POLA KETERKAITAN ANTAR WILAYAH DALAM PEMENUHAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Studi Magister T eknik Pembangunan Wilayah dan Kota
Oleh:
SITI KHAJATIYAH L4D007016
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008
UNIVERSITAS DIP.ONEGORO .
POLA KETERKAITAN ANTAR WILAYAH DALAM PEMENUHAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT 01 PROVINS! DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Tesrs dlajtJ
Oleh: SITI
KHAJAllYAH l40007016
Diajtlkan pada Sldang Ujlan Tesis Tan99al 22 Desember 2008 Oinyatakan Lutus
Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Magister Tekrnk Semarang,
Pembimbi
end
Oesember 2008
pmg
S11msul lb'rif, SP. IWT
PM. Broto Sunaryo, SE, MSP
Ketua Program Skldi
Magister Teknik Pemb~unan Wile1yah dan Kola Program Pascasaqana Univereitas Dipo11e9oro
/V£&~2~-
t
Dr. Ir. Joesron Alie Syahbana, MSc
11
UNIVERSITAS DIPONEGORO .
PERNVATAAN
Dengan ini sayn menyatakan hahwa dalam Tcsis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kcsarjanaan di suatu perguruan tinggi. Sepaniang sepengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan olch orang lain, kecuali secara tertulis diakui dalam naskah ini dan discbcikan dalam Daftar Pustaka.
Semarang, Desember 2008
S!Il
KH"JA TIV AH L4D007016
iii
41
.
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MOTTO : Kesabaran
merupakan kunci dalam menghada.pi semua pennasalahan, karena Alloh bersama orang orang yang sabar .
..
·ii,
... Ungkapan persembahan atas pengnrbanan, kesabaran -~ · · ·.. dorongan semangat kcpada yang terkasih dan terhormat : ayah dari anak-anakku, Ad11m Wisnu WardJuma, SS11; Anakku yang sholeh sholehah Salmaa Farah S1ilsa1Jiila - Mochammad Nau/al Chatllar Majii.d; doa restu ibunda Hj. Sarminah (wafot 21 Agt. 2(J(ll)-oopak H. Surip (aim); ibu Sri Endangningsih - bapak Drs, H. Yahya Widagdo Kakak-kakak dan adtk-adikku
s
IV
UNIVERSITAS DIPONEGORO .
ABSI'RAK
Letar bdakang penelitian adanY" k~bawu
benib padi bers.,rtifik•t di Provinsi Vacrab lstimewa Yogyakarta belum mencukupi kebutuhan. ketidakmerataan produksi, faktor kesesuaian beni.h secara agroklimat (sessai iklim setempar), wacana Jogja Seed Centre. agar kekuatan ekonomi lokal betkemba!lg dal1 kcmandinan produksi benih suatu wilayah cercapai. Pemenuhan benih selama ini, melalui inli!Talcsi utar wilayah dan timbul keierkaitan wilayah, sehingga perlu penelitian ''Bagai.maJUI produksi rum disrribusi/pola aliran benih padi he=rtifikat dan bagsimana pola lretcrkaital.1 antar wolayeh dalam pemenuhaa benih padi bcrsertifikat di Provins! Dllilnlh Istimcwa Yogyakarta?", Tujuan pencllttan mengetahui bss-imana pols k.e!erlcxit~n ~ntar wilayah dawn pcmenuho.n benih padi bcrsertifikat di Provinsi Oacrah lstimewtt Yogyakarta, Metodologi penelltian positivistik dengan pcndekatan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Ruang lingkup substansi mcmbataai pad" benih podi sowall karcna padi mCTUpakan makanan pokok bangsa lodonesia yang rncmiliki nilai seositivitns palitik besar bl!Ai keamaaan h•ngsa. spc~ilik padi sawah yang dapac bctproduksi tiga kali setahun (subround I, Il, Ill). Wilay•h kajillll penelltian terbagi dua yaitu wllayab makro Provins! Daerah Istimewa Yogyakarta dan wilayah mil:m di kwrm~tan y~ng melllililci lahan padi sawah tcrdapat di 12 keearnatan di Kabupaten Kulonprogo,17 keeamaten di 'Kabupi11e11 Sleman, 17 Kecamstan di Kebupaten Bantu! dan hany& 9 kecllnlatlJl di K.abupatcn Gunungkidul. Unit anal/sis kecamatan dengcn onaluis bpas;w dan spasiaJ r.erhadap senea produk.si d81\ pemasaran benih, analisis aliran benib, kecllkupan benifl. tingkat jangkauan layanan produksi antar wilayah kajian dan analisis pola lceteri:aitan wilayah Hasil penelltlan adalab daeran produksi benih dcngan tingkal kemumian dari yang paling tinggi yaitu BS (8'1'1111tl11r Se~d) harus disuplai dari luar provinsi. Turunsn saru keles di bawahnya yaitu kelas benih FS (Fowidation Seed) di Kecamatan Nanggulan di Kahupaten Kulonpmgo dan Kecamatan Pandalc, Jetis, Scdayu di Kabupaten Banru]. Produksi l
Kata kU11Ci : keterkaitrui wilayah, aliran 1-ih
podi ber.iettifikal, areal potcnsi pert>cnihan
ABSTRACT
Budgrowui of the study ts Jhe Iicenced paddy seed not su/ftcfonJ m The Yogyukwta Province, produdio11 miserabl«, rnitabiliry factors in awo-cllmate (according lo /he Tokal climate). Jogja seed cemre affairs. to develop local-econamu« power and independent of seed production area. The demand af seed needs imeracti<Jn and 11 makes interregional linkage, therej0re it requires a research of "How is the production and.II""' distributionfpattem and how is the it1lerregumal linkage panem to meet a demand of licencecl paddy seed In The Yogyakarta Province Area?". Purpose of the research is to blow how th~ interregi0>1al linkage pattern to meet a demand ofl1ce11c~d p:uldy seed in The 1'0fl.Jl(llc.arfa Province Are.u. R.1m:ur::h methodology is po.
vi
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KATA PENGANTAR
Hanya berkat rahmar, kemudahan dan pcnolongan dari Allah SWT maka ini llkhimyil llaput ierselesaikan s1:bug11i salttlt S
dan Kora, Program Pascasarjsna lJniversilaS Diponcgoro Semarang. Kelancaraa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan baotuan dari bcrbaglti pihak. Wllllk Im psda kesempatan foi J)CJlulis menyampaikan terima kasih k.epada : I. K.epa.111 .l'usbindiklatren BA.l'PJ::NAS beserta seluruh staf yang telah mcmberikan kescmpatan untuk tugas belajer melalui program beasiswa
Rappenas l 'l Bulan.
2. Bapak Guberner Kcpala Daerah Isnmewa Yogyakana beserta stef yang telah
memberikan ijin t1J8as belajar di Ml'PWK Universitas Diponegoro Semarang, 3. Bapak Kepala Dinas Pcrtanian Provinsi Daerah Istimewa Yo11yakarla dan Kepala llPTD BPSBTPHDlY beserta staf yang telah memberikan ijin tugas belajar di MTPWK Universitas Diponegoro Semarang. 4. Bapek Dr. Ir. Joesron Alie Syahbana, MSc selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoru beserta seluruh staf pengsjar, karyawan sekretariat dan perpustakaan Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kola, Univershas Diponegoro Semarang yang telah membanru kelancaran studi hingga selesainya tcsis ini. 5. Bapak PM. Broto Sunaryo, SE, MSJ:>, selaku Mentor yang telah memhimbing dan mengarahkan penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan. 6. Bepak Samsul Ma'n1: SI', MT selaku Co-Mentor yang telah membimbing clan
mcngarahkan penulis secara mendalam sehiagga tesis ini dapat diselesaikan lebih lancar, 7. lbu Ura. Bitta Pigawati, MT selaku pembahas dan penguji satu yang telah membcrikan masukan scbagai input bagi keaempumean tesis ini. lt Bapak Prof Or. Soemarsoao, MS selaku penguji dua yang telah memberikan masukan sebag21i input !Yagi kcsernpurnaan tesis ini.
9. K.eluarga penulis
yang selalu mendukung,
memberi
semangat
dan doa
teruntuk ibuku (wafac 21 Agustus 2008). juga ayahku (Alm). suamiku. anakanakku Sabna dan Naufal, kakak-lc.uak dan adik-adikku scrta bapak-ibu Puroalingga sekeluarga.
vii
JO. Ternan-teman Bappenas di .MTPWK lJndip serta semua piha.k yang telah memberikan bantuan dan semangat selama mengikuti pendidikan Paseasarjana,
Penuiis menyadari bahwa tesis ini mas.iii jaub dari sempurna, namun mudah-mudahan tesis ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya perencanaan wilayah dan kota scrta demikian
bermanfaat pule l:>agi sernua pcmbsca,
Wassalamu'nlaikurn,
Semarang.Dcscmber2008
SIT! KHAJATIYAH
viii
4 ~
UNIVERSITAS DIPONEGORO .
DAITAR ISi
HALAMAN JI.DUL LEMBARPENGESAHAN
It
I .Fll:!BAR PERNY ATAAN. LEfvffiAR PERSElVIBAHAN
Ill
iv
ABSTRAK ... ABSTRACT. KATA PE'NGA\.fTAR
v VI
vii
DAFTARCSI DAFTAR. IJ\BEL
IX )(11
DAFTARGAMBAR
XJV
DAFT AR LAMPIRAN
XVI
PENDAHULUAN .... 1 I Latar Belakang
I
5 7
1 2 Perumusan Masalah l 3 Tujuan dan Sasaran Penelitian l.3 1. Tujuan Peoelitian .... . .. 1.3 2 Sasaran Penelitian . 1 4 Ruang Lingkup Srudi .. I 4 l. Ruang Lingkup Substansi 11.2. Ruang Lingkup Spasial .. -· I S. Sistematika Penulisan . .. . .. I 6 Kerangka Alur Pikir Penulisan .. 1. 7 Pendekatan dan Metode Pelaksaan Peoclitian
7 7
8 8 8 9
12 13
1.7 1 Pendekatan dan Metode Pelaksaan Penelitian I 7 2. Pendekatan dan Metode Pelaksaan Penelnian . I 7.3. Kerangka Analisis . .. . .. . ... ..
1 . 7 4. Kebutuhan Data
. . . .. ..
..
.
1.7 S. Teknik Pengumpulan l>ata... .. . . l 7 6 Tahapan Studi... . . . .. .. . . . . .. . . I 7 7 Teknlk Pengarubilan Sampel.. .. .. .. 1.7.8 Teknik Analisa Data ....... . .. .. .... . I 7 8 1 . Analisa Kuantitatif . .. .. .. _ 1.7 8 2. Analisa Kualitatif . ... ... .. . .. .... I. 8. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data .. ..
15 15
IS 17 20 21
21
22 23 23
24 26
BAB 11 POLA KETERKAJTAN ANT AR WILAYAHDALAM PEMENUHAN BENIH PADI B.ERSERTIFlf(AT
2. l. Pemhangunan Wilayah
.
2 2. Keterkai tan aatar Wil ayah .... .. . .. . .. . . 2.2 1. Faktor Penyebab Kctcrlcaitan dan laietaksi
27 28 JO
2 2 2 Klesifikasi Interaksi antar Wilayah 2 2 3 Manfaar Interaksi antar Wilayah 2 2 4 Besarnya lntetaksi Bisnis antar Dacrah 2 J TinJauan ten tang Benih Padi Bersertifikar 2 J l Sertifikasi Henih 2 3 .2 Stancar Kelulusan Benih Padi Bersenifikat 2. J J Keunrungan Penggunaan Benih Padt Bersenifikat 2 4 Sentra l'10duksi Bcmh Pach Bersertifikar (demand) 2 4 I Lokasi dan Kondisi Optimum untuk Tanaman I'adi 2 4 2. Alur Perba11yakan Benib . 2 4 3. Pol a Kerjasama . 2 4 4 Arus I ,imasBenfa . 2 4.5 Perkiraan Ju1111ah Pcngguollall Bcnih
31 33 J-1
35 36 38
40
41
41
44 45
46
47 48 49
2 5. Sentra Permimaan Benih Padi Bersertifikar (supply) 2 5 1 St stem Pemasaran Bemh ..
2 5 2. Persepsi Pctani Pengguna Benih
50 51 S4
2 5.3. Jlarga Pasar .
2 6. Tipe Perusahaan Benih Padi Bersertifikar 2 7 Peran Pemerintah . ..
2.8 Huoungan Literarur dengan Yariabel Kajian BAB Ill KAJIAN UMUM \VILA YAH PENELITIAN 3 l Kabupetcn Kulonprogo J. 2. Kabupaten Siem an.. . .. .. . .. J. 3. Kabupaten Bantu! . . .. . . . ... J .2 Kabupaten Gnnungkidul ....
..
55
57
60 62 63 64
65
BAil IV ANAI.TSIS T
·1 I. l 3 Analisis Kecukupan .Benin di Kabupaten Kulonprogo ... .. .. .. . . .. 4 I I 4 Analisis Aliran Benih di Kabupaten Kulonprogo .. . ... .. .
4 I l .5 Kapasitas Produksi Benih di Kabupaten Kulonprogo .. .. .. . . . ... ...
4 I 2. Kabupaten Sleman. . ,,
4 l .2 1 Kapasitas Produksi Ben11\ di K.abopaten
Sleman . . . .. . 4.1 2.2. Pemasaran dan Areal Tanam Benih di Kabupaten Sleman . 4 l 2.3 Analisis Kecukupan Beoih di Kabupaten Sleman . . . .. .. .. ... .. . . .. .
x
71 7l
72 72 82
85 95 I DO
I DI !DI
l lO 11 Z
4 l 2 4 Analisis Ahran Reoih di Kabnpaten Sleman 4 1 .l Kabupaten Bamul
4 l 3 l Kapasitas Produl;si Bemh d1 Kabupaten Bantu! 4.1 3 2 Pemasaran dan Area; Tanam Bemh di Ka bu paten Oantul
120 125
125 13 3
4 I 3 :; Analisis Keculcupac .Benih di Kabupaten Oantul
137 145 1 SO
4 l.3 4 Anah~is Aliran Benih di Kabuparen Bantu] 4 l 4. l
4 l 4 1 K.apasitas Produksi Benih di Kabupatcn Gunungkidul . 4 I 4 2 Pemasaran dan Areal Tanam Bcnih di Kabupaten Gunungkidul 4. I 4 3 Analisis K ecukupan Benih di Kabuparcn
Gummgkidul
!50 153
4. l 4 4 Analisis Aliran Bcaih dr Kabupateu Gunuugkidul 4 2 Analisis Jangkanan Wilayah Dalam Pelayanan Benih Padi Berserti fikat
. ..
4 3 Analisis Daerah Porcnsi umuk Areal Tanam Benih Baru . 4.4 Analisis Keterkaitan antar Wilayah Kajian dalam
156 l!>l J 64 J 6·1
Pemenuhan B~nih Padi Bersertifikat di Provinsr Daerah
Istimewa Yogyakarta .
. . . .. . .. . .. .
.. . . . 169
BAB V PENUTUP 5.1
Kesirnpulan ..
171
S 2 Saran dan Rekomendasi
174
DAFT AR PUSTAKA LAMlllRAN
XI
UNIVERSITAS DIPONEGORO .
DAITARTABEL
Tabel T.1 Tabet l.2 Tnbel !.'.) Tabel l.4
Tabel 1.5 Tabel II.I Tal>el Il.2 Tabcl II.3 Tabel U.4 Tabet 11.5 Tabd ll.6 Tabel 111. l Tabel IV.I
Tabel IV.2 Tabet IV.3 label lV.4 Tabel IV.5
Tabel IV.6 Tabel IV.7 Tabel IV.8 Tabel IV.9
: Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Padi Berscrtifikat di Prnviusi Dacrah Istimcwa Y ogyakana Tabun 2006 : Perbedaan Paradigms ..
6 l6
: Keburuhan Data........................................ : Jwn!ah Sampei Rumah Tangga PadiJPalawija : Data Matrix Skor Liken -.............................................. : Standar Lulus Hji Lapangan pada Seetifikasi Benih Padi
: Stander Lulus
U.ii Laboratorium
20 23
25
38
Sertifi.kasi Benih Padi ..
. 40
: Sifat Tanah untuk Tanaman Padi Sawah...............
: Wewenang dan Lokasi Produksi Benih Padi Bersertifikat .. ..
43
..
: Kebutuhan Benih Berdasarkan Kelas Benih yang Diproduksi : Pustaka dan Variabel Penelitian......... . . . : Pekerjaan Menurut Lapangan Usahadi Provinsi DlY : Produksi Benih Padi Bersertifikat, Sub Round I di Kebupatcn Kulonprogo Tahun 2003 s.d. 2007 : Produksi Benih Padi .l:lerserti fikat, Sub Round Il di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2003 s.d. 2007 : Produksi Benih Padi Bersertifikat. Suh Round ll[ di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2003 s.d, 2007 -.......................................... ....
: Areal Tanam Non Benih pada Sub Round I, H dao 111 di Kabupaten Kulonprogo T abun 2003 s.d. 2007
45
47 57 60 73
75 77 84
: Pemenuhan Beoih Sumber dalam ProduksiBenih Padi Berseztiflkar di Kabupaten Kul~o Tahun 2003 s.d. 2007 ....... 86 : Pengguaaan Benih Padi Bersertifikat oleh Petani di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2003 s.d, 2007 _............................................. 90 : Ketidaklulusan Uji Sertifikasi Benia di KabupatenKulonprogo Tahun 20-03 s.d. 2007 ···-·-.................................... 92 : Kehilangaa Benih karena lidnkLulus Uji di di Kabupaten
KulonprogoTahun2003 s.d. 2007: J umlah Benih Kelas ES jike Kelulusan 100% di Kabupaten Kulonprogo Tahuo 2003 s.d. 2007
93 94
Tabel IV.10 : Pemenuhan Kcbutuhan Benib untuk Lehan Non Benih di Kabupaten KulonprogoT ahll!I 2003 s.d, 2007 ... .. . ... . .. ... . . . .. . . . . .. . . .... 94 Tabel JY.J l : Produksi Benih Padi Bersertifikat, Sub RoUJ)d I cli Kabuparen Steman Tahun 2003 s.d. 2007 101 Tabet IV.12 : Produksi Benih Padi Bersertifikat, Sub Round Tl di Kabupaten Steman Tabun 2003 s.d. 2007
_
: Produksi Benih Padi Bersertifikat, Sub Round ID di Kabupaten Sleman Tahun 2003 s.d. 2007 Tabel IV.14 : Areal Tanain Non Benih pada Sub Rotmd I, 11
XU
J 03
1 OS ! 11
Tabel l V. I 5 : Pcmenuhan Bcnih Sumber dalam Produksi llenih Padi Bersertiflkat di Kabupatcn Slcman Tahun 2003 s.d, 2007
112
Tabel l V .16 : Penggunaan Benih Padi Bersertifikat oleh Petani di Kabuperen Sleman Tahun 2003 s.d. 2007 ·-····-····-·-·-··································· 116 Tabel IV.17 : Ketidaklulusan l:j i Senitikasi Benih di Kabupaten Sleman Tahun 2003 s.d. 2007 __ _ Tabel JV .18 : Kehilangan Benih karena Tidak Lulus Uji di di Kabupaten Sleman Tahun 2003 s.d, 2007Tabel IV.19 : Jumlah Benih Kolas ES jilcaKclulusan 100% di Kabupaten Sleman Tahun 2003 s.d. 2007 .. _
117
Kabupaten Sleman Tahun 200) s.d, 2007 Tabel JV .21 : Produksi Benih Padi Bersertifikai, Sub Round l di Kabupaten
119
label rv.20
: Pemeauhan Kebutuhan Benih Wll1lk Lahan !\on Bcnih di Bantu! T ahun 2003 s.d. 2007
Tabet IV .22 ; Areal Fanam Non Benih pada Sub R(}UI!d I, ll dan Ill di Kabupaten Bantu! Tehun 2003 s.d, 2007 label IV .23 : Areal T anam Non Benih peda Sub Round I. II dan 111 di Kabupaten Bantu! Tahun 2003 s.d, 2007 label IV .24 : Areal Tanam Non Benih peda Sub Round 1, II dan JU di Kabupaten Banrul Tahnn 2003 s.d, 2007 Tabet lV.25 : Pemenuhan Benih Sember dalam Produksi Benih Padi Bersertiflkat di Kabupaten Bantu! Tahun 2003 s.d, 2007 Tabel IV.26 : Penggunaan Benih Padi Bersertifikat oleh Petani di Kabupaten Bantu! T ahun 2003 s.d, 2007 ····~Tabel lV.27 : Ketidaklulusan Uji Seni:fikasi Benih di Kabupaten Bantu! Tahun 200'.l s.d. 2007 - Tabet IV.28 ; Kehilangan Bcnih karena Tidak Lalus Uji di di Kabupaten Bantu! T ahun 2003 s.d, 2007.·-····-····-·--··-·························· .. ·······•· Tabel IV.29 : Jumlah Benih Kelas ES jika Kelulusan !00% di Kabuparen
J
l8
11&
125
136 137
138 139 141 142
143
Bantul Tahun 2003 s.d, 20
di Kabupaten Bantu! Tahun 2003 s.d, 2007 Tabel IV .31 : Produk:si Benih P adi Bersertifikat, Sub Round l di Kabupaten Ounungkidul Tahun 2003 s.d. 2007
144 150
: Pemenuhan Benih Sumberdalam Produlcsi Benih Padi Bersertitikat di Kabupaten GUllllJlgkidul Tahun 2003 s.d, 2007 ..... I 53 Tabel IV.33 ; Areal Tanam Non Bemn pada Svb Round I, II clan /11 di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2003 s.d, 2007 I 55 Tabel IV.34 : Pcmerwhan Benih Sumbcr dalatn Produksi Benih Padi Bersertifikat di Kabupaten Gunung!Odul T ahun 2003 s.d, 2007 .... 156 Tabel IV.35 : Penggunaan Benih Padi Bersertifikat oleh Petani di Kabupaten Tabet IV.32
Gwnmglddul T ahun 2003 s.d. 2007 ···-········································· .. I 58
Tabet IV.36 : Ketidaklulusan Uji Scrtifikasi Beaih di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2003 s.d, 2()()7 ··········-·-········--···-··························
Tabel IV .3 7 : Kehilangan Benih karena Tidak Lulas Uji di di Kabupaten
159
Uunungkidul Tahun2003 s.d 2007·---·-·-············ 160 T abel l V .38 ; Persentase Pemenahan Kebutuban Benih untuk Laban Non Benih di Kabupaten Bantu! Tahun 2003 s.d. 2007
161
UNIVERSITAS DIPONEGORO.
DAl<"l'AK GA1'1.BAR
Gambar 1.1 Gambar 1.2
: P1:h1 Wilayah Studi ~am Makro, .. : Kerangk.a Pemikirun Studi Pola Keterkaitan antar Wilayah dalam
Pemenuhan Henih Padi Berseruflkat di Provinsi nserah Istimewa Yogyakarta
Ga.mbar 1.2
Gambar2.!
Gambar 2.2
: Kerangka Analisis................................
..
: Stakeholder dalam Sertifikllsi Benih................................................ : Alir Generasi Tunggal (Une Generation Ffow) Benin Padi
11 14
19 37
Bersertifikat... .. . .. . . .. .. . . .•. . .. . . . .. . .. . .. . . 44 Gambar2.3 : Lingkaran Pernasamn Benih Bersertifikat ........•. 49 Gambar 3.1 : Peto Wilayah Kajian Mikro Kabupaten Kulonprogo....................... G1 uambar3.2 : Peta Wilayah Kajian Mikro Kabuparen Sleman...... 68 Gambar 3.3 : Peta Wilayah Kajian Mikro Kabupaten Bantu!.............................. 69 Gambar 3.4 : Peta Wilayah Kajian Mikro K.abupaten Gunungkidul... 70 G1UDbar 4.1 : l)iagr&11 Bar.ang Pt711.11 Produsen dalam Prod11ksi Benih pada Sub Round I di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2003 s.d, 2007.............. 74 Gamb11.1· 4.2 : Diagram Batang Pecan Produsen dalam Produksl Benih pada Sub Round II di Kabupaten Kulonpeogo Tahun 2003 s.d. 2007............. 76 Giunbm4.J : Diagram Batang Peran Produsen dalam Produksi Benih pada Sub Round Ill di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2003 s.d, 2007............ 78 Gamhar4.4 : Peta Sebaran Produksi Benih pada Sub Round I di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2003 s.d. 2007................................................... 79 Gambar4.S : Peta Sebaran Produksi Benih pada Sub Round II di Kabupaten Kulonprogo Tabun 2003 s.d. 2007................................................... 80 Uambar4.6 : Peta Sebaran Produksi Benih pada Suh Round lll di Kabupaten K.ulonprogo Tahun 2003 s.d. 2<)07................. 81 Gambar4.7 : Skema Penggunaan Benih berdasarkan Kelas Benih . .. . . . . .. .. &3 Gambar4.8 : Pemenuhan Benih Kelas ES untuk Laban Non Benih di Kabupaten Kulonprogo. .. . . • .. .. .. . .. .. . . .. . .. .• .. .. .. . .. .. .. .. • . .. .. . • . . 95 Garobar4.9 . Peta Aliran Benih di Wilayah Kajian Mikro Kabupaten Kulonprogo psda Pola I .. .. .. 96 Gambar 4.10 : Peta Aliran Benih di Wilnyah Kajian Mikro Kabupaten 97 Kulonprogo pada Pola II . Gambar4.ll : Peta Aliran Benih di Wilayah Kajian Mikro Kabupaten 98 Kulonprogo pada Pola III . Gambar4.12 : Diagram Batang Peran Produsen dalam Produksi Benih pada Sub Round I di Kabupaten Sleman Tahun 2003 s.d. 2007 102 Gambar4.13 : Diagram Batang Pecan Produsen dalam Produksi Benih pada Suh Round II di KabupatenSleman Tabun 2003 s.d. 2007 104 Uambar 4.14 : Diagram Batang Peran Produsen dalam Produksi Benih pada Sub Round Ill di Kabupaten Sleman Tahun 2003 s.d, 2007 105 Garnbar 4. IS : Peta Sebaran Pmduhi Benih pada Sub Round I di Kabupaten Sleman Tahun 2003 s.d. 2007................................................... 107
xiv
: Peta Scbaran Produksi Bemh pada Sub Round U di Kabupaten Sleman Tahun 2003 s.d, '2007.-........................................... ... Gambar 4. t 7 : Peta Sebaran Produksi Beoihpada Sub Round Ill di Kabupaten Steman Tahun 2003 s.d. 2007 . Gambar 4. t 8 : Pemenuhan Benih Kelas F.S untuk Lilian Non Benih di Kabupatcn Steman . Gambar 4. t 9 : Peta Aliran Benih di Witayah Kajian Mikro Kabupaten Sleman pada Pola I .. Gambar 4.20 : Peta Aliran Benih di Wtlayah Kajian Mikro Kabupatcn Slcman pada Pola Il Ga.rnbar 4 .21 : Peta Aliran Bcnih Ji Wilayah Kajian Mikro Kabupaten Sleman pada Pola HI Gambar 4.22 : Diagram Batang Peran Produ.sen dalarn Produksi Benih pada Sub Round 1 di Kabupaten Dantul Tahun 2003 s.d. 2007 Gambar 4.2J : Peta Sebaran Produksi Benih pada Sub Rouod I di Kabupaten Gambar 4.16
Bantul T ahun 2003 s.d. 2007
Gamber 4.24 Gambar 4.25 Gambar 4.26 Gambar 4.27 Gambar 4.28
Gambar 4.29
120
122 123 124 129 130
: Peta Sebaran Pnxluksi Benih peda Sub Round JI di Kabupaten Banlul Tahun 2003 s.d. 2001 131 : Peta Sebaran Produksi Benih pada Sub Round Ill di Kabupaten Banrul Tah1n12003 s.d, 20()7. 132 : Pemenuhan Benih Kelas ES mlllk Laban Non Bcnih di Ksbupsten Bantul .. . .. . . .. . . . . . . .. . . . . . . . . .. . .. . . .. . . .. . . .. .. . .. . . .. .. . . . .. 145 : Peta Aliran Beaih di Wilayah Kajian pada Pola I : t'eta Aliran Benih di Wilayah Kajian pada Pola 11 __ : Peta Alican Benih di Wilayah Kajian
Mi.kro Kabupaten Bantul _ -
Mikro Kabupaten Bantu! _ Milio Kabupatcn Bantu!
147 .
pada Pola II I _ nambar 4.30 : Peta Sebaran Produksi Renih pada Sub Round I di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2003 s.d, 2007.. Gambar 4 .31 : Peta Sebaran Produksi Benih peda Sub Round lI di Kabupaten Gllllllllgkidul Tahun 2003 s.d. 2007 . Garnbar 4.32 : Peta Aliran Benih di Wilayah Kajian Mikro Kabupaten Gunungkidul pada Pola II .. _ Gambar 4.33 : Peta Aliran Benih di Wtlayab Kajian Mikco Kabupaten Gunungkjdul pads Pola ill .... _................ .... .. .... ... .. ............... .... ... .. Gambar 4.34
IO& 109
: Jangkauan Layanan Produksi Benih Kelas Benih FS di Provinsi Daerah Isthnewa Yogyakarta
Gambar 4.35
: Jangkauan Layanan Produksi Benih Kelas Benih SS di Provinsi
Gambar 4.36
: Hirurki Potc:nsi Laban untuk Pembuban Alea! Tanam Denih
Gambar 4.37
: Keterkaitaa antar Wilayah dalam Pemenuhan Kebutuhan Benih Padi Bersertifikat di Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta.........
148
149 151 152 162 163
l65
Daerah Istimewa Yogj'llkarta
167
yang Barn di Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta
170
)(V
l 73
UNIVERSITAS DIPONEGORO
DAITAR L.\MPIR'\N
LAl\.1PTRAN A
T ABl::L A l TABEI. A 2 LAJ\1l'IRl\.N B LA..ll.fPIRA..\J C T ABEL C I
Data Produsen dan Jlenyalur Benih
! 83
Data Produscrvf'cnangkar Benin Tanarnan Pangan di Provins1DIY'rahun2008 Oata Penyalur Bemh Tanaman Pangan di Provmsi DIY Tahon 2008 Lembar Kuesioner Pcnggunaan Benih olch Petani Produk,;i Beruh Padi Bcrscrtifikat selama Tabun 2003
l 85
I l\6
s d 2008
Produksi Bcnih Padr Oersertifikat di Kabupaten Kulonprcgo
I i;9
TABEL C 2 Produksi Bcmh Padi Bersertifikat di Kabupaten Steman 191 TABEL CJ Pr::iduksi lknih Padi Bersertifikat di Kabupsten Bantul 193 T ABEl, C 4 . Produksi Bemh Padi Bersernfikat di Kabupaten Gunungkidul LAMPIRAN D . Pemenuhan Kebutuhan Benih Sumber untuk Produksi
195
B~nih dan Sebaran Areal Tanam Benih selarna Tabun 2003 s d 2008 T ABEL D l Pemenuilan Kebutuhan Benih Sumber dan Scbaran Areal Tanam Benih Padi di Kabupaten Kulonprogo TABEL D 2 Pemenuhan Kebutuhan Scnrh Sumber dao Sebaran Areal Tanam Benih Padi di Kabupaten Sleman T ABEL D.3 Pemenuhan Kebutuhan Oenih Samber clan Sebaran Areal Tanam Benih Padi di Kabupaten Banrul T ABEL D 4 . Pemenuhan Kebutuhan Benih Sumber dan Sebaran Areal Tanam Benih Padi di Kabupaten Gunungkidul LAMPIRAN F. Keudakluhisan Uj1 Senifikasi Benih selama Tahun 2003
s d. 2007
196 198 200 202 203
T AnEL E 1 : Kctidaklulusan \Jji Senifikasi Benih di Kabupaten Kulonprogo selama Tahun 2003 s d '11)()7 .
TABEL E.2 . Keridaklufusan Uji Serufikasi Benih di Steman selarna Tahun 2003 s d 2007. T ABF.I. E 3 Ketidaklulusao Uji Senifikasi Benih di Dantul selama Tahun 2003 s d. 2007 . TABEL E 4 Ketidaklulasan Uji Sertifikasi Benih di
.
Kabupaten .. .. . . Kabupaten
. 204
205 206
Kabupaten
Gunungkidul selama Tahun 2003 s d 2007
.
F · Rekapitulasi Basil Kuesioner Pendapat Pengguna Bemh Padi Berserufikat oleh Pelalli LAMPIRAN G Jangkauan Layanan Produksi Benih. LAMPIRAN H Jumlah Kekurangan Benih Per-Keeamatan di Wilayah Kajian selama Tahun 2003 s d 2007. T AnEL H 1 · Jumlah Kekurangan Benih Per-Kecamatan dr Wilavah Kajian di Kabupaten Kulonprogo., ...
207
LAMPIRAN
X~1
208 220 221
223
TA.BEL H 2 TABEI. H 3
Jumlah Kekurangan Henih Pcr-Kecamatar; di Wilayah Kajran di Kabuparen Sleman .lurnlah KckuranganBenih Per-Kecamaran di Wilayah
Kajran di Kabupaten Bantu!
l'ABEI. H 4 Jurnlah Kckurangan Rcnih Per-Kecamatan
Benih dengan Pengguna Beruh umuk Mengetahui Jangkauan Layanan Produksi Benih Kdas BS
Hasil Crosstsbb antara Keeamatan Scntra Produksi
225 227 231 '>"J .L.l _
234
Benih dengan Pengguna Benih untuk Mengetahui
IABELJ 3
Jangkauan Layanan Produksi Benih Kelas FS Hasil Crosstabb antar~ Kecamatan Serura Produksi
238
Bern h dengan Penggnne Benih unruk Mengetahui
TABEL.14
Jangkauan !.ayanan Produksi Beruh Kelas SS
Ilasil Crossisbb anrara Kecamaran Semra Produksi
242
llPnih dengan Pengguna Benih untuk Mcngetahoi
TAREI, J.S
Jangkauan Layanan PrOOuksi Bemh Kelas ES
Frckuensi Penggunaan Benih oleh Petani
xvii
. 246 247
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAll l PENDAH1JLllAN
LI. Latar Belakang Globalisasi menghadirkan
telah
hanyak
sernakin bervariasi
mcnciptakan
per~~ingan
pesaing pasar, akrbatnya
pasar
pihban-pilihan
yang
ketat
dan
pasar mcnjadi
Kondisi ini hanya membcri keennmgan kcpada industri yang
tctah mapan tetapi mengancam industri kecil Hal ini harus ditanggapi secara aktif dacrah dcngan menganahsis dan 111C11gnkomod1r keunikar;
oleh masing-masing
dan keunggulan daerah 3£M dapat bersiaergi dengsn sumberdaya pembangunan lainnye untuk rncmugkatken daya ~aing dacrah
Sejalan dengan otonorm daerah, maka daerah lebih berpclusng 11nt11k rnenggal: potensi dacrahnya
Mclalui pembangunan wilayah diharapkan muncul
yang dapat menguhah kr.J1daan menjadi lebih baik karena
kegiatan-kegiatan
keunggulan suafu daerah tidak hanya terletak pada keunggulan secara komparanf S3Ja mclainkan lain
lebih kepada kcmampuan dacrah untuk bcrsaing dcngan daerah
Ikeunggulan
kornpctinfadalan
kornpcritit)
Menurut
,\I Kadri ct al
(l 999j. keunggulan
upaya dun inovasi yang berkesinambungan untuk menjadi lebih
maju . untuk bersamu~
Menu rut Riyadi dan Bratakusurnah dapat
sesuai
mengakumcdasi
kondisi
setempat
apabiJa
(2003 ). pelaksanaan pembangunan
perencanaan pembani,vnan
relah
kcadaan struktur ruang wtlayah agar terangkum aktivitas di
daerah tersebut dan mernbentuk keterkaitan struktur mang fisik dcngan struktur
2
ruang secara ekonomi yang ditunjang dengan r.ilai interaksi wilayah Ada dua jenis pendekatan dalam perencanaan
wilayah (Friedmann dan Weaver dalam
Jayadinata dan Pramandika, 2003) yaitu (l) pcndckatan teritorial (wilayah formal), yaitu pendekatan deogan cara mobilisasi terpadu dari scmua sumberdaya manusia
dan alam dsri suatu wilayah, yang dicirikan olch perkembangan sejarithnya arau peningkatan fungsional,
perkembangan yaitu
dengan
perencanaan
melayani
dengan
masyarakat;
mernpertimbangkan
(2) perencanaan lokasi
berbagai
kegiatan ekonorni dan pengaturan rua.ng Salah satu pcrmasalahan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atau Provinsi
DIY
yang
wilayahnya
terdiri
dari
Kabupaten
Sleman,
Bantul,
Kulonprogo, Gunungkidul dan Kota Yogya adalah rnasalah meningkatnya laju alih fungsi lahan da1 i sawah menjadi bukan sawah. Selama tahun 2002 s d 2006 telah terjadi alih fungsi lahan dari sawah menjadi permukiman seluas 2 457,87 ha.
Perubanan tata gnna lahan yang cukup besar berada di Kabupaten Steman, Bantul, C'.nmungkidul, kemudian wilayah Kulon Progo (BappedaProvinsi OIY-2007). Ui sisi lain. jumlah penduduk Provinsi DIY mengalarni peningkatan yang cepat dari tahun ketahun Berdasarkan data Bappeda Provinsi DIY (2006' 22), peningkatan jumlah penduduk sebesar 1,89 persen dengan rata-rata kenaikan 2,25 persen per tahun selama tahun 2002 s d 2005. Robert Malthus ( dalam Adisasmita, 2005 24) menjelaskan bahwa peningkatan jumlah penduduk harus diikuti dengan
peningkatan ketersediaan pangan karena tingkat penumbuhan jumlah penduduk mengikuti derct ukur, sedangkan tiogkat pertumbuhan bahan pangan mengikuti dcret hitung.
Menunmnya ketersediaan lahan sebagai akibat laju alih fungsi lahan, dan meningkatnya
jumlah
penduduk
DJY dari lahun
ke tabun serta adanya
kemungkinan lain di luar perkiraan misslnya ketidakpastian musirn atau ledakan hama penyakit tanaman yan11 dapat menurunkan produktifitas basil pertanian rnerupakan tantangan dalarn usaba penyediaan pangan yang harus disiasati dengan
strategi-strareg: tertenru untuk mencapai ketahanan pangan yang srabi: Ketahanan
psngan
menurut
Arifio
(2001),
mencakup
kctersediaan
pangan dan aksessibilitas masyarakat terbadap pcmenuhan pangan, baik kualitas rnaupun
kuantitasnya
pembangunan
menurut
yang
dapat
dicapai melalui
pernbangunan
Arti
Todaro i2004) atlalah suatu proses perbaikan yang
berkesinarnbungan dari suatu masyarakat atau sistem scsial secara keseluruhan
menuju kchidupau yang lebih balk atau rnanusiawi, mencakup tiga konsep dasar scbagai inti pembangunan, yaitu · 1.
Keeukupan (sw~·ta11ce), yaitu peilingkatan ketersediaan dan perluasan distribusi
barang kebutuhan
pokok, sepeni pangan,
sandang, papan,
kesehatan dan perlindungan keamansn. 2
Nilai harga din (self-esteem), yaitu peningkatan standar hidup, meliputi pendapatan, lapangan kerja, perbaikan kualitas pcndidikan, pcningkatan nuai-nilal
kultural
dan kemanusiasn untuk memperbaiki kesejahreraan
materiil
Kebebasan (,freedom), yaitu pcrluasan pilihan ekonornis dan sosial bagi setiap individu/bangsa, terbcbas dari sikap menghamba dan keterganrungan
4
terhadap
oranginegara
lain,
dan terhadap kekuatan yang berpotensi
rncrendahkan nilai-nilai kemanusiaan Kebijakan
pernerintah
didukung oleh kekuatan
untuk
memenuhi
kebutuhan
pangan
harus
lckal yang bersinergi dengan program pernbangunan,
salah satunya melalui anjuran pemerintah agar petani menggunakan benih unggul bermutu
yang
perhenihan
berscrtifikat
serta
melalcukan
pengawasan
terhadap
usaha
Pengawasan terscout dilakukan terhadap produksi maupun distribusi
benih karena benih merupakan salah satu faktor penemu keberhasilan dalarn produktifttas hasil pertanian baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya Benih unggul artinya beuih tersebut mempunyai varietas yang telah dilepas
olch
Memcri
Pertanian
melalui
sidang petepasan
varietas,
untuk
mcminimalisir terjadinya hama penyalcit baru yang dapat rnenggagalkan usaha
pertanian. Bcnih bersertifikat (Kartasapoetra, 2003:124) merupakan benih yang proses produksinya mcnggunakan cara-cara dan persyaratan tertentu sesuai aturan :.ertifikasi benih yang ditetapkan
Departemen
Pertanian Republik Indonesia.
Sedangkan benih bermutu (Suropo, 2004) artinya memenuhi stander rnutu tertentu, meliputi
mutu genetik,
mutu iisologik dan rmnu fisik, Bcnih bermutu ini
ketersediaannya harus rnc-nennhi cnam syarat ketepatan scperti dijelaskan oleh Mughnisjah dan Set.iawan (1995:25) yaitu tepat jurnlah, waktu, muru, varietas,
tempat/lokasi dan harga yang wajar. Penggunaan benih
yang tidak bennutu akan merugikan banyak pihek,
antara Jain rugi waktu, rugi biaya investasi yang telah dikeluarkan serta dapat rnengganggu ketersediaan pangan di diierah dan nasional Kerugian juga dapat
teijadi apabila menggu~akan benih tidak sesuai dcngan kondisi setempat karcna
dapat mcnimbulkan munculnya hams dan penyakit baru sehingga akan me.i ugikan usaha pertanian Direktorat Perbenihan dari Departemen Pertanian Republik Indonesia
telah rnembuar program perbenihan yang terarah mulai cari tingkat pusat sampai ke tingkat dacrah, dengan rnempooimbang)can potensi dan surnber daya pcndukung Program terscbut melipuri optimalisasi pengembangan varietas baru,
produksi dan distribusi benih sumber dan scbar, pengawasan mutu dan sertifikasi benih, serta cptimalisasi kelembagaan pm
Mengembangkan, meningkatkan kcmampuan lembaga perbenihan dari bulu
sampai hilir (2)
Mengalihkan secara bertahap usaha pengadaan dan pengedaran benih
komersial dari lembaga pemerimah kepada swasta (:J)
Mcrsbimbing, membina dan mengawasi pengadaan benih berrnutu
( 4)
Mengusahakan agar pengadaan dan pengederaa benih bermutu dipenuhi oleh masing-masing daerah (pmvinsi).
1.2. Rumu~an Masalah Ditinjau dari jenis tanah, letak gccgrefis, iklim setcmpat, serta letak daerah yang strategis, inaka Provinsi Daerah 1 stimewa Yogyakarta berpotensi
6
sebagai sentra produlcsi padi, baik untuk benih maupun konsumsi tabel T I
tampak produksi benih
padi belum
tersebar
Berdasarkan
lll"rata
ke setiap
kabupaten/kota di wi layah Provinsi DTY serta total jumlah produksi benih D[Y belum dapat memenuhi kebutuhan wilayahnya Pemenuhan kebutuhan benih sclama ini melalui interaksi antar wilayah
produksi yang memberikan supla1 ke daerah non produksi yang mernbutuhkan. Dengan demikian timbul interaksi amar wilayah dalam pemenuhan benih padi bersertiflkat, baik interaksi antar wilayah di Provinsi DfY maupun interaksi
dengan wilayah di provinsi lain TA8EL I.I. KEBUTllHAN DAN KETERSt.:DIAAN BENlH PADI BERSERTIFll
I Luas l.ahao (h.a)
Kabup;;..
r. . !~::~
Keb~Cuhan (t~~) Tt.rstdi11 (too)
··-- . : . ,_ ~;-~-r·1· . . -·--'. !i;);~-- . -I~~;:;~. .
;:: ....i<~il>~.P.rOiio :: :-·· .. _qumi~~~-idul Kota Yozya Jumlah Benih
_.....
-.I~ _s6 • ... ·:::.-:-·......:...~?.1.,?.2.5. ..
.. .. n.:22~
O
····-·...
127 287
=-. · :::B.~Q,oO:~
.Y.48.1~5 ..__ .. 0
3 182,175
-~-~~o
5,00
2 193,75
j
.\u1nlx:r. Bala1 f>ef1~'a!(J11 dun:;i~rnji}"1u Hnfll,, 2006
Kondisi tersebut harus diarahkan menuju tercapainya kemandirian produksi benib karena bcberapa faktor antara lain faktor kesesuaian benih secara
agroklimet (sesuai dengan iklim setempat) yang harus dimiliki suatu benih, faktor kckuatan
ekooomi
lokal agar dapat berkembang,
rekomendasi dalarn pengembangan
serta untuk memberikan
perbenihan di masa datang terkait wacana
JogJa seed centre yang telah Jama berkemhang di Provinsi DIY, sebingga perlu
7
dilakukan penelitian tcntang "Bal(aimana po/a keterkanan amar wilayah dalam pemenuhan bemh padi bersertifikat di Provins! Daerah lstimewa Yogyakarta ", Pertanyaaa pcnclitian (research questions] sdalah : I.
Bagaimana produksi dan distribusi benih atau pola aliran arus benih padi bcrsertifikat
2. Bagaimann pola ketcrkaitan antar wilayah dalam pcmenuhan benih padi bersertifikat di Provinsi Daerah lstimewa Yogyakana?
1.3. Tuju.an d•n S11sanm Penelitiau
Tujwm dan sasaran penelitillJI, diterangkan dalam subbab berikut. 1.3.1
Tajuan Penelitiau Tujuan penelitiao adalah meugetahui bagaimena polo keterlcnitnn
anw
wiloyah dalam pemenuhan benih padi bersertifikat di Provinsi
Dacrah Istimewa Yogyakarta. 1.3. 2
S-.aran Peaelitiao Sasaran dalam penelitiaa ini adalah :
I. Mengideruifikasi sentra produksi bcnih di wilayah kajian 2. Mcngidcntifikasi sentra permintaan benih di wilayah kajian. 3. Menganalisis pola aliran arus benih di wilayah kajian 4. Menganalisis
tingkat
layanan
produksi
terhadap luas lahan tanam padi yang ada.
benib di wilayah kajian
5. Menganalisis kecukupan benih padi berscrtifikat sesuai permintaan di wilayah kajian 6. Menganalisis pola keterkaitan antar wilayah dalam pemenuhan henih padi bersertifikar agar bcrmanfaat bagi pengembangan perbenihan di masa dataag, antara lain mela.lui pencarian
areal potensi
untuk
pembukaan areal tanam benih haru. serta rekomendasi k.epada wilayah kabupaten/provinsi,
1.4. Ruang Liogkup Penelitillll
Batasan rwmg linglcup suh~Jlln~i dan wilayah penelitian adalah: t.4.1
Raaog LIJl.dwp Substinsi Ruang lingkup substansi dalam penelitian adalah : n. Keterkaitan amar wilayah produksi dengan wilayah pelayanan dalam
pemenuhan benih padi berscnifilcat, membeniuk suatu pola tertentu }'Mi, terliluiljclas apabila dig31111"<:1r den.l.'!111pera pemenuhan
bcnih per-
musim tanam. Provinsi DIY (Dinas Pertanian Provinsi OIY, 2005), membagi musim tanam menjadi tiga, yaitu sub round I apabila tanam dilakukan pada bulan Januari s.d, April. sub round Il pada bulan Maret s.d. Agustus, dan sub round ill pads bulan September s.d. Desember.
b. Kornoditas bcnih yang dibahas adalah padi, karena selain sebagai makanan
pokok, j uga memiliki seasi ti fitas politik
dibandingkan komoditas perteoian lainnya.
yang tinggi
9
c. Benih yang dibahas dalam penelitirui adalah benih padi bcrsertifikat yaitu benih yang proses produ.ksinya telah sesoai dengan aturan Dcpartemen Pertanian Republik Indonesia, scdangkan jenisnya adalah padi sawah karena dapat berproduksi tiga kali dalam satu tahun.
1.4.2 Ruang 1,ingkup Spasial Ruang lingkup pcnelitian dapat dijadik.an lebih luas Jagi
ini dapat dilakukan dalam pcnelitian selanjutnya, karena pada penelitian ini scmcntara dibatasi hanya di wilayah Provinsi DIY yang ridak dikaitkan dengsn spesial Jawa Tengah walauj)Wl peta pemenuhau borang1~im lidak
mengeoa! betas-batas administrasi, I.ingkup spasial peneliuaa, tcrbagi menjadi wilayah makro dan mikro, Wilayah makto yaitu Ptovinsi Uacr.ib lstimewa Yogyalwta. maka
batasaooya. sesuai dcngan batas wilayah Prnvinsi Dacrab lstimewa Yogyakarta (Gambar l.l), yang terleta.lc a.nlanl 7° 33'-8° 12" L\.J dan \ 10° 00' -1 l ()<> 50' 13T. Luss Provinsi OIY ada!ah ). l 85,80 km' atau 0, 17 pernen dari luas Indonesia (1.890.754
km') sehinwi rnerupakan provinsi tcrkecil
setelah Provinsi Dscrah Kbusus Ibukota Jakarta.. Bagian Selatan dibatasi Samudera llindia, ~ian Timur laut dibatasi Kabupatcn Klaren (Jawa Tengan), bagien Tenggara dibatasi Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), bagian Barat dibatasi Kabupaten Purworejo (Jawa Tengah), Bagian Barat
Laut dibatasi Kabupaten Magelarig (Jawa Jengah).
Saluan fisiografis wilayah Provinsi DTY. rerdiri dari Pegurmngan Selatan (luas: ± 1.656,25 km', ketinggiHn: 150-700 m), Gunung Berapi
lO
Saman lisiografis wilayah Provinsi DIY. terdiri dan Pegunungan Selatan (!uas ± I 6S6,1S km', ketinggian
I ~0-700 m), Gunung Berapi
Merapi (luas ± 582JH km2, ketmggian
80-2 91 I m), dataran rendah
antara Pegunungan Selatan dan Pogunungan Kulonprogo (luas, km'. ketinggian
0-1\0 m) serta Pcgunungan Kulonprogo
·1
215,62
dan Dararan
Rendah Sclatan (luas. ' 706,25 km', keriuggran 0-572 m)
Beriklim uopis, curah hujan berkrsar antara 1,88-39,85 mm per
hari. di.,~ngaruhi oleh musim kemarau den musim huJan Mcnurut Srasiun Mcteomlogi Bandara Adisucipto. suhu udara rara-rata tahun 2005 adaJah 27,7"(' {maksunum .~6.6° (', minimum 22,0° Ci, kelembaban udara ~7-97 % dan kecepatan angin antara 0.1-15
knot
Wilayah mikro penelitien edalah wilayah yang menuliki lehan
pad: sawah Menurut BPS Provinsi DJY (2006), lahan produksi padi sawah di Provinsi l)lY seluas 95 248 ha. yang tersebar di Kabupaten Kulonprogo scluas 17 7.'.12 ha, Sleman seluas 41 971 ha, Dantul seluas
24 $70 ha, Guuuagkidul scluas IO 511 ha, serta Kora Yogya seluas 164 ha Sehingg« wilayah rnikro pencliuan terdapat di J 2 Kecamatan di Kahunaten Kulonprogo, 17
Kecamatan di Kabupaten Slcman, 17 Kecamaran di
Kabupaten Bantul dan hanya 9 kecamatan di Kabupaten Gunungkidu]. Unit analisis penelitian adalah unit kecamatan Peta wilayah stud• secara makro yaitu Provrnsi UlY scperu pada Gambar l l benkut ini, sedangkan wilayah kaiian mikro tcrdapat pada Bab ff yaitu Gambaran Umum Wilayah Pcnclitian
11
z
Z<s -e
0 et:
;;) !-<
•
c.'10 z; ~ .
:z o
~~g~ P
f!l;..~~ !;; < ..... ::l I!! o;::.:>
fl'J.,.,
~
~ ~ ~
~
!f~~~ es ~
~ ~ o~
~1~~~ 3~ ~~u.c i:::~
~ (I)
~WCI> m-
to~~ ll:%0..
s~;!;a ffi 0 ~
ij
a.-mz 3: >
~
II.
a
~~ ~< -!:!: ~~ ~:i:
~~ ~
..,s ~
< !><: Cf)
(§ zw
C)
w -'
t
'C.l!i
n
J ·i
b ~ ...
" !! "
::! ii!
~~"' liUi.Li!J A: " ::!j ::!j ::!j ell.!! .! iii
11
11
..s.
;~
~ w
~§
:.!;
ii!: 1-0
iil
u~
j
z
Q.
~ ~
C'SK
iii..:...;
:5 .c
0
§~
~~Iii
N
l~D
.:: ....8
< <
a'. I-
:>
• -I
g -8
~
g
-~
I
O
12
1.S. Sistematib PeouJisan Tesis Sistematika penulisan tesis terdiri dari lima bah, meliputi :
Bah I.
Peodabulo2n, bcrisi latar belakang petmasalahan, perumusan masalnh, tujuan den sasaran, ruang lingkup. kcrangka pemikiran, pendekatan pcnclitian, metodc pelaksanaan penclitian, dan tcknik pengolahaa den dan pen yaj ian data.
Bab II.
PoJa Ketetkait1ln aolllr Wilayab dalam Pe11teouhan Benih Pad.i Benertifikat, menguraikan teori yang relevan, yaitu pcngertian wilayah. kcrerkaiian dan interaksi wilayah, sentra produksi benih padi
Rab W. Gambarao Umum, berisi tentang bal-hal yang bcrhubungan dengan kajian, antnm lain letak geogrsfis ~ilayah, I uas !Bhan produksi pedi,
yaitu
analisis kapasitas, sebaran
daerah prutlulu.i
dan
pcmasaran benih, kecukupau berc.la:;wium permi.ntaan, pola aliran benih, dan pola keterkaitaa antar wilayah dalam pemenuban benih padi bersertifikat di wilayah kajian milao maupun mak.ro penelitian,
Bab V.
KesimpuJan cbn Rekomenda3i. ya.itu basil temuan penelitian tcntang pola kctcrkaitan arrtar wilayah dalem pemenuhan kebutuhan benih padi bersertifikat sebagei rckomendasi ussha perbeaiban
di "'ilayah kajian
dun saran untuk studi lanjutao. yang perlu dilakukan dari studi ini.
lJ
1.6. Kerangka Alur Pikir Penulisan Penelitian ini diawali adanya i11teraksi antar wilayah kabupaten di Provinsi DIY dalam pernenuhan benih padi bersernfikat, sedangkan inter~k5i dengan wilayah diluar Provinsi DIY digunakan
sebagal informasi karena
pcnelitian ini djbatasi tanpa wilayah spasial Jawa Tengah. Kebutuhan
pangan sernakm hari semakin meningkal. ~eirint laju
peningkatan jumlah penduduk. Namun demikian ketersediaan lahan pertanian sebagai pcndukungnya
semakin
berkurang sebagai
akibat ti11i;i;i11yu luju
perubahan guna lahan dari pertanian ke non pertanian. Salah satu eara untuk
mcngatasi mesalah tersebut adalo~ mengaajurkan petani menggun1tk1111 benih pedi bersertifiknt yang secera otomatis diimi>ongi dengao ketersedlaan bcmh di wilayah itu a~ur dnput memenuhi kebutuhan,
Berdasarkan kondisi tersebut, analisis dilakukan terhadap wilayah kaJian mikro tentang sentra produksi dan sentra permintnan benih serta sebaran lok3si produksi dan sentra permintaan benih, Menganalisis kecukupan henih pad: bersertifikat sesuai perrnintaan, menganahsis pola aliran henih dalam pemenuhan
kebutuhan benih, menganalisis Jangkauan wllayah pelayanan, dan menganalisis: pola interaksi antar witayah dalam pemenuhan ~enih berserutikat. agar pola pemenuhan selama ini dapat terbaca sehingga peluang-peluang c:li dalamnya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perbenihan dan perkembengan wilayah di
masa datang. Sccara lcbih leogkap kerangka pemikiran penelitian ditunjukkan pada Gamoar 1.2.
