Prosiding Prcscntasi I1miah Kcsclamatan Radiasi dan Lingkungan, 20 - 21 Agustus 1996 ISSN : 0854 - 4085
POLA KONSUMSI
MAKANAN PEN DUD UK DI PULAU JAW A
Siti Nurhayati, lwiq Indrawati dan Masnelly Lubis Pusat Standardisasi dan Penelitian Keselamatan Radiasi-BATAN
ABSTRAK POLA KONSUMSI MAKANAN PENDUDUK DI PULAU JAW A. Survei pola konsumsi makanan harian, yang berupa sumber-sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur-sayuran serta buah-buahan untuk penduduk di Pulau Jawa telah dilakukan. Survei dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan model makanan tiruan. Hasil menunjukan bahwa sumber-sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, buah-buahan dan sayuran yang dikonsumsi per hari berturut-turut 631,34 ± 38,42 g, 136,96 ± 3,36 g, 107,46 ± 7,15 g, 124,33 ± 11,29 g dan 136,76 ± 3,8 g. Jumlah rata-rata konsumsi makanan harian oleh laki-laki lebili tinggi daripada perempuan. Analisis kandungan gizi menunjukan bahwa laki-laki lebili banyak mengkonsumsi protein hcwani daripada perempuan yang lebih banyak mengkonsumsi protein nabati. Sumber vitamin buah-buahan \ebih banyak dikonsumsi olek laki-laki dari pada perempuan yang lebili banyak mengkonsumsi sayur-sayuran. Jumlah total konsunlsi makanan harian perempuan paling tinggi adalah responden di daerah sub-urban dan untuk laki-laki paling tinggi adalah responden di daerah pertanian. Apabila dikaitkan dengan pengukuran lingkar \engan atas maksimum dan berat badan maka keadaan gizi seluruh responden menunjukan gizi normal. Dari hasil survei ini (Vipat diperkirakan laju intake (masuknya) radionuklida yang terkandung dalam sumber bahan makanan dan dapat diduga kerentanan penduduk terhadap efek radiasi yang mengakibatkan
gangguan kesehatan.
PENDAHULUAN ICRP (International Commission on Radiological Protection), yakni badan international yang menangani masalah proteksi radiasi, telah mengembangkan suatu konsep Manusia Acuan (Reference Man) dalam kaitannya dengan penggunaan radiasi untuk kesejahteraan umat manusia terutama dalam bidang kesehatan dan keselamatan radiasi. Selama ini, konsep manusia acuan yang dipergunakan untuk keperluan proteksi radiasi menggunakan manusia acuan dengan parameter-parameter psikologis dan anatomis yang diambil dari manusia Ras Kaukasus (Eropa Barat dan Amerika Utara). Konscp manusia acuan yang demikian pada dasarnya kurang sesuai untuk diterapkan pada penduduk Asia. Oreh karcna itu, dalam rangka korcksi dan melengkapi konsep manusia acuan yang
PSPKR-BATAN
a:LI lP. -
L t3 .00
Y
\
. '--1I-Sa ' ~'IA.¥'<; J 10 ('10\1-, , FOOD CONSUMPTION PATTERN OF PEOPLE IN JAVA ISLAND. A survey on daily consumption pattern, i.e. earbohydrat, animal and plant proteins, vegetables, and fruits for people in Java Island has been done. TIle survei was conducted by interviewing using a questionaire and food models. The results showed that the daily consumption of carbohydrates, animal protein, plant protein, vegetables and fruits sources are 631.34 ± 38.42 g, 136.96 ± 3.36 g, 107.46 ± 7.15 g, 124.33 ± 11.29 and 136.76 ± 33.8 g, respectively. The average amount of daily food consumption for men is higher than those for women. The analysis of nutrition content showed that animal protein is higher consumed by men than women, whereas plant protein is higher consumed by women than men. The highest daily consumption for women is in sub-urban area and those for men is in agricultural area. If it is related to upper arm circumference and body weight, the nutrition grade for all respondences is in normal range. From this survey the rate of intake of radionuclides contained in foodstuff can olso be determined and the sensitivity of people to radiation effect that could be resulted the health consequences can be estimed.
