Katalog BPS : 2301003.34
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2011-2012 ak ar ta .b
ps .
go
.id
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ht
tp
://
yo gy
Bulan Pencacahan : Februari 2011, Agustus 2011, Februari 2012
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2011-2012
ISBN
: -
Nomor Publikasi : 34521.12.18
:
go
Naskah
: 2301003.34
.id
Katalog BPS
Seksi Statistik Kependudukan
:
Seksi Statistik Kependudukan
:
://
Diterbitkan oleh
yo gy
Bidang Statistik Sosial
ak ar ta .b
Gambar Kulit
ps .
Bidang Statistik Sosial
ht
tp
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi D.I. Yogyakarta
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
.id
go
ps .
ak ar ta .b
yo gy
://
tp
ht
Kata Pengantar
Publikasi
Statistik
Ketenagakerjaan
Provinsi
Daerah
Istimewa
Yogyakarta 2011-2012 ini menyajikan data ketenagakerjaan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) yang dilaksanakan pada Februari 2011, Agustus 2011, dan Februari 2012. Publikasi ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat pengguna data dalam memperoleh informasi pokok mengenai keadaan
.id
ketenagakerjaan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2011-2012.
go
Kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga publikasi ini
ps .
dapat diterbitkan, disampaikan terima kasih. Saran untuk perbaikan publikasi
ak ar ta .b
Statistik Ketenagakerjaan edisi berikutnya sangat diharapkan.
Yogyakarta, Desember 2012 Badan Pusat Statistik Kepala,
Ir. Wien Kusdiatmono,MM NIP. 19561120 197903 1 001
ht
tp
://
yo gy
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
i
Abstraksi
ht
tp
://
yo gy
ak ar ta .b
ps .
go
.id
Publikasi ini menggambarkan kondisi ketenagakerjaan yang mencakup karakteristik penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk yang bekerja, dan pengangguran di Provinsi D.I. Yogyakarta. Publikasi ini disusun berdasarkan hasil Sakernas Februari 2011, Agustus 2011, dan Februari 2012. Di Provinsi D.I. Yogyakarta, jumlah penduduk usia kerja atau penduduk berumur 15 tahun ke atas pada Februari 2012 diperkirakan 2,73 juta orang. Jumlah penduduk usia kerja laki-laki dan perempuan masing-masing sekitar 1,33 juta orang dan 1,4 juta orang. Jumlah penduduk usia kerja tersebut meningkat bila dibandingkan dengan keadaan pada Februari dan Agustus 2011 yang berturut-turut mencapai 2,71 juta dan 2,72 juta orang. Di antara penduduk usia kerja, terdapat mereka yang tergolong sebagai angkatan kerja dengan jumlah 1,92 juta orang pada Februari 2012, atau mengalami penurunan sebanyak 300 ribu jiwa bila dibandingkan Februari 2011 (1,95 juta jiwa). Jumlah angkatan kerja laki-laki pada Februari 2012 sekitar 1,07 juta orang, sedangkan jumlah angkatan kerja perempuan sekitar 855 ribu. Secara umum masih banyak Angkatan Kerja yang berpendidikan paling tinggi tamat SD, masing-masing secara berturut-turut : 39,00 persen, 38,21 persen, dan 33,71 persen pada Februari 2011, Agustus 2011, dan Februari 2012. Secara umum Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi D.I. Yogyakarta pada Februari 2012 lebih rendah bila dibandingkan dengan kondisi Februari 2011, tetapi lebih tinggi dibanding Agustus 2011. Pada Februari 2011 dan 2012 TPAK di Provinsi D.I. Yogyakarta mencapai 71,41 persen dan 70,47 persen. Sementara TPAK pada Agustus 2011 tercatat sebesar 69,76 persen. Bila dibedakan menurut jenis kelamin, maka terlihat bahwa TPAK perempuan selalu lebih rendah bila dibandingkan TPAK laki-laki. Pada Februari 2012 misalnya, TPAK perempuan 61,13 persen, sedang TPAK laki-laki 80,24 persen. Jumlah penduduk usia kerja yang bekerja pada Februari 2012 sekitar 1,94 juta jiwa. Mereka terserap di berbagai sektor ekonomi. Empat sektor utama yang banyak menyerap pekerja adalah sektor perdagangan sebesar 27,00 persen, pertanian 24,24 persen, jasa-jasa 20,33 persen, dan industri 15,65 persen. Jika diperhatikan angka pengangguran, tampak bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) perempuan cenderung lebih rendah daripada TPT laki-laki pada ketiga survei terakhir. Pada Februari 2012 TPT perempuan sekitar 2,80 persen sedangkan pada kelompok laki-laki terdapat sekitar 5,11 persen. TPT sangat menonjol pada kelompok umur 15-19 dan 20-24 tahun. Dilihat dari tingkat pendidikannya tampak bahwa TPT tertinggi tercatat pada mereka yang lulusan D1/D2/D3 dan SLTA. Tetapi jika dilihat berdasarkan jenis kelamin agak berbeda yaitu TPT laki-laki tertinggi pada tingkat lulusan D1/D2/D3 sebesar 8,95 persen dan SLTP sebesar 6,11 persen. TPT perempuan tertinggi Universitas 7,99 persen, kemudian diikuti lulusan SLTA sebesar 4,70 persen. Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
ii
Daftar Isi
Halaman ii
Abstraksi …………………………………………………..……………………...
iii
Daftar Isi ………………………………………………….……………………….
iv
Daftar Tabel ………………………………………………………………………
v
Daftar Gambar ………………………………….………………………………..
vii 1
2. KARAKTERISTIK PENDUDUK USIA KERJA …………………………..
5
3. KARAKTERISTIK ANGKATAN KERJA …………..................................
9
4. KARAKTERISTIK PENDUDUK YANG BEKERJA ………………………
16
5. KARAKTERISTIK PENGANGGURAN …..........................................….
23
go
PENDAHULUAN ………………….........………………...................…….
ht
tp
://
yo gy
ak ar ta .b
ps .
1.
.id
Kata Pengantar …………………………………………………………………..
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
iii
Daftar Tabel Halaman
Tabel. 1b
Tabel. 2a
5
Penduduk Usia Kerja menurut Jenis Kegiatan selama Seminggu Sebelum Pencacahan dan Jenis Kelamin, Februari dan Agustus 2011 ...............................................................................................
6
Persentase Penduduk Usia Kerja menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Februari 2012 ........................................................
8
Persentase Penduduk Usia Kerja menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Februari dan Agustus 2011 ....................................
Tabel. 4b
9
Persentase Angkatan Kerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, Februari 2012 ……..........……....
10
Persentase Angkatan Kerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, Februari dan Agustus 2011 .........
10
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Februari 2012 .......……………………..
11
ht
tp
Tabel. 5a
Persentase Angkatan Kerja menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Februari dan Agustus 2011 ............................................
ak ar ta .b
Tabel. 4a
9
yo gy
Tabel. 3b
8
Persentase Angkatan Kerja menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Februari 2012 …………………………………………...
://
Tabel. 3a
ps .
go
Tabel. 2b
Penduduk Usia Kerja menurut Jenis Kegiatan selama Seminggu Sebelum Pencacahan dan Jenis Kelamin, Februari 2012 .............
.id
Tabel... 1a
Tabel. 5b
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Februari dan Agustus 201....................... 12
Tabel. 6a
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Kelompok Umur, Status Daerah, dan Jenis Kelamin, Februari 2012 ………
12
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Kelompok Umur, Status Daerah, dan Jenis Kelamin, Februari dan Agustus 2011 ...............................................................................................
13
Tabel. 6b
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
iv
Tabel. 7a
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, Februari 2012 …………………………………... 13
Tabel. 7b
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, Februari dan Agustus 2011 ............................. 14
Tabel. 8a
Tingkat partisipasi Angkatan Kerja menurut Pendidikan, dan Status Daerah,, Februari 2012 ………………………………………
14
Tingkat partisipasi Angkatan Kerja menurut Pendidikan, dan Status Daerah, Februari 2011 ........................................................ 15
Tabel. 8c
Tingkat partisipasi Angkatan Kerja menurut Pendidikan, dan Status Daerah, Agustus 2011 ......................................................... 15
Tabel. 9a
Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, Februari 2012 .......................................................