14 .
. . .
I .atar belakung dan Pcmwialahim·
Kciabanion IX'J•xart n•cmblltuhkan ketersediaan ben1h bcrmutu d(nJl311 eHJ•HlaS•ed CMtr< k:lnh l•nm di Pwv l>TY. IClllpl lctene(lraan bcruh ~di bcrscmfikal d1 Provin!li l>IY belum mencukupi kcl>unihllll. dao kelldakmer•taan produk$i di k:tbupatcn KckuatM ekonomi lokill dapar berkcmbang
------------------------
I
I ~
~----------------------.-~-
-l:lagtuRlallll produlcsi dim d1stnbust!polR 1dirrui lllllS bcmh padi b
aturnn pcroe1u.r..,,
. kollll1s1
1-t
~
OJ)Umum tanamoo padl
·• Metodologi Pos111v1!lllk • Mciode dcslmpnfkuanhtatif dan kualuattf
J®notikllSI
.
-
$
ldemlfiklls1 scntra pcmuntnan tx:nlh Klpa&t.as produ1<.s1 L-Ol
KllpaSJI•• produks1 Lokasi lie~ pr0duks1
.
'
di wdayah
s e
I
scntra produlo;i
---------------------A..!la.lis1~ •rukro . -
p r 0
I
I
1•
Kcbutuhan data (pimer
----------- -------pola
__,
Alulbsis ahran benih - A nabS1$ ~ccukuprui bemh AnallSJs d• wiloynh mokro • Anahs1spola altr•n benih • Analt$18 .~ lay-dll3ll (CM$Wrbb) • An:1h~is polens1 areal ranam bclllh barn
a l
________,
-----------------------
----~----------------
· Pola keterkanan aritw: w1layah W.bun pemaiuhan bonh padi bersen1rtkal di ProvmS1
... Kesirnpulan dan Rekomendas] hasil penelitian
a n
I
../.
__ 0
\I
I
p u t
GAMBAR 1.2 KERANGKA rEMll(lRAN STHDI POLA KETERKAITAN ANTAR WJLAVAH DALAM PEMENUlfAN BENJJt PADI BERSERTJFJKA T DI PROVINSJ DAERAft JSTIMEWA VOGYAKARTA
s s
u
e
R...·.•~arch {!Me.~t1v11
. . .
s s
1.S
I. 7. Pendekatan dan l\feforle Ptlaksanaan Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian 1m menggunakan pendekatan dan metode penehtian seperti pada sebbeb berikut :
l.7.1
Pendek111an Penelitian Pendekatan deskriptif karena akan mendeskripsikan kenyataan di
lapangan dengan landasan teori demand dan supply benih, dipengaruhi oleh kepentingan produsen dan preferensi masyarakat yang beragam serta
aturan perbenihan yang berlaku Menurut Supranto (2003), pada umumnya metode pendekatan dalam penelitian pemasaran adalah deskriptif karena menguraikan tentang sifat (kerakterisnk) suatu keadaan dan biasanya uji hipotesis tidak dilakukan, tetapi memerlukan perencanaan sebelum
penca.rian data, agar hasslnya mencakup seluruh persoalan dalam setiap fasenya
1.7.2
Metode Pelllksana11nPentlitian
Hakikat pcnelitian merupskan usaha untuk mcncari suatu kebenaran yang dilakukan oleh para filsuf penehti dan para praktisi
melaiui berbagai model atau paradigma Paradigma yang mendominasi ilmu pengerahuan adalah scie111ijic 1>arnd1gm (paradigma ilmiah) dan
naturalistic ptlra
pada pandangan fenomenologis (Moleong, 2000.31).
16
TADE.L 1.2
PEH:UEDAAN PARADIGMA ...
Aksloma tenta~g Hakikat kenvataan Hubungan pencari taht dan 1r-1ng tahu Kemungkinan 9Aneral1sasi
-
--
._
Ken1ur19kinan
sebab atdbAt
Psranan nil111
Paradlgma Positivistik (llmiah) Kenyataan adalah tunggal dan faamentaris Bebas atau terpisah. jadi ada dualisme
I
... ···--· ... Paradlgma Naturaliatik jAlamlah) Kenyataan ad~lllh 9i:111da, dille ntuk dan merupakan keuluhan Aktlf bersarna, jadi tidak dapat dip1sahkan
Generalisasi alas dasar · Hanya waktlJ don kontoks yang bsoas wakbJ dan bebas- me{ljJikat hipotesis l<erja konleks dimungkinkan (pemyataan 1diografis yang (Pernyataan nomoltre~k) dimungkinkan) ..... Terdapat penyebab se- Setiap keuluhan bersde datam benamya yang secara l<eadaan mempengaruhl secar a temporer terhadap ateu bersama sehingga sukar simvllan membedakan mana secara terhadao akibatnva. sebat/akibatnva ···-· lnkulrinya.~ebas nlal lnkulrlny~ te~~ila.l.
PosltlvisUk (Muhajir. 1993), y~i•u berpiklr t~nlllng empiri yang
teramati,tet ukur dan dapat dicliminasi serta dimanipulasiknn, dilcpa~kan dari satuan besaran teskecil atau variabe! penetitian, menggunakan tataflkir kausalitas
(sebab akibat), korcspondensi,
relasi,
interdependensi dan
rnembatasi hasil pcnclitian pada kesimpulan dengan analisis dcdukuf Berdasarkan definisi terscbut, paradigma penelitiau ini adalah positivistik dengan menggunakan grand theory yaitu demand dan supp~i· untuk menjelaskan, deskriptif dengan empiri yang teramati. Penelitian ini
menggnnakan metode knAntitatif dan kualitatif. Kcdua metode im dapat digunakan bcrsama (Moleong, 2000:16). hanya pada paradigma ilmiah penekanannya pada kuantitatif dan paradig111a alarmas pada kuali:atif.
!'{
1. 7 .3 Kerangka Analisu Beberapa analisis yang akan dilakukaD sebagai upays untuk rnenjawab permasalahen dalarn peoelitian ini, edalah: l. Mengidentifikasi wilayah kajian mikro teatang scntra produksi benih,
dcngan faktor analisis kapasitas dan sebaraa produksi, 2. Mcngidcntifikasi wilayah kajian mikro tentang sentra pernasaran benih, dengan Iaktor analisis kapasitas dan sebaran permiruaan benih. 3. Mengamlisis pola aliran benih dari wilayah produksi kc wilayah permintaan benih (demand dan suppiy) yang tergambar dalam peta aliran bcnih yang terbagi ke dalam tiga pola yaitu pola I. (I dan HI. Variabcl penelitian pada pola I untuk pemenuhan henih FSl-SS2ES3-Non Benih I. artinya hasil henih FS (Foundation Seed) pads sub round I dignnakan untuk produksi benih SS (Stock Seed) pada sub round 11 dan hasil produksinya digunakan sebagai benih sumbcr untuk produksi benih kelas ES (Extenlion &ed) pada sub round III. Selanjutnya prodak benih kelas ES digunakan oleh petani untuk Jahan
konsumsi {non beruh) pada sub round f. Pemenuhan bcnih pola selaniutnya adalah pola II yaitu FS2-SS'.l-ESl-Non Bcnih II dan pola
ur yaitu
fSJ-SS1-F.S2-Non Benih ill.
4. Menganalisis keeukupan benih padi berscrtifikat terhadap permimaan di wilayah tersebut dengan analisis kecukupan dilihat dari dua kriteria,
yaitu berdasarkan penggunaan ideal dan kondisi riil di lapangan.
I&
a.
Variabel untuk penggunaan
ideal edalah ketersediaan
bcnih di
kabupaten, luasan lahan tanam benih dan non bemh sena aturan penggunaan yang disarankan, yaitu benih kelas 13S (Breeder Seed scbagai bcnih sumber untuk produksi benih kelas fS =
Foundation
Seed) memerlukan I 0 kg/ha, sedangkan kelas benih di bawahnya
yaitu SS (S1ock Seed) sebagai benih untuk produksi benih kelas ES - Extention Seed) dan kelas benih RS untuk lahan non henih
(bcnih konsumsi] membutuhkan 25 kg/Im. Variahel ketidak lulusan juga
digunakan
scbagai
wawasan
keberhasilan
Kabupaten agar dt!p
produksi di
pengurangan
benih
karena terjadi ketidaklulU!san uji sertifikasi benih, b, V ariabel untuk peugguuaan benih ~~cwa riil di lap;tn~
adalah
luas weal lahan tanam benih dan non bcnih, suplai benih dari
kabupaten, luar kabupaten dalam provinsi serta pcnggunaen benih dari luar provinsi, dan kelebihan penggunaan benih. 5. Menganalisis jangkauan layanan wilayah kajian mikro peneluian, berdasarkan variabc] frekuensi layanan dan variahel kclas benih. 6. Menganalisis keterkaitan antar wilayeh da1am pernenuhan bemh padi bersertifikat di Provinsi Daerah lstimewa Yogyukarta serta mencari areal potensi di wilaya.h Provinsi DJY untuk mendukung ketersediean bcnih secara mandiri, Vanabel pcnelitian berupa lahau tanam padi non beuih, dan lahan sawah dengan sistem irigasi (teknis dun setengah
teknis) agar rnenghasilkan benih bermutu,
19
Kerangka analisis rnerupakan rangkaian analisa penelitian ini (Gambar 1.3) ·--. INPUT
i'
PROSES
---
·-··
OUTPUT
1
hlenhtikt1s1 muco.
~1.."ntra
!
produk.si di v.·tJa.vah b)1an
- }';iuna Jau Aianuit prcduscn - Suuus produicn b:n1h - Kela.< Ji.eruh yung diprodulo..s1
• KHpflsltMS
i.
- Kup11>11"' produl<si (tool - I .okas1 lahim produksi (t\.ctlUDHtM,•
(.
•I .<>le,.; produkoi
•Analt.."~ kuantru.Ulf'
Kc•a.' Heri1h ~n& d1usahlll.rui
• i\nahsJ.1 lru•hlllbf. c:ititrihn.,. mtrt1('ffli
•Ji.. fll11'1iitl\s
dalam pmvlnsl dllJ\ tw1r pn>v1nso Ul Y)
OOri ~"""'""' (!".$) •1\nab33.sspasi.al
J)(IT"lnu.¥n tdw.,nd) •l.okMJ p<mUntaUI
laj1an 11ul.ro
1.
,\Jw.~~ ~~w
produl:Sl
-- .
ldcrofilui.•i•c:ma perm111taan d1 wilo}MI
--
1-4
o Anoli
~M\8
produscn ·,erduarktn "'utuio
.\sal heflit1 ·~1lulu,, lc.ttbuptsfcn. kttbll'pll(\."n
- Lolwl ocntna peM11nt:l>Jl (Kie.:t1,.,•U1•)
1..-
-
'
1
• Lllhen pcrminlaall bcn1h thal
Analisis peruonullAln b:bvt•rum bcmb pedl
"-t
-bfil".MI d1 d":nh l<.ojllJ\ mlkro dan mo~l'O i:.,.,.,14, pmJuk•i (supp/yl
-
--
I .nk~'° p11Xiu~Sl
•AN
~
•Mall1'~ "l'll
KapQSJlaS pennmlWlll(d<mandJ
Ho
"'"''" ho/1111\ •Anlll1!1S~
I .nka.•l11
•lc.eNlw .... .uh •allran bcnlh IC$W
L+ •A0011sis spASllll
~"•htcknis
- Areal JX)ICt'ISl l:icnffl
I
buru
I
- ~nl• keterbitM MW 1>ilayohdolam pomcnultan bcnih p001 b
""'
i
'
Rckonte11da.s1 uutuk PcuJ:!.c1ohw1wu1 lJ-1tshn Pt-rht:'uihnn tli Kuhu1NU~11 ~ail
I $t1tnler : f'Md/11 ZQlllJ
GAMBAR 1.3 KERANGKA ANAi.ISIS
-
Jawuw""
w1l1ym ,,.,.......i.)
• A.f(:aJ 111,vah iu3as1 tek.n's drut
~polo L u t..
L
7
lJ~1 Prov1n!'1 l>IY
I !
I
I
I
20
J.7.4 Kebutdlao Data Kebutuhan daia dalam pcnelirian ini adalab data primer da.n sekunder. Dara berdasarkau sumbernya (Azwar, 1997: 91), data dibedakan
menjadi data primer dan sekunder, yairu: a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung ke objek penclitian. h. Oata seknnder yaitu data y3ng diperoleh melalui pihak lain arau data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung dari subyek penelitiannya. Misalnya berupa data dokumentasi atau data laporan yans t.eJ.ab terscdia Untuk mempermudah delam pencerian data.. peneliti membuat
daftar kcbutuhau data sebagal berikut : TABEL 1.3 KEBUTUHAN DATA
.. No l 2
Data ldcnt1fil<.M1 Serura l'oodul<.1 Benlh llerit•l'ik.ti.Sl Scnua l'cnn1ntaan lk:n1h
-
--
• ~•IA
produkS.i
- K.apastta.'Ptnn1maan Kola~ Bemh BS. FS Win SS • K111mifM
)
v.nllb<J
iC'nr~
-
ll•ta
..
Pcnntnluon
Kela. H
Pnrncr
- Kuef!ifln()r
""·~od.armvillM DIV S
l)1nes Pextanian
Provin:'li 1)1 Y Kucs1oner 811l)l)<)da l'rovinoi OIY
,__
Se.k1,1,u:lcr • Bl'SBTPH DlY
--
- Oum i'crta11\>ln Prvvin::i• Ul Y
··--·
s
$.:~U!l
-.-
J\nalisi~l1ola Aht9n. - Kelas Uonih (P<>la J. JI. Ill) • Scli R(IW"ld
·l\l'AATI>H DIV • D'"""'® Prov.nm DIV
Soekundct " IW$1Jl'l'H t>IY • llinM l'e11>111an l'rovin$l Dl'V
.. Lua(O l.llhiiu T~h11u (Bcuil1 & Noia) • l'c:monohan dari K. u;r & 1.r• 1
- Pm~~aa.n(l.cbjhJKur.mg~
~
...
Sei
··-···-
Sumbco' Oalll
Anali:-;1l:i Potet.1 Arool B•:ttih e.tu
· '"'•-do P_111vin•i J>J v
.. - Lah.an Tart!Mn Non lkn1h Sek under .. ~"·th lu~• (f<:kr.is & ~ T~k.ai~t _,,
• RP:<;RTPH lllY Vinas Pertonicn Pro\'JJl~lDIY 1- J:fl!.nrw.:ttal~~in~i l)IY 1-
21
1.7.5 Tekni.k Pcngumpulan Dala Penclitian ini mcnggunakan dan primer. Pengumpulan
teknik pengu1npula11 data sekuuder
dllla sekundcr meliputi laporan-laporan
dan
literature yanii mcmuat teori dan kebijakan, tcrkait banasan penelitian tentang pola interaksi antar wilayah dalam pemenuhan bcnih padi bersertifikat di wilayah kajian. Teori-teori yang berhubnngan dengan penelitian ini, amara lain pcngertian wilsyah, imeraksi wilayah, scnifikasi benih. alur produksi dan pemasaran benih serta data produksi benih padi bersertifikat di wilayah kajian selama tohun 2003 s.d. 2007. Scdilngkan tcknik pengumpulan data primer yang digunaluin pada pcnclitian
ini adalab teknik observasl dengan kumunibsi
lmgsung
menggunakan alal pengumpul data berupa interview kepade produsen dan pedagang benih, sedangkan mtnggunakan alat pengumpul data berupa
kuesioner dengan model peosk.alaan \ikert unruk meocari data persepsi penggunaan benih oleh petani (Nawawi, 2007). 1.7.6
Tllhupan Studi Penyusunan laporan dilakukan setelah menentukan tahapan peleksanaan smdi berdasarkan metodologi yang disesuaikan deogan rujllllD
penelnian. Tahapan penyusunan laporan penelitian adalah: (I) Tahap survei awal dan pemilihan lokasi studi, melakukan identifikasi permasalahan dan ruang lingkup (substansial don spasial), (2) .K.ajian Literatur, yaitu me.ngkaji teori-teori berkait dengan interalc.si an tar wi !ayah dalam pemenuhan benih padi bersemfikat,
22
(3) Pelaksanaan Survci, yaitu mencari data sekunder di instansi terkait, serta pcncarian data primer menggwwkan kuesioner, (4) Kornpilasi dan Analisis Data. dengan mcngclompokkan bcrdasarkan
sub round dan kelas benih untuk mcmudahkan intcrpretasi data. (5) Pcnyusunan Laporan, wttuik meeeari kesimpulan dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran untllk perkcmbangan perbenihan di masa depan se bagai basil dari peneliti.an. 1. '1. 7
T eknik l>engambilsn S.m pel Teknik pengambilan sampel yang digunakan 1.1ntuk. mengetahui persepsi petani, menggunakan teknik peng.ambilan random sampling yn:tu merupakan teknik pengambilan Slllllpcl dcngan area sampling (sampling
dacrah) yaitu untuk menentukao sampei apabila o~ek yang ditcliti atau surnber datanya sangat luas (Sugiyono, 2008:83-85). Populasi ywig digunakan adalab jwnlah rumah tangga petani padi
dan palawija berdusarkan angka seosus pertanian tahun 2003. Jumlah N (populasi) di wilayah kajian makro peoelitian pola keterkaitan antar wilayah dalam pernenuhan benih padi bersertikat di Provinsi Daerah Istimcwa Y ogy;;ikarta adalah sebesar 3TI .139 Kl( yimg tersebar di Kabupaten K.ulouprogo sebanyak. 80.495 KK. Sleman sebanyak 78.970 KK, Bantu! sebanyak KK. Berdasarkan
109.379
KK dan Gunungkidul scbanyak
108.295
tabel dari basil pengembangan Isaac Win Michael
(Sugiyono, 2008:87), maka jurnlah sampel (n) dari populasi (.NJ 377. 139
KK pada taraf kesalahan I 0% rnaka jumlah sampel edalah 270 rcsponden.
23
Jumlah tersebut dibagi secara proporsional sesuai dengan luas lahan padi
sawan di wilayah kabupaten (label L4) dan selaujutuya dcngan can. yang sama pula, dibagi kedalarn wilayah kecamatan unruk mendapaikan jumlah responden dalam setiap kecamatan (lampiran R).
TABELL4 JUMLAli SAM.l't:L RUMAH TANGGA PADlfPALAWlJA
-
Kabu Daten .Kulonp~~Sleman
Area I Padi t na)
~~-~~
Eianfu-1--·· 109.379
Guri vni11
S•"""r
.. ...
108.295 --377.139
BPS Pu.,,,1 tfolalt. 200.i
·-
Jml Rumah Tanaaa Padi/Palawiia 270-·-··KK x 80.4951377 .139 ::; 50 KK . 270 KK x 78.970l377.139=119 KK ... 270 KK 109.3i9f377.139 = 71'°i
x
l.'7.8 Tekoik Analisis l>ata. Analisi s data merupakan tahap pcnting dalam suatu penclitian,
karena data yang didapat akan menghasillcan makna untuk memecahkan masalah penelitian. Teknik analisis data meowut Sofian .Effendi dan Cris Manning dalam Sin!tlirimbun dao Sofian EITcruli (1989) atlal.ah proses
penyederhanaan data
ke dalam benrulc yang
mudah dibaca dan
diinterpretasikan, Analisis data pcnelitan ini, terdapat pada sub bao berikut,
1. 7.li. l Amd.isi¥
I(
11aatit11tif
Analisis kuanritaeif dilah1kan di wilayah mikro penelitian yaitu meliputi
wilayah
Kabupaten
Kulooprogo, Sleman, Bantu!
dan
Gunungkidul. Beberapa analisis dilakukan pada wilayah kajian makro penelitian yaitu wilayah Provinsi lJaerah Istimewa Yogyakarta yang
24
terhagi ke dalam seuap $\lb round. Analisis yang dilakuka.n dalam penelitian, selcngkapny» adalah: A. Analisis di wilayeh mikro, per sub round meliputi:
B.
I.
Analisis kapasitas produksi benih dan sebaran lokasi produksi
2.
Analisis kapasitas permintaan benih dan sebaran lokasi pemasaran
3.
Analisis kecukupan benih di wilayah tersebut,
4.
Anulisis pola alinin benih dalam pemenuhan benih
Analisis di wilayah makro, per sub round meliputi: I. Analisis pola aliron benih, dalom pemenuhen benih
2.
Aualisis jnngkauan wilayah dalam pemcnuhan benih
3.
Analisis pola keterkaitan autarwihwah dalarn pemenuhan benih p11di ~Nertilikut, antara lain mendapatkan data areal potensi
umuk penuasan tanam benih agar produksl bcnih rneningkar, l.7.8.2 Aoalil.is KuaUtatif Analisis
kuwilBtif
dilokukan
untuk
mcnjabarkan
atau
mendeaknpsiken basil dari penggunaan metode skoring dan superimpose untuk mempermudah dalam mcrnbaca data di lapengan agar dapai
mengarah kepadu tujuan dan sasaran penelitian seperti telah diterangkan pada sub bab sebclumnya. Jenis analisis kualitatif yang dipaka.i adalah: A. Metode Aoali5b Skoring {Skala Likert)
Yletode skoring digunakan untuk. mengetahui pola konsumsi atau preferensi dari petani pengguna benih padi bersettifikat sebagai pengguna benih kelas ES (&tenJion Seed). Untuk rnengidentilikasi
25
wilayah-wilayah pernasaraa dnri benih ES melalui penilaian skor yang ada pada kuesioner yang disebarkan kepada responden, mehputi 270 sarnpel yang tcrsebar kc kecamatan di wilayah kajian dengan cara menuangkan kc dalam tabel (1.5).
TABELl.5
DATA MATRll(SSKAl.A J,fKERT
..
No
..
Variahel
Sangat Setuju
2
···--·
Skor
M. e~kao 8"1!ih f'adl Bel'$crtifikat leblh dari lima l!lhun ~ans lalu l' cn@!!unaJIJI B""ih !:Iersenlfil
·-
....
-
,,
....
Tidak
:;.,1uju
_
setuju
Sansat TM~~
Jurnltih skor
St~uiu
I
I
-
..
I. Tomi skor dari masing-masing variabel didapatkan dengaa
rnenjumtahkan skor variabel masing-ma~iT\g responden. 2.
Mcncntukan kecenderungan berdasarkan skor ideal yang dicapai, intensitas tcrtinggi mendapat skor 4 daa tcrendah skor I (sangat setuju '-' 4, semju = 3. tidak setuju = 2 dan sangat udak setuju "'2)
B. Metode Overlny (S11perimpose) Overlay sering disebut dengan metode penampalan peta
(superimpose). yang meoggunakan berbagai peta tematik kemud.ion digambarkan di dalam peta dasar. Dalam pcrkembangannya dikombinasikan dcngan perhitungao statistik (met.ode skoring), Dalam penelifian ini teknik analisis dengan metode superimpose
26
akan digunaken untulc analisis pcncntuan wilayah potensial bagi pcngernbangan usaha perbeniban yang baru.
1.8
Teknik Pengolabandao Penyajan Datil Teknik pengolaban dalam analisis time series menghasilkan suatu
trend. Menurut Supranto (2003; 170) data time series disebut juga
historical data, artinyn data bersejamh dun menggarnbu.rkon kejadiankcjadian masa lampau. Terdapat cmpat faktor dalam data time series yaitu faktor musiman, faktor siklus, faktor tidak teratur (irreplet"} dan faktor lreml. sehingga dapar menyehabkan lcrjooinya lluktuasi dalam graftk Penyaiian data dalam pcru:litian ini berupa tabel, grafik, peia
maupun distnbusl frckuensi. Penarikan kesnnpulan merupakan langkah tcrpadu mulai pcrmulaan pengumpulan data, keteraturan, pola-pola yang
t.dah terjadi dan alur scbab llkiba1. Melalui kcgia\l!ll pcnelitian. kesimpulan yang sernula belum jelas menjadi lehi h rinci, dan rnengakar dengan kokoh
sesuai data lapangan dan interpretasi keseluruhan data kuantitif maupun lmalitatif
A
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BABll POLA KETERKAIT AN ANT AR WILAY AH DALAM PEMENUHAN BENJH PADI BERSERTJFJKAT
2.1 Pembangun11n Wilayah Keunikan dan keunggulan dari masing-maqing dacrah hams dianalisis dan dialmmodir agar dapat bersinergi dengan sumberdaya pembangunan lainnya sebagai dasar pembangunan
wilayah. Melalui pcmbangunan
wilayah diharapkan muncul
kce,iatan-kegiacan yang dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik, untuk itu perlu memahami pengcmbangan wilayah dalam konreks ruang atau spasial, Konsep ruang dan wilayah telah banyak didefinlsikan oleh para pakar yang terangkum dalam beberspa literatur. Pengertian ruang bcrdasarkan Kamus Tata Ruang (Dcpartcmcn Pekerjaan lJmwn, 200?) dan Undang-undang Tata Ruang No.26 Tahun 2007 Pasal l, ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang Jautan dan ruang udara sebagai seni kesanran wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melak.ukan kegiatan sena memelihara lcelangsungan hidupnya. Wilayah adalah kesatuan geografi« beserta scgenap unsur yang terkait padanya, yang sistem dan batasnya ditentukan berdasar aspek adminisirasi dan/atau aspek fungsional. \Vilayah atau region adalah (Jayadinata,19%:13)
kesatuan homogen atuu
ser-dgam (11n!fm·m), yang ditinjau dari adanya kesemaan slam maupun k.esamaan masyarakat dan budayanya, scna wilayah memiliki dua arti yaim (I) wilayah formal
apabila dilihat secara geografik adanya kesamaan letak geologi, topografi, i.lclim dan 27
:28
vegetasi yang hornogen menurut kriteria tertentu, dan (2) wilaych fungsional ( wilayah organik) yaitu bagian dari suatu permukaan bumi dirnana berbagai
keadaan alam dapat terlihat berbcda dan bertawaoan, sehingga mernungkmkan timbulnya kcgiatan/penggunaan alam )'ling bermacam-macarn dan hast! yang berbeda rctapi saling
mengis1
unruk keperluan penduduknya Misainya kehidupan
di lereng bukit yang bcragam tetapi sating menculrupi kebutuhaonya Dari beberapa pengertian wilayah tersebot, secara nmnm wilayah adalah suatu unit geograf dan unit IUngsional yang mi>.mbentuk satu kesatuan, tidak
hanya tcrbatas pada aspek [isik daratan, lauran dan udara, terapi juga aspek-aspck
lain scperti biologi. ckonorni, sosial, budaya, lingku.ngan dan sebagainya dari para pengbunr wilayah yang menjalnnkan aktifit11s kehidupanoya secara bersama Potens] suatu wilayah (Riyadi dan Brstakusumah, 2003) harus tcrcakup
dalam porcncaoaan pernbangunan agar ruang
dal)'dl
meugakcmodasikan keadaao struktur
wilayali 11g11r dapar tcrangkum ak1iviras d> daerah dan rnembentuk
kcterkaitan struktur ruang fisik dengan struklur ruang secara ekonomi ditunjang dcngan nilai interaksi wilayah agar daerab tersebut mampu bersaing dcngan daerah lain
2.2 Keterkaitan antar Wilayah Keterkartan antar wilayah atau bubungan antar daerah adalah aspek pen ting dalarn pembungunan dacrah karena sa:u daerah tidak dapat berdiri sendin,
tetapi hurus sating berhubungan dengan kebutuhannya
Be1 kembangnya
suatu
daerah
wilayab
lain dalarn pemenuhan
berkaitan
dengan dinamika
29
diaotara beberapa kcgiatan yang saling timbal balik, karena dengan adanyu interaksi akan muncul petmasalan baru yang harus dianalisis mantaatnya, Hal ini dijelaskan oleh Oaljoeni ( 1992: 194), hahwa interaksi keruangan merupakan suatu awal usahs menorangkan lokasi dengan mclihat gejala-gejala. distribusi (pemhagian, sebaran dalam ruangj dan difusinya (rer.:eharan, perluassn).
Dalam IJn
jangkauan pelaysnan pada tingkat wilayah. Interaksi antara masing-masing pusat ke wilayah belakang yang merupakan wilayah pengaruhnya menurut Adisasmita (2005: I OB-I 09) merupakan unsur yang penting dslam si~ bersangkubln dan terdapat
keterhubungan
dan
ketergantungan
wilayah
yang
yang ~aling
membutullkan antara pusat dengan wi layab yang mengitarinya. Pembangunan wilsyah diharapken da('IQt menghasilkun suatu kescimbengan perkembangan antsra wilayah satu dengBl'J lainnya, Kererkaltan atau keterhubungon (intt:rrolati<mship)dao kctergantungan (irttcrdcpcdency)Wllar wilayah termasuk di dalamnya arus perdagangan yaitu antara wilayah yang tidnk memproduksi sendiri bareng-barang
yong
dibutuhko11 dcngan
wilayah
prodoscn, sehmgga akan
berpengaruh timbat balik dan soling berkcpentingan entara wilayah satu dengan wilayah lainnya (Adisasmita, 2005). Pctcnsi wilayah yang berbeda menimbulkan keunggulan dan kebutuhen musing-masi11g dacrah bcrbeda Dengan demikian interaksi yang terjadi anw wilayah juga dapat terjadi dengan sebab-sebeb yang berbeda pula terga11tu11g kepenungaanya.
30
kepentingannya
Beberapa faktor penyebab tcrjadinya keterkaitan antar wilayah
telah diterangkan olch banyak pakar di beberapa literatur, antara lain terdapa:
pada sub bab berikut 2.2. I
Faktor Penycbab terjadi Keterbitan \\'uyah dan Jateraksi Keterkaitan dan interaksi wilayah menganduug kepentingan antar
daerah Banyak ahfi telah rnengemukakan pendapat tentang faktor-faktor tcrjadmya suatu kererkaitan dan interaksi antar wuavah, antara lain adalah Llhnan (l9~1 dalam Daljoeni, 1992 191) dan Shon (1964 dalam Daljoem, I 9'.l2 l)) I), telah menyusun teori yang memberi dasar imeraksi yauu Complementary.
lnterviemng
oppnr11mt1y,
dan 1'ransferab1!t(y dsn
menyebutkan bahwa makna dan suatu intersksi adalah
a ('omplrn1<mt11ry. yaitu
keadaan seeelum tcrjadinyo transport komodni
x aruara kota i dan J harus terlcbih dahulu ada perrmntcsaukornoditi x terl!Cbut di kota i dun j Scmakin besar coroplementaris rnaka sernakin besar pula arus kornodit, b
lntervtening uppurlunity, adalah suaiu keadaan dimana pertukaran jerns iui autara kola i clan j hanya teqadi apabi!a :'<.urang tersedia
mten·ienmg ctttes (kota antara) yang menyerap knmod1t1 x dari kota i Semakm besar uuervunmg. opportumty maka scmakin kecil arus
kornodui c
J'rm1.Y,ferohi/1~1, adalah suatu kcadaan meskipun ada compkme111ary
antara 1 dan J, tetapi biaya dalam waktu dan uang dari x amat tinggi,
31
maka trar.slerabilit_v
111111111"'1
dan interaksi l..e1;1l Sernakm mudah
transferabrln,· maka se.nakin besar arus komcdiu fn1c1dks1 amru wila}',ill juga akan ;erjadi apahila terdapat takior-
fal.101 penycbab terjadinva mteraksi antar wilayah seperti faktor-fakror benkut (Ambardi dan Prihawantom, 2002 10) a Po1c11.;1 sumbe.-d.iya alam. ·~1mberday~ bua1a11 dau ~umberdaya ruanusia
yang berbcda b Aer)ang~nngnya c 51fa1 sosial
mekamsme pasar (supply and di:mrmd)
mauusia
untuk
1ncm¢11Ul11 kcbutuhan (bckerja. SOSl.il,
sekolaht) d Pcrkcmbangan ekonouu yang benlfat akumclanf
dan menyebabkan
karakicrlatik perkembangan se1.iap kota berbeda-beda Sedaugsan taxtor yang mempengaruhi tcrjadinya intoraksi adalah
( Bmiarto, l 9~9) a Fakl~)r sosral yang me11.:al.u1> aspek perorangan, aspek kclompok, aspek relasi. aspek kepentingan pribadi dan sebagainya b
Faktor ekonomi
mencakup aspek konsumsl, aspek produscn, aspck
harga, aspek tt ansportasr dun scbagamya
2.2.2 Khuifikiui lnteraksi antar W~sy.U1
Interaksi wi layah dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kutcna tertontu ag.u mcmudahkan pei~wia.in mnnfaal iilletak;1 dalam pcrencanaan pcmbangunan di daerah Salah satu knteua dalam iateraksr
antar
wdayah
dikemukakan
oleh
Daldjocni
(1992 195)
mcngklasifikasrkun mtcrnksi antar wilayah dalam ilmu geogrufi, yauu a
Srsrem
intcraksi
keruangan ekonomis,
yaitu antara peojual
dan
pelanggan h
Sisiem irueraksi keruanga» politis
c
Sisrem mteraks1 keruangan sosial, kcgiatannya lebih bercorak murni
kemasvarakatan d
Sistern interaksi keruangan manusia dengan hngkungan (ekologis), misalnya
relasi anrara manusia dengan ermosfcr, dcngan persedraan
bahan menrsh, dcngan kota sebsga! suaru lingkur.ga11 bin~An
Menuru; Bendavid (1991 9), interaksi yau;.: te~iadi amara wilayah
satu dengan wilayah lam dapat dibedakan dan dijclaskan
mclalui
pcrtanyaan kuant itatif dan non kuanutatif yaitu ·
• Pertanyaan
kuantuauf,
adalah pertanyaan
tentang
karakter
dan
inrensitas aliran ke dan dari pernasok serta pembeli di wiluyah yan!! berbeda, pada suatu pasar akhir dan pasar antara (final and 1111erm ...dm11: m
transfer pendapatan, aliran
faktor produksi,
konsekuenss ahran-aliran ekonorni tcrsebut, scrta pola perubahan aliru1 clan konsekuensi perubahannya •
Pertanyaan non kuanlitatif,
yaitu tentang kebijakan
nasional
dan
implerr.cnlasinya. m~titusi publi/,. dan swasta utamu beserta operasinva, kcberadaan
rnfrasuukuu
dan paser-pasar di suatu wilayah untuk
berinteraksi dengan wilayah lam, sitat umum dan konsekuensi
dari
suatu mteraksi, serta pertanyaan tcntang masalah-masalah potcnsral dan peiuang-peluang adanya imeraks: yang berkanan dengan pembangunan wilayah
2.2.3 Manfaat Inceraksi a11t11r \\'ilayah Terdapar dua pcranau interaksi dalarn ruang yartu (I) sebagai bagian integral dari perkembangan teen struktur ruang suatu kota dan
daerah, (2) dapat Unllkan sebagai sarana produksi, mcramalkan masa yang akan datanfl, menu rut Glasson ( 1985 i
tmeraksr antar wrlayah dapat menggambarkan suatu snsunan pusat pelayanan
Mcnurut Adisasmita (200S 108-109),
interaks: antara
masing-rnasing pusat kc wilayah-wilayah belakang yang merupakau wtlayah pengaruhnya merupaksn unsur yang penting dalam sisrem w.layah yang bersangkuran A.ntara pusat dan w1layah Win wilayah yang mengirarinya rerdapnt kctcr~.uhungan dan ketergarnungan yang saling mcmbutuhkan Konfigurasi susunan kota-kora (pusat-pusat) daJam sistern spasial
dapat cliidcmikkllu dart kegiutan-kegiatan ekonomi. smial
aliran
Suwardjoko
banmg
dari
daerah
ol~h •nos d1stribus1 barang
,,alu kc daersh
lain, mcnuru1
Warpam ( 1')84 71-72) dapat digunakan sebagai salah ~afu
ukuran intensuas hubungan satu daerah dcngan daerah lainnya Hubungan im mernberi informasi
yang sangat pcnting begi penyusunan
hubungan antar daeruh dan hasilnya dapat dipeilihatkan
strateg]
secara visual
34
dengan
mcnggunakan
pet a
Ila l im d 1 pcrjelas
j U,!1.11 oleh A1l1 sasrnua
(2005 79-98) yang membagi mtcraksi antar wilayah menjadi dua bentuk
yaitu (I) pola pcrgerakan
111kt1.11· produksi dan (2) arus pertukaran
komodrtas
2.2.4 Brsltrnya Inte-raksi Bisnis antar Da~rah Kemampuan daerah untuk rnemenuhi kebutuhan suatu barang di
wtlayahnya
mcnjadikan
wilayah
berkembang
karena mcngurangi
tcrsebut
mandrn
ketergantungan
dan
lcbih
dapat
tcrhadap wilayah lain
Sehingga kemandirian -angar d1 butuhkan. terutama terpenuhinya kcbutu han pokok berupa barang atau jasa yang sangat penting atau vital bagi
kemdupan agar dapat menjaga keberlangsungan
perkernbangan
wilayah
terscbui Wrlayah yane; lidak rnemproduksi suatu barang mcmerlukan suplai dari daerah lain dan akibatnya lerjalin suatu keterkaitan wilayah produksi
dan wiiayah pemasaran dari barang!produk tcrsebut Teori pusat pelayanan di.ielaskaa ole!1 Glasson (I 9H.~) bahws i111rrdepede11~i kora dan dacrah
pelayanannya, h1rarkl pu.sat kegiatan jumlah ambang penduduk serta fungs1 dan lingkup pasar Cnstaller
(Daldroen:.1992.)
rncnjelaskan
isnlah prmsrp ambang
penduduk (lre~holdpop11la11011) yaitu menunjukkar, jumlah rnmimum
penduduk yang harus ada dalam suatu kawasan untuk dapat mcnopang kegiaran tersebut Prinsip lmgkup pasar (markt!I rong«) mcnunjukkan jarak relatif yang cl~p~I dnempuh pcnduduk guna mcncapai ternpar penjualan
35
barang Karena
adanya jurak barang dengan konsumeu mernerlukan
keterscdiaan tmnspor1,.•i, maka ongkos trausportasi mcrnpengaruhi harga
barnng tcrscber, seh111gga jangkau1m (rung.-} suaru barang dipenganrh1 (I/eh jarak yang dinyatakan dalarn biaya dan wakru Batas adrninistrasi suatu wilayah ndak berpcngaruh dalam pemasaran barang. seperri dJJelaskan oleh
Soedrycno ( 198."\ 74- 79) babwa bat a< daerah arau pasar ndak perlu sarna dengan batas adrnrustrasi pemerintah, tetapi lebih didasarkan kepada laktor ekonomi, rmsalnya ongkos 1rnnspor
dan derajat mobiErns barang dan
sumhcr-;;umherny~
l'rodosen atau penyedia b..rZ111g yang sudah beronemasl tcrhadap keunrungan,
dapat menggunakan 1ckJ1ilt rerrcnru nnik mcmasarkan agar
l..eumuoi;HOnyn mcnjadi 111aJ..s11rn1I Daldjoeni (I '>92) menjclaskan bahwa distribusi barang kc konsumen dapar mclalui dua cara yartu menawarkan barang ke rurnah (rranspor) alau koasumen yang rfat.1ne ke produsen, sehingga terbentuk
pusa] sentral yang dipcngu11hi oleh ( I) pendoduk
(drstribusr, kepadalan dan strukturnya], ('.!) permintaan, penawaran, harge barang, dan (3) kond i,si wilayah dan transp<~~i
2.3 Tinjauao Ttntani; Btnih Padi Bct!ertiflkat Mcngacu pada istilah bcnih dalam Cmhmg-undang R 1 Tahun 1 ')92 No 12 tontang Sistcrn Budidaya I'enaruan. Hab L pasal I, ayat (4) membenkan
penJcfasan bahwa beaih 11m~mno adaJa!i tanaman arau bagiarmya yang digunakan umuk memperbanyak atau rnengcrnbangbiakan tanaman Sednngkan benih unggul
dalarn PP No 44 Tahun 19()$ tentang l'crocmhan Tanaman, Bab IV merupakan
rncrupakan vancras ba11.1 atau vanetas lokal yang berpctensi unggi dan hanya dapM diedark an setelah d ilcpas oleh Memeri l'enanian
Pelepasan varietas unggul selalu disertai dcngan dikeluarkannya Surat Kepurusan (SK) pclcpasan varieras yang di dalamnya mcmuar deskripsi varicras
Menurut Sutopo (2004 22')) vaneras atau disE'but juga kultivar adalah sekurnpu.an indivrdu tanaman yang dapar dibedakan oleh sctiap srfat (morfologi, fisiolog, snologi, kimia dan lam-lainnya] )·an!! nyara untuk msksud usaha pertaman dan apabrla diproduksi kembah akan menunjukkan sifat-sifat yHng dapat dibedakan
dan lainnya $crtifika~i benih (Sutopo. 2004 211) merupakan suatu care pcmbcrian
scrtifikai dari perbanyakan, produks1 dan penyaluran bcnih yang ~~ua1 dengan aturan yang diletapkan oleh Dcparternen Pcrtanian Kepohlik Indonesia
Benih
berscnlflkat 11dal11h merupakan bcnih yang pada rroses 11roduksinya direrapkan cara-cara dan persvaratan tertentu sesual clengan
ketenruan sernfikasi
benih
(Kartasapoetra, 2003 124)
2.J.l Sertifikllsi Benih 01 tndonesra, sertifikasi benih dilakukan Pengawasan dan Sertitikas:
oleh instansi Balai
Benih Tanaman Pangan dan Hornkultura
(BPSRTPH) atau lcmbaga lain yang telah diberi wcwcnang
Kcberbesilun
program benih bcrserttflkat sangat duentukan oleh scluruh komponen yang berperan di dalamnya Kompcnen-kornponen
tersebur adalah
37
Lcmti.1g11 \
Hl'SllTPH
y
Lal)ora1onu1n
Pe11yul11h;111
~/
;:durnn)
Alli•
seleksr
\
J
Konsumcn
Beruh/
dis1nh11S1
Pctaru
"----" GAMBAR 2.1 STrlKEHQl,f>ER SERTIFJKASI HtN IH
Proses ~e11ifikasi pemcriksaan,
yauu
b~111h rnerupakan rangkaran
meiipun
(l)
pemcnksaan
pemeriksaan-
pendahuluan,
('2)
pemeriksaen I (fase vegetatif), (3) pcmeriksaan II (fose bcrbunga), (4)
pemeriksaan 111 (Iase
11111~~k),
(.'I)
pcmcriksaau pasca paneu dan (6)
UJI
laborator.ur» calon benih Sernfikasi bcruh menghasilkan bcnih turunan denean l<.elas di bawahnya Pemerintah menggolongknn benih ke dalam beberapa tingkatan
kclas berih Datam Kartasapoetra (2003 J 3~-136) beberapa kolas benih digolongkan sesoas dengan urutan keturunau dan kualitns11ya, yauu a
Benih
Pcniems
(!)reeder.< S.:edj, yauu
bcnih
yang diproduksi
oloh/dengan pcngawasan Pernulia Tanaman y~n,g bersangkutan arau
instansmya, dan merupakan sumbcr untuk perbar.yakan Benih Dasar b
Benih Dasar (!Jcrnc Seed · Nn.mdurum St•ed), adalah kcturunan
pertarna dari Bcnih Penjenis yang diproduksi di bawah himbingan
18
intensrf dan pcngawasan yang kctat, sehingga kernurnian vauetas yang nnggi dapat drpehhaia
dan diproduksi oleh lnstansi/Badan yang
ditctapkan'duurquk oteh Ketua Badan Bcnih Nasronal dan hams diserrifikasi olcb 3PSH Benih Pokok (SlocA Seed), merupakan kerurunan dan Bemh Penerus
c
atau l:Jemh Dasar, tl1produksi dan dipelihara sedemikisu rupa sebi11gga
rdenruas maupun nngkat kemunuan varictas memenuhi stander mutu yang ditetapkan sorta disertifikas. sebagai lknih f'olnk oleh BPSB Hemh Sellar (r.xtemmn Settd}, merupakan kerurunan dari Bcnih
d
Pokok, Benih Dasar arau Bcnih l'oko!\ yiing diproduksi dan dipelihara sedcmikran ruoa sehingga 1dentita~ dan tingkat kemunuan varictas memenuhi standar mutu yang ditetapkan scrta disernfikssi sehagai H~nll:
nasar
oleh RPSD
2.3.2 Staddqr Ktlulus1111 n.-e1ih l'11dl Rtrsl'rlifik.at
Stander hilus uji 'apang unruk sertifikasi benih padi. berdasarkan ~ela~ bemh terinci pada tabel JI I bcrrkut
'r ABEL 0.1 STA'."jDAR LULUS lJJI LAPANG SF.R'rlFIKASI BENIH PAD!
Nol -
lsolas1 CVL & tipe Rerumputan , Jar~ ] Waktu simpang berbaha a _____ 1 _,("°m) (hari) (Max)% Y 1. Benih Dasar (Foundatio11 Seed, FS) 1 3 30 0,0 Tidak ada Kelas benih
2. Benih Pokok (Stock Seed. SS) I' 3 3:!~nih Sebar (Extention Seed. ES)· · · ··j ···· Sun:hft
J)r17ff>J 1'ttnr2nJ,,,,, l'ctn~a.1.dt(t'lui.
30 . 30 [
0,2, Tidak ada i 0.5_ . T1dak.ada j
l.t."'1001.• t"A'-·h lJl~\·nTT'llf>J}.:oo~ 65
Dalam sertifikasi
benih, terdapat tahap pcn~'UJlHD laboraiorium
yang merupakan tahap .anjutan bagi calon bcnih }'ang hanya lulus JJl lapang untuk
mcngetahui mutu bcnihnya
Mutu benih rnenurut Suropo
(2004) melipun
Mi.tu geneuk y•aitu penampilan benih murni clan spesies atau varicias tertcniu yang menuruukkan idcmitas generik dan ranarnan induknva 2
Mutu fisologik yaitu kemarnpuan daya hidup l viabilsas), meltputi daya kecarnbah dan kekuaten mmbuh benih, sebingga tahan daya sirnpan
dan bebas hama penyakn benih 3
Muru fisik vauu penampilan benih dJhhat secara fisik (keseragarnen. bernas. bcrsih dari campuran benih lam, hiji gulma, kontaminan lain l
l>alam penguiian bcmh di laboratorium, dikenal beberapa isnlah khusus, yaitu (Suropo, 2004 :HO) • Benib Murni, yaitu segala macam b11i-b1jian yang berasal dari suatu jeais
yang sedang dutjr, baik mcngkerut, belah atau rusak rnaupun bagian pecahan b1j1 dengan ukuran yang lebih heSHT
• Bemh Tanarnan I am, yaitu b1j1 clan semua jenis dan atau vanetzs yang ndak tcrmasuk vaneras yang duentukan namanva pada label •
Beruh Campuran Lain {CVL), yaitu ;cjumlah bemh yang terdiri dari dua
atai. lebih jenis dan vanetas masing-masing rerdiri lebih dan Inna person • Kotoran Beruh adalah semua bahan yang bulcan biji tcrrnasuk misalnya biji per.ah, biji hampa, sekam, pasir, dan lain-lain
40
Scla111 standa.r 1olus uj i benih di l:ipangan scpcrri pada tabd II I tersebut di alas, calon oemh padi JUga harus mcmenuhi standar lulus UJI laboratonurn sesuai dengan I SO 17025 Tahun 2002 sepern tereamum pada label II 2 borikut
TABEL 11.2 STANDAR LUl,US VJJ l.ABOR.4.TORIUM SERTll•IKAS[ BENIH PADI
,-No
; 1. I 12.
i3 i
L__.
··--
i Benih
--------1
Dascr
! (Found!llton Seed, FS) ;~~~1r~~
;sJ.
Biji
CVLf
o.o
0,1
0.1
0.2
0,2
0.5
1--
13.0
99,0
1.0
13.0
·99;o·r
1.0
SB,O
2,0
Bern~ Sebar 13,0 (Exte~l1011 Seed. ES) . ...:.._
l
,..__=
-··
Srt111b!'r DuJt'tt Tanan1u.1' I'aii[lan, dtpt'rbnuyalt t.ile/J HJ'SRTPHJ)/!,
]I}(}~
afo
putih
i ao.o ·lungu 80,0
biru
·-
65
2.3.3 Ktuntungan Ptngguna:m Be11ih Padi Ben~rtifikat Benih berserufikat adalah bcmh yang proses produksinya mela.ui pengawasan
sehmgga
memberikan
banyak
keuntungon
penggunaan
memihki
lcgalitas untuk diederkan
keunrungan bemh
pada
penggunanya
padi berseuitlker.
serta dapai Keuntungan-
anrara lain
Sutopo
(W04 22:'\)
a
Penghematan penggunaan benih, karcna rncnggunakan benih padi berseruflkat mcrrbutuhkan ]0-25 kg/ha, sedangkan nonsertifikat rata-
rata
ro- 35 kg/ha
!
Kaclar I Murrn Kotoran Tanaman Max Daya Warnai Air i ,.. Bernh L ., uml>uh L b , ,,,m am ,. M' a e1 · 01 1n% . I Max,% % Max.,. Max.%
. Kelas benih
i !
I ~~rl!
I
DALAM
41
b
Keseragaman
pertumbuhan,
pembungaan
dan
pemasakan
buah,
benih berserufikat
adalah
sehmgga dapat dipanen sekaligus
c
Rendernen bcras tingg: dan rnutunya seragam Keuntungan lain dalam rnerggunakan
tcrdapatnya
label benih, karena dapar memberikan
keterangan
bahwa
produksi benih tersebut telah melalui proses sertifikasi serta mformasl lam
berupa identitas dan keterangan mutu benih hastl pengujian Label benih memuat keterangan arau ambut temang
(Suropo, 2004 225)
a
Nama dan alamat produsen benih
b
Jeni s/varictas Ianaman
c
Nomorkelompokbenih
d
Tanggal sel esai pengujian
e
Kadar air
f
Daya tumbuh, dan Jam-lain
2.4 Sentra Produksi Bcnih Padi Be~rrtilikat (~upply) Industri perbenihan bcrocda dengan mdustri lam. karena membutuhkan keccrmatan,
keulctan dan kejujuran yang dibutuhkan
Stljak
pemilihan benih
scrnbcr sarnpai dengan pcnyi mpanan benih yirng dihasilkan Kcjujuran sangat
dibutuhkan karcna .esiko ker ug1an penggunaan benih palsu/tidak bermutu baru
dikctalnu sesudah waktu, braya dan ienaga dikcluarkan untur proses usaha tani Prcduscn/penangkar melakukan
pcrbanvakaa
benih
benih
adalah
melalui
seseorang
cara menanarn
atau benih
lembaga
yang
surnher agar
42
rnendapatkan calon beruh yang akan dtscrnfikasi untuk mendapatkan
legalitas
pengedaran untuk kernudian hasil bcnihnya dijual ke pcdagang atau Iangsung ke
pengguna benih Proses produksi bcnih memcrlakan dukungan banyak faktor, antara lain
a!..an dibahas pada sub bail berikut
2.4.1
Lnkasi da11 Knndisi Optimun 11ntuk Tannmim Padi Sawah
Scbelum memproduksi bemh, dipcrlukan pengetahuan yang cukup
P' hhen lokasi produksi
untuk menentukan
menghasrlka»
yang mahrmal,
produknvitas
maupun kuantitasnya
benih agar dapat
b111k dan
segi kuaiitas
Mughnisjah dim Setiawan ( 1995 ~04) menjelaskan
bebcrapa penmbangan
dalam
memilih
lokasi yan,g tepat untuk
penangkararlip1 oduksi beruh yanu a
Kondrsi agroklimat yang cocok, wilayah dengan curah hujan linggi dan kelcmbaban nisbi yang tinggi hams nihit'!
J
Memiliki produktifitas di atas rata-rata dan gangguan alarm yang -n immum
c
I ingasi rerjarnrn. inside ponyaku dan gulma yang rend ah)
Mudah rncndaparkan
renaga kerja, memiliki
fasrlitas jalan yang
mcmadat da n sistem kornunikasi yang baik K ondisi agrokhmat yang cocok untuk suatu tanaman, mengacu kcpada kondisi onnmumnya karcna kondisi ini rnendukung tanarnan unn.k
bcrproduktifhas tinggi dan cenderung terhi ndar dan penyakn terbawa
bcnih Kondisi optimum l 9?5
21) I},
tanaman padi (:Ylughm SJ ah dan Setiawan,
adalah ketcmoaban
nisbi kurang dan
43
2.1-.lO
''<:.
angin yang ndak terlalu kencang agar pcnyerbukan bcralan
baik, sorta iercukupmva kebutuhan radrasi matahari yang diperlukan untuk mcningkatkan
pembukaan
laJu penumbuhan
(r.:Jt'f>t1r111n)bunga
tanaman melalui proses foeosimesis,
serta aktivnas lebah penycrbukan
Meuurut Suparyono dan Agus Setyono ( I\193), berdasarkan kebutuhannya terhadap a11, maka tanaman padi terbag: mcnjadi dua jenis
Suprivads yaitu padr gogo dan padi sawah mengandalkau
air
hujan,
sehingga dalam
Pad• g.ogo hanva
menanam
memerlukun
kccermaran waktu, dan kendalanya adalah air hujon mcmihki karal\tcristik kendakreraturan Padi goso bia$Rr.ya drtunam sesudah huJan turun '.?-3 kali, atau scknar akhir bulan September atau awal bulan Oktober Sedangkan pad: sawah mcrupakan jeius padi yang selalu membutuhkan gc-nangAn air, $~hingga inga$i $/!Wah harus lancar Selain meml:>otuhk~n air yang cukup, padi sawah .iuga memertukan kebutuhan tanah dalam
koodisi yang khusus agar dapat rnendukung pertumbuhann, sopert 1 tennci pnda tabel II J (Bnnkman.
-:ff\!