ABSTRACT
dapat berlaku untuk manusia Asia, pada tahun 1990 telah disepakati bersama oleh negaranegara Asia, termasuk Indonesia, untuk mengumpulkan data parameter manusia Ras Asia yang meliputi antara lain ukuran antropometrik, dimensi dan berat organ, kesetimbangan udara dan air dalam tubuh, kandungan unsur-unsur dalam organ/jaringan tubuh manusia dan pola konsumsi makanan harian, mingguan, dan bulanan. Kebiasaan makan adalah parameter penting yang diperlukan dalam penentuan dosis radiasi interna, karena lepasnya radionuklida ke lingkungan dapat menyebabkannya kontaminasi air dan bahan makanan. Dengan mengetahui makanan yang dikonsumsi, dapat diperkirakan kontaminasi interna radionuklida pada seseorang. Konsumsi makanan juga berpengaruh pada karakteristik fisik dan kondisi fisiologis scseorang. Ukuran fisik tllbllh
243
Prosiding Presentasi Ilmiah Kcse\amatan Radiasi dan Lingkungan, 20 - 21 Agustus 1996 ISSN : 0854 - 4085
dan pernafasan serta laju metabolisme sangat dipengaruhi oleh kondisi makanannya. Oleh karena itu perlu untuk ditentukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif masukan makanan harian penduduk. Selain untuk tujuan proteksi radiasi, Manusia Acuan Indonesia, dimana data diambil dari sctiap suku yang kemudian mcngimplikasikan budaya, dapat dijadikan sebagai acuan dalam mcngkaji tingkat pertu!TIbuhan fisik manusia dalam lingkup suatu suku yang terkait di dalanmya kualitas gizi dan kebiasaan dalam hal makanan. Data manusia acuan juga sangat bennanfaat untuk dijadikan aCuan peningkatan kualitas makanan yang karakteristik dengan kcbiasaan suku maupun kcadaan daerah sctcmpat. Dari data pola konsumsi makanan harian diharapkan akan diketahui: (1) ragam makanan dan proporsi kandungannya dan (2) nilai gizinya. Berdasarkan kedua parameter pola makanan ini akan diperoleh hubungan antara ukuran antropometrik dengan tingkat kesehatan serta prognose kualitatif dan kuantitatif dari kandungan radionuklida dalam tubuh yang masuk melalui makarian. Dalam makalah ini dilaporkan hasil pengumpulan data pola konsumsi makanan di Pulau Jawa. BAHAN DAN CARA KERJA Survei dilakukan di 3 daerah demografi yaitu daerah sub urban, daerah pertanian dan daerah pantai (nelayan) untuk setiap propinsi di Pulau Jawa. Untuk daerah sub urban dipilih Kecamatan Cimahi (Kotip Bandung, Propinsi Jawa Barat), Desa Randusari dan Sampangan, Kecamatan Semarang Selatan (Kodya Semarang, Propinsi Jawa Tengah), dan desa Kepanjen, kecamatan Kepanjen (Kodya Malang, Propinsi Jawa Timur). Dacrah pertanian yang dipilih adalah Kecamatan Ciwidey (Kabupaten Bandung, Jawa Barat), Desa Puncel Kecamatan Dukuhseti dan Desa Plaosan Kecamatan Cluwak (Kabupaten Pati, Jawa Tengah), dan desa Batu Kecamatan Batu (Kabupaten Malang, Jawa Timur). Sedang untuk sampel daerah nelayan dipilih lokasi Kccamatan Cisolok (Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat), Desa Mororejo Kecamatan Mloggo dan desa Bondo Kccamatan Bangsri (Kabupatcn Jepara, Jawa tengah) dan Desa
!'SPKR-BA TAN
