POLA KERJASAMA BANK SAMPAH RAWAJATI DENGAN REKANAN MENURUT SYARIAH
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Diajukan oleh: IDA BAGUS RONI NIM: 109046100177
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (satu) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 April 2014
IDA BAGUS RONI
iv
ABSTRAK
Ida Bagus Roni, 109046100177, “POLA KERJASAMA BANK SAMPAH RAWAJATI DENGAN REKANAN MENURUT SYARIAH”. Skripsi Strata Satu (S1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1435 H/2014. Isi: xi + 58 Halaman + 1 Lampiran Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola kerjasama yang dilakukan oleh Bank Sampah Rawajati dengan para rekanannya menurut hukum syariah. Selain itu tujuan yang hendak dicapai untuk mengetahui seperti apa proses pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Rawajati. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggambarkan permasalahan yang didasari dengan data wawancara, hasil observasi, dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pola kerjasama antara bank sampah Rawajati dan rekanannya adalah merupakan kegiatan jual-beli yang mengangkat konsep ta’awun. Hal ini dibuktikan dimana terjadinya kerjasama antara bank sampah dengan rekanannya dapat menolong banyak pihak, bahkan pihak yang tidak terkait sama sekali dengan kerjasama ini, seperti masyarakat Kelurahan Rawajati secara umum, lingkungan Kelurahan Rawajati dan lain sebagainya.
Kata Kunci
: Pola Kerjasama, Rekanan.
Pembimbing
: DR. Hj. Isnawati Rais, MA
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah, segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya kepada penulis, serta sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW, sehingga skripsi berjudul “Pola Kerjasama Bank Sampah Rawajati dengan Rekanan menurut Syariah” dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi. Namun berkat usaha dan kerja keras, tidak lupa dengan dukungan banyak pihak dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan Terima Kasih saya sampaikan kepada: 1.
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ,Bapak Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA, MM.
2.
Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag yang telah memberikan pengarahan dan membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.
3.
Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Bapak Mukmin Rauf M.Ag yang vi
telah memberikan arahan dan sangat membantu penulis dalam hal perbaikan nilai yang akhirnya berperan besar dalam penyelesaian skripsi ini. 4.
Dosen Pembimbing Skripsi, Dr. Hj. Isnawati Rais, MA yang telah memberikan bimbingan, arahan dan perhatian yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.
5.
Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah yang memberi pengajaran dan ilmu yang sangat berharga kepada saya.
6.
Ayahanda Ida Bagus Made Sutedja, Ibunda Supraftie Saleh, kedua orang tua yang sangat berjasa dan selalu memberikan motivasi serta doa yang tiada habisnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih tak lupa saya ucapkan kepada adik saya Ida Bagus Aditya yang juga memberikan doa.
7.
Dian Saptiari yang selalu memberikan motivasi, doa, dukungan kepada penulis dan berperan besar dalam penyelesaian skripsi ini.
8.
Seluruh teman-teman Fakultas Syariah dan Hukum jurusan Perbankan Syariah khususnya kelas E. Teman-teman seperti Sri Lestari yang memberikan penulis ide untuk mengangkat tema bank sampah ini, Hamdani Syamra dan Ridha Danjanni yang merupakan teman seperjuangan dalam mengerjakan skripsi, lalu Mizan Sukroni, Reza Nurul Fajri, Qisti Amruna, Dini Aulia Rahmi, Irfan Hilmy, Anneke Putri Meilasari, Frizan Donovan dan teman-teman kelas E lainnya yang luar biasa dimana penulis tidak dapat
vii
sebutkan semuanya namun hal tersebut tidak menghapuskan rasa bersyukur dan terima kasih yang penulis rasakan selama bersama kalian semua. 9.
Kepada ketua Bank Sampah Rawajati Ibu Sylvia Ermita dan petugas-petugas Bank Sampah Rawajati seperti Bapak Soepardi, Bapak Wahid dan lainnya yang dengan sangat ramah dan terbuka, mau membantu dalam penulisan skripsi ini dengan bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai, membolehkan penulis untuk mengikuti proses pengangkutan sampah dan proses lainnya, dan bantuan lainnya sehingga penulis tidak hanya mendapatkan data-data yang sangat penting untuk penulisan skripsi ini, penulis juga mendapatkan pengalaman yang sangat berharga selama mengerjakan skripsi ini.
10. Teman-teman lainnya yang penulis tidak dapat sebutkan semuanya Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan tema penelitian ini dapat terus dikembangkan agar menjadi lebih baik lagi.
Jakarta, 03 April 2014
IDA BAGUS RONI viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................ iii LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iv ABSTRAK ...................................................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................1 B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................... 7 D. Review Studi Terdahulu ............................................................. 8 E. Metode Penelitian.......................................................................10 F. Sistematika Penulisan ................................................................13
BAB II
KONSEP BANK SAMPAH DAN KERJASAMA A. Konsep Bank Sampah ...............................................................15 B. Konsep Kerjasama ....................................................................18 C. Konsep Kerjasama menurut Islam ............................................19
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SAMPAH RAWAJATI A. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Sampah Rawajati .................24 B. Tujuan dan Manfaat ...................................................................25
ix
C. Mekanisme Operasional Bank Sampah Rawajati ......................25 D. Standar Operasional Pengolahan Sampah .................................28 E. Produk-produk Bank Sampah Rawajati .....................................33 F. Nasabah dan Susunan Pengurus Bank Sampah Rawajati ..........35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BANK SAMPAH RAWAJATI A. Rekanan Bank Sampah ..............................................................38 B. Pola Kerjasama Bank Sampah Rawajati dengan Masyarakat menurut Syariah .........................................................................41 C. Pola Kerjasama Bank Sampah Rawajati dengan Lapak Condet menurut Syariah ............................................................48 D. Kendala-kendala yang dihadapi Bank Sampah Rawajati ..........50 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................53 B. Saran ..........................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................57 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................60
x
DAFTAR GAMBAR
3.1
Gambar Standar Operasional (SOP) Bank Sampah Rawajati (Sampah Organik) ................................................................................ 29
3.2
Gambar Standar Operasional (SOP)Bank Sampah Rawajati (Sampah An-organik) ...........................................................................31
xi
DAFTAR TABEL
3.1
Jenis-jenis Sampah dan Harga Sampah Bank Sampah Rawajati ......... 27
3.2
Jumlah Nasabah per RW Bank Sampah Rawajati................................ 35
4.1
Jadwal Operasi Jemput Bola Bank Sampah Rawajati ......................... 43
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh perorangan dan/atau badan hukum perusahaan yang memenuhi kriteria sebagaimana yang diatur oleh UU no 20 tahun 2008 tentang UMKM. Dibalik namanya, UMKM ternyata memiliki peran penting dan strategis terhadap perekonomian negara. Hal ini dapat dibuktikan melalui berbagai data ilmiah yang menyatakan bahwa keberadaan UMKM cukup dominan dalam lingkup perekonomian Indonesia. Contohnya seperti data-data yang menunjukkan tentang pengaruh eksistensi UMKM terhadap perekonomian nasional yang diungkapkan oleh Andang Setyobudi dalam artikelnya, yaitu 1: 1.
Jumlah industri yang dikelola UMKM yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Pada tahun 2005 saja, tercatat jumlah UMKM adalah 44,69 unit atau 99,9% dari jumlah total unit usaha.
2.
Potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak
1
Andang Setyobudi, “Peran Serta Bank Indonesia dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)” Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan, Volume 5 no. 2 (Agustus 2007): h.27.
1
kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar. Sektor UMKM menyerap 77,68 juta tenaga kerja atau 96,77% dari total angkatan kerja yang bekerja. 3.
Kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 54,22% dari total PDB. Paparan data-data diatas membuktikan bahwa memang UMKM
memiliki kontribusi penting terhadap perekonomian nasional, baik itu dalam hal penyerapan tenaga kerja nasional dan juga terhadap pembentukan PDB. Selain kontribusi-kontribusi UMKM terhadap perekonomian negara diatas, UMKM juga berkontribusi terhadap pengembangan sektor riil negara. Keunggulan ini disebabkan karena dalam operasinya, kebanyakan UMKM memakai produk-produk dan SDM lokal dan juga hasil produksinya yang hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri saja. Faktorfaktor inilah yang membuat UMKM dapat menggerakkan perekonomian riil negara. Dilihat dari sisi syariah, UMKM dinilai sebagai sektor yang halal dalam operasinya. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan melihat porsi penyaluran pembiayaan perbankan syariah kepada UMKM pada tahun 2013 yang mencapai 61,29% (sebesar Rp 83,09 Triliun) dari total pembiayaan perbankan syariah (BUS + UUS) 2 . Data yang diperoleh dari Outlook Perbankan Syariah tahun 2013 ini dapat di interpretasikan bahwa dengan 2
Bank Indonesia, “Outlook Perbankan Syariah 2013”, artikel diakses pada tanggal 10 Oktober 2013 dari www.bi.go.id
2
porsi penyaluran pembiayaan yang tinggi tersebut, UMKM dilihat sebagai sebuah sektor yang halal dan menguntungkan untuk diberikan pembiayaan oleh perbankan syariah, mengingat keunggulan-keunggulan UMKM yang sudah dijelaskan sebelumnya. Ada banyak sekali variasi usaha yang bergerak dalam sektor UMKM. Mulai dari usaha seperti usaha industri makanan dan minuman (seperti rumah makan skala kecil-menengah), usaha manufaktur (seperti pengrajin mebel, konveksi yang menghasilkan pakaian, dan lain sebagainya), industri pertenakan dan pertanian, sampai usaha daur ulang sampah kreatif seperti bank sampah. Bank sampah adalah tempat dimana masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang sudah ditentukan jenisnya, lalu mereka mendapatkan buku tabungan yang berisikan nilai sampah yang sudah ditabung dalam bentuk Rupiah (uang). Uang ini dapat ditarik oleh nasabah bank sampah layaknya pada praktek bank-bank pada umumnya. Selain praktek menyimpan sampah dan menarik uang tersebut, bank sampah biasanya juga menyediakan fasilitas kredit kepada warga yang membutuhkan tanpa menggunakan bunga. Terdapat 94 bank sampah di Jakarta pada tahun 2009 dan jumlah ini dipercaya terus bertambah hingga sekarang 3.