1978 dalam Sitorus, I 9!!5 43)
l \GFI ii.~ !~\\tl,.t.':Cl>l!'l,IUCK\'-.1\,\\!.\'l'\111'.-\\\\!f
Kebutuhan
Tinggi
Toleransi Terhadap ITi.nggi Penggenangan
Sedang
Kekeringan
:Rendah
IRendah Rendah
·1 ekstur berli8!
iringg1
Keadaan masarn
T1nggi
'
'Sal1nilas
Air ;
Tekslur be(liot
! Struktur Baik Kalsium Keadaan
nassm
I
Rendah
TIS (Tinggi/ Sedang)
44
2A.2 Alur P~rbany~kan Ber1ih Pemcnntah rnengatur srstem alur pcrbanyakan benih sebagai alur generasi tunggal (one generanon flow) dan kewenangan insrauss/lernbaga yang bertanggungiawab terhadap proses produksi agar keterscdiaan bcnih
~
<:;----- ·---------------
· ··
Haliuan
Ff ~ ~----·-~-~--- ------- RBI ~rss-i ··---------·- -------flBJIBBlJ/Penangkarllemh · I
+
.__
,.]I ES 1~ - - - - -- - - . - . ·- --- -I
+
l'F.'r A~I
Hl:JP/Pcnangkar Bemh
I
GAMBAR 2.2 Al JR GF.~ERASI TUNGGAL (ONE GF.NERATJON J?l,OJf)
asxtn
PAl>l
Kelangkaan produksi benih menyebabkan kebutuhan oenih tidak
terc.ikupi, dan pemerintah teiah rnengantisipasmya dengan menetapkan kewenangan/lokad
dalam produksi perbemhan seperti pada table II 4
4~
TABEL 11.4 W1':\'t'E'.liA~G DAN LOKASt PRODIJKSI BEISIH Hl!:RSF:RTIFIKAT
[Pi....,..,,,_ ......... ! I
'Pulitbangtan · _ Direkb)rat Jenderal Pertaman Tanaman Pangan ,1
Dmas Pertanran Provmst
Befllh Pen1enis (Breeder Seed, BS Benrh Dasar
...... Balai Peneliban Tanaman Pangan
. ·-· Balai Benih lndul< (llBI) Foundal!Qn S611d, FS) . Benih Pokok Bala1 Benih lnd1;k/Utama (BBllBBU)~ Stock Seed,_ S... dan Penan~arlertentu _ Benih Sellar Bala1 Benih, PT. Sang Hyang Sen, PT. (C:xt:ms10n Seed, ES) : Pertam, Pemmgkar/Procusen Swasta J
S111J1()tl' ~·u1 'i4'''· 19S~.dulunr \brgltt1nJah aon ~(!lru·.i,,u, J 99/ ~7
2A.3 Pola Kerjasama Pola kerjasama atau pola kemitraan bertujuan untuk mendapatkan
keuraungan bagi kedua belah pihak Beberapa perusahaan besar telah menerapkan
bcntuk
kerjasama
ini agar target produk:si benih dapat
tercapar Misalnya pola kerjasarna PT Sang Hyang Sen (PT SHS) dengan petani penggarnp lal11111, yang tclah menumukkan sistcm bagi basil
Dalam kcrjasama
1111,
keberhasilan
mclalui
PT SHS telah menyamkan
motivasi dari kedua belah prhak yilng bekerjasama sehingga perjannan kerjasama dapat mengumungkan bagi kedua bclah pihak Kerjasama
dilakukan
PT
SHS
dengan
petam
pcnggarap,
mcnggunakan peranjian kontrak tertulis (hitam di atas putih) antara kedua belah
pihak
agar
kcpentingan
keduanya
dapat
tcrlmdungi
Dala:n
kerjasarna mi, PT SHS menyediakan lahan dan bcnih padi, sedangkan
petani mengeluarkan tenaga untuk menggarap lahan sampai dcngan panen Penghnungan basil diiakukan dengan jumlah Gab ah Kcring Panen ( GKP) dan lahan rerscbur dikurang: biaya produksi sebesar Rp '1 000 000, per
46
hekrar (semlai 2 Ion GKfl), dan hasilnya 60% untuk petani dan 400,i, untuk PT
SHS
Target
minimd
produksi
yang duetapkan
untuk
petam
kcrjasama sejumlnh 5 ton!ha, apahila petani tcrsebur dapat melebshi jumlah target yang ditetapkan, maka sisa yang ada rncnjadi mullak mihk petani yang 111.au dibcli oleh PT SHS dengan harga GKr th atas harga pasaran Dari kerjasama im PT SI-IS mendaparkan jaminan suplai bahan baku bagi industri benih. sehingga perusahaan dapat rcrus berproduksi
Sedangkan petam dalam kerjasama
101,
mendapatkan keuntungan sccara
rnarernl ber.rpa pendapatan dengan modal awal yang kecil dan selalu hcr,~mangat menggarap lahannya {Adibye, 200B) 2.4.4
Arus Lintas l:lt>11lh Arus lmtas benih ::ul.11lah penyimpangan alur bcnih ideal karcna rerjadinya
beberapa
penyediaan
faktor
yang
benih berscrtifikat
rnengakrbatkan
turunnya
pada ltcla.> bemh teueutu
pemerintah umuk mcngantisipasi dilakukan dcngan bcrbagai cara
nenurunau
jumiah
Langkah
ketersediaan benih telah
Salah satunya dengan menetapkan arus
bcnih ideal yang harus dilewat: dalarn tahapan perbanyakan beruh yauu BS
-+
FS
SS
-+
-
ES
Tetapi. kenyataan di lapangan, terkzdang terjadi alur lmtas bemh, karena
beherapa ha! berikut (Mughnisjah dan Senawan, 1991 i • Bemh tidak lulns ttJ• di BPSB, sehingga alur ocnih menjadi
a
BS -+ FS -
b
BS -
rs
SS
-+ ES
47
• Benrh RS dar FS ndak Iaku di pasaren, sehingga dijual sebagar gabab konsumsr atau sebaliknya yaitu petani !.,bi~ menyukai menanam bcnih
ES untuk konscrni Maka Ahir lmtas benihnya, adalah ·
BS-+ 2
2.4.5
FS -
SS
BS --. FS
Perkiraan Jumlah La)'aman/l'en~1ma Benih Dalam produksi benih mcrnerlukan perhitungan awal yang tepat dalem menenrukan jumlah bemh sumh~ yang dibumhkan u'lltnk dnanam,
yairu seperri rerdapM pada rable
KEBliTt:IJAN
rr 5 berikut
TABEL U.~ DENI.ti BERDASAR l<ELAS BF.NIH\'ANG
Ofl'KOOl•Kl'l
~~1Ktia:hP.niht~j:n ~roduksi: I
l
I,~
' J'S untuk SS
.,
·'
BS untuk produksi F'S
\ . I SS untuk ES
pc~t-;;h1u: herii.hs~bt;(°kgih"ftJl
I
I0
\
25 25
-- -
-----
Pe~hitungan Jumlah benih sumber yang dibutuhkan dalarn suatu produksi
beruh kelas tertenru harus tepat, karcna berpengaruh terhadap
keraparan populasi yang berakibar terhadap terganggcuya cahaya maiahari
yang rnasuk ke penanaman sehmgga me11gga11ggu proses fotosintesis dan
kclancaran proses penyerbukan
Setain itu, pcngtutuogan juga perlu
dilakukan tentang keootuaan pengguna bemh bcnih walaupun hanya
bitungan kasar agar dapat memperkirakan benin vang dibutuhkan, yanu
mengalikan luas lahan tanam dengan kebutuhan henih rata-rata persatuan luas, meskipun
angka
permmtaan
benih sebcnarnya
(real dcma11d)
hiasanya lehih scdrkit karena kemungkinan beberapa petam menanam sendin untuk kebutuban bcnihnva (Mughnisjal: dan Senawan, 199 I)
2.:" Sentra Permintaan Bt11ih Padi Benertifikat (demand) Sentm pcnnintaan beni h bersertifikat terbagi menjadi dua, yauu produsen benih rncmbutuhkan
benih sumher
untuk
produknya meujadi kolas di bawahnya
menghasilkan
beruh turunan
dan
Kelas benih yang digunakan produsen
benih adalah kelas bcnih BS (Breeder Seed}. FS (l•o1111da11011 Seed) dan kelas SS Sedangkan petam pengguna benih mcrupakan scntra bagi pcmasaran bemh kelas ES u::rte111w11 S<'etf) yang merupakan keturunan dari benih kelas SS (Stock Seed) Lebih jelasnya ditcrangkan cla lam suh bab berikut
2.5.1 Sisrem Pemasaran Benib P<1di Berseniftkal Sebelurn beruh sampai ke tingkat petam scbagai pengguna benih
kolas ES 11-:Xtelllum Seed), adakalanya benih langsung ke tangan konsumen karcna konsumcn datang langsung ke produsen beruh, rmsalnya petam
membelt langsung ke Halai Hem h atau produsen menjual 1~ngs11ng ke pengguna beruh Sclam itu, seringkali benih melcwati jamr pemasaran ke pedagang
benih (Suto110.
2004 2:l l) yaitu
berusaha di bi dang perdagsngan
benih
orang/badan
bukurn yang
Pedagang benih mcngu sahakan
tatamaga hrnih dan dapat Juga merangkap atau tidal< merangkap sebagai
p:oduser.
bcnih
Produseu'penangkar'
dan
pedagang
bemh
wajib
mendaftarkan d.n ke BPSB sesuai wilayah kerjanya unruk mcndapatkan
SKPll (Surat Kcrcrangao Procdagang Bemh) sebelum mcnjalankan usahanya, agar dalam mengusahakan benih mudah dalam pcngawasan serta rnudah tertelusur apabrla ierjadi permasalahan perbcnihan
Siklus pcmasaran bemh dapar dilihar pada gambar 2 3 dan terlihat adanya kcterkaitan amara produsen, ~agang dan konsumen benih yaitu
··-··---··· ···----· ·----··---·-······-··'·-····--······-·-1
''
......................................... ............................................................ ,. ·. '
P1:1~a)11r
' ·- . ·-
·-- ··--
' '-
mos /J..;
Para peta1u/kuus.1101en ~n1h
::.. ·1111ilwr ,\ 11l'l(:Jl1ptl('/rt1,
I_
0
l-----: ''
CAMBAR2.3 l,JSGKAR/\_\
PE~1/\SAR.\:'V 6El\IH BE.RSl:HTl~1KAT
Mccunn M.uhyarto ( l 989 167). distrlbmi atau pemasaran adalah kcgiatan ckonomi yang berfungs• cnruk ruembawa atau menyampaikan barang dan produsen ke konsumen Pengaruh perdagangan bcbas yang
begrtu kuat memerlukan suatu anlllisis pasar )'ang eermat sebagai langkah awal pcngernbangan suatu komoditas pertanian Menurut Rintuh nan Miar
\'.l.OOS) s~kunm~-kurangnya ada tiga vanabel dalam meni:an~hs1s pasar suatu komodrti vnitu pasokan, perrnintaan dan harga
lkbcrapa
fakior yang berpengaruh
dalarn pcrminraan
benih,
drtcrangkan dalam ~ub bab berikut
2.5.2 Perst·psi l'etaoi Pe11ggu11a Henih
Pcnnintaan harang akan bonambah (Soedivono. 1
Rmruh dan Miar (200~
139) menjelaskan
bahwb
berubahnya preferens« konsumen di masa yang akan datang kitn harus mengubah ;l~ngan leb1h menekankan anahsis dari s1s1 permintaan (dt!mom/ .\ii.le) dan
mengcbah paradigms srrateg: pcrnasaran menjadi rnenjual apu
yang diinginkan
oleh pnsar (konsumen)
atau dengan perkataan lain
mcughCt$ilkan produk yang dimu1111 konsurnen (produc« what 1-011 can stdl} st:hing!!a
diperiukau
peugetahuan
yang
lengkap
dan rinci
tentang
prtfe1~1t~i konsumcn Dalam pcrbenihan, perscpsi pengguna benih dipengarulu oleh beberapa ~klvr benkut (.\1llghnis,1ah clan Set1awar,,J<J9l) f I) l'etam yang akau -nembuar benih untuk kcpentingan tanam luhannya sendm,
dipengaruhi
olch fakror yang mempertunbangkan
ttdaknya petam untuk menghesilkan l:>cn1h sendjri dilihat
mudah
dau vanetas
dun k<Jndis1 iklim sejak panen sampai dengan musim tanam
~I
(2·1 Program pemcriraah
dalam pcnillg.katan produksi, lerlcai1 dengan
beruh yang dianjurkan pemcrintah dalam program-pmgraninya karena akan mempengaruhi kebutuhan bcnih di pasaran (.1)
Tingkar pencrimaan peram terhadap J(:nih •
Hadirnya varieras baru sedikit sulit ditenma petani apabila belum ada bukti kebcrhasilan dan tahun scbclumnya.
•
Jarak benih tersedra, hJ13i petani ndak Iebih dan JS km
•
vkuran kemasan beruh, pelani menyukal ukuranyan'.6 tidak tcrlalu bcsar karone ticlak adu ruang penyimpan walaupun lebih mahal
•
Petam akan mcmbeli bcoih dengan harga Iebih rcndah apabila
pctani yak in bahwa benih yang duawarkan memnunyai efektivitR~ rekms dan muru beruh yang sama
2.S.J
}t
arr:a Pnsar
Kcberhasilan
prodeseu
dalam
menjalankan
usaha
sang;n
diientukan oleh harga barang Dalam teori ekonomi mikro (Soediyono. I 9lS3 ). harga suatu barang dalam suaru pasar ditentukan olch permintaan
dan pcnawaran pasar
Pasar normal terjadi apabiia berlaku hukurr;
permintaan yaitu kuantitas barang yang dipasarkan berubah searah dengan perubahan narga harang tersebut.
sedangkan pasar tidak normal terjadi
apabne penawaran scjumlab barnog berubah berlawenau arab dcngan perubahan ·narga barang Pcrsamgan schat dalarn seam pasar sangat dibutuhkan oleh para
pclaku duma pemasaran, dan kondis] itu dikenal sebagai pasar sempurna
52
Menurut Soediyono ( 19H3) pasar persaingan sempurna merupskan pasar
dimana tenadi persaingan yang sempuma antara penjual dan pembeti k.afena tidak adanya monopoli perdagangan Pasar scmpurna membutuhkan enam syarat yaitu (I) ban yak pembeli, (2) banyak peniual, sehmgga cidak
ada pclt:ang individu untuk mempengaruhi harga pasar, (3) produk
hornogen, sehingga kemasau menemukan pilihan walaupun isinya Sama, (4) bebas keluar masuk industri atau bidang usaha karena rintangan
alamiah maupun buatan manusia diangi;ap tidak ada. (5} sumberdaya produksi mcmpunyai mobilitas y~ng tinggi untuk meninggalkan/rnemasuki bidang usaha tersebur dan (6) membutuhkan pengetabuan sempurna dari
pelaku ekonomi, misalnya adanya kesamean hru"g11 di tcmpat lain haro& tetep dijaga dan diketahui oleh penjuol maupun pembeli, Upaya menjua] barang kc konsumen dapat juga dilakukan
melalui strategl segmentasi pasar Menurut Swastha, Basu dan Hani I landoko (2000 122-123) segmenrasi pasar adalah membagi pasar menjadi
segmen-segmen pasar tertentu vang dijadikan sasaran peajualan, yang akan dicapai dengan markeung mix terteatu
Kegiaran ini memerlukan
kemampuan untuk mengukur secara efektif kesempatan
penjualan di
berbagai segroen pasar dan kemampuan memilin markR1mg mix yang tepat 1111lt1k segrnen pasar terpilib Pembagian segmen posar sangat dipengarubi oleh tipe produk, sifat permmtaan, cara penyalursn, media yang tersedia untuk komunikasi pemasaran dan motivasi p<:mbelian konsume» Bebe1apa
53
variabel
yan_g dapat
dijad1 kan dasar untuk
segmentasi
pasar dapat
dig11nakan sesuai dengan pasarannya, yaitu Demografi, seperti umur, jcnis kclamin, ukuran keluarga,
tingka1
pendidikan, siklus kehidupan keluarga, gulongan sosial
2
Geografi, sepeni daerah pemasaran, jach dekamya dengan penJual.
3
Psikografi, amara lain keprlbadian, sikap, motif watak konsumen.
4
Tmgkat penjl~aan,
mernbeli banyak, sedang, ~edildr dan tidak
membeli
5. Tingkat penghasilan Strategi dalam suatu penawaran barang ke kousumcn dipengasut.,
oleh beberapa faktor Beberapn faktor yang berper.garuh dalam stratl:l!li penawaran berang terhndap konsumen menurut Ma'ruf (2006) adalah. a
Menetapkan basis pelanggan (cu,rrrmtt:r base) secara strategis,
rasional, dan lengk11p dengan informasinya b
lde.utifikasi kebutuhan pelanggan/calon, sekarang dao akan datang
c
Menciptakan produk yang dapat rnemenuhi kehutuhan pelanggan dengan pas dao mengentungkan, serta rnampn mernbedakan dengan pesaingnya
d
\.lengknmunika~ikan
dan mengantarkan
produk ke sasarsn (target
market) e.
Memimpin seluruh personil perusahaan :ne11jadi sekumpulan tensga
yang disiptin, profesional, berpengetabusn dan berdedikasi bagi perusahaan
54
Selain slrateg1 pemasaran, dalam industri pertaman diburuhkan ketehtian dalam pemilihan lahan untuk usaha perbenihan, karena usaha
1111
mernerluken hamparan lahan yang luas dan subur, sepcrrl halnya mdustri pertauian Iainnya
TIHrga sewa lahan ditentukan oleh lokasi dan tingkat
kesuburau tanah, schingga berpengaruh besar terbadap lokas! perusahaan 1•1:n1sahaan vang bergorak di bidang pcrtanian rnelihat taktor sewa tanah mempunyai pcranan yang sama pentingnya dengan tcn~ga bagi perusahaan intcnsif 1enaga sehmgga dalam (l('.l\1sah~an penaman icrdapar gejala s11h~l uus: pengcluaran,
ya111J
antara pcngeluaran untuk angkutau. tannh,
sewa aiau harga iTsard dalam pjQiodipuro. 199::? 157)
2.6
l'ipt Perusahaan
Rtnih PJ
Perusahaan benih mcnurut MuglmisJah dim Seuawan fl991 471)
adalan lcm\>aga berbadan hukum yan~ berusaha dalam t>idang produksr benih
yang dihlola
secara profcsional
Pcnangkar benih belum dapet
dikatcgonkan sebaga: perusahaan bemh apabila hanya menghasilkan calon bemh dan belum bcrbadan hukum, misalnys kelornpok rani yang bekerja sa ma c'engan perusahaan benih melalui kontrak atau dengan pols kemitruan Berdasarkan topenya, perusahaan benih di Indonesia tcrdiri dari perusahuun swasra rnurru [milik pribadi atau kclompok), nnlik pemenntah dan campuran swasta dan pemcrintah Produsen benih di Indonesiu yang berstatus swasta, kepemilikan
sahamnya dapat dirniliki oleh perseorangan,
µ11\uugau. koperasi atau perseroan Meskipun kepcmilikan produsen oleh
swasra, tuga; pemcnntah untuk melindungi tetap dilakukan
keoennngan konsurnen benih
oleh Bl'SRTPI [ yang l>cl:erja sesuai dcngan wilayah
kerjanya di seriap provinsr
2. 7 Peran Pem~rintah dalam Wilayllh Pemenntah sebagai peicncana dan petaksana pembangunan hams dapat rnemanfaatkan potensi daerah umuk diiadikan modal pernbangunan
Imeraksi wilayah
dapat dilihat seba~i peluang dalarn memngkaikan
peranan suatu dacrah rerhadap daerah lain.
\'arr.un demikren
dalum
suatu
daerah
terjadi
kcwiraswataan
yang
dacrah rcrsebut dapat meningkatke» daya saingnye
terdapct kcndala uDCuk rnencapainya sepern dijelaskan
olch Mc ('lelland dan David Winter dah1111 Jlungan ( 19?9 4~0) bahwa ada
dua faktor kendala da!arn menc1ptakan kewiraswasraan di suaru daerah Faktor rersebut adalah faktor dan Juar [misalnya kesulitan modal yang dapat diatasr dengan kredit murah, adanya pcrubahan kelernbagaan yang ditinjau dan . maupun kcwiraswastaan) serta adanya faktor dari dalam (1ntcrn.il) yaitu sistcm sosial sepcrn l:ck:uatan adat lsnadat, kckakuan
status, dan kecungaan pada gagasan baru yang
menolak peluang kemampuan krcatif
So
I Jsaha-usaha
yang dapat dilakokan pcmerinrah agar daerahnya
rnarnpu berdiri di atas kernampuan sendiri yanu dengan mcmbcrdayakan ekonomi rakyat yang dapat ditempuh mclalui (Riniuh da1\ Miar :!OOS 83) a
vtcnciptakan suasana atau iklim yang memungkmkan porensi lapisan
masyarakat itu berkembang, rnembangkitkan
kcsadaran
dengan meodorong, rnemorivasi dan potensi yang
akan
dirniliki
lapisan
masyarakat agar berupava umuk mengembangkannya b
Memperkuat potensi atau daya yang mereka miliki, misalnva mcmbuka akscs pada herhagai pclnang yang akan mcmbuar mereka mcnjad1 makin hcrdaya,
dun penyediaan
berb<1gai masukan (mrsalnya akses dalam
modal, lapangan kerja, informasi, pasar) PerM pemerinrah
umuk mcnciprakan
inisiatif-inisianf
dalarn
mcmajukan dacrah, adalah dengan berperan sebagai (Arsyad, 1999 I 20121) ( l) Entrepreneur. yaitu
bisrns,
rnisalnya
bertanggungiawab
mengembangkan
menialankan suatu usaha
usaha
sendiri
(BIJMD)
dan
mengelola asct-asei pcrnerinrah daerah dengan ldi1h haik, agar secara ckonorms menguntunglan
(2) Koordinator, yaitu mcnetspkan kcbijakan atau mengusulkan straregi pembangunan daerah, dengan melibarkan kelornpok mesyarakat dan evaluasi mformasi ekonomi, pengangguran
nusalnya
kesempatan kcrja dan
57
U) Fasrlrtator, yaitu melalui perhaikan lingcunganottuudtnat (penlaku atau budaya rr.asyarakat) di daerah Hal ini akan mempercepat proses p
inve!.tasi yang ~e\ah ada,
misalnya niembantu
industri kecil unnrk pameran, pernbuaran brosur dan pembangunan kawasan industri
2.8 llubung:an luerarur dan variabd kajia.n Variabei kajran terdapat dan bebcrapa literatur, yartu pada tabel II 6
TA8EJ,IL6 PUSTAKA DAN VARlABEL PF.NEJ.ITIAN lsUMBER
_l SD8BAHASAN
J (2002 • 0)
antar wtlayah
! Ambard1
~-
I
URAlAN _ __
V~EL \
d<111, Faktor per:yebab Pd;, 4 lalctOf, ~airu Potensi demand and I . Pnhaw~nloro leqad111y;:i .nteraksl sumbmlaya alan, berlan-~$Wlg· supply, I
I
I
I
~:
_l=:::
(j:a~ dan peikernba11gan etoooo¥ ~a.it yang karektenslt kola
t'ffintarto (1589) Fak;or yang ; mcripengaruhl lnteraksi antar I Wila>Ja~
I
!
l· ·,
nya ~ paoac (d9manc!J. 1 a'ld s<;pp//), sfal sosi~ masy,._
- --:Pers&!)si petan1· · - r~or rosral yarg mencakup,mambeh barnt, 3SfJek percr
I
1-
_
,
"sl
asilEfl
1
konsumsi. aspek: ~
--~~ttal!~da'lsebag~~'---
SS
L SUM~E~1 SUB BAHASAN -,-
I
.. ---=-URAJAH
-= _ .
VARIABE~~
I
nemiroduksi I Keter.{allan anla1se00in bar;ng-barang yang\wrlayah karena I ~nie1TelailOlls/J1)) buttnan akan memb&li .1.suppl/ dan I dan keler;iant.mo- Jiaralll}-bw11119 yang dimaksod demamt bar~ng
I Ajisasmita l (<00598)
Kele1 kaitan atau kelerhuhungan
l'At~ah yarg fl
Id
an(mlordepedency) Jdari 'lli!afah-Wllayat lail ya11g I ' aniar W'l
tan!arck~a _ _ _ _
rI
I
1
.
I
\Provins1 DIY 1~-~I\ di 1 uj1 laboratonuml (2002 65) E.boratorium Mugnisj~ ,Polaalur benih Per.yi:npongan afur benih ataU'[- alur bernh r dan Setiawan1sesuai ke!etapan !Ult.as belllh dapat lerJadif ideal \(1995) lpemenntah (i
k
~
J l I
I
I
I
l:na;=;;~rn::~~-
!Mugnisiah --\Faktor yang
l dan Setiawan
I
(1991)
I
l
: __
rnempengaruh1 pemilihan ben1h oleh petani
l L _
-1. MudaMidak
J
petan' membuat-
berull sendiri • Program pemenntah dalam peningkafan ;iroduksi 1 I. Tingl(a penerimaan petani
I
_ _ _,I_ _
_
l
-P-er-se-p-si pe- -1'
tani dalam n:enentukan p~1han untuk . produksi beruh send1ri atau . membeli ben_ih
I
59
-1
IPAKAR/j ~~ER
SUB URAIAN BAHASAN _ _ __ Swasttia. 1 Beberapa - 1 Vanabel tersebut adalcti: lsasu dan vanabei yang 1. Geografi, sepero daerah Hant dapat pemasaran. jauh Haridoko, d1Jadika11 deka1nya dengan penjual. 12000 1dasar untuk 12 Psikografi, antara lam I 1segmentasi kepnbaa1an, sl~- motif. pasar watak konsumen. 13. Tingi
I
'
L
__
l_
I
-
_L_
. ---
-
-
~I. 1o
1•
, ~ , ,.
VARJ;B~
I
-
_ Geografi, seperti daerah Ps1kogra~. antara lain kepribadian, sikap, ~ Tmgka: penggunaan, ! sela\u, 5ering, kaclang- I kadang, tic!ak pernan Tingkat penghasilan.
I
I
_.......__
j
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB Ill KAJIAN UMUM WILA V AH PENELITJAN
Menurut hasil Susenas tahun 2005 jumlah kompostsi penduduk DIY didomina~i penduduk usia dewasa/produkuf (21-60 th) yang tercatat sebesar )6 % dengan total jumlah penduduk tahun 2005 sebcsar 3 .281.800 orang. Mill.a pencaharian sektor pertanian di Provinsi Daerah Istirnewa Yog}alcarta masih mcndorninasi lapangan kerja penduduk (Tabcl Ill. I) dibandingkan dengan sekror
lapMsan kerju yang la.in. T ABl\.I, Ill. I PF.KERJAAN MENURlJT LAPANGAN USAHA
K~ I
,
-
' ~
rr1.1·r1.i.in ~1.·nurut I JJ1JR~~R
u,411.! l\·1~.1n1i1n .t 1·. .·:t.11!~u·
:,1:1,11•1.L·1
.'.tn,•,1n
I• l\·rk..1·un,11~ , . ~\·• ~l.•nAn .I ;\·Itt •'-t~n l' l'l'rlJa .•u· l.uJttt\,, I0.1h~I•. l't•:l••<~Jh1ln
2001
:iim
200';
~r~~15
"':4 ,..,u
'."111 ...
;''\.?,.U:
...iK::21 14X1
ll~~'\~
....,,~1-'l'
1"17.; +i:-
ox.:-,~
I~ ..;...-:-
: •:!
14;n
.i.f.N)I'
: 1:-; 21.5~~
14.nl I ~.lQ.:?
~llrl
..,'"IU~'\
~,,I~~ ~ h~ ~\~
l\·1 li'1•'''"''•U'
~ll.:V:-
:,l\(I
5
·\nr.i-.ut,tn
"
l.,lJRll\d
• 1...ta
21102
..
~1,;,;;; \,.,,, tt.~n~~t..r.~r. .
(i \•• f 1tnll'l..tn~:11n
\u.
I 1~.4>h
~l~"t> '1~11 ~.,t l\.J~ .J.IO-(":'
~-J .....;\-.~
l~(l~l
:J ;t:i
.,., H~l li)U
.s,
~:,,~J
-1+1 l•C ~-ti~\ 14: J21
JOO'> ~.;.I
tH"
~~l 1 4~·1: .:1lill- .,, lit'}. ~'145 J.j (~-.l~lt?1~ ~..:;.I~.'
;t ~~ l,j.
, .. ~ ::-:i
1\11 ; I; i'. { ': !' 't
l;,~
\ )c,~ \ l11·
\':'r ii:~ \ l; •'
+Iii Ol! -1521$ 2411~ 245,5
( \:r.
1~1
<>1r,
tu
1-'4 "''
\ lf{',
~l'lo .r.,\;"l
Sulltber: /J<Jp/Hd• r,.,., DIY.
)(JIN>
Dinns Pertanian Provinsi V.I. Yogyakarta mcmiliki banyak bidang dan UPTV (Unit Pelaksana Teknis Dinas). l>alam kaitannya dcngan pcrbcnihan
60
61
tanaman pangan yaitu padi palawija, maka UPTD yang rcrkait adalah llP'l'O RPSBTPHDJY (Balai Pengawasan dan Sen.ifika..1 Bcmh Taoama» Pangan dan
Hortikultura
DIY) dan lJPTD BP~AI'TP
(Bala. Pengembangan dan Promosr
Agrihisnis Perbcnihan Tanaman Pangan)
BPSBTPflDIY (seniftkast}
me upakan
rnstansi
yang
mengawasi
dan per~daran benih i>er~enitikat di Provinsi
produksr
Dacrah Istimewa
Yogyakaria. sedangkan DP:?A\>TI' bcrtugas unmk promosi dan mengusabakan
bemh tanaman pangan yaitu padi dan palawija
<\e1ring dengan otonomi daerah
yang mengakibatkan orgJ1ni~J1si disesuaikan dengan J.:e.pencingan daerah, maka 131'2APTP merupakan pcnggabun!!an dari BBt dan DBU Padi, DnJ dan l:HH) flalawija sena LPUT (Lembagn Pcndidika» Usaha Tani) Poter.SI dan lokasinya BP:?APTP adalah
• c~" BBi
Padi W\jilan K11lonµrog11 (sawah 9 ha. pckarsngan 0.8 ha)
• t!k~ 8Bt Pala-w:ja Gading Gunungkidul (lahan kcring 7 ha, pckarangan 0. 75 ha) • Eks l.l'UT Wijilan Kulonprogo (sawah 6,9 ha. p<>karangan l ha)
• F.ks BBi Padi Gesikan Bantu! (sawah 2.5 ha. pc;kaningM 2 ha.) • Eks BB! Padi Wonocarur (sawah 5 ha, d1 Berbah, Steman)
• L'ks IJD{I Palawija, Kedungpoa, wnungkidul (laban kerir.g Z ha, pekarangan 0,5 ha) • Ek~ DBU Palawija, Panggang, liunc;ngllidul (lahan k(ll·ing 33 ha. tetapi yang produktif hanya 3 ha) Karena keterbatasnn
wilayah kajian thp1(ih
wakru, dana dan kernampuan
yang ada, 11\~ka
di Kabepaten Kulonprogo, Slcman dan Bantu' dan
62
dianggap sudah mewakili
seluruh Provin'li DIY. D~ripsi
ketiga Kabupatcn
tersebut adalah:
:J.I. Kitbapateo Kulonprogo
Posisi Kabupaten
Kulonprogo berada pada
1 to'J' 37''
samper
t 10°16'26" Bujur Timur clan antara 7°38'42"' sampai ,059·3·• Lintang Selatsn. Batas wilayahnya,
yaitu Bagien Utara Kabupaten
Magelang (Pmvinsi Jawa
Tengah), bagian Timur dengan Kabupatcn Sk:mau Jim Bantul {Prov. DTY), bagian Barnt deTigan K.abupaten Purworejo (Jawa Tcogah}, dan bagian Selatan dengan
Samudcra Indonesia. Luas wilayah Kabupatco Kulonprogo 58.627,5 ha {586.28 km). terdiri dari 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Temo11, Wates. Paniatan, Galur, Lendah, Sentolo, Pengasih, Kokap. Girimulyo, Nanggnlan. Kalibawang dan Samigaluh.
Rum ah rengga pertanian padi/palawija berriasarkan sorvei pertanian tcrakhir tahun 2003 sebanyak 80.495 KI<. Pcngenian rumahtangga pertanian padilpalawija adalah rumah tangga tersebut menanam padi/palawija, dengan seluruh hasilnya untuk konsumsi sendiri maupun dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijualfditukar atau memperolea pendapatanlkeunlungun atas resiko useha, Khusus untuk us.aha tanaman padizpalawija tak ada haw minimal usaha aiau BMU (BPS Pusat, 2003) Rata-rata hari hujan di Kabupaten Kulonprogo adalah 10 hh dan curah hujan JX-Tbu11JJ1 200 mm. Ketinggian temp& di Kabupaten Kulonprogo dibagi 3 bagian )' aitu
63
• Bagian Uiara
merupakan
dataran
1ioggi/perbukitan
kcringgian 500 - 1.000
Ill
Menoren.
dari permukaan
dengan
Jam, meliputi
Keeamaran Girimulyo dan K.okap • Bagian Tengan
Mcrupakan daerah perbukitan dengan kctinggian antara l 00 m sampai
dengaa
Kecamatan Kecamatan
500 m dari permukaan
Nanggulan,
Sentolo,
air laut, meliputi
Pcngasih
dan
sebagian
Lendah
Jumlah produsen dan penyalur benih tanaman pangan yang aktif di Kabupaten Kulonprogo bcrdasarkan data di Balai Pengawasan dan Senifikasi Benih TJ>H Provinsi DI Y tahun 2008 seiengkapnya terdapat pada lampiran A
yaitu sejumlah 8 produsen clan 11 penya!ur.
3.2. Ka bupateo Siem all Posisi Kabupaten Steman bcrada di 11<>°13'
Bujur Timur dan antara 7°34'51"
sampai 1'47'03''
00" sampai 110°33'00'' Lintang Selatan dengan
ketinggian antara 100-2.500 meter di ams permukaan air laut. Batas wilayahnya, yuitu Bagian Utara Kabupatcn Slemaa berbatasen dcngon Kabupatcn Boyoleli (Jawa Tcngah}, begian Barat dcngan Kabupaten Kulonprogo dan Magelang (Jawa Tengah), bagian Timur dengan Kabupaten Klaren (Jawa Tcngah) dan bagian Selatan dengan Kabupaten Bantu! dan Kota Yogyakana.
Kabupaten Steman
terdiri dari 17 Kecamatan, yaitu Kecamatan
Moyudan, Minggir, Seyegan, godean, Gamping, Mlati, Depok, Berbah,
64
Prambanan, Kalasan, Ngemplak, Ngaglik, Steman, Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan, Rumah tangga pereanian p..di/palawija bcrdasurkan survay perumian terakhir tahun 200'.l sebanyak 78. 970 K.K.
Jumlah produsen dan peoyalur benih tanaman pangan yang aktif di Kahupaten Sleman berdasarkan data di Balai Pengawasan dan Senifikasi Benib TPH Proviosi 01 Y tahun 2008 selengkapoya terdapat pada lampiran A, yaitu sejnm lah 11 produsen dan 5 penyalur.
3.3. Kllbupatca Bantu) Posisi Kobupoten Bantul bcrada di l t0°t2' 34" samnai 110°31• OS'' Bujur Timur dan antara 1°44•04" sampai 8~ 0'27'' wilayahnya,
yaitu B1111iai1 Utara berhatasan
Lintang Sclatan. Batas
dengan Kota Yogyakarta dan
Kabupateo Kulonprogo, bagian Ba1111 1kng1J11 Kabupaten Kulonprogo, bagian Timur dengan Kabupaten Gunungkidul d.an bagian Selatan dengan Samudera Indonesia. Kabupaten Rantul t.erdiri dari 17 Kecamatan, yaitu Kecamaran Srandakan, Sanden, Kretek, Pundong, Bambanglipuro, Pandak, Bantul, Jetis, lmogiri, Dlingo, Pleret. Piyungan, Banguntapan., Sewon, Kasihan, Pajangan dan Sedayu. Dan mas total Kabupaten
Bantul adalah
50.685 ha. Rwnah
tangga
padi/palawija
berdasarkan survay pertanian terakhir tahun 2003 scbsnyak I 09.379 KK. Jwnlah produsen dan penyalur benih tanamsn pmgan yang aktif di
Kabupaien Steman berdasarkan data di Balai Peugawasan dan Sertifikasi Bemh
65
TPH Provinsi DIY tahun 2008 selengkapnya terdapat pada lampiran A, yaitu sejumlah 12 produsen Win 3 penyalur.
3.4. Kabupateo Gunungkidul Posisi Kabupeten Gunungkidul berada di 110°21• sampai 110°50' Bujur Timur dim antara
i146"
sampai s009· Lintang Selatan. Batas wilayalmya. yaitu
Bagiao Utara berbatasan dengan K.abupatcD Sukoharjo dan Kabupaten Klaren
(Jawa Tengah). bagian Barat dengan Kabupaten Sleman (DIY). bagian Timur dengao Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) dan bagian Sclatan dengan Samudera Indonesia.
K ahupaten Gunungkidul terdiri dari 15 Kecamatan, yaitu Kecamatan Panggang, Pwwosari, Paliyan, Saptosari, Tepos, Taniungsari, Rongkop, Girisubo.
~manu, Punjung. Karangmajo. Wonosari. Playen, Patuk., Gedangsari, Nglipar. Ngawen, Semia. Kabupaten Gunungkidul mempunyai curah hajan cenderung kurang sehingga kondisi lahan tidak semuanya teraliri ingasi yang lancar. Labanlahan produksi padi lebih bcsar lahan padi gogo dibandingkan laban padi sawah. Penclitian ini hanya ditujukan pada pcmcnuhan bcnih sawah yang henyn terdapat di beberapa kecamatan
di gunungkidul,
yaitu
sampel
hanya
dibcrikan
di
Kecamatan Purwosari, Paliyan., Ponjong, Karangmojo, Playen, Patuk, Gedangsari.
Nglipar, Ngawen, Semin, Rumah 1811gga padi/palawija herdasarkan survei pertanian teraknir tahun
2003 sebanyak I 08.295 KK Jumlah produsen dan penyalur beoih tanaman pangen yang aktif di Kabupaten Sleman berdasarkan data di Balai Pengawasan dan
66
Sertifikasi Benih ll'H Provinsi DIY tahun 2008 selcngkapnya tcrdapat pada la.mpiran A sejurnlah 3 produsen dan 3 penyalur.
Gambar peta kajian wilayah rnikro penelitian terdapat pada Gambar 3.l sampai dengan Gambar 3.4 berikut.
~
..,
Cr'.
w !D :::;
<(
~
:.::
en
:J
(/)
.... ~ ~§ §~
~~
>-0
;!i~ ~!!'Iii
.!!~ll:
~~(D
11) _,...
0
z
.....('I)
<( Cr'. <( I:J
0 0
.:~ : ;;
c
~
"
!
0
":; IXXE!16
0009!H6
68
69
i ·c....; -.l:! Jie ~c
C>
.3
ii
c J! .!l JI
Q
"
§
..!P!~
"'
ii
Ii
1111
.
8
i-\D
0
8
'i
8IJ
0
zo WO !(a:
0.. 0.. :)%
~g
.
0
x => x
~
{(•US(16
{(;,)00
6
70 :!!
i
91
91
91
91
~I
,:;,
ii a
I)'.
l8 :l: ii5
g I:: 0
r
§ E ,;;
~
.,g: "'
91
§ i
8
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BABIV ANALISIS POLA KETERKAIT AN ANT AR WILA Y AH DALAM PEMENUHAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT
DI PROVINSI DAERAH ISTrMEWA YOGYAKARTA
Bab ini berisi 1em3.11g analisis sebaaai deskripsi terhadap permasalahan yang telah dirumuskan di awal.
Berbagai informasi, pernahaman dan persepsi
pengguna perbenihan di wilayah kajian akan dipaparkan dalam sub bab berikut,
yong merupeken hasil dari pencarian data sekunder daa primer untuk membangun konstruksi konsep pola intcraksi aotar wilayah dalam pemcnuhan benih padi
bcrscrtifiket di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakart.a.
4.1 Produksl Benib dan Pemasarao Boih P1di BenertUik.at Alur benih merupakan aturan perbeniban dalam penggunaan benih, baik bagi produsen sebagai sumber benih maupun petani sebagai pcnggunu benih untuk lahan non benih. agar ketersediaan benih terjaga kestebilannya. Sesuai dengan klasifikasi benih berdasatkan tingk.at kemumian berdasarkan deskripsi varietas dalam Surat Keputusan Meo.tcri Pcrtanisn maka benih terbagi kc bebcrapa tingkatan kclas bcnih. Tingkatsn derajat
kemurniannya
adalah
Denib
Penienis
yang paling tinggi
(Breeders Seed) sebagai
penghasil keturunan dari Benih Dasar (Ba.•ic Se<-d = Foundanon Seed = F.S). Benih Dasar atau I'S akan menghasilkan
benih kelas SS t.>1ock Seed),
kemudian benih kelas ::;::; (Stock Seed) masih diturunkan lagi meniadi benih kelas ES iExseruion &ed). Dalam penggunaan benih tcrsebut, benih kclas SS
n
72
ke atas yaitu kelas SS, FS dam BS sebagai pengguna adalah produsen atau disebut sebagai benih sumber, sedangkan petani penggunu diunjurkan untuk menggunakan benib kelas F.S agar ketersediaan benih dapat terjaga kcstabilannya. Berdasarkan waktu tanam benih, Provinsi DJY membagi rnusrrn tanam
kcdalam tiga sub round, yaitu sub round I apabila wakru tanam
dilakukan pada Bulan Januari s.d, April, sub round JI pada Bulan Mei s.d. Agustus,
clan sub round HJ pada
Bulan September
s.d. Desember.
Pembahasan pada penelitian ini mengklasitil
Produksi Benih du Pemasann Benih di Kabupaten Kulonprogo.
Produksi dan pernasaran benih di Kabupatea Kulonprogo periode tahun 2003 s.d, 2007 dipaparkan pada sub bah berikut. 4.1.1.1 Ka...,..P.PrvduksiBeniJ. Padi.Bcusatifikatdi.Kabt•re!m
KWooomm
Produksi benih di Kabupaten Kolonprogo pada sub round I, selama tahun 2003 s.d, 2007 selengkapnya terdapat pada Lampiran C.1.dan secara ringkas disajikan dalam label £V.1. Dari data
tersebut,
produksl bcnih kelas FS tahun 2003 s.d, 2005 pada sub road ( sebanyak 37.8 ton atau rata-rata produksi 7,56 ton pertahun dan merupakan basil
dari produscn milik dinss di Keeamataa Nanggulan.
73
TABELIV. J PRODUKSJ Bl!:Nm PADI BERS.ERTl.[<'IKAT, SUB ROUND I
DI KABlJPATEN KULONPROGO TAHUN 2003 S.D. 2007
Kelas
·
Benib Tahun SWa$U Dinas BUMM 1
··---·
2
2003 -·-·.
3
4
0 .--3,05. ···-
S
. Pn>dukai di Kecimatan Item)_ ~111 N
S
T
P
L
6
7
B
t
10
0 -·--·3,05 .
__
·- 2(J_~! . o _ 9-t~~. .._o _ _J!.D~
~
·--2007 · s5;85 · 30:03
·-··FS
2005 't-: ·-·----=-
0 -0 -·. 0. ··--·--
o, o
0
_g_ __9.
tt 3,05 ··-·-·
_ ~.o~.
0 16,66 • ---11--··0 16,66 -····0 r-· 0 . ---0 0 ···16,66 . .. -·-· 2006 0 4,43 0 4,43 0 0 0 0 ·--·· - -· . --- ... ~·-·... . .. . . -·-- ---· .... ·--- -·4,43 ... 2007 0 4,58 0 4,58 0 0 0 0 4,5B i·---t~Ju-m-=-1a-=-h~O 37,81 o 37.81 o o o o i1,s1 2003 32,64 ····--24,55 . - 0 ,___ 24,55 32,64 0 . 0 . ..0 57,····-19 ~----·~ . . -·-----=-2004.. 94,73 21,2 ·--·12,5 -·· 25,1 89,83 1.. ·--~~12,5 0-~--·· 128,43 .. .. . ---· ·····-·-. ... ··~---· SS 2005 50,83. 17,53 0 0 68,36 O O O 68,36 ··-·- - ' ..2oos 12s,af 21.s1 ·· a 29:a212a,ss-1s.&9 19,s -o 253:89
o 36,28 · · 1.f79···· o ··· ~1 · · · ·ii · ii5~
: Jumlah 460,37 ~20,88 12,5 115,75 332,5 76,69 68,81 0!593,75 % 77,54 20,36 2,11 19,49 56,00 12,9 f1,59 0,00 -
···~-·~;·.~·.··t~i~·····i1¥j~ T~l: Jumlah 153,6 ~ . 21,9
o_ J.47,68 O 1418,06 165,6 37,24 80,.t 701,29 0 76,10 0,00 59161 23,61 5,31 1,4
.~·.,_u,-....,,b-.,~ Bulw l'ml(mR'aan ~ .'W;mjlko.tt llm1h TPR Wt, 20fJR d1olah Keterongan: (N Nun)lllulan, .> .~t:11tolu, T = Temon, P · PmgtJSJh, 41ln L = Lendoh}
Produksi benih kelas SS: sebanyak S93,7S ton atau rata-rata 118,75 ton penahun Produsen yang paling berperan adalah milik swasta dengan produksi benih sebanyak 460,37 ton (77,54%), sedangkan dinas hanya memproduksi benh scbesar 120,88 (20,36%) dan BUMN hanya 12,5 Lon (2, 11) Scbaran wilayah prodaksi tersebar di Kecamatan Nanggulan (19,49"/o), Sentolo (56,00%), Temon (12,92%) dan Pengasih (11,59%) Produksi benih kelas ES sebanyak 701,29 ton, dengan peran produsen terbesar adalah milik BUMN (78, 100/o) baru kemudian swasta (21.9(1%).
74
dan sebaran lokasi produksi
berada di Kecamatan
Lendah (59,61 %),
Sentolo (23,61 %), Temon (5,31 %) dan Pengasih (11,47%). Analisis kapasitas produksi benih pada sub round I di Kabupaten Kulonprogo lebih jelasnya terdapat pada gambar 4.1 berikut .
CJ Swasta Ill Dinas oBUMN 150
2003 2004 2005 2006 2007 2003 2004 2005 2006 2007 2003 2004 2005 2006 2007
umber: Hasil analisis, 2008
GAMBAR4.1 DIAGRAM BATANG PERAN PRODUSEN DALAM PRODUKSI BENIH PADA SUB ROUND I DI KABUPATEN KULONPROGOTAHUN 2003 S.D 2007 Dari grafik tersebut tampak bahwa produsen Dinas dominan pada produksi kelas FS, produsen swasta pada kelas SS dan produsen BUMN pada kelas swasta, Dominasi
tersebut produksi
tersebut menunjuk:kan
bahwa minat produsen swasta lebih kepada benih SS, dan BUMN pada benih sebar. Produksi benih di Kabupaten Kulonprogo
pada sub round II,.
selama tahun 2003 s.d. 2007 selengkapnya terdapat pada Lampiran C.1. dan secara ringkas disajikan dalam tabel IV .2 berikut.
75
TABEL IV.2 PRODUKSI BENIH PADI PADA SUD ROUND II DI KAIUJP ATEN I
L-ina• 8UMI "•n-ular &..ntolr emo1 Penaasi
ice'•' ·
~!!ih1T11hun
lumlal
0 0,35
0
0,35
0
0
0 __.QJ~
1-----'J=u=rn=lahO 0,35
D
0,35
O
O
O
FS
2007
>------+--% SS 2004
·--·- 'i.ooi .. 91,4
o umleh 91.4 0 'I'. 41,28 0 ~--.?9()5 ".. Q.,_O.
. ~s .. ~ooo,_54.1.6, 2007 403.6
.,_,_....
0,35,
0 100 0 100 .o _!! 1)4_.65 -··· 0,
II 0 0 0 40,25 ... 54,6 94,85 40,4461,1s 25 o 126,59
35,19 J0.04 40,44 61,15 65,25 54,6 22t,44 58.72 18.26 27,61 29.4~.....J4.~.:.i-~-1 ~5.06 ... .. . . 0 . 2~,06 __ J! -·· . 0 l&,_Q§_
o .... JL 0
0
11mlall 457.8 O 25.06 % 94.81. . () s,19
o 54.1~.
o
0
o 54,16 103.55 403 64
O 379.31 0 78.55
0 0
103.55 462.86 21.45
0 300,09
Sumber Halui l'M!IU"""l.lll dan StrllJlllUfi} Bemh T°l'lf Dll'. 2()()8 1ilololi
l'llda tabel IV.2, produksi beni.b padi kelas btmih
rs
puda sub
round II ~c:banyllk 0,35 ton lu111y11 diproduksi pwlit iabuu 2007 olc:la
oroduscn milik dlnai; di Kccamatan Nanru,'lllan. Sedangkan produksi benih kelas SS sebanyek 221,44 ton (rata-rata 44,29 ton pertahun) dengan produsen yang paling berperan adalah BUMN mcmproduksi 130.04 ton (58.72%). dan produsen milik swasta banya q 1.4 ton (41,2R%). Lokasi produksi terluss herada di Kecamatan Temon 65,25 ha (29,47%), Sentolo seluas 61, 15
(24,66% ),
Pengasih seluas 54,6 ha (24,66%) dan
Naanggulan seluas 40.44 ha (l l!.26 ha) Produ.k.si benih kelas ES peda ~ub round JI sebanyak 482,86 ton
atau raea-rata 160,95 Ion pertahun, Produsen paling berperan adalah milik
76
swasta sebesar 94,81% dan BUMN hanya 5,19%.
Lokasi produksi benih
berada di Kecamatan Sentolo (78,55%) dan Pengasih (21,45%).
•
450 400 350 300 250
aswasta aDinas OBUMN
200
150 100 50 0
FS
SS
SS
ES
ES
ES
2007
2004
2007
2005
2006
2007
Sumber: Hasil analisis, 2008
GAMBAR4.2 DIAGRAM BATANG PERAN PRODUSEN DALAM PRODUKSI BENIH PADA SUB ROUND II DI KABUPATEN KULONPROGO TAHUN 2003 S.D 2007 Pada sub round II (gambar 4.2), tampak bahwa produsen benih yang aktif adalah produsen swasta dan BUMN karena produsen milik Dinas di Kabupaten Kulonprogo melakukan bero (lahan diistrirahatkan sementara agar produksi pada musim berikutnya menjadi maksimal). Produksi tertinggi dicapai oleh swasta untuk jenis kelas ES pada tahun 2007, hal ini terkaitt dengan adanya benih bantuan yang sangat membutuhkan suplai benih berjumlah banyak di Provinsi DIY. Produksi benih di Kabupaten Kulonprogo, pada sub round Ill tahun 2003 s.d. 2007 selengkapnya terdapat pada Lampiran C. l. dan secara ringkas disajikan dalam tabel IV .3 berikut.
77
Dari tabel IV 3. pmduk.~i henih kelas FS sebanyak 16,08 ton. yang
diproduksi oleh prndusen dinas di Kecarnatan Nanggulan, tetapi pada tahun 2006 tidak berproduksi Iagi Sedangkan produksi benih kelas SS pada sub round ll 1. di Kabupaten Kulonprogo sebanyak l 68,5 ton atau rata-rata .56, 17
ton pertahun Produsen benih yang paling berpcran adalah produsen milik dinas (7'1,63%), swasta (2S.3i%) Lokasi produksi berada di Kecamaieu Nanggulan (64,93%), Scntolo (34,57%), dan di Lendah (0,50%). Kapasitas produksi benih padi kelas ES peda tahun 2003 s d 2007) di Kabupaten Kulonprogo sesuai tabel IV 3 sebanyak 4 l O, I ton atau rata-rata produksi l36,7 tu11 pertahua. Proousen yang paling berperan adalan milik
78
250
I
cSwasta 111Dlnas
200
oBUMN
150' 100 50
0 2003
2004
2005
2003
2004
2005
2003
2004
2007
Sumber: Hasil analisis, 2008
GAMBAR4.3 DJAGRAM DATANG PERAN PRODUSEN DALAM PRODUKSI BENIH PADA SUB ROUND II DI KABUPATEN KULONPROGOTAHUN 2003 S.D 2007 Berdasarkan gambar 4.3 tersebut, tampak bahwa produksi benih kelas FS clan SS pada sub round Ill sangat didominasi oleh produsen benih milik dinas, walaupun tampak pada tahun 2005 terdapat produsen milik swasta yang berperan di dalamnya. Sedangkan produksi benih kelas SS didominasi oleh produsen milik BUMN, dan produksinya sangat tinggi pada tahun 2007, karena terkait dengan kebutuhan benih sebar (ES) yang sangat tinggi di wilayah DIY dan wilayah lainnya yang disebabkan kebutuhan program pemerintah dalam bantuan benih bersertifikat. Secara spasial sebaran lokasi produksi benih di Kabupaten Kulonprogo terdapat pada gambar 4.4, gambar 4.5 dan gambar 4.6.
79 ~ ~
~<8 c ...
~
!Z~;e cZ~c
~~g~ ~~~ ,..~ <
~ I::~ r-i~~ ~i:l
~~lf
~1-1: IUMll
o:i::Z
~;-:~:.t:
es~~I Ea~ !!CL<
Q. ~
Z~z
~-I!!
:.:;iL~ j>-~O
. ~ ~. . . ~ i i i~. 'ft i ~. .... •t "'~ ~ .. 5 ~ "' •" I 11 l i-\D !: Ci A
.,,
sz
f
{t c
w
o LL.I
e
~
_J
:llo!5 cnzm
~
11
(/)
c
I-
Ii
,;:
3
l!
ell
9100lXl
:
91'9Dl
...~
" <( _J
<(
a:
ID
~§
~
t-C
w
N
!i~
::E
:.:: V}
0
c
:~
~ ir
~~ID
3
:~ e g> IXl cil-N
I
~o r:
cl!
Ci
916XOl
~
2
ocZ~5~ L=!=~ i s w~ Q. ~ ~ L
~~~
. .
ti
!f z._:; It!~(!) --0
~
z~~c
G)
0 ~ :!!: z20 J:
!!
0
z
<(
~
~
...;
5
•
91351m
91axxl
! .J
zc :II: w ~ en
8 Ii ;
~
z ~ L
z
a ~) (
g
~
)
,•
·~-!
J
~j~
11
-.__,_
~
~
I
-
~··t '
\) ~ 1g/ ;
-"'---l
~-
;
iI! /·~
,Jj_.-, ~( ~ I/ ... ~ .. 7
...- ......... _,~
-
(t
t
:
'•
s.,
~J
~
·-3 l / ,!J~ <§ r /.. ~ o \ ·):y - ) ., ;:.::~~
I
I
....,,
'I
:;
'
"_,j
L
~
I
(
. . _,,-'~
f....,,
'
'
8
r
\
~
I
:L,i
-1 "'~
( 8 ':I
;_1----.
\
\
sI
8
II
v.;
i0
• ..'
z
I!!
i
f
.
ff f
f
~
~
D
!
::>
;
8
!:)
~ L
§
!::cs3
l ~
'">
.
0
" CllX916
(IU516
ll'.Dltl6
WZtl6
llll5t16
80
916XXl:l
91!Hlll
91<15(D)
g i
g
IXX9516
(ODIS
(D]!;£16
81
911iDD
915eID
9149111)
91aDJ
i
z ~ ...
!
i .f ~
0 COl6tL6
4.1.1, l Pcma."UU"a11 Benih d>111 Areal Tanam Benih
Dengan adanya alur pernenihan, maka dalarn pcngolahan analisa data pada penelinan mcnggunakan klasifikasi berdasarkan
dan kelas
benih FS, SS dan ES Dalarn proses produksi suatu benih yang bertujuan menghasilkan bcnih kelas bemh rertenru. diperlukan suaro benih sumber sesuai dengan kelas benih yang akan didapatkan atau diproduksi, karena kelas bcni'-i ditcntukan berdasarkan urutan keturunsn dan kualuasnya. Jurnlah produksi hcnih dari kelas bcrnh tertinggr yanu breeder
seed at,\tl benih pcri1enis sangar tcrbatas, karena narus diproduksi cleh/dengan
pengawasan
Pemulia T 1111~man
yang bersangkutan
atau
insransinya I lasil keturunannya merupakan Ben.h Dasar yang diproduksi harus dengan pengawasan (Kanasapoetra, 2003 135-136) lntcraksi antar wilayah dalam pemcnuhan kebutuhan benih, selain karena nasokan hemh sumber yang rerbatas, juga disebabkan karena belum
meratanya jumlah prod11sC'n ke seluruh wilayah DIY Daerah yang disuplai dengan pasoka» benih disebur jusa dserah pemasaran benih yait« unruk produksi beruh kelas FS dihutuhkan Breeder St:<'d, untuk produksi benih SS dibutuhka« bcnih kelas FS dan untuk produksi benih ES ihbutuhkan beoih SS Schmgga jalur pemasaran benih dapat diketahui dcngan mehhai pasokan sumbei
benih untuk produksi benih kelas I'S, S~ dan ES
Pernasaian benih ES dapat drlhat dari jumlah areal tanam non benih (konsumsi) l.cbrh jetssnva pada ilustrasr benkut (gambar 4 7)
83
Bcm h l'OnJCin~ ttireeder . . .eeai
~·-------....
l~Clll'l
lo..t.:lit:-. IS
------
l.hgu11ak:u1 o!ch Prodnscn Renth
GAMBAR4.7 SKI.MA PE'.liGGll~AAN 8ENTH BEIU)l\SARKA:'l/ k:UAS
aexm
Pada lampiran D I, beuih sumber yang digunakan umuk produksi
benih kelas FS ( F(1111f
(HnwfPr Seed)
yang
berasal dari Kabupatcn Kulonprogo sebesar 7. 94% rllln dari luar provinsi
Daerah tsrimewa Yogvakana sebcssr 92,06% Produsen benib yang
berperan da lam produksi benih kelas FS rersebut hanya produsen be nib milik dinas yang berada cli Kecamatan \Janggulan, Kulonprogo
Pada lampi ran D I, pemenuhan kebutuhan bcmh sumber untuk produksi benih kelas SS (Stock S.,edi yang embiuuhka» benih sumber bcnih kelas FS sebanyak 9 JOO yang dapat dtpenuhr oleh K11bupaten
Kulonprogo scjumlah 9 692 kg (100,07%) sehingga terdapar kelcbinan pernakaian dart yang diunjurkan yaitu 25 kgina, tetapi rnasih mendapatkan
suplai benih sebesar J90 kg (3. 79%) dan luar kabupaten dalam provmsi dan 600 kg ( 5, 83°,.) dari lua1 Provmsi DI Y kepcmitikan
produser,
maka
pensuplar
rerbesar
Berdasarkan status adalah
(81,2'>~•) di Kecamatan Nanggulan dan PT Pertani (9,9%)
.BP2APTI>
84
Tingginya
11ngkac
pernenuaan
kebutuban benih sumber
u;
Kabupaten Kulonprcgo, selam karcna di Kecarnatan Nanggulan terdapat
instansr Bl>2APTP (Balai I'engembangau dan Prornosi
Agrioisrus
Perbenihan Tanarnan Pangan) yaitu merupakan Unit Pelaksana Tclmis O:nas Pcrtanian Provmsi DIY yang bertugas mcmproduksi oen.h ianaman pangan untuk kepcrluau di Provinsi DIY
Selain nu kondisi ini didukung
keberadean PT Sang H yang Seri sebagai produsen benib padi mihk BliMN sena penangkar benih swasta di Kabupaten Kulonprcgo memilikr
keaktifan yang ungg. Suplai bcnih diperlukan oleh produsen dan perani, yaitu produscn
menggunakannya sehagai benih sumber sedangkan perani untuk lahan non bemh/konsumsi
Kebutuhan benih di Provinsi DJY untuk lahan non bcrnh
dihirung berdasarkan data luas tambah tanam di Oinas Pcrtanian Provmsi
DIY Daw terakhir yang ada yaitu tahun 2(03. 20iJ4 dan 2005. scluugga tahun 2006 dan 2007 menggunakan data tahun 2005 (tabel IV 4)
I
ARF.AI. TANA!\f
TARF.l. IV. 4 NON BENJH PADA SUB ROVND J, TT DAN Ill DJ 1.:ARUPAn:N KULONPROGO
Sub
~d I
Bin
Bin
Bin
[Bini
1.4so
3344
907
2.37a aoi9'
umlah per·,
Areal
Areal No~
ke-1 ke-2 ke-3 I ke-4 :Jumlah sub round 'bemh ha) t3enih (ha) '1.720 1.4162.855:1.7191 7.710 172.85 7 537.15. 26~79 1.s10.21 200,e9 9 ses, 11 437.74 9 206,2&' 1920':::.5'='8+-~9,,::45:..:,17.4=-2.