Sumber Manjing Wetan Kecamatan Sumber Manjing (Kabupatcn Malang, Jawa timur). Responden harus penduduk asli setempat atau yang telah lama bennukim di daerah penelitian. Jumlah respondcn yang diwawancarai dari ketiga propinsi adalah 1166 orang laki-Iaki dan wanita, bcrumur antara 0 sampai 70 tahun. Responden dipilih yang berbadan sehat, tidak mempunyai penyakit kronis maupun cacat turunan baik fisik maupun mental. Untuk menghindari subyektivitas, respondcn dalam survci konsumsi makanan ini adalah orang dewasa berumur 15 70 tahun atau yang sudah berkeluarga, dcngan harapan bahwa konsumsi makanan kcluarga lainnya (anak-anaknya) tidak akan jauh berbeda dengan apa yang dimakan olch kcdua orang tuanya. Untuk itu kepada sctiap responden diwawancarai makanan apa saja yang dimakan, jumlah dan frekuensinya setiap hari, atau setiap minggunya bahkan setiap bulannya. Wawancara dilakukan dengan meng1111 gunakan daftar pertanyaan. Daftar dilengkapi dengan model makanan tiruan yang dibuat dari gips dan makanan asli yang telah dikonversi beratnya (gram) untuk setiap jcnis makanan. Kemudian dengan menggunakan model makanan tiruan tersebut dapat dihitung jumlah makanan yang dimakan (gram) dalam sctiap harinya. Survei konsumsi makanan ini meliputi sumbcr karbohidrat (nasi, lontong, bubur nasi, kentang, talas, ubi jalar, singkong, mi putih, mi kuning dan roti); sumber protein hewani (susu, daging sapi, ayam atau kambing, hati, jenis-jenis ikan laut seperti : bandeng, tongkol, tengiri, kembung, kepiting, rajungan, udang dan jenis-jenis ikan air tawar seperti : mas, mujahcr, tawes, lele dll.); sumber utama protein nabati (kacang-kacangan); sayur-sayuran (buncis, wortel, kacang panjang, oyong, kangkung, daun singkong, bayam, labu dll.) dan dari buah-buahan (alpokat, apel, belimbing, jeruk, mangga, sawo'l pisang, jambu, nanas, nangka, pepaya, sem~gka dll.) sebagai sumber vitamin. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil survei jumlah konsumsil makanan harian penduduk Pulau Jawa dapat dilihat pada Tabel I dan Gambar I.
244
Prosiding Present
Bila dilihat dari konsumsi sumber makanan utama, umumnya karbohidrat adalah sumber makanan yang paling ban yak dikonsumsi dibanding sumber utama lainnya baik oleh laki-Iaki maupun perempuan yaitu sebesar 55,54%. Responden laki-Iaki mengkonsumsi protein hewani lebih ban yak dari pada respondcn perempuan, sedangkan rcsponden perempuan lebih banyak mengkonsumsi protein nabati. Hal ini sesuai dengan kebudayaan jawa dimana pcrempuan (istri) lebih mcndahulukan laki-Iaki (suami) dari pada dirinya scndiri.
1 ••H
2 PH
3 PN
4 Suah
; 13 Sa",,, •••,, Toca!
bo.,.h.ln
Gambar I. Jumlah makanan harian d. \'9'
(g)
laki·laki dan
p(.rcn~Jl.lan
de-wasa
p'opo •••• d, Pula" Jaw.
Hal ini selaras dcngan falsafah lawa yaitu "nrimo ing pandum," dimana laki-laki sebagai kepala rumah tangga dan pcncari nafkah, menu makanalmya harus lebih baik dari pada yang lain. Untuk sumber utama vitamin laki-Iaki lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan dari pada perempuan, dan percmpuan lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dari pada responden laki-Iaki. Secara kcseluruhan total konsumsi laki-Iaki adalah 1178,99 ± 155,31 glhari, lebih banyak dari total konsumsi responden wanita yaitu 1094,73±155,31 g/hari atau 7,15 % lebih tinggi. lumlah konsumsi makan total laki-Iaki tertinggi adalah responden di dacrah pertanian (Ciwidey, Pati dan Batu), yaitu masing-masing 1264,04±263,98 g/hari, 1563,53±203,13 g/hari dan 1224,79±259,82 g/hari, scdang untuk rcsponden perempuan konsumsi tertinggi adalah daerah sub-urban (Cimahi, Semarang (tahun) 21 31> -4040 30 dan Kepanjen), yaitu masing-masing 1116,66 ± 219,15 g/hari, 1440,78 ± 371,66 glhari dan 951,38 ± 249,45 g/hari. Oari data tcrsebut tampak bahwa respondcn laki-Iaki di daerah pertanian memerlukan cnergi paling ban yak untuk mengolah lahan mcrcka, sehingga juga dipcrlukan masukan makallan paling banyak.