3
Budi Raharjo, “Jakarta baru miliki 94 Bank Sampah”, Artikel diakses pada tanggal 27 Februari 2013 dari http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/metropolitan/10/11/09/145555-jakarta-baru-miliki-94-bank-sampah
3
Dalam prakteknya, tentu saja bank sampah tidak dapat berdiri sendiri. Bank sampah perlu bekerjasama dengan beberapa pihak untuk dapat menggerakkan operasinya, khususnya pihak yang memiliki kelebihan sampah dan pihak yang membutuhkan sampah dalam jumlah banyak. Jika dilihat, memang pantas apabila bank sampah memakai istilah bank karena perannya sebagai pihak intermediasi antara masyarakat yang memiliki kelebihan sampah dengan pihak yang membutuhkan sampah. Salah satu bank sampah yang melakukan peran tersebut di Indonesia, khususnya Jakarta, adalah bank sampah Rawajati. Bank sampah Rawajati adalah bank sampah yang terletak di RW 03, Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan. Bank sampah yang didirikan pada tahun 2010 ini memiliki program bernama TASAKE (Tabungan Sampah Kering), yaitu sebuah mekanisme penanganan sampah anorganik. Secara sederhana program TASAKE ini adalah sebuah mekanisme dimana warga mengumpulkan sampah kering dan disetor kepada bank sampah untuk diolah dan warga yang menyetorkan sampah tersebut akan mendapatkan kartu tabungan yang berisi nilai rupiah sampah yang disetorkan. Dalam kegiatan operasinya, memang bank sampah Rawajati tidak mengatasnamakan syariah secara eksplisit namun jika diteliti lebih dekat, terlihat semangat-semangat syariah yang dituangkan di setiap kegiatan operasionalnya. Contohnya seperti pola kerjasama bank sampah Rawajati dengan masyarakat, yang merupakan salah satu rekanan dari bank sampah, dalam mengumpulkan sampah yang ada dilingkungan Kelurahan Rawajati 4
dan menjualnya kepada bank sampah serta pola kerjasama dengan rekanan lainnya dalam menjual sampah dari masyarakat tersebut. Tetapi sampai saat ini masih sedikitnya karya tulis yang membahas bank sampah, sehingga penjelasan tentang seluk beluk bank sampah seperti bagaimana kegiatan pengolahan sampah mereka, akad seperti apa yang bank sampah pakai dalam kerjasamanya dengan para rekanannya (walaupun mungkin secara eksplisit mereka mengatakan tidak memakai akad tersebut), dan lain sebagainya. Melalui latar belakang masalah yang telah dipaparkan oleh penulis tersebut, maka perlu sekiranya bagi penulis untuk mengkaji lebih dalam tentang bagaimana konsep bank sampah ditinjau dari aspek syariah, lebih jelasnya penulis akan mencoba meneliti dan menuliskannya dalam sebuah skripsi
yang
berjudul:
“POLA
KERJASAMA
BANK
SAMPAH
RAWAJATI DENGAN REKANAN MENURUT SYARIAH”.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Tema yang menjadi fokus pembahasan penulis terkait dengan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembahasan tersebut, adalah: a. Volume sampah yang dihasilkan perharinya lebih besar dari yang bisa ditangani oleh pemerintah.
5
b. Terbatasnya kapasitas TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar Gebang sebagai satu-satunya TPA yang ada di Jakarta dalam menangani sampah. c. Timbulnya masalah-masalah seperti banjir yang baru melanda Jakarta akibat banyaknya volume sampah yang tidak dapat ditangani TPA Bantar Gebang. d. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menangani sampah secara mandiri. e. Proses Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Rawajati. f. Akad yang dipakai dalam kerjasama Bank Sampah Rawajati dengan para rekanannya dinilai dari hukum syariah. g. Keabsahan akad tersebut menurut prinsip-prinsip muamalah. 2. Pembatasan Masalah Untuk memfokuskan penelitian, maka penulis merasa perlu untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas agar pembahasan tidak melebar dengan ketentuan sebagai sebagai berikut: a. Proses pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Rawajati b. Akad yang dipakai dalam kerjasama Bank Sampah Rawajati dengan para rekanannya dinilai dari hukum syariah. c. Keabsahan akad tersebut menurut prinsip-prinsip muamalah.
6
3. Perumusan Masalah Sesudah membatasi pembahasan, penulis merumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini. Pokok permasalahan yang akan dikaji adalah: a. Bagaimana proses pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Rawajati? b. Apa akad yang digunakan dalam kerjasama Bank Sampah Rawajati dengan para rekanannya? c. Apakah akad tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip muamalah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui bagaimana proses pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Rawajati. 2. Untuk mengetahui apa akad yang digunakan dalam kerjasama Bank Sampah Rawajati dengan para rekanannya. 3. Untuk mengetahui apakah akad tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip muamalah.
7
Adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat seperti: 1. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan mengenai potensi nilai ekonomis yang dimiliki oleh sampah serta seluk beluk kegiatan bank sampah dalam memanfaatkan nilai ekonomis sampah. 2. Bagi masyarakat, diharapkan agar penelitian ini dapat memberikan kesadaran untuk mengelola sampah rumah tangga yang sebenarnya masih memiliki nilai ekonomis secara mandiri. 3. Bagi bank sampah Rawajati, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk evaluasi kinerja bank sampah Rawajati, sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi kedepannya.
D. Review Studi Terdahulu 1. Penelitian yang Terkait Sebagai bahan studi pembanding untuk penelitian penulis yang membahas pola kerjasama bank sampah dengan rekanan, maka penulis menghadirkan beberapa studi terdahulu yang memiliki kaitan dengan tema penelitian tersebut
No
Nama Penulis
Judul
Metodologi Penelitian
8
Persamaan/Perbedaan
Tempat Penelitian
1.
Muhammad
Pemberdayaan
Skripsi ini
Kedua skripsi kami
Bank Sampah
Kholid
Ekonomi Umat
memakai
sama-sama membahas
Karya Peduli,
melalui Pola
metode
tentang pola kerjasama
Jakarta, 2011
Kerjasama Bank
kualitatif
bank sampah dengan
Sampah (studi pada
yang bersifat
pihak luar yaitu
Bank Sampah
deskriptif
masyarakat, namun
Karya Peduli
skripsi ini khusus
Cilincing)
membahas tentang pola kerjasama dengan masyarakat dan efeknya terhadap ekonomi masyarakat sekitar, sedangkan skripsi penulis membahas pola kerjasama dengan para rekanannya termasuk masyarakat jika dilihat dari sisi syariah.
2.
Ismail
Peran Bank sampah
Skripsi ini
Kedua skripsi kami
Bank Sampah
Seruni Jakarta
memakai
sama-sama membahas
Seruni,
Selatan dalam
metode
kerjasama bank sampah
Jakarta, 2012
Peningkatan
kualitatif
dengan pihak luar yaitu
Perekonomian
yang bersifat
masyarakat, namun fokus
Nasabah
deskriptif
skripsi ini membahas tentang seberapa besar peran bank sampah dalam meningkatkan perekonomian nasabahnya, sedangkan skripsi penulis membahas pola kerjasama bank
9
sampah dengan para rekanannya jika dilihat dari sisi syariah. 3.
Darmiyanti
Pola Kerjasama
Skripsi ini
Kedua skripsi kami
Lazis PLN
antara Lembaga
memakai
sama-sama membahas
P3B Jawa
Amil Zakat Infak
metode
tentang pola kerjasama
Bali dan
dan Shodaqoh
kualitatif
antara dua pihak, namun
PKPU,
(Lazis) PLN P3B
yang bersifat
skripsi ini membahas
Jakarta, 2008
Jawa Bali dengan
deskriptif
tentang pola kerjasama
Pos Keadilan
analisis
yang terbentuk antara
Peduli Umat
Lazis PLN P3B Jawa
(PKPU) dalam
Bali dengan PKPU dan
Pemberdayaan
dampak yang terbentuk
Dana Zakat
akibat kerjasama tersebut, sedangkan skripsi penulis membahas pola kerjasama bank sampah Rawajati dengan para rekanannya dan dilihat jika sisi syariah.
4.
Sri Fadillah
Efektivitas Pola
Skripsi ini
Kedua skripsi kami
Bank
Kemitraan dalam
memakai
sama-sama membahas
Muamalat
Kerjasama Bank
metode
tentang pola kerjasama
Indonesia,
Muamalat
kualitatif
antara dua pihak, namun
Jakarta, 2011
Indonesia dengan
yang bersifat
skripsi ini membahas
Mega Life cabang
deskriptif
tentang tingkat
syari'ah dalam
efektivitas pola
mengembangkan
kemitraan Bank
Sharia Mega
Muamalat Indonesia
Covers
dengan Mega Life
10
cabang syari'ah dalam mengembangkan Sharia Mega Covers, sedangkan skripsi penulis membahas pola kerjasama bank sampah Rawajati dengan para rekanannya jika dilihat dari sisi syariah.
2. Buku yang Terkait Untuk bagian ini penulis akan membahas buku “Penanganan dan Pemanfaatan Sampah karangan Soewedo Hadiwiyoto”. Buku ini membahas tentang sampah, jenis-jenis sampah serta cara penanganan sampah tersebut sesuai dengan jenisnya. Penanganan sampah menurut buku ini terbagi menjadi dua jenis yaitu penanganan dengan cara menghancurkan tersebut contohnya seperti pembakaran sampah dan penanganan dengan cara pemanfaatan sampah sesuai dengan jenisnya.
E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Untuk penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan Case Study (Studi Kasus). Dipilihnya tipe pendekatan ini dikarenakan tema yang akan dibahas lebih cocok jika diteliti dengan
11
menggunakan pendekatan Case Study yang merupakan pendekatan penelitian yang mengkhususkan kepada pencarian jawaban atas suatu permasalahan yang terjadi pada suatu sistem yang terbatas 4. Dengan kata lain, pendekatan Case Study memfokuskan penelitiannya pada satu sistem saja, sama halnya dengan penulis yang melakukan penelitian di satu sistem saja yaitu bank sampah di kawasan Rawajati. 2. Metode Analisis Metode yang akan dipakai untuk menganalisis data-data penting bagi penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini berguna untuk menginterpretasikan data-data penelitian yang sebagian besar merupakan data hasil wawancara dengan pihak-pihak penting pada bank sampah Rawajati secara apa adanya. 3. Objek Penelitian Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, objek yang akan diteliti oleh penulis adalah bank sampah Rawajati. Berikut akan dijelaskan lebih lengkapnya: a. Sumber Data
Sumber data yang digunakan didalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yaitu:
4
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010) h. 20.