16
Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, Februari dan Agustus 2011 ...................................
17
Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Februari 2012 ……………..
17
Tabel. 10b
go
ps .
ak ar ta .b
Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Februari dan Agustus 2011................................................................................................ Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Februari 2012 ...……………................
ht
tp
Tabel. 11a
yo gy
Tabel. 10a
18
://
Tabel. 9b
.id
Tabel. 8b
19
Tabel. 11b
Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Februari dan Agustus 2011 .................. 20
Tabel. 12a
Persentase Penduduk yang Bekerja menurut jenis pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Februari 2012 ………………………..
Tabel. 12b
21
Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Jenis Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Februari dan Agustus 2011 ................. 21
Tabel. 13a
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Februari 2012 ...........………………………………. Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
23 v
Penduduk yang Bekerja menurut Jenis Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Februari dan Agustus 2011 ................................... 23
Tabel. 14a
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, Februari 2012........………………………………………..
24
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, Februari 2011 .................................................................
24
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, Agustus 2011 ..................................................................
24
Tabel. 14c
Tabel. 15a
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Status Daerah, Februari 2012 ………………………………………………
go
Tabel. 14b
.id
Tabel. 13b
25
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Status Daerah, Februari 2011 ................................................................... 25
Tabel. 15c
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Status Daerah, Agustus 2011 .................................................................... 25
ht
tp
://
yo gy
ak ar ta .b
ps .
Tabel. 15b
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
vi
Daftar Gambar Halaman
7
Gambar 1b Persentase Penduduk Usia Kerja menurut Jenis Kegiatan Februari 2011 ……………………………………………………….
7
Gambar 1c Persentase Penduduk Usia Kerja menurut Jenis Kegiatan Agustus 2011 …………………………………………………….....
8
Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Jenis Kelamin, 2011-2012 ................................................................................
ps .
go
Gambar:. 2
.id
Gambar:. 1a Persentase Penduduk Usia Kerja menurut Jenis Kegiatan Februari 2012 ……………………………………………………
18
ak ar ta .b
Gambar:. 3a Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan utama, Februari 2012 ..............................................
16
Gambar:. 3b Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama, Februari 2011 ................................................................ 19
Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Kegiatan Formal/informal, 2011-2012 ......................................................
ht
tp
Gambar:. 5
Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Jam Kerja Seminggu, 2011-2012 …………………………………………..
Gambar.. 6
20
://
Gambar:. 4
yo gy
Gambar 3c Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama, Agustus 2011 ............................................................... 19
22
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, Februari 2012 .............................................................. 26
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
vii
1. PENDAHULUAN Ruang lingkup
Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan informasi ketenagakerjaan yang lebih rinci dan berkesinambungan, BPS Provinsi Daerah Istmewa Yogyakarta (D.I.Yogyakarta) menyusun “Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2011-2012”. Publikasi ini menyajikan gambaran umum ketenagakerjaan di Provinsi D.I. Yogyakarta, agar dapat digunakan sebagai bahan referensi dan dasar evaluasi pembangunan dan penentuan arah kebijakan.
ak ar ta .b
ps .
go
.id
Publikasi ini bersumber dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari dan Agustus 2011, serta Februari 2012. Data yang dicakup antara lain : jumlah penduduk usia kerja dan kegiatannya, angkatan kerja, penduduk yang bekerja, penyerapan di lapangan usaha, status pekerjaan, serta karakteristik lain yang berhubungan dengan ketenagakerjaan. Data tersebut dirinci menurut karakteristik umur, jenis kelamin, dan pendidikan.
ht
tp
://
yo gy
Sakernas pertama kali dilaksanakan pada 1976. Sampai saat ini Sakernas telah mengalami berbagai perubahan baik dalam periode pencacahan maupun cakupan wilayah dan rumah tangga. Dengan pertimbangan mendesaknya tuntutan data ketenagakerjaan serta berdasarkan berbagai hal lain, maka pada periode 2005-2010 pelaksanaan Sakernas secara semesteran, yakni Semester I pada bulan Februari dan Semester II pada bulan Agustus. Sakernas mulai 2011 dilakukan kembali secara triwulanan yaitu : Februari (Triwulan I), Mei (Triwulan II), Agustus (Triwulan III), dan November (Triwulan IV) yang penyajian data dirancang sampai tingkat provinsi. Pelaksanaan Sakernas Agustus selain triwulanan juga terdapat sampel tambahan untuk kepentingan angka tahunan sebagai estimasi sampai tingkat kabupaten/kota. Pelaksanaan Sakernas 2012 di Provinsi D.I. Yogyakarta dengan jumlah sampel sekitar 2.560 rumah tangga selama satu tahun yaitu 64 blok sensus setiap triwulanan dengan sampel 10 rumah tangga tiap blok sensus.
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
1
Diagram 1. Penduduk
Usia kerja
Bukan usia kerja
Angkatan Kerja
Pengangguran
Mengurus Rmh tangga
Sekolah
Lainnya
ps .
Mempersiapkan Usaha
yo gy
Mencari pekerjaan
Sementara tdk bekerja
ak ar ta .b
Sedang bekerja
go
.id
Bekerja
Bukan Angkatan Kerja
ht
tp
://
Konsep definisi
Merasa tak mungkin mendapat Pekerjaan
Sudah punya pekerjaan tapi blm mulai bekerja
Pendekatan teori ketenagakerjaan yang digunakan dalam publikasi ini adalah Konsep Baku Angkatan Kerja (Standard Labor Force Concept). Menurut konsep ini penduduk dibagi dalam beberapa kelompok, seperti ditunjukkan oleh diagram 1.
Batasan (definisi) yang berkaitan dengan konsep tersebut, sebagai berikut: Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia atau wilayah observasi selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
Penduduk usia kerja
Definisi penduduk usia kerja yang digunakan di Indonesia adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas.
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
2
Angkatan kerja didefinisikan sebagai penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.
Bekerja
Kegiatan bekerja didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 (satu) jam tidak terputus-putus dalam seminggu sebelum hari pencacahan. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi.
Mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja
Mereka yang mempunyai pekerjaan/ usaha tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti sakit, cuti, menunggu panen, dan lain-lain.
ps .
go
.id
Angkatan kerja
://
ak ar ta .b
yo gy
Pengangguran
ht
tp
Mencari pekerjaan
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (discouraged workers), atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (future starts). Mencari pekerjaan didefinisikan sebagai kegiatan seseorang yang tidak bekerja dan pada saat survei orang tersebut sedang mencari pekerjaan, baik mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan atau mereka yang sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
3
Suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha yang „baru‟, yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri. Tindakannya berupa telah/sedang mengumpulkan modal atau perlengkapan/alat, mencari lokasi/ tempat, dan lain-lain.
Lapangan pekerjaan
Lapangan usaha/pekerjaan adalah bidang pekerjaan dari pekerjaan/usaha/ perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja. Klasifikasi lapangan usaha menggunakan Klasifikasi Baku lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005 yang mengacu pada the International Standard of Industrial Classification (ISIC).
Status pekerjaan
Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan, yang terdiri atas: berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar, buruh/karyawan, pekerja tidak dibayar.
://
yo gy
Jenis pekerjaan
ak ar ta .b
ps .
go
.id
Mempersiapkan usaha
ht
tp
Jumlah jam kerja
Macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau ditugaskan kepada seseorang. Klasifikasi jenis pekerjaan/ jabatan dalam Sakernas didasarkan pada Klasifikasi Jenis Pekerjaan/Jabatan Indonesia (KJI) 2002. Jam kerja adalah lama waktu yang digunakan untuk bekerja selama hari masuk kerja dalam seminggu, termasuk jam kerja lembur.
TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja)
Perbandingan antara banyaknya angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja
TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka)
Perbandingan antara banyaknya pengangguran dengan jumlah angkatan kerja
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
4
2. KARAKTERISTIK PENDUDUK USIA KERJA
441,953 100.00 86.12 82.06 4.06 13.88 8.33 1.48 4.07
1,335,924 100.00 80.24 76.14 4.10 19.76 12.34 3.21 4.21
ht
tp
://
KOTA+DESA (N) KOTA+DESA (%) AK Bekerja Pengangguran Bukan AK Sekolah Mengurus rmt Lainnya
L+P (4) 1,816,854 100.00 68.45 65.24 3.21 31.55 13.43 14.32 3.80
475,939 100.00 63.66 63.11 0.55 36.34 10.29 21.74 4.31
917,892 100.00 74.47 72.23 2.24 25.53 9.35 11.99 4.19
1,398,822 100.00 61.13 59.42 1.71 38.87 11.79 23.40 3.68
2,734,746 100.00 70.47 67.59 2.88 29.53 12.06 13.54 3.93
Jumlah penduduk usia kerja di daerah perkotaan pada Februari 2012 lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk usia kerja di daerah perdesaan. Penduduk usia kerja di daerah perkotaan berjumlah sekitar 1,82 juta orang, sedangkan mereka yang tinggal di daerah perdesaan tercatat sekitar 918 ribu. Penduduk usia kerja yang tergolong sebagai angkatan kerja (AK) terdapat 70,47 persen. Hal ini menurun bila dibandingkan keadaan pada Februari 2011 yang mencapai 72,11persen. Angkatan kerja laki-laki pada Februari 2012 tercatat sekitar 80,24 persen, sementara angkatan kerja perempuan 61,13 persen.
ps .
DESA (N) DESA (%) AK Bekerja Pengangguran Bukan AK Sekolah Mengurus rmt Lainnya
P (3) 922,883 100.00 59.83 57.52 2.31 40.17 12.57 24.25 3.35
ak ar ta .b
L (2) 893,971 100.00 77.34 73.22 4.12 22.66 14.32 4.07 4.27
yo gy
Kegiatan (1) KOTA (N) KOTA (%) AK Bekerja Pengangguran Bukan AK Sekolah Mengurus rmt Lainnya
.id
Tabel 1.a Penduduk Usia Kerja menurut Jenis Kegiatan selama Seminggu Sebelum Pencacahan dan Jenis Kelamin Februari 2012
Di Provinsi D.I. Yogyakarta, jumlah penduduk usia kerja atau penduduk berumur 15 tahun ke atas pada Februari 2012 diperkirakan mencapai 2,73 juta jiwa. Jumlah penduduk usia kerja laki-laki tercatat 1,33 juta dan perempuan 1,4 juta orang. Secara total terjadi kenaikan bila dibandingkan keadaan pada Februari 2011 yang mencatat penduduk usia kerja sebanyak 2,71 juta orang.
go
Jumlah penduduk usia kerja pada Februari 2012 diperkirakan mencapai 2,73 juta jiwa
Catatan : AK = Angkatan Kerja L = Laki-laki P = Perempuan
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
5
Tabel 1.b Penduduk Usia Kerja menurut Jenis Kegiatan selama Seminggu Sebelum Pencacahan dan Jenis Kelamin Februari dan Agustus 2011
Kegiatan
L (2)
(1)
Februari 2011 P (3)
L+P (4)
L (5)
Agustus 2011 P (6)
L+P (7)
KOTA (N) KOTA (%) AK Bekerja Pengangguran Bukan AK Sekolah Mengurus rmt Lainnya
886.968 100,00 78,17 73,04 5,13 21,83 13,48 4,00 4,35
915.557 100,00 63,19 59,98 3,21 36,81 11,45 23,11 2,25
1.802.525 100,00 70,56 66,41 4,15 29,44 12,45 13,70 3,29
890,437 100.00 78.24 74.78 3.46 21.76 10.46 5.83 5.47
DESA (N) DESA (%) AK Bekerja Pengangguran Bukan AK Sekolah Mengurus rmt Lainnya
438.507 100,00 83,70 79,22 4,48 16,30 7,61 2,14 6,55
472.188 100,00 67,27 64,60 2,67 32,73 6,86 21,38 4,49
910.695 100,00 75,18 71,64 3,54 24,82 7,22 12,11 5,49
440,043 100.00 78.58 76.38 2.20 21.42 11.67 1.29 8.46
474,037 100.00 60.01 58.92 1.09 39.99 11.62 23.29 5.08
914,080 100.00 68.95 67.33 1.62 31.05 11.64 12.70 6.71
1,330,480 100.00 78.35 75.31 3.04 21.65 10.86 4.33 6.46
1,393,149 100.00 59.61 57.18 2.43 40.39 9.89 26.70 3.80
2,723,629 100.00 68.77 66.04 2.73 31.23 10.36 15.77 5.10
.id
go
ps .
ak ar ta .b
1,809,549 100.00 68.67 65.38 3.29 31.33 9.72 17.32 4.29
ht
tp
://
yo gy
KOTA+DESA (N) 1.325.475 1.387.745 2.713.220 KOTA+DESA (%) 100,00 100,00 100,00 AK 80,00 64,58 72,11 Bekerja 75,09 61,55 68,16 Pengangguran 4,91 3,03 3,95 Bukan AK 20,00 35,42 27,89 Sekolah 11,54 9,89 10,70 Mengurus rmt 3,38 22,52 13,17 Lainnya 5,08 3,01 4,02 Keterangan : Nilai N dihitung berdasarkan hasil SP2010
919,112 100.00 59.40 56.27 3.13 40.60 9.00 28.46 3.14
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
6
Persentase penduduk usia kerja menurut kegiatan pada Februari 2012 tercatat sekitar 67,59 persen bekerja dan 2,88 persen pengangguran (Gambar1.a). Persentase penduduk yang bekerja tampak mengalami peningkatan pada kondisi bulan Februari 2011 dan 2012. Hal ini berkaitan dengan tingginya pekerjaan di sektor pertanian, perdagangan dan jasa yang sangat tergantung pada musim dan permintaan pasar, khususnya di daerah perdesaan.
Gambar 1.a Persentase Penduduk Usia Kerja menurut Kegiatan Februari 2012 Bekerja 67.59 % Pengangguran
2.88%
Mengurus Rumah Tangga 13.54 %
go
.id
Lainnya 3.93 %
Sekolah 12.06%
Bekerja 68.16 %
Pengang-
yo gy
guran 3.95%
://
Mengurus Rumah Tangga 13.17 %
ht
tp
Lainnya 4.02 %
ps .
Penduduk usia kerja yang tidak tergolong dalam angkatan kerja disebut bukan angkatan kerja. Di daerah perdesaan penduduk bukan angkatan kerja pada Februari 2012 sebesar 25,53 persen sedangkan di daerah perkotaan31,55 persen. Perbedaan persentase bukan angkatan kerja di perdesaan relatif besar bila dibandingkan kondisi Februari dan Agustus 2011, khususnya pada kelompok perempuan.
ak ar ta .b
Gambar 1.b Persentase Penduduk Usia Kerja menurut Kegiatan Februari 2011
Sekolah 10.70%
Secara rinci kegiatan penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja pada Februari 2012 adalah: 12,06 persen sedang sekolah, 13,54 persen mengurus rumah tangga, dan lainnya 3,93 persen
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
7
(Gambar 1.a). Sementara pada Februari 2011 kegiatan sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya secara berturut-turut masing-masing 10,70 persen, 15,17 persen, dan 4,02 persen.
Gambar 1.c Persentase Penduduk Usia Kerja menurut Kegiatan Agustus 2011 Lainnya 5.10%
Bekerja 66.04%
Mengurus rumah tangga 15.77%
Dilihat menurut jenis kelamin, ternyata persentase perempuan yang tergolong bukan angkatan kerja tercatatlebih banyak dibandingkan dengan persentase bukan angkatan kerja laki-laki, dengan perbandingan 2 banding 1.
Pengangguran
Sekolah 10.36%
P
L+P
(2)
(3)
(4)
10.94 11.46 10.67 10.08 9.67 9.84 8.55 7.67 6.07 15.07
100.00
10.25 10.46 9.95 9.62 9.46 9.87 8.81 7.73 5.74 18.11
100.00
10.59 10.95 10.30 9.84 9.56 9.85 8.68 7.70 5.90 16.63
go
100.00
tp
://
DIY
ak ar ta .b
L
yo gy
Kel. Umur (1) 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 +
Struktur umur tenaga kerja secara umum berpola U terbalik. Rendah pada usia muda, mencapai puncak pada usia 20-24 tahun, dan menurun pada usia yang lebih tua. Pada Februari 2012 tampak persentase tenaga kerja pada usia awal tenaga produktif merata sekitar 9-10 persen.
ps .