2.304 3 7 46 990 2.604 9.644: 990· 2.604 9.644., 2.304 .. I3.746 2 304:3.746 990·2.604 9.644 44.721 JumJah Areal tanam Non Benih Sub IOUod I. 1..332,85 43.388, 15 ~-'-'--"' ~'-'--~-'-"-'-"-'-'-~
ian1utan
I
Sub lain Bin Bin Bin umlah per· Areal J Areal Non~ rouno I k@e-2 ke-3. ~e-4. Jlfflah sub round lbenih (ha) Benih (ha) II 2.558, 35.. 203: O' 2 796j .. . . J 0,00 ~ .~',796,00.
d
J.~~I ~~ 1~: ~~I 1.~~ · ·· · ··r· ::~: I 788 17; 17 33: ... 855 _··_· I 788~ 17[ 17 33: 855_. . 6.813 Jumlah Ateal tanam Non Benih SulHOllnd I : 704,65 ;
1-IH- :2~8~ ..1.950i1.15413.433f8:9.1.8 :
...
2.638 2162
2.596:2161. 2 59612.161 .·. i2.5.96 2.161
Sfut:lit!r
].
54,16. .. 530,58;
201,41
510 2.55~.1 .. .r-860
9.1~ ~·7Ii1") ..~ 919 2112 e.388 .919 2.712 .. f388
. ~~.08
.. ..
}\:!.~. .l.
41.942
1
:~~:~:·1
800,84 324,42
6.1q8.35 8716,S~ . ~·!.~4.92
8317,35
o.oo
e aae.oo .
227,52
Jumlah Neal tanam Non BelVh Sub round Ill: 594 65 I ' ~ 1'fota1 / 93 ~76 oo 2 e32 1s
[lout'/J)v11aJJtmJP>'t"'llUl f}f J: 108JI Jiu/oh
.
816().48
12.212,_35 oo 843 e~
13erdasarkan tabc, J\14 maka angka areal tanam non oenih seluas 90 843.85 ha. sehmgga rnembutuhkan benih l!S (Bemh Sebar Sec!d) sebanyak 2.271 096 kg s d 2
ns 316
J::.xt<JJJs1011
kg untuk Sub round I,
n
dan
IJ! dcngan pei·h11:.mgan 25 sampai JO kg/ba 4.1.1.3 Al1lilis.il Kec11kupa11Benih di Kilbupattn K11bnprogo
Angka kecukupan bemh didapaikan dari lahan yang tersedia dibandingkan dengan pro
Kecukup:tn bfflih = I .cias la.bu lersfdiil Produl...... ~~ad.a Tabel IV ~ benkut merupakan data pemenuaan kebutuhan benih sumher
dalam produksi nemh benih di
Kulonprogo
86
TA REL IV. 5
PEMENllllA:\ Bl!:J\IH SUMBER DAl.AM PkODUKSI B~~Nlll l)l KABUPA TFI\ Kl:LONPROGO (2003 Sub Kelas I Are:d ~tuh lbc1nh
Kccamatan
s,o. 2007)
DIV(~·· Juml~h Kumn LP Kc\cbthan DK LKI' ;dJs3l'3Jtkan. t.cbin (k~) 'pakru (kg) __ 1:mund 11.. 1 (haJ ; (k .l s 6 7 : 1 , l .f R 9 ! Nnnggul11.u, FS , 18 5 II 1!!5 :~9 -lR5 N~ittt~m SS . ·1 Scululo 2(15
I I
I
n.
Tc111on
411
Pcngll.ih
'----"'-:-3(,~
NangguJan
Sontol 0 Tcauor I · Pcr1sUSd1 Galur L~ndA 11
'
'
Ilwi'
""'
I 'temo
II
· Pct'!jll• ill
r
Jumlal I Semel 0 Pen m Jumfah
,.,
Nnnsgu tan Nan~11u l•n ~111010
Gnlur
"
-
I
II ; II
I
..i
-
fS
Ill
fS
• 1 i..:11io1I
10S701 .. 15
1 "
"'I .. ......... ............ . ...
"
I
1-1 -12~
-~ -lftll~
1:11~
- 6 ,. 11)
()
2~
I~
SS
'20 1'u 1'7
--~-
I 223
;:n
'"'Tii ~ ~~
·~
ESI ,,IS :
I
l~I
! 2 775 !' .1'3711
"
..
875
3 925 -1MO.
0
.
()
"
I 2.~J3
125 !
........ 1
"
- ~()
11u
...... .....
i<> l Q8
Ill
'
"
H
!
r.s
Jumlah
"
J 582
'41
J
"'
0.(1
SS'
.....
t<(I
577
- "f'
. .. . ..........
"
l('t
i I.I
LcndaIi s~ntol0
JH. .....6~ !
s~nlolu
·--
1610
18
\I If~/
IS~ J ·-
ES
l
!
i!!mlah
N1 • •ul
i
~1 .
·lumlah
!\;,JI
I
.
I .
2-150
I 69i1
320
. .9<1..
10
3414
.. .
•
•
I + 383.
125
$()IS
"
.ru1nfo:i lo 11~1 I l25j -1~(:..J_ i' 11~0 ·127~1 17!0 -1.U 81C11t{'<1r Hak11 i'ft:R,rI Dfl . 2(1()8 ' fflolah A.J•IC'!'0.118'1>• [JI\. i.htb:tn K··1hup1tc11;.f.,(\,'J-'--!,uar Kabupotendato..,1,''1\n•1n$1. J.t> - /.1t11r i~YJ''r1JSJ
rn
Pada tahel IV 5 tersebui, kebutuhan benih kolas HS (Breeder S~<Jd) selama tahun 2003 s cl. 2007 di Kabupatcn Kulonprogo pada sub
round 1, JI dan Ill untuk areal prodnksi kelas f:S seluas ( 18.5 + 0,6-!- 8) ha -· 27. I membutuhkan bemh dengan jumlah sesuai yang disarankan (ketas
I
'
87
benih FS adalah 10 kg/ha) membutuhkan
benih somber sejumlah 271 kg.
Pemcnuhan kcbutuban benih sumber berpa benih kolas BS (Breeder !ieed) kesefuruhan
berusul ::lari
luar provinsi
DIY sejumlah .l09 sehingga
terdapat ke!ebif111n pemahiau selama sub round I, II dan llr sejurnlah J~ l:g Lokasi pernasaran benih kelas BS (produksi benih kolas FS) terdapat di
Kecarnatan
Nanggulan yauu
lahan rmhk Balai
Pcngembangan
dan
Promos. Agribisms l'erbenihan I'anaman Pangan dan Hortikultura, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknik Dinas Pertanian Provins] DIY yang berwenang untuk menyediakan benih kelas FS ~cbag11i sumber bemh di
wilavah Provinsi DIY ata.u tidak hanya untuk kebutuhan benih ketas FS di Kabupaten Kukm1>rogv
P.~da tahcl IV 5, data pemc:uuhan kcbuluhfln llenih sumber unruk produks! bcn1h kelas SS (benih kelas fS) di Kabuparcn Kulonprogo tahun 2003 s d 200? 1)11da sub round I untuk lahan seluas 364 ha sesuai dcngan jurnlah yang disarankan varu 25kwha
mernbutuhkan
bcnih
mmber
sejumlah 9 100 kg, relah terpenuhi olch kabupaten sendin sebanyak 8 6
total kelebihan schanyak I 582 kg (I 7,JR%) dari keburuhan pemasaran benih kelas FS bcr11da di Kecematsn
Sentra
Nanggu/an seluas 72 ha,
Sentozo sefuas 205 ha, 1 cmon scloas 46 ha dan Pcngasih seluas 41 ha Kebutuhan henih kelas SS untuk produksi l>enih kelas ES pada sub round I di Kab.ipaten Kulonprogo tahun 200:1 s d 2007 sesuai dengan
8!!
jumlah yang disarankan
yaitu 25 kgiha membutuhkan
bcnih sumher
scjurnlah 14 425 kg benih kelas SS, pemenuhan bcrasal dari Kabupaten Kulonpmgo sebanyak l 0 870 kg (75,36%), dari kabuparcn dalam provinsi DIV sebanyak 75 kg dan kckurangannya sebanyak J 485 kg {24, I 6%) disuplai dari luar Provinsi DIY sebanyak 4 295 kg kg (29,78%). sehingga terdapat kclcbihan pcmakaian dari jurnlah yang disarankan sebanyak 815
kg Sentra pemasarau benih kclas SS sebagat sumber bcnih untuk produksi benilr kelas ES pad a pen ode 1 ni berada di Kecamatan Nanggulan seluas 15 ha. Scntolo sefuas 394 ha, Temon seluas 65 ha. Pengasih selnas 10 ha,
Galur 13 ha dan Lcndah 8U ha Suplai bemh kelas FS untuk lahan produksi bcmh kelas bemh SS seluas I l l ha pada sub round II adalah 2 775 lg berasal dari dalam kabupaten sehanyak I 225 kg (.44,14"'·>), dari luar kabupa.en dalam provmsi scbanyak l 80 kg ( 6.49"/o) dan dan luar Provinsi DIY sebanyak 1 690 kg (60.90"~) sehingga kelebihan pcmakaian sebanyak 320 kg (J
l.:U%) Sentra pernasaran benih FS atau produksi bemh SS berada di
Kecamatan 'anggulan scluas 15 ha. Scntolo seluas 41 ha. Teman seluas 3 5 ha dan Pcngasih seluas
:!O ha
Suplai benih SS pad a sub round II untuk lahan produksi beni h
kelas ES seluas 157 ha adalah 3 925 kg, berasal dan dalam kabupaten seba11yak 875 kg (22.29"'o}, dan dart luar provinsi UIY sebanyak 3 425 kg (87,:?.6%) schingga terdapat
kelebihan
pemakaian
sebanyak
~7'> kg
RCJ
(955°1.. J Semra pemasaran benih kolas SS (sentra produksr bemh kolas
liSJ bcrada di Kecamatan Scntolo ( 137 ha) dan Pcngasih (20 ha) Suplai beruh kelas l'S untuk lahan produksi bemh kelas bernh SS scfuas 98 ha pada sub round lll adalah 2 4~0 kg, disuplai dari dalarn kafiupaten sebanyak '.?. R1.1 kg (94,23%)
sehingga terdapat
kelebihan
pernakaran 383 kg retapi masih mendapatkan 125 kg dari luar Provinsi DIV Total kelebrhan pemakaian adalah 508 kg Sentra pemasaran benih
FS (produksi benih kelas SS) berada iii Kecamaran Nanggulan sehias 53 ha. Sentolo seluas 29 ha. Galur seluas I ha dan I .endah scluas I S ha Suplai bemh SS pada sub round I ti untuk lahan produksi benih kclas ES seluas I 14 ha 11dulnh 2 850 kg. berasal duri da/Hm kabuparen sebanyak I 12S kg, dari kabupaten dalam provinsi sebanyak 450 kg dan dari luar provinsi l)IY sebanyak I 710 kg sch1ngga tt'rdapat kelebihan
pemakaia« sebanyak 435 kg (I :,26%) Sentra pemasaran benih kelas SS berada di Kecarnaran Senroto (99 ha) dan Temon ( 15 ha) Daerah pemasaran benih kelas ES rnempakan kebutuhan lahan non bcnih yang tersebar di Kabupaten Kulonprogo berdasarkan data luas lahan tanam non bcnih selama tahun 2001 s d 2007 (label IV) yaitu ~3 388.1.'i ha (sub round I). 6 108,35 ha (sub round II) dan 12 212,.15 ha (sub round Ill) arau total seluus 90 843.85 ha sehmgga membutuhkan bcnih kelas HS sebanynk 227 109 625 kg (227 109, 925 ton] Pcmcnuhan
kebutuhaa
peteni dalam menggunakan
berdasarkan kecenderungan
pcmakaian
bcnih dari hasil kuesioncr (larnpiran F).
90
rnenunjukkan petaru mcmakai bemh padi bcrscrtifikat telah lcbrh dan hma
tahun, 44°1; rcsponden sangat setuju, 54% setuju dan 2% tidak seiuju Mutu bemh produksi Provinsi DIY menurut pcrscpsi pelaoi sangat bagus O,,O"'o), hagus (S2%1 dim ndak hagus (46%) Kecukupan beruh produksi DIY berdasarkan jumlahnya, 6% responden sangai setuju, 4X % seniju dan
46% tidal •t:lu_iu, bcrdasarkan vanetas 28% setuju dan 72% 1id11~ setuju, berdasarkan kelas bcnih 30% setuiu, 70% tidak smuju lnformasr beruh
rclah didapatkun
petani,
'.!$% setuju, 7:::% tidak
setuju
Frd.;uens1
pengunaan benih olt:1h peram [dalarn %) terdapat pada tabel IV 6
Tl\.BEL IV. 6 P[NGGt:NAAN BF.NIH OLER PE'l'ANI DI KAB. KULONPROCO F,.ku•n"' P•'.'(»••• B1111h Mema1
· No
. I
I 23
Mtn911unok•i aernh H31lll
•
s..,c11,
Mcrnbeh Berda>orkan l.
. 4
s
. Mtmb0l1 Pr.odu~.. Bi.11h KulO'lP'IJS}?. . Skor
4(),00
40.00
~.00
34.00 · · : .
76,00
24.00 ; 24,00
30,00 38.00
30,oo
~,~O
i :
'
I
=·bol f100u~~ Bcom ~WT.••...
. . .
.1~.0!J.
1·
I
28.00 .,?.~~..... 4,00 • 40,00. 6.0~ ;
I
46.0V (38 l~I 40C 3liO ~E!!'C8P.81an.Sk~; (iM>tl3+12•2)•3:J6 So~"'OCl~ '*1deru.~9 ""'"9
10 .
..
•S.OO
4.0o 1e.oo
•
M,.11l>t!l1 Ber<1as111kanVar1~r,soya Memoelo Berdota~an anJu1ln kelcmF\i 1ani Men>)elo Berd&Mll
ti 1 ~ 9
3tl 1119 Ke:lan{tl(a(l8n9 Tldak PEtntll
&ialo
'84
l
:El~~~ I
!
•
...
0.0.J
. 6,0l : 28.0l 32,0) '!
. 6~.~0 22,00
200 ·
100
.. 6.0J.·2I. .. ·
22:
o:oo 4.00·1··· .f>IJ.00 100 «i · .. o..l. }~ ..... .. . .. . · 200
......
0,03
0.00 '
0en~1a1
•. •deal .
28.oo' ·
0,00
Skcr (24"84+44«t.4h 196 .. hin!l'JO ~un9 kadan_g-
2.00 I
16,00
'
I. 1
16.00
..?.Oli'
z
... ~;~: 4U,liii 46 ·oo
. . .. .. .. . . . .. .. .... . Pencopa18n Ski>' :(J+1<•100'46)• 158 seh1n91JO <en
I
Si
.
ldeol .
;
I
..
.. .. ·: ·
P-1an
13 . IAembell Prod.J.\$1 di l•ar prod(/k DIY .
or
al _
Sumh1•1 l)«lu J'1Tnt11rJO()J, d1t?/tll1
J ...
OJ
5
40IJ '
JOil
SkOI (0+6•Jl+9417108 8,.!10
6
\J4
200 100 ~!WI CEn
S0,00 1 . 100 .. 360 . .. ..
. 42
00.1·..
0.0IJ :
l\4 o .. . .rllJO ... ;110 100 Pen_.,n SkC< (22+ t&~i·266 seh1np <Jell:lerur s•lalu .32
·
1·
91
Dan tahel tcrsebut, apabila skor ideal edalah 400 untuk selalu, 30() untuk sering, 2()) untuk kadang-ladang scdangkan tidak pernah
adalah 0 sarr.pai dengan 100. rnaka j)C'lani di Ksbuparen Ku!onpogo memilih proouksi b~mh Kabepaten Kulonprogo sering (skor 336). kadangkadang prodJksi Steman (skor 1%), ndak pernah sarnpai f..adang-kadang produksi Barnul, tidak pernah produksi Gunungkidul (skor !08) dan kadang-kadang sampai se1 iug menggunakan produl:si luar Provinsi DIY
Sertrfikass benih adalah serangkaian uji Iapang dan laboratonurn yang dilaxukan terhadap eaten benih untuk meoghasilkan bemh bcrrnuru Hanya beruh yang memcnuhi standar
UJI
53.Ja yang dapat rnenjadr benih
schingga tidak scmua benih yang diujikan akan lulus uji KetidakluluS8n dapai teqadr karena bebcrapa faktor, antara lain faktor manusia scpern kereroatasan
sumberdaya
rnanusia
dalam
mengelola
lahan
dan
keterbatasan fasilitas dalam produksi benih Sedangkan faktor dari alam misa.nya dapar berupa banjrr, serangan hame atau kekenngan Kctidaklulusan adalah tidak cfisien drtinjau dari berbagai segi, misalnya rugi terhadap biaya sctama pengelolaan lahan serta rugi dan pasokan benih sumber karena merupakan pemborosan benih surnber yang biasanya jurnlahnya terbatas, serta dapat menyebahkanberkurangnya stok benih di dacrah rersebur apabila ndak diimbangi dengan proouksi beruh cti tempat larn dalarn wilayah yang sama Keiidaklulusan seruflkasi bcnih
pedi di Kabupatcn Kulonprogotahun 2003 s d 2007 yaitu pada rabel IV 7
9'.!
TABELIV. KF.TIDAK
7
L\ILUSAN DI Ko\BlJPAT[N KllLOl\PROGO
imber
·r·
n
Sub Jumlab benih (kg) iLuas ianam benih ih . Round Tahun Swnstll 'liOAs BUMN i Swa>t•i Din as BU : 2 I J , I 5. 6 7 8 9 I'S_ 1.11.111 0 0 . . 0. u --()-_ SS I 2 •.l03 4UO 13 0 0 2 •J04 t-io ·-· . 4 . .. 1 •)05 . 0 9.~... . () 0 2 01)6 : 440 40 ' II 1 · ·2ooi · no ··~· ·· ~' 24 i. I(
as
.
I
Jumlah
1.710
2 006 2 003
11
Ill
sn
> (){)4
~2 005 I umlah
es
I
2 (J03; 2 OU-I ...
2 oos
lJ
'-=-c,...-,,-
-100 526 0 "1)
240
·9~0
Jumlah:
1.985
2 00~ 2 O().I 2 005
0 250 0
.lSO
2 003
I ' a.~11 '''"' R
53
-170 ~.?O
3
l~
25
·
.
+··-·
50
···-·· ..
0
0: 0 () ()
0
0 0
0
o,
0
-0 +---:0:-1
2 ..... 9.. .
.
0
' +·········10 0 !S
0'
95
5
0
(I
22
% luas
200
Juml•~--··· I .'1'11m1J.-1·
0
-··4;-,. ··- 2-~
2 006 2 IXl7
Juml.ah
Ill
90
300
~50,
2 270
0 2S
l 825
··i;
0
5
I 20o ....
5.905; 'Yo lun~
7~~
.!>.
750
1
..
0
0..... 0
.11
0 ..
69
0
24
U
·T~j() ~ 10. 29 .
0A. tiias Ow·Ol(l 0 . · 2.010 ... ..1.~
, % Iuas S('rt(lkw tkruh TPIJDJl. •Wlltlroloh
J
0
0 ~4
74
(I
-12 222
76 25 0
0 0
is'
Q
67 671 84•
o.
jl_). o' .. 01 16
()
()
71
Dan tabcl IV 7. keseluruhan areal produksi bemh kclas FS mcrupakan mi lik Dinas, baik pada sub round l. 11 maupun 111
yang
mencapai tingkat kehilusan JOO"_..:, Sedangkan pada produksi benih kelas SS, pada sub round l keridaklulusan terunggi merupakan lahan mrhk
swasta scbesar 93,93% (:;J ha) kemudian b31U [ahan m1lik Dinas sebesar 6,07% (3 ha) Ketidaklulusan pada sub round II dan Ill umuk produksi
93
kelas ber.ih SS, lahan milik swasta keseloruhan udak lulus J 5 ha . sedangkan pads sub round ITl 9S% lahan udak lulus
UJJ
UJI
yaitu setuas
milik swasta
yaitu seluas 15 ha dan 5% milik dinas ya1tu seluas i ha Berdasarkan
tabel
keudaklulusan
pada
tabel
IV 7. jurnlah
produksi benih yang hilang karena lahan udak lulus selama tabnn :?003 s d 2007 di Kabupaten xolonprogo dapat dihitung sepcrti pad a tabel JV &
TABEL IV. 8 KETIDAt.: LULllSAN OJ KABliPATEN KULONl'ROCO
I-titunga11 pade lai.lcl terSt;lJut dapa1 digunakan umuk mengnitung jumlah kehilangau bemh kelas ES sebaga, slur bemh rerakhir pada arus beruh ideal un1uk lab.an non benih seperri [tabel IV 9) schaga1 akibat tidaklulus produksi bemh kelas I'S. SS. dan ES yauu 15 013.27 ton benih
kelas .t:S atau setara cengan pernenuhan lahan perani seluas 600 ~30.61 ha TABt:L IV. 9 JllMLAH Bl:Nlll KEl,AS ES APABJLA KELULUSAN 100% DI KARUPATE"'I J
I
Kc1~I Produksi Bcnih ~urang
i ~~I
ES
- -
l ·
\
L__
I
I
l'rodukt•fitas {ton,'h,,) ·
115·:6~ .1 ~:~ 1_9~ ~I
S'u.'t1hc·r . inaltt.h· .J()()li tlro/lJ/1
l..al!ai ES
L
r-'fona
-=-.1,>ou:.!
J ,, ,,,; : ·-1 194_~ - __ 70.27.±_4...L..!_5013.271
J .. --
'"no}: I ! 160.2i
60~530~'
I
94
Keiercukupan benih dalnm suatu dacrah tidak hanya berdasarkan perbandingan luas tanam dcngan ktler~t--
kcpada tingkal penggunaanya oleh produsen dan petani oerdasarkan ju:11J11i1 yang dianjurkan unruk satuan pcrhektar sawah Kecukupan bcnih untuk lahan peram sclama tahun 200.1 sampai dengan 2007 di Kabupaten
Kulonprogo dapar dilihat pada tabel IV JO TA81!:L IV. 10
P[M~:Nl)HAN l<EBUTUHAN OENffi UNTUK LAHAN NON BF;NUf DI .KADIJPATES KULONPKOGO (THI'\ 20()3 S.O. 2007)
Dan data
tabcl IV I 0, pemenuhan
benih di Kabupatcn
Kulonprogo secara total sudah dapat memenuhi kebutuhan Tetapi jika dllihat leb~h d1i!t11il, pada ~ub round I ternpak terdapat kekurangim karena
tanam benih pada sub round l morupekan \anam paling l.>anvak seh.ngga terjadi pcmngkatan kcbutuhan benih sebar (ES), scdangkan nemenuhannya baru dapat mencukupi sebcsar 44,52% Fknih yang dihasilkan dari dua musirn sebelumnva vaiiu pada sub round II, masih dapa: digunakan sebaga) bcnih apabrla kualitas benih tersebut masih bagus dan belum
kadaluarsa masa berlaku label benihnya Pcrmasalahan
:01
memerkikan
suatu manajemen produksi yang mcngatur benih untuk berproduksi tcpat waktu, tcpar varietas sorta penyirnpanan dan pengemasan benih yang
95
terkontrol dengan baik agar turunnya kualitas benih selama penyirnpanan
dnpllt diperlambat. Gambar 4.8 merupakan persentase pemenuhan kcbutuhan bcnih kolas ES di Kabupaien Kulonprogo.
SOOOMO
I
45000.oo I
,.. 40000.00 I ~ 35 000.00 ~ 30 000 ,00 . ,:: 25 ODO.)() · -:; 20 000 .:io
i
S000,00 , 0,00 : - - -
----...
e~ aooo,oo -.. 10 000.00 -· • ·--
·-·
···--
-
......--- .. .-
SubRruldl
GAMBAR4.S PEl\
96
915 00)
914 000
C> 0 0
"'~ Q 0 0
c
~ 0 0 0
"'lii! 0 0 0 Cl
"" Q Q 0
~
~
0
0 0
"' 0
0 0 0
C)
~
;;:
0
Q
0
0
0
c
Q Q
c
0 0
~ 0 Q Q
co "' M
0 0 0 Q
I
I
I
I
I
I
~
I
0 Q Q
0
~
<» (')
0
Q
0 C) 00
0
"" M
I 00005~6
000511~6
I
0
"' ""
I
(")
0005l~6
;;:
....
~~~
~
j"">-
8:(~
G
i~z~szOI
1~1 ~~~
-ffi8 :::a.:i=:;; ~~~ es
~~;~
:!<~§ti ~~~ . :;:z
S!f!>
~~~ 0
91
00
~;~ z
;2~
~
97 -=
~ i
~ ~
QJ
m
i snn.
i~~4 SJ~~~
~ lil..l
"-
~
~
~~
~~ ai ~
~
-
i<
~
~
.. Iii
0
~z:5
~ I!
~ j=m..r
~ ~ 0
:s~§~ o~~ ...
""
=
0
z ~o~o.,zo ::i::
~
s -----='Z ~~=--§ c: ~
~
"'"'
914 000
i]
C>
0
Q I(')
~ 0
Q
~
0
0 Q
0
"' ~ 0 0
•t.,
0 Q
$
0
~
9
!;f
Q
0 0
0
..,
Q '<)
Q
~
~
C>
0
0 0
Q Q
Q
0
~
~
.,.
=
Q
.., Q Q
0 '<)
:;;:
:;;:
0 0
0 0 Q Q
0
Q
:;;:
::;: = C>
Q Q
=...,~
C>
"' i'
0 0 Q
Q Q
=~
0
C>
~
Q 0 0
Q Q
0
...""
"'~
'()
c
0
0
0 Cl
... 0
..,""
0
0
(")
.,.0
Q
c
0
0
"'""
~
<'")
00005~6
OOOS11~6
0000111.6
OOOOCIB
000Sl~6
98
915 000
914
912 ODO
Q Q Q
"' ~ 0 0
0
"' ~ 0
0
Q 0
Iii! 0 'Q
.., 0
:r;;: Q Q 0
Q 0
:;;:
0
0 0 0
Q CJ
0
•
0
...i 0
0
i
Q
0 0 <:I
Q
'
"'
0 0
.,.M
g
0 Q Q
..,ce M
00009~6
-
OOOOP~6
OOOS£~6
OOOOCl.6
OOOSl.~6
99
Pada gambar 4.9 dan Lampiran G, Kabupaten Kulooprogo pada pola I mcndapatkan suplui benih kelas BS (Breeder Seedi sebagai benih sumber untuk produksi bc:nih kclas FS (Fou>uJarif>n Seed) dari Jawu Barat yang heradu
di Kecamatan Nan&gi.iian. Hasil produksi benih FS di
kecamatan ini, disuplai sebagai benih sumber untuk produksi benih kelas SS
di Kecamatan
Nanggulan.
Penga..c;ih
dan
Sento\o.
Pemcnuhan
kebntuhan benih kelas benih FS di Kccamatan Temon dan Seniolo masih disuplai dari Kabupaten J\annil dan untuk lcehutuhan benih kelas fS di keeamatan Teman dan Nanggulan disuplai dari Jaws Barat, Suplai benih sumbcr untuk produlcsi benih kelas F.S y:iitu benih kelas SS di kecamatan Sentolo
berasal dari
pro
di kecamatan Sentolo seodiri, dari
Kabupaten Siemon. Jawa Barat dan Jawa Tcngah.
Pada lfcllllbar 4.10, Kabupar.cn Kulonprogo mendapatkan benih sumber pada pola 11 berupa benih ketas BS unt\lk produksi benih kelas fS di kecarnatan Nanggulan bemsal dari Jawa Baral. Kebutuhan benih sumber untuk produksi
benih kelas SS yain1 henih kelas FS disuplai dari
Kecamatan Nanggulan (Kabupaten Kulonprogo) ke beberapa kecarnatan antara lain Sentolo, Galur dan Lendah, tetapi masih mendspatkan suplai bcnih keles f'S berasal dari Jawa Tengah. Scdangkan benih somber untuk produksi ocnih kelas £S berasal yailu benih kelas SS selain suplai dari Kabupaien Kulonprogo sendiri yaitu dari Kecemaian Nanggulan mensuplai
yang
ke Kecamatan Scntolo. Pernenuhan benih kelas SS, masih
memerlukan suplai dari Jawa f:larat untuk kebutuhan Kecamatan Sentolo.
100
Teman dan Paniaren serta dari Jawa Tengsh untuk pemenuhan di Kecamatan Pengasih, Temon dan Galur, Pada gembar 4.11, Kabupaten Kulonprogo psda pol:1 III, mendapatkan benih sumber suplai benih sumber untllk produksi bcnih kelas FS yaitu benih kelas BS berasal dari J1tw11 Baral, suplai benih sumber Wttul:. prodliksi benih ke~ SS yaitu benih kelas FS berasal dari
Kecamatan N0J1ggula11 (Kabupaten Kulcnprogo) untuk mencukupi kcbutuhan benih di beberapa kecamatan, antara lain k<:c1111U1Um Nanggulan sendiri, kceQ1m1.tan Semolo, lemon dan Pengasih, Pemenuhan kebuiuhan benih kelas FS juga IJlllSih memerlukan suplai dari Kabupaten Bantu! ke keeamatan Pengasih dan Sentolo, Sedangkan bCllih sumber untuk produksi benih kelas 6S yaitu bemh kelas SS di Kecamatan Sentolo hanya uruuk
memenuhi kebutuhan sendiri baakan mssib memburuhkan suplai dari Kabupaten Steman. Jan supla, benih kelas SS Jawa Barat ntuk memenuhi kebutuhan benih Ji kecarnatan Sentolo clan Pengasih. Jl.lmlah kekurangan benih dalam setiap kecamaran terdapai: pada
Lampiran H. 4.1.2 Produbi Beoih daa PtmasaraD Benih di KabupateD Sleman.
Produksi dao pemasaran benih di Kabuparen Sleman periode tahun 2003 s.d. 2007 dipaparkan pada sub bab berikut.
101
Produksi benih di Kabupaten Sleman {sub round [), selama tahun
2003 s.d. 2007 terdapat pada Lampiran D.2.dan tsbel IV.11 TABELIV.11 PRODU.l<Sl BENIK PADI BERSERTIFIKAT PADA SUB ROUND l DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2003 S.D. 2007
2007
!
JumlJH %
ES ......
14
0
o.oo
100,0()
200J ... _ ...4.~~ 211114 1,1
-~··--·-···- -·
o!
01 . ·····I
0
14
0
0
o.oo
100.00 0,00
o.oo
9.14
1!~~~ 1,1
7,54
o
o
0
()
14
~----J.->--13~~·o'o
··-·······-···· -·--··-~---
c
~----
1,1
·- · --· --'-~~.,,,,~ 1_5,69..!, __2~.!!8 ~\~0 ..... 0.. 15.69: 0 0 46,79 2006 5,07 0; 0 2,15 0 2,92 0 . c 5,07 ··-····· ·········- -·· ··-·· ·- ;,. -········--·-····· 2007 E>,3 0 8,4 10.9 2 0 0 I 1 ,8 14.7 ~'-l~~~~'-l~-'--1--1-~-1-..,...;.-'--i-~-'-l Jumlal 17,1" 15,69 I 47,52 ~.85 &,1~ 26,15 0 ' 1.8 80,95
..
------
Pada eabel CV. I!, jwnlah produksi benih kelas SS pada sob round I, tahun 2003 •.d, 2007 adelah 14 ton atau rata-rata produksi 4.67 ton penahun yang berlokasi di Kecamatan Berbah. Sedangkan produksi benih kelas ES (Tabel 4.11) sebanyak 80,95 ton atau rata-rata 26,98 ton pertahun. Predusen yang paling berperan adalah BU.MN (58,70 %). kemudian.swasta (21.91 %) dan dinas (19,38"%). Sentra produksi di Kecarnatan Berbah (57,88 %}, Kalasan (7,60 %), Prambanan (32,30 %) dan Cangkringan (2,22 %).
102
Berdasarkan gambar 4. 12 berikut, tampak bahwa pada sub round 1, produksi benih di Kabupaten Sleman rnengalami penurunan produksi benih pada tahun 2006, baik pada kelas SS maupun FS. Salah satu penyebabnya
adanya gernpa bu.mi di Y ogyakarta tanggal 26 Mei 2006,
karena Berbah sebagai sentra produksi benih terbesar di Kabupaten Steman termasuk dalam daerah sesar gempa sehingga banyak kerusakan di daerah ini, dan berpengaruh terhadap usaha produksi benih. Tahun 2007 produksi benih sud ah mulai aktif walaupun jumlahnya masih sedikit.
oSwasta
30
o Dinas
25
oBUMN
20
15
SS
SS
SS
SS
ES
ES
ES
ES
ES
2003
2004
2005
2007
2003
2004
2005
2006
2007
Sumber: Hasil analisis, 2008
GAMBAR4.12 DIAGRAM BATANG PERAN PRODUSEN DALAM PRODUKSI BENIH PADA SUB ROUND I DIKABUPATEN SLEMAN Data produksi benih di Kabupaten
Sleman pada sub round II
selengkapnya terdapat pada Lampiran D .1. dan tabel I V.12
)03
TABELIV. 12
PRODUKSI BENill PADIBERSERTIF!KAT PADA SUB ROUND II DI KABUPATF.N SLEMAN
Produksi benit keias bemh SS pada sub round II tahun 2003 s d. 2007 di Kabuparen Steman (tabel IV.12 ) sebanyak ll0,27 ton atau rata-
rata 36, 76 ton pertahun Sentra produksi di Kecematan Berhah (.16, 66%), Kalasan (36,81%) dan Prambanan (26,53%)
nleh produsen swasta
(63,34o/o), dinas (27,20%) dan BIJMN (9,47%) Produksi benih kelas ES
sebanyak 8 48 ton atau rara-rata 2,R3 Ion pertahun Lokasi produksi berada di Kecamatan Berbah (63,68%) dan Pengasih (:!6,32%) oleh produsen ~wast~(R"l,49"/o) dan BUMN
( 16,51%)
Berdasarkan gambar 4 13 borikut, tampak bahwa pada sub round II, produksi benih di Kabupaten Sleman lcbih banyak memproduksi benih
kelas SS yang ditunjukkan dengan peningkatan dari tabun ketahun, yang
104
produksinya didominasi oleh produsen milik swasta. Sedangkan produksi benih kelas FS tidak ada, dan benih kelas ES hanya sedikit jumlah produksinya.
351
oSwasta lllJDinas jOBUMN
301 25 20.
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
2003 2005 2005 2006 2006 2007 2003 2004 2005 2006 2007 Sumber: Hasil analisis, 2008
GAMBAR4.13 DIAGRAM BATANG PERAN PRODUSEN DALAM PRODUKSI BENIH PADA SUB ROUND II DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2003 S.D 2007
Data produksi benih di Kabupaten Sleman, pada sub round III tahun 2003 s.d. 2007, terdapat pada lampiran D.l.dan tabel IV.13. Produksi benih padi kelas SS, pada sub round Ill di Kabupaten Sleman selama tahun 2003 s.d. 2007 sebanyak 139,92 ton atau rata-rata 46,64 ton pertahun. (tabel IV.13 .).
103
TARF.I. rv. 12 PRODUKSI BENIH PADI BERSERTIFIKA T PADA SUB ROUND II DI KABUPATF,N SLEMAN -· ..
····-
--
...
....---
Kelas Produksi di Kecamatan p Benih Tahun Swasta Dln&t BUMN B Jumlah K ~03 0 0 D 13,75 0 0 0 13,75 I ... ·--- ·-··· ·-···ir ·-11)· 2005. 1ti . .. "ti .... if ~--·-.-·· ·11.2 SS 0 ~--··· .. ·--·-····--·--· . -·-' 2005 0 4,78 ·10,.w· Ts,22· -··· ..0 0 --··0.. 15,22' ··-·-··- ..• . . ··-- ~- ·- -·····-·-c1 2006 7,73 15,95 0 23,68 ···-- ~--· .. -· _?.3!~ 2006 0 ---G,08 ... 0 6,08 0 0 -0 ····· ·---, ·-2ooi· -34,96 5,38 0 5,38 21,66 13,30 0 40:34· Jumlah 69.84 29,99 10,44 40,43 40,59 29,25 0 10,27 % 63,34 27.20 tA7 36,66 36,81 26,53 II 1,1 2003 0 0 1.. L --····0-· ---· 0 0 ---1,1 -·· 1,4 .._'.)14__ 1,4 2004 0 ~--· .... 0 0 __ Q 0 ----· . --·0,9 2005 0 0 0,9 0 0,9 0 0-- ·-···--·-ES --· . 2006 -·-0:9 0,9· 0,9 0 0 0 ·-----·. ~ ··--- ----- -· -····-~· 2ooY ~-----·· 4,18 1,1 0 3,08 0 (18 7,08 1,4 D 5,~ 0 __J,~!0 -~-~ ~-·······
c
~-·-o
_. j~~lah
·-o
----·o-
los.
. ·--ao· =« .... =«
83,49 o.oo 16,$1 63.68 O.GO :Ml.32 S~mber BalaJ Pef>~llWBll911 '*"1Se<Mhs188rtlhTFflPllwinsr DIV. 200/l dilllR/t KMe'""S""
( K - ~'lla.\an, R ~ Be100}), p -· l'romlwne:lt,dan
c - c:~ng~INI
··--o· .i
Produksi benih kelas benih SS pada sub round II tahun 2003 s.d. 2007 di Kabupaten Sleman (tabel IV.12. ) sebanyak 110,27 ton atau ratarata 36,76 ten pertallun. Sentra prod\lksi di Kecamatan Babah (36,66%), Kalasan (36,IH% ) dan Prambanan (26,53%) oleh produsen swasta
(63,34%), dinas (27.20%) dan BUMN (9.47%). Produksi benih kelas ES sebanyak R.4R nm atau rata-rata 2.81 tnn pertahun. Lokasi prodnksi berada di Kecamatan Berbah (63,68%) dan Pengasih (36,32%) oleh produsen swasta (S3,49%)dan BUMN (16,51%).
Berdasarkan g:ilttbar 4.13 benkur, tampak bahwa pada sub round JI, produksi bemh di Kabupaten Sleman lebih banyak rnemproduksi benih kelas SS yang ditunjukkan dengan pcniagkatan dari tahun ketahun, yang
104
produksinya didominasi oleh produsen milik swasta. Sedangkan produksi benih kelas FS tidak ada, dan benih kelas ES hanya sedik:it jumlah produksinya.
35
1:2Swasta
30
111 Dinas
25
oBUMN
20
SS
SS
SS
SS
SS
SS
ES
ES
ES
ES
ES
2003 2005 2005 2006 2006 2007 2003 2004 2005 2006 2007 Sumber: Hasil analisis, 2008
GAMBAR4.13 DIAGRAM DATANG PERAN PRODUSEN DALAM PRODUKSI BENIH PADA SUB ROUND II DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2003 S.D 2007
Data produksi benih di Kabupaten Sleman, pada sub round HI tahun 2003 s.d.
2007, terdapat pada lampiran
D.l.dan
tabel IV.13.
Produksi benih padi kelas SS, pada sub round III di Kabupaten Sleman selama tahun 2003 s.d. 2007 sebanyak 139,92 ton atau rata-rata 46>64 ton pertahun. (tabel IV.13.).
105
TABELJV.13 PRODUKSI BENIH PADJ BERSERTIFlKAT, SUB ROUND Ill DI KABUPA TRN SLEMAN TAHUN 2003 S.D. 2007 .. ··-··J<elu
Benib ..___
SS >----
__
.._'hhu.
2004 ... ... ····-·
-·200$ -- -·2006
- ··-·· ··-· 2006 .... ·-1 ·-· ·-· .... -'lW7
. I
i;s
Swasta Dlaas .8UMN
200;
2{XJ)
;
·-·-·- PTIMluksi di K....,.mataa
--·
2003 200<1
...
19,o) 25,97
--- ..
I
~.~~
0,45 .. _ fi,l~ 7,SS
!.55 ...... ....
:~~~~·~~~~ ~-J,R--14,SO 60.42 43,18
B
"i9;65"
--
--·-:;.(,i,
63.ll4
11.19
4'U.3
10.116
170 &I
80,92
c
~um~~·1
U.4~ . .. ... ... . .. . •. 61.,~4 ___ - ........ . .... . ... 1.55 ·······- ----- ~-- --·---··--·
..~ ..~~ 3.45
·-······
1~6
p
k
99,lS
25,63
-· ..
22,Sl 16.09 38,58
-··-·· 14.80 I~ 13.04 51.31
25.63
......
19,65
- - ~j}}1f: . 7_~
14,80
139.92 170.81 25.63
9.8 9,& 9,8 lal.9'1 2003 ~JI 14fui4 86.74 0 0 2()6.24 9~2S 2004 ~.7S 0,00 39~ ~ 42.06 0 Sumbel- Bsi"' Pelig6WBS81l don Settilik8SJa..ii TPH Aolorior tlY, 2!)06 Ke.rerongan K = l.
Sentra produksi di Kecamaran Rerhah (70,86%), Kalasan (16,09%j dan Prambanan (13,04"..4), oleh produsen dinas (11,19%)
swasta (43,18%).
dan llUMN (45,63%). Pada garnbar IV.14 tampak bahwa
produksi benih SS sub round III di Kecamatan Berbah dan Kalasan pada
tahun 2007 menurun, tetapi di Kecamatnn Prnmbanan cenderung naik walaupun haaya scdikit kenaikan produksinya. Produksi benih kelas ES pada sub round rI1 sebanyak 206,24 ton atau rata-rata 68,75 ton pertahuo. Sentra produksi berada di Kecamatan Berbah (39,24%). Kalasan {18,71%) dan Prambanan (42.06%), yang hampir semuanya diproduksi oleb BUMN yaitu 196.44 ton (9.5,25%) dan produsen swasta hanya 9,8 ton (4,7So/o). Pada gambar 4.14 berikut ini, tampak bahwa produksi henih kelas ES peda periode ini masih sangat rendah, sehingga memerlukan perbatian dari pemerintah setempat untuk
106
mengupayakan kegiatan penangkaran atau produksi benih agar produksi benih dapat ditingkatkan lagi jumlah produksinya.
oSwasta
2001 180
110inas
160
oBUMN
1401 120 100
$
~
~
~
$
$
~
ffi
ffi
ffi
ffi
ffi
2004 2005 2005 2005 2006 2006 2007 2003 2004 2007 2003 2004
Sumber: Hasil analisis, 2008
GAMBAR4.14 DIAGRAM DATANG PERAN PRODUSEN DALAM PRODUKSI BENm PADA SUB ROUND III DI KABUP ATEN SLEMAN TAHUN 2003 S.D 2007 Berdasarkan gambar 4.14, maka produsen benih yang paling berperan pada produksi benih kelas SS adalah produsen milik swasta pada tahun 2005 s.d. 2007, sedangkan pada kelas benih ES adalah produsen BUMN. Secara spasial sebaran lokasi produksi benih di Kabupaten Sleman terdapat pada gambar 4 .15, gambar 4.16 dan gambar 4.17.
107
••
i. i
9163XIJ
915600)
!
91.l!Ol'.l I
IXD6tl6
91'.l!iXXJ
CXX016
108
• :
If;
HD D 91&:DD
915600)
0Cl'.l9!ll6
9HDII
OCOitl6
913500)
0009€16
109
9163l00 I
915600)
914!llll
~)
II
~16
9U
110
4.lJ..2 Pemasanm .Bcnih clan Areal T:aruun &aih Keterkaitan antar wilayah dalam pcmenuhan kebutuhan bcnih,
selain karena adanya pasokan benih sumber yang terbatas, juga disebabkan karena belum mcratanya jumlah produsen kc scluruh wilayah DlY. Pada
ltllllpir:anD.2 1erW.pat data tenlang benih sember untuk produk,;i baih
kelas SS dan J-iS tanpa produksi benih kelas FS di Kabupaten Steman, baik pada sub round I, 11. maupun pada sub round lll.
Pemenuhan kebutuhan benih sumber untuk produksi benih kelas SS di Kabupaten Sleman pada sub round I sebanyak 81 S kg berasal dari luar kabupaten dalam Provinsi l)JY sebanyak 765 kg (113,61 %) dan dari
luar Previnsi DIY sebanyak 150 kg (16.39%). Berdasarkan stal\t:; pmdusen benihnya, maka pensuplai terbesar di Kabupaten Sleman adalah
produsen dines di l<.ulonprogu yaitu BP2APTP Nansgulan sebanyak 80,14%, PT. Pertani Palur Jawa Tengah (llUMN) sebanyak 8,71%. Suplai benih sumber untuk produksi kelas ES pada sub round I (tahun 2003 s.d. 2007) di Kabupaten Steman berasal dari dalam kabuperen Sleman sehllll)'M 2.100 kg (27,42%), dari luar kabupatcn dalam Provinsi DIY sebanyak 1.670 kg (21.80%) sena dari luar Provinsi l>IY sebenyak
3.890 (50,78%). Berdesarken status kepemilikan produsen, pensuplai terbesar
11t.m sw11SIH (PP. Kerja) dari J11w11 T engah (23.17%)
scrta PT
Perumi Slcman (BUl.\1N) sebanyak 20,22% dari keburnhan. Benih dibutuhkan dalam suatu usaha produksi sebagai benih
sumber untuk perbanyakan dan dibuluhkan oleh petani untuk lahan non
l 11
benih/konsumsi. Kebutuhan bcnih untulc produsen telah diuraikan pada
sub bab sebelumnya dan kebutuhan benih untuk lahan non bcnih dapat dihitung bcrdcsarkan luas tambah tanam di Dinas Pertaaian Provinsi DJY.
Data terakhir
yang ada.yaitu tahun 2003, 2004 daa 2005, sehingga data
tahun 2006 dan 2007 rnenggunakan data tahun 2005 (label IV.14).
TABEL IV.14
AW:AL 1'ANAM NON 8ENIH PAUA SUB ROUND I. JI DAN III
DI KABUPATEN SLE:v.lAN
SIJb Bulan · lluran round ka I •' kell •• J...
e~lal ~
Bulan keUI
:J~t~~~
round
...5.9'15 ...::~ .J..!~ -· .... 1~~
4,G)
. "4,:69~ -~~~
...
~-·"'iii' ~··-···· ··--·-
r
·---~l.9..
OO•OO.OOH•••o•H•O
----·-··· ---~.!J..(?_
.. " .......
-----·. ·--- -----· ·-·- .......
... . ~·~?.?:O:lli . ..I.I.
{ha)
2e11 • ~-~1& 6_Q?.9 1773E- .. ~--··· -~)18. f..070 17738 ............ 88.919 4.218 6.070 17.73& 4877· 2 671 J\Jmlah areal lallcm non be!d1 sub round I ... ... r... J5 .. 703 -·0 ·---2 796 2 5~8 4877:
Ateanon benlh (ha)
Jum1;rl per'3UI) Areal benill
ke P/
. . ·-·r· ·-· ·--··-- ..
--. · · .....
289.8
&8629
20
...................... ···--·8620 .. 1.~ .... ~.~ ..... ,~ -· ~ .....).~ .... ·-----···-·----·iea· ....ff ..... ,.i . -33-·-ess ·--·· .. -·--· . lt,~Q. ..... - ............. '
.......
1 ....
···-···"' ...
-··-··········· 17 83 855 54 858 64 741.60 Jumlah ateal lllnam non belOO sub rounll II 116.5 2 381 I Q50 1154 3-433 8.918 ·--·90~00 510 2''s50 ....i .8iiii --·-·········· -- ""§19 2.7t2 '8.388 ..... ~·- ··2 712 ··--· .. .. ··-·--...~~?.~! . ..._ ~~.9 ···-·- 836& ~. ···-···--i--··-··--·89 9()3 2.51)6, 2.161 8380 919 2712 Jumlah nal a.em O
1-- ••••••• ••
766
• •••••••
17
---~ -· -··
.,.....,. -
_____ ..,
·------
~~~j·.Jl*' '
.., ___
-·
I
I
I
-
,
... ?.rr.~: ----
232 905.80
Berda"2t!'ka" 111bel IV .14 maka angka areal tanam non benih seluas 232.905,80 ha, sehingga membutuhka.n bcnih ES (Benih Seba!~
Extension Seed) sebanyak 5.822.645 kg untuk. Sub round I, 11 dan Ill .
112
Angka kecukupan
benih didapatkan
dari lehan yang tersedia
bcoil =~= I
dibandingkan dengan produksi benih yang ada.
l
K«Ukupn
Pemenuhan benih sumber di Kabupaten Sleman tcrdapat pada tabel lV .15.
TAB[L IV.15
PEMENUHAN BEN ff{ SUMBER DALAl\I PRODUKSI BENfH
DI KABUJ' ATE!li SLE:MAN (2003 S.D. 2087)
,
Sub Kela5 Iv~
Kecamatan I
.... Beroah
- ..
rO<Jnd benih betlill
, Iha\
~-
~
111").
'
_..... ~ 18....... I ... ss
i:i<eiiari-· .--······ ....... .. .. M1nnnlr
.......
.iumlah
?R.7 ES 118 1 ··-· t. 52
'"
Berbah 1Ka1as
-···
I
01Y 11
t
- ~1.2"~- ..•
0
U
Junnh
Kuran!JI ~O{k' ~818bltli1'
l""ll
..(~)
rare disaran·
LGbih
pakai(kg
. 10
... ···-·- .... ........ '. . .. ..... .. ......... -... . .. '-···· ___....... -.. .. ... _ I
7
g
'
-·-
765
7175
--·--
__ ····- .....- ...
• 47,5
,_
·~·····-······ ··-· ······· . ......
1ro
···-···-· ,__ " M
-··--·····-··· 1\81\
··-···
-
·49
-· -
___
,umlall Elerbah
i(ijl;isaii · · - ··· Ii-·-·· ... -· rambanai
II"
.
..
umfah
~-·· 1 ·
--34·· ._ .. .. . - ... ···--·-····· 0-H·92·
F>fiiiii6a~aii·-· · · "-··---······ Maj\ldan
MiiiiiCii;· .. -- . umlah
fi"~ii--- ...
85.7l
.II..
48__ -·--- .__1 21,5 ES
. . . ··-· . t--; "
m
- . _,__!. .. 4
SS
.. ··- ~-······ ~rambana~ .. L----L-··811nkr1,;;;,n
uml&i
6.527.5
12_~1.1 2100 11670 ~ SS 39
1r.;;.;;;·-- . -···- --·- ~-·*·-3 ~-···lelOOh
-~·
31,3 41,S
0
-· ..
. .--·--
. ..
uw
50 -- .. ....
... . -.-· . . ..
2.130
··-·· .. .... ·-·· .. ---· 621)
7e2.5
.... ..
·-··· ...... . . .. ..........
3°890 •1132.S
- I ---- . ... "
"
0-•-·•-oooo'o--OO
·-
-····
.f7s1.s
197,5
"
. --·-
----
'OOOH
0000
-710
11!15 4AS .. .. ·-· .. .... ·-· .. ······-· ...... ···-····· ····--·
-112,5
360
247.5
- . --··· ~-· --,.8 - --· ----- ~--··· ... - ........_______ .~5- ~--· . - .. ··-·--····· .. ... -· _...__., . ···-2
90,0
0
2005
2.250
·245
625
380
113
ianjuran 2
1
3
'
Berbah Ill ES 136.1 ·55 Kalasan "---···-··· ~-····· ...... ···-·Prambaian 6_9,~ ·······---·-··· -·-··· ...
s
I
7
'
'
!
J
10
-··· ' .. -···· .. ···--- ~·····. ... ..... .. t ··-····- .......... . ·--·--· -··-· .. ···•····· '-. ........ _, ...... ... ..... ·····-···· 1,5 f-.. ··-·· ~ang~nn~~n .. .. .- --··- ........ ·-··--· §eyega_~--- . .. ··-· .... . . .. ··- ·-·_;-········· .... ···--- -···- ,__ ··1·s
L-.....: __
-
---·-.
Gamoirn:1 Jumlah
-
o.i
ms
--+····· ·
__
i
330 525
6.947,5
-6092,5 5645 -447,5
Pada label IV.IS. pemc11t!han kebutuhau benih kelas FS untuk produksi berrih kelus :ES pada sub round I di Kabupatcn Sleman seluas 32,7 ha mcmburuhkan 717,5 kg benih SS, berasal dari luar kabuparen dalam provinsi sebanyak 765 kg, dari luar provinsi DJY sebanyak 150 kg, sehingga kclebihan pemakaian 97.5 kg. Lokasi permiataan benih kelas FS
di Kccamatan Berbah (18 ha), Kala$an (9,5 ha) dan Minggir (\,2 ha). Sup!ai benih kelas &<; untuk ptoditk.~i henih kelas ES pada sub round I untuk lahan produksi seluas 26l.l ha membutuhkan 6.527,5 kg. Pemenuhan benih berasal dari Kabupaten Sleman sebanyak 2.100 clan dari
luar kabupaten dalam Provinsi DJY l .670 kg. serta dari !uar provinsi sebanyak 3 890 kg, akibainya terjadi kelebihan pemakaian sebanyak 1. H2.5kg. Sentra pC1l1a3a1'311 benih kelas SS (produksi benih kelas ES)
berada di Kecamatan Berbah (l\3,1 ha). Kalasan (52 ha), Prambanan (49 ha), Moyudan (25 ha), \1inggir (15 ha) dan Cangkringan (2 ha).