12
1) Data primer adalah data yang berkaitan langsung dengan objek
penelitian. Data ini diperoleh langsung dari bank sampah Rawajati yaitu dengan cara melakukan wawancara langsung dengan petugaspetugas dan ketua bank sampah Rawajati, rekanan bank sampah dan lain sebagainya. 2) Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer. Dalam hal
ini penulis menggunakan data dalam bentuk dokumentasi yang semuanya dapat berupa buku-buku, hasil penelitian, maupun laporan terdahulu yang terkait. b. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis menggunakan cara sebagai berikut: 1) Penelitian Kepustakaan (Library Research) Teknik pengumpulan data yang diambil dari sumber data yang berasal dari buku-buku, surat kabar, majalah, artikel, media internet dan sumber kepustakaan lainnya. 2) Penelitian Lapangan Peneliti melakukan penelitian secara langsung yaitu dengan cara observasi dan wawancara langsung pada pihak-pihak terkait seperti petugas-petugas bank sampah, ketua bank sampah, rekananrekanan bank sampah dan lain sebagainya. .
13
F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini penulis membagi menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan membahas tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, review studi terdahulu, dan sistematika penulisan. BAB II: LANDASAN TEORI Pada bab ini peneliti akan membahas tentang landasan teori yang menjelaskan tentang pengertian bank dan sampah secara terpisah, pengertian bank sampah, pengertian pola dan kerjasama serta konsep kerjasama menurut Islam. BAB III: GAMBARAN UMUM Pada bab ini peneliti akan membahas tentang gambaran umum tentang bank sampah Rawajati, sejarah bank sampah Rawajati, visi dan misi, tujuan, mekanisme operasional dalam mengelola sampah organik dan anorganik sesuai dengan Standar Operasi (SOP) yang dibuat bank sampah Rawajati, produk hasil olahan bank sampah, dan jumlah nasabah serta susunan kepengurusan bank sampah Rawajati.
14
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang identitas rekanan-rekanan bank sampah, bentuk kerjasama yang dipraktikkan oleh bank sampah Rawajati dengan para rekanan, bentuk kerjasama yang dilakukan oleh bank sampah dengan para rekanan dinilai dari syariah, dan kendalakendala yang dihadapi oleh Bank Sampah Rawajati. BAB V: PENUTUP Pada bab ini penulis membahas tentang kesimpulan yang didapatkan berdasarkan evaluasi yang telah dibahas dan saran bagi pihak-pihak yang terkait.
15
BAB II KONSEP BANK SAMPAH DAN KERJASAMA
A. Konsep Bank Sampah 1. Pengertian Bank Sampah Istilah Bank sampah terdiri dari dua kata, yaitu bank dan sampah. Menurut UU nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selanjutnya adalah definisi bank yang terdapat didalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya karya Kasmir. Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan, umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote 1. Lalu definisi bank yang terdapat didalam buku Pemasaran Bank karya Kasmir. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya
1
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Ed. Ke6, 2002), h. 23.
16
adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya 2. Dari berbagai definisi tentang bank diatas, penulis memakai definisi bahwa bank adalah sebuah badan keuangan yang bertugas untuk menerima simpanan uang dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam skripsi ini. 2. Pengertian Sampah Berikut adalah definisi sampah yang terdapat didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia cetakan pertama edisi keempat tahun 2008. Sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak dipakai lagi dan sebagainya 3. Selanjutnya adalah definisi sampah yang didapatkan didalam UU nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sampah adalah sisasisa kegiatan manusia dan/atau proses alam. Lalu definisi sampah menurut World Health Organization (WHO) yang dikutip oleh Dr Chandra Budiman dalam bukunya. Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu
2
Kasmir, Pemasaran Bank (Jakarta: Kencana, Ed ke-1, 2005), h. 8. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Ed. Ke-4, Cet Ke-1, 2008), h. 1215. 3
17
yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya 4. Dari berbagai definisi mengenai sampah diatas, penulis memakai definisi bahwa sampah adalah material sisa yang tidak dibutuhkan lagi di dalam skripsi ini. 3. Pengertian Bank Sampah Setelah melihat definisi bank dan definisi sampah yang telah dipilih, maka dapat disimpulkan seperti apa definisi bank sampah. Bank sampah dapat didefinisikan sebagai badan yang bertugas untuk menerima simpanan dalam bentuk sampah dari masyarakat dan menyalurkannya kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Definisi ini sesuai dengan apa yang terjadi ditempat objek penelitian penulis yaitu bank sampah Rawajati. Bank sampah menerima simpanan sampah dari masyarakat Kelurahan Rawajati yang menjadi nasabah lalu menyalurkan sampah tersebut kepada pihak-pihak yang membutuhkan (rekanan). Namun perlu diketahui bahwa bank sampah bukanlah lembaga keuangan, walaupun memakai kata bank.
4
Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, Cet Ke-1, 2007), h. 111.
18
B. Konsep Kerjasama 1. Pengertian Pola Berikut adalah definisi kata pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cetakan ketiga edisi ketiga tahun 2005. Pola adalah bentuk atau sistem 5 . Sedangkan definisi kata pola menurut Kamus Ilmiah Populer yaitu pola adalah model, contoh atau pedoman (rancangan) 6. Dalam pembahasan ini, arti pola yang dibutuhkan adalah bentuk, karena yang ingin diketahui oleh penulis adalah bentuk kerjasama yang dipraktikkan oleh bank sampah Rawajati dengan rekanannya. 2. Pengertian Kerjasama Berikut adalah definisi kerjasama atau kemitraan menurut aturan kemitraan Inggris tahun 1890 yang dikutip pada buku Doktrin Ekonomi Islam jilid IV. Kerjasama adalah hubungan yang terjadi antara orang-orang yang melakukan bisnis pada umumnya untuk memperoleh suatu keuntungan 7. Lalu definisi kerjasama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cetakan ketiga edisi ketiga. Kerjasama adalah kegiatan atau usaha yang
5
Departemen Kebudayaan dan Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, Ed. Ke-3, Cet. Ke-3, 2005), h. 365. 6 Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Artaloka, 1994), h. 605. 7 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid 4 (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1996), h. 353.
19
dilakukan oleh beberapa orang (lembaga dan pemerintah) untuk mencapai tujuan bersama 8. Dari pengertian-pengertian tersebut penulis menarik sebuah pengertian kerjasama yang akan dipakai yaitu, hubungan antara beberapa orang, baik itu individu maupun lembaga, yang melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan bersama.
C. Konsep Kerjasama menurut Islam Dalam hukum islam terdapat beberapa akad yang dapat digunakan untuk bekerja sama dengan pihak lain seperti musyarakah dan mudharabah yang merupakan kerjasama berbasis bagi hasil, lalu akad seperti murabahah dan jual beli yang berbasis margin. Akad-akad tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk melakukan kerjasama dengan pihak lain, seperti yang dipraktekkan dalam perbankan syariah pada produk pembiayaan (penyaluran dana) mereka dimana bank syariah dan nasabah bekerjasama dengan menggunakan akad-akad yang disebutkan sebelumnya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat, yang merupakan salah satu rekanan bank sampah, menjual sampah kepada bank sampah Rawajati sebagai bentuk kerjasamanya dengan bank sampah. Oleh
8
Departemen Kebudayaan dan Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Ed. Ke-3, Cet. Ke-3, 2005) h. 753.
20
karena itu kerjasama yang akan dibahas merupakan kerjasama yang berbasis margin atau lebih tepatnya disebut dengan jual beli. Jual beli berasal dari kata al-bai’ yang dapat berarti memiliki dan membeli. Kata lain dari al-ba’ adalah asy-syira’, al-mubadah dan at-tijarah. Jual beli dapat berarti tukar menukar harta dengan harta untuk memiliki dan memberi kepemilikan 9. Jual beli hukumnya adalah adalah mubah atau ja’iz berdasarkan dalildalil Al-Qur’an, hadis dan ijma para ulama, contohnya seperti : 1. Al-Quran
Artinya: “Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (Q.S. Al-Baqarah: 275).
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan 9
Ibnu Qudamah, Al Mughni, Penerjemah Muhydin Mas Rida, dkk (Jakarta: Pustaka Azzam, 2010), h. 560
21
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu”. (Q.S. An-Nisaa’: 29). 2. Hadis
Artinya : “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan dengan suka rela.” (HR. Ibnu Majah II/737 no. 2185 dan Ibnu Hibban no. 4967) 3. Ijma Para ulama telah sepakat bahwa hukum jual beli itu mubah (dibolehkan) dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu harus diganti dengan barang lainnya
yang sesuai.
Hukumnya berubah
menjadi
haram
kalau
meninggalkan kewajiban karena terlalu sibuk sampai dia
tidak
menjalankan kewajiban ibadahnya. Jual beli dapat dibagi ke dalam beberapa macam jika ditinjau dari faktor-faktor yang terdapat dalam transaksi tersebut. Berikut akan dijelaskan tentang macam-macam jual beli berdasarkan latar belakang terjadinya transaksi tersebut:
22
1. Berdasarkan pertukaran 10 a) Jual Beli Pesanan (Salam) Jual beli salam adalah jual beli melalui pesanan, yakni jual beli dengan cara menyerahkan uang muka terlebih dahulu kemudian barang diantar belakangan. b) Jual Beli Barter (Muqayaddah) Jual beli muqayaddah adalah jual beli dengan menukarkan barang dengan barang. c) Jual Beli Muthlaq Jual beli muthlaq adalah jual beli barang dengan sesuatu yang telah disepalati sebagai alat tukar. d) Jual Beli Alat Tukar dengan Alat Tukar Jual beli alat tukar dengan alat tukar adalah jual beli barang yang biasa dipakai sebagai alat tukar. 2. Berdasarkan dari jenis pembayaran a) Al-Murabahah Jual beli dimana penjual memberitahukan kepada pembeli harga awal dari barang transaksi dan margin keuntungan yang diinginkan diawal terjadinya akad untuk mencapai kesepakatan. b) As-Salam Jual beli dengan cara menyerahkan uang muka terlebih dahulu kemudian barang diantar belakangan. 10
Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, dkk (Jakarta: Gema Insani Press, 2011), h. 592-596.