Tabel 2.a Persentase Penduduk Usia Kerja menurut Kelompok Umur dan Jenis KelaminFebruari 2012
.id
2.73%
ht
Tabel 2.b PersentasePenduduk Usia Kerja menurut Kelompok Umur dan Jenis KelaminFebruari dan Agustus 2011
Kel. Umur (1) 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 +
L (2) 12.30 10.21 10.58 10.26 9.50 10.04 8.67 7.50 5.79 15.16
DIY
100.00
Februari 2011 P (3) 11.00 9.86 9.71 9.97 9.73 9.60 8.87 7.63 6.19 17.44 100.00
L+P (4) 11.64 10.03 10.14 10.11 9.62 9.82 8.77 7.56 5.99 16.33
L (5) 12.14 10.26 10.46 10.29 9.05 10.45 8.40 7.82 5.85 15.29
100.00
100.00
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
Agustus 2011 P (6) 10.96 9.75 9.32 10.25 9.03 10.30 8.84 7.70 5.47 18.39 100.00
L+P (7) 11.54 10.00 9.88 10.27 9.04 10.38 8.63 7.75 5.65 16.88 100.00
8
3. KARAKTERISTIK ANGKATAN KERJA Persentase angkatan kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta pada Februari 2012 mencapai sekitar 70,47 persen dari penduduk usia kerja, yang terdiri atas 46,37 persen angkatan kerja perempuan dan 55,63 persen angkatan kerja laki-laki.
Pada Februari 2012, Dari 70,47 persen penduduk usia kerja yang tergolong angkatan kerja, 44,37 persen diantaranya perempuan
Struktur umur angkatan kerja umumnya mengikuti pola struktur umur tenaga kerja. Kondisi di Prov. D.I. Yogyakarta pada Februari 2012, mencapai puncak pada usia 25-49 tahun, menurun pada usia yang lebih tua.
(2)
(3)
(4)
3,07 9,47 11,69 12,24 11,49 12,06 10,35 9,46 6,98 13,20
3,00 7,57 11,95 11,80 10,55 13,03 11,72 9,16 6,21 15,03
100,00
100,00
3,04 8,62 11,80 12,05 11,07 12,49 10,96 9,32 6,64 14,01
DIY
55,63
go
L+P
Dilihat menurut pendidikannya, secara umum masih banyak angkatan kerja berpendidikan paling tinggi tamat SD. Persentase angkatan kerja dengan tingkat pendidikan paling tinggi tamat SD sekitar 34-39 persen dari seluruh angkatan kerja. Pada Februari 2012, Februari 2011, dan Agustus 2011 secara berturut-turut adalah 34,59 persen, 39,00 persen, dan 38,21 persen.
ps .
P
100,00
yo gy
(1) 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 +
L
ak ar ta .b
Kel. Umur
.id
Tabel 3.a Persentase Angkatan Kerja menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Februari 2012
44,37
100,00
ht
tp
://
Tabel 3.b Persentase Angkatan Kerja menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Februari dan Agustus 2011
(1) 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 +
L (2) 3,56 9,22 11,70 12,63 9,98 11,44 12,09 9,20 6,68 12,78
Februari 2011 P (3) 4,27 9,45 10,47 10,52 12,08 11,77 12,08 9,25 6,38 13,72
L+P (4) 3,88 9,32 11,14 11,67 11,73 11,94 11,34 9,22 6,55 13,21
L (5) 3.95 9.30 12.10 12.11 11.45 12.44 10.53 9.77 6.95 11.40
Agustus 2011 P (6) 5.14 9.87 9.98 11.86 12.31 14.19 11.02 9.17 5.09 11.35
L+P (7) 4.48 9.55 11.16 12.00 11.83 13.22 10.75 9.50 6.13 11.38
DIY
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Kel. Umur
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
9
Total angkatan kerja hasil Sakernas Februari 2012 mencatat 55,31 persen (107,2 ribu) di antaranya laki-laki dan sisanya sebanyak 44,69 persen (85,5 ribu) merupakan angkatan kerja perempuan.
Tabel 4.a Persentase Angkatan Kerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Februari 2012
L
P
(2)
(3)
(4)
< SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas
10.20 19.65 19.46 36.67 4.06 9.97
20.11 20.18 15.39 28.73 5.49 10.10
14.60 19.89 17.65 33.15 4.69 10.03
Jumlah AK
100.00
100.00
100.00
Distribusi angkatan kerja perempuan dan laki-laki menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan mempunyai pola yang berbeda. Angkatan kerja perempuan untuk 2 data set Sakernas tersebut merata berkisar antara 15-20 persen pada tingkat pendidikan SLTP kebawah dan 28 persen pada tingkat SLTA, sementara angkatan kerja laki-laki sekitar 36 persen pada tingkat yang sama dan berkisar 10-19 persen pada tingkat pendidikan SLTP ke bawah.
ps .
go
(1)
L+P
.id
Pendidikan
ak ar ta .b
Persentase angkatan kerja laki-laki yang berpendidikan SLTA lebih tinggi daripada angkatan kerja perempuan. Kegiatan perempuan yang lebih banyak mengurus rumah tangga (Tabel 1.a-1.b) merupakan salah satu penyebab tingginya kondisi tersebut. Sementara, angkatan kerja dengan pendidikan tamat D1/D2/D3 dan Universitas sekitar 4-10 persen.
://
yo gy
Pada Februari 2012, 33,15 persen dari seluruh angkatan kerja, berpendidikan tamat SLTA
ht
tp
Tabel 4.b Persentase Angkatan Kerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Februari dan Agustus 2011 Pendidikan (1) < SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas DIY
Februari 2011
Agustus 2011
L
P
L+P
L
P
L+P
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
13,03 19,47 17,01 39,40 3,38 7,71
20,14 18,21 18,65 32,73 4,57 5,70
16,31 18,89 17,77 36,32 3,93 6,78
13,05 16,97 18,92 38,19 3,52 9,34
20,85 19,87 16,63 28,70 5,12 8,82
16,51 18,26 17,91 33,99 4,23 9,11
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
10
P
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 – 59 60 +
22.50 66.27 87.95 97.46 95.36 98.37 97.18 98.97 92.28 70.30
17.87 44.23 73.43 74.99 68.16 80.76 81.35 72.43 66.05 50.71
20.21 55.50 80.78 86.22 81.60 89.35 88.97 85.34 79.23 59.38
DIY
80.24
61.13
70,47
TPAK merupakan persentase antara angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. TPAK berguna untuk melihat potensi penduduk usia kerja untuk memproduksi barang dan jasa, semakin tinggi TPAK menunjukkan semakin besar jumlah penduduk yang berpotensi memproduksi barang dan jasa. Pada Februari 2012 TPAK Prov. D.I. Yogyakarta 70,49 persen artinya dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas 71 adalah angkatan kerja.
.id
L
ht
tp
://
yo gy
ak ar ta .b
Kel. Umur
go
Kota + Desa
Secara umum Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi D.I. Yogyakarta mengalami penurunan. TPAK Februari 2012 dan 2011 masing-masing secara berturutturut adalah 70,47 persen dan 72,11 persen. Sementara pada bulan Agustus 2011 TPAK sebesar 68,77 persen.
ps .
Tabel 5.a Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Kelompok Umur dan Jenis KelaminFebruari 2012
TPAK berdasarkan kelompok umur secara umum juga mengikuti pola umum struktur tenaga kerja, yaitu: rendah pada usia 15-19 tahun, kemudian meningkat pada usia lebih tua, mencapai puncak pada usia antara 40-49 tahun, dan menurun kembali setelah melewati usia 55 tahun. TPAK yang rendah pada kelompok usia 15-19 tahun mencerminkan tingginya penduduk pada kelompok ini yang melakukan kegiatan utama bersekolah, sehingga mereka tidak tergolong dalam kelompok angkatan kerja.
