksi bagi setiap
oleh
dukun bayi tersebut. Di Desa
orang
alat-alat
adalah
reproduksi.
penting
seperti
12
memelihara
kesehatan
pada
Sistem pelayanan ante natal
umumnya.
Hanya
saja
untuk semua lapisan masyakarat
perawatannya
dianggap
lebih
sudah
dimanfaatkan
secara
rumit dan hati-hati, terutama bagi
maksimal.
Pelayanan
tersebut
perempuan
melalui
adanya
kegiatan
yang
alat
reproduksinya akan berhubungan
posyandu, puskesmas, bidan desa,
dengan pertumbuhan janin yang
maupun dokter praktik. Di Desa
dikandungnya.
harus
Ngablak semua ibu hamil rata-
dilakukan perawatan yang sebaik-
rata memeriksakan kehamilannya
baiknya. Baik secara preventif
selama sebulan sekali di tempat–
maupun
terjadi
tempat pelayanan kesehatan yang
gangguan. Perawatannya dibantu
telah ada. Hal ini disebabkan
oleh
karena
Sehingga
jika
sudah
tenaga
medis,
karena
sebagian
besar
menganggap bahwa perawatan
terpapar
yang dilakukan secara rasional
perawatan kehamilan dan resiko
dan lebih kompleks. Sehingga
kehamilan
menimbulkan
diperiksakan
perasaan
lebih
nyaman
informasi
sudah tentang
yang
tidak
perkembangannya
secara rutin.
Terkait
dengan
aktivitas
Dalam
menghadapi
kesehatan reproduksi, laki-laki
persalinan, sudah tidak ada lagi
dewasa
memiliki
yang menggunakan dukun bayi,
peran sebagai pembuat keputusan,
kecuali untuk perawatan badan
pemberi motivasi, menyediakan
setelah melahirkan itupun terbatas
fasilitas
hanya
atau
suami
untuk
memanfaatkan
untuk
melakukan
pelayanan medis. Sebagian besar
pemijatan. Jadi untuk persalinan
masyarakat sudah menggunakan
semua ibu sudah memanfaatkan
fasilitas pelayanan medis yang
pelayanan medis, terutama yang
ada di desa. Kebetulan tempat
sudah disediakan, dalam hal ini
pelayanan
adalah bidan desa.
tersebut
berada
di
tempat yang mudah terjangkau
Pada masa pasca persalinan
oleh semua lapisan masyarakat
atau masa nifas juga merupakan
yaitu
masa
di
dekat
ibu
kecamatan-pasar-kantor desa.
kota kepala
yang
Aktivitas
sulit ibu
bagi
yang
ibu. harus
dilakukan selama masa pasca
13
persalinan ini adalah memulihkan
termasuk
kesehatannya dirinya sendiri baik
eksklusif sampai usia 6 bulan.
dari segi nutrisi, aktifitas, maupun
Bila terjadi gangguan kesehatan
vitalitas agar dapat kembali sehat.
pada anak, maka keluarga akan
Namun di sisi lain aktivitas
memeriksakan anak ke tempat
perawatan bayi baru lahir ini
palayanan kesehatan yang ada,
menjadi
atau bahkan ada yang ke dokter
tanggung
jawab
ibu
sepenuhnya, mulai dari mandi,
pribadi
ganti popok, maupun aktifitas
memberikan
sudah
menjadi
langganannya.
Bagi
keluarga
keseharian mulai dari bangun
yang
mampu,
tidur sampai menjelang istirahat
pelayanan kesehatan ini sudah ada
malam lagi selama 24 jam. Suami
bantuan
hanya membantu istri jika bisa
berupa
melakukannya, karena aktivitas
pemerintah,
perawatan
berjalan baik selama ini.
bayi
baru
lahir
dianggap rumit dan harus sangat
yang
ASI
kurang
pelayanan
maka
kesehatan
jamkesmas dan
dari
itu
sudah
Informasi tentang kesehatan
hati-hati
reproduksi, dilakukan secara rutin
Perawatan
kesehatan
anak
di
posyandu.
itu
dalam hal ini adalah bayi menjadi
masyarakat
perhatian yang cukup serius bagi
dari
keluarga. Tindakan pencegahan
seperti televisi, radio atau surat
(preventif)
jika
kabar. Meski demikan masyarakat
tindakan
tetap bisa mendapatkan informasi
kuratif ataupun rehabilitatif. Yang
bahkan berkonsultasi sewaktu-
menjadi perhatian utama disini
waktu
adalah upaya–upaya ibu agar
terkait kesehatan reproduksi. Dari
menjaga anak agar tetap sehat.
pola
Misalnya,
ASI
mengakibatkan kasus reproduksi
ASI
dalam masyarakat Desa Ngablak
ekslusif sudah dilakukan oleh ibu
dapat segera teratasi dan dapat
kepada bayinya, karena rata–rata
diminimalisir.
lebih
dibandingkan
eksklusif
utama
dengan
pemberian .
Pemberian
media
juga
Selain
mendapatkan
informasi
kepada
perilaku
lainnya
tenaga
medis
demikian
bisa dilakukan di rumah atau mengatur waktunya sendiri dalam
B.