Suplai bcnih kelas FS y-.mg dibutuhkan untuk produksi benih kelas SS seluas 85,5 ha pada sub round II sdalah 2.. 130 kg, berasal dari
luar kabupaten dalam provinsi sebanyak 1.42-0 kg dan dari luar Provinsi
114
DIY sebanyak 1.195 kg, akibatnya terdapat kelebihan pemakaian dari aruran yang dianjurkan scbanyak 485 kg. Sentra pemasaran benih kelas
s~
(produksi benih kelas F..S) pads periode ini berada di Kecamatan Berbah (39 ha), Kalesan (34 ha), Prarnbanan (9,2 ha) IWl Minggir (3 ha).
Suplai benih kelas SS yang dibutuhlcan unruk produksi benih kelas ES seluas 31,3 ha pada sub round 11 di Ksbupatcn Sleman adalah 782.5 kg, Pemenuhan dari kabupatcn Steman 50 kg, dari luar kabupaten dalarn provinsi scbanyak 620 serta dari luar provinsi DIY sebanyak 360 k.g, sehingga kelebihan pemakaian ~yak
247,5 kg. Sentra pernasaran
benih kelas SS (produksi benih kelas £8) berada di Kecamatan Berbeh (4,8 ha), Prarnbanan (2!,5 ha}. Moyudim (I ha) dan Minggir l4 ha), Suplai benih kelas fS Wliuk produksi benih kelas SS pada sub
round m di Kabepaien Sleman Tatum 2003 s.d. 2007 {25 k~a) seiuas 90 ha membutuhkan henih sejumlah 2.2.'S() kg. Pemenuhan kebutuhan (suplai) dari luar kabupaten dalam provinsi sebanyak 2.005 kg dan dari luar Provinsi DIY sebanyak 625 kg alu'batnya 1erdapat kelebihan pemakaian sebanyak 380 kg. Sentra pemesaran benih kelas SS {produksi benih kelas
ES), berada di Kecametan Berlxih 18 ha, Kalasan seluas 18 ha, Pmmba.nnn seluas 28,5 ha clan Cangkringan seluas 2 ha. Suplai benih kelss SS yang dibutubk:an untuk preduksi benih kelas ES pada sub round lII di Kabupatea Steman seluas 136,8 ha ruembotuhkan
benih sejumlah 6.497,5 ha, Pemenuhan kebutuhan dari
produksi Kabupaten Steman sebanyak 330 kg (4,75%}, dari lua:r kabupaten
115
clalam Provmsi DIY sebanyak 525 leg (7rS6%), sehingga masih kurang sebanyak 6.092,5 kg tetapi suplai benih dari Juar Provinsi DJY sebanyak 5.645 kg (8 l,25%). akibatnya terdapat kekurangan sebanyak 447,5 l:.g ({;,44%) sehingga sangat dimungkinkan
mengguoakan benih konsumsi
acau benih surnber sesuai aturan tetnpi jumlah tersebut tidak didaftnrknn ke BPSBTPH. Scrnra produksi benih ES atau scntra pemasaran benih kelas SS berada di Keeamatan Berbeh selees 136,8 ha, Kalasan seluas 55 ha, Prambanan seluas 69,5 h11, Gamping seluas 15 ha Cangkringan
seluas
1,5 ha dan Seyegan seluas O,l ha,
Data !Ul!S lahan tanam non benih di Kabupaten Sleman Tahun 2003 s.d. 1.007 (25 kg/hs) tcrdapat
pada tabel IV.14 yaitu seluas
232. 905.l!O kg sehingga mcmbutubkan berrih kelas ES sebanyak S.822.645
kg atau 5.822.645 ton. Daerah pemasaran lahan non benih tersebar di seluruh kecamatan di
Kabuparen
Keeendeeungan
Sleman
dengan
penggunaan
petani
sebagai
pengguna
benih,
bcnih pada tingkat petani menggunakan
persepsi petani sesuai deogan basil kuesioner, seperti pada lampiran F. Hasil kuesioner menunjukk:ln bahwa petani yang menggunalrnn benih bersertifikat
lebih dari lima tahwt, sebanyak 3 7 ,0% responden sangat
setuju, 56,3% setuju dan 6,7% tidak setuju. Mutu benih produksi Provinsi OJY bagus (94, l %), tidak bagus (So/o) dan sangat tidak bagus (0,8%).
Kecukupan beoih dilibat dari jwnlab 0,8 % menyatakan sangat setuju, 23,5 % setuju dan tidak seruju 7.5,6% sedangkan berdasarkan
116
varietasnya, 0.8% sangat setuju setuju, 66.4% dan 32,8% tidak setuju serta
berdasar kelas benih 0,8% respooden sangat setuju, 67.20% sctuju dan 3 I.9'Yo tidak sctuju, Petani telah mcndapetkan informusi pcrbcnihan di DIY yang cukup, dinyatakan 3,4% sangat setuju, 87,4% setuju dan 9,2% tidak scluju, Frekuensi penggunaan benih oleh petani Steman (tabel IV.6}
TABELIV,16 DATA f't:NGGU.SAA .. "'IBt:NUl 01...EH PETANI DI KAB. SL..RP.1AN : No.
Frekucns'. Pcngguna Beruh
Selalu
Senag
Kadao,\!.· luldan
Tidak
mah
Dari tabel JV .l6 tersc:but, dil..-etahui petani di Kabupaten Sleman kadang-kadang rncmbeli prodnksi beuih Kabupateu Kulouprogo dan
117
Bantul, sering memilih produksi Kabupaten Steman, tidak pernah produksi Gunungkidul clan kadang dari luar Provinsi Daerah Isrimewa Yogyakerta. Ketidaklulusan di Kabupaten Sleman disajikan dalam tabel IV .l 7.
TABELIV.17
KKHDAK LU LUSA!\ UJI SKKlltlKASI BENIH DI .KAB.SLEMAN L11s tanam benilt lllal Jumlah be!llh $ambn' '""' T•hun Swasta Swasta Dioas BUMJIJ Dioa1 BUMN J s 6 7 8 9 2.003 250 6.00 ... .,... ~- ---··- .... ····· --··----- ··-· ----- ---··-· ___.,_J··---··__ 2.004 .}.()2. ···----···· ·---·--····· ··-···-·- ··-· 99. ··········-··" 2 005 60 .... 2.00.. -·-·--·-···· .. 70 60 y10 --- ~---···· - 2:00?.. ··------ ........ ·--· ·--- --~-Kdti Sub llenih Roan cl l 2 I .
'
. .ss
"
"
2.1107
···-······
.!! . ..
J1unlah % 2.005 2.007
···- Jamlall
o/o
.... ·-
.--
....
55
375
110
64.lQ
lS.99
2,20
-e,oo 0
290 .... ~. .... . ..... .. . ·---·· ~-- ·---·7S
. 1.~
79.45 270
".
10,'70 60.45
.. _!!,11!1
u _...!MO.
75 20~""
0.00
81.48
7,80 39,55
0.00 (J,00
····-··-·· ~--·--·-2,5()
:Z,SU
9,1)1)
18,52
0.00
Ill 2.003 ----·~:~-~-1---··-···-···········--· ··--· ·····-·--__ ._ fl,50_,. ______ 2.006 20 .. ····- -····- ·--· ······-····· ·--···-· -· ········-
-·
2007 Jumlah
60 350 100,00
0
0
2.00 "-00
o.oo
c.oo
QJ)O U_llfl % )00.'9 (1.00 0.00 ES T . -· .. _ .. }.<x.)3 1810 680 l ~ --·· .. , ···~· ·---· 2.004 l 50,00 l~SO_ ... .. ... . ... . . .. -+--··--- ----···. -·. ·----- ·-·····.. -----· 2.005 420 ... ...... ----·---··-----·------ --·····-- _}},_OQ. ---··- ... -·· .-70 -·--- --·········... ,._ . .!.,_~_ ~----·· ... .. .. ······--·· ·-·· .~. ()06 ····--··--........ 2.007 1.(.)00 21,00 525 30.00 58 IU) (1,00 133.'99 J11n11'1h 1.710 0 3.585 % 32,29 6'7,11 72.)6 0.00 27.6' II IS 0,50 ... 2.003 . .... -·-·· -·-··· --· ·-·-··. 2..00S .... , ..JO - -·-··-··- ·---·-·-·· - ·-·---·-- - .. .!.,~~- - ---··-·. .... .. . ... - ...... -···--·~ -··· ·-- . ..... -----·· -· .).~~. ... ······· -· ·······-··-·- ·-· ...... .. . ···-2.006
·-~~.oo
-·
o.oo
2007
1-'ab %
420
49$ 100.00
e
o.oo
.
14.00
(I
16,50
0.00
100,00
LOSO
s.so
:U2&
21.60 l.l,06
o,oo
o.oo
0,-00 "00
m 1.s.s~ .. 2003 .. ... ---·--- -·-- -····- 52.0 ····-·---- ---·-- ---·· 34,0() 2.004 8SO -·· ··-·--·--··~-·---···-~ ····- ---·- -·-··-----~---MIO 2.006 .... ........ ·-· .... --·~,}-~. . ···---·- -·-···· ··--·-····· ···-··--··-·· ·-·-··-·-·· --···--·.. .
2.007
Jamlall 6A.
170 850 2~99
0 0,00
74.Dl
94,01)
(1.00
o.oo
143,8& i 86,9• i
118
Jumlah ke-hilangl
IV .17) selama tahun 2003 s.d, 2007 di Kabupaten Steman (tabel IV.18). TABELIV.18 KETIDAK LULUSAN DJ .KABUPATEN SLEMAN
Produksi Ke las
LProduksi
L: Areal
[Areal
(C)
Lulus ID)
Produksi
benih (B}
Bcoih !A)
SS t---··--
ES
,\'umber
..
Produktifitas Kehilangan ·
Ti
(ton/ha) B/(C-D)
·--··~19. .. 20:3,9. .. ...... !l§..!L ... ·-
Alt(J.J1t11(,
92
570,3
295,67
produksi (ton)
2.26 0.62
j~~~.
56.87
I I
.!tlt18 djt>Jah
Data h.asil pengbitungan kehilangan produksi yang tereantum pada tabel IV. I 8, dapat merugikan
kctcrscdiaan benih sumbcr untuk
produksi benih di kelas berikumya akan mcnurun dan pada akhimya alum
mengurangi kesersedtaen
benih kelas ES
untuk
pe1311i non
benih
sebagai
pengbasil padi paagan atau konsums', Pcngurangan ketersediaan jumlah benih (tabel IV.18), dapat ditelusuri untuk menghitung sampai dengan alur hcmh terakhir, yaitu benih kelas ES seperti tampak pada label IV. 19.
TABELIV. l~ JUMLAH BENIK KELAS ES APAJJll.A 'KELULUSAN 100% DI KABUPATEN SLEMAN (TAHUN 2003 S.D. 2007)
Ketas
Produksi Kuro11g ··-·
Benih
Produktifitas
~~-11{;~~3 ... .... ES 56,87
Laban
Tonase ES
4.842,24
Lahan Non Benih 193.689,50
56,87
2.274,86
4.899,11
195.964,~~
(ton/ha)
ES
2,26
. " ····-······-.._,
;
.'i..mhet · Anal""· 2008 JwloJr
·oJf
7.833,20
-
--··
7.833,20
___ -
Total ketet~iaan benih kclas ES yang terputus alur benihnya karena ketidakJulusan dalam produksi benih FS, SS. dan ES (label IV.19)
119
ton untuk lahan
adalah 4.899.11
.Qeh111.<
l'lS.964,36
ton.
bc:nih da lam suatu daerah depat dihitung bcrdaserkan
Ketercukupan perbandingan
noo henih
luas tanam dengan ketersediaaa
benih, tetapi keeukupan
tersebut jugs. sangat dipengarubi oieh pola penggunaan bcnih baik o!eh
produsen msupun petani yang eendenmg lebih mantap mcnggunakan benih dengan jumlah yang mckbihi
dari jumlah yang disarankan ..
Banyaknya penggunean berlebih akan memerlukan penyediaan benih lebih ekstra walaupun rnenurut Sutupo (2004) penggunaan masih ditoleris unruk
penggunaan kelas benih fS dan SS sebesar 5f25 x 100% atau 0,08%. Tabel
IV.20, merupakan
pemenuhan kebutuhan
benih kelas ES di
Kabuperen S leman, pada sub lOW1d T. IT. maupun HI se lama tahun 21103 s.d, 2007 produksinya belum dapat mencukupi kebutuhan (9.61%). TABELlV.lfl
PF.RSF.NT ASE PF.MENUHAN BENJH KELAS BF..NIH ES PADA SUl) ROUND I, n DAN ill Df SLEMAN Sub Lahan Kebutuhan bcnih Produksi Jumlab Kursng I % pemenuhan' round Fanam non (x0,025 ton/ha) benih ml produksi lebih (ton) benih (ha)
1 88.629,20 ··- ·-· ~- --··· ······-·- .....__. 2215.73 ll
IT
54.74 l.SO
89:535,10
232.905,80
... l.3.~~5~8 223~,371!
5.822,65
Su/fiber .11Mlt.u.i, '!fift8 du»'ah
rood
(\011 l
15.62 :.. ..... III ·- }46,1.~- .:-1~~9.51._ ~ ........ 1 .... 124.27 ~-····-~·. ·1244,27 "89:}8'" ·2149 . .... 11 55!',81
-5262,84
---~,~~-3.99 9.61
..
Jika kelulusan 100%. mak.a dapat menyumbang -sebanyak 4.899, 11 ton (tabel fV.19), tetapi kondisi ini m.asih tantangan besar bagi produsen clan pernerintah setempat melihat prosentase kelulusen pada tahun sebelumnya.
120
Pemenuhan Kebutuhan Benih Kelas ES untuk Lahan Non Benih di Kabupaten Sleman
50.000,00 45.000,00 ~ 1-
~
40.000.00 r· 35.000,00 30.000,00
~_:25.000,00 I
'" ~
/
t __ ., 1
20.000,00 15.000,00 10.000,00 5.000,00
0.00
--~-~",--
--
--
t- --r+-
--
---
\
-t--
Kebutuhan Produksi~~
----...\-- --- ------·\-.----~ --.-----~~-_.... _ -
Sub Round I
Sumber: Analisis. 2008 diolah
i___
_
•
---
=--
-----
Sub Round II
I I
Sub Round Ill
-~_J
__
I
GAMBAR4.18 PEMENUHAN BENIH KELAS ES UNTUK LAHAN NON BE1''1H DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2003 S.D 2007
4.1.2.4 Analisis Aliran Benih di Kabupaten Sleman
Berdasarkan analisis sebelurnnya dan lampiran G, aliran benih di Kabupaten Sleman terlihat pada gambar 4.19 sampai dengan gambar 4.21. Pada Gambar 4.19, pada pola 1 pemenuhan benih kelas FS sebagai benih sumber untuk produksi benih kelas SS berasal dari Jawa Barat untuk pemenuhan kebutuhan di Kecamatan Minggir, dari Jawa Tengah untuk Kecamatan Kalasan, dan dari Kulonprogo untuk Kecamatan Berbah dan Kalasan. Pemenuhan benih kelas SS untuk produksi benih kelas ES, hasil produksi di Kecamatan Berbah masih terbatas untuk kecamatan tersebut, Kalasan dan Prambanan bahkan Kecamatan Berbah rnasih memerlukan suplai dari Jawa Barnt. Suplai dari Jawa Tengah dibutuhken oleh Kecamatan Berbah dan Prarnbanan, dari Kabupaten Kulonprogo ke Kecamatan Moyudan, Minggir, Berbah dan Prambanan
121
Pemenuhan produksi
kcbutuhan
benih kelas
FS pada pola 11, untuk
benih kelas SS berasal dari Jawa Barat untuk pemenuhan
kebutuhan di Kecamaran Moyudan, Berbah dan Prambanan, dari Jaw11 Tengah nntuk Kecamatan Kalasan, Bcrbah dan Prambanun, serta suplai dari Kabuparen Kulonprogo untuk Kecamatan Moyudan, Kalasan, Uerbah
Pemenuhan benih kelas SS terdapat sedikit produksi
benih untuk pemenuhan di kccamatan sendiri yauu di Kecamatan Berbah dan rnasih mcmburehkan suplai dari Jawa Barat Suplai dari Jawa Tengah ke Kecamatan Cangkringan. Berbal:, Kalasan dan Prambanan, sena dari
Kabupaten Kulonprogo ke Kecamatan Seyegan, Godean dan Berbah Pada gambar 4 .::?U, pemenuhan benih kelas l:'S pada pola ITT umuk alam produksi benih kelas SS disuplai dari Jawa Baral untuk pemenuhan kebatuhan di Kecamatan Prambanan dan Berbah, dari Jawa Tengah untuk kebutuhan di Kecamatan Cangknngan, dari Kabupaten Kulonprogo untuk Kecamiitan Berbah, Ka\asan dan Prambanan, scrta dari Kabupaten Bantul untuk Kccamat.an Pra mbanan Pcmenuhan benih kelas SS terdapat sedrkit produksi benih untuk pemenuhan di kecamatan sendiri yaitu di Kccamatan Berbah dan masih memerlukan suplai dari fawn Baral
Suplai dan Jawa
Tengah ke Kecamatan Kalasan, Berbah, Prambanan, Cangkringan, dari
Kulonprogo untuk Kecamatan Minggir, Berbah r, Kalasan dan Prambanan Gambar 4 19, 4 20 dan 4 21 terdapat pada halaman b~ikut, sedangkan pcrhinmgan kekurangan benih per-Kecamatan Lampiran II
terdapat pada
122
~ffi~ ~~~ 3' ~ 8
~ i
~ES8 ~o~ ~l.:
!?i'. 0 >,__ if ~
~
G s~~~
~~g~ ~Qi=l
Z: :t: LU !ll<(z~ U>Zwi=
~$m~
·~
~~1
~~~ c:r UJ'.J
w
~ril ~
::s2 ~ z o,
.
.c
~$ u_ C;'.
~ HaJo
2::>
c:i .....
~~.,.z. O~M
~~
~ ~
-..:-
2iz
:i
~
l!:
"'
- . £" ~ £ ~ . . ....... . .. "' :!m -i "'~ c
0
c
§"'
z~· ...~ e . ><: .... 1;j
tl
=""'"'
CIJP.,
lI !
~~ <( o,
I
0
!
0
l!:
>-
.2
}
Cl ,,;
.. !'.! :_ E ~ 0.
E
lj
-e
ff
u,
! !
1;j
"'
I
I
;;:
03
c
~:!!]]][D
~Q~~
U5
al
.i::=
$.«I-..
&1-~~S=~
Zg:i
ffiWz
c:
Ji
c
-=
5
...
"""'
~ ""::>
..,
0
..,.
~~
~s e~
i§:r
: ss
1~:
~
i
0
z
I I
- ~< e-
.,j.
91
,,,, ,,
+
+ \ ,,
+
+
\'
.>{.
c"" c: "
"
!!
\
·:::·
~
+
\
'
0
+
•:··=·
Q.
'' \
C•
~ +
\ '+ \
+
..
c:
•:·e-
0)
c
"'~
:J ........
18
0)
c(ti
~ac:
-
::!:
'"-=··=· •:·
·~
/
·~
"'1:•"'
...
GI
/
/
....
-~ "'' ..,"'
--
·=· 1:·
+
-t-
O(Il)9l.6
~
1';1
....
/
c-
C•
+
(.~•
0
J:.
~6
·=·
,.,"' 1:1
OOOJ¬ 11.6
ocna.e
123 ~~
~ii ~ffi8
~ ~ ~
:z"'
;;:: al>-
~i>l:oc
1~1~
"'~
~~Q ~~~
"'~;.<;.Z ~-· fi!O
~
;i;::?
<Ji)~
j'i
!i2
~'"""'ro :r:
~~~
:J~~~
<::.:~&"
~~~
..;-
s~~i::
w:::i~
tu z a ,,.;w-
525~
""
2o..5
j ;-Aa.
""'o
~~ do 91
~-
]
"' -~-~ "'s -~~5=:z
"'
~
al
§
~e~ E
~
,,; ~ c.. ~ .. e
..; ;~ ~..
m
""
e,
i I
i
2: 0
a
£ l
:t:: 0
j
"'
.:.:
"' "'
~"'
0
0
~ £·" ~ ~ ~ j ~ en"' 12 3l~ ...!I j ~ .; "" "' "' 16
...
g
~ (Il][IJJ
~ ~~
~a~ .... ~~
00~
§ &
-=
E
0 N
0
z
~' If s:i:
··§~ f..:
~ s <{ <(
-i-
91
f:•
1:•
,_;. ·=·
•:·•<> 1:1
....,
~
1:.• 1:··
1:1
t:··
~=· ·=·~ ...
c-
~ ...
(\'I
0
>
0
2
CV Cl
ID c
Q)
iii I-
iU
1::•
0. ::J .0
1:1
1:.•
c-
'.:!
(1J
('I)
~ ro 3
1:· '·' 1:•
~
'.ls:::
s"'
1:1
"'S;
-l
0:
c:
"'
ci 0:
J:
"'"'
~·/1-··~
"''"'
o, :J
.D
I
.·~., ~=·
4:•
c-
OC009~6
1:~
·~ ·=·· ~·
..,
ti.'='-
('I)
I/ \_ I/
1:•
!;:
c
0,) ...... (U
Cl~
'-'h
1:•
rn
~~ I / I /
1;:1
:J ......
c(U
Ji~ t:• 1:1
i:• i:•
'.::{'.
y
i·~:
,.1:•., OO))t>~6
O(Xl)£~6
000ll~6
124
91
91
00
',
"""" ~ :>
..
e
c:
-:0
~~"" +
C•
·=· ,:. c-
~
+
+
·~
1-:• 1:•
::J _,__.
c
1:1
!::
(U
ro cG)
1:1
1:• ·.:·c~
...
\':'h
+
OOOJ9L8
+
-~.., •:1
1:• c. 1:1
125
4.1.3
Produksi Beoih dim Pemasamn Benih di l
4.1.3.l Kiimsitas Produk.!iBcnih Padi Bersmifikal di Kabup!!ICD Bantul Kapasuas Produksi Benih di Kabupatcn Bantul terdapar pada tabcl IV 2 l
TABELIV. 21 PRODUKSI BENIB l'ADI BERSERTIFIKAT, SUB 'ROU.'.llD I
01 KABUPATtN BANTUL Tl\ffUN 2003 S.D. 2007
126
Kapasitas procuksi benih pad1 aersertifikat kelas benih FS di Kabupaten Bantu I pada sub roimci I (label IV 21 ), sebanyak 22, 7.5 ton atau rata-rara produksi 4,'i~ ton pertahan, Prcduksi benih kelas benib FS diproduksi oleh produsen mibk dinas berada di Kccarnetan Jetis, lahan milik Balai Benih Dinas Penanian Kabupaten Bantul yartu BPP Barongan Kapasitas produksi benih kclas SS pada sub round I scbanyak :>03,96 ton, yang didonunasi oh:h produsen benih milik swasta (87,99%) dan rnilik drnas (12,0lo/o) Sebaran lokas1 produksi dapat dilihat pada tabel l V 21
Tiga lokasi
produksi
yang terbesar adalah
Kecamatan Jetis
r.iengha~ilkan 109.87 ton (36.15%), Sedayu sebanyak 47.85 ton (15,74%) dan Pandak sebanyak 46.45 ton (15,28%).
Tingginya produksi benih kelus
SS di Kabupsten Bantul disebabkan adanya Bnlei Bcnih Gesikan di Kecamatan Pandak yang merupakan milik Provinsi l)lY dan al..1.ifnya peran kelornpok rani dan produsco swasta lainnya dalam usaha produksi
bcnih di daerah ini 'Kapasitas produksi benih kelas
rs
pada sub round I sebanyak
124,33 ton atau rata-rata 2.t.,87 ton pertahun dengan dominasi produksi oleh produsen BlJMN yang memproduksi benih sobanyak 104,4 ton (84,0".4), milik dinas sebanyak 12,0i too (9,71%) dan swasta sebanyak 7.82 tun (6.29%) Tiga lokasi terbesar dalam produksi benih adalah Kecamatan
Bantul
yang
menghasilkan
benih
sebanyak 40,81 ton
(32,82%}, Sewon sebanyak 39,21 ton (31,54%) dan Piyungan sebanyak 38,25 ton (30,76%)
127
l!lSwasta
::1
111
Dinas
oBUMN
80 60 40
2006 2007
2003 2004 2005
2006 2007
2003
2004 2005
2006 2007
Sumber : Hasil Analisisis
GAMBAR4.22 DIAGRAM DATANG PERAN PRODUSEN DALAM PRODUKSI BENIH PADA SUB ROUND I DI KABUPATEN BANTUL Berdasarkan diiagram batang pada gambar 4.22, tampak bahwa pada produksi benih kelas FS yang paling aktif adalah produsen benih kelas FS dan pada produksi benih kelas SS ada)ah produsen benih swasta, sedangkan pada benih kelas ES, produsen yang aktif adalah produsen benih milik BUMN. Produksi benihnya dari tahu 2003 s.d 2007 untuk kelas benih SS cenderung menurun jumlahnya sedangkan pada produksi benih ES (sebar) rnengalami peningkatan da:ri tahun ke tahun. Kapasitas produksi benih padi bersertifikat di Kabupaten Bantul pada sub round II selama tahun 2003 sampai dengan 2007 terdapat pada lampiran C.3. Berdasarkan data tersebut, jumlah produksi benih kelas FS pada sub round II sebanyak
35,65 ton. Lokasi produksi
berada di
Kecarnatan Jetis dengan produksinya sebanyak 34,93 ton (97,98%) serta di Kecarnatan Pandak sebanyak 0,72 ton (2,02'%).
128
rada tampiran C 3 rerdapar data produksi bernh kolas SS pada sub round II th Kabupsren Bantu! (rshun 7.003 s
c
2007), yang dapat
dilihat Bcrdasarkan data tersebut, produksi benih kelas SS pada periode mi sebanyak 268,90 ton arau rsra-rata produksi 53,'18 ton pertahun Dom1nasi produksi oleh produsen swasta dengan produksinya scbanyak 125,66 10,1 (46,73%), milik dinas sebanyak 45,62 ton (16,97%) sedangkan BUMN sebanyak 97,62 ton {36,30"h) Tiga lokasi yang terbesar jumlah produksinya adalah Kecamatan Jetis memproduksi benih sebanyak 109,87
ton (36, 15%), Sedayu sebanyes, 47,85 ton (15, 74%), serta Pandak sebanyak 46,45 tun (15,28%)
Produksi beruh kelas ES pada sub round II, diproduksi sebanyak 124,33 ton atau rara-rata produksi 24,87 ton sepcrti pada lampiran bahwa
produsen
yang paling berperan
C. :l.
adalah milik swasta karena
memproduksi 168,53 ton (83,23%). Lokasi produks: berada di Kecarnatan Piyungan dengan produksi sebesar BO, i6 ton (52,66%) dan Kecamatan Bantu! sehesar 117 ton (47,34%) Gambar 4 23 benkut, tampak lebih jela~ pmduksi benih dari tahun ke tahun pada sub round II di Kabuparen Bamul Kapasitas pro
dines
Sentra
produksi
berada
di Kecarnatan
Jetis
produksmya sejumlah 34,93 ton dan Pandak sebanyak 0, 72 ton
dengan
129
Data produksi benih kelas SS paca sub round JI di Kabupaten Bantul selama tahun 2003 s d 2007, dapat dili hat pa.da lampiran C 3 Berdasarkan data tersebut, produksi benih kelas SS poda pcriodc ini, scbanyak 202,49 too atau rata-rata 40,50 ten pertahun Produsen yang dominan
produksinya
adalah produsen milik
swasta (83,23%)
dan
selebihnya produsen milik dinas (36,30%1) Sebaran lokasi produksi dapat dilihat p11t!H lampiran C.3 Tiga lokasi yan~ terbesar jumlah produksinya
adalah Kecamatan Sedayu yang menghasilkan benih sehanyak &X.~ l ton (4.>,86%}, Bamut sebanyak 42.n ton (21,100/.)
sorta Sewon sebanyak
27.30 ton ( 1'.1,4R%) Produksi benfa kelas ES pada sub round Ill di Kabupatcn Bantu! selama tahun 2003 s d 2007, sepert1 pada larnpiran C 3 yaitu sebanyak 327.23 too atnu rara-rara scoesar 65,45 ton pertahun Produsen yang dominan bcrproduksi adalah produsen milik BUM'N yang produksinya meocapai 310,47
ton (94,88%) dan selcbihnya produsen milik swasta
(16. 76%) Sebaran tokasi produksi dapat dilihat pada lampiran C 3 Tig11
lokasi yang terbesar jumlah produksinya adalah Kecamatan Piyur.gan yang menghasilkan
benih sebanyak 221,83 too (f>7,79%), Bantu! sebanyalc
60.&l ton ( 18,52%) serta Sedayu sebanyak 28,93 ten (8.84%) Berdasarkan
analisrs
data pad.a sub bab sebelumnya maka
prodeksi benih padi berserlilikat di Kabupatcn Bantul dapat dilihat pada gambar 4 23, 4 24 dan 4 25
130
.~ •l :"'". !~ . ; !.. " . . ~ " i ~ .: .." i.!
"
1
t<1
"Iii 1 Iii .c
"
Ii
Cl
R
3.
.;
1.,
1
i
";;;
JI
"~
~oo
!l
0
.l! 1 Iii ..
...
ct)
1
:z 0
"'
0
g 0 ;;
s 0
s
0
0
~...
;
8
8
I
0000~1 B
OODOE: ~8
0001me
OOOOUH
131
132
133
4. I .3.2 Pt"lllasaranBenih dan Areal TIWlllll Jknih Pada larnpiran D 3 tcrdapat data tentang benih sumber yang
digunakan untuk mcmproduksi bcnib kelas FS, SS dan ES di Kabupaten Bantul, bark pada sub round I, II. maupun 111
Perneouhan kebotunan benih sum!Jer unrok praduksi benih kelas FS di Kabupaicn Bamut pada sub round I sebanyak l 15 kg ridak ada
pemeruban dan kabupaten ini, taap1 seluruhnya berasal dari Balupa Suk.amandi, Subang, Jawa Barat
Lokasi produksi hanya berada di
Kccamatan Jetis seluas 3.75 ha Pernenuban kebutuhan henih sumber untuk produks. benih kclas SS di Kabupaten Bantu! pada sub round 1 untuk lahan seluas 211,5 ha,
membutuhkan benih sejurnlah 7 28S kg Pemcnuhan berasal dari dalam provinsi 3 005 kg. luar kabupaten dalam provinsi scbanyak 3 950 kg dan dari luar provinsi 330 kg Tiga pensuplai terbanyak adalah BP2APTP ( 48,32%),
Bl'P
Barongan
(41,56%)
dan
Tegalgondo
Jawa
Tcngsh
(4,73%) Tiga lokasi yang tcrluas lahan produksinya yaitu berada di Kecamatan Jctis (:4.0 ha). Sedayu (52..2 ha) dan Banguntapan (30 ha)
Pemenuhan kebutuhan benih sumber untuk produksi kelas .ES, sub round J (tahun 20G3 s d 2007) di Kabupaten Baruul terdapat pads lampiran D 3 sebanyak 13 307,SO kg berasal dart dalam Kabupaten 472S kg, dan luar kabupatca dalam provinsi 4792,S kg dan luar provinsi sebesar 3790 kg Tiga pensuplai terbanyak adalah PT SHS Kuloprogo (25,J()O/o)
PT SHS Sukamandr (19,64%) dac PT Pertam Steman (18,40%) lokasi
134
pcngguna bcnih berada di Kecamatan Piyungan (206 ha), Scwon (149 ha). dan Sedayu (20,8 ha) Pemcnuhan kebutuhan benih sumber untuk produksi benih kolas FS di Kabupaten Bantu! pada sub round ll sebanyak 193,4 kg tidak ada pemennhan dari kabupaten im, tetapi berasal dari Ralitpa Sukamandi,
Subang, Jawa Barat dan Satan, Cinere Lokasi produksi hanya berada di Kecamatan Jetis scluas 11.08 ha dan Pandak (0,50)
Pemenuhan kebutuhan hem h sumber untuk produksi benih kelas SS di Kabuparen Bantul pada sub round II umuk Iahan seluas 262,0 ha,
bcnih yang digunakan scjumlah 8 780 ton Pemenuhan bcrasal dari dalam provinsi 3 080 kg, Juar kabupaten dalam provinsi sebanyak 3 875 kg dan dari luar provinsi 1 815 kg Tiga pensuplai terbanyak adalah Rl'2A.PTP
Nanggulan (50,19%), BPP l::larongan i21,18%) can Bina Usaha Seed Tengah (7,63%)
Pemenuban kebutuhan hem h sumber untuk produksi kelas ES, sub round I (tahun 20ffl s d 2007) dr Kabupaten Bantul terdapat peda lampiran D .l sebaayak 6 056 kg berasal dari dalam Kabupaten Bantu! 180 l:g, da ri luar kabupaten dalam provinsi 2905 kg dun luar provinsi scbesar
3970 kg Tiga pensuplai terbanyak adalah PT SHS Kuloprogo (36,41%) Balitpa Sukamand1(19,90%)
dan Banyudono, Jawa Tengah ( 11,65%)
Pemenuhan kcbutuhan benih sumher untuk produksi benih kelas l•S di Kabupatcn Bantul pada sub round Ill sebanyak 36, 5 kg tidak ada
pemenuban dari kabupaten ini, tetapi berasai dari Balitpa Sukamandi,
135
Subang, Jawa l111rat dan Batan, Cinere t.okasi produssi ~anyn bcrada di Kecarnatan Jetis seluas 0,89 ha dan Sedayu seiuns U,S ha
Pemenuhan kebutuhan benih sumber untuk produksi benih kelas SS di Kabupaten Bantu! padn sub round II( untuk laaau seluas 104,2Z ha,
benih yang digunakan scjumlah 3 J 19 kg Pemenuhan berasal dan dalam provinsi 960 kg. luar kabupaten dalam provinsi sebanyak 2 024 kg dan dan luar provinsi 335 000 kg. Tiga pensuplat terbanyak adalah llP2APTP Nanggulan (60,54%), DPP Barongan (29,87%) dan Tegalgondo
Tengah
(7,6K%) Tiga lokasi tcrluas areal t.anam benihuya berada di Kecamatan Sedayu (36,0 ha), Bangunrapan (18 ha) dan Piyungan ( 14 ha) Pemenuhan kebutuhan benih sumher untuk produksi kelas ES,
sub round Ill (tahun 2003 s d 2007) di Kabupaten Bantu! terdapat pada larnpiran D J scbanya k 7 R rn kg, berasal dan dalam Kabupaten Bantu! 5 650 kg, dari l11A.r kabupaten dalam provinsi
I 985 kg dan luar provinsi
sebesar 175 kg Tiga pensuplai terbanyak adalah PT SIJS Kuloprogo (40,71%). Bina Usaha Seed (19,12%) clan PT Pcrtani Sleman (13,45%)
Tiga lokasi perrnintaan benih yang paling Iuas areal tanamnya adalah Kccamatan Piyungan (174 ha), Bantu! (55 ha) dan Sedayu (37 ha) Suplai bcnih d1butuhk<1n dalam suatu usaha produksi seoagai benih sumber untuk peroanyakan, selam nu benih juga dibutuhkan oleh pcrani untuk lahan nun b;:ml:ikonsumsj benih dapat
Kebuiuhan benih unruk laltan non
dihitung berdasarkan data luas tamhah tanam di Omas
Peuanian Provmsi DIY, dimana data terakhir yang tersedia adalah tahun
116
200J, 2004 dan 2005, schingga data tahun 2006 dan 2007 menggunakan data rahun 2005 (label IV 22)
Pemasaran ber.ih kclas ES atau kcbutuhan benih untuk pctani atau lahan non benih dapat dihirung berdasarkan lulls lahan non bemh dalam
setiap sub round di Kabupaten Bantul uabel IV 22)
TAB~:L IV. 22
ARF..AL TANA.M NO!ll BENIH PAl>A SUB ROU.'iD r, KABUPATEI" BANTUL
n DAN m DI
I . ~n
· Bulan oliian Bulan ~JumlahI Areal Areal ; Sub . ke-1 l<e·ll ke-111 ke-lV '··-•~.. I ~ersub · benih non ~ound • •, Jumlah round -""='t,a~'l--'benih (ha) . 2192.145s.2.101l3os1j sa4( 3,75
·i
1
. 3.916 .
. '' _ . 2,2.415 29i
'j .
7171 2.514 3 847.. 1ii'994 50.722 Jumlah areal tanam non benih.sub round 1.:
644,55
m 1.821 m. ·-·'5.568 "' 1·. _ -·-· . , 1 58 .. 35.9. ..ta2'( ·.: 4..749 · · ... ise'.~9.· ..
sos ..1.027 305
... ~: .J 2.0~ ... 5.26
1....
. 2043 526 359 1.821 4.749 ~· · [ 2.043 ! .... 526, · '3s~·r 1.a2f J "(149 1 ?3.iioe J
983 • 536 . 2.228 5.963
g 710
·11540:
;+;i~ . i~l :; :;~ ·:~l~. n:·~~~-.f.~
t_I
160 3.170 ·6.031
. J.lmlah ajal tanal
S11mh~,. D111.:'~ P'">'lo,11a11 J'.""QvtN.n
... 5~1
.. ...
. ·.
.
476•08[
23 328.~2
...'.--"j'
.
1,39
1..
104.22
J.?e2.50'
110~ jnih sub 7und 111 : 388, 11
f>IJ: "'~oo:; ~1laJ,
50 077,45
206,00
Jll ~-_...,Jumlahareal tanam non benth sub rouncl ti : m .. 960, .110~ I 213'0.J..7:167 I !2.261.1 .~ ....
.... 1.579
d
.
. ..
.
12!e~:~7!9
Berdasarkan tabel IV 22 terscbut, maka luas areal taoam non benih seluas 129 612.26 ha. sehingga mcmbutuhkan benih ES (Benih Scbar
- Extension Si!ed) sebanyak 3 240 219,0 kg untuk Sub round I, II dan Ill
137
4.LJ.3 Anamis Kttulrunan Benili di l
l\ngka kccukupan bcnih dihnung berdasarkan
I Kcrukup.m
benih ~· 1.,IJl!lj !almn ler.iedia Produksiyang Ida
Data pemermhan kcbutuhan bcnih sumber dalam produksi benih benih di Kabupaten Bantu] terdapat pada tabel IV 23 bcrikur
TABELN. 23 PEMENUIJAN B~lll $UMBER OALAM PRODUKSI BE~llI PADA SlJB ROUND l DI KABTIP.\TE...~ BA.'ITIJL (2003 S.D. 2007) tail·! Kolas . Jens S~won
I
1-•
Artal
DIY (leg) Jumlah Kurangi J LPt·eleb1l1:ui U<.P ideal (ligl Lcbih (kg) (kg) pa!.& (kg)
hemh(lia mll!ha. DK FS . J ..1s... o
Kasrhan
·
I
SS.
i
1.2
_6.~ ·.
", ·
..
:
.. . .
.
:
... ..
; __ ... •
2L.7.. ~-··
. lm()g1t1 Ban~tmtapan
1
r· . . l. . . . . .j' ..,·.::~.. .. ..
2.1:5.. . .
. J~us .. . i· 52.? 5-1 Scdavu . P:llld~- . . ... -1. 20 ...
I· Ban1u1 ....
l · J5 · 1:.S. .. . _ .... J ····- .. .. . [.. j ·3.7.·.s..
11; • ..J.7,~.
-. -
. ....
..
•
1
1.......
·
·
.30 · . ··- ... P,\.'ti- ..aJ\ .. .1 . 2 lu;11lah ·-.330 l 997,5 211.5 3.005 3.950 5 287,5 ·t-:.1:--:66-;:7=--:.5 Scwon I ES . ··~····· .. ... 149 ... ···..... .. .. . . . . 8.5 .. .. Jens .... .. .. _J ... .I .... ·-···· .. 20.8... .. ·-·· 20 Baniul .... · 2ii' ... ... B:ingunt<tpru 1 5 I Pt i-ungan ·· 2i'.(, · Ju~l~•h ' ·-to raztl:121s 13.7~±2-sis ~ ---· 429.3
I ...
~a::i: .
..
~
Sw,,;,,., /JPSiffl'l{D{l' JIJllJ ,
?{)()JJ,
,,J~,J
. .j: . . .1... t. .
I
I . '. .....i .1. : ·: . j·..·
dldklii
Kebutuhan boruh sumber untuk produksi kelas benih l:'S, SS dan SS di Kabupaien Bantu! pada sub round II terdapat pads tabel TV 21 Kebutuhan benih BS disuplai clari luar Prcvinsi DIY, yairu Balitpa Sukarnandi, Subang, Jawa Barat seoanyak 115 kg unnik produsen milik dinas (BPP Baronganj yang berlokasi di Kecamatan Jetis seluas 3,75 ha
138
Keiebihan pernakaian sebanyak 77 5 l.:g (206,67%) Produksi benih kolas
SS membutuhkan benih ketas FS untulc bcnih sumber sebanyak 3 005 kg (56.83%) untuk lahan seluas 21 J,S ha disuplai dari Iuar ;.abupatcn dalam provinsi sejum lah 3 950 (74, 70"/o),dari luar Provinsi DIY sebanyak 330 kg (6.24%)
Kelebihan pemakman scbanyek ~ 997,50 kg (37,78%)
Sedangkan suplai benih kelas SS umuk produksi benih kelas F.S bcrasal dan dalarn Kabupatcn scbanyak 7 715 kg (71.88%), dari fuar kabupatcn dalarn Provinsi DfY scbanyak 1 802,5 kg ( 16,80"/oj sets dari Iuar provinsi sebanyak 3 790 kg (35,3 l~o) sebingga ierdapar kelebihan pernekaian sebanyak 2 5 75 ( 2.1. 99%)
TABEl. IV. 24 PEM~:NUHAN BENIH SlJMB•:R OALAM PRODUKSI BENilf PADA SUH ROUND II DlKABl:PAIENBANTVL(2003 S.D. 2007)
139
Data suplai bcnin pads sub round III (2003 s d Kabupaten Bantul untuk produksi benih kelas FS, SS dan ES
2007) di terdapat
pada tabel IV 25 bcnkut
TABEI. JV. 25 PE.M~NUHAN BEJ'\111 SlJ'fBERDAIAM PRODUKSI BENlli
PADA SliB ROUND 111 DI KABUPATEN BANTUL (2003 S.D. 2007)
Kebutuhan bcnih sumber kelas BS untuk produksi benih FS sebanyak
365 kg, disuplai
193,4
Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa
kg dari luar Provinsi DTY yaitu
Baral. sebanyak l 1.08
kg (
dan dari Baran, Cincre sebanyak U,50 kg (0,04%). dengan kelcbihan benih dalam pemakaian sehanyak 82.6 l(g (23, 99"/o} Produksi benib kelas SS seluas !04,22 ha membutuhkan benib 2 605.5 kg yang berasal dan dalom kabupaten 960 kg (36,8.'io/.}. luar kabepaten dalam provinsi 2 024 kg
140
(Tl.68%} Kelebihan 378 kg, tetapi tetap mendapatkan suplai dari luar provinsi 335 kg sehingga kelebihan pemakaian 713,5 kg(27)8%) Dara luas laban tanam non bemh di Kabopaten Kulonprogo Tahun 2003 s d 2007 {2S ki;'ba) terdapar pada tabel IV yanu scluas
43 388.15 ha pada sub round Ill. 6.108,35 ha pada sub round II dan 12 212,JS ha pada sub round Ill atau seluas 90 843,85 ha mcmbutubkan benih kelas ES sebanyak 22i 109 625 kg at
Berdasarkan
persepsi petani dari basil kucsioner,
maka didapatkan data seperti pada lampiran J:i Persepsi petam telah menggunakan benih bersertifikat lebih dan lima tahun, dinyarakan sangat setuiu oleh 40,3% resoonden dan 51, 4% tidak setuju Mutu benih produksi Provmsi DIY menurut S-.6% responden sangat bagus dan bagus (94,·1%)
Benih di Provinsi DTY lelah meoeukupr berdasarkan jumlah bcnihnya, dinyarakan ~angat sernju oleh 56,9";. responden, 34, 7% setuju dan 8,3% ti
Herdasarkan varietas sebesar 2,8% sangar setuju,
86. 9% setuju dan 8,3% tidak setuju
Berdasarkan kelas benih I \3%
respondcn sangat S
Frekucnsi pengunaan benih bcrseniftkat rerdapar pada tabe! IV 24
141
TABELIV. 26 DATA PI:NGGUN ..t.ANBE~IH OLEH PILTANI DI K.ABUPATEN BANl'UL
Dari tnbcl I \I 26, petam di Kabupaten l::lantul cenderung kadangWang menggunakan prouuku bemb dari Kabupaten Kulcnprogo, tidak pernah mcnggunakan prcduksi bemh Kabupaten Steman dan Gunungkidul
serta cenderung sering mcnggunakan produksi Kabupaten Bantul dan kadang-kadang benih produksi luar Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta Ketidaklulusan serrifikasi benih padi di Kabupaten Bantul selama tahuu 2003 s.d 200·1 yaitu (tabel TV ?.7)
112
TABFL IV. 27
KETIDAK LULUSAN
urr SERTIFIKASJ 8ENIB DJ .KAB. BANTU I.
Pada tabcl IV 27 di atas, areal tanam ben1h kelas FS yang tidak lulus uji pada sub round 1, ll maupon Ill adalah areal tanam milik Dmas. Ketidaklulusan l~rtinggi untuk areal benih ketas SS adalah milik produsen swasta, baik pada sub round L II maupun Ill, yaitu seluas 36,0 ha
143
{lSlS,l!9"/.,J pada round I, seluas 64,00 ha (74,85~/o) pada sub round IT dao seluas 15.0 ha (79,0S ha) pada sub round fII Ketidaklulusan berkurangnya
dalam
uji
serrifikasi
bernh,
menyebabkan
kcterscdiaan beruh, acan mengurang] kerersediaan benih
untuk lahan petaru (lahan non benih) seperti ditampilkan pada label IV 28 TABELIV. Z8 Jl'l\fl,All KElULA~GAN BI:N.W KEl.AS ES KA RF.NA TIDAK LULUS UJI DI KA.BUPATEJ'i BA~TUL (TAHUN 2003 S.D. 2007
"'''T '"""'''
"""'"7'1
j
f I"""'' ~ '•IB> z "'~' .'""' I <'@"'> ""'''"""I -C 1..· ·~~ . r .is;~j~·. · j :/~~2 .: . ~)~i.~~ I · }~ii . ·.~t.~· .26_~;~:· .
~
benih !Al
.
L£S.___._j_98, 75
Areal
.
917.8
Lulus (Cl
570,8
.
Al
2,01
.
Swnht!r 8PSH1!'/!DUW.1.•d ;JX,7, 1~"'41 i'Clf11tt1<111l'rvxm•1l)IY, 100Rd,,,/11h
Pcngh1tungan
produksi
(tonj
.
I !49,411
dilanjutkan dt:ngan merurunkan mcnjadi bcmh
kelas ES sebagai tujuan aklur dari suatu alur benih ideal Perhitungan terhadap tigH jenis kclas benih yang tidak lulus yaitu keias benih FS, SS, dsn ES seperti pada rabel IV 27, rnenghasilkan jumlah pengurangan benih F.S sehanyak 31 ~'.10.85 ion untuk lahan non benih seluas l 273 234, l 6 ha
144
TABEL IV. 2ll
JU MLA D BE:NIII KELAS ES APA HILA KF.l .ULUSA~ 100% DI KABUPATEN BANTUL, TAHU."l l-003 S.O. 2007
!kelasl Produksi lProduktifita Benihl Kur!l!!il f-i!rlha
Ifs
'
. ss_
1,65 ••t 3,7~.
115,6~ :
I Es·t 194:01 I
I
' · LahalljTonase · Lahan · 1 Tonase ilah!"l SS · SS ES ES_j_ Non B.!_n~
5!1,00 !1_9,451 ... .
4778,4
.c= . . i
....
9504,58
·1
;,~2 . . . '·:-..: ._. '. . . . :/:027.44. 14,~1-~:;~f384_1·8~~3~_· 2,11
·--~---I
:~j~~:,
·-
· _lt149,4 ·15
~.830)~5;1273.234,161
,\'umb.-r .111,,hJ1t. 10(1."'
Ketercukupan benih dalam suam daerah, selain perbandingan luas tanam dcngan ketersediaan bcnih, juga tergantung tingkat penggunaonnya, apakah produsen dan petani tclah menggunakan benih dalam jumlah sesuai dengan ukuran yang dianjurkan untuk satuan perbektar sawah Kecukupan
benih untuk lahan petani selama tahon 2003 sampai dengan 2007 di Kahupaten Ban111J dupat dilihu pada tabel fV .10 TABEl. IV. 30 PERSENTASE PEM~NUHAN KEBUTUHAN U!llTUK LABAN l\'ON BE:SUI PAllA SUB ROUND I, U DAN ID DI K4.BlJPATEN BANT'lJI.
Sub llahan hnaml Kebutuhan )Produk.si benih [ Kurang / % I · round non bernh ' benih .ii ~~elas lebih pem&nuhan
.--l ~:l,..r . 1=J: · ·~-;~J:!! L_1~::.1 · -· · 4~~~; :!!~·:=~~- ·-- ·-i:~:J !
,.l~,.•~o:;:.,;::~lb~J,• I
L_
232.90~1 ~?2.645
Sumher .4nobf1s. 20@
I __ 702.s
I
,.,j
._s120.1s
rz.os
I
Data tabel IV 30 mcoonjukkan produksi benih kelas ES barn mencapai 12,06 %. tctapi seandainya tereapai lulus uji sertifikasi 100%.
145
baik kelas FS, SS maupun ES sebanyak 31.830,85 benih seluas 1.273.234,16
ton untuk lahan non
ha. Namun demikian melihat prosentase
kelulusan pada tabun sebelumnya hal ini merupakan tantangan besar bagi pelaku perbenihan, baik swasta maupun pemerintah setempat. Gambar 4.31. merupakan grafik pemenuhan kebutuhan benih kelas ES untuk kebutuhan lahan non benih di Kabupaten Bantul.
Pemenuhan Kebutuhan Benih Kelas ES untuk Lahan Non Benih di Kabupaten Bantul
2.500,00 c
2.000,00
0
I-
..c
... c
al
I~E ;;;J
-,
1.500,00 1.000,00
F-+-Kebutuhan
I
1-+-Produksi (ton)
j
500,00 0.00 Sumber, Analisis 2008
Sub Round I
Sub Round II
Sub Round Ill
GAMBAR 4.26 PEMENUHAN KEBUTUHAN BENIH KELAS ES UNTUK KEBUTUllAJ'\LAJL\!\ NON BENIH DI KABUPA'.fEN BANTUL
4.1.3.4 Analisis-
~
di}(abuoaten Bantul
Berdasarkan paparan pada sub bah sebelumnya serta lampiran D.3, maka aliran benih di Kabupaten Bantul ditam.pilkan dengan gambar 4.27 s.d gambar 4.29 berikut ini.
146
Pada gamhar 4.30 tersebut, berdasarkan paparan pada sub bah sebclumnya serta lampiran G. maka aliran benih di Kabupaten Bantu! ditampilkan dengan gambar 4.27 menj"laskan bahwa Kebupaien Bantul mendapatkan suplai benih sumber kelas benih BS dari Balitpa, Subang, Jawa Brunt untuk kcbetuhan di Kccamatan Jetis, serta kclas benih 1-'S untuk Kccamatan Sedaju, Beotul, Jeds, lmogiri dan Pandak, sedangkan dari Kulonprogc suplai benih kelas FS kc Kecamatan Banguntapan, SeW1Jn. Bantul clan Imogiri, Benih kelas F'S jug-a disuplai dari Provinsi Jawa Tengan ke Kabupaten Bantu! yaitu Kecamatan Sedayu, Sewon dan Jetls, Scmcniara pemenehan di tingkat lokal Kabupatcn Bantu] adalah suplai antar Kecamatan yaitu l::lnaguntapan ke Kecamatan Kasihan dan Sewon, Kecamatan Jetis ke Kecamatan Bantul, Sewon dan Imogiri. Untuk kolas henih di bawahnya yaitu benih kelas SS untuk produksi bcnih kelas ES di.
Kulonprogo ke
Kocamatan Bantu! dan Piyungan, serta dari Kecamatan Berbeh, Kabupaten Steman ke Kecamatan Sedayu,
Bantu)
dan lmogiri serta Piyungan dan
Banguntapan yang memenuhi kebuxuhan benih dari produksi Kecamatan itu sendiri, Berikut gambar 4.27 sampai dengan 429
147 ~< _!-
~
~~~
~
~g8
j"'>-
-~8 :::a::i>~-«:
~:o:~o
G)
~~~ ~ ffi-
f!l~ ;;~
~~~~ ~~~
!-!-a::i~
=: >' t:: lol
~ ~ «
~~~
~:::>d Z-
6 ~ ~
<~~ -J~> ~o..o
;:>
z.... ~
~~11
!iS~ ~
~~~~ ~~~
~~;~ ~:s
c.::·
9130000
914DOO
~
*..
ffi ;; ~
~ "'13__,
:s ~~
z -
ii
~ e .. "'
c
?... ~ -[2 ;.. ;" ;.. '"'
"""'
I I
I i
Ci
913:'.XlOO
(D
~
OJDD "'
i ~
~~ 0 C• C•
-
912!DOO
a.. m
I
:)
s
I:: ;?;: 0 c
iS ;?;: ~ ~ ~ ~ ~ ~
"'
Q
fi
:j!
i..,
~
~ e ::i :; lfl
~
! l II
!l!
!3
!ij ~
lfl J
~ ~ ~ ~
.ii
e
!
I
I l
9120000
"'
...
~
~ i
...
0
z
911:'1JOO
......
N
~
I"'
~1.. -n L~ ~
~< ""•:1
.::• c-
~
~
~=·'"-=·
•.:•
g
-
:~~
:?.
:;: '"~'"'
e-
·=· ·:· 1:1
'.l
e-
•:·
·=· ·:·
-
(a:;
-
·=· ~
~'"
~ w ..J
i l
.~ O:•
"'z
..J
w
:::)
=
·=·:!:
-
0
• ~
0
:;;:
:;;
0
z
:::)
:z: :::>
·=·c·=· ::::
•:• c-
(!)
-
....·~,
:z: w
e-
<
a.. :::>
a>
< :..:
•';•
1:•
·=· 1:•
~~t:• ·=· !.Z
'.l
~: ...
:;: ·=·., •;
z
w
...J
"' z
\
w
~~.,,
<:::>
C•
$
t!•
~
e,
O:•
1:• ·=·
-
~: ·=·u 1:1
y,>-..., 'J ,. . ;
~
...
-
<(
::a
"':.!
~
~
:x: <( 0::
-
·=··=· ·.::
~ :?: -=· ~
...
Cl
..:~
f:'"
."'
·=· .:·
$
w
C• i:o
e,
:::>
'"
~ ~
"'
e-
0
:::>
~
...
~
'"'-. --~(.,
s
s
e-
0
00Xlt7l6
OCW£1.6
OCOOU6
OOCOZl.6
OOOOZl.6
ocosue
·=· ~
148
z
iii ~~8
~~~ ~ ~~ ~Ci>
~
t.:)0;.i
G)
~:.C:~t:) ci:i~P.Z
: &rlci:i;;l
~ ~!:"' ~~gifl) &;_~
a~
~ !3
~~~~~ ~o~~
:s~~x ~~~~
?.:::r::~
z
= Ul
g Q1<m00 :~J"O_ ......
~
Q13!DOO ..,_
ffi
N
~
=~~
~~g§ '°~a~ ~- -
f/)~Q.""<
~~~~
~3_,~
~~~= ~=~
~ 2 Ci
Q13:000
°'
~ - - z
DODD
~:;2~~ r.oJo o
:::0,,.. gJ
]
..~
lli
gz:c ~
Ci
~
rn
s ~ e ·- Ii. ~ !i ~ ~!t.. e:!• .s"e. . II II lI I.. "' "' ... : a "
e:
; ...... i i
"' I I
i ! I
912ro00
8
~
... 0
!;
Ii
Ii
8
I
I
...
l !