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
11
Tabel 5.b Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Februari dan Agustus 2011 Februari 2011 P (3) 25.03 61.90 69.63 68.18 80.16 79.18 88.01 78.34 66.59 50.79
L+P (4) 24.05 67.01 79.22 83.22 87.98 87.73 93.24 87.92 78.78 58.35
L (5) 25.47 71.03 90.65 92.28 99.07 93.26 98.22 97.99 93.20 58.40
Agustus 2011 P (6) 27.98 60.35 63.84 68.97 81.32 82.12 74.34 71.01 55.51 36.80
L+P (7) 26.69 65.70 77.71 80.38 90.00 87.60 85.70 84.29 74.55 46.36
DIY
80.00
64.58
72.11
78.35
59.61
68.77
ps .
go
.id
(1) 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 +
L (2) 23.14 72.18 88.44 98.53 96.37 96.29 98.83 98.11 92.42 67.45
Kel. Umur
DIY
L+P (4) 20.58 56.54 76.70 87.33 84.24 87.14 88.21 80.88 72.99 52.62
L (5) 33.33 76.47 100.00 92.31 90.48 100.00 96.67 96.88 100.00 88.89
Desa P (6) 5.71 30.00 77.78 76.00 62.96 87.88 84.85 91.67 83.33 60.27
L+P (7) 19.46 53.44 88.87 84.04 76.36 93.71 90.45 94.16 91.59 72.74
59.83
68.45
86.12
63.66
74.47
://
yo gy
Kota P (3) 24.14 51.56 71.19 74.47 70.83 77.08 79.55 62.50 57.14 45.78
tp
L (2) 17.14 61.22 82.00 100.00 97.78 97.56 97.44 100.00 88.46 61.11
ht
Kel. Umur (1) 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 +
77.34
ak ar ta .b
Tabel 6.a Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Kelompok Umur, Status Daerah, dan Jenis Kelamin Februari 2012
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
TPAK perempuan pada hampir semua kelompok umur cenderung lebih rendah daripada TPAK laki-laki, kecuali kelompok umur 15-19 perkotaan pada Februari 2012, Februari 2011 dan Agustus 2011. Pola ini menunjukkan banyak pekerja dan penganggur perempuan di perkotaan pada usia 15-19 tahun dibanding di perdesaan.
12
Tabel 6.b Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Kelompok Umur, Status Daerah, dan Jenis Kelamin Februari dan Agustus 2011
Februari 2011
Kel. Umur
L (2)
(1)
Kota P (3)
L+P (4)
Agustus 2011
L (5)
Desa P (6)
L+P (7)
L (8)
Kota P (9)
L+P (10)
L (11)
Desa P (12)
L+P (13)
20.41
27.78
23.99
29.73
18.18
24.21
25.84
34.26
29.85
24.97
20.13
22.56
20 – 24
69.39
63.79
66.58
83.33
54.55
68.68
66.26
60.32
63.30
87.76
60.44
74.07
25 – 29
87.23
72.09
79.86
91.30
64.00
77.76
91.12
60.63
76.37
89.65
70.75
80.57
30 – 34
100.00
61.40
80.78
94.74
84.21
89.26
94.67
68.34
81.43
87.66
70.08
78.44
35 – 39
98.00
83.33
90.51
93.10
74.29
83.13
99.71
80.21
90.04
97.79
83.17
89.92
40 – 44
95.56
79.07
87.23
97.67
79.41
88.70
93.62
82.17
87.73
92.51
82.01
87.31
45 – 49
100.00
83.33
91.61
96.55
95.83
96.16
98.35
71.03
83.89
97.96
81.23
89.36
50 – 54
96.97
72.73
84.27
100.00
88.46
94.22
99.37
63.17
81.49
95.08
85.05
89.72
55 – 59
90.48
55.56
72.21
95.24
81.82
88.05
90.19
54.71
73.12
100.00
57.04
77.53
6 0 +
60.53
49.38
54.44
76.25
52.58
63.31
53.49
37.15
44.38
67.93
36.11
50.21
DIY
78.17
63.19
70.56
83.70
67.27
75.18
78.24
59.40
68.67
78.58
60.01
68.95
ak ar ta .b
ps .
go
.id
15 – 19
Tabel 7.a Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Februari 2012
L
(1) < SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas
(2) 80.62 84.90 73.16 77.67 86.34 96.59
:// tp
ht
DIY
P
L+P
yo gy
Pendidikan
80.24
(3) 61.06 67.31 45.51 60.73 80.44 79.48
(4) 67.42 75.96 59.23 70.15 83.17 88.11
61.13
70.47
Pada Februari 2012 TPAK rendah di daerah perkotaan dan daerah perdesaan ditemukan pada usia muda dan usia tua, yaitu usia pada saat pertama kali memasuki angkatan kerja dan usia memasuki pensiun. Bagi mereka yang berusia muda, TPAK laki-laki di perdesaan jauh lebih tinggi dibanding di perkotaan hampir 2 kali lipat, sebaliknya TPAK perempuan perdesaan lebih rendah daripada perkotaan hampir 5 kali lipat.
Pada tingkat pendidikan penduduk yang relatif tinggi, tinggi pula tingkat partisipasi angkatan kerjanya
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
13
Tabel 7.b Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Februari dan Agustus 2011 Februari 2011 P (3)
L+P (4)
L (5)
Agustus 2011 P (6)
L+P (7)
82.77 80.96 63.22 86.88 86.33 84.03
58.74 77.27 54.83 64.92 70.99 88.71
67.34 79.29 58.91 76.05 77.26 85.70
71.23 80.48 65.78 84.04 84.15 93.14
51.49 71.14 47.84 61.71 75.73 76.79
58.64 75.67 56.99 73.86 79.52 85.43
80.00
64.58
72.11
78.35
59.61
68.77
(1) < SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas DIY
.id
L (2)
Pendidikan
yo gy
ak ar ta .b
ps .
go
Secara umum, tingkat partisipasi angkatan kerja relatif tinggi pada tingkat pendidikan SD dan perguruan tinggi. Pola umum yang dapat dipetik yaitu pada pendidikan sangat rendah apapun pekerjaan diterima, sehingga TPAK-nya relatif tinggi, sementara pada kelompok angkatan kerja dengan tingkat pendidikan SLTP/SLA mulai memilih pekerjaan sehingga TPAK-nya lebih rendah. Pada tingkat pendidikan yang relatif tinggi (perguruan tinggi) TPAK-nya tampak tinggi, meskipun pekerjaan yang dilakukan belum tentu sesuai dengan tingkat pendidikannya. Indikasi tersebut terlihat pada mekanisme push down, misalnya pada penerimaan PNS terdapat banyak pelamar yang menggunakan ijazah pada tingkat pendidikan yang lebih rendah dari yang dimilikinya. Akibatnya lulusan SLTA menjadi tersisih. Pola ini sepenuhnya diikuti oleh angkatan kerja perempuan maupun laki-laki.
DIY
Desa
K+D
(2) 59.90 73.11 58.44 68.11 83.75 85.78
(3) 78.11 79.47 60.53 75.61 80.29 100.00
(4) 67.42 75.96 59.23 70.15 83.17 88.11
68.45
74.47
70.47
ht
(1) < SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas
Kota
tp
Pendidikan
://
Tabel 8.a Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja menurut Pendidikan dan Status Daerah Februari 2012
Tingkat partisipasi angkatan kerja menurut pendidikan di perkotaan maupun di perdesaan juga menunjukkan pola yang hampir sama, yaitu menonjol pada pendidikan rendah dan pendidikan tinggi, meskipun di perdesaan relatif menonjol di tingkat pendidikan rendah. Di daerah perdesaan, tingkat partisipasi angkatan kerja mereka yang mempunyai tingkat pendidikan SD 75,96 persen. Lain halnya TPAK mereka yang lulusan universitas sangat menonjol baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
14
Desa
K+D
(1) < SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas
(2) 65,45 76,45 57,33 73,22 78,68 87,60
(3) 69,76 82,08 61,98 84,37 71,38 74,08
(4) 67,34 79,29 58,91 76,05 77,26 85,70
DIY
70,56
75,18
72,11
Kota
Desa
(1) < SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas
(2) 58.15 73.81 57.44 71.89 79.54 84.57
(3) 59.33 77.69 56.31 79.89 79.42 92.01
DIY
68.67
68.95
K+D (4) 58.64 75.67 56.99 73.86 79.52 85.43
yo gy
Pendidikan
Tingkat partisipasi angkatan kerja menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan di perkotaan maupun di pedesaan menunjukkan pola yang hampir sama, yaitu TPAK relatif besar pada pendidikan rendah dan kelompok pendidikan relatif tinggi.
ak ar ta .b
Tabel 8.c Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja menurut Pendidikan dan Status DaerahAgustus 2011
.id
Kota
go
Pendidikan
Tanpa membedakan jenis kelamin, tingkat partisipasi angkatan kerja di perdesaan tercatat lebih tinggi dibandingkan tingkat partisipasi angkatan kerja di perkotaan. Kondisi seperti ini ditemukan di semua jenjang pendidikan yang ditamatkan angkatan kerja.
ps .