Pembahasan
bekerja sehingga perawatan anak,
14
1. Kondisi
lingkungan
sosial
budaya
ada
pengecualian
jika
perempuan juga aktif di sektor
Kondisi
lingkungan
sosial
public. Aktivitas sector domestic
budaya masyarakat di kedua
yang demikian komplek mulai
desa, mayoritas hampir sama.
dari merawat dan menjaga anak
Tingkat pendidikan masyarakat
memasak, mencuci, pengadaan
masih
air dan sebagainya perempuan
rendah,
mayoritas
masyarakat
memiliki
pencaharian
sebagai
mata petani.
Nilai social yang masih kuat berkembang
dalam
proses
memiliki rentang waktu 24 jam bekerja. Perbedaanya
ada
pada
pengambilan keputusan. Di Desa
interaksi social adalah gotong
Selomirah
royong,
yang ada di dalam keluarga
saling
percaya
dan
selalu membangun kerukunan. Aktivitas
reproduksi
keputusan
apapun
sepenuhnya ada pada laki-laki.
atau
Sedangkan di Desa Ngablak
sector public menjadi tanggung
sebagian sudah ada pembagian
jawab sepenuhnya laki-laki, dan
dalam pengambilan keputusan.
apabila
Hal ini merupakan komitmen
perempuan
terlibat
dalam aktivitas tersebut maka hal
itu
dianggap
kesepakatan bersama.
sebagai
Melihat kondisi perempuan
aktivitas tambahan. Sehingga
di Desa Selomirah, perempuan
penghasilan laik-laki dianggap
mengalami
sebagai
kelompok
penghasilan
pokok
kendala
sebagai yang
keluarga sedangkan penghasilan
disubordinasikan artinya hanya
perempuan
dianggap sebagai bagian dari
dianggap
sebagai
penghasilan tambahan. Sedangkan
dengan
sehingga keputusan di semua
aktivitas produksi atau sector
aspek mutlak dipegang oleh
domestic
laki-laki,
tanggungjawab
tekait
peran yang dimiliki laki-laki
menjadi perempuan
perempuan
mengikuti
saja.
hanya
Selanjutnya
sepenuhnya, sedangkan laki-laki
mereka juga akan mengalami
tidak wajib melaksanakannya
kondisi
atau dengan kata lain sifatnya
beban yang berlebihan karena
hanya membantu. Hal itu tidak
harus bekerja di sector domestic
double
burden
atau
15
dan sebagian juga bekerja di
yang berkaitan dengan alat-alat
sector
reproduksi.
public.
pekerjaan
Penyelesaian
mereka
terentang
Kesehatan
reproduksi penting untuk dijaga
selama 24 jam. Sedangkan di
dan
Desa
berhubungan
Ngablak
keputusan
pengambilan
tidak
mutlak
dirawat
lainnya.
karena
selalu
dengan
aspek
Pemahaman
sepenuhnya dipegang laki-laki,
konsep
sehingga hanya sebagian saja
reproduksi
yang
utamanya
dari
subordinasi. Namun mereka juga
Namun
untuk
mengalami
tambahan mereka akan mencari
mengalami
burden
masalah
masalah
karena
double
pekerjaan
di
dasar
tentang
sumber
kesehatan
mereka
dapatkan
bidan
desa.
informasi
yang
lainnya.
sector domestic sepenuhnya ada
Perbedaannya adalah perempuan
di pihak perempuan.
di Desa Ngablak lebih banyak
Sehubungan
dengan
mendapatkan informasi karena
masalah-masalah tersebut di atas
memang secara geografis mereka
dapat memberikan pemahaman
berada di ibu kota kecamatan
bahwa kondisi perempuan yang
sehingga dekat dengan berbagai
demikian cenderung memiliki
pusat
informasi.
tingkat stress yang lebih tinggi
untuk
perempuan
jika dibandingkan dengan laki-
Selomirah
laki. Kondisi yang demikian
informasi
dapat mengakibatkan daya tahan
karena secara geografis jauh dari
tubuh menjadi turun, sehingga
ibu kota kecamatan dan sarana
rentan terhadap segala penyakit
transportasi yang sampai ke desa
termasuk
tersebut
penyakit
alat
reproduksi perempuan. 2. Pengetahuan
Sedangkan di
memiliki
Desa sumber
lain yang terbatas
juga
masih
sangat
terbatas.
konsep
dasar
kesehatan reproduksi
Pengetahuan tentang konsep dasar kesehatan reproduksi akan
Pengetahuan konsep dasar
sangat
berpengaruh
terhadap
kesehatan reproduksi perempuan
follow up atau tindak lanjutnya.
di
Pola perilaku masyarakat akan
kedua
desa
memiliki
kesamaan
bahwa
mereka
memahami
sebagai
kesehatan
sangat
tergantung
dengan
pengetahuan yang dimilikinya.
16
3.