23
c) Al-Istishna Jual beli dimana pembayarannya dilakukan dengan mencicil kemudian barang diantar belakangan. 3. Berdasarkan dari objeknya 11 a) Bendanya kelihatan pada saat transaksi jual beli terjadi dan terlihat oleh penjual dan pembeli. b) Sifat-sifat bendanya disebutkan dalam janji seperti dalam salam, dimana barangnya memang tidak ada saat transaksi berlangsung namun penjual dan pembeli sudah saling mengetahui spesifikasi dari objek transaksi melalui spesifikasi yang diminta oleh pembeli. c) Bendanya tidak ada dimana barang transaksi tidak dapat dilihat oleh penjual dan pembeli saat transaksi berlangsung, contohnya jual beli bawang merah yang masih dibawah tanah. Jual beli ini haram hukumnya karena merupakan perbuatan gharar.
11
Taqiyuddin Abubakar, Kifayatul Akhyar, Penerjemah Achmad Zaidun dan A. Ma’ruf Asrori (Surabaya: Bina Ilmu, 1997), h. 329.
24
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SAMPAH RAWAJATI
A. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Sampah Rawajati Bank Sampah Rawajati lahir atas dasar niat ikhlas dari warga RW 03 Rawajati untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di lingkungan hidup mereka, serta untuk melaksanakan amanat UU no 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sebelumnya bank sampah ini bernama “Tasake Jatimas”, sebuah tempat dimana masyarakat RW 03 Rawajati dapat menabung sampah kering dan penabungnya mendapatkan buku tabungan yang berisi nilai nominal dari sampah yang ditabung sebelumnya. Nasabah dapat mengambil uang dari buku tabungan tersebut pada tanggal 1 setiap bulannya. Dinamai Tasake Jatimas karena bank sampah ini mengkhususkan diri untuk menjadi tempat menabungnya sampah-sampah kering, sehingga bisa dinamakan Tasake (Tabungan Sampah Kering) terletak di Komplek Zeni RW 03 Rawajati. Tasake Jatimas berdiri dan diresmikan oleh Bapak Camat Pancoran pada tanggal 12 Desember 2010. Akhirnya pada tanggal 30 Mei 2013, Bank Sampah Tasake Jatimas dicanangkan sebagai Bank Sampah Percontohan Rawajati yang bertujuan untuk melayani masyarakat se-Kelurahan Rawajati.
25
B. Tujuan dan Manfaat Sejak awal pendiriannya, Bank Sampah Rawajati memiliki tujuan yang dipegang dengan erat dalam menjalankan setiap operasinya. Tujuan didirikannya Bank Sampah Rawajati adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. 2. Membiasakan masyarakat untuk memilah sampah secara 3R (Reduce, Reuse, Residu) sejak dari sumbernya. Keberadaan Bank Sampah Rawajati di tengah-tengah masyarakat dapat memberikan berbagai manfaat tidak hanya kepada masyarakat Kelurahan Rawajati namun juga terhadap lingkungan hidup Kelurahan Rawajati. Manfaat yang diberikan oleh Bank Sampah Rawajati adalah sebagai berikut: 1. Membuat lingkungan menjadi sehat, bersih, indah dan asri. 2. Menjadikan sampah sebagai tabungan yang mempunyai nilai ekonomi. 3. Membuka peluang bagi masyarakat untuk berkarya dengan membuat daur ulang sampah.
C. Mekanisme Operasional Bank Sampah Rawajati Sesuai dengan namanya, konsep pengelolaan yang dipakai oleh Bank Sampah Rawajati mengadopsi sistem yang dipakai oleh bank–bank
26
konvensional. Ada kegiatan menabung walau objek yang ditabungkan berbeda, dimana objek yang ditabung adalah sampah-sampah kering anorganik yang dihargai dari yang termurah yaitu Rp. 200 per kg botol beling sampai yang termahal yaitu Rp. 9000 per kg aluminium/logam. Sayangnya Bank Sampah Rawajati belum menyediakan layanan pinjaman kepada nasabahnya. Untuk lebih mengetahui secara rinci mekanisme operasional dari Bank Sampah Rawajati, berikut akan diuraikan : 1. Bank
sampah
melakukan
penerimaan
sampah
anorganik
yang
dikumpulkan nasabah lalu sampah anorganik tersebut ditabung di bank sampah untuk dikelola. Sedangkan sampah organik dikumpulkan dari taman-taman yang ada disekitar lingkungan bank sampah yaitu RW 03 dan terkadang dari sumbangan masyarakat tanpa dimintai imbalan apapun. 2. Setiap nasabah yang datang dan menabung dibank sampah akan diberikan buku tabungan. 3. Selanjutnya sampah anorganik yang sebelumnya sudah dipilah oleh nasabah akan ditimbang oleh petugas bank sampah. 4. Kemudian jenis dan berat timbangan akan dicatat di buku tabungan dan di buku catatan petugas sebagai barang masuk beserta jumlah nominal rupiah dari sampah yang sudah ditimbang. Berikut adalah rincian harga sampah yang dipatok oleh Bank Sampah Rawajati:
27
Tabel 3.1. Jenis-jenis Sampah dan Harga Sampah Bank Sampah Rawajati
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jenis Sampah/Kg
Harga (Rp)
Koran Rp. 1000,Kardus/ Kertas Semen Rp. 1000,Alumunium/Logam Rp. 9000,Boncos (Kemasan Refill, Sachet Kopi, dsb dalam Rp. 300,keadaan kotor) Gelas Air Mineral (Bersih) Rp. 4000,Botol Air Mineral (Bersih) Rp. 4000,Besi Rp. 2700,Buku/Majalah Rp. 700,Kemasan Refill (Bersih) Rp. 3000,Seng (Kaleng Coca Cola, dsb) Rp. 800,Botol Beling Rp. 200,Gabruk (Botol Aqua Plastik, Aqua Gelas, dsb Rp. 1500,dalam keadaan kotor) Kabin (Kipas Angin, Blender, Rice Cooker dsb) Rp. 2000,Sumber: Buku Profil Bank Sampah Percontohan Rawajati
5. Barang yang sudah ditimbang dan dicatat kemudian akan dimasukkan ke tempat penampungan sementara. 6. Setiap seminggu sekali atau ketika tempat penampungan sudah penuh, petugas menjual sampah-sampah anorganik yang dibeli dari nasabah sesuai dengan jenis yang diminta kepada lapak rekanan mereka. Lalu sampah anorganik yang tidak dibutuhkan oleh lapak dan dapat dimanfaatkan kembali akan didaur ulang menjadi berbagai macam produk. Sedangkan sampah-sampah anorganik yang tidak bisa dimanfaatkan lagi (puing-puing bangunan, pampers, pembalut, dsb) akan dibuang ke TPA Bantar Gebang. 28
7. Hasil penjualan sampah dan produk-produk hasil olahan Bank Sampah akan dibagikan kepada nasabah dengan menggunakan sistem bagi hasil, dengan pembagian sebanyak 75% untuk Nasabah dan 25% untuk Bank Sampah Rawajati. Namun dalam prakteknya, sistem ini belum bisa dijalankan oleh bank sampah Rawajati dan masih memakai sistem jual beli, walau memang bank sampah ingin menggunakan sistem bagi hasil kedepannya jika situasi sudah memungkinkan untuk melakukan hal tersebut. 8. Nasabah dapat mengambil tabungannya pertanggal 1 setiap bulannya dengan membawa buku tabungannya (jika sebelumnya tidak dititipkan kepada bank sampah untuk disimpan), kemudian nasabah menulis nominal uang yang ingin ditarik dan menandatanganinya di buku tabungan.
D. Standar Operasional Pengolahan Sampah Bank Sampah Rawajati memiliki dua standar operasional dalam mengelola sampah sesuai dengan jenisnya, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Berikut akan digambarkan dengan jelas standar operasional Bank Sampah Rawajati:
29
Gambar 3.1. Gambar Standar Operasional (SOP) Bank Sampah Rawajati (Sampah Organik) Sampah Organik (Sisa Makanan, Sampah Dapur, dll)
RW 01, RW 02, RW 03, Pasar Kaget
Petugas Gerobak
Bank Sampah Percontohan Rawajati Bengkel Kompos RW06
Petugas GerMor (Gerobak Motor)
RW 06, RW 08, RW 04
Mitra Kerja
Kompos ½ Jadi
Dikelola Sendiri Residu
RW 05
Petugas Kebersihan dari Kec. Pancoran
RW 07
DIPO Duren Kalibata
Manajemen Bank Sampah
Dari Gambar 3.1. tersebut, kita dapat mengetahui alur standar operasi Bank Sampah Rawajati dalam mengolah sampah organik sampai menjadi pupuk kompos. Sampah yang ada didaerah RW 01, RW 02, RW 03 dan Pasar Kaget diangkut oleh petugas gerobak langsung menuju Bank Sampah Rawajati karena lokasinya yang cukup dekat. Sampah yang berada didaerah RW 06, RW 04 dan RW 08 diangkut oleh petugas GerMot (Gerobak Motor) menuju Bengkel Kompos (salah satu bagian dari Bank Sampah Rawajati yang baru bisa mengolah sampah organik menjadi kompos) yang terletak di RW 06. Sampah di RW 07 dan RW 05 dikelola secara mandiri oleh para warganya.
30
Sampah yang telah dikumpulkan diolah oleh Bank Sampah untuk menjadi kompos dan sisa-sisa yang tidak bisa dipakai lagi dari proses olahan tersebut diserahkan kepada DIPO Duren Kalibata atau TPA Bantar Gebang. Kompos yang merupakan hasil dari proses daur ulang sampah yang dikumpulkan akan dijual kepada mitra kerja Bank Sampah Rawajati dan hasil penjualannya digunakan untuk operasional bank sampah. Kenyataannya, SOP ini tidak dapat dilakukan secara penuh karena beberapa kendala seperti kurangnya petugas bank sampah yang aktif, kurangnya dana operasional yang dimiliki oleh bank sampah, dan lain sebagainya yang akhirnya menghalangi bank sampah untuk mengelola sampah organik sesuai dengan standar operasi yang dibuatnya. Dalam prakteknya
bank
sampah
mendapatkan
sampah
organik
dengan
mengambilnya dari taman-taman yang ada disekitar lingkungan bank sampah dan terkadang dari sumbangan masyarakat tanpa dimintai imbalan apapun.