PSPKR-BA
T AN
Untuk rcspondcn perempuan konsumsi makan harian paling tinggi ada di daerah sub-urban, hal ini mungkin selain kesadaran masyarakat perkotaan untuk mengkonsumsi makanan lebih baik juga disebabkan karena keadaan ekonominya relatif lebih baik. Untuk mengetahui status glZl responden dilakukan pengukuran lingkar lengan atas (LLA) tangan kiri dengan menggunakan meteran. LLA diukur tepat di pertengahan antara siku dengan pangkallengan bagian atas. Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan. Untuk bayi ditimbang bersama ibunya, kemudian dikurangi dengan bcrat badan ibunya. Oari hasil pengukuran antropometri ini, khususnya ukuran berat badan dan lingkar lengan atas, diketahui seluruh rcsponden di semua daerah penelitian termasuk kategori gizi nonnal (Tabel 2 dan 3). Tcrlihat bahwa dari penilaian status gizi dan berat badan responden ini, tidak menunjukan perbedaan yang nyata, yaitu sama-sama menunjukan gizi normal. Pemenuhan kebutuhan gizi yang berada pada tingkatan normal menunjukan bahwa tingkat kcsadaran terhadap kualitas hidup masyarakat sudah cukup baik. Bila hasil survei konsumsi makanan dikaitkan dengan kandungan radionuklida tertentu dalam bahan makanan, maka dapat diperkirakan dosis intema dari radionuklida tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Emlinarti (9,10) diketahui radionuklida yang terdapat pada beberapa sayur-mayur yang dikonsumsi di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur temyata sangat kecil yaitu dalam orde mBq, yaitu untuk radionuklida Sr-90 adalah 4,75 ± 1,66 mBqlkg dan radionuklida Cs-137 sejumlah 13,12 ± 2,31 mBqlkg. Jumlah ini hanya kira-kira sepertujuh dari kandungan radionuklida pada sayur-mayur di Jepang. Tabel 2. Lingkar Lengan Atas menu rut kelompok umur dikaitkan dengan status gizi. Laki-Iaki Ket. Normal 32,28 31,36 31,07 5,26 5,81 5,29 :>2,51 31,08 + + 5,70 5,84 5,89+ 4,65 Perempuan 33,14±5,15 33,82 31,56 Nonnal J Umur 16 - 20
245
Prosiding Prcscntasi IImiah Kcsclamatan Radiasi dan Lingkllngan, 20 - 21 Agustus 1996 ISSN : 0854 - 40115