• J II j I IL!
•
I 9120000
0
z
I I
""*'
911
CX)
"f ~
I"'
§~
h N~
-!e
i:!
~< ,_:~:;!: ~
149 f....
~
~
~~-
~g~
:s>- '"'gz~
i ~~!
G>
~~~ "' :c ::. -~~t;
~~
"'Ci<
g:~ ~
§>t:~
~
~~i
z
i !i5 §2
:r:~
O;:.r:z
~o
~1~ z
~< !i:f.... :q::~
f....
s
co-
~~~ :z.
Cl
j~~
~~~
;
~
z
.!.
2~h ~~~~
-e @ Cl
~!t e .,. c
~
914XXX>
""
z
~
;;
E c
~
"". . ........
, I
Ii I
-Q 2
912Bl00
l
I
11!
j
~
s l l sl !5 !i l l 1 l J J j 11
!i !5
!! !
913)'.)(X)
91~
.l<
c
_,, ,ll! l! • .... I!
Cl
·-=~ .:•
-
E
.
DODO
co
~ :::s:..:re~ 83 ~
•
•:i;
!
•j 0
I
i
Ii!
"'
"' ...
ti:
w IX)
~ 0
~~
.l
~--l
"' .b ~~Ill
L~
...
m
.
J I I I
0
z
911a:l00
9120000
~
rti-
~
< C•
ce-
Co
·=· :;
·=· :s
1:• ,., ::·,,.
:~·=· "'~
-
,,,
•:• ·=· ·=· F~
Co 0
:::
·=· c-
:s:·=·
~'"...
~ ... z
,.,
...J
::>
w
.<
·'· :;: ·!·
...
9
..,
:?. ~...
<:)
z :)
z
~
...,:, ·:· ...,,
1:1
::..:
::) C)
·:~
·=·
z
...
c-
::"
UJ
~ ....
:::>
CD <(
-
O:•
§ ·=· :z
::..:
·=· :~
.u~
·8~
:?.
.,,
'"' :J ,,. O:• 0
1:1
··==·· ·=·
o:•
~
'I.! ,.,
s'.2 •::>
.:z 0 _,
...
:::> ::..:
z
2:
-
UJ
-
!!: ·=·
·...~
·W Cl
<::>
.,..;.
,•, ·!· "
~ 0 ~ :I: ~ oc
CL
::>
...< CL
~
~
c-
"'·=·
'" :~
c-
"::: •:1 •::•
·=·"'S;
::;
·=·
~ 000Jt>~6
0
00:..8\.6
OCXX1¬ 11.6
~6
OOCOZ!.6
ooesue
'"~
150
4.1.4.
Produk~i RPnih dan Pemasaran Benih di Kabupaten Gunungkidul Produksi
dan
pernasaran
benih di Kabupatcn
Gunungkidul
periode tahun 2003 s d 2007 dipaparkon pada sub bab berikut
4.1.4. t J.
Tabet tersebut menjelaskar,
bahwa bcnih diproduksi oleh produsen milik dmas yang berlokasi di
Kecarnatan Karangmojo Produksi benih kelas FS pada sub round 111 sejvrnlah 0,5 ton. dan kelas SS pada sub round J scjumlah 0,0 I ton Kapasitas produksi benih di
Kabupatcn
Gunungkidul hanya sedikit
jumtahnya, kl\rena (arum produkst mengalarni kekermgan
TABtLlV. 31
f'RODUKSJ BENUI l'ADI BERSt:::RTIFlKAT PADA SUB ROUND I DAN OJ 01 KABC:l>ATF.N CUNUNGKIDUI, (TAliUN 2003-2007), Sub
I
-·
Kell11
J
F~_j_Z007,
_ . ..
0
0.5
()
0
II
u.s
0
0.01
0
0
0
. 0-"'.fl..:...l ---f
· 0,.'11
O
0
0
)Jml :.: . .!!
.i,
....,..,oo..z:r~::..:t _ _._-=-_._-"-_,
'*"'Sern[ikns, Rt'11th '/'PlI Dn: 1008 drduh
Sumbcr lkrlm Pc11gawas.a11
Scbaran lokasi produksi benih padi berserufikat di Kabupaten Gunungkidul hanya tcrjadi pada sub round I dan lll dan tepatnya dapat dilihal pada gamhar 4 30 dan 4 3 I berikut
151
152
~
~ e ~
:-I'.
r
~
"' 2 ti. c 0
.. c
.;"
Q.
~
. .
.,
915600!
91~900)
a:; l1J Cl
:a;
:::J
(j)
f/)
.
0
.c "' ~
.. •!:
~
z
iii:
... 0
~~
(")
~ 913!;00)
e,
"""N
~-
....
0
~ ~8 se ~<
"'"'
.c
~
916
...."'
<(
~
!:;
!SJ
4.lA.2 Pemasaran Broih da11 Areal Tanain Be11i11 Bcnih dibutuhkan untuk produksi benih dan petani pengguna lahan non beni h Kebutuhan benih untuk produksi benih atau bemh sumber d1 Kabupaten Gunungkidul berasal dari berbagai daerah, karena
bauyak lahan produksi mengalami kekeringan Jumlah pemennhan benih sumber untuk areal perbenihan ditampilkan pada tabel lV 32 TABtLIV.32 P'EMENUllAN KEBUTUHAN UNTUK PRODUKSI BENlll Ul KAUUPATENGUNU:'
Pada ia111pira11 D 4 dao rabel l V 32 rersebur, rerdapar data
pemenuhan kebuiuhan benih sumber untuk prodaksi benih kelas FS, SS d!III ES di I
154
daerah produksi benih ketas rs. SS, dan ES serta sentra pemasarsn bemh kelas ES merupakan daerah non produksi henih Berdasarkan
data tersebut,
pada sub round T dt Kabupaten
Gunungktdul mernbutuhkan benih sumber berupa benih kelas BS (llreedcr S<>ecl) sebanyak 24 kg unluk lahan produksi benih kelas FS setuas I ha dan benih kelas FS sejumlah 500 kg untuk lahan prodoksi benih kelas SS seluas 12,S ha berasal dari Balitps Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Baral. Lokasi produksi bcnih FS tersebut berada di Kecamatan Playen (0,2 ha), Ponjong, (0,3 ha) dan Karangmo;o (0,5 ha) serta produksi benih SS bcrada di Kecamatan Senun se.uas 12,5 ha Produksi benih kelas ES yang
1JLC1u;>aka11 sentra pemasaran benih kolas SS berada di Kecamatan l'OnJong scluas 4, 0 ha rnendapatkan
suplai benih somber dari BB Hurna,
Kabupaten Klaren, Jawa Tengah sebanyak I 00 kg Pada suh round U, pemenuhan kebutuhan berth sumber untuk
lahan produksi benih .FS selcas 0,5 ha di Kecamatan Karangmojo yang berarn merupakan senrra pemasaran benih kelas BS (Breeder Seed) mendapatka n sup lai benih tcrsebut dari Balitpa, Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Sedangkan suplai bemh kelas FS untuk Kccematan Poniong ('.!,O ha) dari Tegalgondo (Jawa Tengah] dan Kecamatan Playen (2,0) dari BP2APTPP, Nanggulan, Kulonprogo, Provinsi DIY
Benih drbutuhkan untuk usaha produksi sebagai beuih sumber don olch pctani digunakan untuk lahan non benih/konsumsi
Kebutuhan
bemh untuk produksi benih di Kabupaten Gunungkrdul telah dipaparkan di
]55
atas, sedangsan untuk lahan non benih (pemasaran benih kelas ES) dapat
berdasarkan luas lahan non benih
dihrtnng
berdasarkan
Data yang digunakan
data luas tambah tanam di Dinas Pertanian Provinsi DIY,
dengan data terakhir yang tcrsedia un.tuk tabun 2003, 2004 dan 2005 sehingga
data tahun 2006 dan 2007 menggunakan
tahun 2005. Lehi h
jelasnya tcnnci pada tabcl lV.:B berikut
TA.BEL IV.33 .\REAL TANAM NON BENlH PADA Sl.B ROUND 1 DAN Ill DI KABUPATE~ GUNUNGKIOUL
[SUb ~d
Bulan Bulan
Bul~n
Bulan
ke-1
ke-1111
ka-1'1 ~ersub
kt>-~
-~·
Jumlah
. I.~ I 1!~. :_ );{ . ~:~~ 1{~- . -;.~~-t--- : ·--
· 1 ... II
i
.. .1.2
:i ~:
. _19 .. 76
o
t---'-
rn}: :::: :~
274 . 2737.
-~
""',
· ·--~:~-1- .~:~x:~ ·i
1::~ 2.~~~~~
····- 0,00 . 4.962,00
1
,:~
Jlrnlah areal lanai-~~~?~enit~-~~~round I. [ -1~:~ ....
. 279 ~t.:·.··240 · Ji[i~
0,00 · · · · ·o:iic
\42~- :. ~]:~ Jumlah areal tanam non benih sub round II : O,OC l
"' '-iJ j. lmH:'- iL
, -- z •:
1
round oornh ha be~1h (ha)
1_944 .._4_9~:2., . -··· .. . . 1
Areaf oon
Areai
279,00
240,00 ·
l .
I
:§!~:~
1.422,00
. .: ~;L}E;J
:~d:Lil. .,,, ::~ · ;t'l:~
Jumlah ari~al lanam non benih t<:uh rcuncl II ·
5,50
34 0~3,50.
e 119~?,0o
.~1~111btr 1;1;,a.'C PermmanJ-'>.Q..'u1.t1 .r)Jl'. 1f.JOS d11Jul1
Berdasarkan tabel IV 33 tersebut, maka areal tanam non bernh seluas 61 l 92, 00 ha, schinggn mcmbutuhkan
bemh ES (Benih Se bar =
Extension Seed) sebanyak l ~29 800 kg pada sub round I, II dan Ill
1
156
Angka kecukupan benib didapatkan dari lahan yang tersedra dibandi ngkan dengan produksi bcnib yang ada
I
K001 kupan benih = UJas lllhan !egedia Produksi yang ada
.
I .
Tabel TV.32 benkur merupakan data pemenuhan kebutuhan benih surnbcr dalam produksi benih di Gunungkidul Data dan anahsa kecukupan benih sangat didasarkan pada pcriode produksi dan kclas benihnya Kecukupan bemh di Kabupaten Gunungkidul terdapar pada tabel TV 34 TABEJ, JV. 34 PEMF.NUHAN B•:~m SUMBER DALAM PRODUKSJ BF.NIff DJ KABUPAT[N GlJ~UNGKJOUL (2.003 S.D. 2007)
F
J!unii3ii
Sub Kecamatan Kelas Areai DIY y Kurangi LP Kelet>iii] oundl beoill bemh DK LKP I :liS
1, ~:~~~9-·· · . (~~) l.:~~}J ~ .: ~-~. J :.: ~f ::::(l)· ·1i· ' (1) . · . if I ~ lI .1: Li J : . :H~ · . .!~. 1~:: ;J',_
J
1·
~
aran mojo;
' 0,5
i
O
0 '
5
·
5
10 ·
5
'·
8
·
0
Ill
·;':; · ~rH 1_r1~: .~rl.~:,.!.,
Suml;>er
aangmojo' FS
0,5
0 !
J;PSfJTPHDIY )Pl13 s.d ]IJ{)~ J,viuM
0
5
.
5
13 ·
,t~
Pada sub round I, kebutuhan ben.h sumber umuk produksi kelas bcnih
rs di
Kabupaten Gunungkidul pada sub round I sebanyak 1 O kg
dipenuhi dari lua. Provmsi DI Y yaitu dari Balitpa Sukarnandi, Kabupaten Subang, Jawa Barar sehingga teriadi kelebihan pemakaian sebanyak 14 kg
157
(140%) Kebutuhan benih somber untuk prodeksi kolas oenih SS pada sub
round I sebanyak I 00 kg dari iuar Provinsi DIY sehingga tidak ada kelebihan pemaksian Sedangkan kebutuhan benih sumber umuk produksi kelas benih F.S adalah 312,5 mendaparkan
kg umuk lahan seluas 12,5 ha. tetapi
suplai benih sebanyak 500 kg dari Balitpa Sukamandi,
Kabupatcn Su bang. Jawa Baral. sehingga terjadi kelebihan pemakaian
seli~nyak 187, 5 kg ( M)%) Pada sob round 11, kebutuhan benih sumber umuk produksi kclas bcnih f'S seluas 0.5 ha dibutuhkan sebanyak 5 kg dan mendapat suplai sebanyak 1J kg berasal dari Balitpa Sukamnndi, Kabupaten $11ba11g. Jawa Barat, sehlngga terjadi kelebihan pemakaian sebanyak ts kg (160%) Pemenuhan kebutuhan benih sumber untuk produksi kelas benih ~S dibutuhkan untuk lahan seluas 3,0 ha adalah 75 kg tetapi mendapatkftn supla1 benih sebanyak 90 kg dari Tegalgondo, Jawa Tengah sehingga
kelebihan peuiakaran sebanyak 15 kg (20''1.). Scdangkan pemenuhan kebutuhan benih sumher untuk produksi kelas benih ES dibutuhkan 50 kg untuk tahan seluas 2 ha mcndapatkan suplai benih 50 kg dari BP'.::APT1', Nanggulan Kulonprogo, sehingga ndak ada kelebthan pcrnakaian Daerah pemasaran lahan non bemb tcrscbar di seluruh kecarnatan di Kabupaten Gunungkidul
Bcrdasarkan persepsi petani
dari
ha~il
kucsioncr, rnaka didapatkan data seperti pada lampiran .f. Perscpsi petam telah menggunnkan benih bersertifikat lebih dari lima tahun, dinyatakan sangat sctuju olch !(1,7% responden, 76,7% setuju dan 6.7% tidak •ett~u
158
Mu111 benih produksi IJIY adalah begus menurut 76,7% rcsponden dan sisanya mengatakan tidak bagus rneaurut (23,3%} Benin di Provinsi DlY telah mcncukupi berdasarkan jumlah dan berdasarksn varieras benih disctujui oleh 20"/o responden clan ~0% tidak setuju, sedaogkan cukup berdasarkan kelas benih 56,7% setuju dan 43,3% tidak sctuju
Petani telah mendapatkan informasi yang cukup temang
pcrbemhan d1 D!Y dinyatakan sangat setuju oleh 6. 7'!'0 responden, 90"/o setuju
dan
3 ,3%
tidak
setuju
Frekuensi
penggunaan
benih
bersernfikat di Kabupatcn Gunungkidul terdapat pada tabel IV 35
TABELIV. 35 DATA P.l!:NGCllNAAN BENUt OLEll PETANT DI KABUPATEN Gl.iN UNGKID\11,
p11
1 )()
Dari label IV 3 ~, kecenderungan dalam memilih produksi bcnih di Kabupaten kadang
Gunungkidul
umuk
mermlih
adalah cenderung produksi
sering sampai kadang-
Kabupntcn
Kulonprogo
(15J,4),
cenderung tidak pernah rnemilih produksi Kabupaten Slcman (skor 1 13,3) cenderung
kadang-kadang
mermlih produksi
Kabupaten
Bantul, tidak
pemah membeli produksi Kabupaten Gunungksdul serta sering memilih produksi luar Provinsi Daei ah Isumewa Yogyakana Ketidaklulusau senifikasi benih padi di Kabupaten Gunungkidul selama tahun 2003 s d. 2007 yaitu (label IV 36)
TA BEL IV. 36 KI:TIDAK J,lJLUSAN UJI SERTIFIKASI BENIH DI KABl'PATEN GUNU~GKIDUL TAHUN 2003 S.D. 2007
ILuas
h sumber (kg) tan~ benih(hi nas J BUMM ! ~astafDinas BUMN
:~
I
_.
, SS ; Ill
1
umla
40
. 2 003 ;
90
it ·: !
i-~igrj :::::·---~~- soo I Z:iiii4/..
LJ· ~-- . t . . . ! .. . . . .
-fj ·····-~·i:··_:_~·:t ::;_~:: .: . ~--_
.~
10
o
90
10_0 ··--~ 0 ..............0
s0,0
5o,o
"
..o
0
I)
.. ~.I> . ·-···· 0.. 3,0
Stunhn· lJalm J°'f'ngtm-at;,~11(/u,, .';~.01iflhas1Ben,h TP{f Dlt .10()~ dtof.."tll
o, :
4,0
0 2.0
. Cl0..t'
,_. ·· ·a··1
i 2,0
..
••
01
Dari tabel IV 16, areal tanarn benih tidak lulus uJi pnda sub round
J untuk produksi benih kelas FS milik swasta seluas 0,2 ha (40%) dan mi!ik dinas seluas O,J ha (60%) Sedangkan produksi benih keias SS dan ES yang tidak lulus uji rnerupakan milik produsen dinas yllitu seluas 12,5
ha areal produksi benih kolas SS dan 4,0 ha areal benih kelas ES
160
Pada sub round Ill., areal bemh tidak lulus untuk produksi bcnih kelas SS milik swasta lahan seluas 3,0 ha dan dinas seluas 2,0 ha Jumlah
pengurangan keterscdiaan bcnih lcelas FS sejumlah 0.25 kg dan ndak ada produksi benih kolas SS dan F.S di Kabupatca Gurrungkidul (rabel JV 34) T ABT.L IV. 37 K~;IULANGA.S PRODUKSI BENIH Kl:LAS rs KARENA KETfOA (( LULUSAN UJI SERTJFlKASJ BENJH DI KABCJPATEl1i GUNl/NGKIDUL, TAHllN 2003 S.D. 2007
I AreBI r Alea Tldak
Produksi elas Beni
roduksl E
i
FS
~:;
ES SNmber
e>.~
nm
0.5
. -··-1·7:5
l'cnghitungan
.
··4- ·--r···
4,0_.L.__o__ . I
etsetnn» WIJ.1 ;.d
kbfitas (ton/h3) Kefiiianga1 : /lJ{B.C !_oduksi ton·
C).
~
0,50
0,00
·····o.09:: ··-··· . .
9.~5. 0,00
0.00
;J)(J7.Dm.uPMtJm;urf>rown>l l)f!. }1)())1,{,,,/ah
tersebut
ndak
dapat
dilanjutkan
dengan
mcnurunkan rnenjadi benih kelas ES sebagai rujuan akhir dari suatu alur
bcnih ideal kareoe standar produktifhas untuk produktifitas benih kelas ES dan ES di Kabupaten Uunungkidul tidak terdapat sebelumnya Kecukupan
benih
dalam
suaru
daerah,
selain
dengan
membandingkan luas tanam dengan ketersediaan bcnih, juga dipengaruhi oleh tingkat penggunaan baik oleh produsen maupun peteni Penggunaan y311g berlebih akan menjadi pemborosan
Kecukupan benih sesuai
aniuran, untuk lahan petani (tahun 2003 s d 2007) di Gunungkidul masih
Jauh dari jumlah yang mencukupi kebutuhannya, karena produksi benih kelas F.S terhenri karena kekeringan (label IV .37 }
161
TAUELIV.38 PERSENTASE PE:\11!.NUHAN BEl'ilH KELAS ES PADA SUB ROUND I, ll DAN Ill DI GUNUNGKIDlL
Sub ahariranail'
I round
'
non benih !la
1
I
Prodvksi 1 l
Kebutuhan
I
benill
·:~,···~; ~S~J:J-;;~;c
.. I i 2$..57
II ·
u·
1.42 3499 l,50 I 61.19 2,00
~--~~
852337,S T 529 800,0
01
852.337,5
o I 1.s~ soo.o
()%'
. 0%··
····· ·o•,1,·i
._o~J
Berdasarkan paparan sub bab sebelumnya serta larnpiran G, maka aliran bcnih di Kabupaten Gunungkidul scperti pada garnbar 4 32 dan 4 33 Pada gambar 4 3 2 berikut ini, tampak bahwa pa.da pola I terjad: suplai benih ke kabupaten
dan luar Provmsi Daerah
Gunungkidul
lsrimewa Yogyakarta untuk pemenuhan bcnih kelas RS sebagai benih sumber produksi benih kelas F.S di Kecamatan Karangmojo dan Ponjong Aliran benih hast! produksi benih kolas SS dan ES tidak ada, karena kekeringan lahan terjadi Pada
gambar
4 33,
pola
II
di
Kabupatcn
Gunungkidul
mendapatkan suplai benih kelas FS sebagai benih sumber untuk produksi benih kelas SS dari Jawa Tengah ke Kecamaran Semin dan Poojong, serta benih kelas SS sebaga1 benih untuk produksi benih kelas ES berasal dari Jawa Baral l:~ Kecamaran Po11Jong Gambar 4 32 dan 4 33 terdapar pada halaman bcrikut.
162
~ "' ~
"'
... c
...
s Q1roJOO
Q1"DJOO
9120000
9110000
N l\"l
o:i-
ct
~!""
"' !a ~ "' _ .. j~~
. ;1
~
s
<
91(ll)00
,., ·=··
,;:.
, ..
i.:.:
., 0
£:
0
-"'~ ::) s:
00
c:
.:!!
"" 0
..
c
g'
0
41 .. IQ.
..,
. "'
i: s ~;J.
.,.
c-
·:·
1:0
'"
00
~·=·
·=· ':·
c
.!.e
~
~
-0
·=
:r:
8
..
·=· ~
..
:!: c-
ro
:;
"-
E
(V
"'
-0 ::3
...
ro 00
co c
•:·
E
:?
Q.
"'
J:l
"' :..:
.,.e-·=·
~ c
"'
E
.!1
O~L6
OOCO€L6
OCOOlL6
OOCOLL6
OOCOOL6
163
]
"' ~
-~
V)
§'
a:
r·
~
.. c
"' V)
0
i!
J~
..
• :c ! i.,., tr.-N
:E
-e-
z
w 0)
I:
i : j
913(()00
91"1))00
I
9120000
~
cc
~ -~~=~
z
~ DJOJD
9.
"'"'o:t=
i -c
91(0'.)00
9110000
·:· •:· 1.:.1
·=· ,.
.. 0
.c
.,.
0
.:..~ ::>
(j)
-
c:
0
,.
c
"'
0
- c ~ w
~
.. l-
.... g-.
.J:l
:ia ~
::i:'.0
•·~
..
O>
c:
"'c
.
O'I
:;
E
"'
a> c:
~
Cl.
::> .C>
"' ::.::
Q(0'.)€~6
0
n,
('C5
"O
c I
~
Q)
"O ::J
E (I)
Cl)
onnore
164
4.2
1'nlllisis
J:mgkauan
Layanan
dalam
Pemenuhan
Benih
Padi
Bersertifikat Jangkauan layanan benih terbadap wilayah lain dapat memberikan arti
sebagai tingkat layanan daerah tlala.m pemenuhan bemh bcrsemflkat terhadap daerah lainnya tcrdapat pada !ampiran l.1. Jangkauan layanan terti.nggi bcrdasarkan analisis crosstab dari basil produksi he11ih kelas FS adalah produksi Kecamatan Nanggulan, Kabupatea Kulonprogo yaitu 38 jangkauan sedangkan produksi Kecamatan Jens Kabupaten Bantul mempunyai 15 jangkauan yang
tersebar ke seluruh kecarnatan di Provins! Daerah Isrimewa Yogyakarta. Gambar 4.34 benkut, menggambarkan jangkauan layanan dimaksud.
Kecamatan paling banyak terlayani oleh layanan benih kelas .FS merupakan daerah produsen benih kelas SS. Produksi terbanyak adalah dengan
Iima kali layanan yaitu Kecamatan Sewon, K.abupaten Bantul, hcrikutnya dengan empat kali Iayanan adalah Kecamatan Sentolo, Jetis, Berbah, Kalasan dan Bantu! dan tiga kali layunan yaitu Kecamatan Pengasih, Sedayu, Pandak, Banguntapan dan Imoglri, dua kali layanan di Kecamatan Nanggutan, Ternon don Piyungen sorta sangat sedikit produksinya adalah Kecamatan Oalur, Lcndah, Moyudan dan Playen. Selain j1111gkauan layanan tcrsebut, terdapat pula lahan produksi bcnih kclas I'S di Kccamatan Pandak, tetapi sccara adrniuistrasi merupakan lahan rnilik
BP2AJ'TP :;ehingga tidal dimasukkan dalam crosstab, dernikian j uga produksi di Kecamatan Sedayu pada sub round Ill yang digunakan di Kecamatan Sedayu
1iduk diikutkaa dalam crosstab, Walaupun demikian keduanya tergambar dalam gambar 4.34 berikut,
165
•
,
'
-I
-i
166
Daerah produksi bemh kelas SS terdapat di Kabupaten Kulonprogo, Sleman dan Bantu! yang melayani ke beberapa kecarnaran di Provinsi Daerah
lsrimewa Yogyakarta Jangkauan layaean tcrtinggi berdasarkan analisis crosstab, merupakan
hasil producsi benih kclas SS di Kecamaian Sentolo, Kabupaten
Kulonprogo yaitu 2 l jangkauan, jangkauan selanjutnya produksi benih dari
Kecamaran Berbah, Kabupaten Slemao sebanyak Ii> jangksuan, Kecarnatan Nanggulan Kabupaten Kulonprogo 5C:banyak l2 jangkauan. Jangkauan dcngan frckuensi enam kali dtcapai oleh produksi Kecamaran Pandak, 4 jangkanan oleh
Kccamatan Kalasan dan beberapa kecamatan 13111/lya ridak terlalu banyak serta ber variasi yaitu sekitar satu sampai dengan tiga kah jangkauan Kecamatan yang paling banyak terlayani olel, layanan benih kelas SS. merupakan daerah produsen bcnih kelas F.S seperti terdapat pada Larnpiran I 2
Daerah dengan layanan tinggi yaitu sembilan kali layanan yaitu Kecamatan Berbah di T
Kecarnatan Bantu] dan nga kali layanan Kecamatan Imogiri serta dua kali Kecamatan Pandak dan Banguntapan Sedangkan daerah dengan hanya satu kali layanan adalah Kecamatan Seyegan dan Gamping di Kabupaten Sleman serta
Kccamatan Pajangan di Kabupaten Barnul Peluang-peluang untuk produsen benih masih terbuka lebar untuk beberapa kecamatan yang belum mendaparkan layanan produksi benih SS seperti pada gambar 4 3) berikut ini
167
0
z
. ·.·
-··
..-/. .. ~
..
,:
·i (
.
zw_.
~~ ll.z
::>< ~m
:c << ;;: C> <(Z
..., ~
atrXic111
168
Sedangkan peluang layanan untuk produksi benih kelas ES tergantung kepada persepsi petani di masing-masing
Kabupaten
Peluang di Kabupaten
Kulonprogo berdasarkan persepsi petani telah duerangkan
par.Iii analisis mikro
kabupaten yaitu perani di Kabupaten Kulonprogo, Sleman dan Bantu! Perani di Kabupaten Kulonprogo Kulonprogo,
terkadang
produksi
cenderung sering mermlih produk
Steman, tidak pernah tetapi kadang-kadang
produksi Dantul, udak pemah produksi Gunungkidul dan terkadang sampai sering membeli produksi luar Provinsi DIY Petani di Kabupaten Sleman kauang-kadang mernbeli produksi benih Kabuparen Kulonpogo dan Bantul, sering menggunakan produksi benih Kabupaton Sloman, tetapi tidak pernah produksi dan Gunungkidul serta terkadang membcli produksi benih dari hiar Provinsi DIV Petani Kabupaten Bantul kadang-kadang memhef produksi benib dsn Kabupaten Kulonprcgo, tidak
pernah dari Kabupaten Steman dan Gunungkidul serta cenderung mcnggunakan produksi Kabupaten Bantul dan kadang-kadang produksi benih dari luar Provinsi O!Y sedangkan petam Gur.ungkidul terkadang produksi Kabupaten Kulonprogo atau Bantul, tidak pernah mcmilih produksi Kabupaten Sleman, ridak pernah produksi Kabupaten C'.JUnungkidul serta sering produk~i dari Juar Provinsi DIY Permi ntaan bcrdasarkan
persepsi petani tersebut,
telah mernberikan
gambaran bahwa masih terdapat ketergantungan terhadap produk;;i benih dari !uar l>JY y1;1ng sebagian be~ai karena infbrmasi tidak sampai atau karena menurut
mereka ketereukupan dan salah satu dari enam syafat tepat dari ketersediaan
benih agar sarnpai ke konsumen ndak terpenuhi scoinl,'g
169
4.3
AoaJi~itl)aerab Potensi sebsgai Arelll Pertllnaman Beaih yang &ru Paparan dalam subbab sebelumnya memberikan wawasan tentang
peluang kekurangan benih yang terjadi di Proviosi DIY sehingga memerlukan pengembangan areal tanam benih yang baru. Wilayah-wilayah bcrpotcnsi tersebui dapat dilihat pada gambar 4-.36 berikut dan data selengkapnya pada lampiran J.
Pada gambar tersebut tampak areal potcnsi paling luas dan untul perbenihan karena mempunyai aliran irigasi teknis maupun semegah teknis yang belum termanfaatkan adalah areal dengan binuki tingkat I yaitu di Kecamatan Karangmojo Kabupatcn Gunungkidul yang teraliri irigiL~i dengan lancar sehingga dapill panen padi tiga kali dalam setahun. Kabupatcn Bantu! yaitu Kecamatan
Sewon, Kasiban di Kabupaten Steman berada di Kecamatan Tempel. Seycgan. Steman. Minggir, Moyudan. Godean dan Kalasan serta di Kabupaten Kulonprogo adalah Kecematan Argomulyo. Sedangkan
deerah hirarki kedua yang merupakan
daerah berpeluang
kedua untuk dijadikan areal pcrtanarnan benih yang baru di wilayah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakara banyak tersebar di Kabupaten Slernan, Bantul,
Kulonprogo dan sedikit di Kabupatcn Gunungkidul yaitu hanya di Kccamatan Semin dan Ponjong.
Gamber 4.36 terdapat pada halaman berikut,
170 Ul
~ ~ ~~~
sss ~~g~
• -~~~1i
~=~~
~
~
i
(/)
:I:
>'l
~
~
~~
<
~~e§ ~ffi;2>
Ii:<
..... ~:;E~-
fa~~~
~~~~~ ;.i~:ri-
.... c: . . . !I:
z ~
s m
j;:j~P
pOP
~~1il~ ~ :;.,,,
~§~~ ~(Sz>
-~Z
el ~ ~ ~"'p :50 :I:z 0 ~ ~ ~ ~
OQ
c
-c
2! ~ -
~ ~
~.. .,n e "'""~ ~...
A
m E ., 0...
"' IQ "" l;l lllt M
i I
!
i
"'
....
"'"' ~ VJ
<:>
"°
§! hs=
jt~ ]~~
::> """' .0
.,_..
j
s
c:
:_ E ~ Ci.
"'"'
s
]
c
§
co
,s
~~[2
,,,:
_E)
2
~
~ a>
..-
'iii
j
I
0 0...
-=-~.=-
.~ ~rrm :g ::r;
""
0
z
-e N') tti-
;;i
g
-e
91<[000
!:• 1:-
0:•
0:•
·=·
g "''
C•
...
•:, 0 .,,,. 0
~
Ql ~
s gi
'5
Q)
~-c
·=·
"' "'s
~g
I·~
-'r .,,a 'ij
"'' ;:.
O:• Q•
t~ B~
~
,:·· 1:• 1;1
·:·
!S
mr
~a
i~ B~
C• !:• C• C•
~
:£~
~:2.
0 0
C•
~
~
•:· 1.:.
-
-
t::~
a>
c:
.!! '"'
-~~.
~"'"'~ c I-
~
.. x
-~
::>.., .D ._ Q.
..
l 7l
4.4 Analisis Keter.kaitan antar Wilayali Kajian dalam Pemenuhan Benih Padi Benertifikat Analisis kererkaitan antar wilayah dalam pemenuhan bcnih bersertifikar di wilayah kajian dalarn wilayah makro penelitian tcrjadi karena dalam perbenihan terdapat hirarki pengg;.inMn dan konsep penurunan
kelas bemh
sehingga apabila benih duanam akan mcnghasilken mu1u bemh satu kelas di hawahnya
Kelas benih didasarkan
pada nngkat kernurnian benih berdasarkan
desknpsi vanctas benih dalarn Surat Kepuiusan (SK) Menteri Pertanian tentang deskripsi suatu vanetas bemh
Kelas benih yang paling tinggi tingka:
kcrnurniannya adalah kelas benih BS, diiurunkan menjadi kelas FS. yang akan dnurunkan lagi meujadi kelas SS dan akhirnya kelas SS diturunkan memadi kelas benih ES yang digunakan petani sebagai benih sebar Sehmgga dalam produksi benin membutuhkan bcnih sumber sate keas diatasnya dan jenis kelas yang akan diproduksi
l'roduksi bemh, tida.k hanya semata-mata menarunkan benih, menanam dan membiarkan, tetapi terdapat suatu uji sertifikasi benih yang akan mengawasi proses produksi benih agar benih yang dihaailkan memcnuhi standar mutu benih yang akan diproduksi
Proses peagawasan terscbut disebut dengan senilikasi
benih yang merupakan serangk.a1an uji lapangan dan uji laboratonum terhadap benih muiar syarat sejarah lapangan yang akan ditanami (nwayar penanaman sebelumnya
dalam
suatu areal tanarn ben.h) sampai dengan
matu benih
laboratonum pencetakan label benih dan pemasaran benih di lapangan Adanya kebutuhan benih yang mengena; hirark! atau kelas benih
memcrlukan suplai atau pemenuhan benih sumber dari daerah yang rnem.liki sat;i
172
keias benih di atasnya
lrJ!er11ksi terjadi dalam pernenchan
benih, mula. Jan
pemenuhan benih sumber sampai kepada produksi henil; dan pemasaran benih Pada keterkaitan antar wilayah tcrjad! proses mteraksi anrara daerah penerirna dan daerah produksi Daerah yang tidak memproduksi bemh dari tingkat ketas benih
tinggi akan tergimtung dengan cfaerah lain untuk pernenuhan benih sumher Anahsis pada sub bab sebelumnya memberikan data bahwa penggunaan
ber.ih yang dilakukan menunn sub round, dimana hasil bcruh pada rnasa tanam sub rond I digunakan sebagar benih pada sub round II dan seterusnya sehingga
mcmbcnruk suaru pofa I, II dan JI Pada J terjadi penggunaen bcnih F'S I - SS2 1:.$3 ·- Laban Non Benih I Artinya, huil benih produksi keles benih FS pada sub round I digunakan untuk produksi bcmh keias SS pada sub round II, hasilnya digunakan untuk produksi bcnih kelas ES (sub round Ill) Kelas BS milah yang dipakai petani tmtuk lahan non benih pada sub round I Oemikian juga untuk pola
II dan m seperti dijelaskan pads wilayah kajian nukro pada sub bab sebclumnya Pola kererkaitan amar ·Nilayah secara makro yang tcrjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pemenuban benih padi bcr.~ertifikat memihki afiran secara ntakro
berikut
dalam setiap pola dengan kecenderungan seperti garnbar 4 37
Daerah scmra prodl•bi benih kelas FS di Kabupatcn Kulonprcgo dan
Hantul. sedangkan bemh kolas SS tersebar di Kabupatcn Sleman, Kulonprogo dan Bantu!
Kabupater Gunungkidul
tidak terdapat
produks;
benih yang dapat
di11ndalkan, tetapi masih terdapa; peluang untuk produksi
d1 Kecamatan
Karangmojo yang daerahnya mempunyai pola ianam padi-pad-padi karena sawah
di daerah tcrsebut terahri sepanjang musim tanam
173
• 11
I
I
I
-I
I
-I
,
I
J:
I·
J;
8
<< :i:O
I
sI
I
s f
-~
~
"' I
·I
BA8V
PENUTUP
Kajian penelitian dengan wilayah pcnefitian di Provinsi Daerah lstirnewa Yogyakarta rentang pola keterkanan antar wilayah dalam pemenuhan benih
herserti fi kat rnemberikan kesimpelan dan rekomendasi sebagai beri kut,
~.IKesimpulan Kesirnpulan di wilayah kajian secara mi!lm Jan ruakro penelitian adaiah sebagai berikut:
Pertama. sentra produksi benih padi
bersertifikat tersebar di Kabupaten
Kuloprogo, Slemao dan Bantul, dan hanya sedikit di wilayan Gunungkidul. Produksi benih dengan kelas tertioggi berdasarkan tingkat kemumiao benih yaitu benih kelas BS (Breeder Seed) masih harus disuplai dari Jawa P.arat yaitu Balai Pt:oelitian Padi dan d
Kulonprogo), Kecamatan Pandas, Jetis dan sedikit di Kecamatan
Sedayu (Kebupaten Bantul). Produksi benih kclas SS bcreda di bcberdpll kecametan di Kabupaten
Bantul, Kulonprogo dan Steman serta sangat sedikit di Kabupaten Gunungkidul, Produksi benih kelas SS tli Kabupaten &dikilnya produksi benih di Kabupaten Gunungkidul karena proses produksi seringkali disebabkan kekeringan lahan. ! 74
mengalami kegagaian yang
175
Keduo. wilayah pemasaren merupakan wilayah yang membutuhkan benih, artinya sesuai dengaa pengguna benihnya. Pengguna benih kcJa.q BS (Bn:ederSeed) bcrani mcrupakan sentra produksi bcnih kclas FS (Foundation Seed) yeiru, Kecamatan Nanggulan di Kabupaten Kulonprogo dan Kccamatan Jens, Sedayu, Pandak di Kabupaten Bll11tul serta sedikit di Kabnpaten
Gunungkidul yuitu di Kecamaran l<.arangm~jo. Pernasaran benih kelas SS (Stock Seed) yang membutuhkan benib kelas t'S berada di tersebar di beberapa Kecametan di Kahnpsten Kulonprogo, Steman clan l:l!llltul. Lokasi Pf•)duksi benih kelas SS di Kabupaten Kulonprogo beradas di Kecamaran NanggulllJI, Semo.lo
dan Temon, di Kabupaeen BMtul berada di Kecamatan Pandak, Bantul, Piyungan dun Bonguntup!lll sedanglum di Kabupaten Steman berade di Kecamuran Bt:dlah, Kalasen dan Prarnbanan. Sed1111glrnn pC111
•
/{etiga. Ketercukupan benih di Pl'()Vinsi Daersh htimewa Yol))'akarta cendcrung
behrm tercapei, hal ini tid.ak henya karena adanya ketergsntungan pad8 kelas benih datam pe11ggunaM' benih, tetttpi berdasarkan enalisis ternyata terjad! pola pemokaian yang
~e•11knms rmilebilii jnmla.11 }'llllg disaraukan, A
bahwa (lengg11naan benib d'p;tt herl:i•ar ?.~ s.d. JO kg/ha.
176
Keompat; pols aliran pemonuhan benih sumher di wilayah kajmn mcnunjukkAn hahwa Provinsi Dae1ah lstimewa
Yogyakarta
hampir di setiap sub round selalu
membutuhkan suplai benih ketas BS, !'$, SS dan ES dari Jawa Tengah, Jawa Barat dan
rawa Timur. Kt:li1111,1. ~i11~lud layurum produk~i tertinggi K111Jupatc11 Kulonprogo ksrena mcrniliki tingkat jangkauin kolas bcnih oortinggi yait" bcnih kclas FS dengan frekucnsi
yang paling banyak molayani, selanjutnya Kabupaten Bttntul karena tcrdapat produksi be.nih kela.~ FS di Kecamatan Jetis, Pandak dan Sedayu, Jangkauan kelas benih SS adalah Kabupaten Kulonprogo ke Nanggulan, Sedayu, Jetis, ke Penga.~ih dan Sentolo, sedangkan
layllllHn Kabupa~ l:Mntul kc Kecamatan Sedayu, St-won, l'l1Jld11k dan Bantut, Jan.gkauan
I
benlh kelas ES dipengaruhl persepsi petani yang tcrpongaruh juga lokasi atau keberadaan
pctani tersebut, mi1S<1ln)'ll Keeamatan Semin lumma eenderung dengan KlsbUJY
kotetkaitan
wilayah
yang terjadi di Provinsi Davrah
lstimewa
Y<>lQlakartll dslam setiap round terdapat len@kap pada lampiran ti, dsn rnasing-masing daerah berperan sebagai pensuplai dan disuplai tergantung pnten~i di daerahnya. Oaerah
produksi benih di suatu kecamatan hendaknya untuk mencukupi kebutuhan di kecamatan tersebut dan sekitarnya, selebihnya di9uptai lee kecarnatan di wilayah kabupatennya baru
I
kemudian ke kabupaten Iain di Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta. Misalnya Benih kcles I'S sangat kckuranganjumlahnya
pada sub round Ill, karena pada seat sub round II
Nanggulllll (Kabupeten Kulonprogo) tidak memproduksi (b<'ro),
tetapi
Kabupaten
liantul
memproduks!
karena ta.nah diistiralrntkon
sebingga
Kabupaten
Kulonprogo
(Kecamatan Nanggulan) dapat mengambilnye dari dari KabuJ)Qlen Bamu], ji~a ma~ih
• t
kckurangan baru mcngambil dnri Juar l'rovinsi Daerah lstimewa Yoizyalulrta .
177
Keenam, Perhenib811 di Provinsi l>aerah Isrimewa Yogyakasta: I. l
makro penelitian. terjadi karena dalam perbeniban terdapat hirarid dalam penggunaan dan konsep penurunan ketas benih sebingga sumber benih lrlll'lls satu kelas di 1ttasnya. 2. Menurut angka kecukupan jutnbJ1 dari prudullsi benih, pada setiep sub rouud berdasarkan anali~i• dan pcta aliran bcnih, mnkn Provinsi DlY rnasih kekurangan dim hampir di setiap kelas bcnih mcmbutuh.kan sup!ai benilo dari low- Provin•i DIV, tcrutama dari Provinsi Jawa Tengah. Jawa Barat dan Jawa Timur. Ketidalu:ukllpan jumlah benih tersebat, disebabkan beberapa hal, antera lain: a. Areal tanam benih yang masih belum mencukupi kebutuhen benih. b Ketidaldulusan dalam sertifikasi bemh c, Benib tidak tepat waktu clan varieta.q, yaitu di Kabupaten Kulonprogo dan Bantu! berdasarkan
angka
{kuantitatif]
jumlah
mu! produksi
selama
Jima tahun
mencukupi kebutuhan pada periode ter.;ehnt, tetapi realisasinya berdasarkan peta pola I, Il dan 11 kedua kabupaten ini masih memerlukan suplai dari berbagei hiar daerah haik dalam maupun dari luar Provinsi Daerah lstimewa Yogyal(ana, d. Pemakaian l:oenih melebihi jumlah yang disarenkan, hcndaknya tidak lebih dari 5% yaitu berklsar 25 s.d, 31) kg/ha {SutopG,2004 ).
I
S.2 Saran d11n Rekomtndasi Untuk meningkatlcan peran daerah dalam perencanean perbenihan di masa depa11 dan mencapai enam syarat tepat dalom pemenuhan kcbutuhan benih. memerlukan upaya memaksima[kan poten.ulis menyarankan:
l. Perlunya infonna~i petbt>nihan yang alcurat dengan benruan berbagai pihak terkait, agar tepat sasarsn sehi11gga benih di suatu daerah dapat segera lersalurkan yang alum
memberi dampak kcpada predusen maupun penggulls benihnya.
178
2. Wal8upun mekanisme harge dalam demand and supply tidak mengenal dimensi manWbatas administtasi. namun s00apal mungkin perencaoaan perbemhan sebaiknya mendekati konsumen, l>aik lokasi maupun minat penggunanya, agar pemcnnhan benih dapat dicukup. daerah rersebm, dengau memperhankan ketenman lokasi tanarn benih yaug sesuai untuk pertnmbehun tanaman padi sawah. 3. Melakukan usaha mengatasi kekurangsn benih antsra lair. deugan cara: u. Peningkata« kapasitas produksi di daerah asal sumbcr benih, agar pemenuhan
kebotuhan bcnih kelas BS (Dreeder Seed) sebagai benih somber untuk produk~i benih kelas rs, khususnya di lC.abupaten Kulonprogo dan Bantu! tercukupi. h. Mencari areal tanam be11ih baru. yaltu areal benih kelss FS deng1111 diimbangi areal tanam benih kelas SS clan ES , agar ketersediaan benlh dl Provins! Daerah Istlmewa Yogyakarta dapat rnencukupi kehumhan de:ngan mt1npertimbangf.an beberapa Ila!
seperti dijcl11skan oleh Mughnlsjah clan Setia1van (1995: 504) ai1tara lain; (I) P~rtirnbongan memilih lokasi produksi bcnih, (2) Kcndisi agroklimat yang cocok, dan hares d1hinclari wilayah deegan curah hujan dan kelembaban nisbi tinggi, (3)
Produktifilll.~ di atit.~ ritlN-mta, l),8n8Sulln alami minimum (irignsi terj•min, inside penyakit dan gulma yang reodah). (4) Mudah mcndapat tenaga 11.erja, fa3ilitils jalan memadai, sistem komunikasi yang baik. c, Menggunakan benih sumber sesuai dengan jumloh benih yang disarankan, baik
olch produscn rnaupun petani, Penggunaan bcnih berlebihaa mcnurut (Mughnisjoh dan
Setiawan
( 1995)
menyebabkan
kerapatan
populasi
tanaman
yang
mempengaruhi cahaya malabari yang masuk kc pertanaman sehingga dapat menggeuggu proses fotosintesis dan penyerbukan. Selain itu, penggunaan benih melebihi jumlah yang diserankan, akan menyebabkan permintaan benih meningksr
179
sehingga jika ketersediaan
benih di dalam Provinsi DIY terbatas, maka akan
menyebabkan aliran modal menjadi keluar daerah. d. Meningkatkan kemampuan dan ketekunan penangkar benir, agar benih tidak lulus dapat dik:urangi sebanyak mungkin. e. Produsen
benih
membentuk
pola
kerjasama
dengan
petani
yang
sating
rnenguntungkan, agar ketersediaan bahan baku produksi benih dapat tercukupi, baik kuantitas maupun kualitasnya.
Misalnya pola kerjasama PT. Sang Hyang Seri
(SHS) dengan petani sebagai pengolah lahan dan PT. SHS sebagai penyedia benih dan pupuk, melalui suatu perjanjian di atas kertas yang menjamin keuntungan bagi kedua belah pihak, serta menjamin ketersediaan dalam produksi benih. f. Mengembangkan
varietas yang lebih variatif agar konsumen
pengguna
benih
mengambil dari wilayah lain provinsi.
Berdasarkan
penelitian
ini, pengembangan
studi lanjutan direkomendasikan
dengan
memanfaatkan pola keterkaitan yang ada sebagai modal untuk meningkatkan perbenihan di wilayah Daerah lstimewa Yogyakarta, antara lain dengan: 1. Melakukan penelitian tentang kendala-kendala
perbeniban
ditinjau dari produsen,
penyalur dan petani agar tercipta sistem terpadu dalam perbenihan mandiri rnisalnya dengan metode pendekatan tertentu, misalnya pemesanan
sebelumnya yang dapat
dikoordinir melalui kelompok tani di daerah tersebut. 2. Pembukaan penangkaran
baru dan meningkatkan minat petani untuk menggunakan
peluang wirausaha perbenihan
sekaligus meningkatkan
produksi benih dan jalur
pemasaran bagi witayah di sekitamya yang didukung kebijakan pemerintah setempat agar terbentuk ekonomi lokaJ serta tercukupinya kebutuhan benih dan pangan.
DAFfAR
PliSTAKA
BUKII Adibya, Budut W 20CS Be111h : Ku11<.·1 Svlm:s Agnbtsms-I.migkah Sang f~~:a11g
Seri Menr!Ju Kemandinan Pangan. Jakarta: Gibon Books
Rahardjo 2005. Jeon J.nkas1 dan Peugembangan W1layah. Makassar Penerbit Universitas Muslim Indonesia
Adtsasmrta,
Arifin,
Bustanul Erlangga.
2001
Spektrum Kebijaka» Pertaman Indonesia. Jakarta
Artkuoto, Suharsimi. 2002 rrosedsr Perelman SuaT.11 Pendekatan Pralaek. Jakarta Rineka Cipta. Alkadri et al 2001 Manajemen telmole>g1 uruuk Pengemba11F(an Wi/ayah. Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah Jakarta. Pencrbn CV Cehaya lbu Ambardi. Urbarus Murri dan Socia Prihawantoro 2002 Pengembangan Wllayah dan Otooom: Daerah. Kapa» Konsep' dan P1'ltgemba11gan Jakarta
P2KTPW-.13PPT
Amir. Mohammad Faizal 2006 Mengolah dan Membua: Interpretasr Hast! Olohan Sl'SS untuk peneliua» llmiah. Jakana Penerbit. Edsa Mahkota. Azwar, Saifuddin l 997 Metode Penekuan. Y ogyakarta. Pustaka Pe.lajar Arsyad, Lincoln 1999 Penganmr Perencaooan dan Pembangunan Ekonom: Dacrah. Yogyakarta BPFE -----------
l987 Ekonomt Pembangunan. Yogyakarta. S'fIE YKPN Press.
Bendavid-Val, Avrom I 991 Hegwnal ;.01d Local J.~·on<Jm11: Analysis for Practitioners. Foun Edition New Y cd Praeger Publisher Bmtarto, 1989 Interaks, Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta Indonesia
Ghalia
Daldjocni, N I 992. Gcografi Baru, Organ1sas1 Keruaugan Dalam Ieon Dan Prakick. Bandung Penerbit Alumni Djojodipuro. Marsudi 1992. Teori Lokasi Jakarta . LP FEUI
Hadi. Suirisno, 1992 S1at1tt1/r.a 3. Cctakan keeoam. Yogyakana Yayasan, Yogyakarta Penerbrtan Fakuhas Psik.:ilogi-lJGM Andi
2000 Stau.s111«1 2. Cetakan Ketujuhbelas. Yogyakarta. Pcnerbir
• Jayadinata, Johara T 1986 1(1/a Cuna Tanah Dalam l'erenoonaan Pedesaan Perkotaan .;,.,,, Wlfuyah Edisi Ketiga Bandung Penerbit lTB Karta.s
8enrh dan T11n1111rm
Ma'ruf Hendry 2006 Pemasaran Ruel Cetakan Kedua: Jakarta Gramedia
Pustaka Utama
Mubyarto 1989. Pengantar l:ko1h1m1 l'r!na111a11. Jakarta Penerbit LPJ ES Muhadjir, Noeng 1998 Metode Peneluian K11a/11w!f. Yogyakarta
Sarasm
Pencrbit Rake
Mughnisjall, Wahyu Qamara dim A~ep Setiawan 2004 J>roduk." Hcmh. Ceeakan Kedua Boger Penerbit Pusat Amar Universitas I\mu Hayat Institut
Pertaman Bogor
Mughnisjah. Wahyu Qamara.1995 l'cnl(antar I'md11ks1 Bemn. Cetakan Kedua. Jakarta Penerbit Raja Grafindo Persada Moleong 2000 tl1\4etvde P1mcl11u111 Bandung PT Rosdakarya. Nasir 2003
Metode Penehnan.
Indonesia
Nawawi, Hadari dan Mimi Martini
Cetakan
kelima
Jakarta
Penerbit
Ghalia
1994 Metode Penehuon Praktek: Cetakan
Pertama Yogyakana Gajah Mada University Press
Nawawi, Hadari 2007 Metod« Penehtian Bul11ng Sostat Caakan Keduabelas Y ogyakarta Gajah Mada Uni versity Press Rimuh, Cornelis dan Miar. 2005 KRlemflagatm dan f;konom1 Rakyat. Cetakan Pertama Y ogyakarta Penerbn F akultas Fikor.omi Universnas Gajah Mada.
Riyadi clan Deddy Supriyadi Hratakusumah 2003 Perencanaon Pembangunan Daerah., Strateg: Menggal: Potensi dalam Mcwu_1udka11 Utonomt !Jaerafl. Jakarta· Gramedra Pi;s1llk11 Utama. Simjusilam 2005 /icberapa A.fp~·k Pembal1f(Una11 Negio11al Bandung Penerbit Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia.
Singanmbun, Masri dan Soflan F.:!Tendi 1995 Metode Pe11e/1tia11 Surva« Edisi revisi /cctakan kedua Jakarta Penerbil LP3ES Sitorus, Santun R.P. I 98S Evaluas: Sumberdaya t.ahan. Bandung Penerbit Alfabeta Soediyono 1983 Ekonom) Mtkro Penlaku Hargu Pasar don Konsumen. Edisi
Kcdua Yogyekarta l'enerbit Liberty Sugiyono. 200~ Stausuka umuk Pe11el1111111. Cetaka« ketu;uh. Bandung. Penerbit Alfabeta
2008 .~ft:10
l:'cncrbit Alfabcta
Supramo
200'.l Metode Rises
Aplika~
Jakarta. Pcnerbit Rineka Cipta
dalam Pemasoran. Cctakan kerujuh
Suparyono
Sutopo, Lita 2004 J'ek110/og1 Bemh. Cctakan keempat Jakarta: Raja Grafindo Persad a Suwardjoko Warpani 1984 A11a/JS15 Kosa dan Doerah. Bandung Penerbit Institut Teknologi Bandung Swastha, Basu Dharmmcsta dan Hani rtandoko. 2000 Mat1a/emt:fl Pemasaran
Analisa Pen/a/cu Konsumen: F"11SJ Pertama. Cetakan Ketiga Yogyskarta Pcncrbit srrn
Tarigan Robinson 2005. Percncanaan Pembangunan Wt/ayah Jakarta· Pl Bhumi Aksara ·2()06. Ekonomt Regional Teorr dun Apftka.w Jakarta. Penerbit l'T Hhullli Aksara.
Te rj e111 ahan Jhon 1985 Pengantur Perencanaan .Sitoha11g. Jakarta Penerbit LPFE-Ul
Glasson.
Wilayuh Terjemahan
Paul
Jhingan 1999 £ku11(Jm1 Pcmbanguan dan Pereucanaan. Terjemahan D Guritno Cetakan Ketujuh. (Judul asli The Economic and Development Planmng}.
Jakarta. Raja Grafindo Persada,
Todaro, Michael P 2004 Ekonorm uruuk' Negara Berkembang, suatu Pengantar tentang Pnnstp-prinstp, Masalan dan Kebijakan Pembangunan.
Terjemahan Agustinus Subekti Jakarta Penerbit PT Bhurm Aksara PF.RA TU RAN PERLJ.l"iDANG-UNDANG Undang-undang 11.eptihlik lndoneaa No. 26 Tahun 2()1)7 Tata Ruang. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Jakarta 2007 U11da111,r.imdang Repuh/Jk Indonesia No. 12 Tahun 1992. Sistem Bu;lidaya Tanaman. Duekiorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura Jakarta 1992
BUKU DA TA/LAPORAN Kabupaten Bantul datam Anffka Tahun 1005 Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantu!, 2005
Kabupaum G1m11ng!ad11J dalam A11gka Kabupaten Gunungkidul, 2005
7amm
J()OJ. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kulonpmgv dalam Anf(ka Tahun 2005. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kulooprogo, 2005 Kabupaten Slemun datam Angka TahJUl2005. Badan Pusat Ststistik Kabupaten Sleman, 2005
Kamus Tata Ruang' . Direktorat Jcnderal Cipta Karya Departemen Pekcrjaan Lrnum bekerja sama dengan lkatan Ahli Perencanaan Indonesia Jakarta 1997
Laporan Pertemuan Koordmasi Penangkar Produsen, dan Penyatur Bemh dalam rangka Rc1'11ali;'m Pcrbemhan J'adl, Palawyu, dun Horukultura APJJD Tahun An~ran 2006. Balai Pengawasan dan Senifilc.asi Benih Tanaman
Pangan dan [Iortikultura DTY Yogyakana 2006
Pedoman C:m11m Pe11Jr(!mb«nf!an Perbemban 1a11amo11 Pangan Tahun 20() 7. Jakarta Direktorat Jenderal Bina Produksr Tanaman Pangan Direktorn1 Perbenrhan Jakarta 2007
Petunjuk. Tekms Kegtatan l't!11[?('mlx:rngt111 Perberuhan Pembibttan Baku Pr:ngawasun dan Seruftkas: Hem/I TPH Prov. DI.I'o~iakarta Tahun A11ggun>11 2UIJ7. Unit Pelaksana Teknis Dinos (UP1D) Da.la1 Pengawasan
dan Sertifikasi Benih Tanaman l'angan dan Hornkultura DI Yogyakarta • Dinas Pertanian Provinsi DI Yogyakarta 20C7 Profil l>aerwh l'rovtnst D.l. i'ogyukJrtu. Kantor Badan Perencanaan Daerah Provinsi DI Yogyakana Yogyakarta, 2006 Provmst D /. Yogyakarta dalam A11J(kr Jah1u1 2006 Badan Pusat Statistik T'rovinsi L>I Y &11c:m1a StrmegTs D111a.~ Perra111a11 Provmst DaerahlsumewaYogyakarta 1ahw1 2004-2008. Oinas Penanian Provinsi Uacrah Istimewa Yogyakarta Yogyaksrta 2005 Sensns Per101111111 2003. Badan Pusat Sta1i~1ik. Jakarta 2004
TERBJTAN ·i-ERBATAS
Mndul Prakttkum Komputer, GJS dun Sl'SS. 2008 Semarang. Space. Laboratonum Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro. Semarang
!