Tabel 8.b Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja menurut Pendidikan dan Status Daerah Februari 2011
ht
tp
://
68.77
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
15
4. KARAKTERISTIK PENDUDUK YANG BEKERJA
40 30 20 10 0
Laki-laki
Februari 2012
Perempuan
L+P
(3) 20,69 20,32 15,83 28,18 5,42 9,56
(4) 15,22 19,82 17,72 32,67 4,58 9,99
100,00
100,00
100,00
://
yo gy
(2) 10,75 19,42 19,25 36,35 3,89 10,34
ht
DIY
P
tp
(1) < SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas
L
ak ar ta .b
Tabel 9.a Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Februari 2012
Pendidikan
Pada Februari 2012 lebih dari setengah pekerja di Provinsi D.I. Yogyakarta (52,76 persen) berpendidikan dasar (tamat SLTP ke bawah). Persentase pekerja perempuan dengan pendidikan tamat SLTP ke bawah, lebih besar dibandingkan dengan persentase pekerja laki-laki pada pendidikan yang sama, yaitu masing-masing sebesar 56,84 persen dan 49,42 persen. Pekerja perempuan akan cenderung menerima pekerjaan apapun meskipun tidak sesuai dengan pendidikan yang dimiliki. Sementara itu, mereka yang bekerja dengan pendidikan SLTA ke atas meliputi 47,24 persen. Perempuan yang bekerja dengan pendidikan SLTA ke atas persentasenya lebih kecil bila dibandingkan laki-laki, masingmasing sebesar 43,16 dan 50,58 persen.
go
Agustus 2011
ps .
Februari 2011
Persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja pada Februari 2012 mencapai sekitar 67,59 persen, terdiri atas penduduk laki-laki sekitar 55,03 persen dan 44,97 persen untuk perempuan. Bila dibedakan menurut daerah tempat tinggal, jumlah penduduk usia kerja yang bekerja di perkotaan (64,13%) lebih banyak dibanding yang tinggal di perdesaan (35,87%).
.id
44.97
55.03 44.29
50
55.71
60
46.18
53.82
Gambar 2. Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Jenis Kelamin 2011-2012
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
16
Tabel 9.b Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Februari dan Agustus 2011
< SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas
100,00
DIY
100,00
Tabel 10.a Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin Februari 2012 Lapangan pekerjaan utama (1) Pertanian
L
P
L+P
(3) 25,67
(4) 24,24
0,39
0,00
0,21
16,76
15,65
10,54
0,18
5,88
21,63
33,57
27,00
Angkutan
6,12
1,28
3,94
Keuangan
3,13
2,27
2,75
Jasa-jasa
20,38
20,27
20,33
DIY
100,00
100,00
100,00
:// 14,74
tp
ht
Bangunan
yo gy
(2) 23,07
Pertambangan, Listrik, gas, & air Industri
Perdagangan
L (5) 13,06 16,97 18,92 38,19 3,52 9,34
100,00
100,00
Agustus 2011 P (6) 20,85 19,87 16,63 28,70 5,12 8,83 100,00
L+P (7) 16,51 18,25 17,91 33,99 4,23 9,11 100,00
Terjadi pergeseran sektor tumpuan penyerapan tenaga kerja dari sector peranian ke sektor perdagangan pada Februari 2012, sekitar sepertiga penduduk yang bekerja pada sektor perdagangan dan 24,24 persen sektor pertanian diikuti sektor jasa dan industri. Sedangkan sektor yang paling kecil dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor pertambangan, listrik, gas, dan air.
ak ar ta .b
Sektor perdagangan merupakan sektor terbesar pertama yang banyak menyerap tenaga kerja, khususnya perempuan
L+P (4) 16,31 18,89 17,77 36,32 3,93 6,78
.id
(1)
Februari 2011 P (3) 20,14 18,21 18,65 32,73 4,57 5,70
go
L (2) 13,03 19,47 17,01 39,40 3,38 7,71
ps .
Pendidikan
Hampir di semua sektor, jumlah perempuan yang bekerja lebih sedikit daripada jumlah pekerja laki-laki, kecuali pada sektor perdagangan dan pertanian. Porsi penduduk perempuan yang bekerja di sektor perdagangan pada Februari 2012 sebanyak 33,56 persen. Pada sektor pertambangan, listrik, gas & air persentase pekerja perempuan tidak ada, sedangkan sektor bangunan dan sektor angkutan perbedaan antara persentase jumlah pekerja perempuan dan laki-laki yang terserap sangat mencolok. Rasio perbandingan jumlah perempuan terhadap laki-laki yang bekerja pada sektor tersebut pada Februari 2012 tercatat sebesar 0,01, dan 0,21. Kondisi ini dimungkinkan karena sifat pekerjaan di sektor tersebut banyak memerlukan kemampuan fisik yang kuat, sehingga tidak diminati para perempuan.
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
17
Tabel 10.b Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin Februari dan Agustus 2011
Lapangan pekerjaan utama (1)
L (2)
Pertanian
Februari 2011 P (3)
L+P (4)
L (5)
Agustus 2011 P (6)
L+P (7)
22,81
26,06
24,31
23,19
24,94
23,97
2,14
0,32
1,30
1,46
0,26
0,93
12,43
16,19
14,16
13,65
16,32
14,83
Bangunan
10,42
0,00
5,61
12,88
0,51
7,40
Perdagangan
22,91
29,53
25,97
20,86
34,04
26,70
Angkutan
7,32
1,66
4,71
5,57
1,55
3,79
Keuangan
2,48
1,83
2,18
1,47
2,78
Jasa-jasa
19,49
24,41
21,76
18,56
20,91
19,60
100,00
100,00
100,00
100,00
Berusaha dibantu buruh tetap 3,96 %
://
Buruh/ karyawan 38,61 %
Berusaha sendiri 13,81 %
ht
tp
Berusaha dibantu art 20,51 %
yo gy
Gambar 3.a Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Februari 2012
Pekerja tak dibayar 15,73 %
Pekerja bebas di non pertanian 5,26 %
Pekerja bebas di pertanian 2,12 %
go 3,83
ps .
ak ar ta .b
100,00
DIY
.id
Pertambangan, Listrik, gas, & air Industri
100,00
Sementara itu, banyaknya penduduk yang bekerja dengan status sebagai buruh/karyawan pada Februari 2012 mencakup 38,61 persen dari seluruh penduduk yang bekerja. Sedangkan proporsi mereka yang berusaha dibantu anggota rumah tangga/buruh tidak tetap, yaitu 20,51 persen. Untuk penduduk yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap jumlahnya masih relatif kecil, yaitu hanya 3,96 persen. Pola ini tidak banyak berubah antara kondisi Februari dan Agustus 2011.
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
18
Pekerja Pekerja bebas di non bebas di pertanian pertanian 3,52% 5.07%
Pekerja tak dibayar 15,02%
Gambar 3.c Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Agustus 2011 Berusaha dibantu buruh tetap 4.27 %
Berusaha sendiri 13.91 %
Pekerja bebas di non pertanian 7.02 %
Pekerja bebas di pertanian 1.38 %
yo gy
Pekerja tak dibayar 13.95 %
Buruh/ karyawan 40.12 %
ak ar ta .b
Berusaha dibantu art 19.35 %
://
Tabel 11.a Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin Februari2012
tp
Status Pekerjaan
ht
(1) Berusaha sendiri Berusaha dibantu art/buruh tak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan Pekerja bebas di pertanian
Pekerja bebas di non pertanian Pekerja tak dibayar DIY
L
Penduduk laki-laki dan perempuan dengan status sebagai buruh/ karyawan menduduki urutan pertama, penduduk laki-laki yang bekerja dengan status berusaha dibantu anggota rumah tangga/ buruh tidak tetap jumlahnya menduduki urutan kedua dan keduanya mendominasi status pekerjaan laki-laki, sementara bagi perempuan urutan kedua sebagai pekerja tidak dibayar (28,61% pada Februari 2012).
go
Berusaha sendiri 15,29%
Buruh/ karyawan 39,34%
ps .