31
Gambar 3.2. Gambar Standar Operasional (SOP) Bank Sampah Rawajati (Sampah An-organik)
Nasabah
Ketua
Lapak Kelompok Pengrajin
Nasabah
Nasabah
Nasabah Nasabah
Petugas GerMor (Gerobak Motor)
Teller
Admin
Opsnal
Toko
Rupiah Menimbang. Mencatat, Membayar dan Melaporkan
Pilah, Olah dan Kemas (Peningkatan Nilai Tambah)
Dipo Duren Kalibata
Dari Gambar 3.2. tersebut, kita dapat mengetahui alur standar operasi Bank Sampah Rawajati dalam mengolah sampah anorganik. Sampah anorganik dari RW 01 s/d 08 dijemput oleh petugas GerMot sesuai dengan jadwal. Nasabah warga RW 03 biasanya membawa sampah anorganiknya sendiri untuk ditimbang tanpa perlu dijemput oleh petugas GerMot karena rumah mereka yang berdekatan dengan lokasi Bank Sampah Rawajati. Setelah semua sampah anorganik tersebut dikumpulkan dalam bank sampah, teller menimbang berat dari sampah masing-masing nasabah, mencatatnya, membayar dan melaporkan pekerjaannya kepada ketua. Admin lalu mencatatkan transaksi yang dilakukan pada saat itu kedalam buku besar. Setelah proses tersebut selesai, bagian operasional memilah sampah kedalam
32
tiga bagian, sampah yang bisa dijual (seperti besi, dan lain sebagainya) sampah yang bisa didaur ulang (sterofoam, plastik sachet, dan lain sebagainya) dan sampah yang tidak dapat didaur ulang kembali oleh bank sampah karena keterbatasan fasilitas yang dimiliki bank sampah (softek, popok, dan lain sebagainya). Sampah yang bisa dijual kembali akan dijual kepada lapak (pengepul) yang merupakan mitra dari Bank Sampah Rawajati. Sedangkan untuk sampah yang bisa didaur ulang akan dijual/diberikan secara cuma-cuma kepada kelompok-kelompok pengrajin yang ada di daerah Kelurahan Rawajati yang kemudian hasil daur ulangnya akan dijual ketoko. Hasil penjualan yang didapat dari lapak dan toko tersebut akan dilaporkan oleh teller kepada ketua. Sedangkan untuk sampah yang tidak berguna akan dikirimkan kepada DIPO Duren Kalibata. Kenyataannya, SOP ini tidak dapat dilakukan secara penuh karena beberapa kendala seperti kurangnya petugas bank sampah yang aktif, kurangnya dana operasional yang dimiliki oleh bank sampah dan lain sebagainya yang akhirnya menghalangi bank sampah untuk mengelola sampah anorganik sesuai dengan standar operasi yang dibuatnya. Dalam prakteknya bank sampah mengelola sampah anorganik berbeda dengan standar operasi.
33
E. Produk-produk Bank Sampah Rawajati Selain menjual sampah kepada lapak-lapak yang menjadi rekanan mereka, Bank Sampah Rawajati juga mengolah kembali sampah-sampah yang masih dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk yang memiliki nilai ekonomi. Produk ini kemudian akan dijual di berbagai event seperti bazaar, dsb
1
. Hasil penjualan produk-produk olahan ini akan
digunakan untuk membiayai kegiatan operasional Bank Sampah dan juga dibagikan kepada para nasabah dengan porsi bagi hasil 75:25, yaitu 75% untuk nasabah dan 25% untuk Bank Sampah. Namun dalam prakteknya, seperti yang sudah ditegaskan sebelumnya, sistem ini belum bisa dijalankan oleh bank sampah Rawajati. Berikut adalah macam-macam produk hasil olahan: 1. Pupuk Kompos dari Sampah Organik Produk yang dihasilkan dari proses daur ulang sampah organik berupa pupuk kompos. Proses pembuatan kompos dimulai dengan mencacah sampah organik dengan menggunakan mesin, cacahan sampah ditaburkan dengan bahan aktivator seperti dedak, pupuk dan sekam dan ditumpuk menjadi tumpukan besar yang akan didiamkan selama 6 minggu. Proses selanjutnya tumpukan sampah yang telah didiamkan tersebut ditambahkan campuran EM4 dan mulase, kemudian sampah diaduk lalu
1
Wawancara Pribadi dengan Bapak Supardi, pengurus Bank Sampah Rawajati. Jakarta, 10 Februari 2013.
34
disaring dengan menggunakan alat saringan sehingga tersaring pupuk kompos murni yang akan dibungkus sesuai dengan kemasannya.
2. Hasil Kerajinan dari Sampah Botol Plastik Produk yang dihasilkan dari proses daur ulang botol plastik ini biasanya berupa suvenir seperti bunga-bunga hias. Produk ini merupakan salah satu produk yang paling laku terjual jika ada bazaar dan rombonganrombongan dari berbagai macam instansi dan organisasi yang berkunjung ke bank sampah Rawajati. 3. Hasil Kerajinan dari Sampah Sterofoam Produk yang dihasilkan dari sampah sterofoam ini biasanya berupa pot-pot tanaman ukuran sedang. Proses pembuatannya dimulai dengan memarut sterofoam bekas hingga menjadi serbuk-serbuk halus, campurkan serbuk sterofoam tadi dengan pasir dan semen, tambahkan air pada campuran tersebut sekitar 1 gelas takaran. Selanjutnya ambil pot plastik dan lumuri pemukaan dalamnya dengan minyak goreng bekas atau minyak tanah, setelah dilumuri saatnya membentuk adonan menjadi pot. Pemadatan
adonan dilakukan
dengan cara
ditekan-tekan dengan
menggunakan tangan, lakukan terus proses ini hingga seluruh permukaan dipenuhi adonan, diamkan hasil pot tersebut selama minimal 1 hari 1 malam ditempat yang tidak terkena matahari langsung, setelah kering pot bisa dikeluarkan dari cetakan. 35
F. Nasabah dan Susunan Pengurus Bank Sampah Rawajati Bank Sampah Rawajati saat ini memiliki sekitar 660 nasabah yang tersebar di 6 RW di sekitar daerah Kelurahan Rawajati dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.2. Jumlah Nasabah per RW Bank Sampah Rawajati RW RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 06 RW 08
Jumlah Nasabah 100 20 325 70 20 125
Ketidakhadiran RW 05 dan RW 07 pada tabel diatas karena mereka memang tidak bekerjasama dengan bank sampah. Hal ini disebabkan kedua RW ini dapat mengelola sampahnya secara mandiri, tanpa membutuhkan bantuan bank sampah Rawajati. Berikut adalah susunan kepengurusan Bank Sampah Rawajati untuk periode 2013-2015: Pembina
: 1. Dinas Kebersihan DKI Jakarta 2. Camat Pancoran 3. Lurah Rawajati
Pengawas
: Bpk Tamrela 36
LMK RW 06
Pengarah
: Ibu Hj. Niniek Nuryanto. SE RW 03
Ketua
: Ibu Sylvia Ermita
RW 03
Wakil Ketua
: Bpk Dwi Nanto
RW 08
Sekretaris
: 1. Ibu Bayu Wasilah
RW 08
2. Ibu Dewi Yusnita
RW 03
Bendahara
: 1. Ibu Hilalia 2. Ibu Marini Tinuk
RW 03 RW 02
Ketua Bidang Kompos
: Bpk Soepardi
RW 03
Anggota
: 1. Bpk Wahid
RW 03
2. Bpk Choir
RW 03
: 1. Bpk Hakim
RW 06
2. Bpk Pepen
RW 03
3. Bpk Mace
RW 03
4. Bpk Didi
RW 08
Petugas Pengolahan
Ketua Bidang TASAKE
: Bpk R. Awarso
RW 03
Anggota
: 1. Ibu Lies Ratnaningtyas
RW 03
2. Bpk Rudi Sarwono HS
RW 01
3. Ibu Sri Sayani
RW 02
Ketua Bidang Daur Ulang
: Ibu Taty Adhe
RW 03
Anggota
: 1. Ibu Nurizah
RW 08
37
Koordinator
2. Ibu Karsih
RW 08
3. Ibu Yeyen
RW 01
: Ketua RW 01 s/d 08 Kelurahan Rawajati
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BANK SAMPAH RAWAJATI
A. Rekanan Bank Sampah Bank Sampah Rawajati sebagai sebuah lembaga yang relatif baru berdiri tentu memerlukan bantuan dalam. Pihak-pihak yang bekerjasama dengan bank sampah Rawajati beragam identitasnya, mulai dari masyarakat biasa sampai dinas kota 1. Berikut akan dijabarkan mengenai rekanan-rekanan bank sampah: 1. Masyarakat Kelurahan Rawajati Sebagai satu-satunya sumber nasabah bagi Bank Sampah Rawajati, masyarakat kelurahan Rawajati memiliki peran sangat penting dalam keberlangsungan bank sampah. Nasabah berperan sebagai pihak yang mengumpulkan,
memilah
sampah
sesuai
dengan
jenisnya
dan
mendepositokan sampah tersebut kepada bank sampah. Terkadang nasabah juga membeli produk-produk hasil daur ulang bank sampah Rawajati seperti pupuk kompos dan lain sebagainya untuk keperluan pribadi.
1
Wawancara Pribadi dengan Ibu Selvi, ketua Bank Sampah Rawajati. Jakarta, 04 Januari
2014.