I I,_ ...
I'
~ <(
c: ~
Ci.
E
"'
-'
s:
...i=
..
~
.. e.
I
e,
j
"
lo::
I
I
0
!
I
'
J I
!
I
c: I
11"'.
I
I I
;
:
'
• 188 'INN
i
j I
! i
I
'
.
:;;
E
m
'
I
Ii
I
'
r I I
I
-i I ;
i
!
I I ):g ,_
....
~ ~
..
~ ~
' ·;s
;s·
;s
::f
'S
!;< ~ I
<'l:
~
-"'
<('
~ i§·~!I
ig;~ o•
. ~a €i- ; ;Ii~1: s:!
~~ ~~ ~~
i'-;::;~
~I
I~ a: .,_ Iii ,__. In hi ,__ '°I fa:i m, ~~ ~· .~ a: lfl:;; ~
:c ::c
0.. e, ~
(!},
--
.(/.)
(1)1(/.):
-· ·-I~ i; ;: 8::-·
- - ~~l - - ~-i .... ! - 0!~f.~·1 ~ '..) C)
,.._.
~
,,...
O)'
olo Q o"lo~ C> (")
I
,
I .~__J
I
I ____ ,
0
-)1
'!- :t:~I
$l1$11
'
..,
I
r
' I
I
i
"' ~
JI~ l ~· .I • ~
. ~1
::/- .s . ....
I I
I
I
I
I
I
I
I
1~!
I
I I
~.i ~ 1j$ "'· lS; .... :I ......
!! .,, ~ ., .., l!l t;; .....
o· ~ "'
" I:!12: >-.:t:
ljl t!~i ~I·~'~ ~"' -
>7 ~~I ~ .S,_:
15 o oc.
:S: [·a => w ~I I
.. 12 :ii ...
·r .!!!
;; l! ~
J
::>
i'
E1
r-
c
(!)
I I
.....
"'
I"::ic' ~"' "E·~
.o "' e ,,_ :c..
('ot ~,.
.
!lijl11J'l3 :~ ~~
"O
... -
I,_
I &-~: '
El
~ ~ ~ -!l ~ ::c G iii -"' i:; ~
Q:'.
c
I~
Iii g"~;
.j
:-
'
;
.I
~1
f'
~;
o ,_ en
> o
o, ;;I
"'
M
!
I
I
I I '
~
;
'
I
:
~l'f:j~i~ <<,
J I~~ ., .. ~-
ii"i~
.c .c .c .c
Jj
' ''" 1~1 ·
!!"''"'
e- o
o-
"'
"If c:· .,_ '"- c: .c.z ~·;,: n:·c.. !!---·~ t-
''
..:: :z
• .....~· 1-11- !-11g;i i:g Ql
~.en m· O')I a.. C.. a... a..· a.. . ~ Q.. Q.. o, CL oo
Q ~
~~~~~~ ~i~!g c .. ... .... .... ~~l~I~ CL
r..... 0
-T"""..-r-~NN 0 C) C).C) C>·C> C> C)
"
.. a;
o.
~ ~ ~ ~
:J .:;,c ~
~"
~~! "'
IIS>ii~ ... "'
I
I I
I
I
t
E
~
I
to
0
.,
Q.
•
f :;- i jID"';· !5'~11"'i ~ j ~~ ? ~.:
:i: :;
~·c";;:"" o~
~
.~~
.!;!
c:
c:
<>
cccecE
[_ ., ...
l~ .. £
.. E
2
o
I~
... a.
q; CZ::
e i ~1
f :.:: !! g. :ii
-
:z
(/J
·
(I)
~- ~ => c
--
«I•::
~,,,.
·c•~:ga.,1r
,_.
:
C'.I
.
'~i 7
·._j..1::
E E
&!
E c:';iiio:i.,.. 6 ·c: ocsa,'t: ....
!!'. !! .~ ..2. g-
M•~
i
~1~
""(Co!~
!
!
C)
0 J ~··Q ::ii::
co
31;
"' =;
Ie
"'I .. 1 :c ,:: ."' a. < ~ .tJ ~...
i:I
•
Jr' '~., ·~1 "'1i
I I ·'
I
~
~I:.
()
" "'
E.~ ..!·5.l:o
<1 ..
:! l~ a""
:! a' I>= &
~~
~i !l "" i>:! ::::> ::::> ·"" ;;; E ""0
,.a c
c:bl~ ~~ I :=·
-
.,~
.: c
l:a..c~~o i:~-! I tgt ~~
Id
I:: :.::
!;
•a
10.
.,"' ~
0
NIMi":fM')
; i :
i,.
!3'
Q.
i
c E "''" . .!!
0.....,
I
I
! '
·c:"
~
iI
~ 0
~
,_
"'
1-
0)
1-
::>·
I~
'I"§'
§;;":
=;
.. 0..
a. "' "- w
"'
M
El ! iB
c
i~ ;::;>
:
~
"' F.
: .:! "' . ,,;
J
'
it\! ~
:0 (!)
I
§;,;: I~.,""' j o.~! e
,;:
~ ~
I
'!3 "2
!
~
;
0..
:;
:!! 1g c: "' o"'
i&;
·,. .f! I iii ......
"·"3 ilia ~=>:
1g
I
'
~~
=
~PB ~ ~
ll !~,j ~r 'i
1~ a:!
"O
<>.
~;Q_
. ~ i~ <»i
-l!'~
_:g ::;;
1(;;
i
·:ac:
~(/)
.~
co
::t
::s:.l:O
! ,
I
ll::t-- :.::; ~I::.;::~
£
G)
j:i;
c,
""~ ~I s
~ ~
iI
"' !!~ -..,,
ll ::i
~.'!~
~
•rt.I
Q'
' Ii ~· j .~
.s c:
.
:~
I
I
.E (/)
. .,, i
JiiUH~f'J Cl· C) f) Q..
:1d:.
•" i "'0.. ·o.le.,, !ffi.
.c, !
'
I 'iii ; a.. ...:: lo..
.~ :~ E l!"'. f_
..Q<::E
o~::.;:
~j'S
. :0
I
g>
I
'
""'~~
~
Q.
!
' I
~~ti~ §·c lo i
e~;;g
"'- 8' ills. a.s
~'i~ c...n.
ilo. .ii
i
~
:
Ii
-8
"'."'· ·"'
'
~~~~
! i
!
:g: i
I
i~' .r-,
!
•
"til-e i"' ~
'..c:
<>•<>
I ;
i£il:~
~I~ ~'~I~
0
Ri
:
.c
I
~b
~i~
C)
• :
,CL
'!<>¬
.,., .., "' ... -e-
I
'.c
<'
"' "'"' ·."'
"' ';&"' "'. ~ o..
~ ~ ~
•
•
' . :,,
C>
q
0
~:~!~ . ; ; I
I i '
'
c:
:So
~::
'
' ~!~ 0'
~10_,o
It>
~,~-~ I
~.~
a..:
·~·~~~iii
~!
•
!I
co
I •.:L '.:> c, ., .. _
I
-e :0
''.a"'l "'. er : ~I
ii ! l~ I "' .., !;
' "'
::;
'~
1 ·i"'.,J,,
•CO th Cf)
='= -8 :.ii
I
""
' ""
I
~'f <<
'2' ~
~
~
. Ii
:f
"'~
,0
·:::;, :('t.
I
..
'
I
..., "'
~
' I gg ' ! , i "' "'
I I
S!
i
:
~
'
li ·-·!j =·
QI~=~. ·-~< ~ ' ~ - ~.-8 ~t i "S :i;
~~!
~~
.s=' s: ;. :J
.c .c
i-...~:~1
I
Cf,)
.Jl . it·i ..: -e
',cil
;
'!
I
I.
:
I
.''.., "
I
'
~ ~:~ '< < ~!!
.c
"'
c.c;
I i.
I
"' "' "'
~:~~,~ ~1- ~1~'~ II .1~1i: " ... tl')!C/).
;
s ~~~ ~·s
..... ..... ..... ! .....
1-l§i,.,.- r--: ""s's·&s
~§~i~~I
~·~§~
>~ ~.~·.> ;;;: ;;;: >< .. · I · .
0100
:
I
0
:
0
o o
e-·~ ~~~ e-;~·E-~E- ~~~~ ... ~."?"Q~,~2iolO ~~ ~:~a=·-1C·~, ~,""~"'· 3 C.1?\ rs· :;r.. :r. ""C"·:i" ''¬ ::. .r.;I I. ji;·C:'!= e: ~·E3 ~·~;'~1 e.:1~ e: ~ I!~Q')fg~~· :a..la. ·a... a.. IQ... e! I!! ::~~~· ~~;~.~ii~ i~~~ "'~"'8- ~ j
(!)
!
~~~~;
:'!°. I
:&:. :;:: '~
i ilii
•01(Q
Cl)~
Q..
'i·1i '2 £L a... Q.,
1
e c ~
le-
"1g.~c;?:-o rl"'
..,
I
~
~:~ .
'SI
It
"' i!! .,,.
"5 :!2'
ll I- Ii. e ..,· ~' i i i l l'~j -"'·C).~
~
·-g
-!l ~ ~·- ~ I~ - "'"'I 3::. ~ e G?.. .., ll! :i5
=-
!! ~ g>! I!! ;;: .51 ~~ §i ~~~I~==:; 2 Z9~
...
..
i
-
~~
'41~ .xi ~'
~
Cl
.'lllO••
1..
!~1~~i I>-\>-
'!!!-
I·'~
llU::;
:i:::
£
.s :!'
c
e
...
;;:
en.
Sl(;(;(; ..,.,
U)
,._
i :
co
Cl. ...
9
O
.,
~~1~
~
T.
_,...
~ 1fi "'!j
U::>
>
i
i~ 0.,,
- "'·'"'' (;... r;... 0
o ro, a..~:-=:~ O')
•
;)'J~;S
I i~ ..., ::ii !~I .,' !5 JI> ~t., j l!rai~~. ~ ·i .l!I "'fi1f., o:.. J: .,. 8 >CD o::io o~ >O Ill
> ~
:c
·~ 2!2CD • cQ :!2 v.l '.., '3: Et ~~I> I
~
s i·~
.
0
1~i >_, ~.!;g
"' I 4>
1f
!!
!
I
I l}.
•" -e ;,fjtf
.'21
~€~ :i;~o;
Q.. GS
c:fl,. ,. o.· ~· -!
C)
_i_
lJ! '}_'
"' s ~-Cl ~ §: B6~j~§ (!)• .,,·1 ~ ,;~~ :oO
~1 (!)10
oC)·.o
!
- :;;
~cce;
0
i
.... If. _. 'S i~~ §':
:g
al "'
~
'i
....
o, ~
Q..
"'
§1--~ -- -
~:~·:~i :g.......
.. I '
C)
.mlt::D cg a:i
~.o:Jo .. 0·010:-c o;o o;o ~I~:~
~.1
Cl)~IO .:t.
1
I
· ,
. '
"°--1'-
·-·
~ l"RAI.' . .
'
I' \
,_°'",
,
~
}
' ...
~
--·'
'
.
.•
__ · ···"
.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAi.
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DlPONEGORO MAGISTER l'EMBANGUNAN
\\'ILA YAH DAN KOTA
LEMBAR KUESIONER UNTUI< PETA NI
PENGGUNAAN BENJH PADJ BERSERTIFlKAT ';.
).>
~
~:l!e:•:t)1:e1 ir.1
dis:..~~uci
penebtian ~ Tesis )
g:.10!1
r11:-ngurr1J:•t•!kan
1!'1fur1rti:A~i tertuiis ~t\.i:1!'~. rAnJfka P<'l>}'USuuarL
Seluruh jawaban Kucsioner ini tetap akan dijaga k.eiabasiaannya dan hanya untuk tujuan akademis serta tidak untuk tujua11 Jain Atas seluruh jawaban yimg Rapak: I lbu I Sdr berikan, saya mengucepkan tcrima kasih,
scmcga kebaikan Bapak I Ibu I Sdr mendapat balasen da.ri Allah SWT.
Petun!uk Pengisian : a
Pengisian kuesioner ini berbentuk pilihan berganda
b
Isilah pada jawaban yang telah disediakan dengan memibh jawaban yang sesuai dengan pilihan Bapak I Ibu I Sdr
c.
Lingkarilah untuk jawaban yang dikebendaki
-I-
Tanggal ,
2008
IDEN11TASRFSVONDEN
Nama responden
............................................................• Tanda tangan
Nama Kelompok Tani: Alamat
:
Jenis Kelamin
:
Usia
:
.
(Bila ada). (Dukuh,Desa,Kec.,Kab)
D Pria
D Wanita tahun
Pola taruun yg dianut : D
D D
0
Padi-padi-padi Padi-padi-palawi]a Pedi-palawija-padi Padi palnwi,ia-pafav.ija
I. Jawablah pertanyaan benkui ini I. Saya ielah menggunakan benih padi berscrtifikar lebih dari 5 iahun yang lalu a. sangat setuju c. tidek setuju b. setuju d. saogat tidak setuju 2. Saya menggunakan benih padi ~-smifikal berlabel bitu (benih sebai/SS) a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju
d. 8811g.8t tidak semju 3. Saya menggunakan benib padi bersertifikat bertabel ungu (beoih pokok/FS) a. selalu e. kadang-kadang b. sering d. tidak pemah 4. Saya menggunakan benih pad.i dari produksi sendiri (membeli pada musim tanam
yang lulu, tetapi musim beri.kutnya menggunakan basil panen sendiri/tidak membeli)
a. selahr c. kadang-kadang 5. Menurut saya mutu benih padi berscrtifikat produksi Previnsi Dacrah Jstimewa
Yogyakarta,
a. sangat bagus
c. tidak bagus
b. bagus d. sangat tidak bagus 6. Menurut ~itya, benih padi berseruflkar basil produksi Provinsi Daerah Istimcwa Y ogyakarta ketersediaan selama ini telah mencukupi berdasarkan jumlahnya. a. sanglll setllju c, tillak s1:1uju b, seluju d. sangal tidak semju 7. Menurut saya, benih padi bersertifilat basil produksi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ketersediaan selama ini telah mencukupi berdasarkan varietasnya. a. i,angat sctuju c. tidak setuju b. setuju d. S3llglll tidak setaju S. Saya telah mendapatkan infonnasi yang cukup tentang produksi benih padi bcrsertifikat basil dari Provinsi Dw:rah Istimcwa Yogyakarta, a. sangat setuju c, tidak sehtju b. setoju d. sangat tidal setuiu c. sering d. tidak pemah
-2-
9
Saya membeli bcnih padi berdasarkan ruutu benih a. selalu c. kadaog-kadang b. sering d tidek pernah IO. Saya membcli benih padi berdasarkan varieiasnya a selalu c, kadang-kadang b sering d. tidak pernah 11 Saya membeli benih padi dengan pilihan jenisnya sesuai anjwan kelompok tani /pemerintah desa tcmpst saya tinggal a selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pemah 12. Saya membeli benih padi dengan pilihan jenisnya sesuai anjuran keluarga saya a selalu c kadang-kadang b sering d tidak pcmah 13. Say11 membeli benih padi denganjems sesuai iklan yang saya baca/lihat a selalu c. kadang-kadang b sering d tidak pemah 14 .li!rn tcr~cd.!a !/('nih p11di ha~il produksi dr." K1
selaJu
c kadang-kadsug
sering d. tidak pemah J 5 Jika tenedia benih padi hasil produksi dari Kab Sleman . .. saya pilih dahulu a. selalu c kadang-h.dang h
b sering
d. tidak pcmah
16 Jika terlltli.li~ benih padi hasil produksi dari l
a. selalu b. sering
saya pilih dahulu
c. kadang-kadang d tidak pernah
17 lika tersedia benih padi hasil pro
sering
d. tidak pernah
-terima kasih-
-3-
:
; :I
;; li ' :ii "' o!! i
ii: ..
I
-
I
I
I
, I ' l~I
I . .
'"' 1"'1 :
'
'I
I
I ':
~, ::
~i
'
I
I
I :
.
'
:'
i."'1~... . ..,; ~1~, i I~i 11 ~rl. . ...~'C.-.l I~ s - "' 1 0
..
~
!
',....'i Cl
~· ...
~
'
"' "' '°!"'
00,0
I! 0
0
.0
I~ "'
0
0
c;',ojC"?OjQ
I
I
000
;:;
i 0
...~ ... 0
010
0
I
.n. ..-i~
I
OjO''"'
..;
~ ~ "t-
0
00
;
a~ I 1... = <(. ~ ~ s Vl ....
::;I
ii ;
1a 6
.
~
j
1
,-"° -
~
'
0·00 I
!"' g·Iin
0
-
1. i::l M
00
I
~
I
d
~~
..
<>
!
~
l;.t
31=
::
g
.,;
~
:;1 ~ ~ ~ I~ I~
::i
..,
•!
OQ
~c
.
-
"' '.:! ~., ~~~ "' "' _,...
"' "' ~ C>
Q
- ,.._"'..... .., . ~~~
~
I
a.
.
"'";
. s"' "'-
I' .... '1-"'
8
Id
... .. !3~0 ... 1; ~
....
g
!
. l 0 OjO 0
8
000
~
CJ\ ~!O
0
;
I
I
"'
~
oe.o1~r§;foo,c,a
.i "'""1-' • - :,..i1~ .. . ..,.,..,I . ... ·i J
II
:
l.P!.,;
•
:z:
OIO'O I '
'
"I
J
-j
.~ "' 1:1
::s
~
r·
~N!~
'
000 0) "' <'l. ~ i, I~
t:: i( f:l
r-
....! ;!. ... "' ""~ §~§ ;.t. ..i= ~" "''II"" A ~~ j "'"'"' til.;
... ......-
j
~ii d
·:~
~
c
:g
~ :5
-
t::'
i !
"'"'
"' tll
,.
I
•
.. - ... l?i °'
-
...J!lll...~ "t... ~ "'d " -e-
a
~
.... ... ... ""'.. N .f
C)
a
l
~1· ..,...
~
' 0
0
0
0
"~
0
I
I
~I
0
~ C)
'
3
r
'• ..
I
~
~
.;
i_Ll.
si
I
.,,
I
l
~ 'i ~ ~
i!
0
0
.-.
I
0.
I 0
!
~
C>
0
0
]
g
0
-
0/)
~
....
"\
.,;-
- - "'.......
-
0
~
......
~
!i ~
I
.,;
0
I
..."1
I I
0
N
.,
0
0
!
1'°·&0
I
I
I
I
& 0
r cis
II
-~li.il
0
~
.... .
......
.... Ii
"t
....
::}lf\tlla
.... ...ill.
- )!l ~
18 !
~
,.:
.. -
8 ~.,;
~ ~
.s
0
i
0
~
N,~, l=I
I
·~...·=... OU>
... I~...
...
~
ci
0
0
0
I
.
l3
0
I
0
IO
8. 0
i
s
"' t;: ~r&
<1> I N,
0
I!
.... t.'!
lj! I
......
., .., a ~ "' ~ "' ; "! ~ ..; ..; ~ <'i ui .,; ... .... ... Ill I::; "' ........ ... s ..,,,; ..,.., °l.. "t... "' ... "' ...... ...... ... ..;"' ~ ~: !;!~ "'
;
.... '3 0 0
0
'
..... , O>
~ ~ ~ ~ ~ 0 ~
of ~
...... ;/ ..,"'; ti ...."' c = t; .; .,;
~
<'i ~
I
8
0
0/) 0
0/)
N
I .. .. "' ~
~~
N
N
I
I
,,,v:
. ... ..,.. " I·.! I
0
~
0
0
~
.
! - .... SI
"!. ....
s
iS
q; ~
I
N
0
1 I .."' ...- ...... .a "' ... i .:• '"" ... "'~a
: i
...
0
!
I
-
!~
0
"'"
i
I
I
I
i
... ..."!. "1..... ;:i;
:
~
0
ij j
-
"!
0
0
t""
---
... l'i .,; ID 1(1 Cl! 2
-
""'.. ~
'I
t-
l
l
t
I
~
'
'
....
.... i
N
'
I
~
NN
1!
I
I
r
I i
r
I
'f.
..- "'"' "' .. - -l
...:I -~ "". ~ "'! ; l "'... ~~1:8 :.:q ....~ s0 .... 6
-
Cl)
0 0
~
. ..
I
..
'
~
I
5"
.. r!I ~
"' Ii • :;: I ..
0
ll E
~·
~
i
.. J
..e ..~..
.
0
0
I ... ..... ... ... ... 00
C> ·oi
f
.!
::1
•
i
';;
0
...." §.g
:
~i .."'
. I "
1
VJ~
=
og~
:;: I::
....
.,,;
; ., .. ... .. ' ..• s.., g .- "'.... ........;'Ml.... "' K
-
~ ~ ~
..."} .... ... ......
"' .,;"' co. ~
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
1
~
0
•
'
=1
~ 0
!
....
i
~
~
"'"'
ti)·
(I)
O•
~
N
...
"!
.. . : : "'.... ... iG1
I-
-
I
Ol
~
"'
..s... ;;..
~0)
~ ~
I
II)
.. ...
og,
~ !!! 11'!1
0:0
"'a ...."'?
.
. ..
1c.0 ~I
.-. . - ...- , .. ..
II)
~ ~
0
~i~
'/.
'
..0
0
Cl
..."'.; ~ ~... ...
~I~
"' .... ~
::l
0
!
.
... ii? i "' 2
0
~
i:
- "' a "'6 s ... "'-
I
!~~0
.
~ ~
~ ~ ~
:
......
;II
0
~
~
C!
0
.... '"; "' 9 s ~re1 ...~ "'! ~~ .(; "' ., .... ..... "' 0
0
;
:ii!
!!
i
~-..."'
N
l
..!
;
I
'
~
.!!.
.. JI i ='ii ?'i
I
'
..
oo
~ ~0
.
g
!
0
i
~ ~
..
.~
"' o.... "'.! <").
..• .
l.. !
JSJg
0
0
! i
~ ~ Ii
.
0
,.. ~.e'
' I ''
:;; ~ :! 2.
l.,, •
. ltl .-;
'?. 0
a a
"?.
.... N
le
0 0
t:
0
8
0
i
0
0 ~I-~
=
!
I
.. i
1.,,
.
.
.... .... .., ...- "' '3 ~- ""':\ .,. "! ~ "! ~ ~... I~ ...e-... ""~ <'!."'... ~ .0. ~~ S\..,. ~ ~~ o_..,. ~ Si ;:: a, ':~ 1:...:i ,... ~ .... l!:, .... "· -:.. ~ - g ... ~ ~ i °' 8 8 "' ~ 8 - RI ... ... '°' ... - - - fl ... "' l "' . 0
o,
C>
~
"' 0
..
'A:
. &..
0
-::: ~
. "
Q
.i
..,
"' ~I
l
:.:: . ··-
• <»•
-.. ..
•
'
Q
'6 '= ~
.
8 Q
.
i
~
~ ~
"!
~ 0
0
"'
~
Q.
0
0
"' "
~
"'
..
lb
s q....
I
"' r
~
~
!
0
"'
~
Cl
l(
~
O>
C>
tO•'° -i...., ....,,
•
c
-
"' • ';:
"~Is
" .a ~
Q N
:!
[
0
.. ;/( -"'
.!!
;
..
=
iO ~
0
0 0
0
0
0
:~ ~
"'...'°·
... ... '.,j
(")
...
g i.,j ~
...
1!ti :ii,.,.~,
i
ITT .,,
I
.. "'..
(''"' . I
"!.
....
"' ,... I 1..~.,- &..,. "J ~... ~ in
'
-
~
N
s .rl oO -: -: "! :: i ;fi "' "" "' ... ... is g1
~
N N.
0
~
"'· "!. ... ..."l.
I
(")
~
I
0
0
Cl
".I 0
Cl
Cl
Q
0 0
Q,.
g• iS 0
I:.
I
0
co
M
i~ IOI! ~
.., ...
I
!!
:g
!:!
IO
~
.... t-;
It> IO
~ ~
O>
M
~
-"' ~
Ct) ~
.... ~
M
·10
:l
~
N
~
~
-. ~
..;
~ ~
.... 0
r::il
Ii
I I
Ii
.. ~
~ ~ ~ ~ ~~
~ ~
'
j
..,§ ::l
=
...: tit ~
~
I"
"'I"'
~ ~
"! ~ ri 'IO
0
<>{
N
'
N
i
:g
~ ~~
....
...
I
N
0 0
0
1lq, 0
0
~ "! ':: "-.
"! ~
"' ~
'<
0
8
i;
0
~
"-.
..,i ..."' ..,i ...."' "'"'
~
~
0,
..... -.., ::.... ..... ,.,"' "' .., ... ... .; ::- - ..., ; .. ...... ' ~ . -. ... .. .. ... ...... "' ~· ... ~... ... "'· ... ... "'... • .. ... ' i :s.:;a;g...i8~
- .. N
"'! ": C)
0
....g ....g
~
:g•
~ 0
Cl
0 0
i
&:.
.. -
"' ~
...
N
~
J
.., 'Cl a ~
~
~
~
C>. 0
C>.
~ 8l .... f'4 ~ ~ g .... oi'
§ i5
~!
)
O'
i... !
..;
,;:;
:g
Si
C!
~
.., ~~ .
~
~
0 0
0
:r:
:::: 1 ...
--L-L~
.,; "'
N
~
~
ID
(0
0
Cl
~
~
0
! eo ,..; ,..., ! II)
,.,,.... ... s ...C!... ~ ~ ~... "'"'.! "' I~ <:"· § "'· ... ~ ~ "' ... ,. ;j .... ~ ... "'! ~ "!. S' "'! 0
-
I
~:~
"'
.
j
~- -·---
I
0
.' ,g_
":.
~ <'1.
~
0
0
I
.M... F1:., I . :;,°';
0 0
0
.. 0
.. .. ....... ~ "!
I
0
......... .,..
~ ~ ~ ~ 0 0 Cl ~ I~
0
"I "!.
0
0 0
I I
;
0
og
~ 0
!!
..
8. g_
.. .. ' .. .,, . ... .., .. -.. ~-.... "' .. ~. :g s . ~. : 8. "' "' 3 ,.. .. - 8.. "' •... "'...."' =. ... ... "'· . "' •.. .. .,"' "- - .. .. .
... z
l!l
~
0
.
0
E •• f; l 1
0
0 8. 0
0
0
!I
~
~ 0
~
-
I~
0
0
0
A;
0
"'1
Q
~
0
I I
I
~'~
"!.
~ ~ ~
..
'lft.
ii t
i
~
-
-"' '°· -... s ...• .. s - ... .,.:.· ... .."' ;, "' -~ I.. -illl g: .,; 0C! (:: e-0 .,-: ~
o0..,
.,;- "02 ...:
.! ~ II -
"'
~
..
·-"'
00
C)
t: ...
o.
..,s <J
0
1.::'
..e;".. - . ~
i
~
'6 "j
"
..,"
!
I I
J
-
.,,
..."I p.. -
~:
li!ID
~
'
' I
I
~
g
~ o' ;::.
! .I - ~A
!
i
:!l
s....
~ ~ ~
"'t.l! ·~ ~1 .z & ft
"'"'oi
~
:q 8.....
I
'
II).
"'· -I
...
.,;
·....~
i 2·~
- - "' I
' ..,
"' ..."'·
I
-- ..-
i
C>
::l_
ire ~
g
I
... 8 a_; 0 re , ... ~
"''""
0
"'·
0
.. ..
<>
.;
<')
~
N
~
.0
..,
;;J
"'~ "'~ ~
... 0
0
.,..
oe <J)
UJ
'
I
.. .,,. .c
1...
00
0
(')
e-,
~
OQ
~
i
"' w
~ ~
. . ...,.
...i
:>
0
"!. 0
·
....; ~ .... :
1:8 N
'
8..;
!:;
C>
.,;
N
~ ~
~
0
-.
0
g
g
0
(')
"': "'l "l
~ ~
-
eo.. ol ~ '.-:'
.....
1,
d
.;
r
g 00')
....
,..; 0 ~ ~
1'J "! 8 ..; ~ ::! .... ..
1:
g
C>
lO
<> <> 0
<J ~
U)
~ ..;
n 13
0
0
C> Q
..:
I
0
~ID
.. "' "' ..
... ..,; ·~
"""'.. ,..
C>. ~~ ........ ~~
., g
.,; .,;
] 1
c;)
- .., - ... s - "' ..- .., "' "'... ·~ .... s: ... 8 ef "' .., . .... . ... "'...... ........ .... ... ... ....... .... . - "' ...... "'. ..,"' ... -
.r:
~
Cl
0
0
g
....
.
Cl 0
C> 0
0
~
0
0
..
C>
C> 0
C>
0
"'~ ~ '?i "!. !;; ~
-e-
0
:g
.... .... ~ .... ~
~
,_;
0
~g ..r "' cg
.... ... "'
~ ~ ~
-Cl
liQ
I II
~ ~
g "t .... .: .,; 0
0
:g ~
0 N .,;; .... ~ 0
«> tO ...
~ ~
'
"' ~1 "' :8Q '°"' ...."'. "'
I
s
"' - JIQ
''
I
I
.., ~ ..,.,; "' ...
:.: "' ~ >- .,.;
'
<>
:1
LO
0
0
s....;' 5 3 ..... .. 1C> :: ~ s
s
~
0
~
..r
N -e--
-., "' -
... g ~ ~
i '°
.. ...
~
0
og
I
~
C>
0
~
~
I
...,'1> '°...
~ ~
...,...
"' ~N
C)
ti~ .....
...,
..I!
....... ~ ~~-
"' ..
-
0
C>
... .....; s:gs :ct I 6• I
t
'
'
C>
NO
I
~ "
"!.
... "' ....
N
I ii
...
0
.
0
~-.... ....~ ~.... ....<"!~ . gg
~ ~ ..... ~ ~
g: ..:
~
0
0
~
C>
s 80
I
.,;
C>
00
:
-...
0
C> 0
'I
.... :§:
3 .... .... I~00 In.
~
0
~
;
"'
"° ~
-
;?;'
.....
I
' ;t <>
~ j1;" 0
~
..
.,, ...
~ ,,; ..,
.... ..
2 ~ ~ "'~ "'~ ~ ~ 3 o'. e
..,:>
I/)
w
=
r I
......
og
...... ... ~~
0
I
jS;
oo
c~~ 00
00
0
".! 0
s
0
0
.N
-
'N
I,.:
lr.t 00
0
0
0
_.,..,_ ..... 0
.
• ..,... an
~·.... •
i
C>
C>
.,;
QC> 0
0
-
.I.. "'-· .
e-
.
,.! O• E
1~
I
e--
"'-·
.!!01
. o
I
~I~ :I s• af i
s~
: IL
I i
E
.lj "'
:
r-.' ~
I
.,"'"
~
~ ~
s ~
.. fl (/) :9
~ a;
"<:I b " " m
(l)
~
u,
I
-I
·-··
~~~ ~.. ::: ~1 :l-1 r;tr·:ii.·r~I~ o." ....._ e-.
"";1;·-
- ~ -r·"!. .... .,. <
0:
00 -
!
'
0.010·.ojC',CI>
U a.. 'j
oo~o co oo
;1- i 0
~
I .
0
~
=
i~ooe~
"go1c,o~.c;""~
~~s•~; ~o-~0001•~
-u.
1
li;l1
!::1
1
0
..."'
~
g
~:.
8~
~ • §. ~
~~
....
~
j <>
...• I
on - . ..c
:..,..~,
'i
I
010:0(0
...
0
Q
..
~ 0
i;
...
0
...
"'
oo
:>;O
i
0
0 00 I
::::1!! ~•10
!
I
. "' "' ~ 11'l! c."' ' ""'t , ~ c;
-
' '
0 1! 01°10 0
0
·~
0
~
Ii
..,...
~o
~~
-
...
~,.., ~
~
I
8 0';''
.~·
.. ! :a~f ~ D .! 1 .sb. iS j Ji- ,9 Cl•(Q
0
•l 1 l "
1
I
•
; i i!
I
i;jo "' i;;; i
~
...il "' a~ ii ...a
! ~.,; 1:1
·-iJ
~[I~ l1t ..."' I '
I
'
'
!!!
J
"'"'
!
'
!
0
0
~
g
...
0
!.
00
C>
- 0"' -... ::i ::.1~1~1~,S'
!'
~
~·o·on
e-
,.;
(
'
"t
"l
,:g
~
0
0
~
~
..
~
•
-i
i~
I
]
J"'
•II I
' '/.
s
0 ...
~ i
..
..
.g
~ ~ ~ ~
I:: ~
.. j
~J J
j
tt
of
••
..
"
~
g
000
E
i:o . Ii
~ ~
~
0
.I E ;: "' J 0
~
i
!
J
!
1:"'':;
0·0· ~l . I
~
~t
~
i
~~I~!
Il -
ti:llCQ~")
I
..
..
IS
fJ
'11
"•
! JI! ..e 11-iii] !.. ~hi I! ;.. ~·El!.... '?• ~J • jii!J:j I
!I
;
d ~
I
.. ,,
.... x:,
i
~
Jl
Cl)
"'
.. .. :s..
..
0
I
L
1
J•
"'
0
0
0
0
'
..
~
.
~
~
~ #
! f;l .i "' II I
.!
I
ii ..
I
•.
"f
000 000
·- ' . I ! ii "'·· ~"1010 .. ! ·rr· ~ "'j . ! ~ ~1~ . 013 E 3 I 0~1010 .,.. . ::: "' i i '"'° ; I !I ·-.. I 5 11 ! ., g "'I
~ :ij
I
.
0
c>
ooc
0
<'I
oc
!i
0 ..
.,;
..
.:>
0
-
~
I
:.c
<>
::::
>-
·~ I •fi ·....s E;,·!'/. 5:c 0 !ll ~ "' ., ~ t t:~t: "' t: "' "' !;!·
.&!
...,
0
~
0
<>
C>
go
,..
'I .
ll
.
~.. - 0 ... 1~ 1°1°1"'
o·o.o
"'1°'
O•"'
~
••
~
.
0 0
~
I
•o
i• l 1:J 1 j l t 1'~!1 £ ..jjJj·._;)! ! ~1111 ; '
j
..
0
- - - ,. ....!:'II "'I. I
si ...
..
~
0
c .i<: :<:
0
~oo.o:c,,
~ ~
~
-
0
: .. I
;
::
0
i
i:;·~:p • ~ ::?.
!I(
I
. .. . ..
~ i
E
~
"' t .. Ole>
0
!
~
~
!~~~i:tr ~--~ ('I"'-
::' ~ ~
~~
! "'
CIC
~o
.. ...0
0
~~
ii~i "'·:f .... "' ... • ' 00 ,~1~70 I~
~
"' "°I i[~ ~!2 ~·s:
I
c;:
....
~, ..
....,.,,
C>
00
"1
~ .......
1•
JS D J.
.•
•
""I D
~ ~
:
~
.. e-
'
"'
"'
I
Ei.
i
;
!'/.
l I
'
I-•• 'l 'J ~:t:~t Jii ·-!
1
' "' "'
'I.
t:I~
!
i iI I
.
i
'
•
!...
llJ~~l~I~ 8. 8
• ~ -·1"": . . 0
-
I
-~tr)
~ell~
:e
~·61 ~1~
8 ~
0
-
ID;-,r""'l
I
:
M -
i
0li_, ~
.
,0101· s
0. c. o0. o o o 0 o·o
I
' .
! :
i
I ! ) )
..
g d
..
.s
j_
i•..
~l
"f,Sj : : &1f ~ : : : I r+;;+-+--.....;.....l...+--t-t-+~-!-++-L+-++-l-+-+-1-t-t-'-+-f-;t-+-+-t-+~...rl !z I·-1 : i· 1··= -
I
,i
-
·
i
..
;
!
·
!:::
on o ¢100 -1Pl'1 -
-
I .
V').. ,_
.
' j
-~
..,
I
~ I'.
..,.. C>'c;o~o 0.10 e
. I :!; oioJo ~
.
<;.1
.
¢10
e
• I 8 o.'<=i'"i -01010
.
'
!
0:::: 00
010.0.010
!
i
.I
~
!
I
'Cl c
c
i
86 .... l 0,
i '
..
'
I "'
!
'•
Cl
"'~I
J I
'
!
:g!
I
j
= Ii 1
....
!
[;1
I
I
: i
i
iI!
i
I
i I
j ..
l
!
! ~
.
'ii.
8.,;
IJ
' I
,
!
II
I
I~ tt! I
i
i~ee
!
I
I
i I
I
!
. ;
!
Cl\ .....
. I jO.
j
=
~
I
8..1 ·.o,
!
I
! I
i
"'"'
~I
j !
i
0
o. ~
.. 0
0..
! !
I I,
0
...
a
8. 0
.,.
8
"" I
0
ii:
~8.
"' ....
J
.- .:I" 8.. .. =... • l ;:....e 0
Ji
~
0
~
~
.j :i• .l- - - -s.... g "' d :,
• ., ii oil
..;
0
0
...."' 2
-
.... ....
... " ... ~
0
"'
0
0
0
...
c
"'
-
,..,
.,
;
:;;
::2 •• c
... iii ;!
c
I
"'
<>•
"'
ii?;
"
~
0
s...
....
e
)Iii
"'
~
::l t
!
i
I
,.,
~,
¢
"
~ ....
.....
,.,
t••. c~; e-
e>I
... e ~
0
0
~
!
0
~
:::"'
0
0
., 8 :;; 0
~
::!
0
!
0
i
"' ~
2
..
~
...
e,
ti
:; ;;::
..,
=..(
~
.......
"'
'i
~
.:I
.... ....
~
~
§!
i
.., ~ ~
0
0
c
e
e
"' ;
0
g
"'
Q
0
0
.... "'
0
0
0
...
g
"'
0
•
0
0
0
3 ....
:i
~
~
.. ..
. i i .= ..
a..
:2
-e
~ ~
..
~
ll
.::=
~ ~
I>
e-,
::.: 'O
....
"'·=
~ ~ ~
-" .l !i ! • l •e ... .~ ! t • - .... i I " r..• .11" i f. ... "' ...- j = "'j
:!
~ ;;;
" i:5
II>
8
~
j j
.!I Q, Q
:i
I!
•
Q
!"
-
<
.. .. = .,
~
./>
"
<;)
Ol
...'a ....
-e
5e
IX
1Ii
i1
ai '; Ol
l3
~
- ..
;a
62
!
'
IQ
;i
=- .,
er
0
....~
.:!
•
f!.
.,.,
~
al
...~..
" .:,__ =
..
' !
~
.;
e
JI
~
'
:~
~
0
1--
:;
1-; j
j
~
~
ii
.!I
.. l!
-;.
~ e
"'s ~ ~
1--
l
~ ~
j "" l ~ l'
"<:
~ a,
~
~
~
!
~ t
~
2~
~
...,~a ...,a~
co~o~==
~ ... [~· 'Cl I ;; I,
: : I
i
J~
l ;
'
'
f-'01.-.·N"c~ c
"'0
¢~
~
&
'¬
El>
,.,...,,-
~ 0
II
e
:;>
jf
N
C'
·,
"'
"'
"'
s
j
"'
~l
I '
I
-
"\ 0
"'
8"'
o~
.,
~~ ~ ~
~
0
00
'
)
:
:;> 0
.
o
"' 0 ~c;:
0
-
0
~- ~
;
:'' .II I
.
ooooe
0
II
I
0
Q
t
c ~
'
I
I
0
ill:
;:!: "'I.
0
~ct
'
0
t
......
0
~
I
... ... $! .0 ~- ...... .. - -- :! ~ g c "' _ . .,.. ~ ~ ... ;:;
-
..
0
O<>
.. 0
0
"' ~
~·
..... --
_.., " c.> 00 "' 0 Cl <>
0
00
~
!t
:! 0
0
00
0"'
: ;
: 00
~ 0
!
..
-
..
"'
Q~
..
<>O
0
00 0(
00
Q
::i
- ... ~~
~
010 ..... ~
oo ,.. _ _ ... "'r4 "' ~~ R~ ...... ~o ~·~ :
~lt'I
~o
-
...
Q~
:s
~~ ~ ~
::; 0 •. ... 7i
g~ _..,
e-.
a
..... ~
,;~
~
= I
g........ § ... §8 NM .....
i
j*
~ ,e
•
!:!
.., .... vr
888 N NN
~~
~·
88 88... .. ....!!!.. ...... "'•
!~
-
=
.,:>l '
] ~•
...... s ~~ ~ 0
N'lJ
~
••
a
~ ';I< J !;;I
I J
I.
i
~
..: ~
!
~~
~~
0
"'
o,-. . . a~ or
:)
?ii
00
~o .... "' "' s;; ... ~
:;: 01"'
~
!e
s: ~$ s... ~o
~
l:Q
~
•
I I
"'! ~QOCc::> N
"'~ - .... -
~
j
!.-t
c; ...
oo
00
f'1 Q
I
I
-
..,~
'° '""
d
........ NO ~:::: o-
..
.f! ~
00
coooci=
0
. I : 'I ~· I Qi;; ..,,
iS
j
IJ
I
•
"'l!!
]
00
. ,_ I .
. .
.
"'
'
.
C> 0 00
00
·~ . "' . "'=
"'0
"'
T
! I ,er
<:;.~ ~
I 0
·--
'° ..,1.,.,I""' .jo~g ......
~
~
...,_ ... _
"'!:!
oo
00
00
!!! z
14
<;: 0
- "' ~.... E
·~ 1~~ . :;1~ ........."
~ ~ ~ ~
~~
s..
I~ ~
°'
1:1
-
0
~I~
] I
~
~
~ i •
]
-
.
...~
~,~.
i
~~r
iI
~~~~~~-~°'"~~~~~~ o"' _.., ~·C"'\ ...~ ..,"' t ~
id-
I
!
s"' ~ ;::
~
M
"If'
s:'.'J
or~~
0[1,.,'-1¢g I I I I .,-
i
I
b
~"
!
~
~
- -'!'°
.... ~~ ...
-
I
.,I l.. '
~
-..
e ~
~
~ ::>
' =
=:=I . "''~! -=-.
I
...... ;~ e, ... . -o o·o i:t ::i. ,.,... 0
0
.."'
"' ..,
..
(
0
c c
=s:
'
'
...... ........ ... "'
0
-
...
00
o- og 0
00
~
..,"- ~
.., ~ ~
...
~' ~ ~ ~~~~ -e ...
:s.. !! ~!:l "' ~:::: ~~ ~1g ... °'
...
I
~
...... ~~"''i ~~ ~ J~ ...... ~~ § ~ ~ ~ ~ ..! ~ ~ B
0
I
....
1
0
...
~
!
~
I•
'
.
l..
~ -;;
0
0
;!l
~
,..."
::;!; c
... .... _.,, ; Q
0
~~
£:.::
.. ~• ~ g~~~ 11 . ...... ~ 8"' « ~
l
~
j
~
....
Cl
I
'
'
g
¢0
i...
•
l
::;
;
~
'
s:....... ...~
...o ;!.·~"'0 ~ :iS 1Q i;' !:; ~ ~ <· -
I
~
'C'"l-
... . ~~ ~ .... ~... !:' <.:.~ "' i;' ~s ,_ "' "' ~ ~
oor
-
·~g g :i
~
=~
"
.,.. 0 -·"'.. ::; 0 "' ...; ..... .., ~
-
t::l
=
00
...• "'~, ... ~
~
l _..,.s ...... ,.., -~
~
~
.,,,1-1 ("::·I~l::i M:
'
o<> !""!. QO~ ""1 V). ~;:;: .,, 0
~ ~ v.
r~
I
Is
~ 9
•
.. ~
;
e
o':
l ell
~
!
'
I
'
u ~
z
... .e:
0
~ ~ 0
"'
itj
:.c·i=~ I I'/ .:I " "!.
I I
;
-
~
....
] .,,:
§ s 0
".
..
~ ~
N
'§ l,..
~
! Ei !
~
·~ 0
•
-
,!;!
0
°' I
"'
..."' ;." "' ii
I
s
;;
JO
-2
8
'
0
!ii a
" ~
.........."'
.... "'
..
~
:::: I
SJ
0
Ii::
"':ii
c
I
"'
§~ JI
'"Q
I
l
ti
t:
.
'
' •
.. c
,Q
"' ")... "' "'
<"!.
~:.El
i
g
0
~
..-
.,..C>
1 ...,'t r-
~
8
"'
"$.
- ~
;
.,, I. I Cl.I •
I ,
I I
- :!
f(l
LAMPIRAHF
REKPITULASI HASll KUESKJNER PENDAPAr PENGGOHA BENll1 PAD! BERSERTIFlKAT OLEH PETANI
A KABUPATE'H KULONPROGO SO PETAfll No. Pllltanvaan
A I •AllPATl'IHHCUAN IJ' ·• • •'"
No. Petlm1yaan
OEN 11Rl
I
Pt~lli f!ll!Oi.!'!ll!~il! Korldisi Porbenihan OI'(
L
nakan,_,.
~
TlllQlat~~fl~~-- ...
dariV~·--·Tomi! Ke<:Uk"nan dari K!I"" Aoo.•ihn•• 1••~-; nM>Pnihan """;_ ..... '"''""ah~•d
'
TI
'
·- . --
1 MullJ i!
Frekvenai Pe~un•
Oenih urrtuk :
Memaklli Lablil Unrn• ISSl
37:;' ~
____
---
..
' Menoounakan Beoih Has!I Se!l
''" .. ~,~
311'
om
·- AAOMI I'll
-
·-
1.71
7"'
·---
0 OM 0 Ml
·~
-Ofii Mii
32 Alli
··-
!t1 'II 9 "'
A7 4j
1id3k ....... -
5
Qlll
· -~·~
SOI Tldak ""OUS
0,6
·---·
Se""" Kad--i
'll,7'
.(7 fl
561'
17,;, 31
§,l
... -···
..~}o 0 IW' 23"'
-
e~ . ts•
47111. 3.... oom 29.40 0,8 17 D ... ~ 2"
--
T-<:.'.-t..!U
... JJ ..
66' 67"
"~~ 0 94.1
$el3hl
,
--
0 Alli
..... us
-····---
1 IAemaltal label Blru {ES)
..
il!ii
'41
ni Ter!1"4_@2 !Sondisf llMu B~r1h OIY
II
-
-··
~1--
Juml•••orl'll>l ...., .. • ""•luiu "-·•u
92 19
A1
63, 58 64"
3.4( ·~2 Ml
...
340
437~ 26.1~
_,....
0 11111 2.,,,
oe
-
...
782 ~
2860
-- ··~96,60
. ·····- 23 51"
18nlutan
c l<MlUPATEN!WffiJLIJUl.l.AH
·7?1
I !
I.
Ju~h 111011%1 Setufu ntakSeQr!u
Ml!lOI
10"'
---·-
---
Ii
-
..
pefl8ti§i Pttvii TemadapKoodisl Mi1u lloolh oli ·-:_:._··_·_----li:::San=ga~l !'.:l!aa~'us;,...i~Ba~gus~rldalc='-"B=""u"-s _0.~_ric1;¬ .~~o
1 l'Wti BenlhDIV J---1--------······
".
Tdk Sel!Jiu
PeBe•"'PtlaliT""'""~diiiPerbenlhanOIY ---·40-: 0 1 M-unakan be!Jl,,,h ..:::be::.:11811ifb='='-------61 8 ..... ---·-·~·" 34· 8,3 I Tin;..,al Ke
·-
I~ ~ ·
: r.. 4TI~''"'
-·- .. ·-----------+-----·---~'~. ......:94..::,4-+-----'-ll------
,,..,.,,.,.Qlll
11111 ..
&U
• 'IJ\I
PE13ol Tt!badap KooiMi.P.t.~""" DIV benih be!!!!!lifi
.
.J!llri Y«ietasova
__ .....
'-'•• Kelas Benihnva Sudah meodana.,..n jnfoimmi ......_nihan "~ culwD
,
__ ,,_ ·-
7~·;· -·
16'
0
2Q
I
'JI
I
6.7
71
53, 53
0 I
---0I -· .1 I
0
56
'"
. 46,
33
0 13, §.
33
- . ~J
]
--- ..---·--~--·
..""" 3
0
-'·0 ·-·.J(
il e~
-~---·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-~-·-~-· ~-----~··-·-··· .
s " E:
-
il
I !~I~
""~ • fil ,_5'"' "' (!\ "'
0. ....
<:I.'
"' '>-- .;
<.(;.
~·~ ~-=-j-~:i· ' °'lo.ti: cc! ~ gg
~ "' ~:~ er.
. - . .:.. -~ j iS i
0.'
!:e: ~Q.. Q
!~i •~-.,, 1 ~
.. ...."' ~
.c
.. ..i c
i s t "'·} !.rJl! i ! i
0
;~-
~
ti :E:i
a.
e
ec
0.
5
.c c"' !!
.
~ ~
, "'
:s ~ .a 4> ).:
'
I
i:
·;: m
_,;
.... ...:.1..:..J ....
~-
IJ""I ""·~
"'0.. ,_
r....;;;;:. •
"'e
"'"'
>--
1
,
9:..1..,.J.;; '? ..•-•-•-
!
.
5'
I'
I
! ii
~
""
z
... ~~
I'§;;;
~
i
Jaal ff
~# .......
l
"'
~ ~
D.
~ '
..
2
l
~
~i
~ .gc. ·-·-·-r<·-· 5' r
~
It
"""'!I ~
!
(/)
U)
-
-·-·-·-
r·
·-·-·-·-·-·-·
--------
e
.,
=
~ ~~
.. -..
~I
....
0
N
...
~~
;
~
·--.I.
------·-·----
I I
~i
~
c
§ :::
~
,!1 :;;
...1-J~
-----Y>---~·-·-·-·-·-·-·-·-----·-·-· ll
n.
!
·O!
,
i~ Si ~ ~ ·~. I
~ ai
ai
•
Cli
~. ' ~ ~~ f--._
j
jJ ~.
I
!
;t
-·-·-·-·---------·--
~il
!
r.
~~
J! "'jll ~-§
-------·--~; ·-·-·-·-·-·-·-------·-·-·-· ! ...c•.il , I I .l1:5JI ~ ' A
~~~i00.. ' tti ed Is 'ai ~ ca
i !il'~I~ gif;1~1 j - .: ;!!
i ....
(;; f5
!~ Ji
"'"' ~ ~
r-
~
I
I
t
I
'
It;~ 15 ie
- i
'
i
I
I :
--
0
~I
---
I
~;; I
o~:
I
.i "' I ~ ~I I~
.
{1 .
~·
JL
i
1l1lB hilfltI jJ
~~
0
Iii ..
.c
1'1~:
t'JIJ;j ,I>- l lJI i flfl. ~ i' I
.,c: ::>
~
!
~
__
!Ii
~Ii:
g~
1
t!:<~ ... 1:1ll ~
'i :..::
- J -·~ -,--·..!. .- . .:. -·-·-·· .
"'i
~
..
c ..c
c
•
!
0
j
E D..
..I! D..
!
:~ ~
E
~
Ia I
"'~ 0
fl
i
0
a: m
ih
J~ .,...
li~ i!i.
le
·~ .;
J,
"8
11'
~ ~
•
~ 15-l
JIt ~
1) ~ o-.
0
I ~ Cl; ~J < !!' m 0..
0
t.~:!i~ 0...
~I
i~I
I
l
._, ~
JJ
s "'
'Ill
l' ~
~~ I
·-- ·-·-· -·t - . ~-·---·-·---~-·-·
-·-·~
.I
fil
'~ fr.~ 1~
it'
.t-1~
,.... !I ~
t,
t
~ ~ ~ ~
I
~
12 ~ i di. f '- r ~~
8.
• '1)
rii', .·!~ '~
• .!!' &: z i
~t
~
~
"i
'l .
~--
----} ., 'j
I
""
~
........
Iis
"i-1 ~·
~
Q_
e,
!IT
.I
!
,
• ~l' l~
I .;~... "'
i
I I
ill
~
l
'
I • .0:B
.lj di
Ii
~
~
)c:
ll
Q.
i
-! l!S. i:!. ~
l!
J!
0
~
~-
~ ~ ~
.
-J
!i
! 9
"'
~
! e
J
:lit w. I
..."'
! ! ! i.. lt !
l !!; ifii •.. -~ ~-··-""':.l!i~.; ._ ____ ,_
t
,.... §
- - .. -·!!I· -~
!j ~jf IIi: .I,
0..
i
... lll i• -
J I,
~ 111
0
l'i
~· i! r ~:l ~·~·Ii:·!;; :s
g
~
"' ~
Ci
. .. ,_ 3t
,J
j It
!1
'ii~l·~:i
"'.. ~ ~ ID ! I
I
~i§ SI
i
j di .!
..!!I I!t
i~ ----· --~----·-·-·-·-·-·
..
...
ii jn
ll ;;
iJ -·-·-.-·-·-·---·- ·-....·-·-· -· -·---·- ·-.. ~~
••
=
..
~~
J \'
-~ ~-.I!·- 7l_,
f_t I
'
•
I~
J
_
I
0
00 0,0
"'JI"'
I
I§,
I
I
:;!:
I
I
""
!
I
~I
i
'8 i ' ;
i I
~1
I
I
=I
'
'
'
w
=]
'
I
I
"'I
I , .
I
~'I.._. .
I . '
I I
i:~
~11 ~
o
8.818
~ ~ 0 ci \
~ ~- i
CJ..
I!, I
\
g ;ci
«>
' !
I
I I
I )
'(hu.-1
i
8 o'
~1lE,.
I
I
!
j
•.,
lo
oo
~.!!! ~ ~
'
£-e -lil -
I
~
e
!ij .to~ '5 :;
""
•
w ....
-·-1
~"'I"'. I
MC ct)
-
I
~
"'o
;
I
_J
~a;-
o
l:S. !18. i:s. l:S. !e.1~
- !!i~, le. 1~,1(:1 •••
"'
E .l!l
I '
I
'
I
'
I
<J>. jl~
1•o o'loog{::;8ll~ \ I . ~ 1-
I
I I
I i
: : ! I :
I
I
'
I
~ I
'
='
I
I
0
~i
~ ·~. l~ ..... ~ · I
I
I I
I
~~
'
I
~ -e , ... ~
.
'' I
I
I
I
'
~I
,
11~'· '·~! 11,=r ~~
.
I
ii
~!~
l "ril~ 1
I~
I .
I. il 1
Ii 1-' •
··~
t
LAMPIRANI LUAS LABAN NON BENlH YANG BEIU'O'JENSI UNTUKDIKEMBANGKAN SEBAGAI AREAL PRODUICSI BENill YANG BARU Areal Padi (ha Llhln BeAWl ~La.!!! -{A) KabuDll.ln Kecamatar IS Tlhvn) l8l 8enlll ~I (Ital 940, N l
...;;;--·
--·-·
>--·-· --
P._~n__
-·-·--
____
Gah.lr -· ..,., L.sndah
--·-·--
-------
-· 1035,00 -· -·--· -1162,00
0,0C 14,00
505,00
95,00
Sentolo -- ~··-·--···~engasih__ - -378:00 -· --- 58,00 ~Kokap --··-';....._
------
~~
Gllinttl)'O
-··
._
1411.00 -1512,00 ....... -·
i:e~~
702,00
-~:~---~____
-
•
0.00
85,00
t.4'8,10
289,62
Mo,\llal
BA31 1.4-08
1,00
0,20
1.446
33.2£ 0,10
G.00
1.522
~ Go(leen
-·-·-· ---·
-·-
·---.