Berusaha dibantu buruh tetap 4,27%
Berusaha dibantu art 17,49%
Bila dibedakan menurut jenis kelamin nampak bahwa pada Februari 2012 penduduk laki-laki yang bekerja sebagai buruh/ karyawan mencapai 427,9 ribu orang (42,07%), sedang buruh/ karyawan perempuan mencakup 285,8 ribu orang (34,39%).
.id
Gambar 3.b Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Februari 2011
P
L+P
(2) 11,17
(3) 17,03
(4) 13,81
25,10
14,89
20,51
4,99
2,70
3,96
42,07
34,38
38,61
1,65
2,70
2,12
9,44
0,14
5,26
5,58
28,16
15,73
100,00
100,00
100,00
Persentase penduduk yang bekerja memenuhi jam kerja normal, yakni paling sedikit 35 jam selama seminggu, mencapai 71,22 persen pada Februari 2012. Sedangkan mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu mencapai 26,56 persen. Sisanya adalah mereka yang sudah bekerja tetapi selama seminggu terakhir referensi waktu pencacahan sementara sedang tidak bekerja. Di antara penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu, lebih menonjol dicatat oleh kelompok perempuan. Pada Februari 2012 ditemukan 35,14 persen perempuan berbanding 19,55 persen laki-laki bekerja di bawah jam kerja normal (Gambar 4).
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
19
Tabel 11.b Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin Februari dan Agustus 2011 Status pekerjaan (1)
Februari 2011 P (3)
L+P (4)
Agustus 2011 P (6)
L (5)
L+P (7)
14,01
16,78
15,29
12,39
15,82
13,91
21,78
12,50
17,49
22,12
15,87
19,35
6,37
1,81
4,27
4,89
3,48
4,27
Buruh/karyawan Pekerja bebas di pertanian Pekerja bebas di non pertanian Pekerja tak dibayar
40,33
38,18
39,34
42,81
36,74
40,12
3,58
3,46
3,52
1,41
1,35
1,38
9,10
0,37
5,07
11,41
1,49
7,02
4,83
26,90
15,02
4,97
25,25
13,95
DIY
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
ak ar ta .b
ps .
.id
Berusaha sendiri Berusaha dibantu art/buruh tak tetap Berusaha dibantu buruh tetap
go
L (2)
Gambar 4. Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Jam Kerja Seminggu 2011-2012 2.22
71.22
1.76
63.10
2.61
77.84
2.35
70.26
73.46
62.24
yo gy 64.65
2.79
26.56
35.14
19.55
27.39
34.97
21.37
23.9
16.64
32.36
tp
://
81.01
2.00
76.63
2.64
2.99
2.35
ht
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
L Feb 2011 P Feb 2011 L + P Feb L Ags 2011 P Ags 2011 L + P Ags L Feb 2012 P Feb 2012 L + P Feb 2011 2011 2012
< 35 jam
>= 35 jam
Sementara tdk bekerja
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
20
Sejalan dengan status pekerja yang mayoritas buruh/karyawan dan berusaha dibantu buruh tidak tetap/pekerja tidak dibayar, jenis pekerjaan sebagian besar penduduk merupakan tenaga usaha pertanian, yaitu sekitar 24,01 persen pada Februari 2012. Sedangkan mereka yang bekerja sebagai tenaga produksi dan lain-lain meliputi 29,13 persen diikuti tenaga usaha penjualan sebesar 20,87 persen. Dua kategori terakhir mencerminkan dominasi buruh/karyawan dalam pasar kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta.
Perempuan yang bekerja sebagai tenaga usaha penjualan lebih banyak daripada laki-laki
L+P
(2)
(3)
(4)
0/1 2 3 4 5 6 7/8/9/X/00
7,29 2,91 5,84 15,99 6,28 22,86 38,83
10,43 0,65 6,87 26,84 9,99 25,42 19,80
8,70 1,89 6,30 20,87 7,95 24,01 30,28
100,00
100,00
100,00
Jumlah
Jika analisis diarahkan kepada pengarusutamaan gender (PUG), pekerja laki-laki tercatat lebih banyak dibandingkan pekerja perempuan pada jenis pekerjaan tenaga kepemimpinan, tenaga tata usaha, dan tenaga produksi/lainnya. Sementara pada jenis pekerjaan sebagai tenaga professional, tenaga usaha penjualan, tenaga usaha jasa dan tenaga usaha perhatian perempuan lebih banyak daripada laki-laki dengan jenis pekerjaan yang sama.
go
P
ps .
L
ak ar ta .b
Jenis Pekerjaan (1)
.id
Tabel 12.a Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin Februari2012
yo gy
Catatan : 0/1. Tenaga profesional 2. Tenaga kepemimpinan 3. Tenaga tata usaha 4. Tenaga usaha penjualan 5. Tenaga usaha jasa 6. Tenaga usaha pertanian 7/8/9/X/00. Tenaga produksi/lainnya
ht
tp
://
Tabel 12.b Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin Februari dan Agustus 2011
Jenis pekerjaan (1) 0/1 2 3 4 5 6 7/8/9/X/00 DIY
L (2)
Februari 2011 P (3)
L+P (4)
L (5)
Agustus 2011 P (6)
L+P (7)
7,68 2,40 6,25 18,76 5,67 22,68 36,56
10,00 0,67 4,35 23,33 10,82 26,06 24,77
8,76 1,60 5,37 20,87 8,05 24,24 31,11
7,53 1,87 6,08 14,97 6,14 22,48 40,93
9,42 1,24 4,98 29,39 9,90 23,82 21,25
8,36 1,59 5,60 21,36 7,81 23,07 32,21
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
21
Perempuan
.id
Tingginya keterlibatan penduduk pada kegiatan informal disebabkan oleh tingginya penduduk dengan status pekerjaan sebagai pekerja keluarga sektor pertanian, serta mereka yang memiliki usaha tapi hanya dibantu anggota rumah tangga atau buruh tidak tetap. Selain itu, kegiatan informal non pertanian seperti sebagai tenaga penjualan dengan status berusaha sendiri dan berusaha dibantu anggota rumah tangga/ buruh tidak tetap juga tercatat cukup dominan.
32.13
ak ar ta .b
Informal pertanian
22.66
23.25
22.20
32.37
29.37
36.14
://
Agustus 2011
tp Laki-laki
34.02
yo gy
Informal non pertanian
ht Formal
go
23.52
25.14
22.21 30.51
23.73
25.94
21.84
Informal pertanian
44.97
40.62
Informal non pertanian
Februari 2011
Formal
48.43
33.18
Informal pertanian
44.14
40.04
47.65
Formal
37.21
29.89
43.29
37.65
47.90
Februari 2012
ps .
Gambar 5. Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Kegiatan Formal/Informal 2011-2012
Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan dan jenis pekerjaan bisa diarahkan untuk melihat kegiatan formal dan informal. Dari tabulasi silang keduanya dapat dikategorikan apakah kegiatan yang dilakukan penduduk bekerja masuk kegiatan formal atau informal. Dari hasil Sakernas dapat diperoleh gambaran bahwa lebih dari setengah penduduk yang bekerja di Provinsi D.I. Yogyakarta terlibat di kegiatan informal (56,70 persen atau 1,04 juta jiwa pada Februari 2012). Terdiri dari bekerja pada kegiatan informal pertanian mencapai sekitar 23,52 persen, dan sekitar 33,18 persen bekerja pada kegiatan informal non pertanian.
Informal non pertanian
Laki-laki+Perempuan
Bila dibedakan menurut jenis kelamin, baik kegiatan informal maupun formal lebih banyak menyerap tenaga kerja laki-laki daripada perempuan. Meskipun demikian bila kita bandingkan dengan jumlah perempuan yang bekerja, secara relatif perempuan yang bekerja di kegiatan informal pada Februari 2012 lebih banyak daripada yang laki-laki (62,35 berbanding 52,10 persen).