Tabel I. lumlah konsumsi makanan harian laki-Iaki dan wanita dewasa di tiga Propinsi di Pulau lawa. KEPANJEN Laki-Iaki SEMARANG CISOLOK RATA-RATA PAT I263,98 Laki-Iaki Laki-Iaki BATU JENIS RATA-RATA CIMAHI JEP Laki-Iaki RATA-RATA CIWIDEY Laki-laki Laki-laki ARA Laki-Iaki Laki-Iaki 105,75 88,47 14,58 25,35 SB. 1073,83± 151,39 134,07 MANJING ±±29,90 65,59 6,36 199,41 ± 34,30 228,01 131,77 146,49 117,65 56,95 106,30 ±±± ±42,95 13,91 19,51 59,62 9,34 66,40 121,05 83,36 91,99 16,60 21,10 97,68 74,23 1563,53± 92,67 98,85 1391,20± 12,99 17,64 8,40 ± 203,13 5,36 162,52 635,59 549,41 514,60±27,12 ±47,98 33,20 187,98 662,66 549,40 1368, 1282,18± 18± 101,92 157,29 256,06 144,64 175,48 150,94 149,2:\ 773,40 175,02 147,47 49,68 882,90 1224,79± 599,52 119,86 180,40 153,94 l102,04± 705,41 174,13 191,52 148,03 136,07 690,32 165,61 52,98 1097,51 150,78 147,56 191,18±23,89 17,10 39,12 51.52 + + ±63,94 12,00 11,80 26,78 47,84 89,30 36,69 31,18 24,78 211,09 112, 97,80 ±48,12 228,54 90,14 ± ±26,78 ± 9,89 ± 11,77 22,78 58,75 2,64 II17,77 106,50 287,50 137,60 64,11 68,16 152,84 103,44 58,68 197,76 181,43 138,11 ±42,66 ± 14,85 77,36 3,72 86,02 81,12 3,75 ±46,17 88,76 ±4,53 127,24 95,60 137,08 ± 22,66 105,89 721,07 106,70 1087,2G± 113,20 I262,04± 627,21 564,47 606,55 689,99 604,53 ± 10,32 ±79,81 175,97 17,74 49,60 12,54 218,59 32,29 ± ± 59,64 28,41 100,54 106,48 69,80 112,17 51,66 72,38 94,76 85,49 84,41 106,47 ± ±21,67 21,61 ± 18,34 14,15 18,86 10,32 62,20 ±30,54 22,58 71,56 50,81 1436,74± 582,11 98.13 1173,33± 566,53 ± 86,79 279,12 10,58 185,43 50,85 611,07 234,75 1037,58± 242,89 607,71 221,87 204,86 90,27 240,94 9259,82 I± ±46,30 ,34 24,19 224,97 122,77 114,81 951,38 1116,G6± 207,16 (Sub 174,45 KELAMIN 869,96 908,58 98,16 649,48 42,85 629,01 101 91,21 ± Urban) 901,41 ± 40,25 69,75 38,74 17,89 249,45 219,15 102,79 1,95± ± 100,86 9,58 + 234,99 194,31 ± 81,12 + 32,16 ± 9,64 54,49 150,88 35,72 72,05 115,61 246,67 143,89 73,12 177,34 136,39 118,52 132,83 137,60 98,48 150,74 185,3 109,23 94,21 114,42 11,04 ± 64,66 58,99 I67,49 ± 22,64 82,78 81,41 ± 48,18 55,76 ±6,15 73,38 73,83 742,37 612,93 75,39 1181,71 108,60 95,89 61,35 54,37 3,37 36,40 1440,78± 371,66 648,07 (Pcrtanian) 225,21 72,70 117,75 59,43 ±45,23 120,69 7,72 I900,99 84,17±87,17 I87,35 95,82± 281,45 (Ne1ayan) (Pertanian) (Nelayan)
JAWA
BARAT
KONSUMSI KONSUMSI KONSUMSI
PSPKR-BA
T AN
246
Prosiding Prcsent.'lSi I1miah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan, 20 - 21 Agustus 1996 ISSN : 0854 - 4085
Tabel 3. Berat Badan menu rut kelompok umur dikaitkan dcngan status gizi. Umur 16 - 20
Nannal Laki-Iaki Ket. Nanna! Nannal 54,99 46,95 53,62 +Perempuan 52,81 + 50,87 9,07 9,03 + ++11,02 7,00 9,05 8,58 54,37 59,13 + + 8,61 lO,53 53,70
KESIMPULAN
2. 3.
DAN SARAN 4.