39
2. Lapak Condet Lapak yang berada di daerah Condet ini juga memiliki peran yang sangat penting bagi Bank Sampah Rawajati, dikarenakan lapak ini merupakan sumber penghasilan utama bagi bank sampah. Lapak Condet berperan sebagai pihak yang membeli sampah yang telah dipilah sesuai jenisnya oleh bank sampah dan/atau nasabah. Terpilihnya lapak Condet menjadi rekanan bank sampah Rawajati adalah karena lapak ini berani menawarkan harga paling tinggi dari lapak-lapak yang lain untuk membeli sampah dari bank sampah Rawajati. 3. PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Disini PNPM Mandiri berperan sebagai pihak yang memberikan sarana dan yang menjadi pusat kegiatan bank sampah Rawajati sebelum menjadi bank sampah percontohan yang berkaitan dengan sampah anorganik seperti penimbangan berat sampah dan pencatatan nilai sampah, PNPM juga memberikan prasarana seperti tempat-tempat sampah berukuran besar. Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap PNPM, bank sampah diharuskan untuk memberikan laporan kegiatan mereka kepada PNPM. 4. Dinas Kebersihan Jakarta Dinas Kebersihan Jakarta, sesuai dengan namanya, merupakan sebuah unsur pelaksana pemerintah daerah Jakarta yang bertugas untuk 40
menjaga kebersihan di lingkungan Jakarta, jadi merupakan hal yang wajar apabila dinas ini bekerja sama dengan Bank Sampah Rawajati. Peran Dinas Kebersihan dalam kerjasamanya dengan bank sampah adalah sebagai pihak yang memberikan dana untuk kegiatan operasional bank sampah selama 6 bulan dan alat-alat operasional seperti gerobak motor, alat pencacah sampah organik dan sebagainya. Dana operasional ini mulai diberikan dari bulan Juni 2013 s/d Desember 2013 dan sebagai bentuk pertanggung jawaban, bank sampah Rawajati diharuskan untuk membuat dan mengirimkan laporan kegiatan pembuatan kompos setiap bulannya. Selama 6 bulan didanai oleh Dinas Kebersihan tersebut, bank sampah Rawajati diberikan target untuk mendapatkan 1000 nasabah aktif. Hal ini ditujukan agar bank sampah Rawajati dapat beroperasi secara mandiri tanpa perlu bantuan-bantuan dana dari pihak luar. Sayangnya hal tersebut belum tercapai dikarenakan berbagai kendala, karena hal tersebut bank sampah Rawajati sedang berusaha mengirimkan proposal untuk melanjutkan kerjasama dengan Dinas Kebersihan. 5. Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Dinas Pekerjaan Umum (PU) merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah Jakarta yang bertugas melakukan pekerjaan umum, seperti pengaturan, pembinaan, pembangunan, peningkatan, pemeliharaan, pengendalian dan pengamanan jalan, jembatan, pengelolaan sumber daya air dan sarana jaringan utilitas. Peran Dinas Pekerjaan Umum disini adalah
41
sebagai pihak yang memberikan sarana berupa bangunan yang digunakan sebagai pusat kegiatan bank sampah. Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap dinas PU, bank sampah diharuskan untuk memberikan laporan kegiatan mereka kepada dinas PU 6. Paguyuban Bank Sampah Jakarta Selatan Paguyuban Bank Sampah Jakarta Selatan merupakan sebuah perkumpulan para anggota-anggota bank sampah dari seluruh Jakarta Selatan. Perkumpulan yang baru didirikan (belum diresmikan sampai saat ini) pada awal Januari 2014 ini ditujukan sebagai tempat bagi para anggota-anggotanya untuk berbagi informasi tentang berbagai hal yang berhubungan dengan bank sampah, seperti lapak (pengepul sampah) mana yang berani menawarkan harga tertinggi untuk membeli sampah dan sebagainya. Selain itu paguyuban ini diadakan untuk menyamakan visi dan misi serta menyamakan harga-harga sampah yang ditawarkan oleh bankbank sampah agar tidak terjadi persaingan tidak sehat antar bank sampah.
B. Pola Kerjasama Bank Sampah Rawajati dengan Masyarakat menurut Syariah Pada bagian sebelumnya telah dibahas tentang pihak-pihak mana yang bekerja sama dengan bank sampah Rawajati, namun untuk bagian selanjutnya akan dijelaskan tentang pola kerjasama masyarakat Kelurahan Rawajati dan Lapak (Pengepul) Condet untuk bagian berikutnya dengan bank sampah 42
Rawajati. Hal ini dikarenakan pola kerjasama antara ketiga pihak ini merupakan inti kegiatan bank sampah Rawajati, berikut akan dijelaskan secara lebih lengkap. Kegiatan utama bank sampah Rawajati terbagi menjadi dua bagian, yaitu operasi menghimpun sampah dari masyarakat Rawajati yang disebut dengan operasi “Jemput Bola” dan operasi menyalurkan sampah tersebut kepada Lapak yang disebut dengan operasi “Panen” 2. Secara konsep, kedua kegiatan ini mirip dengan kegiatan kebanyakan bank pada umumnya yaitu menghimpun dan menyalurkan dana namun prakteknya tentu berbeda, dengan bagaimana cara yang dilakukan oleh bank sampah Rawajati untuk menghimpun dan menyalurkan sampah. Operasi Jemput Bola merupakan kegiatan yang dilakukan oleh bank sampah Rawajati untuk menghimpun sampah dari masyarakat kelurahan Rawajati secara langsung. Dinamakan operasi Jemput Bola dikarenakan dalam praktiknya bank sampah secara langsung mendatangi masyarakat untuk mengumpulkan/menghimpun sampah anorganik dari mereka. Operasi Jemput Bola dimulai dengan petugas bank sampah yang biasanya berjumlah 1 orang mendatangi RW dengan menggunakan gerobak motor (GerMot) secara bergiliran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Jadwal diadakannya operasi Jemput Bola untuk setiap RW di kelurahan Rawajati adalah sebagai berikut:
2
Ibid.
43
Tabel 4.1. Jadwal Operasi Jemput Bola Bank Sampah Rawajati Jumat RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 06 RW 08
Sabtu
Minggu
Jadwal ini fleksibel dan dapat berubah sewaktu-waktu apabila terjadi sesuatu yang kurang menguntungkan. Selanjutnya petugas bank sampah datang ke sebuah pos yang berfungsi sebagai tempat pemusatan penghimpunan sampah anorganik yang ada di RW tersebut, pos-pos ini terdapat di setiap RW di kelurahan Rawajati dan disetiap RW terdapat warga yg ditunjuk oleh bank sampah untuk menjadi koordinator kecuali RW 05, RW 07 dan RW 03. Untuk RW 05 dan 07 memang tidak bekerjasama dengan bank sampah karena kedua RW ini dapat mengelola sampahnya secara mandiri, sedangkan lokasi RW 03 yang berdekatan dengan bank sampah sehingga tidak dibutuhkan pos penghimpunan dan para masyarakat terbiasa untuk menghimpun sampahnya secara langsung dibank sampah. Di pos tersebut, petugas bank sampah dibantu dengan koordinator
melakukan
beberapa tugas seperti: 1. Pengukuran berat sampah dengan menggunakan timbangan gantung sederhana 2. Pencatatan nominal tabungan berdasarkan jenis dan berat sampah
44
3. Penerimaan nasabah bank sampah baru Proses untuk menjadi nasabah bank sampah Rawajati ini merupakan hal yang mudah. Warga Rawajati yang ingin menjadi nasabah bertemu dengan petugas bank sampah yang sedang bertugas untuk mendaftarkan diri menjadi nasabah bank sampah dengan membawa identitas diri seperti KTP (Kartu Tanda Penduduk). Setelah itu warga akan dimasukkan namanya kedalam buku nasabah dan diberikan buku tabungan yang dapat disimpan atau dititipkan kepada petugas supaya lebih mudah. Selama proses pendaftaran ini, nasabah tidak dipungut dana dalam bentuk apapun. Setelah tugas-tugas tersebut telah selesai, petugas bank sampah memasukkan sampah-sampah yang telah dihimpun kedalam germot untuk dikirim ke bank sampah Rawajati. Setelah sampai sampah-sampah tersebut akan disortir dan dipilah menurut jenisnya dan fungsinya, walaupun pada umumnya nasabah sudah menyortirnya sendiri dirumah mereka masingmasing. Sampah-sampah tersebut akan terbagi menjadi 3 kategori, yaitu: 1. Sampah yang akan dijual kembali ke lapak, sampah-sampah ini dipilah kedalam beberapa karung sesuai dengan jenisnya seperti botol plastik, tutup botol dan lain sebagainya. 2. Sampah yang disimpan untuk didaur ulang, sampah jenis ini dapat berupa sachet kopi, plastik rinso dan lain sebagainya. Sampah ini biasanya didaur ulang dengan bantuan ibu-ibu PKK Kelurahan Rawajati.