1.411 0.ool --- --·-·-··---15,QJ 1.130 - ----·--·
~"~Mali
---·- l)epok 0,00 417 . - --·- --- ·-· -358,20 Betbah 1.226 1--. -··--. .... -····----· 1n,71j 910 P!Wxrm
---··--__ r---l
_,,
----
·-
..
~ak_ Ngaglik S6enlan
Tempe!_
--
-· ·-·-
1.322 299
872
623 1l525 419 -
'"
Jumlah
BanbJ Srandakan
--·--682
Sanden 71 - . ·- ···- Kralslc --· ---···
-·
·-
Pandak
-·--··- -·-Ban1ul Jetis
.
666
·-714 -·
PlilldOOg
eam:..:. __
1.007
- __ 1~~ 0,00
661 --· --·-·--1.592
Pakem Ca
1.694 -·-
1.162 927
6,S4
1439.361
0,02
1521, 1411, 1127,(J(
I r
----- ·-----
G,oc 0,CJI 5,,51
11•.21
4,50
0,00 0.00 IJ,OC
I
>---·
1
I -----,._.__ 'I ---III
0,00 3.00 985,U! 0,00 II 11 !-- ··--0.00 - 417-:CX ·--·-·Ill Ill f--···-· r--· -· --··-71,64 1154. I II ·---35,54 - 874,46J II II I - 36,70 1657,30! ·- 1 -
O,CX:
0,00 O.D!i
iV
8.141,3l I
·1001.oc
0,00 0,00
1592.Q(
0,00
·-
----
0,00
6611X-
1322,0(
-
II
II
HJ
Ill
I
I
I
I
IV II ··-
0,00
299,Ul
IV
0,00 1,10
872,0!
11
1:K.84
s2(90f '18370,16
418,1l 0,90 0,00 882,()( -0,00 0,00 0,00
0,00 - 8150 -·-15,30 1.134 ___ 150,40 30.0S ·---98,35 19,67 1.1S4 . ··-
II Ill -· Ill -··-·-
;v
~·-----
-----
-·-·--·
--·-··-·-· Turi -·--
---·
0,00
91!5
·---
65,C"J
1407,oi.
-
(119Ampeij
-·-·-··-- Mlrggir -
··-
--
II
181,00 .91,00 ,,. IV 1820 ,....--··0,00 0,00 58,CM f'I IV 111;58 . fV 182.1C 36,42 N r------- >-- 1512.00 ·--- ,-- - ·-·-···0,00 I 0.00 ~----·-702,00 C,00 a !II O.!X, (
Sam~al\JI\
~=
Skllnln _,,_,,_
. 1035,00I ---- _,, II I 2.8G 1159,20 19,00 486,00 II
-----
..
-- ---
-·--IIII
0,00
.
- - --- ---·--959,00 !M!S.00
Ptovlnsl
666.cx
714,{X 11~ --910,7(
··-···
·-
Ill
111
Kt -------II ·- . ,__ II [(I
·II II " 1
Ill
---II
1103~ I r----· · -· 1144,33 -· I
-
111
··--II
I"'--·
--
f-·-
-
-
II ·-·II II
fCabuvaNll Kecamltan -
A/'881 Padl
·itiaf -
s.,;lt;
-- ------1~P!.g_._o._"- --~--~~-o_._ --Ii~~ """' -6.~? . O..(Xl -· - -PiYungan 818 · ·- 548,00
---
- · Bao--9tini8~Sewon ·_... Kasihan Pajangan
1.4{)9
__
Sedavu
Jumlah ~unungkidul Pangga~-
·-· -~ Slll!l~~· Purwosa!i .•.
·-
549 106
14,20 6,00
907 ---
13.367,00
Q00 -632..!lC 109.50 --WS,40
-
229,00
0,00
.
2,84 - 54.6.16 1.2(1 1~,80
-
oco - t -0,00 0,51
Pon="---l n
~~gm)·
0,00 ~---~-00
Wonosari -"---+
Pl~n PatUk --+Ged~ angsari
_o.oo
o.oo
__ o.oo
Ngfipar
Ngawen
0,00
0,00
Semin
'
;~ Ul
;~ ill
m
1 --
1 I
-~ -,- - .
_!!!...__
_111_-I
IV
II
IV II ---
IV
IV
302,45 13.064,55
0,00
coo
---'-~---
O,C!l 0,10
--o.oc ---ivn.oo·-1. Iv-II I
1v -
-i-
IV
IV IV r.J
_o:.!.:.oc:..to ~-'
0,00 0,00
·;;-;---
·--·'' IV
0.00 0,00
o.~.
~
-,-1
45,80 --- 86(2(
---o-· --o.oo'- ·--·o0,00 .oo 6.-
:.
14,?
·-
1.512,24
0
Hi rarlcl Lahan Potensl
,~'.~ - ~~~-
-
--·fr~~-
f284 -- --227,59-
Nv.1 Beli:l'i
~
1V
- -~<J--~iv
IV IV IV
IV
II
0,00
Totahample 1+ 2 + 3+ i'(t(~.
!me"'°/di ~n K11il>Jf"DgO
lnlerw>I di l'rwt,,.t DIY
"'
0,()() - 363,50
[V
0,00 - 411,QS
fl/
J63. j J - 117,00 ?17.01 - 1.090.50
Ill
411,09 -8l2,1$
J - "
I
Ill I
/1}91),J
,..,,,...,/di Kob>p(ll
Ill [!! I
O,OQ - 33',.58
JJ9,59 - 679.U 679. 16 - 1.018.73 1011$,U - .»
interval di /::Jjh"f>"ttnB~,,tw,1
lV Tl/
Ill
[
0,00 - 311,SO 322,51 - M5.IXI
645,0l -%7.! 961.51 - "'
!JI
8}2,16 - J.233,13
1133,14- >
/Rkrwl do Kotr.paun Gu..,ng/cidul IV -91.22 111 92,23 • 184,45 III I
U4,46 -1'6,67 276,63 - :,
:rosstabs Case Procening
S-1181)
Case:;
>------Valtd Produks1 Kabupaten • P•nyaluran Kelas Sernh Kelas FS Produi<61 Kabupaten • Jangl(a~an Layanan BeO'h Kelas FS Produ<si Keeamatan • Penyaluran Kelas Benih Kelas FS
Produ'IS1 Keeamatan • Jangkauan l.aya~an Bt>nih Kelas FS
N
-
Percent
Tot.al
Pereent
N
N
Per0e
S3
100,0%
0
,0%
53
100,0%
53
100.00A.
0
,0%
53
100,0%
53
100,0%
0
,0%
53
100,0%
53
100,0%
0
,0%
53
100,0%
'rodUl«i K;ohi:p>l1'!!n • Peny,,1u1an l«>!as Benih !
FS PrO
Total
Kulonproga BantJI GunungkiduJ
15
37 ts
1
1
53
53
37
Total
Produksl Kabu~n • Jangk.'!luan Layanan Bemh Kelas FS Crosstabulation
-•
'
Produksi
Kat>upaten
Tota!
KUion~ogc Bantul Gum.1n9todul
Nann..,ulan 2 0 0
Sentolo
n Ben1h Kelas FS """"1asih Galer
Temoo
2 2 0 4
2
.' -
~endah
2
2
1
0
1
0 2
0 3
0 0 1
1 0
0 1
PIO(luksi Kabupaten • Jangkauan Layanan Benih Kelas FS Cro5stabulation
:ount J"°"'"uan • ,,_,,an Ben1h Kela~ FS Berbah Prod~kSI Kab1;paten
Total
•.u1onprogo Bantuf Gunungkidul
Kalasan
3
:;
1
1
0 4
o ~
Pramtanan
sewen
Mmnodan 1
1
1
0
0
()
2
1
Kas1han 3 2 0 5
1 0 0 1
Page 1
Jangkauan l.ayenan Semh Kotla• FS Crosotablllatlon
Produksl K"bupaten'
:ount Ja""""uan 1 '""'nan Benrll Kelas FS Seda"''
Jell$ t'IOduksl KabJpaten
2 2
Kclonprogo B•ntul Gunurgkldul
0 4
Total
Parldak
BanW
2
2
1 0
1 0
3
3
-
Baoountan..n
1moa1n
2 2
2
3
1
0
0 4
0 3
3
0
Jangkauan L..ayanan Ben;h Ketas FS Crosstabulatlon
Produksi Kal:iupatefl'
:::.uni Jangkauan L~Y"'"'"
!
I
P1yuncan Prod~kll1
~ P.. ab\J'p~tPn
Kuronprogo Ga•··ti•I Gunuroi?~ldJI
Tot.al
Plaven
' i 0 '
~I
I
Total
0
'J7
0 1 1
1~ 1
53
Produkal Keoamatan • Penyaluran Kelaa Benlh KelH FS Croutabulatlon
:;ount '
Penyaluran KelHt!etnh
Produks1 Keoamaran
K""'s FS FS
Total
Nanggulan
38
38
.IOllR
15
15 53
53
Toral
Produksi Kecam~tan •
Jang~uan 1..ay.,.~ Bcnih Kalas FS Crosstabulation
:ount J"""kauan la=nan Bernh Ke'las FS Nanaaul
Jet•s Total
Teman
Sentolo
2 0 2
l\anggulan
PenQasoh
2 2
2 0
4
2
Produksl Kecamatan • J.,gkauan Layarum
GaJur
2
1
1 3
0
,
Beroih Krola& FS Crosstabulation
::::>uni Lerdah Produks1 Keea"l'latan
Nanggulan
Jets Totel
, 0 1
Ja S..rb
n lavanan Beruh K~las FS Kalasan Prambanan 3 3 1 1 1 1 4 4 2
Movudan 1 0 1
Page 2
ProdUk&i Kocamatan • Jan91<.auan Layanan Benlh Kales FS CI06s1abulation Count '
f'rodukal Kecamatan
-·
' ·•· auan lavanan Benlh Kelas FS
$qwon
3
Nanggulan
Jet1s
Kasihan 1
2 5
Total
Jebs
Pendak
Sedavu
2
';I
0
2 2
1
1
1
4
3
3
Produksl Kecam3tan • JGngka•an Layanan Benlh Kel115 fS Cr06slabulation
~cunt
roouks. Kec.amalM
a,'lSlguJan
Jet•S
Tclol
Banlul 2
:?
1 3
o :
0
3
2 \
-----------'------·-'l -~ 4 I
Prod uh I Kocamatan • Jan9kauan l.ayon<>n Benih Kelao FS C,o.,.labulatlon
~ount J8ri!;lwllll Ptayen Produl<1)1 N>oamatan
Total
Nanggulan Jet IS
Total 1
0
38 15
1
53
Page~
Pro
. "-·--an ~I
Kelas Betiih
SSdi Kabupaten
n La·-nan Cli Kec<1matan
Sewon
S1enian
0 1
Bantul
T0191
l>andak
S&da···
Je6s
1 0
Ku10nl)lll90
di Kecamalan Cross1abulation
2 1
2
2 5
1
f
2 1 2
0 1
3
5
2.
0
Ptodulasl Kela• E!enih SS di Kabupaten • Jangbuan Ltiyanan di Keeamatan C-abulalion ~nl
• Banl!Jf l'rodukaiKelssBenin SS di l
KulOn~rogo
~,,,.,,.,
2
1
1
f
2 01
0 ~
~!
~{11:;!
lO'-'JI
di Kecamatan
ea~· •ntanan
lmnnhl
2
- •I .>
Pro
~nan
Pi··~an 3 2
I
3 B
di Keeamatan Crosslabulation
Count
Jangkauan
P;oian~ ....,.,uksl Kelas """""
SSdi~aten
Kuk:lnprogo Sleman Bantul
-
~.
a
Total 1 0
o
Q 1
1
Total
di
1
34
21
13
68
Pwoduklli Kala& Benlh SS di l
Count Penyal....an
Kelas Benin l"rodUkSl Kelas Benih SS
Nanggulan Sentolo
Temon l!erbah
12 21 1 15
Total 12 21 1
ti!
•
Kalasan Prambanan
4
Jeti.9
3
3
6 1 2 1
6
Pandak
8antul
Banguntapan Pi)'.lllgan
Total
SS
1
68
1
1 2 1 88
Page2
Pl'Oduksl Kalas
Benih SS di Kecamatan • Janglcauan ~•mn
di Kec.matan Cl'Ollltabuletion
Count
Praduksi Kela.~nih SSd Keaimalan
Nanggulan Sentoro
J"""kauan Lavanan di Kocamatan
Sentolo
Temon
lemon
5 0
Berbah
2
Kalasan Prambanan Jells
Pandak Bantul Ban9untapan Piyungan
2
0
0
0
0
0 0 0
0 0 0 0 0
8
Galur
Berbah
0 0 0
0
D D
Total
PM<12sih
0 0
1
0 2 0 0
0 I
5 1 0
1
0
0 0 0 0 0 0 3
0
0 0 0 0
2
0 3 0
1
Prcx!uhai 1<91ao Benlh SS di ~amatan • J11
0 0 0 0 0
9
i<.camaun Crosataoolatlon
Count J
Kalasan l"IQCIUl
KelH Benlh SS di
Ket:omttan
NfW®llM
f
Senlolo
0
Belbah
0 0 0
lemon
Klllayn Prambenen
•l
f'rllmN11«1
1 2 0 1
0 0
Jetls Pandak
0 0 0
Ban1ul Baf19'n!apan Piyungan
1 0
2
1
D
0
0
0 0 0
0
0 1
0 0
0 D
0
,
5
0
0
0 0 0 0 0
0 0 0 1
0 0
0 1
Total
-anan di Kecamalan Mfno~lr IA<>llud•n
0
0 0 0 0
0 0
0
0 3
1
Produksl Kefaa lknlh SS di Kecamatan • Jangkauan l.aY"nu di Kecamatan CIVB81abulatlon
Jannllel.lSn l..evan«n di Kecamatan Produbl
KeteaBenih SS di
KeGamatan
Nanggulan Sentolo
0
Temon
0 1 0 0
Serbsh
Kelasan Prambanan
Jetl'
Pandak Banl\A
8111VJntapan Total
Jetia
Sewon
Piyu119an
2
1 1
0 0 0 5
1 0 1 0
0 0 0
Seda"''
Pandak 1
1 0 I 0 0
Santul
0
1 0
0 2 0
0 0
1 0
0
0
1
0
0
1
1
0
0 0
1 0 D 0
3
5
0 0 0
1
0
Q
0 2
..
Page3
Produksl
Kela• Benlll SS di Koeamatan • Jangkauan
~yanan di l
C,_tabulallon
Coulll
i:>rodukili
Kalas Benih SS di
Kec:amatan
NanggulM Sentolo lemon Berbah Kalasan Prambanan Jetis Psndak Bantul
Banguntepan Pl)'Ungan Total
JanA"auan Lavanan di KecamatilJ'I
1111lV1irt 1 0
Bannuntaoan 1
0 0
0
0 0 0
0 1 1 0
0 0 0 1 0 2
0 0 0 0
3
2 0
Pa""1nan 0 0 0
2
0
0 0 0 1 1 0 1 8
0 1 0 1
P"""'"8n 1
0 0 0 0
l'roduksl ~u 0enil1SS di Kecan1atin • Jangkauall layanan Cli Kecamaun Crosstab
Jangkaoa
ProduK8'
KelaeBenih SSdl Keeamatan
l'ltnggulan Sentolo
Teman Berbah l
Prambanan Jeti•
Pandal<
Bant\11 Tolal
Bangunt:.>pan PiyunQan
Gani Dina 0
1
0 0 D 0
0 0 0 0 0 1
Total
12 21 1 16 4 1 3
6 1 2 1
68
Page4
Men99unakan
Ben ill berserfffikat lellih Clari S tahun (Kall. Ku Jonprogo)
Percent 44,0 54,0 2.0 100,0
fronuencv Valid
Sangat setuju
22 27
Setuju
Tk1ak MlUJU
1
Tolar
50
Cu"OOlative Per.,..nt 44,0 96,0 100,0
varoc:t Percent 44,0 54,0 2,0 100,0
Memakal Label B!ru {ES)
Valid
Freauencv
Selalu
9 20 20
S•nng
Kadang·l
50
18,0 40,0 40,0 2,0 100.0
Percent 18,0 !>8,0 98,0 100,0
Memakai l.•bel Ungu (SS)
-
.Valid
1
cumulative
Vclld Perctnt 18,0 40.0 40,0 2,0 100.0
Percent
Freauenc•
Selalu Sering Kadang-l<edang
10 17 15 6 50
Tld"k ptlrnah
Total
I
Vafld Percent 20,0: 3<,0 30,0 16,0
l'ercer.t
20,0 34,0 30,0 16,0 100,0
I
C'Jmt:iat1>1e
Percent 20,0
sec
$4,0 100,0
100,C·
Men~unakan Benlh HasH ~ndlrl
Valid
Fr""uencv
Selalu Sering
2 15 19 14 50
Kadang-kadang Tid~I< pemali
Total
CumUlat1ve
Pen:ient 4,0 30,0 38,0 28,0 100,0
Valid Percent
Percent
4,0 30.0
36.0
28,0 100,0
4,0 34,0 72,0 100,0
Membeli berdasarkan mulu benihnya
Vana
Selau Senng lotal
Fr...,uen"" 38
12
50
Percent
76.0 24,0 100,0
Vall
cumulallve Paroent 76,0 100,0
tOO,O
Mem bell be111H•rkan varletffnya
Valid
Selal~
Sering
Total
Ftea~en~ 38 12
50
Percent
76,0 24,0 100,0
Valid Percent 76,0 24,0 100,0
Cllmulallve Percent 75,0 ~00,0
Page2
Membeli berdasafkan ik1an
Peroeni
Fr....,uncv Valid
Selalu
2.0
1 2
Sering Kadan(l-kadang
14
T1dak pernah Total
33
50
Valid Percenl
2,0 4,0 28.0 66,0 100,0
4,0
?A.0 66,G 100.0
l
CU mulative Pereent 2,0 6,0 34,0
100,0
Membell befdasail
Percent 50,0 28,0 6,0 16,0 100,0
Valid Percent
20
Percenl 40.0
3
6,(1
\fabcl Peroenl 40,0 6,0
16
JZ.O
11
22.0 100,0
Freouencv Vabd
25
~etalu
Sering l
14
3
e
50
Freciuenev Valid
Se1alu
ser;ng Kadang-l
so
CUmuloOve
1-'ereent
50,0 28,0
6.0.
16,0 100,0 '
50,0 78,0 S4.0 100,0
Comulabve Percent 40.0 46,0 78,0 32,0 100,0 22,0 '· 100.0 I
Ti~kat Koeukupan dari Jumlahnya
va11C1
Freauencv
!"ercert
3
6,0
Setuju
24
Tidak secuiu Tolal
23
48,0 46,0 100,0
Sangat setUJU
50
Vaild Percent 8,0 48,0 46,0 100,0
Cumtllabv~ Percent
6,0 54,0
100,0
Tlngkat Kecu~upan darl Va~
Freouencv Valid
oetu1u T1dak seluju Total
14
se
50
Pereenl 28.0 72,0 100.0
Valid Percent ?8.0
n.o
Cum1J1attve Percent 28,0
100,0
100.0
Tlngkat Kecu1
V"IJd
SetujU
Tidak aelUJU Total
Freouen"" 15
35 50
Percent 30,0 70,0 100,0
Valid Pe~ 30,() 70,0 100,0
Cumulative Percent 30,0 100,0
Page
a
Sudan mendapat Info cukup (Benlh P1oduk DIY)
Valid
Sangat setuju
Freauencv 1
Percent 2,0
Setuju
15
T1dak s•tu)u Total
34
Valle! Peroent 2,0
30,0 68,0
ea
Cumulatrve Percent
30,0
68,0 100,0
100,0
2.0 32,0 100,0
Pcndapat tenl:lng KualitH Benih DIV
Freouencv
Vallel
sangat t:lagus Bag us Tk!akbagus
Total
Valid Percent
Percent
2,0 52,0 46,0 100,0
1 28 23 50
2,0 52,0 46,0 100,0
Cumolatille Percent
2,0 54,0
100,0
Plllhan terhadap Produk Bel'llll Kulonprogo
\'om1
F:eo~•~r.~ 23
se1atu
Pore~~:
Sering Kadang-kadang
23
46,0 46,0
Tldak pe1nan
1 50
2,0 100,0
Total
3
c~n)•J1atfVl) vaec t'en:6nt 46,0 ·.
46,0
e.o
rerce.:~
46,0
92,0
6,()
98,0
2,0 100,0 ·,
100.0
Plllhan terhlldap Prodult f!enlh Sloman
vahd
sela1u Senng Kadang-kadang Tlelak pemah Total
Freouencv 3 14 11
'ZJ. 50
Percent 6,0 28,0 22,0 44,0 100,0
Valid Percent 6,0 28,0
Cumulative
Percent
6,0 34,0
22,0
se.o
44,0
100,0
100,0
Pitlhan terhadap Produk Benlh Bantu! cumulaUve Valid
Sering Kaelaog-kadang Tldak perrsll
Tot.al
Freciuencv 2 25
Peroent 4,0
Valid Percent 4,0
Percent 4,0
50,0
50,0
5'.,0
23
46,0 100,0
46,0 100,0
100,0
50
Pillhan tlilrhi>dap Ptoduk Benih Gunungkidul
Valid
Sering Kadang-kadang
Tidal< pemsh Total
freciuencv 1 2
47 50
Pe<
Val/cl Pen;ent
2,0
2,n
4,0
4,0 94,0 100,0
94,0 100,0
Cumutaiive Percell! 2,0 6,0 100,0
Page4
MembeliProdukL~t DIY
Valid
se1a1u
f1..,,uenr.v 4
Kad~ng-kadang TKlak perr.ati
25
Total
50
21
Percent 8,0 60,0 42,0 100.0
Valid f'ercent 8,0 50,0 42,0 100,0
Cumu!a~ve Pen:ent
6,0
58,0
100.0
Page 5
Frequencies StatieUcs
Penggunaan
N
Valid M1ssm9
Kecamatan :10 0
B1m1h bereert1fil
Kabu""ten :10 0
I!
8en,hHas1I Senclifi
LabelB1ru IESl
La~el Ungu CSSI
30
30
30
30
0
0
0
0
Statistics
"
M~mbe~i berclasarKan nl.ltu bemhn~
Membeli
beroasarxan
vat•eta;nva
30
Valid
0
Mlt;Slll!l
30 0
Men,~h berdasarkan 11
I
Mernbeh Derdasarkan KT 30 0
I
t..~~··noe!! berda3aik•n anJuran ke'ua~a
30 0
Stali$tics
"'
Valid
Ttngkat Keco.1kupan d2n Jumlahnva 30
TmgKat Ke<:1.1kupan dan Varietas 30
0
0
Missing
Sudah mendapat mte eukep (Benih Prociuk DIYI
Kualrtas B!!mh D!Y 30 0
30 0
P1hhan temada~ Produk Bemh Kuloncrooo
3:> 0
Statistic&
N
V~hu
P1l1han lertiadap Produk Bemh Sleman 30
Missing
n
P1hhan terhaaap Produk Bemtl Bantu I
P1hhan terhaclap ProdLk Benlll Gununokidul
30
30
0
0
P11thari
ternadap
Prociuk Luar OIY 30 0
f'.requency Table
Page 1
Kecamatan
Valid
Gedanosar1 Kar a1rgmoio Ngawe~ Nglrpar Patuk
Freouencv 5 3 3
Perce rt 16,7 10,0 10,0
! VSllOPeicent
2 5
6.7
6,7
f'>tayen
1
PonJong
3
Pu!W06ari Sem1n Total
16.7 10,0 10.0
I
16,7 3,3 10,0 3,3 23,J 100,0
1
7 30
16.7 3,3 10,0 3,3 2"J,3 100,0
Cumuhmve Percent 16,7
26,7 36,7 43,3
60.0 63,3 73,3 76,7
-oo,o
Kabup;iten
Ponggunaan ee,.lh
va11(1
::1ang1n eeluJu SelUJU T1d"k ae!UJU Total
botut1iflkatlebih datl 5 tahun
Fiequencv 5 23
Valid Percent
Percent
16,7 76.7
2
6,7
30
100,0
16,7 76.7 6,7 100.0
Cumutatrve
P
Label Btru (ES) Curuula\rve Percent
Freauencv V~bcl
~lalu Senrg Kad;;ng-kadang
Tidak pemah Total
Valle! Percent
1
3,3
9 19
30,0 6'.l,3
1
3,3
3,3 30,0 63,3 3,3
30
100,0
100.0
Percent 3,3 33,3 96,7
100,0
Label Ung" {SS)
Freauen""
Valid
Senng Kadang-kadang T1cak pemah
7 19
Total
3-0
4
Pe-cent :ZZ,3
03,3 13,3 1:>0,0
Vahd~rcent
23,3
Curnulab"" Percent
23,3
63,3
66,7
13.3 1:>0,0
100,0
Page2
-
Benih Hasil Send i~
Valid
Fr,,,,uencv
s..nng Kadang-kra
9 15
6
Tidal< pemah Total
30
Cumula!lve Percent
30,0
so.e
Percem
Vad~rcen! 30.0 50.0
30,0
6C.o
20.C
20.0 100,0
100.0
100,0
Membeli berdasarkan mutu benlhnya
Freauencv Valid
20
Selalu
Serorg Kadang-kadatig
Total
Vaua
:;e1aiu Sering Kadang-ka<1ang Total
8 2 30
F rec uen cv 8
Petcenl
56,7 26.7 6.7 100,0
Pe1cett
Valld Percent 1'16, 7
Cumulabve P~nt 66,7
92.3
26.7 6.7 100,0
10C,O
CVmulat11re
Percent 2¬ ,7 9C,O 100,0
Vaid Percent
26.7
26.7
19 3
63,3 10,0
63.3 fO,O
30
100.0
100,0
Membell berdasarkan llllan
Valid
Kadang-kadang Tidak ~ernah Total
FreauenC\l 6
24 30
Percent
20,0 (!0,0 100.0
Valid~cent
Cu mutative
Percent
20.0
20,0
!!0,0
100,0
100,0
Membell berdasarkan KT FreaueflCV Valid
Se1a1u Senng Kadang-kadang Tidak pemah
Total
13 12 4 1 30
Percent
Valid
Per<:ern
43,3 40,0 13,3 3,3 100,0
Cum<Jtabve Percent
43,3 40,0 13,3 3,3 100,0
43,3
63,~ 96,7 100,0
Membeli berdasarkan anjuran ke/Uarga
Valid
Senng Kadan9·kadang T1dak pernah
Total
F1ec:men~~·
s 6
18
30
Percent 20,0 20,0 60,0 100,0
Vakl Percent 2C•,O
Cumulative
Percent
20,0 40,0
20,0
SO,O 100,0
..
100.D
Page 3
Tfngkat Kec:uKupan darl Jumlahnya
Val.cl
Se!UJU
T1dak setuiu Total
Cumulative Percent
Vano Percem
24
Percent 20,0 80,0
30
1C-O.O
1CO,O
Fr..,,uenN 6
2~.0
20.0 60,0
100.0
Tingkat Kecultupan darl Varielas
Va ltd
Fre<1uencv 6
SetUJll T1dak S~UJU
Valid
l'ercent
20,0
24
Total
-------··
I
60,0 100,0
30
Curm#at1ve
vaud Percent 20.0 80,0 100,0
Percenl 20.0 100,0
Sudato mendapat Info cukup (Benito Produk DIV)
~--r-·· I
:sa1'19at setuiu SetUJJ T1dak setuju Sangat tidal<. setu1u
t-reouencv 3 1 El
Percent 10,0
V&l'a Percent
GO,O
60,Q
7
23.3
23,3 6,7 1000
rotar
2
8,7
30
100.0
10.0
i
-- •
C-~~1u:21t.ve
Percem 10,0 70,0 93,3 100,0
•
Kualilaa &nth DIV
F1"""uencv Val1a
Percent 76,1 23,3 100,0
23
tsagUS
T1dak bagus
7
lolat
30
Cumulative Percent 76,7 100,0
Valid Per~ent 76,7 23,3 100,0
Pllihan te•hadap PrOduk Benlh Kulonprogo
Freowmcv
Valid
Senng Kadang-kadang T1dak cernan Total
2 12 16 30
Percent 6,7 40,0 53,3 100,:l
Valid Porcent 6,7 40.0 53,J 100,0
Cumulative Percent 6,7 46,7 10(>,0
Plllhan terhadap P1oduk Benih s1eman
Vai1d
Sering
Kadang-kaoanQ T1dakpemah Tolal
Freauencv 1 2
27 30
Percent 3,3 6,7 90,0 100,0
fl,7
Cumulative Percent 3,3 10,0
90,0
100,0
Valtd Percent 3,3
100,0
Page 4
Pilihan terhadap Prociuk Benlh Bantul
Valid
Fr,,,.,uencv 2 14 14 30
Senng Kadang-kadang
T1dakpemah
Total
Percent 5,7 45,7
Valid Percent 6,7 46,7
46,7
'16,7
100,0
100,0
Cumulative Percent 6,7
53,3 100,0
Pitlhan terhadap Produk 8enih Gunungkidul
Frequencv Valid
Selalu €eri"g Kadang..kadang T1dak pemah
Total
2 1
Percent 6,7 3,3
va11d Percent 6.7 3,3
4
13.3
13.3
23 30
76,7
76,7 100,J
100,0
Cumulatlve
Per~~ul
6,7
10,0 23.3
voo.o
Pllthan terhadap Ptoduk Luar OIY
F""'uencv valid
6enng Kadar19"kad~ng
T1dakpemah Total
15 10
5 30
Percent 50,0
Cumulehve vall
50.0
33,3
33,3
16,7 100,0
16,7
Percent
50,0 03,3 100.0
100,0
Pages
Frequencies
Mcngguna.uin Ben11l tll>rsertrlik.t lehlh dan 5
tah\11\ (Kab. Kulonpr_,l N
so c
Villld ll.liss1rrg
va:ietasnv;
so
VilllCI
Mi$$1ng
Label •JngU
CSSI
50 0
Menggunakan Benih Hasi1 50
0
0
I
50 0
~.... ., tl:
I
be: 6;nark•11
anjvran
:'J()
kelomook tant 50
0
0
0
mutu benilinv•
Sendiri
an;uran
berdnarkan 1klan
Membeli berd;m1r1Qn
50
Mernbe~ lletd.>nrl.>•
Menbo11
Mc.rt>~~ berdai;ark1111 N
MemaMi
Metnokal I.abet Blru (ES)
kel' """"
so
T:llOk'JI Kecu~llj)an dall J•mlahny• &I
0
0
Stalls~ Sudah mend;piil :ntoculWp (Benlh
Tingkllt Tingk2t
Kecukupan
l'4
Valid
MIS5ing
dan V811e!n 50 0
P11tnan
tefhadap
N
Valid
Kecul<.Upan dall Klas 8ef"1hnvo.
so 0
Pihhan
PWll:llfl
temadap
terl\adaj) Ptoduk Berlh
Prociuk BenJh
Prooul( Benoh
Sleman
Santul
M1S61ng
50 0
F-roOOk 0."Yl 50 0
50 0
Gofltlnnlddul 50 0
Pendl pa:
Pi111lan
telllang
tmadap
Prociuk Benlh
Kllalilat Senlli
°'-i-
Kulonnmnn
50
0
0
MemDeli Produk
war OIY 50
0
FrequencyTable· Page 1
Menggunakan
Valid
Benih bersertlfikat
lebih dari 5 tahun (Kab. Kulonprogo)
Fraouencv
=ngat~JU Seruju Tldak sotuju
22
Percent 44,0
27 1 50
Total
54,0
2.0 100,0
i
Valkl Percent 44,0 54,0 2.0 100,0
Cumuhttilm
Percent
411,0 98,0 100.0
Memakai Label Blru (ES)
Vahd
frooueni:v 9 20 20 1
iselalu Seri.'lg Kadang.l
Total
50
--Valid
Percer,t 18,0 40,0 40,0 2,0 100.0
Valid Perc.?nt 16,0 40,0 40,0
Cumulat1Ve Percent 16,0 58,0 98,0
2.0
100,0
100,0
Memakal Label Ungu (SS) Freauencv 10 17 15
setalu Sering Kadang-kadang T1d11k pemkh Total
8
50
-
PP.rcent 20,0 34.0 30,0 16,0 100,0
Curr.utallve Percent 20,0
Valid Percent 20,0 34,0
54,0
30,0
64,0 100,0
16.0 100,0
Menggunekan Benlh Hull Sendtrl
Valid
oea1u se11no Kadang-kadang Tidak pernsh Total
Freauencv 2
15 19 14
50
Percent 4,0 30,0 38,0 28,0 100,0
Cumula"ve Percent 4,0
Valid Percent 4,0 30,0 38,0 28,0 100,0
34,0
72,0 100,0
rAembell berdasarkan mutll benihnya
Frenuencv Valid
Sela•u
38
Senn9
12
Total
so
Percenl
Cumufativa
Valid Percent
16,0 24,0 100,0
Percent
76,0 24,0 100,0
76,0 100,0
Membell berdasarl
Val>:!
Se1alu Serin9 Total
Freauencv 3S
12 50
Percent 76,0 24,0 1 :>0,0
Valid Percent 76,0 24,0 100,0
Cumulative
Percent
76,0 100,0
-·
Psge2
M embeli benlas.al1Can iklan
Vahd
Selalu Sering Kadang-kadang 11da~ pernah
Fr""uenc:v 1 2 14 33
Petcel'lt 2.0 4,0 28,0 60,0
50
10C,O
Total
Vallel Percent 2,0
~.o
28.0 66,0 100.0
Cumulative Pereent 2,0 6,0 34.0 100,0
Cumulative
Valid
Freauencv
Selalu
?5 14
Sering Kadang-kadang Tidal< pernah
Total
3
6,0
8
16.0 100,0
50
Freauenc~ V3l1d
Selalu Senng Kadang-kadang Tidak pernah Total
Percent 50,0 28,0
3
40,0 6,0
16 11
32.0 22,0
50
100,0
Peroenl 50.0 78,0 84,0 100,0
40,0
Cumulative Percent 40,0
6,0 32,0
46,0 78,0
22,0
100,0
V-..W Percent
Pera!l't
20
ValiO Pelcent 50.0 28,0 6.0 16,0 100,0
ioo.c
Tlngkat Kccul
Freouencv Valld
3
Sangat setuju Setuju Tidal( setuju
Tobi
24 23
so
Percent 6,0 48,0 46,0
100,0
Valid PetOE>nt 6,0 48,0 46,0 100,0
Cumulative Percent 6,0 54,0 100,0
Tlngkat Keeukupan c:tatl Vailetas
Valid
Fr....,ueri<:v 14
Seruiu n:iak setuJu Total
36 50
Percent
28,0 72,0 100,0
varo Pe1C111 «
28.0
n.o
Cvmulatlve Pereent 26.0 100,0
100,0
Tlng~at Kecukupan c:tarl Klas Be
Freouencv Va ltd
Setuju Tidakmuju
Total
15 3:5 5()
Percent
30,0 70.0
100,0
'lalid Percent 30,0 70,0 100,0
CumulaUve Percent 30,0 100,0
Page 3
Sudah mendapat into cult\lp {Benih Produk
Vehd
Frenuenc• 1
,~
TKlak setuju To!al
34 50
Cur:JIJl~ive Percen! 2,0 32.0
WldPetceo!
Percent
Set\Jju
i:;angat sew1u
01YJ
2,0 30,0 68,0 100,0
2,0 30,0 68,0 100.0
100,0
PendapattenCang Kuelltas Bcnih DIV
Perce11t 2.0 52,!l 46,0 100,0
freQuencv
valld
sangs! Bagus
1
BaQuS
26
Tidak bagus
23
Tot:>I
50
Cutnulative Percent
V31id Percent 2,0 52,0 46,0 100,0
2,0 54,0 100,0
Pilihan terhadap P1odulc Benlh Kulonprogo J
'
Vallcl
se;atu ~ring Kadeng-l
,,,,,,.,,,~,
Perwnr
23
46,0
3
6,0 2,!l 100,0
23 1
so
\laud l'McerJ
46,0 46,0 6,0
46,0
2,0
l
\;U.'\.,._.:3t1ve
I
_f.('rC!Hl
-ss.o 92,0
98,0 100,0
100,0
Plllhan temadap Produk Benlh Sl•man Cumulative
Fret>uenov Vahd
Sering
~ 1~
Koidang-fcadang
11
TldaK pemah
2'J
Total
50
~lalu
Pen:enl 6,0 28,0 22,0 44.0 100,0
V.lld Percent
6,0 28,0 22,0 44,0 100,0
Percent
6,0
34,0 56,0 100,0
Pllitlan terhadap Prodult Benih Bantul
Vali:l
Sering Kadang-.l
Frenuen-· 2
25
Tidok pernah
23
Total
50
Percenl 4,0
cumutatlve ValiO Percent 4,0
so.e . 46,0
50,0 "6,0 100,0
Peroent 4,0
54,0 100,0
100,0
Pillhan terhadap Produ~ Berilh Gunuagktduf
Freauencv Vel1d
Senng
Kadar,g-l
1
2
47 50
Per<:efll 2,0 4.0 !14,0 100,0
vatld
Peroeot 2,0
4.0 94,0 11>0,0
Cumuta!MI Percent 2.0 6,0 100,0
Page4
1uencies Statistics Me119gunakan Benlh bersertlfikat lel:>Jll dar• S tahun(Kab
Valid M1ss1ng
Slemanl
Men>akal LabelBiru
IES\
Metnakal Label Un9u
Menggunal
(SS)
119
1HI
0
0
119 0
Mem1>eu
berda$alllan mutu bemt.nva 119
0
Me MDCII becdasalkan vanelasnva 119 0
St.:itlsties
Valid Missing
Memcell t:Jert!asar~n Jklau 119
0
0
Tmgkat
Tingkat
Valid
Mi$~ing
Keoukupan dari Varie!as 119 0
r
Membeli
rAe'11l.,e!i b(-rdaaar'.:a~ kemasall 119
Kecukupan dart Klas Benihn•a 119 0
~rda,a: ka~
an1~rsri I k21omook tan• i 119
ol
Slldah mendapal info cukup (Benih P'OdukOIYI 119
Mem!>el!
!
a~z:.sra'l
keluaraa
119 0
darJu·nlahrwa 119
!19 0
I
a
Pilltian
Pendapat tentang Kualitas BenihDIY
0
Tingka: K~·;U~•·);t~ I
,1
tertoadap Produk Elen1h K.ulonol""O
119 0
Pdl/1an t&rhadap Produk Bcn1h Sleman
119
0
Statistics
Pllihan terhadai;> Produk Benlh Ban1u1
119
Plllhan temadap Pfoduk Benih Gununa~ldul 119
0
0
valid
Missing
P1hhan
terhadap Ptoduk Senlh Luar OIY
119 0
1uency.Table Page 1
Menggunakan Benlh beraertiflkat
Fregueni;y llid
Sangat Setuju
Percent 37,0 55,3
44
SelU)U
67 8 119
T'liak .etu1u
TQtat
lebih oati s tahun (Kab. Sleman}
6,7 100,0
YaJ1d Pen::ent 37,0 56,3 8,7 100,0
Cumulabve PerCAnl
37,0 93,3 100,0
Memakai Label Diru (ESt
lld
Selalu
Sering Kadang-l
33 4
119
Percem 31,1 37,6 27.7 3,4 100,0
Valid Percent
C•Jmulative
37,B
Percent 31, 1 66,9
27,7
96.6
3,4
100,0
31, 1
100,0
Memakal Label Ungu tSSJ
-----· lld
fMOuencv 37 4S
--iFr..,uency
::ier1119 Kadan9·bdan9 Tldak Pomah
T0\21
5
59
58 119
Perc~nt
Valfd Percent
4.2 47, 1
4,2
47,1
4ll,7
48.7 100,0
100,0
Ct1mulatlve
Percert 4,2 51,3
100.0
Menggunakafl Benlh HMll Sendlrl
id
F""'uencv
s..n~g Kadang-~adang fr<:lale pamah Total
s
5S
59
119
Petcem 4,2 46,2 49,8 100,0
Val•d Pe1cent 4,2 46,2 49,6
Cumulative Peroelll 4,2 50,4 100,0
100,0
Membell .betd&.sarkan mut.. benihnya
iCl
&!lalu Sering
Kadang-ka<1ang Tldak pernah Tolal
Ftequency
Percent
vand Peroent 58,0 ~1,9
69 J3
580 31,9
11
9,2
9,2
·.
,8 100,0
,8 100,0
,
119
Cusmlative
Percent
58,0 89,9 99,2 100,0
Page2
Membeli berdaS
lld
Freauencv 56
Sela1u
Semg
40
Kadang-kaoang Tu:tak pemah Total
20 3 119
Percent 47.1 33,8 16,8 2,5 100.0
Valfd Percent
47,1 33,6 18,8
2,5
Cumulat1Ve
Pernent
47,1
60,7 97,5 100,0
100,0
Membell betdaaarkan l(ema.san
l!d
Fr,.•uencv 19
Selalu
s
Serl:ig
KadanEJ-kac:tang
12 a3 119
T1dakpemah Total
Id
Percent 16,0 4,2 10.1 69,7 100,0
Valid Percerot 16,0 4,2 10, 1 69,7 100,0
Pere~m ,8 1,7 19,3 78,2 100,0
Valid Percent .8 1,7 19,3 78,2 100,0
Cumulative Pj!rcent 16,0 20,2 30,3 100,0
. Selalu Sering Ke<1ang-kae1an9 T1dak pernah Total
Fr..,,uenev I
2 23
93 119
Cumul<1tive Percent
.8 2,G
21,B 100,(1
Membell berdasarkan anjura11 kelompok tanl
d
Freauencv
Se!aJu
72
Se,\rig
Kadanu-l
35 11
1 119
Percent 60,5 29,4 9,2 ,!I 100,0
Vshd Percent 60,5 29,4 9,2 ,8 100,0
Cumulative Percent 60,5 89,9 99,2 IOO,O
Membell berdasarlam 811)uran keluarga
j
Ser111g Kad-.ng-kadang Tidak pernah Total
F"""Uen~ 3
49
67
119
PeTCflnt
2,5 41,2 SS,3 100,0
Va/Id Percell! 2,5 41,2 56,3 100,0
Cumulatl\lEI Percent 2,5
43,7 100,0
Page:)
lingkat Kecukupon dari Jumlahnya
1<1
Fre<>uet1~ 1
::>al'lGat setllJU
Percent
9()
,8 23,S 75,6
11~
100,0
28
Setuju T1<1a1<. selu1u
Total
Cumulatrve Percent
Valid Percent ,8
,8 :211,4 100,0
23,5 75,tl 100,0
Tlngkat Kecukupan darl Varleta&
FreouenN Id
Sangat selUJU SelUJU Tfdak aetuju Total
Percent 1
Valid
.a
79
66,4
39 119
100,(l
Cumulati\fe Percent ,8 67,2 100,0
Percent ,8 W,4 32,8 100.0
32,8
Ttngl
,
! ·r!5•l'Ue,,cv Id
8a119<0l,;.,IUJU
Setuju l 1dak setuiu
.s
!
I Cv:nuiat1ve
vs':a Pe.-cent ~
38
119
rtor~er.~
,8 67,2 31,9 100,0
67,2 31,9 100,0
80
Total
I
~e:c-::-:t
,8
68,1 100,0
Sudah mendapat Into cukup (Benlh Produk DIY)
1a
Percem
Fr..,,uen"" 4 104
~ngat setuJu Setuju Tidak setl.tjU Total
3,4
87,4 9,2 100,0
1l 119
YaJJd Percent 3,4 87,4
CumulaUve
Percent
3,4
90,B 100,J
9.2 100,0
Pendapat tentang Kualilas Benlh OIY Freouencv Id
Ba9U$ Tidak bagus Sa1"9altldak bagus Total
112 6
Percent Valid Percent 94,1 94.1 ' s,o 5,0
1
,8
.a
119
100,0
100,0
Cumulalrve
Percent 94,1 99,2 100,0
Plllhan 18rhadap Ptoduk Benih Kulonprogo
icl
Selalu Sering
Kada11g-kadang Tidak pemah Total
F""' uer."" 2 B 75
Percent 1,7
34
28,6 100,0
119
6,7 63,0
Vshd ?ercent
1,7 6,7 63,0 28,6
Cumulative Percent 1,7 8,4
71,4 100,()
100,0
Page4
rllihan tefl>adap
Id
Prociuk Benill Sleman
Frl'l
selalu Serins
9 30
Kaclarig-kadan9 Tldak pernah
Total
70 10 119
Peroe111
Yalld Percent
7,6
7,6 2~.2
25,2 58,8 B,4 100,0
se.e 8,4
Cumulative
Percen1
7,6 32,8 91,6 100,0
1•JO,O
Pilihan terhadap Prociuk Benlh B.antul
1a
Freciuency
ser1r19 Kadang-kadang Tldakpem~h
Total
12
77 30 11!.l
Val
Percent
10.1 64,7 25,2 100,0
10, 1 64,7
25,2 100,0
Cumulative
Percent
10,1 74,8
100,0
Pillhan tllrhadap Prociuk Benih G11nun9kldul
1 Freauencv Id
KadanirKadang
Tidak i:iern•h
Total
4
rts 119
: Percent :3,4 96,6 100,0
--
Val d Percent
Ce..1rnt11at1·1e I Perce'11
:3,4
3,4
9f:i,l:i 100,0
100,0
Pllihan tethadap Produk Benlh luat DIY
Id
Sering Kada11g-kadang T1dakpemah Total
Freauencv
28 63 28
119
Percent 23,5 S2,9 23.S 100,0
Valid Percent 23,5 52,9 23.5 100,0
Cumulawe
Percent 23,5 76,5 100,0
Page S
~uencies
Men9gunakan
Bemh
Valli:!
berset11hkat leblh darl 5 tatiun {Kat>. Bantull 72
Miss1r>g
Memaka1 Label B1ru
!ESJ
Memakal Label Ungu
Men99un~kan BemhHasil
Sendili
ISS)
72 0
72
0
0
Membell
Membeh berdasarkan vanetasnva 72
berclasarkan
mutu bemhn~a
72
72
a
0
0
Statl~tics
Mcrnb>.•· Lbr~as21~an
~rijuran kelomook lam
lkl"n
Vahd M1ss1ng
Memt!~1t befda~a~L<~ri
Ke~Jkt.:pan
keluaraa
Jumlahny"
72 0
72
0
r1ngKat
Membell
bF-•dasar~a~ an;ur&:'i
dan
72
72 0
Tir.g!';at '
i(<.;Ulct;~!"I
c:iri Vanclaa
72
0
0
Stadstles
Va11c1 Missing
suaan
Tingka1 Kecukupan dati Kia~ Benihn""
mendapat lnfocukup (Bemh
rz 0
PrO(lukDIY)
72 0
Pendapat
tenta119 Kualltas Bet11h DIY
72 0
Pilihan
Pilihan terhadap Produk Ben1h Steman
temadap ProdukBemh
Kulonomno
72 0
72
a
P11ihan telhadap Produk Benlh Bantul 72
0
Slatltllc8
va110
Pll1han tem&dep Prociuk Benfh Gunund~Jdul
Missing
12 0
Membeh Produk L11ar DIY 72
a
uencylable Page 1
Menggunakan 8enlh bersertifikat lebih dari
id
Percent 40,3 51,4
Freouen""
Sangat setuju Setuju 11dak~uJu
29 3{ 6
Val'K:I Percent
40,3 51,4
8,3 100,0
72
Total
5 lahun (Kab. Ban1ul)
8,3 100,0
cumulative Percent 40,3
91,7 100,0
Memakal label Biru (ESI
id
Frequencv
Selalu Sering
23 32
Kadang-1
15
Tidak pernah
2 72
Total
-----;
.
Seung Kadang-kadang Tldak pemah Total
Valid Percent
31.9 44,4 20,3
31,9 44,-4
20.3
2,8
2.8
100,0
100.0
Cumulative
l'erceot
31.9
76.~ 97,2 100,0
Memakai label Ungu (SS)
-
Freauency Id
=ereem
27 28 17 72
Percent
Valia Percent
37,5 38,9
37,5 311,9
23,6 100,0
100,0
23.6
Cornubll~\'e
Perce."lt
37,5 78,4 100.0
MIH\Q9unakan Benlh Hasll Sendlri
Frecuency Id
Senng Kadang-ka::lang Ttdek pernah Tola I
a
Percent
11,,
Valid Percent 11, 1
24
33,3
33,3
40
55,6 100,0
55,6 100,0
72
Cumulative
Percent
11, 1 44,4 100,0
Metnbell berdaaarkan mul\.l benihnya
a
~ra;u Kadang-ka<Jang To:al
Pe-cent 6'5,3
Va~d Percent 65,3
13
18, 1 13,9 2,8 100,0
18, 1
~7
Sering Ti
Freauencv 10 2
72
13.9 :2,8 100.0
0.nnUlative Percent
65,3 83,3 97,2 100,0
Membeli berdasarl
d
Fr..,,uencv Selalu
41
Sering l
28 3 72
Percent 56,9
as.s 4.2 100,0
Vaid Per«nt 56.9 38,9 4,2 100,0
C\lntulabve Percent
56,9 95,a 100,0
Page 2
Membell berdas.irkan iklan
Id
Selalu Sering
Kadang-~adang Tidak pernah Tctal
Fr....,uencv 2 3 6 61 72
Percent
Valu:f Percent
2,8
2,8
4,2 8,3
4,2 8,3
84,1 100,0
84,7 100,0
Cumulative Percent 2,8 6,9
15,3 100,0
Membell bel'dasarkan anJuran kelornpok tanl
d
Fr.,...uencv Selall1 Sering Kadang-~adang To:ol
50 12 10
72
Cumulative
Percent 69,4
Valid Percent 69,4
1E:i,7
16,7
13,9 100,0
86,1
13,9 100,0
100,0
Percent
69,4
llernbell oordacarkan anjuran ke!U3tga
j
6enng Kadang-kadang
F~u~ncv 10
28
T1dak per~oh Total
34 72
P~rcent 13,9 38,g
•
47,2 100,0
.
Valid Percent 13,9 38,9 47,2
Cumut~t•ve
Percent
13,9 52,8
100,0
100,0
Tlngkat Kecvkupan aarl Jumlahnya
j
:;angat setuju Setuju
Tfdak "etuju Total
Freouencv
Percent 56,9
Valid Percent 56,9
25
34,7
6 72
34,7
6,3 100.0
41
6,3 100,0
I
I
Cl.lmulatlve
Percent
se.s 91,7
100,0
llngkat Keculcupan dari Varietas
sa111:1at •eb.lJU Setuju Tldak setu1u Total
Fr...,ue~"" 2 64 6
72
P1m:enl
z.a
Valld Percent 2,8
88,9 8,3
88,9
8,3 100,0
Cumulative Percent 2,8 91,7 100,0
100,0
Tingkat Keculu1pan dart Klas Benihnya
sangat setUJU SetuJU Tidal(
Total
setuju
Freauencv 11
49
12 72
Percent 15,3
Valid Percent
15,3
se.1
68,1
100,0
100,0
16,7
16.7
Cumulabve
Percent
15,3 83,3 100.0
Page3
Sudah mendapat Info cukup (Benlh Prociuk DIV}
d
Sanga! S&tu)U SetlljlJ Tidak &etLJju Total
Fr..,,uen"" 2 S3 7
Percent
Valid Pement
2,8
72
CUmUlattw Pereent
2.8
2,6
67,5 9,7
87,5
90,3
9,7
100,0
100,0
100.0
Pendepat be<\tang Kualitas Benih OtY
d
Salljlai Bagus eagu9 7'01;1;
Frecuencv 4 68 72
Percent 5,6
V-orld P"'cert
94.~ 100,0
CUmulatrve Percent
S.6
5.6
94,4 !00.0
100,0
Piii ha n tertladap Piodu k Beoih Kulon progo
Frz91je:ic·1 0
'5eta1u
1~
l
Pere-..e'l!
\'aloe: ;>e,,,.,,;1
~.4 c
"''8.~
3
4,2
4.2
50
69,4
69,4 100,0
72
100,0
CUmulalNc l='e:-cent
~.4 J0,6 100,0
Plllhan feJhadap Prociuk Benlh Steman
a
Kadang...kadano Tieakpemah TD!al
Ft""uen,.., 3
Percent 4,2
Valid Perc:etl1 4.2
69 72
95.8 100.0
95,8 100,0
Cumulative Percent 4,2 100.0
Pltlhan terhaaap Produt Benlh Bantut
cl
Selalu Senng Kada11g-kadarig Tldakpemah Total
Fre<1uencv 34
10 9 19 72
Percent
Valid Percent
47,2 13,9 12.5 26,4 100,0
47,2 13,9 12,5
2fi.4
CUmlAatlve
Percent
47,2 61,1 73,6 100,0
100.0
Pllihan whaclap Produle Benlll Gun un~kldW
j
KadaPg-~adang Tldak ~omah Tolal
Fr..,,uen""
Percent
2
2.8
70
97,2 100,0
72
Valk! Percent
2.8
97,2
Cumulactve Pe=nt ?,8 100.0
100,Ci
Page4
Membeli Produk
Fr.,..,uencv ia
Selalu
senng
2
Kadang.kadang Tldak pemall
16 24 30
Total
72
luar OIY
Percent 2,8 22,2 33,3 41,T 100,0
Valid
Percent
Cumulative Percenf
2,8
2,8
22,2 33,3 41,7 100,0
25,0 58,3 100,0
Page 5
UNIVERSITAS DIPONEGORO.
RIWAYAT BIDUP PENULIS
Siti Khajatiyah, dengan panggilan kecil Ajat, adalah anak. keenam dari delapan bersaudara dari keluarga pasangan Bapak. H. Surip (Alm) dan Ibu Hj. Sarminah (wafat tanggal 21Agustus2008) yang lahir di Kota Kebumen pada hari Selasa, 17 September 1974. Masa kecil hingga remaja dilaluinya di Kebumen, Jawa Tengah dan sekarang setelah berkeluarga tinggal di Yogyakarta.
Masa pendidikan diawali di SD Negeri 4 Taman Winangun, Kebumen yang lulus tahun 1986, dan melanjutkan ke SMP Negeri 3 Kebumen yang lulus tahun 1989, kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 1 Kebumen pada Jurusan A-2 atau Biologi hingga lulus pada tahun 1992. Pendidikan tinggi ditempuh di Universitas Jember pada Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian dan memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada tahun 1997. Tahun 2007 hingga 2008 melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana di Semarang pada bidang studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota pada Program Pascasarjana Universitas Diponegoro melalui program beasiswa dari Pusbindildatren Bappenas program 82-13 Bulan. Pengalaman kerja diawalinya sebagai guru honorer di suatu Sekolah Tek:nik Menengah (STM) dan Sekelah Menengah Atas (SMA) di Purwokerto mulai Juni Tahun 1997 sampai diterima sebagai CPNS dengan TMT bulan Maret tahun 1999 di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura · UI Jawa Timur, beralamat di Wonocolo, Surabaya ditempatkan di bagian Laboratorium Uji Benih, Selanjutnya terhitung mulai tanggal 26 Januari 200 l, penulis pindah ke Satgas Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Yogyakarta karena menikah untuk mengikuti suami di Yogyakarta. Penulis bekerja di bagian Pelayanan Teknis di Balai tersebut dan sejak. otonomi daerah, bagian Pelayanan Teknis melebur dalam suatu seksi Pengawasan Pemasaran, sehingga sampai saat ini penulis masih bekerja sebagai staf seksi Pengawasan dan Pemasaran di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Daerah Istimewa Y ogyakarta.
Dari basil pernikahannya dengan Adam Wisnu Wardhana SSn di penghujung tahun 2000, kini Alhamdulllah penulis telah dikaruniai seorang putri bemama Salmaa Farah Salsabiila yang berusia 7 tahun dan seorang putra bernama Mochammad Naufal Chaidar Maajid yang berusia 6 tahun.