Dari hasil sllrvei di tiga propinsi di Pulau Jawa ini. dapat disimpulkan bal1\va konsumsi total makanan harian laki-laki Icbih banyak daripada perempllan. Sumber makanan karbohidrat paling ban yak dikonsumsi baik oleh laki-laki maupun perempuan yaitu 55,54%. Responden laki-Iaki lebih banyak mengkonsumsi protein hewani dibanding responden pCrCl11pllan yang Icbih banyak mengkonsumsi protein nabati. Sumber utama vitamin, yaitu buah-buahan lebih banyak dikonsumsi oleh laki-Iaki sedangkan sayursayuran lebih banyak dikonsumsi oleh perempuan. Dilihat dari wilayah penclitian, konsumsi total laki-Iaki tertinggi di ketiga propinsi adalah rcsponden di daerah pcrtanian yaitu daerah Ciwidey, Pati dan Batu scdang untuk respondcn pcrempuan konsumsi tertinggi adalah daerah sub-urban, yaitu daerah Cimahi, Semarang dan Kepanjen. Keadaan gizi seluruh responden berdasarkan berat badan dan ukuran lingkar lengan atas menunjukkan status gizi normal. UCAPAN TERIMA
5.
6.
7.
8.
9.
KASIH
Terima kasih yang sebesar-besamya disampaikan kepada Pimpinan dan seluruh staf Lemlit Universitas Diponegoro Semarang, Pimpinan beserta jajaran Pemda dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta pihak-pihak lain yang terkait.
10.
Gizi Indonesia. Journal of the Indonesian Nutrition Association. Bogor. 1990; 14 (2). DANUSUPADMO, S. Antropological Characteristic, Food Consumption and Internal Organ Measurement of Samples Drawn from the People of Jakarta, Indonesia. National Atomic Energy Agency of Indonesia in Cooperation With College of Medicine, University of Indonesia, Jakarta. 1989 - 1990. KRISDINAMURTIRIN; dkk. Konversi Berat Bahan Makanan. Balai Penelitian Gizi - Bogor. 1974. DlREKTORAT GIZI-DEPKES RI. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bharata Karya Aksara Jakarta. 1981. DARMONO, SS., SULCHAN, M. dan Haryoko, W. Pengukuran Antropometri Sebagai Cara Penentuan Status Gizi. Balai Penelitian Gizi, Bogor. WA'ID, A., SYAIFUDIN, M. dan SUPRIHADl, T. Karakteristik Antropometrik Manusia Acuan Indonesia (MAl). Data Untuk Suku Jawa Tengah (Yogyakarta, SCl11arang, Jepara dan Pati). Proc. KRL. PSPKR - BAT AN, Jakarta 21 - 22 September 1995. NURHAYATI, S., dan LUSIYANTI, Y. Pola Konsumsi Makanan Penduduk Semarang, Jepara dan Patio Proc. KRL. PSPKR - BATAN, Jakarta 21-22 September 1995. EMLINARTI, SUTARMAN, CHAERUDIN, A. dan INDIY ATI, T. Konsentrasi Sr-90 di Dalam Sayuran di Beberapa Daerah di Jawa Tengah. Pros. KRL. PSPKR - BATAN, Jakarta 23 - 24 Agustus 1994. EMLINARTI, YURFIDA. NIRWANI, L. dan BUCHORI. Penentuan Konsentrasi Cs-137 dalam sayuran di beberapa daerah di Jawa Tengah. Pro. KRL. PSPKRBAT AN. Jakarta, 21- 22 September 1995. DISKUSI
DAFT AR rUST AKA
Warmo S- BTKL: I.
ABUNAIN, D., dkk. Pedoman Ringkas Cara Pengukuran Antropol11etri dan Pcncntuan Keadaan Gizi. Puslitbang GiziBalitbang Kesehatan-DEPKES RI, Bogor.
Penyaji menyatakan pola konsumsi makanan mengenai karbohidrat, protein, lemak dll, bagaimana pengaruh nilai kalori dari makanan terscbllt untuk studi antropomctrik manusia ?