45
3. Sampah yang tidak dapat dijual dan didaur ulang, sampah ini dapat berupa popok bayi, softek dan lain sebagainya. Untuk sampah jenis ini akan dibuang ke TPA Bantar Gebang. Sekilas operasi jemput bola yang dipraktekkan bank sampah Rawajati ini tidak jauh berbeda dengan SOP (Standar Operasional) yang sebelumnya sudah dijelaskan di bab III, yang berbeda hanyalah proses administrasinya saja. Jika pada SOP dijelaskan bahwa setiap anggota memiliki tugasnya masing-masing seperti teller menimbang berat, mencatat nominal, dan membayar nasabah yang menarik uangnya dari buku tabungan, admin yang mencatatkan transaksi yang dilakukan pada saat itu kedalam buku besar dan sebagainya sementara dalam prakteknya tidak demikian. Kenyataannya anggota-anggota bank sampah belum memiliki peran yang jelas dalam menjalankan kegiatan-kegiatan inti bank sampah Rawajati. Pola kerjasama antara masyarakat dan bank sampah Rawajati memang tampak seperti hubungan jual beli, dimana masyarakat menjual sampah yang dikumpulkannya kepada bank sampah yang membeli sesuai dengan jenis dan beratnya. Hal yang membedakan kerjasama antara kedua pihak ini dengan jual beli biasa adalah bahwa pada kerjasama yang dilakukan oleh bank sampah dengan nasabah mengangkat konsep ta’awun, dimana jual beli yang dilakukan oleh kedua pihak tersebut menolong banyak pihak, bahkan pihak yang tidak terkait secara langsung dengan jual beli tersebut dan pada akhirnya menimbulkan manfaat besar bagi banyak pihak, khususnya kepada masyarakat dan lingkungan Kelurahan Rawajati. Sedangkan pada jual beli 46
biasa, manfaat yang ditimbulkan umumnya hanya berlaku pada pihak yang bertransaksi saja, seperti pihak penjual mendapatkan manfaat berupa uang dari barang yang dijual saja dan pihak pembeli hanya mendapatkan manfaat berupa barang yang dibelinya, sehingga tolong-menolong yang dilakukan pada jual beli biasa terbatas kepada pihak yang terkait dengan transaksi tersebut. Konsep ta’awun adalah konsep tolong-menolong dalam kebaikan antar sesama. Ta’awun berasal dari kata ta’awana, yata’aawuna, ta’awuna, yang dapat berarti tolong-menolong, gotong-royong, bantu-membantu dengan sesama manusia. Konsep ini berlaku dalam setiap bagian dari kehidupan manusia
terutama
dalam
berhubungan
dengan
pihak
lain,
seperti
bersosialisasi, transaksi ekonomi dengan sesama, dan lain sebagainya. Ta’awun juga ditegakkan oleh bank sampah Rawajati dalam kerjasamanya bersama dengan nasabah. Penegakkan dari ta’awun ini dapat dilihat dari manfaat yang ditimbulkan oleh jual beli yang dilakukan oleh bank sampah dengan nasabah. Selain saling tolong-menolong antara bank sampah dengan nasabah ketika mereka melakukan jual beli sampah, pihak-pihak lain yang tidak berkaitan juga ikut tertolong dengan adanya kerjasama ini. Contohnya seperti lingkungan
Kelurahan
mengumpulkan
Rawajati
sampah-sampah
pada
umumnya
yang ada
karena
nasabah
dilingkungan rumah
dan
memberikan sampah yang telah dikumpulkan tersebut untuk dijual kepada bank sampah untuk diproses lagi. Hal ini tentu menyebabkan jumlah sampah 47
yang berada di lingkungan Kelurahan Rawajati berkurang secara signifikan dan pada akhirnya masyarakat yang bukan nasabah bank sampah tertolong oleh kerjasama yang terjalin antara bank sampah Rawajati dengan nasabahnya. Kegiatan jual beli yang dilakukan antara bank sampah Rawajati dengan nasabahnya dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan sahnya jual beli menurut hukum syariah, seperti adanya pembeli dan penjual, terjadinya akad, dan ada objek transaksinya. Berikut akan dijelaskan secara lebih rinci: 1. Adanya pihak yang bertransaksi (Al-‘Aqid). Sudah jelas bahwa kegiatan jual beli sampah ini memenuhi syarat ini, dimana nasabah sebagai penjual dan bank sampah sebagai pembeli. Kedua pihak ini juga memenuhi syarat dari Al-‘Aqid seperti baligh, merdeka, berakal karena mayoritas nasabah bank sampah Rawajati terdiri dari ibu rumah tangga. Transaksi jual beli ini juga dilakukan secara sukarela tanpa ada paksaan dari pihak lain. 2. Adanya ijab-qabul (Al-‘Aqd). Ada dua opini yang bertentangan untuk syarat ini, dimana yang pertama adalah opini yang menyebutkan bahwa jual beli tanpa mengucapkan ijab-qabul dianggap tidak sah dan opini kedua menyebutkan bahwa jual beli dapat dianggap sah walaupun tidak mengucapkan ijab-qabul. Opini kedua didukung oleh surat An-Nisa’ ayat 29, dimana ayat tersebut hanya mensyaratkan bahwa jual beli yang dianggap sah karena adanya sikap saling ridha antara penjual dan pembeli, ayat tersebut tidak menyebutkan pengucapan lafaz ijab-qabul sebagai syarat sah dari transaksi jual beli. Karena penjelasan tersebut, 48
kegiatan jual beli sampah antara bank sampah dengan nasabah telah memenuhi syarat ini, karena nasabah dan bank sampah Rawajati saling ridha dalam melaksanakan transaksi jual beli tersebut. 3. Adanya objek transaksi (Al-Ma’qud ‘Alaihi). Walau barang yang menjadi objek transaksi jual beli ini adalah sampah, sesuatu yang dalam pandangan masyarakat umum dianggap sebagai material yang tidak memiliki nilai lagi, namun kenyataannya tidak demikian. Dalam jual beli ini, sampah yang menjadi objek transaksi sebelumnya sudah ditetapkan jenis-jenis dan harga per jenisnya, seperti koran bekas, botol minuman dan sebagainya. Sampah yang ditetapkan sebagai objek jual beli ini tentu memiliki nilai dan manfaat bagi bank sampah Rawajati, dimana sampah tersebut dapat dijual kembali kepada lapak dan dijadikan karya-karya seni seperti tas, pot tanaman, dan sebagainya yang dapat dijual kembali dengan harga yang tinggi.
C. Pola Kerjasama Bank Sampah Rawajati dengan Lapak Condet menurut Syariah Operasi Panen merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan oleh bank sampah Rawajati dengan Lapak Condet. Dinamakan operasi panen karena pada prakteknya lapak Condet mengambil sampah yang sudah dipilah bank sampah sebelumnya, kegiatan ini menurut para petugas bank sampah mirip dengan kegiatan petani yang memanen padi dari sawah.
49
Operasi ini dimulai dengan petugas bank sampah menyiapkan sampah-sampah yang ingin dijual sesuai dengan jenisnya seperti boncos (kemasan refill, sachet kopi dalam keadaan kotor), putihan (bekas kertas fotokopi putihan, buku bekas), dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan karena lapak hanya membeli sampah yang sudah dipilah sesuai jenisnya dan rapih sehingga mereka tidak menerima sampah yang tidak memenuhi kriteria. Selanjutnya lapak mendatangi bank sampah sesuai dengan jadwal yang ditentukan untuk menjalankan operasi Panen. Jadwal diadakannya operasi panen tidak tetap karena lapak datang berdasarkan panggilan bank sampah, namun operasi ini diadakan setiap dua kali seminggu. Lalu lapak dengan bantuan petugas bank sampah yang ada menimbang sampah sesuai dengan jenisnya, sementara ketua bank sampah menuliskan hasil timbangan tersebut serta harga yang ditetapkan oleh lapak dari jenis sampah ditimbang untuk dikalikan. Setelah semua sampah yang ingin dibeli telah selesai ditimbang dan dimasukkan kedalam truk pick-up, ketua menghitung jumlah nominal sampah yang dibeli dan memberikan nota yang harus dibayar lapak untuk menyelesaikan operasi. Alasan kenapa ketua bank sampah turun langsung dalam menangani administrasi selama operasi panen berlangsung adalah karena kurangnya petugas yang aktif. Bank sampah biasanya dapat menjual sampah anorganik kepada lapak sebanyak 500 kg sampai dengan 1000 kg dan mendapatkan pendapatan minimal 1 juta rupiah setiap diadakannya operasi panen.
50
Operasi panen memang tampak seperti hubungan jual beli, dimana lapak membeli sampah yang dikumpulkan bank sampah sesuai dengan jenis dan beratnya. Hal yang membedakan kerjasama antara kedua pihak ini dengan jual beli biasa adalah bahwa pada kerjasama yang dilakukan oleh bank sampah dengan lapak Condet mengangkat konsep ta’awun, , dimana jual beli yang dilakukan oleh kedua pihak tersebut menolong banyak pihak, bahkan pihak yang tidak terkait secara langsung dengan jual beli tersebut dan pada akhirnya menimbulkan manfaat besar bagi banyak pihak, khususnya kepada masyarakat dan lingkungan Kelurahan Rawajati. Sedangkan pada jual beli biasa, manfaat yang ditimbulkan umumnya hanya berlaku pada pihak yang bertransaksi saja, seperti pihak penjual mendapatkan manfaat berupa uang dari barang yang dijualnya saja dan pihak pembeli hanya mendapatkan manfaat berupa barang yang dibelinya, sehingga tolong-menolong yang dilakukan pada jual beli biasa terbatas kepada pihak yang terkait dengan transaksi tersebut. Penegakkan dari konsep ta’awun pada kerjasama antara bank sampah dengan lapak dapat dilihat dari manfaat yang ditimbulkan oleh jual beli yang dilakukan oleh bank sampah dengan lapak. Selain saling tolong-menolong antara bank sampah dengan lapak ketika mereka melakukan jual beli sampah, pihak-pihak lain yang tidak berkaitan juga ikut tertolong dengan adanya kerjasama ini. Selain manfaat-manfaat yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, jual beli antara bank sampah dan lapak juga menimbulkan
51
manfaat kepada pihak-pihak lain, seperti rekanan dari lapak Condet yang dapat memperoleh sampah untuk kebutuhan mereka, dan sebagainya. Kegiatan jual beli yang dilakukan antara bank sampah Rawajati dengan lapak dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan sahnya jual beli menurut hukum syariah, seperti adanya pembeli dan penjual, terjadinya akad, dan ada objek transaksinya. Berikut akan dijelaskan secara lebih rinci: 1. Adanya pihak yang bertransaksi (Al-‘Aqid). Sudah jelas bahwa kegiatan jual beli sampah ini memenuhi syarat ini, dimana bank sampah sebagai penjual dan lapak sebagai pembeli. Kedua pihak ini juga memenuhi syarat dari Al-‘Aqid seperti baligh, merdeka, berakal. Transaksi jual beli ini juga dilakukan secara sukarela tanpa ada paksaan dari pihak lain. 2. Adanya ijab-qabul (Al-‘Aqd). Ada dua opini yang bertentangan untuk syarat ini, dimana yang pertama adalah opini yang menyebutkan bahwa jual beli tanpa mengucapkan ijab-qabul dianggap tidak sah dan opini kedua menyebutkan bahwa jual beli dapat dianggap sah walaupun tidak mengucapkan ijab-qabul. Opini kedua didukung oleh surat An-Nisa’ ayat 29, dimana ayat tersebut hanya mensyaratkan bahwa jual beli yang dianggap sah karena adanya sikap saling ridha antara penjual dan pembeli, ayat tersebut tidak menyebutkan pengucapan lafaz ijab-qabul sebagai syarat sah dari transaksi jual beli. Karena penjelasan tersebut, kegiatan jual beli sampah antara bank sampah dengan nasabah telah memenuhi syarat ini, karena nasabah dan bank sampah Rawajati saling ridha dalam melaksanakan transaksi jual beli tersebut. 52
3. Adanya objek transaksi (Al-Ma’qud ‘Alaihi). Walau barang yang menjadi objek transaksi jual beli ini adalah sampah, sesuatu yang dalam pandangan masyarakat umum dianggap sebagai material yang tidak memiliki nilai lagi, namun kenyataannya tidak demikian. Dalam jual beli ini, sampah yang menjadi objek transaksi sebelumnya sudah ditetapkan jenis-jenis dan harga per jenisnya, seperti koran bekas, botol minuman dan sebagainya. Sampah yang ditetapkan sebagai objek jual beli ini tentu memiliki nilai dan manfaat bagi lapak Condet karena mereka sendiri yang memilih jenisjenis sampah yang dibeli dari bank sampah.