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
22
5. KARAKTERISTIK PENGANGGURAN
P
L+P
(2)
(3)
(4)
23,12 19,99 6,09 4,05 3,12 0,00 0,00 3,19
0,00 2,33 5,62 5,62 4,03 3,40 1,84 0,69
12,99 13,11 5,88 4,73 3,51 1,58 0,87 2,07
DIY
5,11
2,80
4,09
Tingkat pengangguran terbuka sangat menonjol pada kelompok usia muda, antara 15-24. TPT usia muda pada Februari 2012 sekitar 13 persen, atau lebih dari 3 kali lipat TPT semua umur (provinsi). Pada Februari 2012 pada kelompok umur 15-29 dan 50+ tingkat pengangguran terbuka perempuan lebih rendah daripada tingkat pengangguran terbuka laki-laki, sedangkan pada kelompok umur 30-49 lebih tinggi tingkat pengangguran terbuka laki-laki.
://
yo gy
ak ar ta .b
15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 +
.id
L
go
Kel. Umur (1)
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) atau biasanya disebut sebagai tingkat pengangguran menggambarkan proporsi angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif mencari dan bersedia untuk bekerja. Di Provinsi D.I. Yogyakarta TPT laki-laki cenderung lebih tinggi daripada perempuan. Pada Februari 2012, TPT masing-masing sebesar 5,11 persen untuk laki-laki dan 2,80 persen untuk perempuan. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka secara keseluruhan mencapai 4,09 persen.
ps .
Tabel 13.a Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Februari 2012
ht
tp
Tabel 13.b Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Februari dan Agustus 2011
Kel. Umur (1) 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 + DIY
L (2) 15,90 15,21 14,29 4,42 1,38 4,54 3,72 2,92 6,14
Februari 2011 P (3) 15,76 14,79 12,21 3,62 1,25 1,96 0,00 1,96 4,69
L+P (4) 15,83 15,01 13,40 4,09 1,32 3,37 1,90 2,48
L (5) 26,83 7,27 8,67 3,43 1,15 0,54 2,80 0,65
5,47
3,88
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
Agustus 2011 P (6) 18,84 15,00 4,49 2,94 2,30 0,79 0,84 1,36 4,08
L+P (7) 22,76 10,81 7,01 3,22 1,68 0,66 1,91 0,95 3,97
23
P (3)
L+P (4)
< SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas
0,00 6,23 6,11 5,94 8,95 1,60
0,00 2,13 0,00 4,70 3,94 7,99
0,00 4,38 3,75 5,46 6,35 4,45
DIY
5,11
2,80
4,09
Tabel 14.b Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Februari 2011 L (2) 5,18 3,10 4,63 6,17 6,03 16,94
P (3) 1,18 1,89 2,16 8,00 8,41 10,20
L+P (4) 2,94 2,56 3,45 6,94 7,32 14,45
DIY
6,14
4,69
5,47
yo gy
ak ar ta .b
Pendidikan (1) < SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas
tp
://
Tabel 14.c Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Agustus 2011 L (2) 0,45 1,10 3,20 5,37 6,76 7,31
P (3) 0,80 1,89 3,24 8,16 1,95 5,33
L+P (4) 0,64 1,48 3,22 6,43 4,24 6,47
3,88
4,08
3,97
ht
Pendidikan (1) < SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas DIY
Pada Februari 2012 TPT berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis kelamin perbedaan pola. TPT laki-laki tertinggi sebesar 8,95 persen mempunyai pendidikan D1/D2/D3, dan terendah 1,6 persen dengan pendidikan Universitas. TPT perempuan tertinggi pada pendidikan Universitas sebesar 7,99 persen dan terendah 2,13 persen pada tingkat SD. Kondisi yang menarik perhatian lebih lanjut adalah penganggur perempuan dengan pendidikan Universitas sebanyak 7,99 persen berarti bahwa dari 100 penganggur perempuan sekitar 10 perempuan berpendidikan terakhir Universitas.
.id
L (2)
go
Pendidikan (1)
Bila dilihat menurut tingkat pendidikan, pada Februari 2012 TPT yang tertinggi lulusan D1/D2/D3 sebesar 6,35 persen, dan terendah dengan pendidikan SLTP sebesar 3,75 persen.
ps .
Tabel 14.a Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Februari 2012
Tesis yang bisa diajukan di sini antara lain karena rendahnya kualitas pendidikan kelompok usia 15-19 tahun sehingga sulit menangkap peluang kerja. Di sisi lain, bagi mereka yang berusia 20-24 tahun bisa saja berpendidikan tinggi, tetapi memilih menganggur karena menunggu pekerjaan yang lebih sesuai dengan tingkat pendidikannya, atau karena kurangnya pengalaman kerja, terutama pada perempuan.
Bagi mereka yang berusia 20-24 tahun bisa saja berpendidikan tinggi, tetapi menunggu pekerjaan yang lebih sesuai dengan tingkat pendidikannya
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
24
Desa
(1) < SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas
(2) 0,00 4,79 4,71 5,76 7,56 4,39
(3) 0,00 3,92 2,25 4,74 0,00 4,76
Kota + Desa (4) 0,00 4,38 3,75 5,46 6,35 4,45
DIY
4,68
3,01
4,09
Tabel 15.b Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Status Daerah Februari 2011
DIY
Kota + Desa
Desa
(2) 3,56 3,61 2,59 6,39 8,93 14,01
(3) 2,20 1,60 4,99 8,35 0,00 17,65
(4) 2,94 2,56 3,45 6,94 7,32 14,45
5,88
4,71
5,47
ak ar ta .b
(1) < SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas
Kota
yo gy
Pendidikan
tp
://
Tabel 15.c Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Status Daerah Agustus 2011
Kota
Desa
Kota + Desa
(2) 1,02 2,13 3,72 7,22 4,27 5,99
(3) 0,12 0,81 2,44 4,26 4,10 9,83
(4) 0,64 1,48 3,22 6,43 4,24 6,47
4,79
2,36
3,97
ht
Pendidikan (1)
< SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas DIY
Seperti diketahui bahwa penduduk yang berpendidikan tinggi di perdesaan akan cenderung pergi ke kota. Keterbatasan kesempatan kerja yang dianggap sesuai dengan pendidikan mereka di daerah perdesaan mendorong angkatan kerja perdesaan bermigrasi ke kota. Disisi lain, angkatan kerja di perkotaan cenderung memilih untuk menunggu mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya.
.id
Kota
go
Pendidikan
TPT daerah perkotaan tercatat lebih besar daripada perdesaan. Pada Februari 2012 TPT perkotaan dan perdesaan tercatat masing-masing sebesar 4,68 dan 3,01 persen. Supply tenaga kerja yang lebih tinggi di perkotaan, baik dari daerah perkotaan sendiri maupun kaum urban, turut berperan menentukan tingkat penyerapan tenaga kerja. Akibatnya, pengangguran di perkotaan cenderung lebih kentara dibanding di perdesaan.
ps .
Tabel 15.a Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Status Daerah Februari 2012
Meskipun demikian, yang perlu diwaspadai tingkat pengangguran dengan pendidikan tinggi di perdesaan menunjukkan angka yang cukup tinggi selama kurun waktu 3 kali survei, meskipun untuk Februari 2012 sudah tidak terlalu mencolok. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah mereka masih bertahan di perdesaan menunggu mendapat pekerjaan atau karena sudah tidak terserap di perkotaan. Hanya saja hasil survei ini belum mencakup hal tersebut.
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
25
Gambar 6. Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Februari 2012
7.99
10.0 8.0
4.70
6.0 4.0 2.0
3.94
2.13 0.00
0.00
ps .
Perempuan
ht
tp
://
yo gy
ak ar ta .b
Laki-laki
go
.id
0.0
Namun demikian dari kedua fenomena di atas dapat disimak bahwa pengangguran terdidik di Provinsi D.I. Yogyakarta cukup dominan. Sebagai provinsi dengan predikat pusat pendidikan, Provinsi D.I. Yogyakarta telah berupaya dengan baik meningkatkan kualitas SDM. Sayangnya, peluang/ kesempatan kerja yang tersedia belum mampu menampung harapan pencari kerja atau penganggur masih mencari pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan/keahlian yang dimiliki.
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi DIY hasil Sakernas 2011-2012
26
.id
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
ht
tp
://
yo gy
ak ar ta .b
ps .
go
DATA MENCERDASKAN BANGSA
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Jl. Lingkar Selatan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta 55183 Telp.(0274) 4342234 (Hunting) Fax. 4342230 Email :
[email protected] Homepage:http://yogyakarta.bps.go.id