Il)XO
PSPK R.-BA T AN
247
Prosiding Presentasi I1miah Kesdamatan ISSN : 0854 - 4085
Radiasi dan Lingkungan. 20 - 21 Agllstus 1996
Siti Nurhayati : Kalori dihitung dari sumber karbohidrat dan proteinnya dan untuk pengukuran ini kami bekerjasama dengan Lemlit Undip dalam menghitung sumber karbohidrat dan protein menjadi kandungan kalorinya. Pengaruh terhadap ukuran antropometrik adalah untuk masukan kalori yang baik maka ukuran antropometriknya juga tinggi / besar.
hamburger/pizza dapat dikonversikan dan kandungan daging dan sayurannya (gram). 2. Dari data konsumsi makanan ini, dapat diperkirakan laju intake radionuklida ke dalam tubuh (dosis radaisi dalam tubuh) yakni dengan mengetahui kandungan radionuklida dalam bahan makanan dan
June Mellawati - PAIR :
M Fathony - PSPKR : I. Menurut anda laki-Iaki lebih banyak konsumsi protein hewaninya sementara perempuan lebih banyak mengkonsumsi nabati. Mengapa? 2. Bagaimanan jika dibandingkan dengan datadata dan negara lain 7. Apakah bisa dijelaskan secara ilmiah (fisis) 7.
Kerentanan penduduk tcrhadap cfek radiasi mengakibatkan gangguan kesehatan, apakah diukur bcrdasarkan USIa, jel1ls makanan. tingkat ekonomi, radiasi alam di sekitar tempat tinggalnya, dan faktor apa saja yang mempengaruhi kercntanan tcrscbut 7. Siti Nurhayati : Data dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin dan jenis makanan, sedangkan tingkat ekonomi dan tingkat radiasi alam tidak dilakukan. Kerentanan pcnduduk terhadap radiasi tergantung pada daya tahan tubuh. pola hidup, pola makan dan umur responden. Erham - PSPKR . Mengapa pengukuran pola konsumsi makanan penduduk di Pulau Jawa di tiap daerah dibagi menjadi sub urban, pertanian dan nelayan ').
juga dapat diperkirakan apakah masih di bawah ambang batas yang diperbolehkan.
Siti Nurhayati : I. Data yang dipcroleh dan responden (questioner) memang demikian. Hal ini mungkin disebabkan budaya Jawa (terumata Jawa Tengah) dimana perempuan biasanya mengutamakan konsumsi untuk suaminya yang pencari nafkah (istilah Jawanya "nrimo ing pandum"). 2. Belum bisa dibandingkan sebab data dari negara lain belum lengkap. Eri Hiswara - PSPKR :
Siti Nurhayati : Sebab penduduk di masing-masing daerah tersebut pola hidupnya berbcda baik pola makanan, aktivitas hidup maupun kebiasaan lain sehari-hari sehingga dapat diperolch data yang cukup bcrvariasi dan responden sampcl diharapkan dapat mewakili semua lapisan masyarakat di tcmpat tinggalnya. Mulyono Hasyim - PSPKR: I. Apakah pola konsumsi/jenis makanan yang dimakan olch masyarakat Jawa sekarang yang saudara teliti belum dipengaruhi oleh makanan asing (hamburger, pizza, dll) ? 2. Apakah tujuan akhir dari penelitian ini yang ada korelasinya dengan efek radiasi ? Siti Nurhayati : I. Sebagian sudah, terutama di lokasi sub urban. sedang di lokasi lain S:lma sekali bclul11 d:1Il kandungan kal()ri dalam
PSPKR-i3AT
AN
I. Apakah ada data terinci tentang konsumsi mas ing-mas ing jenis bahan makanan 7. 2. Kenapa data hanya menyebutkan swnber karbohidrat, protein hewani dan protein nabati ? Untuk keperluan perkiraan dosis yang diterima penduduk, data seperti ini tidak dapat digunakan karena yang diperlukan adalah data konsumsi tiap jenis bahan makanan seperti daging sapi, daging ayam, telur ayam, dsb. Siti Nurhayati : I. Ada data lengkapnya untuk masing-masing responden serta nilai mg/gramnya. 2. Pengelompokan sumber-sumber bahan makanan ini merupakan kumpulan data yang tercantum pada questioner misalnya untuk daging sapi, ayam, telur ikan (air laut dan tawar) dan disini dijadikan satu sebagai sumber protein hewani. Demikian juga sUl11bcr-sumber yang lain.
248