D. Kendala-kendala yang dihadapi Bank Sampah Rawajati Sebagai lembaga yang usianya masih tergolong muda, bank sampah Rawajati tentu saja mengalami kendala dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari. Kendala-kendala yang dialami beragam jenisnya mulai dari kendala pada sistem administrasi, keuangan dan lain sebagainya. Berikut akan dijelaskan secara rinci kendala apa saja yang dialami oleh bank sampah Rawajati: 1. Kurangnya Anggota Bank Sampah Rawajati yang Aktif Bekerja Kendala ini tentu sangat mengganggu kegiatan operasi bank sampah sehingga tidak mendapatkan hasil yang optimal dan pada beberapa kesempatan, hal ini menyebabkan bank sampah sempat mengalami kerugian. Dalam prakteknya hanya 3-4 anggota yang aktif bekerja dari 53
belasan
anggota
bank
sampah
yang
terdaftar
didalam
susunan
kepengurusan bank sampah Rawajati. Keadaan ini menyebabkan anggota yang aktif terpaksa mengambil beberapa pekerjaan sekaligus. Contohnya salah satu anggota yang seharusnya hanya bertugas dalam bidang pembuatan kompos seperti yang tertera di dalam SOP, karena kurangnya anggota yang aktif ia terpaksa mengambil beberapa tugas seperti mengukur berat sampah, mencatat nominal saldo nasabah, menerima nasabah baru, memilah sampah sesuai dengan jenisnya dan tugas lainya disamping tugasnya untuk membuat kompos. 2. Kurangnya Dana Operasional Bank Sampah Rawajati Kendala ini terjadi lebih signifikan terjadi akhir-akhir ini saja karena sebelumnya bank sampah Rawajati menerima dana operasional dari Dinas Kebersihan selama 6 bulan. Dana tersebut digunakan untuk kebutuhan operasional seperti bensin untuk germot, listrik, menggaji anggota dan sebagainya. Kekurangan dana operasional tentunya dapat berdampak buruk terhadap kegiatan sehari-hari bank sampah dan kemampuan bank sampah dalam memperoleh pendapatan. 3. Kurangnya Nasabah Aktif Kendala ini dapat mengganggu kemampuan bank sampah Rawajati dalam memperoleh pendapatan secara langsung. Nasabah aktif disini adalah nasabah yang selalu menabung sampahnya setiap diadakannya 54
operasi jemput bola sedangkan nasabah yang tidak aktif . Total nasabah yang dimiliki oleh bank sampah Rawajati berjumlah 660 orang dari 6 RW yang ada di kelurahan Rawajati. Dari 660 nasabah yang dimiliki oleh bank sampah tersebut, sekitar 50% saja yang menjadi nasabah aktif. Keadaan ini dapat membuat berkurangnya sampah yang didapatkan oleh bank sampah dan pada akhirnya menyebabkan berkurangnya pendapatan yang diperoleh bank sampah Rawajati.
55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, baik itu melalui wawancara terhadap anggota-anggota dan ketua bank sampah dan pengamatan secara langsung atas kegiatan operasi bank sampah Rawajati maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan seperti berikut ini: 1. Proses pengolahan sampah yang dilakukan oleh bank sampah terdiri dari dua kegiatan, yaitu operasi jemput bola dan operasi panen. Operasi jemput bola adalah kegiatan bank sampah membeli sampah anorganik yang dikumpulkan oleh nasabah, dimana sampah tersebut akan dipilah menjadi beberapa bagian yaitu sampah yang akan dijual kelapak Condet, sampah yang disimpan untuk didaur ulang baik itu oleh bank sampah sendiri atau dengan bantuan ibu-ibu PKK, dan sampah yang tidak bisa dijual dan didaur ulang akan langsung dibuang ke TPA Bantar Gebang. Operasi panen adalah kegiatan bank sampah menjual sampah yang didapatkan dari nasabah kepada lapak Condet, . 2. Akad yang dipakai dalam kerjasama antara bank sampah Rawajati dengan nasabah merupakan akad jual-beli dengan mengangkat konsep ta’awun. Hal ini terbukti dengan banyaknya pihak, baik itu pihak yang terkait secara langsung maupun yang tidak terkait sama sekali dengan kerjasama ini,
56
mendapatkan banyak manfaat dengan adanya transaksi jual beli ini, seperti masyarakat Kelurahan Rawajati secara umum yang terbantu karena berkurangannya sampah yang ada disekitar lingkungan mereka, dan lain sebagainya. Transaksi jual beli antara bank sampah dengan nasabah ini juga memenuhi syarat-syarat sahnya sebuah jual beli menurut hukum syariah. 3. Akad yang dipakai dalam kerjasama antara bank sampah Rawajati dengan lapak Condet merupakan akad jual-beli dengan mengangkat konsep ta’awun. Hal ini terbukti dengan banyaknya pihak, baik itu pihak yang terkait secara langsung maupun yang tidak terkait sama sekali dengan kerjasama ini, mendapatkan banyak manfaat dengan adanya transaksi jual beli ini. Transaksi jual beli antara bank sampah dengan lapak Condet ini juga memenuhi syarat-syarat sahnya sebuah jual beli menurut hukum syariah . B. Saran Berdasarkan temuan yang diperoleh selama melakukan penelitian terhadap bank sampah Rawajati, maka penulis memberikan saran kepada beberapa pihak yang terkait sebagai berikut: 1. Kepada bank sampah Rawajati, ada baiknya untuk terus mencari sumbersumber pendapatan lain yang potensial seperti mempertimbangkan untuk menjual
pupuk-pupuk
buatan
57
sendiri
kepada
pihak-pihak
yang
membutuhkan, lebih agresif dalam menjual produk-produk kreatif dari sampah dan sebagainya. Lalu agar bank sampah Rawajati menambah petugas-petugas yang aktif untuk mengoptimalkan kegiatan bank sampah. 2. Kepada masyarakat khususnya masyarakat kelurahan Rawajati, ada baiknya untuk lebih aktif dalam berpatisipasi dengan bank sampah untuk kepentingan bersama, dimana bank sampah mendapatkan sampah yang telah dipilah oleh masyarakat dan dalam jumlah yang lebih banyak dan masyarakat dapat menjaga lingkungan disekitarnya. 3. Kepada pemerintah agar lebih peka akan kebutuhan-kebutuhan bank sampah seperti pemberian dana, sarana dan prasarana, dan lain sebagainya. Lalu agar pemerintah mencanangkan program-program bank sampah didaerah lain. 4. Kepada peneliti lain yang ingin meneliti tentang bank sampah, penulis menyarankan untuk mencari detail-detail lebih banyak tentang peran bank sampah terhadap kehidupan masyarakat disekitarnya.
58
DAFTAR PUSTAKA
Setyobudi, Andang. “Peran Serta Bank Indonesia dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)”. Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan. Volume 5 no. 2 (Agustus 2007): h.27. Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010. Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed. Ke-6. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002. Kasmir. Pemasaran Bank, Ed ke-1. Jakarta: Kencana, 2005. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. Ke-4, Cet. Ke-1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2008. Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Cet Ke-1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007. Departemen Kebudayaan dan Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. Ke-3, Cet. Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Artaloka, 1994. Rahman, Afzalur. Doktrin Ekonomi Islam Jilid 4. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1996. Ibnu Qudamah. Al Mughni. Penerjemah Muhydin Mas Rida. Jakarta: Pustaka Azzam, 2010. Zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam wa Adillatuhu. Penerjemah Abdul Hayyie alKattani, dkk. Jakarta: Gema Insani Press, 2011. Abubakar, Taqiyuddin. Kifayatul Akhyar. Penerjemah Achmad Zaidun dan A. Ma’ruf Asrori. Surabaya: Bina Ilmu, 1997.
SKRIPSI: Kholid, Muhammad. “Pemberdayaan Ekonomi Umat melalui Pola Kerjasama Bank Sampah (studi pada Bank Sampah Karya Peduli Cilincing).” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011.
59
Ismail. “Peran Bank sampah Seruni Jakarta Selatan dalam Peningkatan Perekonomian Nasabah.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2012. Darmiyanti. “Pola Kerjasama antara Lembaga Amil Zakat Infak dan Shodaqoh (Lazis) PLN P3B Jawa Bali dengan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) dalam Pemberdayaan Dana Zakat.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008. Fadillah, Sri. “Efektivitas Pola Kemitraan dalam Kerjasama Bank Muamalat Indonesia dengan Mega Life cabang syari'ah dalam mengembangkan Sharia Mega Covers.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011.
WAWANCARA: Wawancara Pribadi dengan Bapak Supardi, pengurus Bank Sampah Rawajati. Jakarta. 10 Februari 2013. Wawancara Pribadi dengan Ibu Selvi, ketua Bank Sampah Rawajati. Jakarta. 04 Januari 2014.
INTERNET: Bank Indonesia. “Outlook Perbankan Syariah 2013”. Artikel diakses pada tanggal 10 Oktober 2013 dari www.bi.go.id Budi Raharjo. “Jakarta baru miliki 94 Bank Sampah”. Artikel diakses pada tanggal 27 Februari 2013 dari http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/metropolitan/10/11/09/145555-jakarta-baru-miliki-94-bank-sampah Santoso, Urip. “Penanganan Sampah untuk menuju Kota Bersih dan Sehat”. Artikel diakses pada tanggal 15 Februari 2013 dari http://uripsantoso.wordpress.com/2009/01/12/penanganan-sampah-untukmenuju-kota-bersih-dan-sehat/ Leribun, Joe. “Bank Sampah Rawajati patut diteladani”. Artikel diakses pada tanggal 7 Februari 2013 dari http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/28/09193688/Bank.Sampah. Rawajati.Patut.Diteladani Cokroaminoto. “Jenis dan Pendekatan Penelitian Kualitatif”. Artikel diakses pada tanggal 7 Februari 2013 dari http://www.menulisproposalpenelitian.com/2011/01/jenis-jenis-penelitiankualitatif.html
60
“Sensus Penduduk 2010 Provinsi DKI Jakarta”. Artikel diakses pada tanggal 24 Februari 2013 dari http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=323&wid=3100000000&l ang=id
61
Nama: Ida Bagus Roni, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Daftar Pertanyaan Wawancara Skripsi Kepada Ibu Sylvia Ermita (Ketua Bank Sampah Rawajati) “POLA KERJASAMA BANK SAMPAH RAWAJATI DENGAN REKANAN MENURUT SYARIAH”
1. Bagaimana latar belakang terbentuknya bank sampah Rawajati? 2. Siapa saja pihak yang menjadi rekanan bank sampah? 3. Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan oleh para rekanan tersebut dengan bank sampah? 4. Apakah sampah yang dikumpulkan dijual semua kepada lapak? 5. Bagaimana bentuk pengolahan sampah yang dilakukan oleh bank sampah? 6. Produk apa saja yang dihasilkan oleh bank sampah? 7. Berapa banyak jumlah nasabah yang dimiliki oleh bank sampah? 8. Bagaimana penyebaran nasabah bank sampah yang ada disetiap RW di Kelurahan Rawajati? 9. Bagaimana jadwal pengangkutan sampah yang ada di masyarakat? 10. Bagaimana tata cara penerimaan nasabah bank sampah? 11. Apa saja kendala yang dihadapi oleh bank sampah selama ini?