Pola
perilaku
kesehatan
reproduksi
yang diperoleh perempuan di Desa Ngablak jika dibandingkan
Pola perilaku sebagai potensi
dengan informasi yang diperoleh
pendorong yang ada di dalam
perempuan di Desa Selomirah.
jiwa individu untuk bereaksi di
Hal
dalam lingkungan beserta segala
mempengaruhi pengalaman dan
hal
dalam
tingkat
Sikap
kenyamanan terhadap tindakan
yang
ada
lingkungan
di
sosial.
ini
tentu
saja
akan
kepercayaan
serta
mengandung tiga aspek (a) aspek
preventif
maupun
kognitif, yaitu yang berhubungan
kesehatan
reproduksi
dengan gejala mengenal pikiran,
dilakukan. Perempuan di Desa
(b)
Selomirah
aspek
proses
afektif,
yang
berwujud
menyangkut
banyak
kuratif yang
cenderung yang
lebih
lebih
percaya
perasaan-perasaan tertentu yang
dengan cara-cara tradisional jika
ditujukan kepada objek, dan (c)
dibandingkan dengan perempuan
aspek psikomotorik, berwujud
di Desa Ngablak yang lebih
proses
atau
banyak
melakukannya
dengan
berbuat
bantuan
tenaga
medis.
tendensi
kecenderungan
untuk
suatu objek. Pola
Selanjutnya yang berhubungan
perilaku
kesehatan
dengan
aspek
psikomotorik
reproduksi perempuan di Desa
bahwa pola perilaku kesehatan
Selomirah berbeda dengan pola
reproduksi perempuan di Desa
perilaku
reproduksi
Selomirah lebih dilakukan dengan
perempuan di Desa Ngablak.
cara tradisional jika dibandingkan
Perbedaannya adalah pada aspek
dengan
kognitif
Ngablak
kesehatan
perempuan
Selomirah
di
memiliki
Desa
informasi
yang terbatas. Informasi yang utama adalah bersumber dari bidan
desa.
Demikian
pula
perempuan yang
di
Desa
melakukannya
dengan cara yang lebih rasional yaitu dengan bantuan medis. Akibat dari pola perilaku tersebut
perempuan
di
Desa
perempuan di Desa Ngablak.
Selomirah
memiliki kerentanan
Namun, sumber informasi lain
terhadap
gangguan
yang
kesehatan reproduksi perempuan
dapat
pengetahuannya
menambah lebih
banyak
masalah
diantaranya pertumbuhan janin
17
yang kurang maksimal, animea,
alat reproduksi. Sumber informasi
kelainan
utama tentang konten dari kesehatan
alat
sebagainya.
reproduksi Berbeda
dan
dengan
reproduksi
adalah
bidan
desa,
perempuan di Desa Ngablak,
informasi yang lain diperoleh dari
bahwa
dukun
mereka
lebih
mampu
serta
media
elektronik.
menjaga kesehatan reproduksinya
Sedangkan pengetahuan konsep dasar
dalam semua kondisi. Hal ini
kesehatan reproduksi perempuan di
dibuktikan kasus kematian ibu
Desa Ngablak juga dipahami sebagai
melahirkan tidak ada dan kasus
keadaan sehat alat-alat reproduksi.
kematian bayi lahir juga tidak
Sumber
ada. Meski
konten dari kesehatan reproduksi
informasi
utama
tentang
adalah bidan desa, informasi lainnya KESIMPULAN 1. Kondisi lingkungan sosial budaya perempuan di Desa Selomirah dan Desa Ngablak hampir sama yaitu mayoritas
memiliki
tingkat
pendidikan
rendah
dan
mata
pencaharian
sebagai
petani.
Ada
kesenjangan gender yang berwujud double
burden
dan
subordinasi.
Namun dalam interaksi social, nilai gotong royong, saling percaya dan berupaya
membangun
kerukunan
diperoleh dari tenaga medis dan media elektronik 3. Pola
perilaku
kesehatan
reproduksi perempuan di Desa Selomirah dengan
masih pola
tradisional. perilaku
perilaku
yang
Sedangkan
pola
kesehatan
perempuan
didominasi
di
Desa
reproduksi Ngablak
didominasi dengan pola perilaku yang rasional
tetang ada dalam masyarakat tersebut. 2. Pengetahuan konsep dasar kesehatan reproduksi perempuan pedesaan Desa Selomirah yaitu keadaan sehat alatDAFTAR PUSTAKA Anonim,
1995. Program Utama Nasional Penelitian Peningkatan Peranan Perempuan (Punas Penelitian P2W) Dalam Pembangunan Lima Tahun VI. Kantor
Menteri Negara Urusan Peranan Perempuan. Jakarta. Guba, E. 1991. Effective Evaluations. Jossey Bass Publishers: San Fransisco Kantor Menperta RI, 1998. Pedoman Teknis Penyusunan
18
Perencanaan Pembangunan Berperspektif Gender. Jakarta. Koentjaraningrat. 1970. Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. PT Gramedia: Jakarta Lexy J. Moleong. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Rosdakarya: Bandung. Noeng
Muhadjir. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rake Sarasin: Yogyakarta
Trisakti
Handayani, Sugiarti. 2008. Konsep dan Teknik Penelitian Gender (Edisi Revisi). UMM Press: Malang
19